BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran...

37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian SMU Negeri 1 Telaga dahulu masih merupakan sekolah swasta dan didirikan pada tanggal 2 Mei 1978 atas prakarsa pengurus “Yayasan 2 Mei Telaga” yang pada waktu itu diketuai Bapak Hasan Ibrahim selaku Camat Telaga. Kemudian setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo serta Pemerintah Daerah dalam hal ini Bapak Salihun Djafar selaku sekwilda Kabupaten Dati II Gorontalo maka pada tanggal 20 Juli 1978 sekolah ini resmi dibuka dan diberi nama SMA 2 Mei sesuai dengan nama yayasan. Oleh karena belum ada gedung sendiri maka untuk sementara masih menumpang pada gedung SD 1 Tuladenggi. Sedangkan pengelolaan bidang pendidikan masih di bawah naungan SMA Negeri Limboto.Sebagai Kepala Sekolah Bapak Drs. Dahlan Naewo yang menjabat dari tanggal 20 Agustus 1978 sampai dengan 11 Juni 1983. Kemudian pada tahun 1986, Bapak Thaib Panigoro, BA dialihtugaskan dan sebagai pengganti beliau yaitu Bapak H. Dj. Rachman. Pada Masa Bapak H. Dj. Rachman menjabat sebagai Kepala Sekolah nama SMA Negeri 2 Mei dirubah namanya menjadi SMA Negeri 1 Telaga. Kurang lebih satu tahun menjabat sebagai Kepala Sekolah beliau digantikan oleh Bapak Adi Katili, BA yang menjabat dari tahun 1987 sampai dengan 1994. Kemudian pada Bulan Juli 1994 Bapak Adi Katili, BA digantikan oleh Bapak Drs. Harson Abd. Hamid yang menjabat dari tahun 1994 sampai 1998. Sekitar kurang lebih empat tahun Bapak Drs. Harson Abd. Hamid menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga, kemudian digantikan oleh Bapak Drs. Yusuf Ahmad. Bapak Drs. Yusuf Ahmad menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga dari tahun 1998 sampai dengan 2000. Setelah itu Bapak Drs. Yusuf

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian

SMU Negeri 1 Telaga dahulu masih merupakan sekolah swasta dan didirikan pada

tanggal 2 Mei 1978 atas prakarsa pengurus “Yayasan 2 Mei Telaga” yang pada waktu itu

diketuai Bapak Hasan Ibrahim selaku Camat Telaga. Kemudian setelah mendapat persetujuan

dari Kepala Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo serta Pemerintah

Daerah dalam hal ini Bapak Salihun Djafar selaku sekwilda Kabupaten Dati II Gorontalo

maka pada tanggal 20 Juli 1978 sekolah ini resmi dibuka dan diberi nama SMA 2 Mei sesuai

dengan nama yayasan. Oleh karena belum ada gedung sendiri maka untuk sementara masih

menumpang pada gedung SD 1 Tuladenggi. Sedangkan pengelolaan bidang pendidikan

masih di bawah naungan SMA Negeri Limboto.Sebagai Kepala Sekolah Bapak Drs. Dahlan

Naewo yang menjabat dari tanggal 20 Agustus 1978 sampai dengan 11 Juni 1983.

Kemudian pada tahun 1986, Bapak Thaib Panigoro, BA dialihtugaskan dan sebagai

pengganti beliau yaitu Bapak H. Dj. Rachman. Pada Masa Bapak H. Dj. Rachman menjabat

sebagai Kepala Sekolah nama SMA Negeri 2 Mei dirubah namanya menjadi SMA Negeri 1

Telaga. Kurang lebih satu tahun menjabat sebagai Kepala Sekolah beliau digantikan oleh

Bapak Adi Katili, BA yang menjabat dari tahun 1987 sampai dengan 1994. Kemudian pada

Bulan Juli 1994 Bapak Adi Katili, BA digantikan oleh Bapak Drs. Harson Abd. Hamid yang

menjabat dari tahun 1994 sampai 1998. Sekitar kurang lebih empat tahun Bapak Drs. Harson

Abd. Hamid menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga, kemudian digantikan

oleh Bapak Drs. Yusuf Ahmad. Bapak Drs. Yusuf Ahmad menjabat sebagai Kepala Sekolah

SMA Negeri 1 Telaga dari tahun 1998 sampai dengan 2000. Setelah itu Bapak Drs. Yusuf

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Ahmad digantikan oleh Bapak Tadjudin Podungge yang hanya menjabat beberapa Bulan saja

yakni tahun 2000-2000. Kemudian Bapak Tadjudin Podungge digantikan oleh Bapak Drs.

Hamdan Dumbi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga. Bapak Drs. Hamdan Dumbi

menjabat sebagai Kepala Sekolah hanya satu tahun, yakni tahun 2000 sampai 2001. Tahun

2002 Bapak Drs. Hamdan Dumbi digantikan oleh Bapak Herson Hasan, SE sebagai Kepala

Sekolah. Bapak Herson Hasan, SE, menjabat Kepala Sekolah dari tahun 2001 sampai 2003.

Pada tahun 2003 Bapak Herson Hasan, SE, digantikan oleh Ibu Dra. Rapia Bahoea. Ibu Dra.

Rapia Bahoea Menjabat Sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga dari tahun 2003-

2008. Tahun 2008 Bulan November Ibu Dra. Rapia Bahoea digantikan oleh Bapak Drs.

Alimudin L. Paca selaku Kepala Sekolah sampai sekarang.

1.1.2 Keadaan Guru

Sesuai data yang ada, guru SMA Negeri 1 Telaga berjumlah 44 orang. Untuk

mendapat gambaran yang tepat tentang keadaan guru SMA Negeri 1 Telaga menurut daftar

keadaan guru per mata pelajaran sebagai berikut:

Tabel 1 : Keadaan Guru SMA Negeri 1 Telaga Tahun Ajaran 2011/2012

No. Tingkat Pendidikan

Tetap Tidak Tetap

Jumlah

L P J L P J

1. S3 - - - - - -

2. S2 2 5 - - - - 7

3. Sarjana 13 32 - - - - 45

4. Sarjana Muda - - - - - -

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Jumlah 15 37 52

Sumber Data : Tata Usaha SMA Negeri 1 Telaga

1.1.3 Keadaan Siswa

Siswa yang di SMA Negeri 1 Telaga berjumlah 755 orang yaitu kelas X, XI IPS, XI

IPA, XII IPS, dan XII IPA. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 : Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Telaga Tahun Ajaran 2011/2012

Rombongan Belajar : 25

No. Kelas

Jumlah

Rombel

Jenis Kelamin

Ket

L P Jlh

1. X-1 6 24 30

2 X-2 5 25 30

3 X-3 6 24 30

4 X-4 9 21 30

5 X-5 11 20 31

6 X-6 11 20 31

7 X-7 11 20 31

8 X-8 10 20 30

Jumlah 8 69 174 243

1 XI IPA-1 9 21 30

2 XI IPA-2 10 21 31

3 XI IPA-3 10 20 30

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

4 XI IPA-4 9 21 30

5 XI IPA-5 10 20 30

6 XI IPS-1 16 16 32

7 XI IPS-2 17 15 32

8 XI IPS-3 16 15 32

Jumlah 8 97 149 246

1 XII IPA-1 7 25 32

2 XII IPA-2 7 25 32

3 XII IPA-3 7 25 32

4 XII IPA-4 7 25 32

5 XII IPA-5 6 27 33

6 XII IPS-1 12 14 26

7 XII IPS-2 10 17 27

8 XII IPS-3 11 15 26

9 XII IPS-4 10 16 26

Jumlah 9 77 189 266

JUMLAH TOTAL 25 243 512 755

Sumber Data : Tata Usaha SMA Negeri 1 Telaga

1.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi Pada Bulan Januari dapat diperoleh informasi bahwa

terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya intensitas belajar siswa di kelas X7

SMA Negeri 1 Telaga di antaranya karena disebabkan pemahaman awal siswa mengenai

substansi mata pelajaran PKn, daya minat belajar kurang hal ini disebabkan oleh lingkungan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

masyarakat, kurangnya perhatian dari orang tua siswa, keterbatasan guru dan adanya

spekulasi terhadap pemberian materi pelajaran, tingkat intelegensi siswa yang rendah serta

faktor kelelahan dalam belajar siswa.

Sesuai hasil observasi pada tanggal 23 Januari 2012 penelitian terhadap Faktor-faktor

penghambat intensitas belajar siswa pada mata pelajaran Pkn di kelas X7 SMA Negeri 1

Telaga, sebelum guru mengajar di depan kelas, terlebih dahulu melakukan apersepsi atau

mengkaji potensi yang ada pada siswa, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan

selalu memberikan motifasi kepada mereka.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 23 Januari 2012 terhadap proses

pembelajaran di kelas bahwa pada saat guru menjelaskan di depan kelas, tidak ada interaksi

antara guru dengan siswa, yang mana guru hanya menjelaskan dan siswa hanya duduk diam

dan guru tidak menerapkan model-model pembelajaran. Guru tidak mampu mengembangkan

kemampuan kritis dan kreatif siswa. Dan waktu yang digunakan tidak efisien sehingga terjadi

spekulasi pada saat mengajar.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang pemahaman sisiwa

terdiri dari enam kemampuan pada tanggal 23 Januari 2012 yakni : 1). Kemampuan

menerima pelajaran hasilnya mencapai 68%, 2). Kemampuan dalam menulis apa yang

diterangkan oleh guru hasilnya mencapai 72%, 3). Kemampuan memahami pelajaran

hasilnya mencapai 62%, 4). Kemampuan berbicara dalam artian kemampuan siswa dalam

mempersentasikan hasilnya mencapai 41%, 5). Kemampuan menanggapi jawaban dari teman

ataupun guru hasilnya mencapai 41%, 6). Kemampuan evaluasi atau hasil akhir mencapai

41%. Hasil pengamatan dari kedua pengamat setelah dikumpulkan bahwa keenam aspek yang

diamati telah mencapai standar 41%.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Secara umum intensitas merupakan sesuatu yang sangat berkaitan dengan kondisi-

kondisi psikologis seseorang untuk melakukan sesuatu. Di mana seseorang akan bertindak

apabila mendapatkan “sentuhan” baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Kenyataan dalam penelitian ini, maka pembahasan mengenai intensitas belajar siswa

serangkaian analisis terhadap kondisi psikologis siswa dalam menerima pelajaran, khususnya

mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Alimudin L. Paca, M.Pd selaku Kepala

Sekolah SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi minat belajar

siswa yaitu adanya ketidaksenangan siswa terhadap pemberian materi pelajaran PKn pada

jam-jam terakhir pelajaran (wawancara tanggal 28 Mei 2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku dari guru

mata pelajaran PKn Kelas XI menyatakan bahwa Faktor keluarga terutama orang tua sangat

berpengaruh terhadap timbulnya intensitas belajar siswa dimana peran orang tua terhadap

perkembangan anak sangat dibutuhkan akan tetapi faktanya masih sangat kurang. Kurang

adanya dukungan orang tua seperti, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya

perhatian orang tua terhadap siswa yang sering tidak masuk sekolah dan kurangnya kasih

sayang orang tua terhadap anaknya (wawancara tanggal 30 Mei 2012).

Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ayus N. Nusi, S.Pd guru mata pelajaran PKn

hal tersebut terjadi karena guru PKn yang berada di SMA Negeri 1 Telaga hanya 2 orang,

sehingga terjadi spekulasi pemberian materi oleh guru PKn. Sementara materi yang

diajarkan sangat banyak dan membutuhkan penjelasan secara menyuluruh dari guru mata

pelajaran (wawancara tanggal 31 Mei 2012).

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Keterbatasan atau kurangnya guru dan adanya spekulasi pemberian materi oleh guru

PKn di SMA Negeri 1 Telaga mempengaruhi intensitas belajar siswa rendah (wawancara

tanggal 31 Mei 2012 dengan Bapak Ayus N. Nusi, S.Pd).

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Aristan Kilo selaku siswi SMA Negeri 1

Telaga kelas X7

mengungkapkan bahwa penghambat intensitas belajar siswa salah satunya

mengenai kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas kami yang berada di rumah

maupun di luar rumah dan kurang memberikan dukungan dan motivasi apa yang kami cita-

citakan menjadi berkurang. (wawancara tanggal 30 Mei 2012).

Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Ayus N. Nusi S.Pd menyatakan bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi intensitas belajar siswa yaitu tingkat intelegensi siswa yang

rendah (wawancara tanggal 29 Mei 2012).

Faktor kelelahan dalam belajar sangat mempengaruhi intensitas belajar siswa. Oleh

karena itu, guru harus memberikan pengertian kepada siswa untuk berusaha menghindari

kelelahan dalam belajar (wawancara tanggal 2 Juni 2012 dengan Fadlian Mootalu).

Sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak Ayus N. Nusi, S.Pd pada tanggal 31

Mei 2012 selaku guru mata pelajaran PKn mengatakan bahwa sebelum menjelaskan pokok-

pokok materi di depan kelas kami selaku guru PKn di SMA Negeri 1 Telaga selalu

mengawali dengan apersepsi atau mengkaji potensi yang ada pada siswa, menyampaikan

kompetensi yang akan dicapai dan selalu memberikan motivasi kepada mereka, sehingga

mereka bisa paham tentang materi yang akan kita berikan.

Di akui oleh Hasnah Dalanggo selaku siswi kelas X7 wawancara pada tanggal 1 Juli

2012 mengatakan bahwa sebelum guru menjelaskan materi yang akan diajarkan terlebih

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

dahulu guru melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada kami, dan menyampaikan

kompetensi dasar yang akan dicapai.

Sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak Ayus N. Nusi, S.Pd pada tanggal 31

Mei 2012 selaku guru PKn kelas X7

mengatakan bahawa terjadinya spekulasi pada saat saya

mengajar karena banyaknya kelas yang harus diajar dalam sehari sehingga waktu yang saya

gunakan perkelas tidak evisien dan tidak ada waktu untuk menerapkan model-model

pembelajaran.

Diakui oleh Rasida Patamani sisiwi kelas X7

pada tanggal 1 Juli 2012 mengatakan

bahwa pada saat proses belajar mengajar dikelas, guru tidak menggunkaan model-model

pembelajaran tetapi hanya menjelaskan materi dan kami hanya mendengarkan penjelasan

materi, kemudian guru menutup pembelajaran, dan waktu yang digunakan tidak efisien.

4.3 Indikator Intensitas Belajar Siswa

1. Motivasi

a. Motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi.

Tabel 3:

Data motivasi belajar anda pada mata pelajaran tinggi.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 5 17.2 %

3. Ragu-ragu 4 13.7 %

4. Tidak setuju 20 68.9 %

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju

motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, 5 orang atau 17.2 % yang mengatakan

setuju motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, dan 4 orang atau 13.7 % yang

mengatakan ragu-ragu motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi. Dengan

demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju motivasi belajar anda pada mata

pelajaran PKn tinggi.

b. Upaya guru dalam memberikan pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya

kelas X7 sudah maksimal.

Tabel 4

Data upaya guru dalam memberikan pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di

kelas X7 sudah maksimal.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 5 17.2 %

3. Ragu-ragu 4 13.7 %

4. Tidak setuju 20 68.9 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju upaya

guru dalam memberikan pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7

sudah maksimal, 5 orang atau 17.2 % yang mengatakan setuju upaya guru dalam memberikan

pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7 sudah maksimal, dan 4

orang atau 13.7 % yang mengatakan ragu-ragu upaya guru dalam memberikan pengajaran

PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7 sudah maksimal. Dengan demikian

presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju upaya guru dalam memberikan pengajaran

PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7 sudah maksimal.

c. Guru dalam memberikan pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1

Telaga khususnya di kelas X7.

Tabel 5

Data guru dalam memberikan pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga

khususnya di kelas X7.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju 20 68.9 %

2. Setuju - -

3. Ragu-ragu 4 13.7 %

4. Tidak setuju 5 17.2 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan sangat setuju guru

dalam memberikan pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

di kelas X7, 5 orang atau 17.2 % yang mengatakan tidak setuju guru dalam memberikan

pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7, dan 4

orang atau 13.7 % yang mengatakan ragu-ragu guru dalam memberikan pembelajaran PKn

belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7. Dengan demikian

presentase yang paling tinggi yaitu sangat setuju guru dalam memberikan pembelajaran PKn

belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7.

2. Durasi Kegiatan

a. Anda menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn.

Tabel 6

Data anda menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 10 34.4 %

3. Ragu-ragu 4 13.7 %

4. Tidak setuju 15 51.7 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan tidak setuju anda

menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn, 10 orang atau 34.4 % yang

mengatakan setuju anda menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn, dan

4 orang atau 13.7 % yang mengatakan ragu-ragu anda menggunakan waktu dengan sebaik-

baiknya untuk belajar PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju

siswa kelas X7 menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

b. Guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya

untuk belajar PKn.

Tabel 7

Data guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk

belajar PKn.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 10 34.4 %

3. Ragu-ragu 4 13.7 %

4. Tidak setuju 15 51.7 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan tidak setuju guru

selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar

PKn, 10 orang atau 34.4 % yang mengatakan setuju guru selalu mendorong anda untuk

mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn, dan 4 orang atau 13.7 %

yang mengatakan ragu-ragu guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu

dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi

yaitu tidak setuju guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-

baiknya untuk belajar PKn.

c. Penggunaan waktu belajar anda belum efektif

Tabel 8

Data penggunaan waktu belajar anda belum efektif

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

1. Sangat setuju 15 51.7 %

2. Setuju - -

3. Ragu-ragu 4 13.7 %

4. Tidak setuju 10 34.4 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan sangat setuju

penggunaan waktu belajar anda belum efektif, 10 orang atau 34.4 % yang mengatakan tidak

setuju penggunaan waktu belajar anda belum efektif, dan 4 orang atau 13.7 % yang

mengatakan ragu-ragu penggunaan waktu belajar anda belum efektif. Dengan demikian

presentase yang paling tinggi yaitu sangat setuju penggunaan waktu belajar anda belum

efektif

3. Frekuensi Kegiatan

a. Anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.

Tabel 9

Data anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 3 10.3 %

3. Ragu-ragu 8 27.5 %

4. Tidak setuju 18 62.06 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 18 orang atau 62.06 % yang mengatakan tidak setuju anda

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah, 8 orang atau 27.5 %

yang mengatakan ragu-ragu anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar

sekolah, dan 3 orang atau 10.3 % yang mengatakan setuju anda sering melakukan belajar baik

itu di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu

tidak setuju anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.

b. Anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok

Tabel 10

Data anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 3 10.3 %

3. Ragu-ragu 8 27.5 %

4. Tidak setuju 18 62.06 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 18 orang atau 62.02 % yang mengatakan tidak setuju anda

selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok, 8 orang atau 27.5 % yang mengatakan

ragu-ragu anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok, dan 3 orang atau 10.3

% yang mengatakan setuju anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok.

Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda selalu mengerjakan

tugas rumah secara berkelompok.

c. Pada saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik.

Tabel 11

Data pada saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 3 10.3 %

3. Ragu-ragu 8 27.5 %

4. Tidak setuju 18 62.06 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 18 orang atau 62.02 % yang mengatakan tidak setuju pada

saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik, 8 orang atau 27.5 % yang

mengatakan ragu-ragu pada saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik, dan

3 orang atau 10.3 % yang mengatakan setuju pada saat menghadapi ulangan semester anda

belajar dengan baik. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju pada

saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik.

4. Presentase

a. Anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn.

Tabel 12

Data anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 12 41.37 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 17 58.6 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 17 orang atau 58.6 % yang mengatakan tidak setuju anda

mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn, 12 orang atau 41.37 % yang mengatakan

setuju anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn. Dengan demikian presentase

yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar

PKn.

b. Anda memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata pelajaran

PKn.

Tabel 13

Data anda memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata pelajaran

PKn.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 12 41.37 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 17 58.6 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 17 orang atau 58.6 % yang mengatakan tidak setuju anda

memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata pelajaran PKn, 12

orang atau 41.37 % yang mengatakan setuju anda memiliki semangat atau gairah belajar di

dalam kelas khususnya mata pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi

yaitu tidak setuju anda memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata

pelajaran PKn.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

c. Hasil belajar anda belum maksimal

Tabel 14

Data hasil anda belum maksimal

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju 17 58.6 %

2. Setuju

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 12 41.37 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 17 orang atau 58.6 % yang mengatakan sangat setuju hasil

belajar anda belum maksimal, 12 orang atau 41.37 % yang mengatakan tidak setuju hasil

belajar anda belum maksimal. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu sangat

setuju hasil belajar siswa anda belum maksimal.

5. Arah Sikap

a. Anda senang mempelajari mata pelajaran PKn

Tabel 15

Data anda senang mempelajari mata pelajaran PKn

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 9 31.03 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 20 68.9 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju anda

senang mempelajari mata pelajaran PKn, 9 orang atau 31.03 % yang mengatakan setuju anda

senang mempelajari mata pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi

yaitu tidak setuju anda senang mempelajari mata pelajaran PKn.

b. Anda tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.

Tabel 16

Data anda tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 9 31.03 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 20 68.9 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju anda

tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas, 9 orang atau 31.03 % yang

mengatakan setuju anda tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.

Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda tidak pernah absen

dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.

c. Anda aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 17

Data anda aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 9 31.03 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 20 68.9 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju anda

aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung, 9 orang atau 31.03

% yang mengatakan setuju anda aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran

berlangsung. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda aktif

atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

6. Minat

a. Minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi

Tabel 18

Data minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 6 20.68 %

3. Ragu-ragu 1 3.44 %

4. Tidak setuju 22 75.8 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 22 orang atau 75.8 % yang mengatakan tidak setuju minat

belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, 6 orang atau 20.68 % yang mengatakan setuju

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, 1 orang atau 3.44 % yang mengatakan

ragu-ragu minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi. Dengan demikian presentase

yang paling tinggi yaitu tidak setuju minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi.

b. Anda tertarik pada mata pelajaran PKn.

Tabel 19

Data anda tertarik pada mata pelajaran PKn

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 7 24.13 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 22 75.8 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 22 orang atau 75.8 % yang mengatakan tidak setuju anda

tertarik pada mata pelajaran PKn, 7 orang atau 24.13 % yang mengatakan setuju anda tertarik

pada mata pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju

anda tertarik pada mata pelajaran PKn.

c. Perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata pelajaran

lain.

Tabel 20

Data perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata pelajaran

lain

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 7 24.13 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 22 75.8 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 22 orang atau 75.8 % yang mengatakan tidak setuju

perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata pelajaran lain, 7

orang atau 24.13 % yang mengatakan setuju perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran

PKn dibanding dengan mata pelajaran lain. Dengan demikian presentase yang paling tinggi

yaitu tidak setuju perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata

pelajaran lain.

7. Aktivitas

a. Anda selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru

Tabel 21

Data anda selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 14 48.2 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 15 51.7 %

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan tidak setuju anda

selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru, 14 orang atau 48.2 % yang

mengatakan setuju anda selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan

demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda selalu mencatat materi

pelajaran yang diberikan oleh guru.

b. Anda memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru

Tabel 22

Data anda memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 10 34.4 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 19 65.5 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 19 orang atau 65.5 % yang mengatakan tidak setuju anda

memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru, 10 orang atau 34.4 % yang

mengatakan setuju anda memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru.

Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda memperhatikan

dengan baik tentang penyajian materi oleh guru.

c. Anda sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Tabel 23

Data anda sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru

No. Alternatif Frekuensi Presentase %

1. Sangat setuju - -

2. Setuju 10 34.4 %

3. Ragu-ragu - -

4. Tidak setuju 19 65.5 %

5. Sangat tidak setuju - -

Jumlah 29 100

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

dari 29 siswa responden terdapat 19 orang atau 65.5 % yang mengatakan tidak setuju anda

sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru, 10 orang atau 34.4 % yang

mengatakan setuju anda sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru.

Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda sering bertanya ketika

ada yang kurang jelas dari penjelasan guru.

Sehingga ketika di masukkan ke dalam tabulasi hasil angket secara keseluruhan maka

indikator intensitas belajar siswa yang di peroleh adalah:

Tabel 24

Perolehan indikator intensitas belajar siswa

Jumlah Skor Presentase

Skor Keterangan

53 50,48 TS

68 64,76 RR

46 43,81 TS

63 60,00 RR

48 45,71 TS

47 44,76 TS

69 65,71 RR

46 43,81 TS

64 60,95 RR

87 82,86 S

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

66 62,86 RR

51 48,57 TS

51 48,57 TS

74 70,48 S

67 63,81 RR

45 42,86 TS

48 45,71 TS

55 52,38 RR

46 43,81 TS

79 75,24 S

45 42,86 TS

46 43,81 TS

59 56,19 RR

50 47,62 TS

53 50,48 TS

80 76,19 S

81 77,14 S

71 67,62 RR

54 51,43 TS

Dengan hasil : Sangat setuju (SS) : 0

: Setuju (S) : 5

: Ragu-ragu (RR) : 9

: Tidak Setuju (TS) : 15

: Sangat tidak Setuju (STS) : 0

Sesuai dengan perhitungan untuk penentuan hasil dari tabel diatas dapat kita peroleh :

Setuju 5

29 x 100% = 17,24 %

Ragu-ragu 9

29 x 100% = 31,03%

Tidak Setuju 15

29𝑥 100% = 51,72%

Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan dari 21 kuisioner yang terdiri dari 29

responden, menghasilhan jumlah skor dan persentase skor yang berbeda pula, sehingga pada

hasil keterangan juga ikut berbeda, dan dari hasil keterangan tersebut dapat diperoleh hasil:

Setuju 5, Ragu-ragu 9, dan tidak setuju 15. Namun hasil keterangan ini belum merupakan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

hasil akhir dari perhitungan ini, tetapi justru masih akan di masukkan ke dalam rumus yaitu

dengan menggunakan rumus (jumlah responden yang memilih atau hasil keterangan di

kalihkan dengan seratus dan di bagikan dengan jumlah seluruh responden). Sehingga akan

diperoleh hasil akhirnya adalah pada kategori setuju dengan cara lima dikalikan seratus dan

di bagi dua puluh sembilan maka akan memperoleh hasil 17,24 % itu berarti bahwa yang

mengatakan setuju sebanyak 17,24 %. Sementara pada kategori Ragu-ragu ketika akan

menggunakan cara yang sama maka akan memperoleh hasil 31,03 %, dan pada kategori tidak

setuju ketika akan menggunakan juga cara yang sama maka akan memperoleh hasil 51,72 %.

Sehingga dapa disimpulkan bahwa kategori setuju 17,24%, Ragu-ragu 31,03, dan Tidak

setuju 51,72%.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Faktor-Faktor Penghambat Intensitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

di Kelas 𝐗𝟕 SMA Negeri 1 Telaga

Berdasarkan pengamatan serta wawancara penulis dengan subjek-subjek yang terlibat

dalam penelitian ini, terdapat beberapa aspek yang menjadi faktor penghambat intensitas

belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga, dapat diuraikan

sebagaimana dalam penjelasan berikut:

a. Pemahaman awal yang minim mengenai substansi mata pelajaran PKn oleh siswa

Intensitas akan tumbuh apabila seseorang memiliki keinginan yang kuat (secara

internal) untuk memahami sesuatu secara utuh. Dengan adanya pemahaman tersebut ia akan

menunjukkan kepada orang lain bahwa ia memilki potensi serta kemampuan. Dalam

kaitannya dengan penelitian ini maka pemahaman awal mengenai mata pelajaran yang akan

diterima secara idealnya akan menjadi modal awal bagi siswa untuk belajar PKn secara

sungguh-sungguh, artinya siswa dengan kesadaran sendiri memahami arti pentingnya

tentang belajar PKn, baik pada masa sekarang maupun masa-masa yang akan datang.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ayus N. Nusi,S.Pd selaku guru mata

pelajaran PKn kelas X7 SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa secara umum siswa dalam

mengikuti pembelajaran PKn tidak memiliki pemahaman awal yang kuat mengenai substansi

pembelajaran itu sendiri. Keikutsertaan siswa dalam pembelajaran PKn pada kenyataannya

hanya mengikuti jadwal kegiatan belajar yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar PKn secara umum masih minim dalam arti

peran guru masih dominan dalam menyampaikan materi pelajaran yang disampaikan, siswa

hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri, siswa keluar masuk kelas sehingga pelajaran yang

disampaikan tidak terserap dengan baik (wawancara tanggal 29 Mei 2012).

Sesuai dengan hasil wawancara di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

bahwa terkadang siswa dalam belajarnya, tidak memiliki pengetahuan awal yang cukup

mengenai apa yang mereka pelajari sehingga mereka terkesan tidak memiliki tujuan yang

jelas dengan pembelajaran yang sedang ataupun yang akan diterimanya dan ini akan

berdampak pada intesitas belajar mereka semua khususnya pada mata pelajaran PKn di SMA

Negeri 1 Telaga.

b. Minat belajar siswa yang kurang disebabkan oleh lingkungan masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat merupakan lingkungan luas dan siswa adalah sosok

yang menjalankan proses belajar, karena itulah siswa merupakan faktor yang sangat penting,

juga paling besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan aturan belajar dan disiplin belajar.

Siswa atau anak didik yang hadir di kelas mempunyai berbagai macam corak tingkah laku

atau karakteristik yang berbeda.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Alimudin L. Paca selaku Kepala

Sekolah SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi minat belajar

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

siswa yaitu adanya ketidaksenangan siswa terhadap pemberian materi pelajaran PKn pada

jam-jam terakhir pelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan adanya pergaulan antar siswa

yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang berada di luar sekolah yang sesunggunhnya

tidak bermanfaat dalam intensitas belajar misalnya lokasi sekolah yang berdekatan dengan

playstation dan warnet sehingga perhatian siswa hanya tertuju pada suatu permainan yang

tidak bermanfaat dan ini akan berdampak pada minat belajar siswa akan menurun

(wawancara tanggal 28 Mei 2012).

Selanjutnya dipertegas oleh Bapak Ayus N. Nusi,S.Pd selaku guru mata pelajaran

PKn kelas X7 SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa kebanyakan dari siswa pada jam

pelajaran PKn minat belajar mereka sangat kurang dibanding mata pelajaran lain dan ada

siswa hanya keluar masuk ruangan hal ini ada beberapa faktor penyebabnya salah satunya

adalah lingkungan pergaulan sosial dimana lokasi sekolah berdekatan dengan tempat

playstation dan pada saat jam pelajaran terakhir para siswa sudah janjian dengan teman

mereka untuk menunggu di luar taruhan bermain game, sehingga pada saat mata pelajaran

berlangsung kebanyakan dari siswa kurang memperhatikan apa yang di ajarkan oleh guru

dan ini akan berdampak negatif pada prestasi mereka teutama akan menghambat

intensitas belajar siswa (wawancara tanggal 29 Mei 2012).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

sebagian besar dari siswa kelas X7 SMA Negeri I Telaga perhatian siswa sangat kurang

dalam kegiatan belajar mengajar dan hal ini dapat dijadikan sebagai indikator akan ada

atau tidaknya minat. Dimana siswa yang memiliki minat yang tinggi tentu saja akan

memiliki perhatian yang tinggi ketika pelajaran sedang berlangsung, begitu pula

sebaliknya siswa yang memiliki minat yang rendah tidak akan memiliki perhatian yang

tinggi. Kurangnya minat siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

lingkungan sosial yang kurang harmonis artinya bahwa lingkungan sekolah tempat

sekolah siswa berdekatan dengan permainan yaitu playstation dan sejenisnya.

c. Kurangnya perhatian dari orang tua siswa

Dalam proses interaksi sosial anak lebih mengenal lingkungan keluarga terlebih

dahulu. Lingkungan keluarga merupakan wadah atau tempat pertama untuk belajar, di mana

belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat bermanfaat dalam lingkungan

yang senantiasa berubah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku dari guru

mata pelajaran PKn XI menyatakan bahwa Faktor keluarga terutama orang tua sangat

berpengaruh terhadap timbulnya intensitas belajar siswa dimana peran orang tua terhadap

perkembangan anak sangat dibutuhkan akan tetapi faktanya masih sangat kurang. Kurang

adanya dukungan orang tua seperti, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, perhatian

orang tua terhadap siswa yang sering tidak masuk sekolah dan kurangnya kasih sayang orang

tua terhadap anaknya seharusnya orang tua lebih menekankan bahwa dengan belajar masa

depan kita akan lebih cerah akan tetapi berbanding terbalik justru orang tua kurang

memberikan perhatian anaknya karena kurangnya perhatian tersebut dapat menjadi

penghambat intensitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn (wawancara tanggal 30 Mei

2012).

Pada masa remaja kebutuhan untuk diperhatikan orang tua lebih besar daripada

sebelumnya karena pada masa ini perkembangan fisik maupun psikis bekembang dengan

pesat. Ada kebimbangan dalam penentuan sikap pada masa transisi atau pada saat bersekolah

antara anak-anak ke dewasa sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Aristan Kilo selaku siswa SMA Negeri 1

Telaga kelas X7

mengungkapkan bahwa penghambat intensitas belajar siswa salah satunya

mengenai kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas kami yang berada di rumah

maupun di luar rumah dan kurang memberikan dukungan dan motivasi apa yang kami cita-

citakan menjadi berkurang. Apalagi keluarga tidak normal (broken home) kebutuhan untuk

diperhatikan orang tua tidak dapat dipenuhi dengan baik sebab orang tua, masing-masing

lebih mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan kami sebagai anak mereka. Situasi

tersebut mendorong kami mencari pelampiasan di luar rumah agar mendapat perhatian dan

sering berperilaku yang aneh-aneh sehingga motivasi kami untuk belajar dengan baik sangat

kurang bahkan hilang (wawancara tanggal 30 Mei 2012).

Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurangnya

perhatian orang tua terhadap anak tersebut dapat menjadi penghambat intensitas belajar

siswa dalam pembelajaran PKn di kelas X7

SMA Negeri 1 Telaga hal ini disebakan Kurang

adanya dukungan orang tua, kurangnya penerapan disiplin yang efektif pada siswa, perhatian

orang tua terhadap siswa yang sering tidak masuk sekolah dan kurangnya kasih sayang orang

tua terhadap anak serta keluarga kurang harmonis sehingga motivasi siswa untuk belajar

dengan baik menjadi berkurang.

d. Kurangnya Guru dan adanya spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran

Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak

ditentukan oleh kecakapan guru dalam memilih dan menggunakan metode mengajar.

Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak berhasil dalam

mengajar hanya karena dia tidak menguasai metode mengajar dan pemberian materi yang

diajarkan oleh guru kepada siswa. Para siswa dapat berhasil dengan baik apabila ditopang

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

dengan fasilitas yang memadai dan juga guru menunjang dan pemberian materi yang sesuai

dengan perkembangan para siswa.

Hal ini seperti wawancara penulis dengan Bapak Ayus Nusi, S.Pd selaku guru mata

pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi

oleh guru mata pelajaran adalah karena guru PKn yang berada di SMA Negeri 1 Telaga

hanya 2 orang. Sementara jumlah kelas yang berada di SMA Negeri 1 Telaga dari kelas X

sampai XII berjumlah 25 Kelas. Ia mengajar sebanyak 17 Kelas Berarti dalam seminggu

sedangkan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku guru PKn di SMA Negeri 1 Telaga mengajar 8

kelas. Sementara materi dan jumlah kelas yang diajarkan sangat banyak tentunya dengan

melihat kondisi ini akan berdampak pada tingkat komunikasi antara guru dengan siswa yang

tidak maksimal serta materi yang diajarkan persingkat khususnya pada mata pelajaran PKn

(wawancara tanggal 31 Mei 2012).

Dengan melihat adanya guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan, dalam artian guru dalam kegiatan pembelajaran masih

menggunakan metode ceramah di mana guru yang lebih banyak berperan dibanding siswa,

maka hal ini dapat menyebabkan intensitas belajar siswa rendah, di tambah lagi mata

pelajaran PKn ini waktunya pada jam-jam terakhir sehingga siswa terkadang mengantuk dan

tidak fokus dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku guru

PKn di SMA Negeri 1 Telaga mengatakan bahwa meskipun kami sudah tersertifikasi namun

karena banyaknya kelas dan materi yang harus di ajarkan pada siswa untuk setiap harinya

tidak tuntas sehingga ia mengambil alternatif hanya menggunakan metode ceramah karena

apabila ia menerapkan model-model pembelajaran atau PAKEM maka otomatis harus

menggunakan waktu untuk menerapkannya. Waktu yang seharusnya 2X45 menit, namun

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

yang digunakan untuk mengajar hanya mencapai 1X45 menit dan ini menandakan bahwa

waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan PAKEM tidak mendukung, sehingga guru hanya

menerapkan metode ceramah (wawancara tanggal 31 Mei 2012).

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa Kurangnya Guru dan adanya

spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga serta

pemberian metode atau strategi pembelajaran yang belum maksimal merupakan penghambat

dalam intensitas belajar siswa dan pemerintah harus memperhatiakan ini dan perlu mendapat

perhatian penting demi tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal.

e. Tingkat intelegensi siswa yang rendah

Intelegensi adalah suatu kemampuan atau kecerdasan seseorang. Setiap individu

memiliki tingkat intelegensi yang berbeda, hal tersebut dikarenakan adanya gen atau adanya

gizi yang berbeda pada setiap individu, sehingga guru harus mampu untuk mengelola kelas

atau mampu mengkondisikan adanya perbedaan keecerdasan atau intelegensi siswa tersebut

karena tugas seorang guru harus mampu mencerdaskan anak didiknya sehingga intelegensi

siswa bisa meningkat.

Telah kita ketahui bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

karena apabila seseorang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi maka otomatis hasil

belajarnya juga tinggi karena daya tanggapnya tinggi pula, dan begitu pula apabila tingkat

intelegensinya rendah maka hasil belajarnya juga rendah karena daya tanggapnya juga

rendah.

Sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak Ayus N. Nusi, S.Pd pada tanggal 29

Mei 2012 mengatakan bahwa kita sebagai guru harus mampu untuk menutupi kekurangan

siswa karena adanya intelegensi yang berbeda, maka saya sebagai guru pada saat

menjelaskan di dalam kelas saya sering mengulang-ulangi materi atau penjelasan saya karena

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

saya tidak ingin pada saat menjelaskan hanya seperti air yang mengalir dan tidak ada

penampungnya, sama halnya apabila saya menjelaskan hanya sekilas maka otomatis siswa

yang memeliki tingkat intelegensi yang rendah tidak akan paham dengan penjelasan saya.

Namun walaupun hal tersebut saya sering terapkan tetap juga mereka belum paham karena

daya tanggap mereka rendah sehingga hasil belajar mereka pula rendah.

Selanjutnya dipertegas oleh Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku guru mata pelajaran

PKn kelas XI SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa hal lain yang juga mempengaruhi

intensitas belajar siswa yaitu tingkat intelegensi siswa. Sebagian besar dari siswa kelas X7

mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Ini bisa dilihat dari keaktifan mereka di kelas

(30 Mei 2012).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian

besar dari siswa kelas X7 mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Ini karenakan daya

tanggap mereka rendah sehingga hasil belajar mereka pun rendah. Hal ini sangat

mempengaruhi intensitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn.

f. Faktor kelelahan dalam belajar

Siswa merupakan anak didik yang masih membutuhkan perhatian atau bimbigan baik

dari orang tua maupun guru di sekolah. Apabila siswa berada berada di lingkungan sekolah

maka mereka menjadi tanggung jawab guru atau pihak sekolah. Bisa dikatakan bahwa

keseharian siswa lebih banyak di sekolah dibanding dirumah mereka. Sehingga jangan heran

ketika siswa terkadang bosan dengan suasana yang ada disekolah dan lelah karena mereka

menerima pelajaran kurang lebih delapan jam perhari, di tambah dengan tugas rumah yang

begitu banyak. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi kemauan belajar siswa.

Hal tersebut sesuai dengan hsil wawancara bersama Bapak Ayus N. Nusi S.Pd pada

tanggal 29 Mei 2012 mengatakan bahwa biasanya kalau sudah jam-jam terakhir siswa sudah

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

tidak semangat dalam menerima pelajaran dan kebanyakan dari mereka hanya diam dan tidak

aktif. Hal tersebut dikarenakan mereka telah bosan dan lelah karena tiap hari harus menerima

pelajaran kurang lebih delapan jam.

Diakui oleh Fadlian Mootalu selaku siswi kelas X7 yang mengatakan bahwa

terkadang kami bosan dan lelah apabila kami sudah berturut-turut menerima materi di dalam

kelas, apalagi mata pelajaran PKn pada jam-jam terakhir ditambah dengan cara guru yang

mengajar tidak menciptakan suasana kelas yang dapat membuat kami semangat belajar. Dan

apalagi setiap hari dan semua mata pelajaran kami mendapatkan tugas rumah (wawancara

tanggal 30 Mei 2012).

Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat menyimpulan bahwa faktor

kelelahan dalam belajar siswa dikarenakan setiap hari mereka kurang lebih delapan jam

menerima pelajaran sehingga membuat mereka bosan dan lelah, apalagi mata pelajaran PKn

di jam-jam terakhir yang membuat mereka ngantuk. Apalagi ditambah setiap hari dan semua

mata pelajaran kami mendapatkan tugas rumah. Untuk menanggulangi hal tersebut

diharapkan kepada guru mata pelajaran agar pada saat memberikan materi dalam kelas bisa

menciptakan susasana yang tidak membosankan siswa sehingga siswa bisa semangat

menerima pelejaran dalam kelas.

4.4.2 Upaya-upaya Yang Dilakukan Oleh Guru Dalam Membangun Intensitas Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn di Kelas 𝐗𝟕 SMA Negeri 1 Telaga.

Peningkatan intensitas belajar siswa secara maksimal merupakan upaya paripurna dari

tenaga pendidik dalam mencapai tujuan-tujuan belajar sebagaimana telah ditentukan.

Pendekatan kemanusiaan kepada siswa, sangat diperlukan mengingat hakekat siswa sebagai

individu yang mengharuskan untuk dibina secara terus menerus dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan hidupnya dan khususnya yang berkaitan dengan tujuan belajarnya. Sebagai

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

objek yang sedang belajar maka siswa dalam kenyataannya memerlukan adanya pembinaan

ataupun motivasi secara terus menerus dari guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran,

tanpa menghilangkan pemahaman bahwa siswa secara pribadi juga mempunyai motivasi

intrinsik untuk belajar.

Terkait dengan pemikiran di atas, maka peran-peran motivasi guru dalam kegiatan

pembelajaran semakin diperlukan sejalan dengan tuntutan ataupun kebutuhan pembelajaran

itu sendri. Motivasi ini secara teoritik memerlukan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang

berasal dari luar siswa. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, motivasi ini diperlukan

sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa ataupun sesuai dengan

kebutuhan siswa. Lagi pula sering siswa belum memahami untuk apa ia belajar. Karena itu

motivasi terhadap pelajaran perlu dibangkitkan oleh guru sehingga bisa membangun

intensitas belajar siswa. Memberikan hadiah, nilai, bonus, pujian, merupakan contoh-contoh

motivasi yang digunakan oleh guru saat ini.

Berbagai hal menyangkut faktor yang menghambat intensitas belajar siswa kelas X7

dalam mata pelajaran Pkn di SMA Negeri 1 Telaga pada dasarnya merupakan sejumlah

kondisi yang memerlukan penanganan secara serius yang terlibat dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, dan khususnya bagi guru mata pelajaran Pkn. Hal ini disadari bahwa

kondisi dimaksud apabila tidak mendapatkan perhatian, maka akan menjadi kendala yang

berpontensi mengahambat ketuntasan pembelajaran Pkn itu sendiri.

Sejauh ini guru mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga telah melakukan

sejumlah upaya guna membangun intensitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn antara

lain :

1) Pendekatan secara personal kepada siswa

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Pendekatan yang intens kepada siswa merupakan kondisi psikologis yang dapat

mendorong siswa untuk belajar secara maksimal, baik di sekolah maupun di rumah.

Pendekatan ini juga mengahapus kesenjangan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa

selama ini. Dalam proses ini, maka motivasi-motivasi kepada siswa juga diberikan sehingga

secara personal siswa merasa dihargai dalam kegiatan pembelajaran serta diakuinya

perannya sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan dalam penyelengaraan

pembelajaran tersebut.

Sebagaiman hasil wawancara dengan Bapak Ayus N. Nusi, S.Pd selaku guru mata

pelajaran PKn di SMA Negeri I Telaga mengatakan bahwa “secara rutin kami sebagai guru

bidang studi terus memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar PKn, melalui

pendekatan-pendekatan ataupun komunikasi yang berkesinambungan”. Hal ini kami lakukan

agar siswa memiliki kekuatan mental serta harapan-harapan positif dalam belajar Pkn itu

sendiri. Pendapat ini kembali menegaskan bahwa saat ini guru bidang studi telah

menunjukkan peran-peran yang lebih proaktif dalam melakukan pendekatan-pendekatan

personal kepada siswa. Sesuai penjelasan tersebut, pendekatan ataupun motivasi itu

diberikan untuk memberikan sejumlah kondisi yang mendorong tumbuhnya mental dalam

diri siswa serta pandangan-pandangan positif mengenai pentingnya pembelajaran Pkn dalam

arti yang lebih luas (wawancara tanggal 1 Juni 2012)

Pendekatan personal kepada siswa secara psikologis dimaksudkan akan semakin

mendorong mereka untuk lebih membagun komunikasi dengan guru mata pelajaran. Dengan

demikian, maka segala kesulitan yang dihadapi oleh siswa berkaitan dengan kondisi

belajarnya akan disampaikan kepada guru, dalam situasi yang menyenangkan dengan

semangat kekeluargaan.

2) Optimalisasi pemanfaatan sumber referensi dan perpustakaan sekolah

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

Keterbatasan sumber referensi dapat dianggap sebagai faktor yang dapat menghambat

motivasi belajar siswa dalam mempelajari satu pelajaran tertentu. Pemahaman konsep ini

mendalam mengenai materi-materi mendalam pelajaran selain yang diperoleh dalam proses

mengajar di kelas.

Masalah yang berhubungan dengan sumber referensi ataupun penunjang lainnya

merupakan fenomena klasik yang dijumpai dibeberepa sekolah, apalagi sekolah-sekolah yang

akses informasi dan teknologinya yang minim. Dampak yang timbul dari keadaan ini adalah

kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Pengetahuan,

secara proaktif yang berasal dari guru tentunya akan lebih maksimal apabila sumber

pengetahuan tersebut diperoleh dari 2 sumber baik dari guru maupun dari siswa.

Adapun peran guru adalah hanya mengarahkan bagaimana pembelajaran dapat

berjalan dinamis serta memberikan keadaan yang menyenangkan bagi siswa pada saat

mengikutinya yaitu dengan mengoptimalkan pemanfaatan referensi yang tersedia, baik yang

diperoleh dari guru maupun perpustakaan sekolah. Selain itu juga guru menyediakan

beberapa “resume” materi pelajaran. Sehingga memudahkan siswa dalam mempelajarinya.

Sebagaimana Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Alimudin L. Paca selaku

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga mengatakan bahwa untuk mengantisipasi hambatan

intisitas belajar siswa yaitu salah satunya dengan Optimalisasi pemanfaatan sumber referensi

dan perpustakaan sekolah dan sudah diinstruksikan kepada semua guru bidang studi

diantaranya adalah guru PKn secara bertahap menekankan kepada siswa untuk memiliki

sumber referensi dalam mata pelajaran PKn yang disampaikan oleh guru masing-masing

bidang studi dengan penuh antusias. Dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas belajar

siswa SMA Negeri I Telaga lebih meningkat (wawancara tanggal 1 Juni 2012).

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4147/10/2012-1-87205-221408061-bab4... · 2014-02-20 · 5 XII IPA-5 6 27 33 6 XII IPS-1 12 14 26 7 XII ...

3) Mekanisme pemberian nilai, pujian, hadiah kepada siswa dalam belajar PKn

Kegiatan belajarnya adalah mencapai nilai yang memuaskan serta mendapatkan

posisisi yang “layak” di kelasnya. Layak dalam pengertian bahwa siswa di segani oleh teman-

temannya karena pertimbangan-pertimbangan kemampuan intelektual yang dimilikinya.

Penghargaan serta apresiasi yang positif kepada siswa dalam belajarnya akan semakin

meningkatkan motivasi belajarnya. Nilai, pujian serta hadiah bagi siswa adalah sebuah

“insentif” moral yang tentunya pula di dalamnya “lahir” kewajiban moral untuk tetap

menunjukkan prestasi serta usaha-usaha yang lebih maksimal lagi dalam belajar PKn.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ayus Nusi, S.Pd mengatakan bahwa

pada saat proses pembelajaran berlangsung kami sebagai guru yang harus bisa mendorong

kemauan siswa untuk belajar atau dalam artian harus dapat memotivasi siswa, sehingga pada

saat proses pembelajaran berlangsung apabila ada siswa yang aktif dalam kelas maka kami

selalu memberikan pujian, nilai plus ataupun bonus buat mereka agar mereka bisa termotivasi

(pada tanggal 31 Mei 2012).

Hal ini seperti hasil wawancara dengan Cahya Paputungan selaku siswi SMA Negeri I

Telaga kelas X7

mengatakan bahwa pemberian nilai, pujian, hadiah kepada siswa dalam

belajar PKn sudah dilakukan oleh guru-guru SMA Negeri I Telaga diantaranya adalah guru

PKn yaitu Bapak Ayus Nusi, S.Pd dan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd. Dengan kegiatan tersebut

yang dilakukan guru PKn, kami selaku siswa merasa senang dan termotivasi. Disampig itu,

guru juga memberikan nilai,hadiah maupun pujian secara objektif sehingga kami serius untuk

belajar dalam rangka meningkatkan prestasi (wawancara tanggal 2 Juni 2012).