Bab osteo

2
BAB I PENDAHULUAN Osteomielitis meupakan infeksi pada tulang dan medula tulang. Osteomielitis masih merupakan masalah dibidang orthopaedi, terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya insiden dan banyaknya kasus-kasus “neglected”. Tingginya insiden osteomielitis diakibatkan oleh tingkat higiene dan nutrisi yang masih rendah, fasilitas diagnostik yang belum memadai hingga pelayanan kesehatan primer dan pengobatan osteomielitis membutuhkan waktu yang lama. 1,2,3 Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula ditemukan pada bayi. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula serta korpus vertebra. Osteomielitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid-sinusoid. 3 Semua mikroorganisme dapat menyebabkan osteomielitis namun agen yang tersering adalah bakteri piogenik dan Mycobacterium tuberculosis. Penyebab osteomielitis piogenik adalah staphylococcus aureus (80-90%), Escherichia coli, pseudomonas, salmonella serta Haemophilus influenza dan kelompok B Streptococcus pada neonatus. 4

description

osteomielitis

Transcript of Bab osteo

BAB IPENDAHULUANOsteomielitis meupakan infeksi pada tulang dan medula tulang. Osteomielitis masih merupakan masalah dibidang orthopaedi, terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya insiden dan banyaknya kasus-kasus neglected. Tingginya insiden osteomielitis diakibatkan oleh tingkat higiene dan nutrisi yang masih rendah, fasilitas diagnostik yang belum memadai hingga pelayanan kesehatan primer dan pengobatan osteomielitis membutuhkan waktu yang lama. 1,2,3

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula ditemukan pada bayi. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula serta korpus vertebra. Osteomielitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid-sinusoid.3

Semua mikroorganisme dapat menyebabkan osteomielitis namun agen yang tersering adalah bakteri piogenik dan Mycobacterium tuberculosis. Penyebab osteomielitis piogenik adalah staphylococcus aureus (80-90%), Escherichia coli, pseudomonas, salmonella serta Haemophilus influenza dan kelompok B Streptococcus pada neonatus.4Osteomielitis dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem waldvogel et al dan Cierny et al. Pada sistem waldvogel yang pertama, osteomielitis bagi berdasarkan durasi menjadi akut, dan kronik. Kedua, berdasarkan sumber infeksi yaitu secara hematogen yang berasal dari bakteriemia atau perluasan langsung dari suatu fokus infeksi disendi atau jaringan lunak sekitar atau implantasi traumatik setelah fraktur compound atau tindakan bedah ortopedi Cierny-Mader Cierny dan Mader mengembangkan sistem klasifikasi untuk osteomyelitis kronik berdasarkan anatomi, dan fisiologis untuk menentukan derajat infeksi. Kriteria anatomis mencakup empat tipe. Tipe I, lesi medular, osteomielitis pada rongga medular tulang. Pada tipe II, osteomyelitis superfisial terbatas pada permukaan luar dari tulang (bagian korteks),dan sering terjadi pada inokulasi secara langsung atau perluasan langsung dari suatu fokus infeksi. Tipe III osteomielitis terdapat pada korteks dan medula tulang dan merupakan suatu infeksi terlokalisir dengan lesi stabil, berbatas tegas dengan sequestrasi kortikal tebal dan kavitasi. Tipe IV merupakan lesi osteomietitis difus yang menyebabkan instabilitas mekanik. Kriteria fisiologis dibagi menjadi tiga kelas berdasar tiga tipe jenis host. Host kelas A memiliki respon pada infeksi dan operasi. Host kelas B memiliki kemampuan imunitas yang terbatas dan penyembuhan luka yang kurang baik. Ketika hasil penatalaksanaan berpotensi lebih buruk dibandingkan keadaan sebelum penanganan, maka pasien digolongkan menjadi host kelas C.5