BAB III ESQ ARY GINANJAR AGUSTIAN DAN TRAINING...
Transcript of BAB III ESQ ARY GINANJAR AGUSTIAN DAN TRAINING...
45
BAB III
ESQ ARY GINANJAR AGUSTIAN DAN TRAINING ESQ
A. ESQ Ary Ginanjar
1. Filsafat Manusia
Sebelum kita melangkah pada pembahasan tentang filsafat
manusia, ada baiknya kita singgung sedikit mengenai perbedaan antara
filsafat manusia dengan ilmu-ilmu tentang manusia. Secara umum dapat
dikatakan, bahwa setiap cabang ilmu-ilmu tentang manusia mendasarkan
penyelidikannya pada gejala-gejala empiris, yang bersifat obyektif dan
bisa diukur dan gejala itu kemudian diselidiki dengan menggunakan
metode yang bersifat observasional atau eksperimental. Sebaliknya,
filsafat manusia tidak membatasi diri dari pada gejala empiris. Bentuk atau
jenis gejala apa pun tentang manusia.
Filsafat manusia menggunakan metode sintesis dan reflektif.
Penggunaan metode sintesis dalam filsafat manusia, yang mensintesiskan
pengalaman dan pengetahuan ke dalam suatu visi. Dengan metode sintesis
maka tercapailah visi menyeluruh dan rasional tentang (hakikat) manusia.
Sedangkan refleksi dalam hal ini ada dua hal. Pertama, pada pertanyaan
tentang esensi sesuatu hal (misalnya: apakah esensi keindahan itu, apakah
esensi kebenaran itu; apakah esensi manusia itu; apakah esensi alam
semesta itu) dan, Kedua, pada proses pemahaman diri (self-understanding)
berdasarkan pada totalitas gejala dan kejadian manusia yang sedang
direnungkan.1 Demikian pula, seorang psikologi hendak mengukur tingkat
kecerdasan rata-rata pada pelajar, tugas psikologilah menjelaskan dengan
adanya sesuai hasil kecerdasan itu.
Secara praktis filsafat manusia bukan bukan berguna untuk
mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh, melainkan juga
1 Zainal Abidin, Filsafat anusia Memahami Manusia melalui Filsafat, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2000), hlm.3-4.
46
untuk mengetahui siapakah diri kita di dalam pemahaman tentang manusia
yang menyeluruh itu. Sedangkan, secara teoritis filsafat manusia mampu
memberikan kepada kita pemahaman yang esensial tentang manusia,
sehingga pada gilirannya, kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi
yang tersembunyi di balik teori-teori yang terdapat di dalam ilmu-ilmu
tentang manusia. Manfaat lainnya adalah mencari dan menemukan
jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. 2
Menurut teori ESQ Ary Ginanjar Agustian sejarah manusia dibagi
menjadi tujuh tahapan, yaitu:
a) Tahap I, Manusia pada mulanya adalah makhluk spiritual murni.
Pada mulanya manusia berada ditempat yang tinggi sebagai
makhluk spiritual murni, yang kemudian ruh spiritual itu ditiupkan
kedalam tubuh manusia. Sifat-sifat spiritual itu dipadukan ke dalam
materi konkret berupa tubuh atau jasad manusia yang terbuat dari
tanah.
b) Tahap II, Manusia menetapkan misi.
Mengutip pendapat Khalil Kavari, Ary Ginanjar menyatakan
bahwa apabila manusia gagal dalam mencapai makna hidupnya,
mereka Akan menderita kekeringan jiwa, seperti yang terjadi disekitar
kita dewasa ini. Hal ini akibat kesalahan orientasi dalam menjalani
kehidupan, mereka menyangka bahwa makna kehidupan bisa diraih
melalui materi, tapi pada kenyataannya mereka gagal menemukan
makna kehidupan hakiki yang sesungguhnya. Lewat materi tersebut,
penemuan inilah yang juga diteliti oleh Danah Zohar dan Ian Marshal
ini menyatakan, bahwa makna yang paling tinggi dan paling bernilai
dimana manusia akan merasa bahagia justru terletak pada aspek
spiritualitasnya. Dan hal tersebut terasa oleh manusia ketika ia ikhlas
mengabdi kepada sifat/kehendak Allah.
2 Ibid., hlm. 7-8.
47
c) Tahab III, Manusia diberi kemampuan Intelektual, emosional dan
Spiritual.
Hanya manusia yang memiliki lapisan otak neo- cortex yaitu,
sebuah alat bantu pemberian Tuhan yang memiliki kemampuan
berfikir rasional dan logis (IQ), hanya manusia yang mampu bekerja
sebagai khalifah dimuka bumi. Makhluk lain tidak mungkin memiliki
lapisan otak neo-cortek ini, akibatnya mereka tidak memiliki
kecerdasan Intelektual seperti yang dimiliki manusia. Juga pada otak
limbic, sebagai fungsi kecerdasan emosional (EQ), dan God Spot pada
temporal lobe untuk kecerdasan spiritual (SQ), sehingga manusia
memiliki logika yang rasional, perasaan sebagai pengindrai atau radar
dan suara hati sebagai pembimbing dan autopilot berupa drive
(kehendak) dan value (nilai). Pada dimensi spiritual manusia diajari
esensi nama/sifat Allah.3
d) Tahap IV, Manusia akan selalu tunduk kepada Allah.
Penemuan god spot (suara hati) pada manusia lebih
menyakinkan pendapat ini, karena manusia akan senantiasa mencari
Tuhannya, yaitu melalui sifat-sifatNya yang selalu diidamkan manusia.
Inilah bukti keperkasaan Allah, dan penghambaan serta pengabdian
manusia.
e) Tahap V, Manusia diberikan qolbu olehNya.
Emosi adalah getaran pada qolbu yang terjadi akibat
tersentuhnya spiritualitas seseorang. Begitupun ketika suara hati kasih
sayang yang terdapat direlung hati tersentuh, maka ia serta merta akan
merasa terharu. Namun biasanya, banyak orang keliru dan tertukar
antara keduanya, karena tidak mampu membedakan yang mana suara
hati dan yang mana yang dinamakan emosi.
3 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER Sebuah Inner
Journey melalui Ihsan, (Jakarta: Arga, 2003), hlm. 96-98.
48
f) Tahap VI, Membuat perjanjian spiritual.
Sebuah fenomena besar tentang kehidupan spiritual manusia
adalah kecenderungan manusia untuk senantiasa menuju sifat-sifat
ilahiyah. Manusia lebih terharu atau bahagia apabila titik spiritulnya
tersentuh dan manusia cenderung ingin mengikuti sifat-sifat Allah.
Inilah bukti bahwa manusia memang pernah melakukan perjanjian ruh
dengan penciptanya.
g) Tahap VII, Perintah membaca bukti-bukti itu.
Karena manusia telah dikarunia tiga kecerdasan secara lengkap,
yaitu Intelegensi, Emosional, dan Spiritualitas, maka manusia
diperintahkan untuk membaca tanda-tanda yang ada dalam diri dan
lingkungannya serta berkewajiban untuk mengetahui siapa Tuhannya.
Untuk lebih memudahkan membaca suara hati, maka Allah
memberikan petujuk untuk selalu membaca dan mengenal sifat-Nya,
lewat nama Tuhan yang tertera dalam Asmahul Husna.4
Berdasarkan sejarah penciptaan manusia, pada dasarnya
manusia merupakan makhluk spiritual, tetapi manusia sering menutup
mata telinga mereka. Setelah jatuh tersungkur barulah menyesal
dengan apa yang diperbuat selama ini. Dari sinilah kita berusaha untuk
selalu berfikir positif dari cara berfikir manusia yang tergeser, ini
merupakan kesadaran tentang siapakah manusia sebenarnya.
2. Aspek-aspek Kejiwaan
Jiwa adalah sebuah kekuatan, sekaligus karakter yang dapat
disucikan dan sebuah tahapan akhir dalam menghambakan diri kepada
Allah SWT. Apabila hawa telah mendominasi, yang secara pasti akan
merusak dan menyesatkan, maka akan berakibat kegagalan bagi jiwa yang
dipengaruhi keburukan dan menyesal di akhirat nanti.5
Sedangkan aspek-aspek jiwa adalah: jujur terhadap jiwa, hati tidak
iri, dengki, dan benci, menemukan jati diri, mampu mengatasi persoalan
4 Ibid., hlm. 102. 5 M. Djarot Sensa, Quranic Quotient “Keerdasan-kecerdasan Bentukan Al-Qur’an”,
(Jakarta Selatan: Hikmah (Mizan Publika), 2005), hlm. 44.
49
gelisah, menjauhi sesuatu yang menyakiti jiwa (sombong, berbangga diri,
bolos, kikir, malas, pesimis), memegang prinsip-prinsip syariat,
keseimbangan emosi, lapang dada, spontan, menerima kehidupan, mampu
menguasai dan mengontrol diri, sederhana, ambisius, percaya diri.6 Tapi
manusia rentan dalam konflik Dunia, yang mengakibatkan gangguan
kesehatan jiwa dan merupakan belenggu dari tertutupnya hijab dari Allah.
Dalam diri manusia sebenarnya dikarunia oleh Allah sebuah jiwa, dimana
seseorang bebas memilih sikap apa yang akan dibawa baik atau buruk.
Gangguan kesehatan jiwa disebabkan oleh tekanan, pengalaman-
pengalaman emosional dan konflik batin. Secara psikologis kondisi ini
akan berakibat pada perspektif buruk terhadap dirinya dan orang lain;
perilaku yang menyimpang; perasaan tidak bahagia. Tiga keadaan ini
akhirnya melemahkan kemampuan dalam membuat keputusan secara
umum, melaksanakan tanggung jawabnya secara efisien dan membina
hubungan yang harmonis dengan sesama.7 Dari sudut pandang ini, jiwa
selalu menanggung beban rindu karena hubungan kasih yang terputus.
Dalam puisi Rumi, tangis kerinduan ini dilambangkan tangisan seruling
bambu yang merintih ingin bergabung kembali ke induknya bersama
saudaranya yang lain. Makanya hati seseorang akan merasa tenang sejenak
tatkala bersujud dan berdoa karena tali kasih tersambung kembali.8
Dalam menyikapi keadaan ini, manusia terkadang lebih cenderung
memenuhi unsur materi dan beradaptasi dengan lingkungan yang buruk
untuk mencapai kebahagiaan sesaat dalam ketenangan jiwa. Yang
semuanya itu padahal mereka gagal menemukan makna hidup hakiki yang
sesungguhnya. Dengan ikhlas mengabdi kepada kehendak Allah, jiwa kita
menjadi lapang dan tenang, dalam menghadapi segala permasalahan hidup
secara realitas dengan mengembalikannya semua kepada Allah.
6 M. Utsman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi (Diterjemahkan dari Al- Hadits
Al Nabawi Wa ‘ilmu Al-Nafs), (Jakarta Selatan: Hikmah, 2005), hlm. 5. 7 Ibid., hlm. 99. 8 Komarudin Hidayat, Wahyu di Langit Wahyu di Bumi (Dokrin dan Peradaban Islam di
Panggung Sejarah), (Jakarta Selatan: Paramadina, 2005), hlm. 194.
50
3. Belenggu-belenggu Jiwa
Dalam kehidupan dapat kita saksikan betapa manusia bersandiwara
dalam manis madu di mulutnya. Ada juga orang yang tidak mau
mengevaluasi pikiran dan tindakannya, karena merasa paling benar dan
suci. Padahal ini semua merupakan belenggu yang sering menutupi hati
kita. Persepsi adalah lapisan belenggu yang menutupi god spot persepsi
tercipta karena pengaruh-pengaruh luar yang membentuk paradigma dan
pikiran kita. Sedangkan dalam god spot terdapat suara-suara hati yang
bersumber dari penciptaan-penciptaan sifat-sifat ilahi, secara umum
belenggu terbagi menjadi tujuh jenis yaitu:
a. Prasangka Negatif
Manusia sering berprasangka negatif dan curiga kepada orang.
Prasangka negatif ini mengalir dan menjadi sikap yang tertutup, karena
menganggap orang lain berbahaya pada dirinya. Sehingga suara
hatinya tertutup oleh prasangka yang akhirnya justru diri sendiri
mengalami kerugian. Sebaliknya, suara hati dapat menolong dari
prasangka negatif ke prasangka positif yang akan menciptakan kondisi
lingkungan untuk saling percaya satu sama lain. Dalam al-Qur'an juga
disebutkan dalam surat al-Hujurat: 11-12
يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا يا أيها الذين آمنوا لا
ولا تنابزوا من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم نساء
ب وقالفس مالاس انبالألقاب بئسالإمي دع مه فأولئك بتي لم نمو
آمنوا اجتنبوا كثريا من الظن إن بعض الظن إثم يا أيها الذين.الظالمون
م أخيه لح تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل ولا
ابوت إن الله قوا اللهاتو وهمتا فكرهتيم حيم12- 11:احلجرات. (ر(
51
Artinya : Hai orang-orangg yang beriman, janganlah satu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubatm maka itulah orang-orang yang dzalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat Lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat : 11-12)9
b. Pengaruh prinsip hidup
Generasi muda sekarang lebih bangga akan pakaian yang
bermerek, mereka beranggapan yang terpenting penampilan, lebih
parah lagi menilai seseorang dari merek pakaian yang dipakai, prinsip
inilah yang telah membelokkan generasi muda kita. Padahal prinsip
ini tidak sesuai dengan suara hati kita, yang pada akhirnya
mengakibatkan kegagalan, bahkan kehancuran untuk diri sendiri.
c. Pengaruh Lingkungan
Pengalaman kehidupan dan lingkungan sekitarnya akan sangat
mempengaruhi cara berfikir seseorang yang melekat erat seringkali
pengalaman-pengalaman itu dijadikan sebagai tolak ukur untuk
menilai lingkungan dan dirinya. Hal ini, akan membatasi berfikirnya,
karena tidak melihat dengan riil dan obyektif, dari sinilah suara hati
spiritual tertutup oleh pengalaman lingkungan.
9 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro, 2000),
hlm. 412
52
d. Kepentingan
Seringkali suara hati diabaikan oleh nafsu sesaat untuk
mencapai kepentingan jangka pendek yang justru mengakibatkan
kerugian jangka panjang sebagai contoh seorang hakim membebaskan
koruptor, ini menutupi keadilan dari suara hati. Pada kepentingan ini
akan membuat penyesalan yang mendalam pada dirinya.
e. Sudut pandang
Melihat sesuatu dari sudut satu saja dan mengambil kesimpulan
dengan mudah. Contoh, seorang yang buta yang memegang belalai
gajah dan berkata dengan yakin bahwa bentuk gajah adalah ular.
Pengaruh sudut pandang egoisme ini mengakibatkan suara hati
tertutup.
f. Pembanding
Kita sering menilai dari segala sesuatu yang berdasarkan
perbandingan pengalaman yang pernah terjadi pada kita. Sama halnya
membandingkan penghasilan sendiri dengan orang lain.
g. Literatur
Bahwasanya buku dan ilmu pengetahuan dari barat yang sering
kali dijadikan pegangan, yang akhirnya pegangan ini tidak pada
tempatnya lagi. Yang ada hanyalah Allah Sang Pencipta dan Pemilik
Ilmu.
