BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial...

32
47 BAB III METODOLOGI 3.1. Deskripsi Perusahaan Trisula Textile Industries sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 1968 oleh seorang pengusaha lokal, Tirta Suherlan, yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Usahanya untuk memaksimalkan kualitas dengan mengadaptasi teknologi cutting- edge textile yang berasal dari Jepang lah yang akhirnya menjadikan PT Trisula bisa berdiri sampai saat ini. Sampai pada tahun 1989, perusahaan melebarkan sayap nya ke arah industri garmen dan mendirikan beberapa brand garmen yang diekspor ke Jepang, Amerika, Eropa, Australia, Malaysia, Singapur, dan negara lain. Kemudian dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik, pada tahun 1995 divisi bagian ritel menghasilkan brand JOBB dan disusul pergerakan usaha khusus pembuatan seragam seperti seragam untuk bank, airlines, hotel, resorts, dan sektor publik lainnya, pada tahun 1998. PT Trisula International Tbk, sebelumnya bernama PT Transindo Global Fashion yang bergerak di bidang perdagangan garmen, industri garmen, dan industri tekstil pada tahun 2004. Untuk semakin memperluas pasar, Trisula membuat dua brand pada tahun 2010 dan 2011 yaitu UniaAsia dan ManClub. Bersamaan dengan hal tersebut, Trisula mengakuisi dua perusahaan garmen dibawahnya yaitu PT Trisula Garmindo Manufacturing dan PT Trimas Sarana Garment Industry yang fokus pada pasar garmen internasional. Dalam ekspansi bisnisnya, Trisula membentuk usaha joint-venture bersama perusahaan yang Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Transcript of BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial...

Page 1: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

47

BAB III

METODOLOGI

3.1. Deskripsi Perusahaan

Trisula Textile Industries sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 1968 oleh

seorang pengusaha lokal, Tirta Suherlan, yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Usahanya untuk memaksimalkan kualitas dengan mengadaptasi teknologi cutting-

edge textile yang berasal dari Jepang lah yang akhirnya menjadikan PT Trisula

bisa berdiri sampai saat ini. Sampai pada tahun 1989, perusahaan melebarkan

sayap nya ke arah industri garmen dan mendirikan beberapa brand garmen yang

diekspor ke Jepang, Amerika, Eropa, Australia, Malaysia, Singapur, dan negara

lain. Kemudian dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik, pada tahun

1995 divisi bagian ritel menghasilkan brand JOBB dan disusul pergerakan usaha

khusus pembuatan seragam seperti seragam untuk bank, airlines, hotel, resorts,

dan sektor publik lainnya, pada tahun 1998.

PT Trisula International Tbk, sebelumnya bernama PT Transindo Global

Fashion yang bergerak di bidang perdagangan garmen, industri garmen, dan

industri tekstil pada tahun 2004. Untuk semakin memperluas pasar, Trisula

membuat dua brand pada tahun 2010 dan 2011 yaitu UniaAsia dan ManClub.

Bersamaan dengan hal tersebut, Trisula mengakuisi dua perusahaan garmen

dibawahnya yaitu PT Trisula Garmindo Manufacturing dan PT Trimas Sarana

Garment Industry yang fokus pada pasar garmen internasional. Dalam ekspansi

bisnisnya, Trisula membentuk usaha joint-venture bersama perusahaan yang

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 2: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

48

memegang brand G2000, yaitu Trading 2000 L.td yang menjadikan Trisula

sebagai ritel operator tunggal untuk wilayah di Indonesia. Setelah itu, Trisula

kembali mengadakan kerjasama sebagai ritel operator tunggal di Indonesia untuk

brand BONDS yang berasal dari Australia.

Kegiatan usaha Trisula dibagi menjadi dua bidang yaitu:

− Perdagangan Eceran (Ritel)

− Industri Garmen

Gambar 3.1. Logo PT Trisula International Tbk.

