BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

32
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayananan Pajak Pratama Gorontalo dengan cara menyebar angket/kuesioner penelitian kepada wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang menyelenggarakan pembukuan. Jumlah responden yang menjadi subjek penelitian sebanyak 52 responden, jumlah ini telah sesuai dengan perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Sehingga data dalam penelitian ini merupakan data primer ordinal, yang kemudian data tersebut ditransformasi ke data interval sebelum diolah dalam SPSS 17. 4.1.1.1 Karakteristik Responden Adapun karakteristik responden dari penelitian ini dapat diukur dari profil responden berdasarkan jenis kelamin, wajib pajak, usia wajib pajak, pendidikan terakhir, pekerjaan/jabatan, dan omset per tahun. 1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: 44

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayananan Pajak Pratama

Gorontalo dengan cara menyebar angket/kuesioner penelitian kepada

wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan

usaha yang menyelenggarakan pembukuan. Jumlah responden yang

menjadi subjek penelitian sebanyak 52 responden, jumlah ini telah sesuai

dengan perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin.

Sehingga data dalam penelitian ini merupakan data primer ordinal, yang

kemudian data tersebut ditransformasi ke data interval sebelum diolah

dalam SPSS 17.

4.1.1.1 Karakteristik Responden

Adapun karakteristik responden dari penelitian ini dapat diukur dari

profil responden berdasarkan jenis kelamin, wajib pajak, usia wajib pajak,

pendidikan terakhir, pekerjaan/jabatan, dan omset per tahun.

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:

44

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

45

Tabel 6: Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

Laki-laki 33 63,46 %

Perempuan 19 36,54 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa data yang dipilih

melalui kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa

responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 63,46%, sedangkan

responden berjenis kelamin perempuan sebesar 36,54%. Dari persentase

tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki

dimana sebagian besar laki-laki bekerja sebagai karyawan perusahaan,

selain sebagai staf keuangan dan pimpinan perusahaan.

2. Profil Responden Berdasarkan Klasifikasi Wajib Pajak

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan klasifikasi

wajib pajak dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7: Profil Responden Berdasarkan Klasifikasi Wajib Pajak

Wajib Pajak Jumlah Responden Presentase (%) WP Badan 31 59.62 % WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha

21 40.38 %

Jumlah 52 100 % Sumber: Olahan 2014

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa data yang dipilih melalui

kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa responden wajib

pajak badan sebesar 59,62%, sedangkan responden wajib pajak orang

pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebesar 40,38%. Dari persentase

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

46

tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah wajib

pajak badan. Hal ini dikarenakan oleh wajib pajak badan yang wajib

menyelenggarakan pembukuan tanpa terkecuali jika dibandingkan dengan

wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang masih

minim menyelenggarakan pembukuan.

3. Profil Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat

dilihat pada tabel 8 berikut ini.

Tabel 8: Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Presentase (%) ≤ 25 Tahun 3 5,77 % 26-30 Tahun 7 13,46 % 31-35 Tahun 14 26,92 %

36-40 Tahun 20 38,46 % >40 Tahun 8 15,38 % Jumlah 52 100 % Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa responden wajib pajak yang

berusia dibawah 25 tahun sebanyak 5,77%, usia 26-30 tahun sebanyak

13.46%, usia 31-35 tahun sebanyak 26.92%, usia 36-40 tahun sebanyak

35.71%, di atas 40 tahun sebanyak 14.29%. Jadi dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden berusia 36-40 tahun, hal ini disebabkan

pengalaman hidup yang matang membuat mereka lebih paham dalam

mengembangkan usaha yang dijalankannya.

4. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan

terakhir dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

47

Tabel 9: Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Usia Jumlah Responden Presentase (%) SMA 11 21,15 % Diploma (D3) 13 25,00 %

Strata (1) 19 36,54 % Strata (2) 5 9,62 % Lain-lain 4 7,69 % Jumlah 52 100 % Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa responden wajib pajak

dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 21.15%, pendidikan terakhir

Diploma 3 (D3) sebanyak 25.00%, pendidikan terakhir Strata 1 (S1)

sebanyak 36.54%, pendidikan terakhir Strata 2 (S2) sebanyak 9.62% dan

Lain-lain sebanyak 7.69%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden berpendidikan terakhir Strata 1 (S1). Hal ini disebabkan karena

dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi membuat wajib pajak

mampu bersaing dan berani mengembangkan kemampuan mereka

dengan mengandalkan pengetahuan yang mereka miliki dibanding pelaku

wajib pajak yang berpendidikan lebih rendah dari strata 1 (S1).

4.1.1.2 Analisis Tanggapan Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian yang diperoleh

dengan memberikan penilaian atas jawaban responden yang diisi oleh 52

orang responden dimana untuk menetapkan peringkat dalam pemahaman

pembukuan dan kepatuhan Wajib Pajak dapat dilihat dari perbandingan

antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai

berikut:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

48

% skor aktual =� �� � ����

� �� ����� x 100 %

Keterangan:

a. Skor aktual adalah skor jawaban yang diperoleh dari seluruh

responden atas kuesioner yang telah diajukan

b. Skor ideal adalah skor maksimum atau skor tertingi yang mungkin

diperoleh jika semua responden memilih jawaban dengan skor tertingi.

Adapun kriteria responden berdasarkan skor actual dapat dilihat pada

tabel 10 tabel berikut:

Tabel 10: Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual

No Persentase Skor Kriteria 1 20 % - 36% Sangat Rendah/Tidak Baik 2 36,01% - 52% Rendah/Kurang Baik

3 52,01% -68% Cukup Tinggi/Cukup Baik 4 68,01% - 84% Tinggi/Baik 5 84,01% - 100% Sangat Tinggi/Sangat Baik

Sumber: Narimawati (2007: 85)

4.1.1.3 Pemahaman pembukuan pada KPP Pratama Gorontalo

Sebanyak 10 butir pernyataan/pertanyaan diajukan kepada wajib

pajak untuk menilai bagaimana pemahaman pembukuan pada KPP

Pratama Gorontalo. Kuesioner terdiri dari 5 indikator, yaitu pencatatan,

pengelompokkan, pengikhtisaran, pelaporan dan penafsiran data

keuangan.

1. Pencatatan Data Transaksi Keuangan

Hasil tanggapan responden mengenai indikator pencatatan data transaksi

keuangan dapat disajikan pada tabel 10 sebagai berikut:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

49

Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data transaksi keuangan

No Butir Kuesioner Skor Jawaban responden Jumlah

skor 5 4 3 2 1

1 Bagaimana proses pencatatan transaksi yang anda gunakan?

F 6 18 11 17 0 169

% 11,54 34,62 21,15 32,69 0 65%

2 Seringkah anda mengalami kesalahan dalam pencatatan data transaksi keuangan?

F 3 12 24 13 0 161

% 5,77 23,08 4,62 34,62 0 61,9%

Total F 9 30 35 30 0 330

% 8,65 28,85 33,65 28,85 0 63,46%

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan hasil persentase pada tabel 11, menerangkan bahwa

63.46% responden cukup baik dalam melakukan pencatatan meskipun

sebagian Wajib Pajak masih ada yang melakukan kesalahan dalam

melakukan pencatatan data transaksi keuangan hal itu disebabkan karena

kurangnya perhatian dalam melakukan pembukuan.

Skor jawaban yang diperoleh sebagian besar responden

menggunakan pencatatan manual akuntansi 32,69%, maksudnya hanya

mencatat transaksi keuangan secara komersial dan tidak sampai pada

tahap melakukan koreksi fiskal, kalau pun ada tidak sepenuhnya paham

dalam penyusunan laporan rekonsiliasi fiskal. Untuk tanggapan yang

menggunakan sistem komputer hanya 11,54%, dan yang menggunakan

bantuan komputer sebagai media pencatatan sederhana 34,62%, sisanya

menggunakan manual pembukuan 21,15%. Dapat diketahui disini bahwa

dari sampel yang dilakukan peneliti sebagian besar Wajib Pajak sudah

melakukan pembukuan meskipun masih ada yang sederhana. Disamping

itu, Wajib Pajak pun di dalam pencatatan transaksinya masih cukup

banyak melakukan pencatatan yang salah (5,77%+23,08%+4,62%). Hasil

skor ini merupakan bukti yang dapat mendukung masalah yang ada pada

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

50

penelitian ini yaitu memang masih banyak Wajib Pajak yang belum paham

melakukan pembukuan sesuai dengan aturan perpajakan.

2. Pengelompokkan data transaksi keuangan

Hasil tanggapan responden mengenai indikator pengelompokkan data

transaksi keuangan dapat disajikan pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12: Rekapitulasi tanggapan responden mengenai pengelompokkan data transaksi keuangan

No Butir Kuesioner

Skor Jawaban responden Jumlah skor 5 4 3 2 1

3 Sulitkah anda dalam proses pengelompokkan data keuangan?

f 5 16 22 8 1 172

% 9,62 30,77 42,31 15,38 1,92 66,15

4 Bagaimana pengelompokkan data keuangan anda dalam usaha?

f 14 14 15 9 0 179

% 23,08 26,92 28,85 17,31 0 68,85

Total f 19 30 37 17 1 351

% 18,27 28,85 35,58 16,35 0,96 67,5

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan hasil persentase pada tabel 12, menunjukkan 67.5%

responden cukup baik dalam mengelompokkan transaksi keuangan

meskipun sebagian Wajib Pajak masih ada yang mengalami kesulitan

dalam melakukan pengelompokkan data transaksi keuangan hal itu

disebabkan karena kurangnya kedisiplinan dalam mengelompokkan

transaksi. Skor jawaban yang diperoleh berdasarkan tanggapan

responden sebagian besar responden menganggap sedang 42,31%,

menganggap sulit 15,38% dan 1,92% menganggap merasakan sangat

sulit. Untuk tanggapan yang merasakan mudah 30,77% sisanya yang

menganggap bahwa proses pengelompokkan data itu sangat mudah

9,62%. Dapat diketahui disini bahwa dari sampel yang dilakukan peneliti

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

51

banyak Wajib Pajak masih ada yang merasakan sangat sulit dalam proses

pengelompokkan data keuangan.

Disamping masih merasa sangat sulit dalam pengelompokkan data

Wajib Pajak pun dalam pelaksanaan pengelompokkan data keuangan

masih masih banyak yang salah (17,31%). Serta yang masih belum pasti

kebenarannya sebesar 28,85%. Hasil skor ini merupakan bukti yang dapat

mendukung masalah yang ada pada penelitian ini yaitu kebanyakan wajib

pajak tidak memiliki pembukuan yang teratur dan kurang paham terhadap

pembukuan yang sesuai dengan aturan perpajakan.

3. Pengikhtisaran data keuangan

Hasil tanggapan responden mengenai indikator Pengikhtisaran data

keuangan dapat disajikan pada tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 13: Rekapitulasi tanggapan responden mengenai Pengikhtisaran data keuangan

No Butir Kuesioner

Skor Jawaban responden Jumlah skor 5 4 3 2 1

5 Bagaimana menurut anda tentang pengikhtisaran data keuangan?

F 9 21 11 9 2 182

% 17,31 40,38 21,15 17,31 3,85 70%

6 Bagaimana kedisiplinan anda dalam pembukuan keuangan?

F 8 28 10 6 0 194

% 15,38 53,85 19,23 11,54 0 74,6

Total F 17 49 21 15 2 376

% 16,35 47,11 20,19 14,42 1,92 72,31

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan hasil persentase pada tabel 13, menunjukkan 72.31%

responden artinya sudah cukup baik meskipun masih ada sebagian wajib

pajak mengalami kesulitan dalam melakukan pengikhtisaran data

transaksi keuangan hal itu disebabkan karena kurangnya kedisiplinan

dalam melakukan pembukuan.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

52

Dari hasil skor jawaban diatas para pelaku Wajib Pajak sebanyak

(40,38%) responden menyatakan mudah, (17,31%) menyatakan mudah

sekali. Responden yang menyatakan sedang (21,15%), dan sisanya

menyatakan rumit dan rumit sekali (17,31%+3,85%). Kedisiplinan dalam

pembukuan keuangan bagi para Wajib Pajak sangat diperlukan demi

mendapatkan hasil baik dan benar, berdasarkan hasil dari kuesioner yang

diberikan para pelaku Wajib Pajak cukup disiplin dalam melakukan

pembukuan hal ini terbukti diperolehnya 47.11% dari 72.31% responden

menyatakan teratur dalam pembukuan data keuangan dan sisanya

menyatakan kurang disiplin (20,19%+14,42%+1,92%). Hasil ini

membuktikan bahwa masih ada Wajib Pajak yang kurang teratur dan

masih merasakan sulit dalam pengikhtisaran walaupun sebagian mereka

menyatakan mudah dan disiplin.

4. Pelaporan data keuangan

Hasil tanggapan responden mengenai indikator pelaporan data keuangan

dapat disajikan pada tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14: Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pelaporan Data Keuangan

No Butir Kuesioner

Skor Jawaban responden Jumlah skor 5 4 3 2 1

7 Apakah anda setuju bahwa laporan fiskal dibuat setelah laporan keuangan komersial?

F 4 7 11 15 5 156

% 7,69 16,35 21,15 28,85 9,62 60

8 Seringkah anda mengalami kesalahan dalam pencatatan data transaksi keuangan?

F 2 15 14 17 4 150

% 3,85 28,85 26,92 32,69 7,69 57,69

Total F 6 34 25 32 9 303

% 5,77 32,69 24,04 30,77 8,65 58,85

Sumber: Olahan, 2014

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

53

Berdasarkan hasil persentase pada tabel 14, menunjukkan 28,85%

responden, wajib pajak tidak setuju bahwa laporan fiskal dibuat setelah

laporan komersial, hal ini mengindikasikan bahwa wajib pajak yang

berangkutan belum memahami pembukuan sesuai dengan aturan

perpajakan. Skor jawaban yang diperoleh berdasarkan tanggapan

responden satu persatu berdasarkan kuesioner mengenai penyusunan

laporan keuangan sebanyak (28,85%) responden menyatakan mudah,

sedang (26,92%) dan sisanya masih mengalami kesulitan

(32,69%+7,69%). Hasil skor ini merupakan bukti yang dapat mendukung

masalah yang ada pada penelitian ini yaitu kebanyakan tidak melakukan

pembukuan dengan benar dan masih sering mengalami banyak

kesalahan dalam membuat laporan keuangan sehingga berpengaruh

terhadap jumlah pajak terutang yang dibayarkan.

5. Penafsiran data keuangan

Hasil tanggapan responden mengenai indikator penafsiran data keuangan

dapat disajikan pada tabel 15 sebagai berikut:

Tabel 15: Rekapitulasi tanggapan responden mengenai penafsiran data keuangan

No Butir Kuesioner Skor Jawaban responden Jumlah

skor 5 4 3 2 1

9 Apakah dengan adanya hasil penafsiran data keuangan membantu anda dalammengembangkan usaha?

f 21 15 11 5 0 208

% 40,38 28,85 21,15 9,62 0 80

10 Bagaimana anda memfungsikan hasil dari penafsiran data keuangan?

f 33 2 9 6 2 214

% 63,46 3,85 17,31 11,54 3,85 82,31

Total f 54 17 20 11 2 423

% 51,92 16,35 19,23 10,58 1,92 81,35

Sumber: Olahan, 2014

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

54

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa penafsiran data keuangan

memberikan hasil yang baik bagi mereka dalam mengembangkan usaha,

hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari kuesioner yaitu 40.38%

responden menyatakan penafsiran data keuangan sangat membantu para

pelaku Wajib Pajak Dalam pembukuan data keuangan bagi para pelaku

Wajib Pajak ada sebagian yang menyatakan tidak berpengaruh baik

terhadap usaha mereka, namun salah satu hal yang menguntungkan

adalah jika menimbulkan hal yang positif bagi usaha mereka. Berdasarkan

hasil kuesioner total diatas 81.35% responden menyatakan cukup

membantu dalam pengembangan usahanya. Skor jawaban yang diperoleh

mengenai adanya hasil penafsiran sebagian besar menayatakan sangat

membantu (40,38%) dalam pengembangan usaha, (28,85%) membantu,

dan sisanya menyatakan tidak cukup membantu. Hal ini didukung dengan

hasil kuesioner berikutnya mengenai fungsi dari penafsiran data keuangan

ditanggapi oleh responden sebagai keperluan pengembangan usaha

(63,46%). Hasil skor ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

dengan adanya hasil dari penafsiran data keuangan sangat membantu

Wajib Pajak untuk kemajuan peekembangan usahanya.

Ringkasan Data Tanggapan Responden

Variabel pemahaman pembukuan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gorontalo diukur menggunakan 5 indikator. Jawaban responden

dikategorikan dalam 5 kategori berdasarkan skala Likert dimana masing-

masing jawaban mempunyai gradasi penilaian dari sangat positif (sangat

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

55

baik) ke sangat negatif (tidak baik) yang dituangkan dalam pilihan jawaban

kuesioner. Berikut ini ringkasan dari data hasil penelitian mengenai

pemahaman pembukuan pada KPP Pratama Gorontalo dengan

menggunakan persentase skor tanggapan responden.

Tabel 16: Rekapitulasi Persentase Total Skor Tanggapan Responden Mengenai Pemahaman pembukuan Pada KPP Pratama Gorontalo

No Indikator Skor aktual Skor ideal % skor aktual

% skor ideal

1 Pencatatan data transaksi keuangan

330 520 63,46 Cukup

2 Pengelompokkan data keuangan

351 520 67,5 Cukup

3 Pengikhtisaran data keuangan

376 520 72,31 Baik

4 Pelaporan data keuangan

306 520 58.85 Cukup

5 Penafsiran data keuangan

423 520 81,35 Baik

Total 1786 2600 68,89 Baik

Sumber: Olahan, 2014

Melalui persentase skor aktual tanggapan responden terhadap skor

ideal dapat dilihat bahwa pemahaman pembukuan pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo termasuk dalam kategori baik.

Artinya pemahaman pembukuan sudah baik meskipun sebagian Wajib

Pajak masih menemukan kesulitan dalam pencatatan, pengelompokkan

dan pelaporan data transaksi keuangan, pada pengikhtisaran dan

penafsiran data keuangan berada juga pada kategori baik yang artinya

sebagian besar wajib pajak sudah memahami dengan baik dalam

melaksanakan kegiatan pembukuan untuk menghasilkan laporan

keuangan yang dibutuhkan dalam pelaporan kegiatan usaha sebagai

pemenuhan kewajiban perpajakan.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

56

4.1.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak

Sebanyak 8 butir pernyataan/pertanyaan diajukan kepada petugas

pajak untuk menilai bagaimana tindakan kepatuhan Wajib Pajak pada

KPP Pratama Gorontalo. Kuesioner terdiri dari 4 indikator, yaitu kepatuhan

mendaftarkan diri, kepatuhan menyetorkan kembali SPT, kepatuhan

menghitung dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan

pembayayaraan tunggakan.

1. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri

Hasil tanggapan responden mengenai indikator kepatuhan wajib pajak

dalam mendaftarkan diri dapat disajikan pada tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 17: Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan WP dalam Mendaftarkan Diri

No Butir Kuesioner Skor Jawaban responden Jumlah

skor 5 4 3 2 1

1 Setujukah anda masih banyak wajib pajak yang belum menjadi wajib pajak?

F 22 16 10 4 0 212

% 42,31 30,77 19,23 7,69 0 81,54

2 Kenapamasih banyak wajib pajak yang tidak ingin menjadi wajib pajak?

F 6 19 13 9 5 155

% 11,54 36,54 25 17,31 9,62 59,62

Total

F 28 35 23 13 5 367

% 26,92 33,65 22,12 12,5 4,81 70,58

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan tabel 17, hasil tanggapan responden menunjukkan 70,58%

wajib pajak sudah cukup baik dalam mendaftarkan diri, hal ini dikarenakan

kesadaran wajib pajak yang bersangkutan untuk mendaftarkan diri, namun

sebagian wajib pajak masih ditemukan belum memiliki NPWP dan tidak

ingin mendaftarkan diri sebagai wajib pajak karena dipengaruhi oleh

tingkat pemahaman wajib pajak 36,54% dan pengaruh lingkungan sekitar

sebesar 25%.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

57

2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT

Hasil tanggapan responden mengenai indikator kepatuhan untuk

menyetorkan kembali SPT dapat disajikan pada tabel 18 sebagai berikut:

Tabel 18: Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Untuk Menyetorkan Kembali SPT

No Butir Kuesioner Skor Jawaban responden Jumlah

skor 5 4 3 2 1

3 Bagaimana perilaku wajib pajak dalam menyampaikan SPT?

F 9 16 9 9 9 154

% 29,22 30,77 17,31 17,31 17,31 59,23

4 Apa yang menyebabkan wajib pajak tidak menyampaikan SPT?

F 15 16 10 8 3 188

% 28,85 30,77 19,23 15,38 5,77 72,31

Total f 24 32 19 17 12 342

% 25 30,77 18,27 16,35 11,54 65,77

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan hasil total persentase pada tabel 18, menunjukkan 65.77%,

artinya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam hal menyetorkan kembali

SPT dalam kategori cukup baik, walaupun masih ada yang tidak

melaporkan pajak. Hal ini disebabkan karena sebagian Wajib Pajak masih

bingung sebagai pelapor pajak baru dan pemerintah tidak menyediakan

orang yang memadai untuk menjelaskan cara pengisian SPT. Skor

jawaban yang diperoleh mengenai penyetoran kembali SPT sebagian

tidak menyampaikan kembali walaupun sudah di himbau petugas

(17,31%), tidak menyampaikan sengaja maupun tidak sengaja

(17,31%+17,31%) dan sisanya menyampaikan kembali SPT

(29,22%+30,77%). Wajib Pajak tidak menyampaiakan SPT sebagian

memang berniat untuk tidak membayar ( 28,85%) dan sebagian besar

tidak dulu melaporkan karena mencoba keuntungan jika tidak diketahui

(30,77%). Hasil skor ini merupakan bukti yang dapat mendukung masalah

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

58

yang ada pada penelitian ini yaitu masih banyak Wajib Pajak yang sulit

dalam proses pelaporan SPT dan menjadikan Wajib Pajak kurang patuh.

3. Kepatuhan Dalam Menghitung Dan Pembayaran Pajak Terutang

Hasil tanggapan responden mengenai indikator kepatuhan dalam

menghitung dan pembayaran pajak terutang dapat disajikan pada tabel 19

sebagai berikut:

Tabel 19: Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Untuk Menghitung dan Pembayaran Pajak Terutang

No Butir Kuesioner Skor Jawaban responden Jumlah

skor 5 4 3 2 1

5 Apakah SPT yang disampaikan wp sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan dan sesuai dengan kenyataan pembukuannya?

F 6 20 9 9 8 163

% 11,54 38,46 17,31 17,31 15,38 62,69

6 Bagaimana tindakan wajib pajak terhadap kedisiplinan membayar pajak?

F 16 13 11 7 5 184

% 30,77 25 21,15 13,46 9,11 70,77

Total F 22 33 20 16 13 347

% 21,15 31,73 19,23 15,38 12,5 66,73

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan hasil total persentase pada tabel 19, menunjukkan 66.73%,

artinya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam hal menghitung dan

pembayaran pajak terutang cukup baik, walaupun masih ada yang kurang

jujur dalam menghitungnya. Hal ini disebabkan karena adanya niat

sebagian Wajib Pajak untuk tidak membayar serta kurangnya kesadaran

dan kepatuhan terhadap kewajiban mereka membuat Wajib Pajak

melakukan penyetoran sesuai dengan keinginannaya tanpa mengikuti

aturan yang sudah ditetapkan. Skor jawaban yang diperoleh mengenai

menghitung dan pembayaran pajak terutang sebagian besar sesuai dan

hampir mendekati dengan kebenarannya (11,54%+17,31%+38,46%) serta

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

59

sisanya tidak sesuai karena tidak sengaja dan dengan maksud mengambil

kentungan (17,31%+15,38%). Berdasarkan kedisiplinan Wajib Pajak

sebagian besar tepat waktu pada awal bulan (30,77%) dan diakhir batas

waktu penyetoran (13,6%+9,11%). Hasil skor ini merupakan bukti yang

dapat mendukung masalah yang ada pada penelitian ini yaitu adanya

Wajib Pajak yang berniat untuk tidak membayar pajak.

4. Kepatuhan Dalam Pembayaran Tunggakan

Hasil tanggapan responden mengenai indikator kepatuhan dalam

pembayaran tunggakan dapat disajikan pada tabel 20 sebagai berikut:

Tabel 20: Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Dalam Pembayaran Tunggakan

No Butir Kuesioner Skor Jawaban responden Jumlah

skor 5 4 3 2 1

7 Bagaimana dengan tindakan wajib pajak terhadap tunggakan pajaknya?

f 21 10 12 5 4 195

% 40,38 19,23 23,08 9,62 7,69 75

8 Apa yang membuat wajib pajak tidak menyetorkan tunggakan pajaknya?

f 10 20 11 7 4 181

% 19,23 38,46 21,15 13,46 7,69 69,62

Total f 31 30 23 12 8 376

% 29,81 28,85 22,12 11,54 7,69 72,31

Sumber: Olahan, 2014

Berdasarkan hasil total persentase pada tabel 20, menunjukkan 72.31%,

artinya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam hal menghitung dan

pembayaran tunggakan sudah cukup baik. Hal ini disebabkan karena

sebagian wajib pajak sudah paham terhadap peraturan perpajakan. Skor

jawaban yang diperoleh berdasarkan tanggapan responden mengenai

pembayaran tunggakkan, membayar sesuai tunggakkan (40,38),

membayar sebagian tunggakkan (19,23%) dan sisanya tidak membayar

tunggakkan (23,08%+9,62%+7,69%). Dan sebagian besar responden

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

60

tidak menyetorkan tunggakkan karena lalai dalam menjalankan tugasnya

sebagai Wajib Pajak, serta sebanyak (9,52%) menyatakan sengaja. Hasil

skor ini merupakan bukti yang dapat mendukung masalah yang ada pada

penelitian ini yaitu adanya Wajib Pajak yang tidak paham terhadap

peraturan perpajakan.

Ringkasan Data Tanggapan Responden

Variabel kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Gorontalo diukur

menggunakan empat indikator. Jawaban responden dikategorikan dalam

5 kategori berdasarkan skala Likert dimana masing-masing jawaban

mempunyai gradasi penilaian dari sangat positif (sangat baik) ke sangat

negatif (tidak baik) yang dituangkan dalam pilihan jawaban kuesioner.

Tabel 21: Rekapitulasi Persentase Total Skor Tanggapan Responden Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Gorontalo

No Indikator Skor aktual Skor ideal % skor aktual

% skor ideal

1 Kepatuhan WP dalam mendaftarkan diri

367 520 70,58 Baik

2 Kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT

342 520 65,77 Cukup

3 Kepatuhan dalam menghitung dan pembayaran pajak terutang

347 520 66,73 Cukup

4 Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan

376 520 72,31 Baik

Total 1432 2080 68,84 Baik

Sumber: Olahan, 2014

Melalui persentase skor aktual tanggapan responden terhadap skor ideal

dapat dilihat bahwa kepatuhan Wajib Pajak KPP Pratama dalam

mendaftarkan diri termasuk dalam kategori baik. Artinya wajib pajak sudah

memiliki pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kepentingan

umum khususnya tentang kewajiban pajak.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

61

Dalam hal ini wajib pajak masih memerlukan sosialisasi langsung

tentang pajak di daerah mereka, terbukti 70.58% dari mereka yang sudah

menjadi Wajib Pajak. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat

Pemberitahuan (SPT) merupakan ketentuan yang harus dilakukan bagi

Wajib Pajak di KPP Pratama, berdasarkan persentase skor aktual

tanggapan responden terhadap skor ideal sebesar 65.77% responden

telah menyetor kembali SPT mereka, dalam hal ini Wajib Pajak di KPP

Pratama masuk dalam kategori cukup.

Artinya Wajib Pajak memiliki kesadaran yang cukup terhadap

kewajiban mereka yang harus dilakukan sebagai Wajib Pajak yang baik.

Melalui persentase skor aktual tanggapan responden terhadap skor ideal

kepatuhan dalam menghitung dan pembayaran pajak terutang wajib pajak

di KPP Pratama masuk dalam kategori cukup dengan hasil skor aktual

yaitu 66.73%. Artinya Wajib Pajak di KPP Pratama cukup dalam

menghitung dan membayar pajak terutang mereka. Kepatuhan dalam

pembayaran tunggakan pada Wajib Pajak di KPP Pratama masuk dalam

kriteria baik dengan hasil skor aktual yaitu 72.31%. Artinya adanya

kesadaran dan kedisiplinan mereka sebagai Wajib Pajak dalam membayar

tunggakan mereka. Jadi secara keseluruhan menyatakan bahwa

kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Gorontalo dalam kategori

patuh.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

62

4.1.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk masing-masing

variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

4.1.2.1 Variabel Pemahaman Pembukuan

Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel

pemahaman pembukuan dalam penelitian ini sebanyak 11 pertanyaan.

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas seluruh pertanyaan tersebut dapat

dilihat pada tabel 22 sebagai berikut :

Tabel 22: Hasil Uji Validitas Variabel X

Pertanyaan r tabel Koefisien

Validitas (r hitung) Keterangan

Item 1 0,423 0.907 Valid

Item 2 0,423 0.654 Valid

Item 3 0,423 0.638 Valid

Item 4 0,423 0.453 Valid

Item 5 0,423 0.431 Valid

Item 6 0,423 0.557 Valid

Item 7 0,423 0.866 Valid

Item 8 0,423 0.731 Valid

Item 9 0,423 0.336 Tidak Valid

Item 10 0,423 0.540 Valid

Item 11 0,423 0.635 Valid

Pertanyaan dalam pengujian validitas dikatakan valid jika rhitung lebih

besar dari rtabel. Nilai r tabel didapatkan dari tabel dimana n=20 dan tingkat

signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0.423. Artinya karena jumlah

responden sebanyak 20 orang maka nilai koevisien validitasnya harus di

atas 0,423. Dari 11 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur hal-hal

yang berkaitan dengan variabel pemahaman pembukuan, sebanyak 10

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

63

pernyataan yang telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0.423

sehingga dikatakan memenuhi uji validitas. Sedangkan satu pernyataan

lainnya memiliki nilai rhitung lebih kecil dari rtabel 0.423 dalam hal ini 0,336 <

0,423 sehingga dikatakan tidak memenuhi uji validitas. Dengan demikian,

satu pertanyaan yang memiliki koefisien validitas yang rendah tersebut

dikeluarkan dari daftar pernyataan yang akan digunakan untuk

pengumpulan data penelitian.

4.1.2.2 Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

Untuk variabel kepatuhan wajib pajak, jumlah pertanyan yang

digunakan sebanyak 8 pernyataan. Hasil pengujian validitas dan

reliabilitas seluruh pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 11 sebagai

berikut :

Tabel 23: Hasil Uji Validitas Variabel Y

Pertanyaan R hitung Koefisien

Validitas Keterangan

Item 1 0,423 0.659 Valid

Item 2 0,423 0.552 Valid

Item 3 0,423 0.736 Valid

Item 4 0,423 0.659 Valid

Item 5 0,423 0.552 Valid

Item 6 0,423 0.736 Valid

Item 7 0,423 0.659 Valid

Item 8 0,423 0.552 Valid

Pertanyaan dalam pengujian validitas dikatakan valid jika rhitung

lebih besar dari rtabel. Nilai r tabel didapatkan dari tabel dimana n=20 dan

tingkat signifikan 5% maka nilairtabel sebesar 0.423. Dari 8 pernyataan

yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan wajib pajak, semua

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

64

pernyataan telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0.423 sehingga

dikatakan memenuhi uji validitas. dan dengan demikian semua

pernyataan yang valid tersebut tidak dikeluarkan dari kuesioner dan tetap

akan digunakan dalam pengumpulan data.

Adapun hasil reliabilitas dari variabel pemahaman pembukuan dan

variabel kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel 24 sebagai berikut:

Tabel Reliabilitas 24: Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Reliabilitas Hasil Variabel X 0.841 Reliabel Variabel Y 0.796 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien reliabilitas untuk variabel

pemahaman pembukuan adalah sebesar 0.841 sedangkan nilai koefisen

reliabilitas untuk variabel kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0.796.

Nilai koefisien reliabilitas ini menunjukkan hasil pengukuran yang

dihasilkan oleh instrumen yang digunakan menunjukkan konsistensi yang

sudah cukup baik karena telah memenuhi standar minimal koefisien

reliabilitas yang disyaratkan. Dengan kata lain, pernyataan-pernyataan

yang digunakan untuk mengukur pemahaman pembukuan telah

menghasilkan pengukuran konsisten.

4.1.3 Method of Successive Interval (MSI)

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data kuesioner

yang menggunakan skala ukur ordinal. Sedangkan salah satu syarat

untuk dapat digunakannya analisis regresi (parametrik) adalah data

diharuskan berskala ukur metrik (minimal interval atau rasio). Untuk itu

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

65

sebelum diolah lebih lanjut, data yang telah diperoleh akan dinaikkan

skala ukurnya menjadi interval dengan menggunakan metode MSI

(Method of Successive Interval). Hasil MSI untuk setiap variabel dapat

dilihat pada lampiran.

Setelah data dinaikkan skala ukurnya dari ordinal menjadi interval maka,

analisis regresi (parametrik) dapat diterapkan.

4.1.4 Analisis Regresi

4.1.4.1 Uji Normalitas Data

Salah satu syarat dalam melakukan analisis regresi adalah data

dari variabel dependen (Y) yang diamati harus berdistribusi normal. Untuk

itu sebelum dianalisis lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan pengujian

untuk mengetahui normalitas data yang diamati. Pengujian normalitas

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Penentuan Hipotesis

Ho : data variabel kepatuhan wajib pajak berdisribusi normal

H1 : data variabel kepatuhan wajib pajak tidak berdistribusi

normal

2. Penentuan tingkat signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha)

sebesar 5%

3. Penentuan Statistik Uji

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

66

Metode analisis yang akan digunakan dalam menguji normlitas data

dalam penelitian adalah metode normal probability plot.

4. Penentuan Kriteria uji

Karena menggunakan metode normal probability plot, apabila grafik

dalam pengujian tersebut menunjukan penyebaran data yang berada

disekitar wilayah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

5. Kesimpulan

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS

dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut :

Gambar 4: Hasil Pengujian Normalitas

Gammbar di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian normalitas

berdistribusi normal. Karena titik-titik yang menandakan data berada

mengikuti garis diagonal. Dengan demikian maka Ho diterima dan dapat

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

67

disimpulkan bahwa data variabel dependen (kepatuhan wajib pajak) telah

berdistribusi normal.

4.1.4.2 Hasil Analisis Regresi

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman pembukuan

terhadap kepatuhan wajib pajak dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi. Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan SPSS

disajikan pada tabel 25 sebagai berikut:

Tabel 25: Hasil Analisis Regresi

Hasil analisis di atas menunjukkan model regresi antara pemahaman

pembukuan dengan kepatuhan wajib pajak adalah sebagai berikut:

� = ��, ��� + �, �� !

Berdasarkan model di atas diketahui koefisien regresi untuk

variabel pemahaman pembukuan bernilai positif sebesar 0,435. Koefisien

regresi yang positif ini menunjukkan bahwa pemahaman pembukuan

mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Semakin tinggi tingkat pemahaman wajib pajak dalam menyelenggarakan

pembukuan maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

68

4.1.4.3 Pengujian Model Regresi

Sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model regresi

yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit).

Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Hipotesis

Ho : seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi

tidak signifikan)

H1 : minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi

signifikan)

2. Penentuan tingkat signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha)

sebesar 5%

3. Penentuan Statistik Uji

Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F.

4. Penentuan Kriteria uji

Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai

Fhitung yang diperoleh dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung lebih besar dari

Ftabel maka Ho ditolak, dan jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel

maka Ho diterima

5. Kesimpulan

Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS disajikan pada tabel 14

sebagai berikut.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

69

Tabel 26: Hasil Pengujian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 327.033 1 327.033 22.266 .000a

Residual 734.379 50 14.688

Total 1061.412 51

a. Predictors: (Constant), P_Pemb

b. Dependent Variable: Kep_WP

Hasil diatas mempeoleh nilai Fhitung sebesar 22.266. Adapun nilai

Ftabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas pembilang (df1)

sebesar k =1 dan derajat bebas penyebut (df2) sebesar N-k-1 = 52-1-1 =

50 adalah sebesar 4,03 . Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai

Fhitung yang diperoleh jauh lebih besar Ftabel sehingga Ho ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah

sesuai dengan data.

4.1.4.4 Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian model dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan

pengujian signfikansi pengaruh dari variabel X (pemahaman pembukuan)

terhadap variabel Y (kepatuhan wajib pajak).

Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Hipotesis

Ho : Tidak terdapat pengaruh pemahaman pembukuan terhadap

kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Gorontalo

H1 :Terdapat pengaruh pemahaman pembukuan terhadap

kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Gorontalo

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

70

2. Penentuan tingkat signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha)

sebesar 5%

3. Penentuan Statistik Uji

Dalam melakukan uji signfikansi pengaruh dalam model regresi akan

digunakan uji t.

4. Penentuan Kriteria uji

Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai thitung

yang diperoleh dengan ttabel. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabel maka

Ho ditolak, dan jika nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel maka Ho

diterima

5. Kesimpulan

Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai thitung untuk variabel

pemahaman pembukuan adalah sebesar 4,719. Sedangkan nilai ttabel

pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 50 sebesar 2,009. Jika

dibandingkan dengan nilai thitung yang diperoleh maka nilai thitung yang

diperoleh masih jauh lebih besar dari nilai ttabel sehingga Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan dari pemahaman pembukuan terhadap kepatuhan wajib pajak di

KPP Pratama Gorontalo dan pengaruhnya bersifat positif. Semakin tinggi

tingkat pemahaman wajib pajak dalam menyelenggarkan pembukuan

maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi pula.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

71

4.1.4.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh

perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel

tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur

kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang

digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2

semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik

karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi untuk model regresi

antara pemahaman pembukuan dengan kepatuhan wajib pajak yang

diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS disajikan pada tabel 27

sebagai berikut :

Tabel 27: Nilai Koefisisen Determinan

Hasil estimasi di atas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar

0,308. Nilai ini berarti bahwa sebesar 30,8% kepatuhan wajib pajak di

KPP Pratama Gorontalo dipengaruhi oleh pemahaman pembukuan yang

telah dilakukan selama ini, sedangkan sisanya sebesar 69,2% dipengaruhi

oleh variabel lain, diantaranya sistem administrasi perpajakan, pelayanan

pada wajib pajak, penegakkan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan

tarif pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:140).

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

72

4.2 Pembahasan

Sejalan dengan adanya reformasi administrasi perpajakan modern,

tingkat penerimaan pajak semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan

adanya peningkatan penerimaan pajak, maka laju pembangunan ekonomi

akan terus meningkat. Peningkatan penerimaan pajak ini disebabkan oleh

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dan menyampaikan

Surat Pemberitahuan (SPT).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak

adalah pemahaman akan proses pembukuan yang sesuai dengan

ketentuan undang-undang perpajakan. Pembukuan atau pencatatan

merupakan hal yang esensial bagi pengusaha, demikian juga untuk

keperluan perpajakan. Pada dasarnya semua wajib pajak, wajib

menyelenggarakan pembukuan karena pasal 28 ayat (1) UU KUP

mewajibkan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan di dalam negeri untuk

menyelenggarakan pembukuan. Akan tetapi, UU menyadari bahwa untuk

wajib pajak orang pribadi tertentu penyelenggaraan pembukuan menuntut

biaya dan tenaga yang cukup besar. Untuk tidak membebani masyarakat

diluar kemampuannya, pasal 28 (2) UU KUP memberikan kemudahan

kepada wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas untuk tidak menyelenggarakan pembukuan.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

73

Namun dalam kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang bertolak

belakang, banyak wajib pajak yang belum paham menyusun pembukuan

yang baik dan benar sesuai dengan aturan perpajakan. Akibat dari

kurangnya pemahaman wajib pajak dalam penyelenggaraan pembukuan

ini menimbulkan kurangnya kepatuhan wajib pajak. Kurangnya

pemahaman wajib pajak khususnya wajib pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha ini disebabkan oleh kurangnya edukasi serta

sosialisasi baik dari wajib pajak yang bersangkutan akan pentingnya hal

ini dan dari pihak KPP Pratama Gorontalo dalam menyediakan wadah

berupa sosialisasi secara efektif mengenai proses penyusunan

pembukuan yang baik dan benar sesuai dengan aturan perpajakan yang

pastinya memberikan manfaat kepada wajib pajak yang bersangkutan.

Hasil analisis tanggapan responden mengenai pemahaman

pembukuan sudah cukup baik, artinya Wajib Pajak sudah memiliki

kesadaran yang cukup dan kedisiplinan terhadap kewajiban mereka

dalam melakukan pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran serta

penafsiran serta pelaporan data keuangan terhadap usaha yang

dijalankannya, meskipun sebagian wajib pajak masih mengalami

kesalahan dan kesulitan dalam pencatatan, pengelompokkan dan

pelaporan data keuangan. Sedangkan hasil analisis tanggapan responden

mengenai kepatuhan wajib pajak juga sudah cukup baik, artinya bahwa

kepatuhan Wajib Pajak KPP Pratama dalam mendaftarkan diri, kepatuhan

untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

74

menghitung dan pembayaran pajak terutang wajib pajak, kepatuhan

dalam pembayaran tunggakan di KPP Pratama masuk dalam kriteria baik

Hal ini disebabkan adanya kesadaran dan kedisiplinan mereka sebagai

Wajib Pajak, meskipun sebagian wajib pajak masih belum memiliki NPWP

dan menghindar untuk mendaftarkan diri secara langsung sebagai wajib

pajak karena faktor tertentu. Jadi secara keseluruhan menyatakan bahwa

kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Gorontalo dalam kategori

patuh.

Berdasarkan hasil analisis, adapun untuk pengaruh pemahaman

pembukuan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 30,8%.

Sedangkan pengaruh variabel lain terhadap kepatuhan wajib pajak

mencapai 69,2%. Dari hasil ini terlihat bahwa meskipun pemahaman

pembukuan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak namun besar pengaruhnya relatif rendah. Dengan

kata lain peningkatan kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Gorontalo

lebih banyak ditentukan oleh faktor lain selain pemahaman pembukuan

yang telah dilakukan selama ini. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak tersebut adalah sistem administrasi perpajakan,

pelayanan pada wajib pajak, penegakkan hukum perpajakan,

pemeriksaan pajak dan tarif pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:140). Nilai r

square sebesar 30,8% tergolong lemah secara keseluruhan kontribusinya

terhadap kepatuhan wajib pajak karena hanya dipengaruhi oleh satu

variabel yakni pemahaman pembukuan, hal ini juga sejalan dengan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/1098/5/2013-2-62201-921410078-bab4... · Tabel 11: Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai pencatatan data

75

penelitian Muhtasun (2011) yang memperoleh nilai r square sebesar

14,3%. Jika dilakukan penelitian dengan menggunakan beberapa variabel,

kemungkinan besar kontribusinya (r square) bisa menjelaskan variabel

kepatuhan wajib pajak. Untuk itu kedepannya selain perbaikan dalam hal

pemahaman pembukuan yang sudah dijalankan juga sebaiknya dilakukan

perbaikan terhadap faktor-faktor lain yang sekiranya berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak.