BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

24
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi “Pecahan Senilai”. Dalam pembelajaran ini peneliti belum menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) tetapi guru masih menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah. Selain melakukan evaluasi, peneliti juga mengambil data siswa. Hasil belajar siswa dalam pra siklus adalah rata-rata 56, nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 47. Untuk lebih jelasnya bisa lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89% Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 56 dan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai rata-rata 60 dan ketuntasan klasikal 80%. Sebagaimana digambarkan pada table di bawah ini. Sebelum pelaksanaan siklus demi siklus yang diterapkan dalam pembelajaran, peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu (pra siklus) terhadap proses pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Timbang 01 Kecamatan Banyuputih. Dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi, hasil observasi ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah secara dominan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tersebut. Banyak siswa yang kurang

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada

tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi “Pecahan

Senilai”. Dalam pembelajaran ini peneliti belum menerapkan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) tetapi guru masih menggunakan metode konvensional,

yaitu menggunakan metode ceramah. Selain melakukan evaluasi, peneliti juga

mengambil data siswa. Hasil belajar siswa dalam pra siklus adalah rata-rata 56,

nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 47. Untuk lebih jelasnya bisa lihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.1

Hasil Evaluasi Pra Siklus

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 11 61.11%

Belum Tuntas < 60 7 38.89%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 56 dan

persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Masih belum

memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai rata-rata ≥ 60 dan ketuntasan

klasikal ≥ 80%. Sebagaimana digambarkan pada table di bawah ini.

Sebelum pelaksanaan siklus demi siklus yang diterapkan dalam

pembelajaran, peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu (pra siklus)

terhadap proses pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Timbang 01

Kecamatan Banyuputih. Dengan melihat atau mengamati secara langsung

pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung.

Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi,

hasil observasi ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah secara

dominan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, siswa hanya

mendengarkan penjelasan dari guru tersebut. Banyak siswa yang kurang

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

37

memperhatikan, mengantuk, dan bermain sendiri. Adapun hasil catatan keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika sebelum diterapkannya metode

active learning tipe TAI disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Skor hasil observasi kondisi siswa pada tahap pra siklus

No Indikator Skor Jumlah

skor 1 2 3 4 5

1 Kesiapan siswa dalam

menerima pembelajaran √ 3

2

Motivasi dan kegairahan

dalam mengikuti kegiatan

belajar (menyelesaikan

tugas individu atau tugas

kelompok)

√ 2

3 Hubungan siswa dengan

guru selama pembelajaran √ 4

4

Hubungan siswa dengan

siswa lain selama

pembelajaran (dalam

kegiatan kelompok)

√ 2

5 Siswa memperhatikan

penjelasan guru √ 2

6

Keberanian siswa dalam

bertanya, mengemukakan

pendapat dan berdebat

argument

√ 1

Jumlah 1 3 1 1 0 14

Keterangan:

Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).

Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran

Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat

diprosentasekan yaitu:

100_

_x

MaksimalSkor

PerolehanSkorNilai

10030

14x

= 46,67%

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

38

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dapat dikategorikan

sebagai berikut :

> 75%: = tinggi (baik).

60% - 75%: = sedang (cukup)

< 60 %: = rendah (kurang)

Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus ini dapat disimpulkan bahwa

siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Peran guru

masih sangat mendominasi. Rendahnya aktivitasr siswa ditunjukkan dengan

prosentase hasil observasi yaitu 46,67%.

Selama proses belajar berlangsung, aspek yang menunjukkan adanya

belajar aktif belum terpenuhi secara maksimal, seperti penataan ruangan atau

tempat duduk yang masih menggunakan model konvensional. Dari pengamatan,

terlihat masih ada siswa yang bermain dan ngobrol sendiri.

Dari hasil pengamatan secara langsung pada proses pembelajaran sebelum

dilakukan tindakan, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi

di kelas, antara lain:

1. Metode pembelajaran yang belum mengaktifkan keterlibatan siswa secara

optimal.

