KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN...

68
KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Latifah Fauziana 1401413556 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN...

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD

DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V

SD NEGERI 1 KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Latifah Fauziana

1401413556

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, Mei 2017

Latifah Fauziana

1401413556

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang Skripsi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang.

Tegal, 29 Mei 2017

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing 2

Dr. Akhmad Junaedi, M.Pd. Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd.

NIP 19630923 198703 1 001 NIP 19560441 198503 2 001

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

IPS kelas V SD Negeri 1 Kejobong”oleh Latifah Fauziana 1401413556, telah

dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal

2017.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Drs. Utoyo, M.Pd.

19560427 198603 1 001 19620619 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd.

19611018 198803 1 002

Penguji 1, Penguji 2,

Drs. Sri Ismi Rahayu, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.

19560441 198503 2 001 19630923 198703 1 001

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-Insyiroh: 6).

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain) (Al-Insyiroh: 7).

Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu,

bersenang-senang kemudian (Peribahasa).

Persembahan

Untuk ibu Hidayatul Istiqomah,

bapak Tus Harjito, dan kedua

adikku, memberikan semangat dan

doa, serta selalu ada dan setia

membantu dalam kondisi apapun.

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keefektifan

Model Jigsaw dan STAD dalam Pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 1 Kejobong

Kabupaten Purbalingga”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

peneliti menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof.Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk belajar di

Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberi kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi

ini.

4. Drs.Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi untuk

melakukan penelitian.

5. Drs. Akhmad Junaedi,M.Pd. dan Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd., Dosen

pembimbing yang telah memberi bimbingan, pengarahan, saran, dan

motivasi kepada peneliti selama penyusunan skripsi.

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

vii

6. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah banyak

membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan.

7. Mutingah, S.Pd, selaku Kepala SDN 1 Kejobong, dan Sumargo, S.Pd

selaku Kepala SD Negeri 2 Pangempon, dan Kepala SD Negeri 1

Pangempon yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Feri Jayatmi, S.Pd., Kusmiyati, S.Pd., Khodir S.Pd., dan Rini Sumanti,

S.Pd., guru kelas V SD 1 Kejobong, SD Negeri 2 Pangempon, dan SD

Negeri 1 Pangempon yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

9. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang angkatan 2013 yang telah memberi

semangat dan motivasi.

10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini

mendapatkan pahala dari Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi peneliti sendiri.

Tegal, Mei 2017

Peneliti

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

viii

ABSTRAK

Fauziana, Latifah. 2017. Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam

Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten

Purbalingga. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Akhmad

Junaedi, M.Pd dan Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd.

Kata Kunci: model Jigsaw, model STAD, hasil belajar

Guru hendaknya mampu menyajikan materi IPS melalui pembelajaran

yang menarik, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Oleh karena

itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang efektif untuk mengoptimalkan

kemampuan dan hasil belajar siswa. Model yang dapat digunakan antara lain yaitu

model pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran Student Team Achievement

Division (STAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Jigsaw dan kelas yang

menerapkan model pembelajaran model STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1

Kejobong.

Desain yang digunakan yaitu Quasi Experimental dengan bentuk

Nonequivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VA dan VB SD Negeri 1 Kejobong yang berjumlah 67 siswa yang terdiri dari 34

siswa di kelas eksperimen 1 (VA) dan 33 siswa di kelas eksperimen 2 (VB) serta

32 siswa dari SD Negeri 2 Pangempon sebagai kelas kontrol.Teknik pengumpulan

data meliputi wawancara tidak terstruktur, observasi, dokumentasi, tes, dan

angket. Analisis statistik yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha, Lilliefors

Levene’s, ANOVA dan Post Hoc Test.

Berdasarkan hasil uji yang dilalukan peneliti, hasilnya menunjukan nilai

signifikansi pada variabel hasil belajar kurang dari 0,05 ( 0,000 < 0,05). Adapun

Fhitung pada variabel hasil belajar lebih dari Ftabel ( 14,150 > 3,091). Nilai

signifikansi perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan

kontrol lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,005) dan kelas kelas eksperimen 2 dan

kontrol lebih kecil dari 0,05 ( 0,000 < 0,005). Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar IPS kelas V antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model Jigsaw model STAD, dan model konvensional. Hasil

analisi uji One-Way- ANOVA dengan uji Tukey HSD menunjukan hasil

perbandingan antara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 memiliki selisih mean

difference sebesar -1,038 (negatif), kelas eksperimen 1 dan kontrol memiliki

selisih mean difference sebesar 9,733 (positif), serta kelas eksperimen 2dan

kontrol memiliki selisih mean difference sebesar 10,772 (positif). Jadi dapat

disimpulkan bahwa model STAD lebih baik daripada model pembelajaran Jigsaw

dan pembelajaran konvensional.

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ………………………………………………………….. xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................. 9

1.3. Pembatasan Masalahdan Paradigma Penelitian ................................... 9

1.4. Rumusan Masalah................................................................................. 11

1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11

1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 11

1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 11

1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................... 12

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

x

1.6.1 Manfaat Teoritis .................................................................................... 12

1.6.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 12

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 14

2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Belajar ................................................................................. 14

2.1.2 Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar ............................................... 15

2.1.3 Pembelajaran .......................................................................................... 16

2.1.4 Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 18

2.1.5 Karakteristik Perkembangan Siswa SD .................................................. 20

2.1.6 Pembelajaran IPS di SD ........................................................................ 23

2.1.7 Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia .......................................... 26

2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 27

2.1.9 Model Pembelajaran Jigsaw .................................................................. 29

2.1.10 Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) ...... 32

2.2 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 35

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 41

2.4 Hipotesis ................................................................................................. 43

BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 45

3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 45

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 47

3.2.1 Variabel Independen .............................................................................. 48

3.2.2 Variabel Dependen ...................................................................... 48

3.3 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 48

3.3.1 Variabel Model Pembelajaran Jigsaw ................................................... 49

3.3.2 Variabel Model Pembelajaran STAD .................................................... 49

3.3.3 Variabel Hasil Belajar Siswa ......................................................... 50

3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................. 50

3.4.1 Populasi ................................................................................................. 50

3.4.2 Sampel .................................................................................................. 51

3.5 Data Penelitian ..................................................................................... 52

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xi

3.5.1 Sumber Data ......................................................................................... 52

3.5.2 Jenis Data .............................................................................................. 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 54

3.6.1 Wawancara Tak Terstruktur ................................................................. 54

3.6.2 Dokumentasi ......................................................................................... 55

3.6.3 Observasi .............................................................................................. 56

3.6.4 Tes ......................................................................................................... 57

3.6.5 Angket ................................................................................................... 58

3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 58

3.7.1 Pedoman Wawancara ............................................................................ 59

3.7.2 Dokumen .............................................................................................. 59

3.7.3 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran ............................. 59

3.7.4 Soal Tes ...................................................................................... 61

3.7.5 Angket ……………………………………………………………….. 67

3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................ 70

3.8.1 Analisis Deskriptif Data ....................................................................... 70

3.8.2 Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 71

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 76

4.1 Objek Penelitian .................................................................................... 76

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 76

4.1.2 Kondisi Responden ............................................................................... 77

4.2 Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 78

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Observasi Guru terhadap Pelaksanaan Model

Pembelajaran Jigsaw ............................................................................ 78

4.2.2 Analisis Deskriptif Data Observasi Guru terhadap Pelaksanaan Model

Pembelajaran STAD .............................................................................. 80

4.2.3 Analisis Deskriptif Data Observasi Guru terhadap Pelaksanaan Model

Pembelajaran Konvensional .................................................................. 81

4.2.4 Analisis Deskripsi Data Tes Awal IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan

Siswa ..................................................................................................... 82

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xii

4.2.5 Analisis Deskripsi Data Tes Akhir IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan

Siswa ..................................................................................................... 85

4.3 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ................................................. 91

4.3.1 Uji Prasayarat Analisis .......................................................................... 91

4.3.2Analisis Akhir .............................................................................................. 94

4.4 Pembahasan ........................................................................................... 100

4.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran

Jigsaw, STAD dan Konvensional .......................................................... 100

4.4.2 PerbandinganHasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran

Jigsaw, STAD dan Konvensional .......................................................... 107

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................ 109

5.1 Simpulan ............................................................................................... 109

5.2 Saran ..................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113

LAMPIRAN ........................................................................................................ 116

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xiii

DAFTAR BAGAN

1.1 Paradigma Penelitian ............................................................................... 10

2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................... 42

3.1 Skema nonequivalent control group design ............................................ 46

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kualifikasi Presentase Pelaksanaan Pembelajaran ............................. 60

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Soal ..................................................................... 63

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Soal .................................................................. 64

Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ............................................. 66

Tabel 3.5 Rekapitulasi Uji VAliditas Angket Afektif ........................................ 69

Tabel 3.6 Output Uji Reliabilitas Angket Afektif ............................................... 70

Tabel 4.1 Nilai Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw ............. 79

Tabel 4.2 Nilai Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) ............................................................................ 80

