BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran...

39
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo Dalam Catatan sejarah nama Gorontalo berasal dari kata ”Hulontalangio” yang artinya lebih mulia, kemudian penyebutan hulontalangio dipersingkat menjadi hulontalangi. Hulontalangi sendiri merupakan nama salah satu kerajaan yang ada di Jazirah Gorontalo pada masa lampau. Pendirinya adalah Sultan Botutihe yang telah berhasil melaksanakan tugas-tugas pemerintahan atas dasar ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo lahir pada hari kamis, 18 Maret 1728 M atau bertepatan dengan Kamis, 06 Syakban 1140 Hijriah. Tepat pada tanggal 16 Februari 2001Kota Gorontalo secara resmi sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo (UU Nomor 38 Tahun 2000 Pasal 7), namun sebagai daerah otonom Kota Gorontalo secara resmi terbentuk pada tanggal 20 Mei 1960 sebagai pelaksanaan UU No. 29/1959 tentang pembentukan Dati II di Sulawesi. Sebelum terbentuknya Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Gorontalo merupakan sebuah Kotapraja, sebutan ini sesuai istilah yang digunakan dalam UU No. 181965 tentang Pemerintahan Daerah yang diganti dengan UU No. 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah yang menggantikan istilah Kotapraja menjadi Kotamadya. Nama Kotamadya Gorontalo ini tetap dipakai hingga pada tahun 1999. Selanjutnya, sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana istilah Kotamadya sudah tidak dipakai lagi diganti

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo

Dalam Catatan sejarah nama Gorontalo berasal dari kata ”Hulontalangio”

yang artinya lebih mulia, kemudian penyebutan hulontalangio dipersingkat

menjadi hulontalangi. Hulontalangi sendiri merupakan nama salah satu kerajaan

yang ada di Jazirah Gorontalo pada masa lampau. Pendirinya adalah Sultan

Botutihe yang telah berhasil melaksanakan tugas-tugas pemerintahan atas dasar

ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat.

Kota Gorontalo lahir pada hari kamis, 18 Maret 1728 M atau bertepatan

dengan Kamis, 06 Syakban 1140 Hijriah. Tepat pada tanggal 16 Februari

2001Kota Gorontalo secara resmi sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo (UU

Nomor 38 Tahun 2000 Pasal 7), namun sebagai daerah otonom Kota Gorontalo

secara resmi terbentuk pada tanggal 20 Mei 1960 sebagai pelaksanaan UU No.

29/1959 tentang pembentukan Dati II di Sulawesi.

Sebelum terbentuknya Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo merupakan

bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Gorontalo merupakan sebuah Kotapraja,

sebutan ini sesuai istilah yang digunakan dalam UU No. 181965 tentang

Pemerintahan Daerah yang diganti dengan UU No. 5/1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan Daerah yang menggantikan istilah Kotapraja menjadi Kotamadya.

Nama Kotamadya Gorontalo ini tetap dipakai hingga pada tahun 1999.

Selanjutnya, sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, dimana istilah Kotamadya sudah tidak dipakai lagi diganti

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

2

dengan Kota, maka Gorontalo pun menyesuaikan namanya menjadi Kota

Gorontalo hingga sekarang.

Gorontalo dikenal sebagai kota perdagangan, pendidikan dan pusat

pengembangan kebudayaan Islam di Indonesia Timur. Sejak dulu Gorontalo

dikenal sebagai Kota Serambi Madinah. Hal itu disebabkan pada zaman dahulu

pemerintahan kerajaan Gorontalo telah menerapkan syariat Islam sebagai dasar

pelaksanaan hukum, baik dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan, maupun

pengadilan. Hal ini dapat dilihat dari filosofi budaya Gorontalo yang Islami

berbunyi ”Adat bersendikan syara` dan syara` bersendikan Kitabullah (Al-

Quran)”. Syara` adalah hukum yang berdasarkan syariat Islam. Karena itu

Gorontalo ditetapkan sebagai salah satu dari 19 daerah hukum adat di Indonesia.

Raja pertama di Kerjaan Gorontalo yang memeluk agama Islam adalah Sultan

Amai, yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama perguruan tinggi Islam

di Provinsi Gorontalo, yakni STAIN Sultan Amai yang sekarang telah menjadi

IAIN Sultan Amai.

Kota Gorontalo adalah salah satu wilayah Provinsi Gorontalo yang

berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.

Daerah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tapa Kabupaten Bone

Bolango disebelah Utara, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango disebelah

Timur, Teluk Tomini disebelah Selatan, Kecamatan Telaga dan Batudaa

Kabupaten Gorontalo disebelah Barat.

Secara administratif Kota Gorontalo terbagi atas 9 (Sembilan) Kecamatan

dengan 50 (Lima Puluh) Kelurahan dengan rincian sebagai berikut:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

3

1. Kecamatan Kota Barat : 7 Kelurahan

2. Kecamatan Dungingi : 5 Kelurahan

3. Kecamatan Kota Selatan : 5 Kelurahan

4. Kecamatan Kota Tengah : 6 Kelurahan

5. Kecamatan Kota Timur : 6 Kelurahan

6. Kecamatan Kota Utara : 6 Kelurahan

7. Kecamatan Dumbo Raya : 5 Kelurahan

8. Kecamatan Sipatana : 5 Kelurahan

9. Kecamatan Hulonthalangi : 5 Kelurahan

Kondisi geografis wilayah Kota Gorontalo terletak antara 00° 28’ 17” - 00°

35’ 56” Lintang Utara (LU) dan 122° 59’ 44” - 123° 05’ 59” Bujur Timur (BT)

dengan Luas Wilayah terbaru sesuai data survey dan pemetaan yang dilakukan

oleh BAKOSURTANAL adalah 79,47 Km², dengan luas wilayah per kecamatan

adalah Kecamatan Dungingi 4,67 Km², Kecamatan Kota Barat 19,98 Km²,

Kecamatan Kota Selatan dan Kecamatan Hulonthalangi 16,98 Km², Kecamatan

Kota Tengah 4,81 Km², Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Dumbo Raya

19,88 Km² dan Kecamatan Kota Utara dan Kecamatan Sipatana 13,09 Km².

Dataran Kota Gorontalo merupakan daerah yang rentan terhadap banjir

terutama daerah disekitar DAS utama dan daerah-daerah dekat muara sungai.

Sampai sejauh ini Kota Gorontalo memiliki kekhasan dalam bidang pertanian.

Kekhasan ini dapat dilihat pada keberadaan lahan persawahan disebagian wilayah

kota yang mungkin didaerah lain sukar ditemui. Namun sebagai konsekuensi dari

status yang disandang Kota Gorontalo sebagai ibukota provinsi saat ini, maka

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

4

luasan areal persawahan yang ada tersebut dari waktu ke waktu cenderung

berkurang. Hal ini jelas secara fisik keruangan memberikan dampak yang besar

terhadap perubahan fisik kota yang disebabkan oleh meningkatnya aktifitas di

Kota Gorontalo telah menyebabkan perubahan yang sangat mendasar dalam aspek

pemanfaatan ruang dengan kecenderungan yang mengarah pada ketidaksesuaian

pemanfaatan dengan rencana tata ruang yang ada.

Kecenderungan perkembangan aktifitas-aktifitas perkotaan khususnya

dibidang perdagangan dan jasa berkembang dengan pesat dan mulai

menggantikan keberadaan kawasan-kawasan lainnya seperti kawasan

permukiman. Demikian pula dengan sektor-sektor lainnya juga terjadi perubahan

secara signifikan.

