BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang setting dan karakteristik subjek
penelitian, prosedur penelitian yang terdiri dari rencana siklus I dan siklus II.
Dalam bab ini juga menjelaskan teknik dan instrumen pengumpulan data,
indikator kinerja, teknik analisis data, rentang tingkat kesukaran soal masing-
masing akan dikemukkan sebagai berikut.
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Setting
Setting atau tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang digunakan. Penelitian ini
bertempat di SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir tahun pelajaran
2015-2016.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pada siswa-siswi kelas 1 SDN Kutowinangun
11 Salatiga Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 19
siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswi perempuan. Siswa yang
berjumlah 19 siswa tersebut mempunyai karakter yang berbeda-beda khususnya
dalam kemampuan memahami penjelasan guru dalam proses pembelajaran. Siswa
yang mempunyai kemampuaan tinggi atau tergolong pandai ada 5 siswa, yang
mempunyai kemampuan sedang ada 10 siswa, dan yang mempunyai kamampuan
rendah ada 4 siswa.
3.1.3 Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) penelitian tindakan kelas
merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebagai strategi pemecahan
masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian merelefseksi terhadap
hasil tindakan. Penelitian tindakan cocok untuk meningkatkan kualitas subyek
24
yang akan diteliti. Penelitian ini akan dilakasanakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Pkn dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada pelaksanaanya,
penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antar peneliti dengan guru. Peneliti
bertindak sebagai observer dan guru bertindak sebagai pengajar. Dalam hal ini
peneliti berkolaborasi dengan guru dengan tujuan agar lebih mudah dan teliti
dalam kegiatan observasi.
3.1.4 Desain penelitian
Kemis dan Mc Taggart (1999: 21) mengemukakan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refeleksi. Keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Mengacu pada langkah-langkah
yang dikembangkan Hopikns(1993: 49), penelitian tindakan kelas ini diawali
dengan perumusan gagasan atau ide awal (intinial idea) yang dikembangkan
dalam identifikasi dan analisis masalah, sehingga hasilnya merupakan suatu
bentuk perencanaan yang dituangkan dalam tujuan penelitian, kemudian
dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus tersebut dikembangkan
melalui tahapan-tahapan berupa rancangan, pengamatan dan refeleksi. Setelah
dilaksanakan tindakan, kemudian dilakukan evaluasi keseluruhan,
pengolahan/analisis, penarikan kesimpulan dan laporan penelitian. penelitian ini
merupakan bentuk penelitaian tindakan kelas (classroom action research) yang
dilaksanakan sebagai strategi pemecahan masalah. penelitian tindakan kelas ini
dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan
observer (observe), serta refleksi (reflect).
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart
(1992: 11) adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan peneliti untuk pelaksanaan
PTK, seperti penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan media, dan
pembuatan perangkat pembelajaran lainya. Seperti halnya rencana pelaksanaan
25
pembelajaran, lembar observasi, LKS, dan soal tes. Langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Peneliti bersama dengan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) terkait pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperaitif tipe Student Teams Achivement Division (STAD)
b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:
1.) Lembar observasi aktivitas belajar siswa.
2.) Lembar observasi kegiatan guru.
3.) Lembar kerja kelompok.
4.) Soal tes
5.) Catatan lapangan.
c. Melakukan koordinasi dengan guru sebagi kolabolator dan teman sejawat yaitu
mahasiswa.
d. Memberikan pengarahan kepada teman sejawat yang bertindak sebagai
observer.
2. Tindakan ( Acting)
Tindakan dalam PTK yaitu pelaksanaan tindakan atau pembelajaran yang
berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan
menerapkan model pembelajaran STAD. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
oleh peneliti, dengan melakukan kolaborasi dengan guru. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam implementasi tindakan adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1.Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, di lanjutkan dengan
memimpin doa dan melakukan presensi siswa dan menanyakan kabar siswa
2. Guru menyampaikan apersepsi
3. Guru memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
4. Guru menyampaiikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 siswa yang hestrogen.
2. Guru menyampaikan inti materi sebagai pengantar dan siswa menyimak
penjelasan dari guru. Siswa menyimak penjelasan guru kemudian untuk
26
lebih mendalami materi, siswa mengerjakan lembr kerja kelompok pada
kegiatan diskusi kelompok. Agar siswa dapat aktif dalam belajar guru
memberikan motivasi.
