BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL...

18
32 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144 Wirosari 58192 Kabupaten Grobogan. Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011-2012 yaitu 175 siswa dan sampel diambil 68 siswa yang terdiri atas Kelas X TPHP2 29 siswa dan X TOSM3 39 siswa. Adapun penentuan jumlah sampel didasarkan pada teori yang dikemukakan Arikunto (1998) menjelaskan jika jumlah subyek penelitian lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 20-25% atau lebih tergantung pada keadaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. B. Pelaksanaan Penelitian 1. Perijinan Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta ijin dari Dekan FKIP UKSW untuk deserahkan kepada kepala sekolah SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. Berdasarkan surat ijin tertanggal 14 Juni 2012, penulis mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah untuk melakukan pengambilan data melalui penyebaran angket kepada siswa kelas X TPHP2 dan X TOSM3. 2. Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Juni 2012 dengan menggunakan angket kemandirian dan motivasi belajar matematika yang disebar kepada seluruh siswa kelas X TPHP2 dan X TOSM3. Pada saat pengambilan data dilakukan hanya 47 siswa yang mengisi angket karena 21 siswa tidak berangkat sekolah. Data nilai TTS dan TAS yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar matematika diperoleh dari guru matematika kelas X TPHP2 dan X TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, yaitu instrumen penelitian sekaligus juga dipakai untuk perhitungan hasil penelitian setelah item-item yang tidak valid dibuang.

Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL...

32

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten

Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144 Wirosari 58192

Kabupaten Grobogan. Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas X SMK

Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011-2012 yaitu 175

siswa dan sampel diambil 68 siswa yang terdiri atas Kelas X TPHP2 29 siswa

dan X TOSM3 39 siswa. Adapun penentuan jumlah sampel didasarkan pada

teori yang dikemukakan Arikunto (1998) menjelaskan jika jumlah subyek

penelitian lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 20-25% atau lebih

tergantung pada keadaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah cluster random sampling.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Perijinan

Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta ijin dari Dekan

FKIP UKSW untuk deserahkan kepada kepala sekolah SMK Negeri 1

Wirosari Kabupaten Grobogan. Berdasarkan surat ijin tertanggal 14 Juni

2012, penulis mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah untuk melakukan

pengambilan data melalui penyebaran angket kepada siswa kelas X TPHP2

dan X TOSM3.

2. Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Juni 2012 dengan

menggunakan angket kemandirian dan motivasi belajar matematika yang

disebar kepada seluruh siswa kelas X TPHP2 dan X TOSM3. Pada saat

pengambilan data dilakukan hanya 47 siswa yang mengisi angket karena

21 siswa tidak berangkat sekolah. Data nilai TTS dan TAS yang digunakan

untuk mengukur prestasi belajar matematika diperoleh dari guru

matematika kelas X TPHP2 dan X TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten

Grobogan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

try out terpakai, yaitu instrumen penelitian sekaligus juga dipakai untuk

perhitungan hasil penelitian setelah item-item yang tidak valid dibuang.

33

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan program

komputer SPSS 16.0 for Windows. Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk

variabel Kemandirian belajar matematika dan motivasi belajar matematika

adalah sebagai berikut :

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar

Matematika

Tabel 5

Hasil Uji Validitas Instrumen Kemandirian Belajar Matematika

No.

Item rx1y Keterangan

No.

Item rx1y Keterangan

1 .398 Valid 17 .445 Valid

3 .399 Valid 18 .536 Valid

4 .427 Valid 19 .597 Valid

7 .342 Valid 20 .464 Valid

8 .552 Valid 22 .569 Valid

10 .444 Valid 24 .680 Valid

11 .453 Valid 25 .386 Valid

12 .468 Valid 26 .339 Valid

13 .517 Valid 27 .502 Valid

15 .456 Valid 28 .671 Valid

16 .430 Valid

Menurut Sugiyono (2010) instrumen dikatakan valid apabila nilai r

≥ 0,3, dan dikatakan tidak valid apabila nilai r < 0,3. Pengujian validitas

menggunakan corrected-item total corelation dengan menggunakan SPSS

16.0 for windows. Item yang valid mempunyai koefisien validitas yang

bergerak dari 0,339 sampai 0,680. Hasil validitas pada Tabel 5 angket

kemandirian belajar matematika yang terdiri dari 28 item, terdapat 21

item valid dan 7 item tidak valid. Item yang tidak valid adalah item dengan

nomor 2, 5, 6, 9, 14, 21 dan nomor 23. Jumlah item yang vaild pada setiap

aspek yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar matematika

dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:

34

Tabel 6

Jumlah Item Valid dan Nomor Item Favourable dan Unfavourable

Berdasarkan Aspek Kemandirian Belajar Matematika

Aspek Kemandirian Belajar Matematika Nomor Item Valid

Favorable Unfavorable

1. Bebas yang bertanggung jawab 2*, 3, 5*, 6*, 1, 4, 7

2. Ulet dan Progresif 8, 10, 11 9*

3. Inisiatif 12, 13, 15, 16 14*, 17

4. Pengendalian diri 18, 19, 21*, 24 20, 22, 23*

5. Kemantapan diri 25, 27 26, 28

Jumlah 17 item 11 item

Keterangan: * = item tidak valid

Tabel 7

Hasil Uji Reliabilitas Kemandirian Belajar Matematika

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.880 21

Reliabilitas menurut Sugiyono (2010) berkenaan dengan derajad

konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Setelah validitasnya diuji dan

membuang item yang tidak valid, maka dicari koefisien reliabilitasnya

dengan perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach

dengan SPSS 16.0.

Berdasarkan standar reliabilitas Sugiyono (2010), instrumen

dikatakan reliabel jika nilai r ≥ 0,7 dan dikatakan tidak reliabel apabila nilai

r < 0,7. Tabel 7 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas kemandirian

belajar matematika adalah 0,880. Hal ini berarti bahwa reliabilitas angket

kemandirian belajar matematika tersebut reliabel (berdasarkan teori

Azwar, 2000).

35

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar

Matematika

Tabel 8

Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Matematika

No.

Item rx1y Keterangan

No.

Item rx1y Keterangan

1 .690 Valid 14 .657 Valid

2 .620 Valid 15 .620 Valid

3 .613 Valid 16 .609 Valid

5 .722 Valid 17 .717 Valid

6 .562 Valid 20 .500 Valid

7 .559 Valid 21 .484 Valid

9 .529 Valid 27 .378 Valid

10 .464 Valid 28 .472 Valid

11 .331 Valid 29 .518 Valid

12 .640 Valid 30 .387 Valid

13 .325 Valid 32 .576 Valid

Tabel 9

Jumlah Item Valid dan Nomor Item Favourable dan Unfavourable

Berdasarkan Aspek Motivasi Belajar Matematika

Aspek Kemandirian Belajar

Matematika

Nomor Item Valid

Favorable Unfavorable

1. Manfaat Belajar 1, 2, 3, 4*, 5 -

2. Sasaran Belajar 6, 7, 8*, 9, 10, 11,

12 -

3. Peluang Belajar 13, 14, 15, 16, 17 -

4. Hadiah / Pujian 18*, 19*, 20, 21,

22* -

5. Sanksi 23*, 24*, 26*, 27 25*

6. Pengaruh Lingkungan 28, 29, 30, 32 31*

Jumlah 30 item 2 item

Keterangan: * = item tidak valid

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa banyak item yang valid

sebanyak 22 item, sedangkan item yang tidak valid sebanyak 10 item. Nilai

corrected-item total correlation yang kurang dari 0,3 dikatakan tidak valid

36

(berdasarkan teori Sugiyono, 2010). Item tidak valid adalah item dengan

nomor 4, 8, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26 dan 31 dapat dilihat pada Tabel 9.

Hasil uji validitas memperlihatkan koefisien validitas bergerak dari 0,325

sampai 0,722.

