BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

22
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Dan Letak Geografis 4.1.1 Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Desa Mawea terletak di Kecamatan Tobelo Timur, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dengan luas wilayah 30 KM 2 . Sedangkan panjang utara ke selatan 2,5 KM dan lebar timur ke barat 12 KM. Adapun batas-batas wilayah Desa Mawea yaitu sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Leleoto 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dowongimaiti 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Pantai/Lautan pasifik 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Trans Tobelo-Sofifi Jarak Desa Mawea ke ibu Kota Kecamatan terdekat yaitu 0,5 KM, dengan waktu 5 menit perjalanan dan mengunakan trasportasi sepeda motor. Sedangkan jarak ke ibu Kota Kabupaten 29 KM, dengan 45 menit hingga satu jam perjalanan menggunakan transportasi mobil atau sepeda motor.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Dan Letak Geografis

4.1.1 Lokasi Penelitian dan Letak Geografis

Desa Mawea terletak di Kecamatan Tobelo Timur, Kabupaten

Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dengan luas wilayah 30 KM2.

Sedangkan panjang utara ke selatan 2,5 KM dan lebar timur ke barat 12 KM.

Adapun batas-batas wilayah Desa Mawea yaitu sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Leleoto

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dowongimaiti

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Pantai/Lautan pasifik

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Trans Tobelo-Sofifi

Jarak Desa Mawea ke ibu Kota Kecamatan terdekat yaitu 0,5 KM,

dengan waktu 5 menit perjalanan dan mengunakan trasportasi sepeda

motor. Sedangkan jarak ke ibu Kota Kabupaten 29 KM, dengan 45 menit

hingga satu jam perjalanan menggunakan transportasi mobil atau sepeda

motor.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

2

Gambar 4.1 Desa Mawea

Sumber : Google Earth, 2013

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

3

4.1.2 Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Mawea berjumlah 1.316 jiwa yang terdiri atas 300

kepala keluarga, dengan jumlah laki-laki 678 jiwa dan perempuan 638 jiwa.

4.1.3 Suku

Penduduk desa mawea terdiri atas empat suku yaitu suku Tobelo

(1.271 orang), Suku Galela (15 orang), suku Loloda (10 orang) dan suku

Sangir (20 orang).

4.1.4 Agama

Seluruh penduduk Desa Mawea menganut agama Kristen Protestan.

4.1.5 Umur

Pengelompokkan penduduk Desa Mawea berdasarkan jenis kelamin

dan kelompok usia dapat dilihat pada tabel 4.1. Sedangkan untuk jumlah

wanita usia subur sendiri yaitu sebanyak 312 orang.

Tabel 4.1 Distribusi Umur Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

No Umur Laki-laki Prempuan Jumlah (%)

1 0-12 bulan 27 22 49 3.7

2 1-3 tahun 34 22 56 4.2

3 4-5 tahun 37 31 68 5.1

4 6-10 tahun 39 35 74 5.6

5 11-15 tahun 46 44 90 6.8

6 16-20 tahun 44 45 89 6.7

7 21-25 tahun 35 34 69 5.2

8 26-30 tahun 42 39 81 6.1

9 31-35 tahun 60 47 107 7.8

10 36-40 tahun 48 47 95 7.2

11 41-45 tahun 44 43 87 6.6

12 46-50 tahun 59 57 116 8.8

13 51-55 tahun 66 67 133 10.1

14 56-60 tahun 46 45 91 7.7

15 61 tahun keatas 51 60 111 8.4

Jumlah 678 638 1.316 100 Sumber : Data Desa Mewea Tahun 2013

4.1.6 Pendidikan

Di Desa Mawea terdapat beberapa unit lembaga pendidikan dan

kesehatan yaitu dua unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dua unit

Sekolah Dasar (SD), satu unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

4

unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan untuk lembaga

Kesehatan hanya terdapat satu unit yaitu Puskesmas Mawea.

