MENSTRUASI (MAKALAH)

28
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. dan salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium (dinding rahim bagian dalam) yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran

Transcript of MENSTRUASI (MAKALAH)

Page 1: MENSTRUASI (MAKALAH)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam

tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi

baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. dan salah satu proses alami seorang

perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam

(endometrium) yang keluar melalui vagina

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun

hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang

sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,

menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi

sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi

adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per

harinya.

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya

4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.

Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan

endrometrium (dinding rahim bagian dalam) yang bercampur dengan darah yang

banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran

darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin

ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu

sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.

Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu

periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60

ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr/dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg/g, volume

darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang

sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150

sampai 400 mg per tahun

Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk

menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong

dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali

Page 2: MENSTRUASI (MAKALAH)

sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-

gangguan lainnya.

B. Definisi Para Ahli

Beberapa pengertian menstruasi menurut para ahli dari berbagai sumber

yaitu:

1) Sarwono (2007) menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

2) Prasetyaningtyas (2007) mendefinisikan haid menurut logat, haid itu asalnya

ialah mengalir, yang dimaksud adalah darah yang keluar dari kemaluan

perempuan saat sehat, bukan karena melahirkan anak ataupun robek selaput dara.

Definisi klinis dari haid adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari rahim

disertai pelepasan endometrium.

3) Maulana (2008) menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran darah dan

sel-sel secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.

4) Manuaba (2009) menstruasi adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk

serpihan dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone

yang turun dan berhenti sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah yang

segera diikuti vasodilatasi.

5) Kusmiyati, dkk (2008) menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana

darah berasal dari endometrium yang nekrotik.

C. Fisiologi Siklus Menstruasi

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,

hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran

pada saluran reproduksi normal, ovarium memegang peranan penting dalam

proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam perubahan-perubahan

siklik maupun lama siklus menstruasi.

Ovarium menghasilkan hormone steroid, terutama estrogen dan progesterone.

Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium yang

Page 3: MENSTRUASI (MAKALAH)

mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang

mengelilinginya.

Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen

bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ

reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan

wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan

payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.

Progesterone juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam

uterus selama siklus menstruasi. Progesterone merupakan hormone yang paling

penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang

melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan

sekresi progesterone berperan penting terhadap plasenta dan untuk

mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan

oleh ovarium tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormone endrogen terlibat dalam

perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita.

Menstruasi diserati ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun

sampai menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan

memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkinkan

bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada partum

umum menstruasi.

Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari.

Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-

40 cc. puncak pendarahannya pada hari ke-2 atau hari ke-3 hal ini dapat dilihat

dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar

6-8 hari.

D.  Aspek Ovarium dalam Siklus Menstruasi

Ovarium mengalami perubahan perubahan dalam besar, bentuk dan

posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu

terdapat perubahan perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai

kelenjar endokrin. Adapun perubahan tersebut dibagi dalam :

Page 4: MENSTRUASI (MAKALAH)

a. Ovarium dalam masa neonatus.

Pada bayi baru lahir terdapat ± 400.000 folikel pada kedua ovarium.

Diameternya kurang lebih 1 cm, dan beratnya sekitar 250 – 350 mg pada waktu

lahir. Dalam kortex hampir seluruh oosit terdapat dalam bentuk follikel

primordial.

b. Ovarium dalam masa anak anak

Pada masa anak anak ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Ovarium

sebagian besar terdiri atas kortek yang mengandung banyak follikel primordial.

Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah dan kemudian mengalami

atresia insitu. Hormon hipofise yang diperlukan untuk ovulasi belum berfungsui

dengan baik. Pada usia kira kira 9 tahun kadar hormon gonadotropin mulai

meningkat, sehingga produksi estrogen juga meningkat.

Peningkatan ini menyebabkan perkembangan kelenjar mamma dan alat

genital. Menarche biasanya terjadi kira kira 2 tahun setelah perubahan tersebut.

Usia pubertas bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor genetik sosio ekonomi dan

kesehatan dalam beberapa dekade terahir usia menarche terjadi pada usia yang

lebih muda. Dengan ultrasonografi dapat dilihat ukuran follikel antara 2 sampai

15 mm. Oosit pada periode ini sangat aktif berkembang.

c. Ovarium dalam masa dewasa/masa reproduksi

Masa reproduksi dimulai dari masa pubertas pada umur kira kira 12 – 16 tahun

dan berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada ovarium terjadi perubahan

perubahan, kortek relatif lebih tipis dan mengandung banyak follikel follikel

primordial. Follikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak mengalami

atresia, biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus membentuk ovum dan

pecah pada waktu ovulasi.

Pada awal pubertas germ cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000 unit.

Selama usia reproduksi yang berkisar antara 35 – 40 tahun, 400 sampai 500 akan

mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai menjelang menopause dan

tinggal beberapa ratus pada saat menopause.

Kira kira 10 – 15 tahun sebelum menopause sudah terjadi peningkatan jumlah

follikel yang hilang. Ini berhubungan dengan meningkatnya hormon FSH. Dalam

Page 5: MENSTRUASI (MAKALAH)

tahun reproduksi, pematangan follikel akibat interaksi antara hipotalamus -

pituitari – gonad.

d. Pertumbuhan Follikel

Pemasakan follikel primordial terjadi sebagai berikut :

Mula mula sel sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian diantara sel-sel ini

timbul sebuah rongga yang berisi cairan ialah, liquor folliculi. Ovum sendiri

terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam

rongga follikel.

Tumpukan sel dengan sel telur didalamnya disebut cumulus oophorus. Antara

sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang

membatasi ruang follikel disebut membrane granulosa.

Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel tersebut terdesak

keluar dan membentuk 2 lapisan ialah theca interna yang banyak mengandung

pembuluh darah dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat.

Follikel yang masak ini disebut follikel de Graaf .

Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat pembuatannya

terdapat di theca interna. Sebelum pubertas follikel de Graaf hanya terdapat pada

lapisan dalam dari kortek ovarium dan tetap tinggal dilapisan tersebut. Setelah

pubertas juga terbentuk dilapisan luar dari kortek.

Karena liquor follikuli terbentuk terus maka tekanan didalam follikel makin

tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi

tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan perubahan nekrobiotik pada

permukaan follikel follikel. Pada permukaan ovarium sel sel menjadi tipis hingga

pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor

follikuli bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel sel cumulus

oophorus.

Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf disebut ovulasi. Setelah ovulasi maka

sel sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat

warna yang kuning disebut corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan hormon

yang disebut progesterone disamping estrogen. Tergantung apakah terjadi

Page 6: MENSTRUASI (MAKALAH)

konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum

graviditatum atau corpus luteum menstruationum.

Jika terjadi konsepsi, corpus luteum dipelihara oleh hormon Chorion

Gonadotropin yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion.

E. Aspek Endrokrin dalam Siklus Menstruasi

Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri,

hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula supra renalis dan

kelenjar kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam

proses tersebut adalah hubungan antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium

(hyopothalamic-pituitary-ovarian axis).

Siklus haid (siklus ovarium) normal di bagi menjadi :

1. Fase follikuler

2. Fase Luteal

Tidak lama sesudah haid mulai, pada fase follikuler dini, beberapa follikel

berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini

disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang.

Dengan berkembangnya follikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan

produksi FSH. Pada saat ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat

ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam follikel.

Perkembangan follikel berahir setelah kadar estrogen dalam plasma meninggi.

Pada awalnya estrogen meninggi secara berangsur angsur, kemudian dengan cepat

mencapi puncaknya.

Ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik dan dengan mendadak

terjadi puncak pelepasan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus yang

mengakibatkan terjadinya ovulasi.

LH yang meninggi itu menetap kira kira 24 jam dan menurun pada fase luteal.

Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin

inilah yang menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen mungkin

disebabkan perubahan morfologik pada follikel atau mungkin juga akibat umpan

balik negatif yang pendek dari LH terhadap hipotalamus.

Page 7: MENSTRUASI (MAKALAH)

LH-surge yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; follikel

hendaknya pada tingkat yang matang agar dapat dirangsang untuk berovulasi.

Pecahnya folikel terjadi antara 16 – 24 jam setelah LH-surge. Pada fase luteal,

setelah ovulasi sel sel granulasa membesar membentuk vakuola dan bertumpuk

pigmen kuning (lutein), follikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam

lapisan granulose juga bertambah dan mencapi puncaknya pada hari 8 – 9 setelah

ovulasi .

Luteinized granulose cells dalam korpus luteum membuat progesterone banyak,

dan luteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak sehingga kedua

hormon itu meningkat pada fase luteal. Mulai 10 – 12 hari setelah ovulasi korpus

luteum mengalami regresi berangsur angsur disertai dengan berkurangnya kapiler

kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesterone dan estrogen.

Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon

gonadotropin. Pada kehamilan hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya

rangsangan dari Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dibuat oleh

sinsiotrofoblast.

Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pasca

ovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG

memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 – 10 minggu kehamilan.

Kemudian fungsi ini diambil alih oleh plasenta.

 Siklus endometrium terdiri dari 4 fase :

1.      Fase menstruasi atau deskuamasi

Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan

perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale,

stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan

endometrium dan lendir dari cervik.

Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah

dan mencairkan potongan potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah keluar

maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam

darah haid.

Page 8: MENSTRUASI (MAKALAH)

2.      Fase post menstruasi atau stadium regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur

angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel

sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm,

stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

3.      Fase intermenstruum atau stadium proliferasi

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini

berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi

dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu:

a.       Fase proliferasi dini

Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini

dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama

dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit.

Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel sel kelenjar

mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase

menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari epitel kelenjar

yang berbentuk kuboid.

Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk

bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma

relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit.

b. Fase proliferasi akhir

Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal

dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel

kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat

4. Fase pramenstruum atau stadium sekresi

Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28.

Pada fase ini endometrium kira kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah

menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin

nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak

diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan

Page 9: MENSTRUASI (MAKALAH)

ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase

ini dibagi atas :

1. Fase sekresi dini

Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena

kehilangan cairan, tebalnya ± 4 – 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa

lapisan, yaitu :

a. stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan

dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.

b. stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini

disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya

sedikit stroma di antaranya.

c. stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran salurankelenjar

sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.

2. Fase sekresi lanjut

Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 – 6 mm. Dalam fase ini terdapat

peningkatan dari fase sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak

mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen.

Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel sel

stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.

F. Bagian – Bagian Siklus Menstruasi

Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi

yaitu:

 SIKLUS ENDOMENTRIUM

Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari

atau menjelang perdarahan berhenti. Siklus endomentrium menurut Bobak (2004),

terdiri dari empat fase yaitu:

a.      Fase menstruasi

Pada fase ini endomentrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai

pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini

berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar

Page 10: MENSTRUASI (MAKALAH)

estrogen, progesterone, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar

terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru

mulai meningkat.

b.   Fase ploriferasi

Fase ploriferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak

sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24

hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari njadi setebal ±3,5 mm atau

sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase

proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

c. Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum

periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius

yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan

halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.

d. Fase iskemi/premenstrual

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari

setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum

yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar

estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga

suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan

fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

G. Siklus Ovulasi

Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran

FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan

kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel.

Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum

ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh

FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel

yang terpilih.

Page 11: MENSTRUASI (MAKALAH)

Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang

kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai

puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon

estrogen maupun progesteron.

Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon

menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan

akhirnya luruh. 

H. Siklus Hipofisis-Hipotalamus

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron

darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini

menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-

RH).

Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH).

FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi

estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu

hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH).

LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari.

Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus

luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun,

maka terjadi menstruasi.

I. Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi

Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang

peranan dalam siklus menstruasi antara lain:

FAKTOR ENZIM

Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim

hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan

asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam

pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian

bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang

Page 12: MENSTRUASI (MAKALAH)

berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah

berkembang sejak permulaan fase proliferasi.

Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma

endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan.

Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone,

enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam

metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan

perdarahan.

J. Faktor Vaskuler

Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi

dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut

tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis

dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan

akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari

arteri maupun dari vena.

 FAKTOR PROSTAGLANDIN

Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2.

Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan

berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan

pada haid.

 MENARCHE

Usia saat anak perempuan mulai mendapat menstruasi pertama kali

(Menarche) sangat bervariasi. Menarche, biasanya terjadi pada usia 8-14 tahun

(Prasetyaningtyas, 2007). Menstruasi merupakan tanda seorang wanita memasuki

masa pubertas, biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih

kurang usia 15-16 tahun (Proverawati,2009).

Page 13: MENSTRUASI (MAKALAH)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE

Usia menarche dipengaruhi oleh genetik, gizi, lingkungan sosial dan status

sosial ekonomi (Proverawati, 2009).

1)      Faktor genetik

Mempengaruhi terjadinya menarche karena anak wanita yang mempunyai

kelainan tertentu selama dalam kandungan mendapatkan menarche pada usia yang

lebih lambat.

2) Faktor gizi

Usia dalam mandapatkan menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya

perbaikan gizi. Semakin tinggi kualitas gizi yang dikonsumsi masyarakat saat ini

memicu menstruasi dini. Penelitian Alin Yaotu Padmavati menyatakan bahwa

wanita yang vegetarian kejadian menarche lebih lama, orang yang non vegetarian

menarche nya lebih awal daripada yang vegetarian.

3) Faktor lingkungan sosial

Menurut sebuah penelitian bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap

waktu terjadinya menarche. Salah satunya lingkungan keluarga, lingkungan

keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat

memperlambat terjadinya menarche dini.

4) Faktor status sosial ekonomi

Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi sedang sampai

tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan, hal ini telah diteliti di India

berdasarkan pendapatan perkapita.

Page 14: MENSTRUASI (MAKALAH)

 DATING ENDOMETRIUM

Untuk menentukan hari yang tepat dari siklus menstruasi disebut dating

endometrium. Dating dilakukan pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase

proliferasi, fase ini menunjukkan perubahan perubahan yang nyata setiap harinya

dengan perubahan morfologi tertentu.

Jika siklus haid 28 hari dan perkiraan ovulasi terjadi pada hari ke 14, maka 36–

48 jam setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol pada

endometrium. Karena itu dating hari ke 14 dan ke 15 tidak berguna dilakukan,

dan sebaliknya baru dilakukan pada hari ke 16.

Hari ke 16 : Vakuola basal subnukleus terlihat pada banyak kelenjar. Hari ini

hari terahir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar kelenjar

dan stroma.

Hari ke 17 : Nukleus dari kelenjar kelenjar tersusun dalam satu baris, dengan

sitoplasma yang homogen diatasnya dan vakuola yang besar besar di bawahnya.

Pseudostratifikasi menghilang, mitosis di kelenjar dan stroma jarang.

Hari ke 18 : Sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan ke

arah sitoplasma sekitar lumen dan kemudian termasuk ke dalam lumen. Karena

vakuola subnukleus ini mengecil maka nukleus mendekati basis dari sel. Tidak

terlihat mitosis pada saat ini.

Hari ke 19 : Hanya sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya

menyerupai hari ke 16. Dapat terlihat sekresi intraluminal. Tidak terdapat

pseudostratifikasi dan mitosis.

Hari ke 20 : Vakuola subnukleus hanya satu satu. Sekresi intraluminal tampak

jelas.

Hari ke 21 : Mulai terlihat perubahan perubahan pada stroma. Sel sel stroma

mempunyai nukleus yang gelap dan padat. Mulai adanya edema stroma.

Hari ke 22 : Edema stroma mencapai maksimum. Sel sel stroma tampak kecil,

padat. Mulai terlihat arteri spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi

intaluminal aktif, tetapi mulai berkurang.

Hari ke 23 : Edema stroma menetap. Kondensasi stroma pada sekitar arteri

Page 15: MENSTRUASI (MAKALAH)

spiralis. Dapat juga dijumpai mitosis.

Hari ke 24 : Kumpulan sel sel pradesidua tampak jelas disekeliling arteriola.

Mitosis aktif, edema berkurang. Endometrium akan mulai berinvolusi, kecuali

terjadi kehamilan.

Hari ke 25 : Sel-sel pradesidua mulai terdapat di bawah sel sel epitel

permukaan. Sedikit edema sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit pada stroma.

Hari ke 26 : Sel sel pradesidua mengelompok di seluruh stroma disertai

infiltrasi sel sel leukosit polinuklear.

Hari ke 27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan di bawah epitel

permukaan. Jelas terlihat infiltrasi sel sel leukosit polinuklear.

Hari ke 28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis), dan daerah

daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Infiltrasi sel sel leukosit

polinuklear sangat banyak. Kelenjar kelenjar kelihatan mengalami secretory

exhaustion.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang

dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH

LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan

hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH

PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk

mengeluarkan prolaktin

Page 16: MENSTRUASI (MAKALAH)

II. PENUTUP

�وه�ن� ب �قر� ت � و�ال م�ح�يض� ال ف�ي اء �س� الن �وا �ز�ل ف�اعت �ذ ى أ ه�و� ق�ل م�ح�يض� ال ع�ن� �ك� �ون �ل أ �س و�ي

*ه� الل �م� ك م�ر�� أ ث� ح�ي م�ن �وه�ن� ت

ف�أ ن� �ط�ه�ر ت �ذ�ا ف�إ ن� �طه�ر ي �ى� ت ح�

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, “ Itu adalah

sesuatu yang kotoran ”. Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri

dari istri di tempat haidnya. Dan janganlah kalian mendekati mereka,

sebelum mereka suci (dari haid). Apabila mereka telah bersuci, maka

campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada

kalian.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Primolut nama obat pencegah haid

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap

21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi

pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada

saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat

folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan

hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar

berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas

waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan

memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf

yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar

terjadinya ovulasi disebut fase estrus.

Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi

badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang

berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk

mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron

juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum

mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi

kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan

terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase

perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai

terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

Page 17: MENSTRUASI (MAKALAH)

TUGAS : SISTEM REPRODUKSI

FISIOLOGI MENSTRUASI DAN HORMON YANG BERPERAN

OLEH :

KELOMPOK III

1. LAODE TRISNO SAPUTRA

2. IRNAYANTI

3. WAODE NURTINA

4. LAODE HABIBA

5. HARDIANTO

6. IKHSAN

7. RIDA ROYANI

8. JUSAK SAKPAN P.

9. PETRUS R.R

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

Page 18: MENSTRUASI (MAKALAH)