Tabel 10

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Matematika

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.913 22

Hasil uji reliabilitas terhadap motivasi belajar matematika pada

Tabel 10 memperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,913. Nilai tersebut

berada pada kriteria sangat realibel (Azwar, 2000) sehingga data

disimpulkan bahwa angket motivasi belajar matematika tersebut adalah

reliabel dan dapat dipercaya.

D. Analisis Deskriptif

1. Variabel Kemandirian Belajar Matematika

Tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kemandirian belajar

matematika dan motivasi belajar matematika siswa kelas X TPHP2 dan

TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan menggunakan 5

kategori yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah.

Banyaknya pilihan jawaban ada 5, sehingga skor tertinggi adalah 5 dan skor

terendah 1. Skor tertinggi pada item favourable dan unfavourable adalah

21x5 = 105 sedangkan skor terendah 21x1 = 21. Untuk mengukur tinggi

rendahnya variabel kemandirian belajar matematika digunakan interval

yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Jarak interval = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah

Jumlah jenjang

Jarak interval = (21x5) – (21x1)

5

= 105 – 21

5

= 16,8 ≈ 17

37

Distribusi frekuensi kemandirian belajar matematika dapat dilihat

pada Tabel 11.

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Matematika

Kategori Interval Skor Kualitas

Komunikasi

Frekuensi

Siswa (%)

Sangat Tinggi 89 – 105 2 4,26%

Tinggi 72 – 88 15 31,91%

Sedang 55 – 71 25 53,19%

Rendah 38 – 54 5 10,64%

Sangat Rendah 21 – 37 0 0%

Jumlah 47 100

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa sebagian besar siswa

mempunyai tingkat kemandirian belajar matematika sedang . Hal ini dapat

dilihat dari persentasi kemandirian belajar matematika siswa yaitu sebesar

53,19% dan tidak satupun siswa dengan kemandirian belajar matematika

yang sangat rendah. Hasil analisis deskriptif variabel kemandirian belajar

matematika dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel Kemandirian Belajar Matematika

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Kemandirian 47 44 93 66.87 10.427

Valid N (listwise) 47

Rata-rata kemandirian belajar matematika siswa sebesar 66,87

berada dalam kategori sedang. Skor minimal adalah 44 dan skor

maksimum adalah 93 dengan satandar deviasi 10,427. Melalui hasil

perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMK Negeri 1

Wirosari Kabupaten Grobogan memiliki tingkat kemandirian belajar

matematika yang sedang. Besar frekuensi kemandirian belajar matematika

dapat dilihat pada Gambar 1.

38

Gambar 1 Diagram Batang Kemandirian Belajar Matematika

2. Variabel Motivasi Belajar Matematika

Penentuan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel motivasi

belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten

Grobogan Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 menggunakan 5 kategori

yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Variabel

motivasi belajar matematika mempunyai jumlah item yang favourable

sebanyak 22. Penilaian skor tertinggi adalah 22x5 = 110 sedangkan skor

terendah 22x1 = 22. Untuk mengukur tinggi rendahnya variabel

kemandirian belajar matematika digunakan interval yang dihitung dengan

rumus sebagai berikut (Riduwan, 2003) :

Jarak interval = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah

Jumlah jenjang

Jarak interval = (22x5) – (22x1)

5

= 110 – 22

5

= 17,6 ≈ 18

Distribusi frekuensi motivasi belajar matematika dapat dilihat

pada Tabel 13.

39

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika

Kategori Interval Skor

Kualitas Komunikasi

Frekuensi

Siswa (%)

Sangat Tinggi 95 – 102 4 8,51%

Tinggi 77 – 94 23 48,94%

Sedang 59 – 76 18 38.30%

Rendah 40 – 58 2 4,25%

Sangat Rendah 22 – 39 0 0%

Jumlah 47 100

Tabel 13 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mempunyai

motivasi belajar matematika yang sangat rendah. Sebagian besar siswa

memiliki motivasi belajar matematika yang tinggi yaitu sebesar 48,94% dari

keseluruhan jumlah siswa. Adapun Hasil analisis deskriptif variabel

motivasi belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel Motivasi Belajar Matematika

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Motivasi 47 51 100 78.36 10.704

Valid N (listwise) 47

Rata-rata pada Tabel 14 sebesar 78,36 berada pada kategori tinggi

dengan standar deviasi 10,704. Variabel motivasi belajar matematika

mempunyai skor maksimum 100 dan skor minimum 51. Perhitungan Tabel

14 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari

Kabupaten Grobogan memiliki tingkat motivasi belajar matematika yang

tinggi. Besar frekuensi motivasi belajar matematika dapat dilihat pada

Gambar 2.

40

Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika

3. Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa

Variabel prestasi belajar matematika dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua ategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. Nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak SMK Negeri 1 Wirosari

Kabupaten Grobogan adalah 68. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari

68 maka nilai siswa dianggap belum tuntas dan sebaliknya jika nilai yang

diperoleh siswa lebih dari atau sama dengan 68 maka nilai siswa

dinyatakan tuntas. Distribusi prestasi belajar matematika dapat dilihat

pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika

Kategori Prestasi Belajar

Matematika

Nilai Frekuensi %

Tuntas ≥ 68 17 36,17

Tidak Tuntas < 68 30 63,82

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai

matematika siswa masih berada dibawah KKM atau tidak tuntas yaitu

sebesar 63,82% sebanyak 30 siswa dan baru terdapat 36,17% nilai

matematika atau 17 siswa yang dinyatakan tuntas. Hasil analisis deskriptif

prestasi belajar matematika dapat dilihat pada tabel 16.

41

Tabel 16

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Prestasi 47 65.67 75.00 67.9451 2.24722

Valid N (listwise) 47

Tabel 16 menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar

matematika siswa sebesar 67,9451 dalam kategori tidak tuntas dengan

standar deviasi 2,24722. Nilai terendah matematika siswa adalah 65,67

dan nilai tertinggi adalah 75. Diagram batang prestasi belajar matematika

dapatdilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika

E. Analisis Korelasi

1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki

sebaran yang normal. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS

16.0 for windows dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

dengan taraf signifikan 0,05. Hasil uji normalitas kemandirian dan motivasi

belajar matematika serta prestasi belajajar matematika siswa terdapat

pada Tabel 17.

42

Tabel 17

Hasil Uji Normalitas Variabel Kemandirian dan Motivasi Belajar

Matematika serta Prestasi Belajar Matematika

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Motivasi Kemandirian PBM

N 47 47 47

Normal Parametersa Mean 78.36 66.87 67.45

Std. Deviation 10.704 10.427 2.385

Most Extreme Differences Absolute .098 .069 .213

Positive .098 .069 .213

Negative -.068 -.050 -.152

Kolmogorov-Smirnov Z .674 .472 1.458

Asymp. Sig. (2-tailed) .754 .979 .029

a. Test distribution is Normal.

Ket : PBM = Prestasi Belajar Matematika

Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa besar nilai signifikansi variabel

kemandirian belajar matematika sebesar 0,979 dan motivasi belajar

matematika sebesar 0,754 yaitu lebih dari 0,05 sehingga variabel

kemandirian dan motivasi belajar matematika berdistribusi normal. Nilai

signifikansi prestasi belajar matematika sebesar 0,029 dimana 0,029 < 0,05

sehingga variabel prestasi belajar matematika tidak mengikuti didtribusi

normal.

2. Uji Linearitas Data

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua vaariabel

mempunyai hubungan yang linear atau tiidak secara signifikan. Pengujian

dilakukan pada SPSS 16.0 for windows dengan menggunakan test for

linearity dengan taraf signigfikansi 0,05. Hasil uji linearitas dikatakan

berpola linear jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Hasil uji linearitas

variabel kemandirian belajar matematika dengan prestasi belajar

matematika dapat dilihat pada Tabel 18, sedangkan hasil uji linearitas

variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar matematika

dapat dilihat pada Tabel 19.

