BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

23
BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gorontalo. Pembentukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang dilatarbelakangi oleh perubahan pengelolaan keuangan daerah, yaitu Kepala Daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari laporan realisasi APBD, lingkungan pengendalian daerah, informasi dan komunikasi dan pemantauan. Konsekuensi logis dari perubahan pertanggungjawaban tersebut maka dibentuklah organsiasi BPKD yang telah dirubah namanya menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah guna terintegrasinya pengelolaan keuangan yang meliputi pencatatan dan pertanggungjawaban penerimaan kas dan pengeluraan kas, serta aset/barang daerah. Otonomi daerah dan peningkatan persaingan antar daerah telah memaksa organisasi pemerintah daerah melakukan perubahan-perubahan yang inovatif menuju pemerintahan yang baik dan mandiri. Perubahan yang paling mendasar 45

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

BAB IV

HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo. Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo terbentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata kerja

Lembaga Teknis Daerah Kota Gorontalo. Pembentukan Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai salah satu lembaga teknis daerah

yang dilatarbelakangi oleh perubahan pengelolaan keuangan daerah, yaitu Kepala

Daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah

yang terdiri dari laporan realisasi APBD, lingkungan pengendalian daerah,

informasi dan komunikasi dan pemantauan. Konsekuensi logis dari perubahan

pertanggungjawaban tersebut maka dibentuklah organsiasi BPKD yang telah

dirubah namanya menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah guna terintegrasinya pengelolaan keuangan yang meliputi pencatatan dan

pertanggungjawaban penerimaan kas dan pengeluraan kas, serta aset/barang

daerah.

Otonomi daerah dan peningkatan persaingan antar daerah telah memaksa

organisasi pemerintah daerah melakukan perubahan-perubahan yang inovatif

menuju pemerintahan yang baik dan mandiri. Perubahan yang paling mendasar

45

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

yakni pengelolaan keuangan daerah yang menuntut alokasi anggaran disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat. Disisi lain, permasalahan manajemen keuangan

sektor publik selama ini belum dapat ditangani secara komprehensif dalam

mewujudkan suatu tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Upaya reformasi birokrasi telah berlangsung yang mencakup antara lain

pengelolaan keuangan, namun masih terdapat permasalahan yang dihadapi di

bidang pengeloaan keuangan daerah di Kota Gorontalo, yaitu: 1) kelembagaan

pengelolaan keuangan masih belum sepenuhnya berdasarkan prinsip-prinsip

organisasi yang efisien dan rasional, sehingga struktur organisasi kurang

proporsional; 2) sistem manajemen keuangan daerah belum mampu mendorong

peningkatan profesionalitas dan kompetensi, sesuai dengan tanggungjawab dan

beban kerja; 3) sistem dan prosedur kerja di lingkungan badan pengelola

keuangan belum efisien, efektif, dan berperilaku hemat; 4) pelayanan publik

belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat; 5) terabaikannya nilai-

nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi sehingga melemahkan disiplin kerja,

etos kerja, dan produktivitas kerja.

4.1.2 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada DPPKAD

kota Gorontalo yang terlibat langusung dalam proses penyusunan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah yaitu kepala dinas, kepala bidang, kepala

seksi, kepala seksi, kepala sub bagian, kuasa BUD, dan pegawai staf keuangan

dan akuntansi. Jumlah responden yang yang dapat menjadi subyek penelitian

berkaitan dengan partisipasinya dalam penelitian ini yaitu adalah sebanyak 37

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

responden. Kuesioner yang disebar sebanyak 37 kuesioner, dari 37 kusioner

yang dibagi semuanya kembali namun yang tidak diisi sebanyak 5 kuesioner

sedangkan 32 kusioner lainya diisi lengkap dan dapat digunakan untuk olah data

selanjutnya. Data demografi responden dalam tabel 5 di bawah ini menyajikan

beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di

lapangan. Tabel tersebut berisi informasi yang disajikan, antara lain usia, tingkat

pendidikan, dan masa kerja.

Tabel 5: Demografi Responden

Keterangan Jumlah % Jenis Kelamin

1. Laki-Laki 2. Perempuan

17 orang 15 orang

53,13% 46,88%

Usia 1. < 30 2. 30-40 3. 41-50 4. > 50

5 orang

20 orang 6 orang 1 orang

15,63% 62.50% 18,75% 3,13%

Tingkat Pendidikan 1. SMU sederajat 2. Diploma 3. Sarjana 4. Magister

2 orang 4 orang

21 orang 5 orang

6,25%

12,50% 65,63% 15,63%

Masa Kerja 1. 1-2 tahun 2. 3-4 tahun 3. 5-6 tahun 4. 7-10 tahun 5. > 10 tahun

3 orang 2 orang 3 orang

11 orang 13 orang

9,38% 6,25% 9,38%

34,38% 40,63%

Sumber: Olahan, 2013

Berdasarkan tabel diatas, diketahui responden yang paling banyak ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini adalah responden perempuan yaitu sebanyak 17

orang (53,13%) sedangkan responden Laki-laki sebanyak 15 orang (46,88%).

Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia, diketahui bahwa

mayoritas responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah

responden yang berusia diantara 30-40 tahun yaitu sebanyak 20 orang (62,50%),

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

kemudian mereka yang berusia 41-50 sebanyak 6 orang (18,75%), yang berusia

<30 tahun sebanyak 5 orang (15,63%) dan yang berusia > 50 sebanyak 1 orang

(3,13%). Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa mayoritas responden

dalam penelitian ini adalah mereka yang berpendidikan sarjana yaitu sebanyak

21, kemudian mereka yang berpedidikan S2 sebanyak 5 orang (15,63%), yang

berpendidikan D3 (diploma) sebanyak 4 orang (12,50%) dan yang berpendidikan

SMA sederajat sebanyak 2 orang (6,25%). Selanjutnya responden dikelompokkan

berdasarkan masa kerja, diketahui mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu

respoden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 13 orang

(40,63%), kemudian yang mempunyai masa kerja 7-10 tahun sebanyak 11 oranga

(34,38%), 5-6 tahun dan 1-2 tahun masing-masing sebanyak 3 orang (9,38%) dan

yamg memiliki masa kerja 3-4 tahun sebanyak 2 oranga (9,38%).

4.1.3 Uji Kualitas Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam memperoleh data dalam penelitian ini

adalah Kuesioner. Oleh karena itu untuk meyakinkan akan kualitas data yang akan

diolah, terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitas sebagai berikut.

4.1.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ukuran yang menunjukkan

tingkat keandalan suatu alat ukur. Alat ukur yang valid berarti memiliki validitas

yang rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga-harga

korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap skor butir. Dengan taraf signifikan 5% dan jumlah responden 32 orang, maka

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

angka kritis dari rtabel (tabel r product moment) yang didapat adalah sebesar 0,349

jika koefisien yang diperoleh (rhitung) lebih besar dari rtabel maka pertanyaan

tersebut valid, nilai rtabel dapat dilihat pada lampiran pada tabel r Product moment.

Berdasarkan pengujian validitas yang telah dilakukan ternyata pertanyaan dalam

instrumen penelitian dinyatakan valid. Hasil pengujian validitas untuk variabel Y

penerapan PP No 71 tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6: Hasil Uji Validitas Variabel X (Penerapan PP No 71 tahun 2010)

Indikator Item r- Hitung r-Tabel Ket.

PSAP 01 1 0,696 0,349 Valid 2 0,398 0,349 Valid 3 0,479 0,349 Valid

PSAP 02 4 0,553 0,349 Valid 5 0,413 0,349 Valid

PSAP 03

6 0,588 0,349 Valid 7 0,592 0,349 Valid 8 0,764 0,349 Valid 9 0,639 0,349 Valid

PSAP 04 10 0,842 0,349 Valid 11 0,681 0,349 Valid

PSAP 05 12 0,602 0,349 Valid 13 0,510 0,349 Valid

PSAP 06 14 0,536 0,349 Valid 15 0,628 0,349 Valid

PSAP 07 16 0,603 0,349 Valid 17 0,591 0,349 Valid 18 0,536 0,349 Valid

PSAP 08 19 0,791 0,349 Valid

PSAP 09 20 0,649 0,349 Valid 21 0,861 0,349 Valid 22 0,392 0,349 Valid

PSAP 10 23 0,495 0,349 Valid PSAP 11 24 0,745 0,349 Valid

PSAP 12 25 0,698 0,349 Valid 26 0,752 0,349 Valid

Sumber: Olahan 2013

Berdasarkan tabel tersebut hasil perhitungan nilai korelasi antara item

variabel X penerapan PP No 71 tahun 2010 pada tabel di atas menunjukkan untuk

seluruh butir pernyataan diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung lebih besar dari

nilai rtabel yaitu 0,349. Hasil ini mennunjukan semua pernyataan yang digunakan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

untuk mengukur variabel X (Penerapan PP No 71 tahun 2010) valid dan dapat

digunakan pada analisis selanjutnya.

Hasil pengujian validitas untuk variabel y (Akuntabilitas kinerja) dapat

dilihat ada tabel 7 berikut:

Tabel 7: Hasil Uji Validitas Variabel Y (Akuntabilitas kinerja)

Indikator Item r- Hitung r-Tabel Ket.

Ekonomi 1 0,583 0,349 Valid 2 0,503 0,349 Valid 3 0,764 0,349 Valid

Efisiensi

4 0,621 0,349 Valid 5 0,659 0,349 Valid 6 0,503 0,349 Valid 7 0,812 0,349 Valid

Efektivitas

8 0,580 0,349 Valid 9 0,674 0,349 Valid 10 0,573 0,349 Valid 11 0,356 0,349 Valid

Hasil

12 0,745 0,349 Valid 13 0,804 0,349 Valid 14 0,798 0,349 Valid 15 0,652 0,349 Valid

Sumber: Olahan 2013

Berdasarkan tabel diatas perhitungan nilai korelasi antara item variabel Y

akuntabilitas kinerja menunjukkan untuk seluruh butir pernyataan diperoleh nilai

koefisien korelasi rhitung lebih besar dari nilai rtabel yaitu 0,349. Hasil ini

mennunjukan semua pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel y

(akuntabilitas kinerja) valid dan dapat digunakan pada analisis selanjutnya.

