BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional...

21
67 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Pada tanggal 11 September 2011 penulis meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah meminta izin kepada kepala sekolah SMP Negeri 8 Salatiga secara informal untuk menyampaikan maksud dan tujuan penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 8 Salatiga. Berdasarkan surat permohonan izin penelitian tersebut, kepala sekolah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Penulis juga melakukan persiapan instrumen alat test berupa check list, satuan layanan konseling kelompok Adlerian, sebuah permainan sebelum melakukan konseling kelompok Adlerian dan silabus pelaksanaan konseling kelompok sampai selesai. Penulis juga membentuk kelompok kontrol dan eksperimen sebagai sampel penelitian. 4.2 Gambaran Mengenai Siswa Sebelum memulai penyebaran instrumen, penulis diberikan guru BK (pamong) subjek 4 kelas VII SMP N 8 Salatiga. Kelas tersebut terdiri kelas VII A yang terdiri dari 32 siswa, kelas VII C terdiri dari 30 siswa, kelas VII D terdiri dari 32 siswa, kelas VII F terdiri dari 30 siswa yang masing-masing totalnya ada 124 siswa. Alasan guru BK memberikan 4 kelas karena penulis mencari siswa

Transcript of BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional...

Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

67

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Izin Penelitian

Pada tanggal 11 September 2011 penulis meminta surat permohonan izin

penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

meminta izin kepada kepala sekolah SMP Negeri 8 Salatiga secara informal

untuk menyampaikan maksud dan tujuan penulis mengadakan penelitian di SMP

Negeri 8 Salatiga. Berdasarkan surat permohonan izin penelitian tersebut, kepala

sekolah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Penulis

juga melakukan persiapan instrumen alat test berupa check list, satuan layanan

konseling kelompok Adlerian, sebuah permainan sebelum melakukan konseling

kelompok Adlerian dan silabus pelaksanaan konseling kelompok sampai selesai.

Penulis juga membentuk kelompok kontrol dan eksperimen sebagai sampel

penelitian.

4.2 Gambaran Mengenai Siswa

Sebelum memulai penyebaran instrumen, penulis diberikan guru BK

(pamong) subjek 4 kelas VII SMP N 8 Salatiga. Kelas tersebut terdiri kelas VII A

yang terdiri dari 32 siswa, kelas VII C terdiri dari 30 siswa, kelas VII D terdiri

dari 32 siswa, kelas VII F terdiri dari 30 siswa yang masing-masing totalnya ada

124 siswa. Alasan guru BK memberikan 4 kelas karena penulis mencari siswa

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

68

yang mempunyai masalah rasa rendah diri yang tinggi. Kemudian penulis

mendapatkan 12 siswa dari 4 kelas tersebut yang mempunyai rasa rendah diri

yang tinggi. Siswa dibagi dua untuk menentukan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kedua kelompok dibagi dua yang sama-sama 6 anggota,

memiliki 4 laki-laki dan 2 perempuan, hasil skor hampir sama pada tiap-tiap

masalah rasa rendah diri yang dialami tiap siswa yang dapat dilihat pada tabel 3.1

dan 3.2. Hal inilah yang membuat kelompok bisa dilaksanakan dan menjadikan

layanan konseling kelompok Adlerian sangat dibutuhkan.

4.3 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali yaitu pre

test dan post tes. Pre test dilaksanakan pada tanggal 20 September 2011 dengan

jadwal yang ditentukan guru BK (pamong) karena di hari tersebut ada 4 kelas jam

BK dengan menyebarkan Check List masalah rasa rendah diri yang terdiri dari 48

item. Pre tes diberikan kepada siswa kelas VII A, VII C, VII D, VII F SMP Negeri

8 Salatiga yang berjumlah 124 siswa.

Pengambilan data post test dilaksanakan setelah seluruh rangkaian

kegiatan eksperimen selesai. Post test dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2012

dan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-

masing terdiri dari 6 siswa. Daftar pernyataan yang diberikan pada post test sama

dengan daftar pernyataan pre test.

