Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013...

85

Transcript of Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013...

Page 1: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai
Page 2: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai
Page 3: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

iiRingkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

encana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan

Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta

rencana pendanaan dalam tahun 2010-2014.

Sebagaimana visi BPKP, visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2013 adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah kerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Berpijak pada visi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan

akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, sertamendorong upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan

dalam RPJMN 2010-2014.

Untuk mewujudkan visi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai

empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN; (2)

membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (3)

mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten;serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah.

Dalam mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014,

yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara; (2) meningkatnya tata

pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan danmemudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara; (4) tercapainya

efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (5) meningkatnya

kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6)

terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah.

Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun 2013 Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas

surat Menteri PAN dan RB Nomor : B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November

2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP.

Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.

R

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

iiRingkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

encana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan

Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta

rencana pendanaan dalam tahun 2010-2014.

Sebagaimana visi BPKP, visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2013 adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah kerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Berpijak pada visi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan

akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, sertamendorong upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan

dalam RPJMN 2010-2014.

Untuk mewujudkan visi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai

empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN; (2)

membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (3)

mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten;serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah.

Dalam mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014,

yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara; (2) meningkatnya tata

pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan danmemudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara; (4) tercapainya

efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (5) meningkatnya

kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6)

terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah.

Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun 2013 Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas

surat Menteri PAN dan RB Nomor : B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November

2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP.

Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.

R

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

iiRingkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

encana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan

Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta

rencana pendanaan dalam tahun 2010-2014.

Sebagaimana visi BPKP, visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2013 adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah kerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Berpijak pada visi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan

akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, sertamendorong upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan

dalam RPJMN 2010-2014.

Untuk mewujudkan visi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai

empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN; (2)

membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (3)

mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten;serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah.

Dalam mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014,

yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara; (2) meningkatnya tata

pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan danmemudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara; (4) tercapainya

efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (5) meningkatnya

kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6)

terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah.

Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun 2013 Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas

surat Menteri PAN dan RB Nomor : B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November

2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP.

Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.

R

Page 4: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

iiiRingkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun sebagai bentukpertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

Penetapan Kinerja tahun 2013 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 merupakan

kontribusi dari capaian 3 (tiga) program yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya-BPKP, dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara– BPKP.

Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013

secara ringkas dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Capaian Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Tercapai 120%2. Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar

87,50%

Tercapai 100%

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada

60% IPD dan terselenggaranaya GG pada 75%BUMN/BUMD

Tercapai 120%

4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi menjadi 80%

Tercapai 120%

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 83,33%6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%

Pemda

Tercapai 71,43%

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar

90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

Tercapai 104%

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

Tercapai 100%

Pengukuran capaian sasaran strategis dilakukan menggunakan indikator kinerja

utama (IKU) yang merepresentasikan peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran

strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU dominan (yang paling mempengaruhi

capaian sasaran strategis) dari 35 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013. Pengukuran dilanjutkan dengan analisis,khususnya terhadap IKU yang tidak mencapai target.

Realisasi capaian delapan sasaran strategis tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

iiiRingkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun sebagai bentukpertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

Penetapan Kinerja tahun 2013 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 merupakan

kontribusi dari capaian 3 (tiga) program yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya-BPKP, dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara– BPKP.

Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013

secara ringkas dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Capaian Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Tercapai 120%2. Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar

87,50%

Tercapai 100%

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada

60% IPD dan terselenggaranaya GG pada 75%BUMN/BUMD

Tercapai 120%

4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi menjadi 80%

Tercapai 120%

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 83,33%6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%

Pemda

Tercapai 71,43%

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar

90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

Tercapai 104%

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

Tercapai 100%

Pengukuran capaian sasaran strategis dilakukan menggunakan indikator kinerja

utama (IKU) yang merepresentasikan peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran

strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU dominan (yang paling mempengaruhi

capaian sasaran strategis) dari 35 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013. Pengukuran dilanjutkan dengan analisis,khususnya terhadap IKU yang tidak mencapai target.

Realisasi capaian delapan sasaran strategis tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

iiiRingkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun sebagai bentukpertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

Penetapan Kinerja tahun 2013 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 merupakan

kontribusi dari capaian 3 (tiga) program yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya-BPKP, dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara– BPKP.

Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013

secara ringkas dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Capaian Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD Tercapai 120%2. Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar

87,50%

Tercapai 100%

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada

60% IPD dan terselenggaranaya GG pada 75%BUMN/BUMD

Tercapai 120%

4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi menjadi 80%

Tercapai 120%

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 83,33%6. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%

Pemda

Tercapai 71,43%

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar

90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%

Tercapai 104%

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

Tercapai 100%

Pengukuran capaian sasaran strategis dilakukan menggunakan indikator kinerja

utama (IKU) yang merepresentasikan peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran

strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU dominan (yang paling mempengaruhi

capaian sasaran strategis) dari 35 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013. Pengukuran dilanjutkan dengan analisis,khususnya terhadap IKU yang tidak mencapai target.

Realisasi capaian delapan sasaran strategis tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Page 5: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

ivRingkasan Eksekutif

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Ada dua IKU dominan yang merepresentasikan capaian sasaran strategis ini. Realisasi

tahun 2013 adalah sebagai berikut :

a. Persentase IPP yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan.

Dalam tahun 2013 jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan

keuangan sebanyak 32 IPP tingkat wilayah (UAW) atau tercapai maksimal sebesar

120% dari 12 IPP tingkat wilayah (UAW) di wilayah kerja Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta yang ditargetkan dalam tahun 2013.

b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP. Dalam

tahun 2013 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini minimal WDP

sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda yang diasistensi oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis ini ditunjukkan oleh IKU dominan berupa “Persentase temuanhasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”. Pada

tahun 2013 terdapat 19 saran/rekomendasi hasil audit operasional PNBP yang telah

ditindaklanjuti atau 90% dari jumlah saran/rekomendasi, capaian IKU ini sebesar 100%

dari target sebesar 90%.

3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Keberhasilan sasaran strategis ini diindikasikan oleh pencapaian dua IKU dominan yaitu

“Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM” dan “Persentase

BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Dari hasil audit pelayanan

tahun 2013, jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM sebanyak 4 IPD atau

100% dari 4 IPD yang diaudit. Dibandingkan targetnya, maka IKU ini tercapai

maksimal sebesar 120%. Sementara itu, jumlah BUMN/BUMD yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI sebanyak 13 BUMN/BUMD atau tercapai 163% dari target.

Sehingga IKU ini tercapai maksimal sebesar 120% dari target yang ditetapkan.

4. Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/D dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi sebesar 80%

Pencapaian sasaran strategis ini diindikasikan oleh capaian IKU dominan berupa

“Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi”. Dalam

tahun 2013 telah dilaksanakan sosialisasi program anti korupsi kepada 21 kelompokmasyarakat atau tercapai maksimal sebesar 120% dari target, sehingga capaian IKU

adalah 120%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

ivRingkasan Eksekutif

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Ada dua IKU dominan yang merepresentasikan capaian sasaran strategis ini. Realisasi

tahun 2013 adalah sebagai berikut :

a. Persentase IPP yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan.

Dalam tahun 2013 jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan

keuangan sebanyak 32 IPP tingkat wilayah (UAW) atau tercapai maksimal sebesar

120% dari 12 IPP tingkat wilayah (UAW) di wilayah kerja Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta yang ditargetkan dalam tahun 2013.

b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP. Dalam

tahun 2013 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini minimal WDP

sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda yang diasistensi oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis ini ditunjukkan oleh IKU dominan berupa “Persentase temuanhasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”. Pada

tahun 2013 terdapat 19 saran/rekomendasi hasil audit operasional PNBP yang telah

ditindaklanjuti atau 90% dari jumlah saran/rekomendasi, capaian IKU ini sebesar 100%

dari target sebesar 90%.

3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Keberhasilan sasaran strategis ini diindikasikan oleh pencapaian dua IKU dominan yaitu

“Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM” dan “Persentase

BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Dari hasil audit pelayanan

tahun 2013, jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM sebanyak 4 IPD atau

100% dari 4 IPD yang diaudit. Dibandingkan targetnya, maka IKU ini tercapai

maksimal sebesar 120%. Sementara itu, jumlah BUMN/BUMD yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI sebanyak 13 BUMN/BUMD atau tercapai 163% dari target.

Sehingga IKU ini tercapai maksimal sebesar 120% dari target yang ditetapkan.

4. Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/D dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi sebesar 80%

Pencapaian sasaran strategis ini diindikasikan oleh capaian IKU dominan berupa

“Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi”. Dalam

tahun 2013 telah dilaksanakan sosialisasi program anti korupsi kepada 21 kelompokmasyarakat atau tercapai maksimal sebesar 120% dari target, sehingga capaian IKU

adalah 120%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

ivRingkasan Eksekutif

1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Ada dua IKU dominan yang merepresentasikan capaian sasaran strategis ini. Realisasi

tahun 2013 adalah sebagai berikut :

a. Persentase IPP yang mendapatkan pendampingan penyusunan laporan keuangan.

Dalam tahun 2013 jumlah IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan

keuangan sebanyak 32 IPP tingkat wilayah (UAW) atau tercapai maksimal sebesar

120% dari 12 IPP tingkat wilayah (UAW) di wilayah kerja Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta yang ditargetkan dalam tahun 2013.

b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP. Dalam

tahun 2013 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini minimal WDP

sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda yang diasistensi oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Terselenggaranya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis ini ditunjukkan oleh IKU dominan berupa “Persentase temuanhasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”. Pada

tahun 2013 terdapat 19 saran/rekomendasi hasil audit operasional PNBP yang telah

ditindaklanjuti atau 90% dari jumlah saran/rekomendasi, capaian IKU ini sebesar 100%

dari target sebesar 90%.

3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Keberhasilan sasaran strategis ini diindikasikan oleh pencapaian dua IKU dominan yaitu

“Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM” dan “Persentase

BUMN/BUMD yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Dari hasil audit pelayanan

tahun 2013, jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM sebanyak 4 IPD atau

100% dari 4 IPD yang diaudit. Dibandingkan targetnya, maka IKU ini tercapai

maksimal sebesar 120%. Sementara itu, jumlah BUMN/BUMD yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI sebanyak 13 BUMN/BUMD atau tercapai 163% dari target.

Sehingga IKU ini tercapai maksimal sebesar 120% dari target yang ditetapkan.

4. Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/D dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi sebesar 80%

Pencapaian sasaran strategis ini diindikasikan oleh capaian IKU dominan berupa

“Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi”. Dalam

tahun 2013 telah dilaksanakan sosialisasi program anti korupsi kepada 21 kelompokmasyarakat atau tercapai maksimal sebesar 120% dari target, sehingga capaian IKU

adalah 120%.

Page 6: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

vRingkasan Eksekutif

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Sasaran strategis ini dindikasikan oleh IKU dominan berupa “Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”. Capaian IKU diukur

berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP

sebanyak 6 Pemda atau 50% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 12 Pemda.

Dibandingkan target sebesar 60% maka capaian IKU sebesar 83,33%.

6. Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dankompeten pada 80% K/L/Pemda

Satu-satunya IKU yang mengindikasikan capaian sasaran strategis ini adalah “Persentase

Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” yang diukur dengan jumlah Pemda

yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak enam Pemda atau 50% dari jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu

sebanyak dua belas Pemda. Dengan target 60%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

71,43%.

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%

Dua IKU dominan yang menunjukkan capaian sasaran strategis ini terdiri dari

“Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisir” dan “Persentase kesesuaian

laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP”. IKU

dominan pertama diukur dari jumlah rencana pengawasan yang terealisasidibandingkan dengan rencana pengawasan yang ditetapkan. Jumlah rencana

pengawasan tahun 2013 yang terealisasi sebanyak 331 PP atau 97,06% dari rencananya

sebanyak 341 PP. Dengan target 90%, maka capaian IKU adalah sebesar 107,84%. IKU

dominan kedua diukur berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan

perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada

catatan. Hasil reviu atas laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta tahun 2013 tidak terdapat catatan dari Inspektorat, sehingga tercapai 100%.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai sebesar 100%.

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

IKU ini diukur dari jumlah sistem informasi yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dibandingkan dengan jumlah sistem

informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP. Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak

sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari target.

Selain pencapaian sasaran strategis tersebut, prestasi Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam tahun 2013 adalah menjadi juara kedua lomba kehumasan

BPKP tahun 2013 dengan memperoleh tiga kategori juara yaitu sebagai juara terbaik 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

vRingkasan Eksekutif

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Sasaran strategis ini dindikasikan oleh IKU dominan berupa “Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”. Capaian IKU diukur

berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP

sebanyak 6 Pemda atau 50% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 12 Pemda.

