BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

18
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP NEGERI 1 NGABLAK Kabupaten Magelang. Subjek penelitian ini diambil dari siswa kelas VIII B 30 siswa. Peneliti fokus pada siswa yang banyak mengalami hambatan yaitu 7 siswa yang mengalami hambatan komunikasi antar pribadi. oleh karena itu perlu adanya suatu layanan yang membantu untuk meningkatkan komunikasi antar siswa. Identitas subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. sebagai berikut: Tabel 4.1. Identitas Subjek Penelitian Usia Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 13 tahun 9 12 21 14 tahun 4 3 7 15 tahun 2 0 2 Jumlah 15 15 30 Dari tabel subjek, siswa yang berumur 13 tahun laki-laki ada 9 siswa, perempuan ada 12 siswa. Sedangkan untuk umur 14 tahun laki-laki ada 4 siswa , perempuan 3 siswa dan umur 15 tahun laki-laki ada 2 siswa. Sehingga semua siswa ada 30 4.2.Pelaksanaan Penelitian Proses pengumpulan data dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan pada bulan Juli 2012 minggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan materi tentang peningkatan komunikasi, dalam

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B

SMP NEGERI 1 NGABLAK Kabupaten Magelang. Subjek penelitian ini diambil

dari siswa kelas VIII B 30 siswa. Peneliti fokus pada siswa yang banyak mengalami

hambatan yaitu 7 siswa yang mengalami hambatan komunikasi antar pribadi. oleh

karena itu perlu adanya suatu layanan yang membantu untuk meningkatkan

komunikasi antar siswa. Identitas subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.

sebagai berikut:

Tabel 4.1. Identitas Subjek Penelitian

Usia Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

13 tahun 9 12 21

14 tahun 4 3 7

15 tahun 2 0 2

Jumlah 15 15 30

Dari tabel subjek, siswa yang berumur 13 tahun laki-laki ada 9 siswa,

perempuan ada 12 siswa. Sedangkan untuk umur 14 tahun laki-laki ada 4 siswa ,

perempuan 3 siswa dan umur 15 tahun laki-laki ada 2 siswa. Sehingga semua siswa

ada 30

4.2.Pelaksanaan Penelitian

Proses pengumpulan data dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pretest dan posttest.

Pretest dilakukan pada bulan Juli 2012 minggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada

kegiatan ini penulis memberikan materi tentang peningkatan komunikasi, dalam

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

23

pemberian materi terjadi tanya jawab kemudian siswa disuruh mengisi skala sikap

untuk mengetahui berapa siswa yang mengalami hambatan, penulis juga wawancara

dengan guru Bk. Setelah diketahui ada siswa kurang terampil dalam komunikasi antar

pribadi perlu diberikan tindakan layanan bimbingan kelas dengan menggunakan

bimbingan kelompok pada siklus I. Siklus II dilakukan untuk layanan lanjutan apabila

pada siklus I sudah berhasil maka pada siklus II dilakukan sebagai pemantapan.

Pengumpulan data menggunakan observasi dan skala sikap selama tindakan

siklus I dan siklus II berlangsung. Pada observasi awal, terdapat 7 siswa dari 30 siswa

yang kurang terampil dalam berkomunikasi. Oleh karena itu penulis memberikan

layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan tindakan lanjutan sebagai pemantapan

pada siklus II.

4.3. Hasil Penelitian

Pada kegiatan layanan bimbingan klasikal ini terdapat 2 siklus yang terdiri

dari 8x pertemuan pada siklus I dan 1x pertemuan pada siklus II. Adapun kegiatan

dan hasil PTBK diuraikan sebagai berikut:

1. Sebelum Siklus

Sebelum siklus I siswa belajar sesuai dengan tuntunan guru bimbingan dan

konseling. Di dalam pembelajaran tersebut 7 siswa (23,3%) dari 30 siswa kurang

terampil dalam berkomunikasi antar pribadi. Saat penulis pertama kali masuk kelas

sebagian siswa tidak banyak bicara dan cenderung diam, hanya ada sebagian siswa

yang perilakunya kurang baik. Kemudian penulis melakukan observasi sebelum

memberikan tindakan layanan, yang kemudian diperoleh hasil pretest.

Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, penulis memperoleh data dari hasil

pretest yang dilakukan dengan observasi, wawancara dengan guru Bk dan dari hasil

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

24

skala sikap terhadap siswa SMP N1 Ngablak kelas VIII B dengan hasil sebagai

berikut

Tabel 4.2. Hasil pretest

NO NAMA HAMBATAN

1 Rynh Tidak terbuka

2 Khsnh Tidak berani berpendapat

3 Jwnt Malu mengungkapkan pendapat

4 Rhmyt Ragu-ragu untuk bertanya

5 Khlmtul Tidak PD

6 M nr f Takut salah

7 Stvns Tidak terbuka

Hasil skala sikap pada saat dilakukan pretest

Kategori Frekuency Percent

Sangat tinggi 3 10%

Tinggi 20 66,6 %

Rendah 7 23,3%

Sangat rendah 0 0

Total 30 100

Dari data pretest pada tabel 4.2 menunjukkan kriteria 7 siswa kurang terampil

dalam berkomunikasi antar pribadi dengan beberapa hambatan yang dialaminya,

sedangkan pada tabel hasil skala sikap 10% siswa tingkat komunikasinya sangat

tinggi, 66,6% tinggi, 23,3% rendah. Sehingga dengan hasil yang diperoleh akan

diberikan tindakan layanan bimbingan kelas menggunakan layanan bimbingan

kelompok pada siklus I dan pemantapan pada siklus II.

2. Siklus I

Siklus I terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi. Masing-masing tahap dalam PTBK ini diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan 5 satuan layanan dengan 5 topik.

Adapun satuan layanan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

No Topik masalah Materi layanan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

25

1 Meningkatkan kepercayaan

diri

“Mengendarai Mobil”

2 Mengatasi Kecemasan “latihan memasang tali

sepatu”

3 Melatih terbuka “jendela johari”

“sungai kehidupan”

“siapa aku?

4 Berpikir positif “bergerak dan berhenti”

5 Takut salah “perkenalan tanpa kata”

“dua huruf sama)

Kemudian penulis melanjutkan dengan kegiatan permainan dalam kelompok.

Pada kegiatan berikutnya siswa melakukan tanya jawab seputar kegiatan yang

sudah dilakukan. setelah itu siswa diberikan layanan tindakan bimbingan

kelompok, kemudian sebagai evaluasi siswa diminta mengungkapkan kembali

tujuan dan manfaat dari kegiatan permainan tersebut

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan mengikuti 5 satuan layanan denga topik (cara

mengatasi kecemasan, berpikir positif, melatih terbuka, mengurangi ketakutan).

Pada tahap awal, penulis memperkenalkan diri mengungkapkan maksud dan

tujuan PTBK. Selanjutnya pelaksanaan tindakan di kelas, penulis membagi siswa

dalam kelompok-kelompok , siswa melakukan permainan sesuai dengan materi

yang diberikan penulis. Ketika siswa bermain, penulis mengobservasi

ketertarikan, keaktifan, dan respon siswa terhadap permainan yang sedang

dilakukan.

Pada kegiatan permainan akan terlihat keterlibatan siswa dan komunikasi yang

terjadi antar teman dalam kegiatan bermain. Oleh karena itu, penerapan

bimbingan kelompok dalam permainan kelompok diharapkan mampu

meningkatkan keterampilan komunikasi antar siswa kelas VIII B SMP N 1

Ngablak tahun ajaran 2012/2013

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

26

c. Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan kegiatan bimbingan

kelompok dilakukan sejak awal hingga akhir layanan bimbingan. Dalam rangka

membina hubungan yang baik dengan siswa, penulis sudah memulai sejak

pertemuan awal. Para siswa dengan senang hati dan terbuka menerima penulis,

hanya beberapa siswa yang nampak pendiam dan ada beberapa siswa yang cuek.

Kegiatan bimbingan kelompok penulis uraikan sebagai berikut:

Rynh :

Penulis berusaha menjalin hubungan yang baik dengan Rynh dikarenakan rynh

pemalu dan pendiam. Ketika diam, siswa memandang ke arah guru namun seperti ada yang

disembunyikan. Kemudian pada tahap permainan rynh nampak mengikuti tapi hanya sekedar

mengikuti permainan bersama teman-temannya, rynh belum menunjukkan sikap semangat

hanya tawa kecil dalam gurauan bersama temannya. Respon rynh sedikit sekali, bahkan tidak

mengucapkan sepatah katapun dan tetap diam, terkadang hanya tersenyum dan kemudian

melanjutkan permainan kembali. Siswa merasa rendah diri terhadap temannya, sehingga

mengakibatkan siswa sering diam dan jarang bicara. Kemudian penulis mengajak semua

siswa untuk mengemukakan kembali tujuan dari kegiatan yang sudah dilakukan , sambil

memantau respon siswa terhadap kegiatan permainan tersebut. awalnya rynh enggan untuk

berbicara, tetapi setelah merasa lebih nyaman dan sering ditanya guru untuk menjawab

akhirnya sedikit demi sedikit rynh mulai membuka diri dan berbicara dihadapan teman-teman

Jwnt :

Jwnt merupakan anak yang pendiam, pemalu tapi sedikit emosianal kalau ada

pendapatnya yang tidak sesuai dengan teman-temannya. Pada tahap awal permainan jwnt

menunjukkan sikap baik, diam, bisa mengikuti tapi dari raut wajahnya nampak ketidaksukaan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

27

dengan adanya guru baru (penulis), Guru membiarkan sikapnya yang cuek. Pada sesi

permainan jwnt mengikuti dengan senang hati, tapi ketika ditanya seputar manfaat dari

permainan yang sudah dilakukan, jwnt nampak diam tidak mau menjawab. Tapi lama-lama

jwnt mulai mau mengutarakan pendapatnya meskipun kelihatan tidak yakin. Guru harus

ekstra sabar untuk membimbing jwnt karena meskipun diam tapi ketika marah emosinya

meledak.

Rhmyt :

Rhmyt tipe anak yang pasif, tidak mau mengungkapkan isi pendapatnya di depan

orang lain , rhmyt hanya ingin orang lain tahu tentang dirinya melalui tulisannya saja, karena

tidak berani mengungkapkan lewat kata-kata. Pada awal permainan, rhmyt bersemangat, bisa

mengikuti permainan dengan baik, keceriannya semakin bertambah ketika melakukan

permainan namun dia jarang bicara, hanya sedikit kata-kata yang diucapkan. Awalnya rhmyt

hanya menanggapi sedikit-sedikit tapi lama-kelamaan rhmyt mulai mau diajak

berkomunikasi, serta mulai banyak bicara dan sudah tidak terlalu diam seperti sebelumnya.

Mh nr:

Pada awal permainan bisa mengikuti, mhnr termasuk anak penakut, tidak terbuka

dalam mengemukakan pendapat di depan orang lain. Penulis berusaha bersikap ramah dan

menyenangkan supaya dapat diterima oleh mh. Ketika asik bermain dengan teman-temannya

Mh hanya diam tidak seperti anak laki-laki pada umumnya yang sering usil. Pada tahap

tanya jawab mh nur hanya diam , ketika guru bertanya dia tidak mau merespon justru

membuang muka ke bawah. Berkali-kali guru mendekati dengan pertanyaan yang halus, pada

awal pertemuan memang sulit untuk berbicara namun dengan berjalannya waktu mulai

menunjukkan peningkatan meskipun tidak seberapa. Sikapnya sudah mulai mengalami

kemajuan, tetapi tidak banyak

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

28

Stvns :

Pada awal kegiatan sikapnya menunjukkan ketidaksukaan dengan guru baru (penulis),

stvns tipe anak yang emosian tapi mempunyai sikap yang cemas tidak menentu, setiap

kegiatan sering dihadapi dengan ketidak yakinan. Ketika permainan berlangsung , stvns

malas ikut, sikap ketidaksukaannya tidak ditunjukkan dengan kata-kata tapi dengan raut

wajah yang super jutek. Namun penulis berusaha mendekati stvns supaya bisa aktif

mengikuti dan setalah permainan selesai.ketika guru mencoba bertanya dengan stvns terkait

manfaat permainan , stvns menjawab dengan nada pelan seolah tidak yakin dengan

jawabannya dan setelah mengikuti kegiatan berkali-kali stvns sudah mulai berani menanggapi

kegiatan di depan teman-temannya.

Khlmatul :

Pada awal kegiatan menunjukkan sikap kurang suka, sering bisik-bisik dengan teman

sebangkunya. Guru membiarkan sikap khlmt, disamping sikapnya yang seperti itu sikap yang

lain adalah sebenarnya dia pemalu, tidak percaya diri dalam mengutarakan maksud kepada

orang lain. Pada sesi permainan, khlmtl kelihatan biasa-biasa saja belum menunjukkan sikap

berpartisipasi dalam kegiatan. Guru mencoba bertanya tapi tidak dijawab, justru jawabannya

nadanya pelan-pelan, senyum malu-malu sambil menggelengkan kepala. Dan hal ini terjadi

pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Guru harus sabar dan mencoba mendekati dengan

baik supaya khlmtl bisa menunjukkan kepercayaan diri ketika ditanya maunpun menanggapi

kegiatan permainan. Hampir setiap pertemuan guru bertanya, tapi jawabannya hanya diam.

Khsnh : Tipe anak yang pendiam, murah senyum, menghargai suasana kedamaian. Awal

kegiatan menunjukkan sikap baik mau menerima guru baru( penulis), selalu mmperhatikan

guru bicara di depan. Pada saat mulai permainan, sangat antusias mengikuti hanya saja ketika

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

29

hendak menjawab pertanyaan guru harus bisik-bisik dulu dengan teman disebelahnya tetapi

tidak berani mengemukakannya karena khsnh tipe siswa yang tertutup. Setelah beberapa kali

pertemuan khsnh sudah mulai mau bicara meskipun hanya beberapa kata saja.

Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, diketahui hasil sebagai berikut:

Hasil Observasi dalam tindakan siklus 1

No Nama Hambatan Peningkatan

1 Rynh Tidak terbuka Sudah berani mengemukakan

pendapat

2 Khsnh Tidak berani berpendapat Sudah berani bicara meskipun

kelihatan masih ragu-ragu

3 Jwnt Malu mengungkapkan

pendapat

Menunjukkan sikap percaya diri

ketika berbicara

4 Rhmyt Ragu-ragu untuk

bertanya

Mulai berani bertanya, sikanya

menunkukkan percaya diri

5 Khlmtul Tidak PD Belum berani mengemukakan

pendapatnya

6 M nr f Takut salah Sudah berani menjawab meskipun

jawabannya meskipun sikapnya

belum menunjukkan keberanian

7 Stvns Tidak terbuka Mulai bisa mengungkapkan

pendapatnya

Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui 6 siswa sudah mengalami

peningkatan dalam keterampilan komunikasi antar pribadi dan masih terdapat 1 siswa

yang belum mengalami peningkatan yaitu khlmtul. Siswa yang mengalami peningkatan

adalah siswa yang mulai agak berkurang hambatannya (sudah berani menyampaikan

pendapat, ragu-ragu, cemas, takut salah dan malu menjawab pertanyaan guru). Bagi siswa

yang belum berkurang hambatan dalam komunikasi antar pribadi dianggap belum

mengalami peningkatan.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

30

Posttest siklus I:

Tabel 4.3 Skala sikap siklus I tentang komunikasi antar pribadi

Kategori Frekuency Percent

Sangat tinggi 7 23,3%

Tinggi 21 70%

Rendah 2 6,6%

Sangat rendah 0 0

Total 30 100

Dari hasil hasil posttest siklus I dapat diketahui rata-rata siswa sudah

mengalami peningkatan dari tingkat komunikasi yang rendah pada saat pretest 23,3%

yang rendah pada saat siklus I adalah 6,6%. Hasil posttest I belum menunjukkan

peningkatan keseluruhan dari kategori rendah ke tinggi

d. Refleksi

Berdasarkan layanan tindakan dan observasi dapat dilihat hasilnya belum

seperti yang diharapkan karena tingkat keberhasilan belum mencapai semua siswa.

Siswa yang belum mengalami dikarenakan siswa tersebut tergolong anak yang

pendiam sehingga membutuhkan waktu untuk membuat siswa mau bicara di depan

umum. Siswa belum terbiasa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya,

sehingga penulis akan berusaha lebih lagi supaya siswa lebih terampil dalam

berkomunikasi antar pribadi. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan siklus II untuk

membantu siswa yang belum mengalami peningkatan supaya mencapai tingkat

keberhasilan.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

31

3. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan dalam siklus II dilakukan berdasarkan satuan layanan

dengan topik permasalahan Melatih terbuka, materi sungai kehidupan. Pada siklus

II ini, kegiatan diuraikan sebagai berikut:

1) Penulis akan melakukan pendekatan terhadap siswa. dengan cara guru

bertanya, siswa akan lebih mudah menjawab dan bisa terbuka

mengenai hambatan yang dialaminya. Siswa yang diwawancarai

adalah siswa yang belum mengalami peningkatan komunikasi antar

pribadi berdasarkan hasil siklus I.

2) Siswa diajak untuk bermain berkelompok, seperti biasa siswa diminta

mengungkapkan pendapat dari kegiatan yang sudah berlangsung dan

dari hasil pantauan guru akan terlihat apakah siswa tersebut masih

pasif atau sudah mengalami peningkatan

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan mengikuti satuan layanan bimbingan dan

konseling. Penulis melakukan permainan dalam kelompok. Bersamaan siswa

melakukan kegiatan penulis mengobservasi ketertarikan, kreativitas, dan respon

siswa terhadap permainan.

Pada kegiatan bermain akan terlihat keterlibatan emosional dan komunikasi

antar pribadi dalam kegiatan bermain. Oleh karena itu, melalui layanan bimbingan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

32

kelompok diharapkan mampu meningkatkan keterampilan komunikasi antar

pribadi siswa kelas VIII B SMP N 1 Ngablak

c. Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan kegiatan bimbingan

kelompok dilakukan sejak awal hingga akhir layanan. Pada siklus II ini penulis

lebih mengutamakan siswa yang belum mengalami peningkatan dalam

komunikasi antar pribadi. Hal ini dilakukan supaya penulis lebih fokus dalam

penanganan, sehingga siswa dapat mengalami peningkatan meskipun tidak

banyak. Kegiatan terapi bermain penulis uraikan sebagai berikut:

Setelah pelaksanaan siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut :

Khlmtl :

Dalam permainan siklus kedua ini ia sudah mulai berani menjawab meskipun

masih kelihatan ragu-ragu dengan jawabannya, karena khlmtl anak yang pendiam

jadi sulit untuk bicara apalagi mengemukakan pendapatnya didepan teman-teman

Rynh :

Dalam siklus II Rynh semakin menun jukkan sikap percaya diri di depan teman-

temannya. Pada tahap permainan rynh nampak mengikuti tapi hanya sekedar mengikuti

permainan bersama teman-temannya, rynh belum menunjukkan sikap semangat hanya tawa

kecil dalam gurauan bersama temannya. Respon rynh sedikit sekali, bahkan tidak

mengucapkan sepatah katapun dan tetap diam, terkadang hanya tersenyum dan kemudian

melanjutkan permainan kembali. Siswa merasa rendah diri terhadap temannya, sehingga

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

33

mengakibatkan siswa sering diam dan jarang bicara. Kemudian penulis mengajak semua

siswa untuk mengemukakan kembali tujuan dari kegiatan yang sudah dilakukan , sambil

memantau respon siswa terhadap kegiatan permainan tersebut. awalnya rynh enggan untuk

berbicara, tetapi setelah merasa lebih nyaman dan sering ditanya guru untuk menjawab

akhirnya sedikit demi sedikit rynh mulai membuka diri dan berbicara dihadapan teman-teman

Jwnt :

Jwnt merupakan anak yang pendiam, pemalu tapi sedikit emosianal kalau ada

pendapatnya yang tidak sesuai dengan teman-temannya. Pada tahap awal permainan jwnt

menunjukkan sikap baik, diam, bisa mengikuti tapi dari raut wajahnya nampak ketidaksukaan

dengan adanya guru baru (penulis), Guru membiarkan sikapnya yang cuek. Pada sesi

permainan jwnt mengikuti dengan senang hati, tapi ketika ditanya seputar manfaat dari

permainan yang sudah dilakukan, jwnt nampak diam tidak mau menjawab. Tapi lama-lama

jwnt mulai mau mengutarakan pendapatnya meskipun kelihatan tidak yakin. Guru harus

ekstra sabar untuk membimbing jwnt karena meskipun diam tapi ketika marah emosinya

meledak.

Rhmyt :

Rhmyt tipe anak yang pasif, tidak mau mengungkapkan isi pendapatnya di depan

orang lain , rhmyt hanya ingin orang lain tahu tentang dirinya melalui tulisannya saja, karena

tidak berani mengungkapkan lewat kata-kata. Pada awal permainan, rhmyt bersemangat, bisa

mengikuti permainan dengan baik, keceriannya semakin bertambah ketika melakukan

permainan namun dia jarang bicara, hanya sedikit kata-kata yang diucapkan. Awalnya rhmyt

hanya menanggapi sedikit-sedikit tapi lama-kelamaan rhmyt mulai mau diajak

berkomunikasi, serta mulai banyak bicara dan sudah tidak terlalu diam seperti sebelumnya.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

34

Mh nr:

Pada awal permainan bisa mengikuti, mhnr termasuk anak penakut, tidak terbuka

dalam mengemukakan pendapat di depan orang lain. Penulis berusaha bersikap ramah dan

menyenangkan supaya dapat diterima oleh mh. Ketika asik bermain dengan teman-temannya

Mh hanya diam tidak seperti anak laki-laki pada umumnya yang sering usil. Pada tahap

tanya jawab mh nur hanya diam , ketika guru bertanya dia tidak mau merespon justru

membuang muka ke bawah. Berkali-kali guru mendekati dengan pertanyaan yang halus, pada

awal pertemuan memang sulit untuk berbicara namun dengan berjalannya waktu mulai

menunjukkan peningkatan meskipun tidak seberapa. Sikapnya sudah mulai mengalami

kemajuan, tetapi tidak banyak

Stvns :

Pada awal kegiatan sikapnya menunjukkan ketidaksukaan dengan guru baru (penulis),

stvns tipe anak yang emosian tapi mempunyai sikap yang cemas tidak menentu, setiap

kegiatan sering dihadapi dengan ketidak yakinan. Ketika permainan berlangsung , stvns

malas ikut, sikap ketidaksukaannya tidak ditunjukkan dengan kata-kata tapi dengan raut

wajah yang super jutek. Namun penulis berusaha mendekati stvns supaya bisa aktif

mengikuti dan setalah permainan selesai.ketika guru mencoba bertanya dengan stvns terkait

manfaat permainan , stvns menjawab dengan nada pelan seolah tidak yakin dengan

jawabannya dan setelah mengikuti kegiatan berkali-kali stvns sudah mulai berani menanggapi

kegiatan di depan teman-temannya.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

35

Khlmatul :

Pada awal kegiatan menunjukkan sikap kurang suka, sering bisik-bisik dengan teman

sebangkunya. Guru membiarkan sikap khlmt, disamping sikapnya yang seperti itu sikap yang

lain adalah sebenarnya dia pemalu, tidak percaya diri dalam mengutarakan maksud kepada

orang lain. Pada sesi permainan, khlmtl kelihatan biasa-biasa saja belum menunjukkan sikap

berpartisipasi dalam kegiatan. Guru mencoba bertanya tapi tidak dijawab, justru jawabannya

nadanya pelan-pelan, senyum malu-malu sambil menggelengkan kepala. Dan hal ini terjadi

pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Guru harus sabar dan mencoba mendekati dengan

baik supaya khlmtl bisa menunjukkan kepercayaan diri ketika ditanya maunpun menanggapi

kegiatan permainan. Hampir setiap pertemuan guru bertanya, tapi jawabannya hanya diam.

Hasil Observasi siklus II tentang Komunikasi antar pribadi

No Nama Hambatan Peningkatan

1 Rynh Tidak terbuka Sudah berani mengemukakan

pendapat

2 Khsnh Tidak berani berpendapat Sudah berani bicara meskipun

kelihatan masih ragu-ragu

3 Jwnt Malu mengungkapkan

pendapat

Menunjukkan sikap percaya

diri ketika berbicara

4 Rhmyt Ragu-ragu untuk bertanya Sudah mulai berani bertanya,

sikanya menunkukkan percaya

diri

5 Khlmtul Tidak PD Mulai berani mengemukakan

pendapatnya

6 M nr f Takut salah Mulai berani menjawab

meskipun sikapnya belum

menunjukkan keberanian

7 Stvns Tidak terbuka Mulai bisa mengungkapkan

pendapatnya

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

36

Hasil posttest II:

Tabel 4.3 skala sikap tentang komunikasi antar pribadi

Kategori Frekuncy Percent

Sangat tinggi 6 20%

Tinggi 24 80%

Rendah 0 0

Sangat rendah 0 0

Total 30

Dari hasil Posttest II siswa mengalami peningkatan dari kategori rendah 6,6 %

meningakat menjadi tinggi 80% .sehingga pada siklus II seluruh siswa mengalami

peningkatan

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan layanan yang diberikan siswa sudah

mulai menunjukkan sikap terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain,

memberikan dukungan terhadap orang lain, merasa empati, dan memiliki rasa

positif yaitu dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan

penyebaran skala sikap, dari kegiatan layanan siklus I terdapat 6 siswa yang

sudah agak berkurang hambatan komunikasi antar pribadi, dan 1 siswa belum

mengalami peningkatan. Setelah pelaksanaan siklus II, 1 siswa yang tadinya

belum mengalami peningkatan, akhirnya sudah agak berkurang hambatan

komunikasi antar pribadinya.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

37

Tabel Peningkatan dari Pretest- Siklus I- Siklus II

Siklus I Siklus I Siklus II

Kategori frekuensi persen frkuensi persen Frkunsi persen

Sangat tinggi 3 10% 7 23,3% 6 20%

Tinggi 20 66,6% 21 70% 24 80%

Rendah 7 23,3% 2 6,6% 0 0%

Sangat rendah 0 0% 0 0% 0 0%

Total 30 100% 30 30 30 100%

4.4. Analisis hasil penelitian siklus I dan siklus II

Menurut Prayitno (1995), layanan bimbingan kelompok berarti memanfaatkan

dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, sehingga dengan

bimbingan kelompok ini masalah yang dialami individu dapat diselesaikan melalui

kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok ini diberikan selama sembilan kali

pertemuan atas persetujuan guru bimbingan dan konseling. diperoleh hasil, hambatan

komunikasi antar pribadi dapat berkurang setelah diberi layanan bimbingan

kelompok. Melalui observasi dan hasil penyebaran skala sikap, diketahui terdapat 7

siswa yang kurang terampil dalam komunikasi antar pribadi, dan setelah pemberian

layanan diperoleh hasil posttest siklus I yang menunjukkan bahwa 6 siswa mengalami

peningkatan komunikasi antar pribadi dengan agak berkurang hambatan yang dialami

oleh masing-masing siswa dan dari hasil skala sikap tingkat komunikasi yang sangat

tinggi ada 23,3%, tinggi ada 70% sedangkan yang rendah ada 6,6%. Kemudian pada

hasil siklus II, keseluruhan dari 7 siswa semuanya telah mengalami peningkatan

dalam komunikasi antar pribadi. Dan dari hasil skala sikap meningkat dari frekuensi

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

38

sangat tinggi menjadi 20%, tinggi 80%, rendah 0%. Jadi dari hasil siklus I dan siklus

II keseluruhan siswa sudah mengalami peningkatan komunikasi antar pribadi

4.5. Pembahasan

Kegiatan layanan ini dilakukan menggunakan bimbingan kelompok pada

siswa kelas VIII B SMPN 1 Ngablak Kecamatan Ngablak. Siswa yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa yang kurang terampil dalam berkomunikasi antar pribadi

dengan hambatan yang dialami adalah sebagai berikut: tidak terbuka, tidak berani

berpendapat, malu mengungkapkan pendapat, ragu-ragu untuk bertanya, tidak percaya

diri, dan takut salah. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan skala

sikap pada kegiatan layanan siklus I dan siklus II. Layanan bimbingan kelompok

diberikan beberapa hari selama sembilan kali atas persetujuan Guru bimbingan dan

konseling. Diperoleh hasil, hambatan komunikasi antar pribadi dapat berkurang

setelah diberi layanan bimbingan kelompok.

Melalui observasi dan dari penyebaran skala sikap diperoleh hasil pretest,

diketahui terdapat 7 siswa yang kurang terampil dalam komunikasi antar pribadi, dan

setelah pemberian layanan diperoleh hasil posttest siklus I yang menunjukkan bahwa

6 siswa mengalami peningkatan komunikasi antar pribadi dengan agak berkurang

hambatan yang dialami oleh masing – masing siswa. Kemudian pada hasil posttest

siklus II, keseluruhan dari 7 siswa semuanya telah mengalami peningkatan dalam

komunikasi antar pribadi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka benar apa yang dikatakan DeVito

(2011) bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah bisa terbuka dengan

orang lain dalam berkomunikasi, memiliki rasa positif, setara dengan orang lain,

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7410/4/T1_132009067_BAB IV.pdfminggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan

39

mampu berempati dan memberikan dukungan kepada orang lain. begitu pentingnya

pengaruh kegiatan dalam bimbingan kelompok yang dilakukan dalam pemberian

layanan ini. Dengan bermain bersama siswa lain, siswa akan belajar membentuk

hubungan sosial, bagaimana menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul

dalam hubungan tersebut. Agar dapat melakukan permainan kelompok dengan baik

bersama siswa lain, siswa harus belajar berkomunikasi, dalam arti siswa dapat

mengerti dan sebaliknya siswa harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan

orang lain. Penulis juga dapat mengetahui ketertarikan, motivasi, dan keaktifan siswa

pada saat mengikuti kegiatan layanan. Keunikan dari layanan bimbingan kelompok

menurut Sugiyo (2005) adalah :

1. Siswa mampu berbicara dihadapan orang banyak

2. Siswa mampu mengeluarkan pendapat, tanggapan, perasaa, pikiran kepada

orang banyak

3. Mampu menahan emosi

4. Belajar menghargai pendapat orang lain

5. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya

6. Siswa lebih mudah berpendapat di depan orang lain, karena masalah yang

diselesaikan untuk kepentingan bersama

Kegiatan ini penulis lakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan

komunikasi antar pribadi siswa SMPN 1 Ngablak Kecamatan Ngablak Kabupaten

Magelang dengan memberikan layanan bimbingan kelompok.