Sumber: http://www.trisula.co.id

JOBB adalah brand pakaian Trisula pertama yang berdiri sejak tahun 1995

untuk memenuhi kebutuhan fashion di dunia karier. JOBB menargetkan

produknya kepada sekelompok eksekutif muda yang berusia 25-40 tahun dengan

pengeluaran sebesar $2-20 per hari atau 26.314 – 263.140 IDR (menurut Asian

Development Bank tahun 2010). Produk yang dihasilkan oleh JOBB fokus kepada

pakaian formal kantor, maupun untuk berbagai macam acara formal seperti jaket,

jas, vest, apparels, dan aksesoris. Saat ini JOBB telah membuka 121 outlet toko di

35 kota di Indonesia baik independent store maupun department store seperti

Matahari, Centro, Star, Sogo, dan Mega. Sebagai media promosi, JOBB

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 3: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

49

menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa

endorsement di berbagai acara TV dan seorang public figure yang bekerja di

bidang public speaking. Untuk semakin meningkatkan kualitas dan value nya,

JOBB mengeluarkan produk terbaru yang dinamakan The Worx Smart Pants,

yang tersedia menjadi dua desain yaitu slim fit dan regular fit. Produk ini sebagai

wujud solusi yang fungsional karena ditujukan khusus bagi pengendara sepeda

motor. Produk dari brand JOBB ingin menampilkan kesan professional, smart dan

formal, sehingga ditujukan bukan sekedar untuk pergi ke kantor melainkan juga

untuk pencitraan diri yang elegan dan menarik

.

Gambar 3.2. Logo brand JOBB.

Sumber: http://jobb.co.id

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 4: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

50

Gambar 3.3. Suasana toko JOBB di salah satu mall.

Sumber: http://jobb.co.id

3.1.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari perusahaan adalah menjadi perusahaan yang kompetitif dan mampu

bersaing khususnya di bidang industri ritel dan garmen yang memang menjadi

fokus bidang usaha Trisula. Dengan berkomitmen penuh untuk menyampaikan

produk berkualitas tinggi hingga ke tangan konsumen. Nilai yang dipegang untuk

tetap bertahan di era globalisasi ini adlah menciptakan kehidupan yang lebih baik

bagi semua.

Misi perusahaan adalah pertumbuhan laba yang dihasilkan melalui tingkat

kepuasan konsumen dan dibarengi oleh kepemimpinan yang kuat. Dengan terus

berinovasi, Trisula yakin dapat memberikan produk yang terbaik dan juga service

yang memuaskan konsumen. Dalam hal service baik domestik maupun

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 5: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

51

mancanegara, Trisula tidak pernah membatasi dirinya karena ada faktor

keanekaragaman budaya dan kebutuhannya akan berbeda pula. Untuk memahami

hal ini, Trisula selalu berusaha untuk mengidentifikasi kebutuhan utama

konsumennya dan berkomitmen untuk mengembangkan produk sesuai kebutuhan

konsumen yang dilandaskan oleh ketulusan hati dalam bekerja, bertanggung

jawab dan komitmen secara penuh. Karena peningkatan pertumbuhan bisnis

Trisula, bersumber dari kepuasan pelanggan dan juga kepemimpinan yang

tangguh.

3.2. Gambaran Brand JOBB Secara Umum

Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis membutuhkan data untuk memperkuat

rumusan masalah dan yang menjadi dasar teori dari kerangka berpikir. Penulis

telah melakukan riset kualitatif dengan melakukan pendekatan secara langsung

melalui Focus Group Discussion, wawancara, dan observasi yang berupa analisis

kompetitor. Untuk menambah tingkat ke-valid-an data, penulis melakukan metode

survey yaitu kuisioner dengan kombinasi jenis pertanyaan tertutup dan terbuka.

Untuk menunjang data yang tidak penulis dapatkan dalam riset, penulis

melakukan studi pustaka untuk memperdalam teori tentang logo, identitas visual,

branding, tipografi, warna, dan lain-lain.

3.3. Observasi

Rangkuti (2015) mendeskripsikan bahwa observasi adalah sebuah kegiatan

pengamatan yang dilakukan kepada objek maupun subjek (hlm. 42). Dalam

penelitian ini, penulis melakukan jenis observasi lapangan yang bertujuan untuk

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 6: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

52

mengetahui gambaran dari brand JOBB secara langsung yang berada di sisi

sebagai pengunjung.

3.3.1. Observasi Lapangan

Untuk mendapatkan data-data yang tidak penulis dapatkan apabila hanya melihat

dari media sosial maupun website, penulis pun mengunjungi dan melakukan

pengamatan terhadap berbagai outlet toko JOBB, diantaranya adalah outlet toko

JOBB yang berada di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, Centro Summarecon

Mall Serpong, Star Dept Store Serpong, Matahari Department Store Karawaci dan

Supermall Karawaci, Tangerang. Dalam penelitian ini, penulis melakukan jenis

pengamatan biasa yang tidak melakukan interaksi atau memiliki keterlibatan

apapun dengan objek penelitian.

Gambar 3.4. Salah satu iklan produk JOBB yang dipasang di toko.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 7: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

53

Gambar 3.5. Aplikasi logo JOBB pada hanger

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.6. Aplikasi logo JOBB pada main label produk dasi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 8: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

54

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.7. Aplikasi logo JOBB pada main label produk jas

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.8. Store traffic JOBB di Matahari Department Store Karawaci

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 9: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

55

Sumber: Dokumentasi pribadi

Dari hasil observasi lapangan penulis di outlet toko JOBB yang berlokasi

di Mall Taman Anggrek Jakarta Barat, penulis menemukan banyaknya identitas

visual yang tidak konsisten dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

- Ukuran yang tidak konsisten dari washcare label untuk produk celana, jas,

dan kemeja.

- Pengaplikasian logo yang bentuknya terdistorsi pada beberapa media

aplikasi seperti washcare label pada produk jas, dan waist tag pada produk

celana.

- Bentuk dan ketebalan stroke dari icon laundry dan size dari body contentt

berisi laundry guide yang tidak konsisten.

- Pengaplikasian size dari logo JOBB yang tidak konsisten di main label

pada produk jas, celana dan kemeja.

- Perbedaan ukuran size label pada produk kemeja dengan produk jas dan

celana.

- Pengaplikasian typeface yang tidak konsisten pada waist tag produk celana

untuk informasi size dan informasi slim fit maupun regular fit.

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 10: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

56

Gambar 3.9. Identitas visual pada size produk yang tidak konsisten

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.10. Identitas visual pada washcare label produk yang tidak konsisten

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 11: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

57

Gambar 3.11. Identitas visual pada main label produk yang tidak konsisten

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.12. Penggunaan typeface pada waist tag produk celana yang tidak konsisten

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 12: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

58

3.3.2. Studi Eksisting

Untuk memastikan repositioning dari brand JOBB yang terinspirasi dari classic

English bespoke tailoring untuk menjangkau target segmentasi dari kategori usia

generasi Y (1981 – 1995), penulis melakukan observasi eksisting untuk

mengetahui brand value, positioning, dan harga dari masing-masing kompetitor.

Selain itu, tujuan dari observasi ini adalah memastikan tidak ada kompetitor yang

memiliki positioning yang sama. Hasil observasi eksisting yang telah penulis

lakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Tabel perbandingan kompetitor dari brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 13: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

59

Gambar 3.13. The Executive sebagai kompetitor brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.14. Van Heusen sebagai kompetitor brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 14: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

60

Gambar 3.15. Wood sebagai kompetitor brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.16. G2000 sebagai kompetitor brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 15: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

61

3.4. Wawancara

Wawancara menurut Sukandarrumidi (2004) adalah sebuah proses yang

melibatkan dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara fisik, dan

melakukan tanya jawab lisan (hlm. 88). Penulis melakukan proses wawancara

dengan Liew Chee Kiong selaku General Manager of Merchandise and Creative

yang berkaitan langsung dengan brand JOBB. Tujuannya adalah untuk

mengetahui konsep, gambaran dan perjalanan dari brand JOBB selama ini.

