BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan...
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Prosedur Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Kurt Lewin (dalam Abidin, 2011, hlm.
216) penelitian tindakan kelas adalah proses penelitian berupa siklus
yang terdiri dari perencanaan perbaikan, pelaksanaan tindakan, dan
penemuan data hasil tindakan. Ciri utamanya adalah proses penelitian
yang dilakukan secara berulang (spiral), ditujukkan untuk melakukan
perbaikan dengan jalan melaksanakan tindakan untuk menemukan hasil
dari tindakan tersebut.
Selanjutnya, Kemmis dan Taggart (2000) mengemukakan
penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif, dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan
untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi
dimana pekerjaan ini dilakukan.
Tujuan utama PTK menurut Arikunto, dkk (2014, hlm. 61) antara
lain adalah untuk meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil,
pendidikan dan pembelajaran di sekolah, membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan
di dalam maupun di luar kelas, meningkatkan sikap profesional pendidik
dan tenaga kependidikan, serta menumbuhkan budaya akademik di
lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap pro aktif di dalam
melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang berupa siklus yang memerlukan tindakan untuk
memecahkan pemasalahan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan
dalam kelas atau sekolah yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian memusatkan pada
masalah-masalah aktual melalui proses, pengumpulan, penyusunan atau
pengklasifikasian, pengolahan, dan penafsiran data.
34
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1.2 Desain Penelitian
Model PTK yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis
dan Taggart. Secara mendetail Kemmis dan Taggart menjelaskan tahap-
tahap penelitian tindakan yang dilakukannya terdiri atas empat
komponen pada setiap siklusnya, keempat komponen tersebut
diantaranya meliputi: (1) perencanaan atau planning; (2) pelaksanaan
tindakan atau acting; (3) pengamatan atau observing; (4) refleksi atau
reflecting. Setelah siklus pertama selesai diterapkan atau telah
diimplementasikan maka siklus kedua akan dilakukan dengan keempat
komponen tersebut dan seterusnya sampai dirasa cukup dan tujuan telah
tercapai.
Walaupun menurut Kemmis dan Taggart dan beberapa peneliti
lainnya yang menyatakan bahwa PTK terdiri dari empat komponen
utama, namun pada pelaksanaannya para peneliti biasanya memulai
penelitian dari refleksi awal, lalu diikuti oleh keempat komponen
tersebut yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
3.1.2.1 Refleksi Awal
Pada saat refleksi awal peneliti mengumpulkan informasi tentang
fakta-fakta yang relevan untuk sebuah tema penelitian. Peneliti
melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui
situasi yang sebenarnya terjadi di kelas. Pada saat refleksi awal
dilaksanakan oleh peneliti setidaknya peneliti sudah mengkaji beberapa
teori yang relevan untuk dapat membantu tahapan refleksi awal, dari
permasalahan yang ditemukan pada saat refleksi awal peneliti dapat
memfokuskan pada satu permasalahan yang kemudian dirumuskan
menjadi suatu masalah penelitian. Masalah penelitian tersebut akan
peneliti gunakan sebagai acuan untuk menentukan rumusan masalah
yang akan dirumuskan menjadi tujuan sebuah penelitian. Adapun
permasalahan yang ditemukan oleh peneliti yaitu masih rendahnya
kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas IV yang digunakan
peneliti sebagai tempat untuk melakukan penelitian.
3.1.2.2 Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan mengacu pada kegiatan refleksi awal
yang telah dilakukan oleh peneliti. Secara rinci perencanaan mencakup
tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau
mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari
35
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah penelitian. Perencanaan tersebut meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), lembar
evaluasi untuk siswa, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
3.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang
dilaksanakan dengan berpedoman pada rencana tindakan. Proses
pembelajaran ini akan menggunakan Model Pembelajaran Think Talk
Write.
3.1.2.4 Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas dapat
disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian
formal. Dalam kegiatan ini, peneliti mengamati hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah
observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik
observasi. Pada tahap observasi peneliti bisa dibantu dengan beberapa
observer agar hasil observasi menjadi lebih akurat. Pada penelitian ini
untuk mengamati atau mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Think Talk Write, peneliti
menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang akan diisi
oleh observer.
3.1.2.5 Refleksi
Kegiatan refleksi di dalam penelitian tindakan kelas merupakan
hal yang paling penting untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian
yang dilakukan. Kegiatan refleksi pada penelitian bertujuan untuk
menentukan tindakan yang dilakukan dari data yang telah didapatkan.
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan. Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan
kegiatan analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi
yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini, peneliti
mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari
tindakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Think Talk Write.
Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi
tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta
kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus
36
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berikutnya, perencanaan direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan
yang didapatkan dari siklus sebelumnya.
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini.
Gambar 3. 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan
Taggart
Adaptasi dari Arikunto, dkk (2014, hlm. 16)
Siklus I, bedasarkan hasil pengamatan mengenai permasalahan
yang timbul di dalam kelas, maka dibuat perencanaan tindakan yang
akan menggunakan Model Pembelajaran Think Talk Write. Perencanaan
tindakan ini dibuat melalui diskusi dengan guru kelas dan teman
sejawat. Langkah selanjutnya yaitu melaksanakan tindakan sesuai
dengan yang telah direncanakan dengan diamati oleh guru kelas dan
teman sejawat, hal yang diobservasi terkait kemampuan komunikasi
matematis siswa. Setelah itu, berdiskusi kembali mengenai hasil
tindakan dan observasi, kemudian dilakukan refleksi terkait kekurangan
yang perlu diperbaiki di siklus berikutnya.
37
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siklus II, perencanaan tindakan dibuat berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama. Selanjutnya melaksanakan tindakan kembali sesuai
dengan yang telah direncanakan dengan diamati oleh guru kelas dan
teman sejawat, hal yang diobservasi masih sama yaitu terkait
kemampuan komunikasi matematis siswa. Bila hasil tindakan dan
observasi sesuai dengan yang direncanakan dan tujuan tercapai, maka
siklus akan dihentikan.
3.2 Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SD yang berada di
Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini telah terakreditasi A
dengan jumlah tenaga pendidik sebanyak 18 orang yang terdiri dari satu
kepala sekolah, sembilan guru PNS, enam guru honorer, satu operator,
dan satu penjaga sekolah. Sekolah ini memiliki lima ruang kelas dengan
kelas satu terdiri dari satu rombel dan kelas dua sampai dengan kelas
enam terdiri dari dua rombel kelas. Letak sekolah ini sangat strategis
dan sangat mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan raya
sehingga akses untuk menuju ke sekolah ini sangatlah mudah.
Sekolah ini merupakan tempat peneliti melaksanakan kegiatan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP), sehingga peneliti
mengetahui kondisi siswa di sekolah tersebut. Kelas yang dipakai untuk
penelitian adalah kelas IV. Peneliti menilai bahwa di kelas IV telah
memiliki fasilitas yang memadai untuk dilakukannya penelitian dengan
menerapkan Model Pembelajaran Think Talk Write untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa.
3.2.2 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang yang terdiri dari 13
orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas tersebut dapat terbilang rendah,
hal ini dapat disimpulkan dari pengamatan peneliti saat melakukan
observasi pada kelas tersebut.
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan
bulan Mei 2018, semester genap tahun ajaran 2017/2018.
38
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Prosedur Administratif Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam
penelitian ini mengikuti model penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart. Setiap siklus dijalankan dalam
empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Dalam penelitian ini
peneliti menerapkan Model Pembelajaran Think Talk Write untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siwa di kelas IV
sekolah dasar (SD). Peneliti berencana melaksanakan penelitian dalam
dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan
pembelajaran termasuk tes akhir siklus. Adapun rincian dari setiap
siklusnya, yaitu.
3.3.1 Siklus I
3.3.1.1 Tahap Perencanaan
1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai
observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang
hal-hal yang harus dilakukan observer.
2) Menentukan pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian
pada siklus I. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yaitu 3.9
dan 4.9 dalam mata pelajaran matematika (materi keliling
persegi, persegi panjang, dan segitiga).
3) Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) matematika kelas IV semester II dengan menerapkan
Model Pembelajaran Think Talk Write.
4) Menyusun LKS dan soal evaluasi kemampuan komunikasi
matematis.
5) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran matematika dengan menerapkan Model
Pembelajaran Think Talk Write.
3.3.1.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini lembar observasi aktivitas guru dan siswa
diberikan kepada observer untuk diisi sesuai dengan keterlaksanaan
proses pembelajaran. Pada tahap ini juga dilakukan tes evaluasi siklus I
untuk mendapatkan data kemampuan komunikasi matematis siswa
secara tertulis.
Adapun kegiatan guru dan siswa yang akan dilaksanakan dalam
tahap ini, yaitu.
39
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan awal meliputi.
1) Guru mempersiapkan siswa untuk berdoa dan meminta ketua
murid untuk memimpin doa.
2) Ketua murid memimpin doa dan memberi salam kepada guru.
“Sikap, berdoa, mulai (siswa berdoa di dalam hati)... Selesai, beri
salam (semua murid mengucapkan “Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh” kepada guru)”.
3) Guru menjawab salam murid.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”
4) Guru bertanya kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa
dengan menyebutkan nama mereka satu per satu.
5) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama agar dapat
menarik perhatian siswa dan memberikan motivasi kepada siswa
sehingga siswa dapat bersemangat dan siap untuk belajar.
“Hari ini ku siap belajar, aku kan perhatikan. Tanganku ke atas,
tanganku ke samping, tanganku ke depan, dan duduk yang manis
sambil memperhatikan guru di depan, ku siap belajar.”
6) Guru dan siswa melakukan tanya jawab dan membahas sedikit
mengenai materi yang berkaitan dengan keliling bangun datar.
“Masih ingatkah kalian materi mengenai segi banyak beraturan
dan tidak beraturan? Apa perbedaan antara segi banyak beraturan
dan tidak beraturan? Coba gambarkan bangun datar yang
termasuk ke dalam segi banyak beraturan dan tidak beratutan?
Termasuk ke dalam manakah persegi, persegi panjang, dan
segitiga, megapa?”
7) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi yang akan
dipelajari hari ini, yaitu mengenai keliling bangun persegi,
persegi panjang, dan segitiga.
“Setelah kalian mengetahui persegi dan segitiga sama sisi
termasuk ke dalam segi banyak beraturan dan persegi panjang,
segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, dan segitiga sembarang
termasuk ke dalam segi banyak tidak beraturan, selanjutnya
kalian akan belajar bagaimana cara mencari keliling dari bangun
datar persegi, persegi panjang, dan segitiga.”
8) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai manfaat dan tujuan
pembelajaran pada hari ini. Manfaat dan tujuan pembelajaran
pada hari ini yaitu jika siswa mengikuti pembelajaran dengan
40
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sungguh-sungguh maka siswa akan memahami konsep keliling
bangun datar, dapat menghitung keliling persegi, persegi
panjang, dan segitiga serta dapat mengomunikasikan
pengetahuan yang siswa dapatkan kepada orang lain.
Kegiatan inti meliputi.
1) Siswa dibagi ke dalam tujuh kelompok yang heterogen. Empat
kelompok beranggotakan empat siswa dan tiga kelompok lainnya
beranggotakan lima siswa.
2) Siswa berkumpul bersama dengan teman kelompoknya.
3) Siswa diinstruksikan oleh guru untuk mengeluarkan alat tulis,
gunting, lem, dan penggaris.
4) Guru membagikan lembar kerja siswa, kertas petak persegi
satuan, dan catatan kecil kepada setiap siswa.
5) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai cara pengerjaan
lembar kerja siswa, penggunaan kertas petak persegi satuan, dan
pengisian catatan kecil. Berikut merupakan penjelasan guru
mengenai pengerjaan lembar kerja siswa, penggunaan kertas
petak persegi satuan, dan pengisian catatan kecil.
Catatan kecil diisi secara individu ketika siswa belum berdiskusi
dengan teman kelompoknya. Mereka membaca dan memikirkan
cara mengerjakan tugas-tugas tersebut yang meliputi pengertian
keliling bangun datar; rumus keliling persegi, persegi panjang
dan segitiga; dan menghitung keliling persegi, persegi panjang,
dan segitiga.
Setelah mereka menuliskan ide-ide mereka ke dalam catatan
kecil, selanjutnya mereka mendiskusikannya bersama dengan
teman kelompoknya. Setelah mereka berdiskusi dan menguatkan
jawaban mereka. Masing-masing siswa menuliskan kembali
jawabannya pada lembar kerja siswa yang telah disediakan.
Penggunaan kertas petak persegi satuan yaitu untuk menjawab
soal cerita pada lembar kerja siswa. Mereka membuat bangun
datar pada kertas petak persegi satuan dengan ukuran yang telah
ditentukan dalam soal cerita. Setelah itu, mereka menggunting
dan menempelkannya pada lembar kerja siswa di bagian soal
cerita.
Guru bertanya kepada siswa sudah paham atau belum atas
penjelasan guru mengenai pengerjaan lembar kerja siswa,
41
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan kertas petak persegi satuan, dan pengisian catatan
kecil.
6) Jika siswa sudah paham, siswa diinstruksikan untuk membaca
dan memikirkan cara mengerjakan tugas-tugas yang ada di
lembar kerja siswa tentang pengertian keliling bangun datar;
rumus persegi, persegi panjang, dan segitiga; dan cara
menghitung keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga secara
sendiri, lalu siswa menuliskannya di catatan kecil untuk
didiskusikan dengan teman kelompoknya. (tahap think)
7) Siswa berdiskusi untuk merumuskan kesimpulan berupa
pengertian keliling bangun datar; rumus persegi, persegi panjang,
dan segitiga; dan cara menghitung keliling persegi, persegi
panjang, dan segitiga yang terdapat di lembar kerja siswa sebagai
hasil dari diskusi dengan anggota kelompoknya. (tahap talk)
8) Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk melihat kegiatan
diskusi yang sedang berlangsung.
9) Siswa menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya sebagai
hasil kesepakatan dengan anggota kelompoknya di lembar kerja
siswa. (tahap write)
10) Masing-maisng kelompok diinstruksikan oleh guru untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
11) Guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada
kelompok yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
12) Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari
kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya di depan
kelas.
13) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
guru dan siswa melakukan tanya jawab (pembahasan) dari hasil
cara pengerjaan siswa.
14) Guru dan siswa bersama-sama membahas latihan tentang keliling
persegi, persegi panjang, dan segitiga yang sudah siswa kerjakan.
Guru mengarahkan siswa untuk menemukan konsep keliling
persegi, persegi panjang, dan segitiga.
15) Guru memberikan soal evaluasi kepada setiap siswa untuk
dikerjakan secara individu (tidak berdiskusi).
42
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16) Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan soal evaluasi
yang sudah siswa kerjakan.
Kegiatan akhir meliputi.
1) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang
kurang dimengerti dari awal sampai akhir pembelajaran.
2) Guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa
yang bertanya.
3) Siswa dibantu dengan guru menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Beberapa perwakilan siswa menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Jawaban yang diharapkan dari siswa yaitu.
“Hari ini kita sudah belajar mengenai pengertian keliling bangun
datar, rumus keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga.
Pengertian keliling adalah penjumlahan semua sisi pada suatu
bangun datar. Rumus keliling persegi yaitu 4 x sisi. Rumus
keliling persegi panjang yaitu 2 x (p + l). Rumus keliling segitiga
yaitu sisi 1 + sisi 2 + sisi 3.”
4) Guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa
yang telah menyimpulkan pembelajaran hari ini.
5) Guru memberikan penguatan dari jawaban siswa.
“Ya benar apa yang sudah disampaikan oleh temanmu bahwa
hari ini kita sudah belajar mengenai pengertian keliling bangun
datar, rumus keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga.
Pengertian keliling adalah penjumlahan semua sisi pada suatu
bangun datar. Rumus keliling persegi yaitu 4 x sisi. Rumus
keliling persegi panjang yaitu 2 x (p + l). Rumus keliling segitiga
yaitu sisi 1 + sisi 2 + sisi 3.”
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan perasaan mereka mengenai pembelajaran yang
telah mereka pelajari.
7) Guru memberitahu pembelajaran selanjutnya kepada siswa.
“Pembelajaran selanjutnya kita akan belajar mengenai luas
daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga. Kalian harus
membawa gunting, lem, dan penggaris.”
8) Guru mempersiapkan siswa untuk pulang.
9) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa pulang.
10) Ketua murid memimpin doa dan memberi salam kepada guru.
43
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Sikap, berdoa, mulai (siswa berdoa di dalam hati)... Selesai, beri
salam (semua murid mengucapkan “Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh” kepada guru)”.
11) Guru menjawab salam murid.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”
3.3.1.3 Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti yang bertindak
sebagai praktikan dan dibantu oleh beberapa observer selama
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan
siswa untuk membantu memperoleh data penelitian di kelas IV serta
untuk melihat pengetahuan proses pembelajaran yang dilakukan.
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dimaksudkan untuk
mengamati dan merefleksi aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Think Talk
Write sesuai dengan sintak model tersebut. Observer mengamati
kegiatan pembelajaran dengan memegang lembar observasi serta
mencatat keterlaksanaan tahap pembelajaran serta aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran.
3.3.1.4 Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi dilakukan dengan cara mengkaji secara
keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini, yaitu.
1) Peneliti mendiskusikan temuan yang didapatkan serta perbaikan
yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya dengan observer.
2) Melakukan analisis tindakan yang telah dilaksanakan yang
meliputi evaluasi proses pembelajaran melalui lembar aktivitas
guru dan siswa.
3) Melakukan pembahasan hasil dari analisis dan menyiapkan bahan
perbaikan untuk siklus selanjutnya.
3.3.2 Siklus II
Perencanaan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II
adalah sebagai berikut.
3.3.2.1 Tahap Perencanaan
44
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai
observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang
hal-hal yang harus dilakukan observer.
2) Menentukan pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian
pada siklus I. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yaitu 3.9
dan 4.9 dalam mata pelajaran matematika (materi luas persegi,
persegi panjang, dan segitiga).
3) Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) matematika kelas IV semester II dengan menerapkan
Model Pembelajaran Think Talk Write.
4) Menyusun LKS dan soal evaluasi kemampuan komunikasi
matematis.
5) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran matematika dengan menerapkan Model
Pembelajaran Think Talk Write.
3.3.2.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini lembar observasi aktivitas guru dan siswa
diberikan kepada observer untuk diisi sesuai dengan keterlaksanaan
proses pembelajaran. Pada tahap ini juga dilakukan tes evaluasi siklus II
untuk mendapatkan data kemampuan komunikasi matematis siswa
secara tertulis.
Adapun kegiatan guru dan siswa yang akan dilaksanakan dalam
tahap ini, yaitu.
Kegiatan awal meliputi.
1) Guru mempersiapkan siswa untuk berdoa dan meminta ketua
murid untuk memimpin doa.
2) Ketua murid memimpin doa dan memberi salam kepada guru.
“Sikap, berdoa, mulai (siswa berdoa di dalam hati)... Selesai, beri
salam (semua murid mengucapkan “Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh” kepada guru)”.
3) Guru menjawab salam murid.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”
4) Guru bertanya kabar siswa dan memeriksa kehadiran siswa
dengan menyebutkan nama mereka satu per satu.
5) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama agar dapat
menarik perhatian siswa dan memberikan motivasi kepada siswa
sehingga siswa dapat bersemangat dan siap untuk belajar.
45
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Hari ini ku siap belajar, aku kan perhatikan. Tanganku ke atas,
tanganku ke samping, tanganku ke depan, dan duduk yang manis
sambil memperhatikan guru di depan, ku siap belajar.”