3. Setelah memberikan pengantar materi guru memberikan lembar kerja
kelompok yang harus didiskusikan pada masing-masing kelompok 2
kelompok memperoleh tipe soal yang sama
4. Masing-masing kelompok yang di wakili oleh satu atau dua siswa
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas
5. Guru mengklarifikasi hasil diskusi siswa
6. Guru mengevaluasi dengan memberikan tes yang sama harus dikerjakan
secara individu dan melakukan penilaian
7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai
tinggi.
c. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa mengambil makna dari pembelajaran yang berlansung
3. Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakihirii pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
3. Observasi (Observing)
Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mengamati aktivitas siswa maupun guru bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dalam proses pembelajaran STAD.
4. Refleksi (Reflecting)
Refeleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi
atau hasil yang di peroleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak
tindakan yang telah dirancang. Refeleksi dilakukan untuk mengetahui adanya
kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran berlansung. Hasil
pemikiran refeleksi kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan siklus
berikutnya apakah tindakan perlu dilakukan modifikasi. Defenisi Oprasional
variabel Pada penelitian, menentukan variabel penelitian merupakan hal yang
27
sangat penting. Variabel penelitian merupakan obyek dalam penelitian sehingga
menjadi titik perhatian dalam penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Aktivitas belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun
mental yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan
ketrampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan
menjadi pembelajaran yang efektif. Aktivitas belajar meliputi kegiatan atau
tindakan siswa yang mendukung dalam proses pembelajaran. Di dalam
pembelajaran PKN, aktivitas siswa merupakan hal penting. Siswa Siswa bukan
hanya sebagai pendengar, tetapi siswa diharapkan mampu memperkaya
pengalaman belajarnya dan juga membangun pengetahuannya terhadap mata
pelajaran PKN.
Aktivitas tersebut diantaranya bertanya, diskusi kelompok, menjawab
pertanyaan, berpendapat, mengamati gambar, mendengarkan dan berbagai
aktivitas lainnya.
Adapun variabel dan indikator aktivitas belajar siswa untuk mempermudah
dalam pembahasan hasil belajar siswa sebagai berikut:
a. Siswa membaca materi yang akan dipelajari.
b. Siswa berdiskusi dengan teman.
c. Siswa bertanya pada guru atau teman.
d. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
e. Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran.
f. Siswa menanggapi pendapat teman atau guru.
g. Siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri.
h. Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) STAD merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif
dimana terdapat pembagian kelompok dan siswa saling membantu dalam kegiatan
belajar untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Pembelajaran dengan model
STAD mendorong rasa tanggung jawab baik individu maupun kelompok untuk
memberikan sumbangan poin terbaik untuk kelompoknya. Pembelajaran
28
kooperatif merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
pembelajaran kelompokkelompok kecil. Pembelajaran dalam kelompok akan
memacu siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Seperti aktivitas dalam diskusi
kelompok, memecahkan masalah, bertanya, berpendapat dan aktivitas belajar
lainnya. Tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu untuk memotivasi
siswa dalam belajar dan saling mendukung atau saling membantu satu sama lain.
Pembelajaran Pkn memerlukan model pembelajaran yang efektif bagi
perkembangan siswa. Siswa mampu melakukan tindakan untuk mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang diperolehnya dalam pembelajaran Pkn. Oleh karena itu,
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa mampu
mengembangkan pengetahuannya dengan sikap aktif dalam belajar. Langkah-
langkah dalam pemebelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam pembelajaran PKN sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada
siswa.
b. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari
5-6 siswa yang hetrogen.
c. Guru menyampaikan inti materi sebagai pengantar dan siswa menyimak
penjelasan dari guru.
d. Siswa menyimak penjelasan dari guru, kemudian lebih mendalami materi.
e. Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok pada kegiatan diskusi kelompok,
agar siswa dapat aktif dalam belajar guru memberikan motivasi.
3 Subyek Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.
subyek penelitian ini adalah pada siswa kelas I SDN Kutowinangun 11 Salatiga
tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa dalam kelas ini 19 siswa. Tempat dan
Waktu Penelitian SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir yang
beralamatkan jalan butuh , Salatiga. Pelaksanaan penelitian pada bulan
september-november 2015 .
29
3.1.5 Jenis data, teknik Pengumpulan Data dan instrumen penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 199) “Di dalam pengertian psikologis
observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan
pemuatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera”. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan mengenai guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
Pkn berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan menggunakan
bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu
Wina Sanjaya (2011: 96). Dengan wawancara peneliti dapat mengecek
kebenaran data atau informasi yang diperoleh dengan cara lain, dalam
penelitian ini wawancara dilakukan dengan guru mengenai pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
wawancara dengan siswa mengenai aktivitas siswa terhadap penerapan
model pembelajaran STAD.
3. Tes
Tes merupakan salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dalam
proses pembelajaran. Suharsimi Arikunto (2010: 193) mengatakan bahwa
tes merupakan serentenan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan maupun kemampuan yang dimiliki oleh
individu maupun kelompok. Tes yang diberikan pada siswa dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi pelajaran setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
4. Dokumentasi
30
Dokumentasi merupakan barang-barang yang tertulis (Suharsimi
Arikunto, 2010: 201). Dalam penelitian ini menggunakan checklist
dokumentasi sebagai alat dalam mengkaji dokumen yang digunakan
untuk mendukung data penelitian.
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sabagai berikut :
1. Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala peristiwa selama
proses penelitian berlangsung sehubungan dengan tindakan yang
dilakukan oleh guru maupun siswa. Hal ini dikarenakan berbagai aspek
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan
interaksi guru dengan siswa, suasana sekolah, dan kegiatan lain yang dapat
diketahui dari catatan lapangan.
2. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan
48 melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan
siswa selama pembelajaran PKN berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran tipe STAD.
Kriteria Keberhasilan Suatu program atau tindakan dikatakan
berhasil apa bila mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan. Kriteria
keberhasilan tindakan pada penelitian ini mengacu pada pendapat Zainal
Aqib (2011: 41) dan diterapkan pada hasil observasi aktivitas belajar siswa
dan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan tindakan tersebut yaitu: 1.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata persentase tiap indikator
aktivitas siswa mencapai 75%. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
peningkatan hasil belajar siswa hingga 75% siswa dikelas memenuhi
ketuntasan minimal yakni 75.
31
3.2.1 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah harapan terjadinya peningkatan hasil belajar yang
ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas. Sesuai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ada di SDN Kutowinangun 11 Salataiga
Kecamatan Tingkir dalam pembelajaran PKN pada pokok bahasan Kalimat
Pernyataan, yaitu 70 dan batas keberhasilan guru adalah 70%. Maka dengan
penerapan model Kooperatif Tipe STAD ini peneliti memberi target 80% dari
jumlah peserta didik yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal
(KKM).
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (2006:19) Pelaksanaan penelitian didesain dalam 2 siklus
dan masing-masing siklus pelaksanaan melalui 4 tahap, yakni perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refelksi.
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan identitas mata pelajaran,
kelas, semester, dan alokasi waktu. Komponen RPP terdiri dari aspek, standart
kompetensi, kompetensi dasr, indicator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, skenario pembelajaran, metode, pendekatan, sumber belajar, jenis
penilaian, dan dilengkapi dengan lampiran RPP berupa uraian materi
pembelajaran dan instrument penilaian.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti
berkolaborasi dengan Guru kelas 1 SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan
Tingkir. Ada dua siklus pada penelitian ini siklus I dilakukan dua kali pertemuan
dan siklus II akan di laksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan satu selesai
peneliti harus merencanakan kembali tindakan-tindakan yang dilakukan guna
untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan. Sedangkan peneliti berlaku
sebagai observer partipasif saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif ( siswa menemukan sendiri) peneliti mengamati aktivitas yang sedang
berlangsung dan membantu terlaksanakannya pembelajaran.
32
Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam
kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam
waktu yang sama. Peneliti tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi, jika
peneliti telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan
pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara
pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung wawancara,
kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
Kegiatan pembelajaran siklus I
Siklus I
1. pengamatan (onservasi)
Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas I) dengan mengamati
kegiatan pembelajaran.
2. Perencanaan
Peneliti mengidentifikasikan data baik dari kelompok maupun dari
observasi serta wawancara dengan guru kelas I maupun kepala sekolah.
Menyususn rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKN dengan
kompetensi “Mengenal contoh Kalimat Pernyataan”. Diantaranya adalah pada
kegiatan awal guru memberikan motivasi. Pada kegiatan ini siswa diperjelas lagi
tentang problem yang ada kemudian guru menyiapkan kondisi yang mengandung
masalah untuk dipecahkan, siswa akan menemukan sendiri “kalimat pernyataan”
dengan cara menganalisis sendiri dan interaksi antar siswa, sementara guru
membantu merumuskan prinsip-prinsip generalisasi atas penemuan siswa pada
kegiatan akhir guru dan siswa akan menyimpulakan hasil analisis siswa kemudian
dikonsolidasikan dengan pengetahuan yang ada.
3. Tindakan/Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tindakan implementasi kegiatan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan tindakan. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Diantaranya adalah pada kegiatan awal guru memberiikan motivasi,
mengidentifikasikan, merumuskan masalah dari seleksi masalah yang ada dengan
menyusun opini siswa, pada kegiatan inti siswa diperjelas lagi tentang problem
33
yang ada kemudian guru menyiapakan kondisi yang mengandung masalah untuk
dipecahkan, siswa akan menemukan sendiri, mengenal contoh kalimat pernyataan
dalam pembelajaran PKN dengan cara menganalisis sendiri dan interaksi antar
siswa, sementara guru membantu merumuskan priinsip-prinsip generalisasi atas
penemuan siswa. Pada kegiatan akhir guru dan siswa akan menyimpulkan hasil
analisis siswa kemudian dikonsolidasikan dengan pengetahuan yang ada.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan. Data yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis,
kemudian dilakukan refleksi untuk melakukan penilaian proses yang terjadi,
masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refeleksi bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Analisis dari
proses dan hasil ini kemudian didiskusikan dengan guru sehingga menghasilkan
masukan-masukan yang digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus
berikutnya.
Siklus II
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II relative sama dengan
langkah yang dilakukan pada siklus I, hanya dilengkapi dengan memperhatikan
kenyataan yang ditemukan di lapangan pada siklus I. Adapun langkah-langkah
pada siklus II sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran
hasil refleksi pada siklus peretama.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3. Observasi
Tim peneliti (guru dan kolaborator) pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran.
4. Refleksi
34
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan tindakan dalam peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran
Pkn SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir.
3.2.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah suatu cara
yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pembelajaran Pkn
dengan mengenal contoh “Kalimat Pernyataan” sedangkan teknik non tes berupa
lembar observasi, yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui tindakan guru
dan respon siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif lerning. Selain
observasi, teknik yang digunakan adalah angket yang di isi oleh siswa, satu angket
dalam satu siklus. Angket digunakan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi
belajar siswa dan berfungsi untuk memvalidasi data tindakan guru dan respon
siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Jenis data yang penulis
peroleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah kuantitatif yang berupa skor hasil
belajar siswa dari kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. Data tersebut
diolah dengan menggunakan teknik analisis diskriptif, selain teknik tersebut akan
dilakukan uji beda pretes dan postes untuk memperoleh signifikansi tindakan yang
dilakukan terhadap hasil belajar dengan bantuan program SPSS For Windows
versi 20
35
Kisi-kisi instrumen pengukuran hasil belajar PKN siklus I dan siklus II disajikan
melalui tabel 3.1 dan 3.2
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Pengukuran
Hasil Belajar PKN Siklus I
Sekolah : SDN Kutowinangun 11 Salatiga
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Materi : Tata Tertib Sekolah
Kelas/semester : 1/ II
Standart Kompetensi : 4. Menerapkan kewajiban di rumah dan sekolah
Kompete
nsi Dasar
Materi
Pembe
lajaran
Indikator yang
dinilai
Aspek Teknik
No.
Item
Afektif Kognitif Psikomotor Tes Non-tes
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Obye
ktif
Afek
tif
Psik
omot
or
4.1
Mengiku
ti tata
tertib di
rumah
dan
sekolah
Tata
tertib
Sekola
h
Menunjukan sikap
saling menghargai
8
Menunjukan sikap
tertib di lingkungan
sekolah dan di
rumah
1,2,3,4
,5,6,7,
9
Menunjukan sikap
tidak membeda-
bedakan perlakuan
di rumah dan di
sekolah
14,20,
19
Menceritakan
manfaat hidup
tertib di sekolah
11,12,
13,14,
15,16,
17,18
Menjelaskan akibat
tidak menjaga
ketertiban
10
Terampil
merefleksi
Rubrik
unjuk
kerja
36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Pengukuran
Hasil Belajar PKN Siklus II
Sekolah : SDN Kutowinangun 11 Salatiga
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Materi : Tata Tertib Rumah
Kelas/semester : 1/ II
Standart Kompetensi : 4. Menerapkan kewajiban di rumah dan sekolah
Kompete
nsi Dasar
Materi
Pembe
lajaran
Indikator yang
dinilai
Aspek Teknik
No.
Item
Afektif Kognitif Psikomotor Tes Non-tes
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Obye
ktif
Afek
tif
Psik
omot
or
4.1
Mengiku
ti tata
tertib di
rumah
dan
sekolah
Tata
tertib
Rumah
Menunjukan sikap
saling menghargai
tata tertib di rumah
1,2,3,4
,5
Menunjukan sikap
tertib di lingkungan
rumah
6,7,8,9
,10
Menunjukan sikap
tidak membeda-
bedakan perlakuan
di rumah
11
Menceritakan
manfaat hidup
tertib di rumah
12,13,
14,15,
16
Membandingkan
antara hidup tertib
dan tidak tertib di
rumah
17,18,
19,20
Terampil
merefleksi
Rubrik
unjuk
kerja
37
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.3. Uji Validitas
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurit Sudijono, A. 2001., (dalam
Wardani, Nanik Sulistya Wardani dan Slameto 2012:87), Sebutir item dapat
dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir item
yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan
skortotalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan
antara skor iten dengan skor totalnya. Skor total disini berkedudukan sebagai
valiabel terikat (dependent variabel), sedangkan skor item berkedudukan sebagai
variabel bebasnya (independent variabel).
Tabel 3.3
Rentang Indeks Validitas
No Indeks Interpretasi
1 0,81-1,00 Sangat tinggi
2 0,61-0,80 Tinggi
3 0,41-0,60 Cukup
4 0,21-0,40 Rendah
5 0,00-0,20 Sangat rendah
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:89)
38
3.3.1 Uji Tingkat validitas Soal
Uji instrumen butir soal untuk siklus I dan siklus II dilakaukan pada 19 siswa
di SDN Kutowinangun 11 di kelas I. butir soal terdiri dari 25 butir dan berbentuk
pilihan ganda. Distribusi uji validitas siklus I dengan SPSS 20,0 disajikan melalui
tabel (Lampiran 14). Berdasrkan tabel (Lampiran ) Nampak bahwa butir soal no 5
dan 11 Correected item total correlation di bawah 0,20. Berdasarkan klasifikasi
validitas Correected item total correlation ≤ 0,20, artinya butir soal tidak valid,
maka butir soal no 5 dan 11 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian oleh
karena itu peneliti membutuhkan 20 butir, maka butir soal no 5,7, 11,9 dan 22
tidak dipergunakan dalam penelitian, maka butir soal tersebut ada yang valid,
karena validitasnya rendah di bawah 0,41 terkecuali soal nomor 13 dengan
Correected item total correlation 0,463 memang dihilangkan untuk
menggenapkan butir saol yang diambil untuk penelitian, untuk klasifikasi soal
cukup, dengan korelsi 0,41-0,60 terdapat pada butir soal nomor
1,3,4,6,10,12,14,17,18,19,21, dan 24. Untuk klasifikasi soal tinggi, dengan
korelasi 0,61-0,80, terdapat pada butir soal nomor 8,15,16,23, dan 25. Sedangkan
untuk klasifikasi butir soal sangat tinggi, dengan korelasi 0,81-1,00, terdapat pada
butir soal nomor 2 dan 20. Adapun distribusi butir soal yang valid dan tidak valid
serta butir soal yang layak digunakan atau tidak dalam siklus 1 disajikan dalam
tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Distribusi butir soal yang valid dan tidak valid siklus I
No butir soal Korelasi r Digunakan
1,2,3,4,6,8,10,12,13,14,15,17,18,19,21,24,
16,23,25,20
0,-463-0,905 Valid digunakan
5,7,9,11,22 0,109-0,321 Tidak valid tidak
digunakan
39
Berdasrakan tabel 3.4 di atas nomor butir soal
1,2,3,4,6,8,10,12,13,14,15,17,18,19,21,24, 16,23,25,20 dengan r 0,-463-0,905
dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Adapun nomor butir soal
5,7,9,11,22, dengan r 0,109-0,321 dinyatakan tidak valid dan tidak dapat
digunakan dalam penelitian sehingga ada 5 nomor butir soal yang dibuang, dan
sisanya 20 butir soal akan digunakan. Distribusi uji validitas soal siklus II secara
rinci dapat disajikan melalui tabel (lampiran 8 hal 129). Berdasarka tabel
(lampiran) nampa bahwa tidak terdapat butir soal Corrected Item-Total
Correlation di bawah 0,20 semua soal dikatakan valid karena ≥0,20 hanya
berbeda rentang indeksnya yaitu rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi. Adapun soal
dengan klasifikasi butir soal rendah, dengan korelasi 0,2-0,40 terdapat pada butir
soal nomor 3,7,14, dan 22. Untuk klasifikasi soal cukup dengan korelasi 0,41-
0,60, terdapat, pada butir soal nomor 1,4,5,9,11,12,16,17,19,23, 24 dan 25. Untuk
klasifikasi soal tinggi dengan korelasi 0,61-0,80, terdapat pada butir soal nomor
6,8,10,15,18, dan 21. Untuk klasifikasi soal sangat tinggi dengan korelasi 0,81-
0,1,00, terdapat pada butir soal 2, dan 20. Oleh karena itu peneliti membutuhkan
20 butir soal, maka butir soal nomor 3,7,14, dan 22 tidak digunakan dalam
penelitian karena termasuk klasifikasi butir soal rendah terkecuali butir soal
nomor 24 dengan klasifikasi butir soal cukup adapun distribusi butir soal yang
valid dan tidak valid serta butir soal yang layak digunakan atau tidak dalam siklus
II disajikan dalam tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Distribusi Butir soal yang valid dan tidak valid siklus II
Nomor butir soal Valid Digunakan
1,2,4,5,6,8,9,10,11,12,15,16,17,18,19,20,21,23,
24,25
0,439-0,849 Valid, digunakan
3,7,14,22 0,136-0,409 Valid, tidak
digunakan
40
3.3.2 Uji Reliabitas
Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan
hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas
skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precicion) dan keajegan
(consistency) skor tes. Pengertian yang paling sederhana dari reliabilitas adalah
kemantapan alat ukur, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat
diandalkan atau memiliki keajegan hasil.
Kerlinger (1986) mengemukan bahwa reliabilitas dapat diukur dari tiga
kriteria yaitu: (1) Stability, adalah kriteria yang menunjuk pada keajegan
(konsistensi) hasil yang ditunjukan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama,
pada waktu yang berbeda; (2) Defendability, yaitu kriteria yang mendasarkan diri
pada kemantapan alat ukur atau seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan; (3)
predictability, karena perilaku merupakan proses yang saling berkait dan
berkesinambungan, maka kriteria ini mengidealkan alat ukur yang dapat
diramalkan hasilnya dan meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.
Batas reliabilitas atau keajegan dapat diartikan sebagai konsistensi skor yang
diperoleh dari orang yang sama, pada gejala yang sama. Untuk itu ada
kemungkinan skor pembanding, mungkin berupa skor yang diperoleh dari alat
ukur yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau skor yang diperolah dari alat
ukur lain yang seimbang. Kerliger menyatakan bahawa reliabilitas instrumen
dikatakan baik, bila alat tersebut dikenakan pada obyek yang sama, akan
mendapatkan hasil yang sama pada beberapa kesempatan yang berbeda. Kofesien
reliabilitas selalu berbeda dalam rentang 0 sampai dengan 1 yang menunjuk pada
persentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Misalnya kofesien
reliabilitas menunjukkan 0,74 berarti 74% varian skor yang bersumber pada
keadaan yang diukur, sedang 26% adalah kesalah atau varien error yang
bersumber dari keadaan di luar variabel yang diukur.
41
Semakin tinggi kofesien reliabilitas suatu tes (mendekati1), makin tinggi pula
keajegan/ketepatannya. Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah
akaurat terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Sebagai ancar-
ancar kofesien reliabilitas berdasarkan nilai alfa dapat diinterprestasikan seperti
dalam tabel pada halaman berikutnya.
Tabel 3.6
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80-1,00 Sangat reliable
2 <0,80-0,60 Reliabel
3 <0,60-0,40 Cukup reliabel
4 <0,40-0,20 Agak reliabel
5 <0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:89)
Hasil uji reliabelitas butir soal berbentuk pilihan ganda terdiri dari 25
butir soal dilakukan pada siswa kelas II SDN Kutowinangun 11 berjumlah 21
siswa. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah Cronbach's Alpha
sebesar 0,918, artinya reliabilitas soal sangat tinggi sehingga instrumen butir soal
siklus I digunakan dalam penelitian. Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen
butir soal siklus II diperoleh sebesar Cronbach's Alpha 0,925, artinya reliabilitas
butir soal siklus II sangat tinggi, sehingga butir saol dapat digunakan dalam
penelitain. Untuk lebih rinci akan disajikan distribusi reliabilitas instrumen butir
soal siklus I dan siklus II melalui tabel 3.6 berikut.
42
Tabel 3.7
Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus I Dan Siklus II
Nomor
urut
Siklus Jumlah butir
soal
Cronbach's
Alpha
Kriteria
1 I 25 0,918 Sangat
reliabel
2 II 25 0,925 Sangat
reliabel
Sumber: olahan SPSS
Teknik Analisis Data
Data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai akhir
100
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam tablel kriteria
ketuntasan sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar PKN
KKM Kualifikasi
≥70 Tuntas
≤70 Tidak tuntas
KKM Mata Pelajarn Pkn Kelas I SDN Kutowinangun 11 Salatiga/ 2015-2016
43
Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
n
Xx
Keterangan:
X : mean (rata-rata)
∑X : jumlah semua nilai siswa
∑n : jumlah siswa
Data kualitatif.
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama
proses pembelajaran. Kriteria penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa
dan keterampilan guru. Hasil perolehan skor dianalisis dengan menggunakan
analisis presentase.
Untuk menghitung analisis presentase menggunakan rumus :
P=
Menurut (Arikunto, 2002)
Keterangan :
P : Presentase keaktifan siawa
F : Jumlah skor aspek yang diperoleh
N : Jumlah skor aspek maksimal.