BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini dipaparkan asuhan keperawatan klien post sectio cesarea pada
Ny.U dengan indikasi letak lintang di ruang Hamzah Rumah Sakit Islam Kendal.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2006 jam 08.00 WIB
1. Identitas Pasien
Nama pasien Ny.U umur 32 tahun, jenis kelamin perempuan agama Islam,
pekerjaan guru swasta, pendidikan sarjana, suku bangsa / Jawa Indonesia, status
kawin, alamat desa Lebosari kangkung kab. kendal, tanggal masuk 9 Agustus
2006 jam 17.00 WIB ruang hamzah no. register 38408, diagnosa medis post
operasi sectio cesaera hari pertama dengan indikasi letak lintang, yang
bertanggung jawab terhadap pasien adalah suaminya Tn.A umur 35 tahun, agama
Islam, pekerjaan swasta, pendidikan sarjana.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama pasien adalah nyeri di daerah perut (bekas operasi), perih
seperti diiris-iris, timbul tidak teratur, lamanya 10-15 detik dan skala nyeri 7.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang tanggal 5 Agustus 2006 ke UGD Rumah Sakit Islam Kendal
atas kiriman Bidan dengan G 3 P 2 AO, hamil 36 minggu. Letak lintang,
pembukaan 1 jari, ketuban belum pecah, klien mulai merasakan kenceng-
kenceng sejak tadi pagi jam 05.00 WIB dari hasil pemeriksaan ultrasonografi
didapatkan gambaran bagi dalam letak lintang dengan kepala di sebelah kiri,
dokter mengajurkan untuk mengawasi kemajuan persalinan tapi akan lebih
baik kalau klien bersedia di operasi.
Pada tanggal 10 Agustus 2006, klien dan keluarga sepakat untuk dilakukan
operasi sectio cesarea dan oleh dokter di program jam 17.00 WIB dengan
anestesi SA (Spinal Anestesi) dan bayi lahir jam 17.30 WIB berjenis kelamin
laki-laki dengan berat badan 2800 gram, tinggi badan 48 cm dan apgar score 1
menit pertama 8, 5 menit score 9, 10 menit 10.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak mempunyai penyakit menular maupun kronis, seperti jantung,
paru-paru, diabetes militus, hipertensi, klien belum pernah menjalani operasi
sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti Tuberculosis (TBC), asma,
jantung, dan lain-lain.
e. Riwayat obstetri dan menstruasi
Klien mendapat haid pertama kali atau menarche pada umur 12 tahun. Siklus
haid 28 hari dengan lama antara 5 – 7 hari, HPHT 3 Desember 2005 HPL 10
September 2006.
f. Riwayat persalinan
Anak pertama lahir secara normal di bidan dengan berat badan 3000 gram,
jenis kelamin laki-laki hidup, sekarang berusia 5 tahun, anak kedua lahir
secara normal dengan bidan, jenis kelamin laki-laki, meninggal saat berumur
10 hari karena aspiksta dan sekarang adalah anak ketiganya lahir secara sectio
cesarea dengan anestesi spinal pada tanggal 10 Agustus 2006 jam 17.00 WIB
keadaan bayi sehat, normal / tidak cacat fisik, dengan berat badan 2800 gram,
panjang 48 cm, menangis kuat, apgar score 8 – 9 – 10. Pada kehamilan ketiga
ini klien lebih rajin memeriksakan kandungannya kedokteran dan
mendapatkan imunisasi TT 2x.
g. Status perkawinan
Klien menikah pada umur 26 tahun yang sekarang sudah berjalan 6 tahun.
h. Riwayat KB
Setelah melahirkan anak pertama klien pernah menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulan sekali tidak ada keluhan.