6) Guru memberitahu peraturan dalam pembelajaran, yang
meliputi: jika siswa ingin berbicara harus mengacungkan
tangan terlebih dahulu; jika ada yang berbicara harus
didengarkan; tidak boleh mengganggu teman; tidak boleh
mengobrol (membicarakan hal lain di luar topik
pembelajaran); mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh
guru. 7) Guru dan siswa melakukan tanya jawab dan membahas sedikit
mengenai materi sebelumnya.
“Masih ingatkah kalian materi mengenai keliling persegi, persegi
panjang, dan segitiga? Apa yang dimaksud dengan keliling
bangun datar? Coba tuliskan di papan tulis rumus keliling
persegi, persegi panjang, dan segitiga!”
8) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi yang akan
dipelajari hari ini, yaitu mengenai luas daerah bangun persegi,
persegi panjang, dan segitiga.
“Setelah kalian mempelajari keliling persegi, persegi panjang,
dan segitiga. Maka, selanjutnya kalian akan belajar bagaimana
cara mencari luas daerah dari bangun persegi, persegi panjang,
dan segitiga.”
9) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai manfaat dan tujuan
pembelajaran pada hari ini. Manfaat dan tujuan pembelajaran
pada hari ini yaitu jika siswa mengikuti pembelajaran dengan
sungguh-sungguh maka siswa akan memahami konsep luas
daerah bangun datar, dapat menghitung luas daerah persegi,
persegi panjang, dan segitiga serta dapat mengomunikasikan
pengetahuan yang siswa dapatkan kepada orang lain.
Kegiatan inti meliputi.
1) Siswa dibagi ke dalam tujuh kelompok yang heterogen. Empat
kelompok beranggotakan empat siswa dan tiga kelompok lainnya
beranggotakan lima siswa.
Pembagian kelompok dilakukan dengan cara guru terlebih
dahulu menginstruksikan siswa untuk mengingat kelompok
berapa dan mengingat anggota-anggota kelompoknya serta
46
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tempat duduknya, guru membacakan semua kelompok
beserta anggotanya, dan menentukan tempat duduk
kelompok. Setelah itu, guru menginstruksikan siswa secara
bersamaan untuk bergabung dengan teman kelompoknya
dan pindah ke tempat yang sudah ditentukan oleh guru.
Guru menginstruksikan siswa agar tidak ribut saat
bergabung dengan teman kelompoknya dan pindah ke
tempat yang sudah ditentukan oleh guru. 2) Siswa berkumpul bersama dengan teman kelompoknya.
3) Siswa diinstruksikan oleh guru untuk menyiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan cara pengerjaan lembar kerja siswa dan
cara pengisian catatan kecil. Guru menginstruksikan siswa
agar memperhatikan dan tidak melakukan aktivitas lainnya. 5) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai cara pengerjaan
lembar kerja siswa dan pengisian catatan kecil.
Berikut merupakan penjelasan guru mengenai pengerjaan lembar
kerja siswa dan pengisian catatan kecil.
Catatan kecil diisi secara individu ketika siswa belum berdiskusi
dengan teman kelompoknya. Mereka membaca dan memikirkan
cara mengerjakan tugas-tugas tersebut yang meliputi pengertian
luas daerah bangun datar; rumus luas daerah persegi, persegi
panjang dan segitiga; dan menghitung luas daerah persegi,
persegi panjang, dan segitiga.
Setelah mereka menuliskan ide-ide mereka ke dalam catatan
kecil, selanjutnya mereka mendiskusikannya bersama dengan
teman kelompoknya. Setelah mereka berdiskusi dan menguatkan
jawaban mereka. Masing-masing siswa menuliskan kembali
jawabannya pada lembar kerja siswa yang telah disediakan.
Guru bertanya kepada siswa sudah paham atau belum atas
penjelasan guru mengenai pengerjaan lembar kerja siswa dan
pengisian catatan kecil.
6) Guru membagikan lembar kerja siswa dan catatan kecil kepada
masing-masing siswa.
7) Siswa diinstruksikan untuk membaca dan memikirkan cara
mengerjakan tugas-tugas yang ada di lembar kerja siswa tentang
pengertian luas daerah bangun datar; rumus luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga; dan cara menghitung luas daerah persegi,
47
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persegi panjang, dan segitiga secara sendiri, lalu siswa
menuliskannya di catatan kecil untuk didiskusikan dengan teman
kelompoknya. (tahap think)
8) Siswa berdiskusi untuk merumuskan kesimpulan berupa
pengertian luas daerah bangun datar; rumus luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga; dan cara menghitung luas daerah persegi,
persegi panjang, dan segitiga yang terdapat di lembar kerja siswa
sebagai hasil dari diskusi dengan anggota kelompoknya.
Dalam kegiatan berdiskusi masing-masing siswa diberikan
tugas untuk menyampaikan catatan kecil mengenai soal yang
terdapat dalam LKS, jadi setiap anak mendapatkan satu soal
untuk dijelaskan kepada teman kelompoknya.(tahap talk) 9) Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk melihat kegiatan
diskusi yang sedang berlangsung.
