bab 5 ptk jigsaw

24
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research ( CAR ). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, khususnya pada pemahaman konsep energi dan konsep usaha dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Langkah-langkah yang ditempuh mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian akan dijabarkan dalam uraian berikut ini. A.Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2008-2009 di SMP Negeri 1 Cipeucang mulai dari bulan Januari sampai dengan Maret sebanyak 4 kali pertemuan yang dibagi menjadi 2 siklus. Siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Jumlah jam pelajaran IPA dalam satu minggu adalah 4 jam pelajaran dimana satu jam pelajaran waktunya 40 menit. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII Perempuan sebanyak 25 siswa putri (sesuai dengan Kebijakan Bupati Pandeglang mengenai adanya pemisahan kelas laki-laki dan kelas perempuan). Peneliti mengambil subjek

Transcript of bab 5 ptk jigsaw

Page 1: bab 5 ptk jigsaw

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Action Research ( CAR ). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil

belajar siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, khususnya pada pemahaman konsep energi

dan konsep usaha dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Langkah-langkah yang

ditempuh mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian akan dijabarkan dalam uraian berikut

ini.

A.Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2008-2009 di SMP Negeri

1 Cipeucang mulai dari bulan Januari sampai dengan Maret sebanyak 4 kali pertemuan yang dibagi menjadi 2

siklus. Siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Jumlah jam pelajaran IPA

dalam satu minggu adalah 4 jam pelajaran dimana satu jam pelajaran waktunya 40 menit.

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII Perempuan sebanyak 25 siswa putri (sesuai dengan

Kebijakan Bupati Pandeglang mengenai adanya pemisahan kelas laki-laki dan kelas perempuan). Peneliti

mengambil subjek siswa kelas perempuan mengingat karakteristiknya cenderung lebih pasif dibandingkan

kelas

aki-laki dan berdasarkan dari hasil belajar pada konsep materi sebelumnya masih dianggap relatif rendah. . B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas

Page 2: bab 5 ptk jigsaw

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun tahapan yang akan

dilakukan dalam PTK ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin seperti

disebutkan dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap- tahap tersebut atau biasa disebut siklus

(putaran) terdiri dari empat komponen yang meliputi : (a) perencanaan (planning), (b)

aksi/tindakan (acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi (reflecting).

Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1 : Siklus Kegiatan Penelitian

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa, sedangkan jenis data yang didapatkan dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi :

• Data hasil pretes dan postes

• Hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar

• Jawaban angket

Page 3: bab 5 ptk jigsaw

• Jurnal harian/catatan lapangan

• Foto kegiatan

2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, pretes, dan postes pada tiap siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian). a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, dari observasi tersebut dapat dilihat peningkatan aktivitas belajar yang meliputi

frekuensi aktivitas dan peningkatan kerjasama antar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Angket

Angket digunakan untuk melihat motivasi siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan,

dimana angket adalah merupakan tanggapan dari seluruh siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan, bermanfaat atau dapat dirasakan oleh siswa dalam rangka meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar.. Jurnal Harian (Catatan Harian)

Page 4: bab 5 ptk jigsaw

Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya tercantum dalam lembar

observasi. Oleh karena itu di lengkapi lagi dengan jurnal harian / catatan harian yang merupakan

alat bantu perekam yang paling sederhana yang memuat perilaku khusus siswa maupun

permasalahan yang dapat di jadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah-langkah berikutnya.

d. Foto

Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas, aktivitas kelas atau untuk

memperjelas data dan hasil observasi dari penelitian ini, di gunakan foto. Foto ini juga dapat

membantu dalam evaluasi tentang data – data lainnya.

e. Data Tes Hasil Belajar

Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh melalui pretes sebelum

diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan postes setelah berakhirnya setiap siklus. Hal

ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya disetiap siklus dapat diketahui kemajuan dan

perkembangan yang didapat oleh siswa melalui pembelajaran pemahaman materi pembelajaran

melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Data hasil tes tersebut bisa di jadikan acuan,

pertimbangan, bahan refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Observasi

Page 5: bab 5 ptk jigsaw

Data obsevasi ini di ambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator sebagai

observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran di kelas.

Pengolahannya dengan menggunakan rumus :

A− X 100% , dimana A = Jumlah siswa yang melakukan B kegiatan B = Jumlah siswa keseluruhan b. Data Angket Menganalisis data hasil angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut Jumlah responden actual −−−−−−−−−−−−−−−−−−−X 100 % Jumlah seluruh responden c. Data Tes Hasil Belajar

Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari hasil pretes dan postes masing- masing siklus

dengan pemberian nilai skala 100, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran

IPA adalah 60. Kemudian menentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas atau sama

dengan 60 (siswa yang sudah tuntas). Banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 60 di hitung

prosentasenya dengan menggunakan rumus :

Jumlah siswa yang tuntas X 100 % Jumlah seluruh siswSementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa. d. Data Jurnal Harian

Page 6: bab 5 ptk jigsaw

Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan, dan juga

guru lain sebagai observer menyimpulkan dan mendeskripsikan kejadian selama penelitian

berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II.

Page 7: bab 5 ptk jigsaw

Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa. d. Data Jurnal Harian

Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan

tindakan, dan juga guru lain sebagai observer menyimpulkan dan mendeskripsikan

kejadian selama penelitian berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II.

Page 8: bab 5 ptk jigsaw

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hasil implementasi dari

proses pembelajaran dengan model kooperatif learning tipe jigsaw dalam rangka

meningkatkan motivasi serta aktivitas siswa dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Di awal setiap siklus diadakan pretes I dan pretes II, demikian pula

diakhir setiap siklus diadakan postes yaitu postes I dan postes II setelah proses pembelajaran berakhir atau setelah diberi tindakan. Hasil penelitian dan beberapa temuan saat pelaksanaan berlangsung beserta pembahasannya akan diuraikan pada masing-masing siklus berikut ini : A. Siklus I. 1. Aktivitas Belajar

Pada pertemuan pertama di siklus I, yaitu hari Senin tanggal 9 Februari 2009, dilakukan

pretes siklus I, setelah melakukan pretes siswa berada pada tatanan kelompok masing-masing

yang terdiri dari enam kelompok yang beranggotakan empat orang setiap kelompok dan satu

kelompok terdiri dari lima orang, kemudian guru membagikan LKS kepada setiap siswa dalam

kelompok tersebut, setelah siswa mendapatkan bagian LKS masing-masing siswa bergabung

dalam kelompok ahli sesuai dengan LKS yang akan dikerjakannya, terbagi dalam empat

kelompok ahli untuk melakukan diskusi.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan diskusi di kelompok ahli peneliti dibantu

oleh observer mengamati beberapa aktivitas siswa, diantaranya kerjasama dalam kelompok,

Page 9: bab 5 ptk jigsaw

bertanya, mengemukakan pendapat pada saat berlangsungnya diskusi kelompok dan membuat

rangkuman yang ditulis dalam buku catatan masing-masing. Pada pertemuan pertama ini belum

nampak adanya aktivitas siswa yang mencolok, namun siswa lebih cenderung untuk

memperhatikan penjelasan temannya yang dianggap lebih pandai dari dirinya. Berdasar data

hasil observasi, diperoleh 7 orang siswa (28 %) yang bekerjasama, 4 orang siswa (16 %) yang

bertanya, 6 orang siswa (24 %) yang mengemukakan

diakhir setiap siklus diadakan postes yaitu postes I dan postes II setelah proses pembelajaran berakhir atau setelah diberi tindakan. Hasil penelitian dan beberapa temuan saat pelaksanaan berlangsung beserta pembahasannya akan diuraikan pada masing-masing siklus berikut ini : A. Siklus I. 1. Aktivitas Belajar

Pada pertemuan pertama di siklus I, yaitu hari Senin tanggal 9 Februari 2009, dilakukan

pretes siklus I, setelah melakukan pretes siswa berada pada tatanan kelompok masing-masing

yang terdiri dari enam kelompok yang beranggotakan empat orang setiap kelompok dan satu

kelompok terdiri dari lima orang, kemudian guru membagikan LKS kepada setiap siswa dalam

kelompok tersebut, setelah siswa mendapatkan bagian LKS masing-masing siswa bergabung

dalam kelompok ahli sesuai dengan LKS yang akan dikerjakannya, terbagi dalam empat

kelompok ahli untuk melakukan diskusi.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan diskusi di kelompok ahli peneliti dibantu

oleh observer mengamati beberapa aktivitas siswa, diantaranya kerjasama dalam kelompok,

Page 10: bab 5 ptk jigsaw

bertanya, mengemukakan pendapat pada saat berlangsungnya diskusi kelompok dan membuat

rangkuman yang ditulis dalam buku catatan masing-masing. Pada pertemuan pertama ini belum

nampak adanya aktivitas siswa yang mencolok, namun siswa lebih cenderung untuk

memperhatikan penjelasan temannya yang dianggap lebih pandai dari dirinya. Berdasar data

hasil observasi, diperoleh 7 orang siswa (28 %) yang bekerjasama, 4 orang siswa (16 %) yang

bertanya, 6 orang siswa (24 %) yang mengemukakan

pendapat dalam diskusi dan 7 orang siswa yang membuat rangkuman. Prosentase aktivitas

belajar secara keseluruhan diperoleh sebesar 36 %. Data tersebut diperoleh melalui lembar

observasi kegiatan siswa.

Pada pertemuan kedua di siklus I yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11 Februari

2009 guru meminta siswa untuk berada pada tatanan kelompok asal, kemudian secara bergiliran

siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi pada kelompok ahli kepada temannya di

kelompok asal. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai terlihat aktif. Aktivitas kelas pada

pertemuan kedua ini sudah ada peningkatan dibandingkan pertemuan pertama. Aktivitas

kerjasama 10 orang siswa (40 %), bertanya 8 orang siswa (32 %), aktivitas yang mengemukakan

pendapat 9 orang siswa (36 %), dan yang membuat rangkuman 12 orang siswa (48 %).

Prosentase aktivitas kelas secara keseluruhan yaitu 68 %. Dibadingkan dengan pertemuan

pertama, sudah ada peningkatan aktivitas kelas sebesar 32 %.

Page 11: bab 5 ptk jigsaw

2. Hasil Belajar.

Pada awal kegiatan penelitian, sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan

pertama siklus I, tepatnya hari Senin, 9 Februari 2009 , siswa diberikan tes awal berupa pretes I

yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diadakan proses pembelajaran

tentang energi dan perubuhannya. Hasil pretes I ternyata diperoleh skor nilai rata-rata 44,20 dan

prosentase ketuntasan belajar sebesar 28 % yaitu hanya 7 orang siswa yang sudah tuntas dari 25

siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep energi dan

perubahannya secara umum masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan

yaitu 60. Walaupun demikian skor nilai ini masih dianggap wajar, karena memang belum

diajarkan (belum dilakukan proses pembelajaran di kelas). Waktu yang digunakan untuk pretes I

adalah 30 menit.

Berdasarkan hasil pretes I yang diperoleh, yaitu ketuntasan belajar hanya 28 %, maka

dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan suatu upaya untuk meningkatkan

pemahaman konsep energi dan perubahannya dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Setelah proses pembelajaran yang berlangsung di siklus I, sebanyak 2 kali pertemuan

maka untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar setelah diberi tindakan, siswa diberikan

postes I yang dilaksanakan hari Rabu tanggal 11 Februari 2009. Berdasarkan hasil dari postes I

Page 12: bab 5 ptk jigsaw

diperoleh skor nilai rata-rata 64,60 dan prosentase ketuntasan belajar mencapai 76 %, yaitu

sebanyak 19 siswa yang sudah tuntas, dan hanya 6 orang siswa yang belum tuntas.

3. Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi di siklus I, bahwa

setelah proses pembelajaran yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan ( setelah diberi

tindakan ), ternyata penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw konsep energi dan perubahannya memberikan hasil yang cukup

memuaskan sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini dapat dikatakan adanya peningkatan

prosentase aktivitas kelas. Secara keseluruhan aktivitas belajar di siklus I meningkat dari 36 %

menjadi 68 %. Dalam hal ini aktivitas kelas sudah termasuk kategori aktif, karena kriteria

keaktifan kelas dikatakan cukup apabila proses aktivitas kelas berkisar antara 50 – 75%. Namun

ada beberapa jenis aktivitas siswa yang masih dianggap rendah, yaitu aktivitas dalam hal

aktivitas mengemukakan pendapat. Hasil prediksi diperkirakan bahwa siswa masih belum

menguasai betul materi pelajaran yang sedang dibahas, sehingga timbul rasa tidak percaya diri

atau suatu keragu- raguan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri ataupun menyanggah

pendapat orang lain. Oleh karena itu nampaknya perlu ada pendekatan guru terhadap siswa untuk

bisa merangsang atau menumbuhkan rasa percaya diri bagi siswa dengan cara belajar yang

maksimal dan menjelaskan bahwa hal ini masih sedang taraf belajar. Siswa juga perlu dilatih

keberanian mentalnya untuk mau mencoba aktif dalam hal mengemukakan pendapat, ataupun

Page 13: bab 5 ptk jigsaw

ada keberanian menyanggah, apabila hal itu tidak sesuai dengan konsep yang dia yakini

(misalkan dari buku sumber).

Adapun hasil belajar yang diperoleh melalui postes I, setelah berakhirnya pembelajaran

pada pertemuan di siklus I, diperoleh skor nilai rata-rata kelas sebesar 64,60 dengan prosentase

ketuntasan belajar sebesar 76 %. Apabila dibandingkan dengan hasil pretes I, terdapat

peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 20,40 dan peningkatan prosestase ketuntasan belajar

sebesar 48 %. Peningkatan ini cukup besar dan bisa dikatakan memenuhi kategori berhasil,

karena siswa yang mencapai nilai diatas 60 (diatas KKM yang telah ditetapkan) sudah lebih dari

75%. Dengan demikian bahwa pengaruh proses pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw cukup besar sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada

akhirnya hasil belajarnyapun

meningkat. Berbeda dengan hasil belajar yang diperoleh sebelumnya selalu dibawah target

(dibawah KKM) dimana proses pembelajarannya hanya penjelasan langsung dari guru melalui

papan tulis. Dengan demikian hal ini perlu dipertahankan untuk proses pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya di siklus II.

B. Siklus II 1. Aktivitas Belajar

Pada pertemuan pertama di siklus II, yaitu hari Senin tanggal 16 Februari 2009

dilanjutkan kembali proses pembelajaran mengenai konsep usaha dan daya. Prosentase aktivitas

Page 14: bab 5 ptk jigsaw

siswa secara keseluruhan meningkat dari pertemuan sebelumnya yaitu 68 % menjadi 72 %.

Peningkatannya sebesar 4 %. Pada pertemuan ini, yang bekerjasama sebanyak 12 orang siswa

(48 %), bertanya 9 orang siswa (36 %), yang mengemukakan pendapat 11 orang siswa (44 %)

dan yang membuat rangkuman sebanyak 15 orang siswa (60 %).

Kemudian dilanjutkan dengan petemuan kedua di siklus II, sekaligus sebagai pertemuan

terakhir dari seluruh aktivitas penelitian ini, yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18

Februari 2009. Ternyata suasana belajar semakin terlihat kondusif, karena hampir seluruhnya

siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran baik yang bertanya, yang menjawab, yang

menyanggah ataupun yang mengemukakan pendapat. Hasil yang diperoleh dari lembar observasi

bahwa yang bekerjasama yaitu sebanyak 13 orang siswa (52 %) yang bertanya dan 11 orang

siswa (44 %) yang mengemukakan pendapat 12 orang siswa (48 %) dan yang membuat

rangkuman sebanyak 19 orang siswa (76 %). Prosentase aktivitas kelas keseluruhannya

mencapai 88 %.

2. Hasil Belajar

Pretes II dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran di siklus II. Konsep yang

dipelajari di siklus II ini adalah usaha dan daya. Hasil yang diperoleh dari pretes II memberikan

skor nilai rata-rata kelas sebesar 50,60 dan ketuntasan belajar siswa mencapai 48 %, yaitu 12

orang siswa yang sudah tuntas dari 25 orang siswa. Setelah pembelajaran dilakukan sebanyak 2

Page 15: bab 5 ptk jigsaw

kali pertemuan, diperoleh hasil dari postes II dengan ketuntasan belajar sebesar 84 % dan nilai

rata – rata sebesar 72,00. Kenaikan dari pretes ke postes sebesar 36 % dan kenaikan nilai rata –

ratanya sebesar 21,40.

3. Motivasi

Setelah proses pembelajaran ditempuh sebanyak 4 kali pertemuan mulai dari siklus I

sampai siklus II, siswa diberikan angket isian untuk mengetahui motivasi siswa dalam model

pembelajaran tipe jigsaw, karena dengan adanya motivasi belajar tersebut akan ada dorongan

belajar dalam diri siswa. Dari angket yang diberikan pada siswa diantaranya ditanyakan merasa

senang kegiatan belajar IPA, belajar IPA dengan diskusi kelompok menyenangkan, merasa

senang belajar dari teman, merasa lebih mudah memahami penjelasan dari teman dan perlunya

kegiatan seperti yang dilakukan dikembangkan, dengan opsi pilihan setuju, ragu- ragu dan tidak

setuju.

Berdasar hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh hasil siswa yang senang

dengan kegiatan belajar IPA 19 orang siswa setuju (76 %), 5 orang siswa ragu-ragu (20 %) dan 1

orang siswa tidak setuju (4 %), sedangkan belajar dengan diskusi kelompok 23 orang siswa

setuju (92 %), 2 orang siswa ragu-ragu

Page 16: bab 5 ptk jigsaw

(8 %), yang merasa senang belajar dari penjelasan teman 23 orang siswa setuju (92 %), 2 orang

siswa ragu-ragu (8 %), yang merasa mudah memahami penjelasan teman 20 orang siswa setuju

(80 %), 3 orang siswa ragu-ragu (12 %), dan 2 orang siswa tidak setuju (8 %), dan yang

berpendapat perlu dikembangkan sebanyak 21 orang siswa setuju (84 %), sedangkan 4 orang

siswa ragu-ragu (16 %).

4. Refleksi

Setelah proses pembelajaran ditempuh sebanyak 4 kali pertemuan mulai dari siklus I

sampai siklus II maka berdasarkan analisis data kegiatan siswa diperoleh peningkatan aktivitas

siswa yang cukup berarti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 17: bab 5 ptk jigsaw

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan analisis, temuan dan pembahasan yang diuraikan pada Bab IV tentang

proses pembelajaran pada konsep energi dan usaha dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan

motivasi belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa dan angket siswa. Di siklus I dari

36 % menjadi 68 %. Di siklus II dari 72 % menjadi 88 %. Dan dari hasil angket siswa rata-rata

85 % setuju.

2.

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar konsep energi dan usaha. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan

belajar siswa. Ternyata di siklus I ada peningkatan ketuntasan belajar sebesar 48 % , yaitu dari

28 % menjadi 76 %. Dan di siklus II meningkat sebesar 36 % , yaitu dari 48 % menjadi 84 %.

B. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1.

Page 18: bab 5 ptk jigsaw

Guru hendaknya mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, agar siswa lebih termotivasi minat belajarnya sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

2.

Siswa hendaknya lebih bergairah dan lebih termotivasi serta lebih aktif dalam berfartisifasi

dalam diskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3.

Sekolah hendaknya lebih membantu menyediakan fasilitas sarana alat dan bahan untuk kegiatan

proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (1984), Didaktik Metodik, Semarang, C.V. Toha Putera

Anita Lie, (2004), Cooperative Learning, Jakarta, Grasindo.

Dimyati, (1999), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, P.T. Rineka Cipta.

Mendiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Muhibin Syah, (1995), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya Ratna Wilis Dahar (1986), Interaksi Belajar Mengajar IPA, Jakarta, Universitas Terbuka, Depdikbud Rooyakkers, A. (1984), Mengajar dengan Sukses, Bandung, Gramedia