BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan...
Transcript of BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan...
BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi
perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri
sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat
tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan
pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya.
Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur,
terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya.
Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan
sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran
dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah
dibuat.
A. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016
Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target
setiap IndIkator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan
penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap)..
Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna
mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan
datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat
Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Tingkat Realisasi Positif
Realisasi Capaian = x 100% Target
BAB III - 50 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
b. Tingkat Realisasi Negatif
Adapun rincian pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
1 Persentase penduduk yang bekerja
95,97 95,79 99,81
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
4,04 4,21 95,80
2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial
20 21,40 93,00
3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas
4 Angka rata-rata lama sekolah
8,8 7,11 80,80
5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
97,96 98,56 100,61
6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B
86,7 88,14 101,66
7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
62,11 68,21 109,82
8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
112,84 112,84 100,00
9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/ Paket B
102,45 103,42 100,95
10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C
80,9 81,42 101,78
Target – (Realisasi-Target) Capaian = x 100% Target
BAB III - 51 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya
kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
86,64 97,28 112,28
5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana
67,34 95,46 141,57
6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga
13
Persentase pemuda berprestasi yang dibina
20,73 29,02 139,9
14 Persentase atlet berprestasi yang dibina
13,73 13,95 101,6
7 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan, termasuk tenaga medis dan non-medis secara merata
15 Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk
18,00 17,04 94,67
8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
97,19 91,00 106,37
17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
25,61 25,82 * (2015)
99,18
9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal
18 Angka Harapan Hidup (AHH)
70,82 70,68 * (2015)
99,80
10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
15,00 15,00 100,00
BAB III - 52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 11 Meningkatnya
akseptor Keluarga Berencana (KB)
20 Persentase cakupan peserta KB aktif
65 76,84 118,21
12 Menurunnya persentase penduduk miskin
21 Persentase penduduk miskin
11,72 11,85 98,89
13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
22 Persentase penurunan PMKS
1,42 1,38 97,18
14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
23
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
20 14 70,00
24 Indeks Pembangunan Gender (IPG)
69 91,77* 133,00
25 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
71,02 68,64* 96,64
15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi
26
Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB
54,85 – 54,93
54,98* 100,20
27 Persentase koperasi aktif
80,13 88,11 110,00
16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)
28 Pertumbuhan Wirausaha Baru
9,25
11 118,90
17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan
29 Rasio perputaran modal Kopwan
2,2
2,23 101,40
18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)
30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
1,96 2,82 143,00
31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)
2,1 2,01 95,71
32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)
4,38 2,45* 55,94
BAB III - 53 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 33 Pertumbuhan sub-
sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
6,9 -9,12 -132,17
34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)
4,8 5,06 105,42
19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)
35 Ketersediaan pangan (ton)
- Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula -
7.780.579 6.474.225
490.417 362.861 352.216 415.521
1.465.727 1.316.966
7.497.526 5.425.180
316.390 377.220 367.174 449.661
1.453.398 1.195.501
96,36 83,79 64,51
103,95 104,24 108,21 99,15 90,77
20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)
36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
84,40 83,36 98,76
37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)
85,00 87,77 103,25
38 Tingkat keamanan pangan (%)
81,00 88,00 108,64
21 Meningkatnya akses pangan (food access)
39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV)
<10 2,98 100,00
22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri
40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
9,54 5,81 61,81
23 Meningkatnya kontribusi sektor industri
41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)
6,6 4,51 68,33
24 Meningkatnya kunjungan wisata
42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
368.626 618.536 167,80
43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara
45.824.051
54.565.006 119,07
BAB III - 54 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 25 Meningkatnya
kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
44
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman
205
212 103,41
45 Indeks Kepuasan thd penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur
79
80 101,26
26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah
46
Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
61.72 24,09 39,67
47
Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
49.38 37,34 75,61
48
Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
41.40 26,57 64,17
49
Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
42.92 46,33 107,94
50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)
94.28 82,14 87,12
27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara
51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)
88,60 88,87 100,30
52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%)
57,90 57,90 100,00
53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
47,00 47,36 100,76
54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
43,00 43,50 101,16
BAB III - 55 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 55 Persentase kabupaten/
kota berpredikat Wahana Tata Nugraha
55 78,95 143,55
56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang
81 77,91 96,19
28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi
57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih
63,69 72,06 112,06
58
59
60
61
Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah Persentase KK yang mendapatkan pelayanan drainase perkotaan Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan Persentase rusun terbangun
65,97
82,12
85,48
49,11
65,31
41,61
71,97
39,76
98,99
50,67
84,19
80,96
29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air
62 Luas areal layanan irigasi (ha)
98,02 98,04 100,02
63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi
68,40 68,50 100,15
64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku
87,89 87,78 99,87
65 Persentase Penurunan luas genangan banjir
75,73 72,73 104,12
30 Meningkatnya infrastruktur & ketersediaan energi
66 Rasio ketersediaan listrik
72,53 88,79 122,00
67 Persentase rumah tangga pengguna listrik
99,61 99,87 100,26
31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi
68 Luas konservasi kawasan hutan (ha)
10.000 10.326 103,00
BAB III - 56 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 32 Meningkatnya
sumber mata air terkonservasi
69 Jumlah sumber mata air yang terkonservasi (titik)
5 6 120,00
33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut
70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air
33 39 118,18
34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)
4 4,29 107,23
35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang
72
Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang
69,23 70,27 101,50
73
74
75
7
25
75
15
63,63
100
214,28
254,52
133,33
36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
76 Jumlah SKPD provinsi yang melaksanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
71 99 139,00
BAB III - 57 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 37 Meningkatnya
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
77 Hasil EKPPD ST ST Tercapai
38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai
39 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
79 Jumlah raperda inisiatif dewan
3 10 333,33
40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
80 Opini BPK
WTP WTP Tercapai
41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas
81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan
20 20,41 102,00
BAB III - 58 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 42 Mewujudkan
sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana
82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)
100 100 100,00
43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan
83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
5,46 4,11 75,27
44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama
84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani
100 100 100,00
45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
100 100 100,00
46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
100 100 100,00
47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
100 100 100,00
48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
910 901 99,01
BAB III - 59 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
B. EVALUASI DAN ANALISIS REALISASI KINERJA
Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015
menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan
dan sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :
1. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan
Tujuan Pertama Meningkatkan Perluasan Lapangan Kerja.
Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan I
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI Th. 2015
(n-1) Th. 2016
(n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
1 Persentase penduduk yang bekerja
95,97 95,53 95,79
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
3,92 4,47 4,21
2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial
20 15,11 21,40
Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
1 Persentase penduduk yang bekerja
96,27 95,79 99,50
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
3,73 4,21 83,06
BAB III - 60 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial
85,41 21,40 25,05
Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI
Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
1 Persentase penduduk yang bekerja
95,79 94,40 + 1.39 (positif)
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
4,21 5,61 + 1.40 (positif)
2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial
21,40 - -
Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI
Salah satu Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah
penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Berdasarkan hasil Survey
Angkatan Kerja (Sakernas) BPS pada Tahun 2016, TPT Jawa Timur turun dari
semula 4,47% di tahun 2015 menjadi 4,21% di tahun 2016. Adapun kondisi-kondisi
yang menjadi penyebab turunnya TPT dan perkara perselisihan hubungan industrial
di Jawa Timur antara lain:
a. Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Agustus 2016 berkurang sebanyak
324.681 orang menjadi 19.950.000 orang dibandingkan jumlah angkatan kerja
pada Agustus Tahun 2015 yang mencapai 20.274.681 orang. Sedangkan jumlah
penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Bulan Agustus 2016 juga turun
menjadi 19.110.000 orang atau berkurang 266.777 orang dibandingkan Agustus
Tahun 2015 yang mencapai 19.367.777 orang;
BAB III - 61 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
b. Pekerja yang berstatus buruh/karyawan/pegawai meningkat dari 32,94 persen di
Agustus 2015 menjadi 34,13 persen pada Agustus 2016 sedangkan Proporsi
penduduk Jawa Timur yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu turun 2,93
persen menjadi 5,60 juta orang pada Agustus 2016 dibanding periode yang
sama di tahun 2015;
c. Terjadi kenaikan penduduk yang bekerja di 5 (lima) sector lapangan pekerjaan
utama, yaitu sector Industri, transportasi, keuangan, pertambangan dan sector
listrik, air serta gas. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada 4 (empat)
sektor, yaitu sektor pertanian, konstruksi, perdagangan dan jasa
kemasyarakatan;
d. Secara umum Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya
untuk menurunkan TPT, melalui pengaktifan program “AYO KERJA” berbasis
website, pelaksanaan rutin bursa kerja yang bekerja sama dengan perusahaan
dari Provinsi Jawa Timur maupun dengan Luar Provinsi, pendampingan lulusan
baru oleh Tenaga Suka Rela dari perusahaan, serta penyesuaian kurikulum BLK
yang berbasis kebutuhan daerah;
e. Untuk Perselisihan Hubungan Industrial, yang masuk pada Pengadilan
Hubungan Industrial pada PN Surabaya dan ke Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Gresik untuk tahun 2016 sebanyak 191 kasus dan
selesai diputus sejumlah 151 kasus. Sedangkan untuk tahun 2015 kasus yang
masuk sebanyak 243 kasus dan selesai diputus sejumlah 189 kasus. Sehingga
terjadi penurunan jumlah kasus sebesar 52 kasus (21,40%) dan peningkatan
keberhasilan penyelesaian kasus sebesar 1,06%;
f. Meningkatnya pemahaman para pihak pelaku hubungan industrial yaitu
pengusaha dan para pekerja terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan;
g. Digalakkannya upaya pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit, serta
penyelenggaraan bimbingan teknis, sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang
terkait dengan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, sehingga pekerja
dan pengusaha yang bermasalah dapat melalukan perundingan bipartite
sehingga tercapai kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian bersama (PB);
BAB III - 62 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
h. Adanya forum komunikasi dan konsultasi mediator Hubungan Industrial dalam
rangka mendorong penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara
musyawarah mufakat.
Terkait belum tercapainya kinerja penurunan pengangguran dan sebagai
langkah peningkatan capaian kinerja penyelesaian hubungan insdustrial pada tahun
yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Memperluas jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak yang
berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri, asosiasi
profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi) secara online
sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan
mudah diakses pencari kerja, serta mengoptimalkan inovasi pelayanan
penempatan “AYO KERJA”;
b. Meningkatkan pembinaan kepada Kab./Kota untuk lebih mengefektifkan
pelayanan dan pendataan penempatan tenaga kerja dari pencari kerja umum
maupun alumni dari dunia pendidikan/alumni pelatihan;
c. Penyelenggaraan Bursa Kerja Bulanan, Pekan Pasar Kerja di bulan September
(2 bulan pasca kelulusan), serta Bursa Kerja Bersama dengan Provinsi lain;
d. Revitalisasi UPT Pelatihan Kerja (BLK) melalui upgrading Instruktur, penyusunan
kurikulum berbasis kebutuhan, dan modernisasi peralatan pelatihan guna
mendukung program-program pelatihan kerja;
e. Mengoptimalkan penempatan tenaga kerja di sektor formal melalui AKL (Antar
Kerja Lokal), AKAD (Antar Kerja Antar Daerah), AKAN (Antar Kerja Antar
Negara) dan AKSUS (Antar Kerja Khusus) serta perluasan kerja di sektor
informal, termasuk penciptaan wirausaha baru;
f. Peningkatan koordinasi dan membangun mitra kerja melalui Forum Komunikasi
Jejaring Pemagangan (FKJP) di setiap Kabupaten/Kota untuk meningkatkan
pemagangan mandiri, dengan melibatkan unsur asosiasi perusahaan, industri,
lembaga pelatihan kerja, dinas yang menangani ketenagakerjaan ; termasuk
upaya untuk peningkatan program magang ke luar negeri (Jepang);
BAB III - 63 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
g. Meningkatkan fungsi LKS Bipartit untuk menciptakan harmonisasi hubungan
industrial dan iklim ketenagakerjaan yang kondusif, menjamin keberlangsungan
usaha dan peningkatan kesejahteraan karyawan/buruh, serta mencegah
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja;
h. Membekali tenaga kerja ter-PHK melalui Program Alih Kerja atau Alih Profesi,
bimbingan kerja, serta orientasi kewirausahaan.
Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, output-output
dari berbagai program/kegiatan tersebut saling mendukung dan harus dilaksanakan
secara terpadu/terintegrasi sehingga memberikan dampak secara langsung maupun
tidak langsung terhadap penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Indikator
kinerja yang meliputi penduduk yang bekerja dan penurunan TPT bukanlah
merupakan indikator khusus ketenagakerjaan, karena capaiannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor penyebab maupun intervensi eksternal di luar sektor
ketenagakerjaan. Mengingat masalah pengangguran dan kesempatan kerja bukan
hanya merupakan masalah ketenagakerjaan dikarenakan penciptaan kesempatan
kerja berada pada seluruh sektor lapangan usaha, maka sumbangan dari intervensi
program/kegiatan di SKPD sektoral lainnya yang berkontribusi terhadap
penciptaan kesempatan kerja maupun pertumbuhan investasi sangat
diperlukan.
BAB III - 64 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
2. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan
Tujuan Kedua Meningkatkan Pemerataan, dan Perluasan Akses
Pendidikan.
Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan II
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas
1. Angka rata-rata lama sekolah
8.8 8,7 7,11*
2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
97.96 98,35 98,56
3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
86.7 87,64 88,14
4.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
62.11 65,83
68,21
5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
112.84 112,79 112,84
6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
102.45 102,90 103,42
7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C
80,9 79,14 81,42
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
86.64 79,58 97,28
3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana
67.34 88,32 95.46
4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga
1.
Persentase pemuda berprestasi yang dibina
60,00 43,33 57,77
2. Persentase atlet berprestasi yang dibina
51,00 39,78 63,14
Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim
BAB III - 65 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas
1. Angka rata-rata lama sekolah
9,1
7,11* 78,13
2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
98,1
98,56 100,25
3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
87,36
88,14 100,32
4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
64,9
68,21 101,43
5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
113,1
112,84 99,72
6.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
103,11
103,42 99,79
7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C
83,44 81,42 94,84
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
86,97
97,28 91,50
3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana
99,34 95.46 88,91
4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga
1.
Persentase pemuda berprestasi yang dibina
75 57,77 77,03
2. Persentase atlet berprestasi yang dibina
63
63,14 100,22
Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim
BAB III - 66 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas
1. Angka rata-rata lama sekolah
7,11* 7,83 (-)
2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
98,56 93,38 (+)
3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
88,14 81,01 (+)
4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
68,21 59,10 (+)
5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
112,84 108,00 (+)
6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
103,42 100,72 (+)
7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C
81,42 76,45 (+)
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
97,28 70,06 (+)
3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana
95.46 85.60 (+)
4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga
1.
Persentase pemuda berprestasi yang dibina
57,77
2. Persentase atlet berprestasi yang dibina
63,14
Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim
BAB III - 67 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang
mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi
penyebab antara lain :
a. Peningkatan akses dan pelayanan pendidikan melalui jalur formal, seperti
Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang
sederajat; juga jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat; serta informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan,
dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi
anak secara optimal agar memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya;
b. Pemberian bantuan pendidikan tepat sasaran, baik Biaya Operasional Sekolah
(BOS) jenjang SD/MI dan SMP/MTs maupun Biaya Operasional Manajemen
Mutu (BOMM) dan Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) pada jenjang
SMA/MA serta SMK yang memberikan dampak bertambahnya jumlah siswa
yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat
mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi kasar
maupun angka partisipasi murni;
c. Penyelenggaraan SMK Mini di Pondok Pesantren, penyelenggaraan kelas
wirausaha, praktek industri luar negeri merupakan upaya Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dalam mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja terampil dan
memperhatikan kemampuan serta kondisi ekonomi masyarakat;
d. Adanya pemberian beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
kepada guru dapat meningkatkan prosentase guru dengan kualifikasi lebih dari
atau sama dengan D4/S1. Sesuai dengan PP Nomor 19/2005 Pasal 28 ayat (1),
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat (2) kualifikasi akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
BAB III - 68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendukung dan bekerjasama dengan pihak swasta baik tingkat pusat maupun
daerah untuk membangun pendidikan anak usia dini berupa bantuan dana,
supervisi, pembinaan guru dan sosialisasi acuan pembelajaran yang lebih
intensif di jenjang PAUD;
b. Meningkatkan dan mengembangkan secara bertahap Wajib Belajar Pendidikan
Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun;
c. Meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren melalui progam Bantuan
Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta yang lebih dikenal
dengan BOSDA Madin;
d. Meningkatkan rasio jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibanding
Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan perbandingan 70:30, untuk
menyiapkan tenaga kerja terampil berpendidikan menengah. Pengembangan
bidang keahlian SMK disesuaikan kebutuhan lapangan kerja, didukung
kerjasama dengan dunia usaha dan industry;
e. Menghilangkan hambatan administratif pemberian bantuan bagi sekolah umum,
sekolah agama, sekolah kejuruan dan sekolah khusus;
f. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan tambahan fasilitas dan program
antara (bridging program) bagi lulusan sekolah kejuruan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi.
BAB III - 69 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
3. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan
Tujuan Ketiga Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.
Tabel 3.8 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan III
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata
1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk
18.00 17.14 17.04
2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
97.19 89.6 91.00
2. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
25.61
25.82 25.82* (2015)
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal
1. Angka Harapan Hidup (AHH)
70.82
70.68 70.68* (2015)
4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
1. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
15.00 6.00 15.00
5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)
1 Persentase cakupan peserta KB aktif
65 76,70 76,84
* Angka Perhitungan Tahun 2015 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
BAB III - 70 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya sarana
dan ketersediaan tenaga medis secara merata
1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk
24 17,04 71
2.
Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
2. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
97,10 91,00 106,28
3. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
22,12 25,82* 83,27
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal
1. Angka Harapan Hidup (AHH)
71,18 70,68 99,29
4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
2. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
100 15 15
5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)
1 Persentase cakupan peserta KB aktif
67 76,84 114,69
* Angka Perhitungan Tahun 2015 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata
1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk
17,04 -* -*
2.
Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
91,00 -* -*
BAB III - 71 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2. Angka Kematian
Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
25,82* -* -*
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal
1. Angka Harapan Hidup (AHH)
70,68* -* -*
4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
1. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
15 -* -*
5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)
1 Persentase cakupan peserta KB aktif
76,84% 74,79% + 2,05%
* AKB dan AHH adalah data capaian Tahun 2015 dan data Realisasi Nasional belum tersedia Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Berdasarkan data capaian tersebut di atas, permasalahan utama dari urusan
kesehatan adalah:
1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi;
2. Masih tingginya masalah kesehatan akibat penyakit menular dan tidak menular;
3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
4. Belum optimalnya pelaksanaan jaminan kesehatan;
5. Penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Dalam rangka menyeimbangkan penyebaran tenaga kesehatan yang belum
merata adalah dengan memastikan kembali implementasi Perda Provinsi Jawa
Timur No 7 Tahun 2014 dan Pergub Jawa Timur No 74 Tahun 2015;
BAB III - 72 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui upaya
Kelembagaan forum Penakib di Provinsi, Pengembangan forum Penakib di
Kab/Kota, Pengembangan rumah tunggu lahiran, Penguatan jejaring sistem
rujukan maternal dan neonatal di Kab/Kota, Surveillans kesehatan anak dan
kematian ibu, melaksanakan Audit maternal perinatal, Penguatan keterlibatan
masyarakat pada program KIA melalui P4K dan menjamin ketersediaan buku
KIA, buku pintar KIA bagi Calon Pengantin;
3. Sebagai upaya meningkatkan Angka Harapan Hidup, untuk mengatasi masih
tingginya masalah kesehatan akibat penyakit menular dan tidak menular akan
dilaksanakan upaya Desentralisasi ARV ke Kab/kota dan implementasi layanan
ARV di Puskesmas, Aktivasi layanan tes HIV di seluruh UPT RSU dan
RSP/kusta, Penyediaan logistik untuk pengendalian Tuberkulosis, penguatan
keterlibatan UPT dalam program, peningkatan keterlibatasan semua stakeholder,
peningkatan mutu program dengan menjaga mutu Lab, penguatan jejaring lab
dan pendampingan RS Sub Rujukan TB MDR, Penguatan kapasitas petugas,
deteksi dini melalui penemuan secara aktif berbasis keluarga melalui Gerakan
Cinta Keluarga, Penguatan seluruh stakeholder untuk menghilangkan stigma
dengan melibatkan orang yang pernah menderita kusta, membentuk Posbindu di
masyarakat yang sampai saat ini sudah terbentuk 3884 Posbindu;
4. Terkait belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, Pemerintah
Provinsi Jawa Timur akan memberlakukan kebijakan akreditasi terhadap
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, untuk meningkatkan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat;
5. Sebagai upaya pengoptimalan pelaksanaan jaminan kesehatan, akan dilakukan
release rencana pembiayaan yang baru pasca Pencabutan Perda No 4 Tahun
2009 dengan fokus Rencana Integrasi Oleh Daerah dan rencana Pembiayaan
Provinsi yang diatur dalam PERDA N0. 1 Th. 2016 tentang Sistem kesehatan
Provinsi;
BAB III - 73 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
4. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan
Tujuan Ke-4 Mempercepat dan Memperluas Penanggulangan Kemiskinan.
Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IV
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya
persentase penduduk miskin
1 Persentase penduduk miskin
11,72 12,28 11,85
2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
1 Persentase penurunan PMKS
1,42 1,35 1,8
3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
20 26 14
2
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
69 91,07 91,77*
3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
71,02 68,41 68,64*
*) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS
Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya
persentase penduduk miskin
1 Persentase penduduk miskin
10,19 11,85 83,71
2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
1 Persentase penurunan PMKS
7,22 1,38 19,11
3
Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
20 14 70
2
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
70,83 91,77* 129,56
3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
72,89 68,64* 94,17
*) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS
BAB III - 74 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.13
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya
persentase penduduk miskin
1 Persentase penduduk miskin
11,85 10,7 (-)
2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
1 Persentase penurunan PMKS
1.38 -* -
3
Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
14 - -
2
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
91.77* 91.03 (+ 2.79)
3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
68.64* 70.83 (- 2.19)
*) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015
Sumber Data: BPS
Berdasarkan data resmi statistik bahwa penduduk miskin di Jawa Timur
mencapai 4, 63 juta jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai 40 juta jiwa per
September 2016, secara persentase penduduk miskin turun dari 12,28 % per
September 2014 menjadi 12,05 % pada Maret 2016 dan turun kembali menjadi 11,85
% pada September 2016 atau turun sekitar 64,77 ribu jiwa dari 4,70 juta jiwa pada
Maret 2016 menjadi 4,63 juta jiwa pada September 2016.
Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Timur terus menurun, walaupun masih di
bawah angka nasional, tetapi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang
memberikan kontribusi penurunan penduduk miskin terbesar kedua sebesar 72.670
jiwa atau sebesar 10,62% dari penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional.
Meskipun laju penurunan jumlah penduduk miskin Jawa Timur cenderung mulai
melambat. Perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin sulit dihindari pada saat
persentase penduduk miskin mulai mendekati angka 10%, karena berhadapan
dengan hardcore poverty, atau disebut juga keraknya kemiskinan, ultra-poor, atau
extreme poor, yakni kelompok paling miskin di antara orang miskin (the poorest of
BAB III - 75 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
the poor), paling tidak berdaya, dan sulit dijangkau. Culture of poverty yang
membangun hardcore poverty diduga sangat kuat bertahan di sebagian kelompok
masyarakat, dan ini sangat tidak mungkin hanya diselesaikan oleh pemerintah tanpa
keterlibatan kuat kelompok civil society.
Dalam rangka penurunan penduduk miskin di Jawa Timur, sebagai langkah
peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan berbagai upaya program/kegiatan yang diarahkan pada kelompok
tersebut dan memastikan bahwa mereka inklusif dalam setiap proses pembangunan
yang dilakukan, menjamin bahwa rumah tangga miskin menjadi bagian dari
pelaksana pembangunan.
Salah satu kegiatan prioritas penanggulangan kemiskinan adalah Jalan Lain
Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) yang mampu memberikan kontribusi
terhadap penurunan rumah tangga miskin, yaitu berdasarkan Basis Data Terpadu
PPLS 2011 dan PBDT Tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), telah terjadi penurunan jumlah rumah tangga
miskin yang berada pada tingkat kesejahteraan 10% terendah (Desil 1) sebesar
134.692 rumah tangga, yaitu dari sebesar 1.230.042 rumah tangga (berdasarkan
data PPLS 2011) menjadi sebesar 1.095.350 rumah tangga (berdasarkan data PBDT
2015).
Rancangan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2017 dilakukan secara
integral dengan melibatkan OPD terkait, Program Jalin Matra tidak hanya
memberikan bantuan uang untuk modal usaha kepada rumah tangga miskin tetapi
juga memberikan pelatihan-pelatihan pasca program agar rumah tangga miskin
dapat mengembangkan usaha, hal ini dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa
OPD seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta
beberapa Perguruan Tinggi seperti Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga dan
Universitas Negeri Malang.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap memprioritaskan Program Pemberdayaan
Masyarakat di Perdesaan seperti Program Jalin Matra dimana selama Tahun 2014
s/d 2016 mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi 312 Pendamping
Kabupaten dan 4.226 Pendamping Desa, memberdayakan 1.963 Kader PKK
sebagai Pendamping Desa sekaligus sebagai “Mother Care” layaknya sosok orang
BAB III - 76 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
tua yang mampu melindungi dan memupuk semangat rumah tangga miskin untuk
berjuang bersama sama keluar dari kemiskinan, serta mampu menumbuhkan usaha
baru bagi 29.726 Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP), 24.191 Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang bergerak dibidang peternakan, perikanan,
perdagangan, pertanian, ketrampilan dan jasa. Oleh karena itu kebijakan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur terhadap upaya percepatan penurunan kemiskinan tetap
dilakukan melalui alokasi APBD Pemerintah Prov. Jatim Tahun 2017 yang tetap
memprioritaskan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan seperti Jalin
Matra yang mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan bantuan permodalan kepada UMKM serta mendorong urbanisasi
profesi bagi petani menuju industri primer.
Sedangkan tentang penurunan PMKS, diketahui hal-hal utama yang menjadi
penyebab ketidakberhasilan penurunan jumlah PMKS di Jawa Timur antara lain:
a. Kurang sinkronnya kebijakan Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Kabupaten / Kota dalam memberikan penanganan terhadap PMKS;
b. Lemahnya SDM Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan peningkatan Realisasi
kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Melakukan penguatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam
penanganan terhadap PMKS;
b. Melakukan peningkatan koordinasi dengan Kementerian Sosial RI dalam
memperluas jangkauan pelayanan terhadap PMKS;
c. Mendorong Bidang dan UPT di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
untuk membuat inovasi-inovasi pelayanan terhadap PMKS;
Berkaitan dengan Pemberdayaan Gender, diketahui beberapa hal berikut:
a. Lemahnya koordinasi lintas program dalam mewujudkan KB yang responsive
Gender;
b. Kurang adanya kemampuan perempuan untuk setara dengan laki-laki serta
kurangnya pemahaman terhadap arti, tujuan, dan arah pembangunan yang
responsif gender;
BAB III - 77 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
c. Dengan adanya metodologi penghitungan yang baru, interpretasi angka IPG
berubah. Interpretasi angka IPG tidak lagi di perbandingkan dengan angka IPM.
Angka IPG berdiri sendiri. Semakin besar angka IPG, dan mendekati nilai 100
(seratus) maka capaian Pembangunan Gender semakin baik. Nilai 100
memberikan gambaran bahwa hasil pembangunan antara laki-laki dengan
perempuan sudah setara. Sebaliknya jika angka IPG semakin jauh dengan nilai
100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan
perempuan. IPG metode baru merupakan perbandingan rasio capaian IPM
perempuan terhadap rasio capaian IPM Laki-laki, pada tahun 2015 IPM
perempuan Prov. Jatim sebesar 66,78 terhadap rasio capaian IPM Laki-laki
sebesar 73,31 (sumber: Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun
2016) sehingga Kesetaraan dan Keadilan Gender belum terwujud.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggugah kesadaran dan komitmen stakedolder 38 Kab/Kota di Jawa Timur
sebagai upaya revitalisasi program KB di Jawa Timur.
b. Melakukan kegiatan review dan pendampingan pada SKPD Provinsi,
Kabupaten/Kota Jawa Timur agar mengoptimalkan integrasi gender kedalam
dokumen perencanaan, pengganggaran di semua sektor pembangunan hingga
menjadi Anggaran Responsif Gender sebagai upaya untuk mewujudkan
Kesetaraan dan Keadilan Gender.
c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran perempuan melalui pendidikan dan
pelatihan agar dapat meningkatkan rasa percaya diri perempuan pada
kemampuan mereka sendiri untuk bersaing dengan laki-laki.
Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut,
program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian
kinerja organisasi adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender dan Anak. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat
memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.
BAB III - 78 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
5. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan ke-5 Meningkatkan Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Kelembagaan
UMKM dan Koperasi. Tabel 3.14
Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan V 1. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi
1 2
Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase koperasi aktif
54,85 – 54,93
80,13
54,98
88,10
54,98*
88,11
2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)
1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)
9,25
10,00 11,00
3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan
1 Rasio perputaran modal Kopwan
2,20
2,10 2,23
*) data realisasi tahun 2015
Sumber Data: BPS diolah
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi
1
2
Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase koperasi aktif
55,11
81,03
54,98*
88,11
99,8
108,7
2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)
1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)
10 11 110
3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan
1 Rasio perputaran modal Kopwan
2,5 2,23 89,2
*) data realisasi tahun 2015
Sumber Data: BPS diolah
BAB III - 79 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi
1
Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%)
54,98* n/a n/a
2 Persentase koperasi akti
88,11 n/a n/a
2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)
1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)
11 n/a n/a
3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan
1 Rasio perputaran modal Kopwan
2,23 n/a n/a
*) data realisasi tahun 2015
Sumber Data: BPS diolah
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja
yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang
menjadi penyebab keberhasilan antara lain :
a. Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan koperasi dan
UKM di berbagai sektor usaha melalui tiga strategi utama, yakni yaitu aspek
produksi, aspek pembiayaan, dan aspek pasar. Dari aspek produksi, strategi
yang ditempuh diantaranya adalah pengembangan Business Development
Centre (BDC) yang sampai sekarang menjangkau 13 layanan (menjadi salah
satu top 99 inovasi pelayanan publik Kemenpan RB tahun 2016) dan
peningkatan produktivitas UKM (magang ke profesional UKM ekspor). Lalu dari
aspek pembiayaan, strategi yang ditempuh salah satunya adalah dengan skim
pembiayaan linkage program model “loan agreement”. Kemudian dari aspek
pasar, strategi yang ditempuh antara lain melalui fasilitasi pemasaran melalui
Cooperative Trading House (CTH) yang bertujuan meningkatkan akses pasar
baik dalam negeri maupun pasar ekspor dan meningkatkan jaringan usaha
produk koperasi dan UMKM anggotanya yang berbasis agro industri serta
penguatan akses pasar melalui Gedung Galeri Batik dan Galeri Cinderamata.
BAB III - 80 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
b. Dukungan alokasi anggaran bagi pengembangan koperasi dan UMKM di Jawa
Timur yang cukup besar, serta dukungan dari stakeholder (gerakan koperasi,
dekopin dan pihak perguruan tinggi, dsb) dan koordinasi yang baik antar
Kabupaten/Kota dalam pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM
di Jawa Timur.
Adapun hal-hal yang menjadi penyebab kekurangberhasilan yang merupakan
tantangan ke depan antara lain:
a. Pertumbuhan jumlah anggota koperasi tidak sesuai target karena pada tahun
2016 beberapa koperasi yang tidak aktif di jawa timur telah dibubarkan, sehingga
mengurangi jumlah anggota koperasi secara agregat.
b. Program pengembangan koperasi baru dari pemerintah daerah juga tidak terlalu
banyak bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c. Produk KUKM yang kurang bersaing dengan produk industri besar, terutama dari
aspek packaging.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan peran Business Development Centre (BDC) dan Cooperative
Trading House (CTH) dalam meningkatkan aspek produksi dan pemasaran
produk KUKM.
b. Melakukan pendataan terhadap koperasi – koperasi yang kurang aktif, untuk
kemudian dilakukan pembubaran bagi koperasi yang benar – benar tidak aktif.
c. Menyesuaikan indikator kinerja serta target berkenaan dengan
diimplementasikannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
yang berimplikasi pada pembagian kewenangan.
BAB III - 81 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
6. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan ke-6 Meningkatkan Produktivitas Pertanian.
Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VI
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)
1 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
1,96 3,39 2,82
2 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)
2,1 2,12 2,01
3 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)
4,38 2,01 2,45
4 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
6,9 4,43 -9,12
34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)
4,8 5,71 5,06
Sumber Data: BPS Tabel 3.18
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya nilai
tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)
1 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
2,05 2,82 137,5
2 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)
3,1 2,01 64,83
3 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)
4,58
2,45 53,49
BAB III - 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
4 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
7,2 -9,12 -126,67
5 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)
5,3 5,06 95,47
Sumber Data: BPS
Tabel 3.19
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya nilai
tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)
1 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB
2,82 2,67 (-)
2 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB
2,01 n/a n/a
3 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB
2,45 4,33* (-)
4 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB
-9,12 n/a n/a
5 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB
5,06 n/a n/a
Sumber Data: Pusdatin Kementerian Pertanian
Pertumbuhan ekonomi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015
adalah sebesar 3,44 persen di mana pada kategori lapangan usaha tersebut, Sub
sektor perikanan memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya yakni
sebesar 5,58 persen atau mencapai 118,72 persen dari target yang telah ditetapkan
yakni 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan pada tahun 2015
BAB III - 83 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
sebesar 5,58 persen juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Jawa Timur secara
umum yang besarnya 5,44 persen.
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang
mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi
penyebab antara lain :
a. Sub sektor tanaman bahan makanan, mengalami penurunan dibandingkan tahun
2015, yaitu menjadi 2,82, meskipun telah memenuhi target yang ditetapkan.
Adapun permasalahan utamanya adalah belum optimalnya produksi dan
produktivitas tanaman pangan karena beberapa permasalahan pokok yang
mengakibatkan gangguan capaian produksi dan produktivitas pertanian.
Gangguan tersebut meliputi:
1. Adanya isu pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan iklim;
2. Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta
terjadinya degradasi sumber daya alam;
3. Kelembagaan petani yang masih lemah;
4. Lemahnya akses petani terhadap permodalan, dan terbatasnya ketersediaan
sarana dan prasarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida, alsintan)
pendukung pengembangan sistem agribisnis;
5. Belum optimalnya infrastruktur pertanian (jaringan irigasi dan pengairan yang
masih terbatas);
6. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil pertanian karena keterbatasan sarana
prasarana;
7. Daya saing produk pertanian relatif masih rendah karena kualitas sumber
daya manusia yang juga relatif masih rendah dan teknologi pertanian yang
masih terbatas;
8. Harga beberapa komoditas pertanian yang berfluktuatif yang relatif tidak stabil
yang salah satunya disebabkan oleh kebijakan import oleh Pemerintah.
b. Sub sektor perkebunan, pertumbuhan tahun 2016 mengalami penurunan, angka
pertumbuhan ekonomi sub sektor perkebunan sebesar 2,01 %. Adapun hal-hal
utama yang menjadi penyebab adalah tahun 2016 untuk tanaman perkebunan
semusim mengalami penurunan mulai dari areal tertanam sampai dengan areal
BAB III - 84 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
terpanen, dikarenakan sepanjang tahun 2016 mengalami kemarau basah. Untuk
tanaman tebu walaupun bobot tebu terpanen meningkat dari tahun 2015
mencapai produksi sebesar 14.367.469 ton naik di 2016 sebesar 16.249.430 ton
namun rendemen tebu mengalami penurunan, dengan produksi gula di tahun
2015 sebesar 1.217.333 ton turun di 2016 dengan produksi gula sebesar
1.035.156 ton, sehingga mempengaruhi terhadap nilai produksi sub sektor
perkebunan. Di tanaman tembakau, dengan faktor adanya kemarau basah di
2016, diawal on farm sudah banyak terjadi kegagalan tanam di berbagai wilayah
Jawa Timur, dari total tertanam di tahun 2016 seluas 71.361 hektar, terpanen
seluas 53.011 hektar atau turun sebesar 25,71 %. hal mengakibatkan pengaruh
yang besar terhadap nilai produksi sub sektor perkebunan. Untuk tanaman
tahunan perkebunan di Jawa Timur khususnya kopi dan kakao dengan keadaan
kemarau basah di tahun 2016 tidak secara signifikan berpengaruh terhadap
produksi maupiun produktivitasnya.
c. Sub sektor Peternakan, Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha
sampingan skala rumah tangga dengan kareteristik : modal kecil, cara beternak
konvensional, dan mudah sekali mengalihkan ternak untuk dijual, Kurang
tersedianya ternak bibit yang berkualitas dan mahalnya harga pakan ternak.
d. Sub-sektor kehutanan terhadap PDRB, Tahun 2016 sebesar -9,12 di bawah
target yang ditetapkan sebesar 6,9-7,0. Realisasi indikator dimaksud dipengaruhi
oleh penurunan produksi kayu dr hutan negara. Sebagaimana diketahui produksi
kayu dr hutan negara Tahun 2016 sebesar 311.371 m3 jauh dibawah Tahun 2015
sebesar 415.192 m3. Penurunan produksi kayu dari hutan negara Tahun 2016
disebabkan oleh faktor lesunya kondisi pasar log (kayu bulat) di Jawa Timur,
sehingga kayu yang telah ditebang Tahun 2015 masih menumpuk di Tempat
Penimbunan Kayu (TPk). Untuk meminimalisir kerusakan kayu di Tpk maka pada
Tahun 2016 dilakukan penundaan tebangan. Penundaan tebangan Tahun 2016
berdampak pada produksi kayu yang dihasilkan selama Tahun 2016. Penundaan
tebangan Tahun 2016 sesuai dengan Surat Direksi Perhutani No
122/053.4/PPHH-Prod/Dir tanggal 4 Mei 2016 perihal Kebijakan Produksi dan
Pemasaran 2016 dan Surat Kepala Perum Perhutani Divre Jawa Timur No
BAB III - 85 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
263/053.4/Prod/Divre Jatim tanggal 24 Juni 2016 perihal Kebijakan Produksi
2016. Namun demikian sub sektor kehutanan memberikan kontribusi sebesar
0,48 % terhadap PDRB Jawa Timur.
e. Sub Sektor Perikanan, memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya
yakni sebesar 5,06 persen atau mencapai 105,42 persen dari target yang telah
ditetapkan yakni 4,8 persen. Kontribusi sub sektor perikanan Jawa Timur atas
dasar harga berlaku tahun 2016 terhadap PDRB menunjukkan kontribusi yang
stabil yakni rata-rata 2,38 persen dalam kurun waktu 5 tahun, hal ini menunjukkan
kontinuitas peningkatan nilai tambah yang mencerminkan peningkatan income
para pelaku sub sektor perikanan dan kelautan. Pada tahun 2016 juga diwarnai
adanya penurunan laju implisit pada sub sektor perikanan. Laju ini akan
merefleksikan perubahan harga dan kualitas yang terjadi di sub sektor kelautan
dan perikanan atau mencerminkan perubahan harga yang terjadi di tingkat
produsen di sub sektor tersebut. Pada tahun 2016, laju implisit sub sektor
perikanan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 6,26 persen pada
tahun 2015 menjadi 3,94 persen di tahun 2016.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Sektor tanaman perkebunan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan upaya
Intensifikasi tebu seluas 4.550 hektar, pengembangan kopi arabika seluas 2000
hektar, Pengembangan kakao seluas 4.000 hektar dan Intensifikasi tembakau
seluas 7.000 hektar, Mengembangkan usaha peternakan berbasis kawasan,
sehingga dapat fokus pengembangan sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
b. Memfasilitasi aksesbilitas permodalan untuk mengembangkan usaha ternak, baik
melalui koperasi, bank pemerintah atau lembaga pembiayaan lainnya dan
memberikan penyuluhan good farming practise secara berkala kepada para
peternak, mendatangkan ternak indukan impor yang berkualitas,
mengembangkan lahan hijauan makanan ternak dan pemanfaatan alat mesin
BAB III - 86 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
pengolah pakan skala kecil dan pelaksanaan rehabilitasi disesuaikan dengan
musim penghujan;
c. Pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan sehingga
masyarakat dapat berpartisipasi mengelola hutan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan Penerapan metode rehabilitasi hendaknya disesuaikan dengan
kondisi medan sehingga kegiatan rehabilitasi dapat berjalan secara efektif dan
efisien;
d. Melakukan perbaikan sumberdaya habitat dan stok sumberdaya ikan melalui
pembangunan rumah ikan serta pengkayaan ikan di laut dan perairan umum
darat (PUD) yang telah padat tangkap. Kinerja perikanan tangkap masih sangat
mungkin untuk ditingkatkan dengan memaksimalkan potensi Pantai Selatan
Jawa Timur yang masih relatif rendah tingkat eksploitasinya dan selain
melaksanakan kegiatan rehabilitasi juga dilakukan upaya konservasi dengan
melibatkan masyarakat melalui kegiatan bimtek dan sosialisasi konservasi
mangrove dan terumbu karang berkelanjutan;
e. Pemberian bantuan/hibah sarana penangkapan ikan berupa alat tangkap jaring
dan pancing serta alat bantu penangkapan ikan berupa GPS untuk
mempermudah mencari lokasi penangkapan (fishing ground), penyediaan modal
usaha melalui pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan dan Sosialisasi
dan alih teknologi baru kepada pembudidaya ikan yang dilakukan oleh UPT
maupun instalasi budidaya lingkup Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Timur dan juga dengan pemberian paket hibah untuk teknologi baru yang akan
diterapkan sebagai contoh budidaya lele sistem bioflok;
f. Intensifikasi produksi perikanan budidaya melalui kegiatan pemberian paket
hibah perikanan budidaya, pakan mandiri dan obat ikan; pelatihan teknis
perbenihan dan budidaya ikan; apresiasi kepada kelompok pembudidaya ikan
(pokdakan); perbaikan mutu induk dan benih, alih teknologi (adopsi teknologi
hasil penelitian); Intensifikasi, pemanfaatan lahan terbatas budidaya ikan dengan
memanfaatkan lahan di pekarangan, sekolah pondok pesantren/panti asuhan,
Lembaga Pemasyarakatan, Sistem Bioflok, pemanfaatan tambak porous dengan
pemlastikan HDPE;
BAB III - 87 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
g. Peningkatan kuantitas, kualitas dan produktivitas usaha garam melalui
pembuatan unit pengolah garam, pelatihan teknis dan manajemen bagi
kelompok PUGAR serta pengembangan teknologi Geomembran.
h. Mendorong industri kecil dan menengah untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas produk olahan melalui pelaksanaan bimtek, pelatihan dan sosialisasi
terkait pengendalian mutu, keamanan hasil olahan, peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta peningkatan sumberdaya manusia.
Selain Kontribusi sektor pertanian melalui produksi dan produktivitas tanaman
pangan terhadap pendapatan domestik regional bruto, indikator lain untuk mengukur
tingkat kesejahteraan petani di daerah pedesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani
(NTP) yang juga merupakan salah satu indikator yang berpengaruh terhadap PDRB
Provinsi Jawa Timur. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan rasio antara indeks harga
yang diterima petani (lt) dengan indeks harga yang dibayar petani (lb) pada waktu
tertentu dan dinyatakan dalam persentase dengan tahun dasar 2012=100.
Perubahan indeks harga yang diterima petani disini menunjukkan fluktuasi harga
komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.
Tabel 3.20 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1. Indeks yang diterima petani (It) 147,27 151,12 117,67 125,77 131,82
2. Indeks yang dibayar petani (Ib) 144,15 146,57 112,34 119,96 125,99
3. NTP 102,16 103,05 104,75 104,83 104,63
Sumber Data: BPS Provinsi Jawa Timur, 2017
Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2016 sebesar
104,63 mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen dari Tahun 2015 sebesar 104,83.
Kenaikan NTP ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (lt) lebih besar
dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani (lb). Perkembangan Nilai
Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2016 terlihat cenderung berfluktuasi dengan
NTP terendah pada bulan Maret sebesar 103,77 yang disebabkan naiknya indeks
harga yang dibayar petani (lb) sedangkan indeks harga yang diterima petani (lt)
mengalami penurunan. Dibandingkan bulan Februari, NTP bulan Maret turun 0.98
BAB III - 88 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
persen dari 105,32 menjadi 103,77, dimana indeks harga yang diterima (lt) sebesar
130,22 dan indeks harga yang dibayar (lb) sebesar 125,49. Sedangkan
perkembangan NTP Jawa Timur pada bulan-bulan berikutnya mengalami
peningkatan meski lamban dan mencapai posisi tertinggi pada bulan Januari 2016
mencapai 105,90. Hal tersebut terjadi karena peningkatan indeks harga yang
diterima (lt) lebih tinggi daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (lb),
dimana indeks harga ini dipengaruhi oleh kenaikan sub sektor pertanian, yaitu
tanaman pangan yang selanjutnya diikuti hortikultura, peternakan, tanaman
perkebunan rakyat dan perikanan.
BAB III - 89 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
7. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan Ke-7 Meningkatkan Ketahanan Pangan.
Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VII
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)
1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula
7.780.579 6.474.225
490.417 362.861 352.216 415.521
1.465.727 1.316.966
7.439.770 5.342.606
321.056 454.440 285.567 671.520 742.393
1.195.501
7.497.526 5.425.180
316.390 377.220 367.174 449.661
1.453.398 1.195.501
2
Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)
1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
84,40 82,70 83,36
2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)
85,00 87,77 87,77
3 Tingkat keamanan pangan (%)
81,00 88,00 88,00
3 Meningkatnya akses pangan (food access)
1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV)
< 10 3,40 2,98
Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)
1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula
7.897.877 6.769.955
520.434 390.762 384.876 444.856
1.724.478 1.376.378
7.497.526 5.425.180
316.390 377.220 367.174 449.661
1.453.398 1.195.501
94,93 80,14 60,79 96,53 95,40
101,08 84,28 86,86
BAB III - 90 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2
Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)
1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
87,70 83,36 95,05
2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)
81,20 87,77 108.09
3 Tingkat keamanan pangan (%)
84,00 88,00 104,76
3 Meningkatnya akses pangan (food access)
1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/ CV) (%)
8 2,98 37,25
Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)
1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula
7.497.526 5.425.180
316.390 377.220 367.174 449.661
1.453.398 1.195.501
2
Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)
1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
83,36
2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)
87,77
3 Tingkat keamanan pangan (%)
88,00
1 Meningkatnya akses pangan (food access)
1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/ CV) (%)
2,98
Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
BAB III - 91 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa komoditi pangan masih di
bawah target yang telah ditetapkan tetapi beberapa komoditi lainya di atas target
yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan angka sasaran dan data produksi Jawa
Timur Tahun 2016 (ARAM II). Ketersedian pangan pokok Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011-2015 dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.24 Perkembangan Ketersediaan dan konsumsi pangan strategis
di Jawa Timur Tahun 2015-2016
NO. KOMODITAS/PANGAN 2015 2016 %
1. Beras
- Ketersediaan 7.637.107 7.497.526 98.17
- Konsumsi 3.472.975 3.474.526 100.04
- Surplus 4.164.132 4.022.526 96.60
2. Jagung
- Ketersediaan 5.495.348 5.425.180 98.72
- Konsumsi 163.160 168.598 103.33
- Surplus 5.332.188 5.256.582 98.58
3. Kedelai
- Ketersediaan 317.086 316.390 99.78
- Konsumsi 435.093 439.754 101.07
- Surplus -114.007 -123.364 108.21
4. Daging
- Ketersediaan 184.284 377.220 204.69
- Konsumsi 192.296 276.206 143.64
- Surplus 172.301 101.014 58.63
5. Telur
- Ketersediaan 323.221 367.174 113.60
- Konsumsi 229.913 261.056 113.55
- Surplus 93.308 106.119 113.73
6. Susu
- Ketersediaan 396.995 449.661 113.27
- Konsumsi 72.806 73.422 100.85
- Surplus 324.190 376.239 116.06
7. Ikan
- Ketersediaan 1.321.928 1.453.398 109.95
- Konsumsi 674.411 242.991 36.03
- Surplus 647.517 1.210.407 186.93
8. Gula - Ketersediaan 1.232.090 1.195.501 97.03
- Konsumsi 392.384 401.295 102.27
- Surplus 839.706 794.206 94.58
Jumlah Penduduk 37.812.200 38.610.200
Sumber : Data diolah BKP Jatim
Ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur pada tahun
2016 sebesar 3.085 kkal/kap/hr atau 129% dari Angka Kecukupan Energi (AKE)
2.400 kkal/kap/hr (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012). Ketersediaan energi
BAB III - 92 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
tahun 2016 didominasi oleh pangan nabati 97,06% sedangkan pangan hewani
10,56%. Apabila dibandingkan dengan AKE tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar
1.189,25 kkal/kap/hr (49,54%).
Kondisi harga beras tahun 2016 tingkat konsumen di Jawa Timur cukup
stabil hal ini ditunjukkan dengan koefisien variasi (CV) kurang dari 5% yaitu : beras
premium 2,98%, beras medium 3,49%, dan beras termurah 3,50% hal ini disebabkan
selain sentra produksi, kondisi pasokan ke daerah-daerah di Jatim cukup stabil.
Sedangkan harga bawang merah dan cabai merah keriting sangat flukuatif dengan
CV masing-masing 25,98% dan 23,71% hal ini disebabkan permintaan cabai merah
dan bawang merah segar cukup banyak sedangkan produksinya tergantung cuaca
dan iklim daerah, seperti pada tabel di bawah:
Tabel 3.25 Tingkat Kestabilan Harga Pangan Strategis di Jawa Timur
No. Komoditas Max Min Rata2 Stdev CV
1 Beras Premium 10.850 9.937 10.420 310,33 2,98 2 Beras Medium 9.792 8.706 9.179 319,99 3,49 3 Beras Termurah 8.810 7.923 8.318 290,89 3,50 4 Jagung pipilan kering 5.625 3.764 4.432 668,75 15,09 5 Biji Kedelai Kering 11.000 7.121 8.538 1.077,25 12,62 6 Bawang Merah 24.942 12.200 17.663 4.588,42 25,98 7 Cabe merah keriting 27.092 12.200 17.838 4.229,39 23,71 8 Daging sapi 102.500 87.500 96.195 4.709,64 4,90 9 Daging ayam ras 29.600 24.331 27.343 1.654,97 6,05 10 Telur ayam ras 21.824 16.311 18.388 1.686,67 9,17 11 Gula Pasir Lokal 11.112 9.400 10.461 688,68 6,58 13 Minyak goring 10.939 9.204 10.264 473,11 4,61 Sumber data BKP diolah
Tingkat konsumsi dan kualitas pangan ditunjukkan oleh keragaman konsumsi
pangan penduduk yang dianalisis melalui pendekatan perhitungan Pola Pangan
Harapan ( Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dicerminkan dengan nilai
skor PPH ideal 100 yang diproyeksikan akan tercapai pada tahun 2025.
Skor PPH Jawa Timur mencapai 83,36 pada tahun 2016, mencapai 98,76%
dari target 2016 sebesar 84,4. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin
memahami dan mempunyai kesadaran akan pentingnya kualitas konsumsi pangan
BAB III - 93 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
untuk hidup sehat, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk
mengoptimalkan dan mengumandangkan Panganku Beragam, Bergizi, Seimbang
dan Aman (B2SA), maka perlu didorong melalui sosialisasi, promosi dan kegiatan
yang dapat memberi wawasan dan pengetahuan untuk Percepatan
Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan.
Tabel 3.26 Rata-Rata Konsumsi Pangan Tingkat RumahTangga Penduduk Jawa Timur
Tahun 2015
No.
Kelompok Pangan
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Penduduk
Berat Pangan/g
/kap/hr
Energi (KKal)
% AKE *).
Skor AKE
Skor Maks
Skor PPH
1. Padi-padian 291,7 1,144,0 57.2 28,6 25,0 25,0
2. Umbi-umbian 33.7 44,6 2.2 1,1 2,5 1,1
3. Pangan Hewani 73.9 140.7 7.0 14,1 24 14,16
4. Lemak & Minyak 24.3 217.8 10.9 5,4 5,0 5,0 5. Buah/Biji Minyak 7.8 43.9 2.2 1,1 1,0 1,3 6. Kacang-
kacangan 33.0 85.2 4.3 8,5 10,0 8,6
7. Gula 32.3 117.0 5.9 2,9 2,5 2,7 8. Sayur & Buah 248.2 101.9 5.1 25,5 30,0 25,5 9. Lainnya 57,6 46.1 2.3 0 0 0,0
Jumlah 2.000 1,941.2 97.1 - 100 83,36 Ket : *). Angka Kecukupan Energi.
Sumber data BKP diolah
Keragaman ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur
berdasarkan Neraca Bahan Makanan Tahun 2016 skor Pola Pangan Harapan yang
dicapai sebesar 83,36. Dari kelompok pangan yang sudah mencapai target pada
kelompok padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, buah
dan biji berminyak, gula sayur dan buah – buahan sudah berlebih, sedang yang
belum mencapai target adalah pada kelompok pangan hewani sehingga perlu ada
peningkatan.
Permasalahan pangan mengalami perkembangan yang sangat cepat dan
kompleks, perkembangan lingkungan yang global, seperti global climate change,
meningkatnya harga minyak dunia, telah mendorong kompetisi penggunaan hasil
BAB III - 94 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
petanian untuk pangan (food), bahan energy (fuel) dan pakan ternak (feed) yang
semakin tajam, disamping itu terjadi pengabaian terhadap good agricultural practices
dan sumber pangan lokal (biodiversitif) dikhawatirkan akan mengancam ketahanan
pangan regional maupun nasoinal.
Salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor dapat
dilakukan dengan pengembangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu.
Sumber karbohidrat non beras dan non terigu ini mempunyai potensi dikembangkan,
untuk mengurangi ketergantungan terhadap import dengan memanfaatkan umbi-
umbian.
Mengingat tingginya laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur (0,76%),
menyebabkan kompleksnya permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
Sementara kapasitas produksi pangan pertumbuhannya masih lambat dan stagnan
yang disebabkan adanya kompetisi dalam pemanfaatan sumber daya lahan dan air
serta stagnannya pertumbuhan produktifitas lahan dan tenaga kerja pertanian.
Sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi lainnya cenderung
mengalami fluktuasi. Upaya untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian dengan
penggunaan teknologi tepat guna dan mensosialisasikan program diversifikasi
pangan dan gizi guna masyarakat tidak bergantung pada beras dan terigu, serta
untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk pangan olahan guna
menumbuhkan minat dan kecintaan untuk mengkosumsi pangan lokal.
BAB III - 95 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
8. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan ke-8 Meningkatkan Net Ekspor Perdagangan Dalam dan Luar
Negeri.
Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VIII
2. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
volume ekspor dalam dan luar negeri
1 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
9,54 6 5,81
Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
volume ekspor dalam dan luar negeri
1 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
9,98 5,81 58,22
Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.29 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
volume ekspor dalam dan luar negeri
1 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
5,81 3,93 *
Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim
Nilai PDRB ADHB sektor perdagangan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 334
trilyun memberikan kontribusi sebesar 20,4 persen terhadap PDB ADHB sektor
BAB III - 96 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
perdagangan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 1636 trilyun pada tahun
2016. Berdasarkan data tersebut, hal utama yang menjadi penyebab antara lain:
a. Belum efisiennya sistem logistik dan konektivitas antar daerah;
b. Masih rendahnya pertumbuhan sub sektor perdagangan lebih disebabkan oleh
defisit migas dan jasa yang semakin membesar;
c. Belum optimalnya intensitas perdagangan antar daerah karena belum
tersedianya informasi pasar antar daerah;
d. Belum stabilnya harga produk agro dikarenakan panjangnya mata rantai
distribusi perdagangan;
e. Semakin tingginya persaingan di pasar internasional dan Belum lancarnya
proses ekspor serta masih belum optimalnya promosi perdagangan luar negeri
dikarenakan masih berfokus pada pasar tradisional.
Dalam rangka peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi peningkatan volume perdagangan non migas;
b. Optimalisasi kinerja Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 Provinsi Mitra
melalui kegiatan misi dagang, temu bisnis, promosi dan pembentukan trading
house, Database Perdagangan Antar Daerah;
c. Monitoring perkembangan harga secara rutin melalui SISKAPERBAPO dan
optimalisasi pelaksanaan Operasi Pasar Bahan Pokok ;
d. Meningkatkan Perlindungan Konsumen melalui pengawasan barang beredar dan
Pelayanan Kemetrologian;
e. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN);
f. Fasilitasi kelancaran proses ekspor, melalui koordinasi dengan instansi sektoral
terkait kegiatan ekspor;
g. Pengembangan Jatim Mart, yaitu showroom produk dan jasa Jawa Timur (B2B)
di luar negeri, baik showroom secara fisik maupun secara online. Showroom
secara fisik akan dibangun di 10 negara ASEAN mulai tahun 2016 s.d 2020,
dimulai dengan Singapura dan Vietnam di tahun 2016. Juga di China dan Eropa;.
h. Meningkatkan promosi dan ekstensifikasi ekspor ke pasar non tradisional yang
salah satunya melalui pembentukan perwakilan dagang di negara-negara sister
province.
BAB III - 97 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
9. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan ke-9 Meningkatkan Percepatan Kinerja Sektor Industri.
Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IX
3. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kontribusi sektor industri
1 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)
9,54 5,30 4,51
Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.31 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kontribusi sektor industri
1 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)
7,2 4,51 62,64
Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim
Tabel 3.32 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kontribusi sektor industri
1 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)
4,51 4,29 -*
Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan BPS-RI
*) Nilai PDRB ADHB sektor industri pengolahan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 536 trilyun memberikan kontribusi sebesar 21,1 persen terhadap PDB ADHB sektor industri pengolahan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 2544,6 trilyun pada tahun 2016
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada kegagalan. Adapun hal-hal
utama yang menjadi penyebab antara lain :
BAB III - 98 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
a. Adanya kenaikan UMK, BBM, TDL & Harga Tanah.
b. Masih sulitnya proses perijinan di daerah
c. Melambatnya realisasi investasi
d. Terbatasnya ketersediaan kawasan industri
e. Besarnya ketergantungan bahan baku / penolong impor
f. Masih rendahnya produktivitas & daya saing produk IKM
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah telah
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peningkatan daya saing produk unggulan Jawa Timur melalui fasilitasi
standardisasi, HKI & peningkatan teknologi;
b. Percepat realisasi investasi melalui fasilitasi kemudahan perijinan & pemberian
insentif, serta perbaikan iklim usaha / investasi;
c. Bangun industri hulu guna substitusi ketergantungan bahan baku impor &
penumbuhan industri hilir;
d. Percepatan pembangunan lahan kawasan industri di semua Kab. / Kota;
e. Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) secara paripurna, berkesinambungan
dimulai dari stimulan bahan baku, proses pengolahan, sampai pemasarannya;
f. Pengembangan klaster industri produk-produk unggulan Jawa Timur potensial
ekspor;
g. Menjaga iklim usaha yang kondusif di Jawa Timur, untuk menarik investor asing
dalam Penanaman Modal Asing (PMA);
h. Pengembangan IKM Premier;
i. Fasilitasi dan Kemudahan Industri Besar;
j. Penumbuhan Populasi Industri.
BAB III - 99 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
10. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan ke-10 Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata.
Tabel 3.33 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan X
4. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1)
Th. 2016 (n)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kunjungan wisata
1 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
368.626 521.933 618.536
2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara
45.824.051
48.839.817 54.565.006
2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
1
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman
205
202 212
2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur
75
77 80
Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim
Tabel 3.34
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJUAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kunjungan wisata
1 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
1.981.190 618.536 31,22
2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara
243.692.863 54.565.006 22,39
2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
1
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman
1.075 212 19,72
BAB III - 100 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur
75 80 106,67
Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim
Tabel 3.35
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kunjungan wisata 1 Jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara
618.536 8.362.963 7,3% dari total
wisatawan 2 Jumlah kunjungan
wisatawan nusantara
54.565.006 217.000.000 25,14% dari total
wisatawan 2 Meningkatnya
kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
1
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman
212 n/a n/a
2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur
80 n/a n/a
Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim
Berdasarkan data hasil Realisasi kinerja, dapat diketahui indikator kinerja
secara keseluruhan menunjukan hasil Realisasi yang cukup baik. Namun masih
dijumpainya kendala dan tantangan di lapangan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan, yaitu:
a. Ketatnya persaingan dalam memasuki era pasar bebas (MEA);
b. Belum optimalnya kualitas pelayanan usaha pariwisata;
c. Belum optimalnya kualitas layanan pelaku pariwisata;
BAB III - 101 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
d. Belum keseluruhan tenaga kerja usaha pariwisata yang memiliki legaliatas dan
tersertifikasi profesi;
e. Belum optimalnya pendokumentasian dan inventarisasi data seni budaya;
f. Belum optimalnya aktualisasi seni tradisional dan adat budaya lokal;
g. Masih diperlukannya kemampuan untuk mempertahankan tingkat kunjungan
wisatawan ke Jatim.
Dalam rangka meningkatkan dan meminimalisir timbulnya kegagalan berbagai
langkah dan upaya peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang,
langkah-langkah strategis dan inovatif yang diambil oleh Provinsi Jawa Timur
terutama oleh Dinas Kebudayan dan Pariwisata bidang Kebudayaan dan Pariwisata,
adalah:
a. Pemanfaatan tehnologi informasi sebagai sarana dan pengembanagn destinasi
pariwisata agar dapat lebih luas dan tanpa batas memanfaatkan sebagai sarana
promosi pariwisata;
b. Meningkatkan promosi dalam dan luar negeri dengan fokus pada pasar
potensial;
c. Peningaktan advokasi terhadap pelaku usaha pariwisata menuju standarisasi
usaha;
d. Mendorong pelaku usaha pariwisata menuju sertifikasi profesi;
e. Memfasilitasi uji kompetensi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi LSP bagi
tenaga kerja pariwisata agar mendapatkan legalitas dan sertifikasi profesi sesuai
keahliannya masing-masing;
f. Meningkatkan fasilitasi aktualisasi dengan menjalin kerjasama dengan
kabupaten/kota;
BAB III - 102 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan ke-11 Meningkatkan Kinerja Penanaman Modal Dalam dan Luar
Negeri dan Investasi Daerah.
Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XI
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah
1 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
60.72 130,26 24,09
2 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
49.38 41,25 37,34
3 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
41.40 32,42 26,57
4 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
42.92 35,49 46,33
5 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)
94.28 95,63 82,14
Sumber Data: BPS
Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah
1 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
338,15 154,35 45,64
2 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
266,40 78,59 29,50
BAB III - 103 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3 Jumlah nilai realisasi
investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
230,32 58,99 25,61
4 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
238,75 81.82 34,27
5 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)
524,15 177,77
33,91
Sumber Data: BPS
Tabel 3.38
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah
1 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
24,09 … …
2 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
37,34 … …
3 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
26,57 396,6 6,69
4 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)
46,33 216,2 21,42
5 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)
82,14 - -
Sumber Data: BPS
BAB III - 104 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Adapun hal-hal utama yang mempengaruhi nilai capaian ataupun realisasi
kinerja investasi, antara lain:
a. Masih banyaknya izin-izin lanjutan yang harus dipenuhi oleh penanam modal;
b. Belum optimalnya pelayanan perijinan dan prosedur perijinan sesuai SOP di
Kabupaten/Kota (Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan, HO, Izin Pemanfaatan
Ruang);
c. Masih banyaknya peraturan Daerah yang tidak pro Bisnis dalam pelaksanaan
penanaman modal;
d. Terbatasnya lahan sehingga belum seluruhnya di Kabupaten/Kota
mempersiapkan kawasan industri dalam mengantisipasi masuknya perusahaan
PMA/PMDN diluar kawasan dan perusahaan baru;
e. Masih adanya disparitas terhadap penyebaran pelaksanaan penanaman modal
di Daerah (Kabupaten/Kota);
f. Belum optimalnya realisasi terkait izin prinsip yang diterbitkan oleh BKPM, Dinas
Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota;
g. Tingginya UMK/UMSK pada Ring I sedang realisasi produksinya masih dibawah
target;
h. Kurang memadainya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia dan
banyaknya tuntutan yang kurang normatif;
i. Banyak perusahaan yang melakukan relokasi untuk menghindari UMK/UMSK
yang tinggi;
j. Masih banyaknya dokumen/lampiran berupa hardcopy yang diperlukan untuk
persyaratan mengurus izin lanjutan.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Terus melakukan inovasi untuk meminimalkan izin-izin yang harus dipenuhi oleh
penanam modal;
b. Melakukan Koordinasi dan Pembinaan yang lebih intensif dengan instansi
Pemerintah Kabupaten/Kota yang menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu dalam rangka memperlancar pelaksanaan Penanaman Modal
BAB III - 105 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
c. Mengusulkan pemberian insentif daerah kepada Kabupaten/ Kota dan
kemudahan investasi kepada Pemerintah bersama Kabupaten/Kota
d. Mendorong Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan lahan pembangunan di
sektor Kawasan Industri;
e. Meningkatkan daya saing Daerah dalam rangka menarik Penanaman Modal ke
Daerah;
f. Memacu para penanam modal yang telah memiliki Izin Prinsip untuk segera
merealisasikan investasinya melalui pemberian fasilitasi kemudahan perizinan,
pengadaan lahan usaha dan lainnya serta mediasi penyelesaian masalah yang
mungkin timbul;
g. Mendorong pemerataan lokasi investasi di semua wilayah Kabupaten/Kota se
Jawa Timur;
h. Menambah SDM yang kompeten di bidang penanaman modal dan
mengikutsertakan SDM yang ada untuk mengikuti Diklat dan Workshop yang
terkait dengan penanaman modal untuk meningkatkan kapasitas dan
kemampuan SDM yang ada di bidang penanaman modal;
i. Memperbaiki iklim investasi yang berdaya saing melalui peningkatan pelayanan
dan mempromosikan peluang investasi unggulan.
j. Mengusulkan pemberian insentif daerah kepada Kabupaten/ Kota dan
kemudahan investasi kepada Pemerintah bersama Kabupaten/Kota.
Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut,
program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian
kinerja organisasi adalah Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
dan Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. Hal tersebut
dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan konsekuensi kepada
pertumbuhan ekonomi daerah.
BAB III - 106 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
12. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan
Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan
Tujuan Ke-12 Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur untuk
Mengembangkan Daya Saing Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat.
Tabel 3.39 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XII
5. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)
88,60 89,43 88,87
2 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%)
57,90 56,87 57,90
3 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
47,00 44,50 47,36
4 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
43,00 43,69 43,50
5 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha
55,00 71 78,95
6 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang
81,00 74,40 77,91
BAB III - 107 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
5. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya
akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi
1
Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih (%)
63,96 71,24 72,06
2 3 4 5
Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah (%) Persentase pelayanan drainase perkotaan (%) Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan (%) Persentase rusun terbangun
63,97
82,12
85,48
49,11
63,38
80,07
84,14
26,33
65,31
41,61
71,97
39,76
3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air
1 Persentase Luas areal layanan irigasi (ha)
98,02 98,00 98,04
2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi
68,40 68,35 68,50
3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku
87,89 87,45 87,78
4 Persentase Penurunan luas genangan banjir
75,73 71,42 72,73
4 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi
1 Rasio ketersediaan listrik
72,53 86,68 88,79
2 Persentase rumah tangga pengguna listrik
99,61 99,69 99,87
Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015
BAB III - 108 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.40
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)
94,02 88,87 94,52
2 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%)
66,07 57,90 87,63
3
4
5
6
Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang
62,17
70,00
61
81
47,36
43,50
78,95
77,91
87,63
62,08
129,42
96,18
2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi
1 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih
66,96 72,06 107,61
2 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah
68,97 65,31 94,69
3 Persentase pelayanan drainase perkotaan
84,37 41,61 49,31
4 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan
88,18 71,97 81,61
BAB III - 109 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 Persentase rusun terbangun
63,65 39,76 62,46
3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air
1 Persentase Luas areal layanan irigasi
100 98,04 98,04
2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi
69,12 68,50 99,10
3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku
89,82 87,78 97,72
4 Persentase Penurunan luas genangan banjir
60,11 72,73 120.99
4 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi
1 Rasio ketersediaan listrik
74,03 88,79 119.93
2 Persentase rumah tangga pengguna listrik
99,64 99,87 100,23
Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015
Tabel 3.41 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)
88,87
2
3
Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%) Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
57,90
47,36
- -
- -
BAB III - 110 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4 Persentase
penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
43,50 - -
5 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha
78,95
6 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang
77,91
2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi
1 Persentase tingkat pelayanan air bersih (%)
72,06
2 Persentase Tingkat Pelayanan Air Limbah (%)
65,31
3
4
5
Persentase pelayanan drainase perkotaan (%) Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan (%) Persentase rusun terbangun
41,61
71,97
39,76
3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air
1 Persentase Luas areal layanan irigasi
98,04
2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi
68,50
3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku
87,78
4 Persentase Penurunan luas genangan banjir
72,73
BAB III - 111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya
infrastruktur dan ketersediaan energi
1 Rasio ketersediaan listrik
88,79
2 Persentase rumah tangga pengguna listrik
99,87
Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang
mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi
penyebab antara lain:
a. Urusan Kebinamargaan, Belum tercapainya tingkat pelayanan jalan provinsi
disebabkan oleh:
1. Kewenangan penyelenggaraan jalan di Jawa Timur mengalami perubahan
sejak terbitnya SK Menteri PUPR no: 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan nasional tanggal 5 Mei 2015 dan
SK Gubernur Jawa Timur No: 188/128/KPTS/013/2016 tentang Penetapan
ruas – ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan provinsi tanggal 12
Februari 2016. Perubahan itu terkait adanya perubahan status beberapa
ruas jalan di Jawa Timur yang berubah dari status jalan provinsi menjadi
jalan nasional ataupu kabupaten/ kota dan status jalan kabupaten/ kota
menjadi jalan provinsi atau jalan nasional. Kewenangan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dalam menyelenggarakan Jalan provinsi di Jawa Timur sejak
diterbitkannya SK tersebut menjadi 1.421 Km. Persentase jalan provinsi
dalam kondisi mantap pada tahun 2015 adalah sebesar 89,43% dan pada
tahun 2016 adalah sebesar 88,87% mengalami penurunan kemantapan
sebesar 0,56%. Penurunan kemantapan ini dikarenakan adanya perubahan
panjang jalan provinsi yang mengalami perubahan fungsi dan status
jalannya.
2. Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan dalam
sistem jaringan jalan primer pada tahun 2015 adalah sebesar 56,87 % dan
pada tahun 2016 adalah sebesar 57,90 % mengalami peningkatan sebesar
BAB III - 112 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
1,03 %. Peningkatan capaian sasaran 2 tersebut dikarenakan ada
peningkatan struktur dan kapasitas jalan sepanjang 27,49 km dengan lebar
jalan minimal 7 meter.
3. Panjang rencana Jalan Lintas Selatan pada tahun 2016 adalah 673,872 km
karena mengalami perubahan trase jalan sehingga menjadi 676,815 km,
demikian juga untuk panjang jembatan dari 7.742 m menjadi 8.404 m.
Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial
dan jalan lintas selatan pada tahun 2015 adalah sebesar 44,50 % dan pada
tahun 2016 adalah sebesar 47,36 % mengalami peningkatan sebesar 2,86
%. Peningkatan capaian sasaran 3 tersebut dikarenakan ada pembangunan
Jalan Lintas Selatan di ruas Bts. Kab. Lumajang – Mayangan (3,2 Km) dan
ruas Mayangan – Puger (2,8 Km) yang didanai oleh APBN. Pemerintah
provinsi pada tahun 2016 ini melaksanakan kegiatan pra konstruksi
pembangunan jalan alternatif Sukorejo Batu, yaitu penyusunan DED dan
direncanakan pada tahun 2017 dimulai pembebasan lahannya.
b. Urusan Perhubungan, Jawa Timur merupakan Provinsi pertama di Indonesia
yang menerima Wahana Tata Nugraha Wiratama Kencana, penghargaan ini
diberikan kepada provinsi yang telah lima kali berturut – turut memperoleh
penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama. Penghargaan WTN
adalah penghargaan yang diberikan Presiden Republik Indonesia kepada
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten /Kota sebagai perwujudan pembinaan
pemerintah dalam menata transportasi perkotaan yang selamat, tertib, lancar,
efisien, handal dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan atas kategori kota
metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Aspek penataan
transportasi yang berkelanjutan, dan berbasis kepentingan publik dan ramah
lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya. Disamping
kemampuan daerah dan peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan
penyelenggaraan kinerja sistem transportasi perkotaan.
c. Kurang tercapainya Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan
Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang sesuai target yang ditetapkan
karena penyusunan IKM pada tahun sebelumnya menggunakan dasar Peraturan
BAB III - 113 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38
Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik yang
didalamnya terdapat 14 (Empat belas), sedangkan pada pengukuran IKM di
tahun 2015 terjadi perubahan dasar variabel dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dengan 9 (sembilan) unsur variabel
penilaian, pada tahun 2015 maklumat pelayanan terkait layanan Penimbangan
Kendaraan Angkutan Barang belum dipublikasikan, sehingga berpengaruh
terhadap variabel penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat. Maklumat pelayanan
dimaksud merupakan bentuk komitmen yang memberikan hak kepada
masyarakat pengguna layanan untuk mendapatkan akses pelayanan publik yang
sesuai dengan harapan dan kebutuhannya, kepastian biaya dan waktu
penyelesaian, pengaduan dan melakukan pengawasan.
d. Urusan Cipta Karya, rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan
dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan.
e. Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh
PDAM, termasuk terjadinya stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air
(teknis maupun non teknis) dan permasalahan tarif air minum yang belum dapat
menutupi biaya produksi air. Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian
besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif
berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri
f. Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistem air limbah terpusat (sewage
system) di perkotaan dan belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu
akan dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air
tanah serta pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya
pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun.
g. Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, hal ini
disebabkan antara lain karena masyarakat membuang sampah ke saluran
drainase, akibat dari rendahnya penegakan hukum khususnya dalam
perambahan badan air termasuk saluran drainase di kawasan perkotaan.
BAB III - 114 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
h. Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi
kebutuhan perumahan yang layak.
i. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan
kawasan kumuh yang didukung dengan belum memadainya prasarana dan
sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman.
j. Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk pembangunan
perumahan dan permukiman.
k. Urusan Pengairan, pada Indikator Kinerja Persentase Ketersediaan dan
Kebutuhan Air Baku terdapat kendala pembebasan tanah dan masalah sosial
untuk pembangunan tampungan air skala kecil/embung geomembran. Masalah
pembebasan tanah dikarenakan status tanah milik perorangan bukan Tanah Kas
Desa (TKD), sedangkan masalah sosial diantaranya adanya pergantian Kepala
Desa.
l. Pada Indikator Kinerja Persentase Ketersediaan dan Kebutuhan Air Baku juga
terdapat kendala pengisian tampungan air skala besar/waduk. Waduk Nipah dan
Waduk Bajulmati yang ditargetkan dapat tergenangi Tahun 2015 belum dapat
digenangi dikarenakan sebagian masyarakat di daerah genangan menolak
tanahnya untuk dibebaskan. Dengan menurunkan elevasi sehingga memperkecil
luas genangan, pada awal Tahun 2016 Waduk Nipah sudah dapat digenangi
dengan kapasitas 3 juta m3.
m. Pada Indikator Kinerja Persentase Luas Tanam di Sawah yang Terpenuhi
Kebutuhan Airnya, Persentase Debit Air Rata-Rata pada Musim Tanam III
(Musim Kemarau II) di Daerah Irigasi Utama dan Persentase Kinerja Jaringan
Irigasi terdapat kendala peningkatan alih fungsi lahan dari lahan basah menjadi
lahan industri/perumahan.
n. Pada Indikator Kinerja Persentase Penurunan Luas Genangan Banjir terdapat
kendala luasnya penanganan ruas sungai kewenangan Provinsi sejumlah 372
ruas sungai pada orde 1.
o. Kapasitas listrik, terpasang di Jawa Timur pada tahun 2015 adalah sebesar
62.090.880,00 MWh, sedangkan sisi kebutuhan listrik di Jawa Timur sebesar
BAB III - 115 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
30.824.807 MWh dengan demikian rasio ketersediaan listrik adalah 201%.
Artinya pasokan lebih besar daripada kebutuhan, ini menandakan bahwa potensi
pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur cukup besar, disamping itu ada beberapa
perusahaan menggunakan listrik sendiri. Adapun total kapasitas terpasang
nasional termasuk sewa dan IPP adalah 51.620,58 MW sedangkan beban
puncak mencapai 33.321,15 MW. Rasio Ketersediaan daya listrik nasional
sebesar 1,55. Sehingga Ratio Ketersediaan Listrik Jawa Timur lebih tinggi
dibandingkan dengan nasional. Jawa Timur adalah daerah yang mengalami
industrialisasi sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi akan
selalu membutuhkan energi (listrik) yang tinggi maka Jawa Timur mendorong
pihak swasta untuk mengembangkan penyediaan energi listrik baik yang
bersumber dari energi fosil maupun energi terbarukan.
p. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik (PLN dan Non PLN) dari hasil
Susenas di Jawa Timur untuk Tahun 2015 sebesar 99,69 %. Sisanya adalah
sebesar 0,31% rumah tangga di Jawa Timur yang belum mendapatkan
penerangan dari listrik. Hal ini disebabkan oleh luasnya cakupan wilayah dan
distribusi penduduk yang tidak merata. Penduduk yang belum menikmati listrik
kebanyakan di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Secara nasional
Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik (PLN dan Non PLN) sebesar
97,01%. Sehingga capaian Jawa Timur lebih tinggi dibanding nasional. Dalam
rangka meningkatkan persentase rumah tangga pengguna listrik, pemerintah
Jawa Timur membuat program penyediaan energi listrik dengan memanfaatkan
sumber energi setempat seperti pembangunan PLTS dan PLTMH di daerah
terpencil/kepulauan dan penyediaan Listrik bagi rumah tangga tidak mampu
dengan memberi bantuan Sambungan Listrik / Instalasi Listrik di daerah yang
terdapat jaringan distribusi listrik PLN.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
BAB III - 116 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
a. Tingkat capaian tahun 2016 ini masih memerlukan adanya peningkatan kinerja
terutama perencanaan program penyelenggaraan jalan, proses pengadaan,
pelaksanaan serta pengawasan jasa konstruksi maupun konsultansi;
b. Melakukan koordinasi yang intensif dalam mendukung isu - isu strategis yang
ada di daerah.
c. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan
air bersih di perkotaan dan perdesaan serta menciptakan iklim yang kondusif
bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkan pelayanan
air bersih untuk masyarakat.
d. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air bersih sebagai upaya
meningkatkan efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
(air baku).
e. Meningkatkan kinerja pengelola air minum melalui restrukturisasi kelembagaan
dan meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan air bersih.
f. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan
air limbah yang layak di perkotaan dan perdesaan serta menciptakan iklim yang
kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkan
pelayanan air limbah yang layak untuk masyarakat
g. Melaksanakan kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah
dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan
atau banjir.
h. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya
MBR
i. Pembangunan waduk/tampungan air skala besar dan kecil, normalisasi
waduk/rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang sudah ada.
j. Efisiensi penggunaan air irigasi melalui operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi
jaringan irigasi dan pemberdayaan masyarakat/HIPPA.
k. Pembenahan/pemeliharaan jaringan irigasi dan infrastruktur sumber daya air
yang sudah ada.
l. Penerapan pola tanam dan alokasi air secara ketat.
m. Melakukan revitalisasi lahan tidur
BAB III - 117 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
n. Perbaikan darurat kerusakan infrastruktur akibat bencana banjir.
o. Melakukan survei potensi energi di daerah terpencil/kepulauan untuk penyediaan
energi listrik dan menginventarisasi rumah tangga belum berlistrik bagi seluruh
kabupaten/kota se Jawa Timur.
p. Pengawasan terhadap pemanfaatan energi listrik di Jawa Timur dalam rangka
konservasi energi listrik untuk menjamin kesinambungan pemanfaatan energi
listrik.
BAB III - 118 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
13. Misi Ketiga Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan
ruang dengan Tujuan ke-13 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup dan
Pemeliharaan Kelestariannya.
Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIII
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.
Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi
1. Luas konservasi kawasan hutan (ha)
10.000 24.660,4 10.326
2. Meningkatnya sumber mata air terkonservasi
1. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi
5 5 6
3.
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut
1. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air
33,00 4,35 39,00
4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)
4,00 4,48 4,29
Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016
BAB III - 119 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.43 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.
Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi
1. Luas konservasi kawasan hutan (ha)
50.000 10.326 69,97
2. Meningkatnya sumber mata air terkonservasi
1. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi
15 6 40
3.
