PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes...

141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PROSA FIKSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR (Sebuah Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP di Surakarta) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh Sri Wuryanti S841102013 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes...

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PROSA FIKSI

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Sebuah Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP di Surakarta)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Sri Wuryanti

S841102013

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Besar

atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik

dan tepat waktu. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk menempuh

derajat magister pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program

Pascasarjana UNS.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan

memberikan apresiasi secara tulus kepada semua pihak, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana UNS;

2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S2 Pendidikan

Bahasa Indonesia PPs UNS dan selaku pembimbing I yang telah memberikan

kesempatan, bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga tesis ini dapat

diselesaikan dengan lancar;

3. Dr. Andayani, M.Pd selaku pembimbing II, atas segala bimbingan, arahan,

dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik;

4. Abdul Haris, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 16 yang telah

memberikan izin uji instrumen dan memberikan dukungan selama

pelaksanaan penelitian;

5. Drs. Sutrisno, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 26 yang telah memberikan

izin dan memberikan dukungan selama pelaksanaan penelitian;

6. Dra. Mahdiyatun selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Negeri 26 Surakarta yang telah melaksanakan pembelajaran di kelas STAD;

7. Sri Rahayu Haryani, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di

SMP Negeri 13 Surakarta yang telah melaksanakan pembelajaran di kelas

Jigsaw;

8. Rekan guru dan karyawan SMP Negeri 13 Surakarta yang telah memberikan

bantuan dan dukungan;

9. Ibunda Prapto Suwiryo yang telah memberikan doa restu dan dukungan kasih

sayang yang luar biasa;

10. Suamiku tercinta, S. Joko Pulyanto, S.H. yang dengan setia dan penuh kasih

membantu setiap langkah sehingga semua berjalan dengan baik dan lancar;

11. Elang Raditya dan Azhari Fatikhasuri, buah cinta kami yang selalu menjadi

motivator utama;

12. Saudara-saudaraku, rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia Angkatan 2010/2011 PPs UNS yang telah berjuang bersama dan

saling memotivasi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran

dan kritik sangat diharapkan demi kesempunaan tesis ini.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan demi

tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Surakarta, 14 Juni 2012

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

(H.R. Qudhy dari Jabil)

Keberhasilan seseorang itu bukan karena kecerdasannya saja,

tetapi juga karena kepandaiannya memanfaatkan peluang.

Seorang yang pesimis adalah orang yang menciptakan kesulitan dari peluangnya.

Seorang yang optimis adalah orang yang menciptakan peluang dari kesulitannya.

(Harry Truman)

Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia,

pasti Allah akan meringankan beban penderitaan di akherat kelak.

Siapa yang memudahkan orang dalam keadaan susah,

pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akherat.

Siapa yang menutup aib seorang muslim,

pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akherat.

Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya,

jika hamba tersebut menolong saudaranya.

(H.R. Muslim)

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan kepada:

v Bapak dan ibunda tercinta Prapto Suwiryo dan Kemo Warsito

v Suamiku tersayang S. Joko Pulyanto, S.H.

v Buah hati kami Elang Raditya dan Azhari Fatikhasuri

v Keenam kakakku; khususnya Almarhumah AA Wartanti,S.Pd.

v Bapak Prof. Dr. Sarwiji Suwandi dan Ibu Dr. Andayani, M.Pd.

v Segenap guru dan karyawan SMP N 13 Surakarta

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ..................................................................................................................... i

PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

ABSTRAK ......................................................................................................... xviii

ABCTRACT ........................................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........... 11

A. Kajian Teori .................................................................................. 11

1. Hakikat Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi ..................... 11

a. Pengertian Kemampuan ...................................................... 11

b. Pengertian Apresiasi ........................................................... 12

c. Pengertian Prosa Fiksi ........................................................ 14

d. Jenis-jenis Prosa Fiksi ........................................................ 15

e. Unsur Intrinsik Prosa Fiksi ................................................. 16

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

f. Aspek Penilaian Prosa Fiksi ................................................ 25

g. Pembelajaran Mengapresiasi Prosa Fiksi di Kelas ............. 27

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ............................................. 31

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif .................................. 31

b. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ....................................... 34

c. Jenis Metode Pembelajaran Kooperatif ............................. 35

3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ................................ 36

a. Hakikat Jigsaw .................................................................... 36

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ........... 39

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Jigsaw ............ ..41

4. Hakikat Pembelajaran Kooperatif STAD ................................ 42

a. Hakikat STAD .................................................................... 42

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD ............ 45

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran STAD............ ..45

5. Hakikat Motivasi Belajar ......................................................... 46

a. Pengertian Motivasi ............................................................ 46

b. Pengertian Belajar ............................................................... 48

c. Pentingnya Motivasi Belajar ............................................... 50

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......... 52

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 55

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 58

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 64

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 64

1. Tempat penelitian .................................................................... 64

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 64

B. Metode dan Desain Penelitian....................................................... 65

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 67

1. Populasi Penelitian .................................................................. 67

2. Sampel Penelitian .................................................................... 67

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 70

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

E. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data ...................... 71

1. Instrumen Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi ............... 72

2. Instrumen Motivasi Belajar ..................................................... 75

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitianan .................. 77

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Tes .................................. 77

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ..................................... 81

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 82

H. Hipotesis Statistik ......................................................................... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 85

A. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 85

1. Deskripsi Data Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi secara Keseluruhan ................................................................. 85

2. Deskripsi Data Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi pada Kelompok Pembelajaran Kooperatif Jigsaw .................. 88

3. Deskripsi Data Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi pada Kelompok Pembelajaran Kooperatif STAD................. 91

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................................ 94

1. Uji Normalitas Sebaran ........................................................... 94

2. Uji Homogenitas Varians ........................................................ 95

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................... 96

1. Analisis Data ........................................................................... 97

a. Analisis Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal Ditinjau dari Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar ................................................................ 97

b. Analisis Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir Ditinjau dari Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar ................................................................ 99

2. Pengujian Hipotesis............................................................... 102

a. Pengujian Hipotesis Pertama ........................................... 102

b. Pengujian Hipotesis Kedua ............................................. 103

c. Pengujian Hipotesis Ketiga ............................................. 105

D. Pembahasan Hasil ....................................................................... 109

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 115

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 117

A. Simpulan ..................................................................................... 117

B. Implikasi...................................................................................... 117

C. Saran............................................................................................ 120

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 123

LAMPIRAN ........................................................................................................ 127

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel

Hal.

1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif..............................................

34

2 Agenda Kegiatan Penelitian…................…………….................

65

3 Rancangan Analisis Data Model Faktorial 2x2........................

66

4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi…............................................................................

74

5 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Motivasi Belajar.............

77

6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pretes) ...........................................................................

86

7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Postes)...........................................................................

87

8

Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pretes) Kelompok Jigsaw.................................................

89

9 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Postes) Kelompok Jigsaw.................................................

90

10 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pretes) Kelompok STAD..................................................

92

11 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Postes) Kelompok STAD.................................................

93

12

Hasil Uji Normalitas Sebaran.................................................... 95

13 Hasil Uji Homogenitas Varians Antarkelompok....................... 96

14 Rata-rata Skor Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal...

98

15 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal...............................................

98

16 Rata-rata Skor Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir... 99

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

17 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir...............................................

100

18 Hasil Analisis Perbedaan dengan LSD...................................... 106

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar

Hal.

1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw..………………………………........

38

2 Kerangka Berpikir…………………….……………………......

63

3 Histogram Frekuensi Pretes...................................................... 86

4 Histogram Frekuensi Postes...................................................... 88

5 Histogram Frekuensi Pretes Kelompok Jigsaw.......................... 89

6 Histogram Frekuensi Postes Kelompok Jigsaw.......................... 91

7 Histogram Frekuensi Pretes Kelompok STAD........................... 92

8

Histogram Frekuensi Postes Kelompok STAD........................... 94

9 Interaksi Pembelajaran Kooperatif dengan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi....................

102

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran

Hal.

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................

127

2 Kisi-kisi Instrumen Tes........................................................... 160

3 Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi............. 161

4 Lembar Jawab Tes Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi.....

167

5 Kunci Jawab Tes Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi.......

168

6 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar............................

169

7 Instrumen Angket Motivasi Belajar...........................................

170

8

Tabel Data Tes Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi.........

174

9 Tabel Data Angket Motivasi Belajar........................................

176

10 Tabel Uji Validasi Tes..............................................................

178

11 Tabel Uji Daya Beda Tes..............................................................

179

12 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes.............................................. 180

13 Grafik Ogive Indeks Tingkat Kesukaran................................... 181

14 Tabel Uji Validitas Angket........................................................ 182

15 Uji Reliabilitas Tes kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi...... 183

16 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar................................... 184

17 Data Motivasi Belajar............................................................... 185

18 Data Pretes............................................................................... 189

19 Data Postes............................................................................... 192

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

20 Tabulasi Data............................................................................ 195 21 Analisis Statistik Deskriptif Total Kelompok........................... 197

22 Analisis Statistik Deskriptif Kelompok Jigsaw...........................

198

23

Analisis Statistik Deskriptif Kelompok STAD........................... 200

24 Uji Normalitas.......................................................................... 206

25 Uji Homogenitas........................................................................... 207

26 Anava Dua Jalan Pretes................................................................ 208

27 Uji Lanjut.................................................................................. 214

28 Foto Kegiatan Belajar Mengajar............................................... 215

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Sri Wuryanti. S841102013. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Ditinjau dari Motivasi Belajar: Sebuah Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP di Surakarta. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., II: Dr. Andayani, M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi ditinjau dari motivasi belajar siswa. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk menemukan: (1) perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw dan yang belajar dengan pembelajaran kooperatif STAD, (2) perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, dan (3) interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kota Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian yaitu SMP Negeri 13 Surakarta dan SMP Negeri 26 Surakarta. Uji coba instrumen tes kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dan angket motivasi belajar dilakukan di SMP N 16 Surakarta.

Sebagai prasyarat penelitian dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal dan homogen.Teknik analisis data yang digunakan adalah anava dua jalan. Berdasarkan kajian teori dan penghitungan anava dua jalan/ jalur diperoleh hasil: (1) terdapat perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw dan yang belajar dengan pembelajaran kooperatif STAD. Hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar A (antar pembelajaran kooperatif) sebesar= 7,545 dengan p-value 0,008. Ternyata p<0,05; maka Fhitung tersebut signifikan, (2) terdapat perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hasil analisis diperoleh hasil Fhitung

Antar A (antar pembelajaran kooperatif) sebesar= 5,229 dengan p-value 0,025. Ternyata p<0,05; maka Fhitung tersebut signifikan, dan (3) terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi. Hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Inter AB sebesar= 4,999; dengan p= 0,029; ternyata p<0,05 yang berarti bahwa Fhitung tersebut signifikan. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, jigsaw dan STAD, kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi, motivasi belajar

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Sri Wuryanti. S841102013. 2012. Effect of Jigsaw and STAD Cooperative Learning to The Ability to Appreciate Fiction Prose in Term of Learning Motivation: An Experiment in Junior High School Students Class VIII in Surakarta. THESIS. Advisor I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., II: Dr. Andayani, M.Pd. Indonesian Language Education Study Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University.

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the different influence between jigsaw and STAD cooperative learning in Indonesian learning toward the ability to appreciate fiction prose considered from students' learning motivation. This research specifically aims to find: (1) the difference of ability in appreciating fiction prose between students who studied using jigsaw cooperative learning and they who studied using STAD cooperative learning, (2) the difference of ability in appreciating fiction prose between students who have high motivation and they who have a low learning motivation, and (3) the interaction between cooperative learning and learning motivation of ability to appreciate fiction prose.

This research uses experimental research method with a 2x2 factorial design. This research’s population is students class VIII of all State Junior High School in Surakarta in academic year of 2011/2012. The samples in this research are taken using purposive sampling technique. The samples are Junior High School 13 and Junior High School 26 Surakarta. The instrument test of the ability to appreciate fiction prose and learning motivation questionnaire are conducted in State Junior High School 16 Surakarta.

As a prerequisite of research, normality and homogeneity tests are conducted. Prerequisite test results analysis shows that the data are normally distributed and homogen. technique data analysis that is used is ANAVA two roads. Based on the study of theory and computation ANAVA two roads / paths there are results obtained: (1) there is a difference in ability to appreciate fiction prose between students who studied using jigsaw cooperative learning and they who studied using STAD cooperative learning. The analysis results are Fhitung Inter-A (between cooperative learning) is = 7,545 with a p-value 0.008. Apparently p <0.05; then Fhitung is significant, (2) there is a difference increase in the ability to appreciate fiction prose between students who have high motivation to learn and students who have low motivation to learn. The analysis results obtained is Fhitung Inter-A (between cooperative learning) is = 5,229 with a p-value 0.025. Apparently p <0.05; then Fhitung is significant, and (3) there is interaction between cooperative learning and learning motivation of ability to appreciate fiction prose. Analytical results obtained for the Fhitung Inter AB = 4,999; with p = 0.029; evidently p <0.05, which means that Fhitung is significant.

Keywords: cooperative learning, jigsaw and STAD, the ability to appreciate

fiction prose, motivation to learn

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menegaskan

bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata

pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa,

dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu standar

kompetensi menyatakan bahwa peserta didik diharapkan dapat mengembangkan

potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat

menumbuhkan penghargaaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual

bangsa.

Pembelajaran sastra sangat penting dan bermanfaat bagi siswa SMP.

Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan

kehidupan. Melalui karya sastra, siswa akan memperoleh gizi batin sehingga sisi-

sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan. Teks sastra tak

ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan pengalaman psikis manusia.

Tujuan siswa SMP mempelajari bahasa Indonesia khususnya pada aspek

kemampuan bersastra adalah agar peserta didik memiliki kemampuan,

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

diantaranya: (1) agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi

pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (2) agar

peserta didik memiliki kemampuan menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan

dengan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan, maka materi

pembelajaran kemampuan bersastra pada siswa SMP kelas VII sampai dengan

kelas IX terbagi atas tiga jenis, yaitu: (1) pembelajaran puisi yang terdiri atas

pantun, syair, dan puisi baru; (2) pembelajaran prosa yang terdiri atas cerpen,

dongeng, biografi tokoh, dan novel; dan (3) pembelajaran drama.

Standar kompetensi yang terkait dengan pembelajaran prosa fiksi pada

siswa kelas VIII SMP, yaitu: (1) Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli

atau terjemahan) yang dibacakan; (2) Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli

atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi; dan (3) Memahami buku novel remaja

(asli atau terjemahan). Standar kompetensi tersebut dirinci dalam kompetensi

dasar, sebagai berikut: (a) 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli

atau terjemahan) yang dibacakan; (b) 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel

remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan; (c) 13.3 Mendeskripsikan alur

novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan; (d) 14.1 Mengomentari

kutipan novel remaja (asli atau terjemahan); (e) 14.2 Menanggapi hal yang

menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan), dan (f) 15.1

Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan).

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pada pembelajaran kemampuan dasar mengapresiasi karya sastra, siswa

tidak hanya sekadar membaca dan menggemari karya sastra saja. Namun, pada

tahap selanjutnya diharapkan siswa mampu memahami isi karya sastra tersebut

sehingga nilai-nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan pengarang dapat

dipahami siswa/pembaca. Hal itu ditegaskan oleh Andayani (2008: 34) bahwa

nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan pengarang melalui karya sastra tentu

dapat memperkaya wawasan, nilai afektif, dan pemikiran pembaca. Kegiatan

apresiasi sastra yang sampai pada tahap pemahaman nilai karya sastra merupakan

bentuk dulce et utile (menghibur dan bermanfaat) bagi pembaca dalam hal ini

adalah siswa.

Survei awal menunjukkan bahwa pembelajaran sastra khususnya prosa

fiksi di SMP belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pembelajaran

masih penuh problematika. Keluhan para guru dan siswa tentang rendahnya

tingkat apresiasi sastra menjadi bukti bahwa pembelajaran sastra memang

membutuhkan perhatian khusus. Keluhan itu, antara lain: (1) kurangnya buku dan

bahan bacaan penunjang pembelajaran sastra di perpustakaan sekolah, misalnya:

buku kumpulan puisi, buku kumpulan cerpen, dan novel; (2) terbatasnya

kemampuan dan pengetahuan dasar guru tentang kesastraan; (3) lemahnya

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sastra; dan (4) rendahnya

motivasi belajar sastra dan membaca karya sastra para siswa (Rosmini Tarigan,

2008: 375).

Hasil wawancara prasurvei pada para siswa di sejumlah SMP di Kota

Surakarta menunjukkan bahwa pembelajaran apresiasi prosa fiksi dianggap

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pembelajaran yang sulit, tidak menarik, dan memberatkan siswa. Siswa harus

membaca novel yang tebal agar dapat memahami isi cerita dan siswa harus

mampu menganalisis unsur instrinsik novel, antara lain: tema, penokohan, latar,

alur, sudut pandang, dan amanat. Hal lain yang memperparah kondisi

pembelajaran sastra adalah siswa tidak memiliki kebiasaan membaca karya sastra

dan kurang memiliki motivasi belajar.

Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran apresiasi prosa fiksi, guru

hendaklah mengembangkan suatu pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran

sastra yang tepat. Pendekatan yang dipilih hendaklah berpusat pada siswa dan

merupakan proses pembelajaran yang PAIKEM (pembelajaran yang partisipatif,

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Di samping untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa, pendekatan yang dikembangkan diharapkan

mampu menumbuhkembangkan pembelajaran sastra yang bermakna. Belajar

bermakna diartikan sebagai proses mengaitkan informasi-informasi baru pada

konsep yang relevan dengan struktur kognitif siswa. Hal tersebut sesuai dengan

tuntutan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, dan negara.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran inovatif yang

dapat dikembangkan dalam pembelajaran sastra di SMP. Menurut Sugiyanto

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

(2008: 35) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 11) menegaskan bahwa jenis metode

pembelajaran kooperatif, antara lain: (1) Student Team-Achievement Division

(STAD); (2) Team-Games-Tournament (TFG); (3) Jigsaw; (4) Cooperative

Integrated Reading an Composition (CIRC); dan (5) Team Accelerated

Instruction (TAI).

Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 237) mengemukakan bahwa metode

pembelajaran kooperatif jigsaw dapat digunakan apabila materi yang akan

digunakan berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek

seperti pelajaran ilmu sosial dan literatur. Berpijak pada pendapat tersebut,

pendekatan kooperatif jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran apresiasi

prosa fiksi.

Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah siswa bekerja dalam anggota

kelompok yang sama yaitu 4–6 orang dengan latar belakang yang berbeda. Siswa

ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu sesuai indikator

kompetensi dasar yang hendak dicapai. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak

untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu dari tugas tersebut. Setelah membaca

materinya, para ahli dari tim yang berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik

yang sedang mereka bahas. Kemudian siswa kembali pada tim/kelompok asal

untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah

mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan

jigsaw, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama

secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Dengan demikian,

pembelajaran kooperatif jigsaw ini akan dapat menumbuhkembangkan motivasi

yang tinggi pada siswa untuk belajar mengapresiasi prosa fiksi. Pada akhirnya,

diharapkan pembelajaran apresiasi prosa fiksi menjadi lebih partisipasif, aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Selain jigsaw, metode pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan

dalam mengapresiasi apresiasi prosa adalah STAD. Hal ini sesuai dengan

penjelasan Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 237) bahwa metode pembelajaran

kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan

tingkat kelas adalah STAD dan jigsaw.

Pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division)

adalah metode yang dipandang paling sederhana dan paling langsung dari model

pembelajaran kooperatif. Selanjutnya, Slavin dalam Narulita Yusron

mengemukakan bahwa dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang

terdiri atas empat–enam orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis

kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa

bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah

menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

materi secara sendiri-sendiri, pada saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk

saling bantu. Slavin menegaskan bahwa gagasan utama STAD adalah untuk

memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain

dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru (2005: 11-12).

Pembelajaran kooperatif STAD juga dapat menumbuhkembangkan motivasi yang

tinggi pada siswa untuk belajar mengapresiasi prosa fiksi. Pada akhirnya

diharapkan pembelajaran apresiasi prosa fiksi menjadi lebih partisipatif, aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Di samping penerapan metode pembelajaran yang tepat, motivasi belajar

siswa juga dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran mengapresiasi prosa

fiksi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berbeda dengan siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah.

Berdasar uraian di atas, penelitian ini diberi judul “Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Ditinjau dari Motivasi Belajar.” (Sebuah Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP

di Surakarta).

B. Rumusan Masalah

Berdasar pada pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Adakah perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang

belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw dan yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif STAD?

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Adakah perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah?

3. Adakah interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh

pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran bahasa Indonesia

terhadap peningkatan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi ditinjau dari motivasi

belajar siswa.

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk menemukan:

1. perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang belajar

dengan pembelajaran kooperatif jigsaw dan yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif STAD,

2. perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah,

3. interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipakai:

a. sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori pembelajaran

kooperatif,

b. sebagai bukti empiris bahwa motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi,

c. sebagai bukti empiris adanya keterkaitan antara pembelajaran kooperatif dan

motivasi belajar siswa terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Menarik perhatian siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna,

2) memotivasi siswa untuk belajar sastra khususnya mengapresiasi prosa fiksi

secara bermakna.

b. Bagi Guru

1) Menciptakan pembelajaran yang partisipasif, aktif, inovatif, kreatif,

efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot,

2) memudahkan guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dan kreatif

dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Bagi Peneliti

1) Mengembangkan wawasan tentang penerapan pendekatan pembelajaran

bahasa Indonesia yang aktif dan inovatif,

2) mendapatkan bukti empiris bahwa dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif jigsaw dan STAD dapat meningkatkan kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi.

d. Bagi Pengambil Kebijakan

1) Menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan

dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP,

2) mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang

inovatif,

3) mengetahui kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru.

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

Pada bagian ini dideskripsikan teori-teori yang relevan dengan variabel

penelitian, yaitu: (1) hakikat kemampuan mengapresiasi prosa fiksi; (2) hakikat

pendekatan kooperatif ; (3) hakikat pembelajaran kooperatif jigsaw; (4) hakikat

pembelajaran kooperatif STAD; dan (5) hakikat motivasi belajar.

1. Hakikat Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) pengertian kemampuan; b) pengertian apresiasi; c)

pengertian prosa fiksi; d) jenis-jenis prosa fiksi; e) unsur intrinsik prosa fiksi; f)

aspek-aspek penilaian kemampuan mengapresiasi prosa fiksi; dan g) pembelajaran

mengapresiasi prosa fiksi di kelas VIII.

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesiapan mental dan intelektual, baik berwujud

kematangan sikap dan pengetahuan maupun keterampilan yang dipergunakan

untuk menemukan kebutuhan belajar (Solchan Tanuwijaya, 1986: 8). Chaplin

(1997: 34) mengemukakan bahwa ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,

bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perbuatan. Departemen Pendidikan Nasional (2006: 45) menyatakan pengertian

kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten

sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki

peserta didik.

Sejalan dengan pendapat di atas, Nurhadi dan Agus G.S. (2003: 15)

menyebutkan bahwa kemampuan (kompetensi) merupakan pengetahuan,

keterampilan , dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak. Senada dengan pendapat Nurhadi, Ella Yulaelawati menjelaskan bahwa

kemampuan merujuk pada pengetahuan fundamental, keterampilan, dan

pembawaan perilaku berkaitan pada keadaan seseorang dalam menunjukkan

pemilikan suatu kompetensi (2004: 16).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang dihasilkan

dari kecakapan, kesanggupan, kebiasaan berpikir, dan bertindak.

b. Pengertian Apresiasi

Kata ”apresiasi” berasal dari bahasa Inggris ”appreciation” secara harfiah

dapat diberi pengertian sebagai pemahaman, pengenalan, pertimbangan, penilaian,

dan pernyataan yang berisi evaluasi (Hornby dalam Herman J. Waluyo, 2009: 43).

Herman J. Waluyo menegaskan bahwa kata ”apresiasi” tidak hanya berkaitan

dengan aspek afektif dalam psikologi, tetapi juga aspek kognitif (sebelum terlibat

emosinya, terlebih dahulu harus terlibat kognisinya berupa memahami dan

menghayati), dan juga dapat berupa tindakan (psikomotorik), yaitu dengan

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kegiatan apresiasi, seperti membaca puisi, deklamasi, bermain drama, membaca

cerpen, membaca novel, dan sebagainya (2009: 43).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Squire dan Taba dalam Aminudin

(2010: 34) menyatakan bahwa apresiasi melibatkan aspek kognitif, emotif, dan

evaluatif. Menurut Aminudin apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang

berarti mengindahkan atau menghargai. Dalam konteks yang lebih luas, istilah

apresiasi menurut Gove dalam Aminudin mengandung makna pengenalan melalui

perasaan atau kepekaan batin dan pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai

keindahan yang diungkapkan pengarang (Aminudin, 2010: 34).

Pendapat lain diungkapkan oleh Abdul Rozak Zaidan dalam Herman J.

Waluyo (2009: 44) yang menyatakan bahwa apresiasi sebagai penghargaan atas

karya sastra sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan atas

karya sastra tersebut yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang

terkandung di dalam karya tersebut. Menurut Dissick dalam Herman J. Waluyo

(2009: 44) ada 4 tingkatan apresiasi, yaitu: 1) tingkat menggemari, 2) tingkat

menikmati, 3) tingkat mereaksi, dan 4) tingkat produktik.

Lebih lanjut, Wellek & Warren (1990: 9) menegaskan bahwa pemahaman

dan apresiasi adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum kita mengembangkan

pengetahuan dan pemikiran terhadap karya sastra. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Effendi dalam Solchan Tanuwijaya (1986: 5) apresiasi sastra adalah

kegiatan menggauli cipta karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh

pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang

baik terhadap cipta sastra.

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apresiasi

adalah suatu penghargaan terhadap karya sastra sebagai hasil pemahaman,

pengenalan, penafsiran, penghayatan, dan penilaian karya sastra tersebut.

c. Pengertian Prosa Fiksi

Prosa berasal dari kata “orate provorsa” yang dalam bahasa Inggris

dikenal istilah prose yang berarti uraian langsung, cerita langsung, atau karya

sastra yang menggunakan bahasa terurai (Herman J. Waluyo dan Nugraheni Eko

W., 2009: 1). Graham Atkin (1995: 150) menyatakan bahwa prosa adalah sesuatu

yang bukan puisi dan fiksi adalah sesuatu yang tidak nyata.

Istilah prosa fiksi disebut juga karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan

prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot (Aminudin, 2010: 66). Lebih

lanjut ditegaskan Aminudin bahwa pengertian prosa fiksi adalah kisahan atau

cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar, serta

tahapan, dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi

pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.

Sejalan dengan pendapat Aminudin, Burhan Nurgiyantoro (2010: 2)

mengemukakan bahwa prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi

(fiction), teks naratif (narrative text), atau wacana naratif (narrative discource).

Istilah fiksi dalam hal ini berarti cerita rekaan (cerkan). Jadi karya fiksi

menyarankan suatu karya yang menceritakan sesuatu bersifat rekaan, khayalan,

sesuatu yang tidak ada sehingga tidak perlu dicari kebenarannya dalam dunia

nyata. Boulton (dalam Solchan Tanuwijaya, 1986: 11) menyatakan bahwa karya

fiksi merupakan suatu tuturan hasil imajinasi pengarang, berisikan berita yang

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

diemban oleh tokoh dengan perwatakan tertentu dalam suatu laku yang

menggambarkan bermacam-macam peristiwa melalui tahapan alur.

Herman J. Waluyo menyatakan bahwa prosa fiksi yaitu jenis prosa yang

dihasilkan dari proses imajinasi atau hasil khayalan. Roman, novel, dan cerpen

diklasifikasikan sebagai prosa fiksi (2009: 1). Prosa fiksi terdiri atas roman,

cerpen, dan novel (diurutkan berdasarkan mana yang paling dulu diciptakan).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

prosa fiksi adalah suatu karya atau cerita yang dihasilkan dari proses imajinasi

atau hasil khayalan.

d. Jenis-jenis Prosa Fiksi

Jakob Sumardjo dan Saini K.M. (1988: 18) menjelaskan bahwa yang

termasuk penggolongan prosa fiksi adalah novel atau roman, cerita pendek, dan

novelet. Sejalan dengan Jakob Sumarjo, menurut Herman J. Waluyo dan

Nugraheni Eko W. (2008: 3) prosa fiksi terdiri atas roman, cerita pendek, dan

novel. Roman adalah prosa fiksi yang melukiskan sebagian besar kisah tokoh

yang biasanya dilukiskan sampai mati. Selanjutnya, Aminudin menjelaskan

bahwa jenis karya fiksi adalah roman, novel, novelet, dan cerpen (2009: 66).

Berkaitan dengan roman, Dick Hartono dan B. Rahmanto (1987: 12)

menyebutkan ciri-ciri roman: (1) secara tematis struktural, roman mementingkan

profil dari perkembangan psikologis tokoh dan menggambarkan suasana pada

zaman tertentu, (2) secara formal-struktural penyusunan roman dititikberatkan

pada kriteria yang berhubungan dengan aspek menceritakan sesuatu. Selanjutnya,

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

istilah roman mengalami perkembangan.

Pada Angkatan 45 dan seterusnya, jenis prosa fiksi yang disebut roman

lazim dinyatakan sebagai novel. Novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yang

tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek (Burhan Nurgiyantoro,

2010: 10). Istilah novel tersebut dapat dibedakan dengan istilah cerita pendek

(cerpen). Menurut Kenney (1966: 103), novel lebih panjang dibandingkan dengan

cerpen, novel tidak dapat dibaca dalam sekali duduk, sebaliknya cerpen dapat

habis dibaca dalam sekali duduk. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan

sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih

detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa jenis prosa

fiksi adalah roman, novel, dan cerpen.

e. Unsur Instrinsik Prosa fiksi

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir

sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang

membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah prosa fiksi (novel remaja) terdiri

atas: alur atau plot, tokoh dan penokohan, latar (setting), sudut pandang (poin of

view), tema, dan amanat (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 22-23).

Berbeda dengan Nurgiyantoro, Stanton (1965: 11-36) membedakan unsur

pembangun sebuah novel ke dalam tiga bagian: fakta, tema, dan sarana

pengucapan (sastra). Fakta (facts) dalam cerita meliputi karakter tokoh cerit, plot,

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dan setting. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Sedangkan, sarana

pengucapan sastra berupa sudut pandang penceritaan, gaya bahasa dan nada,

simbolisme, dan ironi. Elizabeth Bowen (dalam Buckler, 1961: ix) menjelaskan

bagian-bagian unsur intrinsik novel adalah plot, karakter, dialog, sudut pandang,

pesan moral, dan tema/pokok pikiran.

Berdasar pada penjelasan di atas dan untuk mencapai kompetensi dasar

menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan),

diharapkan siswa mampu menganalisis unsur intrinsik sebuah prosa fiksi (novel

remaja) yang meliputi alur atau plot, tokoh dan penokohan, latar (setting), sudut

pandang (poin of view), tema, dan amanat.

Berikut ini adalah penjelasan unsur-unsur intrinsik prosa fiksi.

1). Alur atau Plot

Panuti Sujiman (1988: 29) menegaskan dalam sebuah cerita rekaan

berbagai peristiwa disajikan dlam urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu

membangun tulang punggung cerita, yaitu alur. Pengertian alur dalam cerita

pendek atau dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang

dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang

dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 2010: 83). Menurut

Herman J. Waluyo (2009: 14) alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita,

yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan

hubungan sebab dan akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-

nebak peristiwa yang akan datang.

William Kenney (1966: 14) menyatakan by plot in fiction, then we mean

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

not simply the events recounted in the story but the author's arrangement of those

events according to their causal relationship. Plot dalam prosa fiksi adalah cara

pengarang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun/berurutan dengan

memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan. Plot dapat

dibagi menjadi beberapa elemen yaitu pengenalan, timbulnya konflik, konflik

memuncak, klimaks, pemecahan soal (Sumardjo dan Saini, 1988: 49). Sementara

itu, William Kenney (1966: 14) menyebutkan tiga tahap plot, yaitu: (1) beginning

atau exposition; (2) the middle atau konflik, komplikasi, dan klimaks; dan (3) the

end atau denouement.

Menurut Herman J. Waluyo (2009: 19) pada prinsipnya, ada tiga jenis

alur, yaitu: (1) alur garis lurus/alur progresif/ alur konvensional; (2) alur

“flashback”atau sorot balik/ alur regresif; dan (3) alur campuran, yaitu pemakaian

alur garis lurus dan flashback sekaligus dalam cerita. Sebuah cerita yang

peristiwanya susul-menyusul secara temporal dikatakan beralur terusan atau

beralur linear, yang ada menggunakan sorot balik dikatakan beralur balikan. Alur

dikatakan datar jika (hampir-hampir) tidak ada atau tidak terasa adanya gawatan,

klimaks, dan leraian. Jika jalinan peristiwa dalam cerita itu semakin menanjak,

sesuai dengan sifatnya itu dikatakan beralur menanjak. Visualisasi alur meliputi

pengantar (introduction), rangsangan (inciting moment), klimaks (climax), leraian

(falling action), dan selesaian (catastrophe) (Panuti Sujiman, 1988: 40-41).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa alur atau plot

adalah jalinan peristiwa secara beruntutan dengan memperhatikan hubungan

sebab akibat sehingga cerita itu merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2). Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan dua hal yang berhubungan erat.

Menurut Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 165) tokoh cerita

(charakter) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan. Panuti Sujiman (1988: 16) mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan

dalam berbagai peristiwa dalam cerita.

Aminuddin (2010: 79) mengatakan bahwa peristiwa dalam karya sastra

selalu diemban oleh tokoh/pelaku. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam

cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh.

Sedangkan, penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku.

Hubungan pengarang dan tokoh dalam cerita rekaan tidak dapat

terelakkan. Diri pengarang atau tokoh lain dapat diadaptasikan pada tokoh, dan

perwatakan tokoh dapat dicipta dengan lebih bersemangat sesuai dengan

lingkungan dan unsur-unsur yang lain (Wijaya Heru Santosa, 2010: 55).

Selanjutnya, Aminuddin (2010: 79-80) menegaskan bahwa para tokoh

dalam suatu cerita memiliki peran yang berbeda-beda. Seorang tokoh yang

memiliki peranan penting disebut tokoh inti/tokoh utama. Sedangkan, seorang

tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya

melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan/tokoh

pembantu. Graham Atkin (1995: 156) menegaskan bahwa karakteristik dalam

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

novel adalah bagian yang paling menarik dan berkesan. Lebih lanjut, Herman J.

Waluyo mengatakan bahwa dalam menggambarkan watak tokoh, pengarang

mempertimbangkan tiga dimensi yaitu : (1) dimensi psikis (kejiwaan) yang

meliputi penggambaran watak/temperamen tokoh; (2) dimensi fisiologis (keadaan

fisik) yang dikaitkan dengan umur, ciri fisik, keadaan diri, dsb.; (3) dimensi

sosiologis menggambarkan suku, jenis kelamin, kekayaan, pangkat/kedudukan,

profesi/pekerjaan (2009: 30-31).

Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapatlah dibedakan tokoh sentral

dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran pimpinan disebut tokoh utama

atau protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita. Ia

bahkan menjadi pusat sorotan dalam kisahan. Kriteria yang digunakan untuk

menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita,

melainkan intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang

membangun cerita. Protagonis dapat juga ditentukan dengan memperhatikan

hubungan antartokoh. Protagonis berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lain,

sedangkan tokoh-tokoh itu sendiri tidak semua berhubungan satu dengan yang

lain (Panuti Sujiman, 1988: 17-18)

Adapun tokoh yang merupakan penentang utama dari protagonis disebut

antagonis atau tokoh lawan. Antagonis termasuk tokoh sentral. Protagonis

mewakili yang baik dan yang terpuji, karena itu biasanya menarik simpati

pembaca. Antagonis mewakili pihak yang jahat atau yang salah (Panuti Sujiman,

1988: 19). Selanjutnya, Panuti Sujiman menjelaskan bahwa tokoh-tokoh itu

rekaan pengarang. Oleh karena itu, hanya pengaranglah yang mengenal mereka.

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tokoh-tokoh itu perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya

agar wataknya juga dikenal oleh pembaca. Yang dimaksud dengan watak ialah

kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh

lain. Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut

penokohan (1988: 23).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh dan

penokohan adalah cara melukiskan pelaku cerita dan menghidupkan karakternya

sehingga dapat meyakinkan pembaca atas kebenaran cerita yang disampaikan

pengarang.

3). Latar atau Setting

Burhan Nurgiyantoro (2010: 217) menyebutkan bahwa latar memberikan

pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan

realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah

sungguh-sungguh ada dan terjadi. Sumardjo dan Saini menyatakan bahwa setting

bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu tertentu tetapi juga hal-hal yang

hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam debunya, pemikiran rakyatnya,

kegilaan mereka, gaya hidup mereka, kecurigaan mereka, dan sebagainya (1991:

76).

Selanjutnya, Herman J. Waluyo (2009: 34) mengemukakan bahwa setting

adalah tempat kejadian cerita. Tempat kejadian cerita berkaitan dengan aspek

fisik, sosiologis, dan psikis. Selanjutnya, dijelaskan bahwa setting juga dapat

dikaitkan dengan tempat dan waktu.

