BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATAidr.uin-antasari.ac.id/13414/7/BAB IV.pdf · 2019. 12....
Transcript of BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATAidr.uin-antasari.ac.id/13414/7/BAB IV.pdf · 2019. 12....
31
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
Berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan adalah dengan cara observasi
dan wawancara langsung kepada pemilik perusahaan, maka dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Roti Sari Wangi ini berdiri sejak tahun 2006 yang beralamat di Jl.
Ahmad Yani KM.5 Komplek Pondok Banjar Indah Permai, Jl Pinang
Raya no 20 yang mana di dirikan dari kerjasama 2 orang yaitu Bapa Edy
dan Bapa Ahau tujuan awal mereka yaitu untuk mendapatkan laba dan
untuk memberi lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan untuk
kemaslahatan bersama dengan memperkerjakan 61 pekerja. Usaha ini
sudah berjalan 13 tahun. Banyak varians rasa yang di tawarkan pada
produk ini di antaranya rasa strawberry, blueberry, nanas, mentega dan
fla. Karena banyaknya permintaan konsumen setahun belakangan ini
perusahaan hanya mampu memproduksi roti dengan rasa fla.
Pada bagian produksi setiap harinya perusahaan memproduksi
70.800 roti perrhari. Jadwal memproduksi Roti Sari Wangi yaitu setiap
hari dari jam 08.00-18.00.
32
Data yang ditemukan dilapangan pada perhitungan harga pokok
produksi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Bahan Baku untuk 2.124.000 Roti Sari Wangi
Secara Manual Untuk Bulan Mei 2019
No Bahan Banyak Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Tepung Terigu 2.548.8 karung 220.000/karung 560.736.000
2 Gula Pasir 106.2 karung 600.000/karung 63.720.000
3 Mentega 4.260 kg 13.000/kg 55.380.000
4 Garam 1.062 kg 11.000/kg 11.682.000
5 Bread Improver 531 kg 85.000/kg 45.135.000
6 Ragi 1.062 kg 90.000 95.580.000
7 Air 55.080 liter - -
Fla
1 Gula Pasir 49 karung 600.000/karung 29.400.000
2 Susu Kaleng 7.020 kaleng 9.000/kaleng 63.180.000
3 Minyak Goreng 7.020 liter 12.000/liter 84.240.000
4 Telur 8.190 biji 1.300/biji 10.647.000
5 Garam 6 kg 11.000/kg 66.000
Total Rp 1.019.766.000
Sumber: “Roti Sari Wangi” 2019
33
Tabel 4.2
Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung Roti Sari Wangi
Secara Manual Untuk Bulan Mei 2019
Keterangan
Mei 2019
Jumlah
Pekerja
Upah (Rp) Bonus (Rp) Total (Rp)
Bagian Adon 30 900.000 400.000 39.000.000
Bagian
Panggangan
3 900.000 400.000 3.900.000
Bagian Potong 10 900.000 400.000 13.000.000
Bagian Oles 10 900.000 400.000 13.000.000
Bagian Bungkus 8 900.000 400.000 10.400.000
Total 61 Rp 900.000 Rp 400.000 79.300.000
Sumber: “Roti Sari Wangi” 2019
34
Tabel 4.3
Roti Sari Wangi
Laporan Harga Pokok Produksi
Roti Sari Wangi Bulan Mei 2019 Sebanyak 2.124.000
Biaya Bahan Baku:
Tepung Terigu Rp 560.736.000
Gula Pasir Rp 63.720.000
Mentega Rp 55.380.000
Garam Rp 11.682.000
Bread Improver Rp 45.135.000
Ragi Rp 95.580.000
Air Rp 600.000
Fla:
Gula Pasir Rp 29.400.000
Susu Kaleng Rp 63.180.000
Minyak Goreng Rp 84.240.000
Telur Rp 10.647.000
Garam Rp 66.000
Rp 1.019.766.000
Biaya Tenaga Kerja:
Upah Karyawan Rp 79.300.000
Biaya Overhead Pabrik:
Plastik Bungkus Rp 74.340.000
Harga Pokok Produksi: Rp 1.173.406.000
35
Sumber: “Roti Sari Wangi” 2019
Biaya-biaya diatas adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari
proses bahan mentah menjadi produk jadi yang siap dijual. Proses pembuatan Roti
Sari Wangi berawal dari pembuatan adonan yaitu bahan-bahan yang sudah ditakar
lalu dibuat kedalam mesin pengadon. Setelah dikeluarkan dari mesin, adonan
tersebut dipukul-pukul menggunakan tangan dan dilanjutkan seksi pencetakan dan
disusun diatas loyang. Proses selanjutnya adonan di diamkan di ruang uap kira-
kira 5 jam atau sampai adonan mengembang. Setelah mengembang adonan di
oven sekitar 10-15 menit, diamkan sampai dingin dan dilanjutkan oleh seksi
pemotongan dan pengolesan fla pada roti. Proses terakhir yaitu pembungkusan
roti menggunakan mesin, setelah dibungkus roti siap dipasarkan.