Tabel 4.3 Nilai Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ............. 81

Tabel 4.4 Deskripsi Data Nilai Tes Awal IPS ................................................... 82

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal IPS ............................................ 83

Tabel 4.6 Deskripsi Data Nilai Tes Akhir IPS ................................................... 85

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir IPS .......................................... 86

Tabel 4.8 Deskripsi Nilai Afektif ....................................................................... 88

Tabel 4.9 Distribusi Nilai Afektif ...................................................................... 89

Tabel 4.10 Klasifikasi Penilaian Afektif ............................................................ 91

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal ...................................... 92

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Tes Awal .................................... 93

Tabel 4.13 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata .......................................................... 94

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir ...................................... 95

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Tes Akhir .................................. 96

Tabel 4.16 Hasil Uji ANOVA .............................................................................. 97

Tabel 4.17 Hasil Uji Tukey HSD ........................................................................ 98

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Awal Kelas

Eksperimen 1 ..................................................................................................... 83

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Awal Kelas

Eksperimen 2 ...................................................................................................... 84

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Kelas Kontrol ... 84

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Kelas

Eksperimen 1 ..................................................................................................... 86

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Kelas

Eksperimen 2 ....................................................................................................... 87

Gambar 4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol ... 87

Gambar 4.7 Histogram Nilai Afektif Kelas Eksperimen 1 ................................. 89

Gambar 4.8 Histogram Nilai Afektif Kelas Eksperimen 2 ................................. 90

Gambar 4.9 Histogram Nilai Afektif Kelas Kontrol .......................................... 90

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nama Kelas Eksperimen 1 ................................................................ 116

2. Daftar Nama Kelas Eksperimen 2 ................................................................ 117

3. Daftar Nama Kelas Kontrol ........................................................................ 118

4. Daftar Nama Kelas Uji Coba ....................................................................... 119

5. Tabel Hasil Uji Lilliefors Nilai Ujian Akhir Semester Gasal ...................... 120

6. Tabel Hasil Uji Homogenitas Nilai Ujian Akhir Semester Gasal ............... 121

7. Tabel Hasil Uji Kesamaan Rata-rata ........................................................... 122

8. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur...................................................... 123

9. Program Semester ....................................................................................... 125

10. Silabus Pembelajaran ................................................................................... 126

11. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen 1 ............................................... 128

12. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen 2 ............................................... 132

13. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ........................................................ 138

14. RPP Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen 1 ............................................. 142

15. RPP Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen 1 ................................................ 153

16. RPP Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen 2 ............................................ 163

17. RPP Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen2 ................................................ 176

18. RPP Pertemuan Pertama Kelas Kontrol ....................................................... 182

19. RPP Pertemuan Kedua Kelas Kontrol ........................................................ 189

20. Materi Ajar ................................................................................................... 199

21. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Model Jigsaw ..................... 204

22. Deskriptor Observasi Pembelajaran Model Jigsaw ..................................... 208

23. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD ...................... 213

24. Deskriptor Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD ................ 217

25. Lembar Observasi Pembelajaran Konvensional .......................................... 222

26. Descriptor Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ................. 226

27. Kisi-Kisi Soal Uji Coba .............................................................................. 229

28. Soal Tes Awal dan Akhir Uji Coba ............................................................ 233

29. Lembar Validasi Soal Kognitif oleh Penilai Ahli 1 ..................................... 244

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

xvii

30. Lembar Validasi Soal Kognitif oleh Penilai Ahli 2 .................................... 248

31. Hasil Uji Validitas Soal ............................................................................... 252

32. Hasil Uji Reliabilitas Soal ........................................................................... 253

33. Analisis Tingkat Kesukaran ......................................................................... 254

34. Analisis Daya Beda Soal .............................................................................. 255

35. Soal Tes Awal dan Akhir ............................................................................. 256

36. Kisi-kisi Angket Penilaian Afektif ............................................................... 262

37. Angket Penilaian Afektif ............................................................................. 264

38. Lembar Validasi Angket Afektif oleh Penilai Ahli 2 .................................. 267

39. Lembar Validasi Angket Afektif oleh Penilai Ahli 2 .................................. 271

40. Hasil Uji Validitas Angket ........................................................................... 275

41. Hasil Uji Reliabilitas Angket ...................................................................... 276

42. Angket Penilaian Afektif ............................................................................. 277

43. Data Nilai Afektif Kelas Eksperimen 1 ...................................................... 279

44. Data Nilai Afektif Kelas Eksperimen 2 ....................................................... 280

45. Data Nilai Afektif Kelas Kontrol ................................................................. 281

46. Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen 1 ................................................... 282

47. Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen 2 ................................................... 283

48. Data Nilai Tes Awal Kelas Kontrol ............................................................ 284

49. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 285

50. Hasil Uji Homogenitas Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol .............. 286

51. Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 ................................................... 287

52. Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 2 ................................................... 288

53. Data Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol ........................................................... 289

54. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 290

55. Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 291

56. Hasil Uji Post Hoc Tes Tukey HSD ............................................................. 292

57. Surat-surat Penelitian ................................................................................... 293

58. Dokumentasi ............................................................................................... 298

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah dan paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, serta manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa

itu sendiri. Kementrian Pendidikan Nasional (2012) menetapkan visi pendidikan

Indonesia yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan

nasional untuk membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkarakter kuat

merupakan gambaran dan cerminan kondisi masa depan Indonesia yang akan

dicapai dan diarahkan secara konsisten, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi

tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang merumuskan Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa

yang bemartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab

(Depdiknas, 2007: 248).

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

2

Pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan manusia.

Melalui pendidikan manusia diharapkan dapat mengembangkan potensi diri

meliputi aspek pemikiran, keterampilan, dan sikap. Zainuddin (2010) dalam

Kosasih dan Sumarna (2013: 2) menyatakan bahwa pendidikan pada dasarnya

merupakan sarana proses humanisasi, proses pemberdayaan dan sosialisasi dalam

kerangka terjadinya proses pembangunan manusia yang inovatif, berdaya kritik,

berpengetahuan, berkepribadian, dan taat azas.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Kosasih dan Sumarna (2013: 4) menyatakan, “pendidikan adalah usaha

sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada yang belum dewasa melalui

pengajaran, bimbingan dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.”

Pendidikan mempunyai arti yang lebih luas dari pengajaran, karena sasaran

pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian siswa secara menyeluruh.

Berdasarkan rumusan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia dalam upaya meningkatkan

kualitas hidupnya untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Makna

pendidikan sangat penting bagi Indonesia sehingga pemerintah terus berupaya

meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Hal tersebut sesuai dengan

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

3

rumusan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang

RepublikIndonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal 3 Ayat 1 yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu cara untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional,

pemerintah menentukan standar pelaksanaan pendidikan. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan dan Menengah yaitu:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk setiap

satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, serta

penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, diperlukan sistem

pendidikan dari jenjang sekolah dasar hingga menengah yang mencakup berbagai

kompetensi kompetensi dalam mata pelajaran. Pendidikan dasar merupakan

bagian terpadu daru sistem pendidikan nasional. Pelaksanaan pendidikan dasar

yang terjadi di sekolah dasra berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana

tentang pendidikan yang dikemas dalam kurikulum.

Kurikulum pendidikan dasar yang telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional Bab X Pasal 37 yang

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

4

menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengha wajib memuat

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahas, matematika,

ilmupengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan

jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Berpedoman

pada kurikulum, diharapkan tujuan pembelajaran pada semua mata pelajaran

dapat tercapai, termasuk mata pelajaran IPS.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar. Melalui

pembelajaran IPS, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan

keterampilan memecahkan permasalahan dan peka terhadap lingkungan. Hal

tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan IPS menurut Susanto (2013: 145), yaitu

“mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun

yang menimpa masyarakat”. Hadi (1997) dalam Susanto (2013: 146)

menyebutkan bahwa ada empat tujuan pendidikan IPS, yaitu knowledge, skill,

attitude, dan value.

Berdasarkan tujuan tersebut, IPS sangat penting diajarkan kepada siswa di

SD untuk mengembangkan potensinya dalam memecahkan masalah. Oleh karena

itu, diperlukan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk memperoleh

dan membangun pengetahuannya sesuai dengan pengalaman. Pada kenyataannya,

pembelajaran IPS lebih didominasi dengan pembelajaran konvensional yang

sebagian besar dilakukan dengan ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Kondisi

tersebut menunjukkan pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

5

cenderung bersifat terpusat, sehingga siswa hanya menjadi objek pembelajaran.

Hal ini mengakibatkan pembelajaran kurang mampu merangsang siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2017

dengan guru kelas V yaitu ibu Feri dan ibu Kusmiyati dari SD Negeri 1 Kejobong

diperoleh informasi bahwa pembelajaran IPS masih berpusat pada guru, guru

menulis isi materi di papan tulis, sementara siswa mencatat dan menghafal. Guru

menjelaskan materi hanya menggunakan model konvensional dan memberikan

tugas pada buku cetak atau LKS. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang

dilibatkan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga jarang

mengelompokkan siswa saat pembelajaran semester I, akibatnya belum seluruh

siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketika pembelajaran dilakukan dengan

berkelompok, masih terdapat beberapa siswa yang tidak turut serta mengerjakan

tugas kelompok.

