BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · ber-Iman, ber-Akhlak mulia, dan Pandai)....
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · ber-Iman, ber-Akhlak mulia, dan Pandai)....
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Sekolah
SDN Kalirejo 02 berlokasi di Kelurahan Kalirejo,
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang,
dengan nomor statistik sekolah 101032214039. SDN
Kalirejo 02 didirikan pada tahun 1982. Pada tahun
2011 di lokasi SDN Kalirejo 02 dibangun alun-alun
kabupaten Semarang, maka SDN Kalirejo 02 direlokasi
di sebelah utara alun-alun tersebut.
Fasilitas yang dimiliki SDN Kalirejo 02 terdiri dari
6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah,
1 ruang lab komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
pertemuan/aula, 1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 5
kamar mandi dan WC, dan 1 ruang kantin.
Jumlah siswa 4 tahun terakhir terus mengalami
peningkatan. Dari data di lapangan dapat diketahui
bahwa jumlah siswa untuk empat tahun terakhir
adalah pada tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa
156, pada tahun 2012/2013 jumlah siswa159, pada
tahun 2013/2014 jumlah siswa 184, dan pada tahun
pelajaran 2014/2015 jumlah siswa 189.
Pendidik dan tenaga kependidikan SDN Kalirejo
02 terdiri dari guru kelas berjumlah 6 orang berstatus
PNS dengan lulusan D-II dan S-1, guru Mapel
50
Penjasorkes 1 orang berstatus PNS lulusan D-II, 1
orang guru Mapel PAI berstatus sebagai guru honorer
lulusan S-1, 1 orang guru Bahasa Inggris berstatus
guru honorer lulusan S-1, 1 orang pustakawati
berstatus Pegawai tidak tetap (PTT) lulusann S-1.
SDN Kalirejo 02 memiliki motto: SIAP (Santun,
ber-Iman, ber-Akhlak mulia, dan Pandai). Untuk
mewujudkan tujuan sekolah, SDN Kalirejo 02
menetapkan visi dan misi.
Visi SDN Kalirejo 02 adalah “Meraih prestasi
dengan meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan,
serta berperilaku santun dan berbudi luhur”. Indikator
visi meliputi: 1) menjadikan ajaran dan nilai agama
sebagai pegangan hidup. 2) Memiliki daya saing tinggi
dalam mencapai prestasi akademik. 3) Memiliki daya
saing tinggi dalam mencapai prestasi non akademik. 4)
Memiliki perilaku yang sopan dan berbudi pekerti
luhur.
Adapun misi SDN Kalirejo 02 adalah: 1) memberi
bimbingan belajar secara aktif sehingga siswa dapat
berprestasi. 2) membina siswa untuk terbiasa
melakukan budaya tertib, disiplin, serta berperilaku
santun dan berbudi luhur. 3) mewujudkan siswa
berprestasi yang berakhlak mulia dengan landasan
iman dan taqwa. Indikator misi meliputi: a) terdapat
program peningkatan prestasi, b) pembelajaran
dengan peningkatan pakem dan kontekstual, c) setiap
51
mata pelajaran membuat dampak
penggiring/berperilaku santun dan berakhlak mulia.
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan,
maka SDN Kalirejo 02 merumuskan tujuan sekolah.
Tujuan sekolah SDN Kalirejo 02 adalah 1) siswa
mampu untuk melaksanakan peningkatan beribadah
dan dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari, 2)
siswa mampu untuk belajar efektif dan mampu
mengubah pola belajar baik secara pribadi maupun
kelompok, 3) siswa mampu untuk berperilaku sopan
dan santun dalam setiap tingkah laku disekitar
lingkungan manapun, 4) siswa mampu menuntaskan
evaluasi belajar sesuai kriteria yang telah ditentukan,
5) siswa mampu menerapkan segala disiplin ilmu yang
diperoleh sekolah kedalam kehidupan bermasyarakat
lingkungan sekitar, 6) siswa mampu untuk menjaga
nama baik sekolah dan selalu berkomunikasi aktif
dengan sekolah dimanapun berada, 7) menjadikan
sekolah pelopor dan penggerak lingkungan masyarakat
sehingga sekolah diminati oleh masyarakat. Indikator
tujuan SDN Kalirejo 02 meliputi: a) sholat berjamaah
dengan rutin sesuai dengan jadwal sekolah, b)
memiliki program pembiasaan dalam pendidikan
karakter bangsa, c) nilai UN meningkat dari tahun ke
tahun, d) memiliki program K7.
Hasil Ujian Sekolah SDN Kalirejo 02 pada 3 tahun
terakhir sebagaimana tabel berikut:
52
Tabel 4.1. Nilai Ujian Sekolah siswa SDN Kalirejo 02
pada tahun 2011–2014
Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata
Jml B. Ind MTK IPA
2011/2012 7,99 7,49 6,89 22,36
2012/2013 8.36 7.49 6.89 22.74
2013/2014 7.89 8,02 7,72 23,62
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Konteks manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
SDN Kalirejo 02 sebagai salah satu institusi
pendidikan formal jenjang pendidikan dasar
berorientasi pada mutu pembelajaran yang
ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi belajar
siswa, baik prestasi akademik maupun non akademik.
Untuk memperoleh mutu pembelajaran yang
berkualitas, diperlukan manajemen yang ideal dalam
proses pembelajaran. Salah satu manajemen yang
tepat adalah manajemen berbasis sekolah atau yang
sering disebut dengan istilah MBS. Salah satu unsur
dalam MBS yang sangat dibutuhkan adalah penerapan
PAKEM.
Sebagaimana dikemukakan oleh Mindaryati, S.Pd
kepala SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, pihak sekolah menghendaki adanya
perbaikan mutu sekolah. Untuk itu kami
Sumber: Data SDN Kalirejo 02 diolah, 2014
53
semua sangat membutuhkan model
pembelajaran yang tepat yaitu model PAKEM.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sri Iryani,
S.Pd guru kelas VI SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Iya, kami sepakat kebutuhan adanya PAKEM
guna memperbaiki kondisi mutu sekolah.
Harapannya ada perubahan yang lebih baik.
(wawancara tanggal 3 Des 2014)
PAKEM menjadi salah satu unsur MBS yang
diterapkan di SDN Kalirejo 02 bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu juga
bertujuan agar mampu meningkatkan daya tarik dan
jumlah siswa yang mendaftar di SDN Kalirejo 02.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mindaryati,
S.Pd kepala SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, tujuan program PAKEM di
SDN Kalirejo 02 agar pembelajaran menjadi
lebih kondusif, aktif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Alhasil, hasil
pembelajaran meningkat dan maksimal.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sri Iryani,S.Pd
guru kelas VI SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, salah satu tujuan utama program
PAKEM di SDN Kalirejo 02 agar pembelajaran menjadi lebih maksimal, siawa aktif, siswa
kreatif dan siswa terlihat senangkan saat
belajar. Kami juga berharap dengan prestasi
yang baik, akan mampu menarik minat siswa
masuk di SDN Kalirejo 02. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Program PAKEM di SDN Kalirejo 02 sangat
diperlukan karena kondisi pembelajaran sebelum
54
tahun 2011 cukup pasif. Pembelajaran masih bersifat
klasik dan seadanya, guru menyampaikan materi
secara konvensional dan kurang krativitasnya. Hal ini
berdampak pada tidak tertariknya siswa pada
pembelajaran, siswa merasa jenuh sehingga pasif
dalam proses pembelajaran yang bermuara pada
rendahnya hasil belajar.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Seingat saya, saat itu kondisi pembelajaran
sebelum tahun 2011 di SDN Kalirejo 02
masih cukup stagnan. Rendahnya kreativitas
guru sehingga siswa pasif. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Memang benar, sebelum tahun 2011 di SDN Kalirejo 02 kondisi pembelajaran masih
cukup memprihatinkan. Sebagian besar guru
kurang memperhatikan mutu pembelajaran
karena beranggapan sekolahnya sudah
kurang kondusif. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Muh Kharor
selaku ketua komite sekolah di SDN Kalirejo 02
sebagai berikut.
