BAB IV.docx

7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Plaju dan Praktek dr.Yulniar,Sp.A Palembang pada bulan desember 2013 sampai dengan Februari 2014. Data diperoleh dari respon secara langsung menggunakan kuisioner yang berisi tentang pengaruh vaksin DPT Seluler dan Aseluler di Puskesmas Plaju dan praktek dr.Yulniar,Sp.A Palembang. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah semua anggota populasi terjangkau. Adapun pengaruh dari vaksin DPT Seluler dan Aseluler antara lain bengkak di lokasi suntikan, nyeri lokal, kemerahan di lokasi suntikan, demam,kajang, menangis > 3 jam.Data yang diperoleh tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan tabel B X K. A. Demam Tabel 4.1 Tabulasi kejadian Demam Vaksin DPT Seluler Vaksin DPT Aseluler Ya Tidak Ya Tidak Demam 23 1 - 20 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat pengaruh Demam pada vaksin DPT Seluler sebanyak 23 bayi dari 24 bayi

Transcript of BAB IV.docx

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1.HasilPenelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Plaju dan Praktek dr.Yulniar,Sp.A Palembang pada bulan desember 2013 sampai dengan Februari 2014. Data diperoleh dari respon secara langsung menggunakan kuisioner yang berisi tentang pengaruh vaksin DPT Seluler dan Aseluler di Puskesmas Plaju dan praktek dr.Yulniar,Sp.A Palembang. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah semua anggota populasi terjangkau. Adapun pengaruh dari vaksin DPT Seluler dan Aseluler antara lain bengkak di lokasi suntikan, nyeri lokal, kemerahan di lokasi suntikan, demam,kajang, menangis > 3 jam.Data yang diperoleh tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan tabel B X K.A. DemamTabel 4.1 Tabulasi kejadian DemamVaksin DPT SelulerVaksin DPT Aseluler

YaTidakYaTidak

Demam231-20

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat pengaruh Demam pada vaksin DPT Seluler sebanyak 23 bayi dari 24 bayi yang menjadi responden, sedangkan pada Vaksin DPT Aseluler tidak terdapat pengaruh Demam dari 20 bayi yang menjadi responden. B. Bengkak dilokasi suntikanTabel 4.2 Tabulasi kejadian Bengkak dilokasi suntikanVaksin DPT SelulerVaksin DPT Aseluler

YaTidakYaTidak

Bengkak dilokasi suntikan519317

Berdasarkan Tabel 4.2 yang mengalami bengkak dilokasi suntikan pada pemberian vaksin DPT Seluler sebanyak 5 bayi dari 24 bayi yang menjadi responden sedangkangan pada vaksin DPT Aseluler yang mengalami bengkak dilokasi suntikan sebanyak 3 bayi dari 20 bayi yang menjadi responden.

C. Nyeri dilokasi suntikanTabel 4.3 Tabulasi kejadian Nyeri dilokasi suntikanVaksin DPT SelulerVaksin DPT Aseluler

YaTidakYaTidak

Nyeri dilokasi suntikan168317

Berdasarkan Tabel 4.3 yang mengalami nyeri dilokasi suntikan pada pemberian vaksin DPT Seluler sebanyak 16 bayi dari 24 bayi yang menjadi responden, sedangkan pada pemberian vaksin DPT Aseluler yang mengalami nyeri dilokasi suntikan sebanyak 3 bayi dari 20 bayi yang menjadi responden.D. Kemerahan dilokasi suntikanTabel 4.4 Tabulasi kejadian Kemerahan dilokasi suntikanVaksin DPT SelulerVaksin DPT Aseluler

YaTidakYaTidak

Kemerahan dilokasi suntikan 186515

Berdasarkan Tabel 4.4 yang mengalami kemerahan dilokasi suntikan pada pemberian vaksin DPT Seluler sebanyak 18 bayi dari 24 bayi yang menjadi responden, sedangkan pada pemberian vaksin DPT Aseluler yang mengalami kemerahan dilokasi suntikan sebanyak 5 bayi dari 20 bayi yang menjadi responden. E. Menangis >3 jamTabel 4.5 Tabulasi menangis >3 jamVaksin DPT SelulerVaksin DPT Aseluler