Berdasarkan permasalahan tersebut, guru harus mampu merancang

pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang

menyenangkan merupakan pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru

melainkan siswa terlibat dalam pembelajaran, berupa permainan ataupun kerja

kelompok. Pembelajaran tersebut dapat membantu siswalebih aktif dan

meningkatkan komunikasi serta bertukar pikiran dengan siswa lainnya.

Pembelajaran juga dapat lebih bermakna, karena siswa belajar memecahkan

masalah yang diberikan oleh guru dalam kerja kelompok.

Guru perlu menerapkan pembelajaran yang menekankan pada kerja

kelompok agar siswa dapat terlibat aktif selama pembelajaran melalui

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

6

pembelajaran kooperatif. Tujuan dari pembelajaran kooperatif yaitu siswa dapat

aktif dalam mencari dan menemukan pengetahuan serta dapat mempertanggung

jawabkannya sendiri. Pembelajaran kooperatif diterapkan melalui berbagai jenis

model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran IPS yaitu model Jigsaw dan model Student Teams Achievement

Division (STAD). Kedua model tersebut diterapkan karena sama-sama saling

membantu satu sama lain dan dalam penerapannya pembelajaran berpusat pada

siswa, sehingga akan mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Model kooperatif Jigsaw menitik beratkan kepada kerja kelompok dalam

bentuk kelompok kecil. Lie (1999) dalam Rusman (2014: 218), menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar

kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari

empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerjasama saling

ketergantungan posistif dan bertanggung jawab secara mandiri. Hamdayana

(2014: 87) menyatakan bahwa Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,

siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang dengan

memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota

bertangung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan

dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok ahli

dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa yang terdiri atas

beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan

keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

7

siswayang terdiri atas anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan

untuk mendalami topik tertentu kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok

asal. Dengan menerapkan model Jigsaw memungkinkan siswa dapat

mengembangkan kreativitas kemampuannya dalam menyampaikan pengetahuan

yang ia dapat.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Rahmaeta pada tahun 2011 dari Universitas Negeri Semarang yang

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang.” Jenis

penelitian ini adalah PTK. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan

pada peningkatan aktivitas, presentase ketuntasan dan rata-rata nilai dari siklus I

ke siklus II.

Model kooperatif lain yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS

adalah model Student Team Achievement Division (STAD). Student Team

Achievement Division (STAD) merupakan salah satu strategi pembelajaran

kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa yang

berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran

(Huda, 2014:201). Menurut Slavin (2008) dalam Shoimin (2014: 186), STAD

terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis,

skor, kemajuan individual, dan rekognisi (penghargaan) kelompok.Tidak hanya

secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender,

ras, dan etnis. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan siswa yang

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

8

pandai dapat membantu teman satu kelompoknya untuk memahami materi

pembelajaran karena setiap anggota kelompok dalam model pembelajaran ini

harus menyumbangkan skor untuk kelompoknya. Anggota kelompok yang pandai

tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri namun juga teman satu

kelompoknya karena kepandaian yang dimiliki tidak akan bermanfaat ketika

teman dalam kelompoknya tidak mendapatkan hasil yang maksimal.

Keberhasilan penggunaan model Student Team Achievement Divison

(STAD) sudah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Lestari pada tahun

2011 dari Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatfi Tipe STAD dalam Upaya Meningkatkan Prestasi

Belajar IPS Kelas IV SD Sawah Besar 01 Kecamatan Gayamsari Semarang.”

Jenis penelitian ini adalah PTK. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya

peningkatan prestasi siswa yang mencapai ketuntasan 82,5%. Peningkatan juga

terlihat dari keaktifan siswa dalam proses belajar yang mencapai tingkat

keberhasilan dengan kategori baik dapat dibuktikan dibuktikan dengan hasil pada

siklus I pada kegiatan awal mendapatkan skor 3,42 dan pada siklus II menjadi

4,30 pada kegiatan inti siklus 3,32 dan siklus II mendapatkan 3,68, pada kegiatan

akhir siklus I mendapatkan 2,98 dan pada siklus II menjadi 3,75.

Belum diketahui model pembelajaran mana yang lebih efektif untuk

diterapkan di kelas V materi proklamasi kemerdekaan. Berdasarkan latar belakang

tersebut, peneliti akan menguji keefektifan model Jigsaw dan model STAD.

Penelitian ini menggunakan metode komparasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

9

dalam Pembelajaran IPS SiswaKelas V SDN 1 Kejobong Kabupaten

Purbalingga”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang

terjadi dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Peneliti mengidentifikasi

beberapa permasalahan sebagari berikut:

(1) Pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran IPS cenderung

pembelajaran konvensional dan kurang bervariasi.

(2) Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga pesertga didik

menjadi kurang aktif dalam pembelajaran.

(3) Hasil belajar IPS melalui model konvensional belum optimal.

(4) Belum diketahui keefektifan model Jigsaw dan STAD, sehingga guru

enggan menerapkannya dalam pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian

Peneliti perlu melakukan pembatasan masalah dan menentukan paradigma

penelitian untuk membatasi masalah yang terlalu luas. Berikut ini dijelaskan

tentang pembatasan masalah dan paradigma penelitian yang peneliti gunakan.

1.3.1 Pembatasan Masalah

(1) Materi yang dipelajari terbatas pada mata pelajaran IPS yaitu proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Indikator pembelajaran yang akan diteliti berupa

menceritakan peristiwa–peristiwa penting yang terjadi di sekitar

proklamasi dan memberi contoh cara menghargai jasa tokoh kemerdekaan.

(2) Populasi dalam penelitian yaitu siswa kelas V A dan V B SD Negeri 1

Kejobong dan siswa kelas V SD Negeri 2 Pangempon.

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

10

(3) Penilaian dalam penelitian ini mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif

dan afektif.

1.3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan

antara variabel yang akan diteliti dan sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah

rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang akan

digunakan, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan

digunakan (Sugiyono 2014: 42). Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu

model pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran Student Team Achievement

Division sebagai variabel bebas (X1 dan X2) yang memengaruhi pembelajaran

IPS sebagai variabel terikat (Y). Hubungan antar variabel dapat dilihat pada bagan

berikut:

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian

Keterangan:

X1 : Model Pembelajaran Jigsaw

X2 : Model Pembelajaran STAD

Y X1

X2 Y

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

11

Y : Hasil Belajar

Sugiyono (2014: 71)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, rumusan

masalah yang dikaji dalam penelitian yaitu:

(1) Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS kelas V antara siswa yang

mendapat pelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw, STAD dan

konvensional?

(2) Lebih tinggi mana hasil belajar IPS kelas V antara siswa yang mendapat

pelajaran dengan model Jigsaw, STAD dan konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum dan tujuan khusus yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

perbedaan keefektifan penerapan model pembelajaran Jigsaw dan STAD dalam

pembelajaran proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SDN 1

Kejobong.

1.5.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan diadakannya

penelitian ini yaitu:

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

12

(1) Menganalisis dan mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan hasil belajar

IPS siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan model Jigsaw,

STAD dan konvensional.

(2) Menganalisis dan mendeskripsikan apakah hasil belajar IPS siswa kelas V

yang menggunakan model Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan model konvensional.

(3) Menganalisis dan mendeskripsikan apakah hasil belajar IPS siswa kelas V

yang menggunakan model STAD lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan model konvensional.siswa didik kelas V yang

menggunakan model Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan model STAD.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua manfaat, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk

hasil pemikiran yang berkaitan dengan teori yang digunakan, sedangkan manfaat

praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh guru, siswa, sekolah maupun

peneliti.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis yaitu menemukan

keefektifan penerapan model pembelajaran Jigsaw dan STADterhadap hasil

belajar IPS kelas V SDN Kejobong 1, serta menjadi sumber bahan yang penting

bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian

tersebut secara lebih luas dan mendalam.

1.6.2 Manfaat Praktis

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

13

1.6.2.1 Bagi Guru

(1) Memberi wawasan dan pengetahuan guru tentang model pembelajaran

Jigsaw dan STAD.

(2) Memotivasi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

dan bermakna bagi siswa.

1.6.2.2 Bagi Sekolah

Memberikan informasi mengenai salah satu permasalahan dalam

pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi pertimbangan sekolah dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi

permasalahan sejenis dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah.

1.6.2.3 Bagi Peneliti

(1) Mendapat pengetahuan mengenai penerapan model pembelajaran

Jigsawdan STAD di SD.

(2) Menjadi bekal bagi peneliti saat menjadi guru di SD dan dapat

memberikan pengalaman untuk menciptakan karya ilmiah yang lebih baik.

