BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 ·...

25
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini dipaparkan asuhan keperawatan klien post sectio cesarea pada Ny.U dengan indikasi letak lintang di ruang Hamzah Rumah Sakit Islam Kendal. A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2006 jam 08.00 WIB 1. Identitas Pasien Nama pasien Ny.U umur 32 tahun, jenis kelamin perempuan agama Islam, pekerjaan guru swasta, pendidikan sarjana, suku bangsa / Jawa Indonesia, status kawin, alamat desa Lebosari kangkung kab. kendal, tanggal masuk 9 Agustus 2006 jam 17.00 WIB ruang hamzah no. register 38408, diagnosa medis post operasi sectio cesaera hari pertama dengan indikasi letak lintang, yang bertanggung jawab terhadap pasien adalah suaminya Tn.A umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, pendidikan sarjana. 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama pasien adalah nyeri di daerah perut (bekas operasi), perih seperti diiris-iris, timbul tidak teratur, lamanya 10-15 detik dan skala nyeri 7. b. Riwayat penyakit sekarang Pasien datang tanggal 5 Agustus 2006 ke UGD Rumah Sakit Islam Kendal atas kiriman Bidan dengan G 3 P 2 AO, hamil 36 minggu. Letak lintang, pembukaan 1 jari, ketuban belum pecah, klien mulai merasakan kenceng- kenceng sejak tadi pagi jam 05.00 WIB dari hasil pemeriksaan ultrasonografi

Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 ·...

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini dipaparkan asuhan keperawatan klien post sectio cesarea pada

Ny.U dengan indikasi letak lintang di ruang Hamzah Rumah Sakit Islam Kendal.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2006 jam 08.00 WIB

1. Identitas Pasien

Nama pasien Ny.U umur 32 tahun, jenis kelamin perempuan agama Islam,

pekerjaan guru swasta, pendidikan sarjana, suku bangsa / Jawa Indonesia, status

kawin, alamat desa Lebosari kangkung kab. kendal, tanggal masuk 9 Agustus

2006 jam 17.00 WIB ruang hamzah no. register 38408, diagnosa medis post

operasi sectio cesaera hari pertama dengan indikasi letak lintang, yang

bertanggung jawab terhadap pasien adalah suaminya Tn.A umur 35 tahun, agama

Islam, pekerjaan swasta, pendidikan sarjana.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama pasien adalah nyeri di daerah perut (bekas operasi), perih

seperti diiris-iris, timbul tidak teratur, lamanya 10-15 detik dan skala nyeri 7.

b. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang tanggal 5 Agustus 2006 ke UGD Rumah Sakit Islam Kendal

atas kiriman Bidan dengan G 3 P 2 AO, hamil 36 minggu. Letak lintang,

pembukaan 1 jari, ketuban belum pecah, klien mulai merasakan kenceng-

kenceng sejak tadi pagi jam 05.00 WIB dari hasil pemeriksaan ultrasonografi

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

didapatkan gambaran bagi dalam letak lintang dengan kepala di sebelah kiri,

dokter mengajurkan untuk mengawasi kemajuan persalinan tapi akan lebih

baik kalau klien bersedia di operasi.

Pada tanggal 10 Agustus 2006, klien dan keluarga sepakat untuk dilakukan

operasi sectio cesarea dan oleh dokter di program jam 17.00 WIB dengan

anestesi SA (Spinal Anestesi) dan bayi lahir jam 17.30 WIB berjenis kelamin

laki-laki dengan berat badan 2800 gram, tinggi badan 48 cm dan apgar score 1

menit pertama 8, 5 menit score 9, 10 menit 10.

c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak mempunyai penyakit menular maupun kronis, seperti jantung,

paru-paru, diabetes militus, hipertensi, klien belum pernah menjalani operasi

sebelumnya.

d. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti Tuberculosis (TBC), asma,

jantung, dan lain-lain.