4.1.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dipakai

dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurannya relatif sama

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Pada penelitian

pengambilan keputusan berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha. Jika nilai alpha sama

dengan atau lebih dari 0,60 maka pernyataan variabel tersebut reliabel dan

sebaliknya apabila nilai alpha kurang dari 0,60 pernyataan variabel tersebut tidak

reliabel (Arikunto, 2005) Adapun hasil dari pengujian reliabilitas ditunjukan oleh

tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8: Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach’s Alpha

Ket.

Penerapan PP No 71 tahun 2010 Akuntablilitas Kinerja

0.752 0.756

Reliabel Reliabel

Sumber: Data Olahan 2013

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa variabel penerapan PP No 71

tahun 2010 (X) dan akuntabilitas kinerja (Y) memiliki status reliabel. Hal ini

dikarenakan nilai Alpha Cronbach variabel tersebut lebih besar dari 0,6. Kondisi

ini juga memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dapat digunakan pada

analisis selanjutnya.

4.1.4 Transformasi Data

Data mengenai variabel-variabel penelitian yang terkumpul melalui

kuesioner adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat untuk dapat

digunakan statistika regresi sebagai analisis utama dalam penelitian ini adalah

sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Sebelum dilakukan analisis lebih

lanjut, data ordinal yang dikumpulkan selanjutnya dijadikan data interval melalui

method successive intervals (MSI). Hasil MSI untuk setiap item Pertanyaan dalam

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

penelitian ini selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 3. Untuk memudahkan

dalam melakukan transformasi data ordinal ke Interval digunakan bantuan

Program Aplikasi MSI dengan Ms.Exel 2007.

4.1.5 Analisis Deskriptif Tingkat Penerapan PP No. 71 Tahun 2010 dan

Akuntabilitas Kinerja

Masing-masing Indikator dari setiap variabel dalam penelitian ini akan

dilakukan analisis deskriptif mengenai criteria jawaban responden. Langkah awal

untuk mendeskripsikan setiap indikator adalah membuat tabel kategori atau skala

penilaian untuk masing-masing item pertanyaan. Perhitungan mengenai skala

penilaian ini didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Riduwan

(2003:15) bahwa perhitungan skor tiap komponen yang diteliti adalah dengan

mengalikan seluruh frekuensi data dengan nilai bobotnya. Selanjutnya dapat

dibuatkan skala penilaian untuk masing-masing item pertanyaan dengan terlebih

dahulu menghitung rentang skalanya. Adapun hasil perhitungannya, yaitu:

Bobot terendah x item x jumlah responden = 1 x 1 x 32 = 32

Bobot tertinggi x item x jumlah responden = 5 x 1 x 32 = 160

Rentang skalanya yaitu : 160-32

= 53,33 = 53 (dibulatkan) 3

Berdasarkan hasil perhitungan rentang skala tersebut, maka dapat

dibuatkan skala penilaian seperti pada tabel 9 berikut:

Tabel 9: Skala Penilaian Jawaban Responden

Range Kategori 32 - 85 Kurang

86 - 138 Cukup 139 -160 Baik

Riduwan (2003:15)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Adapun deskripsi jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan

pada masing-masing indikator pada variabel penerapan PP No 71 tahun 2010

disajiakan pada tabel 10 adalah sebagai berikut:

Tabel 10: Hasil Analsis Jawaban Respoden Penerapan PP No 71 tahun 2010

Dimensi Indikator Skor-5 skor-4 Skor-3 Skor-2 Skor-1 Bobot Skor Kategori

PSAP 01

Item 1 1 14 13 4 0

108 Cukup 3.13% 43.75% 40.63% 12.50% 0.00%

Item 2 6 13 12 1 0

120 Cukup 18.75% 40.63% 37.50% 3.13% 0.00%

Item 3 12 12 7 0 0

129 Cukup 37.50% 37.50% 21.88% 0.00% 0.00%

PSAP 02

Item 4 9 15 7 1 0

128 Cukup 28.13% 46.88% 21.88% 3.13% 0.00%

Item 5 3 6 13 6 4

94 Cukup 9.38% 18.75% 40.63% 18.75% 12.50%

PSAP 03

Item 6 11 13 7 1 0

130 Cukup 34.38% 40.63% 21.88% 3.13% 0.00%

Item 7 12 11 9 0 0

131 Cukup 37.50% 34.38% 28.13% 0.00% 0.00%

Item 8 15 13 4 0 0

139 Baik 46.88% 40.63% 12.50% 0.00% 0.00%

Item 9 10 13 9 0 0

129 Cukup 31.25% 40.63% 28.13% 0.00% 0.00%

PSAP 04

Item 10 16 12 4 0 0

140 Baik 50.00% 37.50% 12.50% 0.00% 0.00%

Item 11 16 13 3 0 0

141 Baik 50.00% 40.63% 9.38% 0.00% 0.00%

PSAP 05

Item 12 15 11 6 1 0

139 Baik 46.88% 34.38% 18.75% 3.13% 0.00%

Item 13 10 11 11 0 0

127 Cukup 31.25% 34.38% 34.38% 0.00% 0.00%

PSAP 06

Item 14 12 11 9 0 0

131 Cukup 37.50% 34.38% 28.13% 0.00% 0.00%

Item 15 13 14 4 1 0

135 Cukup 40.63% 43.75% 12.50% 3.13% 0.00%

PSAP 07

Item 16 14 12 6 0 0

136 Cukup 43.75% 37.50% 18.75% 0.00% 0.00%

Item 17 9 13 10 0 0

127 Cukup 28.13% 40.63% 31.25% 0.00% 0.00%

Item 18 12 11 9 0 0

131 Cukup 37.50% 34.38% 28.13% 0.00% 0.00%

PSAP 08 Item 19

15 10 4 3 0 133 Cukup

46.88% 31.25% 12.50% 9.38% 0.00%

PSAP 09

Item 20 16 11 3 2 0

137 Cukup 50.00% 34.38% 9.38% 6.25% 0.00%

Item 21 14 14 4 0 0

138 Cukup 43.75% 43.75% 12.50% 0.00% 0.00%

Item 22 6 11 15 0 0

119 Cukup 18.75% 34.38% 46.88% 0.00% 0.00%

PSAP 10 Item 23

12 13 7 0 0 133 Cukup

37.50% 40.63% 21.88% 0.00% 0.00% PSAP

11 Item 24 9 16 7 0 0

130 Cukup 28.13% 50.00% 21.88% 0.00% 0.00%

PSAP 12

Item 25 8 18 6 0 0

130 Cukup 25.00% 56.25% 18.75% 0.00% 0.00%

Item 26 12 12 8 0 0

132 Cukup 37.50% 37.50% 25.00% 0.00% 0.00%

Sumber: Olahan 2013

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 10, dari 26 indikator yang digunakan

untuk mengukur ke 12 dimensi pada variabel penerapan PP No. 71 tahun 2010

terlihat bahwa ada 22 indikator dalam kategori cukup dan sisanya empat indikator

dalam kategori baik, maka berdasarkan hasil tersebut penerapan PP No. 71 tahun

2010 pada dinas pengelolaan pendapatan keuangan dan aset daerah kota

Gorontalo belum sepenuhnya dilaksankan. Berdasarkan tanggapan responden

untuk 3 indikator pada dimensi PSAP No. 1 tentang penyajian laporan keuangan

yang terdiri dari penyajian laporan keuangan untuk pengakuan basis akrual,

komponen set laporan keuangan dan periode pelaporan sistiematis yaitu ada pada

kategori cukup. Tanggapan responden atas 2 indikator pada dimensi PSAP No. 2

tentang laporan realisasi anggaran diporoleh untuk indikator pertama yaitu

penyajian laporan realisasi anggaran disusun untuk tujuan akuntabilitas ada pada

kategori cukup sedangkan untuk indikator kedua tentang penyajian laporan

realisasi anggaran disajikan berdasarkan basis akrual ada pada kategori cukup.

Tanggapan responden untuk dimensi PSAP 03 laporan arus kas diukur

dengan 4 indikator, untuk indikator pertama yang menyatakan laporan arus kas

dari aktivitas operasi ada pada kategori cukup, tanggapan responden pada

indikator kedua laporan arsu kas dari kegiatan aktivitas investasi adap pada

kategori cukup, tanggapan responden pada indikator ketiga yaitu informasi arus

kas dari kegiatan aktivitas pendanaan ada pada kategor baik sedangkan indikator

terakhir yaitu laporan arus kas dilihat dari aktivitas arus kas dari kegiatan

transitoris adap ada kategori cukup.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Tanggapan responden untuk dimensi PSAP No. 4 tentang catatan atas

laporan keuangan yang diukur dengan 2 indikator yaitu ada pada kategori baik,

dimana bahwa catatan atas laporan keuangan disajikan berdasarkan kebutuhan

pengguna dan catatan atas laporan keuangan menyajikan tentang analisis pos-pos

laporan keuangan ada pada kategori baik. Tanggapan responden atas dimensi

PSAP 5 tentang akuntansi persediaan diukur dengan 2 indikator, untuk indikator

pertama penilaian persediaan dilakukan berdasarkan PSAP ada pada kategori baik

sedangakn pengakuan persediaan berdasarkan PSAP ada pada kategori cukup.