3.4.1. Proses Wawancara

Dalam proses wawancara, penulis mengajukan pertanyaan seputar konsep,

gambaran brand JOBB dan apa yang akan dilakukan oleh brand JOBB sebagai

suatu bentuk perubahan untuk lebih baik lagi. Kiong menjelaskan bahwa brand

JOBB saat ini sedang melakukan tahap perubahan sebagai sebuah lifestyle brand

yang mandiri. Proses transformasi tersebut ditargetkan akan memakan waktu

selama tiga tahun, dan akan dijelaskan sebagai berikut:

- Tahap satu: Upgrade (2016)

Pada tahap ini, brand JOBB telah melakukan banyak pembaharuan di produk-

produk yang telah ada saat ini dan disesuaikan dengan strategi marketing untuk

tetap menjadi brand yang relevan dengan keadaan pasar yang kompetitif.

Beberapa tipe produk baru juga telah diperkenalkan untuk mengetahui respon dari

masyarakat bersamaan dengan pemantauan keadaan pasar.

- Tahap dua: Realization

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 16: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

62

Pada tahap ini, produk dari brand JOBB akan dideskripsikan sebagai produk yang

memiliki konsep modern klasik. Benchmark yang digunakan sebagai acuan dalam

tipe produk dan konsep brand secara umum adalah G2000.

Gambar 3.17. Gambaran dari konsep modern klasik brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.18. Gambaran produk kemeja dengan konsep modern klasik brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 17: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

63

Gambar 3.19. Gambaran produk celana dengan konsep modern klasik brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

- Tahap tiga: The New Look (2018)

Dalam tahap ini, brand JOBB akan mengalami perubahan konsep. Sembari

memantau produk berkonsep modern klasik, brand JOBB melakukan perencanaan

untuk melakukan stimulasi dengan mengeluarkan koleksi kontemporer yang

bertujuan untuk melakukan repositioning brand agar dapat menjangkau target

pasar yang berusia muda. Koleksi kontemporer ini terinspirasi dari style pakaian

tradisional klasik Inggris dengan sentuhan fashionable.

Gambar 3.20. Gambaran secara umum konsep baru dari brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 18: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

64

Gambar 3.21. Gambaran tipe produk jas dengan konsep baru dari brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.22. Gambaran tipe produk celana dengan konsep baru dari brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

Saat ini, Kiong menganggap bahwa brand JOBB sedang mengalami masa

penurunan citra menjadi suatu brand yang tidak lagi relevan dengan target,

terkesan konvensional dan tidak dapat menjangkau target segmentasi nya yang

berusia 20-35 tahun. Oleh karena itu, beliau mengungkapkan keinginannya untuk

melakukan transformasi bertahap selama tiga tahun untuk dapat berdiri sendiri

menjadi suatu lifestyle brand yang tetap relevan dengan targetnya. Tahap ini dapat

dimulai dengan perancangan ulang identitas visual seperti logo dan graphic

standards manual, media pengaplikasian logo, packaging, dan collateral. Melalui

perancangan ulang identitas visual brand JOBB, Kiong berharap hal tersebut

dapat menjadi satu langkah pembuka bagi tahap berikutnya.

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 19: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

65

Gambar 3.23. Foto penulis bersama Mr. Liew Chee Kiong

GM of Creative and Merchandising dari brand JOBB

Sumber: Dokumentasi pribadi

3.4.2. Kesimpulan Wawancara

Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Kiong adalah

brand JOBB akan mengalami perkembangan yang dibagi menjadi tiga tahap yang

akan berlangsung selama tiga tahun yaitu upgrade, realization, dan the final look.

Hasil akhir yang akan dicapai oleh brand JOBB adalah menggantikan image

brand JOBB lama yaitu konvensional, membosankan, dan tidak relevan dengan

target menjadi sebuah brand yang memiliki style pakaian tradisional klasik

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 20: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

66

Inggris dengan sentuhan fashionable khususnya untuk menjangkau target

segementasi berusia 20-35 tahun.