e. Riwayat obstetri dan menstruasi

Klien mendapat haid pertama kali atau menarche pada umur 12 tahun. Siklus

haid 28 hari dengan lama antara 5 – 7 hari, HPHT 3 Desember 2005 HPL 10

September 2006.

f. Riwayat persalinan

Anak pertama lahir secara normal di bidan dengan berat badan 3000 gram,

jenis kelamin laki-laki hidup, sekarang berusia 5 tahun, anak kedua lahir

secara normal dengan bidan, jenis kelamin laki-laki, meninggal saat berumur

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

10 hari karena aspiksta dan sekarang adalah anak ketiganya lahir secara sectio

cesarea dengan anestesi spinal pada tanggal 10 Agustus 2006 jam 17.00 WIB

keadaan bayi sehat, normal / tidak cacat fisik, dengan berat badan 2800 gram,

panjang 48 cm, menangis kuat, apgar score 8 – 9 – 10. Pada kehamilan ketiga

ini klien lebih rajin memeriksakan kandungannya kedokteran dan

mendapatkan imunisasi TT 2x.

g. Status perkawinan

Klien menikah pada umur 26 tahun yang sekarang sudah berjalan 6 tahun.

h. Riwayat KB

Setelah melahirkan anak pertama klien pernah menggunakan kontrasepsi

suntik 3 bulan sekali tidak ada keluhan.

3. Pola kesehatan Fungsional (Gordon)

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien menganggap kesehatan itu penting, pasien selalu memelihara

kesehatan selama hamil menurut pasien bila ada anggota keluarga yang sakit

di bawa ke bidan atau dokter. Klien tampak tegang, meringis kesakitan sambil

memegangi perutnya.

b. Pola nutrisi

Sebelum dan sesudah operasi klien mengatakan nafsu makannya tidak

berubah / sama sehari makan 3x dengan lauk pauk ditambah makanan

selingan, klien tidak punya riwayat alergi pada makanan dan tidak punya

pantangan dalam makanan.

c. Pola eliminasi

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Sebelum operasi, klien Buang Air Besar (BAB) sehari satu kali, Buang Air

Kecil (BAK) 6 – 7 kali tidak ada keluhan, setelah melahirkan tampak

terpasang DC (Dower Kateter) klien mengeluh agak terganggu. Untuk BAB

klien mengaku belum BAB setelah operasi karena belum ada rasa ingin BAB.

d. Pola aktifitas dan latihan

Sebelum sakit (operasi) klien melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan

selama hamil klien hanya mengerjakan kegiatan rumah tangga yang ringan

setelah melahirkan pasien melakukan aktifitas diatas tempat tidur klien

mengeluh badannya terasa lemas pasien tampak tidur terlentang di tempat

tidu, terpasang DC dan tangan kiri terpasang infus segala keperluan di bantu

keluarga dan perawat (makan, mandi, berpakaian) klien mengatakan masih

takut untuk bergerak (miring kanan / kiri).

e. Pola persepsi dan konsep diri

Klien mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak ketiganya meskipun

jarak antara anak kedua dan ketiga ini + 2,5 tahun, klien merasa senang karena

sudah mendapatkan ganti anak lagi, akan tetapi klien merasa cemas karena

masih trauma pada anak keduanya, klien takut kehilangan lagi.

f. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit, klien biasa istirahat dan tidur + 8 jam sehari namun setelah

klien di rumah sakit, klien mengatakan susah tidur bila malam hari karena

tangis bayi akan rasa nyeri yang kadang-kadang timbul.

g. Pola hubungan dengan orang lain

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Di rumah sebelum sakit klien selalu berhubungan baik dengan tetangganya

dan orang lain di lingkungan. Selama sakit klien banyak dibesuk oleh tetangga

di lingkungannya.

h. Pola reproduksi seksual

Pasien menikah 1 kali dan mempunyai 2 orang anak yang hidup, yang

pertama berusia 5,5 tahun, anak keduanya meninggal saat berusia 10 hari.