Dibandingkan target sebesar 60% maka capaian IKU sebesar 83,33%.

6. Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dankompeten pada 80% K/L/Pemda

Satu-satunya IKU yang mengindikasikan capaian sasaran strategis ini adalah “Persentase

Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” yang diukur dengan jumlah Pemda

yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak enam Pemda atau 50% dari jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu

sebanyak dua belas Pemda. Dengan target 60%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

71,43%.

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%

Dua IKU dominan yang menunjukkan capaian sasaran strategis ini terdiri dari

“Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisir” dan “Persentase kesesuaian

laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP”. IKU

dominan pertama diukur dari jumlah rencana pengawasan yang terealisasidibandingkan dengan rencana pengawasan yang ditetapkan. Jumlah rencana

pengawasan tahun 2013 yang terealisasi sebanyak 331 PP atau 97,06% dari rencananya

sebanyak 341 PP. Dengan target 90%, maka capaian IKU adalah sebesar 107,84%. IKU

dominan kedua diukur berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan

perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada

catatan. Hasil reviu atas laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta tahun 2013 tidak terdapat catatan dari Inspektorat, sehingga tercapai 100%.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai sebesar 100%.

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

IKU ini diukur dari jumlah sistem informasi yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dibandingkan dengan jumlah sistem

informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP. Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak

sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari target.

Selain pencapaian sasaran strategis tersebut, prestasi Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam tahun 2013 adalah menjadi juara kedua lomba kehumasan

BPKP tahun 2013 dengan memperoleh tiga kategori juara yaitu sebagai juara terbaik 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

vRingkasan Eksekutif

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Sasaran strategis ini dindikasikan oleh IKU dominan berupa “Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”. Capaian IKU diukur

berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP

sebanyak 6 Pemda atau 50% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 12 Pemda.

Dibandingkan target sebesar 60% maka capaian IKU sebesar 83,33%.

6. Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dankompeten pada 80% K/L/Pemda

Satu-satunya IKU yang mengindikasikan capaian sasaran strategis ini adalah “Persentase

Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” yang diukur dengan jumlah Pemda

yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak enam Pemda atau 50% dari jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu

sebanyak dua belas Pemda. Dengan target 60%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

71,43%.

7. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%

Dua IKU dominan yang menunjukkan capaian sasaran strategis ini terdiri dari

“Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisir” dan “Persentase kesesuaian

laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SAP”. IKU

dominan pertama diukur dari jumlah rencana pengawasan yang terealisasidibandingkan dengan rencana pengawasan yang ditetapkan. Jumlah rencana

pengawasan tahun 2013 yang terealisasi sebanyak 331 PP atau 97,06% dari rencananya

sebanyak 341 PP. Dengan target 90%, maka capaian IKU adalah sebesar 107,84%. IKU

dominan kedua diukur berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan

perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada

catatan. Hasil reviu atas laporan keuangan Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta tahun 2013 tidak terdapat catatan dari Inspektorat, sehingga tercapai 100%.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai sebesar 100%.

8. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

IKU ini diukur dari jumlah sistem informasi yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dibandingkan dengan jumlah sistem

informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP. Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak

sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari target.

Selain pencapaian sasaran strategis tersebut, prestasi Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam tahun 2013 adalah menjadi juara kedua lomba kehumasan

BPKP tahun 2013 dengan memperoleh tiga kategori juara yaitu sebagai juara terbaik 1

Page 7: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

viRingkasan Eksekutif

kategori majalah internal, juara terbaik 1 kategori pengelola daily news, dan juara terbaik 3kategori pengelolaan website.

Seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam mencapai sasaran strategis tahun 2013 menggunakan dana

sebesar Rp18.426.886.112,00 atau 98,61% dari anggaran sebesar Rp18.685.873.700,00.

Sebagian besar sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai sesuai dengan target yang

ditetapkan. Keberhasilan dalam mencapai target kinerja didorong oleh beberapa faktorsebagai berikut:

a. Komitmen yang kuat dari jajaran pimpinan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada stakeholders.

b. Kapabilitas, komitmen dan dedikasi dari pegawai dalam melaksanakan tugas.

c. Suasana kerja yang kondusif dengan sikap kebersamaan yang telah tumbuh dengan baik

diantara pegawai.

d. Kerjasama yang baik dari instansi Pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakartaserta stakeholder lainnya.

Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis dan IKU yang masih

belum mencapai target yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dan kerja

yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis di masa yang akan

datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personilPerwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pedoman untuk meningkatkan

kualitas kinerja di masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain

sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan

dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untukmenyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya

pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge basedmanagement dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalammelaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

viRingkasan Eksekutif

kategori majalah internal, juara terbaik 1 kategori pengelola daily news, dan juara terbaik 3kategori pengelolaan website.

Seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam mencapai sasaran strategis tahun 2013 menggunakan dana

sebesar Rp18.426.886.112,00 atau 98,61% dari anggaran sebesar Rp18.685.873.700,00.

Sebagian besar sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai sesuai dengan target yang

ditetapkan. Keberhasilan dalam mencapai target kinerja didorong oleh beberapa faktorsebagai berikut:

a. Komitmen yang kuat dari jajaran pimpinan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada stakeholders.

b. Kapabilitas, komitmen dan dedikasi dari pegawai dalam melaksanakan tugas.

c. Suasana kerja yang kondusif dengan sikap kebersamaan yang telah tumbuh dengan baik

diantara pegawai.

d. Kerjasama yang baik dari instansi Pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakartaserta stakeholder lainnya.

Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis dan IKU yang masih

belum mencapai target yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dan kerja

yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis di masa yang akan

datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personilPerwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pedoman untuk meningkatkan

kualitas kinerja di masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain

sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan

dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untukmenyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya

pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge basedmanagement dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalammelaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

viRingkasan Eksekutif

kategori majalah internal, juara terbaik 1 kategori pengelola daily news, dan juara terbaik 3kategori pengelolaan website.

Seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam mencapai sasaran strategis tahun 2013 menggunakan dana

sebesar Rp18.426.886.112,00 atau 98,61% dari anggaran sebesar Rp18.685.873.700,00.

Sebagian besar sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai sesuai dengan target yang

ditetapkan. Keberhasilan dalam mencapai target kinerja didorong oleh beberapa faktorsebagai berikut:

a. Komitmen yang kuat dari jajaran pimpinan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada stakeholders.

b. Kapabilitas, komitmen dan dedikasi dari pegawai dalam melaksanakan tugas.

c. Suasana kerja yang kondusif dengan sikap kebersamaan yang telah tumbuh dengan baik

diantara pegawai.

d. Kerjasama yang baik dari instansi Pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakartaserta stakeholder lainnya.

Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis dan IKU yang masih

belum mencapai target yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dan kerja

yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis di masa yang akan

datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran personilPerwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pedoman untuk meningkatkan

kualitas kinerja di masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain

sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun kegagalan

dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untukmenyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta terwujudnya

pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge basedmanagement dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalammelaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis (penunjang).

Page 8: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

viiDaftar Isi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Halaman

i

Ringkasan Eksekutif ii

Daftar Isi vii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 1

C. Aspek Strategis 2

D. Kegiatan dan Layanan Produk 3

E. Struktur Organisasi dan Sumber Daya 4

F. Sistematika Penyajian 6

BAB II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8

A. Rencana Strategis 2010-2014 8

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2013 20

Bab III Akuntabilitas Kinerja 24

A. Capaian Kinerja 24

B. Analisis Capaian Kinerja 26

Sasaran Strategis 1 27

Sasaran Strategis 2 33

Sasaran Strategis 3 35

Sasaran Strategis 4 37

Sasaran Strategis 5 43

Sasaran Strategis 6 46

Sasaran Strategis 7 48

Sasaran Strategis 8 58

Bab IV Penutup 60

Lampiran :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013

Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Tahun 2012dan Target Tahun 2014