YaTidakYa Tidak

Menangis > 3 jam915-20

Berdasarkam Tabel 4.5 yang menangis > 3 jam setelah pemeberian Vaksin DPT Seluler sebanyak 9 bayi yang menjadi responden sedangkan pada pemberian Vaksin DPT Aseluler tidak ada kejadian menangis >3jam.F. KejangTabel 4.6 Tabulasi Kejadian KejangVaksin DPT SelulerVaksin DPT Aseluler

Ya Tidak Ya Tidak

Kejang -24-20

Berdasarkan tabel 4.6 tidak ditemukan kejadian kejang setelah pemberian dari kedua macam vaksin DPT.

4.2 PembahasanDari 44 sampel yang melakukan vaksin DPT Seluler sebanyak 24 sampel dan sebanyak 20 sampel yang melakukan vaksin DPT Aseluler. Pada hasil tabulasi kejadian pasca imunisasi sebanyak 44 sampel menunjukan bahwa pada pemberian vaksin DPT Seluler lebih tinggi dibandingkan vaksin DPT Aseluler. Pada vaksin DPT Seluler kejadian demam menunjukan 23 bayi dari 24 bayi yang menjadi responden dibandingkan pada vaksin DPT Aseluler tidak ditemukan kejadian demam, 5 bayi yang mengalami bengakak dilokasi suntikan sedangkan 3 bayi pada vaksin DPT Aseluler, 16 bayi yang mengalami nyeri dilokasi suntikan sedangkan 3 bayi yang mengalami nyeri dilokasi suntikan pada pemberian vaksin DPT Aseluler, 18 bayi yang mengalami kemerahan dilokasi suntikan pada vaksin DPT Seluler dan 5 bayi yang mengalami kemerahan dilokasi suntikan pada vaksin DPT Aseluler, 9 bayi menangis >3 jam pada vaksin DPT Seluler dan tidak terdapat pada vaksin DPT aseluler, sedangkan kejadian kejang tidak ditemukan pada kedua pemberian vaksin DPT ini.Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian uji coba perbandingan yang dilakukan di Amerika Serikat oleh NIH saat Vaksin Pertusis Aseluler dibandingkan dengan Vaksin Pertusis Seluler (Sanofi Pasteur Inc., Data on File 2005).Sedangkan dari buku Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun menyebutkan bahwa Vaksin DPT seluler sering mengakibatkan reaksi lokal dan demam. Kadang kadang menimbulkan reaksi neurologis, seperti ensafalopati, kejang, dan episode hipotonik hiporesponsif serta menangis menjerit berkepanjangan lebih dari 3 jam bila dibandingkan dengan Vaksin DPT aseluler efek samping sistemik maupun lokal dua sampai empat kali lebih jarang terjadi (A.Samik Wahab, 2002).

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanDari hasil penelitian yang dilakukanpada Puskesmas Plaju dan Praktek dr. Yulniar.Sp,A mengenai Pengaruh Vaksin DPT Seluler dan DPT Aselluler pada bayi usia 2-6 bulan pada bulan Desember 2013-Februari 2014, maka dapat disimpulkan bahwa dari 44 sampel, yang melakukan vaksin DPT Seluler ada 24 bayi dan pada vaksin DPT Aseluler 20 bayi yang menunjukan pada Vaksin DPT seluler pengaruhnya lebih tinggi dibandingkan vaksin DPT aseluler.5.2 SaranBerdasarkan pada penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih klinis berhubungan dengan pengaruh Vaksin DPT Seluler dan Vaksin DPT Aseluler2. Penelitian selanjutnya menggunakan teknik sampling yang berbeda.3. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan sampel yang lebih besar sehingga hasil yang digunakan lebih akurat.4. Disarankan kepada para medis untuk memberikan edukasi kepada orang tua bayi mengenai efek pemberian vaksin DPT.