BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
36
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional.Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian
korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel
yang diteliti. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang
pengukuran atau pengamatanya dilakukan secara simultan pada satu saat atau
sekali waktu (Hidayat, 2007).Metode analitik korelasi pada penelitian ini
digunakan untuk mengukur hubungan antara kepercayaan diri dengan
kecemasan State dan Trait Anxiety pada atlet pencak silat IPSI Kota Bandung
sebelum menghadapi pertandingan POPDA/X Jawa Barat 2014. Konstruk
desain penelitian ini menggunakan satu variabel independent dan dua variabel
dependent dengan paradigma ganda seperti pada gambar dibawah ini.
r1
r2
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiono, 2010, hlm.45)
Sumber: Peneliti
Keterangan :
X = Variabel Kepercayaan Diri
Y1 = Kecemasan Sesaat (State Anxiety) Y2 = Kecemasan Dasar (Trait Anxiety)
r1 = Koefisien korelasi self confidence dengan State Anxiety
x
Y2
Y1
37
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r2 = Koefisien korelasi self confidence dengan Trait Anxiety
Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2010, hlm. 38) “variabel adalah
konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari”. lebih lanjut Sutrisno
Hadi (Arikunto, 2006, hlm. 159) menyatakan variabel adalah sebagai gejala
yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri (Self Confidence).
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kecemasan State dan Trait Anxiety.
B. Partisipan
Partisipan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang
yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan, misalnya dalam fokus suatu
penelitian.Secara garis besar suatu partisipan terdiri dari populasi dan sampel
penelitian itu sendiri, serta dimana lokasi penelitian berlangsung mulai dari
tahap uji coba (Non Sampel) hingga pengambilan data yang dibutuhkan dari
penelitian sebenarnya. Berikut gambaran partisipan penelitian ini.
Tabel. 3.1 Data Partisipan Penelitian
Keterangan
Gambaran Partisipan Penelitian
N (jumlah) Laki-Laki Perempuan
Sampel uji coba
(Non Sampel)
30 orang atlet (13-17 Tahun) Setingkat SMP-SMA
56%
44%
Sampel penelitian 22 orang atlet (13-17 Tahun) 59% 41%
38
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IPSI Kota Bandung
Lokasi penelitian
1. Uji Coba Non Sampel
Tanggal di GOR Bandung.
2. Test dan pengambilan data pada Sampel 22 Atlet IPSI Kota Bandung 20/06/2014
di Balai Kota Bandung.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi adalah Keseluruhan subjek dalam penelitian (Arikunto,2010,
hlm. 173), Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2009). Populasi dalam penelitian ini
adalah atlet pencak silat IPSI Kota Bandung Tahun 2014 dan sampel pada
penelitian ini adalah seluruh subjek yang terdapat dalam populasi yaitu,
22 orang atlet pencak silat IPSI Kota Bandung yang sedang dalam proses
menghadapi pertandingan POPDA/X Jawa Barat Tahun 2014.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 124) purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam bahasa
lebih sederhana purposive sampling dapat dikatakan sebagai secara
sengaja mengambil sampel tertentu sesuai persyaratan. Sampel dalam
penelitian ini adalah atlet pencak silat yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Atlet merupakan pembinaan IPSI Kota Bandung Tahun 2014.
2. Atlet berusia 13-17 tahun dan berstatus pelajar di Kota Bandung.
3. Atlet menjalani Training Center dan Program latihan yang sama.
4. Atlet dalam proses menghadapi pertandingan POPDA/X Jawa Barat 2014.
D. Instrument Penelitian
Instrumen adalah alat untuk memperoleh informasi yang akan
dikumpulkan (Sugiyono, 2011, hlm. 102) .Suatu syarat yang harus diperhatikan
dalam memilih instrumen adalah instrumen tersebut harus valid
(dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliabel (ketetapan hasil).
39
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner
(Angket). Metode kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, dalam Suis 2010).
Pengukuran skala kepercayaan diri dan kecemasan diambil berdasarkan teori
kepercayaan diri Vealey (1986) dan Teori kecemasan State Trait Anxiety dari
Spielberger (1972).
Skala kepercayaan diri disebut State Sport Confidence Inventory (SSCI)
yang terdiri dari 13 item dan skala kecemasan dimensi kecemasan State Trait
Anxiety Inventory (STAI) terdiri dari 36 item yang membedakan secara jelas
antara kondisi sementara “S-Anxiety” dan yang lebih umum dan lama
kualitasnya “T-Anxiety”. Kualitas yang penting dievaluasi oleh skala STAI
adalah perasaan ketakutan, ketegangan, kegelisahan, dan khawatir.
1. Alat Ukur Kepercayaan Diri
Instrument penelitian kepercayaan diri yang digunakan untuk pengambilan
data uji coba dan penelitian ini, mengadaptasi alat ukur Vealey (1986) yang
menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan atau tingkat kepastian
individu memiliki kemampuan untuk sukses dalam olahraga.Dengan skalanya
yang terkenal State Sport Confidence Inventory (SSCI) yang terdiri dari 13
item.Respon yang diharapkan diberikan oleh subyek adalah taraf kesetujuan
atau ketidaksetujuan dalam tingkatan 1, 2, 3 kategori rendah (Low); 4, 5, 6
kategori sedang (Medium); dan 7, 8, 9 kategori tinggi (High).
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Skala Kepercayaan Diri
Sumber : State Sport Confidence Inventory(SSCI) Vealey (1986)
Variabel
Dimensi
Indikator
Item
40
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Self
Confidence
Physical skills
and Training
Menjalani keahlian yang dibutuhkan /Penguasaan teknik
1, 8, 11 Persepsi terhadap kesiapan fisik
Keyakinan mencapai hasil terbaik/berprestasi
Cognitive Efficiency
Membuat keputusan yang benar-benar kritis/penting
2, 4, 5, 7, 9
Menjalankan strategi untuk mencapai kesuksesan
Konsentrasi yang cukup untuk menjadi sukses Meraih tujuan-tujuan kompetitif anda
Meraih kesuksesan secara konsisten
Resilience
Kemampuan untuk bermain dalam kondisi tertekan
3, 6, 10,12,
13 menyesuaikan diri terhadap situasi yang berbeda dan tetap sukses Bersaing dengan lawan
Sukses ketika dalam kondisi banyak kesulitan yang anda hadapi Cepat pulih kembali dari permainan anda yang buruk sehingga anda bisa berhasil
Tabel 3.3
Sebaran Item Instrument Skala Kepercayaan Diri
Sumber : State Sport Confidence Inventory(SSCI) Vealey (1986)
Variabel Favorabel Unfavorabel Jumlah
Self Confidence
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
-
13
Jumlah
13
-
2. Alat Ukur Kecemasan (STAI)
Untuk mengungkap atau mengukur gejala kecemasan ada beberapa
metode, yaitu Self report atau questionaire, merupakan sejumlah pernyataan-
pernyataan yang harus dilaporkan oleh individu berupa test skala kecemasan
41
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
State-Traite Anxiety Inventory (STAI).Tes level kecemasan STAI diciptakan
oleh Charles D. Spielberger bekerjasama dengan Richard L. Gorsuch dan
Robert C. Lushene (1983). Dalam tes kecemasan ini diperlihatkan „self report’
yang bertujuan untuk mengukur dua konsep kecemasan yang berbeda yaitu
kecemasan sesaat (State Anxiety) dan Kecemasan dasar (Trait Anxiety).
Format jenis self report ini relatif singkat dan cukup untuk mengukur baik
State Anxiety maupun Trait Anxiety
Kelebihan dari test STAI adalah memungkinkan perbedaan keadaan dan
sifat kecemasan diteliti dengan baik, sedangkan kelemahannya adalah nomor
STAI dibuat transparan (Kaplan, dkk., 1997). Dengan demikian test ini disusun
berdasarkan atas dua komponen yaitu:
a). State anxiety (A-State), merupakan kecemasan sesaat atau karena keadaan
atlet menghadapi pertandingan.
b). Trait anxiety (A-Trait), merupakan kecemasan sifat yang relatif menetap
mengenai kebiasaan subjek menilai situasi pertandingan.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Kecemasan State dan Trait Anxiety
Variabel Indikator Skala
State Anxiety
Pernyataan subyek mengenai perasaannya menghadapi keadaan dan situasi saat menjelang pertandingan. Perasaan ini berkisar sekitar ungkapan kecemasan,kegugupan,dan ketidakpercayaan diri, dan lainnya
skala yang digunakan didasarkan pada skala kecemasan Spielberger STAI (State Trait Anxiety) berdasarkan rancangan Spielberger (1983).
Trait Anxiety
Pernyataan subyek mengenai
kebiasaannya merasakan ketegangan
dalam menghadapi pertandingan atau
kompetisi.
Tabel 3.5
42
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebaran item pada angket Kecemasan State danTrait Anxiety
Variabel Favorabel Unfavorabel Jumlah
State Anxiety
1, 3, 5, 7, 8, 10, 14, 15, 16, 19
2, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 17, 19
19
Trait Anxiety
1, 3, 5, 9, 11, 12,
14, 15, 16
2, 4, 6, 7, 8, 10, 13,
17
17
Tabel 3.6
Teknik Penskoran Skala Kecemasan State Trait Anxiety
Arah Pernyataan Tidak sama sekali Sedikit Sedang Sangat
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui apakah tes ini layak
untuk digunakan, maka peneliti melakukan uji coba instrument guna
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas.Pada Item-item yang valid
selanjutnya akan digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya,
sedangkan item-item yang tidak valid akan dihapus dan tidak dipergunakan
kembali dalam instrumen penelitian yang sebenarnya karena tidak mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji coba tes dilakukan pada 30 orang pelajar setingkat SMP dan SMA
berstatus atlet pencak silat TAPAK SUCI MUHAMMADIYAH KOTA
BANDUNG dalam proses menghadapi kejuaraan open turnamen “Airlangga
43
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CUP 2014 ” dan bukan merupakan sampel dalam penelitian. Data dari tes
tersebut dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and
Service Solution (SPSS) for windows versi 16 menggunakan reliability scale.
Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tes Angket State Sport Confidence (SSCI)
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan Diri Sumber: Peneliti
Item
Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan Item
Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
S1 0,69 Valid S8 0,76 Valid
S2 0,54 Valid S9 0,74 Valid
S3 0,5 Valid S10 0,64 Valid
S4 0,73 Valid S11 0,81 Valid
S5 0,65 Valid S12 0,69 Valid
S6 0,44 Valid S13 0,82 Valid
S7 0,8 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-
Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale.Menurut, Nisfiannor
Muhammad (2009: 229), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak
valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel (3.7) diatas dari total
13 item (100%) memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200,
yang berarti tes tersebut dinyatakan valid. Sedangkan untuk melihat tingkat
reliabilitas tes kepercayaan diri ini dapat dilihat dari tabel (3.8) berikut:
44
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Kepercayaan Diri
Sumber: Peneliti
Cronbach's Alpha Keterangan
.926 Reriabel
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha, bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabel.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes kepercayaan diri telah
memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,600.
b. Tes Angket level kecemasan State Anxiety (A- State)
Tabel 3.9
Hasil Uji Coba Validitas Angket Kecemasan State Anxiety (A State) Sumber: Peneliti
Item
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan Item
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
S1 .627 Valid S11 .507 Valid
S2 -.255 Tidak Valid S12 .241 Valid
S3 .507 Valid S13 .392 Valid
S4 .241 Valid S14 .211 Valid
S5 .392 Valid S15 -.073 Tidak Valid
S6 .118 Tidak Valid S16 -.152 Tidak Valid
S7 .158 Tidak Valid S17 .053 Tidak Valid
S8 .261 Valid S18 .070 Tidak Valid
S9 .627 Valid S19 .118 Tidak Valid
S10 -.255 Tidak Valid
Terlihat pada tabel (3.9) Menunjukan bahwa, dari jumlah total 19 item
(100%). Item yang valid memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation
> 0,200 adalah 10 butir item (52%) yaitu, nomor 1, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, dan
14, Sedangkan item yang tidak valid < 0,200, berjumlah 9 item (47%) yaitu,
45
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nomor 2, 6, 7, 10, 15, 16, 17, 18 dan 19. Item butir instrumen yang nilai
korelasinya di bawah 0.200 dianggap tidak valid sehingga harus dibuang atau
diperbaiki. Sedangkan untuk melihat tingkat reliabilitas tes kepercayaan diri
(Self Confidence) ini dapat dilihat pada tabel (3.10) berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Kecemasan State Anxiety (A State)
Sumber: Peneliti
Cronbach's Alpha Keterangan
.782 Reriabel
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabel.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes kecemasan State Anxiety
pada tabel (3.10) telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai
Cronbach Alpha = 0,782 > 0,600.
c. Tes Angket level kecemasan Trait Anxiety (A- Trait)
Tabel 3.11
Hasil Uji Coba Validitas Angket Kecemasan Trait Anxiety (A Trait) Sumber: Peneliti
Item
Corrected
Item-Total Correlation
Keterangan
Item
Corrected
Item-Total Correlation
Keterangan
S1 .253 Valid S10 .399 Valid
S2 -.163 Tidak Valid S11 -.100 Tidak Valid
S3 .357 Valid S12 -.111 Tidak Valid
S4 -.153 Tidak Valid S13 .328 Valid
S5 .269 Valid S14 -.175 Tidak Valid
S6 .035 Tidak Valid S15 .308 Valid
S7 .379 Valid S16 .036 Tidak Valid
S8 .441 Valid S17 .242 Valid
S9 .145 Tidak Valid
46
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terlihat pada tabel (3.11) Menunjukan bahwa, dari total 17 butir item
(100%). Item yang valid memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation
diatas 0,200 adalah 9 butir item (52%) nomor 1, 3, 5, 7, 8, 10, 13, 15, dan 17.
Sedangkan item yang tidak valid < 0,200, berjumlah 8 item (47%),yaitu
nomor 2, 4, 6, 9, 11, 12, 14 dan 16. Item butir instrumen yang nilai korelasinya
di bawah 0.200 dianggap tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
Sedangkan untuk melihat tingkat reliabilitas tes ini dapat dilihat pada tabel 3.12
dibawah ini
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Kecemasan Trait Anxiety (A Trait)
Sumber: Peneliti
Cronbach's Alpha Keterangan
.745 Reriabel
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha, bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabel.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes kecemasan Trait Anxiety
pada tabel (3.11) telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai
Cronbach Alpha = 0,745 > 0,600.
47
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Metode Dan Prosedur Penelitian
Metode adalah cara atau teknik kerja yang digunakan dalam
melakukan suatu penelitian untuk memecahkan suatu masalah. Secara garis
besar metode penelitian dibedakan ke dalam tiga metode pokok yaitu studi
kasus, eksperimen dan survei.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
korelasional, yaitu suatu model penelitian yang menitikberatkan pada
masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.Selain itu
jenis penelitian korelasional digunakan untuk; (1) Mengukur hubungan
diantara berbagai variabel, (2) Meramalkan variabel tidak bebas dari
pengetahuan kita tentang variabel bebas, (3) Meratakan jalan untuk membuat
rancangan penelitian experimental.
Pendekatan yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah bentuk
pendekatan kuantitatif yaitu melaksanakan penelitian dengan cara yang
sistematis, terkontrol dan empiris. Penelitian kuantitatif ini lebih menekankan
kepada cara pikir yang lebih positif yang bertitik tolak dari fakta sosial yang
ditarik dari realitas objektif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai,
peringkat, dan frekuensi) yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk
menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan
untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi
variabel yang lain”. Untuk itu gambaran mengenai prosedur penelitian sangat
diperlukan untuk mempermudah dalam melakukan suatu penelitian.
48
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas penulis mencoba untuk
menuangkan dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini:
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
POPULASI
SAMPEL
KUESIONER
PERCAYA DIRI
KUESIONER
KECEMASAN
DATA
PENGOLAHAN DAN ANALISIS
DATA
KESIMPULAN
49
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Peneliti
Berdasarkan prosedur penelitian (Gambar 3.2) tersebut langkah-
langkah peneliti terinci sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah menentukan populasi, dalam hal ini adalah atlet
Pencak silat IPSI Kota Bandung.
2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 22 orang atlet, menggunakan
teknik purposive sampling.
3. Setelah itu menentukan instrumen yang berupa tes yang sesuai dengan
penelitian ini.
4. Melakukan uji coba tes dengan melihat validitas dan reabilitasnya.
5. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dan pengambilan data dengan
menggunakan instrumen atau tes yang telah disusun kembali.
6. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan
menarik kesimpulan (Hipotesis) yang didasarkan pada hasil pengolahan
dan analisis data.
F. Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan
komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0
for windows dan membuat analisa gambaran (Deskriptif) dengan penggunaan
acuan norma pada hasil data yang diperoleh berupa skor (nilai).
1) Norma
Norma atau disebut juga dengan kategorisasi data adalah
pengelompokan sebuah kategori pengambilan tes atau skala ke dalam
beberapa tingkatan (Rendah, Sedang, dan Tinggi). Hal ini bertujuan
untuk menafsirkan data yang diperoleh berupa angka (Skor) guna
memperoleh gambaran mengenai status tingkat kepercayaan diri (Self
50
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Confidence) dan level kecemasan State Trait Anxiety pada atlet pencak
silat IPSI Kota Bandung 2014, maka dipergunakan standarisasi untuk
menentukan skala, batas skor, interval skor dan kriteria hingga kemudian
dapat ditarik sebuah kesimpulan.Ketentuan perhitungan yang dipakai
peneliti dibuat seperti yang tertera pada tabel 3.13 di bawah ini :
Tabel 3.13 Rumus Kategorisasi Penafsiran Skor
Nurhasan (2000, hlm. 416)
skala Batas skor
Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S)
2) Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.Apabila data
tidak berdistribusi normal maka disarankan pengolahan data
menggunakan statistik non parametric.Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnov dengan bantuan software
SPSS versi16.0 for windows. Apabila tingkat signifikansi ≥0.05 maka data
berdistribusi normal (Sugiono,2010).
3) Uji Korelasi
Uji statistik yang dipakai yaitu uji korelasional sederhana (Bivariate
Correlation),digunakan untuk mengetahui seberapa besar keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang
51
Dhiki Triyono, 2014 Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Atlet Pencak Silat (Ipsi) Kota Bandung Sebelum Menghadapi pertandingan popda/x Jawa Barat Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadi (Priyatno,2008). Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan
koefisien korelasi product moment pearson dan regresi linier SPSS
Version 16.0. Tingkat akurasi analisis data pada penelitian ini adalah 95%,
sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah 0,05.Adapun interpretasi
mengenai besarnya koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.14
Koefisien Korelasi
(Sugiyono, dalam Priyatno 2008)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat