BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1...

31
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004: 2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut”. Selanjutnya menurut Harahap (2002: 7) mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya”. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa: Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan”. Ani Wilujeng (2005: 9), laporan keuangan adalah merupakan suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada periode I akuntansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004: 2) mengemukakan pengertian laporan

keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut”.

Selanjutnya menurut Harahap (2002: 7) mengemukakan bahwa: “Laporan

keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses

akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai

salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya”. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.

1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa: Laporan keuangan merupakan

laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang

diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau

organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan”.

Ani Wilujeng (2005: 9), laporan keuangan adalah merupakan suatu

gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada

periode I akuntansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

10

yang dicapai dalam waktu tersebut Kegunaanya adalah untuk

memberikan gambaran mengenai prestasi yang dicapai perusahaan

selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

perusahaan tersebut, seperti manajer perusahaan, para pemilik atau

pemegang saham, lembaga keuangan atau badan-badan Lembaga

pemerintah.

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan, merupakan suatu ringkasan transaksi-transaksi keuangan

yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini

dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan,

Baridwan (2010: 17).

Secara Umum laporan keuangan terbagi atas 3 yaitu :

1. Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan atau

melaporkan keadaan atau jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan

modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Neraca menunjukkan

posisi keuangan pada perusahaan pada saat tertentu, biasanya pada

awal dan akhir tahun pada periode tertentu. Pada sebelah debet

menggambarkan susunan aktiva dan modal perusahaan.

2. Laporan rugi laba adalah sebuah laporan yang sistematis mengenai

penghasilan, pendapatan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

11

perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umumnya

diterapkan pada laporan rugi/laba adalah:

a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari

usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau

jasa yang dijual, sehingga diperoleh harga kotor.

b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari

biaya administrasi, biaya penjualan dan biaya umum.

c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar pokok

operasi perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di

luar pokok perusahaan.

d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil

sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

3. Laporan perubahan modal adalah Laporan ini berisi tentang

perubahan modal yang dimiliki oleh perusahaan selama periode

tertentu.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Adapun menurut SAK No 1, tujuan laporan keuangan adalah

“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

12

Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2010:10), tujuan pembuatan

dan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan dan jumlah aktiva (harta)

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode.

4. Memberikan tentang jumlah biaya dan jenis yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tententu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajeman perusahaan dalam

suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan

dan informasi keuangan lainnya.

Pembahasan mengenai tujuan laporan keuangan, umumnya

menganggap bahwa laporan keuangan dipersiapkan untuk para pemakai

yang tidak kenal atau calon pemegang saham. Jadi tujuan laporan

keuangan, umumnya menyajikan informasi mengenai transaksi dan

sumber-sumber dari perusahaan yang relevan. Misalnya data-data yang

konkrit, juga kondisi perusahaan yang sebenarnya. Guna bahan

pengambilan keputusan ekonomis oleh berbagai pihak yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

13

berkepentingan. Meskipun banyak konsep tujuan laporan keuangan yang

lainnya, namun pada prinsipnya memberikan gambaran yang sama.

Kesenjangan kebutuhan informasi ini pada akhirnya menuntut suatu

pemecahan. Meskipun bukan merupakan satu-satunya sumber informasi,

laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup

penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Untuk memecahkan

kesenjangan kebutuhan informasi inilah diperlukan suatu analisis terhadap

laporan keuangan, utamanya dalam memprediksi apa yang mungkin akan

terjadi di masa akan datang.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk beberapa tujuan misalnya

dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternative

investasi atau merger sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan

kinerja keuangan dimasa datang sebagai proses diagnisis terhadap

masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya atau sebagai

alat evaluasi terhadap manajemen.

2.1.3 Komponen Laporan Keuangan

menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15

Desember 2009 dan mulai efektif berlaku untuk periode tahun buku yang

dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan

yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

14

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi

penting dan informasi penjelasan lain

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan

ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif

atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika

entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Jika kita

bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi

2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan

utama yaitu: perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya

hanya mensyaratkan laporan laba rugi, sekarang harus menyajikan

laporan laba rugi komprehensif.

PSAK 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi

keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Perlu ditekankan

bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi komprehensif

memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi

beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

15

lain. Sedangkan laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya

laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif.

Pendapatan komprehensif mencakup : Perubahan dalam surplus

revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan PSAK 19 (Revisi

2009): Aset Tidak Berwujud)

1. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang

diakui sesuai dengan PSAK 24:Imbalan Kerja

2. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan

keuangan dari entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh

Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)

3. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan

yang dikategorikan sebagai „tersedia untuk dijual‟ (lihat PSAK 55

(Revisi 2006) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)

4. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai

dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006)

: Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.

2.1.4 Prosedur, Metode dan Tekhnik Analisis Laporan Keuangan

Berbagai langkah harus dilakukan untuk menganalisis laporan

keuangan, adapun langkah-langkah yang harus di tempuh untuk

menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

16

1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan

Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang

dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang di terjuni

oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan

oleh perusahaan tersebut. Memahami latar belakang data keuangan

perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu

dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan.

2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan

Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang

mempunyai pengarauh terhadap perusahaan perlu juga untuk di

pahami. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup infomasi

mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan

beroperasi, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen,

perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan per

kapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak dan perubahan yang

terjadi di dalam perusahaan itu sendiri seperti perubahan posisi

manajemen kunci.

3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan

Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai

karakteristik perusahaan. Sebelum berbagai tekhnik analisis laporan di

gunakan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan tersebut

secara menyeluruh.Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa

laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

17

yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang

berlaku.

4. Menganalisis laporan keuangan

Setelah memahami profil dan me-review laporan keuangan, maka

dengan menggunakan berbagai metode dan tekhnik analisis yang ada

dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil

analisis tersebut.

2.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai hasil akhir proses akuntansi memiliki

beberapa keterbatasan. Di dalam analisis laporan keuangan, Munawir

(1992 : 9) menyatakan keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah :

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periode pada dasarnya

merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu

yang bersifat sementara) dan bukan merupakan laporan final.

b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang

kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarya dasar

penyusunanya dengan standar nilai yang mungkin berbeda. Laporan

keuangan dibuat tercantum dalam laporan keuangan hanya

merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar

sekarang maupun nilai gantinya.

c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu lalu dimana daya beli

(purchasing power) uang tersebut akan menurun dibandingkan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

18

dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume

penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu mencerminkan

bahwa unit yang dijual semakin besar. Mungkin kenaikan itu

disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin

juga akan diikuti dengan tingkat kenaikkan harga-harga. Jadi suatu

pembuatan penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga maka

akan diperoleh kesimpulan yang keliru.

d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan beberapa faktor yang

mempengaruhi posisi keuangan perusahaan karena faktor-faktor

tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang (dikuantifisir).

Misalnya : reputasi dan prestasi perusahaan, kemampuan serta

integritas manajernya dan sebagainya. Dengan memahami

keterbatasan-keterbatasan tersebut diharapkan pada pemakai laporan

keuangan lebih cermat dalam melakukan analisis.

2.1.6 Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Munawir (1992: 2) pihak-pihak yang berkepentingan dengan

posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan yaitu :

a. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan

keuangan perusahaannya terutama untuk perusahaan-perusahaan

dimana pemimpinnya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan.

Karena dengan laporan keuangan tersebut pemilik perusahaan akan

dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

19

perusahaannya. Dan kesuksesan seorang manajer dalam memimpin

perusahaannya. Dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur

dan dinilai berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata

lain, laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk

menilai kemungkinan hasil-hasil yang telah dicapai. Di masa yang

akan dating bisa menaksirkan bagian keuangan yang akan diterima,

dan perkembangan dari harga saham yang dimilikinya dan juga untuk

menilai hasil yang telah dicapai.

b. Manajer atau pimpinan perusahaan, dengan mengetahui posisi

keuangan periode yang baru lalu akan dapat menyususn

perencanaan yang lebih baik, sistem pengawasan dan menentukan

kebijaksanaan kebijaksanaan yang lebih tepat.

c. Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun

para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan

keuangan perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya.

d. Para kreditur dan bankers, sebelum mengambil keputusan untuk

member / menolak permohonan kredit dari sutu perusahaan perlu

memiliki terlebih dahulu posisi keuangan perusahaan yang

bersangkutan.

e. Pemerintah, dimana perusahaan tersebut berdomisili sangat

berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Disamping untuk

menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan juga

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

20

sangat diperlukan oleh biro statistic, dinas perindustrian dan

perdagangan serta tenaga kerja untuk perencanaan pemerintah.

2.1.7 Karakteristik Laporan Keuangan Kualitatif

Karakteristik laporan keuangan kualitatif merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualitatif

laporan keuangan menurut SAK (2002: 7), yaitu :

1. Dapat dipahami kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan

memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan

bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan

ketekunan yang wajar.

2. Relevan agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi

kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi

memiliki kualitas yang relevan jika dapat mempengaruhi kualitas

ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini, atau masa depan.

3. Kehandalan agar bermanfaat, informasi juga harus handal (reliable).

Informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian

menyesatkan, kesalahan material dan dapat dihandalkan pemakainya

sebagai penyaji yang tulus atau jujur (faithful representation) dari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

21

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat

disajikan.

4. Dapat dibandingkan pemakaian harus dapat memperbandingkan

laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi

kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Implikasi penting

dan karakteristik kuantitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa

pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan

kebijakan serta pengaruh kebijakan tersebut.

2.1.8 Definisi dan Manfaat Analisis laporan keuangan

2.1.8.1 Definisi Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh

pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan

dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu.

Dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling

mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa

mendatang. Secara umum arti penting penting analisis laporan keuangan

adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak manajemen, untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,

kompensasi, pengembangan karier.

2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan,

pendapatan,keamanan investasi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

22

3. Bagi kreditor : mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang

beserta bunganya.

4. Bagi pemerintah : pajak, persetujuan go public

5. Bagi karyawan : penghasilan yang memadai, kualitas hidup,

keamanan kerja

2.1.8.2 Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut PSAK (2004), Laporan keuangan memberikan manfaat

ke banyak pihak yang terbagi dalam 2 kelompok, pihak internal dan

eksternal

1. Pihak Internal

1) Pengelola (Direksi dan manajemen).

Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam

pengembilan keputusan,evaluasi usaha yang sedang berjalan,

melakukan budgeting dan control.

2) Karyawan

Karyawan anda akan tertarik dengan informasi keuangan yang

terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini

dapat memberikan gambaran balas jasa dan menyediakan

kesempatan bekerja dan berkarier untuk jangka waktu yang lama.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

23

2. Pihak Eksternal

1) Investor / owner

Investor / owner berkepentingan dengan informasi yang

berhubungan dengan resiko yang terkait dengan investa di modal

2) Pemberi Pinjaman

Pihak yang member pinjaman berkepentingan dengan

informasi yang menunjukan kemampuan perusahaan membayar

hutang beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan keuangan

dapat membantu menentukan besar plafon, bunga dan jangka

waktu yang diberikan.

3) Supplier

Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya

berkepntingan dengan informasi yang menunjukan kemempuan

membayar hutang jangka pendeknya. Informasi tersebut akan

membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang

diberikan dalam jangka waktunya.

4) Pelanggan

Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan

kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan

kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan

hubungan jangka panjang dan langgeng.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

24

5) Pemerintah

Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan

perusahaan dalam membayar pajak.

2.1.9 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Pengertian analisa rasio keuangan menurut James C van Horne

dalam buku Kasmir (2010: 104) adalah indeks yang menghubungkan dua

angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan

angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan.