Klien dan suami mengetahui kalau pada masa-masa nifas atau setelah

melahirkan tidak diperbolehkan untuk berhubungan seksual dan suami bisa

menerima ini.

i. Persepsi kognitif

Pasien dalam memecahkan masalah dibantu oleh suami dan keluarga dengan

musyawarah, klien mengatakan kurang tahu cara menyusui dan perawatan

payudara yang baik dan benar. Karena klien sudah lupa, klien mengatakan

belum menyusui bayinya karena masih takut dan tubuhnya masih lemas.

j. Pola mekanisme koping

Pasien selalu berdoa agar cepat sembuh dan ingin segera pulang.

k. Nilai kepercayaan dan keyakinan

Pasien percaya bahwa ini merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT,

pasien sangat bersyukur atas kelahiran bayi ketiga ini.

4. Adaptasi psikologis

Pasien masih berada pada fase taking in, di mana ibu masih tergantung pada

keluarga dan masih melepas tanggungjawabnya karena ibu masih merasa nyeri

dan lemas. Ibu belum dapat merawat bayinya dan belum menyusui bayinya.

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

5. Pemeriksaan Fisik

Pada tanggal 11 Agustus 2006

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital : TD : 110 / 70 mmHg

Nadi : 84 x / menit

Suhu : 370 C

Pernafasan : 20 x / menit

Kepala : mesocepal.

Rambut : bersih, hitam panjang tersisir rapi.

Mata : simetris tidak ada gangguan dalam penglihatan sklera, tidak

ikterik, konjungtiva agak anemis, reflek pupil isokor.

Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip.

Mulut : mukosa bibir lembab, tidak sariawan, gigi bersih tidak ada

caries, nafas tidak bau.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran

vena jugu laris.

Dada :

- Paru-paru : simetris, tidak ada tarikan otot Bantu nafas, tidak ada

wheezing, tidak ada ronchi.

- Jantung : tidak terdengar suara jantung tambahan, perkusi redup.

Mammae : teraba lunak, putting menonjol, aerola hiperpigmentasi

kolustum mulai keluar sedikit bila dipencet.

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Abdomen : - terdapat luka post operasi + 10 cm, sayatan melintang

dengan jenis SC ismika (profunda) dan jahitan sub

cutis, luka bersih tertutup kasa steril, palpasi ada nyeri

tekan pada abdomen, skala nyeri 7, tinggi fundus uteri 1

jari di bawah pusat.

- kontraksi uterus kuat dan teratur.

Genital : - terpasang DC, urine keluar + 200 cc warna jernih

- pada pembalut keluar lochea warna merah bercampur

stolsel terlihat penuh, bau khas, klien mengatakan ganti

pembalut 4x sehari, pada anus tidak ada hemoroid.

Kulit : kuning langsat, turgor baik, teraba hangat

Ekstremitas :

- Atas : tangan kiri terpasang infus RL (Ringer Laktat) 20 tetes per

menit, kuku pendek dan bersih, teraba hangat tidak cianosis

- Bawah : tidak ada oedem bisa digerakkan dengan baik, tidak terjadi

tromboplebitis.

6. Pemeriksaan Fisik Bayi

Keadaan umum : baik

Berat badan lahir : 2800 gram

Lingkar lengan : 14 cm

Lingkar kepala : 30 cm

Nadi : 120 x / menit

Pernafasan : 40 x / menit

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Suhu : 36,5 oC

Panjang badan : 48 cm

Kepala : mesochepal

Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor

Hidung : simetris, nafas tidak cuping hidung

Mulut : bibir tidak cianosis, mukosa mulut merah muda,

menangis kuat

Telinga : simetris, tidak ada secret

Lidah dan palatum : normal tidak ada kelainan

Rambut : hitam bersih

Dada : simetris

Abdomen : tidak kembung

Tali pusat : tidak bau, terbungkus kasa

Genital : jenis kelamin laki-laki, BAK (+), anus ada, BAB

mechonium 1kali

Apgar scorer : 1 menit: 8, 5 menit: 9, 10 menit: 10

7. Data Penunjang

a. - Laborat tanggal 9 Agustus 2006

Hematologi : Harga normal

Hb : 10,2 gr % L : 14 – 18 9%

P : 12 – 16 9%

Lekosit : 6.000 mm3 4.000 – 10.000 mg / dtk

Hematokrit : 31 % L : 40 – 47 %

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

P : 36 – 45%

- Laborat tanggal 11 Agustus 2006

HB : 8,6 gr %

b. USG : tgl 9 Agustus 2006

hasil : presentasi letak lintang dengan kepala di sebelah kiri

c. Therapi

- Tanggal 9 Agustus 2006

- Infus RL 20 tetes per menit

Injeksi dexamethason 4x 6mg

Peroral : Histolan 3x1 tab

Tanggal : 10 Agustus 2006 : infus RL 20 tetes permenit

injeksi sharox 2x 750 mg

tradosik 3x 100 mg

Tanggal : 13 Agustus 2006 : infus dan injeksi lepas (aff)

Peroral: widex 2x 500mg

Mefix 3x1 tab

B. Pengelompokkan Data

Data Subjektif

Klien mengeluh nyeri didaerah perut (bekas operasi) perih seperti diiris-iris, timbul

tidak teratur, lamanya 10 – 15 detik dan skala nyeri 7.

Klien mengeluh badannya terasa lemas dan masih takut untuk bergerak (miring kanan

/ kiri), klien juga mengatakan kurang tahu cara menyusui dan perawatan payudara

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

yang baik dan benar, klien mengatakan belum menyusui karena ASI-nya belum

keluar.

Data Objektif

Klien tampak tegang meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, kulit teraba

hangat, terdapat luka operasi + 10 cm sayatan melintang, dengan jahitan subcutis,

luka bersih dan tertutup kasa steril, pembalut terlihat penuh lochea berwarna merah

bercampur stolsel, bau khas terpasang DC, tangan kiri terpasang infus dalam kondisi

lancar, klien tampak tidur terlentang ditempat tidur, segala keperluan dibantu

keluarga dan perawat (makan, mandi, berpakaian), payudara klien teraba lunak,

putting menonjol, areola hiperpigmentasi, kolustrum mulai keluar sedikit bila

dipencet, TD: 110/70 mmHg, N : 84 x/menit, S: 370 C.

C. Analisa Data

No. Tanggal Etiologi Problem 1.

11 – 8 –

2006

Data Subjektif

- Klien mengeluh nyeri di daerah

perut (bekas operasi)perih

seperti diiris-iris timbul tidak

teratur lama 10-15 dtk dan skala

nyeri 7

Data Objektif

- Klien tampak tegang, meringis

kesakitan sambil memegangi

perutnya

TD : 110 / 70 mmHg

Proses involusi

uterus dan trauma

jaringan sekunder

terhadap

pembedahan

Nyeri

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

2.

3.

N : 84 x / menit

DS : Klien mengeluh badannya

terasa lemas

DO : - Kulit teraba hangat

- Suhu tubuh 37oC

- Terdapat luka post operasi

+ 10 cm sayatan melintang

dengan jahitan subcutis,

luka bersih tertutup kasa

steril

- Pada pembalut lochea

terlihat penuh, bau khas

warna merah bercampur

stolsel

- Terpasang DC dan infus

dalam kondisi lancar

DS : - Klien mengeluh badannya

terasa lemas

- Klien mengatakan masih

takut untuk bergerak

(miring kanan / kiri)

DO : - Klien tampak tidur

terlentang di tempat tidur

terpasang DC dan tangan

kiri terpasang infus, segala

keperluan dibantu

Adanya luka post

operasi sekunder

terhadap tindakan

infasif (infus dan

cateter)

Kelemahan fisik,

efek anestesi dan

nyeri

Resiko infeksi

Intoleransi

aktifitas

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

4.

5.

keluarga dan perawat

(makan, mandi,

berpakaian)

DS : - Klien mengatakan susah

tidur tadi malam karena

tangis bayi dan rasa nyeri

yang kadang-kadang

timbul

DO : Klien tampak mengantuk

dan kurang rileks.

DS : - Klien mengatakan kurang

tahu cara menyusui dan

perawatan payudara yang

baik dan benar

- Klien mengatakan belum

menyusui bayinya karena

masih takut dan tubuhnya

masih lemas.

DO : Payudara teraba lunak

putting menonjol, areola

hiperpigmentasi, kolestrum

mulai keluar sedikit bila

dipencet

Rasa tidak

nyaman/nyeri

Keletihan

maternal

Gangguan

pola tidur

Resiko

Ketidak

efektifan

menyusui

D. Diagnosa dan Rencana Keperawatan

Dx 1

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses involusi uterus dan trauma

jaringan sekunder terhadap operasi ditandai dengan klien mengeluh nyeri di daerah

perut (bekas operasi) perih seperti diiris-iris, timbul tidak teratur, lama 10 – 15 detik

dan skala nyeri 7, klien tampak tegang, meringis kesakitan sambil memegangi

perutnya tensi darah : 110 / 70 mmHg nadi : 84 x/menit.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang dengan

kriteria hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang, pasien dapat melakukan cara

untuk mengatasi nyeri, wajah terlihat rileks / santai tanda-tanda vital dalam batas

normal.

Intervensi :

a. Kaji nyeri (skala, intensitas, durasi, lokasi)

Rasional : menentukan intervensi yang tepat

b. Ajarkan pasien untuk relaksasi

Rasional : meningkatkan kenyamanan untuk mengurangi nyeri

c. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : perubahan tanda vital merupakan respon tubuh terhadap nyeri

d. Ajarkan mobilisasi dini untuk miring kanan atau kiri sesuai toleransi

Rasional : melancarkan aliran darah dan mempercepat penyembuhan

e. Massage panggung klien

Rasional : memberi rasa nyaman

f. Laksanakan program pengobatan dokter, pemberian injeksi analgetik tramadol 3 x

1 amp

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Rasional : menurunkan rasa nyeri

Dx 2

Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat tindakan

pembedahan (luka post operasi) dan tindakan infasive (infus dan kateter) ditandai

dengan klien mengeluh badannya terasa lemas, kulit teraba hangat, suhu tubuh 37oC,

terdapat luka post operasi + 10 cm, sayatan melintang dengan jahitan subcutis. Luka

bersih tertutup kasa steril pada pembalut lochea terlihat penuh, bau khas warna merah

bercampur stolsel terpasang DC, dan infus dalam kondisi lancar.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

Luka bersih tidak ada tanda-tanda infeksi, uterus lunak / nyeri dengan lochea normal,

suhu badan dalam batas normal, laborat leukosit normal (4.000 – 10.000 mm3.

Intervensi :

a. Kaji tanda-tanda infeksi (rubor, kolor, tumor, dolor, fungsiolesia)

Rasional : mengetahui adanya kemajuan penyembuhan luka untuk menentukan

intervensi yang tepat

b. Monitor tanda vital (suhu tubuh)

Rasional : peningkatan suhu tubuh menunjukkan gejala terjadinya infeksi

c. Dorong masukan peroral dengan menunjukkan gejala terjadinya infeksi

Rasional : meningkatkan daya tahan tubuh dan pembentukan sel untuk

mempercepat penyembuhan

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

d. Jaga personal hygienic danl lingkungan sekitar klien

Rasional : mencegah kontaminasi / mikrobakterium dari luar

e. Anjurkan untuk sering mengganti pembalut

Rasional : mencegah jalan masuk kuman yang bisa menimbulkan endometriosis

f. Laksanakan advis dokter untuk pemberian antibiotik (injeksi, sharox 2 x 750 mg)

Rasional : mencegah timbulnya penyakit

Dx 3

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik, efek anestesi dan nyeri,

ditandai dengan klien mengeluh badannya terasa lemas, klien mengatakan masih

takut untuk bergerak (miring kanan / kiri), klien tampak tidur terlentang ditempat

tidur, terpasang DC dan tangan kiri terpasang infus, segala keperluan dibantu

keluarga dan perawat (makan, mandi, berpakaian).

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan klien mampu

melakukan aktifitas sesuai toleransi dengan kriteria hasil :

Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat intoleransi aktifitas,

klien mengalami kemajuan dalam beraktifitas.

Intervensi :

a. Dorong klien untuk ambulasi dini / mobilisasi dini seperti miring kanan atau kiri

Rasional : melancarkan peredaran darah dan mempercepat penyembuhan

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

b. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas dan perawatan diri sesuai

kebutuhan

Rasional : memberi rasa percaya diri / memperbaiki harga diri klien

c. Ajurkan klien untuk beristirahat cukup

Rasional : menghemat energi

d. Beri aktifitas pengalihan seperti membaca dan kunjungan keluarga

Rasional : menghilangkan rasa kebosanan dan mengalihkan rasa nyeri

Dx 4

Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman/ nyeri yang ditandai

dengan klien mengatakan susah tidur tadi malam karena tangis bayi dan rasa nyeri

yang kadang-kadang timbul, klien tampak mengantuk dan kurang rileks.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam klien bisa tidur dengan kriteria

hasil secara verbal klien mengatakan bisa tidur, klien tampak rileks saat terjaga.

1) Atur waktu khusus untuk rutinitas perawatan

Rasional : memperbaiki pola tidur individu

2) Ciptakan lingkungan yang nyaman (meminimalkan kebisingan)

Rasional : mengurangi rangsangan dari luar yang mengganggu.

3) Mengatur tidur siang tanpa gangguan (saat bayi tidur)

Rasional : mengurangi aktivitas ibu di siang hari untuk menghemat tenaga

4) Membatasi pengunjung saat istirahat

Rasional : memberi ketenangan dan meningkatkan istirahat

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

5) Diskusikan teknik yang pernah dipakai klien untuk meningkatkan istirahat,

misalnya minum air hangat, membaca.

Rasional : meningkatkan relaksasi

6) Lakukan upaya untuk menciptakan rasa nyaman saat nyeri tiba, misalnya

menggosok punggung klien

Rasional : mengurangi nyeri dan ketegangan

Dx 5

Resiko ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan keletihan maternal ditandai

dengan klien mengatakan kurang tahu cara perawatan payudara yang baik dan benar,

klien mengatakan belum menyusui bayinya karena masih takut dan tenaganya masih

lemas. Payudara teraba lunak, puting menonjol, areola hipermensi, kolustrum mulai

keluar sedikit bila dipencet.

Tujuan :

Setelah dilakukan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan menyusui bisa efektif.

Kriteria hasil :

Klien mengatakan secara verbal kalau sudah mengerti metode menyusui dan tidan

terjadi pembengkakan mammae.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan dan pengalaman sebelumnya

Rasional : untuk menentukan rencana yang tepat

b. Bicarakan keuntungan dan kerugian menyusui

Rasional : ASI adalah makanan penting bagi bayi dan yang terbaik disbanding

lainnya (susu formula)

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

c. Bantu klien pertama kali menyusui

Rasional : memberi support dan informasi yang diperlukan

d. Berikan kompres hangat selama 15-20 menit sebelum menyusui untuk mencegah

bengkak

Rasional : kompres hangat akan memberi efek vasodilatasi sehingga melancarkan

ASI

e. Ajarkan cara perawatan payudara

Rasional : memberi informasi dalam perawatan payudara untuk memperlancar

proses lakrasi.

E. Implementasi

Hari /

Tanggal

No.

Dx

Implementasi Respon TTD

Jum’at ,

11 – 8 –

2006

08.00 WIB

08.30 WIB

1

1.2

Mengkaji lokasi nyeri,

durasi, skala dan frekuensi

nyeri

Mengukur TTV

S : Klien mengatakan nyeri

pada perut / luka, nyeri

terasa saat klien bergerak

miring atau batuk

Lamanya + 10 – 15 detik

dan skala 7

O : Wajah tampak tegang,

meringis kesakitan sambil

memegangi perutnya

S : Klien mengeluh badannya

lemas

O : TD : 110 / 70 mmHg

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

09.15 WIB

09.30 WIB

11.00 WIB

12.00 WIB

12.15 WIB

1

1

2

1.2

5

Mengajarkan pada klien

untuk menarik nafas dalam

dan panjang saat nyeri tiba

/ sesering mungkin

Menganjurkan pada

keluarga untuk memasase

pungung klien (dengan

memberi minyak kayu

putih)

Menganjurkan pada pasien

untuk minum yang banyak

dan makan makanan yang

bergizi dan adekuat

Memberikan injeksi sharox

750 mg dan tramadol I amp

secara IV perselang

Mengkaji pengetahuan dan

pengalaman sebelumnya

Suhu : 370 C

Nadi : 84 x / menit

S : Klien mengatakan bisa

O : Klien mencoba melakukan

yang dianjurkan perawat

S : Suami mengatakan mau

O : Suami ikut melakukan

yang dianjurkan perawat

S : Klien mengatakan mau

makan dan minum

O : Klien makan habis 1 porsi

yang disediakan minum +

1 gelas air putih

S : Klien mengatakan agak

perih saat obat masuk

O : Obat masuk lewat infus

(Perselang)

S : Klien mengatakan dulu

anak pertama dia

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

pada klien

menyusui sampai umur 2

tahun dan anak kedua

tidak minum ASI tetapi

sekarang klien lupa dan

karena kondisinya

sekarang saya belum

menyusui

O : Klien tampak kooperatif

13.00 WIB

Sabtu,

12–8 – 2006

08.00 WIB

09.00 WIB

3

4

2

3

Menganjurkan pada pasien

untuk miring kanan/ kiri

Membatasi pengunjung

pada saat klien istirahat

Membersihkan tempat

tidur klien/ perbeden

Membantu klien mengganti

pakaian

S : Klien mengatakan akan

mencoba

O : Klien mencoba miring

kanan / kiri

S : Pengunjung mengatakan

dapat mengerti penjelasan

perawat

O : Pengunjung keluar

S : Klien mengatakan silakan

O : Tempat tidur klien tampak

rapi dan bersih

S : Klien mengatakan gerah,

ingin ganti pakaian

O : Baju klien diganti yang

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

09.15 WIB

10.00 WIB

10.15 WIB

3

2

5

Menganjurkan pada klien

untuk latihan duduk dan

berdiri

Menganjurkan pada klien

untuk mengganti balut

sesering mungkin

Membantu klien pertama

kali menyusui

bersih, klien tampak lebih

nyaman

S : Klien mengatakan sudah

mencoba

O : Klien tampak duduk di

tempat tidur

S : Klien mengatakan “iya”

O : Klien mengganti pembalut

yang hampir penuh

dibantu oleh keluarga

S : Klien mengatakan mau

menyusui

O : Klien tampak senang ASI

keluar sedikit-sedikit

11.30 WIB

12.30 WIB

2

3

Menganjurkan pada klien

untuk minum yang banyak

dan makan makanan yang

bergizi dan adekuat

Menganjurkan pada klien

S : Klien mengatakan sudah

minum banyak sehari + 8

gelas dan makan tidak ada

pantangan

O : Klien tampak

menghabiskan

makanannya dan minum

air putih 1 gelas

S : Klien mengatakan mau

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

12.35 WIB

14.00 WIB

Minggu,

13–8–2006

08.00 WIB

10.00 WIB

4

1

3

2

5

untuk istirahat yang cukup

Menciptakan lingkungan

yang nyaman

Mengkaji keluhan pasien

Menganjurkan pada pasien

untuk latihan jalan

Melepas infus dan DC

klien

Mengajarkan cara

perawatan payudara

(Breast Care) dan teknik

menyusui yang benar.

tidur

O : Klien memejamkan mata

S : -

O : Pengunjung keluar kamar,

kamar sepi

S : Klien mengatakan nyeri

masih tetapi sudah agak

berkurang

O : Klien sudah bisa latihan

duduk

S : Klien mengatakan “iya”

O : Klien mencoba jalan-jalan

di dalam kamar

S : Klien mengatakan merasa

senang

O : Klien tampak lega bisa

jalan-jalan dengan bebas

S : Klien mengatakan sedikit

sakit pada payudara

O : Klien mencoba

mempraktekkan sendiri

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

11.10 WIB

5 Mendiskusikan keuntungan

dan kerugian menyusui

dengan klien

S : Klien mengatakan akan

memberi ASI eksklusif

O : Klien tampak kooperatif

11.30 WIB

5 Mengkaji kembali tentang

perawatan payudara setelah

dijelaskan

S : Klien mengatakan sudah

tahu dan paham tentang

manfaat dan cara

perawatan payudara

O : Klien mampu memahami

penjelasan dari perawat

F. EVALUASI

Hari / Tanggal No. Dx Catatan Perkembangan TTD

Minggu,

13 – 8 – 2006

14.00 WIB

1

S : Klien mengatakan nyeri berkurang “cuma

sengkring–sengkring kalau untuk berjalan”

O : Klien tampak rileks

T : 110 / 80 mmHg N : 84 x / menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

Minggu,

13 – 8 – 2006

14.00 WIB

2

- Lakukan napas panjang bila nyeri datang

- Minum obat secara teratur

- Besuk klien boleh pulang anjurkan kontrol

S : Klien mengatakan luka kadang-kadang terasa

gatal

O : Luka bagus, tidak ada tanda-tanda infeksi cateter

dan infus aff. S : 36,5 oC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi (tindak lanjut di rumah) :

− Anjurkan ganti pembalut sesering mungkin

− Minum obat antibiotik secara teratur sesuai dosis

− Anjurkan agar luka tidak terkena air (tetap

kering) anjurkan kontrol kembali

Minggu,

13 – 8 – 2006

14.00 WIB

Minggu,

13 – 8 – 2006

08.00 WIB

Minggu,

13 – 8 – 2006

14.00 WIB

3

4

5

S : Klien mengatakan sudah bisa jalan-jalan

O : Klien tampak jalan-jalan dan lebih segar

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi yang sudah baik, rencana

pulang batasi mengangkat barang-barang berat,

lakukan aktifitas sesuai toleransi

S : Klien mengatakan semalam sudah bisa tidur

O : Klien tampak lebih rileks

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi yang sudah baik

S : Klien mengatakan sudah tahu dan paham manfaat

dan cara perawatan payudara, dan metode

menyusui yang benar

O : - Klien mampu memahami penjelasan perawat

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1... · 2016-01-05 · Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor Hidung : simetris, nafas tidak cuping

- Tidak terjadi pembengkakan pada mammae

- ASI mulai keluar sedikit-sedikit

- Ibu sudah mau menyusui bayinya

A : Masalah teratasi

P : - Pertahankan kondisi yang sudah baik

- Anjurkan melakukan perawatan payudara secara

teratur di rumah