BAB IV PEMBAHASAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/19115/5/15.H1.0043 CORNELIA SEILSA...

26
24 BAB IV PEMBAHASAN Penulis membuat pertanyaan dan juga kuisioner untuk staff KKP ACM dan CV. CSD. Berikut hasil wawancara dan kuisioner dengan staff CV. CSD dengan KKP ACM: Gambar 4.1 Wawancara dan Kuisioner dengan CV. CSD

Transcript of BAB IV PEMBAHASAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/19115/5/15.H1.0043 CORNELIA SEILSA...

  • 24

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Penulis membuat pertanyaan dan juga kuisioner untuk staff KKP ACM

    dan CV. CSD. Berikut hasil wawancara dan kuisioner dengan staff CV. CSD

    dengan KKP ACM:

    Gambar 4.1

    Wawancara dan Kuisioner dengan CV. CSD

  • 25

    Keterangan : warna merah (selain objek PPN)

    Warna kuning (objek PPN)

  • 26

  • 27

    Gambar 4.2

    Wawancara dengan KKP ACM

    Dari wawancara tersebut, penulis menyimpulkan beberapa hal. CV. CSD

    merupakan klien Kantor Konsultan Pajak (KKP) Adiyanto Consultant

    Management (ACM) yang bergerak dalam bidang kontraktor. CV. CSD

    memiliki omset dibawah Rp 4.800.000.000, namun sudah terdaftar menjadi

    PKP sejak tahun 2016 bersamaan dengan terdaftarnya CV. CSD menjadi klien

    KKP ACM. Hal ini dikarenakan lawan transaksi CV. CSD merupakan PKP

    dan membutuhkan faktur pajak yang digunakan sebagai bukti transaksi. Selain

    itu, juga dikarenakan memberikan keuntungan bagi CV. CSD sehingga dapat

    mengkreditkan pajak masukan.

  • 28

    CV. CSD sudah menjalankan beberapa kewajiban sebagai PKP dengan

    memungut, menyetor dan melaporkan SPT PPN, SPT PPh 21, PPh 23 dan juga

    SPT PPh Badan. Pemahaman CV. CSD mengenai perpajakan masih dalam

    proses mempelajarinya, sehingga CV. CSD sampai sekarang masih

    menggunakan jasa KKP ACM dalam penghitungan bidang perpajakan.

    Mengenai menghitung, melaporkan dan menyetorkan, CV. CSD sudah

    mengetahui bahwa telat setor untuk PPh 21 dan 23 tanggal 10 bulan

    berikutnya, sedangkan untuk telat lapor paling lambat tanggal 20 bulan

    berikutnya. Untuk PPh Badan telat setor sebelum SPT PPh Badan disampaikan

    dan lapor pada akhir bulan keempat setelah berakhirnya tahun, dan untuk PPN

    (PKP) telat setor dan lapor pada akhir bulan berikutnya.

    CV. CSD sudah melaksanakan beberapa transaksi dari usaha dengan

    perusahaan kecil sampai yang besar, bahkan dengan pemerintah. Namun,

    mengenai transaksi Jasa Kena Pajak (JKP) dan Barang Kena Pajak (BKP), CV.

    CSD masih ada yang belum dipahami secara baik. Jasa atau barang kena pajak

    yang seharusnya dikenakan PPN, tetapi CV. CSD menganggap tidak dikenakan

    PPN. Walaupun begitu, CV. CSD tidak segan untuk mempelajari apa saja jasa

    dan barang kena pajak PPN dengan KKP ACM.

    Penggunaan dari faktur pajak menurut CV. CSD sebagai bukti transaksi,

    seperti nota penyerahan barang atau jasa kena pajak (penjualan). Mengenai

    pajak masukan dan keluaran, CV. CSD sudah dapat membedakan transaksi

    penjualan merupakan pajak keluaran dan pembelian merupakan pajak

    masukan. Namun, CV. CSD masih belum terlalu memahami secara detail apa

    saja data dalam faktur pajak yang digunakan untuk melaporkan pajak, seperti

    pada kode dan nomor faktur pajak, jenis-jenis faktur pajak selain pajak

    masukan dan keluaran serta peraturan mengenai faktur pajak yang hanya

    digunakan untuk transaksi oleh PKP saja. Tarif yang dikenakan juga sudah

    dipahami, dasar pengenaan pajak dikalikan dengan 10%.

