BAB III METODE PENELITIAN...rencana tindakan, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN...rencana tindakan, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas...
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan membahas diantaranya tentang Jenis Penelitian,
Setting Penelitian, Subjek penelitian, waktu penelitian, variabel penelitian,
rencana tindakan, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan
reliabilitas, analisis taraf kesukaran item soal, indikator keberhasilan dan analisis
data secara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. Menurut Euis dan Donni
(2014 : 292) Penelitian Tindakan Kelas adalah peneliian yang dilakukan terhadap
perilaku dan tindakan yang muncul di dalam proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas. Penelitian ini dilaksanakan sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajaran yang dilakukan guru di kelas
serta memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan peserta didik dan lingkungan
yang ada di sekitar kelas. PTK bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil,
terlokalisasi, dan secara relevan laangsung berkaitan dengan peserta didik dan
kolaborator sebagai mitra guru. Tujuan utama PTK adalah memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model PTK
Kurt Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Menutut Euis
dan Donni (2014 : 306) Konsep inti model PTK Kurt Lewin terdiri dari empat
langkah yaitu
a. Perencanaan (planning) adalah membuat RPP, mempersiapkan fasilitas
dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan
instrumen yang digunakan untuk menganalisis data proses dan hasil
tindakan.
b. Melaksanakan tindakan, pada tahap ini peneliti melakukan tindakan yang
telah direncanakan dalam RPP, meliputi kegiatan awal, inti dan penutup.
27
c. Melaksanakan tahap observasi, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah
mengamati perilaku peserta didik yang sedang mengikuti
kegiatanpembelajaran.
d. Melaukan refleksi, pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah mencatat
hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-
kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya
sampai tujuan PTK tercapai.
Model PTK Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, kemudian
dikembangkan oleh Mc. Taggart dimana komponen kedua dan ketiga
digabungkan menjadi satu (Arikunto : 131). Jadi pada penelitian ini prosedur PTK
yang digunakan meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi.
3.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 03 Babadan Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016. SD Negeri 03 Babadan berlokasi di dukuh Jambon,
kelurahan Babadan, kecamatan Sambi dan kabupaten Boyolali. Alasan mengambil
lokasi di SD Negeri 03 Babadan dikarenan jarak sekolah dengan rumah dekat
jangkaunnya, peneliti telah mengamati permasalah yang ada melalui kegiatan
magang dan di SD Negeri 03 Babadan cocok untuk penerapan pembelajaran
Gasing dalam penelitian ini sebab pembelajaran gasing belum pernah diterapkan
di sekolah tersebut.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan Semester
2 Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 9 laki-
laki dan 6 perempuan. Namun pada penelitian ini yang akan diteliti hanya 14
siswa sebab 1 siswa perempuan tidak berangkat dikarenakan sedang sakit. Siswa
SD Negeri 03 Babadan ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mata
pencaharian dari orang tuanya pun beragam, asal daerah siswa dari berbagai
daerah di Babadan. Karakteristik yang berbeda membuat tingkat kesadaran dan
tingkat belajar yang beragam pula. Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena
adanya permasalahan dalam pembelajaran matematika berupa keaktifan dan hasil
belajar yang belum maksimal. Peneliti mencoba meningkatkan keaktifan dan hasil
28
belajar pada pelajaran matematika dengan materi pecahan menggunakan metode
gasing.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan
Maret sampai mei semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Dari bulan Februari
sampai pertengahan april peneliti melakukan persiapan. Pertengahan bulan april
sampai pertengahan bulan mei peneliti mulai melakukan Penelitian Tindakan
Kelas. Mulai pertengahan bulan mei sampai juni peneliti membuat laporan hasil
penelitian dan menganalisis data.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah keaktifan, hasil belajar
siswa dan pembelajaran Gasing.
3.4.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya
variabel lain (Slameto, 2015:198) variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
dapat mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Gasing.
Pembelajaran pembelajaran gasing merupakan pembelajaran yang memberikan
penekanan pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berfikir logis sehingga
tidak bergantung dengan rumus matematis. Dalam pembelajaran ini guru berperan
untuk mengelola kegiatan pembelajaran dan menjadi fasilitator.
3.4.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel yang memberikan
reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung
merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar siswa,
sebagai kemampuan anak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga
hasil pembelajarannya pun meningkat.
29
3.4.3 Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk mempermudah menentukan jenis dan
indikator dari masing-masing variabel yang terkait dalam penelitian. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah variabel bebas atau penerapan
pembelajaran gasing. Pembelajaran gasing yaitu pembelajaran yang gampang
(mudah), asyik dan menyenangkan. Untuk melihat ketercapaian pembelajaran
gasing dapat menggunakan lembar observasi. Variabel bebas ini dapat
mempengaruhi variabel terikat.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar.
Keaktifan belajar adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang
memiliki tujuan agar memiliki keberhasilan dalam pembelajaran. Mengukur
keberhasilan keaktifan belajar dapat menggunakan lembar observasi dimana
dalam lembar observasi tersebut memuat 8 indikator keaktifan yang terdiri dari :
menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menanggapi pendapat orang lain,
mengerjakan tugas dengan baik, turut melaksanakan tugas belajarnya,terlibat
dalam kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan diskusi kelompok, dan
berani tampil di depan kelas. Sedangkan definisi operasional untuk hasil belajar
adalah tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Pada penelitian ini hasil belajar yang akan dikaji
hanyalah pada aspek kognitif, sebab di SD Negeri 03 Babadan hanya hasil belajar
dalam aspek kognitif yang belum maksimal. Untuk melihat keberhasilan hasil
belajar aspek kognitif dapat menggunakan nilai perolehan hasil soal evaluasi pada
setiap akhir siklus.
3.5 Rencana Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus memuat kegiatan yang terdiri
dari persiapan untuk menyusun perangkat pembelajaran, pengajaran (Penerapan
persiapan) , evaluasi proses dan hasil pendidikan, analisis hasil evaluasi, dan
tindak lanjut dapat berupa remidi dan pengayaan (Slameto, 2015: 154)
3.5.1 Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I
materi yang diajarkan adalah operasi penjumlahan pecahan dengan menggunakan
30
benda konkret. Pertemuan pertama rencana yang disusun membahas penjumlahan
pecahan biasa berpenyebut sama. Pertemuan kedua operasi penjumlahan pecahan
dengan penyebut yang tidak sama. Pertemuan ketiga ini membahas penjumlahan
pecahan campuran dan juga dilaksanakan evaluasi akhir siklus.
I. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan gasing.
c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk
mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan.
d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.
e. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer
kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama kegiatan belajar
berlangsung.
f. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi.
II. Pelaksanaan dan Observasi
Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran gasing. Pelaksanaan pada
siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35
menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran gasing
sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru memberikan salam, doa dan mengecek kehadiran siswa
b. Guru melakukan apersepsi terkait materi yang telah lalu
c. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep pecahan dengan
kehidupan sehari-hari
d. Guru memberikan motivasi
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
31
2. Kegitan Inti
a. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep pecahan dalam kehidupan
sehari-hari
b. Guru memberikan contoh yang relevan terkait penjumlahan pecahan.
c. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan dalam kelompok kemudian
memberikan kesempatan untuk mengerjakan didepan kelas
d. Guru memberikan penjelasan yang mendalam tentang materi yang
dipelajari.
e. Guru memberikan soal yang lebih kompleks dan dibahas bersama-sama.
f. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan lalu dibahas bersama-sama
3. Kegiatan penutup
a. Guru dan siswa membuat rangkuman
b. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar
c. Guru mengevaluasi pengalaman yang sudah dialami siswa setelah
membuat proyek sekaligus sebagai refleksi.
d. Guru merencanakan tindak lanjut
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan
di siklus I, yaitu pertemuan 1, 2, dan 3. Observasi untuk mengamati guru dan
siswa. Hasil observasi dari siklus I bisa digunakan peneliti untuk perbaikan di
siklus berikutnya. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Pengamat mengamati proses kegiatan guru dalam penggunaan pembelajaran
gasing
2. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.
3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan,
semangat siswa dalam mengerjakan tugas, kekreatifvan siswa dalam membuat
sebuah produk.
4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang
diberikan pada siswa dan evaluasi.
32
III. Refleksi
Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus I. Dilakukan
untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam
kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan
diperbaiki dalam siklus 2. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa dipertahankan
dalam siklus 2.
3.5.2 Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran
siklus I serta diskusi dengan kolaborator, maka peneliti menyusun rencana
pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
I. Perencanaan
a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada
siklus I.
b. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang
meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal.
II. Pelaksanaan dan Observasi
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru memberikan salam, doa dan mengecek kehadiran siswa
b. Guru melakukan apersepsi terkait materi yang telah lalu
c. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep pecahan dengan
kehidupan sehari-hari
d. Guru memberikan motivasi
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegitan Inti
a. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep pecahan dalam kehidupan
sehari-hari
b. Guru memberikan contoh yang relevan terkait penjumlahan pecahan.
c. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan dalam kelompok kemudian
memberikan kesempatan untuk mengerjakan didepan kelas
d. Guru memberikan penjelasan yang mendalam tentang materi yang
dipelajari.
33
e. Guru memberikan soal yang lebih kompleks dan dibahas bersama-sama.
f. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan lalu dibahas bersama-sama
3. Kegiatan penutup
a. Guru dan siswa membuat rangkuman
b. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar
c. Guru mengevaluasi pengalaman yang sudah dialami siswa setelah
membuat proyek sekaligus sebagai refleksi.
d. Guru merencanakan tindak lanjut
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap
pertemuan di siklus siklus II, yaitu pertemuan 1, 2, dan 3. Observasi untuk
mengamati guru dan siswa. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Pengamat mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan
pada kegiatan guru dalam pembelajaran
2. Pengamat mencatat temuan-temuan selama proses pembelajaran.
3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang
disampaikan, semangat siswa , dan keaktifan belajar siswa.
4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan
yang diberikan pada siswa dan evaluasi.
III. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian peneliti akan dapat
mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.Sebagaimana
siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil
refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan
pembelajaran.
2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.
3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam
pembelajaran.
34
4. Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti
pembelajaran.
5. Hasil belajar matematika siswa meningkat.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang
diteliti, yaitu :
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas
Pengumpulan data metode gasing dilakukan dengan non tes. Teknik non tes
ini dilakukan melalui 2 cara yaitu melalui lembar observasi dan rubrik penskoran.
Menurut Sudjana (2014: 84) “Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan.” Observasi ini digunakan untuk mengamati
tindakan guru dalam menerapkan pembelajaran gasing dan respon siswa dalam
menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi ini adalah
guru kolaborator. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pelaksanaan
tindakan itu berlangsung.
3.6.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes sedangkan
untuk pengumpulan data keaktifan dilakukan dengan teknik non tes. Teknik tes
untuk hasil belajar ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa melalui
kegiatan pembelajaran karena keaktifan. Teknik non tes ini digunakan untuk
mengukur tingkat keaktifan siswa.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk
observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang
ditentukan peneliti.
35
3.6.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar observasi.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam
menerapkan pembelajaran gasing dalam pembelajaran dan respon siswa dalam
menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap
pembelajaran gasing mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
Tabel 4
Kisi-Kisi Implementasi Pembelajaran gasing
Kegiatan Indikator Item
Kegiatan awal a. Guru memberikan salam, doa dan mengecek
kehadiran siswa
b.
c. Guru melakukan apersepsi terkait materi yang telah
lalu (dialog sederhana)
d.
e. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep
pecahan dengan kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
f.
g. Guru memberikan motivasi
h.
i. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
1
2
3
4
5
Kegiatan inti a. Guru memberikan contoh yang relevan terkait
penjumlahan pecahan.(memberikan contoh yang
relevan)
b.
c. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan
dalam kelompok kemudian memberikan
kesempatan untuk mengerjakan didepan kelas
d.
e. Guru memberikan penjelasan yang mendalam
tentang materi yang dipelajari.(menyajikan materi
secara mendalam)
f.
g. Guru memberikan soal yang lebih kompleks dan
dibahas bersama-sama. .(memberikan variasi soal)
h. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan lalu
dibahas bersama-sama
6
7
8
9
10
Kegiatan akhir a. Membuat rangkuman
b.
c. Refleksi
d.
e. Evaluasi
f. Tindak lanjut
g. salam.
11
12
13
14
15
36
Tabel 5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
No Aspek Indikator No Item
1. Pra
pembelajaran
a. Guru mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
atau alat peraga yang digunakan selama proses
pembelajaran.
b.
c. Guru memeriksa kesiapan siswa .
1
2
2. Kegiatan Awal a. Guru memberikan salam, doa dan mengecek
kehadiran siswa
b.
c. Guru melakukan apersepsi terkait materi yang telah
lalu (dialog sederhana)
d.
e. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep
pecahan dengan kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
f.
g. Guru memberikan motivasi
h.
i. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3
4
5
6
7
3. Kegiatan Inti 1. Guru mengajak siswa untuk berimajinasi konsep
pecahan dalam kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
2.
3. Guru memberikan contoh yang relevan terkait
penjumlahan pecahan.(memberikan contoh yang
relevan)
4.
5. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan dalam
kelompok kemudian memberikan kesempatan untuk
mengerjakan didepan kelas
6.
7. Guru memberikan penjelasan yang mendalam tentang
materi yang dipelajari.(menyajikan materi secara
mendalam)
8.
9. Guru memberikan soal yang lebih kompleks dan
dibahas bersama-sama. .(memberikan variasi soal)
10.
11. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan lalu
dibahas bersama-sama
8
9
10
11
12
13
4. Kegiatan Akhir 1. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman
2.
3. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi
4.
5. Guru memberikan tindak lanjut
6.
7. Guru memberikan salam.
14
15
16
17
Total 17
37
Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator kegiatan guru selama
proses pembelajaran maka kemudian dihitung presentase pelaksanaan kegatan
pembelajaran gasing yang sesuai dengan indikator. Penghitungan presentase
tersebut dengan cara
x 100%
Kisi-kisi lembar observasi kegiatan belajar siswa disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 6
Kisi-kisi Observasi Kegiatan Siswa
No Aspek Indikator No Item
1. Pra pembelajaran a. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran (Buku dan alat tulis)
yang akan digunakan selama kegiatan pembelajaran
b.
c. Kesiapan siswa dalam menerima materi
1
2
2. Kegiatan Awal a. Siswa menjawab dan memperhatikan salam, doa dan
mpengecekan kehadiran siswa.
b.
c. Siswa merespon apersepsi terkait materi yang telah lalu (dialog
sederhana)
d.
e. Siswa berimajinasi konsep pecahan dengan kehidupan sehari-
hari (berimajinasi/berfantasi)
f.
g. Siswa merespon motivasi yang diberikan guru
h.
i. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran.
3
4
5
6
7
3. Kegiatan Inti 12. Siswa berimajinasi konsep pecahan dalam kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
13.
14. Siswa menyimak dan mengerjakan contoh yang relevan terkait
penjumlahan pecahan yang diberikan guru dalam
kelompok.(memberikan contoh yang relevan)
15.
16. Siswa untuk mengerjakan dalam kelompok kemudian
mengerjakan didepan kelas
17.
18. Siswa mendengartak penjelasan guru tentang materi yang
dipelajari.(menyajikan materi secara mendalam)
19.
20. Siswa mengerjakan soal yang lebih kompleks dan dibahas
bersama-sama. .(memberikan variasi soal)
8
9
10
11
12
4. Kegiatan Akhir 8. Siswa dibimbing untuk membuat rangkuman
9.
10. Siswa melakukan refleksi bersama guru
11.
12. Siswa melaksanakan tindak lanjut
13.
14. Siswa menjawab salam.
13
14
15
16
Total 16
38
Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator kegiatan siswa selama
proses pembelajaran maka kemudian dihitung presentase pelaksanaan kegatan
pembelajaran gasing yang sesuai dengan indikator. Penghitungan presentase
tersebut dengan cara
x 100%
39
3.6.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat (Pretest)
Tabel 7
Kisi-Kisi Instrumen Soal Pretest
Standar
Kompetensi
Kompetens
i Dasar
Indikator Tujuan Pembelajaran Teknik
pengukuran
Soal Tes
6. Menggu
nakan
pecahan
dalam
pemecah
an
masalah
6.2
Menyeder-
hanakan
berbagai
bentuk
pecahan
6.2.1. Menentukan
pecahan-pecahan yang
senilai dari suatu
pecahan
1. Dengan diberikan soal cerita
tentang pecahan senilai, siswa
mampu menentukan pecahan-
pecahan yang senilai dari suatu
pecahan dengan benar.
Tes
1. Ibu mempunyai sebatang coklat.
Diberikan kepada Rudi dan Reni
dengan sama besar. Rudi mendapat
bagian . Reni mendapatkan .
berapa angka yang harus dituliskan
agar bagian Rudi dan Reni sama
besar?
2. Jarak rumah Riri dan Rara ke sekolah
sama jauh. Jarak rumah Riri km dari
sekolah, sedangkan jarak rumah Rara
ke sekolah adalah . Tentukan nilai
pecahan tersebut agar jarak rumah Riri
dan Rara sama!
3. Ibu membeli jeruk sebanyak kg.
Tante juga membeli dengan sama
banyak dengan ibu, yaitu kg.
Berapa angka yang harus diisikan agar
40
jeruk ibu dan tante sama banyak?
6.2.2.
Menyederhanakan
pecahan
2. Dengan diberikan soal cerita
tentang pecahan senilai, siswa
mampu menyederhanakan
pecahan tersebut dengan benar.
Tes
4. Dedi dan Deni sedang berlari
bersama. Dedi telah menempuh jarak
sejauh km. Deni menempuh jarak
sejauh . Berapa angka yang harus
dituliskan, jika jarak yang ditempuh
Dedi dan Deni sama jauh?
5. Ayah mencangkul sebanyak petak
sawah. Berapa petak sawah yang
dicangkul paman jika paman
mencangkul sama dengan ayah?
(diketahui penyebut hasil cangkulan
paman, yaitu ).
41
3.6.2.3 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat (Siklus I dan Siklus II)
Tabel 8
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetens
i Dasar
Indikator Tujuan Pembelajaran Teknik
pengukuran
Soal Tes
6. Menggu
nakan
pecahan
dalam
pemecah
6.3.
Menjumlak
an pecahan
6.3.1. Menunjukkan
keaktifan
dalam
pembelajaran
1. Dengan berinteraksi dengan
teman serta guru dalam
pembelajaran, siswa dapat
menunjukkan keaktifan dalam
pembelajaran secara baik.
Observasi
-
42
an
masalah
6.3.2. M
enunjukan
sikap
kerjasama
2. Dengan diskusi kelompok
tentang penjumlahan pecahan,
siswa mampu menunjukkan
sikap kerjasama dengan baik.
Observasi -
6.3.3. Menjumlahkan
bilangan
pecahan biasa
berpenyebut
sama
3. Dengan diberikan soal cerita
tentang penjumlahan bilangan
pecahan biasa berpenyebut
sama , siswa dapat
menjumlahkan bilangan
pecahan biasa dengan
berpenyebut sama benar.
Tes 1. Ibu membeli gula sebanyak kg,
kemudian membeli lagi kg.
Beberapa saat kemudian bibi datang
dan memberikan kg. Berapa
banyak gula yang dimiliki ibu?
2. Andi pergi ke rumah nenek. Di rumah
nenek ia memakan kue bronis
sebanyak bagian dari kue bronis
dan bagian kue nastar yang dibuat
nenek. Berapa banyak keseluruhan kue
yang dimakan andi dari yang dibuat
nenek?
6.3.4. Menjumlahkan
bilangan
pecahan biasa
berpenyebut
tidak sama
4. Dengan diberikan soal cerita
tentang penjumlahan bilangan
pecahan biasa berpenyebut
tidak sama, siswa dapat
menjumlahkan bilangan
pecahan biasa berpenyebut
Tes 3. Tante membeli buah mangga kg,
kemudian membeli lagi sebanyak kg.
Berapa banyak mangga yang dibeli Tante?
4. Susi pergi ke toko untuk membeli kg
43
tidak sama dengan benar.
gula, kg telur dan kg cabai. Berapa
banyak barang yang dibeli Susi?
6.3.5. Menjumlahkan
bilangan
pecahan
campuran
5. Dengan diberikan soal cerita
tentang penjumlahan bilangan
pecahan campuran, siswa
dapat menjumlahkan bilangan
pecahan campuran dengan
benar.
Tes 5. Kesia suka
berolahraga. Ia berlari sejauh
km,kemudian ia berenang sejauh km
dan meloncat sejauh km. Berapa total
jarak yang ditempuh Kesia?
44
Tabel 9
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetens
i Dasar
Indikator Tujuan Pembelajaran Teknik
pengukuran
Soal Tes
7. Menggu
nakan
pecahan
dalam
pemecah
an
masalah
6.4.
Mengukan
pecahan
6.4.1. Menunjukkan
keaktifan
dalam
pembelajaran
1. Dengan berinteraksi dengan
teman serta guru dalam
pembelajaran, siswa dapat
menunjukkan keaktifan dalam
pembelajaran secara baik.
Observasi
-
6.4.2. M
enunjukan
sikap
kerjasama
2. Dengan diskusi kelompok
tentang pengurangan pecahan,
siswa mampu menunjukkan
sikap kerjasama dengan baik.
Observasi -
6.4.3. Menjumlahkan
bilangan
pecahan biasa
berpenyebut
sama
3. Dengan diberikan soal cerita
tentang pengurangan bilangan
pecahan biasa berpenyebut
sama , siswa dapat
mengurangkan bilangan
pecahan biasa dengan
berpenyebut sama benar.
Tes 1.Ina memiliki kain seluas m2. Diberikan
kepada Dewi seluas m2 dan kepada
Hanum m2. Berapa sisa kain yang
dimiliki Ina?
2.Nuri memiliki telur sebanyak kg,
kemudian diberikan kepada lilis kg.
Berapa banyak telur yang dimiliki Nuri?
6.4.4. Menjumlahkan
bilangan
pecahan biasa
berpenyebut
tidak sama
4. Dengan diberikan soal cerita
tentang pengurangan bilangan
pecahan biasa berpenyebut
tidak sama, siswa dapat
mengurangkan bilangan
Tes 3. Ivan memiliki kg batangan coklat. Ia
memberikannya kepada santi. Berapa kg
sisa coklat Ivan?
45
pecahan biasa berpenyebut
tidak sama dengan benar.
4. Tinggi pohon kelapa yang dimiliki
Indah meter. Tinggi pohon kelapa yang
dimiliki Leo meter. Berapa selisih tinggi
pohon kelapa yang dimiliki Indah dan
Leo?
6.4.5. Menjumlahkan
bilangan
pecahan
campuran
8. Dengan diberikan soal cerita
tentang pengurangan bilangan
pecahan campuran, siswa
dapat mengurangkan bilangan
pecahan campuran dengan
benar.
Tes 5. Jarak antara rumah Teri dan Teo adalah
km. Teri hendak berkunjung ke
rumah Teo. Ia berangkat dari rumahnya
dan telah menempuh jarak km. Berapa
km lagi yang harus ditempuh Teri?
45
Kriteria Penskoran Hasil Belajar (kognitif):
1. Nilai 4, jika siswa mampu menuliskan diketahui,
ditanya dan jawab, mengerjakan soal dengan cara yang benar serta jawaban
yang benar.
2. Nilai 3, jika siswa mampu jika siswa mampu
menuliskan diketahui, ditanya dan jawab, mengerjakan soal dengan cara yang
benar serta jawaban kurang tepat.
3. Nilai 2, jika siswa mampu jika siswa mampu
menuliskan diketahui, ditanya dan jawab , mengerjakan soal dengan cara
yang kurang tepat serta jawaban yang benar.
4. Nilai 1, jika siswa mampu jika siswa mampu
menuliskan diketahui, ditanya dan jawab, mengerjakan soal dengan cara yang
kurang tepat serta jawaban kurang tepat.
Penskoran : (skore yang diperoleh / skore maks) x 100
Tabel 10
Tabel Pemetaan Indikator Keaktifan Belajar
No Indikator
1. Menyatakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menanggapi pendapat orang lain
4. Mengerjakan tugas dengan baik
5. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
6. Terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah
7. Melaksanakan diskusi kelompok
8. Berani tampil di depan kelas
Berdasarkan pemetaan indikator dan aspeknya rubrik penilaian untuk
keaktifan adalah sebagai berikut:
Tabel 11
Rubric Penilaian Keaktifan
Aspek Skor dan Kriteria
4 3 2 1
Menyatakan
pendapat
Sering
menyatakan
pendapat
Cukup sering
menyatakan
pendapat
Kurang sering
menyatakan
pendapat
Tidak pernah
menyatakan
pendapat
Mengajukan
pertanyaan
Sering
mengajukan
pertanyaan
Cukup sering
mengajukan
pertanyaan
Kurang sering
mengajukan
pertanyaan
Tidak pernah
mengajukan
pertanyaan
Menanggapi
pendapat
orang lain
Sering
menanggapi
pendapat orang
lain
Cukup sering
menanggapi
pendapat orang
lain
Kurang sering
menanggapi
pendapat orang
lain
Tidak pernah
menanggapi
pendapat orang
lain
Mengerjakan
tugas dengan
baik
Sering
mengerjakan tugas
dengan baik
Cukup sering
mengerjakan
tugas dengan
baik
Kurang sering
mengerjakan
tugas dengan
baik
Tidak pernah
mengerjakan
tugas dengan
baik
46
Aspek Skor dan Kriteria
4 3 2 1
Turut serta
dalam
melaksanakan
tugas
belajarnya
Sering turut serta
dalam
melaksanakan
tugas belajarnya
Cukup sering
turut serta dalam
melaksanakan
tugas belajarnya
Kurang sering
turut serta dalam
melaksanakan
tugas belajarnya
Tidak pernah
turut serta dalam
melaksanakan
tugas belajarnya
Terlibat
dalam
kegiatan
penyelesaian
masalah
Sering terlibat
dalam kegiatan
penyelesaian
masalah
Cukup sering
terlibat dalam
kegiatan
penyelesaian
masalah
Kurang sering
terlibat dalam
kegiatan
penyelesaian
masalah
Tidak pernah merlibat dalam tidak pernah terlibat
dalam kegiatan
penyelesaian
masalah.
Melaksanakan
diskusi
kelompok
Sering
melaksanakan
diskusi kelompok
Melaksanakan
diskusi kelompok
Melaksanakan
diskusi
kelompok
Melaksanakan
diskusi kelompok
Berani tampil
di depan kelas
Sering berani
tampil di depan
kelas
Berani tampil di
depan kelas
Berani tampil di
depan kelas
Berani tampil di
depan kelas
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Variabel Bebas (X)
Sebelum melakukan kegiatan tindakan pada materi yang telah ditentukan,
terlebih dahulu dilakukan uji coba pembelajaran pembelajaran pada kelas yang
sama tetapi dengan materi yang berbeda. Selain untuk mematangkan persiapan
bagi guru pengajar, uji coba ini juga dimaksudkan untuk memvaliditas lembar
observasi.
3.7.2 Variabel Terikat (Y)
3.7.2.1 Uji Validitas
Menurut Sudjana (2008;12) validitas berkenaan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai.
Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected
item-total correlation) selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid
atau tidak digunakan pedoman (Guilford,1956 dalam Karunia dan Mokhammad,
2016: 193) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut.
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 = Sangat tepat / sangat baik
0,70 ≤ rxy ≤ 0,90 = Tepat / baik
0,40 ≤ rxy ≤ 0,70 = Cukup tepat / cukup baik
0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 = Tidak tepat / buruk
rxy < 0,20 = Sangat tidak tepat / sangat buruk
47
Tabel 12
Uji Validitas Pre Test Nomor Valid Nomor Tidak Valid
1,2,3,4,5 -
Tabel 13
Uji Validitas Siklus I Nomor Valid Nomor Tidak Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,9 10
Tabel 14
Uji Validitas Siklus II Nomor Valid Nomor Tidak Valid
1,2,3,5,7,8 4,6,9,10
3.7.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsisten, dan stabil, sehingga bila
digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang samaa. Pengukuran tingkat
reliabilitas digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.
Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan Alpha Croncbrach. Besarnya Koefisien Alpha merupakan tolok
ukur dari tingkat reliabitas. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS.
Uji reliabilitas istrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item. Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrumen ditentukan berdasarkan kriteria (Guilford, 1956 dalam Karunia dan
Mokammad, 2016 : 206 ) sebagai berikut:
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 = Sangat tepat / sangat baik
0,70 ≤ rxy ≤ 0,90 = Tepat / baik
0,40 ≤ rxy ≤ 0,70 = Cukup tepat / cukup baik
0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 = Tidak tepat / buruk
rxy < 0,20 = Sangat tidak tepat / sangat buruk
48
Tabel 15
Hasil Reliabilitas Soal Pra Siklus
Cronbach's Alpha N of Items
0,765 5
Tabel 16
Hasil Reliabilitas Soal Siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
0,843 9
Tabel 17
Hasil Reliabilitas Soal Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
0,787 6
3.8 Analisis Taraf Kesukaran Item Soal
Menurut Sudjana (2014: 135), ”Mengkaji soal tes dari segi
kesulitannya sehingga dapat memperoleh soal yang termasuk mudah,
sedang dan sukar”. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah
(Sudjana 2014:137)
I =
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar dalam setiap
butir soal
N =banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksud.
Kriteria yang diganakan adalah semakin kecil indeksyang diperoleh
maka semakin sulit soal tersebut. Dan sebaliknya jika semakin besar indeks
yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks soal
tersebut adalah sebagai berikut:
IK = 0,00 = Soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 = Soal sukar
49
0,30 < IK ≤ 0,70 = Soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 = Soal mudah
IK = 1,00 = Soal terlalu mudah
Tabel 18
Tingkat Kesukaran Pretest Kategori No
Terlalu Sukar -
Sukar 5
Sedang 1,2,3
Mudah 4
Terlalu Mudah -
Tabel 19
Tingkat Kesukaran Siklus I Kategori No
Terlalu Sukar -
Sukar 5,10
Sedang 2,3,4,6,7,8,9
Mudah 1
Terlalu Mudah -
Tabel 20
Tingkat Kesukaran Siklus II Kategori No
Terlalu Sukar -
Sukar 4,5,6,9,10
Sedang 2,3,7,8
Mudah 1
Terlalu Mudah -
3.9 Indikator Keberhasilan
Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 100% metode
gasing telah diterapkan pada kegiatan pembelajaran di kelas IV SD Negeri 03
Babadan, dan 80 % atau lebih siswa kelas V SD Negeri 03 Babadan berhasil
tuntas dengan perolehan nilai matematika di atas KKM pada setiap siklus (KKM
= 70) dan keaktifan siswa diatas 80% setelah penerapan metode gasing.