3.5. Focus Group Discussion

Focus group discussion (FGD) menurut Rangkuti (2015) adalah wawancara yang

diarahkan oleh seorang moderator yang memiliki tugas untuk memandu

terlaksananya wawancara secara alami, dan semaksimal mungkin (hlm. 35).

Penulis membagi FGD ini menjadi dua sesi dengan jumlah empat peserta dalam

setiap sesi. Sesi ini dibagi berdasarkan pertimbangan kategori usia dan status

ekonomi sosial peserta. Data ini berkontribusi untuk memberikan gambaran

kepada penulis tentang permasalahan apa yang sebenarnya dihadapi oleh brand

JOBB, serta mengetahui citra brand JOBB di mata para narasumber yang

merupakan target segmentasi yang sesuai dari brand JOBB. Narasumber, tempat

dan waktu ketika melakukan FGD dalam kedua sesi tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Sesi pertama:

§ Narasumber 1

− Nama: Hery

− Usia: 28 tahun

− Pekerjaan: Technical planner di Sinarmas Land

− Domisili: Lippo Karawaci

− Pendidikan terakhir: S1 Arsitek Trisakti (2006)

§ Narasumber 2

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 21: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

67

− Nama: Budi

− Usia: 26 tahun

− Pekerjaan: Data Manager dan Analyst Reporter (bidang statistik)

− Domisili: Poris, Tangerang

− Pendidikan terakhir: S1 Akuntansi Trisakti (2008)

• Narasumber 3

− Nama: Hendry

− Usia: 25 tahun

− Pekerjaan: PPIC (Mengatur rencana produksi, pengiriman, dan lain-lain)

− Domisili: Gading Serpong, Tangerang

− Pendidikan terakhir: S1 Teknik Informatika Bina Nusantara (2009)

• Narasumber 4

− Nama: Bryan

− Usia: 24 tahun

− Pekerjaan: Marketing Bank

− Domisili: Gading Serpong, Tangerang

− Pendidikan terakhir: S1 Sistem Infomasi Universitas Multimedia

Nusantara (2011)

• Narasumber 5

− Nama: Nico

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 22: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

68

− Usia: 30 tahun

− Pekerjaan: Karyawan swasta

− Domisili: Ciledug, Tangerang

− Pendidikan terakhir: S1 Fakultas Hukum

Gambar 3.24. Suasana FGD sesi pertama

Sumber: Dokumentasi pribadi.

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 23: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

69

Gambar 3.25. Penulis beserta dengan peserta FGD sesi pertama

Sumber: Dokumentasi pribadi.

Sesi pertama diadakan di Docco Coffee and Tea yang berlokasi di The

Breeze, BSD City pada tanggal 22 Maret 2016 dan berlangsung pukul 19:00 –

21:30 PM. Sesi pertama ini diikuti oleh total 5 narasumber dengan latar belakang

sebagai karyawan swasta, status ekonomi sosial B+ dan A dengan rentang

pendapatan 4.000.000 – 8.000.000 rupiah, dan masuk dalam kategori generasi Y

(1981 – 1995).

2. Sesi kedua:

• Narasumber 1

− Nama: Bambang

− Usia: 45 tahun

− Pekerjaan: Wirausahawan di bidang garment

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 24: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

70

− Domisili: Tangerang

• Narasumber 2

− Nama: Sukardi

− Usia: 45 tahun

− Pekerjaan: Wirausahawan di bidang garment dan konveksi

− Domisili: Tangerang

• Narasumber 3

− Nama: Deni Priyanto

− Usia: 43 tahun

− Pekerjaan: CEO Hotel Olive dan Bus Arimbi

− Domisili: Lippo Karawaci, Tangerang

• Narasumber 4

− Nama: Thomas Jahja

− Usia: 43 tahun

− Pekerjaan: Wirausahawan PT Festino

− Domisili: Villa Melati Mas, Tangerang

Sesi kedua diadakan di Ayam Mercon, yang berlokasi di ruko Golden

Boulevard BSD City pada tanggal 27 Maret 2016 dan berlangsung pukul 11:00 –

13:00 PM. Sesi kedua ini diikuti oleh total 4 narasumber dengan latar belakang

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 25: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

71

sebagai wirausahawan, status ekonomi sosial A+ dengan rentang pendapatan

diatas 8.000.000 rupiah, dan masuk dalam kategori Generasi X : 1966 – 1980.

3.5.1. Proses FGD

Dalam proses pelaksanaan FGD ini, penulis mengajukan pertanyaan dan blind test

yang bertujuan untuk memastikan masalah yang dihadapi oleh brand JOBB,

sekaligus solusi nya. Pertanyaan dan jawaban dari narasumber dapat dijelaskan

per sesi sebagai berikut:

A. Sesi Pertama

1. Apakah Anda termasuk orang yang memperhatikan penampilan saat

pergi ke acara formal?

− “Memperhatikan penampilan. Karena sering bertemu dengan klien.”

− “Tergantung dari siapa yang ditemui dan bertemu dimana.”

− “Memperhatikan.”

− “Tidak memperhatikan, karena pekerjaan tidak selalu menuntut harus

rapi.”

− “Memperhatikan.”

2. Berapa budget Anda untuk membeli kebutuhan baju formal?

− “500.000 – 1.000.000”

− “250.000 – 500.000”

− “> 300.000”

− “> 500.000”

− “>200.000”

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 26: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

72

3. Biasanya brand baju formal apa yang Anda beli untuk pergi ke

berbagai acara resmi?

− “Batik keris.”

− “Pull & Bear atau ZARA.”

− “G2000.”

− “The Executive.”

4. Apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam membeli produk

kategori tersebut?

− “Bahan adalah yang utama.”

− “Nyaman dipakai.”

− “Harga bukan masalah.”

− “Kualitas terutama.”

− “Brand itu sendiri yang sudah percaya.”

5. Apakah Anda pernah mendengar brand JOBB?

− “Pernah.”

− “Tidak pernah membeli.”

− “Pernah membeli, celana.”

− “Di department store.”

− “Belum pernah membeli, tapi tahu.”

6. Apakah Anda pernah membeli produk dari brand JOBB?

− “Tidak. Bahannya tidak nyaman. Experience dengan bajunya kurang.”

− “Tidak, terlalu mahal, over-budget.”

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 27: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

73

− “Pada awalnya tertarik, tetapi setelah mengetahui bahannya, menjadi tidak

tertarik.”

− “Tidak, desain interior tokonya tidak menarik, tidak modern.”

− “Strategi letak toko nya yang kurang strategis.”

7. Darimana Anda mengetahui brand JOBB?

− “Matahari Department Store.”

− “Tokonya langsung.”

− “Kunjungan ke mall.”

8. Kesan atau image apa yang muncul di pikiran Anda tentang brand

JOBB”

− “Murah. Menjual baju seharga 300.000 rupiah tapi terkesan seperti

menjual baju seharga 100.000 rupiah.”

− “Brand JOBB ini membosankan, boring. Model foto yang digunakan tidak

up to date. Tidak ada sesuatu yang menarik untuk dijual.”

− “Tidak memiliki brand value.”

− “Konvensional. Terlalu tua.”

− “Barangnya kualitas standard tetapi harganya mahal.”

9. (Penulis melakukan blind test dengan menunjukkan beberapa logo

yang ditutup sebagian untuk mengetahui tingkat brand awareness

narasumber)

• JOBB

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 28: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

74

− “Tahu kalau ini logo JOBB.”

− “Seperti merek bulutangkis: Mizuno.”

− “Seperti merek agar-agar: Swallow.”

• The Executive

− “Noticed.”

− “Tipografi nya sudah sangat khas.”

• G2000

− “Angka 2 nya sudah sangat khas.”

• Cardinal

− “Tidak tahu.”

− “Tidak terbayang.”

B. Sesi Kedua

1. Apakah Anda termasuk orang yang memperhatikan penampilan saat

pergi ke acara formal?

− “Pasti memperhatikan.”

− “Harus memperhatikan. Karena ada kewajiban untuk bertemu dengan

klien, jadi harus rapi.”

− “Memperhatikan.”

− “Tidak memperhatikan.”

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 29: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

75

2. Berapa budget Anda untuk membeli kebutuhan baju formal?

− “>500.000”

− “>500.000”

− “>1.000.000”

− “500.000-1.000.000”

3. Biasanya brand baju formal apa yang Anda beli untuk pergi ke

berbagai acara resmi?

− “Uniqlo.”

− “Uniqlo.”

− “Ermenegildo Zegna.”

− “The Executive.”

4. Apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam membeli produk

kategori tersebut?

− “Sudah terbiasa memakai brand itu, maka akan memakai terus karena

malas untuk berpindah-pindah untuk mencoba brand lain.”

− “Brand menjadi yang utama.”

− “Lebih suka menjadi trendsetter, sehingga menyukai produk yang belum

banyak dipakai dan memiliki keunikkan tersendiri.”

− “Nyaman dan bahan enak.”

5. Apakah Anda pernah mendengar brand JOBB?

− “Tahu.”

6. Anda pernah membeli produk dari brand JOBB?

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 30: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

76

− “Pernah diberi oleh manager dari JOBB dan disuruh pakai, tetapi tidak

saya pakai.”

− “Pernah. Karena sedang mencari baju untuk kebutuhan acara formal.”

− “Pernah. Ketika lulus kuliah pertama kali.”

− “Tidak pernah membeli, karena sudah menjadi wirausahawan.”

7. Darimana Anda mengetahui brand JOBB?

− “Dulu tahu dari department store. Tetapi sekarang tidak pernah lagi

mengunjungi department store.”

− “Centro Department Store.”

− “Metro Department Store.”

− “Sogo Department Store.”

8. Kesan atau image apa yang muncul di pikiran Anda tentang brand

JOBB?

− “Baju kerja.”

− “Formal wear.”

− “Sudah tidak menarik untuk level pengusaha yang sudah mapan. Sudah

bukan menjadi pilihan.”

− “Mereka memposisikan brand mereka di bawah, tetapi harga lebih mahal

dari The Executive.”

9. (Penulis melakukan blind test dengan menunjukkan beberapa logo

yang ditutup sebagian untuk mengetahui tingkat brand awareness

narasumber)

• The Executive

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 31: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

77

− “Tahu kalau itu adalah The Executive.”

− “Sangat jelas itu The Executive.”

• G2000

− “G2000.”

• JOBB

− “JOBB.”

• Cardinal

− “Tidak tahu logonya, tetapi produknya tahu. Baju dengan style casual

sport.”

3.5.2. Analisa FGD

Setelah melakukan kedua sesi FGD tersebut, penulis mendapatkan kesimpulan

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

− Brand JOBB dianggap sebagai brand yang konvensional, membosankan,

dan bukan menjadi pilihan lagi oleh kedua kategori responden.

− Citra dari brand JOBB salah satunya adalah ‘murah’. Citra ini tidak

mencerminkan produknya yang dianggap mahal.

− Kompetitor terkuat dari brand JOBB adalah The Executive.

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016

Page 32: BAB III METODOLOGI - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1072/4/BAB III.pdf49 menggunakan media sosial (instagram, twitter, facebook), website, dan jasa endorsement di berbagai acara TV dan seorang

78

− The Executive memiliki brand awareness yang tinggi sebagai brand

pakaian formal dari sisi identitas visual seperti tipografi, warna, dan logo.

Responden dapat menangkap jelas konsep yang ingin disampaikan oleh

brand The Executive sehingga membentuk citra yang baik.

− Secara identitas visual, logo dari brand JOBB sudah dikenal, namun brand

image sangat rendah.

− Desain interior yang relevan dengan target, bagaimana produk tersebut

ditata dengan menarik, dan letak toko yang strategis sangat mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

− Brand merupakan keputusan utama dalam melakukan pertimbangan

membeli suatu barang.

− Brand JOBB dianggap gagal mengikuti zaman oleh kedua kategori

responden.

Perancangan Identitas... Jessica Martha, FSD UMN, 2016