TINJAUAN PUSTAKA BAB II -...

16
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengangguran Penganggur merupakan seseorang yang berada pada umur angkatanl kerja (15 – 64 tahun) yang sedangl mencari pekerjaani namun belum menemukan pekerjaan yang layak. Orang yang berada pada umur angkatan kerja namun tidak sedang mencari pekerjaan tidak termasuk ke dalam kelompok pengangguran. Pengangguran merupakani salah satu masalah yangi dihadapi oleh banyak negara yang umumnya menjadi masalah yang relatif besar pada negara berkembang seperti Indonesia. Karena dengan jumlah pengangguran yang banyak mencerminkan adanya ketidak-efisienan dalam penggunaan sumber daya manusia, akibatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut akan lebih rendah dari seharusnya. Pengangguran juga dapat membuat standar hidup seseorang menurun dikarenakan pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang layak. Stober (2015) mengatakan bahwa tidak ada negara tanpa pengangguran dan tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator kinerja ekonomi setiap negara. Tingkat pengangguran juga dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk menginvestasikan dananya karena tingkat pengangguran yang tinggi merupakan ciri dari tidak stabilnya perekonomian suatu negara. Negara yang memiliki tingkat perekonomian yang tidak stabil akan membuat investor takut untuk menginvestasikan dananya di negara tersebut

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA BAB II -...

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengangguran

Penganggur merupakan seseorang yang berada pada umur angkatanl kerja

(15 – 64 tahun) yang sedangl mencari pekerjaani namun belum menemukan

pekerjaan yang layak. Orang yang berada pada umur angkatan kerja namun tidak

sedang mencari pekerjaan tidak termasuk ke dalam kelompok pengangguran.

Pengangguran merupakani salah satu masalah yangi dihadapi oleh banyak negara

yang umumnya menjadi masalah yang relatif besar pada negara berkembang seperti

Indonesia. Karena dengan jumlah pengangguran yang banyak mencerminkan

adanya ketidak-efisienan dalam penggunaan sumber daya manusia, akibatnya

pertumbuhan ekonomi negara tersebut akan lebih rendah dari seharusnya.

Pengangguran juga dapat membuat standar hidup seseorang menurun dikarenakan

pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang layak.

Stober (2015) mengatakan bahwa tidak ada negara tanpa pengangguran dan

tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator kinerja ekonomi setiap

negara. Tingkat pengangguran juga dapat menjadi pertimbangan bagi investor

untuk menginvestasikan dananya karena tingkat pengangguran yang tinggi

merupakan ciri dari tidak stabilnya perekonomian suatu negara. Negara yang

memiliki tingkat perekonomian yang tidak stabil akan membuat investor takut

untuk menginvestasikan dananya di negara tersebut

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

11

Menurut Case (2014) pengangguran dapat dibagi menjadi beberapa jenis

yaitu:

1. Pengangguran Siklis (cyclical unemployment)

Pengangguran yangi terjadi karenai adanya penurunan produksi perusahaan

yang dikarenakan peningkatan harga bahan baku atau kemunduran dalam

perekonomian yang memberi dampak pada perusahaan – perusahaan yang

juga akan mengalami penurunan permintaan produksinya. Hal ini akan

menyebabkan perusahaan mengurangi tingkat tenaga kerjanya sehingga

jumlah pengangguran meningkat. Pengangguran Siklis ialah tingkat

pengangguran di atas tingkat naturalnya dikarenakan fluktuasi dalam siklus

ekonomi

2. Pengangguran Struktural (struktural unemployment)

Penganggurani yang terjadi karena adanyai kekakuan upah dan jumlah

pekerjaan yang tersedia di lapangan tidak cukup untuk jumlah angkatan

kerja yang membutuhkan pekerjaan (Mankiw, 2003). Kekakuan upah ialah

gagalnya penyesuaian tingkat upah sampai di titik penawarani tenaga kerjai

sama dengan permintaannyai hal ini dapat di sebabkan salah satunya karena

adanya kebijakan upah minimum sedangkan adanya ketidakseimbangan

antara jumlahi lapangan kerja yangi tersediai dengan jumlahi angkatan kerja

umumnya dikarenakan tingkat pendidikan tenaga kerja tidak sesuai dengan

yang diharapkan oleh perusahaan faktor lainnya ialah laju pertumbuhan

penduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

12

3. Pengangguran Friksionali (frictional unemployment)

Pengangguran Friksional adalahi penganggurani yang terjadii karena butuh

waktu bagi para pencarii kerja untuk mencarii pekerjaan yang sesuai dengan

minatnya. Pengangguran friksional ini memiliki jangka waktu pendek atau

short term karena dapat terjadi jika ada pergeseran sektoral dan PHK,

dimana pekerja membutuhkan waktu untuk memperoleh pekerjaan

pengganti.

Pengangguran umumnya di sebabkan karena jumlah populasi penduduk di

negara tersebut terus meningkat sedangkan jumlah lapangan kerja nya terbatas. Hal

ini menyebabkan banyaknya angkatan kerja yangi tidak dapati bekerja karenai tidak

mendapat lapangan kerja yang sesuai. Angkatan kerja adalah penduduk yang

berusia produktif atau 15 – 64 tahun yang sedangi mencari pekerjaani atau pun yang

sudah bekerja. Menurut BPS (2010) angkatan kerja di bagi menjadi 2 jenis

kelompok yaitu:

1. Bekerja

Angkatan kerja yang masuk dalam golongan bekerja adalah angkatan kerja

yang memiliki pekerjaan dan penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya

2. Menganggur

Sedangkan angkatan kerja yang masuk dalam kategori menganggur ialah

tenaga kerja yang tidak pernah bekerja namun sedang mencari pekerjaan

dan tenaga kerja yang sudah pernah bekerja namun sedang menganggur

dikarenakan mencari pekerjaan lain.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

13

Tingkat angkatan kerja yang tinggi dapat menyebabkani tingkati

pengangguran di negara tersebut meningkati jika jumlah lapangan kerja yangi

tersedia tidak mampui menampung jumlahi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja

di suatu daerah bisa saja lebih besar di bandingkan jumlah lapangan kerja begitu

juga sebaliknya. Maka pemerintah perlu mendorong migrasi antar daerah agar

terjadi pemerataan antara jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan kerja.

Pengangguran juga dapat memberi dampak negatif terhadap perekonomian antara

lain dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat karena dengan

meningkatnya jumlah pengangguran maka daya beli masyarakat pun akan

menurun. Dampak lain dari pengangguran ialah meningkatnya tingkat kemiskinan

di suatu negara sehingga akan terjadi kesenjangan sosial di masyarakatnya yang

dapat meningkatkan tingkat kriminalitas di negara tersebut.

2.1.2 Pengangguran dan Kesenjangan Output

Pengangguran dan kesenjangan output memiliki hubungani yangi sangat

erat, karena setiap tenaga kerja yang memiliki pekerjaan berkontribusi dalam

peningkatan output yang menyebabkan adanya kenaikan dalam pertumbuhan

ekonomi sedangkan pengangguran tidak memiliki kontribusi dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Okun (1962) menemukan adanya hubungan

negatif antarai tingkat pengangguran dengan kesenjangan output negara tersebut.

Bila kesenjangan output di suatu negara meningkat maka tingkat pengangguran

negara tersebut akan menurun. Hubungan negatif antara pengangguran dan

kesenjangan output ini yang akhirnya di sebut sebagai Hukum Okun. Berlawanan

dengan Hukum Okun, (Lal, 2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

14

antara kesenjangan output dan tingkat pengangguran, sehingga Hukum Okun tidak

berlaku di beberapa negara berkembang di asia.

Menurut (Robert M. Solow, 1994) pertumbuhan ekonomi suatu negara

dapat meningkat jika persediaan modal, teknologi dan angkatan kerjanya ikut

meningkat. Persediaan modal bersumber dari investasi yang dapat di gunakan untuk

produksi di masa depan, sehingga semakin tinggi tingkat persediaan modal maka

semakin tinggi pula tingkat produksi yang dihasilkan suatu negara. Hal ini akan

berdampak pada tingkat pengangguran karena perusahaani akan membutuhkani

tenaga kerjai yang lebih banyak ketika produksi barang meningkat sehingga tingkat

pengangguran negara tersebut akan menurun. Namun, menurut hasil (Johnny,

Timipere, & Krokeme, 2018) terdapat hubungan positif antara tingkat investasi

dengan tingkat pengangguran yang artinya ketika tingkat investasi negara tersebut

meningkat maka tingkat pengangguran negara tersebut juga meningkat, hal ini

diduga diakibatkan karena penambahan modal tidak dikelola secara produktif.

2.1.3 Pengangguran dan Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan peningkatan harga secara umumi dan terus

menerus yang mengakibatkani nilai mata uang negara tersebut menurun. Menurut

Parkin dan Bade (2008) inflasi adalah pergerakan tingkat harga ke arah atas

sedangkan menurut Waluyo (2003) inflasi adalah salah satu penyakit ekonomii

yang hampir terjadii di semua negara di dunia.

Tingkat inflasi suatu negara memiliki hubungan dengan tingkat

pengangguran di negara tersebut. Seperti penelitian yang di lakukan oleh Phillips

(1958) yang menemukan bahwai terdapat hubungani negatif antara inflasi dan

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

15

tingkat penganggurani. Penelitian ini sejalani dengan penelitian yangi di lakukan Eita

(2013) di Namibia yang menyatakan bahwa inflasi dan pengangguran memiliki

hubungan negatif. Namun penelitiani yang dilakukan oleh Haug and King (2014)

menyatakani bahwa terdapat hubungani positifi antara inflasi dan pengangguran di

Amerika.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

16

Grafik II-1 Hubungan Upah Tenaga Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja

Upah riil Tenaga Kerja (W/P)

𝐷=f((W/P)

𝑆1

𝑆2

π‘Š1/𝑃1

π‘Š1/𝑃2

0

π‘Šβ„Ž3π‘Šβ„Ž1 π‘Šβ„Ž2

Working Hour (Wh)

π‘Œ2

π‘Œ1 π‘Œ3

0

𝑄3 𝑄1

𝑄2

Jumlah Tenaga Kerja (Q)

π‘Š2/𝑃2

𝑆3

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

17

Dapat dilihat pada kurva di atas upah riil tenaga kerja (π‘Š1/𝑃) dan working

hour (π‘Šβ„Ž1) berada pada tingkat keseimbangannya di titik π‘Š1/𝑃1 dan π‘Šβ„Ž1 namun

ketika terjadi inflasi maka upah riil tenaga kerja menurun ke titik π‘Š2/𝑃1sehingga

kurva penawaran tenaga kerja bergeser ke kanan dari 𝑆1 menjadi 𝑆2 yang

mengakibatkan working hour pekerja meningkat dikarenakan pekerja akan

meningkatkan waktu bekerjanya agar dapat mencukupi kebutuhannya. Peningkatan

waktu bekerja ini akan menyebabkan jumlah tenaga kerja (Q) meningkat sehingga

output (Y) yang dapat diproduksi perusahaan juga meningkat. Namum, dalam

jangka panjang peningkatan inflasi menyebabkan pekerja menyadari bahwa daya

belinya akan suatu barang menurun sehingga pekerja meminta kenaikan upah riil

yang mengakibatkan kurva penawaran tenaga kerja bergeser ke kiri dari 𝑆2 menjadi

𝑆3. Penurunan kurva penawaran tenaga kerja ini akan menyebabkan working hour

pekerja menurun yang akan mengakibatkan jumlah tenaga kerja (Q) menurun

sejalan dengan penurunan output (Y) yang dapat diproduksi perusahaan.