Ketujuh belenggu di atas, yakni prasangka, prisip, pengalaman,
prioritas dan kepentingan, sudut pandang, pembanding serta literature-
literatur merupakan hal yang sangat mempengaruhi cara berfikir
seseorang. Oleh karena itu, “kemampuan” melihat sesuatu secara jernih
dan obyektif harus didahului oleh kemampuan mengenali faktor-faktor
yang mempengaruhi. Caranya adalah dengan mengembalikan manusia
pada fitrah hatinya pada God Spot-nya. Sehingga manusia akan melihat
dengan “Mata Hati” mampu memilih dengan tepat, memprioritaskan
dengan benar.
53
Menyebut suara-suara hati secara berulang melalui ucapan, pikiran,
sekaligus mampu mendorongnya untuk selalu dalam keadaan suci dan
bersih. Ucapan Subhanallah-Maha Suci Allah, harus diterapkan untuk
membangun kekuatan pikiran bawah sadar, sehingga akan mendarah
daging dalam diri kita menjadi sebuah kekuatan itulah yang disebut
Repetitive Magic Power yang mampu menghilangkan pengaruh serta
pikiran buruk, paradigma, dan ketujuh belenggu lainnya. Repetitive magic
power adalah dzikir dan tasbih mengingat kesucian nama serta sifat Tuhan
setiap hari akan terus mengendalikan kejernihan hati.9
Pembersihan god spot yang dinamakan "Zero Mind Process"
(ZMP) atau kebentukan hati dan pikiran yang jernih dan suci adalah
metode yang dapat membebaskan belenggu-belenggu yang terkotori.
Seseorang akan bersikap lebih positif dalam menghadapi berbagai
persoalan yang sedang dihadapi, tanpa dipengaruhi dogma yang
membelenggu. Lakukan istighfar untuk memohon ampunan agar hati
senantiasa dalam keadaan berwudhu.
Dengan berwudhu kita berusaha membuka belenggu hati dengan
membersihkan niat dan mensucikan hati, selalu memaafkan kesalahan
orang lain juga bagian yang tidak dipisahkan dari kesucian hati kita,
ikhlas, tawakkal dalam berusaha, dan senantiasa merasa dilihat Allah serta
senantiasa mendekatkan diri pada sifat-sifatNya, agar belenggu-belenggu
yang ada dalam diri kita terbuka dan bersifat seperti cahaya yang
memerangi qolbu dan batin kita. Maka dari itu, akan lebih mudah
mempelajari serta menggunakan suara hati sebagai pemandu dalam
memandang inti masalah yang ada di hadapan kita.
4. Rukun Iman dan Ketangguhan Pribadi
Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang berada pada posisi
yang memiliki prinsip hidup yang kokoh seseorang bisa dikatakan tangguh
apabila ia memiliki prinsip yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh
9Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual “THE WAY 165” 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2005), hlm. 104.
54
oleh lingkungan apapun yang terus berubah dengan cepat, apalagi merusak
pola pikirannya. Orang yang memiliki prinsip hidup yang kuat akan
mampu mengambil keputusan dengan bijaksana dan mengendalikan
pikirannya sendiri ketika berhadapan dalam kondisi yang selalu rumit.
Seseorang bisa dikatakan tanggung apabila ia mampu menjaga
penglihatan dan pikirannya dari belenggu-belenggu yang menyesatkan
sehingga ia terbebas dari pikiran-pikiran yang keliru. Orang yang memiliki
ketangguhan pribadi tidak pernah sakit hati, karena ia tidak menginginkan
hatinya disakiti walau hinaan dan cacian harus diterimanya. Dari sinilah
rasa aman akan muncul, bukan dari lingkungan, tetapi dengan prinsip iman
yang mantap.
Pribadi muslim yang hakiki adalah pribadi yang bersandar pada
pondasi tauhid, ia juga bekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah
bagaimana melaksanakan tugas suci dari Allah dan bernilai ibadah. Ia
mampu memacu daya juang bekerjanya setinggi langit, karena semboyan
hidupnya adalah: “saya bekerja bukan untuk diri saya sendiri, tetapi untuk
Tuhan saya Yang Maha Tinggi”. Teladannya adalah Nabi Muhammad
Saw dan acuannya adalah Allah SWT Yang Maha Tinggi dan Mulia.
Inilah ketangguhan pribadi sesungguhnya, hasil "celupan" Allah.10
Ary Ginanjar Agustian dalam buku ESQ menjelaskan tentang 6
rukun iman, iman disini yaitu meyakini dalam hati, mengucapkan dengan
lisan serat mengamalkan dalam perbuatan. Iman sebagai dasar rujukan
dalam proses berfikir secara aktual yang dimanifestasikan dalam bentuk
amal sholeh yaitu suatu bentuk aktivitas kerja yang kreatif yang ditempa
oleh semangat tauhid untuk mewujudkan rahmatan lil alamin,
keseimbangan berjalan dan segala isinya.
a. Memiliki prinsip dasar tauhid yaitu prinsip bintang, yaitu berprinsip
hanya kepada Allah SWT (Star Principle).
Orang sering tergeser dalam prinsip ini, terbuai oleh harta
benda yang nyata. Dari sinilah pula sumber-sumber suara hati berasal
10 Ibid., hlm. 252.
55
yang bermula dari 99 sifat Allah dan terekam dalam jiwa manusia.
Shalat adalah kunci dari pembangunan dan pelatihan prinsip, yaitu
beriman dan tunduk kepada Allah Yang Esa. Shalat sekaligus
bertujuan untuk membuka kembali sumber-sumber suara hati, agar
terus memberikan dan membimbing hidup seseorang, di samping juga
melatih pendengaran hati agar peka dan mampu mendengar bisikan
bawah sadar yang merupakan sumber petunjuk dan bimbingan.
Segala kegiatan seseorang mulai dari shalatnya, ibadahnya
(kegiatannya), kehidupan hingga matinya. Semata-mata hanya untuk
Allah Yang Esa. Ini adalah suatu komitmen jiwa manusia dalam
rangka menghadapi kondisi lingkungan yang serba tidak bisa
diramalkan. Semuanya itu, pada akhirnya akan melahirkan kesadaran
dalam diri sendiri, karena hanya berpegang kepada Allah semata yang
selalu mengawasi dirinya setiap saat.
b. Memiliki prinsip kepercayaan, yaitu beriman kepada malaikat (Anggel
Principle).
Dalam ESQ, malaikat adalah makhluk mulia, mereka sangat
dipercaya oleh Tuhan untuk menjalankan segala perintah-Nya. Semua
pekerjaan dilakukan dengan sebaik-baiknya, dan seberat apapun
pekerjaan yang diberikan kepada mereka akan dilaksanakan dengan
sepenuh hati. Prinsip inilah yang berpegang kepada Allah SWT.
Memiliki kesetian yang tiada tara dan bekerja tanpa kenal lelah. Tidak
memiliki kepentingan lain, selain menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan oleh Allah hingga tuntas dengan hasil yang sangat
memuaskan, dan disiplin dalam menjalankan tugas. Semua sistem
yang berada dibawah tanggung jawabnya berjalan dengan sangat
sempurna tanpa cacat sedikitpun.
Inilah prinsip yang berkaitan dengan loyalitas dan integrritas.
Loyalitas adalah kesetian pada prinsip yang dianut. Integritas adalah
bersikap jujur, konsisten, komitmen, berani dan dapat dipercaya.
56
Integritas muncul dari kesadaran diri terdalam yang bersumberdari
suara hati.
Oleh karena itu, tetaplah bekerja dengan sebaik-baiknya.
Tetaplah menjadi yang terbaik. Jangan harapkan pujian dan tepukan
tangan manusia. Yakin dan percayalah, bahwa bekerja adalah ibadah,
sebagai sarana untuk mengabdi pada-Nya, dan insya Allah malaikat
akan mencatatsegala perbuatan dan pekerjaan itu. Ingatlah, segala
pekerjaan Anda tidak sia-sia, karena semuanya disaksikan Tuhan dan
para malaikat.11
c. Memiliki prinsip kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasul
(Leadership Principle).
Kepemimpinan adalah sebuah pengaruh, ia berangkat dari
sebuah kepercayaan yang terbentuk dari sifat rahman dan rahim-Nya,
integritas, bimbingan dan kepribadian. Sebagai contoh sholat yang
merupakan suatu bentuk pelatihan mental setiap manusia dalam
ucapan "Bismilahirrahmanirrahim" sebelum mulai bertindak. Ketika
duduk pada tahiyyat akhir, ia dibentuk untuk selalu memikirkan dan
mendo'akan orang-orang disekelilingnya. Ia juga dilatih untuk
menghormati dan menghargai pemimpinnya (imam), menghargai nabi
dan rasulnya (shalawat). Kepemimpinan rasulullah sebagai seorang
pemimpin yang telah membuktikan diri bahwa kata-katanya sungguh
sesuai dengan pelaksanaannya dilapangan. Dia tidak hanya sebagai
pemimpin yang dicintai, dipercaya dan pembimbing, tapi juga seorang
pemimpin yang sangat pemberani
d. Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yaitu berprinsip kepada al-
Quran al-Karim (Learning Principle).
Al-Quran adalah pembimbing menuju suatu kebahagiaan di
tengah kondisi yang terus berubah dengan cepat. Dan Al-Quran juga
memberikan prinsip dasar yang dapat dijadikan pegangan untuk
mencapai suatu keberhasilan dan kesejahteraan baik lahir maupun
11 Republik, THE ESQ WAY 165, 21 November 2006, hlm. 19.
57
bathin. Al-Quran memberikan peneguhan agar manusia memiliki
kepercayaan diri yang sejati dan mampu memberikan motivasi yang
kuat dan prinsip yang teguh.
Surat al-Fatihah, yang merupakan intisari dari keseluruhan isi
al-Quran karim. Isi al-Fatihah ini merupakan bimbingan total dari
pembangunan hati dan pikiran (iman), pelaksanaan (Islam) dan
penyempurnaan (ihsan). Bacaan al-Fatihah secara terus menerus maka
akan menjadi prinsip yang tertanam dalam jiwa yang mampu
membandingkan antara teori dan praktek dengan kehidupan sehari-
hari. Dari disinilah prinsip pembelajaran tercipta yang akan tercermin
dalam sehari-harinya.
e. Memiliki prinsip masa depan, yaitu beriman kepada “hari
kemudian”(Vision Principle).
Prinsip ini merupakan pembimbing bagi kehidupan yang mana
semakin kuat seseorang akan cita-citanya, maka semakin kuat pula
keyakinan seseorang untuk meraihnya. Semakin kuat keyakinan
seseorang maka semakin tinggi pula energi dan kekuasaan seseorang
untuk meraih impiannya. Inilah kunci sebuah keberhasilan, kekuatan
sebuah visualisasi.
Sama halnya dengan shalat yang merupakan sebuah do'a, dan
jika dilaksanakan secara rutin akan menciptakan ketenteraman dalam
jiwa dan pikirannya. Tetapi pada saat sekarang, orang melakukan
shalat karena ketakutan akan neraka, sehingga pemaknaan tidak
muncul seperti apa yang diharapkan. Kesadaran akan adanya “hari
kemudian” adalah suatu pusat rasa aman yang sesungguhnya, dimana
manusia melakukan kesalahan tanpa bisa dikendalikan, maka
kesadaran “hari kemudian” yang akan mengendalikan dirinya.
Kesadaran disini tidak hanya berhenti di dunia saja, tetapi juga hingga
“hari keadilan”, tiba.
58
f. Memiliki prinsip keteraturan, yaitu beriman kepada “Ketentuan Allah”
(Well Organized Principle).
Keteraturan adalah sebuah disiplin, disinilah yang akan mampu
menjaga dan memelihara alur sistem yang terbentuk. Dan disiplinlah
yang akan mampu menciptakan sebuah kepastian, tanpa sebuah
kedisiplinan maka sebuah tatanan akan hancur. Shalat adalah sarana
untuk melatih sebuah kedisiplinan. Kemampuan untuk melakukan
shalat tepat waktu, adalah jaminan bahwa orang tersebut, disamping
bisa dipercaya juga memiliki kesadaran akan arti penting sebuah waktu
yang harus ditepati. Shalat pun harus teratur, mulai dari wudhu, niat,
takhbiratul ikhram hingga salam. Semua dilakukan dengan berurutan.
Inilah keteraturan yang sesungguhnya, yang tidak hanya berfikir tapi
bagaimana pelaksanaan.
5. Rukun Islam dan pembentukan karakter pribadi
Rukun Islam menurut Ary Ginanjar Agustian merupakan
gambaran suatu keteraturan sistem dimana lima lingkaran itu (Syahadat,
Shalat, Puasa, Zakat, Haji). Seluruhnya mengitari atau mengorbit pada
titik Tuhan (god spot). Penetapan misi (mission statement) dan
pembangunan karakter (character building), semua beredar mengitari inti.
Ini melukiskan bahwa misi kehidupan dan karakter kita harus terpusat
kepada kehendak Tuhan. Begitu juga dengan mengendalikan diri (self
controlling), harus sesuai dengan kehendak Tuhan dengan mengikuti garis
edar. Kolaborasi strategis atau sinergipun harus pula berprinsip kepada
suara hati pada titik Tuhan bukan kepentingan golongan. Begitupun aksi
total yang merupakan transpormasi dari alam pikiran ke alam nyata, semua
kegiatan manusia harus mengorbit pada kehendak suara hati ilahiah pada
titik Tuhan secara sangat seimbang.
Seumpama ESQ model sebuah sistem tata surya, kelima planet
rukun Islam memiliki masa edar yang berbeda didalam mengelilingi inti
(waktu evolusi), planet syahadat berevolusi sembilan kali dalam sehari
semalam, diucapkan dalam tahiyat awal dan akhir ketika melakukan
59
shalat. Planet shalat berputar mengelilingi inti, lima kali dalam sehari
semalam. Planet masa bergerak pada garis edar satu kali dalam setahun
(sebulan penuh). Zakat satu kali dalam setahun. Dan ibadah haji satu kali
seumur hidup. Perhatikan ini baik-baik semakin jauh, dan semakin berat
beban, maka gerakan menjadi semakin lambat. Ada suatu kekuatan maha
dahsyat yang menggerakkan ini semua. Apabila salah satu planet pada
susunan tata surya macet, mars berhenti beredar misalnya, maka niscaya
alam akan hancur. Begitu pula apabila salah satu rukun Islam diabaikan
maka moral dan susunan sosial akan rusak. Seperti yang terjadi saat ini di
Indonesia. Itulah sebabnya pelaksanaan rukun Islam wajib hukumnya
seperti kewajiban planet-planet pada galaksi bima sakti untuk mengelilingi
inti, demi keseimbangan alam semesta, semua sujud/thawaf kepada
Allah.12
Dari sinilah Ary Ginanjar Agustian menjelaskan bagaimana
kecerdasan emosi dan spiritual terbentuk melalui 5 rukun Islam yaitu:
a. Syahadat (mission statement) merupakan:
1) Kekuatan sebuah misi; sebuah penetapan misi (mission statement)
yang telah menjadi dorongan kekuatan batiniah. Apabila
diperhatikan maka akan terlihat bahwa setiap pergerakan besar
bangsa-bangsa dalam sejarah dunia pastilah menetapkan misi.