Ya benar, sebelum tahun 2011 di SDN
Kalirejo 02 kondisi pembelajaran cukup
memprihatinkan, dengan kondisi guru yang
kurang bersemangat serta pembelajaran yang ala kadarnya. Sehingga orang tua juga
kurang yakin memasukkan anaknya di SD
ini. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
55
Sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
masih konvensional dan stagnan, salah satu dampak
terbesar yang cukup memprihatinkan di SDN Kalirejo
02 sebelum tahun 2011 berupa rendahnya kualitas
hasil belajar siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Kualitas siswa ditinjau dari hasil belajar
harian siswa masih minim, hal ini nampak
dari minimnya siswa yang aktif dan kreatif,
apalagi merasa senang (enjoy) saat pembelajaran berlangsung. Hal ini
berdampak pada rendahnya daya serap dan
hasil belajar siswa. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya kala itu kualitas hasil belajar harian siswa
masih cukup rendah. Dan saya kira hasil tersebut sebagai dampak dari proses
pembelajaran yang bersifat konvensional dan
cukup klasik, sehingga siswa kurang aktif
dan tidak tertarik. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Selain rendahnya hasil belajar siswa pada tahap
hasil harian, kualitas hasil belajar siswa juga ditinjau
secara periodik oleh pihak sekolah, yaitu nampak juga
minimnya hasil belajar siswa pada kategori hasil ujian
sekolah. Hal ini nampak dari rendahnya perolehan
jumlah total maupun rata-rata serta peringkat tingkat
gugus dan kecamatan.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
56
Memang benar, kualitas siswa ditinjau dari
hasil ujian sekolah masih cukup rendah
dibandingkan dengan yang lain karena masih berada pada peringkat bawah. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Hasil Ujian Sekolah siswa SDN Kalirejo 02
ini nampak sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Hasil Ujian Sekolah siswa SDN Kalirejo 02
Tahun Ajaran 2008 – 2012
No Tahun Ajaran
Jumlah siswa
Nilai rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi
1 2008/2009 15 siswa 17,25 11,10 20,80
2 2009/2010 13 siswa 21,26 17,35 26,15
3 2010/2011 22 siswa 22,80 22,80 25,70
4 2011/2012 27 siswa 22,36 20,20 27,60
Sumber: Data SDN Kalirejo 02 diolah, 2014.
Melihat perolehan hasil belajar siswa baik secara
harian maupun hasil US yang masih cukup rendah
dan memprihatinkan tersebut, memunculkan
perhatian yang cukup besar dari masyarakat.
Masyarakat sangat membutuhkan adanya
peningkatan prestasi belajar siswa, sehingga
penerapan PAKEM mutlak mendapat respon yang
cukup positif dari masyarakat.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, kebutuhan masyarakat
terhadap peningkatan mutu pembelajaran melalui PAKEM sangat tinggi. Pada
prinsipnya mutu pembelajaran sangat
diharapkan, hal ini terlihat dari harapan
57
masyarakat pada output siswa dengan hasil
akademik yang tinggi, termasuk prestasi
belajar yang bersifat non akademik juga
diharapkan. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Muh Kharor
selaku komite di SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar sekali, kebutuhan masyarakat
terhadap peningkatan mutu pembelajaran
melalui PAKEM sangat besar. Masyarakat
selalu mendorong agar sekolah tersebut bisa
bangkit layaknya sekolah idaman dengan perbaikan mutu pembelajaran yang
kompetitif. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Awal mula diperkenalkan pembelajaran model
PAKEM di SDN Kalirejo 02 cukup memperoleh respon
positif. Namun, reaksi guru dan juga siswa pada
beberapa kurun waktu awal masih belum bisa
menerapkan secara luwes dan maksimal. Sebagian
besar guru belum bisa secara runtut dalam
mengaplikasikan setiap tahapan PAKEM. Demikian
juga sebagian besar siswa belum bisa secara instan
mengikuti tahapan konsep PAKEM di kelas.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Awal mula bulan pertama diterapkan pembelajaran PAKEM di kelas, sebagian guru
masih belum begitu lancar karena respon
siswa yang juga masih pasif. Namun, dengan
berjalannya waktu, pada bulan kedua
pembelajaran PAKEM sudah mulai mendapat
respon oleh siswa sehingga menumbuhkan semangat guru untuk menerapkannya.
Namun, saya selaku kepala sekolah selalu
memberikan pantauan proses pembelajaran
PAKEM untuk mengantisipasi kendala yang
muncul. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
58
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Endang
Wahyuningsih,S.Pd.SD guru kelas V SDN Kalirejo 02
sebagai berikut.
Pada bulan pertama dan kedua penerapan pembelajaran PAKEM di kelas saya masih
agak kaku dan bingung, namun pada bulan
ketiga sudah terasa lancar dan mudah,
apalagi mendapat respon positif dari siswa
kelas V. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh
Sukarsih, S.Pd.SD guru kelas IV SDN Kalirejo 02
sebagai berikut.
Ya benar, awalnya saya cukup grogi dalam
penerapan pembelajaran PAKEM di kelas,
tetapi menjadi mudah dan ketagihan setelah
berjalan hingga bulan kedua dan ketiga.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
4.2.2 Input manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
Aspek input mendorong terlaksananya MBS
dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02 kec. Ungaran Timur
bisa berjalan dengan baik, salah satunya karena
didasari oleh adanya keputusan kepala sekolah
tentang penerapan PAKEM pada tahun ajaran
2011/2012. Keputusan kepala sekolah tentang
penerapan PAKEM dilaksanakan melalui rapat
bersama dengan beberapa dewan guru menghasilkan
keputusan berupa penyiapan guru, penyiapan siswa
dan penyiapan penyediaan sarana prasarana untuk
mendukung pembelajaran PAKEM.
59
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Iya, benar. Pelaksanaan PAKEM ini
berdasarkan keputusan bersama dengan
para guru pada tahun ajaran 2011/2012.
Rapat tersebut membahas 1) penyiapan guru berupa pembinaan dan diklat PAKEM, 2)
penyiapan siswa berupa pendondisian siswa
dalam pembelajaran, dan 3) penyiapan
penyediaan sarana prasarana berupa
penyediaan komputer, printer, alat peraga, 4)
penyediaan biaya untuk anggaran PAKEM. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh guru
kelas VI SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, ada rapat bersama guru untuk
pelaksanaan PAKEM 4 tahun yang lalu yaitu
pada tahun ajaran 2011/2012. Rapat
tersebut membahas 1) penyiapan guru, 2) penyiapan siswa, 3) penyiapan penyediaan
sarana prasarana, dan 4) penyediaan biaya.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Keterlaksanaan MBS dalam PAKEM di SDN
Kalirejo 02 kec. Ungaran Timur mendapat dukungan
oleh berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.
Pihak internal yang selayaknya memberikan dukungan
adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Adapun pihak
eksternal seperti komite, masyarakat dan orang tua
siswa. Salah satu pihak internal yang cukup memiliki
posisi strategis guna mendukung program PAKEM di
SDN Kalirejo 02 adalah guru. Guru sebagai manajer
pembelajaran memiliki tanggungjawab yang besar dan
mulia dalam pelaksanaan program PAKEM.
60
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Terdapat beberapa karakteristik guru dalam
pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02
sebagai berikut:
a. Guru merespon positif konsep pembelaja-ran PAKEM.
b. Guru berorientasi pada tujuan penerapan
PAKEM di SDN Kalirejo 02.
c. Guru bertanggung jawab pada keberhasil-
an pembelajaran PAKEM. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh guru
kelas VI SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, bervariasi karakteristik guru dalam pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02,
seperti: respon positif dari guru, berorientasi
pada keberhasilan penerapan PAKEM,
ketergantungan pada rekan guru yang lain.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Untuk memperoleh hasil belajar berupa mutu
pendidikan yang berkualitas, harus didampingi oleh
guru profesional. Profesionalisme guru diperoleh
berdampingan dengan kualifikasi akademik yang layak
bagi guru.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Kualifikasi guru dalam pengelolaan PAKEM di
SDN Kalirejo 02 sebagaimana layaknya
kualifikasi guru profesional pada umumnya.
Pendidik dan tenaga kependidikan SDN Kalirejo
02 terdiri dari guru kelas berjumlah 6 orang
berstatus PNS dengan lulusan D-II dan S-1, guru Mapel Penjasorkes 1 orang berstatus PNS
lulusan D-II, 1 orang guru Mapel PAI berstatus
sebagai guru honorer lulusan S-1, 1 orang guru
Bahasa Inggris berstatus guru honorer lulusan
61
S-1, 1 orang pustakawati berstatus Pegawai
Tidak Tetap (PTT) Lulusan S.1. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh guru
kelas IV SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, kualifikasi guru dalam pengelolaan
PAKEM di SDN Kalirejo 02 cukup bervariasi
juga. Ada yang S1, D2, status PNS dan non PNS.
Untuk lebih jelasnya ya ada di data guru pada
laporan bulanan. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Untuk mendukung penerapan PAKEM di SDN
Kalirejo 02, guru memiliki posisi strategis dalam
mengantarkan tercapainya tujuan PAKEM. Meskipun
secara umum mayoritas guru sudah memiliki
kualifikasi pendidikan sebagai guru sebagaimana
tersebut, pembinaan dan pembekalan dari kepala
sekolah diperlukan guna meningkatkan potensi
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut hemat saya, sesuai kualifikasi yang
dimiliki, potensi guru 70% baik, namun
sebelum penerapan PAKEM, terlebih dahulu
saya memberikan diklat pembekalan secara intensif pada guru secara bersama-sama,
sehingga saya yakin pada potensi yang
dimiliki guru dengan konsep PAKEM.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Selain posisi strategis guru dalam mengelola
pembelajaran, pihak internal yang cukup vital dalam
memberikan dukungan keberhasilan program PAKEM
di SDN Kalirejo 02 adalah kepala sekolah. Kepala
sekolah dengan segala bentuk program dan alokasi
62
anggarannya memprioritaskan keterlaksanaan
program PAKEM sebagai program unggulan di SDN
Kalirejo 02.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Selaku kepala sekolah saya memberikan
dukungan yang positif pada pengelolaan PAKEM
di SDN Kalirejo 02. Misalnya dalam bentuk pemberian pantauan, pembinaan, konsultasi,
serta penyediaan sarana prasarana yang
mendukung PAKEM. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Hal ini juga dikemukakan oleh guru kelas V SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, tentu saya berikun dukungan.
Setidaknya saya mampu mengelola PAKEM di kelas secara maksimal, sehingga
pembelajaran lebih aktif, kreatif dan menye-
nangkan bagi siswa. (wawancara tanggal 3
Des 2014).
Adapun pihak eksternal pendukung MBS dalam
PAKEM adalah keikutsertaan partisipasi orang tua
siswa dan komite sekolah. Orang tua siswa dan komite
sekolah cukup andil dalam memberikan dukungan
baik moril maupun spirituil penerapan PAKEM. Hal ini
ditunjukkan dengan kesediaannya dalam memberikan
kelengkapan fasilitas belajar anaknya secara bersama-
sama. Selain itu nampak pula pada pemberian
dukungan motivasi belajar anaknya di rumah.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut hemat saya, orang tua siswa dan
komite juga memberikan apresiasi yang
63
cukup positif terhadap pengelolaan PAKEM di
SDN Kalirejo 02. Dukungan orang tua siswa
dan komite berupa kesediaan orang tua menambah iuran untuk kelengkapan fasilitas
pembelajaran, pemberian support pada
siswa, persetujuan orang tua siswa dan
komite yang berorientasi pada mutu
pembelajaran. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Hal ini juga dikemukakan oleh guru kelas V SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya, selaku komite sekolah kami juga sangat
memberikan dukungan positif pada
penerapan PAKEM di sekolah. bentuk
dukungan kami seperti pemberian support,
kontribusi tambahan penyediaan sarana prasarana secukupnya dari para wali siswa.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Kemampuan siswa dalam PAKEM di SDN Kalirejo
02 juga menjadi prioritas perhatian dan pertimbangan
oleh pihak sekolah dan komite sekolah. Perhatian
pihak ini menjadi sangat wajar karena siswa sebagai
obyek utama pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02.
Kemampuan siswa bervariasi, namun pada dasarnya
siswa mampu mengikuti model pembelajaran PAKEM
oleh guru setelah terbiasa beberapa kali pertemuan
guru menggunakan model PAKEM.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Perlu saya akui, bahwa kemampuan siswa
dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02 pada
awalnya masih minim dan pasif. Belum
terlihat aktivitas siswa yang bernuansa aktif
dan kreatif. Bulan kedua mulai terlihat
kemampuan siswa dalam bentuk keberanian bertanya, keberanian maju ke depan kelas,
64
dan ketertarikan siswa pada pembelajaran
sudah mulai nampak. (wawancara tanggal 3
Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, bahwa kemampuan siswa dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02 pada awalnya
masih cukup rendah. Hal ini berdampak
pada pasifnya proses pemelajaran PAKEM.
Namun bulan berikutnya sudah mulai
tampak kemampuan siswa dalam bentuk
keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa mulai aktif.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Kondisi siswa yang masih minim dan pasif,
menjadi hambatan dalam pembelajaran PAKEM. Oleh
karenanya, sangat perlu mendapat motivasi dari pihak
sekolah baik oleh kepala sekolah, guru maupun orang
tua siswa sendiri. Motivasi bisa berupa materil
maupun spirituil secara kontinue dan berkala sesuai
dengan kapasitas dan kebutuhan siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam PAKEM antara
lain: penyediaan fasilitas pembelajaran dan
pemberian reward bagi siswa yang berprestasi. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, saya selalu berupaya memberikan
motivasi belajar pada siswa dalam PAKEM seperti memberi reward bagi siswa yang aktif
dan kreatif. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
65
Hal ini juga dikemukakan oleh salah satu wali
siswa kelas VI SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, saya selalu berupaya memberikan
motivasi belajar pada anak saya dalam
mendukung pembelajaran PAKEM. Baik
berupa pantauan belajar secara rutin di rumah dan mengecek hasil belajar harian.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
4.2.3 Proses manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
Penerapan PAKEM cukup diapresiasi oleh banyak
pihak, baik pihak internal sekolah maupun
masyarakat. Hal ini cukup layak dan wajar karena
konsep model PAKEM ini belum pernah diterapkan di
SDN Kalirejo 02. Selain itu konsep pembelajaran
PAKEM diperoleh melalui keikutsertaan kepala
sekolah dan salah satu guru pada acara workshop
tingkat kabupaten.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02 ini pada awalnya saya peroleh dari acara
workshop pembelajaran PAKEM tingkat
kabupaten. Saya merasa tertarik dan
tertantang yang saya rasa sangat tepat untuk
diterapkan di SDN Kalirejo 02 saat itu. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Pada awalnya diperkenalkan oleh kepala
sekolah kala itu, dan saya diajak mengikuti
66
workshop pembelajaran PAKEM tingkat
kabupaten untuk memantapkan niat dan
program kepala sekolah. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Proses MBS dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02
merupakan salah satu tahapan yang cukup penting.
Proses PAKEM sebagai tahapan yang cukup panjang
dan berpengaruh dalam proses pembentukan dan
penanaman pengetahuan pada siswa memerlukan
persiapan perencanaan maksimal.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, dalam PAKEM guru harus
mempersiapkan perencanaan pembelajaran
berupa kelengkapan perangkat pembelajaran, persiapan materi dan juga media yang
digunakan, serta pemilihan metode
pembelajaran yang tepat. (wawancara tanggal
3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, saya harus mempersiapkan
kelengkapan perangkat pembelajaran, persiapan
materi, bahan ajar, dan media pembelajaran
yang akan saya digunakan di kelas. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Penanaman materi pembelajaran pada siswa
memerlukan persiapan yang matang dan maksimal
dengan mengacu pada kebutuhan dan melihat
kekurangan. Pengelolaan kelas menjadi lebih
maksimal jika didukung oleh tersedianya keperluan
guru dalam kelas.
67
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, tentunya kelengkapan sarana
prasarana, alat peraga, buku penunjang
pembelajaran dan ATK. (wawancara tanggal 3
Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, seperti pembelajaran pada umumnya,
namun pembelajaran PAKEM terlihat lebih
banyak seperti kelengkapan sarana
prasarana, alat peraga, ATK, buku penunjang pembelajaran baik buku untuk guru maupun
untuk siswa. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Untuk memperoleh mutu pembelajaran yang
maksimal, para guru melaksanakan PAKEM sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan
PAKEM mengacu pada silabus dan RPP serta
memanfaatkan media pembelajaran yang telah
disiapkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, saya cukup bangga pada semangat
dan kompetensi para guru dengan penerapan
PAKEM. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, kami mengelola pembelajaran
sesuai dengan perencanaan awal sehingga
lebih menghemat dan mengefektifkan waktu
dan tenaga. Demikian juga evaluasi
pembelajaran saya lakukan untuk mengukur
68
dan mengetahui kemampuan siswa.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Lebih lanjut sebagaimana dikemukakan oleh
kepala SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, untuk memaksimalkan kemampuan
guru dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02 ini, saya
mengadakan supervisi pada guru keterkaitan
pengelolaan pembelajaran. Supervisi ini saya lakukan dengan menggunakan IPKG. Supervisi
saya laksanakan minimal 2 kali dalam 1
semester. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pengetahuan para guru memiliki pengaruh yang
cukup tinggi guna meningkatkan pemahaman dan
skill siswa. Dalam hal ini pihak sekolah memberikan
fasilitas guna meningkatkan pengetahuan para guru.
Pihak sekolah juga memberikan kesempatan para
guru mengikuti diklat dan workshop baik yang
diadakan tingkat kecamatan, kabupaten maupun oleh
pihak luar.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Untuk memperluas pengetahuan guru
tentang materi pelajaran yang akan
disampaikan, disediakan minimal 5 referensi
buku, dan menfasilitasi area wifi. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, untuk memperluas pengetahuan
gur, kepala sekolah menyediakan bagi para
guru minimal 5 referensi buku pegangan guru dan menfasilitasi area wifi di sekolah,
sehingga kami mudah melengkapi informasi
69
yang berkaitan dengan pendidikan.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Berbekal pengetahuan yang dimiliki oleh para
guru, proses pembelajaran PAKEM bisa diterapkan
secara maksimal. Para guru mampu mengaplikasikan
unsur-unsur pembelajaran PAKEM di kelas secara
runtut dan tepat sasaran. Kemampuan guru dalam
menerapkan PAKEM, nampak pada beberapa unsur
PAKEM seperti keaktifan guru dan siswa, kreativitas
guru dan siswa serta pembelajaran yang
menyenangkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Langkah-langkah proses pembelajaran di
kelas agar tetap kondusif, idealnya mengacu
pada penerapan langkah pembelajaran PAKEM, di mana pembelajaran harus mampu
menumbuhkan pembelajaran yang interaktif
seperti; siswa yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, yang tentunya diawali oleh
guru sebagai pengelola pembelajaran.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas V
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Langkah-langkah pembelajaran PAKEM agar
tetap kondusif sebenarnya simple, yang
penting saya bisa menumbuhkan siswa yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan pada saat belajar. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, agar pembelajaran PAKEM tetap
kondusif, maka pembelajaran harus
bernuansa aktif, kreatif, efektif dan
70
menyenangkan bagi siswa. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Proses pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02
dengan hasil dokumentasi pembelajaran sebagai
berikut.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran PA-
KEM tersebut diasumsikan pelaksanaan pembelajaran
berlangsung efektif dan efisien. Untuk mengawasi
pelaksanaan pembelajaran PAKEM di kelas agar tetap
berlangsung efektif sesuai dengan komponen PAKEM,
maka dilakukan supervisi oleh kepala sekolah minimal
sekali dalam sebulan yaitu pada minggu keempat.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Benar, saya secara rutin mengawasi
pelaksanaan pembelajaran guru di kelas
secara bergilir. Supervisi saya laksanakan
Gambar. 4.1 Proses Pembelajaran olah raga berlangsung
71
minimal sekali dalam 1 bulan. Supervisi
kunjungan kelas ini saya lakukan untuk
mengetahui secara riil kemampuan guru dalam menerapkan model PAKEM dalam
pembelajaran, sehingga saya mengetahui
persis bagaimana kemampuan guru dan
kesulitan yang dihadapi di kelas. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Hal ini juga dikemukakan oleh guru kelas V SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Selalu ada supervisi, biasanya kami disupervisi oleh kepala sekolah pada minggu terakhir,
bahkan juga 2 kali supervisi dalam sebulan.
Untuk supervisi ini saya biasanya urutan kedua
setelah guru kelas VI. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Penerapan PAKEM yang maksimal oleh guru,
berdampak positif bagi semua elemen sekolah
terutama bagi siswa dan guru saat proses
pembelajaran berlangsung. Manfaat utama yang
terlihat nyata adalah kondisi pembelajaran yang
cukup kondusif, efektif dan efisien.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Setelah saya amati melalui supervisi, kondisi
kelas cukup kondusif, guru sudah mampu
mengelola pembelajaran yang berbasis
PAKEM, demikian juga siswa sudah bisa mengikuti instruksi guru dengan baik.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya benar, kondisi kelas sudah cukup
kondusif akhir-akhir ini, sebagian besar guru
sudah cukup mampu mengelola
72
pembelajaran yang berbasis PAKEM.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil
dokumentasi mengenai kondisi kelas saat
pembelajaran PAKEM berlangsung, sebagaimana
gambar berikut.
Proses penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02 bisa
berlangsung sesuai yang direncanakan karena
memperoleh dukungan dari berbagai faktor, baik
faktor internal sekolah dan juga faktor eksternal
seperti orang tua dan komite sekolah. Salah satu
faktor pendukung adalah tersedianya fasilitas
pembelajaran dari pihak sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Faktor pendukung dalam proses
pembelajaran PAKEM berupa respon positif
dari guru, komite dan orang tua yang berupa mengusahakan kelengkapan materi dan
fasilitas sarana prasarana yang meliputi
kelengkapan sekolah dan ruang kelas, serta
keaktifan siswa. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Gambar 4.2. kondisi kelas saat pembelajaran PAKEM di kelas VI
berlangsung
73
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, sebagai faktor pendukung
proses pembelajaran PAKEM berupa fasilitas
pembelajaran, semangat siswa aktif belajar,
dan dukungan orang tua. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Selain faktor pendukung, penerapan PAKEM juga
mengalami kendala sebagai penghambat proses
pembelajaran. Kendala yang muncul tidak menjadi
hambatan utama, namun bisa disikapi oleh guru
dengan solusi yang tepat. Kendala penerapan PAKEM
biasanya muncul dari pihak internal sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut hemat saya, beberapa hambatan
dalam proses pembelajaran PAKEM berupa:
1) guru sulit menciptakan suasana yang
menyenangkan, 2) waktu pembelajaran kurang efektif (molor), 3) membutuhkan
anggaran biaya untuk pengadaan alat peraga
yang lebih banyak, 4) siswa yang kurang
kreatif merasa kesulitan. (wawancara tanggal
3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya, ada beberapa kendala yang terkadang muncul dalam proses PAKEM seperti:
terbatasnya kemampuan rekan guru yang
sudah tua dan mendekati pensiun sehingga
terbatas kreatifitasnya, anggaran sekolah
yang minim sehingga menghambat
pengadaan alat peraga maupun pembelian buku panduan. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
74
Untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa
dari penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02, guru
mengagendakan pemberian evaluasi baik secara rutin
maupun berkala. Pemberian evaluasi untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan pembelajaran
PAKEM yang diterapkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Sesuai instruksi saya, guru memberikan
evaluasi pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir
pembelajaran. (wawancara tanggal 3 Des
2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas V
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Tentu, saya memberikan evaluasi
pembelajaran pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan akhir pembelajaran, sehingga mudah mengetahui daya serap
siswa. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Evaluasi pembelajaran PAKEM diorientasikan
untuk mengukur kemampuan siswa. Maka guru
memberikan evaluasi dalam bentuk yang bervariasi
sesuai dengan materi dan kebutuhan sehingga
kemampuan siswa bisa diukur secara menyeluruh
keterkaitan dengan daya serap pembelajaran PAKEM.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Pada prinsipnya saya memberikan kebebasan pada guru untuk bentuk evaluasi pembelajaran,
bisa berupa praktik maupun tertulis, essay
maupun pilihan ganda menyesuaikan materi
75
dan kemudahan untuk mengukur kemampuan
siswa. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas V
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Bentuk evaluasi pembelajaran bermacam-
macam, bisa berupa praktik maupun tertulis,
essay maupun pilihan ganda yang penting bisa untuk mengukur kemampuan siswa.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
4.2.4 Produk manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
Penerapan pembelajaran model PAKEM di SDN
Kalirejo 02 diorientasikan oleh pihak sekolah menuai
hasil berupa mutu pembelajaran yang berkualitas.
Mutu pembelajaran yang diharapkan berupa prestasi
akademik maupun non akademik.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Hasil pembelajaran (PAKEM) di SDN Kalirejo 02 cukup menggembirakan. Hal ini nampak
dari kondusifnya pembelajaran serta
diperolehnya hasil belajar siswa di atas KKM
(rata-rata KKM setiap mata pelajaran 68) dan
menunjukkan peningkatan pada hasil UN
pada 3 tahun terakhir yaitu tahun ajaran 2011/2012 s.d 2013/2014. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh siswa kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, hasil pembelajaran (PAKEM) di
SDN Kalirejo 02 cukup baik. Setahu saya
76
hasil belajar siswa cukup baik karena rata-
rata memperoleh 75, sudah di atas batas
minimal, kata ibu guru. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil
dokumentasi hasil UN pada kurun 3 tahun ajaran
terakhir, sebagaimana tabel berikut.
Tabel 4.3. Hasil Ujian Sekolah SDN Kalirejo 02 pada
tahun 2011- 2013:
Tahun
Pelajaran
Nilai Rata-rata Jumlah
B. Ind MTK IPA
2011/2012 7,99 7,49 6,89 22,36
2012/2013 8.36 7.49 6.89 22.74
2013/2014 7.89 8,02 7,72 23.62
Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
(PAKEM) di SDN Kalirejo 02 para guru melakukan
evaluasi sepanjang proses pembelajaran PAKEM. Hal
ini terlihat dari evaluasi yang diberikan tidak sebatas
pada evaluasi akhir pembelajaran saja, melainkan
evaluasi pembelajaran PAKEM dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung, akhir pembelajaran
(akhir bab), serta evaluasi secara berkala yaitu saat
semester berlangsung.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
(PAKEM) di SDN Kalirejo 02 ini saya melihat dari
proses pembelajaran, hasil belajar harian, hasil
belajar semesteran dan hasil UASBN.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
77
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Biasanya saya dalam mengukur keberhasilan
PAKEM dengan melihat dari proses
pembelajaran, hasil belajar harian, hasil
belajar semesteran dan hasil Ujian Sekolah. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran
PAKEM di SDN Kalirejo 02, hasil belajar siswa
dibandingkan dengan nilai siswa pada sekolah lain.
Hal ini untuk mengukur seberapa besar standar
keberhasilan siswa, sehingga bisa memberikan
feedback bagi para guru dalam mensikapi penerapan
PAKEM di sekolah. Sebagai perbandingan, kepala
sekolah membandingkan hasil belajar siswa dengan
sekolah tingkat gugus dan kecamatan.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, standarisasi keberhasilan
pembelajaran di SDN Kalirejo 02 secara berurutan saya bandingkan secara lokal
dengan sekolah lain dalam tingkat gugus Ki
Hajar Dewantara dan dalam tingkat
kecamatan. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh siswa kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Standarisasi keberhasilan pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02 dengan
membandingkan hasil belajar dengan sekolah
lain kecamatan atau kabupaten. (wawancara
tanggal 3 Des 2014).
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran (PAKEM)
di SDN Kalirejo 02 juga diamati oleh beberapa aspek
78
utama yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Ketiga aspek ini menjadi aspek pokok yang harus
diperoleh siswa secara berbarengan. Berkurangnya
salah satu aspek tersebut, menjadikan produk
penerapan pembelajaran PAKEM dinilai kurang
maksimal.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Menurut saya, aspek keberhasilan dalam
pembelajaran (PAKEM) di SDN Kalirejo 02 dilihat dari 2 aspek, yaitu prestasi akademik
siswa pada tataran kognitif (aspek
pengetahuan) dan tataran psikomotorik/skill
(aspek keterampilan), terlebih didukung oleh
terbentuknya sikap karakter siswa.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Pada 3 aspek keberhasilan dalam
pembelajaran aspek kognitif, aspek
psikomotorik/skill, dan aspek afektif.
Keberhasilan pembelajaran PAKEM sebagai
prioritas utama tujuan pembelajaran menjadi sorotan
pihak sekolah. Pihak sekolah merespon dan menerima
segala konsekuensi hasil belajar siswa sebagai produk
akhir penerapan PAKEM. Pihak sekolah mencari solusi
jika hasil belajar siswa masih rendah dan untuk
melengkapi kekurangan PAKEM.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Jika hasil pembelajaran (PAKEM) di SDN
Kalirejo 02 masih rendah, saya mencoba
79
mengevaluasi baik pada setiap tahapan dan
proses pembelajaran, serta memusyawa-
rahkan pada semua guru untuk mencari sumber masalahnya, untuk dicarikan
solusinya. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
Adapun hasil pembelajaran PAKEM yang dinilai
lancar dan menuai hasil yang baik, maka pihak
sekolah melanjutkan dan mempertahankan PAKEM
sebagai salah satu model pembelajaran yang
diprioritaskan. Dalam hal ini di SDN Kalirejo 02
dalam 4 tahun ajaran dinilai menuai hasil yang
positif sehingga PAKEM menjadi model pembelajaran
yang diprioritaskan oleh pihak sekolah dan
masyarakat guna mencapai mutu pembelajaran yang
lebih baik.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN
Kalirejo 02 sebagai berikut.
Sebaliknya jika hasil pembelajaran (PAKEM)
di SDN Kalirejo 02 sudah memenuhi target,
maka saya akan memaksimalkan lagi dengan
melanjutkan model PAKEM di SD ini sebagai salah satu model pembelajaran unggu;an
supaya hasilnya lebih baik, sekaligus
mensosialisasikan pada sekolah yang lain
agar sama-sama bisa meraih kemajuan.
(wawancara tanggal 3 Des 2014).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas VI
SDN Kalirejo 02 sebagai berikut.
Ya tentu, menurut saya kalau hasil
pembeljaran PAKEM sudah memenuhi target
sebaiknya ya diteruskan pada tahun-tahun
berikutnya, tinggal melengkapi
kekurangannya saja supaya lebih baik dan
maksimal, dengan mutu pembelajaran yang berkualitas. (wawancara tanggal 3 Des 2014).
80
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa produk dari penerapan PAKEM dalam
MBS di SDN Kalirejo 02 adalah berupa meningkatnya
mutu pembelajaran siswa secara merata.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konteks manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
Ide dasar munculnya program PAKEM di SDN
Kalirejo 02 karena kondisi pembelajaran sebelum
tahun 2011 masih cukup stagnan dan pasif. Hal ini
terlihat dari model pembelajaran masih bersifat klasik
dan seadanya, guru menyampaikan materi secara
konvensional dan rendah kreativitasnya. Rendahnya
kreativitas guru dalam pembelajaran menyebabkan
siswa pasif dan kurang tertarik, sehingga
pembelajaran kurang menyenangkan bagi siswa.
Sebagai dampak negatif dari proses pembelajaran yang
cukup memprihatinkan di SDN Kalirejo 02 berupa
rendahnya kualitas hasil belajar siswa saat itu.
Rendahnya hasil belajar dapat terlihat dari
kualitas hasil belajar harian siswa yang masih minim,
Hal ini juga karena rendahnya daya serap siswa pada
proses pembelajaran. Selain rendahnya hasil belajar
harian siswa, kualitas hasil belajar siswa juga ditinjau
secara periodik oleh pihak sekolah, yaitu nampak pada
81
minimnya hasil belajar siswa pada saat hasil ujian
sekolah.
Meskipun memperoleh peningkatan hasil ujian
sekolah pada setiap tahunnya, namun masih berada
pada peringkat bawah jika dibandingkan dengan
sekolah lain. Sehingga memperkuat rencana
penerapan pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02
untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Masyarakat
sangat membutuhkan adanya peningkatan prestasi
belajar siswa, sehingga penerapan PAKEM mendapat
respon yang cukup positif dari masyarakat dan juga
komite sekolah. Apalagi pihak kepala sekolah dan
guru sebagai stakeholder internal lebih membutuhkan
dalam rangka perbaikan mutu sekolah sehingga
merespon penerapan model PAKEM. Hal ini senada
dengan ungkapan Mulyasa (2009), bahwa penerapan
PAKEM sebagai salah satu pilar MBS mampu
memperbaiki proses pembelajaran, yang diyakini akan
berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran di
sekolah.
Pada prinsipnya mutu pembelajaran sangat
diharapkan oleh semua pihak, hal ini terlihat dari
harapan masyarakat pada output siswa dengan hasil
akademik yang tinggi, termasuk prestasi belajar yang
bersifat non akademik juga diharapkan. Oleh
karenanya, penerapan PAKEM cukup diapresiasi oleh
banyak pihak, baik pihak internal sekolah maupun
masyarakat. Hal ini cukup layak dan wajar karena
konsep model PAKEM belum pernah diterapkan di
82
SDN Kalirejo 02. Hal ini juga bisa diinterpretasikan
bahwa penerapan model PAKEM di SDN Kalirejo 02
mengandung maksud untuk memenuhi kebutuhan
stakeholder dalam upaya perbaikan mutu sekolah.
4.3.2 Input Manajemen Berbasis Sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan
Ungaran Timur.
Salah satu faktor yang mendorong pelaksanaan
PAKEM di SDN Kalirejo 02 kec. Ungaran Timur berupa
input baik internal maupun eksternal sekolah. Pihak
internal yang memberikan dukungan adalah kepala
sekolah dan guru melalui rapat bersama yang
menghasilkan adanya keputusan kepala sekolah
tentang penerapan PAKEM pada tahun ajaran
2011/2012. Keputusan kepala sekolah tentang
penerapan PAKEM meliputi: 1) penyiapan guru berupa
pembinaan dan diklat PAKEM, 2) penyiapan siswa
berupa penkondisian siswa dalam pembelajaran, dan
3) penyiapan penyediaan sarana prasarana berupa
penyediaan komputer, printer, alat peraga, 4)
penyediaan biaya untuk anggaran PAKEM.
Dalam hal ini SDM terutama kepala sekolah dan
guru sudah mempersiapkan diri untuk menerapkan
PAKEM secara maksimal dalam rangka memperoleh
hasil belajar yang bermutu. Karakteristik guru dalam
pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02 berupa
responsibility guru secara positif pada konsep
pembelajaran PAKEM, orientasi guru pada tujuan
83
penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02, tanggung jawab
guru pada keberhasilan pembelajaran PAKEM. Dalam
rangka memperoleh hasil belajar yang bermutu,
sehingga diperlukan guru profesional yang sarat
dengan kualifikasi tenaga pendidik. Kualifikasi guru
dalam pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02
sebagaimana layaknya kualifikasi guru profesional
pada umumnya. Hal ini sesuai dengan kondisi
pendidik dan tenaga kependidikan SDN Kalirejo 02
yang terdiri dari guru kelas berjumlah 6 orang
berstatus PNS dengan lulusan D-II dan S-1, guru
Mapel Penjasorkes 1 orang berstatus PNS lulusan D-II,
1 orang guru Mapel PAI berstatus sebagai guru
honorer lulusan S-1, 1 orang guru Bahasa Inggris
berstatus guru honorer lulusan S-1, 1 orang
pustakawati berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT)
Lulusan S.1.
Selain kesiapan SDM, pihak sekolah juga sudah
menunjukkan kesiapan sarpras sebagai pendukung
penerapan PAKEM. Kesiapan sarpras terlihat dari
penyediaan komputer, printer dan alat peraga. Selain
sudah tersedianya sarana prasarana pembelajaran inti
berupa ruang kelas. Demikian juga penyediaan biaya
untuk anggaran PAKEM sudah mendapat jalan keluar
dengan adanya anggaran BOS dan dukungan dari
masyarakat melalui komite sekolah.
Sebagai upaya dukungan dalam penerapan
PAKEM di SDN Kalirejo 02 kepala sekolah memberikan
pembinaan dan diklat guru guna meningkatkan
84
potensi kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas. kepala sekolah memberikan
diklat pembekalan secara intensif pada guru secara
bersama-sama, sehingga potensi guru meningkat.
Pembinaan diberikan minimal 1 minggu sekali setiap
hari Sabtu. Kepala sekolah juga memberikan
dukungan dalam bentuk alokasi anggaran dana
sekolah dengan tujuan memprioritaskan
keterlaksanaan program PAKEM sebagai program
unggulan di SDN Kalirejo 02. Selaku kepala sekolah
juga memberikan dukungan positif pada pengelolaan
PAKEM di SDN Kalirejo 02 dalam bentuk pemberian
pantauan, pembinaan, konsultasi, serta penyediaan
sarana prasarana PAKEM.
Pihak eksternal pendukung MBS dalam PAKEM
adalah keikutsertaan partisipasi orang tua siswa dan
komite sekolah. Orang tua siswa dan komite sekolah
cukup andil dalam memberikan dukungan baik moril
maupun spirituil penerapan PAKEM. Hal ini
ditunjukkan dengan kesediaannya dalam memberikan
kelengkapan fasilitas belajar anaknya secara bersama-
sama. Selain itu nampak pada pemberian dukungan
motivasi belajar siswa di rumah. Orang tua siswa dan
komite memberikan apresiasi yang cukup positif
terhadap pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02.
Dukungan orang tua siswa dan komite berupa
kesediaan orang tua menambah iuran untuk
kelengkapan fasilitas pembelajaran, pemberian
support pada siswa, persetujuan orang tua siswa dan
85
komite yang berorientasi pada mutu pembelajaran. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian Fullan dan Watson
(dalam Nurkolis, 2003) yang menyimpulkan bahwa
terdapat bukti yang nyata keterlibatan orang tua dan
masyarakat berpengaruh terhadap pembelajaran siswa
yang bernuansa PAKEM di kelas, meskipun diakui
pada sekolah-sekolah yang belum maju pengaruhnya
masih terbatas.
Kemampuan siswa dalam PAKEM di SDN Kalirejo
02 juga menjadi prioritas perhatian dan pertimbangan
oleh pihak sekolah dan komite sekolah. Hal ini karena
siswa sebagai obyek utama pembelajaran PAKEM di
SDN Kalirejo 02. Kemampuan siswa dalam PAKEM di
SDN Kalirejo 02 pada awalnya masih minim dan pasif.
Belum terlihat aktivitas siswa yang bernuansa aktif
dan kreatif. Bulan kedua mulai terlihat kemampuan
siswa dalam bentuk keberanian bertanya, keberanian
maju ke depan kelas, dan ketertarikan siswa pada
pembelajaran sudah mulai nampak.
Kondisi siswa yang minim dan pasif, menjadi
hambatan dalam pembelajaran PAKEM. Oleh
karenanya, sangat perlu mendapat motivasi dari pihak
sekolah baik oleh kepala sekolah, guru maupun orang
tua siswa sendiri. Motivasi bisa berupa materil
maupun spirituil secara kontinue dan berkala sesuai
dengan kapasitas dan kebutuhan siswa. Motivasi
belajar siswa dalam PAKEM dari kepala sekolah dan
guru antara lain berupa penyediaan fasilitas
pembelajaran dan pemberian reward bagi siswa yang
86
berprestasi. Sementara orang tua siswa memberikan
motivasi belajar anak dalam mendukung pembelajaran
PAKEM berupa pantauan belajar secara rutin di
rumah dan mengecek hasil belajar harian.
Hasil penelitian pembelajaran aspek input
ini sejalan dengan pendapat dari Indra Djati Sidi
(2001:19-20) yang mengatakan bahwa pelaksanaan
manajemen pendidikan harus lebih terbuka,
accountable, mengoptimalkan partisipasi orang tua
dan masyarakat, serta dapat mengelola semua sumber
daya yang tersedia di sekolah dan lingkungannya
untuk digunakan seluas-luasnya bagi peningkatan
prestasi siswa dan mutu pendidikan pada umumnya.
4.3.3 Proses manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
Proses penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02
merupakan tahapan penting dalam proses menuju
sekolah bermutu. Terdapat 3 (tiga) tahapan utama
dalam proses PAKEM yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran PAKEM oleh guru.
Dalam perencanaan proses PAKEM guru
mempersiapkan kelengkapan perangkat pembelajaran
seperti penyusunan silabus dan RPP, persiapan materi
dan juga media yang digunakan, serta pemilihan
metode pembelajaran yang tepat. Perencanaan
disusun secara maksimal sehingga bisa dijadikan
sebagai acuan pembelajaran oleh guru. Demikian pula
87
pada komponen sarana prasarana telah dipersiapkan
secara maksimal sesuai kebutuhan pembelajaran
PAKEM. Hal ini sebagai bentuk salah satu indikasi
kesiapan guru dan sarpras sebagai SDM utama dalam
pengelolaan PAKEM.
Penanaman materi pembelajaran pada siswa
memerlukan persiapan yang matang dan maksimal
dengan mengacu pada kebutuhan dan melihat
kekurangan. Pengelolaan kelas menjadi lebih
maksimal jika didukung oleh tersedianya keperluan
guru dalam kelas. Dalam pembelajaran PAKEM guru
memerlukan fasilitas sarana prasarana, alat peraga,
buku penunjang pembelajaran dan ATK. Buku
penunjang pembelajaran baik buku untuk guru
maupun untuk siswa sehingga lebih menghemat
waktu.
Pihak sekolah memberikan fasilitas guna
meningkatkan pengetahuan para guru dalam
mengelola pembelajaran PAKEM. Pihak sekolah
memberikan kesempatan para guru mengikuti diklat
dan workshop baik yang diadakan tingkat kecamatan,
kabupaten maupun oleh pihak luar. Dalam rangka
mengembangkan pengetahuan guru mengenai materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa,
kepala sekolaah juga menyediakan minimal 5 referensi
buku paket bagi para guru, dan menfasilitasi area wifi
di sekolah untuk memudahkan guru dalam
mengakses informasi pengetahuan.
88
Para guru memiliki pengetahuan yang cukup
sehingga proses pembelajaran PAKEM bisa diterapkan
secara maksimal di SDN Kalirejo 02. Para guru
mampu mengaplikasikan unsur-unsur pembelajaran
PAKEM di kelas secara runtut dan tepat sasaran.
Kemampuan guru dalam menerapkan PAKEM
menunjukkan beberapa unsur PAKEM secara nyata
seperti keaktifan guru dan siswa, kreativitas guru dan
siswa serta pembelajaran yang menyenangkan dalam
kelas.
Langkah-langkah pembelajaran di kelas mengacu
pada langkah pembelajaran PAKEM sehingga tetap
kondusif. Pembelajaran PAKEM yang kondusif mampu
menumbuhkan siswa secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, yang tentunya pembelajaran ini
diawali oleh guru sebagai pengelola pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman (2010),
pembelajaran PAKEM pada unsur “pembelajaran aktif”
adalah pembelajaran yang lebih banyak melibatkan
aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi
dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka
mendapatkan berbagai pengalaman yang
meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Lebih lanjut menurut Indrawati (2009), pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang
menstimulus siswa untuk mengembangkan
gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar
yang ada. Rusman (2010), mengungkapkan bahwa
89
pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang
mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa
membentuk kompetensi siswa serta mengantarkan
mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara maksimal.
Unsur keempat dari pembelajaran PAKEM adalah
menyenangkan sebagaimana dikemukakan oleh Dave
Meier (dalam Indrawati, 2009), yaitu suasana belajar
dalam keadaan gembira.
Kepala sekolah memberikan supervisi kunjungan
kelas pada guru untuk mengawasi pelaksanaan
pembelajaran PAKEM di kelas agar tetap berlangsung
efektif sesuai dengan komponen PAKEM. Supervisi
oleh kepala sekolah dilaksanakan minimal sekali
dalam sebulan yaitu pada minggu keempat. Supervisi
pembelajaran PAKEM dilakukan secara berurutan
pada semua guru di SDN Kalirejo 02. Supervisi
kunjungan kelas dilakukan untuk mengetahui secara
riil kemampuan guru dalam menerapkan model
PAKEM dalam pembelajaran, sehingga kepala sekolah
mengetahui persis bagaimana kemampuan guru dan
kesulitan yang dihadapi di kelas. Dampak positif dari
supervisi penerapan PAKEM secara maksimal oleh
guru di SDN Kalirejo 02 berupa kondisi pembelajaran
yang cukup kondusif, efektif dan efisien, demikian
juga siswa sudah bisa mengikuti instruksi guru
dengan baik.
Proses penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02 bisa
berlangsung efektif sesuai yang direncanakan karena
memperoleh dukungan dari berbagai faktor, baik
90
faktor internal sekolah maupun faktor eksternal
seperti orang tua dan komite sekolah. Faktor
pendukung proses pembelajaran PAKEM adalah
berupa respon positif dari guru, komite dan orang tua
yang berupa mengusahakan kelengkapan materi dan
fasilitas sarana prasarana yang meliputi kelengkapan
sekolah dan ruang kelas, serta adanya keaktifan
siswa. Hal ini sebagaimana fasilitas sarpras yang ada
di SDN Kalirejo 02 berupa 6 ruang kelas, 1 ruang
guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang lab komputer, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang pertemuan/aula, 1
ruang UKS, 1 ruang mushola, 5 kamar mandi dan WC,
dan 1 ruang kantin.
Selain faktor pendukung, penerapan PAKEM juga
mengalami kendala yang biasanya muncul dari pihak
internal sekolah sehingga menjadi penghambat proses
pembelajaran. Beberapa hambatan dalam proses
pembelajaran PAKEM berupa: 1) guru sulit
menciptakan suasana yang menyenangkan, 2) waktu
pembelajaran kurang efektif (molor), 3) membutuhkan
anggaran biaya untuk pengadaan alat peraga yang
lebih banyak, 4) siswa yang kurang kreatif merasa
kesulitan.
Untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa
dari penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02, guru
mengagendakan pemberian evaluasi baik secara rutin
maupun berkala. Pemberian evaluasi untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan pembelajaran
PAKEM yang diterapkan. Guru memberikan evaluasi
91
pembelajaran pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan akhir pembelajaran, sehingga
memudahkan mengetahui daya serap siswa.
Evaluasi pembelajaran PAKEM diorientasikan
untuk mengukur kemampuan siswa. Maka guru
memberikan evaluasi dalam bentuk yang bervariasi
sesuai dengan materi dan kebutuhan sehingga
kemampuan siswa bisa diukur secara menyeluruh
keterkaitan dengan daya serap pembelajaran PAKEM.
Adapun bentuk evaluasi pada prinsipnya
bervariasi, bisa berupa praktik maupun tertulis, essay
maupun pilihan ganda menyesuaikan materi dan
kemudahan untuk mengukur kemampuan siswa.
4.3.4 Produk manajemen berbasis sekolah dalam
PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran
Timur.
Produk utama penerapan pembelajaran model
PAKEM di SDN Kalirejo 02 diorientasikan oleh pihak
sekolah berupa mutu pembelajaran yang berkualitas
dan unggul. Mutu pembelajaran yang diharapkan
berupa prestasi akademik maupun non akademik.
Hasil pembelajaran (PAKEM) di SDN Kalirejo 02 cukup
menggembirakan. Hal ini nampak dari kondusifnya
pembelajaran serta diperolehnya hasil belajar siswa di
atas KKM (rata-rata KKM setiap mata pelajaran 70)
dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
pada hasil UN.
92
Hasil Ujian Sekolah SDN Kalirejo 02 pada kurun
3 tahun ajaran terakhir yaitu pada tahun pelajaran
2011/2012 dengan jumlah 22,36 pada tahun ajaran
2012/2013 berjumlah 22.74, dan pada tahun ajaran
2013/2014 meningkat menjadi 23,62.
Aspek keberhasilan pembelajaran PAKEM di SDN
Kalirejo 02 dilihat dari 3 aspek, yaitu prestasi
akademik siswa pada tataran kognitif (aspek
pengetahuan) dan tataran psikomotorik/skill (aspek
keterampilan), terlebih didukung oleh terbentuknya
sikap karakter siswa sebagai aspek afektif.
Keberhasilan pembelajaran PAKEM sebagai
prioritas utama tujuan pembelajaran menjadi sorotan
pihak sekolah. Pihak sekolah merespon dan menerima
segala konsekuensi hasil belajar siswa sebagai produk
akhir penerapan PAKEM. Pihak sekolah mencari solusi
jika hasil belajar siswa masih rendah untuk
melengkapi kekurangan PAKEM. Kepala sekolah
mengevaluasi baik pada setiap tahapan dan proses
pembelajaran, serta memusyawarahkan pada semua
guru untuk mencari sumber masalahnya untuk
mencarikan solusinya.
Sebaliknya, hasil pembelajaran PAKEM di SDN
Kalirejo 02 yang dinilai lancar dan menuai hasil yang
baik, maka pihak sekolah melanjutkan dan
mempertahankan PAKEM sebagai salah satu model
pembelajaran yang diprioritaskan. Dalam hal ini di
SDN Kalirejo 02 dalam 4 tahun ajaran dinilai menuai
hasil yang positif sehingga PAKEM menjadi model
93
pembelajaran yang diprioritaskan oleh pihak sekolah
dan masyarakat guna mencapai mutu pembelajaran
yang lebih baik di SDN Kalirejo 02. Dengan
konsekuensi melengkapi kekurangannya supaya
menjadi lebih baik dan maksimal dengan mutu
pembelajaran yang berkualitas dan bermakna.
Hasil penelitian pembelajaran PAKEM di SDN
Kalirejo 02 dalam aspek produk ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muh.Sholeh (2009)
dalam judul Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah (Pelaksanaan Program MBS Rintisan di SD
Case Study Negeri 2 Karangsari Kecamatan Pejawaran
Banjarnegara).
94