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulan bahwa latar

(setting) adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan

tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.

4). Sudut Pandang atau Point of View

Yang dimaksud titik pandang atau point of view adalah cara pengarang

menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan (Aminuddin, 2010: 90).

Selanjutnya, Sumardjo dan Saini (1988: 82) menyatakan point of view pada

dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut pandangan yang diambil pengarang

untuk melihat suatu kejadian cerita.

Selain itu, Burhan Nurgiyantoro (2010: 248) juga menyebutkan bahwa

sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, dan siasat, yang secara

sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Sejalan

dengan pendapat Nurgiyantoro, Waluyo mengemukakan bahwa point of view

dinyatakan sebagai sudut pandang pengarang, yaitu teknik yang digunakan

pengarang untuk berperan dalam cerita (2009: 37).

Ada beberapa jenis pusat pengisahan (point of view). Menurut Burhan

Nurgiyantoro (2010: 248) secara garis besar sudut pandang cerita dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu: (a) persona pertama, fisrt-person, gaya “aku”, dan (b)

persona ketiga, third-person, gaya “dia”.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sudut pandang

adalah cara memandang/teknik yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk

menyajikan tokoh, tindakan latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita.

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5). Tema

Setiap prosa fiksi mengandung gagasan pokok yang lazim disebut tema.

Menurut Herman J. Waluyo (2009: 10) tema adalah gagasan pokok dalam cerita

fiksi. Tema diketahui melalui proses pembacaan karya sastra yang dilakukan

beberapa kali.

Tema adalah ide cerita (Sumardjo dan Saini, 1988: 56). Pengarang dalam

menulis cerita tidak sekadar bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu kepada

pembacanya. Selanjutnya, Robert Stanton (1965: 20) dan William Kenney (1966:

88) menyatakan bahwa tema (theme) sebagai the meaning of the story . Tema

adalah makna yang dikandung oleh cerita. Menurut Aminuddin (2010: 91) tema

adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal

tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.

Bertolak dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tema adalah ide atau gagasan atau permasalahan yang mendasari suatu cerita yang

merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra.

6). Amanat

Karya sastra selain berfungsi sebagai hiburan bagi pembacanya, juga

berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain, pengarang selain untuk

menghibur pembaca (penikmat) juga ingin mengajari pembaca suatu ajaran moral.

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2010: 321) moral dalam karya sastra dapat

dipandang sebagai amanat, pesan, message. Bahkan, unsur amanat itu sebenarnya

merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya itu, gagasan yang mendasari

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan.

Selanjutnya, Burhan Nurgiyantoro menegaskan bahwa fiksi mengandung

penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan

pandangan moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku para tokoh itulah,

diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang

disampaikan, yang diamanatkan (2010: 321).

William Kenney (1966: 89) menyatakan bahwa moral adalah suatu saran

yang berhubungan dengan ajaran yang bersifat praktis, yang dapat

diambil/ditafsirkan lewat cerita oleh pembaca. Moral dapat dipandang sebagai

salah satu wujud tema yang sederhana, tetapi tidak semua moral itu tema.

Panuti Sujiman menyatakan bahwa amanat adalah suatu ajaran moral atau

pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Karya sastra yang mengandung

tema sesungguhnya merupakan suatu penafsiran atau pemikiran tentang

kehidupan. Permasalahan yang terkandung di dalam tema atau topik cerita ada

kalanya diselesaikan secara positif (happy ending). Jika permasalahan yang

diajukan dalam cerita juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang, maka jalan

keluarnya itulah yang disebut amanat. Amanat terdapat pada sebuah karya sastra

secara implisit ataupun scara eksplisit. Implisit, jika jalan keluar atau ajaran moral

itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Jika pengarang

pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat,

anjuran, larangan, dan sebagainya,berkenaan dengan gaagsan yang mendasari

cerita itu (1988: 57-58).

Bertolak dari uraian di atas, maka disimpulkan bahwa amanat adalah pesan

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang

ditulisnya.

f. Aspek-aspek Penilaian Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Untuk mengetahui tingkat kemampuan mengapresiasi prosa fiksi

digunakan tes kesastraan menurut Moody (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010:

459). Pengukuran tes kemampuan mengapresiasi sastra dibagi menjadi empat

kategori dari tingkat yang sederhana ke tingkatan yang semakin kompleks, yaitu:

(1) tes kesastraan tingkat infomasi (information); (2) tes kesastraan tingkat konsep

(concepts); (3) tes kesastraan tingkat perspektif (perspektif), dan (4) tes kesastraan

tingkat apresiasi (appreciation).

Selanjutnya, Burhan Nurgiyantoro (2010: 459-493) menjelaskan bahwa tes

kesastraan tingkat informasi digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa

berkaitan dengan hal-hal pokok yang berkenaan dengan sastra, baik yang

menyangkut data-data tentang suatu karya maupun data-data lain yang dapat

digunakan untuk membantu menafsirankannya. Data-data yang dimaksud

berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan apa yang terjadi, di mana, kapan,

berapa, nama, nama-nama pelaku, dan sebagainya.

Tes kesastraan pada tingkat konsep berkaitan dengan persepsi tentang

bagaimana data-data dan unsur-unsur karya sastra itu diorganisasikan. Unsur-

unsur karya merupakan hal pokok yang dipersoalkan dalam tes tingkat ini.

Masalah yang dimaksud antara lain berupa pertanyaan: apa sajakan unsur-unsur

yang terdapat dalam fiksi, mengapa pengarang memilih unsur seperti itu, apa efek

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pemilihan unsur itu, apa hubungan sebab akibat peristiwa itu, apa konflik pokok

yang dipermasalahkan, konflik apa sajakah yang mungkin muncul, faktor-faktor

apa sajakah yang mempengaruhi terjadinya konflik, dan sebagainya.

Setelah tes tingkat kedua diberikan, dilanjutkan pada tingkat ketiga yaitu

perspektif. Tes kesastraan tingkat perspektif berkaitan dengan pandangan siswa

atau pembaca sehubungan dengan karya sastra yang dibacanya. Bagaimana

pandangan dan reaksi siswa terhadap sebuah karya sastra akan ditentukan

kemampuannya memahami karya sastra yang bersangkutan. Masalah yang

dipersoalkan berupa permasalahan: apakah karya sastra itu bermanfaat atau

berarti, apakah kemungkinan cerita itu terjadi di tempat lain, simpulan apa yang

dapat diambil dari karya itu, dan lain-lain. Jadi, siswa dituntut mampu

menghubungkan antara sesuatu yang ada dalam teks sastra dan yang berada di

luar karya itu. Tes tingkat perspektif merupakan tes kognitif tingkat tinggi.

Tes kesastraan yang paling kompleks adalah tes kesastraan tingkat

apresiasi. Tes ini berkisar pada permasalahan bahasa atau kaitan antara bahasa

sastra dan linguistik. Pada tingkat apresiasi siswa mengenali dan memahami

bahasa sastra melalui ciri-cirinya dan membandingkan efektivitasnya dengan

penutur bahasa secara umum untuk pengungkapan hal yang kurang lebih sama.

Tes tingkat apresiatif menyangkut hal-hal seperti: mengapa pengarang memilih

bentuk, kata, atau ungkapan yang seperti itu, apa efek pemilihan bentuk, kata, dan

ungkapan, apakah pemilihan itu memang lebih baik dibandingkan bentuk-bentuk

linguistik yang lain, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi adalah kemampuan memberi penghargaan

terhadap karya prosa fiksi sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, dan

penghayatan terhadap karya sastra yang didukung oleh kepekaan batin terhadap

nilai-nilai yang terkandung di dalam prosa fiksi tersebut. Kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi dapat diukur melalui: a) kemampuan siswa yang

berkaitan dengan hal-hal pokok yang berkenaan dengan sastra, baik yang

menyangkut tentang data-data tentang suatu karya maupun data-data lain yang

dapat dipergunakan untuk membantu penafsiran (tingkat informasi); b)

kemampuan siswa menganalisis bagaimana data-data atau unsur-unsur karya

sastra itu diorganisasikan (tingkat konsep); c) kemampuan siswa dalam

memandang karya sastra yang dibacanya (tingkat perspektif); dan d) kemampuan

siswa mengenali dan memahami bahasa sastra melalui ciri-cirinya dan

membandingkan efektivitasnya dengan penuturan bahasa secara umum untuk

pengungkapan hal yang kurang lebih sama (tingkat apresiasi).

g. Pembelajaran Mengapresiasi Prosa Fiksi di Kelas VIII

Standar kompetensi yang terkait dengan pembelajaran prosa fiksi pada

siswa kelas VIII SMP semester genap, yaitu: (1) Aspek Mendengarkan, yaitu: 13.

Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan;

(2) Aspek Berbicara: 14. Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau

terjemahan) melalui kegiatan diskusi; dan (3) Aspek Membaca: 15. Memahami

buku novel remaja (asli atau terjemahan).

Standar kompetensi 13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

terjemahan) yang dibacakan terbagi menjadi kompetensi dasar, sebagai berikut;

(a) 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang

dibacakan; (b) 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau

terjemahan) yang dibacakan; (c) 13.3 Mendeskripsikan alur novel remaja (asli

atau terjemahan) yang dibacakan.

Standar kompetensi 14. Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau

terjemahan) melalui kegiatan diskusi terbagi menjadi kompetensi dasar, sebagai

berikut: 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan); (e) 14.2

Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) .

Standar kompetensi 15. Memahami buku novel remaja (asli atau

terjemahan) dirinci dalam kompetensi dasar, sebagai berikut: 15.1 Menjelaskan

alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan).

Indikator untuk masing-masing kompetensi dasar dapat dirinci sebagai

berikut: Pertama, kompetensi dasar 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel

remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan. Tujuan pembelajaran adalah siswa

mampu mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang

dibacakan. Adapun rumusan indikator adalah : (a) Mampu mendata tokoh utama

dan sampingan dalam novel remaja, dan (b) Mampu mengidentifikasi karakter

tokoh dalam novel remaja disertai dengan bukti / alasan yang logis.

Kedua, kompetensi dasar 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja

(asli atau terjemahan) yang dibacakan. Tujuan pembelajaran adalah siswa mampu

menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.

Adapun rumusan indikator adalah: (a) Mampu menjelaskan tema dan latar novel

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

remaja (asli atau terjemahan) terjemahan yang dibacakan; dan (b) Mampu

menyimpulkan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.

Ketiga, kompetensi dasar 13.3 Mendeskripsikan alur novel remaja (asli

atau terjemahan) yang dibacakan. Tujuan pembelajaran adalah siswa mampu

mendeskripsikan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.

Adapun rumusan indikator: (a) Mampu mendata tahap-tahap alur cerita; dan (b)

Mampu menentukan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan

dengan bukti deskripsi cerita pada setiap tahapnya.

Keempat, kompetensi dasar 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli

atau terjemahan). Tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mengomentari

kutipan novel remaja (asli atau terjemahan). Adapun rumusan indikator: (a)

Mampu mendata masalah-masalah yang perlu dikomentari; dan (b) Mampu

mengomentari novel dengan alasan yang logis

Kelima, kompetensi dasar 14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan

novel remaja (asli atau terjemahan). Tujuan pembelajaran adalah siswa mampu

menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan). ;

Adapun rumusan indikator: (a) Mampu mengemukakan hal yang menarik dari

novel dengan alasan yang logis; dan (b) Mampu menanggapi komentar teman

tentang novel dengan santun.

Keenam, kompetensi dasar 15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar

novel remaja (asli atau terjemahan). Tujuan pembelajaran adalah siswa mampu

menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan).

Adapun rumusan indikator: (a) Mampu menjelaskan alur cerita dalam novel; (b)

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Mampu menentukan karakter tokoh dalam novel; (c) Mampu menentukan latar

novel; dan (d) Mampu menganalisis keterkaitan antarunsur intrinsik dalam novel.

Langkah-langkah pembelajaran mengapresiasi prosa fiksi di kelas VIII

dapat dilakukan sebagai berikut:

Pertama, guru memilih prosa fiksi (novel remaja atau cerita pendek) yang

sesuai dengan usia murid, tingkat kelas, dan norma kehidupan. Mengingat waktu

yang terbatas barangkali cukup dipilih cerpen atau satu atau dua episode novel

remaja. Guru harus membacanya dulu, mempelajari semua unsur-unsur instrinsik

dan unsur ekstrinsik yang dijalin dalam cerpen/ novel remaja tersebut sebaik-

baiknya. Juga mencoba mencari informasi yang seluas-luasnya yang berhubungan

dengan pengarang dan karya-karya pengarang tersebut.

Kedua, memberi tugas pada siswa untuk membaca cerita pendek/ novel

remaja tersebut dengan cermat. Seandainya novel remaja/ cerita pendek tersebut

cukup panjang, siswa bisa ditugaskan membaca dulu di rumah sehari sebelumnya.

Untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan siswa tentang prosa fiksi, guru

dapat mengajukan pertanyaan, misalnya: (a) bagaimana kesan Anda terhadap

cerpen tersebut? (b) hal-hal apa saja yang Anda peroleh setelah membaca prosa

tersebut? (c) siapakah tokoh yang bisa diteladani? (d) apa sajakah hal-hal menarik

dari cerita tersebut? dan sebagainya.

Ketiga, guru membimbing siswa untuk menganalisis lebih jauh lagi

mengenai unsur-unsur cerita tersebut, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Kegiatan ini dilakukan secara klasikal, dengan rnemanfaatkan interaksi guru-

siswa, siswa-guru,dan siswa-siswa secara maksimal. Urutan penganalisisan dan

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

jenis pertanyaan, pembimbingan dapat dilakukan sebagai berikut:(a) plot (alur)

cerita tersebut; (b) tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing; (c) sudut

pandang atau pusat cerita; (d) latar cerita; (e) tema ;dan (f) amanat.

Keempat, setelah analisis selesai dilakukan, setiap siswa diminta

menyusun pendapatnya mengenai cerita tersebut lengkap dengan alasannya. Satu

dua siswa diminta membacakan pendapatnya di muka kelas.

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) pengertian pembelajaran kooperatif; b) sintaks

pembelajaran kooperatif ; dan c) jenis metode pembelajaran kooperatif.

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

mendukung pembelajaran kontekstual. Ada banyak alasan yang membuat

pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya

adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran

koperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-

akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antarkelompok,

penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan

meningkatkan rasa harga diri. Pembelajaran kooperatif juga merupakan salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran

kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan

saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok

belum menguasai bahan pelajaran (Slavin, 2005: 4-5).

Donal Cruickshack (1999: 206-207) menyatakan bahwa tujuan

pembelajaran kooperatif adalah untuk bekerja sama demi kepentingan pribadi dan

kelompok. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) kelompok

heterogen; (2) tugas kelompok; (3) saling membantu satu sama lain dalam

kelompok dengan prinsip semua untuk satu, satu untuk semua; dan (4)

penghargaan kelompok diberikan secara merata kepada setiap anggota/individu.

Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai

sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur

ini adalah lima unsur pokok (Anita Lie dalam Sugiyanto, 2008: 38) yaitu saling

ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian

bekerja sama, dan proses kelompok. Model pembelajaran Cooperative Learning

tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif (pembelajaran gotong

royong) dalam pendidikan adalah homo homini socius yang menekankan bahwa

manusia adalah makhluk sosial. Model pembelajaran kooperatif suatu strategi

belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam

bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur

dalam kelompok, yang terdiri dari empat orang atau lebih.

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Menurut Anita Lie (dalam Sugiyanto, 2008: 38-39) lima unsur model

pembelajaran gotong royong, antara lain: (1) Saling ketergantungan positif.

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya; (2)

Tanggung jawab perseorangan. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut

prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik; (3) Tatap muka. Dalam

pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus diberikan kesempatan

untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk

sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan; (4)

Komunikasi antaranggota. Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali

berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka; dan (5) Evaluasi

proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap

atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari empat orang

atau lebih.

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Richard I. Arends (2001: 332) menjelaskan bahwa sintaks/tahapan

pembelajaran kooperatif dapat dicermati pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Perilaku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasi siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara

membentuk kelompok belajar dan membantu

setiap agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok belajar

dan bekerja

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

(diadopsi dari Richard I. Arends ,2001: 332)

Agus Suprijono (2011: 65-66) menjelaskan sintaks pembelajaran

kooperatif terbagi atas 6 fase , yaitu: (1) fase pertama, guru mengklarifikasi

maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta

didik harus memahami scenario pembelajaran; (2) fase kedua, guru

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik; (3) fase

ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini. Oleh sebab itu, transisi pembelajaran

dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Guru

harus menjelaskan bahwa peserta didik harus bekerja sama dalam kelompok.

Penyelesaian tugas kelompok harus menjadi tujuan kelompok; (4) fase keempat,

guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang

harus dikerjakan dan waktu yang dialokasikan; (5) fase kelima, guru melakukan

evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran; dan (6) guru memberikan

reward pada peserta didik.

Bertolak dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sintaks

pembelajaran kooperatif terbagi atas enam fase yaitu menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasi siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar dan bekerja,

evaluasi, dan memberikan penghargaan.

c. Jenis Metode Pembelajaran Kooperatif

Menurut Richard I. Arends, ada empat pendekatan pembelajaran

kooperatif yang harus dikuasai oleh guru, yaitu: (1) Student Teams Achievement

Divisions (STAD); (2) Jigsaw; (3) Group Investigation (IG); dan (4) Structural

Approach (2001: 323-324). Sementara itu, menurut Slavin dalam Narulita Yusron

(2005: 11) jenis metode pembelajaran kooperatif meliputi: (1) Student Team-

Achievement Division (STAD); (2) Team-Games-Tournament (TFG); (3) Jigsaw;

(4) Cooperative Integrated Reading an Composition (CIRC); dan (5) Team

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Accelerated Instruction (TAI).

Pada bagian di bawah ini akan dikaji lebih mendalam tentang metode

pembelajaran kooperatif yang akan diteliti pengaruhnya dalam kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi, yang meliputi: (1) pembelajaran kooperatif jigsaw dan

(2) pembelajaran kooperatif STAD.

3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) hakikat Jigsaw; b) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif Jigsaw ; dan c) kelebihan dan kekurangan Jigsaw.

a. Hakikat Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson

dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan

teman-teman di Universitas John Hopkins (Sugiyanto, 2008: 43). Teknik

mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson. Teknik ini dapat digunakan dalam

pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik

ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan

membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih

bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana

gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi

dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 14) mengatakan bahwa pembelajaran

kooperatif jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota

lain dalam kelompoknya. Dalam teknik jigsaw, siswa bekerja dalam anggota

kelompok yang sama yaitu empat-enam orang dengan latar belakang yang

berbeda. Para siswa ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu.

Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu

dari tugas tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim yang berbeda

bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka

kembali ke timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

Pada model pembelajaran kooperatif jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.

Kelompok asal (home teams) merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok

ahli atau kelompok pakar (expert group) yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan

mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan

dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal

(Sugiyanto, 2008: 44). Richard I. Arends menjelaskan “ in the jigsaw model, each

teams member is responsible for mastering part of the learning materials and then

teaching that part to the other team members”. Dalam model Jigsaw, setiap

anggota tim bertanggung jawab untuk menguasai bagian materi kemudian

mengajarkan bagian materi itu kepada anggota tim lainnya (2001: 323).

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan pada

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

gambar sebagai berikut.

Kelompok Asal (Home Teams)

+ = + =

+ = + =

* # * #

* # * #

+ + = =

* * # #

+ + = =

* * # #

Kelompok Ahli (Expert Teams)

Gambar 1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw (Richard I. Arends, 2001: 323).

Berdasarkan penelitian Ali Gojer dalam Jurnal Educational Research and

Reviews dengan judul ”A Comparative Research on The Effectivity of

Cooperative Learning Method and Jigsaw Technique on Teaching Literary

Genres”didapatkan temuan bahwa sehubungan dengan pengajaran genre sastra,

guru dapat mengembangkan sikap siswa untuk saling ketergantungan positif

dengan melakukan kegiatan kooperatif. Ini membuktikan filosofi pembelajaran

kooperatif, efektivitas teknik jigsaw diterapkan dalam mengajarkan genre satra.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan keterampilan berbahasa

khususnya dalam upaya mengefektifkan pengajaran sastra, pembelajaran

kooperatif teknik jigsaw ditemukan lebih efektif daripada metode pembelajaran

konvensional (2010: 439-445).

Sejalan dengan penelitian Ali Gojer, penelitian yang dilakukan oleh

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Kemal Doymus dengan judul ” Effect s of Two Cooperative learning Strategies

on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry”dalam Jurnal World

Applied Sciences juga menegaskan bahwa di masa mendatang teknik jigsaw

penting diimplementasikan untuk belajar ilmu pengetahuan. Penelitian ini menjadi

bukti hasil yang positif karena peserta didik telah memberikan tanggapan tertulis

tentang pertanyaan yang berkaitan dengan teknik jigsaw (2009: 34-42).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif jigsaw adalah siswa bekerja dalam anggota kelompok

yang sama yaitu empat-enam orang dengan latar belakang yang berbeda. Para

siswa ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu. Tiap anggota

tim ditugaskan untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu. Setelah membaca

materinya, para ahli dari tim yang berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik

yang sedang mereka bahas, lalu mereka kembali ke tim asalnya untuk

mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Langkah-langkah dalam jigsaw sebagai berikut: (1) Guru mengenalkan

topik yang akan dibahas. Kemudian Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa

kelompok, dengan setiap kelompok terdiri atas 4–6 siswa dengan kemampuan

yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam

kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan

dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam

jigsaw, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi

pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam kelompok

ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun

rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya pada kelompok asal.

Kelompok asal ini disebut kelompok jigsaw (gigi gergaji); (2) Setelah siswa

berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan

presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu

kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar

guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah

didiskusikan; (3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual; (4) Materi

sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi

pembelajaran; dan (5) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan jigsaw untuk

belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang

runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (Agus Suprijono,

2011: 89-91)

Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa langkah

pembelajaran kooperatif jigsaw adalah guru membagi suatu kelas menjadi

beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri atas 4–6 siswa dengan

kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota

dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang

akan dipelajari siswa. Setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian

materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang

sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam

kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama.

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Akhirnya, siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif jigsaw disampaikan

oleh Elliot Aronson (2001) dalam Jigsaw Classroom yang dikenal dengan Jigsaw

in 10 Easy Steps. Adapun kelebihan pembelajaran kooperatif jigsaw, antara lain:

(1) siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomunikasi; (2) meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain karena siswa

tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap

memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang

lain; (3) dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih

baik antarsiswa; (4) dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa karena

siswa lebih banyak belajar dari teman daripada dengan guru; dan (5) interaksi

yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan

memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Adapun kelemahan pembelajaran kooperatif jigsaw, yaitu: (1) prinsip

utama pola pembelajaran jigsaw adalah ‘peer teaching” atau disebut juga tutor

sebaya yaitu pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena

perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan

bersama dengan siswa lain; (2) dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu

berdiskusi menyampaikan materi pada teman jika siswa tidak memiliki rasa

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kepercayaan diri; (3) dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-

tipe siswa dalam kelompok jika jumlah siswa dalam satu kelas lebih dari 40 siswa

tetapi bisa diatasi dengan model team teaching; dan (4) awal penggunaan metode

ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan

persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan

baik.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif jigsaw adalah siswa bekerja dalam anggota kelompok

yang sama yaitu empat-enam orang dengan latar belakang yang berbeda. Para

siswa ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu. Tiap anggota

tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu dari tugas

tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim yang berbeda bertemu

untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka kembali ke

timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

4. Hakikat Pembelajaran Kooperatif STAD

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) hakikat STAD; b) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif STAD ; dan c) kelebihan dan kekurangan STAD.

a. Hakikat STAD

Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 11) mengemukakan bahwa dalam

STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang atau

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

lebih yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang

etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka

untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.

Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-

sendiri, pada saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Selanjutnya,

Slavin menegaskan bahwa gagasan utama STAD adalah untuk memotivasi siswa

supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai

kemampuan yang diajarkan oleh guru (2008: 12).

Menurut Sugiyanto STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah

metode yang dipandang paling sederhana dan paling langsung dari model

pembelajaran kooperatif (2008: 42). Richard I. Arends menjelaskan “in the STAD

model of cooperative learning, students in heterogeneous teams help, each other

by using a variety of cooperative study methods and quizzing procedures ”. Dalam

model pembelajaran kooperatif STAD, siswa dalam tim yang heterogen saling

membantu satu sama lain dengan menggunakan berbagai metode dan kuis (2001:

323).

Slavin dalam Narulita Yusron (2005: 143-146) mengemukakan bahwa

STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu : (1) Presentasi kelas. Materi yang

akan diajarkan dalam STAD disampaikan dalam presentasi di kelas penyampaian

presentasi dapat melalui audio visual maupun metode lainnya sesuai dengan RPP

yang akan digunakan guru; (2) Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang

mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras,

dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

tim harus benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah mempersiapkan

anggota tim untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru

menyampaikan materi tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan. Yang

paling sering terjadi pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan

bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman,

apabila anggota tim ada yang membuat. Tim adalah fitur yang paling penting

dalam STAD. Pada tiap poin/ nilai, yang ditekankan adalah membuat anggota tim

melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya; (3) Kuis. Setelah 1-2

jam pelajaran guru memberikan presentasi tentang materi pelajaran dan 1-2 jam

siswa menjalankan periode praktik tim maka selanjutnya adalah siswa

mengerjakan kuis indivudual. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu

dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa bertanggungjawab secara

individual untuk memahami materinya; (4) Skor Kemajuan Individual. Tiap siswa

dapat memberikan kontribusi poin/ nilai yang maksimal kepada timnya. Tiap

siswa diberi skor awal yang didapat dari nilai pada materi sebelumnya.

Selanjutnya, siswa akan mengumpulkan poin/ nilai untuk tim mereka berdasarkan

tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka; dan

(5) Penghargaan Tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan

lainnya apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif STAD adalah siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat

orang atau lebih yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar

belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD

Adapun langkah pembelajaran STAD adalah: (1) peserta didik dalam kelas

dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota

kelompok, tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin,

ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah); (2) tiap anggota

kelompok menggunakan lembar kerja siswa dan kemudian saling membantu

untuk menguasai materi kompetensi dasar mengapresiasi novel remaja; (3) guru

memastikan bahwa semua siswa telah menguasai materi pelajaran; (4) guru

mengevaluasi secara individu dan kelompok untuk mengevaluasi penguasaan

kompetensi; (5) tiap anggota kelompok dan tiap kelompok diberi skor atas

penguasaan kompetensi ; dan (6) siswa secara individu maupun secara kelompok

yang meraih prestasi tinggi, memperoleh skor sempurna, atau mampu meraih

suatu kriteria/standar yang ditentukan akan mendapat penghargaan.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif STAD memberi

kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan jawaban yang paling

tepat, serta dapat mendorong siswa untuk meningkatkan partisipasi dan kerja sama

mereka.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif STAD

Keunggulan dan kelemahan STAD dikemukakan oleh Alim Sumarno

(2011). Keunggulan pembelajaran kooperatif STAD, antara lain: (1) Siswa

bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dalam kelompok; (2) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk

sama-sama berhasil; (3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih

meningkatkan keberhasilan kelompok; dan (4) Interaksi antarsiswa seiring dengan

peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Kekurangan pembelajaran kooperatif STAD, antara lain: (1) Pengaturan

tempat duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu; (2) Jumlah siswa yang

banyak dalam suatu kelas menyebabkan guru kurang maksimal dalam mengamati

belajar siswa maupun kelompok; (3) Guru bekerja cepat dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan; dan (4)

Memerlukan waktu dan biaya banyak dalam mempersiapkan maupun

melaksanakan pembelajaran.

5. Hakikat Motivasi Belajar

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) pengertian motivasi; b) pengertian belajar; c)

pentingnya motivasi belajar; dan d) faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

a. Pengertian Motivasi

John W. Santrock dalam Diana Angelica (2009: 199) mengemukakan

bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan

perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,

memiliki arah, dan dapat dipertahan. Kekuatan yang memberikan energi dan

mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Keadaan internal yang mendorong,

mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Sejalan dengan pendapat John W.

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Santrock, Hamzah B. Uno (2011: 1) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan

dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada

diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dalam

dirinya.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan

siswa dalam belajar. Sebagian besar pakar psikologi menyatakan bahwa motivasi

merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku (Achmad

Rifa’i, 2010: 157). Sejalan dengan pendapat tersebut, Slavin dalam Achmad Rifa’i

(2010: 159) menyatakan bahwa motivasi merupakan proses internal yang

mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang terus menerus.

Berikut adalah pengertian motivasi dari berbagai perspektif dalam

psikologi (John W. Santrock dalam Diana Angelica, 2009: 200-201), yaitu: (1)

Perspektif Behavioral. Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci

dalam menentukan motivasi murid; (2) Perspektif Humanistis. Menekankan pada

kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih

nasib mereka dan peka terhadap orang lain; (3) Perspektif Kognitif. Pemikiran

murid akan memandu motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari

penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan;

dan (4) Perspektif Sosial. Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan

dengan orang lain secara aman.

Gage Berliner dalam Achmad Rifa’i (2010: 159) memadankan motivasi

dengan mesin mobil sebagai intensitasnya, dan setir mobil sebagai pengarahnya.

Dalam kenyataan antara intensitas dan arah itu sulit dipisahkan. Intensitas

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

motivasi pada suatu kegiatan sangat bergantung pada intensitas dan arah motivasi

bagi kegiatan lain. Motivasi tidak hanya penting untuk membuat peserta didik

melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak peserta

didik dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka

hadapi. Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor, misalnya

karateristik kepribadian. Motivasi dapat berasal dari karakteristik intrinsik suatu

tugas dan ekstrinsik suatu tugas. Contoh karakteristik intrinsik dari suatu tugas

belajar adalah pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan, motivasi yang

berasal dari sumber ekstrinsik suatu tugas adalah penilaian terhadap prestasi

siswa.

Berpijak dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari diri seseorang untuk

bertindak/bertingkah laku.

b. Pengertian Belajar

Slameto (2010: 2) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Sejalan dengan Slameto, Gage Berliner (dalam Ahmad

Rifa’i, 2010: 82) belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia

yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak

berasal dari proses pertumbuhan. Jadi, belajar merupakan proses di mana suatu

organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Beberapa pendapat pakar dikumpulkan oleh Agus Suprijono (2011: 2-3),

antara lain: (1) Gagne menyatakan belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas; (2) menurut Travers,

belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku; (3) Cronbach

menyatakan Learning is shown by a change in behavior as a result of experience

(belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman). Stephen B. Klein

(1996: 2) menyatakan bahwa learning can be defined as an experiential process

resulting in a relatively permanent change in behavior. Belajar dapat

didefinisikan sebagai proses pengalaman yang mengakibatkan perubahan yang

relatif permanen.

Sejalan dengan pendapat Stephen B. Klein, Morgan (dalam Mulyati, 2005:

4) mengatakan bahwa Learning is any relatively permanent change in behavior

that result of past experience (belajar adalah perubahan perilaku yang relatif

permanen yang merupakan hasil dari pengalaman masa lalu). Sejalan dengan

Morgan, Mulyati (2005: 5) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu usaha

sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui

latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan

karena peristiwa kebetulan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa belajar

(learning) merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan

peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan dan pengulangan.

c. Pentingnya Motivasi Belajar

Motivasi adalah penting. Apabila terdapat dua siswa yang memiliki

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kemampuan sama dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja, dan

hasil yang dicapai oleh siswa yg termotivasi lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang tidak termotivasi (Achmad Rifa’i, 2010: 160). Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar maka kegiatan

belajar tidak akan terjadi secara maksimal. Motivasi dan belajar merupakan dua

hal yang saling mempengaruhi.

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Motivasi

belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan sesorang dalam belajar.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat

dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)

adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar;

(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya lingkungan

belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar

dengan baik (Hamzah B. Uno, 2011: 23).

Motivasi menjadi faktor penyebab belajar, memperlancar belajar dan hasil

belajar. Oleh karena itu, guru hendaklah selalu memotivasi siswa selama proses

belajar sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, komunikasi

berjalan lancar, dan meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Selain

motivasi, kemampuan dan kualitas pembelajaran merupakan prasyarat penting

dalam belajar.

Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-28) motivasi pada dasarnya dapat

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk

perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari

motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain: (1) Menentukan hal-hal

yang dapat dijadikan penguat belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan

belajar. Motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat

memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu

agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan

yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar; (2) Memperjelas

tujuan belajar yang hendak dicapai. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan

belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati

manfaatnya bagi anak; dan (3) Menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang

telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan

baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu,

tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar,

maka dia tidak tahan lama belajar.

Lian Chua meneliti tentang motivasi siswa dalam belajar bahasa. Lian

Chua dalam Australian Journal of Educational & Developmental Psykhology

yang berjudul ”Associations between Chinese Language Classroom Environments

and Students Motivation to Learn The Language” menunjukkan bahwa

lingkungan kelas yang baik akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

bahasa. Siswa dapat termotivasi untuk belajar bahasa Cina jika tugas-tugas dan

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kegiatan berorientasi dalam ruang kelas (2009: 53-64).

Sejalan dengan hasil penelitian Lian Chua, penelitian Mansfield dengan

judul “Motivating Adolescents: Goals for Australian Students in Secondary

Schools” dalam Australian Journal of Educational & Developmental Psykhology

(2010: 44-55) meneliti tentang motivasi belajar. Mansfield menemukan bahwa

motivasi siswa mempengaruhi siswa untuk mencapai keberhasilan/prestasi di

sekolah. Tujuan masa depan siswa merupakan dampak kritis pada motivasi siswa

dalam mengejar prestasi dan tujuan belajar.

Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar memiliki peranan penting dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:

menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan

belajar yang hendak dicapai, dan menentukan ketekunan dan ketahanan dalam

belajar.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut John W.

Santrock dalam Diana Angelica, faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) faktor intrinsik. Motivasi internal untuk

melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi yang

didasarkan pada sebuah nilai dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat

penghargaan dari luar. Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena

dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu sendiri, dan (2) faktor ekstrinsik.

Motivasi melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mencapai tujuan). Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal

seperti imbalan (reward) dan hukuman. Imbalan eksternal dapat berguna untuk

mengubah perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar mau

mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid (2009:

204-210).

Sejalan dengan Santrock, Hamzah B. Uno (2011: 30-33) menegaskan

bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1) Faktor Pribadi. Dalam diri seseorang terdapat motif berprestasi. Motif

berprestasi adalah motif yang dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan

dikembangkan melalui proses belajar. Motif berprestasi sangat berpengaruh

terhadap unjuk kerja (performance) seseorang, termasuk dalam belajar (Hamzah

B. Uno, 2011: 30). Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung

untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda

pekerjaannya; dan (2) Faktor Lingkungan. Perbuatan atau perilaku individu

manusia ditentukan oleh faktor-faktor di dalam diri dan faktor lingkungan

individu yang bersangkutan. Sesungguhnya, faktor pribadi dan faktor lingkungan

sering berbaur, sehingga sulit menentukan apakah sesuatu benar-benar faktor

pribadi. Pada umumnya, motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan

individu setelah dibentuk oleh pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, motif

individu untuk melakukan sesuatu, misalnya motif untuk belajar dengan baik,

dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan

perkataan lain, melalui pengaruh lingkungan.

Pendapat lain disampaikan oleh Achmad Rifa’i (2010: 162-168) bahwa

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

setidak-tidaknya ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Keenam faktor itu adalah: (1) Sikap. Sikap merupakan kombinasi konsep,

informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon

seseorang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara

menyenangkan atau tidak menyenangkan; (2) Kebutuhan. Kebutuhan merupakan

kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang

memandu siswa untuk mencapai tujuan; (3) Rangsangan. Rangsangan merupakan

perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat

seseorang bersifat aktif; (4) Afeksi. Afeksi berkaitan dengan pengalaman

emosional, kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok

pada waktu belajar; (5) Kompetensi. Kompetensi memberikan peluang pada

kepercayaan diri untuk berkembang dan memberikan dukungan emosional

terhadap usaha tertentu dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan baru. ;

dan (6) Penguatan. Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau

meningkatkan kemungkinan respon.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat

motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Adapun indikator motivasi

belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan

berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan

dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Penelitian yang Relevan

Kajian berkaitan dengan penerapan pendekatan kooperatif tipe jigsaw

telah banyak dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan penelitian Gojer dalam Jurnal

Educational Research and Reviews dengan judul ”A Comparative Research on

The Effectivity of Cooperative Learning Method and Jigsaw Technique on

Teaching Literary Genres” didapatkan temuan bahwa sehubungan dengan

pengajaran genre sastra, guru dapat mengembangkan sikap siswa untuk saling

ketergantungan positif dengan melakukan kegiatan kooperatif. Ini membuktikan

filosofi pembelajaran kooperatif, efektivitas teknik jigsaw diterapkan dalam

mengajarkan genre satra. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan

keterampilan berbahasa khususnya dalam upaya mengefektifkan pengajaran

sastra, pembelajaran kooperatif teknik jigsaw ditemukan lebih efektif daripada

metode pembelajaran konvensional ( Gocer, 2010: 439-445).

Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Gocer adalah sama-

sama mengkaji efektivitas pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran

sastra. Gocer mengkaji pengaruh pembelajaran kooperatif jigsaw dengan

pembelajaran konvensional tanpa menyertakan variabel motivasi belajar,

sedangkan penelitian ini mengkaji pengaruh pembelajaran kooperatif jigsaw

dengan STAD dan variabel motivasi belajar. Dari kedua penelitian tersebut

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw lebih efektif diterapkan dalam

pembelajaran sastra.

Penelitian lain yang berkaitan dengan pengajaran sastra adalah hasil

penelitian Hismanoglu dalam Journal of Language and Linguistic Studies dengan

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

judul ” Teaching English Through Literatur”. Hismanoglu menemukan bahwa

sastra memainkan peran yang penting dalam program bahasa Inggris. Penggunaan

novel adalah teknik yang sangat bermanfaat dalam pembelajaran bahasa asing di

kelas, diantaranya: (1) mengembangkan pengetahuan siswa tentang budaya yang

berbeda; (2) meningkatkan motivasi siswa untuk membaca karena menjadi bahan

otentik; (3) menawarkan kehidupan nyata; (4) memberi kesempatan siswa untuk

mengembangkan kreativitas; (5) meningkatkan kemampuan berpikir kritis; (6)

membuka jalan untuk mengajar budaya bahasa target; dan (7) memungkinkan

siswa untuk melampaui apa yang tertulis dan menyelam ke dalam apa yang

dimaksud. Jika dipilih dengan cermat, pembelajaran dengan menggunakan novel

akan dapat memotivasi belajar siswa, menarik, dan menghibur. Sastra bukan

hanya sekadar alat untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan keterampilan menulis, tetapi juga dapat membuka jendela budaya

dan membangun kompetensi budaya pada siswa (Hismanoglu, 2005: 53-66).

Terdapat relevansi penelitian Hismanoglu dengan peneltian yang

dilakukan. Kedua penelitian ini sama-sama mengkaji pentingnya pembelajaran

sastra khususnya pembelajaran novel. Melalui pembelajaran dengan

menggunakan novel dapat dikembangkan keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan keterampilan menulis, selain itu novel juga dapat membuka jendela

budaya dan membangun kompetensi budaya pada siswa.

Penelitian Doymus dengan judul ” Effect s of Two Cooperative learning

Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry”dalam Jurnal

World Applied Sciences juga menegaskan bahwa di masa mendatang teknik

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

jigsaw penting diimplementasikan untuk belajar ilmu pengetahuan. Penelitian ini

menjadi bukti hasil yang positif karena peserta didik telah memberikan

tanggapan tertulis tentang pertanyaan yang berkaitan dengan teknik jigsaw

(Doymus, 2009: 34-42).

Penelitian yang dilakukan memiliki relevansi dengan penelitian Doymus,

yaitu sama-sama mengkaji penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw. Doymus

menerapkan teknik jigsaw untuk belajar ilmu pengetahuan, sedangkan penelitian

yang dilakukan diterapkan pada pembelajaran mengapresiasi prosa fiksi.

Berdasarkan kedua hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa teknik jigsaw dapat

memberikan pengaruh positif bagi siswa dalam belajar.

Lian Chua meneliti tentang motivasi siswa dalam belajar bahasa. Lian

Chua dalam Australian Journal of Educational & Developmental Psykhology

yang berjudul ”Associations between Chinese Language Classroom Environments

and Students Motivation to Learn The Language” menunjukkan bahwa

lingkungan kelas yang baik akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

bahasa. Siswa dapat termotivasi untuk belajar Bahasa Cina jika tugas-tugas dan

kegiatan berorientasi dalam ruang kelas (Chua, 2009: 53-64).

Terdapat relevansi antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian

yang dilakukan Chua. Kedua penelitian tersebut mengkaji pentingnya motivasi

siswa dalam belajar bahasa. Namun, ada perbedaan kajian. Chua mengkaji

pengaruh lingkungan kelas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

belajar bahasa, sedangkan penelitian yang dilakukan mengkaji pengaruh

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

mengapresiasi prosa fiksi.

Sejalan dengan hasil penelitian Lian Chua, penelitian Mansfield dengan

judul “Motivating Adolescents : Goals for Australian Students in Secondary

Schools” dalam Australian Journal of Educational & Developmental Psykhology

(2010: 44-55) meneliti tentang motivasi belajar. Mansfield menemukan bahwa

motivasi siswa mempengaruhi siswa untuk mencapai keberhasilan/prestasi di

sekolah. Tujuan masa depan siswa merupakan dampak kritis pada motivasi siswa

dalam mengejar prestasi dan tujuan belajar.

Penelitian yang dilakukan juga memiliki relevansi dengan penelitian

Mansfield. Kedua penelitian ini sama-sama mengkaji motivasi siswa dalam

meraih prestasi di sekolah. Mansfield mengemukakan bahwa keberhasilan siswa

di sekolah dipengaruhi motivasi. Penelitian yang dilakukan juga membuktikan

bahwa motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi.

C. Kerangka Berpikir

1. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Siswa yang Belajar dengan

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Lebih Tinggi daripada Siswa yang Belajar

dengan pembelajaran Kooperatif STAD

Pembelajaran mengapresiasi prosa fiksi dengan pembelajaran kooperatif

jigsaw terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal (home teams)

merupakan gabungan dari enam ahli yang bertugas menganalisis unsur-unsur

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

instrinsik yang terbagi dalam enam bagian materi, yaitu: tema, latar, tokoh dan

penokohan, alur, sudut pandang, dan amanat. Kelompok ahli atau kelompok pakar

(expert group) yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal

yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami satu bagian materi dan

menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan materinya untuk kemudian

menjelaskan materi yang dikuasainya tersebut kepada anggota kelompok asal.

Jadi, siswa diberi tanggung jawab dan mendapat kesempatan untuk menjadi ahli

satu materi dalam kelompok ahli dan bertanggung jawab menjelaskan materi yang

dikuasainya itu pada teman dalam satu kelompok asal.

Pembelajaran kooperatif jigsaw dapat memotivasi siswa untuk menguasai

satu materi dengan baik sehingga siswa bekerja keras dan bekerja sama dalam tim

ahli untuk menguasai satu materi dengan baik. Dalam pembelajaran siswa

bertanggung jawab menjelaskan materi yang harus dikuasai tersebut kepada teman

dalam satu kelompok asal. Jadi, setelah siswa kembali ke dalam kelompok asal

mereka dapat menguasai enam materi tersebut.

Dalam pembelajaran mengapresiasi prosa fiksi (novel remaja) dengan

pembelajaran kooperatif STAD, siswa bekerja dalam tim mereka dan bertugas

menyelesaikan enam materi secara bersama-sama dalam kelompok. Dalam STAD

tidak ada pembagian tugas materi. Kelompok STAD harus memastikan bahwa

semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Pada pembelajaran ini tidak ada

sistem pembagian tugas secara tim ahli. Jadi, siswa tidak diberi kesempatan untuk

menguasai satu materi tertentu dan tidak bertanggung jawab menjelaskan materi

yang dikuasainya itu pada teman dalam satu kelompoknya. Dalam STAD

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dimungkinkan ada anggota kelompok/siswa yang tidak berperan serta secara aktif

dalam pembelajaran. Untuk menguasai seluruh materi, dimungkinkan siswa

tersebut hanya belajar secara pasif dan menunggu penjelasan dari teman satu

kelompoknya.

Berdasarkan deskripsi di atas, pembelajaran kooperatif jigsaw diduga

memiliki tingkat keefektifan yang lebih tinggi/lebih baik dalam mengapresiasi

prosa fiksi (novel remaja) dibandingkan dengan STAD. Dengan demikian,

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan pembelajaran

kooperatif jigsaw diduga lebih tinggi/lebih baik dibandingkan STAD.

2. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Siswa yang Memiliki Motivasi

Belajar Tinggi Lebih Tinggi daripada Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Rendah

Kegiatan belajar yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang didorong

oleh motivasi untuk menguasai kompetensi dasar tertentu. Motivasi belajar sangat

penting untuk pencapaian hasil belajar yang maksimal. Siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa yang bermotivasi rendah.

Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung menganggap

belajar adalah suatu kebutuhan. Untuk memperoleh keberhasilan/prestasi belajar,

ia harus mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Dengan

mengerahkan seluruh kemampuannya itu, siswa yang memiliki motivasi tinggi

dapat menyelesaikan tugas mengapresiasi prosa fiksi dengan lebih baik. Begitu

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pula sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah kurang mampu

mengerahkan kemampuan yang dimilikinya untuk meraih keberhasilan. Dengan

demikian, siswa tersebut akan kesulitan dalam mengapresiasi prosa fiksi.

Motivasi belajar menjadi satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran

mengapresiasi prosa fiksi (novel remaja) karena motivasi belajar dapat

menumbuhkan daya tarik belajar, mempermudah pelaksanaan proses

pembelajaran, menyenangkan, dan memberi kepuasan pada siswa.

Berdasarkan uraian di atas, diduga kemampuan mengapresiasi prosa fiksi

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih tinggi/lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Interaksi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar terhadap

Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Sintaks pembelajaran kooperatif dapat menimbulkan motivasi belajar

untuk menguasai materi secara bersama-sama dalam kelompok. Seluruh anggota

kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi mengapresiasi prosa fiksi.

Pada akhirnya atas inisiatif sendiri, siswa mampu mengerahkan seluruh

kemampuan yang dimilikinya dalam proses pembelajaran mengapresiasi prosa

fiksi (novel remaja).

Pada pembelajaran kooperatif jigsaw, siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi berpeluang terjadi efektivitas pembelajaran mengapresiasi prosa

fiksi (novel remaja) yang lebih tinggi pula. Begitu pula pada pembelajaran

kooperatif STAD, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi berpeluang terjadi

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

efektivitas pembelajaran yang tinggi pula. Jadi, siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi, baik yang belajar dengan jigsaw maupun STAD sama-sama

memiliki efektivitas yang tinggi dalam pembelajaran mengapresiasi prosa fiksi.

Jadi, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi baik yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw maupun STAD memiliki kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi yang tinggi pula.

Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah siswa yang kurang

dapat mengerahkan kemampuannya dan kurang dapat bertanggung jawab pada

materi yang menjadi tugasnya. Di samping itu, ia juga akan mengalami kesulitan

untuk menjelaskan materi tersebut kepada teman satu kelompoknya. Dengan

demikian, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah diduga akan memperoleh

hasil kemampuan mengapresiasi prosa fiksi lebih rendah daripada hasil yang

dicapai siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Akan tetapi, sama-sama

memiliki motivasi rendah, siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif

jigsaw memiliki kemampuan mengapresiasi prosa fiksi lebih tinggi dibandingkan

dengan yang belajar dengan pembelajaran kooperatif STAD.

Atas dasar pemikiran di atas, kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi apabila belajar dengan pembelajaran

kooperatif jigsaw maupun STAD diduga hasilnya akan lebih tinggi/lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Bertolak dari

uraian tersebut, diduga terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan

motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir penelitian ini dapat

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

digambarkan sebagai berikut.

Tinggi Jigsaw

Siswa Motivasi Pembelajaran Kemampuan Belajar Apresiasi Mengapresiasi Prosa Fiksi Prosa Fiksi Rendah STAD Gambar 2 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Bertolak dari kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

diajukan sebagai berikut.

1. Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik/tinggi daripada siswa yang belajar

dengan pendekatan kooperatif STAD,

2. kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi lebih baik/tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah,

3. terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se-Kota Surakarta yang

meliputi 27 SMP Negeri, yaitu: SMP Negeri 1 sampai dengan SMP Negeri 27.

Kelas jigsaw di SMP Negeri 13 Surakarta dan Kelas STAD di SMP Negeri 26

Surakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu semester genap tahun

pelajaran 2011/2012 yaitu bulan Januari 2012 sampai dengan Juni 2012.

Penyusunan proposal dimulai pada bulan Januari. Setelah proposal disetujui, pada

akhir bulan Januari instrumen penelitian disusun. Instrumen penelitian yang telah

disusun diujicobakan pada bulan Februari. Setelah diuji validitas dan

reliabilitasnya, instrumen tersebut digunakan unutk mengambil data penelitian.

Analisis data dilakukan setelah data diperoleh. Pada bulan April dan Mei, tesis

mulai disusun dan dilaporkan. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 2 Agenda Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Jan Feb Maret April Mei Juni 1 Persiapan Penelitian

a. Mengajukan Judul Penelitian x--- b. Menyusun proposal -xx- c. Seminar proposal ---x d. Revisi proposal x--- e. Mengurus izin penelitian x--- f. Menyusun instrumen penelitian -x--

2 Pelaksanaan Penelitian a. Uji coba instrumen peneliian --x- b. Menganalisis hasil uji coba ---x c. Melaksanakan eksperimen xxxx xx-- d. Mengumpulkan data --x- e. Mengolah dan analisis data ---x xx-- f.Menyusun Bab IV dan V --xx

3 Penyelesaian Penelitian a. Mengajukan Ujian x--- b. Pelaksanaan Ujian -x-- c. Revisi Tesis -xxx d. Penggandaan Tesis ---x

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen

dengan rancangan faktorial 2 x 2. Studi eksperimen yaitu dengan sengaja

mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat

pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Suharsimi Arikunto, 2010: 151). Subjek

penelitian ini dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu kelas jigsaw dan kelas

STAD. Kelas jigsaw dipilih satu SMP Negeri di Kota Surakarta, sedangkan kelas

STAD satu SMP Negeri lain yang ada di Kota Surakarta.

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 3 Rancangan Analisis Data Model Faktorial 2 x 2

Motivasi Belajar

Tinggi (Bı)

Rendah (B2)

Pembelajaran

Kooperatif (A)

Jigsaw (PJ) (Aı))

Aı Bı (Kelompok 1)

Aı B2 (Kelompok 3)

STAD (PS) (A2)

A2Bı (Kelompok 2)

A2 B2 (Kelompok 4)

A2

Bı B2

(Budiono, 2003: 99)

Keterangan :

Aı : Kelas siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw

A2 : Kelas siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif STAD

AıBı : Kelas siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw

A2Bı : Kelas siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif STAD

AıB2 : Kelas siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw

A2B2 : Kelas siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif STAD

Sesuai dengan rancangan di atas, jumlah variabel bebas dikategorikan dua,

yaitu (1) pembelajaran kooperatif yang terdiri dari dua taraf (a) pembelajaran

kooperatif jigsaw (PJ) dan (b) pembelajaran kooperatif STAD (PS), dan (2)

motivasi belajar, yang terdiri dua taraf, yakni (a) motivasi belajar tinggi (MBT)

dan (b) motivasi belajar rendah (MBR).

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) adalah

keseluruhan subjek penelitian. Populasi dapat berwujud sejumlah manusia, benda-

benda gejala-gejala, nilai tes dan peristiwa-peristiwa lain sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Adapun populasi

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kota Surakarta tahun ajaran

2011/2012.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

Pertama, ditentukan dua SMP Negeri se-Kota Surakarta yang akan

dijadikan kelas jigsaw dan kelas STAD dengan teknik purposive sampling.

Purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang

dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Suharsimi Arikunto, 2010:

33). Artinya kedua SMP Negeri yang ditentukan tersebut diambil berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan penelitian sesuai dengan tujuan atau maksud

penelitian.

Pertimbangan tersebut didasarkan pada sifat kehomogenan yang

diasumsikan bahwa (a) kedua SMP tersebut sama berstatus negeri yang berada di

Kota Surakarta, (b) kedua SMP Negeri tersebut menggunakan kurikulum yang

sama yaitu KTSP, (c) Siswa-siswi pada kedua SMP negeri tersebut rata-rata sama

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dilihat dari aspek psikologis, kematangan berpikir, pertumbuhan fisik dan usia ,

(d) siswa-siswi pada kedua SMP Negeri tersebut memiliki rerata nilai yang

hampir sama. Untuk memenuhi kriteria sifat kehomogenan digunakan dasar

pertimbangan hasil seleksi PPDB Online SMP Negeri Kota Surakarta tahun ajaran

2010/2011. Berpijak pada hasil seleksi tersebut ditentukan dua SMP yang

dijadikan sampel penelitian yaitu SMP Negeri 13 Surakarta dan SMP Negeri 26

Surakarta.

Kedua, ditentukan secara acak satu kelas jigsaw dan satu kelas STAD dari

dua SMP Negeri yang terpilih tersebut. SMP Negeri 13 Surakarta sebagai kelas

jigsaw dan SMP Negeri 26 Surakarta sebagai kelas STAD.

Ketiga, pendataan tinggi-rendah motivasi belajar didasarkan pada jawaban

responden terhadap angket motivasi belajar yang diberikan sebelum penelitian

dilaksanakan. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi jika skor

total angket yang diperoleh di atas rata-rata, sebaliknya jika skor total yang

diperoleh siswa di bawah rata-rata, dikelompokkan motivasi belajar rendah.

Dalam pelaksanaan penelitian, dibedakan perlakuan terhadap kelas jigsaw

dengan kelas STAD. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Perlakuan pada Kelas Jigsaw. Subjek penelitian kelas jigsaw diberikan perlakuan

sebanyak 12 kali pertemuan. Tiap kali pertemuan dengan durasi waktu 2 x 40

menit. Materi-materi yang diberikan berdasarkan tahap pembelajaran kooperatif

jigsaw. Perlakuan pada Kelas STAD. Subjek penelitian kelas STAD diberi

pembelajaran kooperatif STAD dengan perlakuan sebanyak 12 kali pertemuan,

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

tiap pertemuan berdurasi dua kali empatpuluh menit. Materi yang diberikan sama

dengan materi yang diajarkan seperti pada kelas jigsaw.

Prosedur perlakuan penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu a) tahap

persiapan, b) tahap pelaksanaan, dan c) tahap akhir pelaksanaan perlakuan.

a) Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyusunan bahan perlakuan terdiri atas

dua kelompok, yaitu bahan perlakuan untuk pembelajaran kooperatif jigsaw dan

bahan perlakuan untuk pembelajaran kooperatif STAD. Bahan-bahan tersebut

disesuaikan dengan silabus mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP.

Selanjutnya, bahan tersebut disajikan selama 12 pertemuan.

b) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan perlakuan berlangsung secara bersama-sama masing-masing

selama 12 kali pertemuan. Tiap pertemuan, baik untuk kelompok jigsaw maupun

kelompok STAD dilakukan pada hari dan waktu sesuai dengan jadwal pelajaran

siswa.

Kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw pada

tiap pertemuan dilakukan sesuai dengan tahap/langkah-langkah sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sementara itu, siswa yang belajar

dengan pembelajaran kooperatif STAD juga dilakukan langkah-langkah

pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c) Tahap Akhir Pelaksanaan Perlakuan

Setelah 12 kali pertemuan dilaksanakan, diadakan post tes untuk semua

responden. Hal ini untuk melihat kemampuan mengapresiasi prosa fiksi

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

berdasarkan penyerapan materi yang telah dipelajarinya.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel

terikat. Dua variabel bebas tersebut, yaitu variabel pembelajaran kooperatif dan

motivasi belajar. Adapun variabel terikatnya adalah kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi. Variabel pembelajaran kooperatif dibagi menjadi dua kategori, yaitu

pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran kooperatif STAD. Variabel

motivasi belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu motivasi belajar tinggi dan

motivasi belajar rendah. Secara operasional variabel-variabel penelitian tersebut

diuraikan sebagai berikut.

Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi adalah kemampuan siswa dalam

memahami, menghayati, menilai, mengomentari, menghargai karya sastra

sehingga muncul daya apresiasi siswa terhadap prosa fiksi khususnya novel

remaja yang dibacanya. Unsur-unsur tersebut dapat diukur dengan tes tingkat

kesastraan yang meliputi tingkat informasi, tingkat konsep, tingkat perspektif, dan

tingkat apresiasi.

Pembelajaran kooperatif jigsaw, siswa bekerja dalam anggota kelompok

yang sama yaitu empat sampai enam orang dengan latar belakang yang berbeda.

Para siswa ditugaskan untuk membaca dan mempelajari materi tertentu. Tiap

anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam aspek tertentu

dari tugas tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim yang berbeda

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka

kembali ke timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

Pembelajaran kooperatif STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang

terdiri atas empat sampai enam orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan,

jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan topik/materi

pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua

anggota tim telah menguasai materi pelajaran.

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya

dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai

peranan besar dalam keberhasilan sesorang dalam belajar. Indikator motivasi

belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan

berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan

dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

E. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

dan nontes. Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi, yaitu responden diminta untuk menjawab pertanyaan

yang sudah disiapkan oleh peneliti. Sementara itu, teknik nontes digunakan untuk

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

mengumpulkan data motivasi belajar, yaitu dengan memberikan angket yang

harus ditanggapi oleh responden.

Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut, maka instrumen penelitian

yang perlu disiapkan sebagai berikut.

1. Instrumen Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

a. Definisi Konseptual

Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi adalah kemampuan siswa dalam

memahami, menghayati, menilai, mengomentari, menghargai karya sastra yang

didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam prosa

fiksi tersebut sehingga muncul daya apresiasi siswa terhadap karya prosa fiksi

yang dibacanya. Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi adalah kemampuan

menganalisis unsur instrinsik prosa fiksi yang meliputi: (a) mampu menentukan

alur cerita; (b) mampu menentukan karakter tokoh; (c) mampu menentukan latar;

(d) mampu menentukan amanat; (e) mampu menentukan sudut pandang; dan (f)

mampu menentukan tema.

b. Definisi Operasional

Secara operasional, kemampuan mengapresiasi prosa fiksi adalah nilai

atau skor yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi.

c. Komponen yang Dinilai

Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional dapat

dikemukakan komponen yang dinilai dalam kemampuan mengapresiasi prosa

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

fiksi adalah kemampuan menganalisis unsur instrinsik prosa fiksi yang meliputi

alur cerita, karakter tokoh, latar, amanat, sudut pandang, dan tema.

Komponen pokok di atas diukur dengan tes tingkat kesastraan menurut

Moody yang meliputi tes kesastraan tingkat informasi, tingkat konsep, tingkat

perspektif, dan tingkat apresiasi.

d. Indikator Penilaian

Berdasarkan komponen yang dinilai, indikator tes tingkat kesastraan

terbagi atas 4 tingkat, yaitu: (a) tingkat informasi digunakan untuk

mengungkapkan kemampuan siswa berkaitan dengan hal-hal pokok yang

berkenaan dengan sastra, baik yang menyangkut data-data tentang suatu karya

maupun data-data lain yang dapat digunakan untuk membantu menafsirankannya.;

(b) tingkat konsep berkaitan dengan persepsi tentang bagaimana data-data dan

unsur-unsur karya sastra itu diorganisasikan. Unsur-unsur karya merupakan hal

pokok yang dipersoalkan dalam tes tingkat ini; (c) tingkat perspektif berkaitan

dengan pandangan siswa atau pembaca sehubungan dengan karya sastra yang

dibacanya; (d) tingkat apresiasi adalah siswa mengenali dan memahami bahasa

sastra melalui ciri-cirinya.

Untuk mengetahui nilai siswa dilakukan dengan (a) pemberian skor, yaitu

setiap jawaban betul diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0 dan (b)

penjumlahan skor. Nilai tersebut menggambarkan kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi siswa.

e. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengapresiasi

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

prosa fiksi dalam rancangan ini berupa tes objektif bentuk pilihan ganda yang

menyediakan empat kemungkinan jawaban. Responden diminta memilih satu

jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B,

C, atau D.

Tes ini digunakan untuk menjaring data kemampuan mengapresiasi prosa

fiksi novel remaja. Kemampuan ini mencakup menganalisis tingkat informasi,

tingkat konsep tingkat perspektif, dan tingkat apresiasi yang ada di dalam prosa

fiksi dalam hai ini novel remaja.

f. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen tes kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

No Komponen yang Dinilai Indikator Nomor

Butir Soal Jumlah

Soal

1. Alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang pengarang, amanat, dan tema

Tingkat Informasi

1,2,3,4,5,6,7,8,9

9

2. Alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang pengarang, amanat, dan tema

Tingkat Konsep

10,11,12,13,14,15,16,17,18

9

3. Alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang pengarang, amanat, dan tema

Tingkat Perpektif

19,20,21,22,23,24,25,26,27

9

4. Alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang pengarang, amanat, dan tema

Tingkat Apresiatif

28,29,30,31,32,33,34,35,36

9

Jumlah 36

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2. Instrumen Motivasi Belajar

a. Definisi Konseptual

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan minat yang besar

terhadap ilmu pengetahuan, senang mencari, berkonsentrasi pada pelajaran di

sekolah, tekun belajar dan tidak mudah putus asa, serta senang memecahkan

masalah/soal-soal pelajaran yang dihadapi.

b. Definisi Operasional

Secara operasional, motivasi belajar adalah nilai/skor yang diperoleh siswa

setelah mengerjakan angket motivasi belajar.

c. Komponen yang Dinilai

Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional dapat

dikemukakan komponen yang dinilai dalam motivasi belajar adalah dorongan

pada diri siswa untuk melakukan perubahan tingkah laku. Komponen pokok

tersebut diukur dengan angket.

Angket motivasi belajar merupakan daftar pernyataan yang harus diisi atau

ditanggapi oleh responden. Pengukuran angket ini menggunakan skala Likert.

Tanggapan atau respon siswa terhadap beberapa pernyataan yang ada dalam

angket tersebut disediakan empat macam, yaitu: (1) SS = Sangat Setuju: (2) S =

Setuju: (3) TS = Tidak Setuju: dan (4) STS = Sangat Tidak setuju.

Semua butir pernyataan mengarah pada pernyataan positif dan pernyataan

negatif. Butir pernyataan positif, bila responden menjawab SS diberi skor 4, S

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

diberi skor 3, TS diberi skor dua, dan STS diberi skor satu. Sedangkan butir

pernyataan negatif, bila responden menjawab SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS

diberi skor 3, dan STS diberi skor 4. Jumlah nilai tersebut menggambarkan

tingkatan motivasi belajar siswa.

d. Indikator Penilaian

Berdasarkan komponen yang dinilai, motivasi belajar dapat diukur dengan

menggunakan 6 indikator dengan klasifikasi sebagai berikut: (1) adanya hasrat

dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)

adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar;

(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya lingkungan

belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar

dengan baik.

e. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam

rancangan ini berupa angket/daftar pernyataan dengan empat kemungkinan

jawaban.yang harus diisi atau ditanggapi oleh responden. Pengukuran angket ini

menggunakan skala likert (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 92). Responden diminta

memilih satu pernyataan yang paling sesuai dengan cara memberi tanda silang

(X).

f. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

No Indikator Nomor Butir Soal Jumlah

Soal Positif Negatif

1. Hasrat dan keinginan berhasil. 1,2,3,4,30 5,35 7

2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

6,7,8,9,16 10, 34 7

3. Harapan dan cita-cita masa depan. 11,12,13,15,17, 22, 31

14 8

4. Penghargaan dalam belajar. 20,26,27,28 18,19,24 7

5. Kegiatan yang menarik dalam belajar.

21,32,33 23,29 5

6. Lingkungan belajar yang kondusif.

25,36,37,38 39,40 6

Jumlah 40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen penelitian yang

berupa pertanyaan serta angket motivasi belajar perlu diujicobakan untuk

mengetahui tingat validitas butir soal dan reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan

pada siswa di luar anggota sampel yang diteliti yaitu siswa SMP Negeri 16

Surakarta sebanyak 34 siswa. Berikut diuraikan hasil variabel dan reliabilitas yang

digunakan untuk tes dan angket.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Tes

Uji validitas kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dilakukan dengan uji

validitas item. Validitas item digunakan untuk menguji butir tes pada tingkat

informasi, tingkat konsep, tingkat perspektif,dan tingkat apresiatif.

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Validitas butir soal tes prestasi belajar dilakukan dengan menggunakan

rumus korelasi product moment dengan menggunakan angka kasar sebagai

berikut.

rxy = å å å å

å å å--

-

})(.}{)(.{

))((.2222 yyNxxN

yxxyN

(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)

Keterangan rumus:

rxy : koefisien korelasi antara xy

N : jumlah subjek

å x : jumlah variabel x

å y : jumlah variabel y

å xy : jumlah dari variabel xy

Dalam penelitian ini nilai korelasi pearson butir soal dianggap sahih/ valid

jika r hitung > r tabel (Suharsimi Arikunto, 2010: 213). Hasil validitas butir soal

tes terlampir pada lampiran 10 halaman 178.

Hasil analisis menunjukkan bahwa korelasi sejumlah 36 butir soal tes,

terdapat 4 butir soal tes dengan nilai koefisien korelasi < 0,3 yang berarti butir

soal tes dinyatakan tidak valid. Butir soal yang tidak valid adalah nomor 7, 19, 24,

dan 33, sedangkan sisanya 32 butir soal tes dengan nilai koefisien korelasi > 0,3.

Dengan demikian 32 butir soal dinyatakan valid.

Selain validits, butir soal juga harus diuji daya bedanya. Daya pembeda

digunakan untuk mengetahui kelayakan butir soal tersebut. Rumus daya pembeda

yang dipakai sebagai berikut.

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

(Burhan Nurgiyantoro, 2010: 198)

DP = Daya Pembeda

Ba = Jumlah jawaban benar kelompok atas

Bb = Jumlah jawaban benar kelompok bawah

n = Jumlah peserta tes

Untuk pembelajaran di kelas, sebuah butir soal dinyatakan layak jika

menunjukkan nilai 0,25 ( Burhan Nurgiyantoro, 2010: 198).

Dari uji daya pembeda disimpulkan bahwa butir ke 7, 19, 24 dan 33 harus

dibuang, sedangkan butir lainnya dipakai. Jadi, butir soal yang layak dipakai

untuk penelitian adalah sebanyak 32 butir pertanyaan. Hasil daya pembeda dapat

dilihat pada lampiran 11 halaman 178.

Di samping memiliki daya beda, butir soal dinyatakan layak jika soal

tersebut mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah

dan tidak terlalu sukar. Untuk memenuhi tingkat kesukaran butir soal digunakan

rumus di bawah ini.

Rumus:

(Burhan Nurgiyantoro, 2010: 196)

P = indeks kesukaran

n

BbBaDP

21-

=

JB

P =

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

B = banyak peserta tes yang menjawab benar

Js = jumlah peserta tes

Indeks tingkat kesulitan yang dapat ditoleransi adalah yang berkisar antara

0,20 sampai dengan 0,80, 0,20 - 0,40 adalah butir soal yang berkategori sulit,

0,41-0,60 berkategori sedang, dan 0,61-0,80 berkategori mudah (Burhan

Nurgiyantoro, 2010 195). Hasil uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran

12 halaman180.

Dalam penelitian ini tes prestasi belajar kemampuan mengapresiasi prosa

fiksi digunakan tes objektif pilihan ganda. Setiap jawaban benar diberi skor 1,

dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes

ini digunakan rumus Kuder-Richardson dengan KR-20, yaitu

))(1

(2

2

11t

iit

s

qps

nn

r å--

=

(Suharsimi Arikunto, 2010: 231)

Keterangan:

r11 = indeks reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

st2 = variansi total

pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

qi = 1 - pi

Butir tes buatan guru dikatakan terpercaya/reliabel jika paling tidak

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

mempunyai koefisien 0,60 (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 170). Hasil uji reliabilitas

tes pilihan ganda dalam penelitian ini diperoleh hasil sebesar 0,926 > 0,60. Jadi,

butir soal tes kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dinyatakan reliabel. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran15 halaman 183.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Dalam penelitian ini digunakan pengujian validitas angket yang diberikan kepada

responden dengan rumus korelasi product moment dengan menggunakan angka

kasar sebagai berikut:

rxy = å å å å

å å å--

-

})(.}{)(.{

))((.2222 yyNxxN

yxxyN

(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)

Keterangan rumus:

rxy : koefisien korelasi antara xy

N : jumlah subjek

å x : jumlah variabel x

å y : jumlah variabel y

å xy : jumlah dari variabel xy

Dalam penelitian ini nilai korelasi pearson butir angket dianggap sahih/

valid jika r hitung > r tabel (Suharsimi Arikunto, 2010: 213). Hasil pengujian

validitas variabel motivasi belajar terlampir pada lampiran14 halaman 182.

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Hasil pengujian korelasi antara ke 40 butir pernyataan angket motivasi

belajar menunjukkan bahwa terdapat 5 butir pernyataan dengan nilai koefisien

korelasi < 0,3 yang berarti butir dinyatakan tidak valid. Butir angket yang tidak

valid adalah nomor 5, 14, 17, 28, dan 38, sedangkan sisanya 35 butir pernyataan

dengan nilai koefisien korelasi > 0,3. Dengan demikian, 35 butir tersebut

dinyatakan valid. Jadi, butir pernyataan angket yang digunakan dalam penelitian

sebanyak 35 butir.

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas angket menggunakan Alpha

Cronbach .Uji reliabilitas menggunakan pengujian dengan taraf signifikansi 0,05.

Jika nilai Cronbach alpha > 0,60 maka dapat dikatakan reliabel (Burhan

Nurgiyantoro, 2010: 170). Hasil pengujian reliabilitas variabel motivasi belajar

siswa sebesar 0,922 > 0,6, maka butir angket dinyatakan reliabel atau andal. Hasil

pengujian terlampir pada lampiran 16 halaman 184.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif

dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh

gambaran dari tiap-tiap variabel yang diteliti dengan cara menghitung rerata dan

simpangan baku. Statistik inferensial digunakan untuk pengujian hipotesis dan

kepentingan generalisasi hasil penelitian.

Data yang diperoleh dideskripsikan menurut masing-masing variabel.

Teknik yang dipergunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah teknik

Analisis Varians Dua Jalan/Jalur (ANAVA Dua Jalan/Jalur). Untuk menguji

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

hipotesis digunakan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05. Bila hasil analisis

menunjukkan adanya pengaruh interaksi, maka analisis/pengujian dilanjutkan

dengan menggunakan Uji Tukey/ Uji Lanjut.

Sebelum analisis data dilakukan, perlu dilakukan pemeriksaan data/ uji

persyaratan. Pemeriksaan data/uji persyaratan tersebut meliputi uji normalitas dan

uji homogenitas. Pengujian dilakukan dalam taraf nyata/signifikansi α = 0,05

H. Hipotesis Statistik

Untuk menguji hipotesis nol (Hο), hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

1. Hipotesis Pertama

Hο : µAı ≤ µA2

Hı : µAı >µA2

2. Hipotesis Kedua

Hο : µвı ≤ µв2

Hı : µвı >µв2

3. Hipotesis Ketiga

Hο : A x B = 0

Hı : A x B > 0

Keterangan :

A : Pembelajaran Kooperatif

B : Motivasi Belajar

µAı : Rerata skor kemampuan mengapresiasi prosa fiksi untuk kelompok

siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

µA2 : Rerata skor kemampuan mengapresiasi prosa fiksi untuk kelompok siswa

yang belajar dengan pembelajaran kooperatif STAD

µвı : Rerata skor kemampuan mengapresiasi prosa fiksi untuk kelompok

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

µв2 : Rerata skor kemampuan mengapresiasi prosa fiksi untuk kelompok siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah

A x B : Interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini disajikan deskripsi data dalam bentuk uraian, tabel, dan

diagram, pengujian persyaratan analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan

hasil analisis data.

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Data Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi secara

Keseluruhan

a. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah

responden (n) = 70 siswa dengan skor tertinggi = 24 dan skor terendah = 14; mean

( X ) = 19,17; median (Me) = 19,00; 5% trimmed mean = 19,19 yang artinya tidak

terdapat outlier; standar deviasi (σ) = 2,548; kuartil 1 (Q1) = 17,00 yang artinya

75% dari responden memiliki skor >17,00 dan kuartil 3 (Q3) = 21,00 yang artinya

25% dari responden memiliki skor >21,00. Analisis data dapat dilihat pada lampiran

21 halaman 197.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

di halaman berikut ini.

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif

f % F % 24 – 25 22 – 23 20 – 21 18 – 19 16 – 17 14 – 15

3 10 20 19 12 6

4,3 14,3 28,6 27,1 17,1 8,6

70 67 57 37 18 6

100,0 95,7 81,4 52,9 25,7 8,6

Total 70 100,0 - -

Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan awal mengapresiasi prosa fiksi di

atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 3 Histogram Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi

14.5 16.5 18.5 20.5 22.5 24.5

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

b. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

Hasil analisis data pada data post-test menunjukkan bahwa jumlah

responden (n) = 70 siswa dengan skor tertinggi = 32 dan skor terendah = 20; mean

( X ) = 25,67; median (Me) = 26,00; 5% trimmed mean = 25,66 yang artinya tidak

terdapat outlier; standar deviasi (σ) = 2,641; kuartil 1 (Q1) = 24,00 yang artinya

75% dari responden memiliki skor >24,00 dan kuartil 3 (Q3) = 27,00 yang artinya

25% dari responden memiliki skor >27,00. Analisis data dapat dilihat pada lampiran

21 halaman 197.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

di halaman berikut ini.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir (Post-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif

F % F % 31 – 32 29 – 30 27 – 28 25 – 26 23 – 24

≤ 22

2 8

16 22 14 8

2,9 11,4 22,9 31,4 20,0 11,4

70 68 60 44 22 8

100,0 97,1 85,7 62,9 31,4 11,4

Total 70 100,0 - -

Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan akhir mengapresiasi prosa fiksi di

atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut.