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka dipaparkan mengenai landasan teori, hasil penelitian yang

relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar–dasar teori yang melandasi sebuah

penelitian. Pada proposal penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa

landasan teori sesuai dengan ruang lingkup masalah penelitian.

2.1.1 Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan manusia seumur hidup.

Melalui pengalaman, siswa dapat belajar sehingga mereka memperoleh informasi

maupun kemampuan yang dapat digunakan dalam kehidupannya. Hal tersebut

didukung oleh pendapat Slavin (1994) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 66) yang

menyatakan bahwa belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal

dari pengalaman. Skinner (1958) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 90) menyatakan

bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku

yang dimaksud yaitu sikap, keterampilan, dan pemikiran yang tidak dihasilkan

oleh faktor–faktor lain.

Gagne (1989) dalam Susanto (2013: 1) menyatakan “belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman.” Slameto (2013: 2) menyatakan “belajar adalah

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

15

suatuproses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahantingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang berasal dari latihan dan

pengalaman yang bersifat relatif permanen, menuju kebaikan, dan berlangsung

dalam kurun waktu tertentu di dalam kehidupan. Melalui kegiatan belajar

diharapkan ketika dewasa manusia terampil melaksanakan tugas–tugas kerja

tertentu.

2.1.2 Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

Keberhasilan belajar dalam proses pembelajaran di ruang kelas

dipengaruhi olehbeberapa faktor. Anitah (2008: 2.7) mengelompokkan faktor–faktor

tersebut menjadi dua kelompok, antara lain faktor dari dalam diri siswa(internal)

dan dari luar diri siswa (eksternal).Pertama, faktor dari dalam (internal) yang

berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi,

perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan. Setiap individu memiliki

kecakapan yang berbeda–beda, kecapakan tersebut dapat dikelompokkan

berdasarkan kecepatan belajar yaitu sangat cepat, sedang, dan lambat. Begitu pula

pengelompokkan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan,

misalnya proses pemahamannya melalui perantara visual, verbal ataupun dibantu

dengan alat atau media.

Kedua, faktor dari luar(eksternal) yang mempengaruhi hasil belajar yaitu

lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang

gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga,

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

16

program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan

pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor utama yang

memengaruhi proses dan hasil belajar karena guru merupakan pengelola dalam

kelas. Berdasarkan hal tersebut, guru harus memiliki kompetensi dasar.

Ruseffendi (1991) dalam Susanto (2013: 14) mengidentifikasi faktor-

faktor yang memengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:

kecerdasan, kesiapan anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi,

pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

Pada intinya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung

pada faktor dari dalam dan dari luar diri siswa. Wasliman (2007) dalam Susanto

(2013: 12) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar yang

terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi:

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil belajar yaitu

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat

disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa dibedakan

menjadi dua yaitu berasal dari dalam dan luar siswa.

2.1.3 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan perkembangan istilah pengajaran dan belajar

mengajar. “Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (UU Sisdiknas No.

20 Tahun 2003). Anitah (2008: 1.15) menyatakan, “lingkungan belajar merupakan

suatu sistem yang terdiri dari komponen, yaitu: tujuan, bahan pelajaran, strategi,

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

17

alat, siswa, dan guru”. Semua komponen tersebut harus saling berkaitan dan

memengaruhi serta semuanya berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Surya (2003) dalam Kosasih dan Sumarna (2013: 21) mengartikan

pembelajaran sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Kosasih dan Sumarna (2013: 21) menyatakan “pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi perolehan ilmu dan

pengetahuan,penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik.”Susanto (2013: 19) mengemukakan bahwa

pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan keyakinan pada siswa Dengan kata lain, pembelajaran

adalah kegiatan untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Namun

dalam implementasinya, seringkali kata pembelajaran ini diidentikkan dengan

kata mengajar.

Rusman (2011:3) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar. Menurut

Hamalik (2010: 72,) pembelajaran merupakan proses komunikasi yang terjadi

antara guru dan siswa.Berdasarkan definisi beberapa tokoh tersebut, disimpulkan

bahwa pembelajaranmerupakan serangkaian proses yang dilakukan secara sengaja

berupa menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan sistem

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

18

lingkungan belajar menggunakan berbagai metode, model, dan media, serta siswa

dan guru terlibat dalam proses tersebut.

2.1.4 Hasil Belajar

Kemampuan siswa harus diukur setelah mengikuti pembelajaran guna

mengetahui seberapa jauh siswa mampu berkembang. Hal tersebut akan diketahui

hasil belajar siswa. Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Hasil

belajar menurut Rifa’i dan Anni (2012: 69) merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Perubahan perilaku tersebut

sesuai dengan apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, jika siswa

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh berupa penguasaan konsep.

Anitah (2008: 2.19) mengemukakan “hasil belajar merupakan perubahan

perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu

secara utuh”. Perubahan perilaku dalam diri seseorang tidak dapat dilihat hanya

satu aspek, namun sejumlah aspek secara komprehensif. Berdasarkan beberapa

pendapat menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah siswa

mengikuti pembelajaran. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan

patokan dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.Purwanto (2014: 54)

menyatakan “hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.” Manusia

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

19

mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat di didik dan diubah perilakunya

yang meliputi domain kognitif, psikomotorik dan afektif.

Menurut Bloom (1956) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 139) yang dapat

menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup kognitif, afektif, dan

psikomotorik, sebagai berikut: (1) ranah kognitif (cognitive domain) berkaitan

dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran. Ranah kognitif

(cognitive domain) mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, analisis,

sintesis, dan penilaian, (2) ranah afektif (affective domain) berkaitan dengan

kemampuan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah tersebut mencakup

kemampuan–kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati suatu hal

yang meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan

pembentukan pola hidup, dan (3) ranah psikomotorik (psychtomotoric domain)

berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf,

manipulasi obyek, dan koordinasi syaraf.

Ketiga ranah tersebut sebagai objek penilaian hasil belajar. Sebagian besar

guru SD hanya melakukan penilaian ranah kognitif dibandingkan dengan ranah

lainnya. Disebabkan ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

menguasai isi materi. Seharusnya hasil belajar afektif juga perlu menjadi bagian

dari penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.Hasil belajar mata pelajaran

IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu kemampuan kognitif siswa

yang dapat diketahui melalui tes formatif. Penilaian afektif yaitu berupa berkaitan

dengan nilai yang berhbungan dengan materi tersebut.hal tersebut dapat diperoleh

melalui penilaian diri siswa.

Hasilbelajar mata pelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia yaitu kemampuankognitif siswa yang dapat diketahui melalui tes

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

20

formatif.Penilaian afektif dilakukan berdasarkan pendapat Widoyoko (2014: 38-9)

menjelaskan terdapat 3 komponen sikap yaitu:

Kognisi (sikap yang timbul berdasarkan pemahaman, kepercayaan

maupun keyakinan), afeksi (sikap yang timbul berdasarkan apa

yangdirasakan), dan konasi (kecenderungan sesorang untuk

bertindak maupun bertingkah laku dengan cara-cara tertentu

berdasarkan pengetahuan maupun perasaan).

Selanjutnya, Widoyoko (2014: 39-40) menjelaskan hasil belajar sikap

dapat diamati melalui objek sikap dalam pembelajaran yang terdiri dari sikap

terhadap materi pembelajaran, sikap terhadap guru, sikap terhadap proses

pembelajaran, dan sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan

dengan suatu materi pelajaran. Hasil belajar afektif yang telah diteliti yaitu sikap

berkaitan dengan nilai yang berhubungan dengan materi tersebut. Hal tersebut

dapat diperoleh melalui angket penilaian diri siswa.

2.1.5 Karakteristik perkembangan siswa SD

Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut teori Piaget dalam Rifa’i

dan Ani (2012: 32) meliputi:

(1) Tahap Sensorimotorik (0-2 tahun)

Pada tahap sensorimotorik ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan

mengordinasikan pengalaman indra (sensori) mereka seperti melihat dan

mendengar) dengan gerakan motorik (otot) mereka (menggapai, menyentuh).

Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi

dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukan pola sensorimotorik

yang lebih kompleks. Selama dalam tahap ini, perilaku yang dimiliki masih

terbatas pada respon motorik sederhana yang disebabkan oleh rangsangan

penginderaan.

(2) Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

21

Tahap pemikiran ini lebih bersifat simbolis, egoisentris, dan intuitif,

sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini anak

secara mental sudah mampu mempresentasikan obyek yang tidak nampak dan

penggunaan bahasa mulai berkembang yang ditunjukan dengan sikap bermain,

sehingga muncul egoisme dan animisme. Pada tahap ini anak juga mulai

menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan

yang sering disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan

pemahaman mereka, namun tidak mengetahui cara-cara apa yang mereka ingin

ketahui tanpa menggunakan pemikiran yang rasional.

