BAB III Revisi 5 Mei

13
Bab III Metode Penelitian 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional mengenai hubungan sarapan pagi dengan status gizi anak sekolah dasar dan faktor-faktor lainnya di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol 2, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat dari tanggal 27 April – 01 mei 2015. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Grogol 11 Pagi, Grogol, Jakarta Barat,pada tanggal 27 April – 01 mei 2015. 3.3. Populasi 3.3.1 Populasi target: Semua anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol 2. 3.3.2 Populasi terjangkau: Anak sekolah dasar di SDN Grogol 11 Pagi padatanggal 27 April - 01 Mei 2015. 3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi Anak sekolah yang sedang menempuh pendidikan dasar di SDN Grogol 11 Pagi. Anak sekolah dasar pada periode 27 April – 01 Mei 2015 Bersedia membawa kuesioner pulang ke rumah untuk diisi oleh ibu Kriteria eksklusi Anak tidak mengumpulkan kembali kuisioner yang telah ia dapat. Anak tidak hadir pada saat penelitian sedang dilaksanakan

description

m

Transcript of BAB III Revisi 5 Mei

Page 1: BAB III Revisi 5 Mei

Bab III

Metode Penelitian

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional

mengenai hubungan sarapan pagi dengan status gizi anak sekolah dasar dan faktor-faktor lainnya

di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol 2, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat

dari tanggal 27 April – 01 mei 2015.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Grogol 11 Pagi, Grogol, Jakarta Barat,pada tanggal 27 April

– 01 mei 2015.

3.3. Populasi

3.3.1 Populasi target: Semua anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Grogol 2.

3.3.2 Populasi terjangkau: Anak sekolah dasar di SDN Grogol 11 Pagi padatanggal 27

April - 01 Mei 2015.

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

• Kriteria inklusi

• Anak sekolah yang sedang menempuh pendidikan dasar di SDN Grogol 11

Pagi.

• Anak sekolah dasar pada periode 27 April – 01 Mei 2015

• Bersedia membawa kuesioner pulang ke rumah untuk diisi oleh ibu

• Kriteria eksklusi

• Anak tidak mengumpulkan kembali kuisioner yang telah ia dapat.

• Anak tidak hadir pada saat penelitian sedang dilaksanakan

3.5. Sampel

3.5.1 Besar sampel

Page 2: BAB III Revisi 5 Mei

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin kita teliti. Penelitian dilakukan

terhadap anak sekolah dasar yang bersekolah di SDN Grogol 2, Grogol, Jakarta

Barat periode 27April – 01 Mei 2015. Besar sampel ditentukan melalui rumus

seperti di bawah maka, didapatkan besar sampel penelitian sebagai berikut :2

N1 =

N2 = N1 + (10%.N1)

N1 = jumlah sampel minimal

N2 = jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen subjek

penelitian yang mungkin keluar atau drop out)

Zα = nilai konversi pada tabel kurva normal, dengan nilai α = 5%didapatkan Zα

pada kurva normal = 1,96

p = Proporsi variabel yang ingin diteliti, yaitu anak SD Grogol 11 Pagi. Diambil

50% mengingat tidak ada data yang memaparkan nilai proporsi pada anak

yang melakukan sarapan pagi , sehingga p = 50% = 0,5

q = 100% - p = 100% - 50% = 50% = 0,5

L = Derajat kesalahan yang masih diterima adalah 10%

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan angka :

N1 =

N1 = 96,04

Untuk menjaga adanya kemungkinan responden yang drop out, maka dihitung:

N2 = 96,04 + (10% x 96,04)

N2 = 105,644

Jadi, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 105, 644 dan dibulatkan

menjadi 106 orang. Jumlah sampel yang diambil peneliti adalah sebanyak 106

orang.

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Multistage sampling.

3.6 Metode pengumpulan data

3.6.1Sumber data

Sumber data ini terdiri dari data primer yaitu data yang diperoleh oleh peneliti yang

diambil dari sampel menggunakan kuestioner pada anak sekolah dasar di SDN

Page 3: BAB III Revisi 5 Mei

Grogol 11 Pagi. Selain itu didapatkan juga data sekunder yaitu mengambil catatan

pengukuran berat badan anak SD dan tinggi badan anak SD dari lembar data

kesehatan murid di kantor SDN Grogol 11 Pagi.

3.6.2 Instrumen penelitian

Alat dan bahan yang diperlukan:

• Kuestioner

• Lembar data kesehatan murid

3.7 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) dan variabel bebas

(independent).

• Variabel dependen berupa status gizi pada anak sekolah dasar SDN Grogol 11 Pagi

pada periode 27 April – 01 Mei 2015

• Variabel independen berupa umur anak, jenis kelamin anak, tingkat ekonomi,

pendidikan ibu, pengetahuan ibu, perilaku dan sikap keluarga tentang sarapan pagi.

• Cara Kerja

• Mengumpulkan bahan ilmiah dan merencanakan desain penelitian.

• Menghubungi Kepala Sekolah SDN Grogol 11 Pagi yang menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan diadakannya penelitian tersebut.

• Menentukan jumlah sampel minimal 106 orang anak SD yang bersekolah pada SDN

Grogol 11 Pagi

• Membuat kuesioner sebagai instrumen pengukuran data.

• Melakukan uji coba kuesioner di SDN Grogol 11 Pagi.

• Melakukan koreksi kuesioner.

• Melakukan pengumpulan data-data dengan menggunakan instrumen penelitian

berupa kuesioner di SDN Grogol 11 Pagi dan lembar data kesehatan murid SDN

Grogol 11 Pagi

• Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data dengan program SPSS.

• Penulisan laporan penelitian.

• Pelaporan penelitian.

3.9 Manajemen dan Analisis Data

3.9.1 Pengumpulan data

Data primer dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner pada responden penelitian.

Data sekunder diambil dari melihat lembar data kesehatan murid.

Page 4: BAB III Revisi 5 Mei

3.9.2 Pengolahan data

Terhadap data-data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses

editing, verifikasi, koding dan tabulasi.

3.9.3 Penyajian data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tekstular dan tabuler.

3.9.4 Analisis data

Data yang diperoleh telah dikumpulkan, diolah, disajikan lalu dianalisis

menggunakan program Computer Statistical Package for Social Science version 16.0

(SPSS). Data tersebut dianalisis secara analisis uji statistik menggunakan uji Chi

Square.

3.9.5 Interpretasi data

Data dinterpretasikan secara deskriptif korelatif antar variabel-variabel yang telah

ditentukan.

3.9.6 Pelaporan data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian. Selanjutnya akan dipresentasikan di

hadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kesehatan Komunitas, Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dalam forum pendidikan

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UKRIDA.

3.10 Definisi Operasional

3.10.1 Subjek penelitian

Definisi: Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar terdaftar bersekolah di SDN

Grogol 11 Pagi, Grogol, Jakarta Barat pada tanggal 27 April – 01 Mei 2015 dan

bersedia untuk membawa pulang kuesioner untuk diisi oleh ibu serta masuk kriteria

inklusi dan eksklusi.

3.10.2 Responden penelitian

Definisi: Responden penelitian adalah ibu dari anak sekolah dasar terdaftar

bersekolah di SDN Grogol 11 Pagi, Grogol, Jakarta Barat pada tanggal 27 April –

01 Mei 2015 dan bersedia untuk mengisi kuesioner.

3.10.3 Umur

Page 5: BAB III Revisi 5 Mei

Definisi: Lama hidup subyek penelitian dalam tahun dihitung dari bulan dan tahun

lahir pada saat subyek diteliti dikurangi bulan dan tahun lahir yang tertera surat

keterangan lahir. Umur subyek digunakan untuk menentukan status gizi.

Alat ukur: Kuesioner

Cara ukur: Pengukuran umur dilakukan dengan menggunakan rumus

Tahun Bulan (Tanggal saat responden diteliti)

- Tahun Bulan (Tanggal lahir pada surat kelahiran)

= Umur anak SD

Dihitung dalam hitungan tahun dan bulan.

3.10.4 Status Gizi

Definisi:Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang

dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di

dalamtubuh.

Alat ukur: lembar data kesehatan murid

Cara ukur: 1) Ukuran berat dan tinggi anak SD diambil dari lembar data

kesehatan murid sekolah dan dicatat.

2) Nilai indeks massa tubuh (IMT) dihitung menggunakan rumus

IMT =

3) Klasifikasi status gizi menurut umur ditentukan menggunakan

grafik persentil indeks massa tubuh untuk anak menurut WHO

(lampiran)

Koding:

Tabel 3.2. Koding status gizi anak sekolah dasarAmbang batas (percentile) Kategori Status Gizi Kode

> 3 SD Sangat gemuk 2> 2 SD s/d ≤ 3 SD Gemuk 1≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD Normal 0≥ -3 SD s/d < -2 SD Kurus 1< -3 SD Sangat kurus 2

Skala ukur: Ordinal

3.10.5 Jenis kelamin

Definisi:Jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki

secara biologis sejak seseorang lahir. Jenis kelamin subyek digunakan untuk

mengukur status gizi

Alat ukur: Surat keterangan lahir anak

Page 6: BAB III Revisi 5 Mei

Cara ukur: Melalui pengisian kuestioner

Koding:

Tabel 3.3. Koding jenis kelaminJenis kelamin KodeLaki-laki 0Perempuan 1

Skala ukur: Nominal

3.10.6 Pengetahuan ibu tentang sarapan pagi

Definisi: Pengetahuan tentang sarapan pagi meliputi pengetahuan tentang pemilihan

bahan makanan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat

gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pengetahuan tentang sarapan pagi

dan kesehatan juga adalah suatu keadaan di mana seseorang dapat menguasai dan

memahami pengertian tentang sarapan pagi dan kesehatan.

Alat ukur: Kuestioner

Cara ukur: Melalui pengisian kuestioner, melalui pertanyaan nomor 1 s/d 2

Koding:

Tabel 3.5. Skor pengetahuan ibu, soal no 1. “Apa itu sarapan?”

Jumlah jawaban yang dipilih Skor

5 5

4 4

3 3

2 2

1 1

Tabel 3.6. Skor pengetahuan ibu, soal no 2.

“Apakah kepentingan sarapan buat anak sekolah?”

Jawaban yang dipilih Skor

Pilihan jawapan 1 + 2 + 3 4

2 Pilihan jawaban dari pilihan 1-3 3

1 pilihan jawaban dari pilihan 1-3 2

Pilihan 4 1

Skor Minimal : 2

Page 7: BAB III Revisi 5 Mei

Skor Maksimal : 9

Interval = 7

Maka, penilaian Pengetahuan dibagi menjadi tiga kategorikal:

Pengetahuan Baik : > (80% x 7) + 2 = > 7,6 = 8 – 9

Pengetahuan Cukup : 50% - 80% = 5,5 – 7,6 = 6 – 7

Pengetahuan Kurang : < (50% x 7) + 2 = < 5,5 = 2 – 5

Tabel 3.8. Koding pengetahuan ibu

Kategori Kode

Pengetahuan baik 0

Pengetahuan cukup 1

Pengetahuan kurang 2

Skala Ukur: Ordinal

3.10.7 Kebiasaan (sikap) sarapan pagi di keluarga

Definisi: Kebiasaan sarapan pagi di keluarga adalah tingkah laku dan sikap

berhubung sarapan pagi yang diulang-ulang setiap oleh semua anggota keluarga.

Tingkah laku dan sikap dapat bersifat positif dan negatif.

Alat ukur: Kuesioner

Cara ukur: Melalui pengisian kuesioner

Koding:

Tabel 3.7. Skor sikap, soal no 3.

“Dalam seminggu, sarapan pagi harus di sediakan dan di makan …”

Jawaban yang dipilih SKOR Kategori Kode

Pilihan 1 4 Baik 0

Pilihan 2 3 Sedang 1

Pilihan 3 2 Buruk 2

Pilihan 4 1 Sangat Buruk 3

3.10.8 Perilaku

Definisi:

Perilaku makan adalah suatu tingkah laku ; cara seseorang berpikir, berpengetahuan dan

berpandangan tentang makanan yang merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

Page 8: BAB III Revisi 5 Mei

atau rangsangan dari luar.

Untuk BAB II?

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku

manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun

yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku makan adalah cara seseorang berpikir, berpengetahuan dan berpandangan tentang

makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu dinyatakan dalam bentuk tindakan

makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu terus menerus berlangsung maka tindakan

tersebutakan menjadi kebiasaan makan. Kebiasaan makan adalah tingkah laku manuasia atau

kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan

dan pemilihan makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak dahulu makanan juga

dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan (Khumaidi,1994).

Perilaku makan adalah suatu tingkah laku, yang dapat dilihat dan diamati, yang dilakukan oleh

seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang merupakan kebutuhan dasar yang

bersifat fisiologis, merupakan reaksi terhadap stimulus yang berasal dari dalam dirinya dan juga

dari luar dirinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku makan menjadi kebutuhan untuk

menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan interaksi

atau kontak sosial dengan orang lain (Fradjia, 2008)

Alat ukur:

Kuesioner

Cara ukur:

Melalui pengisian kuesioner

Kodingi:

Tabel 3.9. Skoring perilaku, soal no 4.

“Bagaimana kebiasaan sarapan pagi di rumah ibu?”

Jawaban yang dipilih Skor

Pilihan 1 4

Pilihan 2 3

Pilihan 3 2

Pilihan 4 1

Page 9: BAB III Revisi 5 Mei

Tabel 3.10. Skoring perilaku, soal no 5.

“Bagaimana sikap anak terhadap sarapan yang disediakan?”

Jawaban yang dipilih Skor

Pilihan 1 3

Pilihan 2 2

Pilihan 3 1

Tabel 3.11. Skoring perilaku, soal no 6.

“Jenis makanan apa yang biasa ibu sediakan untuk sarapan”

Jawaban yang dipilih Skor

Salah satu dari kategori 1 + 1

Salah satu dari kategori 2 + 1

Salah satu dari kategori 3 + 1

Salah satu dari kategori 4 + 1

Tidak memilih 0

Skor Minimal : 2

Skor Maksimal : 10

Interval = 8

Maka, penilaian Perilaku dibagi menjadi tiga kategorikal:

Perilaku Baik : > (80% x 8) + 2 = > 8,4 = 9 – 10

Perilaku Sedang : 60% - 80% = 6,8 – 8,4 = 7 – 8

Perilaku Buruk : < (60% x 8) + 2 = < 6,8 = 2 – 6

Tabel 3.8. Koding perilaku

Kategori Kode

Perilaku baik 0

Perilaku cukup 1

Perilaku buruk 2

Skala Ukur: Ordinal

3.10.9 Pendidikan

Definisi: Jenjang pendidikan formal dari suatu institusi yang mencakup tingkat SD

atau sederajat, SMP atau sederajat, SMA atau sederajat dan akademi atau perguruan

tinggi atau yang sederajat

Alat ukur: Kuestioner

Page 10: BAB III Revisi 5 Mei

Cara ukur: Ditanyakan pendidikan terakhir orang tuan subyek menggunakan

kuestioner

Koding:

Tabel 3.4.Koding pendidikanPendidikan Tingkat Pendidikan Kode

Diploma, S1/S2/S3 atau sederajat Tinggi 0Tamat SMA, tidak tamat akademi atau perguruan tinggi (diploma/S1) atau sederajat

Sedang 1

Tidak sekolah, tidak tamat atau tamat SD, tidak tamat atau tamat SMP, tidak tamat SMA atau sederajat

Rendah 2

Skala ukur: Ordinal

3.10.10 Pekerjaan

Definisi: Pekerjaan adalah profesi atau kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari

dalam upaya mendapatkan imbalan uang atau materi untuk pemenuhan kebutuhan

hidup keluarga.

Alat ukur: Kuestioner

Cara ukur: Melalui pengisian kuestioner

Koding:

Tabel 3.9. Koding kategori pekerjaanKategori pekerjaan KodeTidak bekerja 0Bekerja 1

Skala ukur: Nominal

3.10.11 Pendapatan keluarga

Definisi: Pendapatan keluarga yang diukur dengan banyaknya akumulasi

pendapatan semua anggota keluarga, setelah dikonpersi menjadi per bulan, yang

satuannya rupiah per bulan (Rp/bulan)

Alat ukur: Kuestioner

Cara ukur: Melalui pengisian kuestioner

Koding:Tabel 3.10. Pembagian pendapatan

Pendapatan Tingkat Kode> Rp 2,700,000 Pendapatan cukup 0≤ Rp 2.700.000 Pendapatan rendah 1

Page 11: BAB III Revisi 5 Mei

Skala ukur: Ordinal

3.11. Etika Penelitian

Responden yang diwawancarai untuk pengisian kuesioner pada penelitian ini dijamin

kerahasiaannya terhadap data-data yang diberikan