BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas...

22
54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah menjelaskan metodelogi yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya pada Bab ini akan dibahas mengenai analisis deskriptif, hasil analisis ekonometrik, dan analisis ekonomi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penduduk, PDRB, pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah, dan kesehatan yang diukur berdasarkan angka harapan hidup terhadap angka kemiskinan di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai 2017. Hasil dari analisis ekonometrik dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian, analisis statistik digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi dalam penelitian melalui pengujian statistik terhadap model yang digunakan, serta untuk melihat seberapa jauh variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sedangkan, analisis ekonomi bertujuan untuk menjelaskan hasil dari penelitian dengan hipotesis-hipotesis yang telah dibuat sebelumnya dengan berlandaskan teori ekonomi. 4.1 Analisis deskriptif Bagian ini akan memberitahukan uraian deskripsi secara umum mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Varibel-variabel yang diteliti yaitu angka kemiskinan, penduduk, PDRB, pendidikan yang diukur melalui rata-rata lama sekolah, dan kesehatan yang diukur melalui angka harapan

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah menjelaskan metodelogi yang digunakan dalam penelitian,

selanjutnya pada Bab ini akan dibahas mengenai analisis deskriptif, hasil analisis

ekonometrik, dan analisis ekonomi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

mengenai penduduk, PDRB, pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama

sekolah, dan kesehatan yang diukur berdasarkan angka harapan hidup terhadap

angka kemiskinan di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai 2017.

Hasil dari analisis ekonometrik dapat digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian,

analisis statistik digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi dalam penelitian

melalui pengujian statistik terhadap model yang digunakan, serta untuk melihat

seberapa jauh variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.

Sedangkan, analisis ekonomi bertujuan untuk menjelaskan hasil dari penelitian

dengan hipotesis-hipotesis yang telah dibuat sebelumnya dengan berlandaskan

teori ekonomi.

4.1 Analisis deskriptif

Bagian ini akan memberitahukan uraian deskripsi secara umum mengenai

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Varibel-variabel yang

diteliti yaitu angka kemiskinan, penduduk, PDRB, pendidikan yang diukur

melalui rata-rata lama sekolah, dan kesehatan yang diukur melalui angka harapan

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

55

hidup di 27 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat. Hasil dari deskripsi

statistik secara umum dari setiap variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif

Variabel Observasi Min Mean Max Std. Deviasi

POVER 135 12,68 161,22 499,10 108,204

POP 135 179,70 1.729,51 5.715,01 1.165,06

GRDP 135 2,374 44,912 228,726 49,841

EDUC 135 5,29 8,01 10,93 1,5124

HEALTH 135 67,90 71,47 74,63 1,5684

Sumber : Hasil pengolahan data

4.4.1 Angka Kemiskinan

Setiap wilayah pasti memiliki penduduk dengan status yang bermacam-

macam. Status tersebut mencakup penduduk golongan miskin, menengah, dan

kaya. Angka kemiskinan adalah jumlah penduduk di suatu wilayah yang memiliki

rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan

tabel 4.1. angka kemiskinan antar kabupaten/kota di Jawa Barat di tunjukkan oleh

variabel POVER. Angka kemiskinan terendah dalam kurun waktu penelitian ini

terdapat di kota Banjar pada tahun 2014 sebesar 12.680 jiwa. Sedangkan, angka

kemiskinan tertinggi dalam kurun waktu penelitian ini terdapat di Kabupaten

Bogor pada tahun 2013 sebesar 499.100 jiwa.

Pada grafik 4.1. menunjukkan kondisi kemiskinan yang terjadi di

kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat dari tahun 2013 hingga 2017, dimana setiap

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

56

daerah memiliki angka kemiskinan yang fluktuatif. Kabupaten Bogor merupakan

daerah yang memiliki angka kemiskinan tertinggi, yaitu sebesar 499.100 jiwa di

tahun 2013. Namun, angka kemiskinan tersebut perlahan-lahan menurun hingga

mencapai kisaran 487.280 jiwa di tahun 2017. Sedangkan, untuk daerah dengan

angka kemiskinan terendah terdapat di Kota Banjar, yaitu sebesar 12.680 jiwa di

tahun 2014.

Grafik 4.1. Angka Kemiskinan per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2013-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2014-2018

4.1.2 Penduduk

Menurut Badan Pusat Statistik, penduduk adalah semua orang yang

berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih

dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan namun berniat untuk

0

100

200

300

400

500

600

kab

.Bo

gor

Kab

. Su

kab

um

i

Kab

. Cia

nju

r

Kab

. Ban

du

ng

Kab

. Gar

ut

Kab

. Tas

ikm

alay

a

Kab

. Cia

mis

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Cir

eb

on

Kab

. Maj

ale

ngk

a

Kab

. Su

med

ang

Kab

. In

dra

may

u

Kab

. Su

ban

g

Kab

. Pu

rwak

arta

Kab

. Kar

awan

g

Kab

. Be

kasi

Kab

. Ban

du

ng

Bar

at

Kab

. Pan

gan

dar

an

Ko

ta B

ogo

r

Ko

ta S

uka

bu

mi

Ko

ta B

and

un

g

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta B

eka

si

Ko

ta D

ep

ok

Ko

ta C

imah

i

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta B

anja

r

Ke

mis

kin

an (

rib

u ji

wa)

Kabupaten/kota

2013

2014

2015

2017

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

57

menetap. Secara umum, penduduk merupakan orang yang tinggal dan menetap

disuatu wilayah dengan kurun waktu tertentu. Penduduk di provinsi Jawa Barat

setiap tahunnya terus meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan

Pusat Statistik, jumlah penduduk di provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar

45.340.799 jiwa, kemudian meningkat hingga di tahun 2017 menjadi sebesar

48.037.827 jiwa atau meningkat sebesar 5.95%.

Berdasarkan pada tabel 4.1. jumlah penduduk kabupaten/kota di provinsi

Jawa Barat ditunjukan oleh variabel POP. Dalam periode penelitian, jumlah

penduduk tertinggi berada di kabupaten Bogor tahun 2017 yaitu sebesar 5.715.010

jiwa. Sedangkan, daerah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah

kota Banjar pada tahun 2013 yaitu sebesar 179.706 jiwa.

Grafik 4.2. Jumlah penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2014-2018

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

kab

.Bo

gor

Kab

. Su

kab

um

i

Kab

. Cia

nju

r

Kab

. Ban

du

ng

Kab

. Gar

ut

Kab

. Tas

ikm

alay

a

Kab

. Cia

mis

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Cir

eb

on

Kab

. Maj

ale

ngk

a

Kab

. Su

med

ang

Kab

. In

dra

may

u

Kab

. Su

ban

g

Kab

. Pu

rwak

arta

Kab

. Kar

awan

g

Kab

. Be

kasi

Kab

. Ban

du

ng

Bar

at

Kab

. Pan

gan

dar

an

Ko

ta B

ogo

r

Ko

ta S

uka

bu

mi

Ko

ta B

and

un

g

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta B

eka

si

Ko

ta D

ep

ok

Ko

ta C

imah

i

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta B

anja

r

Pe

nd

ud

uk

(jiw

a)

Kabupaten/kota

2013

2014

2015

2016

2017

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

58

Grafik 4.2. memperlihatkan keadaan jumlah penduduk antar kabupaten/kota

di Jawa Barat dari tahun 2013 hingga 2017. Dalam periode penelitian, penduduk

di setiap daerah terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Jumlah penduduk

terbesar di provinsi Jawa Barat berada di kabupaten Bogor, kemudian kabupaten

Bandung, dan kabupaten Bekasi. Sedangkan, daerah dengan jumlah penduduk

terendah berada di kota Banjar.

4.1.3 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah barang/jasa atau

output yang dihasilkan dari segala kegiatan perekonomian di suatu wilayah pada

periode waktu tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dalam perhitungan

PDRB, dapat menggunakan harga yang berlaku dan harga konstan. PDRB

nominal merupakan nilai barang/jasa yang dihitung menggunakan harga yang

berlaku pada tahun saat itu. Sedangkan PDRB riil/harga konstan merupakan

PDRB yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu yang dijadikan

sebagai acuan atau harga dasar. Dalam penelitian ini, menggunakan data PDRB

riil dengan tahun dasar 2010.

Berdasarkan tabel 4.1. PDRB kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat tahun

2013-2017 ditunjukan oleh variabel GRDP. Selama periode penelitian, daerah

dengan PDRB tertinggi terdapat di Kabupaten Bekasi pada tahun 2017 yaitu

sebesar Rp. 228,726 milyar. Sedangkan daerah dengan PDRB per kapita terendah

terdapat di Kota Banjar pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 2,374 milyar.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

59

Grafik 4.3. PDRB Harga Konstan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (data diolah)

Grafik 4.3. menunjukkan kondisi perekonomian provinsi Jawa Barat yang

diukur dengan PDRB riil antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-

2017. Setiap daerah memiliki trend PDRB yang meningkat di setiap tahunnya.

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa PDRB tertinggi terdapat di

Kabupaten Bekasi tahun 2017 sebesar Rp. 228,7 milyar. Setelahnya, posisi

tertinggi kedua berada di Kota Bandung dan selanjutnya terdapat di Kabupaten

Bogor. Tinggi nya angka PDRB menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Provinsi

Jawa Barat. Sedangkan, daerah dengan PDRB terendah terdapat di Kota Banjar

tahun 2013 yaitu sebesar 2,3 milyar.

0,000

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000ka

b.B

ogo

r

Kab

. Su

kab

um

i

Kab

. Cia

nju

r

Kab

. Ban

du

ng

Kab

. Gar

ut

Kab

. Tas

ikm

alay

a

Kab

. Cia

mis

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Cir

eb

on

Kab

. Maj

ale

ngk

a

Kab

. Su

med

ang

Kab

. In

dra

may

u

Kab

. Su

ban

g

Kab

. Pu

rwak

arta

Kab

. Kar

awan

g

Kab

. Be

kasi

Kab

. Ban

du

ng

Bar

at

Kab

. Pan

gan

dar

an

Ko

ta B

ogo

r

Ko

ta S

uka

bu

mi

Ko

ta B

and

un

g

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta B

eka

si

Ko

ta D

ep

ok

Ko

ta C

imah

i

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta B

anja

r

PD

RB

(m

ilyar

ru

pia

h)

Kabupaten/kota

2013

2014

2015

2016

2017

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

60

4.1.4 Pendidikan

Setiap manusia membutuhkan pendidikan agar mendapatkan ilmu yang

berguna untuk menjalani kehidupannya. Dengan ilmu yang telah diperoleh,

diharapkan setiap orang akan memiliki keahlian (skills) sehingga dapat bersaing

dengan pihak lain dalam hal mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Tingkat

pendidikan suatu daerah, bisa dilihat dari Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik, Rata-

rata Lama Sekolah (RLS) yaitu rata-rata total tahun belajar yang sudah

diselesaikan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas dalam mengenyam

pendidikan formal.

Berdasarkan tabel 4.1. pendidikan yang diukur dengan Rata-rata Lama

Sekolah di kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat tahun 2013-2017 ditunjukan

oleh variabel EDUC. Dalam periode penelitian, daerah yang memiliki Rata-rata

Lama Sekolah tertinggi berada di Kota Cimahi pada tahun 2017 yaitu 10,93 tahun

(pendidikan yang telah ditempuh sekitar 10 tahun 11 bulan atau setingkat dengan

SMA). Sedangkan, daerah yang memiliki Rata-rata Lama Sekolah terendah

berada di Kabupaten Indramayu pada tahun 2013 yaitu 5,29 tahun (pendidikan

yang telah ditempuh sekitar 5 tahun 4 bulan atau setingkat SD).

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

61

Grafik 4.4. Rata-rata Lama Sekolah per Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Barat tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Pada grafik 4.4. menunjukan tingkat pendidikan yang diukur melalui Rata-

rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat tahun 2013-

2017. Tiap daerah menunjukan trend rata-rata lama sekolah yang meningkat di

setiap tahunnya. Dalam periode penelitian, daerah dengan rata-rata lama sekolah

tertinggi terdapat di kota-kota besar, seperti kota Cimahi, kota Bekasi, dan kota

Bandung. Sedangkan, untuk rata-rata lama sekolah terendah berada di kabupaten

Indramayu.

4.1.5 Kesehatan

Kesehatan merupakan sebuah pondasi dasar bagi setiap mahluk hidup.

Manusia yang sehat akan lebih produktif dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam

penelitian ini, tingkat kesehatan diukur berdasarkan Angka Harapan Hidup antar

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2017. Menurut Badan Pusat

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00ka

b.B

ogo

rK

ab. S

uka

bu

mi

Kab

. Cia

nju

rK

ab. B

and

un

gK

ab. G

aru

tK

ab. T

asik

mal

aya

Kab

. Cia

mis

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Cir

eb

on

Kab

. Maj

ale

ngk

aK

ab. S

um

edan

gK

ab. I

nd

ram

ayu

Kab

. Su

ban

gK

ab. P

urw

akar

taK

ab. K

araw

ang

Kab

. Be

kasi

Kab

. Ban

du

ng

Bar

atK

ab. P

anga

nd

aran

Ko

ta B

ogo

rK

ota

Su

kab

um

iK

ota

Ban

du

ng

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta B

eka

siK

ota

De

po

kK

ota

Cim

ahi

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta B

anja

r

Rat

a-ra

ta la

ma

seko

lah

(tah

un

)

Kabupaten/kota

2013

2014

2015

2016

2017

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

62

Statistik, angka harapan hidup merupakan perkiraan banyaknya tahun yang dapat

dijalani oleh seseorang selama hidup. Berdasarkan tabel 4.1. tingkat kesehatan

yang diukur dari angka harapan hidup per kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

tahun 2013-2017 ditunjukan oleh variabel HEALTH.

Grafik 4.5. Angka Harapan Hidup per Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Barat tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan grafik 4.5. diketahui bahwa setiap kabupaten/kota di Provinsi

Jawa Barat dari tahun 2013 hingga 2017 memiliki trend Angka Harapan Hidup

yang meningkat. Angka Harapan Hidup tertinggi terdapat di kota Bekasi,

kemudian kota Depok, dan kota Bandung. Angka Harapan Hidup tertinggi di

provinsi Jawa Barat berada di kota Bekasi pada tahun 2017 sebesar 74,63 tahun

(74 tahun 7 bulan). Sedangkan, Angka Harapan Hidup terendah berada di

kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 yaitu sekitar 67,90 tahun (67 tahun 11 bulan).

64,00

66,00

68,00

70,00

72,00

74,00

76,00

kab

.Bo

gor

Kab

. Su

kab

um

i

Kab

. Cia

nju

r

Kab

. Ban

du

ng

Kab

. Gar

ut

Kab

. Tas

ikm

alay

a

Kab

. Cia

mis

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Cir

eb

on

Kab

. Maj

ale

ngk

a

Kab

. Su

med

ang

Kab

. In

dra

may

u

Kab

. Su

ban

g

Kab

. Pu

rwak

arta

Kab

. Kar

awan

g

Kab

. Be

kasi

Kab

. Ban

du

ng

Bar

at

Kab

. Pan

gan

dar

an

Ko

ta B

ogo

r

Ko

ta S

uka

bu

mi

Ko

ta B

and

un

g

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta B

eka

si

Ko

ta D

ep

ok

Ko

ta C

imah

i

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta B

anja

r

An

gka

Har

apan

Hid

up

(tah

un

)

Kabupaten/kota

2013

2014

2015

2016

2017

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

63

4.2 Hasil Estimasi

Penelitian ini menggunakan metode Generalized Least Square (GLS) untuk

mengetahui pengaruh dari variabel independen penduduk, PDRB, pendidikan

yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah, dan kesehatan yang diukur

berdasarkan angka harapan hidup terhadap angka kemiskinan. Namun sebelum

melakukan estimasi, penulis melakukan pengujian Chow dan Hausman untuk

menentukan model terbaik yang akan digunakan. Uji Chow dilakukan untuk

memilih model terbaik antara Pooled Least Square dan Fixed Effect Model.

Sedangkan, Uji Hausman untuk menentukan model terbaik antara Random Effect

Model dan Fixed Effect Model.

4.2.1 Uji Chow

Dalam penelitian ini, uji Chow dilakukan dengan menggunakan aplikasi

STATA.1.4. Berikut merupakan hasil dari uji Chow:

Tabel 4.2. Hasil Uji Chow

Prob > F Signifikansi 𝜶

0.0000 0.05

Sumber: Hasil pengolahan data

Hasil dari uji Chow menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya sebesar

0.0000 dan nilai tersebut lebih kecil daripada tingkat signifikansi 𝛼 sebesar 0.05

sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut uji Chow model terbaik yang bisa

digunakan adalah Fixed Effect Model.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

64

4.2.2 Uji Hausman

Dalam penelitian ini, pengujian Hausman dilakukan melalui aplikasi

STATA.1.4. Berikut merupakan hasil dari uji Hausman:

Tabel 4.3. Hasil Uji Hausman

Prob>x2 Signifikansi 𝜶

0.0001 0.05

Sumber: Hasil pengolahan data

Hasil dari uji Hausman menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya sebesar

0.0001 dan nilai tersebut lebih kecil daripada tingkat signifikansi 𝛼 sebesar 0.05

sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut uji Hausman model terbaik yang bisa

digunakan adalah Fixed Effect Model.

Berdasarkan uji Chow dan Hausman, model terbaik yang dapat digunakan

adalah Fixed Effect Model. Namun setelah dilakukan pengujian, estimasi model

ini memiliki permasalahan heteroskedastisitas dan autokorelasi, jadi untuk

mengatasinya dilakukan dengan metode Generalized Least Square. Setelah

dilakukan proses regresi melalui aplikasi STATA.1.4, maka hasil yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

65

Tabel 4.4. Hasil Estimasi

Variables GLS Random Effect Fixed Effect

POP 0.08764***

(0.00348)

0.07982***

(0.007474)

0.02536

(0.01548)

GRDP - 0.47505***

(0.08448)

- 0.45685***

(0.13487)

- 0.21518

(0.17775)

EDUC - 29.72339***

(3.0844)

- 17.42612***

(4.0839)

- 7.2643

(4.7539)

HEALTH - 0.1859

(3.0816)

- 6.8975*

(4.0091)

- 9.5467**

(4.4212)

Constant 253.9828

(200.852)

674.4161***

(265.3908)

865.6603***

(294.6)

Observations

R-Squared

135

0.9038

135

0.8962

135

0.7309

Standard errors in the parentheses

*** p<0.01, **p<0.05, *p<0.1

Sumber: Hasil pengolahan data

4.3 Pengujian Statistik

4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

variasi dari variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen.

Koefisien determinasi menginformasikan baik atau tidaknya model regresi. Hasil

estimasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,9038 yang berarti bahwa variabel independen

(penduduk, PDRB, pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama sekolah, dan

kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup) pada model ini dapat

menjelaskan 90,38% dari variabel dependennya (angka kemiskinan), sementara

sisanya sebesar 9,62% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

66

4.3.2 Uji Signifikansi Simultan

Uji signifikansi Simultan digunakan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan. Untuk mengetahuinya, maka dilakukan pengujian

Wald Chi-Square. Hasil dari uji Wald Chi-square yang dilakukan di aplikasi

STATA adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil pengujian dari uji Wald- X2

Prob > Chi2 Signifikansi 𝜶

0.0000 0.05

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil uji Wald Chi-Square diketahui bahwa nilai

probabilitasnya sebesar 0.0000 lebih kecil daripada nilai signifikansi 𝛼, yaitu

sebesar 0.05. Jadi, ketika nilai probabilitas lebih kecil daripada nilai signifikansi

𝛼, dapat diartikan bahwa variabel independen yang terdiri dari penduduk, PDRB,

pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah, dan kesehatan yang

diukur berdasarkan angka harapan hidup secara bersama-sama (simultan)

mempunyai pengaruh signifikan terhadap angka kemiskinan kabupaten/kota di

provinsi Jawa Barat tahun 2013-2017.

4.3.3 Uji Signifikansi Parsial

Uji signifikansi parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui pengaruhnya,

bisa melihat probabilitas nilai z. Hasil dari pengujian signifikansi parsial dengan

uji z adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

67

Tabel 4.6. Hasil pengujian signifikansi parsial

Variabel Prob z H0 Keterangan

POP 0.000 H0 ditolak Signifikan pada 𝛼 = 1%

GRDP 0.000 H0 ditolak Signifikan pada 𝛼 = 1%

EDUC 0.000 H0 ditolak Signifikan pada 𝛼 = 1%

HEALTH 0.952 H0 tidak dapat ditolak Tidak signifikan

Sumber: Hasil pengolahan data melalui STATA.1.4

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel penduduk, PDRB dan

pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama sekolah secara parsial signifikan

berpengaruh terhadap angka kemiskinan dengan tingkat signifikansi 1%.

Sedangkan variabel kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup secara

parsial tidak mempengaruhi angka kemiskinan secara signifikan.

4.4 Pengujian Masalah Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah permasalahan yang timbul pada model regresi yang

diakibatkan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas. Uji

Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen dalam model regresi saling berhubungan satu sama lain atau tidak.

Untuk mendeteksi multikolinearitas, bisa dilihat dari korelasi antar variabel

independen, jika korelasi antar variabel lebih dari 0.8 berarti model regresi

tersebut terdapat masalah multikolinearitas (Gujarati 2009).

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

68

Tabel 4.7. Korelasi Antar Variabel Independen

POP GRDP EDUC HEALTH

POP 1.000

GRDP 0.6833 1.000

EDUC -0.0647 0.1407 1.000

HEALTH 0.1307 0.3370 0.7673 1.000

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.7. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antar

variabel independen dalam model tidak ada yang melebihi 0.8 sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak terdapat masalah

multikolinearitas.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Permasalahan heteroskedastisitas biasanya terjadi pada data cross-section

sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi masalah heteroskedastisitas pada

data panel. Sebelumnya, berdasarkan pengujian chow dan hausman model yang

dipilih adalah fixed effect model. Oleh karenanya, model ini perlu dilakukan

pengujian heteroskedastisitas, untuk mengujinya bisa menggunakan Wald test.

Jika nilai (Prob>Chi2) lebih kecil daripada Alpha, maka model tersebut

mempunyai masalah heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil yang diperoleh:

Tabel 4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Prob>Chi2 Tingkat signifikansi

0.0000 0.05

Sumber: Hasil pengolahan data

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

69

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terdapat masalah

heteroskedastisitas pada model penelitian karena nilai (Prob>chi2) lebih kecil dari

𝛼= 0.05. Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan heteroskedastisitas, maka

dilakukan transformasi model dari fixed effect model menjadi metode Generalized

Least Square (GLS) dimana metode ini mentransformasi variabel sehingga bisa

mempertahankan efisiensi estimatornya tanpa menghilangkan unbiased dan

konsistensi estimator. Hasil dari estimasi GLS adalah homoskedastisitas sehingga

dalam metode GLS permasalahan heteroskedastisitas dapat teratasi (Gujarati

2009).

4.4.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara

anggota observasi yang satu dengan yang lainnya pada periode waktu yang

berbeda. Berdasarkan pengujian chow dan hausman, model yang dipilih adalah

fixed effect model. Oleh karena itu, model ini perlu dilakukan pengujian

autokorelasi. Uji autokorelasi bisa dilakukan dengan menggunakan Wooldridge

test. Jika (Prob>F) lebih kecil daripada Alpha, maka model tersebut mempunyai

masalah autokorelasi. Berikut merupakan hasil dari uji autokorelasi:

Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi

Prob>F Tingkat Signifikansi

0.0078 0.05

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa nilai (Prob>F) lebih kecil

daripada 𝛼=0.05. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah autokorelasi maka

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

70

dilakukan transformasi model dari fixed effect model menjadi Generalized Least

Square (GLS), dimana tidak terdapat korelasi diantara error term, sehingga error

term di periode waktu tertentu tidak berkorelasi dengan variabel di periode lain,

oleh karenanya pada metode GLS tidak terdapat masalah autokorelasi

(Wooldridge 2015).

4.5 Analisis Ekonomi

4.5.1 Pengaruh Penduduk terhadap Angka Kemiskinan

Nilai koefisien variabel penduduk terhadap angka kemiskinan yaitu sebesar

0,08764 dan signifikan di tingkat signifikansi 1%. Berarti, ketika terjadi

peningkatan penduduk sebesar 1000 penduduk, maka akan menyebabkan

penduduk miskin bertambah sebesar 87 orang dengan asumsi ceteris paribus. Hal

ini menunjukkan bahwa penduduk memiliki hubungan yang positif terhadap

angka kemiskinan per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2017.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siregar and

Wahyuniarti (2007) yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk memiliki

hubungan positif terhadap angka kemiskinan. Menurutnya, peningkatan jumlah

penduduk relatif lebih besar di keluarga miskin. Oleh sebab itu, pemerintah harus

lebih memperhatikan pertumbuhan penduduk dan perlu mengontrol pertumbuhan

penduduk dengan meningkatkan program Keluarga Berencana, khususnya untuk

keluarga miskin. Kemudian, menurut Nakibullah and Rahman (1996) yang

menjelaskan bahwa penduduk berhubungan positif dengan kemiskinan. Artinya,

jika terjadi peningkatan penduduk maka akan menyebabkan angka kemiskinan

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

71

bertambah. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk akan

berpengaruh terhadap tingkat pengangguran, sedangkan kemiskinan akan

menurun selaras dengan penurunan tingkat kemiskinan. Sementara itu, menurut

Todaro and Smith (2012) menjelaskan teori siklus populasi kemiskinan yang

menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk yang sangat cepat akan

menimbulkan berbagai konsekuensi yang merugikan perekonomian.

Pembangunan ekonomi di negara berkembang akan terhambat jika pertumbuhan

penduduk terus meningkat. Oleh karenanya, pertumbuhan penduduk bisa

berhubungan positif dengan angka kemiskinan.

4.5.2 Pengaruh PDRB terhadap Angka Kemiskinan

Nilai koefisien variabel PDRB terhadap angka kemiskinan yaitu sebesar

-0,47505 dan signifikan di tingkat signifikansi 1%. Berarti, ketika terjadi

peningkatan PDRB sebesar 1 milyar, maka akan menyebabkan penduduk miskin

menurun sebesar 475 orang dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini

mengindikasikan bahwa variabel PDRB berhubungan negatif dengan angka

kemiskinan di Provinsi Jawa Barat selama periode penelitian, yaitu tahun 2013-

2017. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Todaro and Smith (2012)

bahwa ketika terjadi peningkatan pendapatan, maka akan membuat tingkat

kesejahteraan meningkat dan kemiskinan menurun.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Siregar and Wahyuniarti (2007) yang menyebutkan bahwa peningkatan

PDRB akan menyebabkan penurunan kemiskinan secara signifikan. Sementara

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

72

itu, Simanjuntak (2001) menyebutkan bahwa semakin tinggi PDRB suatu daerah

maka akan meningkatkan potensi sumber penerimaan daerah dan juga berpotensi

meningkatkan pendapatan penduduk di daerah tersebut. Jadi, dengan

meningkatnya PDRB di suatu daerah akan berdampak terhadap meningkatnya

kesejahteraan penduduknya dan akan mengurangi jumlah penduduk miskin di

daerah tersebut.

4.5.3 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Angka Kemiskinan

Nilai koefisien variabel pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama

sekolah terhadap angka kemiskinan yaitu sebesar -29.72339 dan signifikan di

tingkat signifikansi 1%. Berarti, ketika terjadi peningkatan pendidikan dalam

waktu 1 tahun, maka penduduk miskin akan menurun sebesar 29.723 orang

dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel

pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama sekolah berhubungan negatif

dengan angka kemiskinan di provinsi Jawa Barat selama periode penelitian, yaitu

tahun 2013-2017.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Bakhtiari and Meisami (2010) yang menyebutkan bahwa meningkatnya tingkat

pendidikan akan menyebabkan penurunan kemiskinan secara signifikan.

Pendidikan adalah hal mendasar untuk meningkatkan kualitas manusia. Dengan

dibekali pendidikan, manusia akan mempunyai keahlian (skills) yang bisa

digunakan untuk memperoleh pendapatan. Dengan memiliki pendapatan, manusia

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

73

akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan membuat tingkat kesejahteraannya

meningkat.

Pendidikan berperan penting untuk merespons permasalahan kemiskinan

karena pendidikan merupakan investasi pada sumber daya manusia. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka orang tersebut akan lebih produktif.

Hasilnya, pendapatan yang diperoleh pun akan meningkat seiring dengan

peningkatan produktivitas yang telah dilakukannya (Levin 1995).

4.5.4 Pengaruh Tingkat Kesehatan terhadap Angka Kemiskinan

Nilai koefisien variabel kesehatan yang diukur berdasarkan angka harapan

hidup terhadap angka kemiskinan adalah sebesar -0.1859 tetapi tidak signifikan.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika terjadi peningkatan kesehatan yang diukur

dengan angka harapan hidup sebesar 1 tahun, maka akan menyebabkan penduduk

miskin menurun sebesar 185 orang dengan asumsi ceteris paribus. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh (Olavarria-Gambi 2003) yang menyatakan bahwa meningkatnya

kesehatan akan menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Meskipun hasil

estimasi menunjukkan bahwa variabel kesehatan tidak berpengaruh signifikan

terhadap angka kemiskinan, namun variabel kesehatan tetap mempunyai

hubungan yang negatif terhadap angka kemiskinan kabupaten/kota di provinsi

Jawa Barat tahun 2013-2017.

Menurut Todaro and Smith (2012) kesehatan memilliki peranan penting

sebagai modal manusia (human capital) dalam pembangunan ekonomi, serta

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

74

kesehatan juga merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Manusia

yang sehat mampu melakukan aktivitasnya dengan lancar dan memiliki

produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurang sehat.

Oleh karenanya, manusia yang memiliki produktivitas lebih tinggi akan

memperoleh pendapatan yang lebih besar dan tingkat kesejahteraannya

meningkat.

Berdasarkan hasil estimasi, kesehatan yang diukur dengan angka harapan

hidup tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap angka kemiskinan. Tidak

adanya pengaruh signifikan dari angka harapan hidup terhadap angka kemiskinan

mengindikasikan bahwa ketika terjadi peningkatan angka harapan hidup kurang

berdampak bagi tingkat produktivitas. Menurut Badan Pusat Statistik, usia

produktif manusia berada di usia 15-64 tahun. Sementara itu, tingkat kesehatan

penduduk provinsi Jawa Barat dalam periode penelitian yang diukur berdasarkan

angka harapan hidup memiliki rata-rata angka harapan hidup sekitar 71,47 tahun.

Hal ini tentu melampaui usia produktif manusia yang hanya mencapai 64 tahun.

Oleh karenanya, ketika terjadi peningkatan angka harapan hidup, maka tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap angka kemiskinan.

Sementara itu, hasil dari penelitian ini sependapat dengan penelitian

Khodabakhshi (2011) yang menyebutkan bahwa angka harapan hidup tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang bisa

menurunkan kemiskinan, hal ini dikarenakan adanya ketimpangan distribusi

pendapatan dan juga perbedaan golongan penduduk. Adanya ketimpangan

pendapatan yang mengakibatkan perbedaan golongan penduduk mengindikasikan

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Universitas Padjadjaranmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150034_4_3889.pdf · rata Lama Sekolah di setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

75

pembangunan ekonomi belum tercapai. Perbedaan golongan penduduk yang di

akibatkan ketimpangan pendapatan dapat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan

penduduk tersebut. Golongan penduduk yang memiliki pendapatan lebih tinggi

tentu lebih sejahtera dan kesehatannya pun lebih terjamin dibanding penduduk

yang memiliki pendapatan rendah.