10) Siswa menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya sebagai
hasil kesepakatan dengan anggota kelompoknya di lembar kerja
siswa. (tahap write)
11) Guru membimbing siswa dalam memahami materi yang
sedang dipelajari, sehingga siswa mampu menulis
pengetahuannya di lembar kerja siswa yang telah diberikan
oleh guru. 12) Masing-maisng kelompok diinstruksikan oleh guru untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
13) Guru mengondisikan siswa secara kelompok untuk
memaparkan hasil pengerjaan LKS yang diwakili oleh salah
satu anggota dari setiap kelompok yang paling menguasai
pembelajaran yang telah dilakukan.
14) Guru mengondisikan siswa lainnya untuk menghargai
temannya yang sedang memaparkan hasil pekerjaannya di
depan kelas. 15) Guru memberikan apresiasiberupa tepuk tangan kepada
kelompok yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
16) Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari
kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya di depan
kelas.
48
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
guru dan siswa melakukan tanya jawab (pembahasan) dari hasil
cara pengerjaan siswa.
18) Guru dan siswa bersama-sama membahas latihan tentang luas
daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga yang sudah siswa
kerjakan. Guru mengarahkan siswa untuk menemukan konsep
luas persegi, persegi panjang, dan segitiga.
19) Guru memberikan soal evaluasi kepada setiap siswa untuk
dikerjakan secara individu (tidak berdiskusi).
20) Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan soal evaluasi
yang sudah siswa kerjakan.
Kegiatan akhir meliputi.
1) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang
kurang dimengerti dari awal sampai akhir pembelajaran.
2) Guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa
yang bertanya.
3) Siswa dibantu dengan guru menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Beberapa perwakilan siswa menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Jawaban yang diharapkan dari siswa yaitu.
“Hari ini kita sudah belajar mengenai pengertian luas bangun
datar, rumus luas persegi, persegi panjang, dan segitiga.
Pengertian luas bangun datar adalah daerah pada suatu bangun
datar yang ditutupi dengan rapat oleh satuan (ukuran panjang)
luas. Rumus luas persegi yaitu s x s. Rumus luaspersegi panjang
yaitu p x l. Rumus luas segitiga yaitu ½ x a x t.”
4) Guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa
yang telah menyimpulkan pembelajaran hari ini.
5) Guru memberikan penguatan dari jawaban siswa.
“Ya benar apa yang sudah disampaikan oleh temanmu bahwa
hari ini kita sudah belajar mengenai pengertian luas bangun datar,
rumus luas persegi, persegi panjang, dan segitiga. Pengertian luas
bangun datar adalah daerah pada suatu bangun datar yang
ditutupi dengan rapat oleh satuan (ukuran panjang) luas. Rumus
luas persegi yaitu s x s. Rumus luaspersegi panjang yaitu p x l.
Rumus luas segitiga yaitu ½ x a x t.”
49
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan perasaan mereka mengenai pembelajaran yang
telah mereka pelajari.
7) Guru memberitahu pembelajaran selanjutnya kepada siswa.
“Pembelajaran selanjutnya kita akan belajar mengenaihubungan
antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit).”
8) Guru mempersiapkan siswa untuk pulang.
9) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa pulang.
10) Ketua murid memimpin doa dan memberi salam kepada guru.
“Sikap, berdoa, mulai (siswa berdoa di dalam hati)... Selesai, beri
salam (semua murid mengucapkan “Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh” kepada guru)”.
11) Guru menjawab salam murid.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”
3.3.2.3 Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti yang bertindak
sebagai praktikan dan dibantu oleh beberapa observer selama
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan
siswa untuk membantu memperoleh data penelitian di kelas IV serta
untuk melihat pengetahuan proses pembelajaran yang dilakukan.
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dimaksudkan untuk
mengamati dan merefleksi aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Think Talk
Write sesuai dengan sintak model tersebut. Observer mengamati
kegiatan pembelajaran dengan memegang lembar observasi serta
mencatat keterlaksanaan tahap pembelajaran serta aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran.
3.3.2.4 Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara mengkaji secara keseluruhan
tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan pada
siklus II. Hasil yang telah diperoleh pada tahap pengamatan dianalisis
dan dievaluasi oleh peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Pada
siklus II ini diharapkan terdapat sejumlah peningkatan.
3.4 Prosedur Substantif Penelitian
3.4.1 Instrumen Penelitian
50
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
instrumen pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran
dengan penerapan tindakan yang dipilih dan instrumen pengungkap data
yang digunakan untuk mengungkap seluruh data yang diperoleh selama
proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan rumusan masalah.
Adapun uraian dari instrumen di atas yaitu sebagai berikut.
3.4.1.1 Instrumen Pembelajaran
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan dan
dijadikan sebagai acuan untuk guru dalam melaksanakan suatu proses
pembelajaran dan disusun pada setiap siklus yang akan dilaksanakan.
RPP yang digunakan pada penelitian ini disusun berdasarkan RPP
Kurikulum 2013 yang dibuat secara parsial, artinya tidak digabungkan
dengan mata pelajaran lainnya. Pada penelitian ini dibuat dua buah RPP
yaitu untuk siklus I menggunakan satu buah RPP dan siklus II
menggunakan satu buah RPP, atau dengan kata lain setiap siklus
membutuhkan satu buah RPP. Peneliti membuat RPP kelas IV dengan
materi keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga
berdasarkan langkah-langkah Model Pembelajaran Think Talk Write.
2) Media pembelajaran
Pada penelitian ini media yang dibuat disesuaikan dengan
kebutuhan yang tercantum dalam RPP pada masing-masing siklus
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan media kertas petak
persegi satuan.
3) LKS
LKS dibuat untuk menjadi penuntun atau penunjuk kerja siswa
serta untuk melatih kemampuan komunikasi matematis siswa secara
tertulis terhadap materi yang diberikan. LKS yang dibuat pada penelitian
ini sebanyak jumlah siswa yang ada di kelas IV yaitu 31 siswa. Siswa
berdiskusi untuk menjawab soal yang terdapat pada LKS, namun siswa
menjawab sendiri soal tersebut pada LKS yang diberikan kepada setiap
siswa. LKS pada penelitian ini memuat situasi masalah dan petunjuk
serta prosedur pelaksanaannya.
3.4.1.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian
Instrumen pengungkap data penelitian yang digunakan yaitu
lembar observasi terstruktur yang memuat langkah-langkah Model
Pembelajaran Think Talk Write terkait temuan aktivitas guru dan siswa,
51
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta lembar observasi langsung (penilaian kemampuan komunikasi
matematis siswa secara tertulis yaitu menggunakan soal evaluasi
pembelajaran setiap siklus). Adapun tabel instrumen pengungkap data
dalam penelitian ini.
Tabel 3. 1
Data dan Alat Pengungkap Data Penelitian
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data
kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil observasi
pelaksanaan proses pembelajaran dan tes akhir tindakan. Data kualitatif
diperoleh dari data observasi aktivitas guru dan siswa serta dokumentasi
yang dilakukan ketika penelitian pada penerapan Model Pembelajaran
Think Talk Write dalam mata pelajaran matematika dengan materi
keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis.
3.4.2.1 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Observasi ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran untuk
menilai kesesuaian antara langkah-langkah model yang digunakan
dengan proses pembelajaran sesungguhnya dengan cara
mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa di setiap langkah-langkah
pembelajaran. Lembar observasi ini dimaksudkan untuk mengamati dan
52
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengevaluasi proses pembelajaran dengan menerapkan Model
Pembelajaran Think Talk Write.
3.4.2.2 Dokumentasi Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi yang dilakukan. Peneliti melakukan pengumpulan data berupa
dokumen yang terdiri dari foto-foto aktivitas pembelajaran selama
kegiatan penelitian berlangsung. Tujuannya agar memperkuat data
penelitian yang sudah ada dan dijadikan sebagai bukti penelitian.
3.4.2.3 Tes Tes yang dilakukan peneliti dalam penelitian bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa pada kemampuan komunikasi
matematis siswa secara tertulis. Tes ini berupa soal-soal uraian yang
bersifat opend ended yang digunakan dalam mata pelajaran matematika
disesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa
secara tertulis.
Berikut merupakan rubrik kriteria penilaian tes kemampuan
komunikasi matematis secara tertulis (Mardhiyanti, Ratu, dan Nila,
2011).
53
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 2
Rubrik Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Secara Tertulis
3.4.3 Teknik Analisis Data
54
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan cara
mix method atau dengan kata lain menggunakan dua metode, yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan jenis data yang
berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, cukup, kurang,
dan sebagainya.
3.4.3.1 Pengolahan Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang
berupa angka hasil dari skala kemampuan komunikasi matematis siswa
secara tertulis setelah pemberian tindakan pada setiap siklusnya.
Perolehan data-data kemampuan komunikasi matematis siswa secara
tertulis akan dianalisis dengan berbagai perhitungan sebagai berikut.
Data kuantitatif merupakan jenis data yang berkaitan dengan
jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan
ukuran-ukuran kuantitas, untuk lebih jelasnya analisis data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Persentase penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Persentase penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
diolah dengan mengacu pada lembar observasi guru dan siswa yang
telah terlaksana pada setiap siklusnya. Peneliti menghitung persentase
keterlaksanaan penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write dengan
rumus (Arikunto, 2010, hlm. 236).
Persentase tersebut kemudian akan ditafsirkan ke dalam bentuk
kalimat berdasarkan kriteria tabel 3.3 berikut.
Tabel 3. 3
Tafsiran Persentase Lembar Observasi
Persentase (%) Kriteria
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
0-39 Kurang Sekali
Persentase keterlaksanaan= Σ Aktivitas yang terlaksana
ΣSeluruh aktivitas𝑥 100%
55
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, S. 2010, hlm. 245)
2) Penyekoran hasil lembar evaluasi siswa
Bentuk perhitungan nilai dari skor yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan lembar evaluasi siswa yaitu dengan menggunakan rumus
berikut (Arikunto, 2010, hlm. 236).
3) Rata-rata nilai dari skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan
lembar evaluasi siswa
Bentuk perhitungan rata-rata nilai dari skor yang diperoleh siswa
dalam mengerjakan lembar evaluasi siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
Keterangan :
X = Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matemtis
Σ X = Jumlah semua skor siswa
Σ N = Jumlah siswa
Arikunto (dalam Novera, 2017, hlm. 46)
Kriteria ketuntasan rata-rata siswa dalam mengerjakan soal
evaluasi adalah ≥ 65. Kriteria tersebut sesuai dengan KKM mata
pelajaran matematika yang ditetapkan oleh sekolah.
4) Persentase ketuntasan siswa dalam mengerjakan lembar evaluasi
siswa
Zainal (dalam Lestari, 2016, hal. 42)
Keterangan :
TB = Ketuntasan Belajar
KKM = 65
n = Banyak Siswa
Skor akhir = Σ skor yang diperoleh
Skor maksimum tes𝑥 100
TB =∑ 𝑆 ≥ 𝐾𝐾𝑀
𝑛 𝑥 100%
X = ΣX
Σ𝑁
56
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ S ≥ KKM = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau
sama dengan KKM.
5) Penyekoran analisis hasil tes berdasarkan indikator kemampuan
komunikasi matematis siswa secara tertulis
Bentuk perhitungan nilai dari skor analisis hasil tes berdasarkan
indikator kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis
dengan menggunakan rumus berikut (Arikunto, 2010, hlm. 236).
6) Rata-rata nilai analisis hasil tes berdasarkan indikator
kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis
Bentuk perhitungan rata-rata nilai dari skor analisis hasil tes
berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa secara
tertulis dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan :
X = Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matemtis
Σ X = Jumlah semua skor siswa
Σ N = Jumlah siswa
Arikunto (dalam Novera, 2017, hlm. 46)
Untuk mengklasifikasi kualitas kemampuan komunikasi
matematis siswa, data hasil tes (skor) dikelompokkan dengan
menggunakan skala lima (Erman, dkk., 2001). Kategori kemampuan
komunikasi matematis tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3. 4
Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Skor total siswa Kategori kemampuan siswa
90 < A ≤ 100 A (Sangat Tinggi)
75 < B ≤ 90 B (Tinggi)
55 < C ≤ 75 C (Cukup)
40 < D ≤ 55 D (Rendah)
Skor akhir = Σ skor yang diperoleh
Skor maksimum tes𝑥 100
X = ΣX
Σ𝑁
57
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0 < E ≤ 40 E (Sangat Rendah)
3.4.3.2 Pengolahan Data Kualitatif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis data
model Miles dan Huberman, aktivitas dalam analisis data terdiri dari
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
verifikasi atau kesimpulan (conclusion) (Sugiyono, 2016, hlm. 337).
1) Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang
tinggi (Sugiyono, 2016, hlm. 339). Pada tahap ini peneliti
merangkum, memilih data yang diperlukan, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dan membuang data yang tidak diperlukan
sesuai dengan fokus penelitian. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2) Penyajian data menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,
2016, hlm. 341) dengan menyajikan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian narasi yaitu berupa penyajian informasi yang
berkaitan dengan rumusan masalah berisi kondisi dan respon
siswa ketika pembelajaran yang disajikan secara deskriptif.
Selain itu, penyajian data juga dapat dilakukan dalam bentuk
grafik maupun chart.
3) Verifikasi dilakukan jika langkah pertama dan kedua telah
dilaksanakan maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang
diharapkan merupakan sebuah temuan proses hasil analisis data.
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis data
pada siklus I dan II. Penarikan kesimpulan ini berupa deskripsi
atau gambaran dari rumusan masalah yang diajukkan pada
penelitian ini.
Selanjutnya, untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data secara triangulasi. Triangulasi yaitu
menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data. Dalam
58
Yossi Endarwati Praja, 2018 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data berupa lembar
aktivitas guru dan siswa.
3.5 Indikator Keberhasilan Penelitian
Salah satu SD Negeri yang berada di Kecamatan Sukasari Kota
Bandung khususnya kelas IV yang merupakan tempat peneliti
melakukan penelitian menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) dalam mata pelajaran matematika sebesar 65. KKM yang
ditetapkan tentunya sudah disesuaikan dengan beberapa aspek,
diantaranya kompleksitas, sumber daya pendukung, dan intake. KKM
yang telah ditentukan sebesar 65 artinya, ketika siswa memperoleh nilai
di bawah dari 65, maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas.
Sedangkan ketika siswa memperoleh nilai di atas 64, maka siswa
tersebut dikatakan sudah tuntas.
Berdasarkan KKM yang telah ditentukan tersebut maka kriteria
keberhasilan akan tercapai jika hasil belajar yang diraih oleh siswa telah
mencapai patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang telah
ditentukan. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini mengacu kepada
KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 65. Sehingga
berdasarkan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, maka dapat
disimpulkam bahwa apabila nilai rata-rata siswa kelas IV telah mencapai
≥ 65 maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan penelitian ini
dapat dihentikan.