3. Pola kesehatan Fungsional (Gordon)
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien menganggap kesehatan itu penting, pasien selalu memelihara
kesehatan selama hamil menurut pasien bila ada anggota keluarga yang sakit
di bawa ke bidan atau dokter. Klien tampak tegang, meringis kesakitan sambil
memegangi perutnya.
b. Pola nutrisi
Sebelum dan sesudah operasi klien mengatakan nafsu makannya tidak
berubah / sama sehari makan 3x dengan lauk pauk ditambah makanan
selingan, klien tidak punya riwayat alergi pada makanan dan tidak punya
pantangan dalam makanan.
c. Pola eliminasi
Sebelum operasi, klien Buang Air Besar (BAB) sehari satu kali, Buang Air
Kecil (BAK) 6 – 7 kali tidak ada keluhan, setelah melahirkan tampak
terpasang DC (Dower Kateter) klien mengeluh agak terganggu. Untuk BAB
klien mengaku belum BAB setelah operasi karena belum ada rasa ingin BAB.
d. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit (operasi) klien melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan
selama hamil klien hanya mengerjakan kegiatan rumah tangga yang ringan
setelah melahirkan pasien melakukan aktifitas diatas tempat tidur klien
mengeluh badannya terasa lemas pasien tampak tidur terlentang di tempat
tidu, terpasang DC dan tangan kiri terpasang infus segala keperluan di bantu
keluarga dan perawat (makan, mandi, berpakaian) klien mengatakan masih
takut untuk bergerak (miring kanan / kiri).
e. Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak ketiganya meskipun
jarak antara anak kedua dan ketiga ini + 2,5 tahun, klien merasa senang karena
sudah mendapatkan ganti anak lagi, akan tetapi klien merasa cemas karena
masih trauma pada anak keduanya, klien takut kehilangan lagi.
f. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit, klien biasa istirahat dan tidur + 8 jam sehari namun setelah
klien di rumah sakit, klien mengatakan susah tidur bila malam hari karena
tangis bayi akan rasa nyeri yang kadang-kadang timbul.
g. Pola hubungan dengan orang lain
Di rumah sebelum sakit klien selalu berhubungan baik dengan tetangganya
dan orang lain di lingkungan. Selama sakit klien banyak dibesuk oleh tetangga
di lingkungannya.
h. Pola reproduksi seksual
Pasien menikah 1 kali dan mempunyai 2 orang anak yang hidup, yang
pertama berusia 5,5 tahun, anak keduanya meninggal saat berusia 10 hari.
Klien dan suami mengetahui kalau pada masa-masa nifas atau setelah
melahirkan tidak diperbolehkan untuk berhubungan seksual dan suami bisa
menerima ini.
i. Persepsi kognitif
Pasien dalam memecahkan masalah dibantu oleh suami dan keluarga dengan
musyawarah, klien mengatakan kurang tahu cara menyusui dan perawatan
payudara yang baik dan benar. Karena klien sudah lupa, klien mengatakan
belum menyusui bayinya karena masih takut dan tubuhnya masih lemas.
j. Pola mekanisme koping
Pasien selalu berdoa agar cepat sembuh dan ingin segera pulang.
k. Nilai kepercayaan dan keyakinan
Pasien percaya bahwa ini merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT,
pasien sangat bersyukur atas kelahiran bayi ketiga ini.
4. Adaptasi psikologis
Pasien masih berada pada fase taking in, di mana ibu masih tergantung pada
keluarga dan masih melepas tanggungjawabnya karena ibu masih merasa nyeri
dan lemas. Ibu belum dapat merawat bayinya dan belum menyusui bayinya.
5. Pemeriksaan Fisik
Pada tanggal 11 Agustus 2006
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 370 C
Pernafasan : 20 x / menit
Kepala : mesocepal.
Rambut : bersih, hitam panjang tersisir rapi.
Mata : simetris tidak ada gangguan dalam penglihatan sklera, tidak
ikterik, konjungtiva agak anemis, reflek pupil isokor.
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak sariawan, gigi bersih tidak ada
caries, nafas tidak bau.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugu laris.
Dada :
- Paru-paru : simetris, tidak ada tarikan otot Bantu nafas, tidak ada
wheezing, tidak ada ronchi.
- Jantung : tidak terdengar suara jantung tambahan, perkusi redup.
Mammae : teraba lunak, putting menonjol, aerola hiperpigmentasi
kolustum mulai keluar sedikit bila dipencet.
Abdomen : - terdapat luka post operasi + 10 cm, sayatan melintang
dengan jenis SC ismika (profunda) dan jahitan sub
cutis, luka bersih tertutup kasa steril, palpasi ada nyeri
tekan pada abdomen, skala nyeri 7, tinggi fundus uteri 1
jari di bawah pusat.
- kontraksi uterus kuat dan teratur.
Genital : - terpasang DC, urine keluar + 200 cc warna jernih
- pada pembalut keluar lochea warna merah bercampur
stolsel terlihat penuh, bau khas, klien mengatakan ganti
pembalut 4x sehari, pada anus tidak ada hemoroid.
Kulit : kuning langsat, turgor baik, teraba hangat
Ekstremitas :
- Atas : tangan kiri terpasang infus RL (Ringer Laktat) 20 tetes per
menit, kuku pendek dan bersih, teraba hangat tidak cianosis
- Bawah : tidak ada oedem bisa digerakkan dengan baik, tidak terjadi
tromboplebitis.
6. Pemeriksaan Fisik Bayi
Keadaan umum : baik
Berat badan lahir : 2800 gram
Lingkar lengan : 14 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Nadi : 120 x / menit
Pernafasan : 40 x / menit
Suhu : 36,5 oC
Panjang badan : 48 cm
Kepala : mesochepal
Mata : tidak anemis, reflek pupil isokor
Hidung : simetris, nafas tidak cuping hidung
Mulut : bibir tidak cianosis, mukosa mulut merah muda,
menangis kuat
Telinga : simetris, tidak ada secret
Lidah dan palatum : normal tidak ada kelainan
Rambut : hitam bersih
Dada : simetris
Abdomen : tidak kembung
Tali pusat : tidak bau, terbungkus kasa
Genital : jenis kelamin laki-laki, BAK (+), anus ada, BAB
mechonium 1kali
Apgar scorer : 1 menit: 8, 5 menit: 9, 10 menit: 10
7. Data Penunjang
a. - Laborat tanggal 9 Agustus 2006
Hematologi : Harga normal
Hb : 10,2 gr % L : 14 – 18 9%
P : 12 – 16 9%
Lekosit : 6.000 mm3 4.000 – 10.000 mg / dtk
Hematokrit : 31 % L : 40 – 47 %
P : 36 – 45%
- Laborat tanggal 11 Agustus 2006
HB : 8,6 gr %
b. USG : tgl 9 Agustus 2006
hasil : presentasi letak lintang dengan kepala di sebelah kiri
c. Therapi
- Tanggal 9 Agustus 2006
- Infus RL 20 tetes per menit
Injeksi dexamethason 4x 6mg
Peroral : Histolan 3x1 tab
Tanggal : 10 Agustus 2006 : infus RL 20 tetes permenit
injeksi sharox 2x 750 mg
tradosik 3x 100 mg
Tanggal : 13 Agustus 2006 : infus dan injeksi lepas (aff)
Peroral: widex 2x 500mg
Mefix 3x1 tab
B. Pengelompokkan Data
Data Subjektif
Klien mengeluh nyeri didaerah perut (bekas operasi) perih seperti diiris-iris, timbul
tidak teratur, lamanya 10 – 15 detik dan skala nyeri 7.
Klien mengeluh badannya terasa lemas dan masih takut untuk bergerak (miring kanan
/ kiri), klien juga mengatakan kurang tahu cara menyusui dan perawatan payudara
yang baik dan benar, klien mengatakan belum menyusui karena ASI-nya belum
keluar.
Data Objektif
Klien tampak tegang meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, kulit teraba
hangat, terdapat luka operasi + 10 cm sayatan melintang, dengan jahitan subcutis,
luka bersih dan tertutup kasa steril, pembalut terlihat penuh lochea berwarna merah
bercampur stolsel, bau khas terpasang DC, tangan kiri terpasang infus dalam kondisi
lancar, klien tampak tidur terlentang ditempat tidur, segala keperluan dibantu
keluarga dan perawat (makan, mandi, berpakaian), payudara klien teraba lunak,
putting menonjol, areola hiperpigmentasi, kolustrum mulai keluar sedikit bila
dipencet, TD: 110/70 mmHg, N : 84 x/menit, S: 370 C.
C. Analisa Data
No. Tanggal Etiologi Problem 1.
11 – 8 –
2006
Data Subjektif
- Klien mengeluh nyeri di daerah
perut (bekas operasi)perih
seperti diiris-iris timbul tidak
teratur lama 10-15 dtk dan skala
nyeri 7
Data Objektif
- Klien tampak tegang, meringis
kesakitan sambil memegangi
perutnya
TD : 110 / 70 mmHg
Proses involusi
uterus dan trauma
jaringan sekunder
terhadap
pembedahan
Nyeri
2.
3.
N : 84 x / menit
DS : Klien mengeluh badannya
terasa lemas
DO : - Kulit teraba hangat
- Suhu tubuh 37oC
- Terdapat luka post operasi
+ 10 cm sayatan melintang
dengan jahitan subcutis,
luka bersih tertutup kasa
steril
- Pada pembalut lochea
terlihat penuh, bau khas
warna merah bercampur
stolsel
- Terpasang DC dan infus
dalam kondisi lancar
DS : - Klien mengeluh badannya
terasa lemas
- Klien mengatakan masih
takut untuk bergerak
(miring kanan / kiri)
DO : - Klien tampak tidur
terlentang di tempat tidur
terpasang DC dan tangan
kiri terpasang infus, segala
keperluan dibantu
Adanya luka post
operasi sekunder
terhadap tindakan
infasif (infus dan
cateter)
Kelemahan fisik,
efek anestesi dan
nyeri
Resiko infeksi
Intoleransi
aktifitas
4.
5.
keluarga dan perawat
(makan, mandi,
berpakaian)
DS : - Klien mengatakan susah
tidur tadi malam karena
tangis bayi dan rasa nyeri
yang kadang-kadang
timbul
DO : Klien tampak mengantuk
dan kurang rileks.
DS : - Klien mengatakan kurang
tahu cara menyusui dan
perawatan payudara yang
baik dan benar
- Klien mengatakan belum
menyusui bayinya karena
masih takut dan tubuhnya
masih lemas.
DO : Payudara teraba lunak
putting menonjol, areola
hiperpigmentasi, kolestrum
mulai keluar sedikit bila
dipencet
Rasa tidak
nyaman/nyeri
Keletihan
maternal
Gangguan
pola tidur
Resiko
Ketidak
efektifan
menyusui
D. Diagnosa dan Rencana Keperawatan
Dx 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses involusi uterus dan trauma
jaringan sekunder terhadap operasi ditandai dengan klien mengeluh nyeri di daerah
perut (bekas operasi) perih seperti diiris-iris, timbul tidak teratur, lama 10 – 15 detik
dan skala nyeri 7, klien tampak tegang, meringis kesakitan sambil memegangi
perutnya tensi darah : 110 / 70 mmHg nadi : 84 x/menit.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang dengan
kriteria hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang, pasien dapat melakukan cara
untuk mengatasi nyeri, wajah terlihat rileks / santai tanda-tanda vital dalam batas
normal.
Intervensi :
a. Kaji nyeri (skala, intensitas, durasi, lokasi)
Rasional : menentukan intervensi yang tepat
b. Ajarkan pasien untuk relaksasi
Rasional : meningkatkan kenyamanan untuk mengurangi nyeri
c. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : perubahan tanda vital merupakan respon tubuh terhadap nyeri
d. Ajarkan mobilisasi dini untuk miring kanan atau kiri sesuai toleransi
Rasional : melancarkan aliran darah dan mempercepat penyembuhan
e. Massage panggung klien
Rasional : memberi rasa nyaman
f. Laksanakan program pengobatan dokter, pemberian injeksi analgetik tramadol 3 x
1 amp
Rasional : menurunkan rasa nyeri
Dx 2
Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat tindakan
pembedahan (luka post operasi) dan tindakan infasive (infus dan kateter) ditandai
dengan klien mengeluh badannya terasa lemas, kulit teraba hangat, suhu tubuh 37oC,
terdapat luka post operasi + 10 cm, sayatan melintang dengan jahitan subcutis. Luka
bersih tertutup kasa steril pada pembalut lochea terlihat penuh, bau khas warna merah
bercampur stolsel terpasang DC, dan infus dalam kondisi lancar.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Luka bersih tidak ada tanda-tanda infeksi, uterus lunak / nyeri dengan lochea normal,
suhu badan dalam batas normal, laborat leukosit normal (4.000 – 10.000 mm3.
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda infeksi (rubor, kolor, tumor, dolor, fungsiolesia)
Rasional : mengetahui adanya kemajuan penyembuhan luka untuk menentukan
intervensi yang tepat
b. Monitor tanda vital (suhu tubuh)
Rasional : peningkatan suhu tubuh menunjukkan gejala terjadinya infeksi
c. Dorong masukan peroral dengan menunjukkan gejala terjadinya infeksi
Rasional : meningkatkan daya tahan tubuh dan pembentukan sel untuk
mempercepat penyembuhan
d. Jaga personal hygienic danl lingkungan sekitar klien
Rasional : mencegah kontaminasi / mikrobakterium dari luar
e. Anjurkan untuk sering mengganti pembalut
Rasional : mencegah jalan masuk kuman yang bisa menimbulkan endometriosis
f. Laksanakan advis dokter untuk pemberian antibiotik (injeksi, sharox 2 x 750 mg)
Rasional : mencegah timbulnya penyakit
Dx 3
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik, efek anestesi dan nyeri,
ditandai dengan klien mengeluh badannya terasa lemas, klien mengatakan masih
takut untuk bergerak (miring kanan / kiri), klien tampak tidur terlentang ditempat
tidur, terpasang DC dan tangan kiri terpasang infus, segala keperluan dibantu
keluarga dan perawat (makan, mandi, berpakaian).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan klien mampu
melakukan aktifitas sesuai toleransi dengan kriteria hasil :
Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat intoleransi aktifitas,
klien mengalami kemajuan dalam beraktifitas.
Intervensi :
a. Dorong klien untuk ambulasi dini / mobilisasi dini seperti miring kanan atau kiri
Rasional : melancarkan peredaran darah dan mempercepat penyembuhan
b. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas dan perawatan diri sesuai
kebutuhan
Rasional : memberi rasa percaya diri / memperbaiki harga diri klien
c. Ajurkan klien untuk beristirahat cukup
Rasional : menghemat energi
d. Beri aktifitas pengalihan seperti membaca dan kunjungan keluarga
Rasional : menghilangkan rasa kebosanan dan mengalihkan rasa nyeri
Dx 4
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman/ nyeri yang ditandai
dengan klien mengatakan susah tidur tadi malam karena tangis bayi dan rasa nyeri
yang kadang-kadang timbul, klien tampak mengantuk dan kurang rileks.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam klien bisa tidur dengan kriteria
hasil secara verbal klien mengatakan bisa tidur, klien tampak rileks saat terjaga.
1) Atur waktu khusus untuk rutinitas perawatan
Rasional : memperbaiki pola tidur individu
2) Ciptakan lingkungan yang nyaman (meminimalkan kebisingan)
Rasional : mengurangi rangsangan dari luar yang mengganggu.
3) Mengatur tidur siang tanpa gangguan (saat bayi tidur)
Rasional : mengurangi aktivitas ibu di siang hari untuk menghemat tenaga
4) Membatasi pengunjung saat istirahat
Rasional : memberi ketenangan dan meningkatkan istirahat
5) Diskusikan teknik yang pernah dipakai klien untuk meningkatkan istirahat,
misalnya minum air hangat, membaca.
Rasional : meningkatkan relaksasi
6) Lakukan upaya untuk menciptakan rasa nyaman saat nyeri tiba, misalnya
menggosok punggung klien
Rasional : mengurangi nyeri dan ketegangan
Dx 5
Resiko ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan keletihan maternal ditandai
dengan klien mengatakan kurang tahu cara perawatan payudara yang baik dan benar,
klien mengatakan belum menyusui bayinya karena masih takut dan tenaganya masih
lemas. Payudara teraba lunak, puting menonjol, areola hipermensi, kolustrum mulai
keluar sedikit bila dipencet.
Tujuan :
Setelah dilakukan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan menyusui bisa efektif.
Kriteria hasil :
Klien mengatakan secara verbal kalau sudah mengerti metode menyusui dan tidan
terjadi pembengkakan mammae.
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan dan pengalaman sebelumnya
Rasional : untuk menentukan rencana yang tepat
b. Bicarakan keuntungan dan kerugian menyusui
Rasional : ASI adalah makanan penting bagi bayi dan yang terbaik disbanding
lainnya (susu formula)
c. Bantu klien pertama kali menyusui
Rasional : memberi support dan informasi yang diperlukan
d. Berikan kompres hangat selama 15-20 menit sebelum menyusui untuk mencegah
bengkak
Rasional : kompres hangat akan memberi efek vasodilatasi sehingga melancarkan
ASI
e. Ajarkan cara perawatan payudara
Rasional : memberi informasi dalam perawatan payudara untuk memperlancar
proses lakrasi.
E. Implementasi
Hari /
Tanggal
No.
Dx
Implementasi Respon TTD
Jum’at ,
11 – 8 –
2006
08.00 WIB
08.30 WIB
1
1.2
Mengkaji lokasi nyeri,
durasi, skala dan frekuensi
nyeri
Mengukur TTV
S : Klien mengatakan nyeri
pada perut / luka, nyeri
terasa saat klien bergerak
miring atau batuk
Lamanya + 10 – 15 detik
dan skala 7
O : Wajah tampak tegang,
meringis kesakitan sambil
memegangi perutnya
S : Klien mengeluh badannya
lemas
O : TD : 110 / 70 mmHg
09.15 WIB
09.30 WIB
11.00 WIB
12.00 WIB
12.15 WIB
1
1
2
1.2
5
Mengajarkan pada klien
untuk menarik nafas dalam
dan panjang saat nyeri tiba
/ sesering mungkin
Menganjurkan pada
keluarga untuk memasase
pungung klien (dengan
memberi minyak kayu
putih)
Menganjurkan pada pasien
untuk minum yang banyak
dan makan makanan yang
bergizi dan adekuat
Memberikan injeksi sharox
750 mg dan tramadol I amp
secara IV perselang
Mengkaji pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya
Suhu : 370 C
Nadi : 84 x / menit
S : Klien mengatakan bisa
O : Klien mencoba melakukan
yang dianjurkan perawat
S : Suami mengatakan mau
O : Suami ikut melakukan
yang dianjurkan perawat
S : Klien mengatakan mau
makan dan minum
O : Klien makan habis 1 porsi
yang disediakan minum +
1 gelas air putih
S : Klien mengatakan agak
perih saat obat masuk
O : Obat masuk lewat infus
(Perselang)
S : Klien mengatakan dulu
anak pertama dia
pada klien
menyusui sampai umur 2
tahun dan anak kedua
tidak minum ASI tetapi
sekarang klien lupa dan
karena kondisinya
sekarang saya belum
menyusui
O : Klien tampak kooperatif
13.00 WIB
Sabtu,
12–8 – 2006
08.00 WIB
09.00 WIB
3
4
2
3
Menganjurkan pada pasien
untuk miring kanan/ kiri
Membatasi pengunjung
pada saat klien istirahat
Membersihkan tempat
tidur klien/ perbeden
Membantu klien mengganti
pakaian
S : Klien mengatakan akan
mencoba
O : Klien mencoba miring
kanan / kiri
S : Pengunjung mengatakan
dapat mengerti penjelasan
perawat
O : Pengunjung keluar
S : Klien mengatakan silakan
O : Tempat tidur klien tampak
rapi dan bersih
S : Klien mengatakan gerah,
ingin ganti pakaian
O : Baju klien diganti yang
09.15 WIB
10.00 WIB
10.15 WIB
3
2
5
Menganjurkan pada klien
untuk latihan duduk dan
berdiri
Menganjurkan pada klien
untuk mengganti balut
sesering mungkin
Membantu klien pertama
kali menyusui
bersih, klien tampak lebih
nyaman
S : Klien mengatakan sudah
mencoba
O : Klien tampak duduk di
tempat tidur
S : Klien mengatakan “iya”
O : Klien mengganti pembalut
yang hampir penuh
dibantu oleh keluarga
S : Klien mengatakan mau
menyusui
O : Klien tampak senang ASI
keluar sedikit-sedikit
11.30 WIB
12.30 WIB
2
3
Menganjurkan pada klien
untuk minum yang banyak
dan makan makanan yang
bergizi dan adekuat
Menganjurkan pada klien
S : Klien mengatakan sudah
minum banyak sehari + 8
gelas dan makan tidak ada
pantangan
O : Klien tampak
menghabiskan
makanannya dan minum
air putih 1 gelas
S : Klien mengatakan mau
12.35 WIB
14.00 WIB
Minggu,
13–8–2006
08.00 WIB
10.00 WIB
4
1
3
2
5
untuk istirahat yang cukup
Menciptakan lingkungan
yang nyaman
Mengkaji keluhan pasien
Menganjurkan pada pasien
untuk latihan jalan
Melepas infus dan DC
klien
Mengajarkan cara
perawatan payudara
(Breast Care) dan teknik
menyusui yang benar.
tidur
O : Klien memejamkan mata
S : -
O : Pengunjung keluar kamar,
kamar sepi
S : Klien mengatakan nyeri
masih tetapi sudah agak
berkurang
O : Klien sudah bisa latihan
duduk
S : Klien mengatakan “iya”
O : Klien mencoba jalan-jalan
di dalam kamar
S : Klien mengatakan merasa
senang
O : Klien tampak lega bisa
jalan-jalan dengan bebas
S : Klien mengatakan sedikit
sakit pada payudara
O : Klien mencoba
mempraktekkan sendiri
11.10 WIB
5 Mendiskusikan keuntungan
dan kerugian menyusui
dengan klien
S : Klien mengatakan akan
memberi ASI eksklusif
O : Klien tampak kooperatif
11.30 WIB
5 Mengkaji kembali tentang
perawatan payudara setelah
dijelaskan
S : Klien mengatakan sudah
tahu dan paham tentang
manfaat dan cara
perawatan payudara
O : Klien mampu memahami
penjelasan dari perawat
F. EVALUASI
Hari / Tanggal No. Dx Catatan Perkembangan TTD
Minggu,
13 – 8 – 2006
14.00 WIB
1
S : Klien mengatakan nyeri berkurang “cuma
sengkring–sengkring kalau untuk berjalan”
O : Klien tampak rileks
T : 110 / 80 mmHg N : 84 x / menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Minggu,
13 – 8 – 2006
14.00 WIB
2
- Lakukan napas panjang bila nyeri datang
- Minum obat secara teratur
- Besuk klien boleh pulang anjurkan kontrol
S : Klien mengatakan luka kadang-kadang terasa
gatal
O : Luka bagus, tidak ada tanda-tanda infeksi cateter
dan infus aff. S : 36,5 oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (tindak lanjut di rumah) :
− Anjurkan ganti pembalut sesering mungkin
− Minum obat antibiotik secara teratur sesuai dosis
− Anjurkan agar luka tidak terkena air (tetap
kering) anjurkan kontrol kembali
Minggu,
13 – 8 – 2006
14.00 WIB
Minggu,
13 – 8 – 2006
08.00 WIB
Minggu,
13 – 8 – 2006
14.00 WIB
3
4
5
S : Klien mengatakan sudah bisa jalan-jalan
O : Klien tampak jalan-jalan dan lebih segar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi yang sudah baik, rencana
pulang batasi mengangkat barang-barang berat,
lakukan aktifitas sesuai toleransi
S : Klien mengatakan semalam sudah bisa tidur
O : Klien tampak lebih rileks
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi yang sudah baik
S : Klien mengatakan sudah tahu dan paham manfaat
dan cara perawatan payudara, dan metode
menyusui yang benar
O : - Klien mampu memahami penjelasan perawat
- Tidak terjadi pembengkakan pada mammae
- ASI mulai keluar sedikit-sedikit
- Ibu sudah mau menyusui bayinya
A : Masalah teratasi
P : - Pertahankan kondisi yang sudah baik
- Anjurkan melakukan perawatan payudara secara
teratur di rumah
Top Related