Inilah yang menjadi sumber kekuatan yaitu penetapan "syahadat",
terlepas benar atau tidak “syahadat” mereka, tapi hal tersebut
menunjukkan bukti kekuatan mereka.
2) Membangun misi kehidupan, suara hati itu sebenarnya berasal dari
sifat-sifat Tuhan yang ditiupkan oleh-Nya ke dalam jiwa setiap
manusia yang bersifat sama dan universal. Frakl mengatakan
bahwa akhirnya manusia tidak perlu menanyakan makna dari
hidupnya, tetapi ia harus sadar bahwa dialah yang ditanya. Jadi
setiap orang ditanya oleh kehidupannya dan ia tetap bisa menjawab
12 Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun…, op. cit., hlm. 254.
60
kehidupan melalui kehidupannya sendiri kepada kehidupannya ia
dapat memberi respon dengan tanggung jawab.
3) Menimbulkan tekad kalimat syahadat adalah suatu misi yang
menghasilkan suatu “bayangan” dengan tujuan akhir yang
divisualisasikan dalam bentuk “surga”. Secara ilmiah, penetapan
misi melalui syahadat akan menciptakan suatu imajinasi yang
berbentuk visual, yang pada akhirnya diharapkan akan suatu
dorongan kekuatan untuk mencapai keberhasilan itu.
4) Mengubah misi, para penampil kekuatan mengetahui bahwa untuk
mengubah hidup mereka pertama-tama mereka harus mengubah
dahulu mereka harus mengembangkan sikap hidup yang positif,
menggerakkan tujuan yang akan menggerakkan hidup mereka
secara lebih baik dan mereka harus menguatkan keyakinan dalam
diri mereka sendiri bahwa mereka akan berhasil dan sebagainya.
Mission Statement adalah kekuatan visi dan misi kehidupan,
yaitu memulai dengan tujuan akhir, dan membulatkan tekad diri.
Setiap orang yang berada dalam level penetapan misi ini diharuskan
untuk menetapkan misi masa depan sebelum melangkah. Ia harus
memilih sebuah visi yang jelas dalam benaknyb serta meneguhkan hati
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh keyakinan
dan optimisme. Jika, keyakinan ini kuat tertanam dalam hati, niscaya
akan berubah menjadi sebuah kekuatan dahsyatyang mendorong setiap
jiwa manusia bergerak mencapai visi dan cita-citanya.
Dalam ESQ way 165, mission statement yang sejati adalah dua
kalimat syahadat: “Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Nabi
Muhammad Utusan Allah”. Syahadat akan membangun sebuah
komitmen keyakinan dalam berusaha, dan menciptakan daya dorong
dalam upaya mencapai tujuan. Itulah ikrar kepada Tuhan yang Maha
Tinggi, sebelum melangkah.13
13 Republika, ESQ WAY 165, 28 November 2006, hlm. 19.
61
b. Shalat (Character Building/Pembangunan Karakter)
Shalat adalah tindakan khusus seorang muslim dalam rangka
memuliakan Allah, yang berisi kata-kata dan perbuatan-perbuatan
yang dimulai dari takbir dan diakhirat dengan salam dengan memenuhi
syarat-syarat tertentu. Shalat yang dikerjakan manusia menurut
ketentuan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah
mengenai syarat, rukun, dan cara pelaksanaannya, akan dapat
mendidik manusia untuk hidup dengan jiwa yang suci dan jasmani
yang bersih. Akibat dari kesesuaian jasmani dan rohani, akan dapat
memancarkan dan mewujudkan akhlak yang mulia dalam kehidupan
manusia. Karena dengan shalat yang dikerjakan sebaik-baiknya,
dengan khusyu’, tawadhu, dan penuh kesadaran akan menjauhkan
manusia dari perbuatan buruk, dosa dan maksiat.
Fungsi sholat menurut Ary Ginanjar Agustian adalah sebuah
relaksasi yang sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk menjaga
kondisi emosi dan pikiran seseorang dari tekanan luar yang
berkepanjangan, yang mengakibatkan pikiran menjadi tenggelam ke
dalam arus deras persoalan kehidupan yang datang silih berganti serta
dapat mengakibatkan kebodohan emosi dan kebodohan intelektual dan
bahkan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jasmani. Relaksasi
melalui sholat akan memberikan ruang berfikir bagi perasaan intuitif
untuk menjaga dan menstabilkan kecerdasan emosi serta spiritual
seseorang, sekaligus menjaga keutuhan fitrah (The God Spot) yang
telah dimilikinya.14
Sholat juga dapat membangun pengalaman positif dari pikiran-
pikiran yang sering menderai jiwa seseorang, inilah yang
mempengaruhi karakter manusia. Fungsi yang lainnya dapat
membangkitkan dan menyeimbangkan energi batiniah. Dengan sadar
atau tidak sadar perubahan suasana hati dapat mendorong seseorang
mengambil tinadakan untuk mengatur dan mengubahnya.
14Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun … op. cit., hlm. 277.
62
Jadi sholat sendiri adalah metode relaksasi untuk menjaga
kesadaran diri agar tetap memiliki cara berpikir fitrah. Sholat
merupakan suatu langkah untuk membangun kekuatan afirmasi, sholat
adalah suatu metode yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan
spiritual secara terus menerus, sholat adalah suatu teknik pembentukan
pengalaman yang membangun suatu paradigma positif (New
Paradigma Shift atau solusi dari keadaan cara berfikir manusia yang
telah tergeser) dan sholat adalah suatu cara untuk terus mengasah dan
mempertajam ESQ yang diperoleh oleh rukun Islam.15
c. Puasa (Self Controlling/Pengendalian Diri)
Puasa adalah menahan diri dari hawa nafsu. Puasa dari segi
rohani akan batal bila niat dan tujuannya tergelincir pada sesuatu yang
haram walaupun hanya sedikit.
Ary Ginanjar Agustian menjelaskan mengenai puasa yang
merupakan pengendalian diri untuk meraih kemerdekaan sejati dalam
arti merdeka dan bebas dari berbagai belenggu ego duniawi yang tidak
terkendali. Dorongan fisik atau batin secara berlebihan akan
menghasilkan suatu belenggu yangakan menutup God spot seseorang
yang akan mengakibatkan seseorang menjadi buta hati. Dari sinilah
tujuan puasa yaitu mencapai kemerdekaan sejati dari belenggu yang
menutupi God spot.
Puasa sendiri adalah metode pelatihan diri untuk
mengendalikan diri. Puasa bertujuan untuk meraih kemerdekaan sejati
dan pembebasan dari belenggu yang tidak terkendali. Puasa yang baik
akan memelihara asset kita yang paling berharga yaitu fitrah diri.
Disamping tujuan puasa yang lainnya yaitu untuk mengendalikan
suasana hati, maka tujuan puasa lainnya adalah untuk meningkatkan
15 Ibid., hlm. 300.
63
kecakapan. Puasa secara fisiologis dan pelatihan untuk menjaga
prinsip-prinsip yang telah dianut berdasarkan Rukun Iman.16
d. Zakat (Strategic Collaboration)
Zakat diwajibkan oleh Allah untuk dilaksanakan oleh manusia
muslim yang dianugerahi-Nya rizki harta benda dan kekayaan yang
sudah sampai batas minimal harus membayar zakat. Bagaimanapun
kewajiban membayar zakat ini tidak akan memberatkan kepada orang
yang memang wajib membayarnya. Dengan ajaran zakat, orang yang
memerlukannya akan dapat diringankan beban hidupnya. Allah tidak
akan membeban sesuatu yang tidak dapat dipikulnya atau
dilaksankannya. Ajaran zakat yang mempunyai dampak yang mulia
itu, mempunyai tujuan utama, yaitu mewujudkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Hubungan manusia dengan Allah.
2) Hubungan manusia dengan dirinya.
3) Hubungan manusia dengan masyarakat.
4) Hubungan manusia dengan harta benda.
Ary Ginanjar Agustian menjelaskan prinsip zakat dalam arti
luas merupakan suatu program dan apliksi dari keseluruhan rukun
iman atau penjernihan emosi dan suatu metode pembangunan mental.
Semua itu bertujuan untuk membangun alam pikiran yag akan
menghasilkan sebuah pribadi yang mandiri dan tangguh dari dalam.
Zakat adalah suatu bentuk pertahanan aktif dari dalam ke luar.
Prinsip zakat adalah “memberi”. Memberi kepada lingkungan social
adalah salah satu modal awal untuk membentuk suatu sinergi dalam
rangka membengun ketangguhan social. Karena dalam zakat ada suatu
investasi kepercayaan, investasi komitmen, membangun landasan
koperatif, investasi kredibilitas, investasi keterbukaan dan kompromi.
Jadi zakat adalah langkah nyata membangun suatulandasan yang
16 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (Jakarta: Arga, 2001), hlm. 231.
64
kokoh guna membangun sebuah sinergi yang kuat, yaitu berlandaskan
sikap empati, kepercayaan, sikap koperatif dan keterbukaan serta
kredibilitas.17
e. Haji (Total Action)
Haji merupakan rukun Islam yang kelima, didalam ritual haji
ada beberapa hal yang perlu dilakukan; 1) berpakaian dengan pakaian
ihram yang melambangkan tanggal dan tinggalnya dunia dan
keduniaan ini dari sisi kita, dan tiba di Mekkah dalam keadaan suci, 2)
melakukan tawaf sebanyak tujuh kali putaran mengelilingi Ka’bah
yang melambangkan penyerahan yang penuh kepada Allah SWT.,3)
berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara safa dan marwah,4)
singgah di padang arafah hingga terbenam matahari, 5) bermalam di
muzdalifah, 6) melakukan korban di Mina, yang kemudian dilanjutkan
dengan bercukur, 7) bertawaf kembali sebanyak tujuh kali mengelilingi
ka’bah, 8) meminum air zam-zam di telaga zam-zam, 9) bersalat dua
rakaat disekitar tempat nabi Ibrahim berdiri yang berdekatan dengan
Ka’bah (makam Ibrahim). Ibadah haji dilakukan dengan tujuan untuk
mentaati perintah Allah SWT agar memperoleh keridhaan-Nya dan
dapat memperoleh pengalaman keagamaan yang berharga, diantaranya
dapat menyaksikan dan mengalami bukti yang menunjukkan kebesaran
Allah SWT. Hal ini akan dapat diketahui dan dialami ketika umat
manusia dari segala stratifikasinya dengan warna kulit, suku bangsa,
negara yang berbeda adapt bahasa, memenuhi panggilan dan perintah
dari Allah SWT, disatu tempat yang sama untuk mengagungkan,
memuliakan, membesarkan dan mengingat kepada Allah SWT.
Jadi, haji menurut Ary Ginanjar Agustian adalah suatu
transformasi total (thawaf), konsistensi dan persistensi perjuangan
(sa’i), evaluasi dari prinsip dan langkah yang telah dibuat dan
visualisasi masa depan melalui prinsip berfikir dan cara melangkah
yang fitrah (wukuf), haji juga merupakan suatu pelatihan persiapan
17 Ibid., hlm. 260.
65
fisik dan mental dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan
(lontar jumrah).18
Akan tetapi orang sering menjalankan ibadah haji hanya
anggota badannya tanpa mengamalkan amalan-amalannya. Setelah
melaksanakan haji, perbuatannya masih seperti yang dulu tidak ada
perubahan sama sekali. Padahal dengan haji dapat mengubah
paradigma yang sebelumnya tercampur oleh pola kehidupan yang
negatif, sehingga muncullah paradigma baru yaitu paradigam haji yang
terbentuk dari pengalaman ibadah haji.
6. Ihsan dan Kepemimpinan
Ihsan berasal dari kata ‘husn’ yang merujuk pada kualitas sesuatu
yang baik dan indah. Dalam kamus bahasa, dinyatakan bahwa kata ‘husn’
dalam pengertian umum bermakna tentang setiap kualitas yang bermakna
positif (kebaikan, kejujuran, indah, ramah dan lain-lain). Dengan kata lain,
Ihsan adalah berbuat sesuatu yang sangat indah.
Ihsan adalah berbuat kebaikan seolah-olah seseorang melihat
Allah. Dalam situasi seperti ini, seseorang harus menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang dapat bersembunyi dari pandangan Allah. Tetapi tujuan
Ihsan dalam konsep ESQ tidak sekedar melakukan apa yang diperintahkan
oleh-Nya, melainkan bertujuan untuk melakukan suatu perbuatan semata-
mata demi Allah. Lantaran tidak ada realitas kecuali Yang Maha Nyata,
maka setiap perbuatan dan pikiran haruslah menuju Yang Maha Nyata
(Allah).
Salah satu motivasi untuk mencari tujuan tersebut adalah dengan
mengingat bahwa Allah selalu hadir dalam setiap jengkal langkah hidup
kita. Hal ini, tidak hanya berarti bahwa Allah senantiasa melihat apa yang
sedang engkau pikirkan.
Ihsan menghendaki bahwa manusia harus menyadari akan
kehadiran Allah dan berprilaku dengan sebaik-baiknya, bahkan Ihsan juga
menuntut agar berfikir, merasa, dan berniat secara baik pula. Ihsan tidak
18 Ibid., hlm. 262.
66
cukup hanya dengan kebaikan, perbuatan lahiriah, melainkan juga pikiran
dan sifat bertindak yang selaras dengan perbuatan lahiriah. Tidak boleh
ada pertentangan antara apa yang dikerjakannya. Harmonitas kejadian di
atas sering disebut dengan ikhlas (ketulusan). Ikhlas merupakan keadaan
yang sama anta sisi batin dan sisi lahir.19
B. Metode Pelatihan ESQ
Sebagaimana bisa kita baca pada brosur maupun modul pelatihan ESQ
Ari Ginanjar Agustian, pelatihan ESQ merupakan training pengembangan
kepribadian dengan orientasi utama untuk membentuk karakter tangguh.
Sebagaimana tampak dalam namanya ESQ memadukan konsep-konsep
kecerdasan Intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdarasan
spiritual (SQ) secara integratif dan transcendental. Out put dari pelatihan ini
tidak lain adalah meningkatnya kinerja peserta pelatihan.
Dari peserta atau target group yang menjadi partisipan dalam training
ini maka Training ESQ dibedakan menjadi training eksekutif, training
profesional, training reguler, korporasi (in houses training), training
mahasiswa dan training untuk anak-anak (kids training). Training eksekutif
secara spesifik diperuntukkan bagi para pejabat di lingkungan pemerintahan
maupun swasta untuk membentuk kepemimpinan dari masing-masing
individu melalui kecerdasan yang dimilikinya. Training prefsional
diperuntukkan bagi pekerja dengan perofesi tertentu seperti pengajar,
jurnalistik dan umum untuk menumbuhkan kinerja yang profesional, tentunya
adanya keseimbangan antar akhirat dan dunia. Training reguler lebih
diperuntukkan untuk ibu rumah tangga dan masyarakat umum, untuk
membentuk kepribadian. Adapun training korporasi adalah training yang
diperuntukkan bagi perusahaan tertentu sesuai permintaan perusahaan.
Sementara training mahasiswa dan training teens serta training diperuntukkan
19 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER Sebuah Inner
Journey melalui Ihsan, (Jakarta: Arga, 2003), hlm. 96-98.
67
untuk mahasiswa, remaja, dan anak-anak dalam membentuk karakter yang
mengasah kecerdasan emosi dan spiritual yang bersifat independent.
Waktu yang diperuntukkan bagi masing-masing jenis training juga
berbeda. Untuk training eksekutif dan profesional dilakukan selama empat
hari. Sedangkan untuk yang lain training dilakukan selama dua hari.
Dari uraian di atas dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 1
Pelatihan ESQ Ari Ginanjar
No Jenis Pelatihan Peserta Waktu Out put
1. Eksekutif Pejabat di
lingkungan
pemerintah
dan swasta
4 hari Kepemimpinan
2. Prefsional Kalangan
profesional
3 hari Kinerja
3. Reguler Ibu rumah
tangga dan
masyarakat
umum
2 hari Kepribadian
4. Korporasi Instansi
pemerintah,
organisasi
masyarakat
2 hari Kepribadian
5. Mahasiswa Mahasiswa 2 hari Karakter
6. Teens remaja 2 hari Karakter
6. Anak-Anak
(Kids)
Anak-anak 2 hari Karakter
Disamping training dibagi-bagi dalam paket-pakte training
sebagaimana tersebut di atas, secara praktis proses pelaksanaan traning juga
meliputi tahap-tahap pelatihan. Setidaknya ada 5 proses dan tahapan yang
68
harus dilalui dalam pelaksanaan training ESQ Ari Ginanjar yaitu, tahap awal
yang merupakan tahap sosialisasi antar peserta, tahap kedua merupakan
pengenalan training ESQ, tahap ketiga merupakan tahap refleksi diri peserta,
tagap keempat merupakan tahap reorientasi dan rekonstruksi tujuan hidup dan
tahap terakhir adalah relaksasi. Secara skematis tahapan proses training ESQ
bisa dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2
Tahapan Prosed Training ESQ
No Tahap Materi Metode Out put
1. Pendahuluan
(Sosialisasi peserta)
Personal
introduction
Interaksi
peserta
Peserta saling
mengenal
2. Overview ESQ Pengenalan
desain
training
Games
dengan
animasi,
ceramah dan
diskusi
Peserta
memahami
tujuan training
3. Refleksi diri Orang tua,
nabi, kematian
Pemutaran
film
Kesadaran diri
peserta
4. Reoreitasi dan
Rekonstruksi tujuan
hidup
Asmaul
Husna,
pengalaman
kinerja
Film,
ceramah,
bernyani
Pembentukan
karakter
5. Relaksasi Muhasabah Perenungan
dan musik
Puncak
kesadaran
peserta
Proses diatas dapat dijelaskan sebagai berikut pada hari pertama
training yaitu para peserta diperkenalkan tentang siapa dari mereka
sebenarnya. Pada hari kedua dilanjutkan kembali mengetahui dan menyadari
betapa salah orentasi yang selama ini dijalankan karena hanya bertumpang
materi dan dunia, sedang Tuhan dilupakan dengan kita sering mengingkari
69
nikmatnya. Hari kedua ini juga merupakan puncak dari pelatihan ESQ, karena
para peserta harus memperbaiki sikap kehidupan sehari-hari, pekerjaan bukan
hanya mencari materi tapi mengabdi kepada Allah SWT dengan tulus dan
ikhlas.
Metode traning disampaikan dengan menggunakan multimedia yang
menggabungkan antara animasi, klip film, efek suara dan musik. Ditampilkan
dengan medium beberapa layar besar, berukuran hingga 4x6 meter dengan tata
suara min 100 watt.20 Di bawah ini ada beberapa metode dalam training ESQ
yaitu:
1. Games/ Permainan
Permainan ini bertujuan agar peserta dapat merasakan adanya rasa
kebersamaan dan keikhlasan tanpa adanya perbedaan antara satu sama
lain. Disamping itu, sebagai hiburan dan kejenuhan dari apa yang telah
disampaikan oleh trainer, sehingga materinya dapat dicerna dengan baik.
Permainan dalam trining ini seperti permainan anak-anak, yang mana
peserta menirukan gaya dalam film animasi ketika bernyanyi, meniupkan
balon dan lain-lain. Disini kita tidak boleh malu dengan yang lain, ini
merupakan wujud kebersaaan dan tidak ada perbedaan antara yang kaya
dengan yang miskin. Karena di training ini para peserta sama tidak ada
yang diistimewakan.
2. Experiental learning/ percobaan pembelajaran.
Peserta diajak untuk mengingat kecintaan pada rasul, orang tua dan
kematian. Peserta diajak menonton pemutaran film yang dikemas sebaik
mungkin, dengan suara yang keras. Seperti: pemutaran film para Nabi,
kita diajak seolah-olah merasakan perjuangan Nabi Muhammad dan para
sahabat yang gigih memperjuangkan agama Islam.Meskipun hinaan,
cemohan bahkan pernah diludahi dan betapa para sahabat dengan rela
20 Wawancara dengan pengurus ESQ leadership Center ‘Afiani Wulandari’,S.Pd., 8
Januari 2007.
70
mengorbankan tubuhnya terluka demi untuk melindungi Nabi Muhammad
dari lemparan batu.
Demikian pula, dengan pengorbanan orang tua yang telah
melahirkan dan membesarkan kita. Dari bayi sampai dewasa kasih sayang
tercurahkan, bahkan orang tua rela tidak makan dan terluka demi anak-
anaknya. Namun, apa yang terjadi kita sebagai anaknya sering menyakiti
dengan ucapan dan membantah perintahnya, yang tanpa kita sadari sering
membuat orang tua kita resah dan menangis.
Bagaimana ajal kita nanti dijemput, bagaimana datangnya
kematian dapat kita hadapi dengan ikhlas dan tawakal. Yang mana selama
hidup di dunia kita sering mengabaikan perintah dan langangan-Nya. Dari
sini peserta juga diajak menonton film, bagaimana ketika ajal kita
dijemput sekarang, sedang kita dalam kaadaan mengabaikan perintah-Nya
lalu jasad kita di bawa ke liang kubur dengan tangisan dari keluarga kita.
Setelah jasad kita menyatu dengan tanah, kita pun mempertanggung
jawabkan apa yang selama ini kita perbuat di Dunia. Serta untuk hidup
dalam lingkungan sekitar, yang kita sendiri sering berfikir negatif pada
orang lain. Dari pembelajaran diatas dapat dijadikan pelajaran untuk lebih
baik dari yang kemarin, tentunya dengan selalu ingat pada sang pencipta
kita.
3. Case Study / studi kasus
Penyelesaian masalah yang dihadapi manusia pada zaman sekarang
ini sering hanya berorientasi pada material, padahal dalam hal ini manusia
seharusnya lebih berintrospeksi diri dan lebih dekat dengan Allah. Yang
mana kita merenungkan apa saja yang telah diperbuat selama hidup di
dunia yang hampir sebagian umur kita disiakan untuk kesenangan sesaat
dan sering tidak mensyukuri nikmat apa yang telah diberikan kepada kita.
Hal ini yang menyebabkan kebanyakan peserta menangis, menangis bukan
sengaja dibuat-buat, tapi karena para peserta dapat merenungi bagaimana
ia hidup selama ini dan bagaimana menyikapi hidup yang akan datang
71
nanti. Apakah para peserta masih dapat berubah kejalan yang lebih baik
atau sebaliknya. Pada saat berdoa diiringin musik, agar peserta lebih
tergugah kemudian peserta diajak tersenyum kepada peserta lain atas
kebahagiaan yang telah dialaminya.
4. Lectured /Ceramah
Lectured disampaikan oleh para trainer ESQ, peserta diajak untuk
mengetahui karakter manusia dengan keberhasilannya dalam
mengembangkan IQ, EQ, dan SQ yang dilandasi ESQ. IQ dimensi fisik
adalah aplikasi dari EQ yang menitikberatkan pada mentalitas dan SQ
melalui nilai-nilai ihsan yang berfokus pada dorongan. Ihsan di sini
menitikberatkan pada memotivasi para peserta dalam menyelaraskan
dengan perbuatannya.
Disamping itu, untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT atau
smahul Husna, agar dapat diaplikasikan dalam sehari-hari, seperti
kejujuran, kedisiplinan, dan yang lainnya.
5. Discusion
Metode ini digunakan agar peserta bisa aktif dalam menjawab
pertanyaan yang dilontarkan trainer ESQ. Setelah materi-materi
disampaikan perserta diberi waktu untuk bertanya kepada trainer ESQ
tentang materi yang telah dijelaskan.
Pertanyaan dan diskusi dapat membantu merangsang proses
berpikir dan kecepatan belajar. Segaimana Allah SWT telah
memerintahkan kita untuk meminta petunjuk dan bertanya kepada orang-
orang yang ahli sebagai sarana penting dalam meraih ilmu dan
pengetahuan.
6. Role Play
Metode ini merupakan puncak acara, disini peserta bisa merasakan
dan mengalami betapa indahnya dekat dengan Allah dengan memejamkan
72
mata sambil merasakan karunia-karunia yang telah diberikan kepada kita
selama hidup. Rasa kebersamaan, keikhlasan, dan belajar mau merubah
yang lebih baik inilah yang menjadi puncak terakhir, sehingga tercipta
kedamaian dimanapun kita berada.
Dari beberapa metode yang digunakan, diharapkan peserta taining
menemukan inner value seperti: kejujuran, keadilan, kebersamaan,
kreatifitas, kedisiplinan dan lain-lain yang pada hakekatnya sudah ada
didalam diri manusia. Ketika peserta dapat menemukan hal ini maka God
Spot (titik makna hidup) akan terbuka dan disaat itulah mereka
menemukan jati diri, sehingga terbuka peluang untuk mengaktualisasikan
seluruh potensi diri (IQ, EQ dan SQ) dalam seluruh gerak aktifitas
kehidupan termasuk didalam pekerjaan.21
C. Materi Pelatihan ESQ
Materi dalam traning ini merupakan transformasi dari bentuk
pendalaman buku ESQ yang ditulis Ary Ginanjar Agustian.22 Dibawah ini ada
beberapa materi yang di sampaikan oleh trainer yaitu;
1. Zero Mind Process (Penjernihan Emosi), adalah sebuah metode untuk
membebaskan dari belenggu-belenggu yang mengotori dalam upaya
menjernihkan hati dengan kemampuan yang di miliki manusia yaitu suara
hati, yang merupakan motivasi dalam diri manusia. Ini merupakan sebuah
landasan awal dalam memahami ESQ.
Seseorang akan siap menghadapi berbagai rintangan, karena
mampu bersikap positif dan tanggap terhadap peluang serta pemikiran
baru tanpa dipengaruhi dogma yang membelenggu. Medeka dalam berfikir
akan melahirkan pribadi-pribadi kreatif berwawasan luas,
21 ESQ Leadership Training, Modul pada saat training, 9 September 2006, hlm. 6. 22 Wawancara dengan trainer ESQ ‘Firdaus Djamaris’, 10 September 2006.
73
terbuka/fleksibel, mampu berfikir jernih dan God Spot yang kembali
bercahaya.23
2. Mental Building (Ketangguhan Pribadi), adalah sebuah metode dasar
manusia melalui prinsip rukun iman sehingga akan tercipta potensi yang
dimiliki manusia. Seseorang yang memiliki 6 prinsip moral sebagai
berikut:
a. Memiliki Prinsip Dasar tauhid yaitu Prinsip Bintang, yaitu berprinsip
hanya kepada Allah SWT. (Spiritual Commitment).
b. Memiliki Prinsip Kepercayaan, yaitu komitmen seperti malaikat.
(Spiritual Integrity).
c. Memiliki Prinsip Kepemimpinan, yaitu meneladani Nabi dan Rasul-
Nya. (Spiritual Leadership).
d. Selalu memiliki Prinsip Pembelajaran (Continuous Improvement),
yaitu berpedoman pada Al-Quran Al Karim.
e. Memiliki Prinsip Masa Depan, yaitu beriman kepada “Hari
Kemudian”. (Spiritual Vision).
f. Memiliki Prinsip Keteraturan, yaitu ihlas kepada “Keteraturan (rulus)
Allah”.24
3. Personal Strength, adalah sebuah metode untuk mengendalikan pikiran
bawah sadar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dimana pikiran-
pikiran yang negatif dapat kita rubah dengan pikiran yang positif, sehingga
menjadi suatu langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui:
a. Mission Statement adalah dua kalimat syahadat yang merupakan misi
masa depan sebelum melangkah.
b. Character Building merupakan pembangunan karekter melalui sholat
lima waktu.
23Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun…, op. cit., hlm. 105. 24 Ibid., hlm., 252-254.
74
c. Self Controlling merupakan kemampuan mengendalikan diri yang
dilatih melalui puasa.
Dengan aplikasi tiga langkah tersebut, ketangguhan pribadi ini
akan mengkristal dalam dada. Hasilnya adalah, sebuah pribadi yang kuat,
serta memiliki prinsip dan integritas tinggi. Seperti halnya syahadat dan
sholat, puasa pun adalah bentuk pelatihan nyata pada diri seseorang yang
telah memiliki keimanan, serta pribadi yang tangguh.25
4. Social Strength, adalah metode untuk membangun kebersamaan yang
berdasarkan suara hati yang telah diperoleh pada hari pertama dan kedua
sehingga tercipta kolaborasi melalui:
a. Strategic Collaboration (Zakat) yang sesuai dengan kehendak dasar
hati nurani manusia, zakat selaras dengan suara hati dirinya dan bukan
paksaan batiniah. Jadi, zakat merupakan penyaluran aspirasi dari
kehendak manusia.
b. Total Action (Haji), merupakan langkah yang berpusat pada Allah
Yang Maha Esa, dimana segala tujuan hidup tidak berprinsip kepada
yang lain.
Dari uraian materi di atas, akan menghasilkan sebuah bagan
tentang permasalahan dan solusinya.26 Sebagaimana bagan dibawah ini:
25 Ibid., hlm. 327. 26 ESQ Leadership Training, op. cit., hlm. 11.
75
Bagan tersebut, merupakan sebuah permasalahan pada manusia
yang tergeser pemikirannya dan cenderung tidak ada keseimbangan dalam
akherat dan dunia. Dalam ESQ dapat diatasi dengan solusi yang berprinsip
Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, yang akan tercipta manusia
unggul.