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut
1. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air
36,00 39,00 108,33
4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)
20 4,29 21,45
Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016
Tabel 3.44 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
kawasan hutan yang dikonservasi
1. Luas konservasi kawasan hutan (ha)
10.326 - -
2. Meningkatnya sumber mata air terkonservasi
1. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi
6,00
3.
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian
1. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air
39,00
BAB III - 120 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut
4.
Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
1.
Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)
4,29
Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016
Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab keberhasilan dan kegagalan
tercapainya target Indikator Kinerja adalah:
a. Capaian kinerja indikator luas konservasi kawasan hutan sebesar 103,26%.
Realisasi indikator luas kawasan hutan yang dikonservasi Tahun 2016 seluas
10.326 Ha melampaui target yang ditetapkan seluas 10.000 Ha. Luas kawasan
hutan yang dikonservasi pada Tahun 2015 sebesar 24.660,40 Ha dan pada
Tahun 2016 sebesar 10.326 Ha (mengalami penurunan). Konservasi kawasan
hutan dilaksanakan berdasarkan luas lahan hutan yang mengalami penurunan
fungsi/terdegradasi yang umumnya disebabkan oleh kebakaran hutan, pencurian
kayu dll. Pada Tahun 2014 terjadi kebakaran hutan yang cukup besar seluas
10.876,7 Ha di kawasan hutan Jawa Timur sehingga pada Tahun 2015
dibutuhkan konservasi lahan hutan seluas 24.660,40 Ha untuk meningkatkan
fungsi lahan hutan akibat kebakaran, pencurian kayu dll. Kebakaran hutan pada
Tahun 2015 seluas 1.950 Ha mengalami penurunan dibanding angka kebakaran
hutan Tahun 2014, sehingga luas lahan hutan yang dikonservasi pada Tahun
2016 seluas 10.326 Ha mengalami penurunan dibanding angka konservasi lahan
hutan Tahun 2015;
b. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi. Meningkatnya peran
serta/partisipasi masyarakat setempat didalam pengelolaan dan pelestarian
Sumber Daya Alam (SDA). Meningkatnya partisipasi masyarakat tersebut
BAB III - 121 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
merupakan indikator berhasilnya kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh
Badan Lingkungan Hidup yang ditujukan kepada masyarakat setempat sebagai
pemanfaat SDA. Materi sosialisasi yang sering disampaikan kepada masyarakat
diantaranya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa
tanggung jawab pengelolaan lingkungan bukan hanya menjadi tanggungjawab
pemerintah tetapi merupakan tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat;
c. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air, terjadinya musim
kemarau yang sangat panjang selama tahun 2015, yang menyebabkan debit air
sungai menurun, sementara debit air limbah dari industri maupun kegiatan
domestik tetap;
d. Belum terkontrolnya buangan air limbah hasil kegiatan domestik karena sampai
sekarang belum ada pengolahan limbah domestik yang terpusat sebelum limbah
tersebut dibuang kedalam badan air/ sungai;
e. Masih rendahnya anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pengendalian
pencemaran di seluruh DAS yang ada di Jawa Timur;
f. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2), Program/kegiatan yang
telah dilakukan Pemerintah Provinsi jawa Timur melalui instansi-instansi terkait
untuk memenuhi target penurunan GRK pada taun 2015 cukup berhasil. Namun
di samping keberhasilan pencapaian target penurunan GRK masih ada beberapa
permasalahan yang harus dicarikan solusinya, di antara permasalahan tersebut
adalah bahwa aksi mitigasi telah banyak dilakukan di daerah tetapi tidak tercatat
secara detail setiap aktifitas yang dilakukan, sehingga jumlah data yang
diperoleh sangat sedikit sehingga menyebabkan banyak dilakukan asumsi-
asumsi dalam perhitungan emisi. Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah:
Peningkatan kapasitas perhitungan emisi GRK sehingga meningkatkan jumlah
dan kualitas data aktivitas yang diperlukan dalam perhitungan emisi GRK.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
Jawa Timur melalui Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Timur akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
BAB III - 122 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
a. Memperbaiki metode penanaman sesuai dengan kondisi medan lapangan;
b. Melakukan koordinasi dan kerjasama lintas daerah serta lintas sektoral dalam
pengelolaan sumber daya air agar lebih terintegrasi dan lebih baik sehingga
program/kegiatan yang dilakukan akan lebih efektif dan mampu menghemat
anggaran (efisiensi anggaran).
c. Lebih mengintensifkan kegiatan sosialisasi yang ditujukan terhadap seluruh
lapisan masyarakat terutama mereka yang berinteraksi dan pemanfaat langsung
sumber daya air yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka
mengenai pentingnya pelestarian sumber daya alam (air) demi keberlangsungan
kehidupan, tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat sehingga turut berperan serta/
partisipasi dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam (air), memberikan
pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa kewajiban/ tanggung
jawab untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam (air) merupakan
tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata
seperti persepsi yang berkembang selama ini. Dengan demikian kerja
pemerintah dalam melestarikan dan mengelola sumber daya alam ini menjadi
lebih ringan dan lebih efektif serta efisien.
BAB III - 123 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
14. Misi Ketiga Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan
ruang dengan Tujuan ke-14 Meningkatkan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
yang Berkelanjutan.
Tabel 3.45 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIV
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terwujudnya
perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang
1. Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun
69,23 53,58 70,27
2. Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota
7 16 15
3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang
25 10 63,63
4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang
75 100 100
Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016
Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terwujudnya
perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang
1. Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun
100 70,27 70,27
2. Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota
40 15 37,5
3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang
100 63,63 63,63
4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang
75 100 133,33
Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016
BAB III - 124 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.47 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terwujudnya
perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang
1. Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun
70,27 n/a n/a
2. Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota
15 n/a n/a
3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang
63,63 n/a n/a
4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang
100 n/a n/a
Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016
Pada tahun 2016 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang mengajukan 5
persetujuan substansi RTR Kawasan Strategis Provinsi dalam rangka penetapan
Perda RTR KSP yaitu:
1. Agropolitan Regional Bromo-Tengger-Semeru;
2. Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya (KKJSS), Kaki Jembatan Suramadu Sisi
Madura (KKJSM), dan Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) Tanjung Bulu
Pandan;
3. Agroindustri Gresik Lamongan (Gelang);
4. Segitiga Emas Unggulan Kab. Tuban – Kab. Bojonegoro – Kab. Lamongan;
5. Agropolitan Madura.
Semua kelengkapan dan persyaratan teknis telah terpenuhi, namun untuk
mendapatkan persetujuan substansi RTR KSP memerlukan waktu yang cukup lama
karena beberapa kendala diantaranya Direktur Jenderal Tata Ruang dalam proses
Persetujuan Substansi memberikan persyaratan tambahan berupa Status
BAB III - 125 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Kepemilikan Lahan, untuk menghindari konflik yang timbul setelah peraturan /perda
ditetapkan (Nomor Surat 530/200/V/2016, tanggal 6 Juni 2016). Selain itu
munculnya peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyusunan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang mewajibkan adanya persyaratan tambahan
berupa validasi terhadap dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Sebagai upaya optimalisasi kinerja, pada tanggal 23 November 2016
dilaksanakan upaya sinkronisasi melalui overlay peta bidang BPN dengan peta
Rencana Pola Ruang KSP, yang kemudian dikoordinasikan dengan masing-masing
Kabupaten di lokasi perencanaan KSP. Selain itu, telah dilaksanakan konsultasi
KLHS kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah ditanggapi
dengan surat pada Tanggal 6 September 2016, dengan Nomor:
S.165/PDLKWS/PKLHWS/PLA.3/9/2016. Sehingga diharapkan pada tahun yang
akan datang 5 RTR KSP tersebut telah mendapatkan persetujuan substansi.
BAB III - 126 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
15. Misi Keempat Meningkatkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik dengan
Tujuan ke-15 Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good
Governance) dan Bersih (Clean Government) serta Profesionalisme Pelayanan
Publik
Tabel 3.48 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XV
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI Th. 2015
(n-1) Th. 2016
(n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
1. Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
71 0 99
2. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
2. Hasil EKPPD ST ST ST
3. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
3. Penilaian SAKIP A A A*
4. Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
4. Jumlah raperda inisiatif dewan
3 7 10
5. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
5. Opini BPK
WTP WTP WTP*
6. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas
6. Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan
20 20,41 20,41
BAB III - 127 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI Th. 2015
(n-1) Th. 2016
(n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Mewujudkan sistem
penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana
7. Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)
100 100 100
* hasil Opini BPK Tahun 2015 belum keluar Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE
KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD.
Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
1 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
71 99 139,43
2 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
1 Hasil EKPPD ST ST TERCAPAI
3 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
1 Penilaian SAKIP A A TERCAPAI
4 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
1 Jumlah raperda inisiatif dewan
31 17 54,83
BAB III - 128 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 5 Meningkatnya
kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
1 Opini BPK
WTP WTP* TERCAPAI
6 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas
1 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan
100 20,41 20,41
7 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana
1 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)
100 100 100
* hasil Opini BPK Tahun 2016 belum dikeluarkan oleh BPK-RI Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE
KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD.
Tabel 3.50 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
REALISASI Th. 2016
REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
1 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
99 n/a n/a
BAB III - 129 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
REALISASI Th. 2016
REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
1 Hasil EKPPD ST n/a n/a
3 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
1 Penilaian SAKIP A* n/a n/a
4 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
1 Jumlah raperda inisiatif dewan
10 n/a n/a
5 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
1 Opini BPK
WTP n/a n/a
6 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas
1 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan
20,41 n/a n/a
7 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana
1 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran
100 n/a n/a
* hasil Opini BPK Tahun 2016 belum keluar Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE
KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD.
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja
yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang
menjadi penyebab antara lain:
BAB III - 130 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
a. Pelaksanaan Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah pada Pemerintah
Provinsi Jawa Timur masih belum maksimal, hal ini disebabkan karena masih
disusunnya Peraturan Gubernur Jawa Timur terkait Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah. Sebagai
perwujudan pelaksanaan pengendalian intern, dalam pemeriksaan reguler yang
dilakukan oleh auditor Inspektorat dilakukan juga pengendalian SPI, yang
bertujuan pembinaan dan perbaikan serta pengawasan melekat, diharapkan
bahwa pelaksanaan SPI dapat dilakukan oleh masing – masing Organisasi
Perangkat Daerah sebagai pembinaan awal;
b. Perolehan predikat SAKIP Provinsi Jawa Timur merupakan hasil kerja sama Tim
SAKIP yang telah dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari
unsur Bappeda, Inspektorat, BPKAD dan Biro Organisasi. Keberadaan Tim
SAKIP tersebut mampu mendorong seluruh Perangkat Daerah untuk menyajikan
akuntabilitas kinerja yang semakin baik dari tahun ke tahun. Adapun masyarakat
bisa mengakses www.siakip.jatimprov.go.id untuk mengetahui gambaran singkat
dari akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur;
c. Pengelolaan aset daerah yang belum tertib (sertifikasi aset tanah, pengelolaan
kendaraan dinas dan pencatatan ke dalam buku inventaris) dan adanya
pengadaan barang dan jasa yang kurang sesuai dengan spesifikasi dan tidak
sesuai ketentuan serta masih dijumpai laporan pertanggungjawaban
penggunaan APBD yang kurang tertib;
d. Bidang Kearsipan masih dianggap kurang penting oleh beberapa Perangkat
Daerah, sehingga banyak arsip PD yang tidak diperhatikan penanganannya dan
kurangnya jumlah Jabatan Fungsional Arsiparis sehingga banyak PD yang
belum mendapatkan bimbingan secara intensif oleh fungsional arsiparis serta
adanya keterbatasan sarana dan prasarana penyimpanan arsip (depo arsip)
dimana masih belum memenuhi standar;
e. Masih terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang belum membentuk kelembagaan
Penanggulangan Bencana sehingga upaya pengembangan desa tangguh
bencana di daerah rawan bencana juga belum optimal.
BAB III - 131 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang,
Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melaksanakan Implementasi System Development Life Cycle (Pengembangan
Sistem Aplikasi berkelanjutan) dalam pengelolaan teknologi informasi, antara lain
sosialisasi Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 93 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, No. 96 Tahun 2014
tentang Bagan Akun Standar, No. 97 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem
Akuntansi Berbasis Akrual (SIBAKU) yang dikawal oleh BPKAD Provinsi Jawa
Timur.
b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017 akan menjalankan system
data tunggal dan akan mengintegrasikan keseluruhan aplikasi yang telah ada,
baik dari sisi perencanaan kinerja maupun keuangan. Selain itu pada tahun 2017
juga akan melaksanakan penguatan kepada masing-masing Kabupaten/Kota
melalui penguatan evaluator SAKIP;
c. Memberikan sosialisasi dan penilaian tentang kearsipan bagi SKPD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan menambah jumlah SDM
Jabatan Fungsional Arsiparis baik melalui diklat fungsional arsiparis bagi
pegawai maupun melalui penambahan pegawai untuk formasi arsiparis serta
membangun depo arsip yang sesuai dengan standar dari ANRI;
d. Melaksanakan deseminasi atau sosialisasi pengembangan desa tangguh
bencana kepada aparatur dan tokoh masyarakat arti pentingnya desa tangguh di
daerah rawan bencana agar masyarakat di daerah rawan bencana tanggap &
tangguh menghadapi bencana yang secara otomatis korban harta bencana dan
jiwa dapat diminimalisir serta meningkatkan SDM aparatur dalam penanganan
bencana (pelatihan gladi posko, manajemen logistik, pemasangan tenda).
Koordinasi lintas sektoral di intensifkan antara BPBD, SAR, TNI / POLRI dan
lembaga teknis lain untuk penanganan bencana;
BAB III - 132 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
16. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial
dengan Tujuan ke-16 Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan
Kerukunan Antar Umat Beragama.
Tabel 3.51 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVI
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
fasilitas layanan keagamaan
1 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
5,46 3,96 4,11
2 Meningkatnya komunikasi antar- umat beragama
2 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani
100 100 100
Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB
Tabel 3.52 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
fasilitas layanan keagamaan
1. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
5,63 4,11 73,00
2. Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama
2. Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani
100 100 100
Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB
Tabel 3.53 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya
fasilitas layanan keagamaan
1. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
4,11 n/a n/a
2. Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama
2. Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani
100 n/a n/a
Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB
BAB III - 133 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja
yang mengalami kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebabnya
adalah kurang optimalnya peran unsur-unsur dalam masyarakat untuk mengurangi
konflik SARA. Akan tetapi apabila dilihat dari capaian tahun sebelumnya, angka
konflik SARA mengalami penurunan, hal itu berhubungan dengan peran dan
sinergitas dari lintas sektoral terkait dengan keagamaan mampu menciptakan situasi
dan kondisi yang kondusif melalui tindakan deteksi dini dan cegah dini terhadap
permasalahan di masyarakat agar tidak berkembang menjadi konflik yang
berkepanjangan dan sulit diselesaikan.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah berupaya meningkatkan peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam
menjalin komunikasi antar dan inter umat beragama, meningkatkan kualitas
pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan berbangsa pada masyarakat
Jawa Timur, meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agamanya
masing-masing agar tidak mudah terjebak pada eksklusivisme negatif dalam
beragama, dan meningkatkan hubungan dan dialog antar kelompok masyarakat
yang berdimensi Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).
BAB III - 134 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
17. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial
dengan Tujuan ke-17 Meningkatkan Kehidupan Masyarakat yang Aman dan
Tertib.
Tabel 3.54 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVII
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terciptanya
situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
1. Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
100 100 100
Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP
Tabel 3.55 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terciptanya situasi
kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
1. Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
100 100 100
Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP
Tabel 3.56 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terciptanya situasi
kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
1. Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
100 n/a n/a
Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP
BAB III - 135 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Penanganan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
tersebut meliputi pengamanan unjuk rasa, pengawalan pejabat penting,
pengamanan pemilihan kepala daerah serta kegiatan patrol yang bersifat rutin.
BAB III - 136 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
18. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial
dengan Tujuan ke-18 Meningkatkan Penguatan Kearifan Lokal (Local
Wisdom).
Tabel 3.57 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVIII
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Menguatnya
budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
1. Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
100 100 100
Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016
Tabel 3.58
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menguatnya
budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
1 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
100 100 100
Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016
Tabel 3.59
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menguatnya
budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
1 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
100 n/a n/a
Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016
BAB III - 137 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
19. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial
dengan Tujuan ke-19 Meningkatkan Penegakan Supremasi Hukum dan
Penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM) yang Berkeadilan.
Tabel 3.60 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIX
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
1 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
100 100 100
2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
910 889 901
Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016
Tabel 3.61 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET AKHIR RPJMD
REALISASI Th. 2016
TINGKAT KEMAJU
AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
1 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
100 100 100
2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
1273 901 70,77
Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016
BAB III - 138 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.62 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
Th. 2016 REALISASI NASIONAL
KET. (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
1 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
100 n/a n/a
2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
901 n/a n/a
Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja
yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang
menjadi penyebab antara lain:
a. Kejadian terkait HAM, Hal ini karena melalui RANHAM telah terjadi harmonisasi
antara pemerintah dengan masyarakat, peningkatan pemahaman mengenai
penghormatan, pemajuan, perlindungan, pemenuhan dan penegakan HAM,
sehingga ada efektivitas penyelenggaraan diskusi dan kegiatan HAM, dan
perlunya konsistensi dalam komunikasi dan koordinasi antar elemen pemerintah
dan elemen masyarakat. Dengan berbagai kegiatan RANHAM dimaksud, secara
langsung atau tidak langsung telah berpengaruh terhadap penurunan kejadian
Hak Asasi Manusia, karena masyarakat dan aparatur saling memahami
kedudukan dan fungsinya dalam mengawal aplikasi hak asasi manusia di daerah
dan masyarakat diajak untuk berperan dalam pengembangan dan aplikasi HAM
dalam perumusan dan perencanaan pembangunan di Jawa Timur;
b. Ormas/LSM yang terdaftar, Hal tersebut berkaitan dengan perundang-
undangan dan peraturan-peraturan yang diterbitkan. Adanya putusan MK
terhadap Undang-Undang 17 Tahun 2013 pada akhir Desember 2014,
mengakibatkan peraturan Ormas mengalami perubahan guna menyesuaikan
dengan hasil putusan MK atas uji materi UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Ormas nomor 82/PUU-XI/2013/2013 tanggal 23 Desember 2014. Menindaklanjuti
BAB III - 139 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
hal tersebut Dirjen Kesbangpol Kemendagri mengeluarkan surat tanggal 16
Januari 2015 Nomor 220/0109/Kesbangpol perihal penjelasan Putusan MK
terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 yang intinya menyebutkan
bahwa :
1. Pada intinya Ormas tidak berbadan hukum dapat terdaftar atau tidak
terdaftar pada pemerintah.
2. Pendaftaran cukup dilakukan oleh Pengurus Pusat sesuai dengan domisili
sekretariat.
Pada perkembangan selanjutnya, pada Mei 2015 Dirjen Kesbangpol kembali
menerbitkan surat tanggal 13 Mei 2015 Nomor 220/0904/Kesbangpol perihal
Tambahan Penjelasan Pustusan MK terhadap Undang-Undang 17 Tahun 2013
yang menyatakan bahwa ormas tidak berbadan hukum dapat mendaftarkan
kepengurusannya pada 2 (dua) atau lebih pada Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota yang berbeda, hanya nama struktur kepengurusan organisasi
kemasyarakatan yang didaftarkan tersebut harus berbeda. Apabila semua
pengurus Ormas di tingkat pusat cukup mendaftarkan sesuai domisili
sekretariatnya di Kabupaten/Kota, maka sekarang Pengurus Ormas Cabang
baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/kota boleh mendaftarkan
kepengurusannya di Bakesbangpol setempat. Hal tersebut mengakibatkan
sepanjang Mei 2015 s/d Tahun 2016 Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur
kembali mensosialisasikan aturan di atas baik melalui kegiatan ataupun ketika
diundang menjadi Narasumber di berbagai kegiatan bahwa ormas yang memiliki
kepengurusan di tingkat Provinsi Jawa Timur dapat mendaftar di Bakesbangpol
Provinsi Jawa Timur serta dapat mendaftar di Kabupaten/Kota lain apabila
memiliki cabang kepengurusan di tempat tersebut.
Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah
peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi
telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kejadian terkait HAM, Optimalisasi sinkronisasi kegiatan RANHAM dengan
SKPD sesuai Tupoksinya agar lebih berperan dan membantu peningkatan
wawasan sadar hukum dan HAM kepada aparatur dan masyarakat secara
BAB III - 140 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
menyeluruh, serta mampu menciptakan harmonisasi dan kerjasama dengan
pihak terkait dan melaksanakan sosialisasi tentang keberadaan RANHAM dan
peduli HAM dengan tujuan meningkatkan wawasan serta mendorong kesadaran
hukum, sehingga masyarakat memahami hak dan kewajibannya sebagai pelaku
sosial di masyarakat.
b. Ormas/ LSM yang terdaftar, Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur akan
melakukan langkah konstruktif dan kongkrit melalui peningkatan peran serta
Ormas/LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Elemen Masyarakat dalam
mewujudkan Visi Jawa Timur, yaitu terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang
partisipatif, demokratis, aman dan damai dalam wadah NKRI.
BAB III - 141 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN 1. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran
a. Alokasi per sasaran pembangunan
Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu Pemerintah Daerah
disesuaikan dengan prioritas pembangunan. Pada tabel di bawah ini disajikan
alokasi anggaran untuk masing-masing sasaran ataupun urusan:
Tabel 3.63 Persentase Alokasi Anggaran
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
1 Persentase penduduk yang bekerja
201.342.896.357 6,09
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
2
Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial
3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas
4 Angka rata-rata lama sekolah
154.292.141.100 4,67
5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
BAB III - 142 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C
4
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana
6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga
13
Persentase pemuda berprestasi yang dibina
8.377.788.160 0,25
14 Persentase atlet berprestasi yang dibina
15.401.512.000
0,47
7 Meningkatnya ketersediaan tenaga medis secara merata
15 Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk
1,025,824,880 0,03
8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
2,800,000,000
0,08
17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM
18 Angka Harapan Hidup (AHH)
2,185,684,750
0,07
10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
39,403,979,642 1,19
11 Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)
20 Persentase cakupan peserta KB aktif
453.170.000 0,01
BAB III - 143 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
12 Menurunnya persentase penduduk miskin
21 Persentase penduduk miskin
13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
22 Persentase penurunan PMKS
92.071.169.000 2,79
14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
23
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
718.280.000 0,02
24
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
1.049.393.000
0,03
25 Indeks Pemberdayaan Gender
15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi
26
Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%)
3.575.270.575 0,11
29 Persentase koperasi aktif
27.940.439.276
0,85
16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru
27 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)
22.165.642.654
0,67
17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan
28 Rasio perputaran modal Kopwan
26.675.736.495
0,81
18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)
30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
248.310.677.408 7,52
31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)
111.300.806.000 3,37
32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)
127.393.870.700 3,86
33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
9.382.668.605 0,28
BAB III - 144 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)
471.584.920.000 14,27
19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)
35 Ketersediaan pangan - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula
81.187.700.441 2,46
20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)
36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)
38 Tingkat keamanan pangan (%)
21 Meningkatnya akses pangan (food access)
39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV) (%)
22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri
40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
66.828.371.500
2,02
23 Meningkatnya kontribusi sektor industri
41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)
52.352.927.149
1,58
24 Meningkatnya kunjungan wisata
42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
5.539.009.824
0,17
43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara
25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
44
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman
31.769.921.703 0,96
BAB III - 145 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
45 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur
26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah
46 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
5.478.340.653
0,17
47 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
5.478.340.653 0,17
48 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM
4.639.975.860
0,14
49 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM
4.639.975.860
0,14
50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas
4.639.975.860
0,14
27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara
51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)
416.811.517.585
12,61
52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan
189.923.302.800 5,75
53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
1.103.960.000
0,03
54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
55 Persentase Kab./ Kota berpredikat Wahana Tata Nugraha
37.496.359.000 1,13
BAB III - 146 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
56 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang
103.042.628.289 3,12
28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi
57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih
32.485.581.400
0,98
58 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah
1.352.263.700 0,04
59 Persentase pelayanan drainase perkotaan
2.689.610.900
0,08
60 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan
176.550.000
0,01
61 Persentase rusun terbangun
32.607.140.000
0,99
29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air
62 Luas areal layanan irigasi (ha)
4.834.581.667
0,15
63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi
123.503.203.211
3,74
64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku
6.323.988.150
0,19
65 Persentase Penurunan luas genangan banjir
9.004.094.725
0,27
30 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi
66 Rasio ketersediaan listrik
2.881.650.000 0,09
67 Persentase rumah tangga pengguna listrik
31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi
68 Luas konservasi kawasan hutan (ha)
531.743.520
0,02
BAB III - 147 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi
69 Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi
425.000.000 0,01
33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut
70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air
818.024.500
0,02
34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)
1.116.537.000
0,03
35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang
72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun
1.546.247.505
0,05
73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kab/ Kota
396.049.000 0,01
74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang
517.706.000
0,02
75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR
147.362.000
0,004
36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
76 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
32.642.522.702 0,99
BAB III - 148 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
77 Hasil EKPPD
38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
78 Penilaian SAKIP 111.596.293.250
3,38
39 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
79 Jumlah raperda inisiatif dewan
150.285.606.351
4,55
40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
80 Opini BPK
131.841.914.928
3,99
41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas
81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan
531.741.600
0,02
42 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana
82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)
8.357.671.540 0,25
43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan
83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
33.983.739.434 1,03
44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama
84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani
82.314.150 0,002
BAB III - 149 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN
(Rp) ANGGARAN
(%)
45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat
25.548.411.695 0,77
46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
9.135.604.200 0,28
47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
160.000.000 0,005
48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
250.000.000 0,01
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat beberapa urusan yang
menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Akan tetapi belum bisa diambil
kesimpulan secara langsung, karena masing-masing kinerja utama dan indikator
kinerja utama merupakan hasil dari multiplier effect yang diakibatkan oleh
penganggaran untuk kinerja lainnya.
BAB III - 150 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
b. Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan, maka diperlukan juga perbandingan antara kinerja dan anggaran. Berikut
ini disajikan perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran.
Tabel 3.64 Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
1 Persentase penduduk yang bekerja
95,97 95,79 99,81 201.342.896.357 190.287.602.681 94,51 + 1,69
2 Tingkat Pengangguran Terbuka
4,04 4,21 95,80
2
Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial
20 21,40 93,00
3
Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas
4 Angka rata-rata lama sekolah
8,8 7,11 80,80 154.292.141.100 147.879.976.981 95,84 + 9,66
5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
97,96 98,56 100,61
6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
86,7 88,14 101,66
7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
62,11 68,21 109,82
BAB III - 151 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
112,84 112,84 100,00
9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
102,45 103,42 100,95
10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C
80,9 81,42 101,78
4
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
86,64 97,28 112,28
5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana
67,34 95,46 141,57
6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga
13
Persentase pemuda berprestasi yang dibina
20,73 29,02 139,9 8.377.788.160 8.328.926.859 95.55 + 44,35
14 Persentase atlet berprestasi yang dibina
13,73 13,95 101,6 15.401.512.000 14.387.891.111 93.42 + 8,18
7 Meningkatnya ketersediaan tenaga medis secara merata
15 Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk
18,00 17,04 94,67 1,025,824,880 953,988,361 93.00 n/a
8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
97,19 91,00 106,37 2,800,000,000 2,281,226,943 81.47 21,30
17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
25,61 25,82 * (2015)
99,18
BAB III - 152 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM
18 Angka Harapan Hidup (AHH)
70,82 70,68 * (2015)
99,80 2,185,684,750
1,941,032,037 88.81 n/a
10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
15,00 15,00 100,00 39,403,979,642
34,448,996,316 87.43 12,57
11 Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)
20 Persentase cakupan peserta KB aktif
65 76,84 118,21 Rp 453.170.000 Rp 449.827.310 99,26% 18,95
12 Menurunnya persentase penduduk miskin
21 Persentase penduduk miskin
11,72 11,85 98,89
13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
22 Persentase penurunan PMKS
1,42 1,38 97,18 92.071.169.000 88.796.316.792 96,44 % n/a
14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
23
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
20 14 70,00 Rp 718.280.000 Rp 707.828.354 98,54% n/a
24
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
69 91,77* 133,00 1.049.393.000 1.030.350.134 98,19 16,63
25 Indeks Pemberdayaan Gender
71,02 68,64* 96,64
BAB III - 153 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi
26 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%)
54,85 – 54,93
54,98* 100,20 3.575.270.575 3.544.050.709 99,13 1,07
27 Persentase koperasi aktif 80,13 88,11 110,00 27.940.439.276 27.444.614.583 98,23 11,77
16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru
28 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)
9,25
11 118,90 22.165.642.654 21.782.728.322 98,27 20,67
17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan
29 Rasio perputaran modal Kopwan
2,2
2,23 101,40 26.675.736.495 25.370.411.512 95,11 6,29
18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)
30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
1,96 2,82 143,00 248.310.677.408 235.812.767.988 94,97 48,03
31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)
2,1 2,01 95,71 111.300.806.000 104.642.988.350 94,02 n/a
32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)
4,38 2,45* 55,94 127.393.870.700 120.698.738.133 94,74 n/a
33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
6,9 -9,12 -132,17 9.382.668.605 8.984.593.971 95,76% n/a
34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)
4,8 5,06 105,42 471.584.920.000 454.983.881.309 96,48 8,94
BAB III - 154 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)
35 Ketersediaan pangan Beras Jagung Kedelai Daging Telur Susu Ikan Gula
7.780.5796.474.225
490.417362.861352.216415.521
1.465.7271.316.966
7.497.5265.425.180
316.390377.220 367.174449.661
1.453.3981.195.501
96,3683,7964,51
103,95104,24108,2199,1590,77
81.187.700.441 80.042.746.719 98,59 n/a
20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)
36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
84,40 83,36 98,76
37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)
85,00 87,77 103,25
38 Tingkat keamanan pangan (%)
81,00 88,00 108,64
21 Meningkatnya akses pangan (food access)
39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV) (%)
<10 2,98
22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri
40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
9,54 5,81 61,81 66.828.371.500
61.883.172.343 92,6 n/a
23 Meningkatnya kontribusi sektor industri
41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)
6,6 4,51 68,33 52.352.927.149 48.901.225.148 93,4 n/a
24 Meningkatnya kunjungan wisata
42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
368.626 618.536 167,80 5.539.009.824 5.539.009.824 99.84% 43,59
BAB III - 155 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara
45.824.051
54.565.006 119,07
25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
44
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman
205
212 103,41 31.769.921.703 31.539.192.211 99.27% + 3,06
45 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur
79
80 101,26
26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah
46
Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
61.72 24,09 39,67 5.478.340.653 5.251.686.669 95,86 n/a
47
Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)
49.38 37,34 75,61 5.478.340.653 5.251.686.669 95,86 n/a
48 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM
41.40 26,57 64,17 4.639.975.860 4.412.271.071 95,09 n/a
49 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM
42.92 46,33 107,94 4.639.975.860 4.412.271.071 95,09 12,85
50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas
94.28 82,14 87,12 4.639.975.860 4.412.271.071 95,09 n/a
BAB III - 156 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara
51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)
88,60 88,87 100,30 416.811.517.585 401.686.217.477 96,37 3,93
52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan
57,90 57,90 100 189.923.302.800 188.409.699.735 99,20
0,80
53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
- 47,36 * 1.103.960.000 1.103.960.000 100,00 *
54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan
- 43,50 *
55 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha
55 78,95 143,55 37.496.359.000,- 36.954.931.485,- 98,56 % 44,99
56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang
81 77,91 96,19 103.042.628.289,-
101.014.297.346,- 98,03 % n/a
28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi
57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih
63,69 72,06 112,06 32.485.581.400
31.179.893.647 95,98%
16,08
BAB III - 157 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
58 PersentaseKK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah
65,97 65,31 98,99 1.352.263.700 1.309.493.809 96,83%
n/a
59 Persentase pelayanan drainase perkotaan
82,12
41,61
50,67
2.689.610.900
2.440.096.834 90,72% n/a
60 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan
85,48
71,97
84,19
176.550.000
126.836.650 71,84% n/a
61 Persentase rusun terbangun
49,11 39,76 80,96 32.607.140.000
30.821.630.005 94,52% n/a
29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air
62 Persentase Luas areal layanan irigasi
98,02 98,04 100,02 4.834.581.667
4.430.445.348 91,64
9,38
63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi
68,40 68,50 100,15 123.503.203.211
118.590.937.220 96,02 4,13
64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku
87,89 87,78 99,87 6.323.988.150
6.063.352.235 95,88
n/a
65 Persentase Penurunan luas genangan banjir
75,73 72,73 104,12 9.004.094.725 8.392.061.232 93,20 10,92
30 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi
66 Rasio ketersediaan listrik 72,53 88,79 122 2.881.650.000 2.650.784.354 92,00 19,13
67 Persentase rumah tangga pengguna listrik
99,61 99,87 100,26
31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi
68 Luas konservasi kawasan hutan (ha)
10.000 10.326 103 531.743.520 489.421.100 92,04% 10,96
BAB III - 158 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi
69 Cakupan penghijauan (konservasi) sumber mata air
5 6 120 425.000.000 421.388.000 99,15% 20,85
33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut
70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air
33 39 118,18 818.024.500 815.451.143 99,69% 18,49
34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)
4 4,29 107,23 1.116.537.000 1.083.440.504 97,04% 10,19
35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang
72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun
69,23 70,27 101,50 1.546.247.505
1.476.525.081 95,49%
6,01
73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kab/ Kota
7 15
214,28 396.049.000 374.333.958 94,52% 119,76*
74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang
25
63,63
254,52
517.706.000 511.322.240 98,77% 155,75*
75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR
75 100 133,33 147.362.000
138.210.625 93,79% 39,54
BAB III - 159 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
76 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
71 99 139 32.642.522.702 31.330.435.3677 95,98 23,52
37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
77 Hasil EKPPD ST ST Tercapai
38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai 111.596.293.250 104.907.774.421 94,01% 5,99
39 Meningkatnya peran DPRD sd fungsinya
79 Jumlah raperda inisiatif dewan
3 10 333,33 150.285.606.351 136.091.490.356 90,56 242,77
40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
80 Opini BPK
WTP WTP Tercapai 131.841.914.928 121.952.455.693 92,50 7,50
41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan
81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan
20 20,41 102 531.741.600 531.123.300 99,88 2,20
BAB III - 160 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas
42 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana
82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)
100 100 100 8.357.671.540 8.232.258.925 98,50 1,50
43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan
83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
5,46 4,11 75,27 33.983.739.434 31.958.489.951 94,04 n/a
44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama
84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani
100 100 100 82.314.150 81.612.665 99 1,00
45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat
100 100 100 25.548.411.695 23.927.298.101 93,65% 6,35
BAB III - 161 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI
(6-9) Target Realisasi Capaian (%)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian (%)
46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
94,50 100 105,82 9.135.604.200 9.057.284.442 99.14 6,68
47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
100 100 100 160.000.000 154.812.285 96,76% 3,24
48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
910 901 99,01 250.000.000 242.210.435 96,88% n/a
Adapun perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran pada tabel di atas, tidak bisa serta merta ditetapkan tingkat
efisiensinya, dikarenakan pada masing-masing indikator bisa jadi dibiayai oleh anggaran pada SKPD lain yang justru tidak
bersentuhan secara langsung. Karena pada dasarnya ada beberapa alokasi anggaran yang bersifat multiplier effect bagi indikator
lainnya. Misalnya capaian kinerja yang cukup tinggi pada sektor pariwisata, tentunya meupakan efek samping dari pembangunan
sarana prasarana jalan dan jembatan di Provinsi Jawa Timur dan publikasi tempat pariwisata yang dilakukan oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika melalui website Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta pengaruh lainnya.
BAB III - 162 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
2. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana
amanah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, berdampak positif terhadap hak dan
kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam
suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah
dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan
merupakan elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Selain kedua Undang-undang tersebut, juga terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar dan acuan dalam melakukan pengelolaan
keuangan daerah yang diterbitkan lebih dahulu, yaitu :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara ;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara ;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ;
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
Dalam paket peraturan perundang-undangan keuangan negara nampak bahwa
terdapat perubahan fundamental dengan memasukkan kerangka ilmu manajemen
kinerja dan ilmu akuntansi keuangan. Dengan perubahan tersebut maka entitas
pemerintahan melakukan pengelolaan keuangannya harus berdasarkan pada
perencanaan kinerja (performance planning) yang sudah disusun dengan sebaik-
baiknya, anggaran kinerja (performance budget) yang merupakan penjabaran dari
perencanaan kinerja dan disetiap periode entitas pemerintahan harus menyajikan
laporan kinerja (performance report) dan laporan keuangan (financial statement).
BAB III - 163 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Anggaran kinerja sangat memperhatian time value of money, yang mengandung arti
bahwa sumberdaya keuangan harus dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.
Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja penetapan target kinerja dari setiap
aktifitas pengelolaan sumber daya keuangan merupakan suatu keharusan, yang
terdiri dari input, output dan out comes.
Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah sebagai pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat,
diperlukan adanya sumber daya dan dana yang cukup berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan
kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur secara transparan dan akuntabel, maka pengelolaan keuangan daerah
mulai perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan beberapa undang-undang
dan peraturan pelaksanaan yang komprehensif dan terpadu (omnibus regulation)
dari berbagai Undang-undang tersebut, dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang memiliki tujuan
mempermudah dalam pelaksanaan dan tidak menimbulkan multi tafsir dalam
implementasinya.
Berdasarkan Pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, untuk menjelaskan teknis dan guide line
pengelolaan keuangan daerah Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri
menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Untuk
mensinkronkan dengan kebijakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
BAB III - 164 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
dengan karakter dan kebutuhan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur
menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007
Nomor 1 Seri E) serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2015
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016
sebagaimana diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 17 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun
2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran
2016 yang mengatur, antara lain :yang mengatur, antara lain Sistem dan Prosedur
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Kode Rekening Aset,
Kewajiban, Ekuitas Dana, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan, Sistem dan
Prosedur Penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
Sistem dan Prosedur Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD, Sistem dan Prosedur
Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah serta Bagan Akun Standar.
a. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun Anggaran 2016.
Gambaran umum Tren realisasi APBD Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun
seperti yang terlihat pada grafik di bawah yang menunjukkan tren Realisasi realisasi
APBD. Tren realisasi pendapatan daerah selalu berada di atas 100% artinya secara
keseluruhan selama 5 (lima) tahun terakhir realisasi pendapatan selalu melebihi
anggaran pendapatan itu sendiri. Bahkan terdapat tren fluktuatif jumlah nominal
pelampauan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun, yaitu penurunan pada tahun
2015 sehingga realisasinyanya dibawah target namun pada tahun 2016 mengalami
kenaikan. Sedangkan tren realisasi belanja daerah berkebalikan dari realisasi
pendapatan daerah. Belanja APBD Provinsi Jawa Timur terhadap anggarannya
cenderung pada level yang sama selama selama 5 (lima) tahun berjalan dan pada
tahun 2016 hanya mengalami peningkatan yang relatif sedikit atau peningkatan tipis
dari tahun sebelumnya. Demikian juga dengan realisasi pembiayaan, dari tahun ke
tahun realisasi pembiayaan Provinsi Jawa Timur mengalami hampir sama, namun
terjadi penurunan yang relatif sedikit dari tahun sebelumnya untuk tahun 2015 dari
yang dianggarkan.
BAB III - 165 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Grafik 3.1 Tren Capaian Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Sedangkan pada Tahun Anggaran 2016, berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016,
struktur dan komposisi APBD Provinsi Jawa Timur Tahun, dapat dirinci sebagai
berikut (* data un-audited) :
a. Pendapatan Daerah, sebesar 23 trilyun 928 milyar 543 juta 492 ribu 679 rupiah,
terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah, sebesar 14 trilyun 624 milyar 118 juta 8 ribu 516
rupiah ;
2. Dana Perimbangan, sebesar 9 trilyun 237 milyar 37 juta 405 ribu 163 rupiah ;
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, sebesar 67 milyar 388 juta 79 ribu
rupiah ;
Dari target yang telah ditetapkan sebesar 23 trilyun 928 milyar 543 juta 492 ribu
679 rupiah, dalam pelaksanaannya terealisasi sebesar 25 trilyun 45 milyar 26
juta 112 ribu 329 rupiah atau 104,67 persen, diatas dari target sebesar 1 trilyun
116 milyar 482 juta 619 ribu 650 rupiah 78 sen atau lebih 4,67 persen berasal
dari :
BAB III - 166 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
a) Pendapatan Asli Daerah, terealisasi sebesar 15 trilyun 900 milyar 698 juta
660 ribu 57 rupiah 20 sen atau 108,73 persen dari target sebesar 14
trilyun 624 milyar 118 juta 8 ribu 516 rupiah, atau secara kumulatif
terdapat pelampauan sebesar 1 trilyun 276 milyar 580 juta 651 ribu 541
rupiah 22 sen, berasal dari :
- Pajak Daerah, sebesar 12 trilyun 772 milyar 227 juta 117 ribu 584
rupiah 90 sen;
- Retribusi Daerah, sebesar 133 milyar 587 juta 973 ribu 919 rupiah 68
sen;
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar 364
milyar 325 juta 988 ribu 476 rupiah;
- Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, sebesar 2 trilyun 630
milyar 557 juta 580 ribu 76 rupiah 68 sen;
b) Dana Perimbangan, terealisasi sebesar 9 trilyun 39 milyar 3 juta 358 ribu
881 rupiah atau 97,86 persen dari target sebesar 9 trilyun 237 milyar 37
juta 405 ribu 163 rupiah atau secara kumulatif kurang dari target sebesar
198 milyar 34 juta 46 ribu 282 rupiah, berasal dari :
- Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, sebesar 1 trilyun 849
milyar 884 juta 362 ribu 367 rupiah ;
- Dana Alokasi Umum, sebesar 1 trilyun 672 milyar 878 juta 372 ribu
rupiah ;
- Dana Alokasi Khusus, sebesar 5 trilyun 516 milyar 240 juta 624 ribu
514 rupiah
c) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 105 milyar 324 juta 93
ribu 391 rupiah 56 sen atau 156,29 persen dari target sebesar 67 milyar
388 juta 79 ribu rupiah atau secara kumulatif melebihi target sebesar 37
milyar 936 juta 14 ribu 391 rupiah 56 sen, berasal dari :
- Pendapatan hibah, sebesar 42 milyar 958 juta 979 ribu 806 rupiah;
- Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, sebesar 62 milyar 365 juta
113 ribu 585 rupiah 56 sen;
BAB III - 167 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
b. Belanja Daerah, sebesar 24 trilyun 616 milyar 511 juta 471 ribu 689 rupiah,
terdiri dari :
a) Belanja Tidak Langsung, sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu
128 rupiah 90 sen ;
b) Belanja Langsung, sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560
rupiah 11 sen, APBD Provinsi Jawa Timur tersebut bersumber dari
Pendapatan Daerah.
Dari target yang telah ditetapkan sebesar 24 trilyun 616 milyar 511 juta
471 ribu 689 rupiah, terealiasi sebesar 23 trilyun 874 milyar 751 juta 773
ribu 851 rupiah 10 sen atau 94,15 persen,dengan rincian :
1) Belanja Tidak Langsung, sebesar 16 trilyun 380 milyar 714 juta 233
ribu 611 rupiah 30 sen atau 97,23 persen dari alokasi belanja sebesar
16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen;
2) Belanja Langsung, sebesar 7 trilyun 494 milyar 37 juta 540 ribu 239
rupiah 77 sen atau 96,46 persen dari alokasi sebesar 7 trilyun 769
milyar 208 juta 603 ribu 560 rupiah 11 sen.
b. Kinerja Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah, meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah,
adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih. Pendapatan daerah tersebut merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
Aspek kinerja pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016
yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar
Rp 2,82 triliun, dan Pendapatan daerah pada tahun 2016 ini mengalami pelampauan
dibandingkan pendapatan pada tahun 2015, sehingga secara kumulatif realisasinya
lebih dari target yang telah ditetapkan atau terdapat pelampauan sebesar 1 trilyun
116 milyar 482 juta 619 ribu 650 rupiah 78 sen atau 4,67, secara rinci dapat dilihat
pada tabel 3.65 :
BAB III - 168 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel : 3.65
Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016*
Nomor Urut
Jumlah (Rp) Bertambah /(Berkurang)
Uraian Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi ( Rp ) %
1 2 3 4 5(=4-3) 6
1 PENDAPATAN DAERAH 23.928.543.492.679,00 25.045.026.112.329,80 1.116.482.619.650,78 4,67
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 14.624.118.008.516,00 15.900.698.660.057,20 1.276.580.651.541,22 8,73
1.1.1 PAJAK DAERAH 11.934.000.000.000,00 12.772.227.117.584,9 838.227.117.584,86 7,02
1.1.2 RETRIBUSI DAERAH 119.652.928.940,00 133.587.973.919,68 13.935.044.979,68 11,65
1.1.3 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
364.325.988.476,00 364.325.988.476,00 0 0,00
1.1.4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 2.206.139.091.100,00 2.630.557.580.076,68 424.418.488.976,68 19,24
1.2 DANA PERIMBANGAN 9.237.037.405.163,00 9.039.003.358.881,00 (198.034.046.282,00) (2,14)
1.2.1 DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK 1.959.782.256.163,00 1.849.884.362.367,00 (109.897.893.796,00) (5,61)
1.2.2 DANA ALOKASI UMUM 1.672.878.372.000,00 1.672.878.372.000,00 0,00 0,00
1.2.3 DANA ALOKASI KHUSUS 5.604.376.777.000,00 5.516.240.624.514,00 (88.136.152.486,00) (1,57)
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 67.388.079.000,00 105.324.093.391,56 37.936.014.391,56 56,29
1.3.1 PENDAPATAN HIBAH 33.500.000.000,00 42.958.979.806,00 9.458.979.806,00 28,24
1.3.4 DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 33.888.079.000,00 62.365.113.585,56 28.477.034.585,56 84,03
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 23.928.543.492.679,00 25.045.026.112.329,80 1.116.482.619.650,78 4,76
Sumber: Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Komposisi realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran
2012-2016 seperti tampak dalam grafik di bawah, menunjukkan bahwa Pendapatan
Asli Daerah masih merupakan pendapatan yang berkontribusi paling besar rata-rata
66,24%. Kondisi ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tidak tergantung pada
transfer dari Pemerintah Pusat. Di urutan kedua adalah Dana Perimbangan rata-rata
20,92% dan yang ketiga Lain-Lain Pen dapatan Yang Sah 12,84%.
Berdasarkan data perkembangan beberapa tahun terakhir proporsi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Provinsi Jawa Timur masih memberikan
kontribusi dan memiliki peran besar untuk menunjang kemampuan belanja daerah
dalam rangka mendukung tercapainya penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang diwujudkan dalam program
kegiatan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
BAB III - 169 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Grafik 3.2 Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
2012 2013 2014 2015 2016*
Pro
sen
tase
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2011-2014 dan
Laporan Realisasi Anggaran TA. 2015 Un-Audited (*)
. Berikut ini disampaikan rekapitulasi proporsi dan kontribusi PAD terhadap
kekuatan APBD sebagaimana tabel berikut.
Tabel : 3.66 Proporsi PAD Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012- 2016
NO TAHUN PAD
Pendapatan Daerah
Proporsi PAD thd
Pendapatan Daerah (%)
1 2 3 4 5
1 2012 9.584.081.971.227,10 15.401.493.951.238,10 62,23
2 2013 11.579.340.719.022,00 17.372.768.543.850,90 66,65
3 2014 14.442.216.534.958,94 20.772.483.892.730,94 69,53
4 2015 15.402.647.674.502,60 22.228.450.227.974,40 69,29
5 2016* 15.900.698.660.057,20 25.045.026.112.329,80 63,49
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Khusus terkait dengan target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 2012-2016 diprediksi
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2 % per tahun. Sedangkan, untuk pajak
daerah mengalami kenaikan secara bertahap rata-rata sebesar 1% per tahun
dengan asumsi bahwa kondisi sosial, politik dan perekonomian baik internasional,
nasional maupun regional stabil dan tidak adanya perubahan peraturan perundang-
BAB III - 170 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
undangan yang lebih tinggi yang mengatur tentang pengelolaan pendapatan pajak
dan retribusi daerah yang sebagian diserahkan kepada Kabupaten/Kota, antara lain
Pajak Air Bawah Tanah, Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Retribusi Ijin
Pengambilan Air bawah Tanah. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel : 3.67
Realisasi/Prediksi PAD dan Pajak Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016
NO TAHUN PAD
PAJAK DAERAH
Kontribusi Pajak Daerah
Terhadap PAD (%)
1 2 3 4 5 1 2012 9.584.081.971.227,10 7.816.590.831.387,00 81,56
2 2013 11.579.340.719.022,00 9.404.933.622.356,69 81,22
3 2014 14.442.216.534.958,94 11.517.684.926.168,60 79,75
4 2015 15.402.647.674.502,60 12.497.148.704.551,00 81,14
5 2016* 15.900.698.660.057,20 12.772.227.117.584,90 80,32
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
c. Kinerja Belanja Daerah
Selanjutnya, dari sisi Belanja Daerah, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung
sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen terealisasi sebesar
16 trilyun 380 milyar 714 juta 233 ribu 611 rupiah 30 sen atau 97,23 persen dan
Belanja Langsung dari alokasi sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560
rupiah 11 sen terealisasi sebesar 7 trilyun 494 milyar 37 juta 540 ribu 239 rupiah 77
sen atau 96,46 persen.
BAB III - 171 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Grafik 3.3 Struktur Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur
-
5,000,000,000,000.00
10,000,000,000,000.00
15,000,000,000,000.00
20,000,000,000,000.00
25,000,000,000,000.00
30,000,000,000,000.00
2012 2013 2014 2015 2016*
BELANJA LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan
Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Grafik di atas menggambarkan bahwa struktur belanja daerah Provinsi Jawa
Timur sebagian besar realisasinya adalah belanja tidak langsung jika dibandingkan
dengan belanja langsungnya. Adapun komposisi belanja daerah Provinsi Jawa Timur
didominasi oleh Belanja Lain-lain yaitu rata-rata selama tahun 2012-2016 sebesar
54,92%. Selanjutnya diikuti oleh Belanja Barang dan Jasa rata-rata sebesar 22,45%
lalu Belanja Pegawai yaitu rata-rata sebesar 14,40% dan ditutup oleh Belanja Modal
yaitu rata-rata sebesar 8,23%, sebagaimana terlihat dalam grafik berikut:
Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2012 2013 2014 2015 2016*
Pro
se
nta
se
Belanja Pegawai Belanja Barang&Jasa Belanja Modal Belanja Lain-lain
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan
Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
BAB III - 172 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Persentase realisasi belanja provinsi yang terbesar adalah untuk Belanja
Lainnya, yaitu berupa transfer Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten
dan Kota. Hal ini wajar mengingat pelampauan pendapatan yang tertinggi untuk
provinsi Jawa Timur adalah dari pajak daerah, sehingga memang harus
dibagihasilkan. Selain itu pada Belanja Lainnya di APBD provinsi juga terdapat pos
Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial. Persentase realisasi Belanja Barang dan
Jasa serta Belanja Modal memiliki tren meningkat sedangkan realisasi Belanja
Pegawai memiliki tren menurun.
Realisasi belanja daerah merupakan realisasi penyerapan belanja daerah yang
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai seluruh program/ kegiatan yang
berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik.
Pengelolaan belanja daerah untuk mendukung capaian target kinerja utama
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014 dengan menganut sistem primsip
akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka mendukung penerapan anggaran
berbasis kinerja.
Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, anggaran dan realisasi belanja
daerah seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.68
Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Kode
Urusan Pemerintahan
Daerah
Belanja
Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )
Sisa Realisasi
Rp %
1 2 3 4 5 6
0 0,00 (17.571.434.759,00) 17.571.434.759,00 0,00
0 Pemerintah Provinsi Jatim 0,00 (17.571.434.759,00) 17.571.434.759,00 0,00
101 Pendidikan 275.068.124.350,00 256.196.822.661,00 18.871.301.689,00 6,86
0100 Dinas Pendidikan Prov. Jatim
275.068.124.350,00 256.196.822.661,00 18.871.301.689,00 6,86
102 Kesehatan 4.015.888.724.804,11 3.907.083.731.801,29 108.804.993.002,82 2,71
0101 Dinas Kesehatan Prov. Jatim 126.242.930.250,00 112.938.646.303,00 13.304.283.947,00 10,54
BAB III - 173 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Kode
Urusan Pemerintahan
Daerah
Belanja
Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )
Sisa Realisasi
Rp %
1 2 3 4 5 6
0102 Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Prov. Jatim
196.540.629.980,00 189.962.798.369,00 6.577.831.611,00 3,35
0103 Rumah Sakit Paru Jember Prov. Jatim
75.243.661.861,15 69.997.656.700,00 5.246.005.161,15 6,97
0104 Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Prov. Jatim
29.063.239.365,67 25.331.667.798,00 3.731.571.567,67 12,84
0105 Rumah Sakit Kusta Kediri Prov. Jatim
21.288.431.262,06 17.430.128.809,00 3.858.302.453,06 18,12
0106 Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto Prov. Jatim
43.820.219.022,02 39.699.894.720,00 4.120.324.302,02 9,40
0107 Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
83.223.158.242,06 76.544.502.739,00 6.678.655.503,06 8,02
0108 Rumah Sakit Paru Surabaya Prov. Jatim
47.305.327.753,71 40.931.991.941,00 6.373.335.812,71 13,47
0109 Rumah Sakit Umum Asy - Syaafi Pamekasan Prov. Jatim
33.777.587.048,23 31.978.990.576,00 1.798.596.472,23 5,32
0110 Rumah Sakit Paru Manguharjo Madiun Prov. Jatim
27.559.400.784,64 26.459.677.739,00 1.099.723.045,64 3,99
0111 UPT- Akademi Keperawatan Madiun
11.199.082.341,15 10.011.282.544,00 1.187.799.797,15 10,61
0112 UPT- Akademi Gizi Surabaya 9.984.851.462,59 9.405.307.427,00 579.544.035,59 5,80
0113 UPT- Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang
18.792.372.919,33 16.749.877.742,00 2.042.495.177,33 10,87
0200 Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya Prov. Jatim
1.595.661.781.867,20 1.593.585.834.527,94 2.075.947.339,26 0,13
0300 Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Prov. Jatim
911.828.945.129,32 919.973.894.838,35 (8.144.949.709,03) (0,89)
0400 Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun Prov. Jatim
423.692.697.642,09 381.008.430.706,00 42.684.266.936,09 10,07
0500 Rumah Sakit Haji Surabaya Prov. Jatim
281.407.097.922,86 268.837.438.463,00 12.569.659.459,86 4,47
0600 Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Prov. Jatim
79.257.309.950,03 76.235.709.859,00 3.021.600.091,03 3,81
103 Pekerjaan Umum 1.184.460.060.331,00 1.132.938.303.780,00 51.521.756.551,00 4,35
0200 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Prov. Jatim
792.644.452.385,00 762.616.148.888,00 30.028.303.497,00 3,79
0300 Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim
231.753.531.036,00 220.116.936.972,00 11.636.594.064,00 5,02
0500 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim
160.062.076.910,00 150.205.217.920,00 9.856.858.990,00 6,16
106 Perencanaan Pembangunan 97.904.345.000,00 91.632.873.115,00 6.271.471.885,00 6,41
0100 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prov. Jatim
97.904.345.000,00 91.632.873.115,00 6.271.471.885,00 6,41
107 Perhubungan 634.284.010.950,00 618.538.678.752,00 15.745.332.198,00 2,48
0100 Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan
634.284.010.950,00 618.538.678.752,00 15.745.332.198,00 2,48
108 Lingkungan Hidup 56.330.314.200,00 43.243.980.360,00 13.086.333.840,00 23,23
0200 Badan Lingkungan Hidup Prov. Jatim
56.330.314.200,00 43.243.980.360,00 13.086.333.840,00 23,23
BAB III - 174 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Kode
Urusan Pemerintahan
Daerah
Belanja
Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )
Sisa Realisasi
Rp %
1 2 3 4 5 6
111 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
18.112.063.200,00 17.161.876.184,00 950.187.016,00 5,25
0100 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Jatim
18.112.063.200,00 17.161.876.184,00 950.187.016,00 5,25
113 Sosial 208.431.422.700,00 199.952.361.793,00 8.479.060.907,00 4,07
0100 Dinas Sosial Prov. Jatim 208.431.422.700,00 199.952.361.793,00 8.479.060.907,00 4,07
114 Ketenagakerjaan 315.393.337.057,00 295.407.047.412,00 19.986.289.645,00 6,34
0100 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jatim
315.393.337.057,00 295.407.047.412,00 19.986.289.645,00 6,34
115 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
110.556.096.075,00 106.882.504.720,00 3.673.591.355,00 3,32
0100 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah ( UMKM ) Prov. Jatim
110.556.096.075,00 106.882.504.720,00 3.673.591.355,00 3,32
116 Penanaman Modal Daerah 53.407.430.000,00 50.350.747.135,00 3.056.682.865,00 5,72
0100 Badan Penanaman Modal Prov. Jatim
53.407.430.000,00 50.350.747.135,00 3.056.682.865,00 5,72
117 Kebudayaan 120.907.978.800,00 117.111.641.009,00 3.796.337.791,00 3,14
0100 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim
120.907.978.800,00 117.111.641.009,00 3.796.337.791,00 3,14
118 Kepemudaan dan Keolahragaan
51.213.742.270,00 47.436.572.832,00 3.777.169.438,00 7,38
0100 Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Prov. Jatim
51.213.742.270,00 47.436.572.832,00 3.777.169.438,00 7,38
119 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
61.472.103.625,00 57.095.112.926,00 4.376.990.699,00 7,12
0100 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Jatim
20.780.989.790,00 18.905.749.561,00 1.875.240.229,00 9,02
0300 Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Jatim
25.548.411.695,00 23.927.298.101,00 1.621.113.594,00 6,35
0400 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jatim
15.142.702.140,00 14.262.065.264,00 880.636.876,00 5,82
120 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
15.857.071.432.506,90 15.453.562.305.307,80 403.509.127.199,10 2,54
0100 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Prov. Jatim
51.395.999.000,00 50.062.172.550,00 1.333.826.450,00 2,60
0200 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
18.525.677.200,000 18.498.495.520,00 27.181.680,00 0,15
0301 Biro Administrasi Pemerintahan Umum Setda Prov. Jatim
11.174.266.202,00 10.294.914.875,00 879.351.327,00 7,87
0302 Biro Administrasi Kerjasama Setda Prov. Jatim
17.465.475.700,00 16.733.314.296,00 732.161.404,00 4,19
0303 Biro Hukum Setda Prov. Jatim 12.140.548.250,00 11.285.422.180,00 855.126.070,00 7,04
0304 Biro Administrasi Perekonomian Setda Prov. Jatim
26.793.726.600,00 25.384.498.709,73 1.409.227.890,27 5,26
0305 Biro Administrasi Pembangunan Setda Prov. Jatim
21.114.871.875,00 18.411.148.531,00 2.703.723.344,00 12,80
BAB III - 175 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Kode
Urusan Pemerintahan
Daerah
Belanja
Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )
Sisa Realisasi
Rp %
1 2 3 4 5 6
0306 Biro Administrasi Sumber Daya Alam Setda Prov. Jatim
8.935.878.400,00 8.352.773.293,00 583.105.107,00 6,53
0307 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda Prov. Jatim
11.897.220.800,00 11.141.937.483,00 755.283.317,00 6,35
0308 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim
33.983.739.434,00 31.958.489.951,00 2.025.249.483,00 5,96
0309 Biro Humas dan Protokol Setda Prov. Jatim
21.789.568.400,00 20.148.394.112,00 1.641.174.288,00 7,53
0310 Biro Organisasi Setda Prov. Jatim
13.691.948.250,00 13.274.901.306,00 417.046.944,00 3,05
0311 Biro Umum Setda Prov. Jatim 140.371.128.500,00 131.824.245.622,00 8.546.882.878,00 6,09
0400 Sekretariat DPRD Prov. Jatim 150.285.606.351,00 136.091.490.356,00 14.194.115.995,00 9,44
0500 Badan Penelitian dan Pengembangan Prov. Jatim
30.555.785.041,00 29.712.395.907,00 843.389.134,00 2,76
0600 Inspektorat Provinsi Jatim 36.052.122.500,00 34.066.156.725,00 1.985.965.775,00 5,51
0700 Dinas Pendapatan Prov. Jatim 538.894.125.861,00 481.859.817.753,84 57.034.308.107,16 10,58
0800 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (SKPD)
131.841.914.928,00 121.952.455.693,00 9.889.459.235,00 7,26
0900 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (PPKD)
14.335.458.177.453,90 14.051.908.029.028,10 283.550.148.425,82 1,98
1200 Kantor Perwakilan Prov. Jatim 36.245.478.000,00 35.272.683.489,00 972.794.511,00 2,68
1300 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim I Madiun
11.150.711.771,00 10.750.846.697,00 399.865.074,00 3,59
1400 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim II Bojonegoro
9.385.246.500,00 8.821.588.199,15 563.658.300,85 6,01
1500 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim III Malang
10.106.304.600,00 9.264.755.313,00 841.549.287,00 8,33
1600 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim IV Pamekasan
9.516.119.100,00 9.080.442.634,00 435.676.466,00 4,58
1700 Badan Kepegawaian Daerah Prov. Jatim
34.891.010.000,00 32.683.115.347,00 2.207.894.653,00 6,33
1800 Badan Pendidikan dan Pelatihan Prov. Jatim
119.879.382.540,00 111.578.340.894,00 8.301.041.646,00 6,92
1900 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Prov. Jatim
13.529.399.250,00 13.149.478.843,00 379.920.407,00 2,81
121 Ketahanan Pangan 110.724.647.641,00 107.543.480.182,00 3.181.167.459,00 2,87
0100 Badan Ketahanan Pangan Prov. Jatim
110.724.647.641,00 107.543.480.182,00 3.181.167.459,00 2,87
122 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
53.299.728.037,00 50.689.144.918,00 2.610.583.119,00 4,90
0100 Badan Pemberdayaan Masyarakat Prov. Jatim
53.299.728.037,00 50.689.144.918,00 2.610.583.119,00 4,90
125 Komunikasi dan Informatika 50.822.294.084,00 47.919.280.743,00 2.903.013.341,00 5,71
0100 Dinas Komunikasi dan Informatika
44.617.627.884,00 42.072.355.616,00 2.545.272.268,00 5,70
BAB III - 176 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Kode
Urusan Pemerintahan
Daerah
Belanja
Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )
Sisa Realisasi
Rp %
1 2 3 4 5 6
0200 Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
6.204.666.200,00 5.846.925.127,00 357.741.073,00 5,77
126 Perpustakaan 52.923.504.250,00 51.239.629.480,00 1.683.874.770,00 3,18
0100 Badan Perpustakaan dan Kearsipan
52.923.504.250,00 51.239.629.480,00 1.683.874.770,00 3,18
201 Pertanian 475.703.708.508,00 450.408.909.435,00 25.294.799.073,00 5,32
0100 Dinas Pertanian Prov. Jatim 248.310.677.408,00 235.815.922.788,00 12.494.754.620,00 5,03
0200 Dinas Perkebunan Prov. Jatim 99.999.160.400,00 93.894.248.514,00 6.104.911.886,00 6,10
0300 Dinas Peternakan Prov. Jatim 127.393.870.700,00 120.698.738.133,00 6.695.132.567,00 5,26
202 Kehutanan 55.871.629.300,00 51.675.122.729,00 4.196.506.571,00 7,51
0100 Dinas Kehutanan Prov. Jatim 55.871.629.300,00 51.675.122.729,00 4.196.506.571,00 7,51
203 Energi dan Sumberdaya Mineral
35.286.370.300,00 32.266.321.295,00 3.020.049.005,00 8,56
0200 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jatim
35.286.370.300,00 32.266.321.295,00 3.020.049.005,00 8,56
205 Kelautan dan Perikanan 523.881.918.800,00 503.998.864.320,00 19.883.054.480,00 3,80
0100 Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Jatim
523.881.918.800,00 503.998.864.320,00 19.883.054.480,00 3,80
207 Perindustrian 197.496.484.900,00 184.416.888.244,00 13.079.596.656,00 6,62
0100 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim
197.496.484.900,00 184.416.888.244,00 13.079.596.656,00 6,62
TOTAL 24.616.511.471.689,00 23.874.752.201.134,10 741.759.270.554,92 3,01
Sumber: Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
d. Analisis Rasio Keuangan Kaitannya dengan Pencapaian Kinerja
Dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah di era otonomi daerah
yaitu terkait dengan pengelolaan APBD perlu ditetapkan standar atau acuan
kapan suatu daerah dikatakan mandiri, efektif dan efisien serta akuntabel.
Untuk itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah
sebagai tolak ukur dalam penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran
selanjutnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas
pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah.
Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukan bagaimana uang publik
dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan yang menunjukan bahwa uang publik
tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif dan efisien.
BAB III - 177 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Pengukuran kinerja keuangan daerah secara umum mencakup 3 (tiga) bidang
yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, meliputi :
1) Analisis penerimaan, yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah daerah
dalam menggali potensi sumber-sumber pendapatan ;
2) Analisis pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-biaya dari
suatu pelayanan kepada masyarakat dan faktor-faktor yang menyebabkan biaya-
biaya tersebut meningkat ;
3) Analisis anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara pendapatan,
belanja dan proyeksi tahun mendatang.
Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam
mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio
terhadap APBD yang telah dilaksanakan. Analisis rasio terhadap APBD
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah de.gan
membandingkan hasil yang dicapai suatu periode dibandingkan periode sebelumnya
sehingga dapat diketahui kecenderungannya. Beberapa analisis rasio yang
digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) mengindikasikan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah membayar
pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah. Kemandirian daerah
ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio Kemandirian yang menggambarkan
ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Rasio ini ditunjukan
oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan
pendapatan daerah yang berasal dari sumber lainnya misalnya bantuan
pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari pinjaman. Semakin tinggi rasio
kemandirian daerah, tingkat ketergantungan terhadap bantuan pihak eksternal
semakin rendah, dan sebaliknya.
Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah x 100 (Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah)
BAB III - 178 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah,
bisa mengacu pada Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996, sebagai berikut :
Tabel 3.69
Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan Keuangan
Kemandirian (%)
Pola Hubungan
Rendah sekali
Rendah Sedang Tinggi
0 – 25
> 25 – 50 > 50 – 75 > 75
Instruktif
Konsultatif Partisipatif Delegatif
Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 /1996
Tabel 3.70
Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2012-2016
Tahun PAD Dana Perimbangan Pinjaman Ratio
Kemandirian (%)
2012 9.584.081.971.227,10 3.069.016.101.831,00 2.057.688.020,00 312,08
2013 11.579.340.719.021,90 3.092.884.299.095,00 0.00 374,39
2014 14.442.216.534.958,90 3.485.336.767.166,00 0.00 414,37
2015 15.402.647.674.502,60 3.115.619.118.152,00 0.00 494,37
2016* 15.900.698.660.057,20 9.039.003.358.881,00 0.00 175,91 Jumlah 66.908.985.559.767,70 21.801.859.645.125,00 2.057.688.020,00 306,87 Rata-Rata
13.381.797.111.953,50 4.360.371.929.025,00 411.537.604,00 354,22
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur
tingkat kemandiriannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang
menggambarkan tingkat kemandirian keuangan Provinsi Jawa Timur tinggi sekali
terhadap bantuan transfer dana perimbangan dan pinjaman atau dengan kata lain
ketergantungan terhadap pihak eksternal rendah. Hal ini bisa di lihat dari rasio
yang melebihi 100 % tiap tahunnya. Hasil rasio kemandirian dibandingkan dengan
pedoman tingkat kemandirian dan kemampuan keuangan dari Kepmendagri
tahun 1996, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk tahun 2012 sampai 2016
BAB III - 179 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
tingkat kemampuan keuangannya tinggi sekali dengan pola hubungan delegatif yaitu
peranan kemampuan keuangan asli daerah lebih dominan daripada peran
pemerintah pusat. Pola ini dari sisi finansial menunjukkan tidak adanya
ketergantungan dari dana perimbangan sehingga peran pemerintah Provinsi Jawa
Timur hanya delegasi dari pemerintah pusat.
2. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah
Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Pemerintah daerah
dikatakan mampu menjalankan tugasnya bila rasio yang dicapai minimal sebesar 1
atau 100 persen. tetapi semakin tinggi rasio efektivitas berarti kemampuan
daerah semakin baik. Pemerintah telah menyusun pedoman penilaian tingkat
efektivitas keuangan daerah, melalui Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996
berikut ini.
Tabel 3.71 Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah
Kriteria Efektivitas
Persentase Efektifitas (%)
Sangat Efektif
Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif
>100
>90 – 100 >80 – 90 >60 – 80 ≤60
Sumber :Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996
Rasio Efektivitas = Realisasi Penerimaan PAD
X 100 Target Penerimaan PAD yang ditetapkan berdasarkan
potensi Riil Daerah
BAB III - 180 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel 3.72 Perhitungan Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Prov Jatim
Tahun Anggaran 2011 – 2016
Tahun Target PAD PAD
Rasio
Efektifitas
(%)
2012 9.385.804.028.713,00 9.584.081.971.227,10 102.11
2013 10.382.698.220.551,00 11.579.340.719.021,90 111.53
2014 13.091.500.947.341,00 14.442.216.534.958,90 110.32
2015 14.900.073.456.574,00 15.402.647.674.502,60 103,37
2016* 14.624.118.008.516,00 15.900.698.660.057,20 108,73 Rata-Rata 12.476.838.932.339.00 13.381.797.111.953.50 107,25
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2016 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Berdasarkan tabel diatas nampak bahwa rasio efektifitas Pemerintah
Provinsi Jawa Timur cukup fluktuatif selama 5 tahun kebelakang dengan puncak
kenaikan tertinggi pada tahun 2013, namun kondisi tahun 2015 telah terjadi
penurunan yang cukup signifikan dikarenakan terjadinya pelampauan yang relative
kecil dari pajak daerah. Meskipun demikian berdasarkan kriteria efektifitas
Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih selalu diatas 100% tiap tahunnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun
2012-2016 telah sangat efektif dalam mengelola Pendapatan Asli Daerahnya.
3. Rasio Aktivitas (Keserasian)
Rasio keserasian merupakan rasio yang mendeskripsikan aktivitas
Pemerintah Daerah dalam memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin
dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang
dialokasikan untuk belanja rutin berarti persentase belanja investasi yang
dipakai untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat semakin kecil
(Abdul Halim, 2012). Sampai saat ini belum ada pedoman yang ideal tentang
besarnya rasio belanja rutin maupun rasio belanja modal, karena sangat
dipengaruhi dinamika pembangunan dan kebutuhan investasi yang diperlukan
untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan.
BAB III - 181 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Nama akun belanja rutin adalah sama dengan belanja operasi sedangkan
belanja pembangunan sendiri adalah belanja modal. Hal ini sesuai dengan yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Selanjutnya rasio keserasian dapat di formulasikan sebagai berikut :
a) Rasio aktivitas belanja rutin/operasi = Belanja rutin/operasi X 100
Total APBD
b) Rasio aktivitas belanja modal = Belanja Pembangunan/ Modal X 100
Total APBD
Tabel 3.73 Perhitungan Rasio Aktifitas (Keserasian) Belanja Operasi dan Belanja Modal Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun anggaran 2012-2016
Tahun Belanja
Total Pendapatan Rasio Aktivitas
Belanja (%)
Operasi Modal Operasi Modal
2012 9.873.859.626.875,30 1.057.365.183.808,50 15.401.493.951.238,10 64,11 6,87
2013 11.434.703.038.403,80 1.175.751.046.134,00 17.372.768.543.850,90 65,82 6,77
2014 11.408.153.823.454,10 1.207.456.633.373,80 20.772.483.892.730,90 54,92 5,81
2015 12.842.601.930.376,80 2.258.320.071.661,60 22.228.450.227.974,40 57,78 10,16
2016* 14.901.291.072.962,80 2.150.723.418.760,00 25.045.026.112.329,80 59,50 8,59
Rata-rata 60,42 7,64 Sumber:
Dari perhitungan rasio keserasian di atas nampak bahwa sebagian besar
dana yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih digunakan untuk
kebutuhan belanja operasi walaupun terjadi penurunan rasio aktivitas belanja
Provinsi Jawa Timur, rata-rata rasio aktivitas belanja operasi (belanja rutin)
sebesar 60,42% sedangkan rasio aktivitas belanja modal (belanja pembangunan)
sebesar 7,64%. Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan rasio cukup signifikan
atau hamper dua kali lipat dari tahun sebelumnya dikarenakan adanya penambahan
realisasi belanja pembangunan atau modal. Rasio aktivitas belanja operasi Provinsi
Jawa Timur sangat tinggi dibandingkan dengan rasio aktivitas belanja modal.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Timur
lebih memperioritaskan belanjanya pada belanja operasi daripada belanja modal
BAB III - 182 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
(pembangunan). Semakin tinggi presentase dana yang dialokasikan untuk belanja
rutin berarti presentase belanja investasi (belanja pembangunan) yang
digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat
cenderung semakin kecil. Pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur perlu
menekan belanja operasi seperti belanja pegawai dan belanja barang yang
terlalu besar guna dialokasikan untuk belanja modal. Hal ini dianggap perlu
untuk diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur walaupun patokan
untuk besarnya belanja operasi dan belanja modal terhadap APBD belum ada.
Namun sebagai daerah yang berada di negara berkembang pemerintah daerah
seharusnya meningakatkan belanja modal (pembangunan) dalam menyediakan
sarana prasarana yang mendukung untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan pelayanan publik. Hal ini telah dilaksanakan dengan meningkatkan
proporsi belanja pembangunan atau modal sehinggal diharapkan dapat memberikan
efek multiplier yang berkepanjangan.
4. Rasio Pengelolaan Belanja
Rasio ini menggambarkan kegiatan belanja yang dilakukan oleh pemerintah
daerah memiliki ekuitas antara periode yang positif, yaitu belanja daerah yang
direncanakan idealnya tidak lebih besar dari pendapatan daerah yang diterima
pemerintah daerah. Rasio ini menunjukan adanya surplus atau defisit anggaran,
yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode
laporan. Penghitungan secara pasti besaran surplus atau defisit anggaran pada
suatu pemerintah daerah sulit untuk ditentukan karena sangat dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain :
a. Keterlambatan penetapan besaran alokasi anggaran Dana Perimbangan;
b. Adanya program kegiatan yang dibiayai dari APBN pada SKPD yang memerlukan
dana pendamping dari APBD dan penyusunannya tidak melibatkan pemerintah
daerah;
c. Penerimaan pendapatan daerah tidak sebanding dengan belanja daerah.
Rasio pengelolaan belanja = Total Pendapatan Daerah X 100
Total Belanja Daerah
BAB III - 183 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Tabel : 3.74 Surplus/Defisit Anggaran dan Perhitungan Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Jawa
Timur Tahun Anggaran 2012-2016
Tahun Pendapatan Daerah Belanja Daerah Surplus/Defisit Rasio
Pengelolaan Belanja (%)
2012 15.401.493.951.238,10 15.161.976.515.887,30 239.517.435.350,80 101.58 2013 17.372.768.543.850,90 16.738.657.227.158,80 634.111.316.692,10 103,79 2014 20.772.483.892.730,90 20.006.881.302.740,90 765.602.589.990,00 103,83 2015 22.228.450.227.974,40 22.946.307.569.745,80 (717.857.341.771,40) 96,87 2016* 25.045.026.112.329,80 23.874.751.773.851,10 1.170.274.338.478,70 104,90
Rata-Rata 102.19 Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan
Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
Rasio pengelolaan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tabel diatas
dapat dilihat bahwa rata-rata rasio pengelolaan belanja sebesar 102,19%. Pada
tahun 2015 sebesar 96,87 % mengalami defisit anggaran. Hal ini disebabkan
karena penurunan realisasi pendapatan Provinsi Jawa Timur pada tahun tersebut.
Penurunan pendapatan ini disertai dengan kemampuan pemerintah Provinsi Jawa
Timur dalam menekan realisasi atas belanja. Sehingga total belanja pemerintah
Provinsi Jawa Timur masih lebih rendah bila dibandingkan dengan total pendapatan
Provinsi Jawa Timur. Dapat dilihat pula bahwa kinerja pengelolaan belanja yang
paling baik terjadi pada tahun 2016 yang menunjukkan adanya surplus sebesar
Rp. 1.170.274.338.478,70 dimana Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalami
peningkatan rasio pengelolaan belanja melebihi 100% yaitu 104,90%. Dengan
demikian kinerja pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jawa Timur baik jika dilihat
berdasarkan rasio pengelolaan belanja.
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio Pertumbuhan, mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah
daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah
dicapai dari periode ke periode berikutnya. Pertumbuhan untuk masing-masing
komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat dijadikan dasar untuk
melakukan evaluasi terhadap potensi-potensi penerimaan dan prioritas belanja pada
tahun-tahun mendatang, dalam arti lain mengukur kemampuan Pemerintah Daerah
dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai
BAB III - 184 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
selama beberapa periode. Jika pertumbuhan untuk masing-masing komponen
sumber pendapatan dan pengeluaran sudah diketahui, maka dapat digunakan
untuk menilai potensi mana yang perlu mendapat perhatian.
Rasio Pertumbuhan :
a. Realisasi Penerimaan PAD =
b. Rasio Pertumbuhan Σ Pendapatan =
c. Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi =
Realisasi Pengeluaran ∑ Belanja Operasi Xn − Xn-1 X 100
Pengeluaran ∑ Belanja Operasi Xn-1
d. Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
Realisasi Pengeluaran ∑ Belanja Modal Xn − Xn-1 X 100
Pengeluaran ∑ Belanja Modal Xn-1
Tabel: 3.75 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2012-2016
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016* Rata-rata
PAD 9.584.081.971.227,10 11.579.340.719.021,90 14.442.216.534.958,90 15.402.647.674.502,60 15.900.698.660.057,20 13.381.797.111.953,50
Rasio Pertumbuhan
PAD 7,70% 20,82% 24,72% 6,65% 3,23% 12,63%
Total Pendapatan 15.401.493.951.238,10 17.372.768.543.850,90 20.772.483.892.730,90 22.228.450.227.974,40 25.045.026.112.329,80 20.164.044.545.624,80
Rasio Pertumbuhan Pendapatan
34,00% 12,80% 19,57% 7,01% 12,67% 17,21%
Belanja Operasi 9.873.859.626.875,30 11.434.703.038.403,80 11.408.153.823.454,10 12.842.601.930.376,80 14.901.291.072.962,80 12.092.121.898.414,60
Rasio Pertumbuhan
Belanja Operasi 47,73% 15,81% -0,23% 12,57% 16,03% 18,38%
Belanja Modal 1.057.365.183.808,50 1.175.751.046.134,00 1.207.456.633.373,80 2.258.320.071.661,60 2.150.723.418.760,00 1.569.923.270.747,58
Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
1,15% 11,20% 2,70% 87,03% -4,76% 19,46%
Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)
BAB III - 185 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Rasio pertumbuhan PAD dan pertumbuhan pendapatan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dari tahun 2012-2016 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Rata-rata
rasio pertumbuhan PAD dan pendapatan selama 5 tahun sebesar 12,63% dan
17,21% menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi yang menunjukkan kinerja
pengelolaan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur baik karena setidaknya
pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu mempertahankan penerimaan PAD dan
pendapatan tetap mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 PAD Pemerintah Provinsi Jawa
Timur mengalami penurunan pertumbuhan cukup tinggi yakni sebesar 3,23 % jika
dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya .
Pertumbuhan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu belanja operasi
mengalami pertumbuhan yang positif dengan rata-rata selama 5 tahun sebesar
18,38% dan pertumbuhan belanja operasi pada tahun 2016 telah bergerak positif
yang berarti terjadi kenaikan yang menandakan adanya pertumbuhan positif yang
disebabkan adanya terealisasinya beberapa belanja terutama belanja jasa dikaitkan
dengan naiknya inflasi daerah, sedangkan rasio pertumbuhan belanja modal positif
dengan rata-rata 5 tahun sebesar 19,46%. Namun pada tahun 2016 mengalami
penurunan pertumbuhan jika dibanding dengan tahun 2015. Hal ini diakibatkan
karena belanja modal pada tahun 2016 lebih kecil dibandingkan dengan belanja
modal tahun 2015 disebabkan adanya penurunan realisasi pembangunan fisik.
Berdasarkan rata-rata rasio pertumbuhan belanja operasi sebesar 18,38% dan
belanja modal sebesar 19,46%, terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata rasio
belanja operasi lebih kecil dibandingkan dengan belanja modal berkebalikan
dengan tahun sebelumnya sehingga menunjukkan pengelolaan keuangan yang lebih
berorientasi pada belanja yang manfaatnya jangka panjang dalam rangka
pengeluaran investasi yang manfaatnya dapat dirasakan untuk beberapa tahun
sepanjang masa manfaat atas belanja modal tetap terjaga dan memberikan multiplier
effect yang dapat mendukung perekonomian.