BAB IV PEMBAHASAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/19115/5/15.H1.0043 CORNELIA SEILSA...
Transcript of BAB IV PEMBAHASAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/19115/5/15.H1.0043 CORNELIA SEILSA...
-
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis membuat pertanyaan dan juga kuisioner untuk staff KKP ACM
dan CV. CSD. Berikut hasil wawancara dan kuisioner dengan staff CV. CSD
dengan KKP ACM:
Gambar 4.1
Wawancara dan Kuisioner dengan CV. CSD
-
25
Keterangan : warna merah (selain objek PPN)
Warna kuning (objek PPN)
-
26
-
27
Gambar 4.2
Wawancara dengan KKP ACM
Dari wawancara tersebut, penulis menyimpulkan beberapa hal. CV. CSD
merupakan klien Kantor Konsultan Pajak (KKP) Adiyanto Consultant
Management (ACM) yang bergerak dalam bidang kontraktor. CV. CSD
memiliki omset dibawah Rp 4.800.000.000, namun sudah terdaftar menjadi
PKP sejak tahun 2016 bersamaan dengan terdaftarnya CV. CSD menjadi klien
KKP ACM. Hal ini dikarenakan lawan transaksi CV. CSD merupakan PKP
dan membutuhkan faktur pajak yang digunakan sebagai bukti transaksi. Selain
itu, juga dikarenakan memberikan keuntungan bagi CV. CSD sehingga dapat
mengkreditkan pajak masukan.
-
28
CV. CSD sudah menjalankan beberapa kewajiban sebagai PKP dengan
memungut, menyetor dan melaporkan SPT PPN, SPT PPh 21, PPh 23 dan juga
SPT PPh Badan. Pemahaman CV. CSD mengenai perpajakan masih dalam
proses mempelajarinya, sehingga CV. CSD sampai sekarang masih
menggunakan jasa KKP ACM dalam penghitungan bidang perpajakan.
Mengenai menghitung, melaporkan dan menyetorkan, CV. CSD sudah
mengetahui bahwa telat setor untuk PPh 21 dan 23 tanggal 10 bulan
berikutnya, sedangkan untuk telat lapor paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya. Untuk PPh Badan telat setor sebelum SPT PPh Badan disampaikan
dan lapor pada akhir bulan keempat setelah berakhirnya tahun, dan untuk PPN
(PKP) telat setor dan lapor pada akhir bulan berikutnya.
CV. CSD sudah melaksanakan beberapa transaksi dari usaha dengan
perusahaan kecil sampai yang besar, bahkan dengan pemerintah. Namun,
mengenai transaksi Jasa Kena Pajak (JKP) dan Barang Kena Pajak (BKP), CV.
CSD masih ada yang belum dipahami secara baik. Jasa atau barang kena pajak
yang seharusnya dikenakan PPN, tetapi CV. CSD menganggap tidak dikenakan
PPN. Walaupun begitu, CV. CSD tidak segan untuk mempelajari apa saja jasa
dan barang kena pajak PPN dengan KKP ACM.
Penggunaan dari faktur pajak menurut CV. CSD sebagai bukti transaksi,
seperti nota penyerahan barang atau jasa kena pajak (penjualan). Mengenai
pajak masukan dan keluaran, CV. CSD sudah dapat membedakan transaksi
penjualan merupakan pajak keluaran dan pembelian merupakan pajak
masukan. Namun, CV. CSD masih belum terlalu memahami secara detail apa
saja data dalam faktur pajak yang digunakan untuk melaporkan pajak, seperti
pada kode dan nomor faktur pajak, jenis-jenis faktur pajak selain pajak
masukan dan keluaran serta peraturan mengenai faktur pajak yang hanya
digunakan untuk transaksi oleh PKP saja. Tarif yang dikenakan juga sudah
dipahami, dasar pengenaan pajak dikalikan dengan 10%.
-
29
Untuk transaksi dengan pemerintah, CV. CSD memahami betul, jika tidak
perlu menyetorkan PPN lagi, namun tetap harus melaporkan transaksi dengan
pemerintah sebagai bukti untuk kantor pajak. Tetapi, untuk transaksi selain
dengan pemerintah, jasa dan barang kena pajak dilaporkan dan juga disetorkan
kepada kantor pajak.
4.1 Penyebab Terjadi Tidak Selaras antara SPT PPN dengan SPT PPh
(Laporan Laba Rugi) CV. CSD Tahun 2016
Tabel 4.1
Rekap Penjualan dan Pembelian CV. CSD. Tahun 2016
Sumber : data diolah, 2018
Bulan Penjualan
Pemerintah
Penjualan
Selain
Pemerintah
Pembelian
Pemerintah
JAN 150.000.000 10.000.000 100.000.000
FEB 200.000.000 15.000.000 150.000.000
MAR 250.000.000 20.000.000 200.000.000
APR 300.000.000 25.000.000 250.000.000
MEI 350.000.000 30.000.000 300.000.000
JUN 400.000.000 35.000.000 350.000.000
JUL 150.000.000 10.000.000 100.000.000
AGST 200.000.000 15.000.000 150.000.000
SEPT 250.000.000 20.000.000 200.000.000
OKT 300.000.000 25.000.000 250.000.000
NOV 350.000.000 30.000.000 300.000.000
DES 400.000.000 35.000.000 350.000.000
TOTAL 3.300.000.000 270.000.000 2.700.000.000
-
30
CV. CSD melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan yang
berhubungan dengan pemerintah dan juga dengan selain pemerintah. Transaksi
penjualan berjumlah Rp 3.300.000.000 dan pembelian berjumlah Rp
2.700.000.000 transaksi dengan pemerintah berhubungan dengan pengadaan
barang, nilai ini dapat dilihat dalam tabel 4.1. Pengadaan barang dengan
material pembangunan/konstruksi, yaitu alat berat; besi; material beton (semen,
air, pasir, split, admixture) dan bakesting (rangka struktur sebelum di cor); alat-
alat APD (Alat Pelindung Diri), seperti helm, rompi, sepatu, body harmess;
alat pembantu ketinggian seperti scaffolding (alat untuk membantu naik ke
atas). Selain pemerintah berhubungan dengan jasa berjumlah Rp 270.000.000,
diantaranya dalam jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi
oleh kontraktor termasuk dalam pembuatan jadwal penyelesaian konstruksi dan
susunan management (manager, staff dan pekerja). Dalam kegiatan ini
berhubungan dengan pembangunan jalan tol dan jembatan. Transaksi penjualan
CV. CSD menggunakan faktur pajak untuk menjadi bukti transaksi. SPT PPN
tidak ada yang dilaporkan sehingga hanya terdapat pada SPT PPh Badan yang
dilaporkan. Transaksi penjualan dan pembelian masuk ke laba rugi dan SPT
PPh Badan sebagai berikut.
-
31
Gambar 4.3
Laporan Laba Rugi CV. CSD Tahun 2016
INTISARI LABA RUGI DESEMBER 2016
CV. CSD (Rp)
INTISARI L/R
I. Peredaran Usaha 3.300.000.000
Peredaran Selain Usaha 270.000.000
3.570.000.000
II. Harga Pokok Proyek
- Persediaan Awal -
- Pembelian Material 2.700.000.000
- Persediaan Akhir -
Jumlah HPP (2.700.000.000)
LABA KOTOR 870.000.000
III. Biaya
- Gaji Karyawan 30.000.000
- Biaya Transportasi 10.000.000
- Biaya Lainnya 50.000.000
- Penyusutan 37.500.000
TOTAL BIAYA (127.500.000)
IV. Pendapatan & Biaya Selain Operasional
- Pendapatan Lain -lain Selain Objek PPN 10.000.000
- Biaya Adm Bank (1.000.000)
- Biaya Lain lain (500.000)
8.500.000
-
32
LABA (RUGI) BERSIH 751.000.000
PPH FINAL 1% 35.700.000
LABA (RUGI) BERSIH 715.300.000
Sumber : data diolah, 2018
-
33
Gambar 4.4
SPT Tahunan Badan CV. CSD Tahun 2016
-
34
-
35
-
36
-
37
-
38
-
39
-
40
-
41
Total penjualan (peredaran usaha dan selain usaha) Rp 3.570.000,000.
Peredaran usaha dan pembelian material dapat dilihat dari tabel 4.1. Terdapat
biaya-biaya selain usaha dengan total sebesar Rp127.500.000 dan total biaya-
biaya serta pendapatan berhubungan dengan operasional dan tidak berhubungan
dengan operasional dengan total sebesar Rp 8.500.000. Sehingga pada laporan
laba rugi CV. CSD Tahun 2016 sebesar Rp 751.000.000 yang di dapatkan dari
omset dikurangkan dengan HPP, dan juga biaya-biaya. Pada tahun 2016, CV.
CSD hanya melaporkan SPT PPN Nihil saja (terlampir)
AR (Account Respresentative) memberikan surat himbauan kepada CV.
CSD berisi tentang kewajiban perpajakan dari CV. CSD yang diduga belum
dipenuhi oleh CV. CSD dalam hal pelaporan dan penyetoran SPT Tahun
2016(terlampir). Dalam kasus ini, terdapat pihak lain yang meminjam faktur
pajak CV. CSD (meminjam bendera), dan ternyata pihak tersebut tidak
melaporkan kerjasama yang terjadi dengan pemerintah kepada CV. CSD. Setelah
ditelurusi, pihak yang meminjam faktur pajak CV. CSD tidak tahu jika kerjasama
dengan pemerintah harus tetap dihitung, dan dilaporkan SPT PPN-nya kepada
bendaharawan atau pemungut, sehingga pihak tersebut tidak memberikan
informasi lebih lanjut kepada CV. CSD mengenai transaksi itu. Selain karena
peminjaman faktur pajak, CV. CSD terdapat penjualan dengan perusahaan lain
yang berhubungan dengan jasa dan CV. CSD sendiri tidak mengetahui jika
ternyata jasa tersebut merupakan jasa kena pajak dan hanya dihitung pada laba
rugi saja.
4.2 Penyelesaian untuk Laporan Laba Rugi dengan SPT PPN
Dari permasalahan yang muncul mengakibatkan laporan laba rugi dengan
SPT PPN tidak selaras, oleh sebab itu, penulis mencari solusi untuk
menyelesaikan ketidakselarasan ini. Penyelesaian dari kasus yang diteliti oleh
penulis berupa penyesuaian rekap PPN tahun 2016 untuk penjualan dan
pembelian dengan pemerintah dan selain pemerintah sebagai berikut:
-
42
Tabel 4.2
Rekap PPN Pengadaan Barang (Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016
Sumber : data diolah, 2018.
BULAN
PENJUALAN PEMBELIAN DIBAYAR
KOMPENSASI
KURANG BAYAR/
DPP PPN DPP PPN PEMUNGUT (LEBIH
BAYAR)
JAN 150.000.000 15.000.000 100.000.000 10.000.000 15.000.000 - (10.000.000)
FEB 200.000.000 20.000.000 150.000.000 15.000.000 20.000.000 (10.000.000) (25.000.000)
MAR 250.000.000 25.000.000 200.000.000 20.000.000 25.000.000 (25.000.000) (45.000.000)
APR 300.000.000 30.000.000 250.000.000 25.000.000 30.000.000 (45.000.000) (70.000.000)
MEI 350.000.000 35.000.000 300.000.000 30.000.000 35.000.000 (70.000.000) (100.000.000)
JUN 400.000.000 40.000.000 350.000.000 35.000.000 40.000.000 (100.000.000) (135.000.000)
JUL 150.000.000 15.000.000 100.000.000 10.000.000 15.000.000 (135.000.000) (145.000.000)
AGST 200.000.000 20.000.000 150.000.000 15.000.000 20.000.000 (145.000.000) (160.000.000)
SEPT 250.000.000 25.000.000 200.000.000 20.000.000 25.000.000 (160.000.000) (180.000.000)
OKT 300.000.000 30.000.000 250.000.000 25.000.000 30.000.000 (180.000.000) (205.000.000)
NOV 350.000.000 35.000.000 300.000.000 30.000.000 35.000.000 (205.000.000) (235.000.000)
DES 400.000.000 40.000.000 350.000.000 35.000.000 40.000.000 (235.000.000) (270.000.000)
3.300.000.000 330.000.000 2.700.000.000 270.000.000 330.000.000
(270.000.000)
-
43
Penjualan dan pembelian mengenai pengadaan barang kena pajak yang
bekerjasama dengan pemerintah jika dihitung menggunakan tarif PPN yaitu 10%,
maka total untuk penjualan tahun 2016 Rp 330.000.000 seperti dalam tabel 4.3.
Pada pembelian total PPN yang dikenakan sebesar Rp 270.000.000. Pada saat
pembelian barang dengan pemerintah, CV. CSD yang dipungut PPN dan pada
saat menjual kepada pemerintah, CV. CSD juga yang dipungut PPNnya, sehingga
terdapat PPN yang dibayar pemungut dengan nilai total sama dengan total PK
sebesar Rp 330.000.000. Pada prinsipnya, lebih bayar dapat dikompensasikan
pada bulan berikutnya, sehingga bulan Januari belum ada kompensasi lebih bayar,
dan lebih bayar yang terdapat pada bulan Januari dikompensasikan ke bulan
Februari, prinsip ini diterapkan sampai bulan Desember, karena dari Januari
sampai Desember transaksi CV. CSD dengan pemerintah mengalami lebih bayar.
Untuk mengetahui kurang atau lebih bayar transaksi dengan pemerintah
ini, maka PK dikurangi dengan PM dikurangi lagi dengan total dibayar pemungut
dan ditambahkan dengan kompensasi lebih bayar dari bulan sebelumnya sehingga
mendapatkan total lebih bayar pada akhir tahun 2016 sebesar Rp Rp 270.000.000
ini dapat ditangguhkan ke tahun 2018. Keterlambatan lapor maka dikenakan
denda Rp 500.000 per masa/bulan. Maka total denda untuk transaksi dengan
pemerintah totalnya Rp 6.000.000 pada tahun 2016 karena tidak melaporkan
untuk PPN selama 12 bulan (1tahun) yang dibayarkan kepada bendaharawan oleh
CV. CSD. CV. CSD dalam kerjasama dengan pemerintah hanya dikenakan denda
untuk telat lapor saja, karena setoran PPN sudah dibayarkan oleh pihak
pemerintah.
Tidak hanya transaksi penjualan dengan pemerintah saja yang dihitung dan
dilaporkan, namun masih ada transaksi penjualan berupa jasa dengan selain
pemerintah yang harus disesuaikan agar mengalami data yang selaras antara SPT
PPN dengan laporan laba rugi. Data yang perlu disesuaikan sebagai berikut.
-
44
Tabel 4.3
Rekap PPN Jasa (Selain Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016
BULAN PENJUALAN PEMBELIAN
KOMPENSASI KURANG BAYAR/
DPP PPN DPP PPN (LEBIH BAYAR)
JAN 10.000.000 1.000.000 - -
1.000.000
FEB 15.000.000 1.500.000 - - - 1.500.000
MAR 20.000.000 2.000.000 - - - 2.000.000
APR 25.000.000 2.500.000 - - - 2.500.000
MEI 30.000.000 3.000.000 - - - 3.000.000
JUN 35.000.000 3.500.000 - - - 3.500.000
JUL 10.000.000 1.000.000 - - - 1.000.000
AGST 15.000.000 1.500.000 - - - 1.500.000
SEPT 20.000.000 2.000.000 - - - 2.000.000
OKT 25.000.000 2.500.000 - - - 2.500.000
NOV 30.000.000 3.000.000 - - - 3.000.000
DES 35.000.000 3.500.000 - - - 3.500.000
270.000.000 27.000.000 - - - 27.000.000
Sumber : data diolah, 2018.
Transaksi yang terjadi dengan selain pemerintah berupa jasa kena pajak.
Dari DPP tersebut dikenakan tarif PPN sebesar 10%. Dilihat pada tabel 4.4 total
penjualan (PK) Rp 27.000.000 dan untuk pembelian (PM) nihil. Sedikit berbeda
dengan transaksi pemerintah, untuk mendapatkan penghitungan kurang atau lebih
bayar dengan PK dikurangkan pada PM serta ditambahkan kompensasi. Dalam
transaksi selain dengan pemerintah tidak ada nilai yang dibayar ke pemungut
untuk transaksi penjualan. Hal ini dikarenakan pajak keluaran dipungut kepada
pembeli dan CV. CSD hanya menyetorkan dan melaporkan. Pada transaksi CV.
CSD tahun 2016, selain dengan pemerintah tidak ada transaksi pembelian dan
juga tidak ada kompensasi lebih bayar sehingga hanya menghasilkan kurang bayar
-
45
selama tahun 2016 sebesar Rp 27.000.000. Dalam transaksi ini dikenakan denda,
karena telat menyetorkan dan melaporkan PPN kepada bendaharawan, sebagai
berikut.
Tabel 4.4
Denda Telat Lapor dan Setor PPN Jasa CV. CSD (Selain Pemerintah)
Tahun 2016
BULAN
KURANG
BAYAR/(LEBIH
BAYAR)
DENDA TOTAL
KB+DENDA Telat Setor Telat
Lapor
JAN 1.000.000 500.000 500.000 2.000.000
FEB 1.500.000 720.000 500.000 2.720.000
MAR 2.000.000 920.000 500.000 3.420.000
APR 2.500.000 1.100.000 500.000 4.100.000
MEI 3.000.000 1.260.000 500.000 4.760.000
JUN 3.500.000 1.400.000 500.000 5.400.000
JUL 1.000.000 380.000 500.000 1.880.000
AGST 1.500.000 540.000 500.000 2.540.000
SEPT 2.000.000 680.000 500.000 3.180.000
OKT 2.500.000 800.000 500.000 3.800.000
NOV 3.000.000 900.000 500.000 4.400.000
DES 3.500.000 980.000 500.000 4.980.000
27.000.000 10.180.000 6.000.000 43.180.000
Sumber : data diolah 2018.
Cara meghitung denda telat menyetorkan yaitu 2% dikalikan dengan telat
bulan setor (dihitung dari batas akhir penyampaian SPT PPN sampai dengan
penyetoran) kemudian dikalikan kurang bayar (pajak terutang). Penghitungan
pada bulan Januari yaitu 2% x 25 bulan x Rp 1.000.000 maka menghasilkan
telat setor sebesar Rp 500.000. Kemudian ditambahkan dengan denda telat
-
46
lapor sebesar Rp 500.000 dan juga ditambahkan dengan kurang bayar sebesar
Rp 500.000 sehingga menghasilkan Rp 2.000.000. Cara penghitungan untuk
bulan Februari sampai Desember sama dengan bulan Januari, yang
membedakan pada bulan telat setornya dan juga nilai kurang bayarnya.
Dari penyesuaian kedua transaksi untuk pengenaan PPN tersebut maka
penulis membuat penyesuaian dengan tabel keselarasan SPT PPN dan laporan
laba rugi. Tabel ringkasan penghitungan SPT PPN dengan laporan laba rugi
yang dibuat penulis sebagai berikut.
-
49
Tabel 4.5
Keselarasan antara SPT PPN dengan SPT PPh Badan (Laporan Laba Rugi)
(000)
KETERANGAN SPT
PPN
SPT
PPH
BADAN
PENYESUAIAN KB/(LB) DENDA
TOTAL
KB +
DENDA
Pemerintah - 3.300.000 3.300.000
Selain Pemerintah - 270.000 270.000
Omset - 3.570.000 3.570.000
HPP - 2.700.000 2.700.000
Biaya 127.500 127.500 -
Pendapatan Non
Operasional 10.000 10.000
-
Biaya Adm Bank 1.000 1.000 -
Biaya Selain
Operasional 500 500 -
Laba Rugi (119.000) 751.500 870.000
PPH 1%
35.700 35.700
PK Pemerintah - 330.000 330.000
(270.000) 6.000 6.000
PM Pemerintah - 270.000 270.000
Dibayar
Pemungut - - 330.000
Kompensasi - - -
PK Selain
Pemerintah - 27.000
27.000
27.000 16.180 43.180
PM Selain
Pemerintah - - -
Dibayar
Pemungut - - -
Kompensasi - - -
Total Pajak
Keluaran - 357.000
357.000 (243.000) 22.180 49.180
-
50
Total Pajak
Masukan - 270.000
270.000
Dibayar
Pemungut - - 330.000
Kompensasi - - -
Total Denda+Kurang Bayar 49.180
Sumber : data diolah, 2018.
Dalam SPT PPN tidak terdapat omset dan juga HPP hanya tertera biaya-
biaya dan juga pendapatan, sehingga yang dihasilkan dari SPT PPN adalah
nihil. Untuk SPT PPh Badan terdapat transaksi dengan pemerintah sebesar Rp
3.300.000.000 dan juga selain pemerintah sebesar Rp 270.000.000 yang ditulis
dalam SPT PPh Badan dan ditotal sebagai omset CV. CSD sebesar Rp
3.570.000.000. Dari total omset dikurangi dengan harga pokok penjualan
(HPP) Rp 2.700.000.000, biaya-biaya Rp 128.000.000 dan ditambahkan
dengan pendapatan selain operasional Rp 10.000.000 maka menghasilkan laba
rugi sebesar Rp 751.500.000. Laba Rugi dikalikan dengan 1% menghasilkan
Rp 35.700.000. Oleh karena itu, penulis menyelaraskan SPT PPN dengan SPT
PPh Badan
Dari omset yang sudah dijumlahkan, transaksi dengan pemerintah dan
selain pemerintah dikenakan PPN 10%. PPN dari kerjasama pemerintah yaitu
pajak keluaran Rp 330.000.000, pajak masukan Rp 270.000.000, dibayar
pemungut Rp 330.000.000 dan kompensasi selama tahun 2016 sehingga
menghasilkan lebih bayar Rp 270.000.000 seperti pada tabel 4.3. Lebih bayar
dikompensasikan pada tahun berikutnya. Denda yang harus dibayarkan CV.
CSD yang disebabkan telat lapor untuk pengadaan barang dengan pemerintah
Rp 6.000.000.
-
51
Transaksi selain dengan pemerintah yaitu pajak keluaran Rp 27.000.000,
pajak masukan dan kompensasi nihil sehingga menghasilkan kurang bayar
sebesar Rp 27.000.000. Total denda telat setor sebesar Rp 10.180.000 dan lapor
sebesar sama seperti dengan transaksi pemerintah, sebesar Rp 6.000.000. Jadi,
yang dibayarkan oleh CV. CSD untuk denda setor dan lapor untuk transaksi
pemerintah dan juga selain dengan pemerintah sebesar Rp 22.180.000. Denda
tersebut ditambahkan dengan kurang bayar pada transaksi selain dengan
pemerintah sehingga menghasilkan nilai Rp 49.180.000 kepada pemungut
pajak dan disertai SPT PPN.
BAB IVPEMBAHASANGambar 4.1Wawancara dan Kuisioner dengan CV. CSDGambar 4.2Wawancara dengan KKP ACM4.1 Penyebab Terjadi Tidak Selaras antara SPT PPN dengan SPT PPh (Laporan Laba Rugi) CV. CSD Tahun 2016Tabel 4.1Rekap Penjualan dan Pembelian CV. CSD. Tahun 2016Gambar 4.3Laporan Laba Rugi CV. CSD Tahun 2016Gambar 4.4SPT Tahunan Badan CV. CSD Tahun 2016
4.14.2 Penyelesaian untuk Laporan Laba Rugi dengan SPT PPNTabel 4.2Rekap PPN Pengadaan Barang (Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016Tabel 4.3Rekap PPN Jasa (Selain Pemerintah) CV. CSD Tahun 2016Tabel 4.4Denda Telat Lapor dan Setor PPN Jasa CV. CSD (Selain Pemerintah) Tahun 2016Tabel 4.5Keselarasan antara SPT PPN dengan SPT PPh Badan (Laporan Laba Rugi)