BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf ·...

17
57 BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN KALENDER HIJRIYAH DAN APLIKASINYA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH A. Penyesuaian Antara Kalender Saka Dengan Kalender Hijriyah Penyesuaian antara kalender Saka dengan kalender Hijriyah menghasilkan kalender Islam Jawa. Kalender Islam Jawa disebut juga dengan kalender Khuruf/Huruf 90 , sedangkan nama ilmiah kalender ini ialah anno Javanico. 91 Tepatnya 1555 Saka atau 1633 M atau tepatnya lagi 1043 H, dimana pada saat itu Raja Jawa Mataram Islam yaitu Sultan Agung yang bergelar Sri Sultan Muhammad Sultan Agung Prabu Anjokrokusumo telah 90 Khuruf berasal dari bahasa Arab, karena nama tahun-tahun kelender tersebut berawalan dengan huruf Arab, yakni Alip, Ahe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jimakir, lihat Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab, h.82. Lihat juga Budiono Hadi Sutrisno, Islam Kejawen, (Yogyakarta: Eule Book, 2009), h.187. 91 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyyah,2007), h.156.

Transcript of BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf ·...

Page 1: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

57

BAB III

PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN KALENDER HIJRIYAH DAN

APLIKASINYA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH

A. Penyesuaian Antara Kalender Saka Dengan Kalender Hijriyah

Penyesuaian antara kalender Saka dengan kalender Hijriyah

menghasilkan kalender Islam Jawa. Kalender Islam Jawa disebut juga dengan

kalender Khuruf/Huruf 90

, sedangkan nama ilmiah kalender ini ialah anno

Javanico.91

Tepatnya 1555 Saka atau 1633 M atau tepatnya lagi 1043 H,

dimana pada saat itu Raja Jawa Mataram Islam yaitu Sultan Agung yang

bergelar Sri Sultan Muhammad Sultan Agung Prabu Anjokrokusumo telah

90

Khuruf berasal dari bahasa Arab, karena nama tahun-tahun kelender tersebut berawalan dengan

huruf Arab, yakni Alip, Ahe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jimakir, lihat Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab,

h.82. Lihat juga Budiono Hadi Sutrisno, Islam Kejawen, (Yogyakarta: Eule Book, 2009), h.187. 91

Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, (Yogyakarta: Suara

Muhammadiyyah,2007), h.156.

Page 2: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

58

menyesuaikan atau memperbaharui penanggalan Hindu dan Jawa ke dalam

penanggalan Hijriyah yang berdasarkan penanggalan bulan (lunar system).92

Permulaan peralihan dari kalender Saka ke kalender Islam Jawa

dimulai hari Jum’at Legi, tanggal 1 Sura tahun Alip 1555 J bertepatan dengan

tanggal 1 Muharam tahun 1043 Hijriyah, atau tanggal 8 Juli 1633 M.93

Pada

waktu itu kalender Saka yang sudah berjalan sampai akhir tahun 1554 J.

Angka tahun 1554 itu diteruskan dalam kalender Sultan Agung dengan angka

tahun 1555. Hasilnya, hingga saat ini awal tahun baru kalender Islam Jawa

selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah.

Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah, yaitu perhitungan

perjalanan bumi mengitari matahari. Sedangkan kalender Sultan Agung

mengikuti sistem Qamariyah, yakni perjalanan bulan mengitari bumi seperti

pada kalender Hijriah, padahal dasar perhitungannya sama sekali berlainan.

Secara struktur, kalender Saka mengalami penyesuaian dengan

kalender Hijryah sebagaimana berikut :

1. Mengganti nama-nama hari dalam bahasa Sansekerta dengan bahasa Arab

yang disesuaikan dengan lidah orang Jawa :Radite / Ahad, Soma / Senen,

Anggara / Seloso, Budha / Rebo, Respati / Kemis, Sukra / Jemuwah,

Saniscara / Setu.

92

Mbah Lalar, “Kalender Jawa Aboge”, http://warkopmbahlalar.com, diakses tanggal 05 Februari

2013 93

Hasan Saiful Rizal, “Akulturasi Kalender Hijriah Dengan Kalender Jawa”,

http://hasanrizal.wordpress.com, diakses tanggal 04 Februari 2013

Page 3: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

59

2. Tidak berbeda dengan nama-nama hari, nama-nama bulan juga diganti

dan disesuaikan dengan lidah orang Jawa menjadi :Suro, Sapar, Mulud,

Bakdomulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal,

Dulkangidah, Besar.

3. Apabila Kalender Hijriyah memiliki siklus 30 tahun dengan 11 tahun

kabisat/panjang dan 19 tahun basithah/pendek, sedangkan kalender Islam

Jawa ini memiliki siklus 8 tahun dengan 3 tahun wuntu/panjang dan 5

tahun wastu/pendek. Nama-nama tahun dalam satu windu (8 tahun / 1

siklus).

1) Tahun pertama = Alip ( ا )

2) Tahun kedua = Ehe (ه)

3) Tahun ketiga = Jim Awal (ج)

4) Tahun keempat = Ze ( ز )

5) Tahun kelima = Dal (د)

6) Tahun keenam = Be (ب)

7) Tahun ketujuh = Wawu (و)

8) Tahun kedelapan = Jim Akir (ج)

Dalam setiap siklus (1 windu) tersebut, tanggal 1 Suro berturut-turut jatuh

pada hari ke 1, 5, 3, 7, 4, 2, 6, dan 3. Ternyata, tahun-tahun Jawa dalam

setiap siklus dinamai dengan berdasarkan urutan numerologi Arab yakni :

Page 4: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

60

Alif (1) , Ha (5), Jim Awwal (3), Zai (7), Dal (4), Ba (2), Wawu (6), Jim

Akir (3). Hal ini lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Numerologi Arab

ا 1

ب ج د ه و ز ح ط ى

10 9 8 7 6 5 4 3 2

ك ز م ن س ع ف ص ق

100 90 80 70 60 50 40 30 20

ر ش ت ث خ ذ ض ظ غ1000 900 800 700 600 500 400 300 200

4. Ada satu kurun waktu selama 120 tahun (15 windu) yang disebut dengan

kurup atau khuruf. Antara kalender Islam Jawa dan kalender Hijriyah

setiap satu kurupnya selalu selisih satu hari. Hal ini terjadi karena kabisat

Islam Jawa ada tiga dari delapan tahun (3/8), sedangkan kabisat Hijriyah

ada sebelas dari tiga puluh tahun (11/30). Oleh karena itu setiap 120

tahun ada pengurangan 1 hari, yakni tahun yang semestinya adalah tahun

panjang dijadikan tahun pendek. Selisih tersebut dapat dilihat dari hasil

perhitungan dibawah ini :

Jumlah hari dalam tiap siklus :

1. 1 siklus kalender Islam Jawa

8 tahun = 354 x 8 + 3 = 2835 hari

Page 5: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

61

2. 1 siklus kalender Hijriyah

30 tahun = 354 x 30 + 11 = 10631 hari

Dalam kurun 120 tahun di dalamnya terdapat 44 hari tahun

kabisat jika menurut kalender Hijriyah, dan terdapat 45 hari tahun kabisat

jika menurut kalender Islam Jawa.94

Selisih hari antara perhitungan

menurut kalender Islam Jawa dengan kalender Hijriyah tersebut dapat

dilihat dari perhitungan di bawah ini :

1 siklus tahun Islam Jawa, kabisatnya 3

Dalam 120 tahun = (120 : 8 ) x 3 = 45 hari

1 siklus tahun Hijriyah, kabisatnya 11

Dalam 120 tahun = (120 : 30 ) x 11 = 44 hari

45 – 44 hari = 1 hari.

Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa tahun Islam Jawa lebih

banyak 1 hari daripada tahun Hijriyah. Dengan demikian sistem

perhitungan ini lebih panjang dari sistem tahun hijriyah sebanyak hari,

agar kalender Islam Jawa tetap sesuai dengan kalender Hijriyah, maka

dalam kurun 120 tahun atau 1 kurup kalender Islam Jawa selalu

dihilangkan satu hari. Peristiwa menghilangkan tanggal 1 Sura pada awal

permulaan kurup tahun Alip ini disebut ganti kurup atau salin kurup.95

94

H.Djanudji, Penanggalan Jawa, h.63. 95

H.Djanudji, Penanggalan Jawa, h.62.

Page 6: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

62

Setelah mengetahui bagaimana kalender Islam Jawa bisa

memiliki selisih satu hari dengan kalender Hijriyah, peneliti akan

melanjutkan pembahasan mengenai macam-macam kurup yang menjadi

dasar permulaan awal tahun sebelum melanjutkan pada pembahasan

mengenai penetapan awal bulan Qamariyah perspektif Kalender Islam

Jawa.

Peralihan dari tahun 1555 J hingga permulaan tahun 1626 J

tanggal 1 Suro, tahun Alipnya bertepatan dengan hari Jum’at Legi

(A’ahgi yaitu tahun Alip Jum’at legi). Nama kurup menunjukkan bahwa

tanggal 1 Suro tahun Alipnya jatuh pada hari tersebut. Macam-macam

kurup tersebut antara lain :

1. Kurup Jum’at Legi

Kurup ini berlaku dari tahun 1555 J - 1626 J = 1633 M – 1703

M. Tanggal 1 Suro tahun Alipnya jatuh pada hari Jum’at Legi (A’ahgi

= tahun Alip Jum’at Legi).

2. Kurup Kamis Kliwon

Kurup ini berlaku dari tahun 1627 J – 1746 J = 1703 M – 1819

M. Tanggal 1 Suro tahun Alipnya jatuh pada hari Kamis Kliwon

(Amiswon = tahun Alip Kamis Kliwon).

Page 7: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

63

3. Kurup Rebo Wage

Kurup ini berlaku dari tahun 1747 J – 1866 J = 1819 M – 1936

M. Tanggal 1 Suro tahun Alipnya jatuh pada hari Rebo Wage (Aboge

= Alip Rebo Wage).

4. Kurup Selasa Pon

Kurup ini berlaku dari tahun 1867 J – 1986 J = 1936 M – 2056

M. Tanggal 1 Suro tahun Alipnya jatuh pada hari Selasa Pon (Asapon

= Alip Selasa Pon).

5. Kurup Senin Pahing

Kurup ini berlaku dari tahun 1987 J – 2106 J = 2056 M – 2176

M. Tanggal 1 Suro tahun Alipnya jatuh pada hari Senin Pahing

(Anenhing = Alip Senin Pahing).

Umur bulan menurut kurup-kurup yang tersebut dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Umur Bulan Kalender Islam Jawa Berdasarkan Kurup

No. Bulan

A’ahgi Amiswon Aboge Asapon

Tahun Tahun Tahun Tahun

Lainnya Dal Lainnya Dal Lainnya Dal Lainnya Dal

1. Suro 30 30 30 30 30 30 30 30

2. Sapar 29 29 29 30 29 30 29 29

Page 8: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

64

3. Mulud 30 30 30 29 30 29 30 30

4. Bakdamulud 29 29 29 29 29 29 29 29

5. Jumadilawal 30 30 30 30 30 29 30 30

6. Jumadilakir 29 29 29 29 29 29 29 29

7. Rejeb 30 30 30 30 30 30 30 30

8. Ruwah 29 29 29 29 29 29 29 29

9. Poso 30 30 30 30 30 30 30 30

10. Syawal 29 29 29 29 29 29 29 29

11. Dulkangidah 30 30 30 30 30 30 30 30

12. Besar 29/30 30 29/30 30 29/30 30 29/30 29

Jumlah 354/355 355 354 355 354/355 354 354/355 354

Menurut Djanuji ada hal-hal yang dilakukan agar kalender Islam Jawa

tetap berjalan sesuai dengan kalender Hijriyah. Penjelasan yang dapat dilihat

dari tabel tersebut antara lain :96

1. Kurup A’ahgi dan Amiswon

a. Selama kurup A’ahgi dan Amiswon, tahun kabisat/wuntu jatuh pada

tahun Ehe, Dal, Jimakir. Bulan Besar berumur 30 hari sehingga 1

tahun berumur 355 hari.

b. Tahun Dal pada kurup A’ahgi dan Asapon, bulan Sapar berumur 29

hari dan bulan Mulud berumur 30 hari. Sedangkan pada tahun Dal

kurup Amiswon dan Aboge, bulan Sapar berumur 30 hari dan bulan

Mulud 29 hari. Hal ini dilakukan agar gerebeg Mulud yang jatuh pada

tanggal 12 Mulud tahun Dal kurup Amiswon dan Aboge tetap jatuh

pada hari Senin Pon.

96

H.Djanudji, Penanggalan Jawa, 64

Page 9: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

65

2. Kurup Aboge

a. Pada kurup ini tahun kabisat/wuntu jatuh pada tahun Ehe, Je dan

Jimakir. Bulan Besar berumur 30 hari kecuali pada akhir kurup bulan

Besar berumur 29 hari.

b. Tahun Dal pada kurup Aboge merupakan tahun pendek/wastu yang

berumur 354 hari, tetap bulan Besar berumur 30 hari. Hal tersebut juga

dilakukan agar gerebeg Mulud yang terjadi tiap tanggal 12 Mulud tetap

jatuh pada hari Senin Pon.

3. Kurup Asapon

a. Pada kurup ini tahun kabisat/wuntu jatuh pada tahun Ehe, Je, Jimakir.

Seperti yang terjadi pada kurup Aboge, bulan Besar berumur 30 hari

kecuali pada akhir kurup bulan Besar berumur 29 hari.

b. Apabila tidak terjadi perubahan mengenai tahun kabisat/wuntu serta

tidak terjadi perubahan mengenai umur bulan, maka tanggal 12 Mulud

tahun Dal-nya tidak lagi jatuh pada hari Senin Pon, melainkan hari

Sabtu Legi. Ini disebabkan oleh beberapa hal yakni, pertama, pada

tahun Jimakir 1866 bulan Besar yang merupakan bulan terakhir dari

kurup Aboge berumur 29 hari, sebab akan berganti kurup Asapon.

Kedua, karena termasuk tahun pendek/wastu, bulan Besar tahun Dal

pada kurup Asapon berumur 29 hari dan bulan Sapar umurnya kembali

menjadi 29 hari.

Page 10: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

66

Dari penjelasan macam-macam kurup tersebut dapat diketahui bahwa

dari semenjak peralihan kalender Islam Jawa terjadi, kalender ini telah

mengalami 3 kali penyesuaian kurup, dan kini telah sampai pada kurup

Asapon. Ada penunjukkan tahun-tahun wuntu/panjang yang berbeda pada

waktu berganti kurup dengan mengubah umur bulan pada tahun-tahun

tertentu. Sebagai contoh, saat peralihan dari kurup Aboge ke kurup Asapon

yang berlangsung pada akhir tahun 1866 jimakir. Pada saat peralihan tersebut,

tahun 1866 yang merupakan tahun panjang dijadikan tahun pendek dengan

menghilangkan 1 hari dari bulan Besar, sehingga bulan Besar berumur 29

hari. Yakni menghilangkan hari Rabu Wage tanggal 30 Besar atau 30

Dzulhijjah dan hanya sampai pada hari Selasa Pon 29 Besar atau 29

Dzulhijjah 1866. Sehingga tanggal 1 Suro 1867 Jimakir jatuh pada hari Selasa

Pon dan bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1355 H dan bertepatan juga

dengan tanggal 25 Maret 1936 M. Mulai pada saat itulah kurup Aboge telah

berganti menjadi kurup Asapon karena tahun Alipnya jatuh pada hari Selasa

Pon.

Penyesuaian-penyesuaian kalender Islam Jawa ini dilakukan untuk

menjaga agar kalender Islam Jawa tetap sesuai dengan kalender Hijriyah.

Namun, dari penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan, terlihat bahwa

kalender ini berusaha menekankan padaperingatan Maulid Nabi agar tetap

sesuai atau bersamaan dengan kalender Hijriyah.

Page 11: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

67

B. Aplikasi Kalender Islam Jawa Dalam Penentuan Awal Bulan Qomariyah

Setelah mengetahui bagaimana penyesuaian yang terjadi antara

kalender Saka dengan kalender Hijriyah sehingga menjadi kalender Islam

Jawa, peneliti akan melanjutkan pembahasan pada aplikasi kalender Islam

Jawa dalam Penentuan Awal Bulan Qomariyah.

Meskipun mengikuti sistem penanggalan Hijriyah, terdapat perbedaan

antara penanggalan hijriyah dengan penanggalan Islam Jawa. Perbedaannya

ialah pada saat penentuan pergantian hari ketika pergantian sasi atau bulan.

Pergantian bulan atau tahun dalam kalender Hijriyah ditandai dengan

munculnya penampakan bulan sabit pertama kali (hilal) sesaat setelah

terbenamnya matahari setelah terjadi konjungsi (ijtima’), sedangkan

pergantian hari awal bulan baru menurut penanggalan Islam Jawa tetap

ditentukan pada saat matahari terbenam. Ada beberapa hal yang menjadi

prinsip bagi kalender Islam Jawa dalam penentuan awal bulan Qamariyah

yaitu :

1. Dina niku tukule enjing lan ditanggal dalu (hari itu lahirnya pagi dan diberi

tanggal malam harinya).

2. Jumlah hari pada bulan Ramadhan/Poso selalu genap 30 hari.

3. Prinsip ketiga yaitu dalam penentuan awal Ramadhan/Poso dan awal bulan

Syawal digunakan istilah pletek yang berarti semua masyarakat terbukti

Page 12: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

68

telah melihat bulan dengan mata telanjang,97

sebagaimana yang disabdakan

Rasulullah dalam hadisnya yang berbunyi :

ة شعبان ثل بي صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غ ثينعليكم فأكملوا عد

“Berpuasalah bila kamu melihatnya (bulan sabit tanggal 1 Ramadhan),

dan berbukalah bila kamu melihatnya (bulan sabit tanggal 1 Syawal). Jika

bulan itu tertutup debu atasmu maka sempurnakanlah bilangan bulan

Sya’ban tiga puluh hari”.98

Selanjutnya, untuk mengetahui nama tahun dan juga nama hari beserta

pasaran pada tanggal 1 Suro tertentu, dapat diketahui dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Menentukan tahun yang bersangkutan (selanjutnya disebut tahun ybs)

dan termasuk dalam kurup tahun ybs tersebut.

2. Tahun ybs kemudian dikurangi 1554 kemudian dibagi 8.

3. Hasil yang didapatkan kemudian dicocokkan dengan jadwal-jadwal

penanggalan tahun Jawa yang perlu diperhatikan sebagaimana di bawah

ini :

Tabel 3.3

Jadwal Tahun Jawa

Sisa Nama Tahun Hari Pasaran

1 Alip 1 1

2 Ehe 5 5

3 Jim Awal 3 5

97

Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab, 83-84. 98

Nashiruddin al Albani, “Mukhtashar Shahih Al-Imam Al-Bukhari”, diterjemahkan Muhammad

Iqbal, Ringkasan Shahih Bukhari (Cet.1; Jakarta:Pustaka As-sunnah,2007), h.1015.

Page 13: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

69

4 Ze 7 4

5 Dal 4 3

6 Be 2 3

7 Wawu 6 2

0 Jim Akir 3 1

Keterangan :

Nama tahun ditunjuk oleh kolom Nama Tahun sesuai sisa

pembagian 8 di atas. Sedangkan nama hari dan pasaran untuk tanggal 1

Suro tahun ybs ditunjukkan oleh kolom hari dan pasaran yang dihitung

mulai dari hari dan pasaran tahun Alipnya. Nama-nama harinya : Senin,

Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Nama-nama pasarannya

: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

4. Setelah mengetahui hari dan pasaran pada tanggal 1 Suro tahun tertentu,

maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada tanggal 1 tiap-tiap bulan

berikutnya dapat digunakan pedoman jadwal bulan sebagaimana berikut

di bawah ini :

Tabel 3.4

Jadwal Bulan Jawa

Bulan Hari Pasaran

Suro 1 1

Sapar 3 1

Mulud 4 5

Bakdomulud 6 5

Jumadilawal 7 4

Jumadilakir 2 4

Rejeb 3 3

Page 14: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

70

Ruwah 5 3

Poso 6 2

Syawal 1 2

Dulkangidah 2 1

Besar 4 1

Keterangan :

Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 Suro tahun berapa

saja nilainya adalah 1, sehingga untuk tanggal 1 bulan-bulan berikutnya,

hari dan pasarannya hanya tinggal mengurutkan hari dan pasaran

keberapa dari tanggal 1 Suro tersebut sesuai dengan angka yang ada

pada jadwal tersebut. Contoh perhitungannya :

1. Menghitung tanggal 1 Suro tahun 1946 J = 2012 M =1434 H

1946 – 1554 = 392

392 : 8 = 49 sisa 0

Sisa 0, (lihat jadwal tahun di atas) nama tahunnya adalah Jim

Akir, sedangkan harinya ada pada urutan 3 dan pasarannya juga pada

urutan 1. Dari perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa tahun

1946 yang termasuk dalam kurup Asapon (Alip Senin Pahing),

tanggal 1 Suro-nya jatuh pada urutan ke 3 dihitung dari hari Selasa

yakni Kamis, dan pasarannya jatuh pada urutan 1 yakni Pon.

Dari perhitungan tersebut harusnya tanggal 1 Suro jatuh pada

hari Kamis Pon, akan tetapi sebagaimana perangkat penyesuainnya

yaitu pada kurup ini tahun kabisat/wuntu jatuh pada tahun Ehe, Je,

Page 15: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

71

Jimakir. Seperti yang terjadi pada kurup Aboge, bulan Besar berumur

30 hari kecuali pada akhir kurup bulan Besar berumur 29 hari. Jadi

oleh karena itu tanggal 1 suronya jatuh pada hari Jumat Wage.

Kemudian setelah diketahui tanggal 1 suronya jatuh pada

jumat wage, menentukan awal-awal bulan berikutnya hanya tinggal

mengurutkan hari dan pasaran keberapa dari tanggal 1 Suro tersebut

sesuai dengan angka yang ada pada jadwal bulan jawa. Jadi dapat

dihitung bahwa tanggal 1 safar sesuai tabel harinya jatuh pada urutan

3 dan pasarannya pada urutan 1 yakni Ahad Wage. Kemudian tanggal

1 Mulud harinya jatuh pada urutan 4 dan pasarannya pada urutan 5,

yakni Senin Pon dan bisa dilanjutkan pada bulan-blan selanjutnya.

Jadi sudah bisa ditentukan juga awal ramadhan dari tabel tersebut

yakni harinya pada urutan ke 6 dihitung dari hari Jumat yakni Rabu

dan pasarannya jatuh pada urutan 2 dihitung dari Wage yakni

Kliwon.

2. Menghitung tanggal 1 Suro tahun 1937 J.

1937 – 1554 = 383

383 : 8 = 47 sisa 7

Sisa 7 (lihat jadwal tahun di atas) nama tahunnya adalah

Wawu, sedangkan harinya ada pada urutan 6 dan pasarannya pada

urutan 2. Dari perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa tahun

1937 yang termasuk dalam kurup Asapon (Alip Selasa Pon), tanggal

Page 16: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

72

1 Suro-nya jatuh pada urutan ke 6 dihitung dari hari Selasa yakni hari

Ahad, serta pasarannya pada urutan ke 2 dihitung mulai Pon, yaitu

Wage. Dengan demikian, tahun 1937 J adalah tahun Wawu dan

tanggal 1 Suro-nya jatuh pada hari Ahad Wage.

3. Menghitung tanggal 1Suro tahun 1987 J.

1987 – 1554 = 433

433 : 8 = 54 sisa 1

Sisa 1, sesuai tabel jadwal tahun di atas nama tahunnya adalah

Alip, sedangkan harinya ada pada urutan 1 dan pasarannya pada

urutan 1. Dari perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa tahun

1987 yang termasuk kurup Anenhing (Alip Senin Pahing), 1 Suro-

nya jatuh pada urutan 1 jika dihitung dari hari senin yakni hari senin

itu sendiri, serta pasarannya pada urutan ke 1 yaitu pahing. Dengan

demikian, tahun 1987 J adalah tahun Alip dan tanggal 1 Suronya

jatuh pada hari Senin Pahing.

Dari penjelasan proses perhitungan dan analisa di atas, sistem

perhitungan yang digunakan kalender Islam Jawa ini menggunakan sistem

hisab urfi. Sistem perhitungan ini tidak berbeda dengan kalender syamsiyah,

yakni jumlah hari pada tiap bulan berjumlah tetap kecuali pada bulan tertentu

pada tahun-tahun tertentu yang jumlahnya lebih panjang satu hari. Pada

kalender Islam Jawa juga berlaku demikian, kecuali dalam tahun-tahun

Page 17: BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN …etheses.uin-malang.ac.id/87/7/09210055 Bab 3.pdf · selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah. Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah,

73

tertentu di mana ada penunjukkan tahun panjang dan tahun pendek yang

berbeda. Hal tersebut dilakukan demi tetap sesuainya kalender Islam Jawa

dengan kalender Hijriyah.