Tanggapan responden atas dimensi PSAP 6 tentang akuntansi investasi yang

diukur dengan 2 indikator masing indikator yaitu pangakuan investasi dan

pelepasan serta pemindahan investasi ada pada kategori cukup. Tanggapan

responden atas dimensi PSAP 7 tentang akuntansi aset tetap diukur dengan 3

indikator yaitu pengukruan aset tetap, aset donasi dan pengakuan penyusutan

masing-masing ada pada kategori cukup. Tanggapan responden atas dimensi

PSAP 8 tentang akuntansi kontruksi dalam pengerjaan diukur dari indikator

perlakuan akuntansi kontruksi berdasarkan PSAP ada pada kategori cukup.

Tanggapan responen atas dimensi PSAP 9 tentang akuntansi kewajiban

yang diukur dari 3 indiator yaitu perlakuan akuntansi kewajiban, pengakuan

kewajiban dan pengukuran kewajiban berdasarkan PSAP ada pada kategori

cukup. Tanggapan responden atas dimensi PSAP 10 tentang koreksi kesalahan

yang diukur dengan indikator perlakuan akuntansi koreksi kesalahan diperoleh

kategori cukup. Tanggapan responden atas dimensi PSAP 11 tentang laporan

keuangan konsolidasi yang diukur dari indikator konsep penyajian laporan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

keuangan konsolidari diperoleh kategori yang cukup sedangkan tanggapan

responden atas dimensi PSAP 12 tentang laporan operasional diukur dari 2

indikator yaitu penyusunan laporan operasional dan informasi dalam laporan

keuangan masing-masing ada pada kategori cukup.

Berdasarkan ke 26 indikator yang digunakan untuk mengukur ke 12

dimensi penerapan PP no 71 tahun 2010 menunjukan item pertanyaan indikator

yang memiliki kategori tertinggi adalah indikator atau item pertanyaan ke-10 dan

ke- 11 yang digunakan untuk mengukur dimensi PSAP 04 tentang catatan atas

laporan keuangan masing masing ada pada skor 140 dan 141. Sedangkan indikator

atau item pertanyaan yang memperoleh bobot skor terendah adalah item

pertanyaan (indikator) no 1 yang digunakan untuk mengukur PSAP No. 1 tentang

penyajian laporan keuangan basis akrual dengan bobot skor 108.

Deskripsi jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan pada

masing-masing indikator dimensi akuntabilitas kinerja dapat dilihat pada tabel 11

berikut ini:

Tabel 11: Hasil Analisis Jawaban responden Variabel Akuntabilitas Kinerja

Dimensi indk Skor-5 skor-4 Skor-3 Skor-2 Skor-1 Bobot Skor Kategori

EKonomi Item 1

10 22 0 0 0 138 Cukup 31.25% 68.75% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 2

12 20 0 0 0 140 Baik 37.50% 62.50% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 3

13 19 0 0 0 141 Baik 40.63% 59.38% 0.00% 0.00% 0.00%

Efisiensi Item 4

14 18 0 0 0 142 Baik 43.75% 56.25% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 5

9 19 4 0 0 133 Cukup 28.13% 59.38% 12.50% 0.00% 0.00%

Item 6

12 20 0 0 0 140 Baik 37.50% 62.50% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 7

15 17 0 0 0 143 Baik 46.88% 53.13% 0.00% 0.00% 0.00%

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Efektivitas Item 8

16 14 2 0 0 142 Baik 50.00% 43.75% 6.25% 0.00% 0.00%

item 9

12 18 2 0 0 138 Cukup 37.50% 56.25% 6.25% 0.00% 0.00%

Item 10

7 23 2 0 0 133 Cukup 21.88% 71.88% 6.25% 0.00% 0.00%

Item 11

12 20 0 0 0 140 Baik 37.50% 62.50% 0.00% 0.00% 0.00%

Outcome (Hasil) Item 12

9 23 0 0 0 137 Cukup 28.13% 71.88% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 13

8 24 0 0 0 136 Cukup 25.00% 75.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 14

12 20 0 0 0 140 Baik 37.50% 62.50% 0.00% 0.00% 0.00%

Item 15

10 22 0 0 0 138 Cukup 31.25% 68.75% 0.00% 0.00% 0.00%

Sumber: Olahan 2013

Hasil analisis jawaban responden pada tabel diatas, dari ke 15 indikator

pertanyaan yang digunakan untuk mengukur empat dimensi akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah pada dinas pengelolaan pendapatan dan aset daerah Kota

Gorontalo kategori baik dimana dari ke 15 indikator 8 memiliki kategori baik dan

sisanya 7 cukup. Berdasarkan tabel 11 tersebut maka dapat diinterpretasikan

bahwa tanggapan responden atas dimensi ekonomi yang diukur dari tiga indikator

pertanyaan dimana untuk indikator pertama pertanggungjawaban terhadap sumber

daya organisasi ada pada kategori cukup, indikator yang kedua tentang

penggunaan sumberdaya finansial ada pada kategori baik sedangkan indikator

tentang pertanggungjawaban atas ketidak patuhan yang mengakibatkan

ketidakhematan ada dalam kategori baik. Tanggapan responden atas empat

indikator pertanyaan yang digunakan untuk mengukur dimensi efisiensi dimana

indikator pertama tentang pengelolaan keuangan secara efisien ada pada kategori

baik, indikator efisiensi melindungi sumberdaya organisas ada pada kategori

cukup sendangkan indikator menghindari pengangguran sumberdaya dan

pertanggungjawban atas ketidakefisiensi ada pada kategori baik.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Tanggapan responden atas pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

efektivitas, dari ke empat indikator, untuk indikator efektivitas pelaksanaan dan

efektivitas pelaporan ada pada kategori baik sedangkan idikator tentang

pencapaian tujuan sasaran kinerja dan kesesuaian laporan keuangan dengan SAP

ada pada kategori cukup. Tanggapan responden atas pertanyaan yang digunakan

untuk mengukur dimensi outcome (hasil) untuk indikatro informasi keuangan

sesuai dengan kebutuhan pengguna, informasi laporan keuangan terbuka untuk

umum dan dampak dari pelaporan keuangan diperoleh kartegori yang cukup

sedangkan indikator hasil laporan keuangan yang disajikan lengkap ada pada

kategori baik.

Berdasarkan ke 15 indikator pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

ke 4 dimensi akuntabilitas kinerja menunjukan item pertanyaan indikator yang

memiliki kategori tertinggi adalah indikator atau item pertanyaan ke-7 yaitu

pertanggungjawaban atas ketidakefisienan dan ke-8 yaitu efektivitas pelaksanaan

yang digunakan untuk mengukur dimensi efisiensi dan efektivitas masing masing

ada pada bobot skor 143 dan 142. Sedangkan indikator atau item pertanyaan yang

memperoleh bobot skor terendah adalah item pertanyaan (indikator) ke-5 yaitu

melindungi sumberdaya organisasi dan ke-10 yaitu kesesuaian antar laporan

keuangan dengan SAP yang digunakan untuk variabel efisiensi dan efektivitas

masing-masing mempunyai bobot skor 135.

4.1.6 Pengujian Normalitas

Sebelum dilakukan pegujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi normalitas, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Uji normal data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorov-smirnov. Jika tingkat

signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Sebaliknya

jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak

normal.

Pada umumnya uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran

data (titik) di sekitar garis diagonal pada grafik normal P-P Plot Of Regression

Standar Dized Residual. Apabila data (titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka data dalam model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti garis diagonal, maka data dalam model regresi tidak memenuhi

normalitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 12 dan gambar 2 sebagai

berikut:

Tabel 12: Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PP No 71 tahun 2010

Akuntabilitas Kinerja

N 32 32

Normal Parametersa Mean 66.8614 29.0023

Std. Deviation 14.75648 7.76741

Most Extreme Differences Absolute .111 .166

Positive .066 .166

Negative -.111 -.120

Kolmogorov-Smirnov Z .626 .941

Asymp. Sig. (2-tailed) .829 .338

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Olahan 2013

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa penerapan PP No 71 tahun 2010

dan akuntabilitas kinerja berdistribusi normal, hal ini dikarenakan nilai signifikan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

lebih besar dari 0,05. Sedangkan berdasarkan grafik dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2: Grafik normal P-P Plot Of Regression Standar Dized Residual

4.1.7 Tehnik Analisis Data

4.1.7.1 Pengujian Hipotesis

Tahap selanjutnya dilakukan pemodelan data dengan menggunakan

analisis regresi sederhana, analisis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS,

hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 13: Pengujian Hipotesis Dan Model Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.801 2.382 -1.596 .121

PP No 71 tahun 2010 .491 .035 .932 14.093 .000

a. Dependent Variable: Akuntabilitas Kinerja Sumber: Olahan 2013

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji

regresi ini adalah

Y = -3.801 + 0.491X

Koefisien regresi variabel X (PP No 71 tahun 2010) diperoleh sebesar 0,491X

dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tingkat

penerapan PP No 71 tahun 2010 dilakukan dengan baik maka akan dapat

meningkatkan akuntabilitas kinerja pada DPPKAD Kota Gorontalo. Tabel di atas

juga menunjukkan bahwa penerapan PP No 71 tahun 2010 terhadap akuntabilitas

kinerja memiliki pengaruh yang signifikan, hal ini terlihat dari nilai signifikan

0.000 (di bawah α = 0,05). Dengan membandingkan ttabel pada α = 0,05 yaitu

sebesar 2.042 dan thitung pada α = 0,05 yaitu sebesar 14,093 yang berarti bahwa

thitung lebih besar dari ttabel , maka dalam hal ini hipotesis yang berbunyi terdapat

pengaruh PP No 71 tahun 2010 terhadap akuntabilitas kinerja dapat diterima.

4.1.7.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi untuk mengukur besarnya proporsi atau pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh PP No 72 tahun

2010 terhadap akuntabilitas kinerja pada DPPKAD Kota Gorontalo. Untuk

mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14: Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .932a .869 .864 2.86032

a. Predictors: (Constant), PP No 71 tahun 2010

Sumber: Olahan 2013

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Berdasarkan tabel 11, diatas dapat dilihat hasil pengujian determinasi

menunjukan R sebesar 0,932 yang berarti bahwa hubungan antara PP No 71 tahun

2010 dengan akuntabilitas kinerja memiliki hubungan yang kuat yaitu 93.2%, atau

berada di atas 50%. Sedangkan nilai RSquare atau nilai koefisien determinasi

sebesar 0,869 yang berarti bahwa variabel dependen (akuntabilitas kinerja)

mampu dijelaskan oleh variabel independen (PP No 71 tahun 2010) sebesar 0.869

atau dengan kata lain besarnya pengaruh PP No 71 tahun 2010 terhadap

akuntabilitas kinerja adalah sebesar 86.9% dan sebaliknya sebesar 13.1% (100% -

57.7%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini.

4.2 Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat pengaruh antara

penerapan PP No 71 tahun 2010 terhadap akuntabilitas kinerja pada dinas

pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah (DPPKAD) kota Gorontalo. Ini

dilihat dari hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan nilai signifikan di bawah

α = 0,05 yaitu 0.000 dan dengan membandingkan nilai ttabel yaitu sebesar 2,042

dan thitung sebesar 14,093 yang berarti bahwa thitung lebih besar dari ttabel, maka

dapat dikatakan terdapat pengaruh penerapan PP No 71 tahun 2010 terhadap

akuntabilitas kinerja DPPKAD Kota Gorontalo. sedangkan koefisien regresi

dalam penelitian ini menunjukan arah positif yang berarti bahwa apabila dinas

pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah kota Gorontalo dalam

mengelola dan menyajikan laporan keuangannya menerapkan PP No 71 tahun

2010 maka akan meningkatkan akuntabilitas kinerjanya dalam hal ini mengelola

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

dan menyajikan laporan keuangan. Salah satu misi pemerintah saat ini adalah

mewujudkan pemerintahan yang bersih. Upaya konkrit dalam mewujudkan

transparansi dan akuntabilitas dilingkungan pemerintah daerah mengharuskan

setiap pengelolaan keuangan daerah untuk menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerahnya. Laporan pengelolaan

keuangan daerah atau laporan keuangan pemerintah daerah adalah bentuk

pertanggungjwaban kinerja pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam undang-

undang tahun 2003 tentang keuangan negara dan undang-undang No 1 tahun 2004

tentang perbendaharaan negara, mengatakan bahwa pemerintah pusat,

kementerian, lembaga dan pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun

laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi finansial yang

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan

sebagai bentuk akuntanbilitas atas kinerjanya yang telah dilakukan.

Untuk menciptakan akuntabilitas kinerja atau pertanggungjawaban atas

kinerja pemerintah daerah yaitu melalui penerapan PP No 71 tahun 2010 tentang

standar akuntansi pemerintah berbasis akrual yang menggantikan standar

akuntansi pemerintah yang sementara yaitu PP 24 tahun 2005 tentang standar

akuntansi pemerintah berbasis kas menuju akrual. PP No 71 tahun 2010 adalah

suatu paket peraturan perundang-undangan sebagai pedoman bagi pemerintah

pusat maupun daerah sebagai acuan untuk menyusun dan menyaikan laporan

keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaporan kinerja pemerintah itu

sendiri. Penerapan PP No 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah

berbasis akrual merupakan pengganti PP nomor 24 tahun 2005 yaitu standar

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

akuntansi pemerintah berbasis kas menuju akrual. PP No 71 tahun 2010

merupakan penerapan akuntansi berbasis pemerintah berbasis akrual murni

meskipun didalam peraturan tersebut juga masih ada penjelasan tentang standar

akuntansi kas menuju akrual.

Penerapan PP No 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah

berbasis akrual ini merupakan jawaban atas penyajian informasi

pertanggungjawaban keuangan daerah melalui laporan keuangan yang informatif

sehubungan dengan kinerja pemerintah daerah dalam suatu periode. Atau dengan

kata lain penerapan PP No 71 tahun 2010 ini merupakan salah satu alat untuk

menciptakan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah tersebut. Dengan

menerapkan PP No 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah berbasis

akrual ini dianggap lebih baik dari penerpan PP no 24 tahun 2005. Penerapan PP

No 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah berbasis akrual diyakini

dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih

akurat, dan relevan untuk pengamblian keputusan ekonomi, sosial dan politik,

sehingga dengan menerapkan PP 71 tahun 2010 ini akan tercipta akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah daerah.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nurul (2012)

yang menjelaskan bahwa dengan diterbitkannya peraturan pemerintah No. 71

tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah merupakan salah satu kerangka

konseptual yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan

pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi penyusun

standar akuntansi pemerintahan pusat dan daerah dalam melaksanakan tugasnya,

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum

diatur dalam standar, pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah

laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, dan para

pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Nurul (2012) mengungkapkan tujuan umum pelaporan keuangan

berdasarkan PP No 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi keuangan basis

akrual mempunyai peran akuntabilitas dan peran informatif, sehingga infromaso

laporan keuangan dengan basis akrual dapat memberikan informasi yang akurat

kepada pengguna dengan laporan keuangan berbasis akrual pengguna dapat

melakukan penilaian atas kinerja keuangan pemerintah, posisi keuangan, aliran

arus kas suatu entitas, kepatuhan entitas terhadap undang-undang, regulasi, hukum

dam bagian kontrak. Laporan akuntansi berbasis akrual dapat membantu

pengguna internal dalam pengambilan keputusan. Penabulu (2010) menyatakan

Laporan keuangan yang berkualitas dalam artian laporan keuangan sesuai dengan

standar akuntansi pemerintah dapat memberikan informasi yang lengkap dan

andal dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan

keuangan,

Penelitian ini juga membuktikan penelitian dari Sihombing (2012) yang

membuktikan bahwa penerapan SAP PP No 71 tahun 2010 terbukti mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap kinerja pemerintah Kabupaten kota

Wilaya Priyangan Jawa Barat. Hasil ini juga sejaan dengan penelitian Permana

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

(2010) hasil penelitian membuktikan standar akuntansi pemerintahan dan kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap akuntabilitas pada dinas kota Bandung. Penelitian

Azlim (2012) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penerapan good

governance dan Standar Akuntansi Pemerintahan secara simultan berpengaruh

terhadap kualitas informasi keuangan SKPD di Kota Banda Aceh. Hasil

penelitian secara parsial menunjukkan bahwa penerapan good governance dan

Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap kualitas informasi

keuangan SKPD di Kota Banda Aceh.

Tingkat penerapan PP No 71 tahun 2010 pada dinas pendapatan

pengelolaan keuangan dan aset daerah Kota Gorontalo Berdasarkan hasil jawaban

responden, dari 26 indikator yang digunakan untuk mengukur ke 12 dimensi pada

variabel penerapan PP No. 71 tahun 2010 terlihat bahwa ada 22 indikator dalam

kategori cukup dan sisanya empat indikator dalam kategori baik, maka

berdasarkan hasil tersebut penerapan PP No. 71 tahun 2010 pada dinas

pengelolaan pendapatan keuangan dan aset daerah kota Gorontalo ada dalam

kategori cukup yang artinya penerapan PP No 71 tahun 2010 pada dinas

pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah Kota Gorontalo masih cukup

atau belum sepenuhnya dilaksanakan. dari ke 26 indikator yang digunakan untuk

mengukur ke 12 dimensi penerapan PP No 71 tahun 2010 menunjukan item

pertanyaan indikator yang memiliki kategori tertinggi adalah indikator atau item

pertanyaan ke-10 dan ke- 11 yang digunakan untuk mengukur dimensi PSAP 04

tentang catatan atas laporan keuangan masing masing ada pada skor 140 dan 141.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN VDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/2218/10/2012-2-62201-241408069-bab4-05022013033616.pdf · 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel

Sedangkan indikator atau item pertanyaan yang memperoleh bobot skor terendah

adalah item pertanyaan (indikator) No 1 yang digunakan untuk mengukur PSAP

No. 1 tentang penyajian laporan keuangan basis akrual dengan bobot skor 108.

Pelaksanaan akuntabilitas kinerja pada dinas pendapatan pengelolaan

keuangan dan aset daerah Kota Gorontalo berdasarkan hasil analisis jawaban

responden dari ke 15 indikator pertanyaan yang digunakan untuk mengukur empat

dimensi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada DPPKAD Kota Gorontalo

diperoleh kategori baik dimana dari ke 15 indikator 8 memiliki kategori baik dan

sisanya 7 ada pada kategori cukup. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan

akuntabilitas kinerja pada DPPKAD Kota Gorontalo telah dilaksanakan dengan

baik. dari ke 15 indikator pertanyaan menunjukan item pertanyaan indikator yang

memiliki kategori tertinggi adalah indikator atau item pertanyaan ke-7 yaitu

pertanggungjawaban atas ketidakefisienan dan ke-8 yaitu efektivitas pelaksanaan

yang digunakan untuk mengukur dimensi efisiensi dan efektivitas masing masing

ada pada bobot skor 143 dan 142. Sedangkan indikator atau pertanyaan yang

memperoleh bobot skor terendah adalah item pertanyaan (indikator) ke-5 yaitu

melindungi sumberdaya organisasi dan ke-10 yaitu kesesuaian antar laporan

keuangan dengan SAP yang digunakan untuk variabel efisiensi dan efektivitas

masing-masing mempunyai bobot skor 135. Sedangkan untuk dimensi ekonomis

indikator yang memiliki bobot skor terendah adalah pertanyaan pertama tentang

pertanggungjawaban sumber daya organisasi dengan skor 138, pada dimensi

outcome item pertanyaan terendah adalah item 13 yaitu keterbukaan informasi

laporan keuangan dengan skor 136.