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

69

4.4 Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen ini dilakukan dalam 9 sesi. Berikut sesi pertama

sampai dengan sembilan.

Sesi pertama (Pembentukan Kelompok) : 4 Januari 2012

Konselor bertindak sebagai pemimpin kelompok, sebelum itu penulis

belajar dari Adler (yang khas dari Adler dalam konseling kelompok Adlerian)

yaitu mengajarkan untuk memanfaatkan dinamika kelompok dan konseli diajak

untuk menemukan perubahan diri yang merupakan tanggung jawabnya, dan

konselor memberi penguatan serta pandangan yang benar dan selalu memberikan

kompensasi untuk ke arah superioritas. Hal ini selalu diterapkan atau dilakukan

penulis dalam proses konseling kelompok Adlerian setiap sesinya. Konselor

membuka pertemuan dengan doa dan memperkenalkan diri. Pemimpin kelompok

mempersilahkan para konseli memperkenalkan diri, untuk mempererat dan

membuat suasana menjadi akrab. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian,

tujuan, asas-asas dalam konseling kelompok, serta menjelaskan teknik permainan

yang digunakan penulis untuk meningkatkan dinamika kelompok sebagai manfaat

dari konseling kelompok Adlerian, meyakinkan kelompok untuk tidak merasa

ragu dalam mengungkapkan masalahnya. Pemimpin kelompok juga memberikan

kepercayaan sepenuhnya kepada semua peserta akan kerahasiaan dari masalah-

masalah yang akan diungkapkan nantinya. Pemimpin kelompok mengajak

kelompok untuk memainkan sebuah permainan kelompok .

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

70

Sesi Dua (pembentukan kelompok dan identifikasi masalah) : 7 Januari 2012

Pada sesi kedua ini, pemimpin kelompok memberikan permainan kepada

anggota kelompok. Pemimpin kelompok menanyakan lagi mengenai pengertian

konseling kelompok, tujuan, asas-asas konseling kelompok kepada anggota

kelompok agar anggota kelompok lebih mengerti tujuan diadakan konseling

kelompok. Pemimpin kelompok mengadakan kontak waktu dengan anggota

kelompok. Disepakati bahwa konseling kelompok ini dilakukan selama 9 sesi,

dengan durasi waktu 110 menit per sesinya yang di potong waktu sekitar 20 menit

untuk melakukan permainan terlebih dahulu agar suasana konseling lebih nyaman.

Setelah itu identifikasi masalah dilakukan. Karena pemimpin kelompok sudah

membawa data hasil jawaban anggota kelompok eksperimen. Pada sesi

selanjutnya yang akan disepakati dan dibahas adalah masalah rasa rendah diri

yang tertinggi . Pemimpin kelompok membacakan tiap skor yang dijawab anggota

kelompok. Dari skor 32 adalah masalah rasa rendah diri M.FH, skor 31 adalah

masalah rasa rendah NIP, skor 31 adalah masalah rasa rendah diri FKN, Skor 30

adalah masalah rasa rendah diri PPW, Skor 30 adalah masalah rasa rendah diri

NN, Skor 30 adalah masalah rasa rendah DA. Dengan masalah yang dibacakan

pemimpin kelompok dan semua anggota kelompok (konseli) setuju dengan apa

yang dijelaskan pemimpin kelompok kalau konseling kelompok Adlerian akan

dimulai membahas masalah dari skor yang paling tinggi dan memberikan

kompensasi kepada setiap konseli untuk kearah superioritas. Setelah itu kegiatan

diakhiri dan bersepakat untuk sesi ke tiga.

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

71

Sesi Tiga : 11 Januari 2012

Pada sesi ketiga ini, disepakati akan membantu dan menyelesaikan

masalah M.FH. Sebelum dilakukan pemimpin kelompok memberikan sebuah

permainan agar dalam konseling kelompok yang akan dilakukan tidak membuat

anggota kelompok yang lain tegang. Berdasarkan skor check list yang dibagikan

oleh pemimpin kelompok untuk mengetahui masalah rendah diri siswa, pemimpin

kelompok mendapatkan bahwa M.FH memiliki keluhan paling tinggi terhadap

masalah rasa rendah diri dengan skor 32. Berdasarkan prinsip konseling kelompok

yang melibatkan seluruh anggota konseling kelompok untuk mengeluarkan

pendapat, ide atau saran, konselor kembali meyakinkan M.FH untuk terbuka

dengan masalah yang dihadapi dan pemimpin kelompok memberikan kompensasi

untuk kearah superioritas. Pemimpin kelompok membantu menyelesaikan

permasalahan dengan membahas tiap pernyataan yang diisi M.FH dan

memberikan kompensasi kepada konseli untuk kearah superioritas, ke arah

superioritas disini maksudnya terus berjuang menjadi lebih baik lagi menjadi

dekat dan dekat dengan tujuan menjadi individu yang ideal. Setelah semua

pernyataan yang diisi M.FH di selesaikan pemimpin kelompok menghimbau

M.FH untuk mencoba semua saran, pendapat semua anggota kelompok demi

menurunkan rasa rendah diri M.FH agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan

tidak terpuruk dengan rasa rendah diri yang selalu menakuti M.FH.

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

72

Sesi Empat : 14 Januari 2012

Pada awal pertemuan keempat, konselor kembali meyakinkan konseli

untuk selalu terbuka terhadap apa yang menjadi masalahnya sebelum konselor

memberikan permainan dengan tujuan mengakrabkan sesama anggota kelompok.

Pada sesi keempat ini, merupakan pembahasan konseli bernama NIP yang

memiliki skor yang tergolong kategori tinggi dalam masalah rasa rendah diri

dengan skor 31. Melalui checklist yang diisi oleh NIP, pemimpin kelompok dapat

mengetahui apa saja yang membuat NIP merasa rendah diri. Kemudian pemimpin

kelompok memberikan kompensasi kepada konseli untuk kearah superioritas,

membantu NIP untuk mengurangi rasa rendah diri dengan cara membahas dan

menyelesaikan masalah dari pernyataan dalam checklist tersebut satu per satu.

Seperti pertemuan sebelumnya, pemimpin kelompok sangat berharap teman-

teman yang lain memberi pendapat ataupun saran untuk membantu mengurangi

masalah rendah diri yang dialami NIP. Pada akhir pertemuan, NIP berjanji untuk

mencoba saran pemimpin kelompok dan teman-temannya tentang mengurangi

rasa rendah diri.

Sesi kelima : 18 Januari 2012

Pada pertemuan kelima ini, akan membahas tentang permasalahan FKN

yang juga merupakan siswa dengan skor rasa rendah diri kategori tinggi yaitu 31.

skor FKN setingkat dengan NIP tetapi permasalahan rendah diri tidak sama.

Seperti pertemuan sebelumnya, pemimpin kelompok menggunakan permainan

untuk meningkatkan kedekatan sesama konseli dan tercipta sebuah keterbukaan

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

73

pada saat mengungkapkan permasalahan mereka. Pemimpin kelompok

memberikan kompensasi untuk ke arah superioritas dan membantu membahas

permasalahan satu per satu supaya tidak ada yang tertinggal satu pun masalah rasa

rendah diri. Hal ini bukan hanya pemimpin kelompok yang memberikan saran

ataupun gagasan. Tetapi teman sesama konseli juga berkewajiban untuk

memberikan pandangan atau gagasan yang berguna untuk membantu FKN

memperbaiki dirinya. Pada akhir pertemuan, FKN berjanji untuk mencoba

mengurangi permasalahan rendah diri yang dimiliki berdasarkan saran konselor

dan teman-temannya.

Sesi keenam : 21 Januari 2012

Pertemuan keenam ini digunakan untuk membahas permasalahan PPW,

konseli dengan skor 30 dan tergolong kategori rasa rendah diri tinggi. Tidak lupa

konselor memberikan permainan supaya membantu konseli semakin akrab dengan

anggota konseli yang lain. Tidak lupa pemimpin kelompk selalu memberikan

kompensasi untuk kearah superioritas dan PPW mengungkapkan

permasalahannya tetapi dalam pertemuan ini sudah tampak meningkatnya

kepercayaan konseli satu sama lain. Konseli dengan kepercayaan diri yang tinggi

mengungkapkan permasalahan dalam dirinya. Sedangkan anggota kelompok

mencoba untuk memberikan saran yang membangun untuk PPW yang membuat

terjadinya komunikasi yang baik dalam konseling kelompok ini. Konselor juga

menambahkan apa yang dirasa saran dan ide dari anggota kelompok (konseli)

yang kurang. Untuk bisa membantu PPW menyelesaikan permasalahan rasa

rendah dirinya. Acara diakhiri setelah PPW sudah tidak memiliki pertanyaan

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

74

seputar penurunan masalah rendah diri yang harus ditanyakan oleh konselor

ataupun teman konseli lain.

Sesi ketujuh : 25 Januari 2012

Pertemuan ketujuh ini digunakan untuk membahas permasalahan NN yang

merupakan siswa dengan skor rasa rendah diri kategori tinggi yaitu 30. Pemimpin

kelompok kembali menggunakan permainan untuk menciptakan komunikasi dan

suasana yang hangat pada pertemuan konseling kelompok sesi ketujuh ini.

Pemimpin kelompok selalu memberikan kompensasi kearah superioritas

kemudian membahas permasalahan yang dialami oleh NN dan menyuruh NN

untuk terbuka dengan masalahnya didepan teman-temannya. Dengan tujuan

pertemuan konseling ini bisa membantunya menyelesaikan permasalahan yang

dialami. Tidak lupa pula teman sesama konseli berkewajiban untuk memberikan

ide atau gagasan supaya membantu NN menyelesaikan masalahnya. Pada akhir

acara, NN berjanji untuk memperbaiki dirinya dengan cara mencoba saran yang

diberikan konselor dan teman-temannya.

Sesi kedelapan : 28 Januari 2012

Pertemuan kedelapan ini membahas permasalahan yang dialami DN. DN

merupakan siswa dengan masalah rendah diri kategori tinggi yaitu 30. Pemimpin

kelompok memulai pertemuan dengan memainkan permainan yang biasanya

dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Seusai permainan, Pemimpin kelompok

selalu memberikan kompensasi untuk kearah superioritas dan mulai membahas

pernyataan DN yang terdapat pada checklist yang sudah diisi. Karena pertemuan

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

75

ini adalah pertemuan akhir dalam membahas permasalahan konseli, teman-teman

konseli DN sangat termotivasi untuk mengeluarkan ide dan pendapat yang

diharapkan dapat membantu DN memperbaiki dirinya. Pada akhir pertemuan, DN

mengucapkan terima kasih kepada konselor dan teman-temannya atas saran yang

sangat membangun dan berjanji untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan DN.

Sesi kesembilan : 1 Februari 2012

Pertemuan kesembilan ini merupakan pertemuan evaluasi untuk

membahas segala macam permasalahan rasa rendah diri yang dialami konseli.

Satu per satu konseli harus mengungkapkan apa saja yang menurut konseli sudah

berubah setelah pertemuan konseling kelompok beberapa kali pertemuan.

Pemimpin kelompok merasa puas karena beberapa konseli mengungkapkan

bahwa pertemuan konseling yang sudah dilakukan sudah dapat membantu konseli

mengurangi permasalahan rendah diri yang dialami yang bisa diambil kesimpulan

kalau konseli sudah bisa menuju kearah superioritas. Urutan berbagi pengalaman

dilakukan dari M.FH dengan skor yang paling tinggi menuju ke skor terendah.

Lalu pemimpin kelompok bertanya setiap pernyataan dalam checklist. Apabila

ada permasalahan yang belum bisa sepenuhnya terselesaikan, konselor kembali

memberi saran supaya dikemudian hari bisa diperbaiki. Setelah menonton video

yang bisa memotivasi siswa untuk bisa lebih menghargai diri-sendiri dan orang

tua anggota kelompok (konseli) untuk tidak menjadi pribadi yang mempunyai rasa

rendah diri yang semoga saja konseling kelompok Adlerian ini bermanfaat untuk

hari kedepan konseli. Diharapkan dari pertemuan kesembilan ini, konseli bisa

semakin menurunkan angka permasalahan rasa rendah diri yang dialami.

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

76

Post Test: 4 Februari 2012

Konselor memberikan post test kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol di ruang yang berbeda. Kelompok eksperimen di ruang VIII F

dan kelompok kontrol di ruang VIII E.

Tindak lanjut: 6 Februari 2012

Setelah selesai, penulis menemui guru BK dan membicarakan bahwa

konseling kelompok telah selesai. Penulis memberikan hasil dan data yang

digunakan untuk menurunkan permasalahan rendah diri konseli. Tanggapan guru

pamong terhadap hasil dan data yang diberikan peneliti beliau merasa senang

karena penulis bisa membantu beliau selaku guru BK untuk menurunkan angka

rasa rendah diri yang dialami muridnya.

4.5 Analisis Data

4.5.1 Analisis data Deskriptif

Pengujian pertama dilakukan pada data pre tes. Pre test dilaksanakan

sebelum pemberian layanan konseling kelompok Adlerian pada tanggal 20

September 2011. Pengujian kedua adalah post test yang diberikaan setelah

pemberian konseling kelompok Adlerian pada tanggal 4 Februari 2012. Adapun

hasil dari analisis deskriptif pre test dan post test dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

77

Tabel 4.1

Kategori rasa rendah diri kelompok eksperimen sebelum perlakuan

Range Kategori Frekuensi Pre

Test

Persen

40-48 Sangat Tinggi - -

30-39 Tinggi 6 100%

20-29 Sedang - -

10-19 Rendah - -

0-9 Sangat Rendah - -

Jumlah 6 100%

Pada tabel pre test kelompok eksperimen variabel rasa rendah diri pada

kategori tinggi (100%)

Tabel 4.2

Kategori rasa rendah diri kelompok eksperimen sesudah perlakuan

Range Kategori Frekuensi

Post test

Persen

40-48 Sangat Tinggi - -

30-39 Tinggi - -

20-29 Sedang - -

10-19 Rendah - -

0-9 Sangat Rendah 6 100%

jumlah 6 100%

Pada tabel post test kelompok eksperimen variabel rasa rendah diri pada

kategori sangat rendah (100%).

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

78

Tabel 4.3

Kategori rasa rendah diri kelompok kontrol tidak diberi perlakuan

Range Kategori Frekuensi Pre

Test

Persen

40-48 Sangat Tinggi - -

30-39 Tinggi 6 100%

20-29 Sedang - -

10-19 Rendah - -

0-9 Sangat Rendah - -

jumlah 6 100%

Pada tabel pre test kelompok kontrol variabel rasa rendah diri pada

kategori tinggi (100%)

Tabel 4.4

Kategori rasa rendah diri kelompok kontrol tidak diberi perlakuan

Range Kategori Frekuensi

Post test

Persen

40-48 Sangat Tinggi - -

30-39 Tinggi 6 100%

20-29 Sedang - -

10-19 Rendah - -

0-9 Sangat Rendah - -

jumlah 6 100%

Pada tabel post test kelompok kontrol variabel rasa rendah diri pada

kategori tinggi (100%)

Hasil dari 6 siswa kelompok eksperimen dan 6 siswa kelompok kontrol

dari hasil pre test dan post test dapat dilihat pada tabel:

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

79

Tabel 4.5

Data skor pre test dan skor post test kelompok eksperimen

No Nama Pre test Post test Perbedaan

Skor

1 M. FH (kelompok eksperimen) 32 7 25

2 NIP (kelompok eksperimen) 31 7 24

3 FKN (kelompok eksperimen) 31 8 23

4 PPW (kelompok eksperimen) 30 6 24

5 NN (kelompok eksperimen) 30 6 24

6 DA (kelompok eksperimen) 30 5 25

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa variabel rasa rendah diri

siswa turun diantaranya M.FH yang sebelum pelaksanaan konseling kelompok

Adlerian memiliki total skor 32 dan setelah pelaksanaan konseling kelompok

Adlerian menjadi 7. Jadi M.FH ada penurunan skor 25. Pada NIP skoring 31

menjadi 7 ada penurunan skor sebanyak 24. Pada FKN Skoring 31 menjadi 8 ada

penurunan skor sebanyak 23. Pada PPW dari skoring 30 menjadi 6 Sehingga ada

penurunan skor sebanyak 24. Pada NN dari skoring 30 menjadi 6 ada penurunan

penurunan skor 24. Pada DA dari skoring 30 menjadi 5 ada penurunan skor 25.

Setelah pelaksanaan konseling kelompok Adlerian yang telah dilakukan ada

kemajuan yang membuat penurunan dari rasa rendah diri tinggi ke sangat rendah,

hal ini sesuai dengan pengungkapan para siswa dari hasil pre test dan post test.

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

80

Tabel 4.6

Data skor pre test dan skor post test kelompok kontrol

No Nama Pre test Post test Perbedaan

Skor

1 NA ( Kelompok kontrol) 32 32 0

2 IJ( Kelompok kontrol) 31 31 0

3 YJK ( Kelompok kontrol) 30 30 0

4 PF( Kelompok kontrol) 30 31 1

5 GW ( Kelompok kontrol) 30 32 2

6 MS ( Kelompok kontrol) 30 31 1

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa variabel rasa rendah diri

siswa kelompok kontrol relatif sama dan ada yang naik. NA yang sebelumnya

pada saat check list disebar total skor 32 dan tetap menjadi 32 karena tidak diberi

perlakuan konseling kelompok Adlerian. Pada IJ skoring 31 tetap menjadi

menjadi 31. Pada YKJ Skoring 30 tetap menjadi 30. Pada PF dari skoring 30

menjadi 31 ada kenaikan skor 1. Pada GW dari skoring 30 menjadi 2 ada

kenaikan skor 2 .Pada MS dari skoring 30 menjadi 31 ada kenaikan skor 1.

4.5.2 Analisis data Mann Whitney Test

Dari data pada tabel ini, selanjutnya dilakukan perhitungan analisis dengan

menggunakan teknik analisis data Mann Whitney U, untuk mengetahui

perbandingan apakah ada perbedaan tingkat rasa rendah diri siswa / kelompok

yang diberikan treatment dengan kelompok yang tidak diberikan treatment

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

81

dengan melihat mean rank (harga rata-rata ) antara kelompok kontrol dan

eksperimen sebelum dan sesudah diberi layanan konseling kelompok Adlerian.

Untuk mengetahui signifikasi penurunan rasa rendah diri pada kelompok

eksperimen siswa kelas VII SMP N 8 Salatiga dilakukan perhitungan

menggunakan analisis Mann Whitney U. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada

tabel:

Tabel 4.7

Uji Mann Whitney

Pre Test dan Post Test Rasa Rendah Diri Kelompok kontrol

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor pre test 6 5.08 30.50

post test 6 7.92 47.50

Total 12

Test Statisticsb

skor

Mann-Whitney U 9.500

Wilcoxon W 30.500

Z -1.450

Asymp. Sig. (2-tailed) .147

Exact Sig. (2-tailed) .210

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel 4.7 terdapat hasil dari pengolahan statistik antara pre test dan

post test kelompok kontrol dengan rumus Mann Whitney Nampak bahwa skor

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

82

dari Mann Whitney U= 9,500, nilai Z = -1,450 dan nampak Asymp. Sig. 2 tailed

0,147 > 0,050. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara rasa rendah diri pada skor pre test dan post test. Dengan

mean rank pre test kelompok kontrol 5,08 dan mean rank post test kelompok

kontrol 7,92. Selisih mean rank post test antara kelompok kontrol 2,84.

Tabel 4.8

Uji Mann Whitney

Pre Test dan Post Test Rasa Rendah Diri Kelompok Eksperimen

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor pre test 6 9.50 57.00

post test 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

skor

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.918

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. (2-tailed) .002

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel tabel 4.8 terdapat hasil pengolahan statistik antara pre test dan

post test kelompok eksperimen menggunakan rumus Mann Whitney. Nampak

bahwa skor dari Mann Whitney U= 0,000, nilai Z = -2,918 dan nampak Asymp.

Page 17: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

83

Sig. 2 tailed 0,004 < 0.050. Dengan demikian dinyatakan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara rasa rendah diri pada skor pre test dan post test. Dengan

mean rank pre test kelompok eksperimen 9.50 dan mean rank post test kelompok

eksperimen 3,50. Selisih mean rank pre test dan post test antara kelompok

eksperimen 6,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapatkan

perlakuan konseling kelompok Adlerian rasa rendah dirinya menurun.

Tabel 4.9

Uji Mann Whitney

Post Test rasa rendah diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Test Statisticsb

skor

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.918

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. (2-tailed) .002

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel 4.9 terdapat hasil pengolahan statistik antara post test kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan rumus Mann Whitney nampak bahwa

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor eksperimen 6 3.50 21.00

kontrol 6 9.50 57.00

Total 12

Page 18: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

84

skor dari Mann Whitney U= 0,000, nilai Z = -2,918 dan nampak Asymp. Sig. 2

tailed 0,004 < 0,050. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara skor rasa rendah diri pre test dan post test pada kelompok

eksperimen. Dengan mean rank post test kelompok eksperimen 3,50 dan mean

rank post test kelompok kontrol 9,50. Selisih mean rank post test antara kelompok

eksperimen dan kontrol 6.00. Jadi dapat dapat disimpulkan kelompok eksperimen

yang diberikan konseling kelompok rasa rendah dirinya menurun.

4.6 Uji Hipotesis

Penulis mengajukan hipotesis : ” Konseling Kelompok Adlerian dapat

Menurunkan Secara Signifikan Rasa Rendah Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 8

Salatiga Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.”

Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi Asymp.Sig. 2-tailed 0,004 <

0,05 dengan mean rank pada pre test 9,50 sedangkan mean rank pada post test

adalah 3,50 sehingga ada penurunan mean rank kelompok eksperimen sebesar

6,00. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Konseling kelompok Adlerian dapat menurunkan secara signifikan rasa

rendah diri siswa kelas VII SMP N 8 Salatiga yang dapat dilihat dalam analisis

Mann Whitney nampak bahwa skor Mann Whitney U= 0,000, nilai Z = -2,918 dan

nampak Asimp.Sig. 2-tailed 0,004 < 0.050. Skor mean rank pada pre test

kelompok eksperimen adalah 9,50. Kemudian sesudah mendapatkan perlakuan

Page 19: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

85

skor mean rank pada post test kelompok eksperimen adalah 3,50. Ada penurunan

skor mean rank kelompok eksperimen sebesar 6,00.

Dalam penelitian ini pada saat pre test skor siswa kelompok eksperimen

memiliki rasa rendah diri yang tinggi yang sama dialami kelompok kontrol,

setelah diberikan konseling kelompok Adlerian pada kelompok eksperimen yang

dilakukan sembilan sesi dari pembentukan kelompok dua sesi, proses konseling

kelompok enam sesi dan evaluasi satu sesi dan dirasa cukup untuk membuat rasa

rendah diri siswa menurun karena semua masalah yang dialami tiap konseli sudah

dibahas satu-persatu tiap item dari aspek (fisik, psikologis dan sosial) dan

diselesaikan satu persatu yang membuat tiap konseli yang mempunyai masalah

yang sama ditiap aspek bisa mengikuti dan mempratekkan dalam kesehari-

hariannya dengan mengikuti tips-tips penyelesaian masalah yang diberikan oleh

penulis.

Adler mengajarkan konselor untuk memanfaatkan dinamika kelompok.

Konseli diajak untuk menemukan perubahan diri yang merupakan tanggung

jawabnya, dan konselor memberi penguatan serta pandangan yang benar. Hal ini

sudah dilakukan penulis disetiap sesi, penulis membentuk dinamika kelompok

sehingga proses konseling lebih mudah dilaksanakan untuk menyelesaikan

masalah konseli dan dengan mengajak menemukan perubahan yang akan

dilakukan konseli setelah membahas masalah, memberikan penyelesaian dan

saran-saran yang akan dilakukan konseli setelah proses konseling selesai serta

memberikan penguatan agar konseli lebih dewasa menyelesaikan masalah agar

tidak timbul masalah rasa rendah lagi. Analisis menggunakan Mann Whitney U

Page 20: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

86

Test, hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.8 (analisis pre test dan post test

kelompok eksperimen) dan tabel 4.9 (analisis post test kelompok eksperimen dan

kontrol).

Temuan ini sejalan dengan penelitiannya Brough, Marjorie F (1994), yang

menunjukkkan bahwa terdapat pengurangan rasa rendah diri. Persamaan hasil

temuan ini dimungkinkan sama-sama menggunakan 1 teori dari tokoh Adler yang

membuat penelitian ini menjadi sejalan dari teori rasa rendah diri Adler, dan

konseling kelompok Adlerian

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan Michael dan David (2000). Proses terapi kelompok dilakukan waktu

sekitar satu setengah bulan untuk bisa mengurangi perasaan rendah diri remaja

Burundi dengan menggunakan pendekatan konseling kelompok Adlerian dan teori

dari tokoh Adler. Tetapi setelah proses konseling kelompok diberikan hasil

menunjukkan perasaan rendah diri remaja Burundi tidak dapat

berkurang/menurun. Walaupun penelitian sama-sama menggunakan teori dan

konseling kelompok yang sama yaitu Adlerian namun perbedaan hasil penelitian

ini di mungkinkan karena adanya perbedaan latar belakang kehidupan remaja

yang mempunyai masalah rasa rendah diri yang diteliti oleh penulis dengan

Michael dan David (2000). Dimana perbedaannya penulis menggunakan 12 siswa

SMP yang mempunyai rasa rendah diri tinggi tetapi dengan skala kehidupan yang

masih normal maka rasa rendah diri siswa masih dapat diturunkan. Sedangkan

yang diteliti Michael dan David (2000) remaja yang di ambil secara acak di

negara Burundi, Afrika Selatan yang sudah hidup dengan kemiskinan, kelaparan

Page 21: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1794/5/T1_132007066_BAB IV.pdfPemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas

87

dan kekurangan gizi yang mengakibatkan rasa rendah diri tidak dapat berkurang.

Michael dan David apabila melakukan penelitian lagi di Burundi, sebaiknya

setelah memberikan konseling kelompok Alderian ditambah dengan memberikan

bantuan obat-obatan, bahan makanan, pembelajaran tentang kehidupan diluar

yang mungkin tidak banyak didapatkan oleh remaja Burundi, yang bisa dilakukan

dengan membuat sebuah organisasi/team untuk membantu kehidupan remaja di

Burundi agar remaja yang mempunyai perasaan rendah diri dapat berkurang.

Jadi dapat disimpulkan rasa rendah diri tinggi dapat di turunkan dengan

memakai satu set teori dan treatment konseling kelompok dari Adler dengan

masalah rasa rendah diri yang tinggi tetapi dengan skala kehidupan yang normal

sama seperti penelitian yang dilakukan penulis dengan Brough.