2. Setting tempat duduk yang masih konvensional, dari awal hingga akhir

pembelajaran semua siswa menghadap ke papan tulis atau guru.

3. Pembelajaran yang masih bercorak komunikasi satu arah (guru ke murid).

4. Belum semua siswa berani bertanya, mengemukakan pendapat dan berdebat

argumen dalam proses pembelajaran

5. Keaktifan siswa masih didominasi oleh siswa yang pandai

Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, kemudian peneliti

mendiskusikan hal tersebut dengan guru mitra atau kolaborator dalam penelitian

ini untuk dicarikan solusinya.

Hasil dari diskusi dan refleksi terhadap permasalahan di atas kemudian

disepakati beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan pada

pembelajaran berikutnya yaitu menerapan metode koopertatif tipe Team Assisted

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

39

Individualization (TAI) sebagai pelengkap dalam melaksanakan metode

pembelajaran berupa ceramah dan demonstrasi.

4.2. Deskripsi Hasil Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu

pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 5 Maret 2012, pertemuan kedua

dilaksanakan hari Rabu tanggal 7 Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan

pada hari Senin, 12 Maret 2012. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajarannya, disertai lembar

kegiatan siswa dalam membantu pembelajaran.

Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai

pada indikator “menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan”.

Pertemuan kedua yaitu pada indicator “menyederhanakan pecahan”. Dan pada

pertemuan ketiga yaitu “menyatakan pecahan sebagai pembagian”

Dalam siklus 1 ini dibagi beberapa tahap yaitu:

4.2.1. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang

dilakukan antara lain:

1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) untuk tiga pertemuan.

2. Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok.

3. Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa.

4. Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran

5. Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan setiap

kelompok 4-5 siswa.

6. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah.

7. Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus I.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

40

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tiga

pertemuan dengan penjelasan sebagai berikut:

4.2.2.1. Pertemuan 1

Materi pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai pada indikator

menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan. Adapun skenario

pembelajaran sebagai berikut :

1. Guru memberikan apersepsi tentang hasil pra siklus

2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi sumber hukum

Islam dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan sumber hukum

Islam dengan soal dalam lembar kerja.

5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai tes yang didapat pada pra

siklus.

6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi

kesempatan menyelesaikan lembar kerja.

7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa

anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi

atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang

ditanyakan.

8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan

pendampingan.

9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada

guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,

guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

41

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah

memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,

kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi

(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil.

13. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal

dengan menekankan strategi pemecahan masalah.

14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Setelah melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 kemudian

menyelesaikan soal melalui langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan

diskusi dalam kelompok yang heterogen, presentasi terhadap hasil diskusi, dan

pelaksanaan tes secara individu diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 1

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 13 72.22%

Belum Tuntas < 60 5 27.78%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 58.33

dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72.22 %, sehingga

pembelajaran dikatakan masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni

nilai rata-rata ≥ 60 dan ketuntasan klasikal ≥ 80%.

4.2.2.2. Pertemuan 2

Materi pada pertemuan kedua adalah pecahan senilai pada indikator

menyederhanakan pecahan. Adapun skenario pembelajaran sebagai berikut :

1. Guru memberikan apersepsi tentang menyederhanakan pecahan

2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi menyederhanakan

pecahan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

42

4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan

menyederhanakan pecahan.

5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

heterogen. Pengelompokan ini masih berdasarkan pada kelompok siklus I

pertemuan pertama.

6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi

kesempatan menyelesaikan lembar kerja.

7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan spesifik, (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa

anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau

menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang

ditanyakan.

8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan

pendampingan.

9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada

guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,

guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah

memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,

kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi

(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil.

13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

14. Menjelang akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan

menekankan strategi pemecahan masalah.

Pembelajaran pada pertemuan 2 diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

43

Tabel 4.4

Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 2

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 14 77.78%

Belum Tuntas < 60 4 22.22%

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

61,11 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran

tentang menyederhanakan pecahan masih belum berhasil.

