BAB IV - dewi
-
Upload
anindiyanti -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Transcript of BAB IV - dewi
81
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Deskriptif Statistik Objek Peneltian
Pada sub bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang objek penelitian yaitu
perusahaan LQ 45 yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011, deskriptif statistik dari
objek penelitian termasuk di dalamnya hubungan antara variabel ROE, CR, DER, sensitivitas
suku bunga SBI, harga minyak dunia, maupun sensitivitas inflasi dengan harga saham.
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia selama periode pengamatan dari periode triwulanan tahun 2007-2011 yang
melaporkan laporan keuangannya dengan metode pooling data di Bursa Efek Indonesia. Sampel
penelitian sebanyak 13 perusahaan LQ 45 di BEI, di mana metode yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteria-
kriteria, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sampel pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Penggolongan Perusahaan LQ 45 di BEI
Periode Penelitian triwulanan Tahun 2007-2011
No Keterangan Jumlah Perusahaan1 Perusahaan sektor LQ 45 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang melaporkan keuangannya pada periode 2007-201123
2 Perusahaan sektor LQ 45 yang tidak mempunyai data yang lengkap dan tidak melakukan transaksi pada periode triwulanan penelitian
10
82
2007-2011Sisa (Sampel Penelitian) 13
Sumber : Data Sekunder yang sudah diolah
Dari tabel 4.1 di atas diperoleh sampel penelitian dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan diperoleh sebanyak 13 perusahaan sektor LQ 45 di Bursa Efek Indonesia, dengan
metode pooling data (periode triwulanan tahun 2007-2011), sehingga jumlah sampel (n) = 260.
Daftar 13 perusahaaan LQ 45 di BEI yang dijadikan sampel tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan LQ 45 di BEI yang menjadi Sampel Penelitian
No.
Kode Nama Perusahaan
1 AALI ASTRA ARGO LESTARI 2 ANTM ANEKA TAMBANG3 ASII ASTRA INTERNATIONAL4 BBCA BANK CENTRAL ASIA5 BBRI BANK RAKYAT INDONESIA6 BDMN BANK DANAMON INDONESIA Tbk7 BMRI PT BANK MANDIRI Tbk8 ISAT INDOSAT9 LPKR LIPPO KARAWACI10 MEDC MEDCO ENERGY CORPORATION11 SMCB HOLCIM INDONESIA Tbk12 TINS TIMAH (PERSERO) Tbk13 UNTR UNITED TRACTORS Tbk
Sumber : data sekunder yang diolah
4.1.2. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka dalam tabel 4.3 berikut akan
ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : jumlah sampel
(N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum (max), nilai minimum (min) serta standar deviasi
untuk masing-masing variabel. Hasil analisis deskriptif data dapat dilihat pada tabel 4.3
83
Tabel 4.3Statistik Deskriptif Data-Data Penelitian
Periode Triwulanan tahun 2004-2007
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation
ROE 260 -56.91 136.63 7.6257 21.90448
CR 260 .15 8.95 1.9943 1.77239
DER 260 1.18 189.00 59.3823 47.47219
sensitivitas SBI 260 -24.95 15.54 .5419 3.83310
harga minyak dunia
260 18.61 76.54 34.6350 16.32315
sensitivitas inflasi 260 -44.91 54.38 .8240 7.18808
harga saham 260 502.00 69950.00 8666.4654 10968.43145
Valid N (listwise) 260
Berdasarkan tabel 4.3 di atas didapatkan nilai rata-rata pada ROE sebesar 7,6257. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara
Laba (setelah pajak) dengan Modal (modal sendiri) periode triwulanan tahun 2007-2011 pada
perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 7,6257; nilai terendah adalah Aneka Tambang sebesar -56,91
dan nilai tertinggi adalah Timah (Persero) Tbk sebesar 136,63.
Nilai rata-rata pada CR sebesar 1,9943. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio
likuiditas yang mengukur kemampuan perusahan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancarnya periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di
BEI sebesar 1,9943; nilai terendah adalah Bank Rakyat Indonesia sebesar 0,15 dan nilai tertinggi
adalah Aneka Tambang sebesar 8,95.
84
Nilai rata-rata pada DER sebesar 59,3823. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian
dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang periode triwulanan
tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 59,3823; nilai terendah adalah Astra
Agro Lestari sebesar 1,18 dan nilai tertinggi adalah Holcim Indonesia Tbk sebesar 189,00.
Nilai rata-rata pada sensitivitas suku bunga SBI sebesar 0,5419. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata nilai sensitifitas perusahaan yang diukur dengan menggunakan persamaan
regresi kumulatif return saham perusahaan selama 1 bulan terhadap β tingkat suku bunga SBI
periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 0,5419; nilai
terendah adalah Timah (Persero) Tbk sebesar -24,95 dan nilai tertinggi adalah Astra International
sebesar 15,54.
