Asas Asas Kurikulum

22
ASAS-ASAS KURIKULUM MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM DISUSUN OLEH : 1. ERNITA SARI 13040019 2. INTAN MELATI 13040020 3. IDA NUR HIDAYAH 13040022 4. EMILIYA 13040025 5. HERU IRAWAN 13040028 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

description

asas

Transcript of Asas Asas Kurikulum

Page 1: Asas Asas Kurikulum

ASAS-ASAS KURIKULUM

MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM

DISUSUN OLEH :

1. ERNITA SARI 13040019

2. INTAN MELATI 13040020

3. IDA NUR HIDAYAH 13040022

4. EMILIYA 13040025

5. HERU IRAWAN 13040028

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (STKIP-MPL)

TAHUN 2014

Page 2: Asas Asas Kurikulum

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ASAS

ASAS KURIKULUM”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang

diberikan dalam mata kuliah Semantik di Kampus STKIP MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin..

Pringsewu,29 Maret 2015

Penyusun

ii

Page 3: Asas Asas Kurikulum

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan masalah...............................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II ASAS-ASAS KURIKULUM

A. Asas filosofis......................................................................................3

B. Asas Sosiologis...................................................................................6

C. Asas Psikologis...................................................................................7

D. Asas Organisatoris .............................................................................8

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN:.......................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Asas Asas Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum memilki peranan penting dalam sistem pendidikan. Hal ini

dikarenakan selain kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan yang

memiliki kedudukan cukup penting dalam seluruh kegiatan pendidikan,

kurikulum juga menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan.

Penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan secara sembarangan, mengingat

pentingnya peran kurikulum di dalam perkembangan pendidikan kehidupan

manusia secara umum.

Mengingat pentingnya kurikulum, desain kurikulum harus dilaksanakan

berdasarkan konsep pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman,

keterampilan, sikap dan nilai moral, sehingga visi dan misi kurikulum yang

dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat. Selain itu, dalam

pengembangan kurikulum juga  diperlukan landasan atau asas yang kuat agar

hasil pendidikan terjamin kualitasnya. Asas-asas utama dalam pengembangan

kurikulum yaitu asas filosofis, psikologis, sosiologis, cultural ilmu

pengetahuan dan teknologi serta organisatoris.

Di dalam makalah ini akan dipaparkan lebih rinci dan mendetail mengenai

pengertian dari asas pengembangan kurikulum dan hal-hal apa saja yang

terkait dengan ke lima asas pengembangan kurikulum tersebut.

B. Rumusan masalah

1)   Bagaimana pengertian kurikulum dan asas-asas kurikulum?

2)   Bagaimana Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum?

3)   Bagaimana Asas psikologis dalam pengembangan kurikulum?

4)   Bagaimana Asas sosial-budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

pengembangan kurikulum?

5)   Bagaimana Asas organisatoris dalam pengembangan kurikulum?

1

Page 5: Asas Asas Kurikulum

C. Tujuan

1)   Untuk mendeskripsikan pengertian dan asas-asas pengembangan

kurikulum

2)   Untuk mendeskripsikan Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum

3)   Untuk mendeskripsikan Asas psikologis dalam pengembangan kurikulum

4)   Untuk mendeskripsikan Asas sosial-budaya, ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam pengembangan kurikulum

5)   Untuk mendeskripsikan Asas organisatoris dalam pengembangan

kurikulum

2

Page 6: Asas Asas Kurikulum

BAB II

ASAS-ASAS KURIKULUM

Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan

cukup penting dalam seluruh kegiatan pendidikan, juga menentukan proses

pelaksanaan dan hasil pendidikan. Penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan

secara sembarangan ,mengingat pentingnya peran kurikulum didalam pendidikan

perkembangan kehidupan manusia secara umum.

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa landasan utama,yaitu asas

psikologi anak indonesia sendiri, asas sosiologi atau keadaan bangsa indonesia

sendiri, asas perkembangan IPTEKS di dunia, dan asas filsafat bangsa indonesia

sendiri, yaitu filsafat pancasila.

A. Asas filosofis

Falsafah dalam arti sebenarnya cinta akan kebenaran yang merupakan

rangkaian dari 2 pengertian, yakni philein (cinta) dan sophia (kebajikan ).

Dalam batasa moderen, filsafat diartikan sebagai ilmu yang berusaha

memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan lingkup

pengalaman manusia, yang berharap agar manusia dapat mengerti dan

mempunyai pandagan menyeluruh dan sistematis mengenai alam semsta

dan tempat manusia di dalamnya. Intinya manusia merupakan baagian dari

dunia (Barnadib,1994:11).