  • 29

    Untuk transaksi dengan pemerintah, CV. CSD memahami betul, jika tidak

    perlu menyetorkan PPN lagi, namun tetap harus melaporkan transaksi dengan

    pemerintah sebagai bukti untuk kantor pajak. Tetapi, untuk transaksi selain

    dengan pemerintah, jasa dan barang kena pajak dilaporkan dan juga disetorkan

    kepada kantor pajak.

    4.1 Penyebab Terjadi Tidak Selaras antara SPT PPN dengan SPT PPh

    (Laporan Laba Rugi) CV. CSD Tahun 2016

    Tabel 4.1

    Rekap Penjualan dan Pembelian CV. CSD. Tahun 2016

    Sumber : data diolah, 2018

    Bulan Penjualan

    Pemerintah

    Penjualan

    Selain

    Pemerintah

    Pembelian

    Pemerintah

    JAN 150.000.000 10.000.000 100.000.000

    FEB 200.000.000 15.000.000 150.000.000

    MAR 250.000.000 20.000.000 200.000.000

    APR 300.000.000 25.000.000 250.000.000

    MEI 350.000.000 30.000.000 300.000.000

    JUN 400.000.000 35.000.000 350.000.000

    JUL 150.000.000 10.000.000 100.000.000

    AGST 200.000.000 15.000.000 150.000.000

    SEPT 250.000.000 20.000.000 200.000.000

    OKT 300.000.000 25.000.000 250.000.000

    NOV 350.000.000 30.000.000 300.000.000

    DES 400.000.000 35.000.000 350.000.000

    TOTAL 3.300.000.000 270.000.000 2.700.000.000

  • 30

    CV. CSD melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan yang

    berhubungan dengan pemerintah dan juga dengan selain pemerintah. Transaksi

    penjualan berjumlah Rp 3.300.000.000 dan pembelian berjumlah Rp

    2.700.000.000 transaksi dengan pemerintah berhubungan dengan pengadaan

    barang, nilai ini dapat dilihat dalam tabel 4.1. Pengadaan barang dengan

    material pembangunan/konstruksi, yaitu alat berat; besi; material beton (semen,

    air, pasir, split, admixture) dan bakesting (rangka struktur sebelum di cor); alat-

    alat APD (Alat Pelindung Diri), seperti helm, rompi, sepatu, body harmess;

    alat pembantu ketinggian seperti scaffolding (alat untuk membantu naik ke

    atas). Selain pemerintah berhubungan dengan jasa berjumlah Rp 270.000.000,

    diantaranya dalam jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi

    oleh kontraktor termasuk dalam pembuatan jadwal penyelesaian konstruksi dan

    susunan management (manager, staff dan pekerja). Dalam kegiatan ini

    berhubungan dengan pembangunan jalan tol dan jembatan. Transaksi penjualan

    CV. CSD menggunakan faktur pajak untuk menjadi bukti transaksi. SPT PPN

    tidak ada yang dilaporkan sehingga hanya terdapat pada SPT PPh Badan yang

    dilaporkan. Transaksi penjualan dan pembelian masuk ke laba rugi dan SPT

    PPh Badan sebagai berikut.

  • 31

    Gambar 4.3

    Laporan Laba Rugi CV. CSD Tahun 2016

    INTISARI LABA RUGI DESEMBER 2016

    CV. CSD (Rp)

    INTISARI L/R

    I. Peredaran Usaha 3.300.000.000

    Peredaran Selain Usaha 270.000.000

    3.570.000.000

    II. Harga Pokok Proyek

    - Persediaan Awal -

    - Pembelian Material 2.700.000.000

    - Persediaan Akhir -

    Jumlah HPP (2.700.000.000)

    LABA KOTOR 870.000.000

    III. Biaya

    - Gaji Karyawan 30.000.000

    - Biaya Transportasi 10.000.000

    - Biaya Lainnya 50.000.000

    - Penyusutan 37.500.000

    TOTAL BIAYA (127.500.000)

    IV. Pendapatan & Biaya Selain Operasional

    - Pendapatan Lain -lain Selain Objek PPN 10.000.000

    - Biaya Adm Bank (1.000.000)

    - Biaya Lain lain (500.000)

    8.500.000

  • 32

    LABA (RUGI) BERSIH 751.000.000

    PPH FINAL 1% 35.700.000

    LABA (RUGI) BERSIH 715.300.000

    Sumber : data diolah, 2018

  • 33

    Gambar 4.4

    SPT Tahunan Badan CV. CSD Tahun 2016

  • 34

  • 35

  • 36

  • 37

  • 38

  • 39

  • 40

  • 41

    Total penjualan (peredaran usaha dan selain usaha) Rp 3.570.000,000.