2.2 Tinjauan Empiris

2.2.1 Penelitian Odo Stephen dkk

Dalam penelitiannya yang berjudul Understanding the Relationship

between Unemployment and Inflation in Nigeria (Stephen, Favour, Thomas, &

Johnson, 2017) menguji hubungan antara pengangguran dan inflasi di Nigeria

dengan menggunakan data tahunan pada periode 1980 sampai 2015. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk memahami hubungan kausal antara pengangguran dan

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

18

inflasi di Nigeria. . Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah vector error

correction model (VECM) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

π‘ˆπ‘πΈπ‘€π‘‘ = 𝛽0 + 𝛽1πΌπ‘πΉπ‘‘βˆ’1 + 𝛽2𝑀2πΊπ·π‘ƒπ‘‘βˆ’1 + 𝛽3π‘‡πΊπΈπ‘‹πΊπ·π‘ƒπ‘‘βˆ’1 + ¡𝑑

dimana :

π‘ˆπ‘πΈπ‘€ = Tingkat Pengangguran di Nigeria

𝐼𝑁𝐹𝑑 = Inflasi

𝑀2𝐺𝐷𝑃𝑑 = Jumlah uang beredar % PDB

𝑇𝐺𝐸𝑋𝐺𝐷𝑃𝑑 = Total pengeluaran pemerintah

Penelitian ini menemukan hasil bahwa : (1) inflasi positif signifikan

mempengaruhi pengangguran di Nigeria dalam jangka panjang dan pendek. (2)

terdapat hubungan kausal signifikan antara variabel – variabel dalam model dan

merekomendasikan pemerintah harus menerapkan kebijakan yang akan

mengurangi pengangguran dengan cara meningkatkan pengeluaran pemrintah dan

menjaga stabilitas jumlah uang beredar karena jumlah uang beredar memiliki

pengaruh positif terhadap tingkat pengangguran dalam jangka panjang.

2.2.2 Penelitian Valadkhani

Dalam penelitiannya yang berjudul The causes of unemployment in Iran: an

empirical investigation (Valadkhani, 2003) menguji penyebab pengagguran di iran

pada periode 1968 sampai 2000 dengan menggunakan variabel inflasi,

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan investasi. Penelitiani ini menggunakan

model persamaan simultani dengan metode OLS dan 2SLS (two stage least square)

berdasarkan model :

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

19

ln(π‘ˆπ‘‘) = 𝛽10 + 𝛽11βˆ† ln(𝑃𝑑) + 𝛽12 [ln(π‘Œπ‘‘) βˆ’ ln(π‘Œπ‘‘π‘ƒ)] + 𝛽13 ln(𝐡𝑑

𝑝) + 𝛽14βˆ† ln(𝐼𝑑) +

𝛽14 ln(π‘ˆπ‘‘βˆ’1) + 𝛽15 𝐷 + νœ€1𝑑 (1)

βˆ†ln(𝑃𝑑) = 𝛽20 + 𝛽21βˆ† ln(𝑀2𝑑) + 𝛽22 βˆ†ln(π‘Œπ‘‘ βˆ’ 𝑂𝑉𝑑) + 𝛽23 𝑇𝑑 νœ€2𝑑 (2)

βˆ†ln(π‘Œπ‘‘) = 𝛽30 + 𝛽31βˆ† ln(𝑂𝑉𝑑) + 𝛽32 βˆ†ln(𝐼𝑑) + 𝛽33 βˆ†ln(𝑀2𝑑/ 𝑃𝑑) + 𝛽34βˆ† ln(π‘ƒπ‘‘βˆ’1) +

νœ€3𝑑 (3)

βˆ† ln(𝐼𝑑) = 𝛽40 + 𝛽41 βˆ‘ βˆ† ln(π‘Œπ‘‘βˆ’π‘–) + νœ€4𝑑1𝑖=0 (4)

dimana :

U = Tingkat Pengangguran tahunan

P = Indeks harga konsumen

Y = Output riil (PDB pada harga konstan 1982)

π‘Œπ‘ = ukuran output potensial

𝐡𝑝 = perbedaan nilai tukar pasar gelap dengan nilai tukar resmi

I = Total Investment

D = variabel dummy

OV = Sektor Minyak

Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat masalah endogenitas

antara variabel pengangguran terhadap variabel inflasi, pertumbuhan ekonomi dan

investasi namun variabel tersebut juga dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dari

persamaan di atas variabel inflasi dapat dipengaruhi oleh jumlah uang beredar, PDB

tanpa sektor minyak dan variabel trend. Variabel pertumbuhan ekonomi dapat

dipengaruhi oleh nilai tambah sektor minyak, investasi, pertumbuhan jumlah uang

beredar riil dan inflasi periode sebelumnya sedangkan invesatsi dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

20

Hasil empiris dari penelitian ini menujukan bahwa variabel inflasi,

kesenjangan output, ketidakseimbangan ekonomi karena nilai mata uang yang tidak

stabil, pertumbuhan investasi dan dummy variabel mempengaruhi secara signifikan

terhadap tingkat pengangguran di Irak dan hasil regresi penelitian menunjukan

bahwai terdapat hubungani positif antara tingkat pengangguran dengan kesenjangan

output dan hubungan negatif terhadap tingkat pertumbuhan investasi rill dan inflasi.

2.2.3 Penelitian Sadiku dkk

Sadiku, Ibraimi and Sadiku (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

Econometric Estimation of the Relationship between Unemployment Rate and

Economic Growth of FYR of Macedonia, Penelitian ini bertujuan untuk

memperkirakan secara empiris hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara

pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran di negara Macadonia dengan

menggunakan 4 model yang berbeda yaitu model diferensiasi (OLS), model

dinamis (ARDL), ECM dan pendekatan estimasi VAR menggunakan data kuartal

pada periode 2000-2012.

Hasil empiris dari semua model mengemukakan bahwa tidak ada hubungan

sebab-akibat antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi seperti yang

dijelaskan pada teori hukum okun. Berdasarkan metodologi VAR dan kointegrasi

Engel-Granger tidak ada sebab-akibat antara dua variabel ini dan perubahan dalam

tingkat PDB riil tidak menyebabkan perubahan dalam tingkat pengangguran. Studi

ini juga melihat bahwa kebijakan ekonomi yang di terapkan di negara ini tidak

cocok untuk mendorong pembangunan ekonomi dan tingkat pengangguran, karena

sumber utama penyerapan tenaga kerja adalah sektor publik daripada sektor swasta.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

21

2.2.4 Penelitian Christopoulos

Christopoulos (2004) dalam penelitiannya yang berjudul The relationship

between output and unemployment: Evidence from Greek regions menguji

hubungan antara output dan pengangguran (π‘ˆπ‘‘) pada 13 daerah di Yunani dengan

menggunakan data panel pada periode 1971 - 1993. Metodei yang digunakan dalam

penelitian ini ialah ordinary least square (OLS) dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut :

ln (π‘Œπ‘–π‘‘

π‘Œπ‘–π‘‘βˆ— ) = 𝛽𝑖 ln (

π‘ˆπ‘–π‘‘

π‘ˆπ‘–π‘‘βˆ— ) + 𝑒𝑖𝑑 𝑖 = 1,2, … , 𝑁 𝑑 = 1,2, … , 𝑇 (1)

dimana :

π‘Œπ‘–π‘‘ = output riil daerah

π‘ˆπ‘–π‘‘ = tingkat pengangguran

π‘Œπ‘–π‘‘βˆ— dan π‘ˆπ‘–π‘‘

βˆ— = nilai potensial

Pertimbangan model heterogenitas data panel :

𝑦𝑖𝑑 = 𝛼𝑖 + 𝑒𝑖𝑑𝛽𝑖 + 𝛿𝑖𝑑 + 𝑒𝑖𝑑 𝑒𝑖𝑑 = 𝑒𝑖 , 𝑑 βˆ’ 1 + πœ‚π‘–π‘‘ (2)

Sistem kointegrasi untuk data panel :

𝑦𝑖𝑑 = 𝛼𝑖 + 𝑒𝑖𝑑𝛽𝑖 + 𝛿𝑖𝑑 + πœ‡π‘–π‘‘ 𝑒𝑖𝑑 = 𝑒𝑖 , 𝑑 βˆ’ 1 + νœ€π‘–π‘‘ (3)

Penelitian ini dapat mendapatkan hasil bahwa : (1) terdapat hubungan jangka

panjang antara pengangguran dan output di daerah Yunani. (2) 6 dari 13 daerah

mendapatkan hasil bahwa pengangguran dan output bergerak secara bersamaan. (3)

di 7 daerah sisanya mendapatkan hasil bahwa pengangguran tidak bergerak

bersamaan dengan pergerakan output.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

22

2.2.5 Penelitian Nelson Johnny dkk

Dalam penelitiannya yang berjudul Impact of Foreign Direct Investment on

Unemployment rate in Nigeria (Johnny et al., 2018) menguji dampak dari Investasi

Asing Langsung dan investasi terhadap pengangguran di Nigeria pada periode 1980

sampai 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah ordinary least

square (OLS) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

π‘ˆπΈπ‘… = 𝛽0 + 𝛽1𝐹𝐷𝐼 + 𝛽2𝐢𝐹 + π‘ˆ

dimana :

π‘ˆπΈπ‘… = Tingkat Pengangguran di Nigeria

𝐹𝐷𝐼 = Investasi Asing Langsung

𝐢𝐹 = Investasi

Penelitian ini menemukan hasil bahwa terdapat hubungan negatif tidak signifikan

antara investasi asing langsung terhadap pengangguran di Nigeria dan terdapat

hubungan positif signifikan antara tingkat investasi dan tingkat pengangguran di

Nigeria.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dari beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa terdapat hubungan

jangka panjang antara pengangguran dan output (Christopoulos, 2004) namun

menurut penelitian (Sadiku et al., 2015) tidak terdapat hubungan sebab akibat antara

perumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran hal ini dapat disebabkan karena

penigkatan presentase pertumbuhan ekonomi tidak selamanya meningkatkan

produksi dan jumlah lapangan kerja sehingga tidak akan berdampak pada tingkat

pengangguran suatu negara. Pengangguran suatu negara juga dapat dipengaruhi

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

23

secara signifikan oleh investasi dan inflasi (Valadkhani, 2003) hal ini dapat

disebabkan karena ketika investasi menurun maka perusahaan akan kekurangan

tambahan modal untuk mengembangkan produknya sehingga angkatan kerja yang

tersedia tidak dapat terserap sepenuhnya yang mengakibatkan jumlah

pengangguran tetap meningkat namun menurut (Johnny et al., 2018) terdapat

hubungan positif antara investasi dan pengagguran. Dalam jangka panjang tingkat

inflasi juga dapat memberikan pengaruh positif ataupun negatif terhadap jumlah

pengangguran. Karena ketika inflasi meningkat maka daya beli masyarakat akan

menurun yang menyebabkan perusahaan akan menurunkan produksinya karena

kurangnya modal untuk memproduksi barang. Hal ini akan menyebabkan

perusahaan mengurangi penggunaan pekerjanya yang menyebabkan tingkat

pengangguran meningkat.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

24

Gambar II-1 Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan Investasi

Pertumbuhan

Ekonomi

Tingkat

Pengangguran

RKP 2006

Jumlah Uang

Beredar

Tingkat

Pengangguran

Periode

sebelumnya Kesenjangan

Output

PDB tanpa

sektor minyak

Pertumbuhan

jumlah uang

beredar riil Inflasi periode

sebelumnya

Pertumbuhan

Ekonomi

periode

sebelumnya

Sektor

Pengolahan

Tingkat Inflasi

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA BAB II - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_2_5069.pdfpenduduk yang lebih besar di bandingkan laju pertumbuhan lapangan kerja . 12

25

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel kesenjangan output diduga memiliki pengaruhi negatif

terhadap tingkati pengangguran Indonesia pada tahun 1997 – 2017.

2. Variabel investasi diduga memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat

pengangguran Indonesia pada tahun 1997 – 2017.

3. Variabel inflasi diduga memiliki pengaruh positif terhadap tingkat

pengangguran Indonesia pada tahun 1997 – 2017.