BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...

33
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Hasil belajar siswa di kelas 5 SDN Ngajaran 03 tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti selama dua hari pada tanggal 10 dan 12 Februari 2016, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang digunakan guru dalam sehari-hari sering atau sebagian besar dilakukan secara ceramah. Pembelajaran IPA masih teacher-centered, dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa hanya menerima begitu saja materi yang disampaikan guru kemudian diakhiri evaluasi sehingga dalam pembelajaran siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka. Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi proses daur air. 4.2. Pelaksanaan Tindakan 4.2.1. Kondisi Sebelum Tindakan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Semester II Tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai sekunder hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=64). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di

desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Hasil belajar siswa di kelas 5 SDN Ngajaran 03 tergolong rendah. Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti selama dua hari pada

tanggal 10 dan 12 Februari 2016, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang

digunakan guru dalam sehari-hari sering atau sebagian besar dilakukan secara

ceramah. Pembelajaran IPA masih teacher-centered, dalam kegiatan pembelajaran

sebagian besar siswa hanya menerima begitu saja materi yang disampaikan guru

kemudian diakhiri evaluasi sehingga dalam pembelajaran siswa tidak mempunyai

kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka.

Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ngajaran Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa

perempuan dan 13 siswa laki-laki pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dengan materi proses daur air.

4.2. Pelaksanaan Tindakan

4.2.1. Kondisi Sebelum Tindakan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri

Ngajaran 03 Semester II Tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa pada

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih

rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai sekunder hasil evaluasi siswa pada mata

pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik

memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=64). Diperoleh

data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan

oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

38

Tabel 4:1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus

Keterangan Frekuensi Persentase

Tidak Tuntas 13 52%

Tuntas 12 48 %

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 63,32

Niai tertinggi 84

Nilai terendah 50

Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pelajaran IPA materi daur air

siswa kelas 5 SDN Ngajaran pada pra siklus pembelajaran belum efektif dengan

banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=64). Diketahui, skor

nilai < 64 frekuensinya ada 13 siswa (52% dari jumlah keseluruhan siswa belum

sudah tuntas), dan nilai ≥ 64 frekuensinya ada 12 siswa (48% dari jumlah

keseluruhan siswa sudah tuntas).

Jumlah keseluruhan siswa 25 dengan nilai rata-rata 63,32 nilai tertinggi 84 dan

nilai terendah 50. Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan

pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air. Pada

siswa kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan

dalam gambar grafik 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan

46%

48%

50%

52%

Tuntas Belum Tuntas

Pra Siklus 48% 52%

Pra Siklus

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

39

Berdasarkan gambar 4.1 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan

adalah 52% dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas dan hanya 48% dari

jumlah siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD

Negeri Ngajaran 03. Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh Guru, dalam

menyampaikan materi pelajaran masih dengan ceramah dan pemberian tugas tanpa

adanya interaksi yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di

kelas, sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan hasil belajar IPA juga tidak

optimal selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan

temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang

diajarkan. Dengan kondisi ketuntasan hanya 48%, peneliti merancang penelitian

tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 5 sesuai rencana yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian metode Discovery

Learning berbantuan media realia yang akan diterapkan dalam dua siklus dan setiap

siklus memuat tiga kali pertemuan.

4.2.2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada bagian pelaksanaan Siklus I terdiri dari empat macam sub bab yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai

dengan tahap penelitian. Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2015:42) yang

mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada

bagian pelaksanaan Siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai

apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi,

kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka

menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Setelah melakukan

konsultasi dengan guru kelas, maka hal-hal yang direncanakan untuk selanjutnya

dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

40

1) Menyepakati bahwa tindakan akan dilakukan pada dua siklus, dimana

masing-masing siklus dilaksanakan masing-masing tiga pertemuan.

2) Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai

kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun

kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran Discovery Learning

berbantuan media realia.

3) Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga serta media realia dengan

memanfaatkan benda-benda yang tidak dipakai lagi seperti botol aqua bekas

dan benda-benda yang sering siswa temui dalam kehidupan mereka sehari-

hari seperti batu, pasir, arang dan ijuk, berkaitan dengan materi pembelajaran

yang akan diberikan.

4) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,

seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.

b. Pelaksanaan

1. Pertemuan pertama

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah tiap pertemuan

sama hanya beda pada indikatornya. Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2

April 2016, beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Sabtu, 2 April 2016 pukul 09.00

WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran,

siswa duduk dengan anggota kelompoknya. Untuk mengawali pembelajaran ini

guru mengucapkan salam, mengabsen kelas, melakukan apersepsi dengan bertanya

pada siswa menanyakan kepada siswa “Mengapa dalam kehidupan sehari-hari kita

sangat memerlukan air?” Guru menginformasikan tetang materi yang akan

dipelajari, yaitu “Kegunaan Air Bagi Manusia”. Sebelumnya guru menjelaskan

Model pembelajaran yang akan digunakan yakni metode Discovery Learning

berbantuan media realia.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

41

b) Kegiatan Inti

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 2 April 2016 pada mata

pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan

manusia yang dapat mempengaruhinya. Pada pertemuan pertama indikator

pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan kegunaan air bagi manusia

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, melakukan

apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu siswa untuk

aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan

kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru

menjelaskan sekilas tentang kegunaan air bagi manusia serta melakukan tanya

jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami dan mendalami materi.

Pelaksanaan sintaks pertama-tama adalah guru mencoba mengidentifikasi apa yang

dibutuhkan siswa dalam pembelajaran, guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok dan menyiapkan bahan yang diperlukan siswa dalam kegiatan penemuan.

c) Kegiatan Akhir

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal

yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 4 April 2016, beberapa kegiatan

sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 09.15 WIB. Sebelum pembelajaran

ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran, siswa duduk dengan anggota

kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5 orang. Untuk mengawali

pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas, melakukan apersepsi

dengan bertanya pada siswa menanyakan kepada siswa “Mengapa air sangat

berperan dalam kehidupan manusia?”. Guru menginformasikan tetang materi yang

akan dipelajari, yaitu “Pentingnya air bagi kehidupan kita”. Sebelumnya guru

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

42

menjelaskan Model pembelajaran yang akan digunakan yakni metode Discovery

Learning berbantuan media realia.

b) Kegiatan Inti

Pertemuan kedua pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan

pertama yaitu melanjutkan materi melalui pelaksanaan metode Discovery Learning

berbantuan media realia. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 4 April

2016 dengan menyampaikan indikator yaitu Menjelaskan pentingnya air bagi

manusia.

Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam

kegiatan penemuan. Tahap selanjutnya adalah pembagian lembar kerja yang berisi

langkah-langkah kegiatan penemuan yang akan dilakukan oleh siswa sendiri secara

berkelompok. Membiarkan siswa untuk menemukan sendiri dengan gagasan dan

ide mereka masing-masing. Setelah kegiatan penemuan selesai siswa

diperkenankan membacakan hasil penemuan mereka didepan kelas secara

bergantian sesuai dengan urutan kelompoknya masing-masing. Tahap terakhir

adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan,

memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang

terhadap materi yang telah di bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah

dengan baik mengikuti pelajaran, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa

membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan.

3. Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2016, beberapa kegiatan

sebagai berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

43

a) Kegiatan Awal

Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran,

siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5 orang.

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas,

siswa dalam anggota kelompok melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa

“Mengapa persediaan air dibumi selalu tersedia?”. Guru menginformasikan tetang

materi yang akan dipelajari, yaitu “kegunaan air bagi manusia dan proses daur air”.

Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan digunakan yakni

metode Discovery learning berbantuan media realia

b) Kegiatan Inti

Pertemuan ketiga pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan

pertama yaitu melanjutkan materi serta pemantapan materi melalui pelaksanaan

Discovery Learning berbantuan media realia. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada

hari Rabu, 6 April 2016 dengan menyampaikan indikator yaitu Mendeskripsikan

proses daur air.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa,

memberikan apersepsi dengan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang

dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa

dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan

metode Discovery Learning berbantuan media realia. Di dalam kegiatan inti guru

menyampaikan materi yang berkaitan dengan proses daur air. Kemudian pada

kegiatan elaborasi langkah pembelajaran sama dengan pertemuan pertama dan

kedua namun pada kegiatan elaborasi pertemuan ketiga siswa diminta untuk

melakukan percobaan dan pengamatan mengenai proses daur air secara sederhana.

Tahap selanjutnya adalah menanggapi jawaban, guru memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan mengomentari jawaban

yang disampaikan temannya. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru

membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

44

kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di

bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah dengan baik mengikuti pelajaran,

pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan

melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa soal pilihan ganda.

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru sedikit

mengingatkan tentang materi Kegunaan air bagi manusia dan Proses daur air, guru

membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi, selanjutnya siswa

diminta untuk mengatur tempat duduk seperti semula. Guru membagikan lembar

evaluasi Siklus I untuk dikerjakan oleh semua siswa secara individu.

c. Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat

pembelajaran berlangsung yaitu pada tiga pertemuan. Hasil observasi digunakan

untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan

keseluruhan sintaks metode ataukah ada yang belum terlaksana. Hasil observasi

guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa

dari kegiatan inti dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia, ada 7

sintaks terlaksana dan 5 sintaks tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang sudah

terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang

sudah terlaksana adalah guru sudah melaksanakan pembentukan kelompok,

pembagian tugas, membimbing diskusi kelompok, dan membimbing siswa

menjawab pertanyaan. Sintaks yang belum terlaksana yaitu pada tahap menanggapi

jawaban dan membuat kesimpulan. Guru belum memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan dan guru belum

membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat

apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus I pertemuan kedua diperoleh

data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning terdapat 11 sintaks terlaksana

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

45

hampir dari keseluruhan sintaks sudah dapat dilaksanakan dengan cukup baik

namun guru lebih cenderung masih menggunakan metode ceramah dan masih

kurang bisa melibatkan siswa lebih aktif secara maksimal dalam melakukan

kegiatan proses pembelajaran.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus I pertemuan ketiga diperoleh

data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia terdapat

12 sintaks terlaksana dalam semua pelaksanaan keseluruhan sintaks sudah dapat

dilaksanakan dengan cukup baik dan maksimal oleh guru. Meskipun semua sintaks

sudah dilaksanakan dengan cukup baik namun guru lebih cenderung masih

menggunakan metode ceramah, namun sudah bisa melibatkan siswa lebih aktif

dalam pembelajaran walau belum maksimal.. Keterlaksanaan Sintaks Discovery

Learning berbantuan media realia Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4:2

Tabel 4:2

Hasil Keterlaksanaan Sintaks Discovery Learning Berbantuan Media Realia Siswa

Kelas 5 SD Negeri Ngajaran Semester 2

Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus I

Kegiatan Mengajar

Siklus I

Jumlah Sintaks Yang

Dilaksanakan

Jumlah Sintaks

Yang Belum

Terlaksana

Jumlah

Sintaks

Pertemuan Pertama 7 5 12

Pertemuan Kedua 11 1 12

Pertemuan Ketiga 12 0 12

Dari data tabel diatas untuk siklus I observasi yang dilakukan oleh observer

dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan metode

Discovery Learning berbantuan media realia, dapat dikatakan dalam kategori

sedang, hal ini dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan metode Discovery

Learning berbantuan media realia, guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan metode Discovery learning berbantuan media realia, tetapi belum

maksimal, karena pada awal pembelajaran guru tidak mengecek pemahaman siswa

terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, Pada kegiatan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

46

penemuan guru kurang memperhatikan apa yang menjadi hambatan siswa dalam

melakukan praktik, masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, tidak

berdiskusi tentang materi pelajaran tetapi berbicara hal lain.

Observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pertemuan

II pembelajaran menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia

yang diterapkan oleh guru, dapat dikatakan dalam kategori cukup baik. Ada sedikit

peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru

sudah menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia secara

cukup baik walaupun belum maksimal dan masih ada sebagian siswa didalam

beberapa anggota kelompok masih ada yang bercanda dan berbicara sendiri dengan

temannya. Hal ini sudah cukup meningkat dari pertemuan sebelumnya, Pada tahap

pembagian kelompok siswa masih ribut dan harus diatur-atur untuk bercampur

dengan kelompoknya masing-masing. Pada saat kegiatan penemuan, kerjasama

antara anggota kelompok masing-masing masih kurang karena masih ada siswa

yang belum berperan secara aktif untuk menemukan yang mereka praktikan, siswa

dalam bekerjasama dengan kelompoknya masih ada yang tidak ikut berdiskusi

dengan kelompoknya namun hanya sedikit.

Pada observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa

pertemuan III pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning berbantuan

media realia yang diterapkan oleh guru, dapat dikatakan dalam kategori cukup baik.

Pada pertemuan III ini ditemukan peningkatan dibandingkan dengan pertemuan

kedua, hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan metode Discovery Learning

berbantuan media realia dengan baik dan setiap siswa dalam anggota kelompok

melakukan diskusi tentang proses daur air dengan baik, tidak ada yang

membicarakan topik lain selain topik materi pembelajaran. Kegiatan penemuan,

siswa masih ada yang belum mengerti dengan langkah-langkah kegiatan penemuan

dan apa yang harus mereka lakukan. Pada kegiatan mempresentasikan hasil

penemuan, guru belum menunjukan bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa,

pandangan dan pemahaman yang berbeda dari kegiatan penemuan yang telah

dilakukan oleh siswa. Setiap siswa dalam anggota kelompok sudah tidak berbicara

sendiri dengan temannya dan siswa merasa senang dengan metode pembelajaran

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

47

yang diterapkan guru, karena meningkatkan aktivitas siswa dari siswa yang tadinya

tidak mau berdiskusi dengan temannya menjadi bersemangat untuk berdiskusi dan

bekerjasama untuk menemukan jawaban dari lembar LKS.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi Siklus I pelaksanaan tindakan dengan metode Discovery

Learning berbantuan media realia maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi

dengan guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Leaning berbantuan media

realia diantaranya siswa berdiskusi dengan sungguh-sungguh dan dapat

menemukan ha-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya dengan kegiatan

penemuan dengan menggunakan media realia (nyata), materi pelajaran yang

disampaikan lebih menarik perhatian siswa dan siswa lebih aktif dalam

pembelajaran daripada sebelum menggunakan Discovery Learning berbantuan

media realia Selain kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan selama

pembelajaran Siklus I antara lain sebagai berikut :

1. Guru pada awal pembelajaran tidak mengecek pemahaman siswa terhadap

masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

2. Pada kegiatan penemuan guru kurang memperhatikan apa yang menjadi

hambatan siswa dalam melakukan praktik.

3. Pada tahap pembagian kelompok siswa masih ribut dan harus diatur-atur untuk

bercampur dengan kelompoknya masing-masing.

4. Pada saat kegiatan penemuan, kerjasama antara anggota kelompok masing-

masing masih kurang karena masih ada siswa yang belum berperan secara aktif

untuk menemukan yang mereka praktikan.

5. Kegiatan penemuan, siswa masih ada yang belum mengerti dengan langkah-

langkah kegiatan penemuan dan apa yang harus mereka lakukan.

6. Pada kegiatan mempresentasikan hasil penemuan, guru belum menunjukan

bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan pemhaman yang

berbeda dari kegiatan penemuan yang telah dilakukan oleh siswa.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

48

Dari kekurangan yang ditemukan pada Siklus I, maka dapat diperbaiki pada

Siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada Siklus I tidak terjadi

pada Siklus II antara lain sebagai berikut :

1. Guru pada awal pembelajaran mengecek pemahaman siswa terhadap

masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

2. Pada kegiatan penemuan guru harus memperhatikan apa yang menjadi

hambatan siswa dalam melakukan praktik.

3. Pada tahap pembagian kelompok siswa sudah tidak ribut lagi dan tidak perlu di

atur-atur untuk membentuk kelompok.

4. Pada saat kegiatan penemuan, kerjasama antara anggota kelompok masing-

masing harus di tingkatkan dan siswa harus lebih berperan secara aktif untuk

menemukan yang mereka praktikan.

5. Kegiatan penemuan, guru harus menjelaskan langkah-langkah kegiatan

penemuan secara mendalam agar siswa mengerti dengan langkah-langkah

kegiatan penemuan dan apa yang harus mereka lakukan.

6. Pada kegiatan mempresentasikan hasil penemuan, guru belum harus bersikap

membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan pemhaman yang berbeda

dari kegiatan penemuan yang telah dilakukan oleh siswa.

4.2.3 Hasil Analisis Data Siklus I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode Discovery

learning berbantuan media realia yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I

diperoleh hasil belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel

4.3.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

49

Tabel 4:3

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I

Keterangan Frekuensi Presentase

Tidak Tuntas 8 32%

Tuntas 17 68%

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 69

Niai tertinggi 90

Nilai terendah 60

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode Discovery

Learning berbantuan media realia ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai

yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai <64 terdapat 8 siswa dengan

persentase 32%, dan skor nilai ≥ 64 terdapat 17 siswa dengan persentase 68%. Jadi

diliahat dari nilai KKM yaitu 64 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa

dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dilihat pada data

distribusi frekuensi dalam gambar grafik 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus I

0%

20%

40%

60%

80%

Tuntas Belum Tuntas

Siklus I 68% 32%

Siklus I

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

50

Berdasarkan pada gambar 4.2 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

metode Discovery Learning berbantuan media realia siswa yang belum tuntas atau

di bawah KKM = 64 sebanyak 8 siswa dengan persentase 32% sedangkan siswa

yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 17 siswa dengan persentase 68%. Untuk

lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM = 64

diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan metode

Discovery Learning berbantuan media realia dapat digunakan untuk meningkatkan

hasil belajar IPA.

4.2.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan

Siklus I

Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah

tindakan pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan metode

Discovery Learning berbantuan media realia, memberikan pengaruh dalam

meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Proses

daur air. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.4 perbandingan ketuntasan belajar

siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I.

Tabel 4.4

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

1 Belum Tuntas 13 52 8 32

2 Tuntas 12 48 17 68

Total 25 100 25 100

Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.3 perbandingan jumlah ketuntasan

belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

51

Gambar 4.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dengan Siklus I

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan

jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika sebelum tindakan, siswa

yang tuntas belajar adalah 12 siswa (48%) dari total jumlah siswa, terjadi

peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas

menjadi 17 siswa (68%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran

bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (20%).

Jumlah siswa yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 13 siswa (52%) dan

berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 8 siswa (32%). Hasil ini

memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas

yaitu 4 siswa (16%).

Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan

tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan

hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas

KKM yang ditetapkan sekolah adalah 64. Dengan kata lain, dengan hasil ini

diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.

4.2.5. Siklus II

a. Perencanaan

Pada bagian pelaksanaan Siklus II terdiri dari empat macam sub bab yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tuntas Belum Tuntas

Pra Siklus 48% 52%

Siklus I 68% 32%

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

52

dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2015:42) yang

mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada

bagian pelaksanaan Siklus II akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai

apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi,

kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka

menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Berdasarkan refleksi

pada siklus I, maka hal-hal yang direncanakan untuk dilaksanakan sebagai tindakan

pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai

kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun

kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran Discovery Learning

berbantuan media realia.

2. Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga serta media realia

seperti Pipet tetes/ sedotan, ember kecil, tanah yang ditumbuhi

tanaman, tanah tandus, gelas, yang berkaitan dengan materi

pembelajaran yang akan diberikan.

3. Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,

seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.

b. Pelaksanaan

1. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali

pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-

langkah tiap pertemuan sama hanya beda pada indikatornya. Tindakan ini

dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2016, beberapa kegiatan sebagai

berikut:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

53

a) Kegiatan Awal

Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Rabu, 13 April 2016 pukul

09.10 WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan

pembelajaran, siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang

berjumlah 5 orang. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,

mengabsen kelas, melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa menanyakan

kepada siswa “Mengapa kita sering mendengar banyak daerah yang mengalami

krisis air atau kekeringan ?” Guru menginformasikan tetang materi yang akan

dipelajari, yaitu “Kegunaan Air Bagi Manusia”. Sebelumnya guru menjelaskan

Model pembelajaran yang akan digunakan yakni metode Discovery Learning

berbantuan media realia.

b) Kegiatan Inti

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2016 pada mata

pelajaran IPA kompetensi dasar Mendeskripsikan perlunya penghematan air. Pada

pertemuan pertama indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu Menyebutkan

kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, melakukan

apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu siswa untuk

aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan

kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru

menjelaskan langkah metode pembelajaran Discovery Learning berbantuan media

realia. Guru menjelaskan sekilas tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi

daur air serta melakukan tanya jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami dan

mendalami materi. Pelaksanaan sintaks pertama-tama adalah guru mencoba

mengidentifikasi apa yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran,guru menjelaskan

langkah-langkah kegiatan penemuan yang akan dilakukan siswa, guru memancing

siswa dengan pertanyaan-pertanyaan agar aktif menjawab, guru membagi siswa

dalam beberapa kelompok dan menyiapkan bahan yang diperlukan siswa dalam

kegiatan penemuan.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

54

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru

mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2016, beberapa kegiatan

sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 WIB. Sebelum pembelajaran

ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran, siswa duduk dengan anggota

kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5orang.Untuk mengawali

pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas, melakukan apersepsi

dengan bertanya pada siswa Menanyakan kepada siswa “Menanyakan penyebab

kekeringan yang sering terjadi di banyak wilayah di sekitar kita?” Guru

menginformasikan tetang materi yang akan dipelajari, yaitu ” Pengaruh kegiatan

manusia terhadap daur air ”. Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran

yang akan digunakan yakni metode Discovery Learning berbantuan media realia.

b) Kegiatan Inti

Pertemuan kedua pada siklus kedua merupakan lanjutan dari pertemuan

pertama yaitu melanjutkan materi melalui pelaksanaan metode Discovery Learning

berbantuan media realia. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April

2016 dengan menyampaikan indikator pengaruh kegiatan manusia terhadap daur

air.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa,

memberikan apersepsi dengan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang

dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa

dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

55

Discovery Learning berbantuan media realia. Di dalam kegiatan inti guru

menyampaikan materi yang berkaitan dengan Pengaruh kegiatan manusia terhadap

daur air. Kemudian pada kegiatan elaborasi langkah pembelajaran sama dengan

pertemuan pertama namun pada kegiatan elaborasi pertemuan kedua siswa diminta

untuk melakukan percobaan dan pengamatan mengenai pengaruh kegiatan manusia

terhadap daur air secara sederhana.

Tahap selanjutnya adalah menanggapi jawaban, guru memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan mengomentari jawaban

yang disampaikan temannya. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru

membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah

kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di

bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah dengan baik mengikuti pelajaran.

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru

mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 April 2016, beberapa kegiatan

sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran,

siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5 orang.

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas,

siswa dalam anggota kelompok melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa

menanyakan “mengapa setelah menggunakan air kita harus menutup kembali kran

nya?”. Guru menginformasikan tetang materi yang akan dipelajari, yaitu

“menghemat air”. Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan

digunakan yakni metode Discovery learning berbantuan media realia.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

56

b) Kegiatan Inti

Pertemuan ketiga pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan

pertama yaitu melanjutkan materi serta pemantapan materi melalui pelaksanaan

Discovery Learning berbantuan media realia. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada

hari Senin, 18 April 2016 dengan menyampaikan indikator yaitu Menjelaskan cara

menghemat air.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, memberikan

apersepsi dengan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang dipelajari

pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa dan

memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan

Discovery Learning berbantuan media realia. Di dalam kegiatan inti guru

menyampaikan materi yang berkaitan dengan cara menghemat air. Kemudian pada

kegiatan elaborasi langkah pembelajaran sama dengan pertemuan pertama dan

kedua namun pada kegiatan elaborasi pertemuan ketiga siswa diminta untuk

melakukan percobaan dan pengamatan mengenai penghematan air secara

sederhana.

Tahap selanjutnya adalah menanggapi jawaban, guru memberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk menanggapi dan mengomentari jawaban yang

disampaikan temannya. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru

membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah

kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di

bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah dengan baik mengikuti pelajaran

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru sedikit

mengingatkan tentang materi Kegunaan air bagi manusia dan Proses Daur Air, guru

membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi, selanjutnya siswa

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

57

diminta untuk mengatur tempat duduk seperti semula. Guru membagikan lembar

evaluasi Siklus II untuk dikerjakan oleh semua siswa secara individu.

c. Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat

pembelajaran berlangsung yaitu pada tiga pertemuan. Hasil observasi digunakan

untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan

keseluruhan sintaks metode ataukah ada yang belum terlaksana. Hasil observasi

guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa

dari kegiatan inti dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia, ada

11 sintaks terlaksana dan 1 sintaks tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang

terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang

sudah terlaksana adalah guru sudah melaksanakan pembentukan kelompok,

pembagian tugas, membimbing diskusi kelompok, dan membimbing siswa

menjawab pertanyaan. Sintaks yang belum terlaksana yaitu guru belum

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang

disampaikan.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus II pertemuan kedua diperoleh

data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning terdapat 12 sintaks terlaksana

dalam semua pelaksanaan keseluruhan sintaks sudah dapat dilaksanakan dengan

baik dan maksimal oleh guru. Semua sintaks sudah dilaksanakan dengan baik guru

sudah bisa melibatkan siswa lebih aktif walau belum maksimal dalam melakukan

kegiatan proses pembelajaran.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus II pertemuan ketiga diperoleh

data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia terdapat

12 sintaks terlaksana dalam semua pelaksanaan keseluruhan sintaks sudah dapat

dilaksanakan dengan sangat baik dan maksimal oleh guru. Meskipun semua sintaks

sudah dilaksanakan dengan baik guru sudah bisa melibatkan siswa lebih aktif

secara maksimal dalam kegiatan proses pembelajaran. Keterlaksanaan Sintaks

Discovery Learning berbantuan media realia Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4:5

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

58

Tabel 4:5

Hasil Keterlaksanaan Sintaks Discovery Learning Berbantuan Media RealiaSiswa

Kelas 5 SD Negeri Ngajaran Semester 2

Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus II

Kegiatan Mengajar

Siklus II

Jumlah Sintaks Yang

Dilaksanakan

Jumlah Sintaks

Yang Belum

Terlaksana

Jumlah

Sintaks

Pertemuan Pertama 11 1 12

Pertemuan Kedua 12 0 12

Pertemuan Ketiga 12 0 12

Dari data tabel diatas untuk siklus II observasi yang dilakukan oleh observer

dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan metode

Discovery Learning berbantuan media realia, yang diterapkan oleh guru dapat

dikatakan kategori Baik hal ini dikarenakan guru sudah mulai terbiasa

menggunakan metode Discovery Learning berbantuan media realia, karena telah

dilakukan pada pembelajaran siklus I walaupun belum maksimal, guru sudah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode Discovery learning berbantuan

media realia, tetapi masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, tidak

berdiskusi tentang materi pelajaran tetapi berbicara hal lain.

Observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pertemuan

II pembelajaran menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia

yang diterapkan oleh guru, dapat dikatakan Baik. Jauh lebih meningkat

dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru sudah mulai

terbiasa menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia, semua

siswa didalam beberapa anggota kelompok sudah tidak bercanda dan berbicara

sendiri dengan temannya, namun pada pembagian kelompok guru harus tegas agar

siswa mau cepat berbaur dengan kelompok yang telah ditentukan tanpa ada

pemilihan kelompok lagi secara individu. Agar kegiatan penemuan dapat berjalan

dengan aktif tanpa adanya siswa yang pasif didalam kelompok guru harus

mengawasi siswa dan memotivasi siswa yang masih pasif agar dapat aktif dalam

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

59

melakukan kegiatan penemuan.siswa dalam bekerjasama dengan kelompoknya

semua ikut berdiskusi dengan kelompoknya.

Pada observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa

pertemuan III pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning berbantuan

media realia yang diterapkan oleh guru, dapat dikategorikan Sangat Baik. Pada

pertemuan III ini ditemukan peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan

pertemuan pertama dan kedua, hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa

menggunakan metode Discovery Learning berbantuan media realia dan setiap siswa

dalam anggota kelompok melakukan diskusi dengan baik, tidak ada yang

membicarakan topik lain selain topik materi pembelajaran, oleh karena itu kegiatan

penemuan dapat berjalan dengan lancar terlebih dahulu karena guru telah

menjelaskan langkah-langkah kegiatan penemuan secara mendalam sehingga siswa

dapat melakukan proses penemuan dengan baik. Guru sudah bersikap secara adil

dalam menanggapi hasil penemuan siswa yang telah dilakukan.Pada kegiatan

mempresentasikan hasil penemuan, guru sudah menunjukan bersikap membantu

jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan pemahaman yang berbeda dari kegiatan

penemuan yang telah dilakukan oleh siswa. Setiap siswa dalam anggota kelompok

sudah tidak berbicara sendiri dengan temannya dan siswa merasa senang dengan

metode pembelajaran yang diterapkan guru, karena meningkatkan aktivitas siswa

dari siswa yang tadinya tidak mau berdiskusi dengan temannya menjadi bersemngat

untuk berdiskusi dan bekerjasama untuk menemukan jawaban dari lembar LKS.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi Siklus II pelaksanaan tindakan dengan metode

Discovery Learning berbantuan media realia maka dilakukan refleksi dengan

berdiskusi bersama guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan

proses pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning berbantuan

media realia diantaranya siswa sudah dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan

pembelajaran, dan setelah melakukan penemuan-penemuan dengan berbantuan

media realia siswa sudah dapat menjelaskan hal-hal yang belum mereka ketahui

sebelumnya dalam kegiatan penemuan dengan menggunakan media realia (nyata),

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

60

materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, sehingga siswa

lebih aktif dalam pembelajaran dari pada sebelum menggunakan metode Discovery

Learning berbantuan media realia, dan guru sudah dapat menuntaskan beberapa

kekurangan selama pembelajaran Siklus I, pada pertemuan di Siklus II antara lain

sebagai berikut :

1. Pada awal pembelajaran guru sudah menentukan dan mengecek sejauh

mana pemahaman siswa terhadap masalah dan tugas-tugas yang akan

dipecahkan oleh siswa.

2. Guru sudah membimbing siswa dalam kegiatan penemuan sehingga

apa yang menjadi hambatan siswa dalam melakukan kegiatan penemuan

dapat diatasi.

3. Pada pembagian kelompok guru sudah tegas sehingga siswa mau cepat

berbaur dengan kelompok yang telah ditentukan tanpa ada pemilihan

kelompok lagi secara individu.

4. Guru sudah mengawasi siswa dan memotivasi siswa yang masih pasif

sehingga dapat aktif dalam melakukan kegiatan penemuan.

5. Kegiatan penemuan dapat berjalan dengan aktif tanpa adanya siswa

yang pasif didalam kelompok.

6. Kegiatan penemuan dapat berjalan dengan lancar karena guru sudah

menjelaskan langkah-langkah kegiatan penemuan secara mendalam agar

siswa dapat melakukan proses penemuan dengan baik.

7. Guru sudah bersikap adil dalam menanggapi hasil penemuan siswa

yang telah dilakukan.

4.2.6 Hasil Analisis Data Siklus II

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode Discovery

learning berbantuan media realia yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus II dan

diperoleh hasil belajar pada akhir siklus II pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel

4.6.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

61

Tabel 4:6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus II

Keterangan Frekuensi Peresentase

Tidak Tuntas 1 4%

Tuntas 24 96%

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 76

Niai tertinggi 95

Nilai terendah 60

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode Discovery

Learning berbantuan media realia ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai

yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai <64 terdapat 1 siswa dengan

persentase 4%, dan skor nilai ≥ 64 terdapat 24 siswa dengan persentase 96%. Jadi

diliahat dari nilai KKM yaitu 64 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa

dan siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.6 dapat dilihat pada data

distribusi frekuensi diagram batang pada gambar 4.4.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

62

Gambar 4.4 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus II

Berdasarkan pada gambar 4.4 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

metode Discovery Learning berbantuan media realia siswa yang belum tuntas atau

di bawah KKM = 64 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4% sedangkan siswa

yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 24 siswa dengan persentase 96%. Untuk

lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM = 64

diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan metode

Discovery Learning berbantuan media realia dapat digunakan untuk meningkatkan

hasil belajar IPA.

4.2.7 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan Siklus

II

Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah

tindakan pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan metode

Discovery Learning berbantuan media realia, memberikan pengaruh dalam

meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Proses

daur air. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.7 perbandingan ketuntasan belajar

siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus II.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tuntas Belum Tuntas

Siklus I 96% 4%

Siklus II

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

63

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus II

No Ketuntasan Siklus I Siklus II

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

1 Belum Tuntas 8 32 1 4

2 Tuntas 17 68 24 96

Total 25 100 25 100

Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan

belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.

Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dengan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 diketahui bahwa terjadi peningkatan

jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika siklus I siswa yang tuntas

belajar adalah 17 siswa ( 68%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah

diberikan tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 24 siswa

(96%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi

peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 7 siswa (28%).Jumlah siswa

yang belum tuntas siklus I adalah 8 siswa (32%) dan berkurang setelah diberikan

tindakan pada siklus II menjadi 1 siswa (4%). Hasil ini memberikan gambaran

bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 7 siswa (28%).

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tuntas Belum Tuntas

Siklus I 68% 32%

Siklus II 96% 4%

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

64

Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II,

diketahui bahwa ketuntasan belajar ini sudah memberikan hasil yang diharapkan

yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan

sekolah = 64. Dengan kata lain, dengan hasil ini tidak diperlukan lagi tindakan yang

harus dilaksanakan.

4.3 Analisis Deskriptif Komparatif Hasil belajar

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

Perbandingan hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 4.8 :

Tabel 4.8

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 pada

Semester 2 Tahun Ajaran 2015 / 2016

Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % f % f %

Tidak Tuntas 13 52% 8 32% 1 4%

Tuntas 12 48 % 17 68% 24 96%

Jumlah 25 100 25 100 25 100

Nilai tertinggi 84 90 95

Nilai terendah 50 60 60

Rata-rata 63,32 69 76

Dari Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari

pra Siklus sampai ke Siklus II mengalami peningkatan. Pada pra Siklus siswa yang

tuntas belajar adalah 12 siswa (48%), pada Siklus I menjadi 17 siswa (68%) dan

pada Siklus II menjadi 24 siswa (96%). Sedangkan siswa yang belum tuntas

jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 13 siswa (52%) belum tuntas,

pada Siklus I masih 8 siswa (32%) yang belum tuntas dan pada Siklus II masih 1

siswa (4%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra Siklus 80, siklus I

meningkat menjadi 90 dan pada Siklus II nilai tertinggi yaitu 95. Nilai terendah pra

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

65

Siklus 50, Siklus I 60 dan Siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra

Siklus ke Siklus II juga mengalami peningkatan dari prasiklus 63,32 menjadi 69 ke

Siklus I atau naik sebesar 9 dan pada Siklus II menjadi 76 atau naik sebesar 7.

Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar

siswa dari prasiklus sampai dengan Siklus II disajikan dalam Gambar 4.6:

Gambar 4.6 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

Dari Gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar pra Siklus sampai dengan Siklus II mengalami peningkatan.

Pada saat prasiklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah dari 48% menjadi 68%,

dari Siklus I ke Siklus II adalah dari 68% menjadi 96%. Sedangkan siswa yang

tidak tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra Siklus 52% belum tuntas, pada

Siklus I menurun menjadi 32% yang belum tuntas dan pada Siklus II menurun lagi

menjadi 4%.

4.4 Pembahasan

Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngajaran 03 dengan menerapkan metode Discovery

Learning berbantuan media realia. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk

menjawab pertanyaan, serta mengemukakan apa yang mereka pendapat mereka.

Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer pengetahuan tetapi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas 48% 68% 96%

Tidak tuntas 52% 32% 4%

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

66

hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok

sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok. Setelah

itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penemuan di depan kelas dan

kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam

menerapkan metode Discovery Learning berbantuan media realia menjadi kurang

sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha

mengoptimalkan interaksi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Gambar 4.7 Siswa sedang malakukan kegiatan penemuan dengan kelompok

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa

kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada

mata pelajaran IPA, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan metode Discovery Learning berbantuan media realia

Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 5 SD Negeri Ngajaran

03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA, dapat

diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

Discovery Learning berbantuan media realia. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat

dari hasil nilai Siklus I dan Siklus II. Pada pra Siklus diketahui siswa yang

mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64) atau dikatakan

tuntas adalah 12 siswa (48%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 5 siswa

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

67

(20%) sehingga menjadi 17 siswa (68%). Pada pra siklus diketahui siswa yang

mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64) atau dikatakan

tidak tuntas adalah 13 siswa (52%) kemudian menurun pada Siklus I menjadi 5

siswa (20%). Pada Siklus I siswa tuntas belajar adalah 17 siswa (68%) lebih rendah

dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi

pada Siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran Siklus I hal ini dapat

disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan baik

terutama pada kegiatan penemuan secara kelompok. Pada Siklus I saat diskusi

kelompok, kerjasama dalam kelompok kurang terjalin dengan baik karena masih

terdapat anggota kelompok yang pasif dan ada pula anak yang cenderung bekerja

sendiri.

Pembelajaran Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga

diberikan tindakan pada Siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada

Siklus I siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64)

atau dikatakan tuntas adalah 17 siswa (68%) kemudian meningkat pada Siklus II

sebesar 7 siswa (28%) sehingga menjadi 24 siswa (96%). Pada siklus I diketahui

siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64) atau

dikatakan tidak tuntas adalah 8 siswa (32%) kemudian menurun pada Siklus II

sebesar 7 siswa sehingga menjadi 1 siswa (4%). Pada Siklus II siswa tuntas belajar

adalah 24 siswa (96%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan

yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada Siklus II hasil belajar siswa telah

mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, yang berarti melalui penerapan

metode Discovery Learning berbantuan media realia dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.Tetapi hasil pada Siklus II menunjukkan masih terdapat 1 siswa yang

tidak tuntas. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan

ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa satu siswa tersebut dalam

pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam

menyerap materi dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap 1 siswa yang

nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena

anak tersebut kemampuan untuk menyelesaikan tugas dalam pembelajaran rendah

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

68

sekali, hal itu dibuktikan berdasarkan keterangan dari guru kelas yang pernah

mengajar anak tersebut. Siswa tersebut diberikan program remedial, dengan cara

memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif untuk dikerjakan di rumah.

Disarankan dalam mengerjakan soal di rumah untuk minta bimbingan orang tua,

teman, ataupun orang yang dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari

tugas yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes

formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal.

Gambar 4.8 Siswa sedang malakukan kegiatan penemuan dengan kelompok

Dengan memperlakukan langkah-langkah metode Discovery Learning

berbantuan media realia dengan tepat, dan dengan memperhatikan karakateristik

siswa, kemudian penyajian pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk menemukan informasi tanpa bantuan guru dengan menghadapkan siswa

pada suatu masalah, untuk menemukan penyebabnya dengan melalui pelacakan

data atau informasi pemikiran logis, kritis, dan sistematis dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran, dengan membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat

kesimpulan, dan sebagainya yang berbantuan media realia alat bantu

yang digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran serta

menstimulus siswa untuk lebih aktif dalam belajar, ternyata metode Discovery

Learning berbantuan media realia ini mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar

siswa pada mata pelajararn IPA materi proses daur air pada siswa kelas 5 SDN

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11147/3/T1_292012589_BAB IV.pdf · melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa

69

Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Semester II Tahun

Pelajaran 2015/2016.

Gambar 4.9 Siswa memperhatikan penjelasan guru sebelum melakukan penemuan