    Peredaran usaha dan pembelian material dapat dilihat dari tabel 4.1. Terdapat

    biaya-biaya selain usaha dengan total sebesar Rp127.500.000 dan total biaya-

    biaya serta pendapatan berhubungan dengan operasional dan tidak berhubungan

    dengan operasional dengan total sebesar Rp 8.500.000. Sehingga pada laporan

    laba rugi CV. CSD Tahun 2016 sebesar Rp 751.000.000 yang di dapatkan dari

    omset dikurangkan dengan HPP, dan juga biaya-biaya. Pada tahun 2016, CV.

    CSD hanya melaporkan SPT PPN Nihil saja (terlampir)

    AR (Account Respresentative) memberikan surat himbauan kepada CV.

    CSD berisi tentang kewajiban perpajakan dari CV. CSD yang diduga belum

    dipenuhi oleh CV. CSD dalam hal pelaporan dan penyetoran SPT Tahun

    2016(terlampir). Dalam kasus ini, terdapat pihak lain yang meminjam faktur

    pajak CV. CSD (meminjam bendera), dan ternyata pihak tersebut tidak

    melaporkan kerjasama yang terjadi dengan pemerintah kepada CV. CSD. Setelah

    ditelurusi, pihak yang meminjam faktur pajak CV. CSD tidak tahu jika kerjasama

    dengan pemerintah harus tetap dihitung, dan dilaporkan SPT PPN-nya kepada

    bendaharawan atau pemungut, sehingga pihak tersebut tidak memberikan

    informasi lebih lanjut kepada CV. CSD mengenai transaksi itu. Selain karena

    peminjaman faktur pajak, CV. CSD terdapat penjualan dengan perusahaan lain

    yang berhubungan dengan jasa dan CV. CSD sendiri tidak mengetahui jika

    ternyata jasa tersebut merupakan jasa kena pajak dan hanya dihitung pada laba

    rugi saja.

    4.2 Penyelesaian untuk Laporan Laba Rugi dengan SPT PPN

    Dari permasalahan yang muncul mengakibatkan laporan laba rugi dengan

    SPT PPN tidak selaras, oleh sebab itu, penulis mencari solusi untuk

    menyelesaikan ketidakselarasan ini. Penyelesaian dari kasus yang diteliti oleh

    penulis berupa penyesuaian rekap PPN tahun 2016 untuk penjualan dan

    pembelian dengan pemerintah dan selain pemerintah sebagai berikut:

  • 42

    Tabel 4.2

    Rekap PPN Pengadaan Barang (Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016

    Sumber : data diolah, 2018.

    BULAN

    PENJUALAN PEMBELIAN DIBAYAR

    KOMPENSASI

    KURANG BAYAR/

    DPP PPN DPP PPN PEMUNGUT (LEBIH

    BAYAR)

    JAN 150.000.000 15.000.000 100.000.000 10.000.000 15.000.000 - (10.000.000)

    FEB 200.000.000 20.000.000 150.000.000 15.000.000 20.000.000 (10.000.000) (25.000.000)

    MAR 250.000.000 25.000.000 200.000.000 20.000.000 25.000.000 (25.000.000) (45.000.000)

    APR 300.000.000 30.000.000 250.000.000 25.000.000 30.000.000 (45.000.000) (70.000.000)

    MEI 350.000.000 35.000.000 300.000.000 30.000.000 35.000.000 (70.000.000) (100.000.000)

    JUN 400.000.000 40.000.000 350.000.000 35.000.000 40.000.000 (100.000.000) (135.000.000)

    JUL 150.000.000 15.000.000 100.000.000 10.000.000 15.000.000 (135.000.000) (145.000.000)

    AGST 200.000.000 20.000.000 150.000.000 15.000.000 20.000.000 (145.000.000) (160.000.000)

    SEPT 250.000.000 25.000.000 200.000.000 20.000.000 25.000.000 (160.000.000) (180.000.000)

    OKT 300.000.000 30.000.000 250.000.000 25.000.000 30.000.000 (180.000.000) (205.000.000)

    NOV 350.000.000 35.000.000 300.000.000 30.000.000 35.000.000 (205.000.000) (235.000.000)

    DES 400.000.000 40.000.000 350.000.000 35.000.000 40.000.000 (235.000.000) (270.000.000)

    3.300.000.000 330.000.000 2.700.000.000 270.000.000 330.000.000

    (270.000.000)

  • 43

    Penjualan dan pembelian mengenai pengadaan barang kena pajak yang

    bekerjasama dengan pemerintah jika dihitung menggunakan tarif PPN yaitu 10%,

    maka total untuk penjualan tahun 2016 Rp 330.000.000 seperti dalam tabel 4.3.

    Pada pembelian total PPN yang dikenakan sebesar Rp 270.000.000. Pada saat

    pembelian barang dengan pemerintah, CV. CSD yang dipungut PPN dan pada

    saat menjual kepada pemerintah, CV. CSD juga yang dipungut PPNnya, sehingga

    terdapat PPN yang dibayar pemungut dengan nilai total sama dengan total PK

    sebesar Rp 330.000.000. Pada prinsipnya, lebih bayar dapat dikompensasikan

    pada bulan berikutnya, sehingga bulan Januari belum ada kompensasi lebih bayar,

    dan lebih bayar yang terdapat pada bulan Januari dikompensasikan ke bulan

    Februari, prinsip ini diterapkan sampai bulan Desember, karena dari Januari

    sampai Desember transaksi CV. CSD dengan pemerintah mengalami lebih bayar.

    Untuk mengetahui kurang atau lebih bayar transaksi dengan pemerintah

    ini, maka PK dikurangi dengan PM dikurangi lagi dengan total dibayar pemungut

    dan ditambahkan dengan kompensasi lebih bayar dari bulan sebelumnya sehingga

    mendapatkan total lebih bayar pada akhir tahun 2016 sebesar Rp Rp 270.000.000

    ini dapat ditangguhkan ke tahun 2018. Keterlambatan lapor maka dikenakan

    denda Rp 500.000 per masa/bulan. Maka total denda untuk transaksi dengan

    pemerintah totalnya Rp 6.000.000 pada tahun 2016 karena tidak melaporkan

    untuk PPN selama 12 bulan (1tahun) yang dibayarkan kepada bendaharawan oleh

    CV. CSD. CV. CSD dalam kerjasama dengan pemerintah hanya dikenakan denda

    untuk telat lapor saja, karena setoran PPN sudah dibayarkan oleh pihak

    pemerintah.

    Tidak hanya transaksi penjualan dengan pemerintah saja yang dihitung dan

    dilaporkan, namun masih ada transaksi penjualan berupa jasa dengan selain

    pemerintah yang harus disesuaikan agar mengalami data yang selaras antara SPT

    PPN dengan laporan laba rugi. Data yang perlu disesuaikan sebagai berikut.

  • 44

    Tabel 4.3

    Rekap PPN Jasa (Selain Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016

    BULAN PENJUALAN PEMBELIAN

    KOMPENSASI KURANG BAYAR/

    DPP PPN DPP PPN (LEBIH BAYAR)

    JAN 10.000.000 1.000.000 - -

    1.000.000

    FEB 15.000.000 1.500.000 - - - 1.500.000

    MAR 20.000.000 2.000.000 - - - 2.000.000

    APR 25.000.000 2.500.000 - - - 2.500.000

    MEI 30.000.000 3.000.000 - - - 3.000.000

    JUN 35.000.000 3.500.000 - - - 3.500.000

    JUL 10.000.000 1.000.000 - - - 1.000.000

    AGST 15.000.000 1.500.000 - - - 1.500.000

    SEPT 20.000.000 2.000.000 - - - 2.000.000

    OKT 25.000.000 2.500.000 - - - 2.500.000

    NOV 30.000.000 3.000.000 - - - 3.000.000

    DES 35.000.000 3.500.000 - - - 3.500.000

    270.000.000 27.000.000 - - - 27.000.000

    Sumber : data diolah, 2018.

    Transaksi yang terjadi dengan selain pemerintah berupa jasa kena pajak.

    Dari DPP tersebut dikenakan tarif PPN sebesar 10%. Dilihat pada tabel 4.4 total

    penjualan (PK) Rp 27.000.000 dan untuk pembelian (PM) nihil. Sedikit berbeda

    dengan transaksi pemerintah, untuk mendapatkan penghitungan kurang atau lebih

    bayar dengan PK dikurangkan pada PM serta ditambahkan kompensasi. Dalam

    transaksi selain dengan pemerintah tidak ada nilai yang dibayar ke pemungut

    untuk transaksi penjualan. Hal ini dikarenakan pajak keluaran dipungut kepada

    pembeli dan CV. CSD hanya menyetorkan dan melaporkan. Pada transaksi CV.

    CSD tahun 2016, selain dengan pemerintah tidak ada transaksi pembelian dan

    juga tidak ada kompensasi lebih bayar sehingga hanya menghasilkan kurang bayar

  • 45

    selama tahun 2016 sebesar Rp 27.000.000. Dalam transaksi ini dikenakan denda,

    karena telat menyetorkan dan melaporkan PPN kepada bendaharawan, sebagai

    berikut.

    Tabel 4.4

    Denda Telat Lapor dan Setor PPN Jasa CV. CSD (Selain Pemerintah)

    Tahun 2016

    BULAN

    KURANG

    BAYAR/(LEBIH

    BAYAR)

    DENDA TOTAL

    KB+DENDA Telat Setor Telat

    Lapor

    JAN 1.000.000 500.000 500.000 2.000.000

    FEB 1.500.000 720.000 500.000 2.720.000

    MAR 2.000.000 920.000 500.000 3.420.000

    APR 2.500.000 1.100.000 500.000 4.100.000

    MEI 3.000.000 1.260.000 500.000 4.760.000

    JUN 3.500.000 1.400.000 500.000 5.400.000

    JUL 1.000.000 380.000 500.000 1.880.000

    AGST 1.500.000 540.000 500.000 2.540.000

    SEPT 2.000.000 680.000 500.000 3.180.000

    OKT 2.500.000 800.000 500.000 3.800.000

    NOV 3.000.000 900.000 500.000 4.400.000

    DES 3.500.000 980.000 500.000 4.980.000

    27.000.000 10.180.000 6.000.000 43.180.000

    Sumber : data diolah 2018.

    Cara meghitung denda telat menyetorkan yaitu 2% dikalikan dengan telat

    bulan setor (dihitung dari batas akhir penyampaian SPT PPN sampai dengan

    penyetoran) kemudian dikalikan kurang bayar (pajak terutang). Penghitungan

    pada bulan Januari yaitu 2% x 25 bulan x Rp 1.000.000 maka menghasilkan

    telat setor sebesar Rp 500.000. Kemudian ditambahkan dengan denda telat

  • 46

    lapor sebesar Rp 500.000 dan juga ditambahkan dengan kurang bayar sebesar

    Rp 500.000 sehingga menghasilkan Rp 2.000.000. Cara penghitungan untuk

    bulan Februari sampai Desember sama dengan bulan Januari, yang

    membedakan pada bulan telat setornya dan juga nilai kurang bayarnya.

    Dari penyesuaian kedua transaksi untuk pengenaan PPN tersebut maka

    penulis membuat penyesuaian dengan tabel keselarasan SPT PPN dan laporan

    laba rugi. Tabel ringkasan penghitungan SPT PPN dengan laporan laba rugi

    yang dibuat penulis sebagai berikut.

  • 49

    Tabel 4.5

    Keselarasan antara SPT PPN dengan SPT PPh Badan (Laporan Laba Rugi)

    (000)

    KETERANGAN SPT

    PPN

    SPT

    PPH

    BADAN

    PENYESUAIAN KB/(LB) DENDA

    TOTAL

    KB +

    DENDA

    Pemerintah - 3.300.000 3.300.000

    Selain Pemerintah - 270.000 270.000

    Omset - 3.570.000 3.570.000

    HPP - 2.700.000 2.700.000

    Biaya 127.500 127.500 -

    Pendapatan Non

    Operasional 10.000 10.000

    -

    Biaya Adm Bank 1.000 1.000 -

    Biaya Selain

    Operasional 500 500 -

    Laba Rugi (119.000) 751.500 870.000

    PPH 1%

    35.700 35.700

    PK Pemerintah - 330.000 330.000

    (270.000) 6.000 6.000

    PM Pemerintah - 270.000 270.000

    Dibayar

    Pemungut - - 330.000

    Kompensasi - - -

    PK Selain

    Pemerintah - 27.000

    27.000

    27.000 16.180 43.180

    PM Selain

    Pemerintah - - -

    Dibayar

    Pemungut - - -

    Kompensasi - - -

    Total Pajak

    Keluaran - 357.000

    357.000 (243.000) 22.180 49.180

  • 50

    Total Pajak

    Masukan - 270.000

    270.000

    Dibayar

    Pemungut - - 330.000

    Kompensasi - - -

    Total Denda+Kurang Bayar 49.180

    Sumber : data diolah, 2018.

    Dalam SPT PPN tidak terdapat omset dan juga HPP hanya tertera biaya-

    biaya dan juga pendapatan, sehingga yang dihasilkan dari SPT PPN adalah

    nihil. Untuk SPT PPh Badan terdapat transaksi dengan pemerintah sebesar Rp

    3.300.000.000 dan juga selain pemerintah sebesar Rp 270.000.000 yang ditulis

    dalam SPT PPh Badan dan ditotal sebagai omset CV. CSD sebesar Rp

    3.570.000.000. Dari total omset dikurangi dengan harga pokok penjualan

    (HPP) Rp 2.700.000.000, biaya-biaya Rp 128.000.000 dan ditambahkan

    dengan pendapatan selain operasional Rp 10.000.000 maka menghasilkan laba

    rugi sebesar Rp 751.500.000. Laba Rugi dikalikan dengan 1% menghasilkan

    Rp 35.700.000. Oleh karena itu, penulis menyelaraskan SPT PPN dengan SPT

    PPh Badan

    Dari omset yang sudah dijumlahkan, transaksi dengan pemerintah dan

    selain pemerintah dikenakan PPN 10%. PPN dari kerjasama pemerintah yaitu

    pajak keluaran Rp 330.000.000, pajak masukan Rp 270.000.000, dibayar

    pemungut Rp 330.000.000 dan kompensasi selama tahun 2016 sehingga

    menghasilkan lebih bayar Rp 270.000.000 seperti pada tabel 4.3. Lebih bayar

    dikompensasikan pada tahun berikutnya. Denda yang harus dibayarkan CV.

    CSD yang disebabkan telat lapor untuk pengadaan barang dengan pemerintah

    Rp 6.000.000.

  • 51

    Transaksi selain dengan pemerintah yaitu pajak keluaran Rp 27.000.000,

    pajak masukan dan kompensasi nihil sehingga menghasilkan kurang bayar

    sebesar Rp 27.000.000. Total denda telat setor sebesar Rp 10.180.000 dan lapor

    sebesar sama seperti dengan transaksi pemerintah, sebesar Rp 6.000.000. Jadi,

    yang dibayarkan oleh CV. CSD untuk denda setor dan lapor untuk transaksi

    pemerintah dan juga selain dengan pemerintah sebesar Rp 22.180.000. Denda

    tersebut ditambahkan dengan kurang bayar pada transaksi selain dengan

    pemerintah sehingga menghasilkan nilai Rp 49.180.000 kepada pemungut

    pajak dan disertai SPT PPN.

    BAB IVPEMBAHASANGambar 4.1Wawancara dan Kuisioner dengan CV. CSDGambar 4.2Wawancara dengan KKP ACM4.1 Penyebab Terjadi Tidak Selaras antara SPT PPN dengan SPT PPh (Laporan Laba Rugi) CV. CSD Tahun 2016Tabel 4.1Rekap Penjualan dan Pembelian CV. CSD. Tahun 2016Gambar 4.3Laporan Laba Rugi CV. CSD Tahun 2016Gambar 4.4SPT Tahunan Badan CV. CSD Tahun 2016

    4.14.2 Penyelesaian untuk Laporan Laba Rugi dengan SPT PPNTabel 4.2Rekap PPN Pengadaan Barang (Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016Tabel 4.3Rekap PPN Jasa (Selain Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016Tabel 4.4Denda Telat Lapor dan Setor PPN Jasa CV. CSD (Selain Pemerintah) Tahun 2016Tabel 4.5Keselarasan antara SPT PPN dengan SPT PPh Badan (Laporan Laba Rugi)