BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di
desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Hasil belajar siswa di kelas 5 SDN Ngajaran 03 tergolong rendah. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti selama dua hari pada
tanggal 10 dan 12 Februari 2016, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang
digunakan guru dalam sehari-hari sering atau sebagian besar dilakukan secara
ceramah. Pembelajaran IPA masih teacher-centered, dalam kegiatan pembelajaran
sebagian besar siswa hanya menerima begitu saja materi yang disampaikan guru
kemudian diakhiri evaluasi sehingga dalam pembelajaran siswa tidak mempunyai
kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka.
Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ngajaran Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa
perempuan dan 13 siswa laki-laki pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan materi proses daur air.
4.2. Pelaksanaan Tindakan
4.2.1. Kondisi Sebelum Tindakan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri
Ngajaran 03 Semester II Tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih
rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai sekunder hasil evaluasi siswa pada mata
pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik
memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=64). Diperoleh
data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan
oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1.
38
Tabel 4:1
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus
Keterangan Frekuensi Persentase
Tidak Tuntas 13 52%
Tuntas 12 48 %
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 63,32
Niai tertinggi 84
Nilai terendah 50
Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pelajaran IPA materi daur air
siswa kelas 5 SDN Ngajaran pada pra siklus pembelajaran belum efektif dengan
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=64). Diketahui, skor
nilai < 64 frekuensinya ada 13 siswa (52% dari jumlah keseluruhan siswa belum
sudah tuntas), dan nilai ≥ 64 frekuensinya ada 12 siswa (48% dari jumlah
keseluruhan siswa sudah tuntas).
Jumlah keseluruhan siswa 25 dengan nilai rata-rata 63,32 nilai tertinggi 84 dan
nilai terendah 50. Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan
pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air. Pada
siswa kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan
dalam gambar grafik 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan
46%
48%
50%
52%
Tuntas Belum Tuntas
Pra Siklus 48% 52%
Pra Siklus
39
Berdasarkan gambar 4.1 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan
adalah 52% dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas dan hanya 48% dari
jumlah siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD
Negeri Ngajaran 03. Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh Guru, dalam
menyampaikan materi pelajaran masih dengan ceramah dan pemberian tugas tanpa
adanya interaksi yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di
kelas, sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan hasil belajar IPA juga tidak
optimal selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan
temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang
diajarkan. Dengan kondisi ketuntasan hanya 48%, peneliti merancang penelitian
tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 5 sesuai rencana yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian metode Discovery
Learning berbantuan media realia yang akan diterapkan dalam dua siklus dan setiap
siklus memuat tiga kali pertemuan.
4.2.2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada bagian pelaksanaan Siklus I terdiri dari empat macam sub bab yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai
dengan tahap penelitian. Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2015:42) yang
mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada
bagian pelaksanaan Siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai
apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi,
kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.
Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka
menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Setelah melakukan
konsultasi dengan guru kelas, maka hal-hal yang direncanakan untuk selanjutnya
dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
40
1) Menyepakati bahwa tindakan akan dilakukan pada dua siklus, dimana
masing-masing siklus dilaksanakan masing-masing tiga pertemuan.
2) Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai
kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun
kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran Discovery Learning
berbantuan media realia.
3) Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga serta media realia dengan
memanfaatkan benda-benda yang tidak dipakai lagi seperti botol aqua bekas
dan benda-benda yang sering siswa temui dalam kehidupan mereka sehari-
hari seperti batu, pasir, arang dan ijuk, berkaitan dengan materi pembelajaran
yang akan diberikan.
4) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.
b. Pelaksanaan
1. Pertemuan pertama
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah tiap pertemuan
sama hanya beda pada indikatornya. Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2
April 2016, beberapa kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Sabtu, 2 April 2016 pukul 09.00
WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran,
siswa duduk dengan anggota kelompoknya. Untuk mengawali pembelajaran ini
guru mengucapkan salam, mengabsen kelas, melakukan apersepsi dengan bertanya
pada siswa menanyakan kepada siswa “Mengapa dalam kehidupan sehari-hari kita
sangat memerlukan air?” Guru menginformasikan tetang materi yang akan
dipelajari, yaitu “Kegunaan Air Bagi Manusia”. Sebelumnya guru menjelaskan
Model pembelajaran yang akan digunakan yakni metode Discovery Learning
berbantuan media realia.
41
b) Kegiatan Inti
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 2 April 2016 pada mata
pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhinya. Pada pertemuan pertama indikator
pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan kegunaan air bagi manusia
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu siswa untuk
aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan
kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru
menjelaskan sekilas tentang kegunaan air bagi manusia serta melakukan tanya
jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami dan mendalami materi.
Pelaksanaan sintaks pertama-tama adalah guru mencoba mengidentifikasi apa yang
dibutuhkan siswa dalam pembelajaran, guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok dan menyiapkan bahan yang diperlukan siswa dalam kegiatan penemuan.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 4 April 2016, beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 09.15 WIB. Sebelum pembelajaran
ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran, siswa duduk dengan anggota
kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5 orang. Untuk mengawali
pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas, melakukan apersepsi
dengan bertanya pada siswa menanyakan kepada siswa “Mengapa air sangat
berperan dalam kehidupan manusia?”. Guru menginformasikan tetang materi yang
akan dipelajari, yaitu “Pentingnya air bagi kehidupan kita”. Sebelumnya guru
42
menjelaskan Model pembelajaran yang akan digunakan yakni metode Discovery
Learning berbantuan media realia.
b) Kegiatan Inti
Pertemuan kedua pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan
pertama yaitu melanjutkan materi melalui pelaksanaan metode Discovery Learning
berbantuan media realia. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 4 April
2016 dengan menyampaikan indikator yaitu Menjelaskan pentingnya air bagi
manusia.
Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam
kegiatan penemuan. Tahap selanjutnya adalah pembagian lembar kerja yang berisi
langkah-langkah kegiatan penemuan yang akan dilakukan oleh siswa sendiri secara
berkelompok. Membiarkan siswa untuk menemukan sendiri dengan gagasan dan
ide mereka masing-masing. Setelah kegiatan penemuan selesai siswa
diperkenankan membacakan hasil penemuan mereka didepan kelas secara
bergantian sesuai dengan urutan kelompoknya masing-masing. Tahap terakhir
adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan,
memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang
terhadap materi yang telah di bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah
dengan baik mengikuti pelajaran, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa
membuat rangkuman dan melakukan refleksi.
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
3. Pertemuan Ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2016, beberapa kegiatan
sebagai berikut:
43
a) Kegiatan Awal
Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran,
siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5 orang.
Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas,
siswa dalam anggota kelompok melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa
“Mengapa persediaan air dibumi selalu tersedia?”. Guru menginformasikan tetang
materi yang akan dipelajari, yaitu “kegunaan air bagi manusia dan proses daur air”.
Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan digunakan yakni
metode Discovery learning berbantuan media realia
b) Kegiatan Inti
Pertemuan ketiga pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan
pertama yaitu melanjutkan materi serta pemantapan materi melalui pelaksanaan
Discovery Learning berbantuan media realia. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Rabu, 6 April 2016 dengan menyampaikan indikator yaitu Mendeskripsikan
proses daur air.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa,
memberikan apersepsi dengan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang
dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa
dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan
metode Discovery Learning berbantuan media realia. Di dalam kegiatan inti guru
menyampaikan materi yang berkaitan dengan proses daur air. Kemudian pada
kegiatan elaborasi langkah pembelajaran sama dengan pertemuan pertama dan
kedua namun pada kegiatan elaborasi pertemuan ketiga siswa diminta untuk
melakukan percobaan dan pengamatan mengenai proses daur air secara sederhana.
Tahap selanjutnya adalah menanggapi jawaban, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan mengomentari jawaban
yang disampaikan temannya. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah
44
kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di
bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah dengan baik mengikuti pelajaran,
pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan
melakukan refleksi serta melakukan evaluasi berupa soal pilihan ganda.
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru sedikit
mengingatkan tentang materi Kegunaan air bagi manusia dan Proses daur air, guru
membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi, selanjutnya siswa
diminta untuk mengatur tempat duduk seperti semula. Guru membagikan lembar
evaluasi Siklus I untuk dikerjakan oleh semua siswa secara individu.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat
pembelajaran berlangsung yaitu pada tiga pertemuan. Hasil observasi digunakan
untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan
keseluruhan sintaks metode ataukah ada yang belum terlaksana. Hasil observasi
guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa
dari kegiatan inti dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia, ada 7
sintaks terlaksana dan 5 sintaks tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang sudah
terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang
sudah terlaksana adalah guru sudah melaksanakan pembentukan kelompok,
pembagian tugas, membimbing diskusi kelompok, dan membimbing siswa
menjawab pertanyaan. Sintaks yang belum terlaksana yaitu pada tahap menanggapi
jawaban dan membuat kesimpulan. Guru belum memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan dan guru belum
membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat
apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas.
Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus I pertemuan kedua diperoleh
data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning terdapat 11 sintaks terlaksana
45
hampir dari keseluruhan sintaks sudah dapat dilaksanakan dengan cukup baik
namun guru lebih cenderung masih menggunakan metode ceramah dan masih
kurang bisa melibatkan siswa lebih aktif secara maksimal dalam melakukan
kegiatan proses pembelajaran.
Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus I pertemuan ketiga diperoleh
data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia terdapat
12 sintaks terlaksana dalam semua pelaksanaan keseluruhan sintaks sudah dapat
dilaksanakan dengan cukup baik dan maksimal oleh guru. Meskipun semua sintaks
sudah dilaksanakan dengan cukup baik namun guru lebih cenderung masih
menggunakan metode ceramah, namun sudah bisa melibatkan siswa lebih aktif
dalam pembelajaran walau belum maksimal.. Keterlaksanaan Sintaks Discovery
Learning berbantuan media realia Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4:2
Tabel 4:2
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Discovery Learning Berbantuan Media Realia Siswa
Kelas 5 SD Negeri Ngajaran Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus I
Kegiatan Mengajar
Siklus I
Jumlah Sintaks Yang
Dilaksanakan
Jumlah Sintaks
Yang Belum
Terlaksana
Jumlah
Sintaks
Pertemuan Pertama 7 5 12
Pertemuan Kedua 11 1 12
Pertemuan Ketiga 12 0 12
Dari data tabel diatas untuk siklus I observasi yang dilakukan oleh observer
dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan metode
Discovery Learning berbantuan media realia, dapat dikatakan dalam kategori
sedang, hal ini dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan metode Discovery
Learning berbantuan media realia, guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan metode Discovery learning berbantuan media realia, tetapi belum
maksimal, karena pada awal pembelajaran guru tidak mengecek pemahaman siswa
terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, Pada kegiatan
46
penemuan guru kurang memperhatikan apa yang menjadi hambatan siswa dalam
melakukan praktik, masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, tidak
berdiskusi tentang materi pelajaran tetapi berbicara hal lain.
Observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pertemuan
II pembelajaran menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia
yang diterapkan oleh guru, dapat dikatakan dalam kategori cukup baik. Ada sedikit
peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru
sudah menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia secara
cukup baik walaupun belum maksimal dan masih ada sebagian siswa didalam
beberapa anggota kelompok masih ada yang bercanda dan berbicara sendiri dengan
temannya. Hal ini sudah cukup meningkat dari pertemuan sebelumnya, Pada tahap
pembagian kelompok siswa masih ribut dan harus diatur-atur untuk bercampur
dengan kelompoknya masing-masing. Pada saat kegiatan penemuan, kerjasama
antara anggota kelompok masing-masing masih kurang karena masih ada siswa
yang belum berperan secara aktif untuk menemukan yang mereka praktikan, siswa
dalam bekerjasama dengan kelompoknya masih ada yang tidak ikut berdiskusi
dengan kelompoknya namun hanya sedikit.
Pada observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa
pertemuan III pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning berbantuan
media realia yang diterapkan oleh guru, dapat dikatakan dalam kategori cukup baik.
Pada pertemuan III ini ditemukan peningkatan dibandingkan dengan pertemuan
kedua, hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan metode Discovery Learning
berbantuan media realia dengan baik dan setiap siswa dalam anggota kelompok
melakukan diskusi tentang proses daur air dengan baik, tidak ada yang
membicarakan topik lain selain topik materi pembelajaran. Kegiatan penemuan,
siswa masih ada yang belum mengerti dengan langkah-langkah kegiatan penemuan
dan apa yang harus mereka lakukan. Pada kegiatan mempresentasikan hasil
penemuan, guru belum menunjukan bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa,
pandangan dan pemahaman yang berbeda dari kegiatan penemuan yang telah
dilakukan oleh siswa. Setiap siswa dalam anggota kelompok sudah tidak berbicara
sendiri dengan temannya dan siswa merasa senang dengan metode pembelajaran
47
yang diterapkan guru, karena meningkatkan aktivitas siswa dari siswa yang tadinya
tidak mau berdiskusi dengan temannya menjadi bersemangat untuk berdiskusi dan
bekerjasama untuk menemukan jawaban dari lembar LKS.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi Siklus I pelaksanaan tindakan dengan metode Discovery
Learning berbantuan media realia maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi
dengan guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Leaning berbantuan media
realia diantaranya siswa berdiskusi dengan sungguh-sungguh dan dapat
menemukan ha-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya dengan kegiatan
penemuan dengan menggunakan media realia (nyata), materi pelajaran yang
disampaikan lebih menarik perhatian siswa dan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran daripada sebelum menggunakan Discovery Learning berbantuan
media realia Selain kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan selama
pembelajaran Siklus I antara lain sebagai berikut :
1. Guru pada awal pembelajaran tidak mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
2. Pada kegiatan penemuan guru kurang memperhatikan apa yang menjadi
hambatan siswa dalam melakukan praktik.
3. Pada tahap pembagian kelompok siswa masih ribut dan harus diatur-atur untuk
bercampur dengan kelompoknya masing-masing.
4. Pada saat kegiatan penemuan, kerjasama antara anggota kelompok masing-
masing masih kurang karena masih ada siswa yang belum berperan secara aktif
untuk menemukan yang mereka praktikan.
5. Kegiatan penemuan, siswa masih ada yang belum mengerti dengan langkah-
langkah kegiatan penemuan dan apa yang harus mereka lakukan.
6. Pada kegiatan mempresentasikan hasil penemuan, guru belum menunjukan
bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan pemhaman yang
berbeda dari kegiatan penemuan yang telah dilakukan oleh siswa.
48
Dari kekurangan yang ditemukan pada Siklus I, maka dapat diperbaiki pada
Siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada Siklus I tidak terjadi
pada Siklus II antara lain sebagai berikut :
1. Guru pada awal pembelajaran mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
2. Pada kegiatan penemuan guru harus memperhatikan apa yang menjadi
hambatan siswa dalam melakukan praktik.
3. Pada tahap pembagian kelompok siswa sudah tidak ribut lagi dan tidak perlu di
atur-atur untuk membentuk kelompok.
4. Pada saat kegiatan penemuan, kerjasama antara anggota kelompok masing-
masing harus di tingkatkan dan siswa harus lebih berperan secara aktif untuk
menemukan yang mereka praktikan.
5. Kegiatan penemuan, guru harus menjelaskan langkah-langkah kegiatan
penemuan secara mendalam agar siswa mengerti dengan langkah-langkah
kegiatan penemuan dan apa yang harus mereka lakukan.
6. Pada kegiatan mempresentasikan hasil penemuan, guru belum harus bersikap
membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan pemhaman yang berbeda
dari kegiatan penemuan yang telah dilakukan oleh siswa.
4.2.3 Hasil Analisis Data Siklus I
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode Discovery
learning berbantuan media realia yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I
diperoleh hasil belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel
4.3.
49
Tabel 4:3
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I
Keterangan Frekuensi Presentase
Tidak Tuntas 8 32%
Tuntas 17 68%
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 69
Niai tertinggi 90
Nilai terendah 60
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode Discovery
Learning berbantuan media realia ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai
yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai <64 terdapat 8 siswa dengan
persentase 32%, dan skor nilai ≥ 64 terdapat 17 siswa dengan persentase 68%. Jadi
diliahat dari nilai KKM yaitu 64 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa
dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dilihat pada data
distribusi frekuensi dalam gambar grafik 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus I
0%
20%
40%
60%
80%
Tuntas Belum Tuntas
Siklus I 68% 32%
Siklus I
50
Berdasarkan pada gambar 4.2 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode Discovery Learning berbantuan media realia siswa yang belum tuntas atau
di bawah KKM = 64 sebanyak 8 siswa dengan persentase 32% sedangkan siswa
yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 17 siswa dengan persentase 68%. Untuk
lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM = 64
diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan metode
Discovery Learning berbantuan media realia dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar IPA.
4.2.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan
Siklus I
Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah
tindakan pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan metode
Discovery Learning berbantuan media realia, memberikan pengaruh dalam
meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Proses
daur air. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.4 perbandingan ketuntasan belajar
siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I.
Tabel 4.4
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Belum Tuntas 13 52 8 32
2 Tuntas 12 48 17 68
Total 25 100 25 100
Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.3 perbandingan jumlah ketuntasan
belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.
51
Gambar 4.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan
jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika sebelum tindakan, siswa
yang tuntas belajar adalah 12 siswa (48%) dari total jumlah siswa, terjadi
peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas
menjadi 17 siswa (68%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran
bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (20%).
Jumlah siswa yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 13 siswa (52%) dan
berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 8 siswa (32%). Hasil ini
memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas
yaitu 4 siswa (16%).
Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan
tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan
hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas
KKM yang ditetapkan sekolah adalah 64. Dengan kata lain, dengan hasil ini
diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.
4.2.5. Siklus II
a. Perencanaan
Pada bagian pelaksanaan Siklus II terdiri dari empat macam sub bab yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tuntas Belum Tuntas
Pra Siklus 48% 52%
Siklus I 68% 32%
52
dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2015:42) yang
mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada
bagian pelaksanaan Siklus II akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai
apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi,
kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.
Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka
menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Berdasarkan refleksi
pada siklus I, maka hal-hal yang direncanakan untuk dilaksanakan sebagai tindakan
pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai
kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun
kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran Discovery Learning
berbantuan media realia.
2. Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga serta media realia
seperti Pipet tetes/ sedotan, ember kecil, tanah yang ditumbuhi
tanaman, tanah tandus, gelas, yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan diberikan.
3. Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.
b. Pelaksanaan
1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali
pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-
langkah tiap pertemuan sama hanya beda pada indikatornya. Tindakan ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2016, beberapa kegiatan sebagai
berikut:
53
a) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Rabu, 13 April 2016 pukul
09.10 WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan
pembelajaran, siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang
berjumlah 5 orang. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,
mengabsen kelas, melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa menanyakan
kepada siswa “Mengapa kita sering mendengar banyak daerah yang mengalami
krisis air atau kekeringan ?” Guru menginformasikan tetang materi yang akan
dipelajari, yaitu “Kegunaan Air Bagi Manusia”. Sebelumnya guru menjelaskan
Model pembelajaran yang akan digunakan yakni metode Discovery Learning
berbantuan media realia.
b) Kegiatan Inti
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2016 pada mata
pelajaran IPA kompetensi dasar Mendeskripsikan perlunya penghematan air. Pada
pertemuan pertama indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu Menyebutkan
kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu siswa untuk
aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan
kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru
menjelaskan langkah metode pembelajaran Discovery Learning berbantuan media
realia. Guru menjelaskan sekilas tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi
daur air serta melakukan tanya jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami dan
mendalami materi. Pelaksanaan sintaks pertama-tama adalah guru mencoba
mengidentifikasi apa yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran,guru menjelaskan
langkah-langkah kegiatan penemuan yang akan dilakukan siswa, guru memancing
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan agar aktif menjawab, guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok dan menyiapkan bahan yang diperlukan siswa dalam
kegiatan penemuan.
54
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru
mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2016, beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 WIB. Sebelum pembelajaran
ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran, siswa duduk dengan anggota
kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5orang.Untuk mengawali
pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas, melakukan apersepsi
dengan bertanya pada siswa Menanyakan kepada siswa “Menanyakan penyebab
kekeringan yang sering terjadi di banyak wilayah di sekitar kita?” Guru
menginformasikan tetang materi yang akan dipelajari, yaitu ” Pengaruh kegiatan
manusia terhadap daur air ”. Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran
yang akan digunakan yakni metode Discovery Learning berbantuan media realia.
b) Kegiatan Inti
Pertemuan kedua pada siklus kedua merupakan lanjutan dari pertemuan
pertama yaitu melanjutkan materi melalui pelaksanaan metode Discovery Learning
berbantuan media realia. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April
2016 dengan menyampaikan indikator pengaruh kegiatan manusia terhadap daur
air.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa,
memberikan apersepsi dengan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang
dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa
dan memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan
55
Discovery Learning berbantuan media realia. Di dalam kegiatan inti guru
menyampaikan materi yang berkaitan dengan Pengaruh kegiatan manusia terhadap
daur air. Kemudian pada kegiatan elaborasi langkah pembelajaran sama dengan
pertemuan pertama namun pada kegiatan elaborasi pertemuan kedua siswa diminta
untuk melakukan percobaan dan pengamatan mengenai pengaruh kegiatan manusia
terhadap daur air secara sederhana.
Tahap selanjutnya adalah menanggapi jawaban, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan mengomentari jawaban
yang disampaikan temannya. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah
kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di
bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah dengan baik mengikuti pelajaran.
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru
mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Pertemuan Ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 April 2016, beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran,
siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5 orang.
Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas,
siswa dalam anggota kelompok melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa
menanyakan “mengapa setelah menggunakan air kita harus menutup kembali kran
nya?”. Guru menginformasikan tetang materi yang akan dipelajari, yaitu
“menghemat air”. Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan
digunakan yakni metode Discovery learning berbantuan media realia.
56
b) Kegiatan Inti
Pertemuan ketiga pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan
pertama yaitu melanjutkan materi serta pemantapan materi melalui pelaksanaan
Discovery Learning berbantuan media realia. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Senin, 18 April 2016 dengan menyampaikan indikator yaitu Menjelaskan cara
menghemat air.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, memberikan
apersepsi dengan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang dipelajari
pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa dan
memotivasi siswa. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan
Discovery Learning berbantuan media realia. Di dalam kegiatan inti guru
menyampaikan materi yang berkaitan dengan cara menghemat air. Kemudian pada
kegiatan elaborasi langkah pembelajaran sama dengan pertemuan pertama dan
kedua namun pada kegiatan elaborasi pertemuan ketiga siswa diminta untuk
melakukan percobaan dan pengamatan mengenai penghematan air secara
sederhana.
Tahap selanjutnya adalah menanggapi jawaban, guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk menanggapi dan mengomentari jawaban yang
disampaikan temannya. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah
kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di
bahas, memberi pujian kepada siswa yang sudah dengan baik mengikuti pelajaran
c) Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru sedikit
mengingatkan tentang materi Kegunaan air bagi manusia dan Proses Daur Air, guru
membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi, selanjutnya siswa
57
diminta untuk mengatur tempat duduk seperti semula. Guru membagikan lembar
evaluasi Siklus II untuk dikerjakan oleh semua siswa secara individu.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat
pembelajaran berlangsung yaitu pada tiga pertemuan. Hasil observasi digunakan
untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan
keseluruhan sintaks metode ataukah ada yang belum terlaksana. Hasil observasi
guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa
dari kegiatan inti dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia, ada
11 sintaks terlaksana dan 1 sintaks tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang
terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang
sudah terlaksana adalah guru sudah melaksanakan pembentukan kelompok,
pembagian tugas, membimbing diskusi kelompok, dan membimbing siswa
menjawab pertanyaan. Sintaks yang belum terlaksana yaitu guru belum
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang
disampaikan.
Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus II pertemuan kedua diperoleh
data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning terdapat 12 sintaks terlaksana
dalam semua pelaksanaan keseluruhan sintaks sudah dapat dilaksanakan dengan
baik dan maksimal oleh guru. Semua sintaks sudah dilaksanakan dengan baik guru
sudah bisa melibatkan siswa lebih aktif walau belum maksimal dalam melakukan
kegiatan proses pembelajaran.
Hasil observasi keterlaksanaan sintaks Siklus II pertemuan ketiga diperoleh
data bahwa dari 12 sintaks Discovery Learning berbantuan media realia terdapat
12 sintaks terlaksana dalam semua pelaksanaan keseluruhan sintaks sudah dapat
dilaksanakan dengan sangat baik dan maksimal oleh guru. Meskipun semua sintaks
sudah dilaksanakan dengan baik guru sudah bisa melibatkan siswa lebih aktif
secara maksimal dalam kegiatan proses pembelajaran. Keterlaksanaan Sintaks
Discovery Learning berbantuan media realia Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4:5
58
Tabel 4:5
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Discovery Learning Berbantuan Media RealiaSiswa
Kelas 5 SD Negeri Ngajaran Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus II
Kegiatan Mengajar
Siklus II
Jumlah Sintaks Yang
Dilaksanakan
Jumlah Sintaks
Yang Belum
Terlaksana
Jumlah
Sintaks
Pertemuan Pertama 11 1 12
Pertemuan Kedua 12 0 12
Pertemuan Ketiga 12 0 12
Dari data tabel diatas untuk siklus II observasi yang dilakukan oleh observer
dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan metode
Discovery Learning berbantuan media realia, yang diterapkan oleh guru dapat
dikatakan kategori Baik hal ini dikarenakan guru sudah mulai terbiasa
menggunakan metode Discovery Learning berbantuan media realia, karena telah
dilakukan pada pembelajaran siklus I walaupun belum maksimal, guru sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode Discovery learning berbantuan
media realia, tetapi masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, tidak
berdiskusi tentang materi pelajaran tetapi berbicara hal lain.
Observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pertemuan
II pembelajaran menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia
yang diterapkan oleh guru, dapat dikatakan Baik. Jauh lebih meningkat
dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru sudah mulai
terbiasa menggunakan metode Discovery learning berbantuan media realia, semua
siswa didalam beberapa anggota kelompok sudah tidak bercanda dan berbicara
sendiri dengan temannya, namun pada pembagian kelompok guru harus tegas agar
siswa mau cepat berbaur dengan kelompok yang telah ditentukan tanpa ada
pemilihan kelompok lagi secara individu. Agar kegiatan penemuan dapat berjalan
dengan aktif tanpa adanya siswa yang pasif didalam kelompok guru harus
mengawasi siswa dan memotivasi siswa yang masih pasif agar dapat aktif dalam
59
melakukan kegiatan penemuan.siswa dalam bekerjasama dengan kelompoknya
semua ikut berdiskusi dengan kelompoknya.
Pada observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa
pertemuan III pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning berbantuan
media realia yang diterapkan oleh guru, dapat dikategorikan Sangat Baik. Pada
pertemuan III ini ditemukan peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan
pertemuan pertama dan kedua, hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa
menggunakan metode Discovery Learning berbantuan media realia dan setiap siswa
dalam anggota kelompok melakukan diskusi dengan baik, tidak ada yang
membicarakan topik lain selain topik materi pembelajaran, oleh karena itu kegiatan
penemuan dapat berjalan dengan lancar terlebih dahulu karena guru telah
menjelaskan langkah-langkah kegiatan penemuan secara mendalam sehingga siswa
dapat melakukan proses penemuan dengan baik. Guru sudah bersikap secara adil
dalam menanggapi hasil penemuan siswa yang telah dilakukan.Pada kegiatan
mempresentasikan hasil penemuan, guru sudah menunjukan bersikap membantu
jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan pemahaman yang berbeda dari kegiatan
penemuan yang telah dilakukan oleh siswa. Setiap siswa dalam anggota kelompok
sudah tidak berbicara sendiri dengan temannya dan siswa merasa senang dengan
metode pembelajaran yang diterapkan guru, karena meningkatkan aktivitas siswa
dari siswa yang tadinya tidak mau berdiskusi dengan temannya menjadi bersemngat
untuk berdiskusi dan bekerjasama untuk menemukan jawaban dari lembar LKS.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi Siklus II pelaksanaan tindakan dengan metode
Discovery Learning berbantuan media realia maka dilakukan refleksi dengan
berdiskusi bersama guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning berbantuan
media realia diantaranya siswa sudah dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan
pembelajaran, dan setelah melakukan penemuan-penemuan dengan berbantuan
media realia siswa sudah dapat menjelaskan hal-hal yang belum mereka ketahui
sebelumnya dalam kegiatan penemuan dengan menggunakan media realia (nyata),
60
materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, sehingga siswa
lebih aktif dalam pembelajaran dari pada sebelum menggunakan metode Discovery
Learning berbantuan media realia, dan guru sudah dapat menuntaskan beberapa
kekurangan selama pembelajaran Siklus I, pada pertemuan di Siklus II antara lain
sebagai berikut :
1. Pada awal pembelajaran guru sudah menentukan dan mengecek sejauh
mana pemahaman siswa terhadap masalah dan tugas-tugas yang akan
dipecahkan oleh siswa.
2. Guru sudah membimbing siswa dalam kegiatan penemuan sehingga
apa yang menjadi hambatan siswa dalam melakukan kegiatan penemuan
dapat diatasi.
3. Pada pembagian kelompok guru sudah tegas sehingga siswa mau cepat
berbaur dengan kelompok yang telah ditentukan tanpa ada pemilihan
kelompok lagi secara individu.
4. Guru sudah mengawasi siswa dan memotivasi siswa yang masih pasif
sehingga dapat aktif dalam melakukan kegiatan penemuan.
5. Kegiatan penemuan dapat berjalan dengan aktif tanpa adanya siswa
yang pasif didalam kelompok.
6. Kegiatan penemuan dapat berjalan dengan lancar karena guru sudah
menjelaskan langkah-langkah kegiatan penemuan secara mendalam agar
siswa dapat melakukan proses penemuan dengan baik.
7. Guru sudah bersikap adil dalam menanggapi hasil penemuan siswa
yang telah dilakukan.
4.2.6 Hasil Analisis Data Siklus II
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan metode Discovery
learning berbantuan media realia yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus II dan
diperoleh hasil belajar pada akhir siklus II pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel
4.6.
61
Tabel 4:6
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus II
Keterangan Frekuensi Peresentase
Tidak Tuntas 1 4%
Tuntas 24 96%
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 76
Niai tertinggi 95
Nilai terendah 60
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode Discovery
Learning berbantuan media realia ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai
yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai <64 terdapat 1 siswa dengan
persentase 4%, dan skor nilai ≥ 64 terdapat 24 siswa dengan persentase 96%. Jadi
diliahat dari nilai KKM yaitu 64 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa
dan siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.6 dapat dilihat pada data
distribusi frekuensi diagram batang pada gambar 4.4.
62
Gambar 4.4 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus II
Berdasarkan pada gambar 4.4 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode Discovery Learning berbantuan media realia siswa yang belum tuntas atau
di bawah KKM = 64 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4% sedangkan siswa
yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 24 siswa dengan persentase 96%. Untuk
lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM = 64
diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan metode
Discovery Learning berbantuan media realia dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar IPA.
4.2.7 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan Siklus
II
Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah
tindakan pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan metode
Discovery Learning berbantuan media realia, memberikan pengaruh dalam
meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Proses
daur air. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.7 perbandingan ketuntasan belajar
siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus II.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tuntas Belum Tuntas
Siklus I 96% 4%
Siklus II
63
Tabel 4.7
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus II
No Ketuntasan Siklus I Siklus II
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Belum Tuntas 8 32 1 4
2 Tuntas 17 68 24 96
Total 25 100 25 100
Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan
belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.
Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 diketahui bahwa terjadi peningkatan
jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika siklus I siswa yang tuntas
belajar adalah 17 siswa ( 68%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah
diberikan tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 24 siswa
(96%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 7 siswa (28%).Jumlah siswa
yang belum tuntas siklus I adalah 8 siswa (32%) dan berkurang setelah diberikan
tindakan pada siklus II menjadi 1 siswa (4%). Hasil ini memberikan gambaran
bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 7 siswa (28%).
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tuntas Belum Tuntas
Siklus I 68% 32%
Siklus II 96% 4%
64
Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II,
diketahui bahwa ketuntasan belajar ini sudah memberikan hasil yang diharapkan
yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan
sekolah = 64. Dengan kata lain, dengan hasil ini tidak diperlukan lagi tindakan yang
harus dilaksanakan.
4.3 Analisis Deskriptif Komparatif Hasil belajar
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
Perbandingan hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 4.8 :
Tabel 4.8
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 pada
Semester 2 Tahun Ajaran 2015 / 2016
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
Tidak Tuntas 13 52% 8 32% 1 4%
Tuntas 12 48 % 17 68% 24 96%
Jumlah 25 100 25 100 25 100
Nilai tertinggi 84 90 95
Nilai terendah 50 60 60
Rata-rata 63,32 69 76
Dari Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari
pra Siklus sampai ke Siklus II mengalami peningkatan. Pada pra Siklus siswa yang
tuntas belajar adalah 12 siswa (48%), pada Siklus I menjadi 17 siswa (68%) dan
pada Siklus II menjadi 24 siswa (96%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 13 siswa (52%) belum tuntas,
pada Siklus I masih 8 siswa (32%) yang belum tuntas dan pada Siklus II masih 1
siswa (4%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra Siklus 80, siklus I
meningkat menjadi 90 dan pada Siklus II nilai tertinggi yaitu 95. Nilai terendah pra
65
Siklus 50, Siklus I 60 dan Siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra
Siklus ke Siklus II juga mengalami peningkatan dari prasiklus 63,32 menjadi 69 ke
Siklus I atau naik sebesar 9 dan pada Siklus II menjadi 76 atau naik sebesar 7.
Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar
siswa dari prasiklus sampai dengan Siklus II disajikan dalam Gambar 4.6:
Gambar 4.6 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
Dari Gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai
ketuntasan belajar pra Siklus sampai dengan Siklus II mengalami peningkatan.
Pada saat prasiklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah dari 48% menjadi 68%,
dari Siklus I ke Siklus II adalah dari 68% menjadi 96%. Sedangkan siswa yang
tidak tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra Siklus 52% belum tuntas, pada
Siklus I menurun menjadi 32% yang belum tuntas dan pada Siklus II menurun lagi
menjadi 4%.
4.4 Pembahasan
Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngajaran 03 dengan menerapkan metode Discovery
Learning berbantuan media realia. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk bekerja
sama dalam kelompok dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk
menjawab pertanyaan, serta mengemukakan apa yang mereka pendapat mereka.
Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer pengetahuan tetapi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 48% 68% 96%
Tidak tuntas 52% 32% 4%
66
hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok
sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok. Setelah
itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penemuan di depan kelas dan
kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam
menerapkan metode Discovery Learning berbantuan media realia menjadi kurang
sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha
mengoptimalkan interaksi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Gambar 4.7 Siswa sedang malakukan kegiatan penemuan dengan kelompok
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa
kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada
mata pelajaran IPA, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode Discovery Learning berbantuan media realia
Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 5 SD Negeri Ngajaran
03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA, dapat
diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
Discovery Learning berbantuan media realia. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat
dari hasil nilai Siklus I dan Siklus II. Pada pra Siklus diketahui siswa yang
mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64) atau dikatakan
tuntas adalah 12 siswa (48%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 5 siswa
67
(20%) sehingga menjadi 17 siswa (68%). Pada pra siklus diketahui siswa yang
mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64) atau dikatakan
tidak tuntas adalah 13 siswa (52%) kemudian menurun pada Siklus I menjadi 5
siswa (20%). Pada Siklus I siswa tuntas belajar adalah 17 siswa (68%) lebih rendah
dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi
pada Siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran Siklus I hal ini dapat
disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan baik
terutama pada kegiatan penemuan secara kelompok. Pada Siklus I saat diskusi
kelompok, kerjasama dalam kelompok kurang terjalin dengan baik karena masih
terdapat anggota kelompok yang pasif dan ada pula anak yang cenderung bekerja
sendiri.
Pembelajaran Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga
diberikan tindakan pada Siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada
Siklus I siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64)
atau dikatakan tuntas adalah 17 siswa (68%) kemudian meningkat pada Siklus II
sebesar 7 siswa (28%) sehingga menjadi 24 siswa (96%). Pada siklus I diketahui
siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 64) atau
dikatakan tidak tuntas adalah 8 siswa (32%) kemudian menurun pada Siklus II
sebesar 7 siswa sehingga menjadi 1 siswa (4%). Pada Siklus II siswa tuntas belajar
adalah 24 siswa (96%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan
yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada Siklus II hasil belajar siswa telah
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, yang berarti melalui penerapan
metode Discovery Learning berbantuan media realia dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.Tetapi hasil pada Siklus II menunjukkan masih terdapat 1 siswa yang
tidak tuntas. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan
ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa satu siswa tersebut dalam
pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam
menyerap materi dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap 1 siswa yang
nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena
anak tersebut kemampuan untuk menyelesaikan tugas dalam pembelajaran rendah
68
sekali, hal itu dibuktikan berdasarkan keterangan dari guru kelas yang pernah
mengajar anak tersebut. Siswa tersebut diberikan program remedial, dengan cara
memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif untuk dikerjakan di rumah.
Disarankan dalam mengerjakan soal di rumah untuk minta bimbingan orang tua,
teman, ataupun orang yang dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari
tugas yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes
formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal.
Gambar 4.8 Siswa sedang malakukan kegiatan penemuan dengan kelompok
Dengan memperlakukan langkah-langkah metode Discovery Learning
berbantuan media realia dengan tepat, dan dengan memperhatikan karakateristik
siswa, kemudian penyajian pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menemukan informasi tanpa bantuan guru dengan menghadapkan siswa
pada suatu masalah, untuk menemukan penyebabnya dengan melalui pelacakan
data atau informasi pemikiran logis, kritis, dan sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran, dengan membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan, dan sebagainya yang berbantuan media realia alat bantu
yang digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran serta
menstimulus siswa untuk lebih aktif dalam belajar, ternyata metode Discovery
Learning berbantuan media realia ini mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajararn IPA materi proses daur air pada siswa kelas 5 SDN
69
Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Gambar 4.9 Siswa memperhatikan penjelasan guru sebelum melakukan penemuan