(3) Tahap Operasional Kongkrit (7-11 tahun)

Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika namun masih

dalam bentuk benda kongkrit. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif,

namun hanya pada situasi kongkrit dan kemampuan untuk menggolong-

golongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak. Sebagi

contoh, untuk menguji hukum kekekalan, anak diminta mengamati volume air

yang berada dalam di dalam wadah yang berbeda, air dituang ke dalam gelas,

kemudian dipindahkan ke dalam mangkok lalu anak diminta berpendapat

mengenai banyaknya volume air yang berada di dalam gelas atau mangkok.

Pemikiran anak pada tahap praoperasional hanya berfokus pada tinggi atau

lebarnya tempat, namun untuk pemikiran anak pada tahap ini sudah

mengkoordinasikan kedua dimensi tadi, yaitu mengklasifikasikan atau membagi

sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dan memahami hubungannya.

Pada contoh kedua, guru menggambar beberapa tongkat dari ukuran yang

terpanjang sampai yang terpendek. Anak diminta untuk mengurutkan tongkat

yang terpendek sampai yang terpanjang. Anak pada tahap ini mampu melakukan,

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

22

karena anak dalam pemikirannya sudah mampu menyusun rangkaian, yakni

operasi kongkrit untuk mengurutkan dimensi kuantitatif, dan pengalihan, yakni

kemampuan untuk mengkombinasikan hubungan-hubungan secara logis guna

memahami kesimpulan tertentu. Seperti pada contoh tadi, siswa mampu

memahami perbandingan antara panjang dan pendek.

(4) Tahap operasional formal.

Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis.

Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan problem

verbal, seperti anak dapat memecahkan problem walau disajikan secara verbal.

Berdasarkan teori tersebut, guru perlu memahami tingkat perkembangan

intelektual siswa dalam merancang pembelajaran IPS. Usia siswa SD berkisar

antara 6 sampai 12 tahun berdasarkan teori Piaget, siswa kelas V termasuk ke

dalam tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini, cara berpikir siswa

masih bersifat konkret, maksudnya yaitu siswa belum dapat berpikir mengenai

hal-hal yang bersifat abstrak. Sesuatu yang dipelajari harus nyata mulai dari hal

mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana menuju ke hal yang lebih

kompleks.

Berdasarkan teori tersebut, guru perlu memahami tingkat perkembangan

intelektual siswa dalam merancang pembelajaran IPS. Usia siswa SD berkisar

antara 6 sampai 12 tahun berdasarkan teori Piaget (1988), siswa kelas V termasuk

ke dalam tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini, cara berpikir

siswa masih bersifat konkret, maksudnya yaitu siswa belum dapat berpikir

mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Sesuatu yang dipelajari harus nyata mulai

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

23

dari hal mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana menuju ke hal yang

lebih kompleks.

Selain teori Piaget, guru juga perlu memahami karakteristik siswa sekolah

dasar yang lainnya. Hal tersebut agar guru lebih memahami keadaan siswa

khususnya di tingkat sekolah dasar. Piaget (1956) dalam Sumantri (2011: 1.15)

menjelaskan bahwa pada usia 7-11 tahun perkembangan kognitif anak berada

dalam tahap operasional konkrit. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan

berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkrit atau nyata. Penalaran

logika menggantikan penalaran intuitif, namun hanya pada situasi konkrit dan

kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada tetapi belum bisa

memecahkan masalah yang abstrak.

2.1.6 Pembelajaran IPS di SD

Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial adalah telaah tentang manusia dan

dunianya. Ilmu pengetahuan sosial atau yang sering disingkat IPS merupakan

integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi,

politik, hukum, antropologi dan budaya.Susanto(2013: 138) menyatakan ,

”hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan

kenyataan kondisi sosial di lingkungan siswa”. Sesuai dengan kondisi lingkungan

nyata siswa diharapkan dapat menjadi warga negara yang mampu memahami dan

menelaah secara kritis kehidupan sosial di sekitarnya, serta mampu secara aktif

berpartisipasi dalam lingkungan.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang berkaitan

dengan lingkungan sosial siswa. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, mata

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

24

pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki

kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Siswa mempelajari mata pelajaran IPS

tidak hanya memeroleh berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitif), akan

tetapi siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan berpikir. Hal

tersebut mengakibatkan siswa dapat mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta

permasalahannya.

Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga

negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kepedulian sosial

yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu Ilmu

Pengetahuan Sosial bertujuan untuk membekali siswa agar mereka mampu

menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan dimasyarakat yang terus

berubah dan berkembang secara tidak terduga.Oleh karena itu mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan sosial dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial yang terjadi di masyarakat dalam

memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.

Susanto (2013: 145) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah

untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari, baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat.

Menurut Trianto (2010:176, pendidikan IPS bertujuan untuk mengembangkan

potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat,

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

25

memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya

ataupun yang menimpa masyarakat. Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut

Permendiknas RI, Nomor 24 Tahun 2006 dalam Susanto (2013: 36) sebagai

berikut:

(1) mengenal konsep–konsep yang berkaitan dengan kehidupan

bermasyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar

untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan

masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian;

(4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

Mutakin (1998) dalam Susanto (2013: 145-6) merumuskan tujuan

pembelajaran IPS di sekolah sebagai berikut:

(1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat;

(2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial;

(3) Mampu menggunakan model-model proses berpikir, serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat;

(4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat;

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

26

(5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun

diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun

masyarakat.

Secara khusus, pembelajaran IPS di SD sebagai suatu proses pembelajaran

yang memberikan wawasan mengenai masyarakat lokal maupun global. Siswa

dapat mempelajari berbagai nilai sosial, norma atau peraturan serta kebiasaan baik

yang berlaku dalam masyarakat sehingga siswa mendapat pengalaman langsung

antara kehidupan pribadi dan masyarakat.Ruang lingkup mata pelajaran IPS

menurut Depdiknas (2006) dalam Susanto (2013: 160) meliputi aspek-aspek

sebagai berikut: (1) manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan,

dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; (4) perilaku ekonomi dan

kesejahteraan. Materi yang peneliti ambil dalam penelitian ini yaitu proklamasi

kemerdekaan Indonesia yang termasuk ruang lingkup manusia, tempat, dan

waktu.

Berdasarkan pendapat di atas, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bahan

kajian yang terpadu dan merupakan penyederhanaan adaptasi seleksi dari konsep-

konsep dan keterampilan-keterampilan dari ilmu sosial dan ilmu yang lain sesuai

dengan prinsip paedagogis Psikologis siswa di Sekolah Dasar dan sebagai bahan

ajar di persekolahan.

2.1.7 Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Materi yang diambil dalam penelitian ini merupakan materi IPS pada kelas

V semester genap yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada silabus, materi

tersebut terdapat pada Standar Kompetensi (SK) menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

27

kemerdekaan Indonesia, dengan Kompetensi Dasar (KD) menghargai jasa dan

peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Indikator yang hendak dicapai yaitu menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi

sekitar proklamasi kemerdekaan, membuat garis waktu tentang tahapan peristiwa

menjelang proklamasi, dan cara menghargai jasa para tokoh proklamasi

kemerdekaan.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia termasuk bidang kajian sejarah,

bersifat abstrak dan hafalan. Siswa dituntut untuk mengingat kronologi peristiwa

sekitar proklamasi kemerdekaan mulai dari berita kekalahan Jepang hingga

pembacaan proklamasi. Selain itu, siswa harus dapat memberikan contoh cara

menghargai jasa pahlawan. Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirangkum

dari dua buku, yaitu Mengenal Lingkungan Sekitar Ilmu Pengetahuan Sosial 5

untuk Kelas V SD/MI (Nurhadi dan Rahmawati 2009: 99-102), dan buku

Mengenal Lingkungan Sosialku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI Kelas

V (Sutrisno, dkk 2009: 139-145).

Sebagai seorang guru harus memerhatikan materi dengan merancang

pembelajaran melalui model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran

yang diterapkan guru juga tidak harus guru yang selalu menjadi pusat. Pemilihan

model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan

hasil belajar IPS. Model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran materi

proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Jigsaw danSTAD. Adanyapenggunaan

dua model tersebut diharapkan dapat mengoptimalisasi kemampuan siswa dalam

pembelajaran IPS.

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

28

2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif

Seorang guru membutuhkan pedoman dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran. Joyce

(1992) dalam Trianto (2007: 5) menyatakan, “setiap model pembelajaran

mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta

didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Joyce dan Weil

(2000) dalam Sagala (2010: 176) menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi

dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-

kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-

buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar

melalui program komputer. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan

pembelajaran di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Saat ini, pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat

konvensional, sehingga sulit memeroleh pengalaman belajar yang optimal dan

bermakna. Guru juga belum mengembangkan potensi siswa secara optimal. Oleh

karena itu, terdapat pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan guru.

Pembelajaran kooperatif munsul berdasarkan teori konstruktivisme. Roger, dkk

(1992) dalam Huda (2015:29) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip

bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di

antara kelompok-kelompok pembelajaran yang harus didasarkan pada perubahan

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

29

informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya

setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong

untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain.

Nurulhayati (2002) dalam Rusman (2014: 202) menjelaskanbahwa

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

sendiri terdiri dari empat sampai enam anggota dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen. Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2014:

207-8) yaitu: (1) pembelajaran secara tim, (2) didasarkan pada manajemen

kooperatif, (3) kemauan untuk bekerja sama, dan (4) keterampilan bekerja sama.

Jadi berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran kooperatif sangat

menekankan pada aktivitas belajar siswa secara berkelompok. Hal ini bertujuan

melatih siswa untuk berinteraksi dan memotivasi siswa lainnya agar dapat

meningkatkan hasil belajar. Guru perlu membimbing dan memfasilitasi siswa agar

siswa dapat membangun pengetahuan dan memecahkan permasalahan saat proses

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam model

pembelajaran, diantaranya adalah model Jigsaw dan model STAD.

2.1.9 Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw menitik beratkan kepada kerja

kelompok kecil. Shoimin (2014: 90) menyatakan, “model Jigsaw merupakan

model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang

terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen.” Dalam model

pembelajaran Jigsaw, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan

pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat melatih keterampilan

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

30

berkomunikasi serta melatih tanggung jawab setiap anggota kelompok untuk

berperan aktif dalam kelompoknya untuk kesuksesan dirinya maupun anggota

kelompok yang lain.

Rusman (2014: 219) menyatakan bahwa pembelajaran model Jigsaw

dikenal juga dengan kooperatif para ahli karena anggota setiap kelompok

dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Dalam Jigsaw, guru harus

memahami kemampuan siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar

materi pelajaran menjadi lebih bermakna.Jigsaw adalah suatu variasi model

pembelajaran kooperatif dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,

pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang

dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh

anggota.

Langkah-langkah model pembelajaran tipe Jigsaw menurut Hamdayana

(2014: 88) adalah sebagai berikut:

(1) Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan empat sampai enam

orang.

(2) Tiap orang dalam kelompok diberi subtopik yang berbeda.

(3) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing

dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli

(4) Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan

mengintegrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai dengan

banyaknya kelompok.

(5) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas yang diberikan dan saling

membantu untuk menguasai topik tersebut.

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

31

(6) Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke

kelompok masing-masing kemudian menjelaskan materi kepada rekan

kelompoknya.

(7) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

(8) Guru memberikan tes individu pada akhir pembelajaran tentang materi

(9) yang telah di diskusikan.

(10) Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua

topik.

Jadi, dalam model Jigsaw siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni

dalam kelompok mereka sendiri dan dalam “kelompok ahli”. Setelah masing-

masing anggota menjelaskan bagiannya masing-masingkepada teman-teman atau

kelompoknya, mereka mulai bersiap untuk diuji secara individu.

Kelebihan model Jigsaw menurut Shoimin (2014: 93) yaitu:

(1) Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan,

dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.

(2) Hubungan antara guru dan murid berjalan secara seimbang dan

memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab dan harmonis.

(3) Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif.

(4) Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,

kelompok, dan individual.

Kekurangan model Jigsaw menurut Shoimin (2014: 93-4) yaitu:

(1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing,

dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.

(2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

32

(3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum

terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang

dapat menimbulkan kegaduhan.

2.1.10 Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-

temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan model pembelajaran yang

sederhana. Slavin (2009) dalam Taniredja, dkk (2011: 64) mendefinisikan bahwa

model pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan bagi guru

yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Semua model pembelajaran

kooperatif, termasuk STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswa harus belajar

bersama dan bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan pembelajaran

teman-teman satu kelompoknya.

Isjoni (2009) dalam Taniredja, dkk (2011: 64) menyatakan, “STAD yang

dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang

menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

mencapai prestasi yang maksimal.” Huda (2014: 201) menyatakan, “Student Team

Achievement Division (STAD) merupakan salah satu strategi pembelajaran

kooperatif yang didalamnya beberapa kelompok kecil dengan level kemampuan

akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan

pembelajaran.” Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara

beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Guru menyajikan pelajaran dan

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

33

kemudian siswa bekerja dalam tim mereka, memastika bahwa seluruh anggota

tim telah menguasai pelajaran tersebut. Slavin (2010) dalam Rusman (2014: 214)

mengatakan bahwa gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar

saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan

yang diajarkan guru.

Langkah-langkah pelaksanaan STAD menurut Shoimin (2014: 187-8)

yaitu:

(1) Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi

dasar yang ingin dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam

menyampaikan materi pembelajaran, misal dengan metode penemuan

terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam

satu kali pertemuan.

(2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga

akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

(3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5

anggota dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik

yang berbeda-beda. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari budaya

atau suku yang berbeda serta memerhatikan kesetaraan gender.

(4) Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang

telah diberikan, mendiskusikan secara bersama-sama saling membantu

antar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru.

Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

34

menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan

oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.

(5) Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individu.

(6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

(7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar individu dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh

penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi

yang diberikan. Mereka harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang

terbaik dan menyadarkan bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,

berharga, dan menyenangkan.

Kelebihan model STAD menurut Shoimin (2014: 189) yaitu:

(1) Siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok.

(2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

(3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

(4) Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

(5) Meningkatkan kecakapan individu.

(6) Meningkatkan kecakapan kelompok.

(7) Tidak bersifat kompetitif.

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

35

(8) Tidak memiliki rasa dendam.

Kekurangan model STAD menurut Shoimin (2014: 189-190) yaitu:

(1) Kontribusi dari siswa yang berprestasi rendah menjadi kurang.

(2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran

anggota yang pandai lebih dominan.

(3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai

target kurikulum.

(4) Membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga pada umumnya guru tidak

mau menngunakan pembelajaran kooperatif.

(5) Membutuhkan kemampuan khusus sehingga tidak semua guru dapat

melakukan pembelajaran kooperatif.

2.2 Penelitian yang relevan

Terdapat beberapa penelitian yang telah dipublikasikan tentang

penggunaan model Jigsaw dan STAD. Beberapa penelitian tersebut sebagai

berikut:

(1) Penelitian yang dilakukan oleh Lestari pada tahun 2011 dari Universitas

Negeri Semarang yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Kelas IV SD Sawah Besar 01 Kecamatan Gayamsari Semarang”. Jenis

penelitian ini adalah PTK. Hasil dari penerapan ini adalah terjadinya

peningkatan prestasi siswa yang mencapai ketuntasan 82,5%. Peningkatan

juga terlihat dari keaktifan siswa dalam proses belajar yang mencapai

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

36

tingkat keberhasilan dengan kategori baik dapat dibuktikan dibuktikan

dengan hasil pada siklus I pada kegiatan awal mendapatkan skor 3,42 dan

pada siklus II menjadi 4,30 pada kegiatan inti siklus 3,32 dan siklus II

mendapatkan 3,68, pada kegiatan akhir siklus I mendapatkan 2,98 dan

pada siklus II menjadi 3,75.

(2) Penelitan yang dilakukan oleh Priyatna dari Universitas Negeri Semarang

pada tahun 2013 yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw Untuk meningkatkan Hasil Belajar Materi

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia pada Kelas V SD Negeri Parareja 01

Kabupaten Brebes”. Hasil penelitian menunjukan bahwa model kooperatif

tipe Jigsaw efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada

materi perjuangan kemerdekaan Indonesia di SD Negeri Parareja 01

Kabupaten Brebes. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar kelas eksperimen

dan kelas kontrol menunjukan adanya perbedaan signifikan, dengan rata-

rata nilai hasil belajar kelas eksperimen 60,12 dan kelas kontrol 53.

(3) Penelitian yang dilakukan oleh Fadoli dari Universitas Negeri Semarang

pada tahun 2012 yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap

Aktivitas dan Hasil Belajar Peristiwa Alam Kelas V SD Negeri Pekiringan

02 Kabupaten Tegal”. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil

perhitungan aktivitas siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, aktivitas

siswa kelas eksperimen meningkat dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata

skor aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

37

yaitu 86,11 % dan pada pertemuan kedua yaitu sebesar 93,42% keduanya

termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor aktivitas

siswa di kelas kontrol pada pertemuan pertama sebesar 19,91% dan pada

pertemuan kedua sebesar 21,14%, keduanya termasuk dalam kategori

rendah.

(4) Penelitian yang dilakukan oleh Listyowati dari Universitas Negeri

Semarang pada tahun 2014 yang berjudul “Studi Komparasi Model

Kooperatif STAD dan PBL Terhadap Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar

IPS Kelas V SDN Wates 01 Semarang”.Hasil penelitian menunjukan

bahwa model pembelajaran kooperatif STAD efektif dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalalm pembelajaran IPS. Rata-rata aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran yang menerapka model STAD yaitu 69,8% pada

pertemuan pertama, pertemuan kedua 72,1% dan pada pertemuan ketiga

meningkat menjadi 75%. Model pembelajaran PBL juga terbukti efektif

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi

Perjuangan mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Rata-rata nilai

aktivitas dikelas eksperimen II yang menerapkan model PBL yaitu 62,25

pada pertemuan pertama dan 69,6 % pada pertemuan kedua dan 73,72%

pada pertemuan ketiga. rata-rata posttest kelas eksperiman I dengan

menerapkan model STAD lebih baik dari nilai postest kelas V B setelah

menrapkan model pembelajaran PBL.

(5) Penelitian yang dilakukan oleh Rahmaeta dari Universitas Negeri

Semarang pada tahun 2012 yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

38

Hasik Belajar Siswa Kelas V pada Materi Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa dengan menerapkan model pembelajarn kooperatif

tipe Jigsaw terjadi peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II.

Presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 67,05% dengan

kriteria tinggi menjadi 82,65%.

(6) Penelitian yang dilakukan oleh Hanafi dkk dari Universitas Tadulako pada

tahun 2008 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD

Inpres Salabenda Kecamatan Bunta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar sisswa pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD Inpres

Salabenda. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan peningkatkan hasil

belajar siswa. Pada pelaksanaan siklus I, didapatkan peningkatan sebesar

65,79% dan dayaa serap sebesar 67,11% serta presentase nilai rata-rata

67%. Pada siklus II, ketuntasan belajar klasikal sebesar 86,84% serta daya

serap sebesar 73,8% serta persentase nilai rata-rata sebesar 73,82%.

(7) Penelitian yang dilakukan oleh Rosaliana dari Universitas Negeri

Semarang pada tahun 2014 yang berjudul “Perbedaan Quantum Teaching

melelui Jigsaw dan NHT terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas V SDN Bendan Ngisor Semarang”. Hasil penelitian menunjukan

bahwa Pembelajaran IPS dengan model quantum teaching melalui Jigsaw

dan NHTpada siswa kelas V SDN Bendan Ngisor siswa dapat

meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

39

Hasil belajar siswa kelas VA SDN Bendan Ngisor yang diajar

menggunakan model quantum teaching melaluiJigsaw berbeda dengan

hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model quantum teaching

melalui NHT.

(8) Penelitian yang dilakukan Yusuf dari STKIP Taman Siswa Bima pada

tahun 2013 yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif STAD-PS

dan Jigsaw-PS ditinjau dari Motivasi Belajar, Kemmapuan Interpersonal,

dan Prestasi Belajar.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran kooperatif tipe STAD-PS dan tipe

Jigsaw-PS masing-masing efektif ditinjau dari motivasi belajar,

kemampuan interpersonal dan prestasi belajar siswa; (2) terdapat

perbedaan keefektifan pembelajaran kooperatif tipe STAD-PS dan tipe

Jigsaw-PS ditinjau dari motivasi belajar, ke-mampuan interpersonal dan

prestasi belajar siswa; (3) pembelajaran kooperatif tipe STAD- PS dan tipe

Jigsaw-PS sama-sama unggul ditin-jau dari motivasi belajar dan prestasi

belajar; dan (4) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-PS lebih unggul

dibandingkan dengan tipe STAD-PS ditinjau dari kemampuan

interpersonal.

(9) Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, dkk (2014) dengan judul

“peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Materi Jarak dan

Kecepatan Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di kelas V SDN

Pandeanlamper 03 Semarang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN

Pandeanlamper 03 Semarang. hasil penelitian menunjukan pembelajaran

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

40

dengan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan minat

belajar siswa. Berdasarkan angket minat belajar belajar siswa pada siklus I

dengan skor 1354 dan presentase 75,18% sedangkan pada siklus II dengan

skor 1392 dan presentase 82,40% termasuk dalam kriteria minat belajar

yang baik. Peningkatan juga terlihat dari nilai rata-rata yang meningkat di

setiap siklusnya.

(10) Penelitian yang dilakukan oleh Nikou dkk dari Islamic Azad University

yang berjudul The Effect of Student Team-Achievement Division (STAD)

on Language Achievement of Iranian EFL Students across Gender.

Penyelidikan ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental yang telah

menggunakan dua kelompok desain pretest posttest. Sebanyak 80

perempuan dan laki-laki (48 perempuan dan 32 laki-laki) siswa EFL pada

tingkat kemahiran menengah belajar bahasa Inggris di Jahad Daneshgahi

Language Institute di Urmia, Iran, dipilih dan ditetapkan dua kelompok

berdasarkan hasil tes penempatan. Sampel dibagi menjadi dua kelompok

kelompok eksperimen (n = 40) dan kelompok kontrol (n = 40). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan statistik yang signifikan

pada tingkat 0,05 antara sarana kinerja kelompok eksperimen dan kontrol

pada tes prestasi untuk kepentingan kelompok eksperimen. Hasil

penelitian menunjukkan STAD dapat secara efektif diimplementasikan

untuk meningkatkan kemampuan bahasa siswa. Tidak ada perbedaan

gender dalam prestasi bahasa siswa setelah mereka diajarkan melalui

STAD. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa STAD adalah

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

41

paradigma pembelajaran yang lebih efektif untuk bahasa Inggris

dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Jigsaw dan STADefektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,

tetapi belum diketahui model pembelajaran kooperatif mana yang lebih baik

antara Jigsaw dan STADdalam pembelajaran IPS materi proklamasi

kemerdekaan di kelas V SD. Tujuan penelitian ini hampir sama dengan beberapa

penelitian yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu membuktikan keefektifan

model pembelajaran Jigsaw dan STAD. Namun, penelitian ini merupakan

penelitian baru yang membandingkan keefektifan penerapan model pembelajaran

Jigsaw dan STADterhadap hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan di

siswa kelas V SD. Hasil belajar dalam penelitian ini mencakup hasil belajar

kognitif dan afektif.

2.3 Kerangka Berfikir

IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang manusia dan

lingkungan sosial. Pendidikan IPS pada saat ini dihadapkan pada upaya

peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia,

sehingga eksistensi pendidikan IPS benar-benar dapat mengembangkan

pemahaman dan keterampilan berpikir kritis. Tujuan utama pembelajaran IPS

ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental yang positif, dan terampil

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

42

mengatasi setiap masalah yang menimpa dirinya maupun yang menimpa

masyarakat.

Pada kenyataannya, pembelajaran IPS mayoritas berpusat pada guru. Guru

mengajarkan materi IPS melalui kegiatan ceramah dan siswa hanya sebagai

penerima informasi tanpa terlibat langsung dalam pembelajaran. Saat

pembelajaran, siswa hanya mendengar, duduk, dan mencatat sehingga materi yang

didapat siswa bersifat verbal.Siswa juga menjadi pasif dan tidak memiliki

keberanian untuk bertanya atau berpendapat, serta antar siswa kurang

berinteraksi.Hal tersebut menyebabkan siswa kurang tertarik dengan mata

pelajaran IPS dan hasil belajar masih tergolong rendah.

Berdasarkan masalah tersebut, perlu adanya penerapan model pembelajaran

yang lebih bervariasi. Salah satu model yang dapat diterapkan ialah model Jigsaw

dan STAD. Kedua model ini memiliki kelebihan, yaitu dapat mengoptimalisasi

potensi interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat. Akan tetapi belum diketahui model pembelajaran mana yang

lebih efektif digunakan dalam pembelajaran IPS di SD khususnya pada

proklamasi kemerdekaan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan alur penelitian dalam

penelitian yakni sebagai berikut;

Posttest

Siswa

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 1

Pretest Pretest Pretest

Pembelajaran menggunakan model Jigsaw

Pembelajaran menggunakan model STAD

Pembelajaran

Konvensional

Posttest Posttest

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

43

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H01: Tidak ada perbedaan hasil belajar IPSsiswa kelas V yang mendapat

pembelajaran dengan model Jigsaw, modelSTAD dan model konvensional.

Ho1: µ1 = µ2= µ3

Ha1: Terdapat perbedaan hasil belajar IPS kelas V antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model Jigsaw modelSTAD dan model konvensional.

Ha1: µ1= µ2≠ µ3

H02: Hasil belajar IPSmateri proklamasi kemerdekaan siswa kelas V yang

memeroleh pembelajaran dengan model Jigsaw tidak lebih baik daripada

siswa yang memeroleh pembelajaran dengan model STAD.

Ho2:µ2≥ µ1≤ µ3

Ha2: Hasil belajar IPSmateri proklamasi siswa kelas V yang memeroleh

pembelajaran dengan model Jigsaw lebih baik daripada siswa yang

memeroleh pembelajaran dengan model STAD.

Ha2: µ2< µ1>µ3

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

44

H03: Hasil belajar IPSmateri proklamasi siswa kelas V yang memeroleh

pembelajaran dengan model Jigsawtidak lebih baik daripada yang

memeroleh pembelajaran dengan model konvensional.

Ho3: µ1≥ µ2≤ µ3

Ha3: Hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan siswa kelas V yang

memeroleh pembelajaran dengan model Jigsaw lebih baik daripada siswa

yang memeroleh pembelajaran dengan model konvensional.

Ha3: µ1< µ2>µ3

H04: Hasil belajar IPS materi proklamasi siswa kelas V yang memeroleh

pembelajaran dengan model STADtidak lebih baik daripadasiswa yang

memeroleh pembelajaran dengan model konvensional.

Ho3: µ1≥ µ3≤ µ2

Ha4: Hasil belajar IPS materi proklamasi siswa kelas V yang memeroleh

pembelajaran dengan model STADlebih baik daripada siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

Ho3: µ1< µ3>µ2

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

109

BAB 5

PENUTUP

Pada bagian penutup memuat tentang simpulan dan saran. Pembahasan

lebih lanjut mengenai bab penutup diuraikan dalam penjelasan sebagi berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang dilaksanakan dan

pembahasan pada pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan dengan

menggunakan model Jigsaw dan STAD pada siswa kelas V SDN 1 Kejobong,

dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.

(1) Pengujian hipotesis pertama menggunakan ujiANOVA. Uji One-Way

ANOVA dapat dilakukan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS

versi 21 melalui menu Analyze → Compare Means → One-ANOVA.

Hasilnya menunjukan nilai signifikansi pada variabel hasil belajar kurang

dari 0,05 ( 0,000 < 0,05). Adapun Fhitung pada variabel hasil belajar lebih

dari Ftabel ( 14,150 > 3,091). Nilai signifikansi perbedaan rata-rata hasil

belajar antara kelas eksperimen 1 dan kontrol lebih kecil dari 0,05 (0,000 <

0,005) dan kelas kelas eksperimen 2 dan kontrol lebih kecil dari 0,05 (

0,000 < 0,005). Jadi, dapat disimpulkan bahwa H01 ditolak dan Ha1

diterima atau terdapat perbedaan hasil belajar IPS kelas V antara siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model Jigsaw modelSTAD, dan

model konvensional.

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

110

(2) Pengujian hipotesis ke 2 menggunakan uji One-Way- ANOVA dengan uji

Tukey HSDmelalui bantuan SPSS versi 21. Hasil uji hipotesis menunjukan

hasil perbandingan antara kelas eksperimen 1 (Jigsaw) dan eksperimen 2

(STAD) memiliki selisih mean difference sebesar -1,038 (negatif), artinya

hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan yang memeroleh

pembelajaran model Jigsaw tidak lebih baik daripada yang memeroleh

pembelajaran model STAD(Ho2 diterima dan Ha2 ditolak).

(3) Pengujian hipotesis ke 3 menggunakan uji One-Way- ANOVA dengan uji

Tukey HSDmelalui bantuan SPSS versi 21. Hasil uji menunjukkan hasil

perbandingan antara kelas eksperimen 1 (Jigsaw) dan kontrol

(konvensional) memiliki selisih mean difference sebesar 9,733 (positif)

artinya hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan yang memeroleh

model pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada yang memeroleh model

pembelajaran konvensional.Jadi model pembelajaran Jigsaw lebih baik

daripada model pembelajaran konvensional (Ha3 diterima dan Ho3 ditolak).

(4) Pengujian hipotesis ke 4 menggunakan uji One-Way- ANOVA dengan uji

Tukey HSDmelalui bantuan SPSS versi 21.Pengujian hipotesis ketiga

menunjukkan hasil perbandingan antara kelas eksperimen 2 (STAD) dan

kontrol (konvensional) memiliki selisih mean difference sebesar 10,772

(positif) artinya hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan yang

memeroleh model pembelajaran STADlebih baik daripada yang

memeroleh pembelajaran konvensional.Jadi model STAD lebih baik

daripada model pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran

konvensional. (H04ditolak dan Ha4diterima).

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

111

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan STAD pada siswa kelas V SD

Negeri 1 Kejobong kabupaten Purbalingga, peneliti menyampaikan saran sebagai

berikut:

(1) Guru hendaknya mempertimbangkan model pembelajaran yang hendak

diterapkan. Hal tersebut penting agar siswa mudah dalam memahami

materi. Pemilihan model pembelajaran juga harus disesuaikan dengan

materi, kondisi siswa, dan ketersedian media ataupun fasilitas yang ada di

sekolah.

(2) Pemilihan model yang tepat pun tidak akan efektif jika dilakukan tanpa

persiapan matang. Sehingga guru hendaknya menguasai langkah-langkah

dari model pembelajaran yang akan digunakan. Guru juga harus

menjelaskan tata cara dan aturan dalam pelaksanaan suatu model

pembelajaran agar tidak terjadi salah paham antara guru dan siswa.

(3) Guru hendaknya mendorong siswa agar dapat berinteraksi dengan baik.

Beberapa siswa mungkin cenderung akan pasif pada saat berdiskusi,

sehingga pengguanaan model pembelajaran kooperatif harus diutamakan

agar dapat melatih siswa dalam berinteraksi dengan temannya. Hal

tersebut juga dapat melatih jiwa sosial siswa.

(4) Guru hendaknya bisa mengarahkan siswa untuk melaksanankan tugas

sesuai arahan danbimbingan. Guru juga hendaknya mampu mengondisikan

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

112

siswa agar bisa menjaga sikap dalam proses pembelajaran, terutama tidak

berbicara dengan teman saat mendapatkan penjelasan dari guru, sehingga

siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru.

(5) Sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan kelengkapan yang

mendukung model pembelajaran kooperatif baik bagi guru maupun siswa.

Fasilitas dan kelengkapan yang dimaksud antara lain sumber belajar yang

memadai, dan buku0buku relevan yang dapat digunakan guru untuk lebih

memahami berbagai model pembelajaran kooperatif.

(6) Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk memperhatiklan kelemahan-kelemahan model pembelajaran aktif

tipe Jigsaw dan STAD. Selain itu, peneliti lanjutan perlu mengkaji lebih

dalam model Jigsaw dan STAD, sehingga penelitian yang dilakukan

semakin lebih baik.

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

113

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

-----. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Besral. 2010. Pengolahan dan Analisis Data Menggunakan SPSS. Depok:

Departemen Biostatistika-Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia

Fadoli, Farhan. 2012. Keefektifan Penggunaan Model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

Peristiwa Alam Kelas V SD Negeri Pekiringan 02 Kabupaten Tegal.

Skripsi jurusan PGSD. (diakses pada 25 Januari 2017)

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hanafi, dkk. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres

Salabenda Kecamatan Bunta. Universitas Tadukalo. (diakses pada 21

Januari 2017)

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

-----. 2015. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kosasih dan Sumarna. 2013. Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi

Kecerdasan. Bandung: Alfabeta.

Lestari. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Kelas IV SD Sawah Besar 01

Kecamatan Gayamsari Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/17958/1/1401408058.pdf

(diakses pada 21 Januari 2017)

Listyowati, Ika S. 2014. Studi Komparasi Model Kooperatif STAD dan PBL

Terhadap Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar IPS Kelas V SDN Wates 01

Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. tersedia di

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

114

http://lib.unnes.ac.id/17958/1/1403408438.pdf.. (diakses pada 21 Januari

2017)

Nikou, Farahnaz Rimani, Alireza Bonyadi, dan Khatereh Ebrahimi. 2014. The

Effect of Student Team-Achievement Division (STAD) onLanguage

Achievement of Iranian EFL Students across Gender. Jurnal Penelitian.

Universitas Islam Azad, Iran. Tersedia di http://european-

science.com/eojnss/article/viewFile/799/pdf. (Diakses pada tanggal 20

Januari 2017).

Priyatna, Apri. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Untuk meningkatkan Hasil Belajar Materi Perjuangan Kemerdekaan

Indonesia pada Kelas V SD Negeri Parareja 01 Kabupaten Brebes”.

Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. tersedia di

http://lib.unnes.ac.id/17958/1/1403408438.pdf. (diakses 18 Januari 2017).

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta:

MediaKom.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.

-----.2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang

Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES 2012.

Rosaliana . 2014. Perbedaan Quantum Teaching melelui Jigsaw dan NHT

terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Bendan

Ngisor Semarang”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. (diakses pada

19 Januari 2017)

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.

-----. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

-----. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW DAN STAD DALAM PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/31503/1/1401413556.pdfPENGESAHAN Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

115

Sumantri dan Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Taniredja, Tukiran, Efi Miftah F. dan Sri Harmianto. 2011. Model-model

Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.

Malang: Madani.

Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trihendradi. 2013. Step by Step IBM SPSS: Analisis Data Statistik. Yogyakarta:

Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2014. Jakarta: diperbanyak oleh Citra Umbara.

Wahyuningsih, Dwi dkk. 2014. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar

Matematika Materi Jarak dan Kecepatan Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SD Negeri Pandeanlamper 03

Semarang. Jurnal Penelitian. Universitas Islam Sultan Agung.

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/pendas/article/view/733/610.( diakses

pada 21 Januari 2017)

Widoyoko, S. Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf , Muhammad. 2013. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif STAD-PS dan

Jigsaw-PS ditinjau dari Motivasi Belajar, Kemmapuan Interpersonal, dan

Prestasi Belajar. Jurnal Penelitian. STKIP Taman Siswa Bima. Tersedia

di http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras. (diakses pada 21 Januari

2017)