BAB III Paragraf 1 Sken 3 Blok 7

2
 BAB III PEMBAHASAN Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Karena fungsi ginjal pasien telah terganggu maka produksi homon eritropoiet in akan menurun. Karena hormo ne eritrop oietin ini sang at  penting dalam proses eritropoiesis maka apabila produksinya menurun akan menyebabkan kadar Hb menurun, sehingga pasien memerlukan transfusi darah. Pada kasus ini jenis  produk darah yang sebaiknya ditransfusikan adalah  Packed Red Blood Cell (sel darah merah  pekat), karena sel darah merah pekat ini biasanya digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah pada pasien yang menunjukkan gejala anemia, yang hanya memerlukan massa sel darah merah pembawa ok si gen saja mi salnya pada pasien deng an gaga l gi nj al. Keuntungan menggunakan jenis produk darah ini adalah perbaikan oksigenasi dan jumlah eritrosit tanpa menambah beban volume. Selain jenis produk darah yang akan digunakan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah komplik asi transfusi. Pada dasar nya komp likas i transfusi ada 2 yaitu Komplik asi Imunologi dan Komplikasi Non Imunologi. Komplikasi imunologi disebabkan oleh reaksi imunologi yaitu rangsangan alloantigen asing yang terdapat pada eritrosit, leukosit, trombosit dan protein plasma. Bila resepien mendapat transfusi yang mengandung antigen tersebut maka akan terjadi pembentukkan antibody sehingga kelak bila mendapat transfusi dapat terjadi reaksi meditasi imunologi misalnya reaksi hemolitik karena ketidakcocokkan eritrosit. Ol eh karena sebelum melakukan tr ansf us i da rah perl u di lakukan uj i cocok si lan g (crossmatch ). Contoh dari komplikasi non imunologi di antaranya adalah komplikasi infeksi pada transfusi darah yaitu pasien dapat terinfeksi penyakit yang dapat menular melalui darah, seperti hepatitis, malaria, siphilis, bahkan AIDS. Hepatitis. Sebel um pemeri ksaan serologi dapat menentuka n sebab hepatitis pada transfusi, semua hepatitis ini disebut serum hepatitis. Setelah tes HbsAg ditemukan, diketahui 30% dari hepatitis tadi merupakan Hepatitis B. Malaria. Malaria merupakan penyakit infeksi global. Donor yang melewati daerah endemik, selama setahun tidak boleh menjadi donor, dan 3 tahun tidak boleh menjadi donor bila pernah tinggal di daerah endemik. Siphilis. Syp hil is dap at menula r kep ada ora ng lai n sel ain melalui hub ung an sek s yai tu melalui transfuse darah. Penularan syphilis di Kanada telah berhasil dihilangkan dengan  penyeleksian donor yang cukup hati-hati dan penggunaan tes serologis terhadap penanda syphilis. AIDS. AIDS atau acqu ired immunode fic ienc y disebabkan oleh HIV (human immunodefi ciency virus) Tipe 1 dan 2. HIV merupakan retrovirus, dengan RNA dibungkus

Transcript of BAB III Paragraf 1 Sken 3 Blok 7

5/10/2018 BAB III Paragraf 1 Sken 3 Blok 7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-paragraf-1-sken-3-blok-7 1/3

BAB III

PEMBAHASAN

Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi

ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang

tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Karena fungsi ginjal pasien telah terganggu

maka produksi homon eritropoietin akan menurun. Karena hormone eritropoietin ini sangat

 penting dalam proses eritropoiesis maka apabila produksinya menurun akan menyebabkan

kadar  Hb menurun, sehingga pasien memerlukan transfusi darah. Pada kasus ini jenis

 produk darah yang sebaiknya ditransfusikan adalah Packed Red Blood Cell (sel darah merah

 pekat), karena sel darah merah pekat ini biasanya digunakan untuk meningkatkan jumlah sel

darah merah pada pasien yang menunjukkan gejala anemia, yang hanya memerlukan massa

sel darah merah pembawa oksigen saja misalnya pada pasien dengan gagal ginjal.

Keuntungan menggunakan jenis produk darah ini adalah perbaikan oksigenasi dan jumlah

eritrosit tanpa menambah beban volume.

Selain jenis produk darah yang akan digunakan, hal lain yang perlu diperhatikan

adalah komplikasi transfusi. Pada dasarnya komplikasi transfusi ada 2 yaitu Komplikasi

Imunologi dan Komplikasi Non Imunologi. Komplikasi imunologi disebabkan oleh reaksi

imunologi yaitu rangsangan alloantigen asing yang terdapat pada eritrosit, leukosit, trombosit

dan protein plasma. Bila resepien mendapat transfusi yang mengandung antigen tersebut

maka akan terjadi pembentukkan antibody sehingga kelak bila mendapat transfusi dapat

terjadi reaksi meditasi imunologi misalnya reaksi hemolitik karena ketidakcocokkan eritrosit.

Oleh karena sebelum melakukan transfusi darah perlu dilakukan uji cocok silang

(crossmatch). Contoh dari komplikasi non imunologi di antaranya adalah komplikasi infeksi

pada transfusi darah yaitu pasien dapat terinfeksi penyakit yang dapat menular melalui

darah, seperti hepatitis, malaria, siphilis, bahkan AIDS.

Hepatitis. Sebelum pemeriksaan serologi dapat menentukan sebab hepatitis pada transfusi,

semua hepatitis ini disebut serum hepatitis. Setelah tes HbsAg ditemukan, diketahui 30% dari

hepatitis tadi merupakan Hepatitis B.

Malaria. Malaria merupakan penyakit infeksi global. Donor yang melewati daerah endemik,

selama setahun tidak boleh menjadi donor, dan 3 tahun tidak boleh menjadi donor bila pernah

tinggal di daerah endemik.

Siphilis. Syphilis dapat menular kepada orang lain selain melalui hubungan seks yaitu

melalui transfuse darah. Penularan syphilis di Kanada telah berhasil dihilangkan dengan

 penyeleksian donor yang cukup hati-hati dan penggunaan tes serologis terhadap penanda

syphilis.

AIDS. AIDS atau acquired immunodeficiency disebabkan oleh HIV (human

immunodeficiency virus) Tipe 1 dan 2. HIV merupakan retrovirus, dengan RNA dibungkus

5/10/2018 BAB III Paragraf 1 Sken 3 Blok 7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-paragraf-1-sken-3-blok-7 2/3

lipid, dan reverse transcriptase, bagian imunitas ada dibungkus dan protein core. Penularan

lewat parenteral (transfusi), seksual dan perinatal, dari ibu ke anak.

Transfusi darah hanya bersifat sementara karena dalam kasus ini transfusi darah

hanya berfungsi untuk menaikkan kadar Hb saja bukan untuk memperbaiki fungsi ginjal. Jika

sudah sampai pada gagal ginjal tahap akhir, yaitu penyakit ginjal kronik stadium 5,

dibutuhkan terapi pengganti untuk dapat bertahan hidup. Ada tiga jenis terapi pengganti yaitu

hemodialisis, dialysis peritoneal, dan transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal yang berhasil

sebenarnya merupakan cara penanganan gagal ginjal tahap akhir yang paling ideal, karena

dapat mengatasi seluruh jenis penurunan fungsi ginjal.

Pada transplantasi ginjal , system histokompatibilitas yang berperan adalah kesesuaian

system golongan darah ABO dan HLA (human leucocyte antigen). Golongan darah ABO

resepien harus sama dengan donor; jika berbeda dapat terjadi reaksi rejeksi vascular hiperakut

dan akut. Rejeksi pada keadaan tersebut disebabkan oleh antibody yang bereaksi dengan

antigen golongan darah A dan/ atau B yang terdapat dalam sel endotel vascular. Selain itu

ginjal transplant direjeksi juga karena adanya protein di dalam membrane sel yang dikode

oleh kompleks histokompatibilitas mayor (MHC). Kompleks histokompatibilitas mayor pada

manusia merupakan kumpulan gen yang menempati lengan pendek kromosom 6. Kumpulan

gen ini, dikenal sebagai antigen leukosit manusia (HLA), mengkode glikoprotein membrane

sel, serta berperan pada inisiasi dan akselerasi respons imun. Terdapat tiga jenis molekul

yang dikode yaitu Kelas I, II, dan III. Fungsi HLA adalah mempresentasikan gen asing

terhadap limfosit T yang kemudian akan memicu respons imun. Molekul HLA dapat

mengikat protein asing dan bereaksi dengan kompleks reseptor sel T/CD3 pada sel T dengan

cara yang khas, yaitu HLA kelas I dengan sel T-CD8 dan HLA kelas II dengan sel T-CD4.

Bila membrane sel ginjal transplant terpajan dengan antigen yang tidak sesuai dengan

resepien, maka limfosit T akan bereaksi, yaitu berupa respin imun seluler dan pembentukkan

antibody, yang akan menyebabkan destruksi sel ginjal transplant dan akhirnya thrombosis

 pembuluh darah.

5/10/2018 BAB III Paragraf 1 Sken 3 Blok 7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-paragraf-1-sken-3-blok-7 3/3