Opini BPK atas LKPD Tahun 2012

Capaian Kinerja BUMD Tahun Buku 2012

Capaian Indikator Kinerja Output Tahun 2013

Perbandingan Realisasi Tahun 2013 dengan Tahun 2012 danTarget Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

viiDaftar Isi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Halaman

i

Ringkasan Eksekutif ii

Daftar Isi vii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 1

C. Aspek Strategis 2

D. Kegiatan dan Layanan Produk 3

E. Struktur Organisasi dan Sumber Daya 4

F. Sistematika Penyajian 6

BAB II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8

A. Rencana Strategis 2010-2014 8

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2013 20

Bab III Akuntabilitas Kinerja 24

A. Capaian Kinerja 24

B. Analisis Capaian Kinerja 26

Sasaran Strategis 1 27

Sasaran Strategis 2 33

Sasaran Strategis 3 35

Sasaran Strategis 4 37

Sasaran Strategis 5 43

Sasaran Strategis 6 46

Sasaran Strategis 7 48

Sasaran Strategis 8 58

Bab IV Penutup 60

Lampiran :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013

Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Tahun 2012dan Target Tahun 2014

Opini BPK atas LKPD Tahun 2012

Capaian Kinerja BUMD Tahun Buku 2012

Capaian Indikator Kinerja Output Tahun 2013

Perbandingan Realisasi Tahun 2013 dengan Tahun 2012 danTarget Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

viiDaftar Isi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Halaman

i

Ringkasan Eksekutif ii

Daftar Isi vii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 1

C. Aspek Strategis 2

D. Kegiatan dan Layanan Produk 3

E. Struktur Organisasi dan Sumber Daya 4

F. Sistematika Penyajian 6

BAB II Rencana dan Perjanjian Kinerja 8

A. Rencana Strategis 2010-2014 8

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2013 20

Bab III Akuntabilitas Kinerja 24

A. Capaian Kinerja 24

B. Analisis Capaian Kinerja 26

Sasaran Strategis 1 27

Sasaran Strategis 2 33

Sasaran Strategis 3 35

Sasaran Strategis 4 37

Sasaran Strategis 5 43

Sasaran Strategis 6 46

Sasaran Strategis 7 48

Sasaran Strategis 8 58

Bab IV Penutup 60

Lampiran :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013

Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Tahun 2012dan Target Tahun 2014

Opini BPK atas LKPD Tahun 2012

Capaian Kinerja BUMD Tahun Buku 2012

Capaian Indikator Kinerja Output Tahun 2013

Perbandingan Realisasi Tahun 2013 dengan Tahun 2012 danTarget Tahun 2014

Page 9: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

1Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 merupakan wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2013 guna mewujudkan sasaran

strategis yang ditetapkan.

LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disusun dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30

Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan

akuntabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja dan pengurusan

barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan

pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan

atau lintas departemen/lembaga/wilayah.

5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan

good governance.

L

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

1Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 merupakan wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2013 guna mewujudkan sasaran

strategis yang ditetapkan.

LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disusun dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30

Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan

akuntabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja dan pengurusan

barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan

pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan

atau lintas departemen/lembaga/wilayah.

5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan

good governance.

L

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

1Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 merupakan wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2013 guna mewujudkan sasaran

strategis yang ditetapkan.

LAKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disusun dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30

Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan

akuntabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja dan pengurusan

barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan

pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan

atau lintas departemen/lembaga/wilayah.

5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan

good governance.

L

Page 10: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

2Bab I Pendahuluan

6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

7. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu

pengawasan.

8. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dalam rangka penyelenggaraan SPIP.

9. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat/ pemerintah daerah,

BUMD dan BUMN dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

10. Memberikan sosialisasi dan asistensi penerapan Badan Layanan Umum (BLU).

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

C. ASPEK STRATEGIS

1. Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61 Tahun 2012 tanggal 2 Februari 2012,

wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disamping meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, juga meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Klaten, Kota

Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan

Kabupaten Cilacap.

2. Peran Strategis Perwakilan BPKP

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah mendukung pemerintah

dalam meningkatkan fungsinya untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas

dan berkeadilan. Untuk mendukung berjalannya fungsi negara/pemerintah tersebut,

maka Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memposisikan diri untuk lebih

memfokuskan dalam memberikan analisis-analisis kebijakan publik baik yang bersifat

makro (lingkup nasional) maupun yang bersifat mikro (kewilayahan), memberikan

dukungan sesuai keahlian dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan check and

balance atas pelaksanaan program pemerintah. Hal ini perlu dilakukan karena proses

suatu pelayanan publik dimulai dari bagaimana pemerintah mendesain, menetapkan,

mengimplementasikan dan mencapai hasil dari kebijakan tersebut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

2Bab I Pendahuluan

6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

7. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu

pengawasan.

8. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dalam rangka penyelenggaraan SPIP.

9. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat/ pemerintah daerah,

BUMD dan BUMN dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

10. Memberikan sosialisasi dan asistensi penerapan Badan Layanan Umum (BLU).

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

C. ASPEK STRATEGIS

1. Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61 Tahun 2012 tanggal 2 Februari 2012,

wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disamping meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, juga meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Klaten, Kota

Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan

Kabupaten Cilacap.

2. Peran Strategis Perwakilan BPKP

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah mendukung pemerintah

dalam meningkatkan fungsinya untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas

dan berkeadilan. Untuk mendukung berjalannya fungsi negara/pemerintah tersebut,

maka Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memposisikan diri untuk lebih

memfokuskan dalam memberikan analisis-analisis kebijakan publik baik yang bersifat

makro (lingkup nasional) maupun yang bersifat mikro (kewilayahan), memberikan

dukungan sesuai keahlian dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan check and

balance atas pelaksanaan program pemerintah. Hal ini perlu dilakukan karena proses

suatu pelayanan publik dimulai dari bagaimana pemerintah mendesain, menetapkan,

mengimplementasikan dan mencapai hasil dari kebijakan tersebut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

2Bab I Pendahuluan

6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

7. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu

pengawasan.

8. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dalam rangka penyelenggaraan SPIP.

9. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada instansi pemerintah pusat/ pemerintah daerah,

BUMD dan BUMN dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

10. Memberikan sosialisasi dan asistensi penerapan Badan Layanan Umum (BLU).

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

C. ASPEK STRATEGIS

1. Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61 Tahun 2012 tanggal 2 Februari 2012,

wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta disamping meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, juga meliputi 6

Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Klaten, Kota

Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan

Kabupaten Cilacap.

2. Peran Strategis Perwakilan BPKP

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah mendukung pemerintah

dalam meningkatkan fungsinya untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas

dan berkeadilan. Untuk mendukung berjalannya fungsi negara/pemerintah tersebut,

maka Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memposisikan diri untuk lebih

memfokuskan dalam memberikan analisis-analisis kebijakan publik baik yang bersifat

makro (lingkup nasional) maupun yang bersifat mikro (kewilayahan), memberikan

dukungan sesuai keahlian dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan check and

balance atas pelaksanaan program pemerintah. Hal ini perlu dilakukan karena proses

suatu pelayanan publik dimulai dari bagaimana pemerintah mendesain, menetapkan,

mengimplementasikan dan mencapai hasil dari kebijakan tersebut.

Page 11: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

3Bab I Pendahuluan

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung fungsi dan

peran negara dalam memberikan pelayanan publik membutuhkan adanya peningkatan

pemahaman dari pejabat fungsional auditor mengenai konsep pelayanan publik. Dalam

menjalankan fungsi dan perannya, negara/pemerintah membutuhkan informasi-

informasi yang dapat membantu dalam mendesain, menetapkan, mengimplementasikan

dan meningkatkan hasil kinerja kebijakannya. Oleh karena itu, setiap pejabat fungsional

auditor harus memfokuskan diri pada pemahaman dan penguasaan atas pelayanan

publik, harus mampu melakukan analisis kebijakan, harus mampu menjadi agen

perubahan (agent of change) dari setiap perkembangan pelayanan publik, harus mampu

menjalankan peran sebagai konsultan untuk membantu setiap instansi pemerintah dalam

menerapkan SPIP sebagai bagian integral dalam proses pelayanan publik, dan tetap

menjalankan peran sebagai auditor untuk mengefektifkan fungsi check and balance.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian organisasi BPKP

berperan penting dalam mendukung BPKP mencapai visinya sebagai ““AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn

yyaanngg RReessppoonnssiiff,, IInntteerraakkttiiff,, ddaann TTeerrppeerrccaayyaa,, uunnttuukk MMeewwuujjuuddkkaann AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann

NNeeggaarraa yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass..”” BPKP sebagai auditor presiden yang bersifat proaktif

merupakan resultan dari daya antisipasi, responsi, dan persuasi untuk menciptakan iklim

kerja partisipatoris yang tentunya akan menjadi kunci bagi peningkatan peran BPKP.