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

8

14

22

16

8

2

0

5

10

15

20

25

--//-- s.d. 22 23-24 25-26 27-28 29-30 31-32

Frek

uens

i

Skor Akhir (Post-test) Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Gambar 4 Histogram Frekuensi Kemampuan Akhir (Post-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi

2. Deskripsi Data Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi pada Kelompok

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

a. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah

responden (n) = 33 siswa dengan skor tertinggi = 23 dan skor terendah = 14; mean

( X ) = 18,94; median (Me) = 19,00; 5% trimmed mean = 19,19 yang artinya tidak

terdapat outlier; standar deviasi (σ) = 2,371; kuartil 1 (Q1) = 17,00 yang artinya

75% dari responden memiliki skor >17,00 dan kuartil 3 (Q3) = 21,00 yang artinya

25% dari responden memiliki skor >21,00. Analisis data dapat dilihat pada lampiran

22 halaman 198.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

di halaman berikut ini.

21.5 23.5 25.5 27.5 29.5 31.5

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok Jigsaw

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif

f % f % 24 – 25 22 – 23 20 – 21 18 – 19 16 – 17 14 – 15

0 5 9 9 8 2

0,0 15,2 27,3 27,3 24,2 6,1

33 33 28 19 10 2

100,0 100,0 84,8 57,6 30,3 6,1

Total 33 100,0 - -

Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan awal mengapresiasi prosa fiksi di

atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 5 Histogram Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok Jigsaw

14.5 16.5 18.5 20.5 22.5 24.5

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

b. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

Hasil analisis data pada data post-test menunjukkan bahwa jumlah

responden (n) = 33 siswa dengan skor tertinggi = 32 dan skor terendah = 21; mean

( X ) = 26,55; median (Me) = 26,00; 5% trimmed mean = 26,55 yang artinya tidak

terdapat outlier; standar deviasi (σ) = 2,647; kuartil 1 (Q1) = 25,00 yang artinya

75% dari responden memiliki skor >25,00 dan kuartil 3 (Q3) = 28,00 yang artinya

25% dari responden memiliki skor >28,00. Analisis data dapat dilihat pada lampiran

22 halaman 199.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

di halaman berikut ini.

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir (Post-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok Jigsaw

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif

f % f % 31 – 32 29 – 30 27 – 28 25 – 26 23 – 24

≤ 22

2 5 9

10 5 2

6,1 15,2 27,3 30,3 15,2 6,1

33 31 26 17 7 2

100,0 93,9 78,8 51,5 21,2 6,1

Total 33 100,0 - -

Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan akhir mengapresiasi prosa fiksi di

atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut.

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Gambar 6 Histogram Frekuensi Kemampuan Akhir (Post-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok Jigsaw

3. Deskripsi Data Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi pada Kelompok

Pembelajaran Kooperatif STAD

a. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah

responden (n) = 37 siswa dengan skor tertinggi = 30 dan skor terendah = 20; mean

( X ) = 24,89; median (Me) = 20,00; 5% trimmed mean = 19,39 yang artinya tidak

terdapat outlier; standar deviasi (σ) = 2,712; kuartil 1 (Q1) = 18,00 yang artinya

75% dari responden memiliki skor >18,00 dan kuartil 3 (Q3) = 21,00 yang artinya

25% dari responden memiliki skor >21,00. Analisis data dapat dilihat pada lampiran

23 halaman 200.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

di halaman berikut ini.

21.5 23.5 25.5 27.5 29.5 31.5

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok STAD

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif

f % F % 24 – 25 22 – 23 20 – 21 18 – 19 16 – 17 14 – 15

3 5

11 10 4 4

8,1 13,5 29,7 27,0 10,8 10,8

37 34 29 18 8 4

100,0 91,9 78,4 48,6 21,6 10,8

Total 37 100,0 - -

Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan awal mengapresiasi prosa fiksi di

atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut.

4 4

10

11

5

3

0

2

4

6

8

10

12

--//-- 14-15 16-17 18-19 20-21 22-23 24-25

Frek

uens

i

Skor Awal (Pre-test) Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Gambar 7 Histogram Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok STAD

14.5 16.5 18.5 20.5 22.5 24.5

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

Hasil analisis data pada data post-test menunjukkan bahwa jumlah

responden (n) = 37 siswa dengan skor tertinggi = 32 dan skor terendah = 21; mean

( X ) = 26,55; median (Me) = 25,00; 5% trimmed mean = 24,88 yang artinya tidak

terdapat outlier; standar deviasi (σ) = 2,413; kuartil 1 (Q1) = 23,00 yang artinya

75% dari responden memiliki skor >23,00 dan kuartil 3 (Q3) = 27,00 yang artinya

25% dari responden memiliki skor >27,00. Analisis data dapat dilihat pada lampiran

23 halaman 200.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

di halaman berikut ini.

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir (Post-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok STAD

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif

f % f % 31 – 32 29 – 30 27 – 28 25 – 26 23 – 24

≤ 22

0 3 7

12 9 6

0,0 8,1

18,9 32,4 24,3 16,2

37 37 34 27 15 6

100,0 100,0 91,9 73,0 40,5 16,2

Total 37 100,0 - -

Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan akhir mengapresiasi prosa fiksi di

atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut.

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Gambar 8 Histogram Frekuensi Kemampuan Akhir (Post-test) Mengapresiasi Prosa Fiksi Kelompok STAD

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan Anava 2-Jalan (Two-Way

Anova) dilanjutkan dengan uji lanjut (post-hoc test) dengan LSD. Prasyarat yang

harus dipenuhi sebelum melakukan uji anava 2-jalan adalah: (1) distribusi data

mengikuti kurve normal yang diuji dengan uji normalitas sebaran; dan (2) variansi

(SD²) antar masing-masing kelompok homogen yang diuji dengan uji homogentias

variansi.

1. Uji Normalitas Sebaran

Pengujian normalitas sebaran data dipergunakan uji Liliefors dengan

Kolmogorov-Smirnov Tests of Normality. Uji normalitas sebaran dilakukan dengan

menggunakan software komputer SPSS> Dari hasil perhitungan uji normalitas

21.5 23.5 25.5 27.5 29.5 31.5

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

sebaran data kemampuan mengapresiasi prosa fiksi awal (pre-test) diperoleh nilai

KS sebesar 0,099 dengan sig (p-value) 0,087; karena p>0,05 disimpulkan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara frekuensi harapan (normal) dengan frekuensi

observasi (hasil), yang berarti bahwa data kemampuan mengapresiasi prosa fiksi

awal (pre-test) berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi akhir (post-test) diperoleh nilai KS sebesar 0,086 dengan sig (p-value)

0,200; karena p>0,05 disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

frekuensi harapan (normal) dengan frekuensi observasi (hasil), yang berarti bahwa

data kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir (post-test) berdistribusi normal.

Analisis data dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 203.

Hasil perhitungan uji normalitas sebaran secara ringkas dapat dilihat dalam

tabel berikut ini, sedangkan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24

halaman 203.

Tabel 12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran

Distribusi Data Variabel

Lilliefors Kesimpulan

K-S Sig. (p-Value)

Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

0,099 0,087 Normal

Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

0,086 0,200 Normal

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

yang diambil dari populasi berasal dari varians yang sama dan tidak menunjukkan

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

perbedaan yang signifikan satu sama lain. Tes statistik yang digunakan adalah

Levene Statistic dan proses perhitungan diselesaikan dengan bantuan komputer

software komputer SPSS. Analisis data dapat dilihat pada lampiran 25 halaman

207. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Chi-Kuadrat (c2) seperti terlihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 13 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Antarkelompok

No. Data yang Diuji df

Levene Statistic Kesimpulan F Sig.

(p-Value) 1. Kemampuan Mengapresiasi

Prosa Fiksi Awal (Pre-test) 3:66 0,647 0,588 Homogen

2. Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

3:66 0,530 0,663 Homogen

Dari tabel tersebut di atas, diketahui bahwa diperoleh semua Fhitung tidak

signifikan pada taraf signifikansi 5%; hal ini ditunjukkan dengan p-value lebih dari

dari taraf signifikansi (a) yang ditentukan yaitu 5%; atau p>0,050; yang berarti tidak

ada perbedaan yang signifikan varians antar kelompok atau homogen.

Dari kedua pengujian persyaratan, seperti telah dibahas di atas, semua

persyaratan analisis, yaitu: data berdistribusi normal dan variansi antar kelompok

homogen, telah terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan analisis anava 2 jalan.

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: (1) kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw

lebih baik/tinggi daripada siswa yang belajar dengan pendekatan kooperatif STAD;

(2) kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi belajar

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

tinggi lebih baik/tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah; dan

(3) terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Hipotesis tersebut adalah hipotesis asli atau hipotesis alternatif; untuk

keperluan pengujian hipotesis, maka hipotesis tersebut diubah menjadi hipotesis nol

(Ho), menjadi: (1) kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan

pendekatan kooperatif STAD; (2) kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah; dan (3) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran

kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Sebelum pengujian hipotesis, agar mendapatkan hasil secara menyeluruh,

berikut disajikan hasil analisis variansi dua jalan pada data kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi awal (pre-test) dan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi

akhir (post-test).

1. Analisis Data a. Analisis Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

Ditinjau dari Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar

Hasil rata-rata skor kemampuan mengapresiasi prosa fiksi awal (pre-test)

pada masing-masing kelompok disajikan pada tabel berikut ini. Analisis data dapat

dilihat pada.lampiran 26 halaman 208

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 14 Rata-rata Skor Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

No. Pembelajaran Kooperatif

Motivasi Belajar

Rata-rata n

1. JIGSAW · Tinggi 18,79 19 · Rendah 19,14 14 Total 18,94 33

2. STAD · Tinggi 19,32 19 · Rendah 19,44 18 Total 19,38 37

3. TOTAL · Tinggi 19,05 38 · Rendah 19,31 32 Total 19,17 70

Hasil analisis selanjutnya adalah tabel analisis variansi dua jalan, secara

ringkas disajikan berikut ini. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26

halaman 209.

Tabel 15 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Awal (Pre-test)

Sumber Sum of

Squares df Mean

Squares F Sig.

(p) Main Effects (Combined) 4,304 2 2,152 0,320 0,727

Antar A 3,130 1 3,130 0,466 0,497 Antar B 0,942 1 0,942 0,140 0,709

2-Way Interactions

Inter AB 0,217 1 0,217 0,032 0,858

Model 4,521 3 1,507 0,224 0,879 Residual 443,422 66 6,719 - - Total 447,943 69 6,492 - -

Keterangan: Antar A = Antar Pembelajaran Kooperatif Antar B = Antar Motivasi Belajar Inter AB = Interaksi Pembelajaran Kooperatif dengan Motivasi Belajar

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Berdasarkan tabel analisis variansi dua jalan tersebut di atas, diketahui

bahwa baik antar A (antar pembelajaran), antar B (antar motivasi belajar) maupun

interaksi AB (interaksi antara pembelajaran dan motivasi belajar) menunjukkan

tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hal ini membuktikan bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi awal (pre-test)

ditinjau dari pembelajaran kooperatif (Jigsaw dan STAD) dan motivasi belajar

siswa (tinggi dan rendah), yang berarti bahwa kedua kelompok perlakuan tersebut

pada awal perlakuan menujukkan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi yang sama

atau dengan kata lain sampelnya homogen.

b. Analisis Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-

test) Ditinjau dari Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar

Hasil rata-rata skor kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir (post-test)

pada masing-masing kelompok disajikan pada tabel berikut ini. Analisis data dapat

dilihat pada lampiran 26 halaman 211.

Tabel 16 Rata-rata Skor Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

No. Pembelajaran Kooperatif

Motivasi Belajar

Rata-rata N

1. JIGSAW · Tinggi 27,68 19 · Rendah 25,00 14 Total 26,55 33

2. STAD · Tinggi 24,95 19 · Rendah 24,83 18 Total 24,89 37

3. TOTAL · Tinggi 26,32 38 · Rendah 24,91 32 Total 25,67 70

Hasil analisis selanjutnya adalah tabel analisis variansi dua jalan, secara

ringkas disajikan berikut ini. Data selengkapnya pada lampiran 26 halaman 212.

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 17 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Akhir (Post-test)

Sumber Sum of

Squares df Mean

Squares F Sig.

(p) Main Effects (Combined) 77,447 2 38,724 6,805 0,002

Antar A 42,934 1 42,934 7,545 0,008 Antar B 29,754 1 29,754 5,229 0,025

2-Way Interactions Inter AB 28,443 1 28,443 4,999 0,029 Model 105,890 3 35,297 6,203 0,001 Residual 375,553 66 5,690 - - Total 481,443 69 6,977 - -

Keterangan: Antar A = Antar Pembelajaran Kooperatif Antar B = Antar Motivasi Belajar Inter AB = Interaksi Pembelajaran Kooperatif dengan Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel analisis variansi dua jalan tersebut di atas, dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

1) Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir

(post-test) ditinjau dari pembelajaran kooperatif, yang ditunjukkan dengan Fhitung

antar A sebesar 7,545 dengan p-value 0,008; terbukti p<0,05. Dilihat dari rata-

rata skor, pada pembelajaran Jigsaw diperoleh rata-rata sebesar 26,55;

sedangkan pembelajaran STAD sebesar 24,89. Hasil ini membuktikan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir

(post-test) antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan

Jigsaw dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan

STAD; dan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan Jigsaw

lebih tinggi kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dibandingkan dengan siswa

yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan STAD. Analisis data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 212.

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

2) Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir

(post-test) ditinjau dari motivasi belajar siswa, yang ditunjukkan dengan Fhitung

antar B sebesar 5,229 dengan p-value 0,025; terbukti p<0,05. Dilihat dari rata-

rata skor, pada siswa dengan motivasi tinggi diperoleh rata-rata sebesar 26,32;

sedangkan siswa dengan motivasi rendah sebesar 24,91. Hasil ini membuktikan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi prosa

fiksi akhir (post-test) antara siswa yang motivasi belajarnya tinggi dengan siswa

yang motivasi belajarnya rendah. Siswa dengan motivasi belajar tinggi,

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir (post-test) lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Analisis data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 212.

3) Terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir (post-test), yang ditunjukkan

dengan Fhitung Inter AB sebesar 4,999 dengan p-value 0,029; terbukti p<0,05.

Analisis data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 212.

Interaksi tersebut secara visual dapat digambarkan berikut ini.

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

27,68

24,95

25,00

24,83

23

24

25

26

27

28

Rendah Tinggi

Motivasi Belajar Siswa

Rata

-rat

a Sk

or

Jigsaw

STAD

Gambar 9 Interaksi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi (Post-test)

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data, khususnya pada bagian ketiga, yaitu analisis

perbedaan peningkatan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi akhir ditinjau dari

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar, selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Rumusan hipotesis pertama yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : µ A1 = µ A2

“Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw tidak berbeda dengan siswa yang belajar

dengan pendekatan kooperatif STAD”

H1 : µ A1 ≠ µ A2

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

“Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw berbeda dengan siswa yang belajar dengan

pendekatan kooperatif STAD”

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar A (antar pembelajaran

kooperatif) sebesar 7,545 dengan p-value 0,008. Ternyata p<0,05; maka Fhitung

tersebut signifikan; yang berarti bahwa Ho yang menyatakan “kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw

tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan pendekatan kooperatif STAD”

ditolak; dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw berbeda

dengan siswa yang belajar dengan pendekatan kooperatif STAD” diterima.

Berdasarkan rerata kemampuan mengapresiasi prosa fiksi yang diperoleh,

pada kelompok siswa yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan Jigsaw

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan STAD (26,55 > 24,89). Dengan demikian penelitian ini

membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Jigsaw lebih

baik dibandingkan dengan pendekatan STAD dalam meningkatkan kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Rumusan hipotesis pertama yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai

berikut:

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

H0 : µ B1 = µ B2

“Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah”.

H1 : µ B1 ≠ µ B2

“Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah”.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar B (antar motivasi

belajar) sebesar 5,229 dengan p-value 0,025. Ternyata p<0,05; maka Fhitung tersebut

signifikan yang berarti bahwa Ho yang menyatakan “kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak lebih baik daripada

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah” ditolak; dan hipotesis alternatif (H1)

yang menyatakan “kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah” diterima.

Berdasarkan rerata kemampuan mengapresiasi prosa fiksi yang diperoleh,

pada kelompok siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar yang rendah (26,32 > 24,91).

Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta yang bermotivasi belajar tinggi

lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang bermotivasi rendah.

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Rumusan hipotesis kedua yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : A x B = 0

“tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi”.

H1 : A x B ≠ 0

“terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi”.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Inter AB sebesar= 4,999;

dengan p= 0,029; ternyata p<0,05 yang berarti bahwa Fhitung tersebut signifikan. Hal

ini membuktikan bahwa Ho yang menyatakan “tidak terdapat interaksi antara

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi” ditolak; dan hipotesis alternatif (H3) yang menyatakan “terdapat

interaksi antara pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi” diterima.

Berdasarkan rerata yang diperoleh, dengan urutan sebagai berikut: (1)

Jigsaw dengan motivasi belajar tinggi (A1B1= 27,68); (2) Jigsaw motivasi belajar

rendah (A1B2= 25,00); (3) STAD dengan motivasi belajar tinggi (A2B1= 24,95); (4)

STAD dengan motivasi belajar rendah (A2B2= 24,83). Berikut disajikan analisis

perbedaan pada masing-masing kelompok tersebut dengan LSD (post-hoc test).

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Tabel 18 Hasil Analisis Perbedaan dengan LSD

Perbedaan Antara:

Mean Difference

Sig. (p)

Keterangan

A1B1 >< A1B2 18,82 0,004 Signifikan A1B1 >< A2B1 18,33 0,001 Signifikan A1B1 >< A2B2 19,83 0,000 Signifikan A1B2 >< A2B1 1,50 0,789 Tidak Signifikan A1B2 >< A2B2 3,00 0,597 Tidak Signifikan A2B1 >< A2B2 1,50 0,775 Tidak Signifikan

Keterangan: A1B1 = Pendekatan Jigsaw – Motivasi Belajar Tinggi

A1B2 = Pendekatan Jigsaw – Motivasi Belajar Rendah A2B1 = Pendekatan STAD – Motivasi Belajar Tinggi A2B2 = Pendekatan STAD – Motivasi Belajar Rendah

Berdasarkan hasil analisis seperti tersaji pada tabel di atas, dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi antara Pendekatan Jigsaw Motivasi Tinggi dengan Pendekatan Jigsaw Motivasi Rendah (A1B1 >< A1B2)

Diperoleh mean difference atau perbedaan rata-rata sebesar 18,82 dengan p-

value 0,004; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di

Surakarta antara siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan jigsaw

motivasi belajarnya tinggi dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan jigsaw motivasi belajarnya rendah.

Siswa yang yang diberi pembelajaran jigsaw motivasi belajarnya tinggi lebih

tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi prosa fiksi, dibandingkan dengan siswa

yang diberi pembelajaran jigsaw motivasi belajarnya rendah.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

b. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi antara Pendekatan Jigsaw Motivasi Tinggi dengan Pendekatan STAD Motivasi Tinggi (A1B1 >< A2B1)

Diperoleh mean difference sebesar 18,33 dengan p-value 0,001; karena

p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta antara siswa yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan jigsaw motivasi belajarnya tinggi dengan

siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan STAD motivasi belajarnya

tinggi.

Siswa yang yang diberi pembelajaran jigsaw motivasi belajarnya tinggi lebih

tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi prosa fiksi, dibandingkan dengan siswa

yang diberi pembelajaran STAD motivasi belajarnya tinggi.

c. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi antara Pendekatan Jigsaw Motivasi Tinggi dengan Pendekatan STAD Motivasi Rendah (A1B1 >< A2B2)

Diperoleh mean difference sebesar 19,83 dengan p-value 0,000; karena

p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta antara siswa yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan jigsaw motivasi belajarnya tinggi dengan

siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan STAD motivasi belajarnya

rendah.

Siswa yang yang diberi pembelajaran jigsaw motivasi belajarnya tinggi lebih

tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi prosa fiksi, dibandingkan dengan siswa

yang diberi pembelajaran STAD motivasi belajarnya rendah.

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

d. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi antara Pendekatan Jigsaw Motivasi Rendah dengan Pendekatan STAD Motivasi Tinggi (A1B2 >< A2B1)

Diperoleh mean difference sebesar 1,50 dengan p-value 0,789; karena

p>0,05 maka dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta

antara siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan jigsaw motivasi

belajarnya rendah dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

STAD motivasi belajarnya tinggi.

e. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi antara Pendekatan Jigsaw Motivasi Rendah dengan Pendekatan STAD Motivasi Rendah (A1B2 >< A2B2)

Diperoleh mean difference sebesar 3,00 dengan p-value 0,597; karena

p>0,05 maka dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta

antara siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan jigsaw motivasi

belajarnya rendah dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

STAD motivasi belajarnya rendah.

f. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi antara Pendekatan STAD Motivasi Tinggi dengan Pendekatan STAD Motivasi Rendah (A2B1 >< A2B2)

Diperoleh mean difference sebesar 1,50 dengan p-value 0,775; karena

p>0,05 maka dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta

antara siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan STAD motivasi

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

belajarnya tinggi dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan STAD

motivasi belajarnya rendah.

D. Pembahasan Hasil

Penelitian ini membuktikan bahwa semua hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini diterima; yaitu: (1) kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang

belajar dengan pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang

belajar dengan pendekatan kooperatif STAD pada siswa kelas VIII SMP di

Surakarta; (2) kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada

siswa kelas VIII SMP di Surakarta; dan (3) terdapat interaksi antara pembelajaran

kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada

siswa kelas VIII SMP di Surakarta.

1. Pada hipotesis pertama, terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan kooperatif Jigsaw dengan siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan pendekatan kooperatif STAD pada siswa kelas VIII SMP di

Surakarta.

Model pembelajaran kooperatif jigsaw siswa dapat belajar sesama teman.

Dalam pembelajaran jigsaw terdapat kelompok (tim) ahli yang membahas dan

memecahkan satu masalah sampai benar-benar dipahaminya, kemudian saling

memberi informasi pada teman lainnya dalam kelompok asal. Jadi, melalui

pembelajaran model jigsaw siswa dapat belajar dapat mengonstruksikan

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

pengetahuan dan pemahaman sendiri. Proses pembelajaran jigsaw lebih ditekankan

pada tanggung jawab semua anggota kelompok terhadap permasalahan atau materi

yang diberikan. Dengan jigsaw dapat dikatakan bahwa keberhasilan belajar

kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara

individual maupun secara kelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Etin Raharjo Solihatin (2008: 4) bahwa model pembelajaran ini berangkat dari

asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu ”getting better together”,

atau ”raihlah yang lebih baik secara bersama-sama”.

Model pembelajaran STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif

atau cooperative learning yang paling sederhana. Model cooperative learning

sistem STAD merupakan salah satu tipe cooperative learning yang bertujuan

mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan

pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan. STAD melibatkan

pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok atas pembelajaran dalam kelompok

yang terdiri dari anggota dengan kemampuan yang berbeda-beda.

Dalam mengembangkan materi pembelajaran STAD guru menekankan beberapa hal

sebagai berikut: (a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang

akan dipelajari siswa dalam kelompok; (b) menekankan bahwa belajar adalah

memahami makna dan bukan sekadar hafalan; (c) memberikan umpan balik

sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (d) memberi penjelasan

atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan (e) beralih pada materi

berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada, dengan demikian melalui

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

pembelajaran STAD siswa dapat memecahkan permasalahan pembelajaran melalui

diskusi berpasangan dengan teman lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dimaknai bahwa model pembelajaran

kooperatif jigsaw berbeda dengan model STAD. Pembelajaran kooperatif STAD,

tanggung jawab lebih ditekankan pada kelompok masing-masing dan tidak

melibatkan pada kelompok lain. Namun demikian, kedua model pembelajaran

tersebut memiliki dasar-dasar pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukakan

oleh (Anita Lie, 2004: 31-37) yaitu: (1) Kooperatif memperkuat etika kerjasama

kelas dan meniadakan perbedaan siswa, meniadakan isolasi dan kompetisi (2)

Kooperatif memudahkan materi yang penuh makna. (4) Kooperatif membutuhkan

siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok-kelompok, yang masing-masing diberi

tugas yang harus mereka kerjakan, baik secara perorangan maupun bersama dalam

kelompok dan atas tanggung jawab perseorangan ataupun kelompok. (5) Kooperatif

sangat bermanfaat bagi pelaksanaan evaluasi, baik oleh guru terhadap aktivitas

siswa dan kelompok, maupun oleh siswa terhadap diri sendiri dan rekan-rekan

dalam kelompoknya. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan pembelajaran

kooperatif jigsaw lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pendekatan

kooperatif STAD, sekaligus mendukung penelitian Gocer (2010: 439-445), yang

menyimpulkan bahwa dalam pengembangan keterampilan berbahasa khususnya

dalam upaya mengefektifkan pengajaran sastra, pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw ditemukan lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional.

Sekaligus, mendukung hasil penelitian Doymus (2009: 34-42) yang menyimpulkan

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

bahwa di masa mendatang teknik jigsaw penting diimplementasikan untuk belajar

ilmu pengetahuan. Penelitian ini menjadi bukti hasil yang positif karena peserta

didik telah memberikan tanggapan tertulis tentang pertanyaan yang berkaitan

dengan teknik jigsaw.

Jadi siswa yang diberi pembelajaran menggunakan kooperatif jigsaw lebih

tinggi kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dibandingkan dengan siswa yang

diberi pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif STAD.

2. Pada hipotesis kedua, terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah pada siswa kelas

VIII SMP di Surakarta.

Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, lebih tinggi kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar yang

rendah. Siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi belajar

yang tinggi. Motivasi belajar menunjuk kepada faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam dan atau dari luar diri siswa.

Motivasi merupakan suatu keadaan internal maupun eksternal yang dapat

menimbulkan, mengarahkan dan memperkuat perilaku, dengan demikian sudah

sewajarnya bila siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih

memiliki semangat untuk belajar.

Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang

dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih aktif

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

terlibat pada proses pembelajaran sebaliknya siswa yang motivasinya rendah

cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Tinggi rendahnya motivasi dapat

menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat peserta didik untuk beraktivitas.

Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis

yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan

oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi

belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannnya.

Menurut Walker (Ahmad Rohani, 2004: 10) ”Perubahan-perubahan yang dipelajari

biasanya memberikan hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi

untuk melakukannya; dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam

prestasi.” Akan tetapi perubahan-perubahan yang demikian bukan hasil belajar,

perubahan itu adalah hasil pengalaman, yang disebabkan motivasi. Kiranya dapat

dipahami bahwa suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi.

Dari uraian di atas mempertegas kebenaran hipotesis yang mengatakan:

“kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah”, dan sekaligus

mendukung hasil penelitian Chua (2009: 53-64) yang menyimpulkan bahwa

lingkungan kelas yang baik akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

bahasa. Siswa dapat termotivasi untuk belajar Bahasa Cina jika tugas-tugas dan

kegiatan berorientasi dalam ruang kelas, dan merupakan pengembangan dari hasil

penelitian Lian Chua (2010: 44-55) yang menyimpulkan bahwa motivasi siswa

mempengaruhi siswa untuk mencapai keberhasilan/prestasi di sekolah. Tujuan masa

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

depan siswa merupakan dampak kritis pada motivasi siswa dalam mengejar prestasi

dan tujuan belajar.

3. Pada hipotesis ketiga, terbukti bahwa rerata yang paling tinggi diperoleh sebesar

27,68 pada kelompok Jigsaw dengan motivasi belajar tinggi (A1B1); disusul Jigsaw

motivasi belajar rendah (A1B2= 25,00); STAD dengan motivasi belajar tinggi

(A2B1= 24,95); dan STAD dengan motivasi belajar rendah (A2B2= 24,83).

Hipotesis ketiga ini terbukti kebenarannya, yaitu terdapat interaksi antara

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta. Peningkatan kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi tersebut merupakan dampak positif dari penggunaan

model yang tepat sehingga dengan model yang tepat tersebut siswa lebih tertarik

untuk mengikuti pembelajaran. Demikian pula dengan motivasi belajar siswa yang

tinggi dapat meningkatkan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Adanya pengaruh model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar menunjukkan bahwa guru telah memilih model pembelajaran

dengan tepat. Dalam praktiknya, tidak ada model pembelajaran yang paling tepat

untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, model jigsaw dan STAD yang

dipergunakan oleh guru SMP di Surakarta merupakan model yang dipilih dengan

mempertimbangkan berbagai aspek antara lain: kondisi siswa, sifat materi bahan

ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Tanpa adanya

pertimbangan-pertimbangan tersebut model apapun yang dipilih oleh guru tidak

akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Model pembelajaran jigsaw dan STAD merupakan model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja

sama dengan orang lain. Model pembelajaran ini memberi banyak waktu kepada

siswa untuk memikirkan materi yang sedang dipelajari dan bertukar pikiran dengan

siswa lain sebelum ide mereka dikemukakan di depan kelas. Menurut Lie (2004),

model pembelajaran ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak

kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada

orang lain daripada model klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang

maju dan membagikan hasil diskusi di depan kelas. Interaksi antarsiswa di sekitar

tugas-tugas yang diberikan lebih besar karena berpasangan sebanyak dua orang,

penguasaan siswa terhadap konsep-konsep yang sulit lebih tinggi dan lebih

memotivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat (Anita Lie,

2004: 56).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran yang tepat dengan mengacu pada kondisi siswa, sifat materi/bahan

ajar, fasilitas media yang tersedia, dan motivasi belajar yang tinggi terbukti dapat

meningkatkan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada siswa kelas VIII SMP di

Surakarta.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terdapat keterbatasan, antara lain: (1) Penelitian dilaksanakan

pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian belum tentu sama apabila

diterapkan pada mata pelajaran yang lain; (2) Peningkatan kemampuan

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

mengapresiasi prosa fiksi tidak hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran

kooperatif dan motivasi belajar saja. Namun, masih banyak faktor lain yang dapat

mempengaruhinya.yang pada penelitian ini tidak diteliti. Faktor yang dapat

mempengaruhi itu antara lain: alat peraga, media pembelajaran, minat belajar,

lingkungan belajar, dan lain-lain; (3) Instrumen tes kemampuan mengapresiasi

prosa fiksi kemungkinan masih belum mampu mengungkap secara menyeluruh hal-

hal penting yang terkait dengan apresiasi; (4) Pada saat siswa mengerjakan tes,

kemungkinan masih ada siswa yang saling menyontek; (5) Instrumen angket

penelitian kemungkinan masih belum mampu mengungkap secara menyeluruh hal-

hal penting yang terkait dengan motivasi belajar; dan (6) Pada saat siswa mengisi

instrumen angket, kemungkinan kurang sesuai dengan situasi dan kondisi yang

sesungguhnya.

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab terdahulu

dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang belajar dengan

pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang

belajar dengan pendekatan kooperatif STAD pada siswa kelas VIII SMP di

Surakarta.

2. Kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah pada siswa kelas VIII SMP di Surakarta.

3. Terdapat interaksi yang signifikan (p<0,05) antara pembelajaran kooperatif

dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi pada

siswa kelas VIII SMP di Surakarta.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memperkuat teori-teori yaitu teori mengapresiasi prosa

fiksi khususnya novel remaja dan teori pembelajaran kooperatif baik pembelajaran

kooperatif jigsaw maupun pembelajaran kooperatif STAD.

Hasil penelitian juga menemukan bahwa penerapan pembelajaran

kooperatif jigsaw menghasilkan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi lebih

tinggi/baik daripada pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian, dalam

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

proses belajar mengajar khususnya dalam mengapresiasi prosa fiksi perlu

dipertimbangkan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw. Dengan

diterapkannya pembelajaran koperatif jigsaw dimungkinkan kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi tercapai secara optimal.

Penerapan pembelajaran kooperatif menekankan pada sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama

yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari empat orang atau lebih. Dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif berdampak positif pada siswa yaitu

dimungkinkan tercipta saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual,

interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.

Kelompok ahli atau kelompok pakar (expert group) yaitu kelompok siswa yang

terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk

mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota

kelompok asal. Dalam model jigsaw, setiap anggota tim bertanggung jawab untuk

menguasai bagian materi kemudian mengajarkan bagian materi itu kepada

anggota tim lainnya. Oleh karena itu, dengan jigsaw siswa dimungkinkan lebih

termotivasi untuk menguasai materi.

Dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif jigsaw berpengaruh positif

dalam upaya meningkatkan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi. Pembelajaran

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

kooperatif jigsaw yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil yang ahli

dalam materi tertentu. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw, siswa

dapat bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar sehingga pembelajaran mengapresiasi sastra menjadi menyenangkan dan

meningkat secara optimal.

Dalam proses belajar mengapresiasi prosa fiksi, seharusnya siswa

menguasai unsur-unsur instrinsik prosa fiksi tersebut. Di samping untuk

menguasai konsep dan informasi, siswa dimungkinkan dapat memetik dan

mengembangkan nilai-nilai positif baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam

prosa fiksi tersebut. Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang

hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, siswa akan memperoleh gizi batin

sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan. Teks

sastra tak ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan pengalaman psikis

manusia.

Motivasi belajar juga berpengaruh positif terhadap kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi khususnya siswa yang bermotivasi tinggi. Motivasi

menjadi faktor penyebab belajar, memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh

karena itu, guru hendaklah selalu memotivasi siswa selama proses belajar

sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, komunikasi berjalan

lancar, dan meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pendidik dalam

upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa

dalam mengapresiasi prosa fiksi. Pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dapat

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dijadikan satu alternatif pembelajaran mengapresiasi prosa fiksi. Selain itu, guru

juga harus memperhatikan motivasi belajar siswa dalam rangka meningkatkan

prestasi karena motivasi belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

peningkatan kemampuan/prestasi siswa.

Berdasarkan temuan di atas, guru perlu mengembangkan pembelajaran

yang inovatif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan mengapresiasi prosa fiksi, yaitu: (a) Mensosialisasikan pendekatan-

pendekatan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, salah satunya adalah

pendekatan pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD di semua jenjang sekolah

dengan cara pelatihan maupun seminar-seminar; (b) memberdayakan semua

lapisan yang berkecimpung di bidang pendidikan untuk menciptakan

pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan; dan (c) memperluas wawasan dan

pemahaman tentang pentingnya pengembangan pembelajaran yang inovatif secara

memadai, seperti memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif jigsaw dan

STAD.

C. Saran

Dari hasil simpulan di atas, diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru bahasa Indonesia disarankan menggunakan pembelajaran kooperatif

jigsaw dan STAD sebagai satu alternatif dalam pembelajaran mengapresiasi

prosa fiksi. Di samping itu, disarankan kepada guru agar memilih pendekatan,

strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan

sehingga siswa akan terdorong untuk belajar mengapresiasi prosa fiksi. Guru

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

hendaklah menciptakan suasana demokratis di lingkungan sekolah sehingga

siswa akan dapat mengembangkan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

2. Guru hendaklah mengetahui karakteristik siswa khususnya motivasi belajar

siswa agar prestasi belajar siswa bisa tercapai secara maksimal. Guru

hendaklah selalu memotivasi siswa selama proses belajar sehingga aktivitas

belajar berlangsung lebih menyenangkan, komunikasi berjalan lancar, dan

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar.

3. Siswa hendaklah membiasakan diri untuk membaca novel agar wawasan dan

pengalaman batinnya bertambah luas. Melalui karya sastra, siswa akan

memperoleh gizi batin sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya

bisa tercerahkan.

4. Pengambil kebijakan hendaklah mempertimbangkan hasil penelitian ini untuk

mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia

di SMP. Penerapan KTSP di sekolah menuntut penetapan pendekatan-

pendekatan pembelajaran yang inovatif dan konstruktivistis. Oleh karena itu,

hendaknya sekolah tidak keberatan untuk menyediakan dana guna kegiatan

siswa yang menunjang, pengadaan media pembelajaran, seperti laboratorium

bahasa, dan memfasilitasi guru-guru bahasa untuk pelatihan teknologi

pembelajaran. Dengan demikian, saran yang diajukan kepada kepala sekolah,

antara lain: (a) membantu guru menyediakan sarana dan prasarana seperti

laboratorium bahasa untuk menunjang pembelajaran, (b) mendukung guru

dan memberi kebebasan kepada mereka untuk melaksanakan pembelajaran

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN …/Pengaruh... · 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi ... pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

yang inovatif, (c) memfasilitasi guru untuk mengembangkan potensi dengan

diikutsertakan pada pelatihan-pelatihan inovasi pembelajaran.

5. Peneliti lain agar mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan

variabel atribut yang berbeda. Peneliti lain yang tertarik pada bidang kajian

prosa fiksi hendaklah mengadakan penelitian serupa dengan melibatkan lebih

banyak lagi variabel bebas (prediktor), sehingga faktor-faktor lain yang

diduga memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi dapat diketahui secara lebih komprehensif. Peneliti

lain hendaknya dapat mengembangkan model pembelajaran dengan

pendekatan lain sehingga dapat memperkaya wawasan guru tentang

pendekatan dan metode pembelajaran yang pada gilirannya mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.