3.10 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik
analisis untuk data hasil tindakan.
50
3.10.1 Data untuk variabel X (Bebas)
Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi
kegiatan guru, data hasil observasi kegiatan siswa dan observasi implementasi
pembelajaran gasing. Observasi kegiatan guru dilakukan selama pelaksanaan
tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi kegiatan guru
digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan
pembelajaran gasing. Lembar observasi kegiatan guru terbagi dalam kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer
mengamati kegiatan guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama dan pertemuan
ke dua. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan memberikan
tanda centang pada kolom ya apabila kegiatan guru dilaksanakan dengan baik
dan kolom tidak apabila tidak terlaksana.
3.10.2 Data untuk Variabel Y (Terikat)
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian
dilakukan analisis data terhadap data hasil tindakan. Data hasil tindakan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai keaktifan belajar dan hasil
belajar siswa.
Observasi terhadap keaktifan siswa dilakukan dengan mengisi lembar
observasi siswa pada masing-masing indikator. Keaktifan siswa diamati selama
prasiklus, pelaksanaan tindakan siklus I, dan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada
lembar observasi keaktifan siswa memiliki 8 indikator keaktifan. Setelah
pelaksanaan tindakan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti
menjumlah skor total keaktifan masing-masing siswa. Peneliti membuat 4
kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan skor total kreativitas siswa, yakni
kategori rendah, sedang, dan tinggi dengan rentang skor yang telah ditetapkan
oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan
cara:
= = 7
51
Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing
kategori adalah sebagai berikut.
Tabel 21
Rentang Skore Keaktifan Kategori Interval
Keaktifan Rendah 0-7
Keaktifan Sedang 8-14
Keaktifan Tinggi 15-21
Keaktifan Sangat Tinggi ≤22
Dari skor total keaktifan masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan
apakah keaktifan belajar masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori
rendah, sedang, atau tinggi. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat
pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimal 80% siswa berada pada kategori
kreativitas tinggi.
Peneliti membuat rekapitulasi data keaktifan pada masing-masing siklus.
Rekapitulasi data keaktifan tiap siklus didapatkan dari jumlah skor masing-masing
siswa yang didapat pada masing-masing pertemuan kemudian dicari rata- rata
skor yang didapat oleh masing-masing siswa. Dari rata-rata skor yang didapat
masing-masing siswa, kemudian peneliti menentukan apakah skor rata-rata yang
diperoleh masing-masing siswa termasuk dalam kategori keaktifan tinggi, rendah,
atau sedang. Untuk mempermudah membaca data, peneliti membuat diagram
batang mengenai keaktifan siswa masing-masing siklus. Kemudian untuk
mengetahui apakah keaktifan siswa sudah mencapai indikator kinerja atau belum,
peneliti membuat diagram persentase keaktifan siswa masing-masing siklusnya.
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada siklus I dan siklus II.
Untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika bisa
dengan tes evaluasi. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes evaluasi
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
52
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam kriteria
ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 22
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar SDN 03 Babadan
KKM Kualifikasi
≥70 Tuntas
<70 Belum Tuntas
Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian penulis
membuat tabel distribusi frekuensi prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk
mempermudah dalam mempermudah dalam membaca data mengenai hasil belajar
siswa. Kemudian data mengenai hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk diagram
batang. Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk
menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas
mengenai persentase ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat diagram
lingkaran hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Setelah melakukan pengolahan data terhadap keaktifan dan hasil belajar
siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika maka penulis melakukan
analisis hasil belajar siswa dengan teknik deskriptif komparatif, yakni dengan
membandingkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa prasiklus, siklus I, dan
siklus II.
Peneliti membuat tabel perbandingan keaktifan siswa prasiklus, siklus I,
dan siklus II. Untuk mempermudah dalam membaca data, kemudian peneliti
membuat diagram batang mengenai perbandingan persentase keaktifan siswa
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Dari segi hasil belajar, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil
ialah minimal 80% dari 14 siswa mencapai ketuntasan belajar (KKM=70).
Sedangkan dari segi keaktifan siswa, ialah salah satu syarat pembelajaran
dikatakan berhasil ialah apabila minimal 80% siswa berada pada kategori
keaktifan tinggi dan sangat tinggi.