Analisa financial biasanya meliputi keterkaitan pemeriksaan di

perusahaan tersebut, analisa rasio diantara pos yang terdapat di dalam

laporan keuangan. Rasio tersebut sangat membentu dalam menjabarkan

kondisi keuangan suatu perusaahaan, efisiensi dari aktivitas,

perbandingan laba,dan persepsi dari investor yang diekspresikan dengan

kelakuan dan tindak tanduk mereka di pasar uang. Analisa rasio

membantu para analisis dan pengambil keputusan untuk mendapatkan

gambaran mengenai suatu perusahaan, mengenai suatu kondisinya

sekarang dan kemungkinannya di masa yang akan datang. Rasio tersebut

sangat relevan, tetapi akan menjadi lebih berarti jika dapat dibandingkan

dengan perusahaan lain sejenisnya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

25

2.1.10 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Terdapat empat rasio keuangan yang dapat digunakan dalam

menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu :

1. Rasio Likuiditas

Brigham (2007: 295), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan

hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka

pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan angka ratio

modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick ratio, perputaran piutang

(account receivable turnover) dan perputaran persediaan. Rasio likuiditas

terbagi atas :

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Brigham (2007: 295), rasio lancar (Current ratio) adalah angka

yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewajiban

lancar. Rasio tersebut menunjukan sejauh mana tagihan-tagihan

jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang

diharapkan akan dikonversi menjadi tunai dalam waktu dekat.

Aktiva lancar biasanya berupa kas, sekuritas, piutang usaha, dan

persedian. Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang usaha,

wesel bayar jangka pendek, utang jangka panjang yang akan jatuh

tempo dalam setahun, pajak penghasilan dll.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

26

Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas

perusahaan, akantetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current

ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih

yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Untuk

menguji apakah alat bayar yang digunkan tersebut likuid perusahaan

harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak

sesuai harus dikeluarkan dari aktiva lancar. Alat bayar yang kurang

likuid ini misalnya persediaan dan pos-pos yang analog dengan

persediaan. Jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan,

maka perusahaan tersebut mulai membayar tagihannya (utang usaha)

dengan lebih lambat, meminjam dari bank, dan lain sebagainya. Jika

kewajiban lancar meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancar,

maka rasio lancar akan turun dan hal ini akan menimbulkan

permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indikator terbaik atas

besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva

yang. Karena rasio lancar merupakan satu- satunya indikator terbaik

untuk menunjukan sejauh mana kewajiban lancar dapat dipenuhi

dengan aktiva lancar , maka rasio ini paling lazim digunakan sebagai

ukuran dari solvensi jangka pendek.alasannya adalah karena rasio ini

menunjukan seberapa besar aktiva dikonversi menjadi kas pada saat

kewajiban lancar jatuh tempo. Diharapkan akan dikonversi menjadi

kas relative lebih cepat, maka hal ini paling banyak digunakan dalam

mengukur solvensi jangka pendek.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

27

Rasio Lancar =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟x 100%

Rasio Cepat =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Rasio perputaran persediaan =𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dihitung dengan :

2) Rasio Cepat ( Quick Ratio )

Rasio cepat (Quick Ratio) adalah rasio yang dihitung dengan

mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya

dengan kewajiban lancar. Persediaan lazimnya merupakan aktiva

lancar yang paling tidak likuid, karena itu apabila terjadi likuidasi,

untuk aktiva ini akan terjadi kerugian yang lebih besar jika

dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rasio cepat dirancang

untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi

kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada

persediaannya. Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena

persediaan bukanlah sumber kas yang bias segera diperoleh, dan

bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu.

Rasio Cepat (Quick Ratio) dapat dihitung dengan :

3) Rasio perputaran Persediaan

Rasio perputaran persediaan adalah rasio yang dihitung dengan

jalan membagi penjualan dengan persediaan. Rasio dapat di sebut

juga rasio pemanfaatan persediaan. Rasio perputaran piutang dapat di

hitung dengan

:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

28

Rasio hutang =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

2. Rasio Solvabilitas

(Kasmir, 2010 :151) rasio solvabilitas atau leverage ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya seberapa besar beban utang

yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio

solvabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat penggunaan hutang

sebagai sumber pembiayaan dalam perusahaan. Dengan menaikkan

dana melalui utang, pemilik dapat mempertahankan pengendalian atas

perusahaan dengan investasi yang terbatas. Rasio solvabilitas terdiri atas

1) Rasio hutang (Debt ratio)

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat proporsi dari

dana hutang. Rasio ini semakin rendah tingkat proporsi dana hutang

maka perusahaan semakin aman. Hutang ini mencakup kewajiban

lancar maupun kewajiban jangka panjang. Kreditur lebih menyukai

rasio hutang yang tingkat penggunaan dana hutang lebih rendah

sebab dalam keadaan seperti itu tersedia penyangga yang besar bagi

kreditur apabila terjadi likuidasi.

