BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.€¦ · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi...

16
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru lebih aktif daripada siswa dan siswa menjadi pasif serta cenderung bosan. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku dan berdampak pada hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1 rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa pra siklus berikut: Grafik 1 Nilai Siswa Pra Siklus Apabila dilihat berdasarkan ketuntasan belajar siswa maka berikut adalah tabel dan grafiknya 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 pra siklus pra siklus KKM

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.€¦ · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi...

  • 21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Diskripsi Awal

    Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar

    dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya

    ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru

    lebih aktif daripada siswa dan siswa menjadi pasif serta cenderung bosan.

    Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran

    tampak kaku dan berdampak pada hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1

    rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa pra siklus berikut:

    Grafik 1

    Nilai Siswa Pra Siklus

    Apabila dilihat berdasarkan ketuntasan belajar siswa maka berikut adalah

    tabel dan grafiknya

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

    pra siklus

    pra siklus

    KKM

  • 22

    Tabel 1

    Hasil belajar siswa pra siklus

    Nilai Pra siklus

    Nilai tertinggi 89

    Nilai terendah 40

    Rata-rata 64

    Ketuntasan Persentase(%)

    Tuntas 28% (10 siswa)

    Tidak tuntas 72% (26 siswa)

    Grafik 2

    Hasil belajar siswa pra siklus

    Berdasarkan hasil diatas disebabkan karena cara guru mengajar

    masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana guru hanya

    berceramah, sehingga diperlukan adanya suatu pemecahan masalah.

    Pemecahan masalah dapat diatasi dengan pemilihan model pembelajaran

    yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1.

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    TT T

    72%

    38%

    nilai

  • 23

    B. Deskripsi Hasil Siklus I

    1. Perencanaan

    Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika

    matematika dengan model Pembelajaraan Kooperatif tipe Jigsaw. RPP

    digunakan guru sebagai acuan selama kegiatan pembelajaran. RPP

    dikonsultasikan kepada guru yang mengajar di kelas X Akuntansi 1.

    Langkah kedua menyusun dan menyiapkan lembar observasi siswa

    dan guru selama proses pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu

    membuat lembar soal dan lembar evaluasi tes siklus I.

    2. Pelaksanaan

    Pelaksanaan tindakan siklus I dalam kegiatan pembelajaran, guru

    berusaha menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-

    langkah pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat

    sebelumnya dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X

    Akuntansi 1.

    Siklus I pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan, 2

    pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes. Pertemuan

    dilaksanakan pada hari Selasa, berlangsung selama 2 x 45 menit, pada

    hari rabu berlangsung selama 2 x 45 menit, dan pada hari kamis

    berlangsung selama 2 x 45 menit.

    Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui

    model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.

    a) Pertemuan pertama

    Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 Mei

    2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan

    ini mengenai pernyataan dan bukan pernyataan. Guru membagi siswa

    dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi

    kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa

    dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang

    disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda

    di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari

    dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa

    akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah

    dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk

    didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing

    kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain

  • 24

    memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir

    pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

    siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.

    Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru

    saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari

    ini.

    b) Pertemuan kedua

    Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan hari rabu tanggal 23 Mei 2012

    pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini

    yaitu ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi, dan

    ingkarannya. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4

    siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk

    berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk

    kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar

    materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa

    untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang

    sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan

    menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru

    membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam kelompok asal. Guru

    meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan

    kelas (kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-

    masing). Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

    siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.

    Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan meminta siswa

    untuk belajar karena pertemuan berikut ada tes.

    c) Pertemuan ketiga

    Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei 2012

    pukul 13.30-15.00 WIB. Pertemuan ini mengadakan tes untuk siklus 1

    dan siswa diminta untuk memasukan buku matematika. Guru juga

    mengatur posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur.

    3. Observasi

    Observasi pelaksanaan tindakan I dilakukan oleh observer selama

    proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan

    adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model Pembelajaran

    Kooperatif tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran

    terutama pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar

    observasi guru dan siswa, berikut penjabarannya.

  • 25

    a) Pertemuan Pertama

    Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus I menunjukkan

    bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok masih kurang, hal itu

    dibuktikan dengan skor 20 atau 55,56% dari skor idealnya 36 atau

    100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa kurang aktif dalam

    diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi

    dan soal yang seharusnya dikerjakan bahkan terdapat siswa main Hp.

    Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok belum terjalin dengan

    maksimal. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong

    rendah dengan perolehan skor 45 atau 56,25% sedangkan skor

    idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum

    terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran

    Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang melatih siswa untuk melakukan

    pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif

    tipe Jigsaw.

    b) Pertemuan kedua

    Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus I menunjukkan

    bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan

    walaupun masih kurang, hal itu dibuktikan dengan skor 23 atau

    68,89% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena

    beberapa siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal

    yang tidak berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan.

    Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan.

    Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah

    dengan perolehan skor 46 atau 57,5% sedangkan skor idealnya adalah

    80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum terbiasa mengajar

    dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

    guru mulai melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

    menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

    c) Pertemuan ketiga

    Siswa mengerjakan soal tes sedikit ribut dan guru memberi peringatan

    terhadap siswa tersebut. Guru mengawasi siswa dengan berkeliling

    diantara tempat duduk siswa.

  • 26

    4. Refleksi

    Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I

    adalah sebagai berikut.

    a) Pertemuan pertama

    Siswa belum terbiasa suasana pembelajaran yang mengarah pada

    model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini diperoleh dari hasil

    observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang

    hanya mencapai skor skor 20 atau 55,55% dari skor idealnya 36 atau

    100%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru hanya

    mencapai 45 atau 56,25% dari skor idealnya 80 atau 100%. Rendahnya

    nilai yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar

    dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

    kurang melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

    menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

    b) Pertemuan kedua

    Siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak

    berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan. Kekompakan dan

    kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan. Hal ini diperoleh dari

    hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

    hanya mencapai skor 23 atau 68,89% dan dari hasil observasi terhadap

    aktivitas guru hanya mencapai skor 46 atau 57,5%. Rendahnya nilai

    yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar dengan

    menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang

    melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan

    model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

    c) Pertemuan ketiga

    Hasil tes evaluasi pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil

    belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

  • 27

    Tabel 2.

    Hasil Belajar Siswa Siklus I

    Nilai Pra siklus

    Nilai tertinggi 100

    Nilai terendah 60

    Rata-rata 80

    Ketuntasan Persentase(%)

    Tuntas 89% (32 siswa)

    Tidak tuntas 11% (4 siswa)

    Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran

    seperti tampak pada gambar berikut

    Grafik 3.

    Diagram Hasil Belajar Siklus I

    Berdasarkan hasil tabel 2 dan grafik 3 menunjukkan bahwa

    siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 32 siswa atau 89%

    dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja

    keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak

    80% atau lebih dari 29 siswa.

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    TT T

    11%

    89%

    nilai

  • 28

    Guru dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I,

    yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok

    agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru hendaknya lebih

    tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran

    berlangsung. Guru pada saat menerangkan materi secara perlahan dan

    dengan suara yang lebih keras serta memaksimalkan penggunaan

    papan tulis. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan

    nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa

    untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan

    meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar ahli yang

    dimiliki siswa.

    C. Deskripsi siklus II

    1. Perencanan

    Tahap ini berisi kegiatan merencanakan tindakan pada siklus II

    sesuai dengan hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan

    dalam menyusun rencana tindakan pada siklus II bertujuan untuk

    mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama pelaksanaan

    siklus I. Perubahan pada tahap perencanaan tindakan yaitu

    pengelompokkan siswa secara heterogen yang akan dibentuk oleh guru,

    pengelompokkan ini berdasarkan nilai ulangan harian pada pertemuan

    sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi adanya kelompok yang

    mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar soal dan kesenjangan

    siswa berkemampuan kurang dan tinggi.

    Perencanan tindakan siklus II meliputi pembuatan Rencana

    Perencanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika matematika

    dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, lembar

    observasi guru dan siswa selama pelaksanaan siklus II, lembar soal, dan

    soal evaluasi tes siklus II.

    2. Pelaksanaan

    Pelaksanaan siklus II dalam kegiatan pembelajaran, guru berusaha

    menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-langkah

    pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya

    dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X Akuntansi 1.

    Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan.

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Juni 2012,

    berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada

  • 29

    hari Selasa tanggal 12 Juni 2012, berlangsung selama 2 x 45 menit.

    Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Juni 2012,

    berlangsung selama 2 x 45 menit.

    Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui

    model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.

    a) Pertemuan pertama

    Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan hari Senin tanggal 11 Juni

    2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan

    ini mengenai invers, konvers, dan kontraposisi. Guru membagi siswa

    dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi

    kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa

    dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang

    disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda

    di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari

    dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa

    akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah

    dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk

    didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing

    kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain

    memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir

    pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

    siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.

    Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru

    saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari

    ini.

    b) Pertemuan kedua

    Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan hari Selasa tanggal 12 Juni

    2012 pukul 10.00-12.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan

    ini yaitu penarikan kesimpulan. Guru membagi siswa dalam kelompok

    (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru

    meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang

    sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.

    Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing

    kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung

    jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali

    kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya

    kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam

  • 30

    kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok

    mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain memperhatikan

    dan mengoreksi jawaban masing-masing). Guru memberikan umpan

    balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi

    terhadap diskusi yang telah dilakukan. Akhir pembelajaran guru

    memberikan kesimpulan dan meminta siswa untuk belajar karena

    pertemuan berikut ada tes

    c) Pertemuan ketiga

    Pertemuan ketiga siklusI II dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei

    2012 pukul 09.00-11.00 WIB. Pertemuan ini guru memberikan

    penguatan materi sebelumnya dan siswa diminta untuk memasukan

    buku matematika karena akan ada tes siklus II. Guru juga mengatur

    posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur.

    3. Observasi

    Observasi pelaksanaan siklus II dilakukan oleh observer selama

    proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan

    adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model kooperatif

    tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran terutama

    pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar observasi

    guru dan siswa.

    a) Pertemuan Pertama

    Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus II menunjukkan

    bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok cukup baik, hal itu

    dibuktikan dengan skor 25 atau 69,44% dari skor idealnya 36 atau

    100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa mulai aktif dalam

    diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja

    sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Aktivitas guru dalam

    proses pembelajaran masih tergolong cukup dengan perolehan skor 54

    atau 67,5% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini

    terjadi karena guru belum bisa memahami kondisi disekitarnya. Guru

    memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh siswa

  • 31

    b) Pertemuan kedua

    Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus II menunjukkan

    bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan

    walaupun tidak banyak, hal itu dibuktikan dengan skor 27 atau 75%

    dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa

    siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.

    Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan

    baik. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong baik

    dengan perolehan skor 66 atau 82,5% sedangkan skor idealnya adalah

    80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru mulai terbiasa mengajar

    dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

    melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan

    model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

    c) Pertemuan ketiga

    Siswa mengerjakan soal dengan tenang. Guru mengawasi siswa

    dengan berkeliling diantara tempat duduk siswa.

    4. Refleksi

    Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I

    adalah sebagai berikut.

    a) Pertemuan pertama

    Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.

    Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan

    baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa

    hanya mencapai skor 25 atau 69,44%, sedangkan aktivitas guru dalam

    proses pembelajaran hanya mencapai skor 54 atau 67,5% nilai

    tersebut dinilai karena guru belum bisa memahami kondisi

    disekitarnya. Guru memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh

    siswa.

    b) Pertemuan kedua

    Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.

    Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan

    baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa

    hanya mencapai skor 27 atau 75% dan dari hasil observasi terhadap

    aktivitas guru dalam proses pembelajaran hanya mencapai skor 66

    atau 82,5% dikarenakan guru mulai terbiasa mengajar dengan

    menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan melatih

  • 32

    siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model

    Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

    c) Pertemuan ketiga

    Hasil tes evaluasi pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan hasil

    belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

    Tabel 3

    Hasil Belajar Siswa Siklus II

    Nilai Pra siklus

    Nilai tertinggi 100

    Nilai terendah 75

    Rata-rata 87,5

    Ketuntasan Persentase(%)

    Tuntas 100% (36 siswa)

    Tidak tuntas 0% (0 siswa)

    Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran

    seperti tampak pada gambar berikut

    Grafik 4

    Diagram Hasil Belajar Siklus II

    Berdasarkan hasil tabel 3 dan grafik 4 menunjukkan bahwa

    siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 36 siswa atau

    100% dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja

    keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak

    100% atau 36 siswa tuntas.

    100%

    0%Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 33

    Guru sudah memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I,

    yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok

    agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru sudah tegas

    menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran

    berlangsung. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan

    nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa

    untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan

    meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar materi yang

    dimiliki siswa.

    D. Pembahasan Antar Siklus dan Tiap Siklus

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan menggunakan 2 siklus,

    masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Siklus I

    membahas materi mengenai pernyataan dan bukan pernyataan serta

    konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. Siklus II

    membahas materi mengenai invers, konvers dan kontraposis serta penarikan

    kesimpulan. Pembelajaran tiap siklus mengikuti model Pembelajaran

    Kooperatif tipe Jigsaw.

    Hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif

    dalam diskusi kelompok, ditunjukkan dengan masih ada beberapa siswa yang

    masih mengobrol sendiri ketika sedang berdiskusi. Berdasarkan hasil tes

    siklus I menunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas dari 36

    siswa.

    Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan

    dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif dibandingkan pada silkus I, lebih fokus

    dalam diskusi kelompok ataupun dalam mengerjakan tes individu. Hasil tes

    tiap siklus dapat dilihat sebagai berikut.

  • 34

    Tabel 4

    Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

    Keterangan

    Kondisi Awal Siklus I Siklus II

    Jumlah Siswa

    Persentase Jumlah Siswa

    Persentase Jumlah Siswa

    Persentase

    Tidak Tuntas

    26 72% 4 11% 0 0%

    Tuntas 10 28% 32 89% 36 100%

    Jumlah 36 100,00% 36 100,00% 36 100,00%

    Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran

    seperti tampak pada gambar berikut

    Grafik 5

    Diagram Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    Kondisi Awal Siklus I Siklus II

    72%

    11%0%

    28%

    89%100%

    Belum Tuntas Tuntas

  • 35

    Tabel 4 maupun grafik 5 menunjukkan adanya peningkatan hasil

    belajar siswa mulai dari kondisi awal sampai siklus II setelah

    diterapkannya model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hasil belajar

    siswa pada siklus I yakni 32 siswa atau 89% dari 36 siswa tuntas pada

    nilai KKM 70. Hasil tersebut mengalami peningkatan dibandingkan

    dengan kondisi awal siswa, dimana hanya 10 siswa atau 28% dari 36

    siswa yang tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal

    sampai pada siklus I yakni sebesar 71%. Hasil belajar siswa pada siklus II

    yakni 36 siswa atau 100% dari 36 siswa tuntas pada nilai KKM 70.

    Berdasarkan hasil pada siklus I dan II tersebut, maka terdapat

    peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 11%, sedangkan hasil belajar

    siswa jika dibandingkan dari kondisi awal sampai pada siklus II

    mengalami peningkatan sebesar 72%. Penerapan model Pembelajaran

    Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X

    Akuntansi 1.

    E. Pembahasan hasil penelitian

    Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil

    penelitian dan catatan penelitian selama melakukan penelitian.

    Pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 1

    cukup baik. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam

    siklus 1 ini yaitu bimbingan guru dan pujian yang semangat kepada

    kelompok yang hasil diskusinya baik, terkompak, dan teraktif, serta

    penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

    Pengelolaan waktu di dalam kelas oleh guru pada siklus 1 sudah

    cukup baik, hal ini terlihat dari pembelajaran yang sudah dilakukan sesuai

    dengan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Jadi, guru sudah bisa

    mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang diberikan karena

    siswa dapat saling bertukar materi.

    Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam diskusi

    cukup baik. Terlihat dari hasil diskusi, hampir semua jawaban dari soal yang

    diberikan benar semua. Dari hasil ini, hampir semua kelompok menjawab

    semua soal dengan baik. Meskipun ada beberapa kelompok yang masih

    kesulitan dalam memahami maksud dari soal yang diberikan.

    Hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh jumlah siswa yang

    mendapat nilai minimal 70 sudah memenuhi batas tuntas yaitu 89%.

    Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 2 lebih baik.

    Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1.

  • 36

    Bimbingan yang dilakukan guru kepada siswa sudah merata, dan pujian

    terhadap kelompok yang hasil diskusinya baik juga sudah diberikan dengan

    semangat. Pengelolaan waktu oleh guru pada pembelajaran siklus 2 sudah

    baik. Kesempatan presentasi yang diberikan oleh guru juga sudah cukup

    banyak, terbukti dari semua kelompok yang ada semuannya telah

    mempresentasikan hasil pekerjaan mereka tanpa rasa malu-malu lagi.

    Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan

    dalam diskusi sudah baik, hanya kebenaran jawaban yang diberikan masih

    sedikit buruk. Hal ini dikarenakan siswa masih perlu penjelasan lagi dari

    guru mengenai materi logika. Setelah presentasi hasil diskusi kelompok,

    guru membahas kembali mengenai soal-soal yang terkait dalam diskusi.

    Dengan melihat hasil penelitian tindakan kelas, menurut guru semua

    indikator kinerja sudah tercapai pada siklus 2.

    Hambatan juga terjadi pada diri siswa yaitu dengan penerapan

    model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa membutuhkan waktu

    relatif lama dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa belum

    terbiasa untuk memahami materi bersama dengan teman dalam kelompok,

    penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw belum pernah

    dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya di kelas X Akuntasnsi 1 SMK

    Negeri 1 Salatiga. Siswa juga belum terbiasa mengajarkan materi kepada

    teman sebayanya, sehingga mereka terlihat canggung saat mengajarkan

    materi yang mereka dapat pada anggota kelompoknya dan kelompok lain

    Selain itu membutuhkan waktu yang lama, juga membutuhkan

    kesabaran yang lebih dari guru dalam membimbing siswa saat belajar

    kelompok. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar siswa lebih

    bersemangat saat belajar kelompok dan memiliki keberanian menjelaskan

    materi yang didapat.