Nilai rata-rata pada harga minyak dunia sebesar 34,6350. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata nilai harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan
penawaran periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 34,6350;
nilai terendah adalah periode Triwulan IX (Jan09-Mar09) sebesar 18,61 dan nilai tertinggi adalah
periode Triwulan VI (Apr08-Jun08) sebesar 76,54.
Nilai rata-rata pada sensitivitas inflasi sebesar 0,8240. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata nilai sensitifitas perusahaan diukur dengan menggunakan persamaan regresi kumulatif return
saham perusahaan selama 1 bulan terhadap β tingkat inflasi periode triwulanan tahun 2007-2011
pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 0,8240; nilai terendah adalah Timah (persero) Tbk
sebesar -44,91 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 54,38.
85
Sedangkan nilai rata-rata pada harga saham penutupan (closing price) sebesar
8666.4654. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata periode triwulanan tahun 2007-2011 pada
perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 8666.4654; nilai terendah adalah Lippo Karawaci sebesar
502.00 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 69950.00.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1. Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1. Uji Normalitas
Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian apakah dalam
model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak
normal. Untuk mengetahui distribusi data suatu penelitian, salah satu alat yang digunakan adalah
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data
dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut :
- Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan normal
- Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan tidak
normal.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov diperoleh output
yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
86
Tabel 4.4
Uji Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas Data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
(sebelum di-ln)
Unstandardized Residual
(setelah di-ln)
N 260 260
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 8.4925
Std. Deviation 9.28741265E3 1.08029
Most Extreme Differences
Absolute .208 .063
Positive .208 .063
Negative -.152 -.042
Kolmogorov-Smirnov Z 3.350 1.014
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .255
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.Sumber : data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas bahwa distribusi data penelitian pada nilai residual memiliki
angka Z hitung (Kolmogorov Smirnov) sebesar 3,350 > 1,96 sehingga termasuk distribusi data
yang tidak normal. Selain dengan menggunakan angka statistik dengan uji kolmogorov smirnov,
dapat pula dilihat dengan grafik normal p-plot dan histogram sebagai berikut :
Gambar 4.1.Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Grafik Normal P-Plot
(Sebelum Ditransformasi)
87
Dari grafik normal p-plot dan gambar histogram di atas menunjukkan bahwa data
menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal dan grafik
histogramnya tidak menunjukkan pola distrubusi normal, maka pola data distribusi tidak normal.
88
Salah satu cara untuk mengubah distribusi data tidak normal menjadi normal yaitu
dengan mengubahnya (transformasi data) menjadi bilangan natural (Ln). Dari hasil transformasi
data menunjukkan bahwa nilai residual sesudah data ditransformasi menjadi bilangan natural
(Ln) menjadi data yang berdistribusi normal dengan nilai Z hitung (Kolmogorov Smirnov)
sebesar 1,014 < 1,96; sehingga layak untuk diujikan ke pengujian parametrik (regresi linier). Dan
untuk mengetahui grafik normal p-plot dan gambar histogram setelah ditransformasi menjadi Ln
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.2.Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Grafik Normal P-Plot
(Setelah Ditransformasi Menjadi Ln)
89
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Imam Ghozali (2001;63) multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance
dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF
=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai
adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10. Setiap analisa harus
menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.
90
Tabel 4.5Hasil Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
ROE .913 1.093
CR .971 1.030
DER .932 1.073
sensitivitas SBI .327 3.061
harga minyak dunia .904 1.106
sensitivitas inflasi .328 3.051
Hasil Analisis di atas terlihat untuk keenam variabel independent, angka VIF kurang dari
10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut
tidak terdapat problem multikolinieritas. Maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Korelasi adanya heteroskedastisitas adalah biasanya varians sehingga uji signifikan
menjadi tidak valid, dengan adanya pengaruh-pengaruh variabel individu yang sulit dipisahkan.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Adapun grafik hasil
pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat di bawah ini :
91
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara
merata di atas dan di bawah garis nol, tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk
pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji regresi ini tidak terjadi problem
heteroskedasitas.
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santoso (2004), panduan angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi
adalah sebagai berikut : bila angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Dari uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson sebsar 0,637, maka -2<0,637<+2 jadi tidak
ada autokorelasi
92
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .532a .283 .266 9396.894777 .637
a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia
b. Dependent Variable: harga saham
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas
(independen) yaitu ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi
terhadap variabel terikat (dependen) yaitu harga saham. Besarnya pengaruh variabel independen
(ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi) dengan variabel
dependen (harga saham) secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi
berganda. Berdasarkan perhitungan melalui computer dengan menggunakan SPSS diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7Ringkasan Hasil Estimasi Regresi
Harga Saham : f (X1, X2, X3, X4, X5, X6)
93
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 10188.378 1638.004 6.220 .000
ROE -8.636 27.873 -.025 -.310 .757
CR -1098.370 334.360 -.203 -3.285 .001
DER -45.958 12.742 -.208 -3.607 .000
sensitivitas SBI 311.016 266.502 -.051 1.167 .244
harga minyak dunia
81.668 37.612 .078 2.171 .031
sensitivitas inflasi 566.058 141.879 .000 3.990 .000
F 16,646R2 0,283Adjusted R2 0,266N 260
Sumber : data primer yang diolah
Dari hasil analisis dengan program SPSS tersebut, maka dapat diketahui persamaan
regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linier yang terbentuk adalah:
Y= 10188,378-8,636X1-1098,370X2-45,958X3+311,016X4+81,668X5+566,058X6
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah
variabel sensitivitas inflasi dengan koefisien 566,058. Kemudian diikuti dengan variabel
sensitivitas SBI dengan koefisien 311,016. Dan diikuti dengan variabel harga minyak dunia
dengan koefisien 81,668. Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel bebas
(sensitivitas inflasi, sensitivitas SBI, dan harga minyak dunia) berpengaruh positif terhadap harga
saham yang berarti meningkatnya nilai sensitivitas inflasi, sensitivitas SBI, dan harga minyak
dunia sehingga harga saham meningkat. Sedangkan variabel ROE, CR, dan DER memberikan
pengaruh negative terhadap harga saham, yang berarti meningkatnya ROE, CR, dan DER
mengakibatkan menurunnya harga saham.
Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan antara
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) baik secara bersama-sama (dengan Uji F)
maupun secara individual (dengan Uji T).
94
4.3.2. Uji Determinasi
Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat dapat diketahui dari
besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 .532a .283 .266 9396.894777
a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia
Pada penelitian ini nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0,266. Hal ini
berarti bahwa variabel ROE, CR, DER, Sensitivitas SBI, Harga MInyak Dunia, dan Sensitivitas
Inflasi sebesar 26,60%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 26,60% = 73,40% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain selain variabel yang diteliti di atas.
4.3.3. Uji F (F-test)
Uji F (F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen
(ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi) secara simultan
(bersama-sama) terhadap harga saham perusahaan LQ 45 pada tahun 2007-2011.
Tabel 4.9Hasil Regresi Uji F
95
ANOVAb
ModelSum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 8.819E9 6 1.470E9 16.646 .000a
Residual 2.234E10 253 8.830E7
Total 3.116E10 259
a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, DER, CR, ROE, harga minyak dunia, sensitivitas SBI
b. Dependent Variable: harga saham
Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 16,646 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji F ini disimpulkan bahwa variabel ROE, CR, DER,
sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap harga saham.
4.3.4. Uji t (t-test)
Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)
variabel-variabel independen (ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, sensitivitas
inflasi) terhadap variabel dependen (harga saham) atau menguji signifikansi konstata dan
variabel dependen.
Tabel 4.10Hasil Regresi Uji t
96
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10188.378 1638.004 6.220 .000
ROE -8.636 27.873 -.017 -.310 .757 .915 1.093
CR -1098.370 334.360 -.177 -3.285 .001 .971 1.030
DER -45.958 12.742 -.199 -3.607 .000 .932 1.073
sensitivitas SBI 311.016 266.502 .109 1.167 .244 .327 3.061
harga minyak dunia
81.668 37.612 .122 2.171 .031 .904 1.106
sensitivitas inflasi 566.058 141.879 .371 3.990 .000 .328 3.051
a. Dependent Variable: harga saham
4.4. Interpretasi Hasil
4.4.1. Hasil Uji Pengaruh ROE (X1) terhadap Harga Saham (Y)
Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -0,310 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,757 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
variabel ROE secara parsial terhadap harga saham.
Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROE
terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai
ROE perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.
97
4.4.2. Hasil Uji Pengaruh CR (X2) terhadap Harga Saham (Y)
Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel CR
secara parsial terhadap harga saham.
Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CR
terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai
CR perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.
4.4.3. Hasil Uji Pengaruh DER (X3) terhadap Harga Saham (Y)
Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel
DER secara parsial terhadap harga saham.
Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel DER
terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai
DER perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.
4.4.4. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas SBI (X4) terhadap Harga Saham (Y)
98
Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 1,167 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,244 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
variabel sensitivitas SBI secara parsial terhadap harga saham.
Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel
sensitivitas SBI terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa
semakin tinggi nilai sensitivitas SBI perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga
saham perusahaan tersebut.
4.4.5. Hasil Uji Pengaruh harga minyak dunia (X5) terhadap Harga Saham (Y)
Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 2,171 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,031 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel
harga minyak dunia secara parsial terhadap harga saham.
Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel harga
minyak dunia terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin
tinggi nilai harga minyak dunia perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham
perusahaan tersebut.
4.4.6. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas inflasi (X6) terhadap Harga Saham (Y)
99
Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 3,990 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini
menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel
sensitivitas inflasi secara parsial terhadap harga saham.
Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel
sensitivitas inflasi terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa
semakin tinggi nilai sensitivitas inflasi perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga
saham perusahaan tersebut.