Rasio hutang ( Debt Ratio ) dapat di hitung dengan :

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

29

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Rasio Hutang terhadap ekuitas =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖x 100

2) Rasio Kemampuan Membayar Bunga (Time interest earned ratio)

Menurut Brigham (2007: 302), adalah rasio untuk mengukur

sejauh mana perusahaan mampu membayar biaya bunga tahunan.

Jika kewajiban ini tidak dapat dipenuhi, kreditur dapat mengambil

tindakan hukum terhadap perusahaan yang dapat menimbulkan

kepailitan. Karena bunga merupakan beban yang biasa dikurangkan

terhadap pendapatan dalam hal perpajakan, maka kemampuan

membayar bunga tidak dipengaruhi oleh pajak.

Rasio ini dapat di hitung dengan :

3) Rasio hutang Terhadap Ekuitas

Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas sehingga

rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

pinjaman dengan pemilik perusahaan.

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

30

RTO =𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

ITO=penjualan

perseidaan

4) Long –Term Debt To Equity Ratio

Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal

sendiri dan hasil perhitungannya menunjukan seberapa besar bagian

dari sikap modal sendiri dijadikan jaminan hutang jangka panjang

Long − term debt to equity Ratio =𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Pengukuran aktivitas terdiri dari

1) Perputaran Piutang (receivable Turn Over)

Rasio ini menunjukan sebarapa lama penagihan piutang salama

satu periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini

berputar dalam satu periode.

2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Rasio ini digunakan untuk mengukur beberapa kali dana yang

ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

31

𝑊𝐶𝑇𝑂 =Penjualan Bersih

modal Kerja Rata_rata

𝐹𝐴𝑇𝑂 =Penjualan

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝

3) Perputaran Modal kerja ( Working Capital turn Over)

Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama

periode tertentu.

4) Fixed Assets Turn Over

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

beberapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar

dalam satu periode.

5) Perputaran Total Aktiva ( Total Assets Turn Over)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran

semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

TATO=𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

32

ROI=𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

ROE =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐷𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖x100

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini menunjukan gambaran

tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan

laba selama periode tententu. Pengukuran rasio terdiri dari :

1) Net Profit Margin

Rasio ini digunakan utnuk mengukur margin laba bersih setelah

bunga dan pajak atas penjualan neto pada suatu periode tertentu.

2) Hasil Pengembalian Inventasi( Return On investment/ROI)

Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan

perusahaan (net Income) dengan Jumlah invenstasi atau aktiva yang

digunakan setelah dikurangi bunga dan pajak (EAIT) untuk

menghasilkan keuntungan yang diinginkan.

3) Hasil pengembalian ekuitas

Hasil pengembalian ekuitas atau Return on equity atau rentabilitas

modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah

pajak dengan modal sendiri.

NPM

=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

33

2.1.11 Analisis Tren

Analisis trend merupakan model trend umum untuk data time series

dan untuk meramalkan. Tren adalah analisis yang digunakan untuk

mengamati kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun

waktu yang cukup panjang. Tren dapat dipergunakan untuk meramalkan

kondisi apa data dimasa mendatang, maupun dapat dipergunakan untuk

memprediksi data pada suatu atau kurun waktu tertentu.

Beberapa pendapat mengenai analisis trend adalah sebagai berikut :

1. Menurut Harahap (1998: 249).

Analisis tren bertujuan untuk mengetahui tendensi atau

kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan dimasa yang

akan datang, baik kecenderungan naik, turun, atau tetap.

2. Menurut Prastowo dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2000:

48 ) adalah sebagai berikut.

