BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13...

24
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Data Data penelitian ini dapat dideskriptifkan pada tabel dan grafik gambar. 1). Vertical jump (X 1 ). Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata vertical jump(cm) sebesar 38.833 dengan nilai standar deviasi sebesar 4.526. Nilai mimumum vertical jump(cm) sebesar 30 dan nilai maksimumnya sebesar 48. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi vertical jump no interval frekuensi persentase 1 30 - 34 6 20 2 35 - 39 9 30 3 40 - 44 12 40 4 45 - 49 3 10 total 30 100 Tabel diatas menunjukkan vertical jump siswa. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 6 siswa (20.0%) pada interval 30 - 34, 9 siswa (30.0%) pada interval 35 - 39, 12 siswa (40.0%) pada interval 40 - 44, dan 3 siswa (10.0%) pada interval 45 - 49. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa pada interval 40 - 44.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Data

Data penelitian ini dapat dideskriptifkan pada tabel dan grafik gambar.

1). Vertical jump (X1).

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata vertical jump(cm) sebesar 38.833 dengan nilai standar deviasi sebesar

4.526. Nilai mimumum vertical jump(cm) sebesar 30 dan nilai maksimumnya

sebesar 48.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi vertical jump

no interval frekuensi persentase

1 30 - 34 6 20

2 35 - 39 9 30

3 40 - 44 12 40

4 45 - 49 3 10

total 30 100

Tabel diatas menunjukkan vertical jump siswa. Berdasarkan tabel diatas

diketahui bahwa 6 siswa (20.0%) pada interval 30 - 34, 9 siswa (30.0%) pada

interval 35 - 39, 12 siswa (40.0%) pada interval 40 - 44, dan 3 siswa (10.0%) pada

interval 45 - 49. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar

siswa pada interval 40 - 44.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

44

Gambar 4.1 histogram vertical jump

2). Tinggi badan (X2).

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata tinggi badan(cm) sebesar 166.833 dengan nilai standar deviasi sebesar

3.798. Nilai mimumum tinggi badan(cm) sebesar 160.1 dan nilai maksimumnya

sebesar 175.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tinggi badan

no interval frekuensi persentase

1 160.1 - 163.1 5 16.67

2 164.1 - 167.1 9 30

3 168.1 - 171.1 12 40

4 172.1 - 175.1 4 13.33

total 30 100

Tabel diatas menunjukkan tinggi badan siswa. Berdasarkan tabel diatas

diketahui bahwa 5 siswa (16.7%) pada interval 160.1 - 163.1, 9 siswa (30.0%)

pada interval 164.1 - 167.1, 12 siswa (40.0%) pada interval 168.1 - 171.1, dan 4

siswa (13.3%) pada interval 172.1 - 175.1. Berdasarkan keterangan tersebut

diketahui bahwa sebagian besar responden pada interval 168.1 - 171.1.

0

2

4

6

8

10

12

14

30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49

Power Tungkai

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

45

Gambar 4.2 histogram tinggi badan

3). Kelincahan Dodging run (X3).

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata dodging run(detik) sebesar 12.244 dengan nilai standar deviasi sebesar

1.596. Nilai mimumum dodging run(detik) sebesar 9.41 dan nilai maksimumnya

sebesar 15.21.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dodging run

no interval frekuensi persentase

1 9.41 - 10.81 7 23.33

2 10.91 - 12.31 6 20

3 12.41 - 13.81 12 40

4 13.91 - 15.31 5 16.67

total 30 100

Tabel diatas menunjukkan dodging run siswa. Berdasarkan tabel diatas

diketahui bahwa 7 siswa (23.3%) pada interval 9.41 - 10.81, 6 siswa (20.0%) pada

interval 10.91 - 12.31, 12 siswa (40.0%) pada interval 12.41 - 13.81, dan 5 siswa

(16.7%) pada interval 13.91 - 15.31. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui

bahwa sebagian besar responden pada interval 12.41 - 13.81.

0

2

4

6

8

10

12

14

160.1 - 163.1 164.1 - 167.1 168.1 - 171.1 172.1 - 175.1

Tinggi Badan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

46

Gambar 4.3 histogram

4). Menembak ke ring (Y).

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata keterampilan menembak ke ring(kali) sebesar 10.900 dengan nilai

standar deviasi sebesar 1.348. Nilai mimumum menembak ke ring(kali) sebesar 8

dan nilai maksimumnya sebesar 13.

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi menembak ke ring

no interval frekuensi persentase

1 7 - 8 1 3.333

2 9 - 10 13 43.33

3 11 - 12 11 36.67

4 13 - 14 5 16.67

total 30 100

Tabel diatas menunjukkan keterampilan menembak ke ring. Berdasarkan

tabel diatas diketahui bahwa 1 siswa (3.3%) pada interval 7 - 8, 13 siswa (43.3%)

pada interval 9 - 10, 11 siswa (36.7%) pada interval 11 - 12, dan 5 siswa (16.7%)

pada interval 13 - 14. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian

besar responden pada interval 9 - 10.

0

2

4

6

8

10

12

14

9.41 - 10.81 10.91 - 12.31 12.41 - 13.81 13.91 - 15.31

Kelincahan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

47

Gambar 4.4 histogram menembak ke ring

5). Melempar ke sasaran (Y).

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata melempar ke sasaran(kali) sebesar 13.133 dengan nilai standar deviasi

sebesar 1.961. Nilai mimumum melempar ke sasaran(kali) sebesar 9 dan nilai

maksimumnya sebesar 17.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi melempar ke sasaran

no interval frekuensi persentase

1 9 - 10 2 6.667

2 11 - 12 9 30

3 13 - 14 11 36.67

4 15 - 17 8 26.67

total 30 100

Tabel diatas menunjukkan keterampilan melempar ke sasaran. Berdasarkan

tabel diatas diketahui bahwa 2 siswa (6.7%) pada interval 9 - 10, 9 siswa (30.0%)

pada interval 11 - 12, 11 siswa (36.7%) pada interval 13 - 14, dan 8 siswa (26.7%)

pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian

besar responden pada interval 13 - 14.

0

2

4

6

8

10

12

14

7 - 8 9 - 10 11 - 12 13 - 14

menembak ke ring

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

48

Gambar 4.5 melempar ke sasaran

6). Menggiring bola (Y).

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata menggiring bola(kali) sebesar 11.900 dengan nilai standar deviasi

sebesar 2.604. Nilai mimumum menggiring bola(kali) sebesar 8 dan nilai

maksimumnya sebesar 17.

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi menggiring bola

no interval frekuensi persentase

1 8 - 10 12 40

2 11 - 12 4 13.33

3 13 - 14 9 30

4 15 - 17 5 16.67

total 30 100

Tabel diatas menunjukkan keterampilan menggiring bola. Berdasarkan tabel

diatas diketahui bahwa 12 siswa (40.0%) pada interval 8 - 10, 4 siswa (13.3%)

pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%)

pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian

besar responden pada interval 8 - 10.

0

2

4

6

8

10

12

9 - 10 11 - 12 13 - 14 15 - 17

melempar ke sasaran

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

49

Gambar 4.6 menggiring bola

TABEL 4.7 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

vertical jump(cm) 30 30.00 48.00 38.8333 4.52642

tinggi badan(cm) 30 160.10 175.00 166.8333 3.79758

dodging run(detik) 30 9.41 15.21 12.2437 1.59586

menembak ke ring(kali) 30 8.00 13.00 10.9000 1.34805

melempar ke sasaran(kali) 30 9.00 17.00 13.1333 1.96053

menggiring bola(kali) 30 8.00 17.00 11.9000 2.60437

Valid N (listwise) 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

2. Hasil Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian

normalitas data menggunakan One-Sampel Kolmogrov-Smirnov test. Tingkat

signifikansi yang digunakan adalah 5%. Uji statistik yang penulis lakukan guna

mengetahui normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik One-Sampel

Kolmogrov-Smirnov test. Hasil perhitungan yang diperoleh pada model 1, model 2

0

2

4

6

8

10

12

14

8 - 10 11 - 12 13 - 14 15 - 17

menggiring bola

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

50

dan model 3 yang didapatkan dengan nilai probabilitas masing-masing berturut-

turut 0.835, 0.402, dan 0.977. ketiganya memiliki nilai yang lebih besar dari

signifikansi 0.05. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel xxx

TABEL 4.8 Hasil Uji Normalitas

RES_1 RES_2 RES_3

N 30 30 30

Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000 .0000000

Std. Deviation 5.61849145 6.83381441 6.18628851

Most Extreme Differences Absolute .113 .163 .087

Positive .113 .123 .076

Negative -.069 -.163 -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .621 .894 .477

Asymp. Sig. (2-tailed) .835 .402 .977

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan diagram plot normal kedua model diatas dapat dilihat bahwa

ketiganya mengikuti pola garis diagonal yang menggambarkan distribusi normal.

Sehingga secara garis plot normal dapat disimpulkan bahwa kedua model

mempunyai residu berdistribusi normal. Secara keseluruhan berdasarkan kedua

aspek diatas maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

51

Gambar 4.7 Grafik normal plot model 1, model 2, dan model 3.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dengan menganalisis

besaran VIF (Varians Inflation Faktors), bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai

Tolerance diatas 0.10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula

sebaliknya.

Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

TABEL 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

vertical jump(T score) .493 2.027

tinggi badan(T score) .535 1.870

dodging run(T score) .717 1.396

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai Tolerance

menunjukkan nilai Tolerance lebih dari 0.10 dan hasil perhitungan nilai VIF

menunjukkan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi multikolinieritas.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokesdastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scaterplots. Hasil

uji heteroskedastisitas variabel dependen pinjaman daerah menunjukan bahwa

titik-titik tersebar di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

52

membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau kesamaan varian regresi

terpenuhi

Gambar 4.8 diagram pencar uji kesamaan varian

5. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

yang dijadikan prediktor mempunyai pengaruh yang linear atau tidak terhadap

variabel terikatnya. Pengujian linearitas dalam penelitian menggunakan uji LM

(Lagrange multiplier). Kriteria dalam pengujian ini adalah apabila nilai R2 x N <

C2 tabel maka variabel prediktor bersifat linear. Hasil pengujian ditampilkan

dalam tabel berikut ini:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

53

Tabel 4.10 Rangkuman Uji Linearitas

dependen R2 N R2xN C2 tabel kesimpulan

menembak ke ring(T score) 0.000 30 0.000 38.885 linear

melempar ke sasaran(T score) 0.002 30 0.060 38.885 linear

menggiring bola(T score) 0.000 30 0.000 38.885 linear

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai R2 x N < C2 tabel sehingga

dapat disimpulkan bahwa ketiga model bersifat linear. Berdasarkan keterangan

tersebut dapat disimpulkan asumsi linearitas terpenuhi

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan korelasi parsial antara variabel bebas

vertikal jump, tinggi badan, dan dodging run dengan variabel terikat menembak

ke ring, melempar ke sasaran dan menggiring bola.

Tabel 4.11 Rangkuman korelasi parsial

independen dependen R P keterangan

vertical jump menembak ke ring 0.416 0.028 signifikan positif

melempar ke sasaran 0.407 0.032 signifikan positif

menggiring bola 0.385 0.043 signifikan positif

tinggi badan menembak ke ring 0.460 0.014 signifikan positif

melempar ke sasaran 0.144 0.463 tidak signifikan positif

menggiring bola 0.241 0.217 tidak signifikan positif

dodging run menembak ke ring 0.158 0.423 tidak signifikan positif

melempar ke sasaran 0.454 0.015 signifikan positif

menggiring bola 0.448 0.017 signifikan positif

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

54

B. Pembahasan

1. Hipotesis Hubungan antara power tungkai Dengan Keterampilan Bermain

Bola Basket.

Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menguji korelasi

parsial antara power tungkai dengan ketiga aspek keterampilan bermain

bola basket, yaitu menembak ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring

bola.

Hasil pengujian korelasi parsial antara power tungkai dengan

menembak ke ring diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.416 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.028. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik power tungkai maka akan semakin baik pula hasil menembak

ke ring demikian pula sebaliknya semakin kecil power tungkai maka akan

semakin kurang hasil menembak ke ring. Nilai probabilitas sebesar 0.028 <

0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara power tungkai dengan

menembak ke ring. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara power tungkai dengan

menembak ke ring.

Hasil pengujian korelasi parsial antara power tungkai dengan

melempar ke sasaran diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.407 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.032. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik power tungkai maka akan semakin baik pula hasil melempar

ke sasaran demikian pula sebaliknya semakin kecil power tungkai maka

akan semakin kurang hasil melempar ke sasaran. Nilai probabilitas sebesar

0.032 < 0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara power tungkai

dengan melempar ke sasaran. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara power tungkai dengan

melempar ke sasaran.

Hasil pengujian korelasi parsial antara power tungkai dengan

menggiring bola diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.385 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.043. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik power tungkai maka akan semakin baik pula hasil menggiring

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

55

bola demikian pula sebaliknya semakin kecil power tungkai maka akan

semakin kurang hasil menggiring bola. Nilai probabilitas sebesar 0.043 <

0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara power tungkai dengan

menggiring bola. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan

ada hubungan signifikan positif antara power tungkai dengan menggiring

bola.

Pengujian terhadap ketiga aspek keterampilan bermain bola basket

diperoleh bahwa ada hubungan antara power tungkai dengan menembak ke

ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Berdasarkan ketiga aspek

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara power tungkai

dengan keterampilan bermain bola basket.

2. Hipotesis Hubungan antara Tinggi Badan Dengan Keterampilan Bermain

Bola Basket.

Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menguji korelasi parsial

antara tinggi badan dengan ketiga aspek keterampilan bermain bola basket,

yaitu menembak ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola.

Hasil pengujian korelasi parsial antara tinggi badan dengan menembak ke

ring diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.46 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.014. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti semakin baik

tinggi badan maka akan semakin baik pula hasil menembak ke ring

demikian pula sebaliknya semakin kecil tinggi badan maka akan semakin

kurang hasil menembak ke ring. Nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05

yang berarti ada hubungan signifikan antara tinggi badan dengan

menembak ke ring. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara tinggi badan dengan

menembak ke ring.

Hasil pengujian korelasi parsial antara tinggi badan dengan melempar

ke sasaran diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.144 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.463. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik tinggi badan maka akan semakin baik pula hasil melempar ke

sasaran demikian pula sebaliknya semakin kecil tinggi badan maka akan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

56

semakin kurang hasil melempar ke sasaran. Nilai probabilitas sebesar 0.463

> 0.05 yang berarti ada hubungan tidak signifikan antara tinggi badan

dengan melempar ke sasaran. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan tidak signifikan positif antara tinggi badan

dengan melempar ke sasaran.

Hasil pengujian korelasi parsial antara tinggi badan dengan

menggiring bola diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.241 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.217. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik tinggi badan maka akan semakin baik pula hasil menggiring

bola demikian pula sebaliknya semakin kecil tinggi badan maka akan

semakin kurang hasil menggiring bola. Nilai probabilitas sebesar 0.217 >

0.05 yang berarti ada hubungan tidak signifikan antara tinggi badan

dengan menggiring bola. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan tidak signifikan positif antara tinggi badan

dengan menggiring bola.

Pengujian terhadap ketiga aspek keterampilan bermain bola basket

diperoleh bahwa ada hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan

menembak ke ring, tetapi tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan

keterampilan melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Berdasarkan

ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

tinggi badan dengan keterampilan menembak ring yang berupa

keterampilan menembak ke ring.

3. Hipotesis Hubungan antara Kelincahan Dengan Keterampilan Bermain

Bola Basket.

Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan menguji korelasi parsial

antara kelincahan dengan ketiga aspek keterampilan bermain bola basket,

yaitu menembak ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola.

Hasil pengujian korelasi parsial antara kelincahan dengan menembak

ke ring diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.158 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.423. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik kelincahan maka akan semakin baik pula hasil menembak ke

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

57

ring demikian pula sebaliknya semakin kecil kelincahan maka akan semakin

kurang hasil menembak ke ring. Nilai probabilitas sebesar 0.423 > 0.05

yang berarti ada hubungan tidak signifikan antara kelincahan dengan

menembak ke ring. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan tidak signifikan positif antara kelincahan dengan

menembak ke ring.

Hasil pengujian korelasi parsial antara kelincahan dengan melempar

ke sasaran diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.454 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.015. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti

semakin baik kelincahan maka akan semakin baik pula hasil melempar ke

sasaran demikian pula sebaliknya semakin kecil kelincahan maka akan

semakin kurang hasil melempar ke sasaran. Nilai probabilitas sebesar 0.015

< 0.05 yang berarti ada hubungan signifikan antara kelincahan dengan

melempar ke sasaran. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

disimpulkan ada hubungan signifikan positif antara kelincahan dengan

melempar ke sasaran.

Hasil pengujian korelasi parsial antara kelincahan dengan menggiring

bola diperoleh nilai korelasi parsial sebesar 0.448 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.017. Nilai korelasi bertanda positif hal ini berarti semakin baik

kelincahan maka akan semakin baik pula hasil menggiring bola demikian

pula sebaliknya semakin kecil kelincahan maka akan semakin kurang hasil

menggiring bola. Nilai probabilitas sebesar 0.017 < 0.05 yang berarti ada

hubungan signifikan antara kelincahan dengan menggiring bola.

Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan ada hubungan

signifikan positif antara kelincahan dengan menggiring bola.

Pengujian terhadap ketiga aspek keterampilan bermain bola basket

diperoleh bahwa ada hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan

menembak ke ring, tetapi tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan

keterampilan melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Berdasarkan

ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

58

tinggi badan dengan keterampilan menembak ring yang berupa

melempar ke sasaran dan menggiring bola.

4. Hipotesis Hubungan secara bersama-sama antara power tungkai, tinggi

badan dan kelincahan Dengan Keterampilan Bermain bola basket.

a. Uji signifikansi model/ uji bersama-sama.

Uji signifikansi model digunakan untuk mengetahui apakah ketiga

variabel independen yaitu power tungkai, tinggi badan dan kelincahan

secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan bermain bola

basket. Uji yang digunakan adalah uji anova/ uji F. Ketiga variabel

dikatakan berhubungan secara bersama-sama jika nilai F-hitung > F-tabel

atau probabilitas < 0.05. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Uji signifikansi model

model Variabel dependen Ftest F-tabel p kesimpulan

1 menembak ke ring 18.792 2.975 0.000 signifikan

2 melempar ke sasaran 9.886 2.975 0.000 signifikan

3 menggiring bola 13.976 2.975 0.000 signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum

Hasil perhitungan pada model 1 dengan variabel dependen menembak ke

ring diperoleh nilai F-hitung sebesar 18.792 dengan nilai probabilitas =

0.000. nilai probabilitas < 0.05 yang berarti power tungkai, tinggi badan

dan kelincahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan

menembak ke ring.

Hasil perhitungan pada model 2 dengan variabel dependen melempar ke

sasaran diperoleh nilai F-hitung sebesar 9.886 dengan nilai probabilitas =

0.000. nilai probabilitas < 0.05 yang berarti power tungkai, tinggi badan

dan kelincahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan

melempar ke sasaran.

Hasil perhitungan pada model 3 dengan variabel dependen menggiring

bola diperoleh nilai F-hitung sebesar 13.976 dengan nilai probabilitas =

0.000. nilai probabilitas < 0.05 yang berarti power tungkai, tinggi badan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

59

dan kelincahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterampilan

menggiring bola.

Berdasarkan ketiga keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa berarti

power tungkai, tinggi badan dan kelincahan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap keterampilan bermain bola basket.

b. Koefisien determinasi

Tabel rangkuman koefisien determinasi, sumbangan relatif dan

sumbangan efektif

Tabel 4.13 Rangkuman Koefisien Determinasi, Sumbangan Relatif

Dan Sumbangan Efektif

dependen independen rxy SE SR

menembak ke ring power tungkai 0.737 27.0 39.5

tinggi badan 0.712 24.3 35.5

kelincahan 0.618 17.1 25.0

R2 68.40

melempar ke sasaran power tungkai 0.698 35.200 66.000

tinggi badan 0.564 7.700 14.400

kelincahan 0.520 10.400 19.500

R2 53.30

menggiring bola power tungkai 0.619 8.700 14.100

tinggi badan 0.691 29.800 48.300

kelincahan 0.633 23.200 37.600

R2 61.70

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum

1) Menembak ke ring.

Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh pada aspek menembak ke

ring diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 68.4% yang berarti

keterampilan menembak ke ring dapat dijelaskan oleh power tungkai, tinggi

badan, dan kelincahan sebesar 68.4 % sedangkan sisanya 31.6% dipengaruhi

oleh faktor lain.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

60

Pada power tungkai diperoleh sumbangan efektif sebesar 27% dan

sumbangan relatif sebesar 39.5%. Pada tinggi badan diperoleh sumbangan

efektif sebesar 24.3% dan sumbangan relatif sebesar 35.5%. Pada

kelincahan diperoleh sumbangan efektif sebesar 17.1% dan sumbangan

relatif sebesar 25%. Nilai sumbangan efektif maupun sumbangan relatif

terbesar pada variabel power tungkai sehingga power tungkai mempunyai

hubungan yang paling erat dibandingkan variabel-variabel lainnya.

2) Melempar ke sasaran.

Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh pada aspek melempar ke

sasaran diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 53.3% yang

berarti keterampilan menembak ke ring dapat dijelaskan oleh power tungkai,

tinggi badan, dan kelincahan sebesar 53.3 % sedangkan sisanya 46.7%

dipengaruhi oleh faktor lain.

Pada power tungkai diperoleh sumbangan efektif sebesar 35.2% dan

sumbangan relatif sebesar 66%. Pada tinggi badan diperoleh sumbangan

efektif sebesar 7.7% dan sumbangan relatif sebesar 14.4%. Pada kelincahan

diperoleh sumbangan efektif sebesar 10.4% dan sumbangan relatif sebesar

19.5%. Nilai sumbangan efektif maupun sumbangan relatif terbesar pada

variabel power tungkai sehingga power tungkai mempunyai hubungan yang

paling erat dibandingkan variabel-variabel lainnya.

3) Menggiring bola.

Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh pada aspek menggiring

bola diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 61.7% yang berarti

keterampilan menembak ke ring dapat dijelaskan oleh power tungkai, tinggi

badan, dan kelincahan sebesar 61.7 % sedangkan sisanya 38.3% dipengaruhi

oleh faktor lain.

Pada power tungkai diperoleh sumbangan efektif sebesar 8.7% dan

sumbangan relatif sebesar 14.1%. Pada tinggi badan diperoleh sumbangan

efektif sebesar 29.8% dan sumbangan relatif sebesar 48.3%. Pada

kelincahan diperoleh sumbangan efektif sebesar 23.2% dan sumbangan

relatif sebesar 37.6%. Nilai sumbangan efektif maupun sumbangan relatif

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

61

terbesar pada variabel tinggi badan sehingga tinggi badan mempunyai

hubungan yang paling erat dibandingkan variabel-variabel lainnya.

c. Persamaan regresi linear berganda

Tabel 4.14 Rangkuman hasil perhitungan koefisien regresi linear

berganda

dependen independen Koefisien t-value p

menembak ke ring (Constant) 0.766 0.114 0.910

vertical jump 0.366 2.331 0.028

tinggi badan 0.342 2.272 0.032

dodging run 0.277 2.126 0.043

melempar ke

sasaran (Constant) 7.987 0.978 0.337

vertical jump 0.504 2.64 0.014

tinggi badan 0.136 0.744 0.463

dodging run 0.200 1.265 0.217

menggiring bola (Constant) 3.051 0.413 0.683

vertical jump 0.141 0.815 0.423

tinggi badan 0.432 2.601 0.015

dodging run 0.367 2.559 0.017

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS yang telah dirangkum

Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:

= 0.766 + 0.366 + 0.342 + 0.277 += 7.987 + 0.504 + 0.136 + 0.200 += 3.051 + 0.141 + 0.432 + 0.367 +

1) Menembak ke ring.

Nilai koefisien konstan sebesar 0.766 artinya jika nilai power

tungkai, tinggi badan dan kelincahan = 0 maka skor menembak ke ring

sebesar 0.766.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

62

Nilai koefisien power tungkai sebesar 0.366 artinya setiap

penambahan 1 poin power tungkai maka akan menambah skor

menembak ke ring sebesar 0.366.

Nilai koefisien tinggi badan sebesar 0.342 artinya setiap

penambahan 1 poin tinggi badan maka akan menambah skor

menembak ke ring sebesar 0.342.

Nilai koefisien kelincahan sebesar 0.277 artinya setiap

penambahan 1 poin kelincahan maka akan menambah skor menembak

ke ring sebesar 0.277.

2) Melempar ke sasaran.

Nilai koefisien konstan sebesar 7.987 artinya jika nilai power

tungkai, tinggi badan dan kelincahan = 0 maka skor melempar ke

sasaran sebesar 7.987.

Nilai koefisien power tungkai sebesar 0.504 artinya setiap

penambahan 1 poin power tungkai maka akan menambah skor

melempar ke sasaran sebesar 0.504.

Nilai koefisien tinggi badan sebesar 0.136 artinya setiap

penambahan 1 poin tinggi badan maka akan menambah skor

melempar ke sasaran sebesar 0.136.

Nilai koefisien kelincahan sebesar 0.2 artinya setiap penambahan

1 poin kelincahan maka akan menambah skor melempar ke sasaran

sebesar 0.2.

3) Menggiring bola.

Nilai koefisien konstan sebesar 3.051 artinya jika nilai power

tungkai, tinggi badan dan kelincahan = 0 maka skor menggiring bola

sebesar 3.051.

Nilai koefisien power tungkai sebesar 0.141 artinya setiap

penambahan 1 poin power tungkai maka akan menambah skor

menggiring bola sebesar 0.141.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

63

Nilai koefisien tinggi badan sebesar 0.432 artinya setiap

penambahan 1 poin tinggi badan maka akan menambah skor

menggiring bola sebesar 0.432.

Nilai koefisien kelincahan sebesar 0.367 artinya setiap

penambahan 1 poin kelincahan maka akan menambah skor

menggiring bola sebesar 0.367.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

64

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara power tungkai dengan

keterampilan bermain bola basket yang berupa menembak ke ring, melempar ke

sasaran, dan menggiring bola. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi parsial

antara power tungkai dengan ketiga macam ketrampilan yaitu menembak ke

ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola masing-masing mempunyai

nilai korelasi parsial sebesar 0.416, 0.407, dan 0.385. Ketiga macam

keterampilan tersebut dinyatakan signifikan mempunyai nilai probabilitas <

0.05.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tinggi badan dengan

keterampilan bermain bola basket yang berupa menembak ke ring. Hal ini

dibuktikan dengan nilai korelasi parsial antara tinggi badan dengan keterampilan

bermain bola basket aspek menembak ke ring sebesar 0.460 dan nilai

probabilitas sebesar 0.014. Keterampilan menembak ke ring dinyatakan

signifikan karena mempunyai probabilitas < 0.05. Sedangkan kedua aspek

lainnya yaitu melempar ke sasaran dan menggiring bola mempunyai nilai

korelasi parsial masing-masing sebesar 0.144 dan 0.241. kedua aspek tersebut

dinyatakan tidak signifikan karena nilai-probabilitas > 0.05

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kelincahan dengan keterampilan

bermain bola basket yang berupa keterampilan melempar ke sasaran dan

menggiring bola. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi parsial antara

kelincahan dengan melempar ke sasaran dan menggiring bola masing-masing

sebesar 0.454, dan 0.448. kedua aspek tersebut dinyatakan signifikan karena

nilai probabilitas < 0.05. Sedangkan aspek keterampilan menembak ke ring

mempunyai nilai korelasi parsial sebesar 0.158 dengan nilai probabilitas sebesa

0.423. Keterampilan menembak ke ring dinyatakan tidak signifikan karena nilai

probabilitas > 0.05

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

65

4. Terdapat hubungan secara serentak antara power tungkai, tinggi badan, dan

kelincahan terhadap keterampilan bermain bola basket yang berupa menembak

ke ring, melempar ke sasaran, dan menggiring bola. Hal ini dibuktikan dengan

nilai F-hitung ketiga aspek tersebut masing-masing sebesar 18.792, 9.886, dan

13.976 dengan nilai probabilitas ketiganya sebesar 0.000. Power tungkai, tinggi

badan, dan kelincahan dinyatakan ada hubungan secara serentak dengan

keterampilan bermain bola basket karena nilai probabilitas < 0.05

B. Implikasi

Dengan diketahuinya hubungan antara Power Tungkai, Tinggi Badan dan

kelincahan Dengan Keterampilan Bermain Bola Basket Pada Siswa Ekstrakurikuler

Di SMA N 1 Sulang dapat digunakan sebagai acuan bahwa dalam latihan

bolabasket, agar memperhatikan faktor Power Tungkai, Tinggi Badan, dan

kelincahan, karena ketiga faktor ini mempunyai kontribusi yang nyata Dengan

keterampilan bermain bolabasket seseorang. Hasil penelitian juga dapat

digunakan sebagai pedoman dalam menyusun program latihan bolabasket guna

meningkatkan keterampilan bermain bolabasket.

Meskipun penelitian ini telah diusahakan sebaik-baiknya, namun

demikian dalam pelaksanaan di lapangan masih ada kekurangan atau

keterbatasan, yaitu sebelum terlaksananya pengambilan data peneliti tidak

mempu mengontrol aktivitas siswa, sehingga keadaan siswa pada waktu tes ada

yang dalam keadaan fit dan ada yang kurang fit. Alat yang digunakan untuk

mengukur belum di kalibrasi. Namun demikian data yang diperoleh tetap

digunakan karena untuk menghemat waktu dan biaya penelitian. Pada

penelitian ini, peneliti juga tidak mentera ulang alat ukur yang digunakan

dalam pengambilan data, hal ini dikarenakan pada penelitian ini tidak

membandingkan kemampuan siswa dengan standar, tetapi membandingkan

kemampuan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …pada interval 11 - 12, 9 siswa (30.0%) pada interval 13 - 14, dan 5 siswa (16.7%) pada interval 15 - 17. Berdasarkan keterangan tersebut

66

C. Saran

1. Bagi Guru

Berangkat dari kesimpulan maka disarankan secara khusus kepada para

mahasiswa, dosen pengajar serta secara umum kepada pelaku olahraga

bolabasket (pemain dan pelatih) bahwa untuk dapat bermain bolabasket dengan

baik perlu memperhatika faktor Power Tungkai tinggi badan dan kelincahan

sehingga dalam latihan agar memperhatikan ketiga faktor tersebut.

2. Bagi para peneliti

Bagi peneliti yang akan datang agar dapat mengadakan pertimbangan

penelitian ini dengan menggunakan populasi yang lain, baik dalam kuantitas

maupun tingkatan kualitas pemain. Secara kuantitas dengan menambah jumlah

populasi yang ada, sedangkan secara kualitas dengan melibatkan taraf

keterampilan bermain bolabasket bagi siswa