4.2.2.3. Pertemuan 3

Materi pada pertemuan ketiga adalah pecahan senilai pada indikator

menyatakan pecahan sebagai pembagian, dengan skenario pembelajaran sebagai

berikut :

1. Guru memberikan apersepsi tentang menyatakan pecahan sebagai pembagan.

2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pecahan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan menyatakan

pecahan sebagai pembagian.

5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pada kelompok siklus I pertemuan

kedua.

6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi

kesempatan menyelesaikan lembar kerja.

7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan spesifik, (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa

anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau

menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang

ditanyakan.

8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan

pendampingan.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

44

9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada

guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,

guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah

memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,

kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi

(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil.

13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

14. Menjelang akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan

menekankan strategi pemecahan masalah.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 3

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 14 77.78%

Belum Tuntas < 60 4 22.22%

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

60,56 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran

secara klasikal masih belum berhasil.

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran Matematika materi

pokok pecahan senilai dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI), maka peneliti mengadakan tes evaluasi

siklus I, dengan hasil sebagai berikut :

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

45

Tabel 4.6

Hasil Evaluasi Akhir Siklus I

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 14 77.78%

Belum Tuntas < 60 4 22.22%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 62.50

dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77.78 %, sehingga

pembelajaran dikatakan masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni

ketuntasan klasikal ≥ 80%.

4.2.3. Pengamatan

Pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,

dilakukan oleh guru lain sebaga kolaborator dalam penelitian tindakan.

Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kondisi guru, maupun siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan yang berhasil dirangkum oleh guru pengamat adalah

sebaga berikut :

Tabel 4.7

Pengamatan terhadap Aktivitas Guru

No. Indikator Skor

Skor 1 2 3 4 5

1 Menyampaikan tujuan dan motivasi:

a. menyampaikan semua tujuan

pembelajaran √ 4

b. memotivasi siswa √ 3

2 Mampu mengkondisikan dan

mengorganisasikan kelas menjadi

kelompok-kelompok belajar

√ 3

3 Pemberian tugas secara kelompok √ 5

4 Membantu kerja kelompok:

a. membimbing kelompok dalam

menemukan peran √ 3

b. membimbing jalanya diskusi

kelompok dalam memecahkan

masalah dan menemukan model √ 3

5 Presentasi:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

46

No. Indikator Skor

Skor 1 2 3 4 5

a. membimbing siswa menyajikan

hasil diskusi dalam presentasi √ 3

b. memberikan kesempatan siswa

untuk menanggapi, bertanya atau

menyanggah

√ 4

6 Memberikan pemahaman dan umpan

balik:

a. memberikan kesempatan bertanya

dan menjawab pertanyaan √ 3

b. membimbing siswa dalam menarik

kesimpulan √ 3

7 Evaluasi kelompok dan individu:

a. melakukan evaluasi kelompok √ 3

b. melakukan evaluasi individu √ 3

Jumlah 0 0 9 2 1 40

Keterangan:

Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).

Dari hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran

Matematika dengan diterapkan medel pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat

diprosentasekan yaitu:

100_

_x

MaksimalSkor

PerolehanSkorNilai

10060

40x

= 66,67%

Dari hasil pengamatan pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa guru

belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Peran guru masih sangat

mendominasi. Hal ini disebabkan karena guru masih terbawa model pembelajaran

konvensional, belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif. Kurangnya

peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI ini ditunjukkan dengan

prosentase hasil pengamatan yaitu 66,67%.

Sedangkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

47

Tabel 4.8

Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa

No Indikator Skor Jumlah

skor 1 2 3 4 5

1 Kesiapan siswa dalam

menerima pembelajaran √ 3

2

Motivasi dan kegairahan

dalam mengikuti kegiatan

belajar (menyelesaikan

tugas individu atau tugas

kelompok)

√ 4

3 Hubungan siswa dengan

guru selama pembelajaran √ 4

4

Hubungan siswa dengan

siswa lain selama

pembelajaran (dalam

kegiatan kelompok)

√ 3

5 Siswa memperhatikan

penjelasan guru √ 3

6

Keberanian siswa dalam

bertanya, mengemukakan

pendapat dan berdebat

argument

√ 3

Jumlah 0 0 4 2 0 20

Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran

Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat

diprosentasekan yaitu:

100_

_x

MaksimalSkor

PerolehanSkorNilai

10030

20x

= 66,67%

Dari hasil pengamatan pada tahap siklus I ini dapat disimpulkan bahwa

siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Namun sudah

ada peningkatan dari dari pra siklus. Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan

prosentase hasil observasi yaitu 66,67%.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

48

Selama proses belajar berlangsung, aspek yang menunjukkan adanya

belajar aktif sudah mulai nampak walaupun belum maksimal, seperti penataan

ruangan atau tempat duduk sudah membentuk pembelajaran kooperatif, siswa

mulai berani untuk mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan

baik kepada sesama siswa maupun kepada guru.

4.2.4. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 62.50 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77.78

%. Presentasi hasil belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang

diharapkan yakni nilai ketuntasan klasikal ≥ 80%. Hasil refleksi siklus I indikator

keberhasilan belum tercapai sehingga penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II.

Dari hasil refleksi siklus I maka perlu dilakukan beberapa tindakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II. Beberapa tindakan tersebut antara

lain sebagai berikut:

1. Guru harus dapat mengatur waktu dengan baik sehingga pembelajaran tidak

mengalami keterlambatan waktu dan dapat berjalan sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

2. Pengkondisian kelas yang lebih baik sehingga pembelajaran berjalan dengan

lancar.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran

dan dapat mengkondisikan diri dalam berdiskusi kelompok.

4. Guru harus lebih maksimal dalam membimbing siswa berdiskusi kelompok.

4.3. Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas IV SD Negeri Timbang 01,

dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal

14 Maret 2012, pertemuan kedua dilaksanakan hari Senin tanggal 19 Maret 2012,

dan pertemuan ketiga pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012. Model pembelajaran

kooperatif tipe TAI sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang

disertai lembar kegiatan siswa dalam membantu pembelajaran.

Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai

pada indikator “menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan”.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

49

Pertemuan kedua yaitu pada indicator “menyederhanakan pecahan”. Dan pada

pertemuan ketiga yaitu “menyatakan pecahan sebagai pembagian”

Dalam siklus II ini dibagi beberapa tahap yaitu:

4.3.1. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang

dilakukan antara lain:

1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), untuk dua pertemuan.

2. Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok.

3. Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa.

4. Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran

5. Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan setiap

kelompok 4-5 siswa.

6. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah.

7. Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus II.

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan.

4.3.2.1. Pertemuan 1

Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1. Guru memberikan apersepsi tentang menentukan pecahan yang senilai.

2. Guru memberikan motivasi mengenai pecahan yang senilai.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan pecahan yang

senilai.

5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai placement tes yang didapat

pada siklus I.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

50

6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi

kesempatan menyelesaikan lembar kerja.

7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa

anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat

prediksi atau menafsirkan isi soal cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa

yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel

tertentu.

8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan

pendampingan.

9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada

guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,

guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah

memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,

kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi

(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil.

13. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal

dengan menekankan strategi pemecahan masalah.

14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pembelajaran pada pertemuan pertama diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 1

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 15 83.33%

Belum Tuntas < 60 3 16.67%

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

51

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

62,78 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 83.33 %, sehingga pembelajaran

secara klasikal sudah berhasil.

4.3.2.2. Pertemuan 2

Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan kedua adalah sebagai

berikut:

1. Guru memberikan apersepsi tentang menyederhanakan pecahan.

2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya menyederhanakan pecahan

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan

menyederhanakan pecahan dengan soal dalam lembar kerja.

5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pengelompokkan pada siklus II

pertemuan pertama.

6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi

kesempatan menyelesaikan lembar kerja .

7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa

anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat

prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanyakan.

