BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.€¦ · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.€¦ · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi...
-
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Awal
Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya
ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru
lebih aktif daripada siswa dan siswa menjadi pasif serta cenderung bosan.
Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran
tampak kaku dan berdampak pada hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1
rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa pra siklus berikut:
Grafik 1
Nilai Siswa Pra Siklus
Apabila dilihat berdasarkan ketuntasan belajar siswa maka berikut adalah
tabel dan grafiknya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
pra siklus
pra siklus
KKM
-
22
Tabel 1
Hasil belajar siswa pra siklus
Nilai Pra siklus
Nilai tertinggi 89
Nilai terendah 40
Rata-rata 64
Ketuntasan Persentase(%)
Tuntas 28% (10 siswa)
Tidak tuntas 72% (26 siswa)
Grafik 2
Hasil belajar siswa pra siklus
Berdasarkan hasil diatas disebabkan karena cara guru mengajar
masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana guru hanya
berceramah, sehingga diperlukan adanya suatu pemecahan masalah.
Pemecahan masalah dapat diatasi dengan pemilihan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1.
0%
20%
40%
60%
80%
TT T
72%
38%
nilai
-
23
B. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika
matematika dengan model Pembelajaraan Kooperatif tipe Jigsaw. RPP
digunakan guru sebagai acuan selama kegiatan pembelajaran. RPP
dikonsultasikan kepada guru yang mengajar di kelas X Akuntansi 1.
Langkah kedua menyusun dan menyiapkan lembar observasi siswa
dan guru selama proses pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu
membuat lembar soal dan lembar evaluasi tes siklus I.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dalam kegiatan pembelajaran, guru
berusaha menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X
Akuntansi 1.
Siklus I pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan, 2
pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes. Pertemuan
dilaksanakan pada hari Selasa, berlangsung selama 2 x 45 menit, pada
hari rabu berlangsung selama 2 x 45 menit, dan pada hari kamis
berlangsung selama 2 x 45 menit.
Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui
model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.
a) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 Mei
2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan
ini mengenai pernyataan dan bukan pernyataan. Guru membagi siswa
dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi
kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa
dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang
disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda
di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari
dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa
akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah
dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk
didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing
kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain
-
24
memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir
pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap
siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.
Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru
saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari
ini.
b) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan hari rabu tanggal 23 Mei 2012
pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini
yaitu ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi, dan
ingkarannya. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4
siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk
berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk
kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar
materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa
untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang
sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan
menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru
membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam kelompok asal. Guru
meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan
kelas (kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-
masing). Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap
siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.
Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan meminta siswa
untuk belajar karena pertemuan berikut ada tes.
c) Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei 2012
pukul 13.30-15.00 WIB. Pertemuan ini mengadakan tes untuk siklus 1
dan siswa diminta untuk memasukan buku matematika. Guru juga
mengatur posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur.
3. Observasi
Observasi pelaksanaan tindakan I dilakukan oleh observer selama
proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan
adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran
terutama pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar
observasi guru dan siswa, berikut penjabarannya.
-
25
a) Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus I menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok masih kurang, hal itu
dibuktikan dengan skor 20 atau 55,56% dari skor idealnya 36 atau
100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa kurang aktif dalam
diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi
dan soal yang seharusnya dikerjakan bahkan terdapat siswa main Hp.
Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok belum terjalin dengan
maksimal. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong
rendah dengan perolehan skor 45 atau 56,25% sedangkan skor
idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum
terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang melatih siswa untuk melakukan
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw.
b) Pertemuan kedua
Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus I menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan
walaupun masih kurang, hal itu dibuktikan dengan skor 23 atau
68,89% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena
beberapa siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal
yang tidak berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan.
Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan.
Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah
dengan perolehan skor 46 atau 57,5% sedangkan skor idealnya adalah
80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum terbiasa mengajar
dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan
guru mulai melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
c) Pertemuan ketiga
Siswa mengerjakan soal tes sedikit ribut dan guru memberi peringatan
terhadap siswa tersebut. Guru mengawasi siswa dengan berkeliling
diantara tempat duduk siswa.
-
26
4. Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I
adalah sebagai berikut.
a) Pertemuan pertama
Siswa belum terbiasa suasana pembelajaran yang mengarah pada
model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini diperoleh dari hasil
observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang
hanya mencapai skor skor 20 atau 55,55% dari skor idealnya 36 atau
100%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru hanya
mencapai 45 atau 56,25% dari skor idealnya 80 atau 100%. Rendahnya
nilai yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar
dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan
kurang melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
b) Pertemuan kedua
Siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak
berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan. Kekompakan dan
kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan. Hal ini diperoleh dari
hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
hanya mencapai skor 23 atau 68,89% dan dari hasil observasi terhadap
aktivitas guru hanya mencapai skor 46 atau 57,5%. Rendahnya nilai
yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar dengan
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang
melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
c) Pertemuan ketiga
Hasil tes evaluasi pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil
belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
-
27
Tabel 2.
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nilai Pra siklus
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Rata-rata 80
Ketuntasan Persentase(%)
Tuntas 89% (32 siswa)
Tidak tuntas 11% (4 siswa)
Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran
seperti tampak pada gambar berikut
Grafik 3.
Diagram Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil tabel 2 dan grafik 3 menunjukkan bahwa
siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 32 siswa atau 89%
dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja
keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak
80% atau lebih dari 29 siswa.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TT T
11%
89%
nilai
-
28
Guru dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I,
yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok
agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru hendaknya lebih
tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran
berlangsung. Guru pada saat menerangkan materi secara perlahan dan
dengan suara yang lebih keras serta memaksimalkan penggunaan
papan tulis. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan
nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa
untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan
meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar ahli yang
dimiliki siswa.
C. Deskripsi siklus II
1. Perencanan
Tahap ini berisi kegiatan merencanakan tindakan pada siklus II
sesuai dengan hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam menyusun rencana tindakan pada siklus II bertujuan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama pelaksanaan
siklus I. Perubahan pada tahap perencanaan tindakan yaitu
pengelompokkan siswa secara heterogen yang akan dibentuk oleh guru,
pengelompokkan ini berdasarkan nilai ulangan harian pada pertemuan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi adanya kelompok yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar soal dan kesenjangan
siswa berkemampuan kurang dan tinggi.
Perencanan tindakan siklus II meliputi pembuatan Rencana
Perencanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, lembar
observasi guru dan siswa selama pelaksanaan siklus II, lembar soal, dan
soal evaluasi tes siklus II.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dalam kegiatan pembelajaran, guru berusaha
menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya
dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X Akuntansi 1.
Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Juni 2012,
berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada
-
29
hari Selasa tanggal 12 Juni 2012, berlangsung selama 2 x 45 menit.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Juni 2012,
berlangsung selama 2 x 45 menit.
Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.
a) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan hari Senin tanggal 11 Juni
2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan
ini mengenai invers, konvers, dan kontraposisi. Guru membagi siswa
dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi
kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa
dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang
disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda
di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari
dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa
akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah
dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk
didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing
kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain
memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir
pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap
siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.
Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru
saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari
ini.
b) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan hari Selasa tanggal 12 Juni
2012 pukul 10.00-12.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan
ini yaitu penarikan kesimpulan. Guru membagi siswa dalam kelompok
(masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru
meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang
sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing
kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung
jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali
kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya
kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam
-
30
kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok
mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain memperhatikan
dan mengoreksi jawaban masing-masing). Guru memberikan umpan
balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi
terhadap diskusi yang telah dilakukan. Akhir pembelajaran guru
memberikan kesimpulan dan meminta siswa untuk belajar karena
pertemuan berikut ada tes
c) Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga siklusI II dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei
2012 pukul 09.00-11.00 WIB. Pertemuan ini guru memberikan
penguatan materi sebelumnya dan siswa diminta untuk memasukan
buku matematika karena akan ada tes siklus II. Guru juga mengatur
posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur.
3. Observasi
Observasi pelaksanaan siklus II dilakukan oleh observer selama
proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan
adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model kooperatif
tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran terutama
pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar observasi
guru dan siswa.
a) Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus II menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok cukup baik, hal itu
dibuktikan dengan skor 25 atau 69,44% dari skor idealnya 36 atau
100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa mulai aktif dalam
diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja
sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Aktivitas guru dalam
proses pembelajaran masih tergolong cukup dengan perolehan skor 54
atau 67,5% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini
terjadi karena guru belum bisa memahami kondisi disekitarnya. Guru
memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh siswa
-
31
b) Pertemuan kedua
Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus II menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan
walaupun tidak banyak, hal itu dibuktikan dengan skor 27 atau 75%
dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa
siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.
Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan
baik. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong baik
dengan perolehan skor 66 atau 82,5% sedangkan skor idealnya adalah
80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru mulai terbiasa mengajar
dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan
melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
c) Pertemuan ketiga
Siswa mengerjakan soal dengan tenang. Guru mengawasi siswa
dengan berkeliling diantara tempat duduk siswa.
4. Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I
adalah sebagai berikut.
a) Pertemuan pertama
Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.
Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan
baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa
hanya mencapai skor 25 atau 69,44%, sedangkan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran hanya mencapai skor 54 atau 67,5% nilai
tersebut dinilai karena guru belum bisa memahami kondisi
disekitarnya. Guru memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh
siswa.
b) Pertemuan kedua
Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.
Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan
baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa
hanya mencapai skor 27 atau 75% dan dari hasil observasi terhadap
aktivitas guru dalam proses pembelajaran hanya mencapai skor 66
atau 82,5% dikarenakan guru mulai terbiasa mengajar dengan
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan melatih
-
32
siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
c) Pertemuan ketiga
Hasil tes evaluasi pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan hasil
belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai Pra siklus
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 75
Rata-rata 87,5
Ketuntasan Persentase(%)
Tuntas 100% (36 siswa)
Tidak tuntas 0% (0 siswa)
Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran
seperti tampak pada gambar berikut
Grafik 4
Diagram Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil tabel 3 dan grafik 4 menunjukkan bahwa
siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 36 siswa atau
100% dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja
keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak
100% atau 36 siswa tuntas.
100%
0%Tuntas
Tidak Tuntas
-
33
Guru sudah memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I,
yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok
agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru sudah tegas
menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran
berlangsung. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan
nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa
untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan
meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar materi yang
dimiliki siswa.
D. Pembahasan Antar Siklus dan Tiap Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan menggunakan 2 siklus,
masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Siklus I
membahas materi mengenai pernyataan dan bukan pernyataan serta
konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. Siklus II
membahas materi mengenai invers, konvers dan kontraposis serta penarikan
kesimpulan. Pembelajaran tiap siklus mengikuti model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw.
Hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif
dalam diskusi kelompok, ditunjukkan dengan masih ada beberapa siswa yang
masih mengobrol sendiri ketika sedang berdiskusi. Berdasarkan hasil tes
siklus I menunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas dari 36
siswa.
Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan
dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif dibandingkan pada silkus I, lebih fokus
dalam diskusi kelompok ataupun dalam mengerjakan tes individu. Hasil tes
tiap siklus dapat dilihat sebagai berikut.
-
34
Tabel 4
Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Keterangan
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa
Persentase
Tidak Tuntas
26 72% 4 11% 0 0%
Tuntas 10 28% 32 89% 36 100%
Jumlah 36 100,00% 36 100,00% 36 100,00%
Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran
seperti tampak pada gambar berikut
Grafik 5
Diagram Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
72%
11%0%
28%
89%100%
Belum Tuntas Tuntas
-
35
Tabel 4 maupun grafik 5 menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa mulai dari kondisi awal sampai siklus II setelah
diterapkannya model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hasil belajar
siswa pada siklus I yakni 32 siswa atau 89% dari 36 siswa tuntas pada
nilai KKM 70. Hasil tersebut mengalami peningkatan dibandingkan
dengan kondisi awal siswa, dimana hanya 10 siswa atau 28% dari 36
siswa yang tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal
sampai pada siklus I yakni sebesar 71%. Hasil belajar siswa pada siklus II
yakni 36 siswa atau 100% dari 36 siswa tuntas pada nilai KKM 70.
Berdasarkan hasil pada siklus I dan II tersebut, maka terdapat
peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 11%, sedangkan hasil belajar
siswa jika dibandingkan dari kondisi awal sampai pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 72%. Penerapan model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X
Akuntansi 1.
E. Pembahasan hasil penelitian
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil
penelitian dan catatan penelitian selama melakukan penelitian.
Pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 1
cukup baik. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam
siklus 1 ini yaitu bimbingan guru dan pujian yang semangat kepada
kelompok yang hasil diskusinya baik, terkompak, dan teraktif, serta
penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Pengelolaan waktu di dalam kelas oleh guru pada siklus 1 sudah
cukup baik, hal ini terlihat dari pembelajaran yang sudah dilakukan sesuai
dengan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Jadi, guru sudah bisa
mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang diberikan karena
siswa dapat saling bertukar materi.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam diskusi
cukup baik. Terlihat dari hasil diskusi, hampir semua jawaban dari soal yang
diberikan benar semua. Dari hasil ini, hampir semua kelompok menjawab
semua soal dengan baik. Meskipun ada beberapa kelompok yang masih
kesulitan dalam memahami maksud dari soal yang diberikan.
Hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh jumlah siswa yang
mendapat nilai minimal 70 sudah memenuhi batas tuntas yaitu 89%.
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 2 lebih baik.
Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1.
-
36
Bimbingan yang dilakukan guru kepada siswa sudah merata, dan pujian
terhadap kelompok yang hasil diskusinya baik juga sudah diberikan dengan
semangat. Pengelolaan waktu oleh guru pada pembelajaran siklus 2 sudah
baik. Kesempatan presentasi yang diberikan oleh guru juga sudah cukup
banyak, terbukti dari semua kelompok yang ada semuannya telah
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka tanpa rasa malu-malu lagi.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
dalam diskusi sudah baik, hanya kebenaran jawaban yang diberikan masih
sedikit buruk. Hal ini dikarenakan siswa masih perlu penjelasan lagi dari
guru mengenai materi logika. Setelah presentasi hasil diskusi kelompok,
guru membahas kembali mengenai soal-soal yang terkait dalam diskusi.
Dengan melihat hasil penelitian tindakan kelas, menurut guru semua
indikator kinerja sudah tercapai pada siklus 2.
Hambatan juga terjadi pada diri siswa yaitu dengan penerapan
model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa membutuhkan waktu
relatif lama dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa belum
terbiasa untuk memahami materi bersama dengan teman dalam kelompok,
penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw belum pernah
dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya di kelas X Akuntasnsi 1 SMK
Negeri 1 Salatiga. Siswa juga belum terbiasa mengajarkan materi kepada
teman sebayanya, sehingga mereka terlihat canggung saat mengajarkan
materi yang mereka dapat pada anggota kelompoknya dan kelompok lain
Selain itu membutuhkan waktu yang lama, juga membutuhkan
kesabaran yang lebih dari guru dalam membimbing siswa saat belajar
kelompok. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar siswa lebih
bersemangat saat belajar kelompok dan memiliki keberanian menjelaskan
materi yang didapat.