Analisis tren merupakan salah satu teknik analisis laporan

keuangan yang termasuk metode analisis horizontal.

2.1.12 Objek Analisis Tren

Analisis trend ini dilakukan untuk melihat struktur keuangan baik

dari daftar Neraca dan Laba rugi. Untuk melihat struktur keuangan ini

maka laporan keuangan dikonversikan ke bentuk presentase mengaitkan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

34

dengan pos penting. Pos penting itu misalnya penjualan untuk Laba rugi

dan Total Aktiva untuk Neraca.

Objek analisis trend adalah sebagai berikut :

a. Laba rugi bentuk Trend

Struktur laba rugi bentuk tren menunjukan presentase pos tertentu

dari pos utama. Misalnya presentase laba bersih dari penjualan,

presentase laba kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya.

b. Neraca bentuk Trend

Struktur neraca dapat melihat presentase pos tertentu dengan pos

utama lainnya misalnya presentase aktiva lancar dengan total aktiva,

aktiva tetap, aktiva lain, utang lancar, utang jangka panjang, modal,

dan sebagainya.

2.1.13 Perhitungan Trend Financial Statement

Untuk melakukan analisis trend menurut Harahap (1998: 249 )

dapat digunakan dua metode yaitu :

1. Metode statistic dengan cara menghitung garis trend dari laporan

keuangan beberapa periode.

2. Menggunakan presentase trend atau angka indeks.

Sedangkan penulis memilih melakukan analisis trend dengan

menggunakan metode presentase trend dengan membuat trend financial

statement. Langkah-langkah untuk melakukan analisis presentase trend

adalah sebagai berikut :

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

35

1. Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat

arti suatu tahun bias tahun pendirian, tahun perubahan, atau tahun

reorganisasi. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai

indeks 100.

2. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan

angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.

3. Memprediksi kecenderungan yang mungkin bakal terjadi berdasarkan

arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang di

analisis.

4. Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk

mengantisipasi kecenderungan itu.

Perubahan pos-pos neraca dan perubahan pos-pos laba rugi

(khususnya kenaikan penjualan dan laba bersih) dapat ditempatkan dalam

suatu perspektif yang tepat, dengan menyatakan kembali pos-pos

tersebut kedalam presentase tren. Dengan menyusun kembali laporan

keuangan dalam presentase akan dapat diperoleh informasi yang

signifikan tidaknya perubahan-perubahan yang terjadi selama kurun waktu

tertentu.

Saldo masing-masing pos pada tahun dasar dinyatakan dalam 100%,

sedangkan saldo pos yang sama untuk tahun-tahun selanjutnya

dinyatakan dalam presentase atas dasar tahun dasar.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

36

2.2 Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah hasil penelitian yang di dapat.

1. Anwar (2011) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Kinerja

Keuangan Pada PT Mega Indah Sari Makasar”. Berdasarkan hasil

perhitungan kinerja keuangan secara umum yaitu rasio aktivitas dan

profitabilitas, kedua rasio tersebut setelah dianalisis mengalami

peningkatan.

2. Wildaniah, tahun 2003 “Analisis likuiditas, solvabilitas dan Rentabilitas

Pada PT. mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil penelitian wildaniah

menjelaskan bahwa pada perusahaan ini dari tahun 1999-2001 tingkat

perusahaan dengan alat ukur current ratio dan quik ratio pada tahun

2002 menunjukan tingkat rasio menurun dari tahun ke tahun,

3. Penelitian Sitty Yunifa yang berjudul” Analisis kinerja Perusahaan

dengan menggunakan analisa rasio keuangan pada perusahaan

telekomunikasi yang tedaftar di bursa efek Indonesia. Berdasarkan

hasil dari perhitungan jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas

dan Aktivitas, maka nilai perusahaan tersebut memiliki kinerja

perusahaan yang tidak baik.