8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan

pendampingan.

9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada

guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,

guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah

memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

52

11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,

kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi

(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil.

13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

14. Setelah akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan

menekankan strategi pemecahan masalah.

Pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 2

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 16 88.89%

Belum Tuntas < 60 2 11.11%

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

64,44 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.89 %, sehingga pembelajaran

secara klasikal sudah berhasil.

4.3.2.3. Pertemuan 3

Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan kedua adalah sebagai

berikut:

1. Guru memberikan apersepsi tentang menyatakan pembagian sebagai pecahan.

2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pecahan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan

menyederhanakan pecahan dengan soal dalam lembar kerja.

5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pengelompokkan pada siklus II

pertemuan kedua.

6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi

kesempatan menyelesaikan lembar kerja .

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

53

7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa

anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat

prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanyakan.

8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan

pendampingan.

9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada

guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,

guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah

memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,

kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi

(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil.

13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

14. Setelah akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan

menekankan strategi pemecahan masalah.

Pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 3

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 16 88.89%

Belum Tuntas < 60 2 11.11%

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

65,00 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.89 %, sehingga pembelajaran

secara klasikal sudah berhasil.

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran Matematika materi

pokok pecahan senilai dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

54

Team Assisted Individualization (TAI), maka peneliti mengadakan tes evaluasi

siklus I, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12

Hasil Evaluasi Akhir Siklus II

Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase

Tuntas ≥ 60 16 88.89%

Belum Tuntas < 60 2 11.11%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67.78

dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 88,89 %, sehingga

pembelajaran dikatakan sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni

ketuntasan klasikal ≥ 80%.

4.2.5. Pengamatan

Pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,

dilakukan oleh guru lain sebaga kolaborator dalam penelitian tindakan.

Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kondisi guru, maupun siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan yang berhasil dirangkum oleh guru pengamat adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.13

Pengamatan terhadap Aktivitas Guru

No. Indikator Skor

Skor 1 2 3 4 5

1 Menyampaikan tujuan dan motivasi:

a. menyampaikan semua tujuan

pembelajaran √ 4

b. memotivasi siswa √ 4

2 Mampu mengkondisikan dan

mengorganisasikan kelas menjadi

kelompok-kelompok belajar

√ 4

3 Pemberian tugas secara kelompok √ 5

4 Membantu kerja kelompok:

a. membimbing kelompok dalam

menemukan peran √ 4

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

55

No. Indikator Skor

Skor 1 2 3 4 5

b. membimbing jalanya diskusi

kelompok dalam memecahkan

masalah dan menemukan model √ 4

5 Presentasi:

a. membimbing siswa menyajikan

hasil diskusi dalam presentasi √ 3

b. memberikan kesempatan siswa

untuk menanggapi, bertanya atau

menyanggah

√ 5

6 Memberikan pemahaman dan umpan

balik:

a. memberikan kesempatan bertanya

dan menjawab pertanyaan √ 5

b. membimbing siswa dalam menarik

kesimpulan √ 4

7 Evaluasi kelompok dan individu:

a. melakukan evaluasi kelompok √ 4

b. melakukan evaluasi individu √ 4

Jumlah 0 0 1 8 3 50

Keterangan:

Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).

Dari hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran

Matematika dengan diterapkan medel pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat

diprosentasekan yaitu:

100_

_x

MaksimalSkor

PerolehanSkorNilai

10060

50x

= 83,33%

Dari hasil pengamatan pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa guru

sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Guru sudah menguasai

scenario pembelajaran model kooperatif tipe TAI, peran guru dalam pembelajaran

kooperatif tipe TAI ini ditunjukkan dengan prosentase hasil pengamatan yaitu

83,33%.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

56

Sedangkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14

Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa

No Indikator Skor Jumlah

skor 1 2 3 4 5

1 Kesiapan siswa dalam

menerima pembelajaran √ 3

2

Motivasi dan kegairahan

dalam mengikuti kegiatan

belajar (menyelesaikan

tugas individu atau tugas

kelompok)

√ 4

3 Hubungan siswa dengan

guru selama pembelajaran √ 5

4

Hubungan siswa dengan

siswa lain selama

pembelajaran (dalam

kegiatan kelompok)

√ 4

5 Siswa memperhatikan

penjelasan guru √ 4

6

Keberanian siswa dalam

bertanya, mengemukakan

pendapat dan berdebat

argument

√ 4

Jumlah 0 0 1 4 1 24

Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran

Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat

diprosentasekan yaitu:

100_

_x

MaksimalSkor

PerolehanSkorNilai

10030

24x

= 80%

Dari hasil pengamatan pada tahap siklus I ini dapat disimpulkan bahwa

siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Namun sudah

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

57

ada peningkatan dari dari pra siklus. Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan

prosentase hasil observasi yaitu 50%.

Selama proses belajar berlangsung, siswa belajar dengan aktif, penataan

ruangan atau tempat duduk sudah membentuk pembelajaran kooperatif, siswa

tidak merasa malu ataupun takut untuk mengemukakan pendapat ataupun

mengajukan pertanyaan baik kepada sesama siswa maupun kepada guru.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pra siklus peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama

siswa dan nilai awal siswa. Nilai awal siswa diambil berdasarkan tes pra siklus,

data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

60,72 dan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Siswa

yang memperoleh nilai ≥60 sebanyak 11 anak, sedangkan siswa yang memperoleh

nilai <60 ada 7 anak. Masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni

nilai ketuntasan klasikal ≥80%.

Pada siklus I pertemuan pertama adalah menyampaikan tujuan

pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Pengelompokan ini

dilakukan secara heterogen. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru

memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI kepada

siswa, kemudian memulai pembelajaran dengan materi menentukan pecahan

senilai dari beberapa pecahan.

Berdasarkan hasil evaluasi siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 62,50 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,78 %. Hasil

belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yakni

ketuntasan klasikal ≥ 80%. Dengan demikian diperlukan perlakuan selanjutnya

yakni pada siklus II.

Tabel 4.15

Perbandingan Pra Siklus dengan siklus I

Deskripsi Pra Siklus Siklus I Kenaikan

Nilai Rata-rata 60.72 62.50 1.78

Siswa Tuntas 11 (61.11%) 14 (77.78%) 16.67%

Siswa Belum Tuntas 7 (38.89%) 4 (22.22%) -16.67%

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

58

Dalam siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Materi yang dibahas

pada pertemuan pertama yaitu menentukan pecahan senilai, pertemuan kedua

menyederhanakan pecahan, dan pertemuan yang ketiga tentang menyatakan

pecahan sebagai pembagian.

Berdasarkan hasil evaluasi dari siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil

belajar siswa sebesar 67,78 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,89%.

Hasil belajar ini memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal

≥80%.

Tabel 4.16

Perbandingan Siklus I dengan siklus II

Deskripsi Siklus I Siklus II Kenaikan

Nilai Rata-rata 62.50 67.78 5.28

Siswa Tuntas 14 (77.78%) 16 (88.89%) 11.11%

Siswa Belum Tuntas 4 (22.22%) 2 (11.11%) -11.11%

Maka secara keseluruhan telah terjadi peningkatan hasil belajar. Berikut

tabel hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II:

Tabel 4.17

Perbandingan Hasil Belajar

Prasiklus, Siklus I, dan siklus II

Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata 60.72 62.5 67.78

Jml_Tuntas 11

(61.11%)

14

(77.78%)

16

(88.89%)

Jml_Belum Tuntas 7

(38.89%)

4

(22.22%)

2

(11.11%)

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2111/5/T1...Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas ≥ 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89%

59

02468

1012141618

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jml_Tuntas Jml_Belum Tuntas

Gambar 1

Grafik Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Sehingga jelas, bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dalam

pembelajaran mata pelajaran Matematika, dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa

kelas IV SD Negeri Timbang 01 Tahun Pelajaran 2011/2012.