Pandangan menyeluruh dan sistematis yang diharapkan dapat dikuasai

oleh manusia adalah lebih dari sekedar pengetahuan. Barangkali yang

dimaksud dengan dikuasai disini adalah pengetahuan itu sendiri, dan juga

menemukan adanya kesalinghubungan dan pertalian semua unsur hingga

pada akhirnya akaan ditemukan adanya unsur kebijakan.

Sebagai induk dari semua pengetahuan (the mother of knowledge) filsafat

dapat dirumuska sebagai kajian tentang :

1. Metafisika, yakni studi tentang hakikat kenyataan atau realita;

2. Epistemologi, yakni studi tentang hakikat pengetahuan ;

3

Page 7: Asas Asas Kurikulum

3. Aksiologi, yakni studi tentang nilai ;

4. Etika, yakni studi tentang hakikat kebaikan ;

5. Estetika, yakni studi tentang hakikat keindahan ;

6. Logika, yakni studi tentang hakikat penalaran .

Namun 1 hal yang perlu diperhatikan oleh pengembang kurikulum

adalah dalam mengembangkan kurikulum, pengembang tidak hanya

menonjolkan atau mementingkan filsafat pribadinya, tetapi juga perlu

mempertimbangkan falasafah yang lain, antara lain : falsafah negara,

falsafah lembaga pendidikan, dan staf pengajar atau pendidik ( Nasution,

1989:14-15 ).

1. Falsafah Bangsa

Setiap negara di dunia ini, baik negara berkembang maupun negara

maju, memiliki falsafah atau pandangan pokok mengenai pendidikan.

Setiap individu memiliki pandangan tertentu mengenai pendidikan

yang kadang tidak sama dengan pandangan umum. Keberadaan

kurikulum adalah untuk memelihara keutuhan dan persatuan bangsa

dan negara. Agaknya memang tidak mudah menciptakan falsafah

pendidikan tang dapat diterima semua pihak. Kondisi masyarakat

menyangkut suku, agama, golongan, kepentingan politik tertentu, akan

turut mempengaruhinya. Namun, bagi bangsa indonesia, persoalan

falsafah pendidikan bukanlah persoalan, mengingat pancasila dan

UUD 1945 telah di terima secara resmi menjadi filsafat dan dasar

pendidikan nasional. Keberadan falsafah pancasila harus dijadikan

kerangka utama (mainsteream) dalam mengontrol pelaksanaan

lembaga-lembaga pendidikan pada suatu negara, karenanya

keberadaan filsafat tersebut akan mempengaruhi semua kebijakan dan

keputusan dalam pengembangan kurikulum.

4

Page 8: Asas Asas Kurikulum

2. Falsafah Lembaga Pendidikan

Pancasila merupakan falsafah nasional yang tegas dan telah di terima

oleh segenap bangasa indonesia. Dalam konteks pendidikan, pancasila

dijadikan pedoman bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan

falsafah atau pandangan masing-masing sesuai dengan misi dan tujuan

nasional serta nilai-nilai masyarakat yang dilayaninya. Falsafah suatu

pendidikan jarang dinyatakan secara jelas,spesifik dan eksplisit dalam

bentuk tulisan. Dalam kaitannya dengan rumusan tersebut, Nasution

(1989:21) mengungkapkan bahwa dalam merumuskan falsafah lembaga

pendidikan secara tertulis, perlu memiliki komponen-komponen berikut:

a). Alasan rasional mengenai eksistensi lembaga pendidikan itu; b).

Prinsip-prinsip pokok yaang mendasarinya; c). Nilai-nilai dan prinsip-

prinsip yang di junjung tinggi; dan d). Prinsip-prinsip pendidikan

mengenai hakikat anak didik, hakikat proses belajar mengajar dan hakikat

pengetahuan. Biasanya dalam falsafah lembaga pendidikan belum

dimasukan pengetahuan operasional yang spesifik.

3. Falsafah Pendidikan

Dalam operasional kurikulum, peran pendidik memang sangat penting.

Ia selalu terlibat dan karenanya peran falsafahnya dalam perencanaan,

pengorganisasian, dan penyampaian pelajaran merupakan suatu hal yang

menentukan tercapainya tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam

kurikulum sekolah bersangkutan akan sangat tidak berarti suatu kurikulum

yang baik jika pendidik memiliki falsafah yang berbeda dalam memahami,

menafsirkan dan melaksanakan kurikulum tersebut. Jadi, dalam konteks

operasional kurikulum, pendidik merupakan pemegang peran utama.

Kemudian, pengembangan (develovers) kurikulum perlu menyadari

kemungkinan adanya falsafah berbada yang dimiliki para pengajar.

Kebaradaan falsafah seorang pendidik memang sangat berpengaruh

terhadap proses belajar mengajar. Oleh karenanya seorang pendidik mesti

5

Page 9: Asas Asas Kurikulum

propesional. Pendidik propesional secara inplinsik selalu menempatkan

dirinya untuk menerima dan memikul sebagian tanggung jawab

pendidikan yang di pikul orang tua dan orang tua pun sangat

mengharapkan anaknya untuk memiliki pendidikan yang baik dan

profesional.

B. Asas Sosiologis

Asas sosiologis mempunyai peran penting dalam mengembangkan

kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa dimuka bumi ini.

Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita

terentu dan kebutuhan masyarakat karena itu, sudah sewajarnya kalau

pendidikan memperhatikan aspirasi masyarakat, dan pendidikan mesti

memberi jawaban atas tekanan-tekanan yang datang dari kekuatan sosio-

politik-ekonomi yang dominan.

Banyak lagi aspek-aspek lain yang turut memberikan pengaruh mengenai

apa yang harus dimasukan kedalam kurikulum, yakni yang menjadi

kebutuhan masyarakat (The need of society), antara lain: a). Interaksi yang

kompleks antara kekuatan-kekuatan sosial, politik, ekonomi, militer,

industri, dan kultural dengan masyarakat; b). Berbagai kekuatan dominan

sebagaimana diungkapkan diatas dibagian dunia lainnya yang erat

hubungannya dengan negara bersangkutuan; dan c). Pribadi pimpinan dan

tokoh-tokoh yang memegang kekuasaan formal dan informal diberbagai

lapisan masyarakat.

Dalam mengambil suatu keputusan mengenai kurikulum, para

pengembang mesti merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka

tinggal merespon berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh

beragam golongan dalam masyarakat dan memahami tuntutan kecantuman

nilai-nilai falsafah pendidikan bangsa dan berkait dengan falsafah yang

berlaku. Kurikulum sedapat mungkin dibangun dan dikembangkan dengan

6

Page 10: Asas Asas Kurikulum

tetap merujuk pada asas kemasyarakatan sekaligus dengan kebutuhan

masyarakat.

C. Asas Psikologis

Kontribusi psikologi terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk.

Pertama, model konseptual dan informasi yang akan membangun

perencanaan pendidikan. Kedua, berisikan berbagai metodologi yang dapat

diadaftasi untuk penelitian pendidikan (Meggi ing,1978:29). Pertanyaan

tentang pengembangan mata pelajaran, model-model dan metodologi-

metodologi itu bermacam-macam dan informasinya sering tidak lengkap

dan berkontradiksi. Tidak terdapat teori-teori psikologi, tetapi hanya ada

studi-studi dan teori-teori dalam hal perbedaan tingkat kecanggihan.

Teori-teori Belajar

1. Behaviorisme

Prinsip utama aliran behaviorisme adalah berdasarkan unit belajar.

Seorang behavioris melihat anak didik sebagai organisme yang

merespon stimulus dari dunia sekitarnya yang dikethui sebagai s-r atau

s-o-r. Peranan pendidik adalah menyajikan stimulus tertentu yang

membangkitkan respon tertentu yang mrupakan hasil belajar yang

diinginkan. Untuk mengatur proses s-r secara sistematis, bahan

pelajaran dipecahkan atau dibagi-bagi menjadi butir-butir informasi

secara mendetail

2. Teori gestalt

Teori Gestalt atau fieldtheori menggunakan konsep behaviorisme

dan perkembangan koknitip dengan memasukan unsur-unsur o

(o=organisme individu ) didalam rumus S-R menjadi S-O-R. Teori

gestalt sangat mementingkan anak didik dalam proses belajar

mengajar. Dalam belajar, anak didik kadang menemukan insight atau

penalaran spontanitas, tiba-tiba sehinggga dalam belajar anak didik

7

Page 11: Asas Asas Kurikulum

tidak hanya memupuk ilmu pengetahuan. Informasi baru yang masuk

diproses secara mental dengan informasi yang tersimpan dalam

ingatan, sehingga muncul pemahaman atau insight.

Walaupun demikian, keadaan insight tersebut berbeda antara anak

didik yang satu dengan yang lainnya, dikarnakan tiap individu

memiliki livespace (ruang lingkup ) yang berlainan. Livespace

terbentuk oleh totalitas oleh pengalaman seseorang selama hidupnya,

dan keberadaan nya akan mempengaruhi cara seseorang dalam

mempersepsi dunia sekitarnya dan demikian akan mempengaruhi

proses belajarnya.

3. Teori psikologi dayak

Penganut aliran teori psikologi daya berpandangan bahwa belajar

merupakan mendisiplinkan dan menguatkan daya-daya mental.

Terutama daya pikir, melalui latihan mental yang ketat dapat

contohkan bahwa jika otak telah kembangkan melalui studi

matematetika klasik humaniora. Anak didik akan mampu berpikir

rasional sehingga memudahkn proses belajar pada bidang studi yang

lain . Jadi yang menjadi fokus utama ialah cara mempelajari materi

pelajaran yang sulit, seperti matematika dan bahasa klasik. Agar

mendisplinkan dan mengembangkan prose-proses mental.

4. Teori pengembangan koknitif

Menurut teori, kemantangan mental tumbuh secara bertahaf pada anak

didik sebagai follow up dari intraksi dengan lingkungan.

Piaget mengungkapkan bahwa ada empat tahaf pokok dalam

perkembangan koknitif – intelektual, yaitu :

a. Tahap senso-motoris (0-2)

b. Tahap pra-operasional (2-6)

c. Tahap Operasional konkret (6-12)

8

Page 12: Asas Asas Kurikulum

d. Tahap Operasional format (12 tahun ke atas)

Semntara itu, John Dewey mengemukakakn tahap-tahap perkembangan

moral berdasarkan teori Jean Piaget :

a. Tahap amoral

b. Tahap konvensional

c. Tahap otonom

5. Teori Kepribadian

Pada tahun 1950 satelit an, Peck dan Haviq hurst mengembangkan

tipologi kepribadian yang disebut teori motivasi yang ditinjau dari

psikososial. Ada lima tipe watak yang mempengaruhi pola motivasi

individu, yaitu :

a. Tipe A-Moral

Anak sepenuhnya egosentris, memuaskan diri tanpa menghiraukan

orang lain

b. Tipe Expedient

Agak ke egosentris, patuh tanpa sistem moral internal dan dapat

memuaskan kebutuhan diri, namun masih diatur oleh kontrol eksternal.

c. Tipe Expedient

Belum memiliki sistem moral internal tentang yang baik dan buruk,

tapi masih kaku dan ketat tanpa pertimabangan atau pengecualian,

serta masih mengabaikan perasaan orang lain (tidak rasiaonal).

d. Tipe Expedient

Sistem moral sudah berkembang dan anak sudah menyadari kebutuhan

dan keinginan orang lain serta sensitive dan rela berkorban untuk

orang lain (Nasution, 1989 : 33).

D. Asas Organisatoris

9

Page 13: Asas Asas Kurikulum

Keadaan masyarakat senantiasa berubah dan mengalami kemajuan

pesat, sehingga tentu akan memberi beban baru bagi pengembangan

kurikulum (curriculum develovers), yang berperan sebagai pembuat

keputusan (decision makers) dan memilih terhadap apa yang harus

diajarkan kepada siapa dalam hubungan ini, Nasution (1989 : 34)

menyatakan bahwa ada dua masalah pokok yang harus dipertimbangkan

yakni :

a. Pengetahuan apa yang paling berharga untuk diberikan bagi anak didik

dalam suatu bidang studi

b. Bagaimana mengorganisasai bahan itu agar anak didik dapat

menguasainya dengan sebaik-baiknya.

Sebagai konklusi dari uraian diatas organisatoris tersebut, ada tigal utama

yang perlu diperhatikan yakni :

1. Tujuan bahan pelajaran

2. Sasaran bahan pelajaran

3. Pengorganisasian bahan

BAB III

10

Page 14: Asas Asas Kurikulum

PENUTUP

A. SIMPULAN:

Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna

mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai

dengan perkembangan zaman. Di dalam mengembangkan kurikulum, perlu

diperhatikan asas-asas kurikulum, yang meliputi asas filosofis, asas

psikologis, asas sosiologis, asas organisatoris dan asas teknologi.

           Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa penyusunan

kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah negara yang

dianut.

           Asas psikologis berpandangan bahwa manusia adalah makhluk yang

bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang

kompleks tetapi satu.

           Asas sosiologi berarti, kurikulum sekolah dalam penyusunan dan

pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang

berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat.

           Asas organisatoris lebih condong kepada masalah dalam pembentukan

bahan pelajaran yang akan disajikan, tentunya yang sesuai dengan

kurikulum pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan.

           Asas teknologi yakni kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan

teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan

akan menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan efisien proses belajar

mengajar, yang selalu menonjolkan peranan guru terutama dalam memilih

bahan dan penyampaiannya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 15: Asas Asas Kurikulum

1. Dakir H. Perencanaan dan pengembangan kurikulum. PT Rineka Cipta :

Jakarta. 2010

2. Ibrahim Nimi, Muhammad anwar. Telaah Kurikulum dan buku teks

bahasa Indonesia. Uhamka press : Jakarta Selatan. 2009

3. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

4. Nasution, S. 2009. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

12