43

Tabel 18

Hasil Uji Liniearitas Variabel Kemandirian belajar matematika dengan

Prestasi Belajar Matematika

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

PBM * Kemandirian Between Groups (Combined) 160.450 27 5.943 1.116 .409

Linearity 43.175 1 43.175 8.109 .010

Deviation

from

Linearity

117.275 26 4.511 .847 .658

Within Groups 101.167 19 5.325

Total 261.617 46

Pada Tabel 18 nilai signifikansi pada linearity variabel kemandirian

belajar matematika dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,010.

Nilai signifikansi 0,010 < 0,05 sehingga antara variabel kemandirian belajar

matematika dengan prestasi belajar matematika memliki hubungan yang

linear.

Tabel 19

Hasil Uji Liniearitas Variabel Motivasi Belajar Matematika dengan

Prestasi Belajar Matematika

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

PBM * Motivasi Between Groups (Combined) 216.984 27 8.036 3.421 .004

Linearity 23.162 1 23.162 9.860 .005

Deviation

from Linearity 193.822 26 7.455 3.173 .006

Within Groups 44.633 19 2.349

Total 261.617 46

Berdasarkan Tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar matematika

pada linearity sebesar 0,004. Nilai signifikansi 0,004 < 0,05 maka dapat

44

disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi

belajar matematika memiliki hubungan yang linear.

F. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis tentang korelasi variabel penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H0 : tidak ada hubungan yang positif sinifikan antara

kemandirian (x1) dan motivasi belajar matematika (x2)

dengan prestasi belajar matematika (y) siswa kelas X SMK

Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan semester 1 tahun

ajaran 2011/2012.

H1 : ada hubungan yang positif sinifikan antara kemandirian (x1)

dan motivasi belajar matematika (x2) dengan prestasi

belajar matematika (y) siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari

Kabupaten Grobogan semester 1 tahun ajaran 2011/2012.

H0 diterima jika probabilitas (p) > 0,05 dan H0 ditolak jika

probabilitas (p) < 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan

bahwa data tidak berdistribusi normal adan hasil uji linearitas variabel

kemandirian dan motivasi belajar matematika menunjukan hubungan yang

linear sehingga teknik korelasi yang digunakan dalam pengujian adalah

Spearman Rank. Intepretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010)

adalah sebagai berikut:

0,80 – 1,000 = sangat kuat

0,60 – 0,799 = kuat

0,40 – 0,599 = sedang

0,20 – 0,399 = rendah

0,00 – 0,199 = sangat rendah (dianggap tidak ada korelasi)

45

G. Analisis Uji Korelasi antara Variabel X dan Y

1. Uji Korelasi Antara Kemandirian Belajar Matematika dengan

Prestasi Belajar Matematika

Tabel 20

Koefisien Korelasi Antara Kemandirian Belajar Matematika dengan

Prestasi Belajar Matematika

Correlations

PBM Kemandirian

Spearman's rho PBM Correlation Coefficient 1.000 .184

Sig. (1-tailed) . .108

N 47 47

Kemandirian Correlation Coefficient .184 1.000

Sig. (1-tailed) .108 .

N 47 47

Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi (r)

antara variabel kemandirian belajar matematika dengan prestasi belajar

matematika adalah 0,184 dengan probabilitas 0,108 (p > 0,05). Koefisien

korelasi (r) 0,184 menunjukkan koefisien korelasi yang sangat rendah

(0,00-0,199) dan dianggap tidak ada korelasi (Sugiyono, 2010). Nilai

signifikansi yang diperoleh sebesar 0,108 (p > 0,05) sehingga tidak ada

hubungan positif signifikan antara kemandirian belajar matematika dengan

prestasi belajar matematika. Nilai r yang diperoleh 0,184, maka nilai

determinasinya adalah r2 = 0,033856 ≈ 0,0339. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variasi skor kemandirian belajar matematika sebesar 3,39% dan

96,61% yang lain adalah faktor kemandirian belajar matematika. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa antara kemandirian belajar matematika

dengan prestasi belajar matematika siswa tidak mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan, artinya prestasi belajar matematika siswa tidak

dipengaruhi oleh kemandirian dalam tanggung jawab mengerjakan

pekerjaan/tugas, kesadaran tinggi akan manfaat belajar, kemauan yang

keras dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan siswa dengan

kemandirian belajar rendah tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.

46

2. Uji Korelasi Antara Motivasi Belajar Matematika dengan Prestasi

Belajar Matematika

Tabel 21

Koefisien Korelasi Antara Motivasi Belajar Matematika dengan

Prestasi Belajar Matematika

Correlations

Motivasi PBM

Spearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1.000 .063

Sig. (1-tailed) . .337

N 47 47

PBM Correlation Coefficient .063 1.000

Sig. (1-tailed) .337 .

N 47 47

Berdasarkan Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa koefisien

korelasi (r) antara motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar

matematika adalah 0,063 dengan probabilitas 0,108 (p > 0,05). Menurut

Sugiyono (2010) Intepretasi koefisien korelasi antara 0,00 – 0,199 adalah

sangat rendah dan dianggap tidak mempunyai korelasi. Tingkat signifikansi

probabilitas 0,108 (p > 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

positif signifikan antara motivasi belajar matematika dengan prestasi

belajar matematika. Nilai r yang diperoleh adalah 0,063, maka r2 =

0,003969 ≈ 0,004. Hal ini dapat diartikan bahwa pada variasi skor prestasi

belajar matematika siswa dapat dijelaskan oleh variasi skor motivasi

belajar matematika dengan presentase 0,4% dan 99,6% dijelaskan oleh

faktor lain diluar motivasi belajar matematika.

H. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan melibatkan 47 siswa dari 68 siswa dari

kelas TPHP2 dan TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari kabupaten Grobogan

sebagai subjek penelitian karena 21 siswa tidak berangkat sekolah. Data

penelitian untuk pengukuran variabel kemandirian belajar matematika

menggunakan 5 aspek yaitu bebas bertanggung jawab, progresif dan ulet,

inisitaif, pengendalian diri dan kemantapan diri (Yulianti, 2004), sedangkan

data untuk mengukur variabel motivasi belajar matematika menggunakan

6 aspek meliputi manfaat belajar, sasaran belajar, peluang belajar, hadiah

47

atau pujian, sanksi atau hukuman, dan pengaruh lingkungan

(Setyoningrum, 2010). Data variabel prestasi belajar matematika diambil

dari nilai murni hasil Tes Akhir Semester I tahun ajaran 2011/2012.

Uji validitas dan reliabilitas alat ukur data digunakan untuk

mendapatkan data penelitian yang valid dan realibel. Uji validitas variabel

kemandirian belajar matematika didapatkan hasil bahwa dari 28 item

pertanyaan terdapat 21 item valid dan 7 item tidak valid karena nilai r <

0,3, sedangkan nilai reliabilitas didapat 0,880 yang berarti bahwa alat ukur

kemandirian belajar matematika tersebut reliabel. Angket variabel

motivasi belajar matematika sebanyak 32 item terdapat 22 item valid dan

10 item tidak valid. Nilai reliabilitas dari motivasi belajar sebesar 0,913

sehingga data tersebut dikatakan reliabel dan dapat dipercaya.

Hasil uji normalitas dengan teknik One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test didapatkan hasil bahwa data pada variabel kemandirian

belajar matematika dan data motivasi belajar matematika berdistribusi

normal, sedangkan untuk data prestasi belajar matematika tidak

mengikuti distribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai

signifikansi > 0,05. Variabel kemandirian belajar matematika mempunyai

nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,979 dan untuk variabel

motivasi belajar matematika mempunyai nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-

tailed)) sebesar 0,754. Pada variabel prestasi belajar matematika diperoleh

besar nilai signifikansi sebesar 0,029. Data berdistribusi normal berarti

data dari variabel-variabel yang diuji mempunyai nilai data yang berada

pada sekitar rataan.

Pada Uji linearitas didapatkan hasil bahwa pada variabel

kemandirian belajar matematika dengan prestasi belajar matematika dan

uji linearitas variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar

matematika pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten

Grobogan semester 1 tahun ajaran 2011/2012 memiliki hubungan yang

linear. Besar nilai signifikansi variabel kemandirian belajar matematika

dengan prestasi belajar matematika adalah 0,010 dimana 0,010 < 0,05,

sedangkan nilai signifikansi variabel motivasi belajar matematika dengan

prestasi belajar matematika pada linearity sebesar 0,004. Data yang linear

berarti ada kenaikan dan penurunan pada variabel x (variabel kemandirian

dan motivasi belajar matematika) maka akan diikuti dengan kenaikan dan

penurunan pada variabel y (prestasi belajar matematika) atau dengan kata

lain mempunyai hubungan yang searah antara variabel x (variabel

48

kemandirian dan motivasi belajar matematika) dan variabel y (prestasi

belajar matematika).

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMK

Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan adalah 68. Pada variabel prestasi

belajar matematika sebagian besar siswa dalam kategori tidak tuntas

(63,82%) yaitu sebanyak 30 siswa dan kategori tuntas 36,17% sebanyak 17

siswa. Rata-rata prestasi belajar matematika yang diperoleh siswa kelas

SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan masih berada dibawah

ketuntasan belajar yang dipersyaratkan yaitu 67,9451.

Koefisien korelasi antara kemandirian belajar matematika dengan

prestasi belajar matematika pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari

Kabupaten Grobogan pada Tabel 20 memperlihatkan bahwa sebesar 0,184

dengan taraf signifikansi 0,108 (p > 0,05). Koefisien korelasi (r) 0,184

menunjukkan koefisien korelasi yang sangat rendah yang terletak pada

interval 0,00–0,199. Karena besar koefisien korelasi r = 0,184, maka besar

r2 = 0,033856 ≈ 0,0339. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi skor

kemandirian belajar matematika sebesar 3,39% dan 96,61% yang lain

adalah faktor kemandirian belajar matematika. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa antara kemandirian belajar matematika dengan

prestasi belajar matematika siswa tidak mempunyai hubungan yang positif

dan signifikan, artinya prestasi belajar matematika siswa tidak dipengaruhi

oleh kemandirian dalam tanggung jawab mengerjakan pekerjaan/tugas,

kesadaran tinggi akan manfaat belajar, kemauan yang keras dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan siswa dengan kemandirian

belajar rendah tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Hasil

penelitian ini sejalan Abdulkahar (1990) tentang hubungan antara

kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa yang hasilnya

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan

dengan koefisien korelasi r = 0.073 dan signifikansi p > 0.05.

Pada Tabel 21 besarnya nilai korelasi (r) yang diperoleh adalah

0,063 masuk dalam kategori sangat rendah. Nilai signifikansi (p) yang

diperoleh pada motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar

matematika 0,337 maka nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan positif signifikan antara motivasi belajar matematika dengan

prestasi belajar matematika. Nilai r yang diperoleh adalah 0,063, maka r2 =

0,003969 ≈ 0,004. Hal ini dapat diartikan bahwa pada variasi skor prestasi

belajar matematika siswa dapat dijelaskan oleh variasi skor motivasi

49

belajar matematika dengan persentase 0,4% dan 99,6% dijelaskan oleh

faktor lain diluar motivasi belajar matematika. Hasil penelitian pada Tabel

21 sejalan dengan hasil pra penelitian Issu (2005) kepada 24 siswa I4 SMA

Negeri 1 Mollo Selatan diperoleh kesimpulan bahwa motivasi belajar tidak

berkorelasi dengan prestasi belajar matematika (r = -0,101).

Berdasarkan dari berbagai hasil yang telah ditemukan dan diuji

maka dapat diputuskan bahwa hipotesis penelitian yaitu tidak ada

hubungan yang positif signifikan antara Kemandirian dan motivasi belajar

matematika dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri

1 Wirosari Kabupaten Grobogan semester 1 tahun ajaran 2011/2012.

Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa

kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan di luar motivasi dan

kemandirian belajar matematika. Sejalan dengan pendapat Slameto (2003)

yang menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi prestasi

belajar, seperti kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan, faktor keluarga, faktor sekolah

dan faktor masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi

kemandirian belajar matematika tinggi maupun rendah tidak

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.