Pengelompokkan penduduk Desa Mawea berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu penduduk yang

bersekolah dan tidak bersekolah. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013 No Penduduk Bersekolah Jumlah Presentase (%)

1 Usia 7-12 tahun yang bersekolah Usia 7-12 tahun bersekolah 89 19.3

2 Usia 13-15 tahun yang bersekolah 55 11.9

3 Usia 16-18 tahun yang bersekolah 34 7.4

4 Tamat SD/sederajat 145 24.1

5 Tamat SMP/sederajat 76 16.5

6 Tamat SMA/sederajat 74 16.1

7 Deploma 15 3.2

8 S1 6 1.3

9 S2 1 0.2

Jumlah 459 100

Tidak Bersekolah

1 Usia 7-12 tahun tidak bersekolah 21 3.7

2 Usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah 25 4.4

3 Usia 16-18 tahun yang tidak bersekolah 36 6.4

4 Putus Sekolah Dasar 120 21.5

5 Putus Sekolah Menengah Pertama 30 5.3

6 Putus Sekolah Menengah Atas 25 4.4

Jumlah 557 45.7 Sumber : Data Desa Mawea Tahun 2013

4.1.7 Pekerjaan

Penduduk Desa Mawea yang bekerja dapat dilihat pada tabel 4.3.

Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai petani Hampir setengahnya

yaitu sebanyak 320 orang, nelayan sebanyak 40 orang, buruh sebanyak 30

orang, Pegawai 15 orang dan wirausaha sebanyak 15 orang (pekerjaan

wirausaha seperti penjual minyak tanah,minyak bensin dan tukang jahit),

semua terdiri atas perempuan dan laki-laki.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

5

Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Penduduk Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

No Pekerjaan Jumlah (Orang)

1 Petani 320

2 Nelayan 40

3 Buruh 30

4 Pegawai Negeri Sipil/PNS 15

5 Pedagang 1

6 Wirausaha 15

7 Polri 6

8 TNI 2 Sumber : Data Desa Mawea Tahun 2013

4.2 Gambaran Puskesmas Mawea

4.2.1 Liputan Layanan Wilayah

Puskesmas Mawea merupakan salah satu balai pengobatan rawat

jalan yang terletak di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur, Kabupaten

Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Gedung ini dibangun pada tahun

2009. Wilayah kerja Puskesmas Mawea meliputi enam desa yaitu Desa

Yaro, Desa Mawea, Desa Todokuiha, Desa Meti, Desa Katana dan Desa

Gonga. Dengan luas wilayah kerja Puskesmas Mawea 23.000 Km2.

Berdasarkan data bulan Juni 2013 secara administratif, Puskesmas

Mawea memiliki jumlah penduduk yang dilayani sebanyak 6.283 jiwa yang

terdiri dari 1.673 Kepala Keluarga (KK). Penduduk yang dilayani di

puskesmas Mawea dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

No

Desa

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah

KK

Presentase (%)

1 Yaro 1.026 276 16,3

2 Mawea 1.110 253 17,7

3 Todokuiha 964 248 15,3

4 Meti 1.586 424 25,2

5 Katana 935 277 14,9

6 Gonga 662 195 10,6

Jumlah 6.283 1.673 100 Sumber : Profil Puskesmas Mawea Tahun 2013

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

6

4.2.2 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Mawea adalah pelayanan rawat jalan yang terdiri dari

bagian pendaftaran (loket), ruang laboratorium, poliklinik umum, poliklinik

gigi, klinik Kesehatan Ibu dan Anak- Keluarga Berencana (KIA-KB) dan

ruang apotek serta dilengkapi dengan ruang tunggu pasien dan gudang

obat. Puskesmas Mawea juga memiliki satu unit mobil ambulans. Sarana

dan prasarana dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi Sarana Dan Prasarana Kesehatan Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

No

Sarana Kesehatan

Jumlah

1 Puskesmas Induk 1

2 Puskesmas Pembantu (Poskedes) 3

3 Posyandu 10

Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Dokter PTT 1

2 Perawat 7

3 Bidan 8

4 Gizi 1

5 Analisis Lingkungan 1 Sumber : Profil Puskesmas Mawea Tahun 2013

4.2.3 Distribusi Penyakit di Puskesmas Mawea

Jenis penyakit yang sering diderita oleh pasien yang berobat di

Puskesmas Mawea meliputi Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA), Diare, Hipertensi, Hipertensi Primer, Hipertensi Sekunder, Rematoid

Atritis, Malaria Tropika, Malaria Mix dan penyakit Malaria Tertiana (Vivax).

Berikut distribusi penyakit di Puskesmas Mawea:

Tabel 4.6 Distribusi Penyakit di Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur Pada Bulan Januari-Juni 2013

No Nama penyakit Jumlah

1 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 878

2 Diare 62

3 Hipertensi 126

4 Hipertensi primer 31

5 Hipertensi sekunder 4

6 Remathoid atritis 49

7 Malaria tropika 17

8 Malaria mix 16

9 Malaria tertian (Vivax) 17

Jumlah 100 Sumber : Data Puskesmas Mawea Tahun 2013

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

7

4.2.4 Kunjungan Pasien di Puskesmas Mawea

Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2013, pasien yang

berkunjung ke Puskesmas Mawea jumlahnya tidak jauh berbeda dengan

tahun 2012. Pasien yang berkunjung ke puskesmas dapat dilihat pada tabel

4.7

Tabel 4.7 Distribusi Pasien Yang Berkunjung Ke Puskesmas Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2012-2013

No Kunjungan Pasien Bulan Jul-Des 2012 Jumlah

1 Juli 228

2 Agustus 276

3 September 201

4 Oktober 265

5 November 365

6 Desember 279

Kunjungan pasien Bulan Jan-Jun 2013 Jumlah

1 Januari 233

2 Februari 165

3 Maret 252

4 April 205

5 Mei 276

6 Juni 223 Sumber : Data Puskesmas Mawea Tahun 2013

4.3 Gambaran Umum Partisipan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu yang menggunakan KB suntik

Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) di Desa Mawea. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

suntik DMPA. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Mawea

Kecamatan Tobelo Timur, terdaftar 1.131 (76,0%) ibu yang menggunakan

KB suntik DMPA. Jumlah pasangan usia subur di Desa Mawea sebanyak

346 orang, dan yang menggunakan KB suntik DMPA sebanyak 174 orang.

(Laporan Reproduksi Puskesmas Mawea tahun 2011). Untuk mendapatkan

ibu-ibu yang memenuhi syarat sebagai responden, maka dilakukan

wawancara informan kunci dan kepada tenaga kesehatan (bidan/perawat)

untuk mengetahui siapa saja ibu-ibu di Puskesmas Mawea yang

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

8

menggunakan KB suntik DMPA. Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui

bahwa sebagian besar ibu-ibu di Desa Mawea menggunakan KB suntik

DMPA dan mereka mengeluh adanya nyeri kepala, mual, muntah dan

intensitas menstruasinya berkurang. Pengambilan sampel di Desa Mawea

dengan jumlah responden sebanyak 92 orang dengan menggunakan kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah dibuat untuk diberikan kepada responden

agar kuesioner dapat diisi.

Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 15 Juni dipagi hari ketika

sebagian responden sedang berkumpul di kantor desa untuk mengikuti

posyandu. Pada tangal 16 Juni sampai 23 Juni peneliti berkunjung ke rumah

responden lain untuk menyebarkan kuesioner. Sebagian kuesioner yang

dibagikan dan sudah terisi dibawa pulang, sedangkan sebagian kuesioner

tidak langsung dikumpulkan karena responden memiliki kesibukan yang lain.

Seluruh kuesioner terkumpul pada tanggal 28 Juni 2013 sebanyak 92

responden.

4.4 Hasil Penelitian

4.4.1 Karakteristik Responden menurut Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 92 responden yang

diteliti, diperoleh data responden mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 29

orang (31,0%). Adapun yang berpendidikan SD sebanyak 26 orang (28.0%),

SMP sebanyak 25 orang (27,0%) dan jumlah responden yang pendidikannya

di perguruan tinggi hanya terdapat 12 orang (13,0%).

4.4.2 Analisis Data Univariat

1. Umur Responden

Responden yang diteliti sebanyak 92 orang ibu-ibu responden

berumur antara ≤35 tahun sampai ≥35 tahun dikategorikan ke dalam

kelompok ibu dewasa muda (20-34 tahun) dan kelompok ibu dewasa

tua (35 tahun-45tahun). Jumlah ibu-ibu dalam kategori dewasa muda

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

9

sebanyak 47 orang (51,1%) dan ibu-ibu dengan kategori dewasa tua

terdapat 45 orang (48,9%).

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Umur

Jumlah

N %

Dewasa muda 47 51,1

Dewasa tua 45 48,9

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

2. Berat Badan Responden

Berat badan di ukur mulai dari 3-6 bulan sebelumnya sapai

dengan penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh dari 92

responden, hanya terdapat 21 orang (22,8%) yang memiliki berat

badan ideal, dikategorikang (20-25 indeks masa tubuh) sedangkan

jumlah responden dengan berat badan yang tidak ideal, (≤ 20-≥25

indeks masa tubuh) yaitu sebanyak 71 orang (77,2%).

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Berat Badan

Jumlah

N %

Ideal 21 22,8

Tidak ideal 71 77,2

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

3. Lama Pemakaian KB Suntik DMPA

Setelah melakukan penelitian, seluruh data yang diperoleh

dapat diolah dengan menggunakan bantuan komputer dengan SPSS

for windows versi 16.0. Total responden yang menggunakan KB

DMPA sebanyak 92 responden dikategorikan ke dalam kelompok KB

suntik jangka pendek (≤ 6 bulan) lebih dari setengahnya yaitu

sebanyak 58 orang (63,0%), di bandingkan dengan responden yang

menggunakan KB suntik jangka panjang (≥ 6 bulan) hanya 34 orang

(37%).

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

10

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Pmakaian di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Lama Pemakaian

Jumlah

N %

Jangka pendek 58 63,0

Jangka panjang 34 37,0

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

4. Riwayat Olahraga Responden

Berdasarkan riwayat olahraga bahwa dari 92 responden yang

berolahraga teratur hanya terdapat 26 orang (28,3%), yaitu apabila

berolahraga sebanyak ≥ 2 kali dalam seminggu, sedangkan

responden yang berolahraga tidak teratur sebanyak 66 orang (71.7%)

adalah apabila responden berolahraga sebanyak ≤ 2 kali atau tidak

pernah melakukan kegiatan olahraga.

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Olahraga di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Riwayat Olahraga

Jumlah

N %

Teratur 26 28,3

Tidak Teratur 66 71,7

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

5. Pekerjaan Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 92 responden yang

diteliti, data yang diperoleh menunjukkan jumlah responden yang

bekerja lebih dari setengahnya yaitu sebanyak 77 orang (83,7%) dan

terdapat 15 orang (16,3 %) responden yang tidak bekerja.

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Pekerjaan

Jumlah

N %

Bekerja 77 83,7

Tidak bekerja 15 16,3

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

11

6. Perubahan Pola Mestruasi Responden

Berdasarkan pengakuan responden pada saat dilakukan

wawancara dan jawaban yang ada di dalam kuesioner, atas

pertanyaan bahwa dari 92 responden yang diteliti, responden yang

tidak mengalami perubahan pola menstruasi (tidak berubah setelah

menggunakan KB suntik DMPA) sebanyak 23 orang (25,0%),

sedangkan responden yang mengalami perubahan pola menstruasi

(berubah setelah menggunakan KB suntik DMPA) lebih dari

setengahnya yaitu sebanyak 69 orang (75,0%).

4.4.3 Analisis Data Bivariat

1. Hubungan Antara Umur Responden Yang Menggunakan KB Suntik

DMPA Dengan Perubahan Pola Menstruasi

Tabel 4.13 Distribusi Hubungan Antara Umur Responden Yang Menggunakan KB Suntik DMPA Dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Umur

Perubahan Pola Menstruasi Total Teratur Tidak teratur

N % N % N %

Dewasa muda 34 37,0 13 14,1 47 51,1 Dewasa tua 35 38,0 10 10,9 45 48,9

Total 69 75,0 23 25,0 92 100 Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Umur adalah usia seseorang yang dihitung dari tanggal kelahiran

hingga ulang tahun terakhir, kemudian dikategorikan menjadi dewasa muda

(≤ 35 tahun) dan dewasa tua (≥ 35 tahun).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.13 menunjukan umur

responden dengan perubahan pola menstruasi teratur lebih dari

setengahnya yaitu terdapat pada usia dewasa sebanyak 35 orang (38,0%),

sedangkan responden yang perubahan pola menstruasi tidak teratur hantya

terdapat 10 orang saja (10,9%).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

12

Tabel 4.14 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Umur Dengan Perubahan Pola Mestruasi

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 0.362a 1 0.547

Continuity Correctionb 0.130 1 0.718

Likelihood Ratio 0.363 1 0.547 Fisher's Exact Test 0.633 0.360

Linear-by-Linear Association

0.359 1 0.549

N of Valid Casesb 92

Sumber : Statistik Data Primer tahun 2013

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati

bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,362 < 3,841) dan nilai

signifikansinya > α (0,547 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur

responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan

keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.

2. Hubungan Antara Berat Badan Responden Dengan Perubahan Pola

Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA

Tabel 4.15 Distribusi Hubungan Antara Berat Badan Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Berat Badan

Perubahan Pola Menstruasi Total Teratur Tidak teratur

N % N % N %

Ideal 16 17,4 5 5,4 21 22,8 Tidak ideal 53 57,6 18 19,6 71 77,2

Total 69 75,0 23 25,0 92 100 Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Perubahan berat badan yang terjadi pada responden dalam 3-6

bulan sebelumnya, berat badan diukur menggunakan timbangan dengan

hasil dalam kilogram, hasil selanjudnya dikategorikan menurut kategori

rumus IMT (indeks massa tubuh). Berat badan ideal adalah 20-25 Kg IMT

dan berat badan tidak ideal ≤ 20 Kg IMT atau ≥ 25 Kg IMT.

Tabel distribusi responden menunjukkan bahwa responden dengan

berat badan ideal yang mengalami perubahan pola menstruasi teratur hanya

sedikit yaitu terdapat 16 orang (17,4%), sedangkan responden dengan berat

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

13

badan ideal namun pola menstruasi tidak teratur sebanyak 5 orang (5,4%).

Responden dengan berat badan tidak idel namun mengalami perubahan

pola menstruasi teratur sebanyak 53 orang (57,6%), sedangkan responden

yang mengalami pola menstruasi tidak teratur sebanyak 18 orang (19,6%).

Tabel 4.16 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Berat Badan Responden Dengan Perubahan Pola Mestruasi

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 0.021a 1 0.886

Continuity Correctionb 0.000 1 1.000

Likelihood Ratio 0.021 1 0.886 Fisher's Exact Test 1.000 0.567

Linear-by-Linear Association 0.020 1 0.887 N of Valid Cases

b 92

Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati

bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,021< 3,841) dan nilai

signifikansinya > α (0,886 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara berat badan

responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan

keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.

3. Hubungan Antara Lama Pemakaian KB suntik DMPA Dengan

Perubahan Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA

Tabel 4.17 Distribusi Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Lama Pemakaian

Perubahan Pola

Menstruasi

Total

Teratur Tidak Teratur

N % N % N %

Jangka Panjang 39 42,4 19 20,7 58 63,0 Jangka Pendek 30 32,6 4 4,3 34 37,0

Total 69 75,0 23 25,0 92 100 Sumber : Data Diolah Tahun 2013

KB suntik DMPA yang mengandung 150 mg DMPA yang di berikan

setiap tiga bulan secara intramuskuler. Pemakaian jangka pendek yaitu ≤ 6

bulan dan jangka panjang ≥ 6 bulan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

14

Tabel 4.17 menunjukkan terdapat perbedaan yang jauh akibat lama

pemakaian KB suntik DMPA terhadap perubahan pola menstruasi. Hampir

seperempat responden dengan lama pemakaian KB suntik DMPA jangka

panjang yang berjumlah 19 orang (20,7%) mengalami perubahan pola

menstruasi tidak teratur, sedangkan responden dengan pemakaian KB

suntik DMPA jangka panjang yang mengalami perubahan pola menstruasi

teratur sebanyak 39 orang (42,4%). Responden dengan pemakaian KB

suntik DMPA jangka pendek yang mengalami perubahan pola menstruasi

teratur sebanyak 30 orang (32,6%), sedangkan pemakaian KB suntik DMPA

jangka pendek yang mengalami perubahan pola menstruasi tidak teratur

hanya 4 orang saja (4,3%).

Tabel 4.18 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Perubahan Pola Mestruasi

Value df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.039a 1 0.025

Continuity Correctionb 3.981 1 0.046

Likelihood Ratio 5.474 1 0.019

Fisher's Exact Test 0.027 0.020

N of Valid Casesb 92

Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati

bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (5,039> 3,841) dan nilai

signifikansinya < α (0,025 < 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian

KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di

Puskesmas Mawea.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

15

4. Hubungan Antara Riwayat Olahraga Dengan Perubahan Pola

Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA

Tabel 4.19 Distribusi Hubungan Antara Riwayat Berolahraga dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Riwayat Olahraga

Perubahan Pola Menstruasi Total Teratur Tidak teratur

N % N % N %

Olahraga 20 21,7 6 6,5 26 28,3 Tidak Olahraga 49 53,3 17 18,5 66 71,7

Total 69 75,0 23 25,0 92 100 Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Aktivitas olahraga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk

melatih tubuh seseorang dalam kesehatan jasmani. Aktivitas olahraga tidak

teratur yaitu apabila berolahraga kurang dari dua kali atau tidak pernah

melakukan kegiatan olahraga, sedangkan aktivitas olahraga teratur adalah

apabila berolahraga lebih dari dua kali dalam seminggu (bekerja di kebun

atau senam).

Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan responden yang melakukan

aktivitas olahraga dan pola menstruasi teratur sebanyak 20 orang (21,7%),

sedangkan responden dengan aktivitas olahraga namun mengalami

perubahan pola menstruasi tidak teratur hanya 6 orang (6,5%). Ada

perbedaan yang jauh dengan responden yang tidak melakukan aktivitas

berolahraga namun pola mestruasi teratur didapat 49 orang (53,3%),

dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas olahraga

dan perubahan pola menstruasi tidak teratur sebanyak 17 orang (18,5%).

Tabel 4.20 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Riwayat Olahraga Dengan Perubahan Pola Mestruasi

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 0.071a 1 0.789

Continuity Correctionb 0.000 1 1.000

Likelihood Ratio 0.072 1 0.788 Fisher's Exact Test 1.000 0.508

Linear-by-Linear Association 0.071 1 0.790 N of Valid Cases

b 92

Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

16

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati

bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel (0,071 < 3,841) dan nilai

signifikansinya > α (0,789 > 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas

olahraga yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan

keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.

5. Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Perubahan Pola Menstruasi

Pada Akseptor KB Suntik DMPA

Tabel 4.21 Distribusi Hubungan Antara Bekerja dan Tidak Bekerja Dengan Perubahan Pola Menstruasi Di Desa Mawea Kecamatan Tobelo Timur Tahun 2013

Status Pekerjaan

Perubahan Pola Menstruasi Total Teratur Tidak teratur

N % N % N %

Bekerja 61 66,3 16 17,4 77 83,7 Tidak Bekerja 8 8,7 7 7,6 15 15,3

Total 69 75,0 23 25,0 92 100 Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu

aktivitas harian seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Status

pekerjaan yang bekerja adalah bekerja lebih dari lima hari dalam satu

minggu dan mempunyai penghasilan, sedangkan tidak bekerja yaitu tidak

mempunyai pekerjaan dan tidak punya penghasilan sendiri.

Tabel 4.21 menunjukkan ada perbedaan yang jauh akibat pekerjaan

terhadap perubahan pola menstruasi. Hampir sebagian besar responden

yang memiliki pekerjaan yakni 61 orang (66,3%) dari 92 responden, yang

mengalami perubahan pola menstruasi teratur, sedangkan responden yang

bekerja namun pola menstruasi tidak teratur sebanyak 16 orang (17,4%).

Responden yang tidak bekerja dan pola menstruasi teratur hanya terdapat 8

orang (8,7%), sedangkan responden yang tidak bekerja dan tidak mengalami

perubahan pola menstruasi terdapat 7 orang (7,6%).

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

17

Tabel 4.22 Analisis Chi Square Hubungan Antara Variabel Pekerjaan Dengan Perubahan Pola Mestruasi

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.487a 1 0.034

Continuity Correctionb 3.213 1 0.073

Likelihood Ratio 4.045 1 0.044 Fisher's Exact Test 0.050 0.041

Linear-by-Linear Association

4.438 1 0.035

N of Valid Casesb 92

Sumber : Statistik Data Primer Tahun 2013

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati

bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (4,487> 3,841) dan nilai

signifikansinya < α (0,034 < 0,05) berdasarkan nilai chi square dapat

disimpulkan bahwa tada hubungan yang bermakna antara pekerjaan

responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan perubahan

keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.

4.5 PEMBAHASAN

Bagian ini menjabarkan interpertasi hasil temuan penelitian tentang

Perubahan Pola Mestruasi pada akseptor KB suntik DMPA di Desa Mawea

Kecamatan Tobelo Timur, yang kemudian akan dibandingkan dengan

konsep, teori dan penelitian terdahulu untuk melengkapai pembahasan

intreptetasi hasil penelitian.

4.5.1 Hubungan Umur Responden dengan Perubahan Pola Menstruasi

di Desa Mawea Tobelo Timur

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, bahwa perubahan

menstruasi lebih banyak terjadi pada umur dewasa muda yaitu umur 20-35

tahun. Hasil penelitian menunjukan, dari total 92 responden, yang diteliti

sebanyak 47 responden (51,1%) berada pada usia dewasa muda,

sedangkan untuk usia dewasa tua sebanyak 45 responden (48,9). Hasil uji

statistik dengan menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

18

square hitung < chi square tabel (0,362 < 3,841) dan nilai signifikansinya > α

(0,547>0,05) berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan yang bermakna antara umur responden yang menggunakan

KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di

Puskesmas Mawea.

Menurut Hartanto (2004) periode usia wanita antara 20-35 tahun

merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak

dua orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Pertus (2010) dengan hasil uji statistik

yang didapatkan nilai probabiliti (p=1,000;α=0,05) dengan jumlah responden

sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menyatakan faktor umur tidak

berhubungan dengan perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik

DMPA. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa umur bukan faktor yang

signifikan menyebabkan terjadinya perubahan pola menstruasi pada

akseptor yang menggunakan KB suntik DMPA.

4.5.2 Hubungan Berat Badan Responden dengan Perubahan Pola

Menstruasi pada Pengguna KB Suntik DMPA di Desa Mawea

Tobelo Timur

Berdasarkan perubahan berat badan yang terjadi pada pengguna KB

suntik DMPA lebih banyak terjadi pada berat badan tidak ideal. Hasil

penelitian menunjukan, total responden 92 yang diteliti sebanyak 21

responden (22,8) pada berat badan ideal, sedangkan 71 responden (77,2%)

berada pada berat badan tidak ideal. Hasil uji statistik dengan menggunakan

uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel

(0,021< 3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,886 > 0,05) berdasarkan nilai

chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

19

antara berat badan responden yang menggunakan KB suntik DMPA dengan

perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.

Depo provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan

untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat

dan sangat efektif. Dalam penggunaan jangka panjang pemakaian KB

suntik DMPA hingga dua tahun turut memicu terjadinya peningkatan berat

badan, kanker, kekeringan pada vagina, gangguan emosi, dan jerawat

karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan

keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga

mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal

(Saifuddin, 2006).

4.5.3 Hubungan Antara Lama Pemakaian KB suntik DMPA dengan

Perubahan Pola Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur

Hasil penelitian menunjukan dari total 92 responden yang diteliti

sebanyak 58 responden (63,0%) memiliki lama pemakaian KB suntik jangka

panjang, sedangkan lama pemakaian KB suntik jangka pendek sebanyak 34

responden (37,0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square

(x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi square tabel (5,039>3,841)

dan nilai signifikansinya < α (0,02 <0,05) berdasarkan nilai chi square dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian

KB suntik DMPA dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di

Puskesmas Mawea.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Petrus (2010) juga

didapatkan sebanyak 60 persen dari 40 responden yg diteliti memiliki

hubungan yang bermakna antara lama pemakaian dengan perubahan pola

menstruasi (p=0,022;α=0,05) Karena pemberian progesteron secara

sistemik dalam jangka waktu lama menyebabkan endometrium mengalami

keadaan istirahat dan atropi.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

20

Faktor lama pemakaian penggunaan KB suntik DMPA memiliki

pengaruh terhadap perubahan pola menstruasi. Menurut Hamilton (2009)

sebagian besar akseptor KB suntik DMPA mengalami perubahan pola

menstruasi, karena pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang

lama, menyebabkan pertumbuhan endometrium semakin kecil dan terjadi

hipermenore atau atropi endometrium. Pada beberapa akseptor KB suntik

DPMA terjadi amenorea pada tiga bulan pertama pemakaian, sedangkan

pada akseptor lain amenorea baru dialami setelah pemakaian KB suntik

DMPA dalam jangka waktu yang lama. Gangguan menstruasi berupa

amenorea disebabkan karena progesteron dalam komponen DMPA

menekan LH sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan atropis

dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Amenorea berkepanjangan pada

pemberian progesteron diketahui tidak membahayakan, dan banyak wanita

dapat menerima dengan baik. Namun pada beberapa wanita perubahan

menstruasi merupakan alasan utama untuk menghentikan penggunaan KB

suntik DMPA. Hartanto (2003) mengungkapkan sebagian besar akseptor KB

suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari satu tahun

dengan suntikan ke-empat, mengalami perubahan pola menstruasi karena

mekanisme kerja progesteron menghambat terjadinya ovulasi sehingga

fungsi poros Hypothalamus-Hypophyse-ovarium dapat berubah.

4.5.4 Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Perubahan Pola

Menstruasi pada Pengguna Akseptor KB Suntik DMPA di Desa

Mawea Tobelo Timur

Perubahan pola menstruasi lebih banyak terjadi pada responde

dengan riwayat olahraga tidak teratur. Hasil penelitian menunjukan, total

responden 92 yang diteliti sebanyak 26 responden (28,3%) berada pada

riwayat olahraga teratur, sedangkan 66 responden (71,7%) berada pada

riwayat olahraga tidak teratur. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

21

Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung < chi square tabel

(0,071<3,841) dan nilai signifikansinya > α (0,789>0,05) berdasarkan nilai

chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

antara aktivitas olahraga yang menggunakan KB suntik DMPA dengan

perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea Kecamatan

Tobelo Timur.

Hasil penelitian Irnawati (2012) diperoleh nilai probabiliti

(p=0,477>α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan perubahan pola menstruasi

pada pangguna akseptor KB suntik DMPA, karna hanya di butuhkan 22%

lemak tubuh untuk reproduksi, jadi kerja progesteron ke Hypothalamus-

Hypophyse-ovarium menjadi seimbang dan kerja hormone menjadi stabil,

sehingga tidak terjadi perubahan pola menstruasi.

4.5.5 Hubungan Pekerjaan Responden dengan Perubahan Pola

Menstruasi di Desa Mawea Tobelo Timur

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya

perubahan pola menstruasi. Hasil penelitian juga menunjukkan dari 92

responden yang diteliti sebanyak 77 responden (83,7%) memiliki pekerjaan,

sedangkan 15 responden (16,3%) tidak memiliki pekerjaan. Responden

dengan status brekerja yang mengalami perubahan pola menstruasi berubah

lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja dan tidak

mengalami perubahan pola menstruasi. Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji Chi Square (x2) didapati bahwa nilai chi square hitung > chi

square tabel (4,487>3,841) dan nilai signifikansinya < α (0,034<0,05)

berdasarkan nilai chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pekerjaan responden yang menggunakan KB suntik DMPA

dengan perubahan keteraturan pola menstruasi di Puskesmas Mawea.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5320/5/T1... · bertujuan untuk mengetahui perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

22

Penelitian Petrus (2010) menjunjukan bahwa ada hubungan atara

status pekerjaan responden dengan perubahan menstrusi. Hasil penelitian

yang diperoleh adalah (p=0,024;α 0,050) diuji pada 40 responden. Jadi

dapat disimpulkan ada hubungan antara pekerjaan dengan perubahan pola

menstruasi. Adapun faktor lain yang menyebabkan terjadi perubahan pola

menstruasi bukan karna menggunakan kontrasepsi suntik pada akseptor KB

suntik DMPA melainkan faktor stres dan kelelahan yang menyebabkan

terjadi perubahan pola menstruasi pada responden di Puskesmas Mawea.

4.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyak efek samping dari

penggunaan KB suntik DMPA dan juga masih banyak faktor-faktor lain yang

menyebabkan terjadinya perubahan pola menstruasi pada akseptor KB

suntik DMPA yang semua belum diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya. Melalui jumlah responden yang lebih besar dan jumlah variabel,

misalnya lama pemakaian, umur, berat badan, riwayat berolahraga dan

pekerjaan.