Sebagai kota pusat perdagangan dan jasa di kawasan Teluk Tomini dan

sekitarnya, setiap tahunnya kota ini berbenah diri merubah wajah kota dengan

pembangunan disegala lini. Ketersediaan infrastruktur yang handal sebagai salah

satu pilar pokok penjabaran Grand Strategi, merupakan salah satu prioritas

kegiatan utama kota ini dalam upaya mencapai tujuan pembangunan daerah.

Perekonomian Kota Gorontalo yang digambarkan dengan PDRB atas dasar

harga berlaku secara nominal dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan

yang cukup signifikan, yaitu dari Rp. 981.035.000 pada tahun 2007, Rp.

1.162.536.000 tahun 2008 dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.337.880.000.

Dominasi sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor

pengangkutan dan komunikasi dalam perekonomian Kota Gorontalo belum

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

5

tergoyahkan disamping sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta

sektor konstruksi bangunan.

Sebagai tulang punggung perekonomian Kota Gorontalo sektor jasa-jasa

atau subsektor pemerintahan umum memiliki peranan sebesar 29,77% bila dilihat

dari kontribusinya pada PDRB. Sementara untuk sektor jasa (tersier) yang

meliputi sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mempunyai kontribusi

terhadap perekonomian daerah sekitar 19,96%; sektor pengangkutan dan

komunikasi 14,46%; dan sisanya sektor jasa keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan sekitar 12,78%. Hal ini menunjukkan struktur perekonomian Kota

Gorontalo sudah mengarah kepada struktur jasa (service city).

Penyumbang perekonomian Kota Gorontalo lainnya adalah sektor sekunder

yang terdiri dari sektor industri pengolahan dan sektor bangunan. Sektor industri

pengolahan menyumbang sekitar 6.83% sedangkan sektor bangunan sebesar

7.53%. Sementara sumbangan sektor primer di Kota Gorontalo hanya sebesar

6.46% yang terdiri dari sektor pertanian sebesar 5.28% dan sektor pertambangan

sebesar 1,18%.

Dari sisi penggunaan, dalam kurun waktu 2007-2009 komponen penggunaan

yang cukup besar adalah konsumsi rumah tangga sekitar 59,38%, konsumsi

pemerintah 44,94% serta pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik

sebesar 41,98%. Selanjutnya, perubahan inventori sebesar 4,80% dan Lembaga

swasta sebesar 2,10%.

Sementara itu, perkembangan inflasi secara tahunan (yoy) sampai dengan

periode Desember 2010 mencapai 7,43%, lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

6

5,67%. Seluruh kelompok barang/jasa yang dihitung perkembangan harganya

menunjukkan terjadinya inflasi. Inflasi yang tinggi terjadi pada kelompok bahan

makanan sebesar 16,20%, kelompok makanan jadi/minuman, rokok dan tembakau

sebesar 7,08%, kelompok sandang 3,23%, Sementara empat kelompok

barang/jasa mengalami inflasi yang relatif rendah, yaitu: kelompok perumahan

(2,53%), kelompok kesehatan (2,32%), kelompok pendidikan (0,51%), dan

kelompok transport (2,53%).

Untuk lebih jelasnya hasil evaluasi indikator makro pembangunan di Kota

Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7: Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah

Kota Gorontalo Tahun 2007-2009

No Indikator

Tahun

2007 2008 2009

1 PDRB HARGA BERLAKU (JUTA

RUPIAH) 981.035,70 1.162.536,81 1.337.880,19

2 PDRB HARGA KONSTAN (JUTA

RUPIAH) 484.886,14 520.892,28 559.910,93

3 PERTUMBUHAN EKONOMI 7,36% 7,43% 7,49%

4 PDRB PER KAPITA :

- HARGA BERLAKU (Rp) - HARGA KONSTAN (Rp)

6.043.651,34

2.987.131,59

7.038.212,88

3.153.578,23

7.848.830,13

3.284.782,79

Sumber: Bappeda Kota Gorontalo

Pada tahun 2009, struktur ekonomi Kota Gorontalo masih didominasi oleh

sektor–sektor tertier yakni sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan

restoran dengan nilai pendapatan sebesar Rp. 398.338.000 dan Rp.267.067.000

kemudian diikuti pengangkutan dan komunikasi Rp. 193.513.000. Sedangkan 3

yang memberikan produktivitas pendapatan yang terendah sektor pertanian,

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

7

Listrik, Gas dan air serta sektor pertambangan dan penggalian, yaitu masing-

masing sebesar Rp. 70.584,000, Rp. 29.554.000 dan Rp. 15.773.000

Kota Gorontalo memiliki kepadatan penduduk tertinggi di provinsi

Gorontalo, dimana rata-rata mencapai angka sebesar 2.778 jiwa/km2 tahun 2010.

Kondisi kependudukan baik dalam arti jumlah dan kualitas serta persebaran,

menjadi tantangan pembangunan yang di hadapi oleh Kota Gorontalo saat ini.

Jumlah penduduk Kota Gorontalo pada tahun 2011 mencapai 197.991 jiwa

(Sumber: BPS Kota Gorontalo, tahun 2011). Angka ini menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan penduduk Kota Gorontalo sangat cepat. Jika dilihat dari

pertambahan populasi/penduduk Kota Gorontalo kurun waktu 5 (lima) tahun,

sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, mencapai angka 20.536 jiwa

sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 8: Data Pertambahan Populasi/ Penduduk Kota Gorontalo Kurun

Waktu 5 Tahun (2006 s/d 2010)

Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2011

Kondisi diatas menunjukkan bahwa perkembangan Penduduk Kota

Gorontalo setiap tahun berfluktuatif. Hal tersebut berdampak pada ketersediaan

sumber daya pendukung pembangunan Kota Gorontalo yang mencakup 3 pilar

roda penggerak pembangunan daerah Kota Gorontalo, yaitu a). Infrastruktur,

meliputi; sanitasi, transportasi, perumahan dan pemukiman serta perdagangan dan

No Tahun Populasi (Jiwa)

Kepadatan

(Jiwa/Km2)

1 2006 159.455 2.461

2 2007 162.325 2.505

3 2008 165.175 2.549

4 2009 170.456 2.631

5 2010 179.991 2.778

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

8

jasa telekomunikasi b). Sosial budaya meliputi; kesejahteraan masyarakat,

kesehatan, pendidikan dan tenaga kerja, serta 3). Ekonomi meliputi; Peningkatan

taraf hidup masyarakat.

Menyikapi hal tersebut diatas, maka upaya yang telah dan perlu dilakukan

oleh Pemerintah Kota Gorontalo adalah dengan melakukan pengendalian jumlah

penduduk yang diikuti peningkatan kualitas sumber daya masyarakat, serta

distribusi penduduk yang merata. Dengan demikian keberadaan jumlah penduduk

di Kota Gorontalo dapat menjadi modal pembangunan dan bukan sebaliknya

menjadi beban pembangunan daerah.

Organisasi Pemerintah Kota Gorontalo terdiri dari Kepala Daerah yaitu

Walikota dan Wakil Walikota beserta Perangkat Daerah Otonom yang terdiri atas

Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan

Kelurahan. Perangkat daerah dimaksud bertanggung jawab kepada Kepala daerah

dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Struktur Organisasi Pemerintah Kota Gorontalo terdiri dari 3 organisasi dan

Tata Kerja, yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Gorontalo yaitu; a).

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 13 tahun 2010 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, yang terdiri dari 9

bagian dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Gorontalo, b).

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor: 5 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kota Gorontalo, terdiri dari 12 dinas, dan 3).

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Lembaga Teknis

Daerah Kota Gorontalo terdiri dari; Inspektorat, 6 badan, 3 kantor sedangkan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

9

Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Gorontalo Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan dan Tata

Kerja Kecamatan di Kota Gorontalo, terdiri atas 6 Kecamatan dan 49 Kelurahan.

Kondisi tersebut diatas mengalami perubahan, pada struktur organisasi

Lembaga Teknis Kecamatan dan Kelurahan, yaitu terdapat 4 kecamatan dan 1

kelurahan pemekaran. Hal ini diatur pada Perda Nomor 19 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Kecamatan Sipatana, Perda Nomor 20 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Kecamatan Dumbo Raya, Perda Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Kecamatan Hulonthalangi dan Perda Nomor 23 Tahun 2011

Tentang Pembentukan Kelurahan Tanggikiki. Sehingga kecamatan yang berada di

Kota Gorontalo sebanyak 9 Kecamatan dan 50 Kelurahan.

Berdasarkan kondisi diatas, maka hal tersebut menjadi tantangan Pemerintah

Kota Gorontalo dalam mengembangkan daerahnya melalui pembagian wilayah

berdasarkan wilayah pemekaran, yang berimplikasi pada kebutuhan luas wilayah

kota sebagai wilayah pemukiman dan pusat segala aktifitas masyarakat.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah, disebutkan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang

oleh undang-undang ini ditentukan menjadi urusan pemerintah. Kewenangan

wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah meliputi: a). Perencanaan

dan pengendalian pembangunan; b). Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan

ruang; c). Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d).

Penyediaan sarana dan prasarana umum; e). Penanganan bidang kesehatan; f).

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

10

Penyelenggaraan pendidikan; g). Penanggulangan masalah sosial; h). Pelayanan

bidang ketenagakerjaan; i). Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan

menengah; j). Pengendalian lingkungan hidup; k). Pelayanan pertanahan; l).

Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; m). Pelayanan administrasi umum

pemerintahan; n). Pelayanan administrasi penanaman modal; o). Penyelenggaraan

pelayanan dasar lainnya; dan p). Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh

peraturan perundang-undangan.

Urusan tersebut diatas telah diimplemetasikan dalam pelaksanaan program

dan kegiatan melalui 4 bidang pembangunan daerah yaitu; 1). Bidang sosial

budaya, 2). Bidang ekonomi, 3). Bidang infrastruktur dan 4). Bidang

Pemerintahan.

Visi Kota Gorontalo yakni ”Kota Enterpreneur”. Sedangkan Misi Kota

Gorontalo adalah ”Mewujudkan Masyarakat Yang Mandiri dan Religius” Grand

Strategi yang dimilki oleh Kota Gorontalo adalah: 1) Menyelenggarakan

kepemerintahan yang enterpreneur, 2) Mewujudkan sumber daya manusia yang

berdaya saing, 3) Membangun Infrastruktur perkotaan yang handal, 4)

Menjadikan Kota Gorontalo sebagai pusat perdagangan dan jasa di Kawasan

Teluk Tomini dan sekitarnya.

1.2 Gambaran Perekonomian dan Keuangan Daerah Kota Gorontalo

Selama Tahun 2010 perkembangan ekonomi Kota Gorontalo menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan, semua sektor mengalami pertumbuhan positif

meskipun beberapa sektor menunjukkan perlambatan dibanding tahun

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

11

sebelumnya. Peningkatan ekonomi Kota terutama ditunjukkan oleh peningkatan

sektor konstruksi, sektor jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 7,49 %

naik 0,13 poin dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 7,36 %, dengan Total

jumlah Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan sebesar Rp.

559.910,93 dengan jumlah PDRB per kapita sebesar Rp. 3.284.782,76 sedangkan

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku mencapai Rp.1.337.880.190.000,- dan Jumlah

PDRB per kapita sebesar Rp. 7.848.830,13,-

Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kota diperkirakan mencapai 7,59 %

dengan PDRB ADHB diperkirakan mencapai 1.630.082.380.000,- dan PDRB

ADHK sebesar Rp. 603.412.290.000,- Tahun 2011 diproyeksikan pertumbuhan

ekonomi mencapai Rp. 1.931.647.620.000,-

Selama Tahun 2009 laju inflasi kumulatif (dari Januari – Desember ) sebesar

4,5 %, dimana kelompok kesehatan dan bahan makanan merupakan kelompok

pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi sepanjang tahun 2009, masing-

masing sebesar 8,06 % dan 7,64 %, sedangkan kelompok transportasi dan jasa

keuangan mengalami deflasi sebesar 2,51 %.

Secara umum Tahun 2009 Kota Gorontalo mengalami 10 kali inflasi dan 2

kali deflasi. Deflasi terjadi pada bulan April dan Desember masing-masing

sebesar -0,05 % dan -0,82 %, sedangkan selebihnya terjadi inflasi, dimana inflasi

tertinggi pada bulan November (0,91%) dan terendah pada bulan September

(0.05%).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

12

Inflasi Gorontalo Tahun 2010 (Januari-Juli ) sebesar 2,81 % lebih rendah

dari laju inflasi Kota Gorontalo pada periode yang sama tahun 2009 sebesar 3,24

%. Selama Tahun 2010 (Januari-Juli) secara umum Kota Gorontalo mengalami

dua kali deflasi dan lima kali Inflasi, Deflasi terjadi pada bulan Maret (0,47 %)

dan April (0,87%), sedangkan inflasi tertinggi selama Tahun 2010 (Januari-Juli)

terjadi pada Bulan Februari yaitu sebesar 1,68 %.

Beberapa perkembangan indikator makro ekonomi Kota Gorontalo dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9: Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Makro

Kota Gorontalo

No Indikator Makro

Ekonomi

Realisasi Perkiraan Proyeksi

2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 PDRB ADHB (JUTA) 1.369.817,12 1.595.348,12 1.931.647,62 2.289.002,43

2 PDRB ADHK(JUTA) 560.063,38 602.467,09 1.066.647,62 1.885.513,00

3 INFLASI (%) 4,5 7,43 4 – 6 4 – 6

4 JUMLAH PENDUDUK

MISKIN (%) 5,29 5 5,2 5,0

5 TINGKAT

PENGANGGURAN(%) 8,88 8,78 8,68 8,58

6 PERTUMBUHAN

EKONOMI 7,49 7,6 7,7 7,8

Sumber: Bappeda Kota Gorontalo

Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas

umum daerah yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu

tahun anggaran. Arah pengelolaan pendapatan daerah difokuskan pada upaya

peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam menggali dan mengintensifkan

sumber-sumber pendapatan daerah. Sumber-sumber pendapatan daerah berasal

dari penerimaan pendapatan asli daerah, penerimaan dana perimbangan dan Lain-

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

13

Lain Pendapatan yang sah. Pendapatan asli daerah merupakan porsi pendapatan

yang secara hukum dan upaya diperoleh melalui usaha yang dilakukan oleh

pemerintah daerah. Melalui kreatifitas dan inovasi dari pemerintah daerah maka

pendapatan daerah diharapkan meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan

kondisi dan potensi yang ada.

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan

desentraslisasi yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana

Alokasi Khusus.

Tabel 10: Perkembangan Pendapatan Daerah Kota

Gorontalo Tahun 2006–2010

No Tahun Pendapatan Daerah (Rp.)

(%) Tingkat

Capaian

(%)

Kenaikan

Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6

1 2006 269.952.870.000 276.938.565.771 42,02 102,59

2 2007 317.489.770.000 325.336.320.782 17,48 102,47

3 2008 372.072.887.262 387.948.124.371 19,24 104,56

4 2009 487.222.835.891 417.622.203.671 7,65 85,71

5 2010 556.389.430.214 494.626.470.027 18,44 88,90

Sumber: DPPKAD Kota Gorontalo

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah

yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun

anggaran, pengelolaan belanja daerah berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang

beriorentasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.anggaran serta

efektivitas dan efisiansi pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

14

Daerah dalam rangka pelaksanaan bidang kewenangan/urusan pemerintahan

daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD, peningkatan alokasi belanja yang

direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang

diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat

Pos Belanja daerah sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007

Tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja

Langsung, Belanja Tidak Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Subsidi,

Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Tidak Terduga, sedangkan

Belanja Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan

Belanja Modal.

Tabel 11: Perkembangan Belanja Daerah Kota Gorontalo

Tahun 2006-2010

No Tahun Belanja Daerah (Rp.)

(%) Tingkat

Capaian

(%)

Kenaikan

Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6

1 2006 282.370.005.203 268.980.319.526 10,76 98,07

2 2007 340.218.173.159 311.670.295.321 15,87 91,61

3 2008 423.182.900.851 406.161.117.340 30,31 95,98

4 2009 509.563.606.229 440.009.556.617 8,3 86,35

5 2010 548.241.074.273 451.507.819.414 2,61 82,36 Sumber: DPPKAD Kota Gorontalo

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran darirekening kas umum daerah

yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun

anggaran. Pengelolaan belanja daerah berdasarkan pendekatan prestasi yang

berorientasi pada pencapaian hasil input yang direncanakan. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

15

efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi satuan Kerja Perangkat

Daerah dalam rangka pelaksanaan bidang kewenangan/urusan pemerintah daerah

yang menjadi tanggung jawab SKPD. Peningkatan alokasi belanja yang

direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang

diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat.

Pos Belanja daerah sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007

Tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja

Langsung. Belanja Tidak Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Subsidi,

Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja tidak terduga, sedangkan

Belanja Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan

Belanja Modal.

Tabel 12: Perkembangan Penerimaan Pembiayaan Daerah

Kota Gorotalo Tahun 2006-2010

Tahun Penerimaan Pembiayaan (Rp.)

(%)

Kenaikan

Realisasi Target Realisasi

2 3 4 5

2006 19.415.461.060 674.729.544 (96,86)

2007 22.829.473.483 111.557.500 (83,47)

2008 51.250.013.589 32.336.625.427 28.886,50

2009 32.340.770.338 23.234.982.898 28,146

2010 8.926.242.068 926.241.068 96,01

Sumber: DPPKAD Kota Gorontalo

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

16

Tabel 13: Perkembangan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Kota Gorontalo Tahun 2006-2010

Tahun Pengeluaran Pembiayaan (Rp.) Kenaikan

Realisasi

(%) Target Realisasi

1 2 3 4

2006 14.339.390.739 1.000.000.000 (93,44)

2007 418.837.668 (58,11)

2008 100.000.000 100.000.000 (76,12)

2009 10.000.000.000 0. 0

2010 17.074.598.010 16.372.188.579 0

Sumber: DPPKAD Kota Gorontalo

1.3 Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Gorontalo

Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo

terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gorontalo. Pembentukan Dinas

Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yaitu Kepala Daerah

diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri

dari laporan Realisasi APBD, Neraca Daerah, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas

Laporan Keuangan. Konsekuensi logis dari perubahan pertanggungjawaban

tersebut maka dibentuklah organisasi BPKD yang telah dirubah namanya menjadi

Dinas Pendapatan, Pengelola dan Keuangan Aset Daerah guna terintegrasinya

pengelolaan keuangan yang meliputi pencatatan dan pertanggungjawaban

penerimaan kas dan pengeluaran kas, serta aset/barang daerah.

Otonomi daerah dan peningkatan persaingan antar daerah telah memaksa

organisasi pemerintah daerah melakukan perubahan-perubahan yang inovatif

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

17

menuju pemerintahan yang baik dan mandiri. Perubahan yang paling mendasar

yakni pengelolaan keuangan daerah yang menuntut alokasi anggaran sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, permasalahan manajemen keuangan

sektor publik selama ini belum ditangani secara komprehensif dalam mewujudkan

suatu tata kepemerintahan yang baik (good govermance).

Visi DPPKAD Kota Gorontalo mengacu pada visi Kota Gorontalo yakni

Kota Enterpreneur. Adapun Visi DPPKAD Kota Gorontalo yakni ”Menjadi

Institusi Pengelola Keuangan yang Inovatif. Dalam mewujudkan visi tersebut,

maka Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo

menjabarkan melalui misi sebagai berikut: ”Melaksanakan Pembaharuan

Kelembagaan dan Kebijakan Pengelola Keuangan Daerah yang Akuntabel dan

Berkelanjutan”. Dengan mengacu pada visi melalui pelaksanaan misi, maka

tujuan Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Gorontalo

sebagai berikut: (1) Meningkatkan Pendapatan daerah, (2) Meningkatkan

kapasitas Sumber Daya Manusia dan disiplin aparatur dalam pelaksanaan tugas.

(3) Meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja, baik antar SKPD dan lembaga

lain yang saling bekerja sama. (4) Memantapkan pelaksanaan anggaran dan

pertanggungjawaban keuangan daerah yang akuntabel dan transparan. (5)

Meningkatkan pelayanan administrasi yang akuntabel guna mendukung

pencapaian sasaran kinerja.

Struktur organisasi DPPKAD Kota Gorontalo di tunjukkan sebagai berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

18

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOTA GORONTALO

Gambar 6: Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Gorontalo

KEPALA DINAS DPPKAD

KOTA GORONTALO

DINAS SEKRETARIS

KASUBAG

KEUANGAN

KASUBAG

KEPEGAWAIAN

KASUBAG

UMUM DAN

KEARSIPAN

KABID

PENDAPATAN

KABID ANGGARAN

&PERBENDAHARAAN

KABID ASET KABID

AKUNTANSI

KASIE

PENDATAAN DAN

PENETAPAN

KASIE PENAGIHAN

DAN

PENGENDALIAN

KASIE

PENERIMAAN

LAIN-LAIN

KASIE

ANGGARAN DAN

VERIVIKASI

KASIE

PERBENDAHARAAN

KASIE

ADMINISTRASI

BENDAHARA

UMUM DAERAH

KASIE PENGELOLA

DATA

KASIE

PENGEMBANGAN

SISTEM AKUNTANSI

KASIE PELAPORAN

DAN PERTANGGUNG

JAWABAN

KASIE PENGENDALIAN

KEKAYAA DAERAH

KASIE INVESTASI

KASIE BINA BADAN

LAYANAN DAN

BUMD

KEPALA UPTD

SUBAG TATA

USAHA

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

19

Tugas dan Fungsi DPPKAD Kota Gorontalo adalah sebagai berikut:

A. Kepala Dinas mempunyai tugas: Melaksanakan sebagian tugas Pemerintah

Daerah dibidang Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan

tugas unit. Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah menyelenggarakan fungsi: (1) Merencanakan

tugas dibidang Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah secara

berkesinambungan untuk peningkatan pendapatan, keuangan dan kekayaan

daerah, (2) Merumuskan kebijakan teknis dibidang Pendapatan, Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan

tugas unit, (3) Mengorganisir kegiatan dibidang Pendapatan, Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan sistem dan prosedur kerja untuk

tertibnya pelaksanaan tugas unit.

B. Sekretaris Dinas mempunyai tugas: Melaksanakan pengelolaan

kesekretariatan, penyusunan rencana program, pengendalian dan

pengawasan, evaluasi dan pelaporan, penyelenggaraan anggaran rutin

keuangan, umum dan kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas Sekretaris

Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menyelenggarakan

fungsi: (1) Mengkoordinasikan tugas dengan Kepala-kepala Bidang melalui

rapat/pertemuan untuk penyatuan pendapat, (2) Mendistribusikan tugas

kepada bawahan sesuai job untuk tertibnya pelaksanaan tugas, (3) Menyusun

laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai bahan evaluasi.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

20

Sekretaris Dinas Membawahi:

1. Sub Bagian Program dan Keuangan, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

penyusunan program dan pengelolaan keuangan berdasarkan petunjuk

pelaksanaan/petunjuk teknis untuk kelancaran pelaksanaan tugas unit.

2. Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai Juklak/Juknis untuk tertibnya

administrasi kepegawaian.

3. Sub Bagian Umum dan Kearsipan, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

Pengelolaan perlngkapan dan kearsipan berdasarkan pedoman untuk

kelancaran pelaksanaan tugas unit.

C. Bidang Pendapatan mempunyai tugas: Melaksanakan tugas Pengelolaan

Pendapatan Daerah berdasarkan peraturan Perundang-undangan untuk

optimalisasi Pendapatan Asli Daerah. Dalam melaksanakan tugas Bidang

Pendapatan menyelenggarakan fungsi: (1) Menghimpun kebijakan teknis

pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan

tugas, (2) Menyusun kebijakan teknis pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai

kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan tugas, (3) Menyusun rencana

program dibidang Pendapatan Daerah sesuai kebutuhan sebagai dasar

pelaksanaan tugas.

Bidang Pendapatan terdiri dari:

1. Seksi Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

Pendataan dan Penetapan Retribusi Daerah berdasarkan Petunjuk

Pelaksanaan/Petunjuk Teknis untuk tertibnya adminitrasi pendapatan daerah.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

21

2. Seksi Penagihan dan Pengendalian, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

penagihan dan pengendalian Pajak dan Retribusi Daerah berdasarkan

petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis untuk optimalisasi Pendapatan Daerah.

3. Seksi Penerimaan lain-lain, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

pengelolaan Penerimaan Lain-lain berdasarkan petunjuk

pelaksanaan/petunjuk teknis untuk pembiyaan daerah.

D. Bidang Anggaran dan Perbendaharawan mempunyai tugas: Melaksanakan

tugas dibidang Anggaran, Perbendaharaan, dan Verifikasi berdasarkan

Peraturan Perundang-undangan untuk efektifitas dan efisiensi anggaran.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Anggaran dan Perbendaharaan

menyelenggarakan fungsi: (1) Mengelola dan meganalisa data perencanaan

anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan skala prioritas

untuk pengalokasian anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), (2)

Melakukan penelitian Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) setiap Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan ketentuan untuk tertibnya

administrasi keuangan, (3) Melakukan Verifikasi Surat Pertanggungjawaban

(SPJ) pengeluaran berdasarkan pengajuan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) untuk kesesuai penggunaan anggaran.

Bidang Anggaran dan Perbendaharaan terdiri dari:

1. Seksi Anggaran dan Verifikasi, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

dibidang anggaran dan verifikasi berdasarkan petunjuk pelaksanaan/petunjuk

teknis untuk efektifitas dan efisiensi anggaran.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

22

2. Seksi Perbendaharaan, mempunyai tugas: Melakukan tugas perbendaharaan

berdasarkan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis untuk tertibnya

administrasi keuangan daerah.

3. Seksi Adminitrasi Bendahara Umum Daerah, mempunyai tugas: Melakukan

tugas pengelolaan administrasi bendahara umum daerah sesuai petunjuk

pelaksanaan/petunjuk teknis untuk tertibnya administrasi keuangan daerah.

E. Bidang Akuntansi mempunyai tugas: Melaksanakan dibidang akuntansi

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan untuk peningkatan akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah. Dalam melaksanakan tugas Bidang Akuntansi

menyelenggarakan fungsi: (1) Menghimpun data keuangan berdasarkan

Laporan Realisasi Keuangan SKPD sebagai bahan penyusunan rancangan

pertanggungjawaban kepala daerah, (2) Mengembangkan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan untuk

tertibnya pengelolaan administrasi keuangan, (3) Menyusun Lapran Realisasi

Anggaran (LRA) SKPD berdasarkan laporan dari setiap SKPD sebagai bahan

penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah.

Bidang Akuntansi terdiri dari:

1. Seksi Pengelolaan Data, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas pengelolaan

data sesuai petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis untuk keakuratan data

keuangan.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

23

2. Seksi Pengembangan Akuntansi, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas

pengembangan akuntansi sesuai petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis untuk

peningkatan sistem pengelolaan keuangan daerah.

3. Seksi Pelaporan dan Pertanggungjawaban, mempunyai tugas: Melaksanakan

tugas penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban secara periodik

dan tepat waktu untuk beroleh laporan keuangan yang akuntabel.

F. Bidang Aset mempunyai tugas: Melaksanakan tugas pengelolaan aset daerah

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan untuk tertibnya kekayaan daerah.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Aset, menyelenggarakan tugas: (1)

Mengelola aset daerah sesuai fungsinya untuk dimanfaatkan secara berdaya

guna dan berhasil guna, (2) Melakukan penghapusan barang milik daerah

sesuai ketentuan yang berlaku untuk dibebaskan dari daftar inventaris

kekayaan daerah, (3) Menyusun rencana perencanaan modal/investasi daerah

sesuai kebutuhan untuk peningkatan pendapatan daerah.

Bidang Aset terdiri dari:

1. Seksi Pengendalian Kekayaan Daerah, mempunyai tugas: Melaksanakan

tugas pengendalian kekayaan daerah sesuai petunjuk pelaksanaan/petunjuk

teknis untuk tertibnya pemanfaatan kekayaan daerah.

2. Seksi Investasi, mempunyai tugas: Melaksanakan tugas pengelolaan investasi

sesuai Juklak/Juknis untuk peningkatan pendapatan daerah.

3. Seksi Bina Badan Layanan Umum dan Badan Usaha Milik Daerah,

mempunyai tugas: Melaksanakan tugas Bina Badan Layanan Umum dan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

24

Badan Usaha Milik Daerah sesuai petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis

untuk peningkatan pola usaha kemitraan.

1.4 Hasil Penelitian

1.4.1 Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Hasil analisis rasio kemandirian keuangan daerah ditunjukkan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 14: Hasil Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Derah

Sumber: Data yang diolah bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Pemerintah Kota Gorontalo.

Tahun Pendapatan Asli Daaerah (PAD)

Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi + Pinjaman Rasio

2008

Rp 43.125.193.544

Rp 330.822.250.641 + Rp 2.500.000

Rp 43.125.193.544 = 0,130 x 100 % = 13,04

Rp 330.824.750.641

13,04 %

2009

Rp 53.590.516.884

Rp 363.975.280.809 + Rp 8.101.000.000

Rp 53.590.516.884 = 0,144 x 100 % = 14,40

Rp 372.076.280.809

14,40 %

2010 Rp 25.284.895.758

Rp 357.458.301.137 + 0

Rp 25.284.895.758 = 0,070 x 100 % = 07,07

Rp 357.458.301.137

07,07 %

2011 Rp 31.636.441.135

Rp 419.015.201.977 + Rp 9.050.549.381

Rp 31.636.441.135 = 0,074 x 100 % = 07,40

Rp 428.065.751.358

07,40 %

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

25

Apabila digambarkan dalam grafik, pergerakkan rasio kemandirian adalah

sebagai berikut:

Gambar 7: Grafik Pergerakan Rasio Kemandirian Pemkot Gorontalo

1.4.2 Analisis Rasio Efektifitas PAD

Hasil analisis rasio efektifitas PAD ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 15: Hasil Analisis Rasio Efektifitas PAD

Apabila digambarkan dalam grafik, pergerakkan rasio efektifitas PAD

adalah sebagai berikut:

0

5

10

15

20

2008 2009 2010 2011

Series 107,07% 07,40%

Tahun Realisasi penerimaan PAD

Target Penerimaan PAD Rasio

2008 Rp 43.125.193.544 = 0,929 x 100 = 92,91

Rp 46.414.966.400

92,91 %

2009 Rp 53.590.516.884 = 0,575 x 100 = 57,53

Rp 93.156.031.629

57,53 %

2010 Rp 25.284.895.758 = 0,326x 100 = 32,62

Rp 77.522.101.726

32,62 %

2011 Rp 31.636.441.135 = 0,267 x 100 = 26,67

Rp 118.546.657.588

26,67 %

Sumber: Data yang diolah bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pemerintah Kota Gorontalo

13,06%

14,40%

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

26

Gambar 8: Grafik Pergerakan Rasio Efektifitas PAD Pemkot Gorontalo

1.4.3 Analisis Rasio Efisiensi PAD

Hasil analisis rasio Efisiensi PAD ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 16: Hasil Analisis Rasio Efesiensi PAD

Apabila digambarkan dalam grafik, pergerakkan rasio efesiensi PAD adalah

sebagai berikut:

0

20

40

60

80

100

2008 2009 2010 2011

Series 1

32,62%26,67%

Tahun Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Memungut PAD

Realisasi Penerimaan PAD Rasio

2008 Rp 300.000.000 = 0,007 x 100 = 0,70

Rp 43.125.193.544

0,70 %

2009 Rp 300.000.000 = 0,006 x 100 = 0,56

Rp 53.590.516.884

0,56 %

2010 Rp 300.000.000 = 0,012x 100 = 1,19

Rp 25.284.895.758

1,19 %

2011 Rp 300.000.000 = 0,009 x 100 = 0,95

Rp 31.636.441.135

0,95 %

Sumber: Data yang diolah bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pemerintah Kota Gorontalo

92,91%

57,53%

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

27

Gambar 9: Grafik Pergerakan Rasio Efesiensi PAD Pemkot Gorontalo

1.4.4 Analisis Rasio Aktivitas

Hasil analisis rasio aktivitas keuangan daerah adalah ditunjukkan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 17: Hasil Analisis Rasio Aktivitas Keuangan Daerah

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

2008 2009 2010 2011

Series 1

0,95%

1,19%

0,70%0,56%

Tahun

Total Belanja Rutin

Total APBD

Total Belanja Pembangunan

Total APBD

Rasio

2008 Rp 324.859.400.078 = 0,393 x 100 = 39,26 Rp 827.494.186.952

Rp 81.204.142.262 = 0,098 x 100 = 09,81

Rp 827.494.186.952

39,26 %

09,81%

2009 Rp 328.996.477.827 = 0,373 x 100 = 37,35

Rp 880.945.355.302

Rp 111.013.078.790 = 0,126 x 100 = 12,60

Rp 880.945.355.302

37,35 %

12,60%

2010 Rp 362.556.788.193 = 0,402 x 100 = 40,25

Rp 900.698.395.767

Rp 85.020.140.699 = 0,094 x 100 = 09,44

Rp 900.698.395.767

40,25 %

09,44 %

2011 Rp 413.920.772.975 = 0,391 x 100 = 39,14

Rp 1.057.507.548.445

39,14 %

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

28

Apabila digambarkan dalam grafik, pergerakkan rasio aktivitas keuangan

daerah adalah sebagai berikut:

Gambar 10: Grafik Pergerakan Rasio Aktivitas Keuangan Daerah Pemkot Gorontalo

1.4.5 Analisis Rasio DSCR

Hasil analisis rasio DSCR adalah ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 18: Hasil Analisis Rasio DSCR

Rp 113.012.585.600 = 0,107 x 100 = 10,69

Rp 1.057.507.548.445

10,69%

Sumber: Data yang diolah bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Gorontalo

Tahun Total (PAD + BD + DAU) - BW

Total (Pokok Angsuran + Bunga + Biaya Pinjaman Rasio

2008 Rp 43.125.193.544+21.690.603.867+256.963.927.000 – 259.980.167.703

100.000.000 + 0 + 0

= 321.779.723.411 – 259.980.167.703 = 617,99

100.000.000

617,99

2009 DSCR Pada Tahun ini tidak ada karena bunga tidak terealisasikan dan

angsuran pokok tidak ada

0

2010 Rp 25.284.895.758+21.670.160.342+264.392.757.000 – 311.223.247.237

16.372.865.946 + 594.444.371 + 0

= 311.347.813.100 – 311.223.247.237 = 0,007

16.967.310.317

0,007

0

10

20

30

40

50

2008 2009 2010 2011

Belanja Rutin

Belanja Pembangunan

40,25%

39,26%

37,35%

39,14%

09,81%12,60%

09,44%10,69%

40,25%

39,26%

37,35%

39,14%

09,81%12,60%

09,44%10,69%

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

29

Apabila digambarkan dalam grafik, pergerakkan rasio DSCR adalah sebagai

berikut:

Gambar 11: Grafik Pergerakan Rasio DSCR Pemkot Gorontalo

Secara keseluruhan jika digambarkan dalam tabel dan grafik yakni sebagai

berikut:

Tabel 19: Hasil Perhitungan Keseluruhan Rasio Keuangan Daerah

Pemerintah Kota Gorontalo

TAHUN

RASIO KEUANGAN

KEMANDIRIAN EFEKTIVITAS

PAD

EFESIENSI

PAD

AKTIVITAS

DSCR BELANJA

RUTIN

BELANJA

PEMBANGUNAN

2008 13,03 % 92,91 % 0,70 % 39,26 % 09,81 % 617,99

2009 14,40 % 57,53 % 0,56 % 37,35 % 12,60 % 0

2010 07.07 % 32,62 % 1,19 % 40,25 % 09,44 % 0,007

2011 07,40 % 26,67 % 0,95 % 39,50 % 10,26 % -0,182

Sumber: Data Diolah 2012

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

2008 2009 2010 2011

Series 1

--0,1820,007

617,99

0

2011 Rp 31.636.441.135+19.773.258.791+296.472.833.000 – 350.393.983.541

13.232.947.678 + 579.950.000 + 0

= 347.882.532.926 – 350.393.983.541 = - 0,182

13.812.897.678

-0,182

Sumber: Data yang diolah bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan

Neraca Pemerintah Kota Gorontalo

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

30

Apabila digambarkan dengan grafik tabel di atas maka sebagai berikut:

Gambar 12: Grafik Pergerakan Rasio Keuangan Daerah Pemkot Gorontalo

1.5 Pembahasan

1.5.1 Pembahasan Atas Rasio Kemandirian Kinerja Keuangan Dalam

Pengelolaaan APBD Pemerintah Kota Gorontalo

Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah

daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, dan kegiatan

pembangunan. Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah

terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti

bahwa tingkat kemandirian juga semakin tinggi. Rasio kemandirian juga

menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam

membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama

pendapatan asli daerah yang berarti tingkat kesejahteraan masyarakat semakin

tinggi.

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

2008 2009 2010 2011

R. Kemandirian

R. Efektivitas PAD

R. Efesiensi PAD

R. Aktivitas (B. Rutin)

R. Aktvitas (B.Pembangunan)

DSCR

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

31

Dilihat dari tahun 2008-2011 kemandirian mengalami penurunan.

Kemandirian keuangan Pemerintah Kota Gorontalo pada tahun 2008 adalah

sebesar 13,03% dimana realisasi PAD nya dapat memberikan konstribusi

terhadap pendapatan daerah sebesar Rp 43.125.193.544,- atau 11,12%

(43.125.193.544 / 387.947.444.185). Sedangkan dana perimbangan atau transfer

pemerintah pusat dan provinsi memberikan kontribusi sebesar Rp

330.822.250.641,- atau 85,27% (330.822.250.641 / 387.947.444.185) dari total

pendapatan dan sisanya berasal dari pinjaman yaitu sebesar 0,25%. Jadi dilihat

prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan, kinerja keuangan Pemerintah

Kota Gorontalo masih belum mandiri, karena dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat Pemerintah Kota

Gorontalo masih tergantung dengan dana dari pihak ekternal.

Kemandirian keuangan Pemerintah Kota Gorontalo pada tahun 2009 adalah

sebesar 14,40%. PAD nya mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya, dan

memberikan konstribusi sebesar 12,83% (53.590.516.884 / 417.715.697.693)

terhadap pendapatan daerah jadi mengalami kenaikan. Sedangkan dana

perimbangan atau transfer dari pemerintah pusat ataupun provinsi memberikan

kontribusi sebesar 87,13% (naik) (363.975.280.809 / 417.715.697.693) dari total

pendapatan dan sisanya berasal dari pinjaman yaitu sebesar 46,32%. Jadi dilihat

dari prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan, kinerja keuangan

Pemerintah Kota Gorontalo masih belum mandiri tetapi kemandirian keuangannya

mengalami kenaikan.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

32

Kemandirian keuangan Pemerintah Kota Gorontalo pada tahun 2010 adalah

mengalami penurunan PAD yang sangat drastis yakni sebesar 07,07%, realisasi

PAD nya hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 05,42% (25.284.895.758 /

466.532.357.752) terhadap pendapatan daerah. Sedangkan dana perimbangan atau

transfer pemerintah pusat ataupun provinsi memberikan kontribusi sebesar

76,62% (turun) (357.458.301.137 / 466.532.357.752). Jadi dilihat dari prosentase

kontribusi PAD terhadap pendapatan, kinerja keuangan Pemerintah Kota

Gorontalo masih tetap belum mandiri bahkan kemandirian keuangannya

mengalami penurunan lagi yang drastis.

Kemandirian keuangan Pemerintah Kota Gorontalo pada tahun 2011 adalah

sebesar 07,40%. Meskipun PAD nya mengalami sedikit kenaikan, tetapi realisasi

PAD nya dapat memberikan kontribusi sebesar 05,96% (31.636.441.135 /

530.559.291.303) terhadap pendapatan daerah. Sedangkan dana perimbangan atau

transfer pemerintah pusat ataupun provinsi memberikan kontribusi sebesar

78,98% (naik) (419.015.201.977 / 530.559.291.303) dan sisanya berasal dari

pinjaman yakni sebesar 81,54%. Jadi dilihat dari prosentase kontribusi PAD

terhadap pendapatan, kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo tetap belum

dapat mandiri dan kemandirian keuangannya mengalami sedikit kenaikan.

Dari pemaparan diatas, kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo dari

segi kemandirian keuangan belum tercapai selama 4 tahun tersebut. Apabila

dilihat dari trend prosentase rasio kemandirian keuangan daerah tertinggi

ditunjukkan pada tahun 2009 yaitu sebesar 14,40%, yang dikarenakan realisasi

PAD nya besar dibandingkan dengan tahun-tahun lainnya. Jadi prosentase pada

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

33

tahun 2009 ini menunjukkan kinerja keuangan dari sisi kemandirian keuangan

daerah baik meskipun pada penilaian kriteria kemandiriannya dinilai rendah sekali

atau Pemerintahan Kota Goronralo belum bisa mandiri.

Dilihat dari prosentase rasio yang cenderung mengalami penurunan kecuali

tahun 2009, diharapkan Pemerintah Kota Gorontalo dapat menerapkan kebijakan-

kebijakan yang berhubungan dengan keuangan yang ada pada tahun 2009 agar

supaya dapat meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan sumber-sumber PAD

serta peningkatan SDM aparat yang terkait dengan perolehan PAD dan juga

Pemerintah Kota Gorontalo harus dapat bertindak sekaligus bersikap efesien dan

efektif serta berprinsip melakukan partnership dengan kelompok-kelompok

masyarakat yang potensial. Dengan demikian peran investasi swasta dan

perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu untuk lebih

merealisasikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Daerah juga

diharapkan mampu menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

daerah serta menimbulkan efek multiplier yang besar.

1.5.2 Pembahasan Atas Rasio Efektifitas PAD Kinerja Keuangan Dalam

Pengelolaan APBD Pemerintah Kota Gorontalo

Rasio Efektifitas PAD merupakan kemampuan untuk merealisasikan yang

telah direncanakan, dalam hal ini seberapa besar kemampuan Pemda dalam

merealisasikan PAD sesuai yang ditargetkan, dikatakan efektif apabila rasio yang

dicapai lebih dari 100% atau semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan

kemampuan daerah semakin baik. Pada tahun 2008 PAD Kota Gorontalo dapat

terealisasi sebesar 92,91% artinya kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

34

dikategorikan efektif, kemudian tahun 2009 turun ke prosentase menjadi 57,53%.

Realisasi dan anggarannya pada tahun ini sebenarnya naik, tapi pencapaian untuk

memenuhi target menurun hal ini disebabkan elemen-elemen dari PAD tidak

mencapai target, contohnya pada elemen pendapatan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan hanya sebesar 54,92% dan pada elemen lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah hanya sebesar 39,22%. Jadi kinerja Keuangan

Pemerintah Kota Gorontalo dalam hal efektifitas PAD dinilai tidak efektif dalam

merealisasikan PAD nya.

Tahun 2010 PAD Kota Gorontalo turun sebesar 32,62% artinya di tahun

2010 ini kinerja keuangan dalam hal mnegefektifkan PAD Pemerintah Kota

Gorontalo dinilai tidak efektif di bandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada

Tahun 2011 PAD Kota Gorontalo kembali menurun sebesar 26,67% yang artinya

kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo dinilai tidak efektif dalam

merealisasikan PAD nya, hal ini disebabkan menurunnya realisasi elemen-elemen

PAD terhadap penetapan target atau anggaran PAD yang ditetapkan.

Dari pergerakkan rasio dari tahun ke tahun mengalami penurunan efektifitas

PAD Pemerintah Kota Gorontalo harus dapat melihat sebab penurunannya,

mungkin ketidakmampuan dalam pencapaian terhadap targetnya ataupun

penurunan perolehan dari salah satu elemen PAD kemudian dapat

mengoptimalkan perolehan PAD dengan memberdayakan elemen PAD yang

paling sesuai untuk lebih diberdayakan dengan cara lebih efektif agar dapat

memenuhi keinginan yang ingin dicapai dan juga tidak ada pihak yang dirugikan.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

35

1.5.3 Pembahasan Atas Rasio Efisiensi PAD Kinerja Keuangan Dalam

Pengelolaan APBD Pemerintah Kota Gorontalo

Kinerja Pemerintah Daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan

dikatagorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah

100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja keuangan daerah semakin

baik, sebaliknya semakin besar rasio efisiensi berarti kinerja keuangan daerah

semakin memburuk/tidak baik.

Dari grafik pergerakkan rasio menggambarkan kinerja keuangan

Pemerintah Kota Gorontalo dari tahun 2008-2011 dalam hal mengefisiensi PAD

mengalami fluktuatif tetapi kinerja keuangan pemerintah Kota Gorontalo dari 4

tahun tersebut sangat baik bagi pemerintah daerah karena kinerja keuangan

pemerintah Kota Gorontalo dikategorikan sangat efisien dalam memungut PAD

dan dapat menekan biaya pemungutan PAD nya meskipun Pemerintah Kota

Gorontalo tidak bisa meningkatkan PAD nya dari tahun ke tahun. Kinerja

keuangan Pemerintah Kota Gorontalo menunjukkan bahwa Pemda sangat efisien

dalam menggunakan biaya pemungutan PAD untuk dapat merealisasikan PAD

yang diterimanya, terlihat bahwa tingkat efisiensi PAD dari tahun 2008-2011

adalah 0,70%, 0,56%, 1,19%, 0,95%. Jadi kinerja keuangan Pemerintah Kota

Gorontalo dikategorikan sangat efisien.

1.5.4 Pembahasan Atas Rasio Aktivitas Kinerja Keuangan Dalam

Pengelolaan APBD Pemerintah Kota Gorontalo

Rasio aktivitas menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

36

secara optimal. Semakin tinggi prosentase dana yang dialokasikan untuk belanja

rutin/belanja operasi berarti prosentase belanja investasi (belanja pembangunan)

yang digunakan sarana dan prasarana ekonomi dan masyarakat cenderung

semakin kecil.

Pada tahun 2008 alokasi terbanyak untuk belanja operasi adalah

dialokasikan pada belanja pegawai yaitu 67,67% dari total belanja operasi. Tahun

2009 alokasi terbanyak masih pada belanja pegawai yakni sebesar 76,23%. Untuk

tahun 2010 dan 2011 alokasi terbanyak untuk belanja operasi adalah belanja

pegawai. Masing-masing sebesar 78,32% dan 77,72%. Dilihat dari prosentase

selama 4 tahun terakhir kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo mengalami

pergerakkan yang fluktuatif dalam hal pengeluaran untuk belanja rutin/belanja

operasi. Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Gorontalo secara umum dinilai

rendah artinya pengeluaran untuk belanja rutin/belanja operasi dinilai ekonomis

karena dari tahun 2008-2011 realisasi belanja tidak ada yang melebihi dari yang

dianggarkan dimana prosentasenya berturut-turut dari tahun 2008-2011 yaitu

sebesar 39,26%, 37,25%, 40,25%, dan 39,14%.

Pengeluaran belanja modal/belanja pembangunan yang dilakukan saat ini

akan memberikan manfaat jangka menengah dan panjang. Dilihat dari gambar

pergerakan rasio untuk belanja pembangunan kinerja keuangan Pemerintah Kota

Gorontalo selama 4 tahun terakhir rata-rata sebesar 10,63% atau dikatagorikan

masih rendah sekali, itu artinya pengalokasian belanja pembangunan/belanja

modal belum baik karena pengalokasian belanja masih mendominasi belanja

operasi/rutin.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

37

Dilihat dari perhitungan rasio ini setiap tahun, dari tahun 2008-2011 lebih

banyak dialokasikan kepada belanja operasi. Dilihat dari perkembangan rasio ini

sebaiknya Pemerintah Kota Gorontalo lebih mengoptimalkan dana yang ada untuk

mengadakan belanja pembangunan yang mempunyai sifat lebih produktif dari

pada belanja rutin.

1.5.5 Pembahasan Atas Rasio DSCR Kinerja Keuangan Dalam Pengelolaan

APBD Pemerintah Kota Gorontalo

DSCR sangat diperlukan apabila Pemerintah Daerah berencana untuk

mengadakan hutang jangka panjang. Dan rasio ini mengukur kemampuan

pemerintah membayar kembali pinjaman daerah. Dilihat dari grafik pergerakan

rasio DSCR kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo cenderung mengalami

penurunan dan bahkan pada tahun 2011 mencapai minus, hal itu artinya

kemampuan pemerintah dalam membayar kembali pinjaman daerah juga

menurun.

Setelah diketahui besarnya nilai DSCR maka dapat dihitung maksimal

anguran pokok pinjaman dengan cara mengalikan DSCR dengan total pokok

utang yang kemudian dibagi dengan DSCR minimal yaitu 2,5, perhitungannya

adalah:

Tahun 2008 = 617,99 x Rp 100.000.000,- = Rp 61.799.000.000,- / 2,5 = Rp

24.719.600.000,-

Tahun 2009 = Total angsuran pokok pada tahun ini tidak dapat dihitung karena

DSCR nya tidak diketahui.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

38

Tahun 2010 = Total angsuran pokok pada tahun ini tidak dapat dihitung karena

DSCR nya kurang dari 2,5 dan tidak dapat meminjam lagi. DSCR

yang kecil pada tahun ini disebabkan oleh pokok utang yang

tinggi.

Tahun 2011 = Demikian pula pada tahun 2011 total angsuran pokok pada tahun

ini tidak dapat dihitung karena DSCR nya kurang dari 2,5 dan

tidak dapat meminjam lagi. DSCR yang bernilai minus di tahun

ini disebabkan oleh Belanja Wajib yang tinggi dibandingkan

dengan Perolehan Pendapatan.

Jadi dapat diketahui bahwa maksimal angsuran pokok pinjaman pada tahun

2008 yakni sebesar Rp 24.719.600.000,-. Batas maksimal angsuran pokok

tertinggi adalah tahun 2008, dan dari perhitungan maksimal total angsuran pokok

diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar DSCR semakin besar pula tingkat

maksimum total angsuran pokok (Lutfiah, 2011).

Mahmudi (2010: 132) dalam Lutfiah (2011) mengatakan jika nilai DSCR

kurang dari 1, maka hal itu mengindikasikan terjadinya arus kas negative yang

berarti pendapatan tidak cukup untuk menutup seluruh beban hutang. Dari

perhitungan DSCR di atas pada tahun 2008 kinerja keuangan Pemerintah Kota

Gorontalo dilihat dari kemampuan keuangannya layak untuk mendapatkan

pinjaman karena masih memiliki kemampuan yang cukup untuk mengembalikan

pokok pinjaman beserta bunganya.

Pada tahun 2010 s/d 2011 kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo dari

kemampuan keuangannya belum layak untuk mengadakan pinjaman karena

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/5420/9/2012-1-62201-241408046-bab4-09082012010040.pdf · ketuhanan dan prinsip-prinsip masyarakat. Kota Gorontalo

39

kinerja keuangan Pemerintah Kota Gorontalo masih belum memiliki kemampuan

yang cukup untuk mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya. Dalam

melakukan pinjaman atau hutang kepada pihak eksternal, hendaknya Pemerinah

Kota Gorontalo dapat memprediksi dengan baik, jangan sampai hutang tersebut

membebankan pihak Pemerintah Daerah itu sendiri.