2.3 Kerangka pemikiran

Berdasarkan gambaran di atas maka dapat diketahui bagaimana

menganalisis laporan keuangan khususnya menggunakan Analisa Rasio

Keuangan dan Trend untuk meningkatkan kinerja keuangan pada

Perusahaan Rokok Indonesia. Setelah dianalisis laporan keuangan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

37

perusahaan dengan menggunakan analisa tersebut maka dapat diketahui

apakah kinerja perusahaan dari tahun ke tahun semakin bertambah atau

semakin menurun. Dengan Tingkat penggunaan aktiva, modal dan

kewajiban yang tepat dapat memaksimalkan kinerja keuangan suatu

perusahaan. Dengan menggunakan analisis rasio dan trend cepat kita

dapat melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Analisis yang digunakan penulis dalam mengukur kinerja keuangan

perusahaan rokok ini menggunakan Rasio Profitabilitas,Rasio Solvabilitas,

dan trend. Merunut Suharli (2006: 294), rasio profitabilitas yang perlu

dihitung adalah rasio laba terhadap aktiva (ROA), rasio terhadap modal

(ROE) dan pendapatan per lembar saham (EPS), sedangkan rasio

solvabilitas yaitu kemampuan membayar kewajibannya, jika tidak dapat

memenuhi pembayaran, perusahaan dapat dikatakan bangkrut, rasio yang

digunakan dalam solvabilitas yakni : Rasio Lancar, rasio hutang, rasio

hutang terhadap kekayaan dan rasio kelipatan membayar bunga.

Harahap ( 1998; 249 ) analisis trend dengan menggunakan metode

presentase trend dengan membuat trend financial statement.

1. Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat

arti suatu tahun bias tahun pendirian, tahun perubahan, atau tahun

reorganisasi. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai

indeks 100.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

38

2. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan

angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.

3. Memprediksi kecenderungan yang mungkin bakal terjadi

berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan

yang di analisis.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/992/5/2013-2-62201-921409068-bab2-10012014085056.pdf · hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

39

Analisis yang digunakan penulis

dalam mengukur kinerja keuangan

perusahaan rokok ini menggunakan Rasio

Profitabilitas,Rasio Solvabilitas, Likuiditas

dan trend. Merunut Suharli (2006: 294),

rasio profitabilitas yang perlu dihitung

adalah rasio laba terhadap aktiva (ROA),

rasio terhadap modal (ROE) dan

pendapatan per lembar saham (EPS),

sedangkan rasio solvabilitas yaitu

kemampuan membayar kewajibannya, jika

tidak dapat memenuhi pembayaran,

perusahaan dapat dikatakan bangkrut,

rasio yang digunakan dalam solvabilitas

yakni : Rasio Lancar, rasio hutang, rasio

hutang terhadap kekayaan dan rasio

kelipatan membayar bunga. Sedangkan

analisis trend dengan menggunakan

metode presentase trend dengan

membuat trend financial statement

Peneliti terdahulu

1. Anwar (2011) melakukan penelitian

dengan judul “ Analisis Kinerja Keuangan

Pada PT Mega Indah Sari Makasar”.

Berdasarkan hasil perhitungan kinerja

keuangan secara umum yaitu rasio

aktivitas dan profitabilitas, kedua rasio

tersebut setelah dianalisis mengalami

peningkatan.

2. Wildaniah, tahun 2003 “Analisis likuiditas,

solvabilitas dan Rentabilitas Pada PT.

mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil

penelitian wildaniah menjelaskan bahwa

pada perusahaan ini dari tahun 1999-2001

tingkat perusahaan dengan alat ukur

current ratio dan quik ratio pada tahun

2002 menunjukan tingkat rasio menurun

dari tahun ke tahun,

3. Penelitian Sitty Yunifa yang berjudul”

Analisis kinerja Perusahaan dengan

menggunakan analisa rasio keuangan

pada perusahaan telekomunikasi yang

tedaftar di bursa efek Indonesia.

Berdasarkan hasil dari perhitungan jenis-

jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas

dan Aktivitas, maka nilai perusahaan

tersebut memiliki kinerja perusahaan yang

tidak baik.

“ Pengukuran Kinerja Keuangan

Menggunakan Analisis Rasio dan Trend

Pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia”.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis