BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 4.1.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian Sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian terlebih dahulu penulis akan memaparkan secara singkat sejarah desa yang menjadi tempat penelitian penulis. Desa Matabulu mulanya didirikan di Oyued pada tahun 1901 yang sekarang menjadi pusat perkebunan kelapa milik masyarakat matabulu. DiOyued ini terdapat sungai besar yang dihuni oleh binatang buas yaitu buaya, tetapi hal ini tidak menyurutkan niat penduduk untuk mendiami Rata Oyued ini. Suatu ketika datanglah wabah penyakit yang menyerang penduduk dan ini sangat membuat mereka panik, penyakit tersebut adalah penyakit sarampa/campak yang hampir tiap hari ada orang meninggal dunia. Karena minimnya pendidikan dan pengetahuan pada waktu itu maka mereka menganggap hal ini disebabkan karena salah meletakkan perkampungan. Maka dengan peristiwa ini, berkumpulah para orang tua atau petua-petua kampung untuk bermusyawarah memindahkan kampung. Maka sejak itu berangsur-angsur penduduk pindah ke dataran rendah disebelahnya yang dinamakan Matabulu. Memiliki nama Matabulukarena pada waktu itu disamping berkebun, penduduk juga mengadakan pencarian dilaut, sehingga dari laut inilah para nelayan pada waktu itu dapat melihat wilayah desanyadengan jelas dan dari arah laut inilah nama Desa Matabulu. Oleh karena itu, para penduduk setempat melihat wilayah desanya banyak ditumbuhi oleh pohon bulu, maka mereka menamakan Desa Matabulu, hal ini sesuai dengan fakta yang ada sekarang ini bahwa didepan pantai Matabulu ada sebuah pulau yang diberi nama pulau Pandalaton yang ditumbuhi bulu

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian

Sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian terlebih dahulu penulis akan memaparkan

secara singkat sejarah desa yang menjadi tempat penelitian penulis. Desa Matabulu mulanya

didirikan di Oyued pada tahun 1901 yang sekarang menjadi pusat perkebunan kelapa milik

masyarakat matabulu. DiOyued ini terdapat sungai besar yang dihuni oleh binatang buas yaitu

buaya, tetapi hal ini tidak menyurutkan niat penduduk untuk mendiami Rata Oyued ini. Suatu

ketika datanglah wabah penyakit yang menyerang penduduk dan ini sangat membuat mereka

panik, penyakit tersebut adalah penyakit sarampa/campak yang hampir tiap hari ada orang

meninggal dunia. Karena minimnya pendidikan dan pengetahuan pada waktu itu maka mereka

menganggap hal ini disebabkan karena salah meletakkan perkampungan. Maka dengan peristiwa

ini, berkumpulah para orang tua atau petua-petua kampung untuk bermusyawarah memindahkan

kampung. Maka sejak itu berangsur-angsur penduduk pindah ke dataran rendah disebelahnya

yang dinamakan Matabulu.

Memiliki nama Matabulukarena pada waktu itu disamping berkebun, penduduk juga

mengadakan pencarian dilaut, sehingga dari laut inilah para nelayan pada waktu itu dapat melihat

wilayah desanyadengan jelas dan dari arah laut inilah nama Desa Matabulu. Oleh karena itu, para

penduduk setempat melihat wilayah desanya banyak ditumbuhi oleh pohon bulu, maka mereka

menamakan Desa Matabulu, hal ini sesuai dengan fakta yang ada sekarang ini bahwa didepan

pantai Matabulu ada sebuah pulau yang diberi nama pulau Pandalaton yang ditumbuhi bulu

semuanya, begitu pula gunung-gunung yang ada disekitar wilayah Desa Matabulu banyak

ditumbuhu bulu, maka oleh penduduk diberi nama Desa Matabulu.

Penduduk Desa Matabulu sebagian besar adalah Suku Mongondow yang berasal dari

Motoboi Besar, Poyowa Besar, Kobo Besar dan Kobo Kecil serta dari wilayah Bolaang

Mongondow lainnya dan pada tahun 1970 berangsur-angsur datang didesa ini salah satunya yaitu

Suku Sanger serta sebagian kecil lainnya yang hidup rukun dan damai.

4.1.2. Keadaan Geografis

Secara administratif, Desa Matabulu terbagi atas empat dusun dan mempunyai batas-

batas wilayah sebagai berikut:

o Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Loyow,

o Sebelaah Timur berbatasan dengan Laut,

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Posilagon Kabupaten Bolaang

Mongondow selatan

o Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan.

Luas wilayah Desa Matabulu ± 15.000 Ha. Wilayah tersebut sebagian besar adalah lahan

perkebunan dan daerah persawahan yang luas.

Tofografi Desa Matabulu sebagian besar perbukitan dengan suhu-suhu rata-rata 220

C –

310 C dengan curah hujan rata-rata 2.000-3.000mm/tahundan ini tidak menentu.

1.1.3. Keadaan Demografis

Penduduk merupakan unsur terpenting bagi desa yang meliputi jumlah, pertambahan,

kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat (Bintarto, 2003:13).

Berdasarkan registrasi pada periode Juni 2011 jumlah penduduk Desa Matabulu Kecamatan

Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun 2012sebanyak 1.536 jiwa, terdiri dari

laki-laki sebanyak 798 jiwa dan perempuan sebanyak 735 jiwa yang terdiri dari 396 KK yang

tersebar di empat Dusun.Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Desa Matabulu untuk

data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

TABEL 4.1

Keadaan Penduduk Di Desa Matabulu Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur tahun 2012.

No Jenis Kelamin Tingkatan Umur Jumlah

1.

2.

Laki-laki

- 0-15 Tahun

- 16-55 Tahun

- Di atas 55 Tahun

Perempuan

- 0-15 Tahun

- 16-55 Tahun

- Di atas 55 Tahun

274 jiwa

424 jiwa

100 jiwa

227 jiwa

410 jiwa

101 jiwa

Jumlah 1.536 jiwa

Sumber data : kantor Desa Matabulu 2012

4.1.4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat diDesa Matabulu Kecamatan Nuangan Kabupaten

Bolaang Mongondow Timurtahun 2012untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut ini:

TABEL 4.2

TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK DI DESA MATABULU

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Belum sekolah

SD

SLTP

SLTA

Diploma

Sarjana

360 orang

937 orang

145 orang

84 orang

3 orang

7 orang

Jumlah 1.536orang

Sumber data : kantor Desa Matabulu 2012

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diuraikan bahwa tingkat pendidikan masyarakat

diDesa Matabulu Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur masih sangat

kurang, dengan dilihat dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran penduduk desa

matabulu tentang pendidikan masih rendah, serta kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya

pendidikan.

4.1.5 Potensi Ekonomi Desa Matabulu

Secara ekonomi penduduk Desa Matabulu berdasarkan bidang mata pencaharian dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut :

TABEL 4.3

MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI DESA MATABULU

NO Bidang Mata Pencaharian Jumlah (jiwa)

1 Buruh Tani 27

2 Petani 868

3 Peternak 12

4 Pedagang 37

5 Tukang Kayu 15

6 Nelayan 70

7 Tukang Batu 0

8 Tukang Jahit 2

9 PNS 5

10 Pensiunan 2

11 TNI/Polri 0

12 Perangkat Desa 17

13 Pengrajin 9

14 Industri Kecil 28

15 Dan Lain-Lain 444

Jumlah 1.536jiwa

Sumber data: kantorDesa Matabulu 2012

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian diDesa Matabulu Kecamatan

Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada tahun 2012, bahwa pekerjaan penduduk

yang ada di desa matabulu berbeda-beda yaitu: buruh tani, petani, peternak, pedagang, tukang

kayu, nelayan, tukang jahit, PNS , pensiunan, TNI/Polri, perangkat desa, pengrajin, industri

kecil,dan lain-lain. Minimnya tingkat pendidikan membuat masyarakat Desa Matabulu sebagian

besar bekerja sebagai petani dan nelayan dan beberapa orang lainnya merupakan pengusaha

kecil. Dalam bertani dan melaut para penduduk sangat bergantung pada kondisi cuaca karena

semua ini mempengaruhi tingkat produksi pertanian dan hasil laut atau juga jumlah konsumen

yang mempengaruhi penghasilan pengusaha kecil dan menengah sehingga dapat diketahui bahwa

tingkat ekonomi penduduk Desa Matabulu Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur masih tergolong rendah.

4.1.6 Susunan Keanggotaan BPD Desa Matabulu Dan Pemerintahan

a. Susunan Keanggotaan BPD Desa Matabulu

Susunan Anggota Badan Permusyawaratan Desa

Desa Matabulu tahun 2010-2015

Ketua : Lukman Mamonto

Wakil Ketua : Juanda Muhammad

Sekretaris : Teti Mutu

Anggota : 1. Budiawan Dien 3. Hatta Mamonto

2. Ahmad Dilapang 4. Said Potabuga

b. Pemerintahan

Dalam pelaksanaan Pemerintahan, Pemerintah Desa Matabulu terdiri dari Kepala

Desa dan Lembaga Masyarakat desa dan di bantu oleh Sekretaris Desa serta Kepala Dusun

dan Ketua RT. Sekretaris Desa dalam tugasnya dibantu oleh ketiga kepala urusan yaitu

kepala urusan (Kaur) pemerintahan, kepala urusan (kaur) pembangunan dan kepala urusan

(kaur) umum.

Selain dari sekretaris dan kaur, Kepala Desa juga tidak terlepas dari bantuan dari BPD

Desa Matabulu dan juga para toko agama, para pemuka adat dan masyarakat setempat yang

ikut serta dalam pelaksanaan roda pemerintahan. Terlepas dari pelaksanaan roda

pemerintahan di atas adapun yang menjadi program Desa Matabuluadalah :

1. Mendorong terciptanya insan generasi muda intelek yang nantinya mampu

menjawab persoalan masyarakat pada umumnya.

2. Mendorong terciptanya kreatifitasnya masyarakat baik dibidang seni ataupun

budaya.

3. Membangkitkan semangat gotong royong untuk pembangunan Desa Matabulu

yang bersih (sehat), rapi, indah, dan dikenal untuk menjadi desa percontohan bagi

desa-desa lainnya.

4.1.6. Subjek Penelitian

Secara singkat gambaran identitas informan aparatur pemerintah Desa Matabulu,

didasarkan pada informan yang didasarkan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis yang

informan ambil adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi sesuai dengan permasalahan

penelitian sehingga memberikan informasi yang bersifat holistik berdasarkan tujuan penelitian

yang telah ditetapkan. Sebagian besar responden adalah orang-orang menduduki jabatan penting

dalam bidang tugas mereka. Dalam menggambarkan karakteristik identitas responden dalam

penelitian ini, diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin.Data responden

berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 4.4 berikut ini:

TABEL 4.4

DISTRIBUSI INFORMAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1. SD/Sederajat 9 orang

2. SLTP/Sederajat 5 orang

3. SLTA/Sederajat 2 orang

4. Diploma/sederajat -

5. Sarjana/sederajat -

Jumlah 16 orang

Sumber Data: Kantor Desa Matabulu Tahun 2012

Tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan informan semuanya belum

menempuh pendidikan SD dan SMA. Selanjutnya data informan berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel 4.5sebagai berikut:

TABEL 4.5

DISRIBUSI INFORMAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 15 orang

2. Perempuan 1 orang

Jumlah 16 Orang

Sumber Data: Kantor Desa Matabulu Tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa informannya adalah laki-laki sebanyak 15 orang dan

perempuan sebanyak 1orang. Hal ini kaitannya dengan populasi yang penulis gunakan dimana

informan diambil dari perangkat desa yang mempunyai jabatan-jabatan penting di dalam

lembaga pemerintahan desa diantaranya: Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kaur, Ketua BPD, dan

Kepala Dusun serta masyarakat yang dijadikan sebagai sumber informasi atau sumber data bagi

penulis.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Peran BPD di Desa Matabulu KecamatanNuangan Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur.

Adapun yang menjadi peran dari BPD Desa Matabulu Kecamatan NuanganKabupaten

Bolaang Mongondow Timur, antara lain:

1.Peran BPD Dalam Menetapkan Peraturan Desa Bersama Kepala Desa.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga desa yang merupakan perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.Di dalam pemerintahan desa, BPD

berkedudukan sejajar dan menjadi mitra kerja pemerintah desa.Pengertian sejajar disini adalah

bahwa kedudukan BPD tidak lebih rendah dan tidak lebih tinggi dan bukan merupakan bagian

pemerintah desa. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Sofyan Sugehaselaku Probis

Umum Desa Matabulu mengatakan bahwa berkaitan dengan BPD sebagai mitra kerja pemerintah

desa adalah dalam melaksanakan tugasnya, disini terlihat adanya suatu kerja sama antara BPD

dan pemerintah desa yangsaling menghormati, bantu membantu, saling mengisi guna

tercapainya penyelenggaraan pemerintah desa yang efisien, efektif serta tercapainya

kemakmuran desa (Wawancara Tanggal 30 Juni 2012).

BPD melakukan pengawasan terhadap jalannya peraturan desa di masyarakat. Adapun

hal-hal yang dilakukan oleh BPD terhadap penyimpangan peraturan yaitu memberikan teguran-

teguran secara langsung ataupun arahan-arahan. Apabila hal tersebut tidak dapat diselesaikan,

maka BPD akan membahas masalah ini bersama dengan pemerintah desa dan tokoh-tokoh

masyarakat lainnya. Pelaksanaan pengawasan di desa Matabulu tidak hanya melibatkan BPD

saja, tetapi juga melibatkan partisipasi dari masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya dipertegas Bapak Lukman Mamonto selaku Ketua BPD Desa Matabulu

menyatakan bahwa BPD selalu bersama-sama dengan pemerintah desa dalam membuat dan

menetapkan Peraturan Desa akan tetapi untuk pembuatan perdes Matabulu sedikit terhambat

karena masih menunggu Perda yang baru dan Perdes sudah ada hanya masih dalam perencanaan.

Dimana dalam merumuskan dan menetapkan peraturan desa, BPD berpedoman pada Perda

KabupatenBolaang Mongondow Timur sehingga Perdes yang baru harus disesuaikan dengan

Perda (Wawancara Tanggal 13 Juni 2012).

Peran BPD dalam bidang legislasi adalah merumuskan dan menetapkan peraturan desa

bersam-sama dengan pemerintah desa.Fungsi legislasi ini nampak pelaksanaannya oleh BPD

Desa Matabulu Kec.Nuangan Kab.Bolaang Mongondow Timurdalam beberapa hal sebagai

berikut.

A. Merumuskan Peraturan Desa bersama-sama dengan pemerintah desa.

Proses yang dilakukan oleh BPD dan Kepala Desa di dalam merumuskan peraturan desa

antara lain sebagi berikut.

a. Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa) mengundang anggota BPD untuk

menyampaikan maksudnya membentuk peraturan desa dengan menyampaikan pokok-

pokok peraturan desa yang diajukan.

b. BPD terlebih dahulu mengajukan rancangan peraturan desa, demikian halnya dengan

pemerintah desa yang juga mengajukan rancangan eraturan desa.

c. BPD memberikan masukan atau usul untuk melengkapi atau menyempurnakan rancangan

peraturan desa.

d. Ketua BPD menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah desa untuk diagendakan.

e. BPD menegadakan rapat dengan pemerintah desa kurang lebih satu sampai dua kali

untuk memperoleh kesepakatan bersama.

B. Menetapkan Peraturan Desa bersama-sama dengan Pemerintah Desa.

Setelah BPD dan Kepala Desa mengajukan rancangan Peraturan Desa kemudian dibahas

bersama-sama di dalam rapat BPD dan setelah mengalami penambahan dan perubahan,

kemudian rancangan Peraturan Desa tersebut disahkan dan disetujui serta ditetapkan sebagai

Peraturan Desa. Dalam menetapkan peraturan desa, antara BPD dan kepala desa sama-sama

memiliki peran yang sangat penting antara lain sebagai berikut.

a. BPD menyetujui dikeluarkannya Peraturan Desa.

b. Kepala Desa menandatangani Peraturan Desa tersebut.

c. BPD membuat berita acara tentang Peraturan Desa yang baru ditetapkan.

d. BPD mensosialisasikan Peraturan Desa yang telah disetujui pada masyarakat melalui

ketua RT untuk diketahui dan dipatuhi serta ditentukan pula tanggal mulai

pelaksanaannya.

Proses yang dilakukan BPD dalam menetapkan peraturan desa adalah sebagai berikut.

a. Kepala Desa menetapkan peraturan desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.

b. Peraturan desa ditandatangani oleh Kepala Desa bersama Ketua BPD.

Proses pembuatan Peraturan Desa mulai dari merumuskan Peraturan Desa sampai pada

menetapkan Peraturan Desa yang dilakukan bersama-sama dengan pemerintah desa. Seperti yang

dikatakan oleh Bapak Ahmad Dilapangaselaku anggota BPD Desa Matabulu menyatakan bahwa

dalam proses pembuatan Peraturan Desa yang kami lakukan bersama-sama dengan pemerintah

desa hanya untuk saat ini ada hambatan mengenai pembuatan Perdes Matabulu karena harus

menunggu parda yang baru (Wawancara Tanggal 13 Juni 2012).

Berdasarkan uraian hasil wawancara di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

BPD sudah melaksanakan tugas dan fungsinya namun dalam proses pembuatan Peraturan Desa

masih ada kendala yang dapat menghambat pembuatannya BPD tidak punya kekuatan meskipun

dilahirkan oleh Undang-Undang akan tetapi sudah direncanakan dan masih menunggu Perda dari

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebab Perdes Matabulu harus disesuaikan dengan Perda.

2. Peran BPD sebagai Pengawasan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa

BPD mempunyai peran membuat dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama dengan

pemerintah desa, selain itu BPD juga Berperan dalam mengawasi jalannya pemerintah

desa.Fungsi dalam bidang pengawasan ini meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan

Desa, pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), dan pengawasan

terhadap keputusan Kepala Desa.

Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan ini, BPD berhak meminta pertanggungjawaban

Kepala Desa serta meminta keterangan kepada pemerintah desa.Pelaksanaan dari fungsi

pengawasan yang dilakukan BPD di DesaMatabulu Kec.Nuangan Kab.Bolaang Mongondow

Timuradalah sebagai berikut.

1. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Peraturan Desa.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan fungsinya yaitu dengan

mengawasi segala tindakan yang dilakukan oleh pelaksana Peraturan Desa, dalam hal ini yaitu

pemerintah desa. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Juanda Muhammadselaku wakil ketua BPD

Desa Matabulu, menyatakan bahwa peran BPD dalam menjalankan tugas dan fungsi yang

diamanahkan sejauh ini sudah dilaksanakan meskipun belum maksimal salah satunya mengenai

tindakan pemerintah desa selalu dipantau oleh BPD baik secara langsung ataupun tidak

langsung, apakah di dalam melaksanakan pemerintahan desa menyimpang dari ketentuan atau

tidak (Wawancara Tanggal 13 Juni 2012).

Adapun beberapa cara pengawasan yang dilakukan BPD Desa Matabulu terhadap

pelaksanaan peraturan desa seperti yang diungkapkan Bapak Lukman Mamonto selaku Ketua

BPD antara lain sebagai berikut :

1. Mengawasi semua tindakan yang dilakukan oleh pelaksana peraturan desa seperti kepala

desa, sekretaris desa, maupun kadus dan lain-lain.

2. Dalam hal terjadi penyelewengan, BPD memberikan teguran untuk pertama kalinya

secara kekeluargaan.

3. BPD mengklarifikasikan dalam rapat desa yang dipimpin oleh ketua BPD.

4. Jika pihak yang bersalah tidak memperhatikan, maka BPD memberikan sanksi atau

peringatan yang telah ditetapkan dalam peraturan seperti melaporkannya kepada Camat

serta Bupati (wawancara tanggal 13 Juni 2012).

2. Pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) ini dapat dilihat

di dalam laporan pertanggungjawaban Kepala Desa setiap akhir tahun anggaran.Bentuk

pengawasan yang dilakukan oleh BPD Desa Matabulu dalam hal ini adalah sebagai berikut.

a. Memantau semua pemasukan dan pengeluaran kas desa.

b. Memantau secara rutin mengenai dana-dana swadaya yang digunakan untuk membangun

sarana-sarana umum atau untuk pembangunan desa.

3. Pengawasan terhadap Keputusan Kepala Desa

Kepala Desa di dalam melaksanakan pemerintah desa juga berhak untuk membuat

keputusan Kepala Desa.Keputusan Kepala Desa dibuat untuk mempermudah jalannya Peraturan

Desa.Pengawasan yang dilakukan oleh BPD Desa Matabulu keputusan Kepala Desa yaitu

sebagai berikut.

a. Melihat proses pembuatan keputusan dan isi keputusan tersebut.

b. Melihat apakah isi keputusan tersebut sudah sesuai untuk dijadikan pedoman penyusunan

RAPBDes.

c. Mengawasi apakah keputusan tersebut benar-benar dijalankan atau tidak.

d. Mengawasi apakah dalam menjalankan keputusan tersebut ada penyelewengan.

e. Menindaklanjuti apabila dalam menjalankan keputusan ada penyelewengan.

Menurut Bapak Alfian Mamonto selaku Sekretaris Desa Matabulu, proses pembuatan

keputusan tersebut sudah sesuai dengan tata cara dan aturan yang semestinya, dan isi dari

keputusan Kepala Desa tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan di atasnya serta ditujukan

untuk kepentingan masyarakat desa (Wawancara Tanggal 16 Juni 2012).

3. Peran BPD sebagai Penyalur dan Penampung aspirasi Masyarakat

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai wakil rakyat di desa adalah sebagai tempat

bagi masyarakat desa untuk menyampaikan aspirasinya dan untuk menampung segalah keluhan-

keluhannya dan kemudian menindaklanjuti aspirasi tersebut untuk disampaikan kepada instansi

atau lembaga yang terkait.Menurut Narwolo (2005:23 mengatakan bahwa “BPD merupakan

wahana melaksanakan demokrasi di desa dan menampung serta menyalurkan aspirasi

masyarakat

Banyak cara yang dilakukan BPD untuk menampung segala keluhan-keluhan yang

kemudian ditindaklanjuti yaitu dengan cara tertulis dan secara lisan. Cara tertulis misalnya

dengan membuka kotak kritik dan saran baik itu untuk pemerintah desa, BPD itu sendiri ataupun

aparat yang di atasnya, dan dengan cara lisan yaitu masyarakat menyampaikan aspirasinya

langsung kepada BPD pada saat ada pertemuan desa atau rembug desa dan ketika ada rapat BPD.

Cara BPD Desa Matabulu dalam menampung aspirasi masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Cara Tertulis. Masyarakat Desa menyalurkan aspirasinya dengan cara tertulis yang

kemudian diberikan kepada BPD pada saat ada pertemuan BPD atau rapat BPD.

b. Cara Lisan. Masyarakat menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada BPD ketika

ada pertemuan BPD atau rapat BPD.

Beberapa contoh aspirasi yang masuk ke BPD Matabulu antara lain sebagai berikut:

a. Masalah pembuatan masjid baru,

b. Pembenahan air bersih,

c. Normalisasi sungai, dan

d. Semua kegiatan yang menyangkut keuangan desa harus ada laporan tertulis.

Hal yang sama diperkuat oleh Wibowo (2008: 26) membuktikan bahwa Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai peran penting dalam pemberdayaan pemerintahan

yaitu memberikan masukan kepada pemerintah desa mengenai hal -hal yang perlu ditetapkan

untuk menjadi suatu program demi kemajuan desa, berkoordinasi dengan pemerintah desa,

pembinaan masyarakat untuk mendukung masyarakat mengadakan pembinaan terhadap jalannya

program kerja, mengadakan evaluasi terhadap jalannya program kerja dengan mengadakan

pengawasan dan pengamatan secara langsung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Asrap Potabuga selaku Tokoh masyarakat

menyatakan bahwa BPD Desa Matabulu dalam menampung aspirasi masyarakat yang dilakukan

baik secara tertulis ataupun secara lisan yaitu dengan cara mengadakan pertemuan BPD atau

rapat BPD yang sangat penting dapat dilakukan pertemuan desa kapan saja waktunya. Upaya

yang dilakukan oleh BPD dalam menampung dan menyalurkan saran dan ide dari masyarakat

yaitu dengan mengadakan forum yang dihadiri oleh pejabat-pejabat desa dan hasilnya

disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditindaklanjuti. Jadi dalam pertemuan ini masyarakat

Desa Matabulu dapat menyampaikan aspirasinya secara lisan dan langsung kepada BPD.Selain

membahas permasalahan yang ada di desa, guna meningkatkan dan menjaga kerukunan warga

Desa Matabulu (wawancara tanggal 2 Juli 2012).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Masyarakat

desa Manabulumerupakan masyarakat yang memiliki kompleksitas kebutuhan. Sejalan dengan

hal tersebut mereka membutuhkan pelayanan yang berkualitas dari pemerintahan desa setempat

yang harus senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan mereka untuk memberikan pelayanan

yang semakin baik sesuai tuntunan masyarakat. Salah satu tupoksi dari Badan Permusyawaratan

Desa yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Permusyawartan Desa

(BPD) sebagai wakil rakyat di desa adalah sebagai tempat bagi masyarakat desa untuk

menyampaikan aspirasinya dan untuk menampung segala keluhan-keluhan dan kemudian

menindaklanjuti aspirasi tersebut untuk disampaikan kepada instansi atau lembaga

terkait.Artinya bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan wahana yang tepat

digunakan sebagai alat untuk menyalurkan aspirasi dari masyarakat.Hal tersebut terbukti sesuai

dengan tugas dan wewenang BPD yang sejalan dengan peraturan perundang- undangan yang

berlaku.

4.2.2 Kendala-kendala yang ditemui BPD dalam menjalankan perannya di Desa Matabulu

Kec. Nuangan Kab. Bolaang Mongondow Timur

Dalam mewujudkan suatu organisasi yang efektif dalam pelaksanaan fungsinya tidak

lepas dari berbagai faktor atau kendala yang mempengaruhi kinerjanya dalam mencapai tujuan,

seperti halnya dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Matabulu, untuk menjadi

efektif dan baik tidak serta merta terjadi begitu saja tetapi ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Berikut ada beberapa permasalahan mengenai tanggapan responden unsur

penyelenggara pemerintahan tentang kendala yang dialami oleh BPD Desa Matabulu dalam

melaksanakan tupoksinya, diantaranya:

1. SDM/PendidikanBPD Desa MatabuluKurang Memadai

Suatu peningkatan jiwa kerja aparatur pemerintahan di daerah kabupaten maupun di

tingkat desa berhasil atau tidak tergantung dari Sumber Daya Manusianya (SDM). Karena kita

ketahui bersama bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam

menjalankan suatu organisasi dalam roda pemerintahan di desa. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1998:40) bahwa Sumber Daya Manusia adalah manusia

yang bekerja dilingkungan suatu organisasi yang disebut personil, tenaga kerja, karyawan atau

potensi manusia sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan potensi yang merupakan aset

yang berfungsi sebagai modal dalam organisasi.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Andot Mokodompit selaku tokoh

masyarakat mengatakan bahwa terhambatnya pembangunan di desa disebabkan karena

keterbatasan tingkat pendidikan dan kadang-kadang bawahan kurang memahami program-

program yang telah di buat. Disadari sepenuhnya oleh unsur penyelenggara pemerintahan Desa

Matabulu sebab melihat tingkat pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa ini masih

rendah sehingga masih dibutuhkan arahan dan bimbingan dari pihak-pihak yang dirasa mampu

namun hal tersebut tidak sampai menjadi konflik sebab kesemuanya bertujuan untuk

kesejahteraan masyarakat desa(wawancara tanggal 1 Juli 2012).

Kendala selama ini di pemerintahan tingkat desa adalah minimnya tingkat Sumber

Daya Manusia yang ada hal ini harus diatasi dengan seringnya mengadakan pendidikan dan

pelatihan bagi aparat desa. Dari data yang diperoleh melalui wawancara dengan Ibu Teti Mutu

selaku Sekretaris BPD mengatakan bahwa “kualitas aparat BPD Desa Matabulu masih sangat

tergolong rendah, hal ini terlihat dari segi tingkat pendidikan aparat yang rata-rata berpendidikan

SD dan SMP, sehingga dalam pelayanan masyarakat dan pelaksanaan perannya relatif masih

rendah juga tapi tetap akan berusaha agar mendapatkan hasil yang berguna bagi masyarakat

(wawancara tanggal 16 Juni 2012).

Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan BPD di Desa Matabulu dapat dilihat

pada table 4.6 berikut ini.

TABEL 4.6

TINGKAT PENDIDIKAN BPD DESA MATABULU

No. Nama Jabatan Tingkat Pendidikan

1. Lukman Mamonto Ketua BPD SMP

2. Juanda Muhammad Wakil Ketua SD

3. Teti Mutu Sekretaris SMA

4. Budiawan Dien Anggota BPD SD

5. Ahmad Dilapanga Anggota BPD SMP

6. Hatta Mamonto Anggota BPD SD

7. Said Potabuga Anggota BPD SD

Jumlah

Sumber Data : Kantor Desa Matabulu Tahun 2012

Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kualitas BPD

Desa Manabulu jika dilihat dari tingkat pendidikannya BPD belum memiliki kemampuan dan

keterampilan yang cukup untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas mereka sebagai BPD

apalagi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi mereka. Hal ini disebabkan karena rendahnya

tingkat pendidikan sehingga memperhambat BPD dalam menjalankan dan memahami tugas-

tugas yang diberikan oleh masyarakat. Selain itu dengan kemampuan yang cukup

mempersulitmereka bekerjasama dalam melakukan koordinasi dengan masyarakat terutama

yang berkaitan dengan masalah pelayanan publik. Ditambah dengan keterampilan mereka yang

tidak bisa mengoperasikan teknologi komputer sehingga hal ini dapat memperhambat mereka

dalam pelayanan publik. Sedangkan untuk masalah komputer dalam penggunaannya sangat

terbatas yang menggunakannya.

2. Pemberian Gaji /insentif BPD Desa Matabulu masih Sangat Kurang

Adanya pemberian insentif atau gaji juga menjadi faktor yang berpengaruh dalam

memacu kinerja BPD untuk menjadi lebih baik dan merupakan wujud penghargaan dan

kepedulian pemerintah terhadap BPD. Pemberian insentif yang dinilai belum memadai bagi

anggota BPD terkadang menjadi penghambat dalam meningkatkan kinerja.

Sebagaiman berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Bebi Salehselaku

probis ekonomiDesa Matabulu menyatakan bahwa minimnya gaji yang diterima oleh BPD Desa

Matabulu sehingga dapat mempengaruhi tingkat kinerja yang mereka jalani yang dapat berimbas

ke pembangunan desa maupun pelayanan publik (wawancara tanggal 13 Juni 2012).

Selanjutnya dipertegas oleh Bapak Hutu Djarangkala selaku Kepala Desa Matabulu

menyatakan bahwa bagi BPD di Desa Matabulugaji mereka lebih kecil jika dibandingkan

pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan lainnya. Mereka menerima gaji berupa uang dalam 3

bulan sebanyak Rp.400.000 karena mereka bukan pegawai negeri sipil dan selalu terantung pada

honor yang diterima. Kalaupun mendapat gaji berupa uang biasanya didapatkan kalau ada suatu

proyek yang akan berjalan di desa tersebut dan atas perintah dari pemerintah atasannya

(wawancara tanggal 14 Juni 2012).

Kecilnya jumlah gaji atau insentif yang diterima oleh BPD di Desa Matabulu sangat

mempengaruhi kinerja mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Faktor kecilnya gaji

yang diterima oleh BPD ini dapat menimbulkan keresahan pada pemerintah Desa termasuk

masyarakat sehingga berakibat pada pelaksanaan tugas pelayanan yang mereka lakukan kurang

memuaskan bagi masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu kesadaran

dan pengawasan yang tinggi oleh masyarakat dan aparat desa yang bertugas.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti denga responden di atas dapat disimpulkan bahwa

peran BPD Desa Matabulu kurang sangat dipengaruh pada gaji atau insentif yang diterima oleh

BPDyang diberikan oleh pemerintah masih sangat minim. Hal inilah yang terkadang membuat

anggota BPD menomorduakan tugasnya. Insentif yang diberikan masih jauh untuk memenuhi

kebutuhan keluarga sehingga masih perlu untuk mencari pekerjaan sampingan. Dengan

minimnya gaji yang diterima oleh BPD sehingga dapat mempengaruhi tingkat kinerja yang

mereka jalani yang dapat berimbas pada pembangunana desa maupun pelayanan publik bahkan

untuk pemenuhan sarana dan prasarana yang ada di Desa Matabulu.Sebagai pelaksana kerja yang

bertugas memberikan pelayanan publik kepada masyarakat seharusnya pemerintah Kecamatan

maupun Pemerintah Kabupaten memperhatikan dan memfasilitasi hingga pada akhirnya dapat

menopang pembangunan yang berkelanjutan terutama yang ada di Desa Matabulu.

3. Minimnya fasilitas operasional BPDDesa Matabulu

Dalam dunia birokrasi,memfasilitasi kerap dimaklumi sebagai pemberian fasilitas, entah

dalam bentuk dana, sarana, alat dan lain-lain. Fasilitasi dalm bentuk fisik yakni memberikan

sarana dan prasarana terhadap BPD untuk memperlancar tugas pemerintahan dalam menuju

pembangunan yang lebi maju.

Dalam memfasilitasi yang sangat bertanggungjawab yaitu Camat dimana camat

merupakan seorang fasilitator yang diharapkan mampu memberikan kontribusi penting untuk

mendorong BPD dan pemerintah desa dalam menjalankan tugasnya secara lancar. Hal demikian

tidak terlepas dari sarana dan prasarana sebagai penunjag, yakni ketersediaan kantor desa yang

memadai, adanya alat-alat perlengkapan baik komputer, saon sistem,meja kursi dan lain-lain

yang sangat dibutuhkan.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Budiawan Dien selaku anggota BPD

menyatakan bahwa Fasilitas operasional juga menjadi faktor berpengaruh demi kelancaran

kinerja BPD. Tidak adanya tempat khusus bagi BPD sebagai pusat kegiatan administrasif

layaknya lembaga legislatif lainnya. Meskipun BPD hanya bekerja dalam skala desa, hal ini juga

menjadi faktor berpengaruh. Selain itu, tidak adanya kendaraan operasional yang bisa digunakan

oleh BPD untuk memperlancar, mempermudah dan mempercepat kinerjanya untuk melakukan

sosialisasi dan juga melakukan pengawasan peraturan-peraturan desa. Untuk menunjang kinerja

anggota BPD, hal lain yang dibutuhkan yaitu sarana dan prasarana seperti tempat atau kantor

sebagai pusat kegiatan. Selain itu dibutuhkan juga kendaraan operasional (kendaraan) untuk

menunjang sosialisasi peran dan kelancaran kinerja BPD di desa ini.(wawancara tanggal 12Juni

2012)

Keterbatasan prasarana yang dimiliki oleh pemerintahan desa, sangat berpengaruh

terhadap pemerintah desa dalam bekerja. Disisi lain dengan keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh pemerintah desa dalam menjalankan organisasi pemerintahan inipula, sehingganya

diharapkan kepada pemerintah kecamatan agar secepat mungkin untuk mengatasi persoalan yang

menyakut dengan prasarana umum yang terpenting, sehingga tidak berdapak pada pembangunan

pada sisi lainya dan permasalahan yang semakin menumpu.

4. Belum ada ketetapan mengenai Peraturan Daerah

Lahirnya Badan Permusyawaratan Desa (BPD), sebagai sebuah lembaga otonom di Desa

Matabulu merupakan wujud dari implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang

mengatur tentang kemandirian desa dalam rangka otonomi daerah. Salah satunya adalah

pemberdayaan dan meredifinisi fungsi dan peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai

parlemen desa yang diharapkan bakal menjadi tulang punggung praktek demokrasi di

Pedesaan.Namun harus selalu diingat bahwa tiada hak tanpa kewajiban tiada kewenangan tanpa

tanggung jawab, dan tidak ada kebebasan tanpa batas dan harus berlandaskan koridor peraturan

perundang-udangan yang berlaku.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Lukman Mamonto selaku Ketua BPD Desa

Matabulu menyatakan bahwa BPD sudah melaksanakan tugas dan fungsinya menegenai fungsi

pengawasan dan fungsi penyalur aspirasi namun dalam proses pembuatan Peraturan Desa masih

ada kendala yang dapat menghambat pembuatannya BPD tidak punya kekuatan meskipun

dilahirkan oleh Undang-Undang akan tetapi sudah direncanakan dan masih menunggu Perda dari

Kabupaten harus disesuaikan dengan Perda (wawancara tanggal 13 Juni 2012).

Dalam rangka mewujudkan wahan demokrasi di desa yang berfungsi sebagai lembaga

legislative dalam hal pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa maka ditiap desa dibentuk

Badan Permusyawaratan Desa (BPD).Pelaksanaan pengawasan Peraturan Desa dan Peraturan

Kepala Desa yang dimaksud disini yaitu Pelaksanaan pengawasan yang dijadikan sebagai

peraturan desa dan juga pengawasan terhadap keputusan Kepala Desa.

Badan Permusyawaratan Desa dalam menjalankan fungsinya mengawasi peraturan desa

dalam hal ini yaitu mengawasi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Segala

bentuk tindakan pemerintah desa, selalu dipantau dan diawasi oleh kami selaku BPD baik sebara

langsung ataupun tidak langsung, hal ini kami lakukan untuk melihat apakan terjadi

penyimpangan peraturan atau tidak.Terkait efektivitas pengawasan BPD dalam mengawasi

jalannya peraturan desa, dibutuhkan juga partisipasi dan kerja sama dari seluruh komponen

masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian dengan sejumlah responden, menurut responden, Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) selalu melakukan kontrol terhadap peraturan desa akan tetapi

sampai saat ini belum ada perdes karena kendalanya belum ada perda dan masih menunggu

aturan dari Perda sehingganyamasih agak terhambat di dalam menjalankan tugas dan fungsi yang

telah dibebankan oleh pemerintah.

5. Kurangnya Tanggung jawab pada Tupoksi yang berikan

Tanggungjawab merupan sikap yang harus dimiliki oleh setiap karyawan ataupun

pegawai dalam menjalankan suatu roda organisasi. Pekerjaan yang diberikan dari atasan harus

dilakukan dengan penuh tanggungjawab baik kebahagian maupun kegagalan dan tidak berwatak

mencari perlindungan ke atas serta tidak melemparkan kesalahan sesama anggota pegawai.

Tujuan organisasi ataupencapaian hasil kerja dapat tercapai dengan baik maka setap karyawan

harus bertanggungjawab sesuai dengan bidang masing-masing agar tidak saling menyalahkan

satu sama lain.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Bapak Budiawan Dien selaku anggota

BPD Desa Matabulubeliau mengatakan bahwa pelaksanaan rasa tanggungjawab tugas dan fungsi

yang diberikan belum maksimal hal ini bisa dilihat tidak mengetahui tugas apa yang diberikan

dan banyak anggota BPD datang terlambat maka akan mengakibatkan pelayanan terhadap

masyarakat juga mengalami hambatan karena ada sebagian urusan yang tidak bisa

dilakukan.BPD adalah pelaksana kebijakan publik yang bermuara pada kemaslahatan

masyarakat di desa harus benar-benar menjalankan tugas dan fungsi yang diembannya

(wawancara, 12 Juni 2012).

Selain itu sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Sudibio Mamonto selaku

Probis Pemerintahan desa Matabulu menyatakan bahwa BPD dalam menjalankan tugas dan

fungsinya khususnya anggota BPD kurang bertanggung jawab terhadapapa yang menjadi tugas

mereka. Hal ini dapat dideskripsikan bahwa pemberian tanggung jawab masing-masing anggota

BPD belum terlaksana sesuai tugas dan fungsi mereka (wawancara tanggal 18 Juni 2012).

4.2.3 Upaya Yang dilakukan dalam mengatasi Kendala-kendalyang ditemui BPD dalam

menjalankan perannya diDesa Matabulu Kec. Nuangan Kab. Bolaang Mongondow

Timur

Adapun upaya yang didalam mengatasi Kendala-kendalyang ditemui BPD dalam

menjalankan perannya diDesa Matabulu Kec. Nuangan Kab. Bolaang Mongondow Timur,yaitu

sebagai berikut:

a. Mengikutsertakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur BPD

Salah satu langkah penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM)

adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan para pegawai, baik bagi mereka yang

melaksanakan tugas yang sifatnya teknikal dan oprasional, fungsional bagi mereka yang

menduduki berbagai tingkat jabatan pimpinan.Karena sifatnya, kegiatan pendidikan dan

pelatihan merupakan kegiatan penunjang bagi suatu organisasi yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan seluruh pegawai dalam organisasi tersebut untuk menyelenggarakan

fungsi yang merupakan tanggungjawabnya. Sebagai kegiatan penunjang, program pendidikan

dan pelatihan merupakan tugas satuan kerja yang mengelolah sumber daya manusia.

Selain itu kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia menurut Schuler (dalam

Notoatmodjo, 2003:89) bahwa untuk meningkatkan produktivitas, dengan mengikuti kegiatan

pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru

yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan demikian diharapkan juga secara

tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Sumarto Saleh selaku Sekretaris Pemuda

Desa Manabulu mengatakan bahwa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

informasi dan komunikasi merupakan suatu yang urgen dan memaksa anggota BPD di Desa

Matabulu untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Kita ketahui bahwa aparaturBPD

di Desa Matabulu masih berpendidikan rendah maka pihak Ketua BPD bekerja sama dengan

pihak Kabupaten mengupayakan BPD untuk diikutsertakan dalam berbagai pendidikan dan

pelatihan administrasi umum, bimbingan, penyuluhan, loka karya dan kegiatan lainnya baik

secara regional maupun nasional. Disamping itu, pendidikan dan pelatihan ini bertujuan

memberikan kedudukan organisasi dalam peran instansi masing-masing dalam pemerintahan

desa serta mampu melaksankan tugas dan pekerjaan sehari-hari secara efektif dan efisien serta

penuh tanggung jawab. Aparat BPD Desa Matabulu dalam menjalankan fungsi utamanya

sebagai fasilitator sekaligus pelaksana dan penanggung jawab pembangunan harus memiliki

keterampilan, khususnya keterampilan teknik yaitu pengetahuan teknik dan peralatan dalam

melaksanakan dan masih memerlukan keterampilan yang lain agar harapan hendak dicapai dapat

terpenuhi. Hal ini dimaksudkan ntuk mencapai keberhasilan peningkatan jiwa kerja di Desa

Matabulu maka diperlukan oleh BPD yang memiliki kemauan dan loyalitas serta memiliki

pendidikan yang tinggi dalam bekerja (Wawancara tanggal 4 Juli 2012).

Program pendidikan dan pelatihan harus direncanakan secara matang,diselenggarakan

secara efektif,serta dinilai secara objektif. Yang tidak kala pentingnya ialah bahwa hasil

pendidikan dan pelatihan tersebut harus dirasakan bukan hanya oleh peserta yang ditugaskan

mengikuti program pendidikan dan pelatihan itu,melainkan juga oleh organisasi pengirim. Pada

intinya, hasil tersebut harus tercermin dalammeningkatnya kemampuan kerja,terwujudnya

prilaku yang positifdalam melaksanakan tugas, dan semakin tangguhnya organisasi dalam

mengemban misi yang menjadi tanggung jawab fungsionalnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Teti Mutu selaku Sekretaris BPD Desa

Matabulu menyatakan bahwa jenis kegiatan yang pernah diikuti oleh aparat BPD di Desa

Matabulu yang berkaitan dengan kualitas aparat BPD yang bermuara pada peningktan peran

BPD antara lain sebagai berikut:

a. Pendidikan dan pelatihan administrasi umum yang berkaitan dengan tugas masing-

masing;

b. Mengikuti bimbingan dalam mengoperasikan komputer;

c. Pelatihan dalam Panwas Pilkada; serta

d. Pengisian pendataan penduduk.

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan dengan mengikutsertakan pendidikan dan

pelatihan aparatur pemerintahan Di desa Matabulu yaitu :

a. Untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta pembentukan

kepribadian kerja aparat pemerintahan di desa Matabulu.

b. Untuk menanamkan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan yang

menyeluruh untuk melaksanakan tugas umum pemerintah desa dan pembangunan desa

(wawancara tanggal16 Juni 2012).

Karena pentingnya pendidikan dan pelatihan sebagai wahana mengembangkan sumber

daya manusia, penyelenggarannya harus merupakan bagian integralseluruh proses pengelolaan

sumber daya manusia dalam setiap organisasi terutama di Desa Matabulu. Berdasarkan hasil

wawancara di atas, penulis dapat mengambil suatu benang merah bahwa yang menjadi tujuan

dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pada aparatur BPD di Desa Matabulu yaitu untuk

meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuan atau wawasan pada aparatur

pemerintah desa dalam proses pelaksanaan pelayanan masyarakat, sehingga tercipta suatu

kinerja yang bertanggung jawab secara efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya peningkatan

peran BPD Desa Matabuludapat terlaksana dengan baik.

b. Meningkatakan Koordinasi antara BPD dengan Pemerintah Desa

Secara keseluruhann dalam memajukan pembangunan didalam pemerintahan desa,

khususnya BPD koordinasi merupakan hal yang paling utama, dimana dari sisi kordinasi yang

terjalin diantara BPD dan aparatur pemerintah desa dapat melahirkan sistem pemerintahan yang

baik dan terarah serta berjalan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Dengan

kordinasi pula permasalahan yang terjadi yang dialami langsung oleh BPD dan aparatur

pemerintah desa dan masyarakat pada umumnya.

Menurut Handoko (dalam Soejono, 2001:77) koordinasi adalah proses pengintegrasian

tujuan-tujuan pada satuan-satuan yang terpisa (depertemen atau bidang-bidang fungsional) suatu

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien. Tanpa kordinasi individu-individu

akan kehilangan pegangan atas pegangan mereka dalam organisasi, mereka akan mengejar

kepentingan sendiri, yang sering meragukan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Salah satu faktor yang berpengaruh di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BPD di Desa

Matabulu adalah pola hubungan kerja sama terciptanya hubungan yang harmonis antara BPD

dengan Pemerintah Desa dengan senantiasa menghargai dan menghormati satu sama lain, serta

adannya niat baik untuk saling membantu dan saling mengingatkan mendukung jalannya kinerja

BPD. Keharmonisan ini desebabkan karena adanya tujuan dan kepentingan bersama yang ingin

dicapai yaitu untuk mensejahterakan masyarakat desa. Sebagai unsur yang bermitra dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa, BPD dan Pemerintah Desa selalu menyadari adanya

kedudukan yang sejajar antara keduanya.

Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Raup mamonto Selaku kepala dusun I Pemerintah

Desa Manabulu menyatakan bahwa hubungan antara BPD dengan masyarakat dapat dikatakan

harmonis, akan tetapi hubungan antara BPD dengan Kepala Desa dalam menyelenggarakan

pemerintahan belum harmonis walaupun tidak dipungkiri pernah terjadi selisih paham namun hal

tersebut tidak sampai menimbulkan dampak yang besar bagi masyarakat, karena apabila terjadi

selisih paham maka akan dibahas bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan unsur perangkat

desa yang lainnya dalam forum-forum yang diadakan oleh BPD(wawancara tanggal 30 Juni

2012).

Berdasakan hasil wawancara dengan Bapak Rustam Lasantu selakuKepala Dusun II Desa

Matabulu menyatakan bahwa agar tidak mengalami suatu hambatan dalam melaksanakan tugas

dan fungsi yang telah diberikan maka BPD dan Pemerintah Desa harus melakukan koordinasi

terhadap pemerintahan desa Matabulu, dimana kordinasi dalam bentuk rapat yang seharusnya

dilaksanakan setiap sebulan sekali (wawancara tanggal 16 Juni 2012 ).

Dengan adanya kordinasi antara BPD dengan pamerintahan desa merupakan hal yang

sangat dibutuhkan untuk memperlancaarkan rancana dan tujuan yang akan dilakukan kedepan.

Kordinasi dengan sisilain merupakan suatu cara dimana dapat mempersatukan dan

menumbuhkembangkan kerja sama antara BPD dengan Pemerintah Desa diwilayah Desa

Manabulu, juga dapat menciptakan tingkat pemahamanBPD dengan aparatur desa didalam

menjalankan tugas dan tanggug jawabnya. Lewat kordinasi yang dilakukan oleh BPD dengan

Pemerintah Desa terhadap pemerintah secara efektif dapat menumbuhkan komunikasi sehingga

segala kekurangan dan kesulitan yang dialami oleh pemerintah desa dapat disampaikan dan

kemudian dikaji secara bersama dan mencari jalan keluar.

C. Pengadaan Fasilitas dan Sarana Penunjang Kerja BPD

Berdasarkan hasil penelitian bahwa fasilitas dan sarana penunjang yang ada di kantor

Desa Mnabulu masih sangat minim. Oleh karena itu perlu diupayakan pengadaan fasiltas dan

sarana penunjang yang dapat dilakukan melalui usaha-usaha

a. Pimpinan dapat menganalisis kebutuhan yang digunakan dalam proses upaya peran BPD

Desa Matabulu.

b. Pemimpin dapat mengajukan kebutuhan kepada lembaga setingkat di atasnya yaitu

pemerintah kecamatan.

Berdasarkan kenyataan di lapangan menunjukan bahwa peran BPD Desa Matabulu

belum maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Maskun Mutu

selaku tokoh masyarakat Desa Matabulu mengatakan bahwa hal ini di sebabkan karena kurang

mengetahui dalam pengerjaan segalah sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan

masyarakat desa (Wawancara, 9 Juli 2011).

Untuk meningkatkan peran BPD di Desa Matabulu harus ada faktor pendukung. Yang

dimaksud dengan faktor pendukung adalah semua faktor yang dapat membantu kelancaran

pelaksanaan suatu kegiatan. Berkaitan dengan hal pelayanan publik oleh aparat desa maka faktor

pendukungnya adalah semua faktor yang dapat membantu kelancaran kegiatan pemberian

pelayanan publik kepada masyarakat.

Adapun faktor pendukung peningkatan peran BPD di Desa Matabulu dalam pelayanan

publik oleh yaitu:

Faktor Pendidikan

Pendidikan disini merupakan proses belajar yang di lakukan secara sadar yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan. Yang di dalamnya termasuk kemampuan dan

keterampilan. Kemampuan adalah berkaitan dengan dapat melakukan pekerjaan/tugas sehingga

menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan keterampilan

adalah kemampuan melaksanakan tugas/pekerjaan dengan menggunakan anggota badan

peralatan kerja yang tersedia.

Faktor Sarana Pelayanan

Yang dimaksud dengan sarana pelayanan adalah segala jenis perlengkapan peralatan

kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sosial untuk memenuhi kepentingan orang-orang yang

sedang berhubungan dengan organisasi atau lembaga. Sarana berfungsi antara lain untuk

mempercepat pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu, meningkatkan

produktifitas baik berupa barang atau jasa, serta menimbulkan kenyamanan dan perasaan puas

bagi masyarakat yang berkepentingan sehingga dapat sedikit mengurangi sifat emosional

mereka.

Di Desa Matabulu sarana pelayanan yang tersedia berupa peralatan kerja, gedung tempat

pemerintah desa bekerja ditambah manusia sebagai pelaksana kerjanya. Sebagai pelaksana kerja

adalah para aparat BPD yang bertugas memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

Sedangkan peralatan kerja adalah sebagai alat penunjang agar pekerjaan bisa dilakukan secara

cepat dan tepat. Pada kantor Desa Matabulu hanya terdapat 1 macam jenis peralatan kerja, yaitu

Komputer dan sebagai peralatan kerja yang bersifat tunggal-guna dan digunakan untuk mengetik

berbagai macam jenis surat menyurat. Keberadaan komputer tersebut cukup membantu aparat

pemerintah desa dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat terutama dalam

pelayanan pada pembuatan surat izin dan surat keterangan. Akan tetapi jika yang dapat

mengoperasikan komputer tersebut hanya sekretaris BPD dan yang paling bermasalah BPD tidak

mempunyai kantor.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa lambatnya suatu

pelayanan di Desa Matabulu disebakan karena sarana dan prasarana yang tersedia masih minim,

sehingganya ini menjadi suatu perhatian bagi kita semua terutama bagi pihak pemerintah untuk

mengantisipasi hal tersebut.Kita ketahui bahwa suatu pelayanan dapat tercapai dengan baik

apabila sarana dan prasarana dapat menunjang dalam menjalankan suatu pelayanan. Masyarakat

Desa Matabulu sangat mengarapkan agar pemerintah memfasilitasi kekurangan di kantor Desa

Matabulu terutama sarana dan prasarana serta tenaga ahli yang akan menunjang setiap pelayanan

sehingga masyarakat yang berada di Desa Matabulu membuat mereka puas atas pelayanan yang

diberikan.