Dalam perusahaan ini, banyak biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses
pembuatan Roti Sari Wangi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead pabrik. Dalam menghitung biaya bahan baku garam pada
pembuatan fla seharusnya dimasukkan kedalam biaya penolong karena pada
proses pembuatan fla , garam digunakan hanya untuk menambah rasa gurih pada
fla. Seharusnya biaya penggunaan air ini dihitung sebagai biaya bahan penolong.
Dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung, biaya yang seharusnya
diperhitungkan yaitu biaya seksi pengadonan, seksi pencetakan, seksi
pemanggangan/oven, seksi pemotongan, seksi pengolesan dan seksi
pembungkusan. Namun dalam perusahaan biaya pencetakan tidak dimasukkan
36
sebagai biaya tenaga kerja langsung. Biaya seksi pencetakan seharusnya
dimasukkan sebagai biaya tenaga kerja langsung karena merupakan proses dalam
produksi.
2. Struktur Organisasi
Seluruh perusahaan besar, menengah atau kecil mempunyai
struktur organisasi. Namun struktur setiap perusahaan itu berbeda-beda.
Struktur organisasi dibuat untuk memudahkan dan mengawasi kegiatan
operasional perusahaan. Perlu dibuat struktur organisasi untuk
mengelompokkan bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Berikut
dibawah ini merupakan struktur organisasi perusahaan Roti Sari Wangi:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
Roti Sari Wangi
Sumber: “Roti Sari Wangi”2019
Pimpinan Bungkus Pimpinan Produksi
Seksi Pemotongan Seksi Pengadonan Seksi Panggangan
Seksi Pengolesan
Seksi Packing
(Pembungkusan)
37
PEMBAGIAN TUGAS
Berikut dibawah ini adalah pembagian tugas dari masing-masing bagian yang
ada didalam struktur organisasi Roti Sari Wangi:
a. Pimpinan Produksi
Pemilik sekaligus sebagai pimpinan mempunyai tugas yaitu:
1) Mengawasi pembuatan adonan dan pemanggangan roti sesekali
membantu apabila karyawan ada yang tidak hadir
2) Menentukan tugas masing-masing karyawan.
3) Mengatur kegiatan-kegiatan operasional yang berkaitan dengan proses
produksi roti.
4) Membayar upah kerja
5) melakukan pengeluaran untuk kebutuhan operasional proses produksi
b. Pimpinan Pembungkusan
Pemilik sekaligus sebagai pimpinan mempunyai tugas yaitu:
1) Mengawasi bagian pemotongan dan pengolesan roti, bagian
pemanggangan dan bagian pembungkusan roti sesekali juga membantu
apabila karyawan ada yang tidak hadir
2) Menentukan tugas masing-masing karyawan.
3) Mengatur kegiatan operasional yang berkaitan dengan proses produksi
roti
4) Membayar upah kerja
5) melakukan pengeluaran untuk kebutuhan operasional proses produksi
38
c. Bagian Produksi
Bagian produksi adalah bagian terpenting karena di bagian inilah
dilakukan kegiatan produksi roti.
1) Seksi pengadonan
- Melakukan penakaran bahan baku
- Melakukan proses pengadonan roti
2) Seksi Pemanggangan/oven
- Melakukan proses pemanggangan roti yang sudah dicetak dan
didiamkan di mesin uap yang sudah mengembang
- Mengeluarkan roti yang sudah di panggang
d. Bagian Bungkus
Dalam bagian pembungkus ini ada 4 seksi yang bertugas yaitu:
1) Seksi Pemotongan
- Mengambil roti yang sudah dipanggang dan sudah dingin
- Memotong roti yang sudah di panggang
2) Seksi Pengolesan
- Mengambil roti yang sudah dipotong
- Mengoleskan fla ke roti yang sudah dipotong
3) Seksi Pembungkusan
- Mengambil roti yang sudah di oles dan di susun ke mesin
pembungkus
- Mengikat roti-roti yang sudah di bungkus
39
Aktivitas Perusahaan
Roti Sari Wangi adalah satu dari beberapa industri pembuatan roti yang
ada di kota Banjarmasin. Berdasarkan kegiatan industri yang telah berdiri sejak
tahun 2006 ini dilakukan kegiatan operasional perusahaan yaitu pembuatan roti.
Banyak varians rasa yang di tawarkan pada produk ini di antaranya rasa
strawberry, blueberry, nanas, mentega dan fla dan sekarang karna banyaknya
permintaan konsumen perusahaan hanya mampu memproduksi roti dengan fla.
Perusahaan ini memandang masyarakat luas sebagai sasaran pasar mulai
dari anak kecil hingga orang tua. Hasil produksi roti ini sudah tersebar di pasar-
pasar di kota Banjarmasin. Adapun agen-agen yang ingin menjual ke warung-
warung kecil biasanya datang langsung untuk mengambil roti yang sudah siap
dijual.
Proses Produksi
Pada awal mulanya industry ini memproduksi roti dengan berbagai macam
rasa di antaranya rasa strawberry, blueberry, nanas, mentega dan fla. Kemudian
industry ini memutuskan untuk memproduksi roti dengan rasa fla saja karena
meningkatnya permintaan konsumen pada satu varians rasa yaitu fla. Pada bagian
produksi setiap harinya memproduksi dua kemasan roti, ukuran kemasan kecil
mampu memproduksi 59 sak atau 70.800 roti kemasan kecil setiap harinya,
sedangkan untuk kemasan besar mampu memproduksi 4 sak atau 480 roti setiap
harinya.
40
1. Alat dan Bahan yang digunakan:
a. Alat
1) Mesin adon
2) Mesin pencetak
3) Mesin oven
4) Mesin bungkus
5) Ruang uap
6) Loyang
7) Plastik pembungkus
b. Bahan
1) Tepung terigu
2) Gula
3) Mentega
4) Garam
5) Bread improver
6) Ragi
7) Air
8) Susu kaleng
9) Telur
Untuk mengetahui proses pembuatan roti Sari Wari ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
41
Gambar 4.2
Proses Produksi
Roti Sari Wangi
Sumber: “Roti Sari Wangi” 2019
Berikut dibawah ini, akan di jelaskan mengenai gambaran di atas tentang proses
pembuatan Roti Sari Wangi pada Perusahaan Roti Sari Wangi:
a. Pengadonan Roti Sari Wangi
Seluruh bahan yang diperlukan untuk proses pembuatan roti Sari Wangi di
takar terlebih dahulu sesuai dengan berapa banyak roti yang akan dibuat.
Setelah seluruh bahan ditakar, masukan bahan-bahan tersebut satu persatu
ke dalam mesin pengandon dan tunggu sekitar 15-20 menit atau sampai
adonan tercampur rata. Kemudian setelah dikeluarkan dari mesin
pengadon, adonan tersebut dipukul-pukul menggunakan tangan agar roti
tersebut padat. Selanjutnya diteruskan oleh bagian pencetakan roti.
b. Pencetakan adonan Roti Sari Wangi
Setelah selesai pengadonan, roti tersebut dicetak menggunakan mesin agar
sama berat gramnya lalu dibentuk menggunakan tangan dan disusun di
Loyang, kemudian diamkan didalam ruangan uap 5 jam atau sampai
adonan mengembang. Selanjutnya diteruskan oleh bagian pemanggangan
Penakaran dan
pencampuran
bahan
Pencetakan
adonan
Pengadonan Roti Bahan adonan roti
Roti Sari Wangi
siap dipasarkan Pembungkusan Pemanggangan Roti Proses pemotongan
dan pengolesan fla
42
c. Pemanggangan Roti Sari Wangi
Roti yang telah di susun di Loyang, siap untuk dipanggang. Untuk
mengawasi pemangganggang roti, maka ada beberapa karyawan bagian
pemanggangan yang bertugas memasukkan dan mengeluarkan roti ke
dalam pemanggang. Waktu pemanggangan 10-15 menit proses
pemanggangan ini harus selalu diawasi agar tidak ada yang gosong.
Diamkan roti sampai dingin selanjutnya diteruskan oleh bagian
pemotongan roti dan pengolesan fla.
d. Pemotongan roti dan pengolesan fla
Roti yang sudah dingin lalu dipotong satu persatu secara manual setelah
itu lalu dioles secara manual juga. Selanjutnya roti diteruskan oleh bagian
pembungkusan
e. Pembungkusan
Pembungkusan roti dilakukan dengan mesin. Untuk mengawasi
pembungkusan roti, maka ada beberapa karyawan bagian pembungkusan
yang bertugas menyiapkan roti dan plastik untuk pembungkusan. Proses
pembungkusan ini harus selalu diawasi agar tidak ada yang terlewat untuk
pembungkusan. Selanjutnya roti siap dipasarkan
f. Pemasaran
Untuk bagian pemasaran roti perusahaan tidak menyediakan bagian
distribusi karena para konsumen yang datang langsung ke perusahaan
untuk pembelian tersebut.
43
Perusahaan Roti Sari Wangi Kota Banjarmasin, yaitu dari salah seorang Pimpinan
Produksi, maka dapat diuraikan hasil penelitian ini dengan identitas responden
sebagai berikut:
Nama : Bapa Ahau
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Pimpinan Perusahaan
Berikut adalah data wawancara yang berhasil peneliti peroleh dari
wawancara yang peneliti lakukan terhadap Bapa Ahau selaku Pimpinan Produksi.
1. Awal berdiri perusahaan ini tahun 2006 yang mana sudah berjalan kurang
lebih 13 tahun, dan perusahaan ini didirikan dari kerja sama dari Bapa Ahau
dan Bapa Edy selaku Pimpinan di perusahaan. Usaha ini tidak mempunyai
visi dan misi tetapi memiliki tujuan. Tujuannya yaitu pertama untuk
mendapatkan keuntungan/laba dan untuk memberi lapangan pekerjaan bagi
warga sekitar dan untuk kemaslahatan bersama.
2. Jumlah karyawan di bulan Mei sekitar 61 orang dan setiap karyawan
mempunyai tugas masing-masing. 30 orang bertugas dibagian produksi
termasuk dari pengadonan, 3 orang bertugas dibagian pemanggangan, 10
orang bertugas dibagian memotong roti, 10 orang bertugas dibagian
pengolesan dan 8 orang bertugas dibagian pembungkusan.
3. Di perusahaan ini ada rasa bluberry, strawberry, durian, mentega, meses
coklat dan meses pandan, tapi di akhir tahun 2018 hanya difokuskan untuk
memproduksi dengan selai fla karna banyaknya permintaan. Tetapi untuk
44
rasa-rasa yang lain masih disediakan karna dikirim dari cabang palangkaraya.
Tetapi produksi dari Banjarmasin tidak mengirim roti ke Palangkaraya.
4. Untuk jadwal pembuatan roti sari wangi yaitu setiap hari, pegawai boleh
mengambil libur 1 minggu sekali dengan berbeda-beda hari.
Identitas Responden
Nama : Bapa Edy
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Pimpinan Perusahaan
Berikut adalah data wawancara yang berhasil peneliti peroleh dari wawancara
yang peneliti lakukan terhadap Bapa Ahau selaku Pimpinan Bungkus.
1. Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi roti yaitu, Mesin adon, mesin
pencetak, mesin oven, mesin bungkus, ruang uap, loyang dan plastik
pembungkus. Dan untuk bahan baku dan bahan penolong yang diperlukan
untuk memproduksi roti yaitu : Tepung terigu, gula, mentega, garam, bread
improver, ragi, air, susu kaleng dan telur.
2. Untuk jumlah pembuatan roti perharinya perusahaan membatasi hanya 59 sak
sehari yaitu dikemas dengan kemasan kecil yang dijual di warungan dengan
harga Rp 1.000. Untuk 59 sak produksi yang mana 1 sak terdiri dari 4
tumpukan, 1 tumpuk = 25 loyang, 1 loyang = 12 biji jadi produksi roti
perharinya 70800 roti.
45
3. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan bahan penolong
dirincikan sebagai berikut: pemakaian tepung untuk 1 hari produksi ada 10
kali pengadonan, pengadonan pertama dengan biaya: tepung kurang lebih 85
karung dengan seharga sebesar Rp 18.700.000 dengan rincian 216 kg x 9 kali
adon = 1.944 dan 180 kg 1 kali adon jumlah tepung yang dipakai perhari 85
karung karna produksinya tiap hari jadi dikali 30 hari. Dan untuk pemakaian
gula kurang lebih 3,5 karung perhari sebesar Rp 2.100.000 dengan rincian 18
kg x 9 kali adon = 162 dan 15 kg 1 kali adon jumlah gula yang dipakai
perhari 3,5 karung karna produksinya tiap hari jadi dikali 30 hari. Dan
pemakaian bread improver kurang lebih 18 kg sebesar Rp 1.530.000 dengan
rincian 1,8 kg x 9 kali adon = 16,2 dan 1,5 kg 1 kali adon jumlah bread
improver yang dipakai perhari 17,7 kg dikali 30 hari untuk 1 bulan produksi.
Untuk ragi kurang lebih 35,4 kg perhari sebesar Rp 3.186.000 dengan rincian
3,6 kg x 9 kali adon = 32,4 dan 3 kg 1 kali adon jumlah ragi yang dipakai
sebanyak 35,4 kg kali 30 hari untuk 1 bulan produksi. Dan untuk mentega
kurang lebih 142 kg perhari sebesar Rp 1.846.000 dengan rincian 14,4 kg x 9
kali adon = 129,6 dan 12 kg 1 kali adon jumlah mentega yang dipakai
sebanyak 142 kg perhari dikali 30 hari produksi. Untuk garam kurang lebih
35,4 kg perhari sebesar Rp 389.400 dengan rincian 3,6 kg x 9 kali adon =
32,4 dan 3 kg 1 kali adon jumlah garam yang dipakai sebanyak 35,4 kg
perhari kali 30 hari produksi. Dan terakhir untuk pemakaian air 1.770 liter
dengan rincian 180 l x 9 kali adon = 1.620 dan 150 l 1 kali adon jumlah air
yang dipakai sebanyak 1.770 l perhari dikali 30 hari produksi. Dan untuk fla
46
38 kali pembuatan dengan bahan 1 kali pembuatan 82 kg gula dengan harga
Rp 980.000. Garam 100 gr dengan harga Rp 1.200. Susu kaleng 234 kaleng
dengan harga Rp 12.106.000. minyak goreng 234 liter dengan harga Rp
2.808.000. telur 273 biji dengan harga Rp 354.900. Biaya plastik bungkus
untuk 6 roll perhari sebesar Rp 74.340.000, dan biaya operasional seperti
.listrik perusahaan untuk perbulannya kira-kira Rp 2.800.000
4. Tahapan produksi untuk pembuatan roti: yang pertama yaitu di bagian
pengadonan roti Sari Wangi Seluruh bahan yang diperlukan untuk proses
pembuatan roti Sari Wangi di takar terlebih dahulu sesuai dengan berapa
banyak roti yang akan dibuat. Setelah seluruh bahan ditakar, masukan bahan-
bahan tersebut satu persatu ke dalam mesin pengandon dan tunggu sekitar 15-
20 menit atau sampai adonan tercampur. Kemudian setelah dikeluarkan dari
mesin pengadon, adonan tersebut dipukul-pukul menggunakan tangan agar
roti tersebut padat. Selanjutnya adonan siap untuk dicetak, roti tersebut
dicetak menggunakan mesin agar sama berat gramnya lalu dibentuk
menggunakan tangan dan disusun di Loyang, kemudian diamkan didalam
ruangan uap 5 jam atau sampai adonan mengembang. Terus langkah
berikutnya roti di panggang, roti yang telah di susun di loyang, siap untuk
dipanggang. Untuk mengawasi pemangganggang roti, maka ada beberapa
karyawan bagian pemanggangan yang bertugas memasukkan dan
mengeluarkan roti ke dalam pemanggang. Waktu pemanggangan 10-15 menit
proses pemanggangan ini harus selalu diawasi agar tidak ada yang gosong.
Diamkan roti sampai dingin. Langkah berikutnya yaitu pemotongan roti dan
47
pengolesan fla, roti yang sudah dingin lalu dipotong satu persatu secara
manual setelah itu dioles secara manual juga. Setelah selesai barulah
dikemas/dibungkus, ini adalah langkah terakhir dalam produksi roti.
Pembungkusan roti dilakukan dengan mesin. Untuk mengawasi
pembungkusan roti, maka ada beberapa karyawan bagian pembungkusan
yang bertugas menyiapkan roti dan plastik untuk pembungkusan. Proses
pembungkusan ini harus selalu diawasi agar tidak ada yang terlewat untuk
pembungkusan, selanjutnya roti siap dipasarkan. Untuk gaji karyawan
perbulan sebesar Rp 900.000 ditambah bonus perbulan Rp 400.000
B. Analisis Data
Setelah melihat perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh
perusahaan penulis dapat menganalisis dengan metode full costing, adapun
pembahasannya sebagai berikut:
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi
a. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi
Harga jual suatu produk dapat ditetapkan secara tepat jika harga
pokok produksi telah dihitung dengan benar. Seluruh biaya-biaya yang
terkait dalam proses produksi harus dimasukkan dalam perhitungan harga
pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi sangat penting yaitu
untuk menetapkan harga jual suatu produk. Harga jual yang tepat yaitu
jika harga jual yang ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah
yang dapat mengakibatkan perusahaan rugi. Elemen harga pokok
produksi yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
48
overhead pabrik. Contoh biaya overhead pabrik biaya penyusutan
bangunan, biaya tenaga kerja tidak langsung dan peralatan kantor, biaya
listrik, biaya air dll. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan penulis dapat
dilihat bahwa perusahaan ini belum menghitung harga pokok produksi
dengan tepat. Biaya-biaya yang belum dialokasikan dengan benar
sehingga akan mempengaruhi perhitungan biaya produksi yang
dikeluarkan. Berikut dibawah ini elemen-elemen perhitungan harga pokok
produksi Roti Sari Wangi.
b. Analisis Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi. Biaya bahan baku dikelompokkan menjadi 2 yaitu: biaya
bahan baku dan biaya bahan penolong. Berdasarkan hasil analisis
terhadap biaya bahan baku, ditemukan ketidak tepatan dalam
mengklasifikasi biaya bahan baku. Hal ini menyebabkan selisih antara
biaya bahan baku dan biaya bahan penolong, terlihat pada table
dibawah.
49
Table 4.4
Perbandingan Biaya Bahan Baku
Untuk 2.124.000 Roti Sari Wangi
Secara Manual dan dengan Full Costing Bulan Mei Tahun 2019
No
Menurut Perusahaan (Secara
Manual)
Hasil Analisis (Full Costing)
Bahan Baku Jumlah (Rp) Bahan Baku
Bahan
Penolong
1 Tepung Terigu 560.736.000 560.736.000 -
2 Gula Pasir 63.720.000 63.720.000 -
3 Mentega 55.224.000 55.380.000 -
4 Garam 11.682.000 11.682.000 -
5 Bread Improver 45.135.000 45.135.000 -
6 Ragi 95.580.000 95.580.000 -
7 Air 600.000 - 600.000
Fla
1 Gula Pasir 29.400.000 29.400.000 -
2 Susu Kaleng 63.180.000 63.180.000 -
3 Minyak Goreng 84.240.000 84.240.000 -
4 Telur 10.647.000 10.647.000 -
5 Garam 66.000 - 66.000
Total Rp 969.810.000 Rp 1.019.700.000 Rp 666.000
50
Berdasarkan perhitungan bahan baku yang ditetapkan perusahaan dan
perhitungan berdasarkan teori dalam akuntansi biaya, hasil analisis yang
dilakukan terdapat selisih bahan baku dimana perhitungan perusahaan lebih besar.
Hal ini disebabkan karena perusahaan belum memperhitungkan biaya bahan baku
dengan tepat terhadap bahan baku dan bahan penolong.
c. Analisis Terhadap Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja termasuk dalam biaya dikeluarkan selama
proses produksi berlangsung.biaya tenaga kerja terbagi menjadi 2 yaitu:
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya
tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung
dengan proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung
adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang tidak terlibat
secara langsung dalam proses produksi.
Perhitungan biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan Roti
Sari Wangi belum tepat, karena belum diperhitungkannya pemilik
perusahaan yang ikut serta dalam proses produksi. Seharusnya seksi
pembungkusan diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak
langsung. Pada perusahaan diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja
langsung. Lihat table dibawah ini:
51
Table 4.5
Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Untuk Produksi 2.124.000 Buah Roti Sari Wangi
Secara Manual dan dengan Full Costing Bulan Mei Tahun 2019
(Upah untuk 1 bulan)
No
Menurut Perusahaan (Secara Manual) Hasil Analisis (Full Costing)
Tenaga Kerja Jlm Upah Tenaga Kerja Jlm Upah
1 Seksi Pengadonan 30 39.000.000 Seksi Pengadonan 30 39.000.000
2 Seksi Pencetakan - - Seksi Pencetakan 3 3.900.000
3 Seksi
Pemanggangan
3 3.900.000 Seksi Pemanggangan 3 3.900.000
4 Seksi Pemotongan 10 13.000.000 Seksi Pemotongan 10 13.000.000
5 Seksi Pengolesan 10 13.000.000 Seksi Pengolesan 10 13.000.000
6
Seksi
Pembungkusan
8 10.400.000 Seksi Pembungkusan 8 10.400.000
Total 61 79.300.000 Total 64 83.200.000
Berdasarkan perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang
ditetapkan perusahaan dan perhitungan berdasarkan teori dalam akuntansi
biaya, hasil analisis ditemukan biaya seksi pencetakan belum dimasukkan
sebagai biaya tenaga kerja langsung oleh perusahaan. Biaya seksi
pencetakan seharusnya dihitung dan dimasukkan sebagai tenaga kerja
langsung, karena merupakan bagian dari proses produksi. Hasil
perhitungan biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:
52
- Seksi pengadonan Rp 39.000.000
- Seksi pencetakan Rp 3.900.000
- Seksi pemanggangan Rp 3.900.000
- Seksi pemotongan Rp 13.000.000
- Seksi pengolesan Rp 13.000.000
- Seksi pembungkusan Rp 10.400.000
Total Rp 83.200.000
d. Analisis Terhadap Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, maka biaya
overhead pabrik adalah semua biaya produksi yang tidak dapat secara
mudah ditelusuri ke produk. Pada perusahaan Sari Wangi perhtungan
biaya overhead pabrik belum tepat, karena belum diperhitungkannya
biaya listrik, dan biaya penyusutan. Untuk perhitungan yang tepat maka
dilakukan analisis sebagai berikut:
1) Analisis Biaya Penggunaan Listrik
Penggunaan listrik pada perusahaan ini untuk
menghidupkan beberapa mesin yaitu: 1 Mesin pengadon, 1 mesin
oven, 2 mesin pembungkus. Biaya listrik yang dikeluarkan sebesar
Rp 2.800.000. biaya listrik ini juga tidak dimasukkan perusahaan
kedalam biaya harga pokok produksi. Seperti penjelasan
sebelumnya, bahwa produksi ini memproduksi dengan
53
menggunakan 4 mesin. Biaya yang seharusnya dihitung dalam
perhitungan harga pokok produksi Roti Sari Wangi untuk
2.124.000 buah roti pada bulan mei 2019 adalah sebagai berikut:
Perhitungan biaya listrik untuk 4 mesin adalah:
= 2.800.000
4
= 700.000
2) Analisis Biaya Penyusutan Gedung dan Mesin
Pada perusahaan Roti Sari Wangi belum melakukan
perhitungan biaya penyusutan gedung dan mesin dalam
perhitungan harga pokok produksi sebagai biaya overhead pabrik,
untuk menghitung penyusutan gedung dan mesin sebaiknya
perusahaan melakukan perhitungan dengan menggunakan metode
garis lurus.
a) Gedung
Umur Ekonomis = 20 tahun
Harga Perolehan = Rp 50.000.000
Penyusutan per tahun = 1 x 50.000.000 : 20
= 2.500.000/Tahun
54
Table 4.6
Penyusutan Gedung/Tahun
Tahun Depresiasi
Total Akumulasi
Depresiasi
Nilai Buku
Rp 50.000.000
2006 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Rp 47.500.000
2007 Rp 2.500.000 Rp 5.000.000 Rp 45.000.000
2008 Rp 2.500.000 Rp 7.500.000 Rp 42.500.000
2009 Rp 2.500.000 Rp 10.000.000 Rp 40.000.000
2010 Rp 2.500.000 Rp 12.500.000 Rp 37.500.000
2011 Rp 2.500.000 Rp 15.000.000 Rp 35.000.000
2012 Rp 2.500.000 Rp 17.500.000 Rp 32.500.000
2013 Rp 2.500.000 Rp 20.000.000 Rp 30.000.000
2014 Rp 2.500.000 Rp 22.500.000 Rp 27.500.000
2015 Rp 2.500.000 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
2016 Rp 2.500.000 Rp 27.500.000 Rp 22.500.000
2017 Rp 2.500.000 Rp 30.000.000 Rp 20.000.000
2018 Rp 2.500.000 Rp 32.500.000 Rp 17.500.000
2019 Rp 2.500.000 Rp 35.000.000 Rp 15.000.000
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan beban penyusutan gedung
perusahaan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp.
2.500.000/Tahun.
55
b) Mesin Pengadon
Umur Ekonomis = 15 tahun
Harga Perolehan = Rp 3.000.000
Penyusutan per tahun = 1 x 3.000.000 : 15
= 200.000/Tahun
Table 4.7
Penyusutan Mesin/Tahun
Tahun Depresiasi Total Akumulasi
Depresiasi
Nilai Buku
Aktiva
Rp 3.000.000
2006 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.800.000
2007 Rp 200.000 Rp 400.000 Rp 2.600.000
2008 Rp 200.000 Rp 600.000 Rp 2.400.000
2009 Rp 200.000 Rp 800.000 Rp 2.200.000
2010 Rp 200.000 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
2011 Rp 200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.800.000
2012 Rp 200.000 Rp 1.400.000 Rp 1.600.000
2013 Rp 200.000 Rp 1.600.000 Rp 1.400.000
2014 Rp 200.000 Rp 1.800.000 Rp 1.200.000
2015 Rp 200.000 Rp 2.000.000 Rp 1.000.000
2016 Rp 200.000 Rp 2.200.000 Rp 800.000
2017 Rp 200.000 Rp 2.400.000 Rp 600.000
56
2018 Rp 200.000 Rp 2.600.000 Rp 400.000
2019 Rp 200.000 Rp 2.800.000 Rp 200.000
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan beban penyusutan mesin
pengadon perusahaan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sebesar
Rp 200.000/Tahun.
c) Mesin Oven
Umur Ekonomis = 14 tahun
Harga Perolehan = Rp 10.000.000
Penyusutan per tahun = 1 x 10.000.000 : 13
= 769.231/Tahun
Table 4.8
Penyusutan Mesin Oven/Tahun
Tahun Depresiasi Total Akumulasi
Depresiasi
Nilai Buku
Aktiva
Rp 10.000.000
2006 Rp 769.231 Rp 769.231 Rp 9.230.769
2007 Rp 769.231 Rp 1.538.462 Rp 8.461.538
2008 Rp 769.231 Rp 2.307.693 Rp 7.692.307
2009 Rp 769.231 Rp 3.076.924 Rp 6.923.076
2010 Rp 769.231 Rp 3.846.155 Rp 6.153.845
2011 Rp 769.231 Rp 4.615.386 Rp 5.384.614
57
2012 Rp 769.231 Rp 5.384.617 Rp 4.615.383
2013 Rp 769.231 Rp 6.153.848 Rp 3.846.152
2014 Rp 769.231 Rp 6.923.079 Rp 3.076.921
2015 Rp 769.231 Rp 7.692.310 Rp 2.307.690
2016 Rp 769.231 Rp 8.461.541 Rp 1.538.459
2017 Rp 769.231 Rp 9.230.772 Rp 769.228
2018 Rp 769.231 Rp 10.000.000 (Rp 3)
2019 Rp 769.231 (Rp 10.769.231) (Rp 769.234)
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan beban penyusutan mesin
pengadon perusahaan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sebesar
Rp 769.231/Tahun.
d) Mesin Pembungkus
Untuk dua mesin pembungkus yaitu:
Umur Ekonomis = 8 tahun
Harga Perolehan = Rp 6.000.000
Penyusutan per tahun = 1 x 6.000.000 : 8
= 750.000/Tahun x 2 tahun = 1.500.000
58
Table 4.9
Penyusutan Mesin Pembungkus/Tahun
Tahun Depresiasi Total Akumulasi
Depresiasi
Nilai Buku
Aktiva
Rp 6.000.000
2014 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 5.250.000
2015 Rp 750.000 Rp 1.500.000 Rp 4.500.000
2016 Rp 750.000 Rp 2.250.000 Rp 3.750.000
2017 Rp 750.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
2018 Rp 750.000 Rp 3.750.000 Rp 2.250.000
2019 Rp 750.000 Rp 4.500.000 Rp 1.500.000
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan beban penyusutan mesin
pengadon perusahaan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sebesar
Rp 750.000/mesin x 2 Rp 1.500.000/tahun.
Total biaya penyusutan untuk biaya bulan Mei 2019 adalah:
= (2.500.000+200.000+769.231+1.500.000)
= 4.969.231
59
2. Perbedaan Perhitungan Harga Pokok Produksi di Perusahaan dan
Menurut Metode Full Costing
a. Analisis Perbedaan Harga Pokok Produksi
Table 4.10
Roti Sari Wangi
Laporan Harga Pokok Produksi
Untuk Bulan Mei 2019 Sebanyak 2.124.000 buah
Menurut Perusahaan (Secara Manual) Hasil Analisis (Full Costing)
Biaya Bahan
Baku:
Biaya Bahan
Baku:
Tepung Terigu Rp
560.736.000
Tepung
Terigu
Rp
560.736.000
Gula Pasir Rp 63.720.000 Gula Pasir Rp 63.720.000
Mentega Rp 55.380.000 Mentega Rp 55.380.000
Garam Rp 11.682.000 Garam Rp 11.682.000
Bread Improver Rp 45.135.000 Bread
Improver
Rp 45.135.000
Ragi Rp 95.580.000 Ragi Rp 95.580.000
Air Rp 600.000
Jumlah Biaya
Bahan Baku
Rp
832.833.000
Jumlah
Biaya Bahan
Baku
Rp
832.233.000
Fla Fla
60
Gula Pasir Rp 29.400.000 Gula Pasir Rp 29.400.000
Susu Kaleng Rp 63.180.000 Susu Kaleng Rp 63.180.000
Minyak Goreng Rp 84.240.000 Minyak Rp 84.240.000
Telur Rp 10.647.000 Telur Rp 10.647.000
Garam Rp 66.000
Jumlah Biaya
Fla
Rp
187.533.000
Jumlah
Biaya Fla
Rp
187.467.000
Biaya Bahan
Penolong:
Air Rp 600.000
Garam Rp 66.000
Jumlah
Biaya Bahan
Penolong
Rp 666.000
Biaya Tenaga
Kerja:
Biaya TKL:
Upah Karyawan Rp 79.300.000 Rp79.300.000 Upah
Karyawan
Rp 83.200.000 Rp 83.200.000
B O P: B O P:
Plastik
Pembungkus
Rp 74.340.000 Rp 74.340.000 Plastik
Pembungkus
Rp 74.340.000 Rp 74.340.000
Harga Pokok
Produksi
Rp
1.174.006.000
Harga
Pokok
Produksi
Rp
1.177.906.000
61
harga per unit roti menurut perusahaan:
harga/unit roti = Rp 1.174.006.000
2.124.000
= Rp 552,73/unit roti
Pada perusahaan penjualan per unit roti sebesar Rp 800/unit
Harga per unit menurut hasil analisis:
Dalam menentukan harga jual yaitu harga pokok produksi ditambah dengan laba
yang diinginkan. Laba yang diinginkan perusahaan yaitu 40% dari harga pokok
produksi. Maka perhitungan harga per unit menurut hasil analisis yaitu:
Harga per unit menurut hasil analisis:
Harga pokok produksi per unit = Rp 1.177.906.000
2.124.000
= Rp 554,57/unit roti
Harga jual = harga pokok produksi+laba yang diinginkan
= Rp 554,57+40% X (554.57)
= Rp 776.6
Dari hasil analisis mengenai perhitungan harga pokok produksi diketahui
bahwa terdapat selisish antara perhitungan harga pokok produksi menurut
62
perusahaan dengan hasil analisis berdasarkan teori yang ada. Dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Menurut Perusahaan (Secara Manual) dan Hasil Analisis (Full Costing)
Keterangan Mei 2019 HPP/Unit
Menurut Perusahaan Rp 1.174.006.000 Rp 552,73/unit
Hasil Analisis Rp 1.177.906.000 Rp 554,57/unit
Perbedaan Hasil (Rp 3.90.000) (Rp 1,84)
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan perhitungan harga pokok produksi
menurut hasil analisis lebih besar dibandingkan dengan perhitungan menurut
perusahaan. Dimana selisih perrhitungan harga pokok produksi menurut hasil
analisis dan menurut perusahaan untuk kemasan kecil sebesar Rp 3.900.000. Hal
ini disebabkan karena perusahaan belum menghitung biaya air sebagai biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi sebesar Rp 600.000 dan biaya seksi
pencetakan sebagai biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 3.900.000.
63
b. Analisis Perbedaan Harga Pokok Produksi Terhadap Harga Jual dan
Laba Menurut Perusahaan (Seacara Manual) dan Hasil Analisi (Full
Costing)
Menurut Perusahaan (Secara Manual) Hasil Analisis (Full Costing)
Penjualan Rp
1.699.200.000
Penjualan Rp
1.649.498.400
Harga Pokok
Produksi
Rp
1.174.006.000
Harga Pokok
Produksi
Rp
1.177.906.000
Laba Kotor Rp
525.194.000
Laba Kotor Rp
471.592.400
Biaya
Operasional
Biaya
Operasional
Biaya Listrik Rp
2.800.000
Biaya Listrik Rp
2.800.000
Biaya
Penyusutan
Rp
4.969.231
Rp 2.800.000 Rp 7.769.231
Laba Bersih Rp
522.394.000
Laba Bersih Rp
463.823.169
Dari hasil analisis, harga pokok produksi yang dihitung perusahaan
seharusnya sebesar Rp 1.174.006.000. terdapat selisih perhitungan harga pokok
produksi sebesar Rp 3.900.000, akan tetapi dalam menentukan harga jual
perusahaan terlalu besar mengambil keputusan untuk keuntungan. Penjualan yang
ditetapkan perusahaan sebesar Rp 1.699.200.000 dan laba bersih yang didapatkan
sebesar Rp 522.394.000. sedangkan hasil analisis, penjualan yang ditetapkan
sebesar Rp 1.649.498.400 dan laba bersih yang didapatkan sebesar Rp.
463.823.169.