BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13...
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Data
Data penelitian ini dapat dideskriptifkan pada tabel dan grafik gambar.
1). Vertical jump (X1).
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata vertical jump(cm) sebesar 38.833 dengan nilai standar deviasi sebesar
4.526. Nilai mimumum vertical jump(cm) sebesar 30 dan nilai maksimumnya
sebesar 48.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi vertical jump
no interval frekuensi persentase
1 30 - 34 6 20
2 35 - 39 9 30
3 40 - 44 12 40
4 45 - 49 3 10
total 30 100
Tabel diatas menunjukkan vertical jump siswa. Berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa 6 siswa (20.0%) pada interval 30 - 34, 9 siswa (30.0%) pada
interval 35 - 39, 12 siswa (40.0%) pada interval 40 - 44, dan 3 siswa (10.0%) pada
interval 45 - 49. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar
siswa pada interval 40 - 44.
44
Gambar 4.1 histogram vertical jump
2). Tinggi badan (X2).
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata tinggi badan(cm) sebesar 166.833 dengan nilai standar deviasi sebesar
3.798. Nilai mimumum tinggi badan(cm) sebesar 160.1 dan nilai maksimumnya
sebesar 175.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tinggi badan
no interval frekuensi persentase
1 160.1 - 163.1 5 16.67
2 164.1 - 167.1 9 30
3 168.1 - 171.1 12 40
4 172.1 - 175.1 4 13.33
total 30 100
Tabel diatas menunjukkan tinggi badan siswa. Berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa 5 siswa (16.7%) pada interval 160.1 - 163.1, 9 siswa (30.0%)
pada interval 164.1 - 167.1, 12 siswa (40.0%) pada interval 168.1 - 171.1, dan 4
siswa (13.3%) pada interval 172.1 - 175.1. Berdasarkan keterangan tersebut
diketahui bahwa sebagian besar responden pada interval 168.1 - 171.1.
0
2
4
6
8
10
12
14
30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49
Power Tungkai
45
Gambar 4.2 histogram tinggi badan
3). Kelincahan Dodging run (X3).
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata dodging run(detik) sebesar 12.244 dengan nilai standar deviasi sebesar
1.596. Nilai mimumum dodging run(detik) sebesar 9.41 dan nilai maksimumnya
sebesar 15.21.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dodging run
no interval frekuensi persentase
1 9.41 - 10.81 7 23.33
2 10.91 - 12.31 6 20
3 12.41 - 13.81 12 40
4 13.91 - 15.31 5 16.67
total 30 100
Tabel diatas menunjukkan dodging run siswa. Berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa 7 siswa (23.3%) pada interval 9.41 - 10.81, 6 siswa (20.0%) pada
interval 10.91 - 12.31, 12 siswa (40.0%) pada interval 12.41 - 13.81, dan 5 siswa
(16.7%) pada interval 13.91 - 15.31. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui
bahwa sebagian besar responden pada interval 12.41 - 13.81.
0
2
4
6
8
10
12
14
160.1 - 163.1 164.1 - 167.1 168.1 - 171.1 172.1 - 175.1
Tinggi Badan
46
Gambar 4.3 histogram
4). Menembak ke ring (Y).
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata keterampilan menembak ke ring(kali) sebesar 10.900 dengan nilai
standar deviasi sebesar 1.348. Nilai mimumum menembak ke ring(kali) sebesar 8
dan nilai maksimumnya sebesar 13.
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi menembak ke ring
no interval frekuensi persentase
1 7 - 8 1 3.333
2 9 - 10 13 43.33
3 11 - 12 11 36.67
4 13 - 14 5 16.67
total 30 100
Tabel diatas menunjukkan keterampilan menembak ke ring. Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa 1 siswa (3.3%) pada interval 7 - 8, 13 siswa (43.3%)
pada interval 9 - 10, 11 siswa (36.7%) pada interval 11 - 12, dan 5 siswa (16.7%)
pada interval 13 - 14. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian
besar responden pada interval 9 - 10.
0
2
4
6
8
10
12
14
9.41 - 10.81 10.91 - 12.31 12.41 - 13.81 13.91 - 15.31
Kelincahan
47
Gambar 4.4 histogram menembak ke ring
5). Melempar ke sasaran (Y).
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata melempar ke sasaran(kali) sebesar 13.133 dengan nilai standar deviasi
sebesar 1.961. Nilai mimumum melempar ke sasaran(kali) sebesar 9 dan nilai
maksimumnya sebesar 17.
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi melempar ke sasaran
no interval frekuensi persentase
1 9 - 10 2 6.667
2 11 - 12 9 30
3 13 - 14 11 36.67
4 15 - 17 8 26.67
total 30 100
Tabel diatas menunjukkan keterampilan melempar ke sasaran. Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa 2 siswa (6.7%) pada interval 9 - 10, 9 siswa (30.0%)
pada interval 11 - 12, 11 siswa (36.7%) pada interval 13 - 14, dan 8 siswa (26.7%)
pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian
besar responden pada interval 13 - 14.
0
2
4
6
8
10
12
14
7 - 8 9 - 10 11 - 12 13 - 14
menembak ke ring
48
Gambar 4.5 melempar ke sasaran
6). Menggiring bola (Y).
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata menggiring bola(kali) sebesar 11.900 dengan nilai standar deviasi
sebesar 2.604. Nilai mimumum menggiring bola(kali) sebesar 8 dan nilai
maksimumnya sebesar 17.
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi menggiring bola
no interval frekuensi persentase
1 8 - 10 12 40
2 11 - 12 4 13.33
3 13 - 14 9 30
4 15 - 17 5 16.67
total 30 100
Tabel diatas menunjukkan keterampilan menggiring bola. Berdasarkan tabel
diatas diketahui bahwa 12 siswa (40.0%) pada interval 8 - 10, 4 siswa (13.3%)
pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%)
pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian
besar responden pada interval 8 - 10.
0
2
4
6
8
10
12
9 - 10 11 - 12 13 - 14 15 - 17
melempar ke sasaran
49
Gambar 4.6 menggiring bola
TABEL 4.7 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
vertical jump(cm) 30 30.00 48.00 38.8333 4.52642
tinggi badan(cm) 30 160.10 175.00 166.8333 3.79758
dodging run(detik) 30 9.41 15.21 12.2437 1.59586
menembak ke ring(kali) 30 8.00 13.00 10.9000 1.34805
melempar ke sasaran(kali) 30 9.00 17.00 13.1333 1.96053
menggiring bola(kali) 30 8.00 17.00 11.9000 2.60437
Valid N (listwise) 30
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
2. Hasil Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas data menggunakan One-Sampel Kolmogrov-Smirnov test. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah 5%. Uji statistik yang penulis lakukan guna
mengetahui normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik One-Sampel
Kolmogrov-Smirnov test. Hasil perhitungan yang diperoleh pada model 1, model 2
0
2
4
6
8
10
12
14
8 - 10 11 - 12 13 - 14 15 - 17
menggiring bola
50
dan model 3 yang didapatkan dengan nilai probabilitas masing-masing berturut-
turut 0.835, 0.402, dan 0.977. ketiganya memiliki nilai yang lebih besar dari
signifikansi 0.05. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel xxx
TABEL 4.8 Hasil Uji Normalitas
RES_1 RES_2 RES_3
N 30 30 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000 .0000000
Std. Deviation 5.61849145 6.83381441 6.18628851
Most Extreme Differences Absolute .113 .163 .087
Positive .113 .123 .076
Negative -.069 -.163 -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .621 .894 .477
Asymp. Sig. (2-tailed) .835 .402 .977
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Berdasarkan diagram plot normal kedua model diatas dapat dilihat bahwa
ketiganya mengikuti pola garis diagonal yang menggambarkan distribusi normal.
Sehingga secara garis plot normal dapat disimpulkan bahwa kedua model
mempunyai residu berdistribusi normal. Secara keseluruhan berdasarkan kedua
aspek diatas maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
51
Gambar 4.7 Grafik normal plot model 1, model 2, dan model 3.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dengan menganalisis
besaran VIF (Varians Inflation Faktors), bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai
Tolerance diatas 0.10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula
sebaliknya.
Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
TABEL 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
vertical jump(T score) .493 2.027
tinggi badan(T score) .535 1.870
dodging run(T score) .717 1.396
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai Tolerance
menunjukkan nilai Tolerance lebih dari 0.10 dan hasil perhitungan nilai VIF
menunjukkan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinieritas.
4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokesdastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scaterplots. Hasil
uji heteroskedastisitas variabel dependen pinjaman daerah menunjukan bahwa
titik-titik tersebar di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak
52
membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau kesamaan varian regresi
terpenuhi
Gambar 4.8 diagram pencar uji kesamaan varian
5. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
yang dijadikan prediktor mempunyai pengaruh yang linear atau tidak terhadap
variabel terikatnya. Pengujian linearitas dalam penelitian menggunakan uji LM
(Lagrange multiplier). Kriteria dalam pengujian ini adalah apabila nilai R2 x N <
C2 tabel maka variabel prediktor bersifat linear. Hasil pengujian ditampilkan
dalam tabel berikut ini:
53
Tabel 4.10 Rangkuman Uji Linearitas
dependen R2 N R2xN C2 tabel kesimpulan
menembak ke ring(T score) 0.000 30 0.000 38.885 linear
melempar ke sasaran(T score) 0.002 30 0.060 38.885 linear
menggiring bola(T score) 0.000 30 0.000 38.885 linear
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai R2 x N < C2 tabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa ketiga model bersifat linear. Berdasarkan keterangan
tersebut dapat disimpulkan asumsi linearitas terpenuhi
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan korelasi parsial antara variabel bebas
vertikal jump, tinggi badan, dan dodging run dengan variabel terikat menembak
ke ring, melempar ke sasaran dan menggiring bola.
Tabel 4.11 Rangkuman korelasi parsial
independen dependen R P keterangan
vertical jump menembak ke ring 0.416 0.028 signifikan positif
melempar ke sasaran 0.407 0.032 signifikan positif
menggiring bola 0.385 0.043 signifikan positif
tinggi badan menembak ke ring 0.460 0.014 signifikan positif
melempar ke sasaran 0.144 0.463 tidak signifikan positif
menggiring bola 0.241 0.217 tidak signifikan positif
dodging run menembak ke ring 0.158 0.423 tidak signifikan positif
melempar ke sasaran 0.454 0.015 signifikan positif
menggiring bola 0.448 0.017 signifikan positif
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum
54
B. Pembahasan
1. Hipotesis Hubungan antara power tungkai Dengan Keterampilan Bermain
Bola Basket.
Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menguji korelasi
parsial antara power tungkai dengan ketiga aspek keterampilan bermain
bola basket, yaitu menembak ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring
bola.
Hasil pengujian korelasi parsial antara power tungkai dengan
menembak ke ring diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.416 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.028. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik power tungkai maka akan semakin baik pula hasil menembak
ke ring demikian pula sebaliknya semakin kecil power tungkai maka akan
semakin kurang hasil menembak ke ring. Nilai probabilitas sebesar 0.028 <
0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara power tungkai dengan
menembak ke ring. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara power tungkai dengan
menembak ke ring.
Hasil pengujian korelasi parsial antara power tungkai dengan
melempar ke sasaran diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.407 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.032. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik power tungkai maka akan semakin baik pula hasil melempar
ke sasaran demikian pula sebaliknya semakin kecil power tungkai maka
akan semakin kurang hasil melempar ke sasaran. Nilai probabilitas sebesar
0.032 < 0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara power tungkai
dengan melempar ke sasaran. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara power tungkai dengan
melempar ke sasaran.
Hasil pengujian korelasi parsial antara power tungkai dengan
menggiring bola diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.385 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.043. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik power tungkai maka akan semakin baik pula hasil menggiring
55
bola demikian pula sebaliknya semakin kecil power tungkai maka akan
semakin kurang hasil menggiring bola. Nilai probabilitas sebesar 0.043 <
0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara power tungkai dengan
menggiring bola. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan
ada hubungan signifikan positif antara power tungkai dengan menggiring
bola.
Pengujian terhadap ketiga aspek keterampilan bermain bola basket
diperoleh bahwa ada hubungan antara power tungkai dengan menembak ke
ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Berdasarkan ketiga aspek
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara power tungkai
dengan keterampilan bermain bola basket.
2. Hipotesis Hubungan antara Tinggi Badan Dengan Keterampilan Bermain
Bola Basket.
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menguji korelasi parsial
antara tinggi badan dengan ketiga aspek keterampilan bermain bola basket,
yaitu menembak ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola.
Hasil pengujian korelasi parsial antara tinggi badan dengan menembak ke
ring diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.46 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.014. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti semakin baik
tinggi badan maka akan semakin baik pula hasil menembak ke ring
demikian pula sebaliknya semakin kecil tinggi badan maka akan semakin
kurang hasil menembak ke ring. Nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05
yang berarti ada hubungan signifikan antara tinggi badan dengan
menembak ke ring. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara tinggi badan dengan
menembak ke ring.
Hasil pengujian korelasi parsial antara tinggi badan dengan melempar
ke sasaran diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.144 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.463. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik tinggi badan maka akan semakin baik pula hasil melempar ke
sasaran demikian pula sebaliknya semakin kecil tinggi badan maka akan
56
semakin kurang hasil melempar ke sasaran. Nilai probabilitas sebesar 0.463
> 0.05 yang berarti ada hubungan tidak signifikan antara tinggi badan
dengan melempar ke sasaran. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan tidak signifikan positif antara tinggi badan
dengan melempar ke sasaran.
Hasil pengujian korelasi parsial antara tinggi badan dengan
menggiring bola diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.241 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.217. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik tinggi badan maka akan semakin baik pula hasil menggiring
bola demikian pula sebaliknya semakin kecil tinggi badan maka akan
semakin kurang hasil menggiring bola. Nilai probabilitas sebesar 0.217 >
0.05 yang berarti ada hubungan tidak signifikan antara tinggi badan
dengan menggiring bola. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan tidak signifikan positif antara tinggi badan
dengan menggiring bola.
Pengujian terhadap ketiga aspek keterampilan bermain bola basket
diperoleh bahwa ada hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan
menembak ke ring, tetapi tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan
keterampilan melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Berdasarkan
ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
tinggi badan dengan keterampilan menembak ring yang berupa
keterampilan menembak ke ring.
3. Hipotesis Hubungan antara Kelincahan Dengan Keterampilan Bermain
Bola Basket.
Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan menguji korelasi parsial
antara kelincahan dengan ketiga aspek keterampilan bermain bola basket,
yaitu menembak ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola.
Hasil pengujian korelasi parsial antara kelincahan dengan menembak
ke ring diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.158 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.423. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik kelincahan maka akan semakin baik pula hasil menembak ke
57
ring demikian pula sebaliknya semakin kecil kelincahan maka akan semakin
kurang hasil menembak ke ring. Nilai probabilitas sebesar 0.423 > 0.05
yang berarti ada hubungan tidak signifikan antara kelincahan dengan
menembak ke ring. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan tidak signifikan positif antara kelincahan dengan
menembak ke ring.
Hasil pengujian korelasi parsial antara kelincahan dengan melempar
ke sasaran diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.454 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.015. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti
semakin baik kelincahan maka akan semakin baik pula hasil melempar ke
sasaran demikian pula sebaliknya semakin kecil kelincahan maka akan
semakin kurang hasil melempar ke sasaran. Nilai probabilitas sebesar 0.015
< 0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara kelincahan dengan
melempar ke sasaran. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara kelincahan dengan
melempar ke sasaran.
Hasil pengujian korelasi parsial antara kelincahan dengan menggiring
bola diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.448 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.017. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti semakin baik
kelincahan maka akan semakin baik pula hasil menggiring bola demikian
pula sebaliknya semakin kecil kelincahan maka akan semakin kurang hasil
menggiring bola. Nilai probabilitas sebesar 0.017 < 0.05 yang berarti ada
hubungan signifikan antara kelincahan dengan menggiring bola.
Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan ada hubungan
signifikan positif antara kelincahan dengan menggiring bola.
Pengujian terhadap ketiga aspek keterampilan bermain bola basket
diperoleh bahwa ada hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan
menembak ke ring, tetapi tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan
keterampilan melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Berdasarkan
ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
58
tinggi badan dengan keterampilan menembak ring yang berupa
melempar ke sasaran dan menggiring bola.
4. Hipotesis Hubungan secara bersama-sama antara power tungkai, tinggi
badan dan kelincahan Dengan Keterampilan Bermain bola basket.
a. Uji signifikansi model/ uji bersama-sama.
Uji signifikansi model digunakan untuk mengetahui apakah ketiga
variabel independen yaitu power tungkai, tinggi badan dan kelincahan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan bermain bola
basket. Uji yang digunakan adalah uji anova/ uji F. Ketiga variabel
dikatakan berhubungan secara bersama-sama jika nilai F-hitung > F-tabel
atau probabilitas < 0.05. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Uji signifikansi model
model Variabel dependen Ftest F-tabel p kesimpulan
1 menembak ke ring 18.792 2.975 0.000 signifikan
2 melempar ke sasaran 9.886 2.975 0.000 signifikan
3 menggiring bola 13.976 2.975 0.000 signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum
Hasil perhitungan pada model 1 dengan variabel dependen menembak ke
ring diperoleh nilai F-hitung sebesar 18.792 dengan nilai probabilitas =
0.000. nilai probabilitas < 0.05 yang berarti power tungkai, tinggi badan
dan kelincahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan
menembak ke ring.
Hasil perhitungan pada model 2 dengan variabel dependen melempar ke
sasaran diperoleh nilai F-hitung sebesar 9.886 dengan nilai probabilitas =
0.000. nilai probabilitas < 0.05 yang berarti power tungkai, tinggi badan
dan kelincahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan
melempar ke sasaran.
Hasil perhitungan pada model 3 dengan variabel dependen menggiring
bola diperoleh nilai F-hitung sebesar 13.976 dengan nilai probabilitas =
0.000. nilai probabilitas < 0.05 yang berarti power tungkai, tinggi badan
59
dan kelincahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan
menggiring bola.
Berdasarkan ketiga keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa berarti
power tungkai, tinggi badan dan kelincahan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap keterampilan bermain bola basket.
b. Koefisien determinasi
Tabel rangkuman koefisien determinasi, sumbangan relatif dan
sumbangan efektif
Tabel 4.13 Rangkuman Koefisien Determinasi, Sumbangan Relatif
Dan Sumbangan Efektif
dependen independen rxy SE SR
menembak ke ring power tungkai 0.737 27.0 39.5
tinggi badan 0.712 24.3 35.5
kelincahan 0.618 17.1 25.0
R2 68.40
melempar ke sasaran power tungkai 0.698 35.200 66.000
tinggi badan 0.564 7.700 14.400
kelincahan 0.520 10.400 19.500
R2 53.30
menggiring bola power tungkai 0.619 8.700 14.100
tinggi badan 0.691 29.800 48.300
kelincahan 0.633 23.200 37.600
R2 61.70
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum
1) Menembak ke ring.
Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh pada aspek menembak ke
ring diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 68.4% yang berarti
keterampilan menembak ke ring dapat dijelaskan oleh power tungkai, tinggi
badan, dan kelincahan sebesar 68.4 % sedangkan sisanya 31.6% dipengaruhi
oleh faktor lain.
60
Pada power tungkai diperoleh sumbangan efektif sebesar 27% dan
sumbangan relatif sebesar 39.5%. Pada tinggi badan diperoleh sumbangan
efektif sebesar 24.3% dan sumbangan relatif sebesar 35.5%. Pada
kelincahan diperoleh sumbangan efektif sebesar 17.1% dan sumbangan
relatif sebesar 25%. Nilai sumbangan efektif maupun sumbangan relatif
terbesar pada variabel power tungkai sehingga power tungkai mempunyai
hubungan yang paling erat dibandingkan variabel-variabel lainnya.
2) Melempar ke sasaran.
Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh pada aspek melempar ke
sasaran diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 53.3% yang
berarti keterampilan menembak ke ring dapat dijelaskan oleh power tungkai,
tinggi badan, dan kelincahan sebesar 53.3 % sedangkan sisanya 46.7%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Pada power tungkai diperoleh sumbangan efektif sebesar 35.2% dan
sumbangan relatif sebesar 66%. Pada tinggi badan diperoleh sumbangan
efektif sebesar 7.7% dan sumbangan relatif sebesar 14.4%. Pada kelincahan
diperoleh sumbangan efektif sebesar 10.4% dan sumbangan relatif sebesar
19.5%. Nilai sumbangan efektif maupun sumbangan relatif terbesar pada
variabel power tungkai sehingga power tungkai mempunyai hubungan yang
paling erat dibandingkan variabel-variabel lainnya.
3) Menggiring bola.
Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh pada aspek menggiring
bola diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 61.7% yang berarti
keterampilan menembak ke ring dapat dijelaskan oleh power tungkai, tinggi
badan, dan kelincahan sebesar 61.7 % sedangkan sisanya 38.3% dipengaruhi
oleh faktor lain.
Pada power tungkai diperoleh sumbangan efektif sebesar 8.7% dan
sumbangan relatif sebesar 14.1%. Pada tinggi badan diperoleh sumbangan
efektif sebesar 29.8% dan sumbangan relatif sebesar 48.3%. Pada
kelincahan diperoleh sumbangan efektif sebesar 23.2% dan sumbangan
relatif sebesar 37.6%. Nilai sumbangan efektif maupun sumbangan relatif
61
terbesar pada variabel tinggi badan sehingga tinggi badan mempunyai
hubungan yang paling erat dibandingkan variabel-variabel lainnya.
c. Persamaan regresi linear berganda
Tabel 4.14 Rangkuman hasil perhitungan koefisien regresi linear
berganda
dependen independen Koefisien t-value p
menembak ke ring (Constant) 0.766 0.114 0.910
vertical jump 0.366 2.331 0.028
tinggi badan 0.342 2.272 0.032
dodging run 0.277 2.126 0.043
melempar ke
sasaran (Constant) 7.987 0.978 0.337
vertical jump 0.504 2.64 0.014
tinggi badan 0.136 0.744 0.463
dodging run 0.200 1.265 0.217
menggiring bola (Constant) 3.051 0.413 0.683
vertical jump 0.141 0.815 0.423
tinggi badan 0.432 2.601 0.015
dodging run 0.367 2.559 0.017
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum
Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
= 0.766 + 0.366 + 0.342 + 0.277 += 7.987 + 0.504 + 0.136 + 0.200 += 3.051 + 0.141 + 0.432 + 0.367 +
1) Menembak ke ring.
Nilai koefisien konstan sebesar 0.766 artinya jika nilai power
tungkai, tinggi badan dan kelincahan = 0 maka skor menembak ke ring
sebesar 0.766.
62
Nilai koefisien power tungkai sebesar 0.366 artinya setiap
penambahan 1 poin power tungkai maka akan menambah skor
menembak ke ring sebesar 0.366.
Nilai koefisien tinggi badan sebesar 0.342 artinya setiap
penambahan 1 poin tinggi badan maka akan menambah skor
menembak ke ring sebesar 0.342.
Nilai koefisien kelincahan sebesar 0.277 artinya setiap
penambahan 1 poin kelincahan maka akan menambah skor menembak
ke ring sebesar 0.277.
2) Melempar ke sasaran.
Nilai koefisien konstan sebesar 7.987 artinya jika nilai power
tungkai, tinggi badan dan kelincahan = 0 maka skor melempar ke
sasaran sebesar 7.987.
Nilai koefisien power tungkai sebesar 0.504 artinya setiap
penambahan 1 poin power tungkai maka akan menambah skor
melempar ke sasaran sebesar 0.504.
Nilai koefisien tinggi badan sebesar 0.136 artinya setiap
penambahan 1 poin tinggi badan maka akan menambah skor
melempar ke sasaran sebesar 0.136.
Nilai koefisien kelincahan sebesar 0.2 artinya setiap penambahan
1 poin kelincahan maka akan menambah skor melempar ke sasaran
sebesar 0.2.
3) Menggiring bola.
Nilai koefisien konstan sebesar 3.051 artinya jika nilai power
tungkai, tinggi badan dan kelincahan = 0 maka skor menggiring bola
sebesar 3.051.
Nilai koefisien power tungkai sebesar 0.141 artinya setiap
penambahan 1 poin power tungkai maka akan menambah skor
menggiring bola sebesar 0.141.
63
Nilai koefisien tinggi badan sebesar 0.432 artinya setiap
penambahan 1 poin tinggi badan maka akan menambah skor
menggiring bola sebesar 0.432.
Nilai koefisien kelincahan sebesar 0.367 artinya setiap
penambahan 1 poin kelincahan maka akan menambah skor
menggiring bola sebesar 0.367.
64
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara power tungkai dengan
keterampilan bermain bola basket yang berupa menembak ke ring, melempar ke
sasaran, dan menggiring bola. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi parsial
antara power tungkai dengan ketiga macam ketrampilan yaitu menembak ke
ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola masing-masing mempunyai
nilai korelasi parsial sebesar 0.416, 0.407, dan 0.385. Ketiga macam
keterampilan tersebut dinyatakan signifikan mempunyai nilai probabilitas <
0.05.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tinggi badan dengan
keterampilan bermain bola basket yang berupa menembak ke ring. Hal ini
dibuktikan dengan nilai korelasi parsial antara tinggi badan dengan keterampilan
bermain bola basket aspek menembak ke ring sebesar 0.460 dan nilai
probabilitas sebesar 0.014. Keterampilan menembak ke ring dinyatakan
signifikan karena mempunyai probabilitas < 0.05. Sedangkan kedua aspek
lainnya yaitu melempar ke sasaran dan menggiring bola mempunyai nilai
korelasi parsial masing-masing sebesar 0.144 dan 0.241. kedua aspek tersebut
dinyatakan tidak signifikan karena nilai-probabilitas > 0.05
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kelincahan dengan keterampilan
bermain bola basket yang berupa keterampilan melempar ke sasaran dan
menggiring bola. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi parsial antara
kelincahan dengan melempar ke sasaran dan menggiring bola masing-masing
sebesar 0.454, dan 0.448. kedua aspek tersebut dinyatakan signifikan karena
nilai probabilitas < 0.05. Sedangkan aspek keterampilan menembak ke ring
mempunyai nilai korelasi parsial sebesar 0.158 dengan nilai probabilitas sebesa
0.423. Keterampilan menembak ke ring dinyatakan tidak signifikan karena nilai
probabilitas > 0.05
65
4. Terdapat hubungan secara serentak antara power tungkai, tinggi badan, dan
kelincahan terhadap keterampilan bermain bola basket yang berupa menembak
ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Hal ini dibuktikan dengan
nilai F-hitung ketiga aspek tersebut masing-masing sebesar 18.792, 9.886, dan
13.976 dengan nilai probabilitas ketiganya sebesar 0.000. Power tungkai, tinggi
badan, dan kelincahan dinyatakan ada hubungan secara serentak dengan
keterampilan bermain bola basket karena nilai probabilitas < 0.05
B. Implikasi
Dengan diketahuinya hubungan antara Power Tungkai, Tinggi Badan dan
kelincahan Dengan Keterampilan Bermain Bola Basket Pada Siswa Ekstrakurikuler
Di SMA N 1 Sulang dapat digunakan sebagai acuan bahwa dalam latihan
bolabasket, agar memperhatikan faktor Power Tungkai, Tinggi Badan, dan
kelincahan, karena ketiga faktor ini mempunyai kontribusi yang nyata Dengan
keterampilan bermain bolabasket seseorang. Hasil penelitian juga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menyusun program latihan bolabasket guna
meningkatkan keterampilan bermain bolabasket.
Meskipun penelitian ini telah diusahakan sebaik-baiknya, namun
demikian dalam pelaksanaan di lapangan masih ada kekurangan atau
keterbatasan, yaitu sebelum terlaksananya pengambilan data peneliti tidak
mempu mengontrol aktivitas siswa, sehingga keadaan siswa pada waktu tes ada
yang dalam keadaan fit dan ada yang kurang fit. Alat yang digunakan untuk
mengukur belum di kalibrasi. Namun demikian data yang diperoleh tetap
digunakan karena untuk menghemat waktu dan biaya penelitian. Pada
penelitian ini, peneliti juga tidak mentera ulang alat ukur yang digunakan
dalam pengambilan data, hal ini dikarenakan pada penelitian ini tidak
membandingkan kemampuan siswa dengan standar, tetapi membandingkan
kemampuan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.
66
C. Saran
1. Bagi Guru
Berangkat dari kesimpulan maka disarankan secara khusus kepada para
mahasiswa, dosen pengajar serta secara umum kepada pelaku olahraga
bolabasket (pemain dan pelatih) bahwa untuk dapat bermain bolabasket dengan
baik perlu memperhatika faktor Power Tungkai tinggi badan dan kelincahan
sehingga dalam latihan agar memperhatikan ketiga faktor tersebut.
2. Bagi para peneliti
Bagi peneliti yang akan datang agar dapat mengadakan pertimbangan
penelitian ini dengan menggunakan populasi yang lain, baik dalam kuantitas
maupun tingkatan kualitas pemain. Secara kuantitas dengan menambah jumlah
populasi yang ada, sedangkan secara kualitas dengan melibatkan taraf
keterampilan bermain bolabasket bagi siswa