Model Pembelajaran Jigsaw

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK AKTIVITAS LANGSUNG, MENCATAT DAN MENTAL SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Skripsi Oleh: RITA JIWA SETYANI X 4306016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

description

Pembelajaran dengan menggunakan jigsaw

Transcript of Model Pembelajaran Jigsaw

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU

    DARI ASPEK AKTIVITAS LANGSUNG, MENCATAT DAN MENTAL SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

    Skripsi

    Oleh: RITA JIWA SETYANI

    X 4306016

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA 2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU

    DARI ASPEK AKTIVITAS LANGSUNG, MENCATAT DAN MENTAL SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

    Oleh: RITA JIWA SETYANI

    X 4306016

    Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

    Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA 2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    ABSTRAK

    Rita Jiwa Setyani. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK AKTIVITAS LANGSUNG, MENCATAT DAN MENTAL SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 14 SURAKARTA. Skripsi , Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, februari 2011.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar biologi dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilaksanakan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar biologi siswa di kelas VIIIA SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Persentase rata-rata berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar siswa pra siklus sebesar 54,36%, siklus 1 sebesar 67,06% dan siklus 2 sebesar 79,36%. Hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan keaktifan belajar siswa sebesar 68,91%, siklus 1 sebesar 73,49%, dan siklus 2 sebesar 81,05%.

    Kata kunci: Jigsaw, keaktifan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    ABSTRACT

    Rita Jiwa Setani. X 4306016. THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW COOPERATIF LEARNING TO IMPROVE ACTIVENESS IN BIOLOGY INCLUDE STUDENTS ORAL, WRITING AND MENTAL ACTIVITY TO THE EIGHT-A GRADE STUDENTS OF SMP 14 SURAKARTA. Skripsi , Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, February 2011.

    The purpose of this study was to increase students learning activeness in biology teaching and learning activities with the implementation of Jigsaw cooperative learning.

    This research was a classroom action research. This research was done in two cycles, each cycle consisted of the planning, action, observation, analysis, and reflection. The subjects of the research were the students of VIII-A SMP Negeri 14 Surakarta in academic year of 2010/2011. The source of the data were gained from the teacher and students interview, observation, and documentation. The techniques of collecting data was questionnaire, observation, and interviews. The validity of the data used triangulation technique of methods. Thr data were analyzed by using qualitative analysis. The research procedure is a spiral model of inter-related.

    The results showed that the application of Jigsaw cooperative learning strategies could increase students activeness biology learning the VIIIA of SMP Negeri 14 Surakarta academic year of 2010/2011. The Improvement of student learning activeness could be viewed through a 1) questionnaire and 2) observation sheet. The students based on the observation sheet, the students activeness average percentage in the pretes was 54,36%, first cycle 67,06% and the second cycle 79,36%. Based on the questionnaire, the students activeness was 68,91% in the pretes, 73,49% in the first cycle, and 81,05% in the second cycle.

    Keyword : Jigsaw, activeness.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    MOTTO

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

    (Q. S Al Lukman : 18)

    Rasulullah SAW bersabda Barangsiapa menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya pahala 2 bagian. Dan barangsiapa menuntut ilmu tetapi ia tidak mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya pahala 1 bagian.

    (H.R Thabrani)

    Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, jangan pernah menyesali kegagalan karena bisa jadi dari kegagalan itu kita mendapatkan yang

    terbaik

    (Penulis)

    Terimalah segala sesuatu dengan penuh keikhlasan, karena dengan keikhlasan kita tidak akan merasa berat untuk menjalani semuanya

    (Penulis)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan karya ini untuk:

    Bapak dan Ibuku... untuk semua kasih sayang, do'a, perhatian dan

    dukungannya.terima kasih atas semuanya

    Nenek tercinta, terimakasih atas doa yang selalu tercurah kepadaku.

    Ibu Harlita S.Si,M.Si dan bapak Joko AriyantoS.Si,M.Si

    terima kasih atas bimbingan dan nasehatnya

    Bapak dan ibu narbiyanto, trimakasih atas doa dan semangatnya

    selama ini

    Mas Fendi terima kasih atas doa, kasih sayang dan dukungannya

    yang selalu kau berikan untukku dalam suka maupun duka

    Kakak dan Adikku terimakasih atas dukungan dan semangat yang

    selalu kau berikan untukku

    Bulek dan om makasih atas doa dan dukungannya selama ini.

    Sahabatku danik, lilin, putri terimakasih atas dukungan dan

    kerjasamanya

    Teman-teman biologi 06, terimakasih atas kebersamaannya selama

    ini.

    Almamaterku tercinta.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

    KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK AKTIVITAS LANGSUNG, MENCATAT DAN MENTAL SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas

    dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

    Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan P. MIPA yang telah menyetujui permohonan penyusunan

    skripsi.

    3. Ketua Program Pendidikan Biologi yang memberikan ijin untuk penulisan skripsi.

    4. Harlita S.Si,M.Si yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian.

    5. Joko Ariyanto S.Si,M.Si, selaku pembimbing II, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.

    6. Kepala SMP Negeri 14 Surakarta, yang telah memberi izin dan tempat pengambilan data dalam penelitian.

    7. Guru mata pelajaran biologi SMP Negeri 14 Surakarta yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

    8. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan doa dan dukungan penuh.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

    Surakarta, Februari 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PENGAJUAN ii

    HALAMAN PERSETUJUAN iii

    HALAMAN PENGESAHAN iv

    HALAMAN ABSTRAK v HALAMAN MOTTO vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN viii KATA PENGANTAR ix DAFTAR ISI xi DAFTAR TABEL xiii

    DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN xv

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    B. Perumusan Masalah

    C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

    1

    4

    4

    4

    BAB II. LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka B. Kerangka Berpikir

    6 13

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Metode Penelitian C. Data dan Teknik Pengumpulan Data

    D. Teknik Analisis Data

    E. Pemeriksaan Validitas Data

    F. Indikator Keberhasilan G. Prosedur Penelitian

    16 16 17

    19 19 20 20

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) B. Deskripsi Siklus 1 C. Deskripsi Siklus 2

    D. Deskripsi Antar Siklus E. Pembahasan

    24

    28 35 40 43

    BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

    A. Simpulan

    B. Implikasi

    C. Saran

    54 54 54

    DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR TABEL Halaman

    Tabel 1. Perhitungan Skor Perkembangan 9 Tabel 2. Tingkat Penghargaan Kelompok 9 Tabel 3. Skor Penilaian Angket 18 Tabel 4. Target keberhasilan penelitian 20

    Tabel 5. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Pra Siklus

    25

    Tabel 6. Persentase Capaian Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Pra Siklus

    26

    Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Siklus I

    30

    Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Bioloi Siswa Siklus I

    31

    Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Siklus II

    37

    Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Siklus II

    37

    Tabel 11. Persentase Capaian Indikator pada Oservasi Keaktifan Belajar Biologi Setiap Siklus

    40

    Tabel 12. Persentase Capaian Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Setiap Siklus

    42

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    DAFTAR GAMBAR Halaman

    Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir 15 Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Penelitian 20

    Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 23 Gambar 4. Persentase Siswa Tiap Indikator Para Siklus

    Berdasarkan Data Lembar Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    26

    Gambar 5. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus I Berdasarkan Data Lembar Observasi Keaktivaan Belajar Biologi Siswa

    32

    Gambar 6. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus I Berdasarkan Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    33

    Gambar 7. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus II Berdasarkan Lembar Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    38

    Gambar 8. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus II Berdasarkan Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    39

    Gambar 9. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Lembar Observasi

    41

    Gambar 10. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Angket

    42

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN Halaman

    Lampiran 1. Instrumen Penelitian a. Silabus 58 b. RPP Siklus 1 60 c. RPP Siklus II 75 d. Kisi-kisi Angket Keaktifan Belajar Siswa 89 e. Angket Keaktifan Belajar Siswa 90 f. Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa 96 g. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa 97 h. Pedoman Wawancara Guru 103 i. Pedoman Wawancara Siswa 106 j. Lembar Kerja Siswa Siklus I 109 k. Lembar Kerja Siswa Siklus II 113

    Lampiran 2. Hasil Penelitian a. Daftar Siswa Kelas VIIIA SMP N 14 Surakarta 119 b. Daftar presensi siswa 120 c. Daftar kelompok 122

    d. Hasil Observasi Pra Siklus 123 e. Hasil Observasi Siklus I 125 f. Hasil Observasi Siklus II 127 g. Angket Keaktifan Pra Siklus 129 h. Angket Keaktifan Siklus I 131 i. Angket Keaktifan Siklus II 133

    j. Analisis Lembar Observasi Pra Siklus 135 k. Analisis Lembar Observasi Siklus I 136 l. Analisis Lembar Observasi Siklus II 137 m. Analisis Angket Keaktifan Pra Siklus 138 n. Analisis Angket Keaktifan Siklus I 139 o. Analisis Angket Keaktifan Siklus II 140 p. Hasil Wawancara Guru Pra Siklus 141

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    q. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus I 142

    r. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus II 143

    s. Hasil Wawancara Siswa Tahap Observasi Awal 145 t. Hasil Wawancara Siswa Pra Siklus 147

    u. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I 149 v. Hasil Wwawancara Siswa Pasca Siklus II 152 w. Dasar Pembagian Kelompok 155 x. Daftar Nilai Siswa Observasi Awal 156

    Lampiran 3. Dokumentasi a. Dokumentasi Pra Siklus 157 b. Dokumentasi Siklus I 158 c. Dokumentasi Siklus II 160

    Lampiran 4. Perijinan a. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 162 b. Surat Permohonan Ijin Research 163 c. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan 164 d. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian di SMP

    Negeri 14 Surakarta e. Surat Permohonan Mengadakan Observasi 166

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Pembelajaran biologi mencakup proses mengajar dan proses belajar.

    Proses mengajar dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan proses belajar dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik. Biologi cenderung dipandang

    sebagai mata pelajaran yang kurang disukai oleh sebagian siswa, karena pelajaran biologi lebih banyak menghafal sehingga butuh ketekunan dan kemampuan menghafal yang cukup tinggi. Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam mengajar untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga siswa merasa senang dan menyukai pelajaran biologi, siswa dapat lebih aktif bertanya dan mengemukakan gagasannya(Syaodih, 2004: 3). Peran aktif siswa sangat penting untuk membentuk generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain, interaksi antara

    guru dan siswa dapat berjalan dengan baik,siswa dapat mengemukakan gagasannya. Guru diharuskan menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Keaktifan siswa dapat meningkat maka hasil belajar siswa juga meningkat.

    SMP Negeri 14 Surakarta merupakan sekolah yang mempunyai input siswa dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah, sedang dan tinggi. Perbedaan kemampuan belajar tersebut membuat siswa dalam menyikapi kegiatan belajar dikelas sangat beragam, yaitu ada siswa yang sangat antusias dengan pelajaran sehingga siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi sebagian besar siswa masih terlihat sangat pasif dalam pembelajaran.

    Berdasar hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar biologi di SMP Negeri 14 Surakarta kelas VIIIA dengan jumlah 36 siswa diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung monoton, siswa mengantuk, siswa bersikap pasif, banyak siswa yang ngobrol dan bercanda dengan teman lain, tidak ada interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa artinya siswa hanya duduk dan mendengarkan guru menjelaskan materi, saat guru memberi pertanyaan siswa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    tidak mau menjawab jika tidak ditunjuk oleh guru. Siswa banyak yang tidak mencatat dan tidak mengerjakan soal yang diberi guru. Siswa hanya diam dan tidak mau bertanya pada guru bila ada materi yang belum dipahami, sebagian besar siswa tidak membawa buku panduan, banyak yang tidak mengumpulkan

    tugas. Keadaan tersebut karena dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dengan kegiatan

    pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut masalah yg mendesak dan

    memungkinkan untuk diselesaikan adalah masalah keaktifan. Keaktifan itu beranekaragam bentuknya yaitu aktif secara jasmani dan rohani meliputi keaktifan indera, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan keaktifan emosi(Sriyono 1992: 75). Keaktifan belajar siswa yang kurang pada kelas antara lain adalah aspek aktivitas langsung, mencatat dan mental. Keaktifan sangat penting untuk diselesaikan karena dalam proses pembelajaran keaktifan dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki siswa, berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari keaktifan siswa yang rendah tersebut maka hasil belajar siswa juga sangat rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai hasil ulangan siswa yang rendah. Berdasar hasil wawancara dengan guru

    biologi didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa memiliki nilai ulangan dibawah 60.

    Mendukung hasil observasi awal, maka dilakukan observasi lanjutan menggunakan indikator keaktifan. Hasil observasi lanjutan sebagai berikut, mengajukan pertanyaan kepada guru adalah 15 siswa (41,67%), bertanya kepada teman adalah 21 siswa (58,33%), berperan serta dalam diskusi kelompok 16 siswa(44,44%), mengeluarkan pendapat pada saat presentasi 14 siswa(38,89%), mencatat materi pelajaran 26 siswa(72,22%), siswa mengerjakan soal yang diberi guru adalah 20 siswa(55,56%), mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelas adalah 25 siswa(69,44%).

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penyebab rendahnya keaktifan belajar siswa adalah cara mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi dan siswa bertindak sebagai obyek dalam pembelajaran. Hasil

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    wawancara guru mengajar dengan ceramah disertai tanya jawab, sehingga kegiatan belajar mengajar terkesan sangat monoton dan membosankan. Siswa banyak yang tidak mencatat, enggan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami, malas mengemukakan pendapat, tidak mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh, sebagian besar siswa bahkan tidak membawa buku panduan. Metode ceramah umum digunakan guru karena beberapa alasan, yaitu

    memberikan pengarahan diawal pembelajaran, mengejar mater dan keterbatasan staf pengajar.

    Tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah keaktifan siswa yang rendah maka dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu strategi pembelajaran kooperatif yang membuat siswa bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Keaktifan siswa yang dimaksud adalah sejauh mana siswa aktif pada saat pelajaran berlangsung yaitu siswa mencatat, membawa buku panduan belajar, bertanya apabila ada materi yang belum dipahami, mengerjakan soal, mengeluarkan pendapat dan aktif dalam kegiatan diskusi.

    Jenis pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah Jigsaw pada materi sistem rangka manusia. Alasan pemilihan pembelajaran kooperatif Jigsaw karena melalui teknik ini siswa dilibatkan secara aktif dalam situasi yang menyenangkan. Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Metode ini menyangkut kerjasama dan saling ketergantungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Masing-

    masing anggota kelompok dalam metode Jigsaw mempelajari materi yang berbeda dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagiannya masing-masing. Keaktifan siswa yang rendah dapat teratasi melalui belajar menjelaskan kepada teman, diskusi dan presentasi.

    Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif melibatkan peran serta siswa dalam

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    pembelajaran, siswa dilibatkan dalam sebuah kelompok kecil dan masing-masing siswa diberi sebuah tanggung jawab dalam kelompok. Siswa saling bekerja sama untuk mendiskusikan materi yang menjadi tanggung jawab masing-masing siswa sehingga terbentuk interaksi antara siswa satu dengan siswa yang lain. Melalui

    pembelajaran kooperatif Jigsaw siswa menjadi lebih aktif dalam kelompok, berani bertanya dan bebas menyampaikan pendapat, rajin mencatat dan mengerjakan soal dari guru. Berdasar latar belakang masalah di atas, maka telah dilakukan penelitian dengan judul PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK AKTIFITAS LANGSUNG, MENCATAT DAN MENTAL SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

    B.Perumusan Masalah Bagaimana pembelajaran biologi dengan penerapan pembelajaran

    kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar biologi ditinjau dari aspek aktifitas langsung, mencatat dan mental siswa kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?

    C.Tujuan Penelitian Mengetahui peningkatan keaktifan belajar biologi ditinjau dari aspek

    aktifitas langsung, mencatat dan mental siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

    D.Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat

    sebagai berikut:

    1. Bagi siswa

    a. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada aspek aktifitas langsung, mencatat dan mental terhadap pembelajaran biologi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    b. Menciptakan suasana yang menyenangkan dan tidak monoton dalam kegiatan belajar biologi sehingga siswa merasa senang dan dapat lebih aktif dalam belajar biologi.

    2. Bagi guru

    a. Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw.

    b. Memperkaya khasanah pengetahuan guru mengenai alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan.

    3. Bagi sekolah a. Memberikan sumbangan bagi sekolah agar dapat melakukan perbaikan

    proses pembelajaran. b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan

    proses pembelajaran pada tahap berikutnya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

    a. Pembelajaran Kooperatif Dibutuhkan metode yang tepat dalam pembelajaran agar kegiatan

    pembelajaran tidak monoton, siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Metode yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan diskusi kelas. Salah satu metode yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono,2009:54).

    Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa,terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Guru harus berusaha menanamkan dan membina sikap demokrasi diantara para siswanya ketika pembelajaran kooperatif dilaksanakan (Isjoni 2009 : 21-23).

    Lie (2008:31) mengemukakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

    Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak nilai diantaranya adalah meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, terbentuknya nilai-nilai sosial dan komitmen, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, membangun persahabatan, meningkatkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    rasa saling percaya kepada sesama manusia, meningkatkan kemampuan memandang masalah situasi dari berbagai perspektif, kesediaan menggunakan ide orang lain dan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan (Sugiyanto,2008: 41).

    Gocer (2010:441) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan upaya yang dilakukan siswa, dengan membentuk kelompok-kelompok kecil menuju tujuan umum mempelajari materi untuk menyelesaikan masalah atau melakukan tugas dengan cara kerja kolektif.

    Ciri dari pembelajaran kooperatif adalah 1)setiap anggota memiliki peran 2) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa 3)setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan teman kelompoknya 4)guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok 5)guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan (Isjoni, 2009: 27). b. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

    Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Metode ini menyangkut kerjasama dan saling ketergantungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pelaksanaan dari metode ini dengan membentuk beberapa kelompok kecil dan dibuat kelompok secara heterogen baik dari segi prestasi, jenis kelamin, kebiasaan bergaul dan sebagainya (Isjoni 2009:77-79).

    Proses pembelajaran menggunakan metode kooperatif Jigsaw mempunyai kelebihan yaitu dapat memacu siswa untuk berpikir kritis dan menggunakan kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, sehingga menguntungkan semua anggota kelompok dengan mengajar dan belajar dari teman. Gocer (2010: 442) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Aronson yaitu siswa dibagi dalam 5 6 kelompok secara heterogen. Setiap kelompok yang diberikan materi yang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai dengan jumlah anggota sehingga setiap siswa diberi bagian. Setelah masing-masing siswa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    belajar materi tersebut, maka dilakukan diskusi dan setiap anggota mengajarkan bagiannya ke anggota lain dari kelompoknya. Siswa melakukan pertukaran pertanyaan dan memahami materi dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya perwakilan anggota kelompok melakukan presentasi berdasar catatan hasil diskusinya. Proses pembelajaran keterampilan lain sperti keterampilan berbahasa dalam berpendapat juga sangat penting. Penerapan pembelajaran Jigsaw dapat membuat siswa bebas berbahasa untuk menyampaikan pendapat tanpa rasa takut.

    Trianto (2007: 56-57) menyatakan langkah-langkah Jigsaw adalah sebagai berikut: a) siswa dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok 5-6 orang b) materi diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi menjadi beberapa sub bab, c) setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, d) anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk berdiskusi, e) setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya.

    Menurut Slavin (2008:238-244) pelaksanaan metode Jigsaw meliputi 2 tahap , yaitu: a) Persiapan, meliputi : (1) menentukan materi yang akan dipelajari, (2) siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 orang secara heterogen. b) Pelaksanaan, meliputi empat tahap antara lain : (1) membaca, (2) diskusi kelompok ahli, (3) laporan tim atau kelompok, (4) tes, (5) penghargaan.

    Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Menghitung skor individu

    Trianto (2007:55) menjelaskan bahwa penskoran perkembangan individu dapat dilihat pada Tabel 1.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    Tabel 1. Perhitungan Skor Perkembangan

    Nilai Tes Skor perkembangan

    a. Lebih dari 10 poin dibawah skor awal. b. 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor

    awal.

    c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal. d. Lebih dari 10 poin diatas skor awal. e. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor).

    5 poin 10 poin

    20 poin 30 poin

    30 poin

    2. Menghitung skor kelompok

    Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok , yaitu menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok seperti tercantum pada Tabel 2 (Trianto,2007:55-56). Tabel 2. Tingkat Penghargaan Kelompok

    Rata-rata tim Predikat

    0 x 5 5 x 15 15 x 25 25 x 30

    -

    Tim baik Tim hebat Tim super

    2. Keaktifan Belajar Siswa a. Proses Pembelajaran

    Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan yaitu lingkungan pendidikan yang mencakup lingkungan fisik, sosial, intelektual dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia yang merupakan tempat sekaligus memberi dukungan dan hambatan bagi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    berlangsungnya proses pembelajaran. Proses pendidikan mendapat dukungan dari lingkungan fisik berupa sarana, prasarana dan fasilitas yang digunakan. Tersedianya sarana, prasarana dan fasilitas fisik dalam jenis, jumlah dan kualitas yang memadai akan mendukung berlangsungnya proses pendidikan yang efektif. Kekurangan sarana, prasarana dan fasilitas fisik akan menghambat proses pendidikan dan menghambat pencapaian hasil yang maksimal (Syaodih,2004 :5).

    Proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi,serta sesuai dengan kebutuhan,perkembangan masyarakat dan pembangunan (Mulyasa,2006: 102). Keberhasilan pengajaran dilihat dari segi hasil yang dicapai,mengharapkan bahwa semua hasil yang diperoleh membentuk satu sistem nilai yang membentuk kepribadian siswa, sehingga memberi warna dan arah dalam semua perbuatannya (Sudjana,2005: 38).

    Saefudin (2008: 99) menyatakan bahwa proses pembelajaran tidak diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran tetapi lebih diarahkan kepada penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor dalam dan luar diri siswa. Faktor yang berada dalam diri siswa seperti kemampuan, motivasi, persepsi, ingatan sedang faktor yang berada diluar diri siswa seperti kondisi belajar dan tujuan belajar (Sukartawi,1995:58). Keaktifan belajar biologi siswa dalam hal ini masuk kedalam faktor dari luar diri siswa yaitu kondisi belajar siswa.

    b. Keaktifan Belajar Siswa Perubahan perilaku pada proses pembelajaran terjadi karena adanya latihan

    atau pengalaman seseorang. Belajar aktif merupakan fungsi interaksi antara individu dan situasi disekitarnya yang ditentukan oleh indikator merupakan pengembangan dari kompetensi dasar. Belajar aktif ditandai bukan hanya melalui keaktifan siswa yang belajar secara fisik namun juga keaktifan secara mental. Justru keaktifan secara

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    mental merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam belajar aktif dibandingkan keaktifan fisik. Belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya (Yamin 2007: 81-82).

    Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan beranekaragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik sampai psikis (Dimyati dan Mujiono 2002 : 44).

    Yamin (2007: 77) menyatakan bahwa keaktifan siswa dalam proses belajar mengaja adalah a) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. b)Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. c) Partisipasi siswa dalam kegitan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa. d) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. e) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. f) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

    Keaktifan dapat diartikan saat guru mengajar maka harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani dan rohani meliputi : 1) Keaktifan indera yaitu murid-mirid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat

    indera sebaik mungkin 2) Keaktifan akal yaitu anak-anak harus aktif untuk memecahkan masalah,

    menimang-nimbang, berpendapat dan mengambil keputusan. 3) Keaktifan ingatan yaitu pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan

    pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak. 4) Keaktifan emosi yaitu dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha

    mencintai pelajarannya (Sriyono 1992 : 75).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    Keaktifan siswa sangat penting untuk membentuk generasi kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Guru diharuskan menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki siswa, berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin 2007: 77)

    Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Sardiman (2007: 101) meliputi: 1) Visual activities (aktivitas melihat) misalnya: membaca, memperhatikan, gambar

    demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain. 2) Oral activities (aktivitas langsung) seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,

    memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

    3) Listening activities (aktivitas mendengarkan) meliputi: uraian, percakapan, diskusi, musik pidato.

    4) Writing activities (aktivitas menulis), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

    5) Drawing activities (aktivitas menggambar), misalnya: menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.

    6) Motor aktivities (aktivitas motorik), seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.

    7) Mental activities (aktivitas mental), misalnya: menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

    8) Emosional activities (aktivitas emosi), seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    B.Kerangka Berpikir Siswa SMP Negeri 14 memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik dari

    segi keluarga, ekonomi, tingkat kemampuan belajar, dan tingkat kemampuan menyerap materi yang berbeda. Perbedaan tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses pembelajaran sehingga menimbulkan berbagai permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu permasalahan yang timbul adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas yang rendah. Siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran dikelas, sebagian besar siswa tidak memperhatikan pelajaran tetapi mengobrol dengan teman lain,siswa sebagian besar tidak mencatat. Siswa tidak berani mengutarakan pendapatnya sehingga kurang terjadi interaksi antara siswa satu dengan siswa lain serta antara siswa dengan guru.

    Keaktifan siswa yang rendah disebabkan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang mengaktifkan siswa. Guru dalam pembelajaran lebih bersikap aktif, sedangkan siswa bersikap pasif. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, siswa kurang terlibat didalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak terjadi interaksi antara guru dengan siswa.

    Mengatasi permasalahan yang terjadi maka dilakukan perubahan terhadap metode pembelajaran yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw maka siswa dapat ikut berperan serta dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan baik pada saat dilakukan diskusi kelompok dan berani bertanya kepada guru jika ada kesulitan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang melibatkan peran serta siswa didalamnya. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan setiap siswa diberi materi yang akan menjadi tanggungjawab masing-masing siswa untuk mempelajarinya. Selanjutnya dilakukan diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok ahli untuk diskusi. Setiap anggota kelompok ahli kembali kekelompok awal dan bertugas mengajar temannya dan berdiskusi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    Perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk presentasi hasil diskusi. Melalui langkah-langkah dalam Jigsaw tersebut maka keaktifan siswa dapat meningkat. Adapun bagan paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

    PERMASALAHAN Metode yang digunakan kurang mengaktifkan siswa

    Perbedaan kemampuan pada siswa

    Keaktifan siswa ditinjau dari aspek aktivitas langsung, mencatat dan mental dalam pembelajaran di kelas kurang

    Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw

    Pembelajaran di kelas

    Interaksi antar siswa meningkat meningkat

    Interaksi antara siswa dengan guru meningkat

    TARGET Keaktivan siswa meningkat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14

    Surakarta pada siswa kelas VIII A Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan secara bertahap yang secara garis besar,dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

    a. Bulan Februari 2010 - Juni 2010: tahap persiapan meliputi kegiatan observasi di kelas, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal skripsi, seminar proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan, dan konsultasi instrument penelitian.

    b. Bulan Agustus 2010 - September 2010: tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan, yaitu pengambilan data.

    c. Bulan September - selesai: tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

    B. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Penelitian berisi tentang informasi yang bermanfaat untuk mengambil suatu keputusan yang bijak tentang metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran demi peningkatan profesionalisme guru, prestasi siswa, kelas, dan sekolah secara keseluruhan. Penelitian tindakan kelas diterapkan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar biologi siswa. Pelaksanaan dari penelitian tindakan kelas dengan metode kooperatif Jigsaw dilakukan dalam beberapa siklus. Sukardi (2001: 214-215 ) menyatakan penelitian tindakan kelas secara garis besar terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakkan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    C. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian

    a. Data Penelitian

    Data penelitian diperoleh dari dokumentasi observasi yang berasal dari catatan lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi berdasarkan pengamatan digunakan lembar observasi,wawancara dengan guru dan siswa dan pemberian angket. b. Sumber Data Tiga sumber data penting yang disajikan sebagai sasaran penggalian dan pengumpulan data serta informasi penelitian adalah 1) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran siswa kelas VIIIA

    SMP Negeri 14 Surakarta 2) Informan meliputi guru biologi, dan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 14

    Surakarta. 3) Dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa silabus, rencana pelaksanaan

    pembelajaran(RPP) dan buku referensi mengajar. 2. Teknik Pengumpulan Data

    Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran, wawancara dengan guru dan siswa, pemberian angket dan dokumentasi.Secara lengkap teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Kajian dokumen Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip setiap kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, nilai siswa, presensi siswa, buku atau materi pelajaran. b) Angket Angket yang digunakan didasarkan pada skala Likert (Sukardi, 2001: 146-147) yang sudah dimodifikasi. Angket berbentuk cek-list, yaitu suatu bentuk angket

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    (Sudjana, 1991: 84)

    dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek () pada kolom yang telah disediakan. Alternatif jawaban tiap item ada lima. Teknik angket digunakan untuk mengukur keaktifan belajar siswa. Untuk item positif skor yang diberikan mulai dari 5 sampai 1, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skor Penilaian Angket

    Skor Untuk Aspek Yang Dinilai Skor

    (+) (-) Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Punya Pendapat (TB) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

    5 4

    3

    2

    1

    1

    2

    3

    4

    5

    c) Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran dan dengan siswa yang diambil secara acak. Wawancara bertujuan untuk mengadakan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Waktu dan tempat wawancara dilakukan untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses pembelajaran yang dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. d) Observasi Observasi merupakan suatu langkah sangat baik untuk memperoleh data tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik. Penelitian ini metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Pengisian dilakukan dengan memberi tanda check (V) pada pilihan yang tepat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    D. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai

    berakhirnya pengumpulan data. Data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskripsi kualitatif. Analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

    Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka menorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan data dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna.

    E. Pemeriksaan Validitas Data Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau

    kesahihan suatu data. Informasi yang digunakan sebagai data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat mewakili atau mencakup aspek-aspek yang ingin diteliti yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik suatu kesimpulan.

    Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Menurut Maleong (2002:178) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Triangulasi metode berarti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan tehnik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

    Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi selama KBM berlangsung dan angket. Skema triangulasi dapat dilihat pada Gambar 2 (Sutopo, 2002: 81)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Penelitian

    F. Indikator Keberhasilan Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik ataupun mental dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2006: 101). Penelitian ini dapat dihentikan apabila setiap indikator dari aspek yang diukur sudah mencapai target yang ditentukan, sebaliknya jika masing-masing variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilanjutkan siklus berikutnya untuk mencapai target yang ditetapkan. Daftar target dari masing-masing variabel yang akan diukur dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Target keberhasilan Penelitian

    Aspek Target yang harus dicapai Observasi keaktifan belajar siswa 75% Angket keaktifan belajar siswa Wawancara

    75% 75%

    G. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah penelitian yang digunakan mengikuti model

    yang dikembangkan oleh Kemmis dan Robin MC Taggart dalam Sukardi (2001: 214-215) yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Langkah-

    Wawancara

    Angket

    Observasi

    Data Siswa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :

    a. Perencanaan Tindakan Tahap Perencanaan merupakan tahap untuk menentukan materi

    pembelajaran yaitu sistem rangka manusia, materi pada siklus I adalah organ penyusun sistem gerak dan mcam-macam tulang, sedangkan materi pada siklus II adalah persendian, otot dan kelainan pada tulang. Penyusunan perangkat pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Silabus yang digunakan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu pada penerapan Pembelajaran kooperatif Jigsaw. Instrumen penelitian disusun pada tahap ini yaitu angket, lembar observasi keaktifan belajar biologi siswa serta pedoman wawancara bagi guru dan siswa.

    b. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan sistem rangka manusia. Tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pembelajaran dimulai dengan memberikan penjelasan materi secara garis besar. Tahap selanjutnya guru memberi pengarahan tentang pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Tiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membaca dan mempelajari materi yang telah dibagi oleh guru. Tahap selanjutnya siswa bertemu dalam kelompok ahli untuk melakukan diskusi dan mencatat hasil diskusi kepada teman satu kelompok.

    Pertemuan kedua siswa kembali ke kelompok awal dan dan wajib menjelaskan hasil diskusi. Perwakilan kelompok melakukan presentasi berdasarkan hasil diskusi. Tahap akhir dalam penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah membuat kesimpulan hasil diskusi kelas dan mengerjakan soal postes. Siswa selanjutnya mencocokkan jawaban soal postes dan menghitung skornya, kemudian

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    guru mengumumkan kelompok yang mendapatkan penghargaan sesuai kriteria yang telah ditentukan, tetapi pemberian sertifikat penghargaan tim dilakukan pada lain waktu.

    c. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Kegiatan pada tahap ini adalah mengamati, mencatat serta mendokumentasikan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terfokus yaitu maksud dan sasaran observasi telah ditentukan sebelumnya. Lembar observasi digunakan untuk mempermudah mengamati setiap indikator yang diukur. Tahap ini dilakukan pengisian angket keaktifan belajar oleh siswa yang digunakan sebagai data sekunder. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar dan keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran. Data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi atau diberi makna sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Kegiatan refleksi diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas agar tindakan yang dilakukan dapat dievaluasi keefektifannya. Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Penelitian dapat dihentikan apabila target yang diukur telah tercapai, apabila target yang diukur belum tercapai dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan melakukan perbaikan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada Gambar 3.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    Pengamatan

    Pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

    Evaluasi Evaluasi keaktifan belajar siswa melalui angket, lembar observasi, dan wawancara

    Pelaksanaan

    Penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw

    Perencanaan

    Rancangan perbaikan dari refleksi siklus I

    Penyusunan instrumen pembelajaran: angket keaktifan belajar biologi siswa , silabus, RPP untuk Siklus II, lembar observasi, dan pedoman wawancara.

    Refleksi Menganalisis proses dan dampak pelaksanaan tindakan, serta melihat ketercapaian indikator

    Pelaksanaan

    Penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw

    Tindak Lanjut

    Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian.

    Refleksi

    Menganalisis proses dan dampak pelaksanaan tindakan, jika indikator belum tercapai diteruskan siklus II

    Perencanaan

    Penyusunan instrument pembelajaran: angket keaktifan belajar biologi siswa , silabus, RPP untuk Siklus I, lembar observasi, dan pedoman wawancara.

    Pengamatan Pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

    Evaluasi Evaluasi keaktifan belajar siswa melalui angket, lembar observasi, dan wawancara siswa.

    Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sukardi, 2001: 215)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta siswa kelas VIIIA.

    Kegiatan awal penelitian dilaksanakan dengan melakukan observasi dan diskusi dengan guru mata pelajaran biologi untuk mengetahui kondisi awal kelas VIIIA yang berkaitan dengan pembelajaran biologi di kelas.

    Hasil observasi diperoleh data selama kegiatan pembelajaran siswa bersikap pasif, guru menggunakan metode kurang bervariasi. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa banyak mengobrol dengan teman lain, tidak mencatat materi dari guru, tidak berani bertanya kepada guru bila ada materi yang kurang jelas. Sebagian besar siswa tidak membawa buku literature atau buku paket biologi, siswa kurang berinteraksi dengan teman lain dalam kegiatan diskusi. Usaha mengerjakan tugas dari guru masih rendah, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas dan ada yang tidak mengerjakan tugas.

    Berdasar hasil observasi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa keaktifan belajar biologi siswa kurang. Sebagai penguat observasi digunakan lembar observasi dengan item yang mewakili tiap indikator dari keaktifan belajar siswa yang akan diukur. Berikut rincian presentasi pada setiap indikator dari berbagai aspek keaktifan belajar siswa berdasar lembar observasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    Tabel 5. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Pra Siklus

    No INDIKATOR Persentase

    Tiap Indikator (%) Persentase Rata-Rata

    Tiap Aspek (%) 1 Mengajukan pertanyaan kepada

    guru 41,67 Aktivitas langsung

    45,83 2 Bertanya kepada teman 58,33 3 Berperan serta dalam diskusi

    kelompok 44,44

    4 Mengeluarkan pendapat pada saat presentasi

    38,89

    5 Mencatat materi pelajaran 72,22 Aktivitas mencatat 72,22

    6 Siswa mengerjakan soal yang diberi guru

    55,56 Aktivitas mental 62,5

    7 Mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelas

    69,44

    Jumlah Rata-rata

    380,56 180,55 54,36 60,18

    Tabel 5 diketahui bahwa capaian rata-rata indikator pada observasi masih tergolong rendah, indikator keaktifan belajar biologi siswa berkisar antara 38,89% - 72,22% dengan nilai rata-rata 54,36%. Rata-rata presentase tertinggi yaitu pada indikator mencatat materi pelajaran dengan presentase 72,22%, persentase terendah 38,89% pada indikator mengeluarkan pendapat pada saat presentasi.

    Persentase hasil capaian indikator pada observasi keaktifan belajar biologi siswa pra siklus dapat dilihat pada Gambar 4.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    0

    20

    40

    60

    80

    A B C D E F G

    mempelajari buku catatn dan buku panduan di kelassiswa mengerjakan soal yang diberi gurumencatat materi pelajaranmengeluarkan pendapat pada saat presentasi

    berperan serta dalam diskusi kelompok

    bertanya kepada teman

    Mengajukan pertanyaan kepada guru

    Gambar 4. Persentase Siswa Tiap Indikator Pra Siklus Berdasarkan Data Lembar Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    Data mengenai keaktifan belajar biologi siswa selain diperoleh dari hasil observasi, juga diperoleh dari angket dengan item tiap indikator yang akan diukur. Berikut rincian besarnya keaktifan setiap indikator berdasarkan perhitungan angket. Tabel 6. Persentase Capaian Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    Pra Siklus No Indikator Capaian Indikator % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Mengajukan pertanyaan terhadap guru Bertanya kepada teman lain Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat di depan kelas Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal-soal dikelas Mempelajari materi dari buku paket,lks dan buku lain sebagai penunjang

    69,67 67,44 69,63 68,89 68,06 69,17 69,54

    Rata-rata 68,91

    Berdasar Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai keaktifan belajar biologi siswa berkisar antara 67,44%-69,67% dengan nilai rata-rata persentase sebesar 68,91%. Indikator keaktifan yang memiliki persentase tertinggi adalah mengajukan pertanyaan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    terhadap guru dengan besar persentase 69,67%. Indikator yang memiliki persentase terendah adalah bertanya kepada teman lain dengan besar presentase 67,44%.

    Berdasar perhitungan rata-rata keaktifan belajar biologi ditinjau dari aspek aktivitas langsung, mencatata dan mental menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase antara lembar observasi dan perhitungan angket pra siklus. Perbedaan terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang dalam mencari informasi mengenai keaktifan belajar biologi siswa. Angket diberikan kepada siswa untuk diisi secara subjektif menurut sudut pandang siswa sendiri. Kegiatan observasi dilakukan secara objektif oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dan angket keaktifan belajar biologi siswa pra siklus digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa melalui tindakan yang diberikan.

    Pembelajaran kooperatif Jigsaw mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif Jigsaw menyangkut kerjasama, saling ketergantungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, memacu siswa

    berpikir kritis dan menggunakan kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, sehingga menguntungkan semua anggota kelompok dengan mengajar dan belajar dari teman.

    Hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa selama proses

    pembelajaran kurang aktif, hal ini karena siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sebagian besar siswa tidak mencatat materi yang diajarkan, tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapat karena takut dan malu, siswa tidak mengerjakan soal yang diberi guru dengan sungguh-sungguh, hal ini terbukti bahwa sebagian besar siswa tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa selama pembelajaran guru menggunakan metode yang kurang bervariasi, guru memberikan tugas kepada siswa tetapi siswa mengerjakan dengan mencontek teman lain dan mengumpulkan tidak tepat waktu.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Siswa banyak yang tidak mencatat materi dan tidak membawa buku panduan biologi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

    Terdapat 2 siklus untuk menyelesaikan masalah keaktifan yang terjadi di kelas dengan penerapan metode kooperatif Jigsaw yang terdiri dari beberapa tahap

    yaitu (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan evaluasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.

    B.Deskripsi Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Siklus I

    Keaktifan belajar biologi siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dapat mendorong kerjasama dan saling ketergantungan antar siswa. Tahap perencanaan pada siklus I memerlukan beberapa persiapan penyusunan instrumen yaitu:

    a) Penyusunan silabus mata pelajaran biologi materi pokok sistem rangka manusia b) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP), tiap siklus terdiri dari 2 kali

    pertemuan

    c) Penyusunan lembar observasi keaktifan belajar biologi siswa d) Penyusunan angket keaktifan belajar biologi siswa e) Penyusunan pedoman wawancara tentang keaktifan belajar biologi siswa

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap pelaksanaan tindakan siklus I guru menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw yang terdiri dari 2 pertemuan, masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pertemuan pertama, guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi mengenai materi rangka manusia. Apersepsi dilakukan untuk membuat siswa terangsang untuk berfikir dan lebih konsentrasi sebelum pelajaran dimulai. Langkah selanjutnya guru memberi soal pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan bagaimana kesiapan siswa terhadap pelajaran. Guru menjelaskan materi rangka secara garis besar setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest. Tahap selanjutnya guru memberi pengarahan tentang pelaksanaan penerapan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    pembelajaran kooperatif Jigsaw, hal ini dimaksudkan agar siswa tidak mengalami kebingungan selama proses pembelajaran.

    Guru memulai penerapan metode Jigsaw yaitu guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen yaitu setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan tingkat kecerdasan yang berbeda, pada masing-masing kelompok diberikan bahan

    diskusi. Tiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membaca dan mempelajari sub bab atau materi yang telah dibagi. Siswa dari kelompok lain yang mempelajari sub bab sama bertemu dalam kelompok ahli untuk melakukan diskusi dan mencatat hasil diskusi. Akhir pembelajaran pertemuan pertama guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dan memberi penjelasan siswa agar mempelajari materi rangka untuk melanjutkan diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru memulai pembelajaran pada pertemuan kedua dengan melakukan apersepsi dan memotivasi siswa agar siswa terangsang untuk berfikir dan siap

    mengikuti pembelajaran. Tahap selanjutnya guru mengulas materi pada pertemuan sebelumnya secara garis besar untuk mengingatkan siswa pada materi yang sudah

    dipelajari. Guru melanjutkan diskusi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama, yaitu siswa pada pertemuan sebelumnya melakukan diskusi kelompok ahli maka

    kembali ke kelompok awal. Siswa dari kelompok ahli tersebut manjelaskan hasil diskusi kepada teman lain dikelompok awal dan melakukan diskusi lagi. Tahap

    selanjutnya setiap kelompok memilih satu siswa untuk melakukan presentasi di depan. Guru membahas hasil diskusi dan membetulkan konsep siswa jika terjadi miskonsepsi dan memperkuat konsep yang telah didiskusikan siswa. Guru membagi soal kuis kepada siswa untuk dikerjakan. Tahap selanjutnya guru meminta siswa untuk mencocokan hasil kuis dan menghitung skor masing-masing individu dan kelompok. Guru mengumumkan skor individu dan skor kelompok. Tahap akhir, guru

    mengumumkan kelompok yang menduduki peringkat I, II, dan III. Pemberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan kriteria sebagai tim super, tim

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    hebat dan tim baik berdasarkan peringkat yang diperoleh masing-masing tim diberikan pada hari yang berbeda.

    3.Observasi Siklus I Observasi dilakukan bersamaan dengan jalannya proses pembelajaran

    Biologi dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap keaktifan belajar biologi siswa dan penyebaran angket. Berdasarkan observasi yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut:

    a. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Hasil observasi terhadap keaktifan belajar biologi siswa dalam pembelajaran

    pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi keaktifan Belajar

    Biologi Siswa Siklus I No Indikator Capaian indiKator % 1 2 3 4 5 6 7

    Mengajukan pertanyaan kepada guru Bertanya kepada teman Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat saat presentasi Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal di kelas Mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelas

    52,78 75,00 61,11 55,56 80,56 69,44 75,00

    Rata-rata 67,06

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    b. Hasil Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Hasil angket keaktifan belajar biologi siklus I dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Siklus I

    No Indikator Capaian indikator % 1 2 3 4 5 6 7

    Mengajukan pertanyaan kepada guru Bertanya kepada teman Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat saat presentasi Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal di kelas Mempelajari buku catatn dan buku panduan di kelas

    72,56 73,89 74,44 74,81 73,61 73,19 71,94

    Rata-rata 73,49

    4. Analisis dan Refleksi

    a. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Berdasarkan perhitungan, keaktifan siswa pada siklus 1 mengalami

    peningkatan jika dibandingkan dengan keaktifan pada pra siklus. Rata-rata persentase keaktifan belajar biologi siswa siklus I adalah sebesar 67,06%. Persentase tertinggi rata-rata keaktifan belajar biologi siswa adalah mencatat materi pelajaran dengan rata-rata presntase sebesar 80,56%.

    Persentase hasil capaian indikator pada observasi keaktifan belajar biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 5.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    0102030405060708090

    A B C D E F G

    mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelassiswa mengerjakan soal yang diberi guru

    mencatat materi pelajaran

    mengeluarkan pendapat pada saat presentasi

    berperan serta dalam diskusi kelompok

    bertanya kepada teman

    Mengajukan pertanyaan kepada guru

    Gambar 5. Presentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus I Berdasarkan Data Lembar Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    Melalui tindakan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siklus 1 keaktifan belajar biologi siswa mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Siklus 1 target belum tercapai, target pada penelitian ini adalah rata-rata capaian

    indikator keaktifan belajar biologi mencapai lebih dari atau sama dengan 75%. b. Hasil Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Hasil perhitungan angket keaktifan belajar biologi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 yaitu penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw, keaktifan belajar biologi siswa berdasarkan angket dari hasil pra siklus sebesar 68,91% meningkat menjadi 73,49%. Persentase indikator pada siklus 1 berdasarkan angket berkisar antara 71,94 - 74,81%. Indikator tertinggi adalah mengeluarkan pendapat saat presentasi sebesar 74,81%, sedang indikator terendah adalah mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelas yaitu 71,94%.

    Persentase hasil capaian indikator pada angket keaktifan belajar biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 6.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    0

    20

    40

    60

    80

    A B C D E F G

    Persentase keaktifan belajar siswa

    mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelassiswa mengerjakan soal yang diberi guru

    mencatat materi pelajaran

    mengeluarkan pendapat pada saat presentasi

    berperan serta dalam diskusi kelompok

    bertanya kepada teman

    Mengajukan pertanyaan kepada guru

    Gambar 6. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus I Berdasarkan Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    c. Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan guru dan siswa diperoleh bahwa penerapan

    pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningktkan keaktifan belajar siswa. Hal ini terbukti dengan jumlah siswa yang antusias dengan pembelajaran semakin besar yaitu siswa yang mencatat materi, mempelajari buku panduan dan buku catatan, siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapat semakin meningkat. Penerapan

    pembelajaran kooperatif Jigsaw membuat siswa aktif dalam kegiatan diskusi, siswa mengerjakan soal dari guru dengan sungguh-sungguh dan mengumpulkan tepat waktu.

    Berdasar pengamatan pada siklus 1 ditemukan beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain :

    1) Awal pembelajaran guru kurang memberikan apersepsi sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

    2) Saat diskusi, guru terlalu banyak mengulur waktu, sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah disusun di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    3) Siswa hanya bertanya jika ditunjuk oleh guru sehingga pembelajaran berlangsung sangat pasif.

    4) Siswa mengulur waktu untuk diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak tepat waktu.

    5) Siswa kurang berani mengemukakan pendapat pada saat presentasi sehingga siswa masih pasif dalam melakukan presentasi dan pembelajaran belum terlihat aktif.

    Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka tindakan yang tepat untuk

    dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus berikutnya adalah: 1) Awal pembelajaran guru lebih memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan

    yang berhubungan dengan pembelajaran, sehingga siswa terangsang untuk mempelajari materi.

    2) Saat dilakukan diskusi guru memperhatikan waktu, sehingga kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun

    3) Guru lebih terampil dalam menggunakan respon dan pertanyaan kepada siswa dalam pembelajaran,sehingga siswa terangsang untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

    4) Siswa yang selalu mengulur waktu diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi, dapat diatasi dengan ketegasan guru terhadap sikap siswa

    5) Guru berusaha meyakinkan siswa agar lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat pada saat presentasi didepan kelas, siswa diyakinkan agar tidak merasa

    takut dan malu. Siklus I terdapat beberapa kegiatan yang menunjukkan keaktifan siswa meningkat, diantaranya :

    1) Siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat sungguh-sungguh, hal ini terlihat dari siswa semakin antusias dalam mencatat materi pelajaran, karena siswa sadar bahwa siswa harus memiliki catatan untuk belajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    2) Siswa mempelajari buku panduan pelajaran biologi, baik buku paket dan lks. Hal ini karena siswa terdorong untuk belajar agar dapat menjelaskan materi kepada teman lain pada saat dilakukan diskusi dan siswa harus belajar agar tidak mendapat kesulitan dalam mengerjakan soal.

    3) Saat diberi soal oleh guru siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan mengumpulkan jawaban tepat waktu. Hal ini karena siswa berlomba-lomba ingin mendapatkan nilai yang baik sehingga mendapatkan penghargaan yang baik pula.

    4) Siswa berusaha untuk bertanya kepada teman yang sudah paham jika ada materi yang belum dipahami.

    Pada siklus 1 target belum tercapai, tetapi sudah ada peningkatan keaktifan

    belajar biologi siswa meskipun tidak signifikan. Peningkatan keaktifan belajar biologi siswa disebabkan pada siklus I diterapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran Jigsaw menyangkut kerjasama dan saling ketergantungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat memacu siswa berpikir kritis dan menggunakan kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, sehingga menguntungkan semua anggota kelompok dengan mengajar dan belajar dari teman lain. Mencapai persentase capaian target yang telah ditentukan, dilakukan tindakan untuk siklus berikutnya, dengan perbaikan sesuai yang

    dikemukakan pada refleksi tindakan pada siklus I.

    C. Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Siklus II

    Perencanaan siklus II dilakukan dengan pemberian beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga tercipta proses pembelajaran yang membuat keaktifan belajar biologi siswa meningkat agar dapat mencapai prestasi yang maksimal. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II akan

    membawa pengaruh terhadap pembelajaran sehingga ketercapaian target pada siklus

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    II dapat terpenuhi. Pelaksanaan pada siklus II menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Instrument yang digunakan berupa silabus, RPP, angket keaktifan

    belajar biologi dan lembar observasi keaktifan belajar biologi siswa. Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan,dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah

    2 x 40 menit.

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan

    tindakan siklus I. Pelaksanaan siklus II menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw seperti pada siklus I, tetapi dilakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran. Materi pada siklus II adalah persendian, otot dan kelainan tulang. Awal pembelajaran guru lebih banyak memberikan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan supaya siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang materi pelajaran. Melalui tanya jawab mendorong siswa untuk lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw pertemuan pertama dan kedua sama seperti pada siklus I, yang membedakan pada siklus II adalah dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran seperti yang tertulis pada perencanaan tindakan siklus II. Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah: 1) Awal pembelajaran guru lebih memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan

    yang berhubungan dengan pembelajaran, sehingga siswa terangsang untuk mempelajari materi.

    2) Saat dilakukan diskusi guru memperhatikan waktu, sehingga kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun

    3) Guru lebih terampil dalam menggunakan respon dan pertanyaan kepada siswa dalam pembelajaran,sehingga siswa terangsang untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

    4) Siswa yang selalu mengulur waktu diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi, dapat diatasi dengan ketegasan guru terhadap sikap siswa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    5) Guru berusaha untuk meyakinkan siswa agar mempunyai rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat pada saat presentasi di depan kelas, siswa diyakinkan

    agar tidak takut dan malu.

    3. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus II Berdasar hasil penelitian proses penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw

    pada siklus II diperoleh data-data sebagai berikut:

    a. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Hasil observasi keaktifan belajar biologi siswa pada siklusII dapat dilihat pada

    Tabel 9. Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi keaktifan Belajar

    Biologi Siswa Siklus II No Indikator Capaian indikator % 1 2 3 4 5 6 7

    Mengajukan pertanyaan kepada guru Bertanya kepada teman Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat saat presentasi Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal di kelas Mempelajari buku catatn dan buku panduan di kelas

    75,00 83,33 75,00 75,00 86,11 83,33 77,78

    Rata-rata 79,36

    b. Hasil Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Hasil angket keaktifan belajar biologi siswa siklus II dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi

    Siswa Siklus II No Indikator Capaian indikator % 1 2 3 4 5 6 7

    Mengajukan pertanyaan kepada guru Bertanya kepada teman Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat saat presentasi Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal di kelas Mempelajari buku catatn dan buku panduan di kelas

    84,78 80,00 80,37 80,00 85,14 77,08 80,00

    Rata-rata 81,05

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    4. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II a. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    Capaian persentase keaktifan siswa siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan persentase keaktifan pada siklus I. Rata-rata persentase

    keaktifan belajar biologi siswa siklus II sebesar 79,36%. Persentase tertinggi rata-rata keaktifan belajar biologi siswa adalah mencatat materi pelajaran yaitu 86,11%. Persentase hasil capaian indikator pada observasi keaktifan belajar biologi siswa siklus II dapat dilihat pada Gambar 7.

    0102030405060708090

    A B C D E F G

    mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelassiswa mengerjakan soal yang diberi gurumencatat materi pelajaranmengeluarkan pendapat pada saat presentasi

    berperan serta dalam diskusi kelompok

    bertanya kepada teman

    mengajukan pertanyaan kepada guru

    Gambar 7. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus II Berdasarkan Lembar Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    b. Hasil Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Hasil perhitungan angket keaktifan belajar biologi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II yaitu penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw, keaktifan belajar biologi siswa berdasarkan angket meningkat menjadi 81,05%. Persentase indikator pada siklus 1 berdasarkan angket berkisar antara 77,08 - 85,14%. Indikator tertinggi adalah mencatat materi pelajaran sebesar 85,14%, sedang indikator terendah adalah mengerjakan soal di kelas yaitu 77,08%.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    Persentase hasil capaian indikator pada angket keaktifan belajar biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 8.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    A B C D E F G

    Presentase Keaktivan Siswa Siklus II

    Mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelasSiswa mengerjakan soal yang diberi guruMencatat materi pelajaranMengeluarkan pendapat pada saat presentasi

    Berperan serta dalam diskusi kelompok

    Bertanya kepada teman

    Mengajukan pertanyaan kepada guru

    Gambar 8. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Indikator Pasca Siklus II Berdasarkan Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa

    Siklus II rata-rata capaian indikator keaktifan belajar biologi siswa yang diukur telah mencapai target minimal 75% sehingga pemberian tindakan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. c. Hasil Wawancara

    Hasil wawancara dengan siswa diperoleh bahwa dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif Jigsaw keaktifan siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang berani bertanya kepada guru apabila ada materi yang kurang

    jelas, siswa rajin mengerjakan soal dan mengumpulkan tepat waktu. Kegiatan diskusi melibatkan siswa aktif baik dalam diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Siswa

    berani mengemukakan pendapat pada saat presentasi di depan kelas. Keinginan siswa untuk mencatat juga semakin meningkat.

    Hasil wawancara dengan guru pelajaran Biologi, secara umum respon siswa terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada proses pembelajaran adalah positif. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw keaktifan belajar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    biologi siswa meningkat. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan diskusi, berani bertanya kepada guru dan mencatat materi meningkat menjadi lebih banyak.

    D. Deskripsi Antar Siklus Hasil deskripsi antara pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan keaktifan yang berarti. Hasil ini dapat dilihat berdasarkan observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran untuk mengetahui keaktifan belajar biologi siswa. Angket keaktifan belajar biologi diberikan kepada siswa di akhir siklus untuk menggali informasi tentang keaktifan siswa selama pembelajaran dari sudut pandang siswa. Hasil observasi dan pengisian angket menunjukkan adanya peningkatan tiap akhir siklus. Uraian hasil peningkatan keaktifan belajar biologi siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Hasil Lembar Observasi Keaktifan Belajar Biologi Siswa Perbandingan antara hasil observasi keaktifan belajar biologi siswa pada setiap siklus dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase Capaian Indikator pada Observasi Keaktifan Belajar Biologi

    Setiap Siklus No Indikator Capaian Indikator %

    Pra Siklus

    Siklus I Siklus II

    1 2 3 4 5 6 7

    Mengajukan pertanyaan kepada guru Bertanya kepada teman Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat saat presentasi Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal di kelas Mempelajari buku catatn dan buku panduan di kelas

    41,67 58,33 44,44 38,89 72,22 55,56 69,44

    52,78 75,00 61,11 55,56 80,56 69,44 75,00

    75,00 83,33 75,00 75,00 86,11 83,33 77,78

    Rata-rata 54,36 67,06 79,36

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    Gambar 9. Persentase Keaktifan Belajar Biologi Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Lembar Observasi

    Berdasarkan data pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai keaktifan belajar biologi siswa (pra siklus) sebelum diberi tindakan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw masih rendah. Keaktifan belajar siswa pra siklus yang teramati sebesar 54,36%. Pada siklus I, telah diterapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw, rata-rata capaian indikator keaktifan belajar biologi siswa mencapai 67,06%. Keaktifan belajar biologi siswa di akhir siklus II meningkat dari 67,06% menjadi 79,36%.

    Siklus I target belum tercapai, rata-rata capaian indikator sebesar 54,36% sedangkan target pada penelitian ini rata-rata capaian indikator keaktifan belajar biologi mencapai lebih dari atau sama dengan 75%. Pada siklus II terjadi peningkatan sehingga target telah tercapai, rata-rata capaian indikator lebih dari 75% yaitu sebesar 79,36%.

    Peningkatan persentase tersebut menunjukkan ada perubahan tingkah laku siswa selama proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran berupa kegiatan bertanya, berpendapat, mengerjakan soal, mencatat, berdiskusi dan mempelajari buku mengalami peningkatan yang berarti (Gambar 9)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    b. Hasil Angket Keaktifan Belajar Biologi Siswa Perbandingan antara hasil observasi keaktifan belajar biologi siswa pada setiap siklus dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Persentase Capaian Indikator pada Angket Keaktifan Belajar Biologi

    Setiap Siklus No Indikator Capaian Indikator %

    Pra Siklus

    Siklus I Siklus II

    1 2 3 4 5 6 7

    Mengajukan pertanyaan kepada guru Bertanya kepada teman Berperan serta dalam diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat saat presentasi Mencatat materi pelajaran Mengerjakan soal di kelas Mempelajari buku catatan dan buku panduan di kelas

    69,67 67,44 69,63 68,89 68,06 69,17 69,54

    72,56 73,89 74,44 74,81 73,61 73,19 71,94

    84,78 80,00 80,37 80,00 85,14 77,08 80,00

    Rata-rata 68,91 73,49 81,05

    Gambar 10. Persentase Keaktifan Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Angket

    Keaktifan belajar siswa menurut hasil angket pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang berarti. Berdasarkan data pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai keaktifan belajar biologi siswa pra siklus sebelum diberi tindakan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw masih rendah. Keaktifan belajar siswa pra

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    siklus yang teramati sebesar 69,81%. Pada siklus I, telah diterapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw, rata-rata capaian indikator keaktifan belajar biologi siswa mencapai 73,49%. Keaktifan belajar biologi siswa di akhir siklus II meningkat dari 73,49% menjadi 81,05%.

    Siklus I target belum tercapai, rata-rata capaian indikator sebesar 73,49% sedangkan target pada penelitian ini rata-rata capaian indikator keaktifan belajar biologi mencapai lebih dari atau sama dengan 75%. Siklus II terjadi peningkatan sehingga target telah tercapai, rata-rata capaian indikator lebih dari 75% yaitu sebesar 81,05%.

    Peningkatan persentase tersebut menunjukkan ada perubahan tingkah laku siswa selama proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran berupa kegiatan bertanya, berpendapat, mengerjakan soal, mencatat, berdiskusi dan mempelajari buku mengalami peningkatan yang berarti. Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siklus I dan siklus II sudah mampu memberikan perbaikan terhadap masalah di dalam kelas sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Kesesuaian hasil antara data yang diperoleh melalui angket, observasi maupun wawancara menunjukkan bahwa data hasil penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw unt