Untuk mencapai visi tersebut, BPKP perlu mengerahkan seluruh sumber daya yang ada

yaitu sumber daya manusia (SDM), dana, sarana dan prasarana secara optimal, efisien

dan efektif. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, wajib meningkatkan peran dalam mendukung BPKP melaksanakan

misinya untuk mencapai visi yang dicita-citakan.

D. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan pengawasan

intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP dengan produk layanan meliputi:

1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektor

2. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara

3. Pengawasan atas penugasan presiden

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

3Bab I Pendahuluan

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung fungsi dan

peran negara dalam memberikan pelayanan publik membutuhkan adanya peningkatan

pemahaman dari pejabat fungsional auditor mengenai konsep pelayanan publik. Dalam

menjalankan fungsi dan perannya, negara/pemerintah membutuhkan informasi-

informasi yang dapat membantu dalam mendesain, menetapkan, mengimplementasikan

dan meningkatkan hasil kinerja kebijakannya. Oleh karena itu, setiap pejabat fungsional

auditor harus memfokuskan diri pada pemahaman dan penguasaan atas pelayanan

publik, harus mampu melakukan analisis kebijakan, harus mampu menjadi agen

perubahan (agent of change) dari setiap perkembangan pelayanan publik, harus mampu

menjalankan peran sebagai konsultan untuk membantu setiap instansi pemerintah dalam

menerapkan SPIP sebagai bagian integral dalam proses pelayanan publik, dan tetap

menjalankan peran sebagai auditor untuk mengefektifkan fungsi check and balance.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian organisasi BPKP

berperan penting dalam mendukung BPKP mencapai visinya sebagai ““AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn

yyaanngg RReessppoonnssiiff,, IInntteerraakkttiiff,, ddaann TTeerrppeerrccaayyaa,, uunnttuukk MMeewwuujjuuddkkaann AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann

NNeeggaarraa yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass..”” BPKP sebagai auditor presiden yang bersifat proaktif

merupakan resultan dari daya antisipasi, responsi, dan persuasi untuk menciptakan iklim

kerja partisipatoris yang tentunya akan menjadi kunci bagi peningkatan peran BPKP.

Untuk mencapai visi tersebut, BPKP perlu mengerahkan seluruh sumber daya yang ada

yaitu sumber daya manusia (SDM), dana, sarana dan prasarana secara optimal, efisien

dan efektif. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, wajib meningkatkan peran dalam mendukung BPKP melaksanakan

misinya untuk mencapai visi yang dicita-citakan.

D. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan pengawasan

intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP dengan produk layanan meliputi:

1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektor

2. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara

3. Pengawasan atas penugasan presiden

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

3Bab I Pendahuluan

Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung fungsi dan

peran negara dalam memberikan pelayanan publik membutuhkan adanya peningkatan

pemahaman dari pejabat fungsional auditor mengenai konsep pelayanan publik. Dalam

menjalankan fungsi dan perannya, negara/pemerintah membutuhkan informasi-

informasi yang dapat membantu dalam mendesain, menetapkan, mengimplementasikan

dan meningkatkan hasil kinerja kebijakannya. Oleh karena itu, setiap pejabat fungsional

auditor harus memfokuskan diri pada pemahaman dan penguasaan atas pelayanan

publik, harus mampu melakukan analisis kebijakan, harus mampu menjadi agen

perubahan (agent of change) dari setiap perkembangan pelayanan publik, harus mampu

menjalankan peran sebagai konsultan untuk membantu setiap instansi pemerintah dalam

menerapkan SPIP sebagai bagian integral dalam proses pelayanan publik, dan tetap

menjalankan peran sebagai auditor untuk mengefektifkan fungsi check and balance.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian organisasi BPKP

berperan penting dalam mendukung BPKP mencapai visinya sebagai ““AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn

yyaanngg RReessppoonnssiiff,, IInntteerraakkttiiff,, ddaann TTeerrppeerrccaayyaa,, uunnttuukk MMeewwuujjuuddkkaann AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann

NNeeggaarraa yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass..”” BPKP sebagai auditor presiden yang bersifat proaktif

merupakan resultan dari daya antisipasi, responsi, dan persuasi untuk menciptakan iklim

kerja partisipatoris yang tentunya akan menjadi kunci bagi peningkatan peran BPKP.

Untuk mencapai visi tersebut, BPKP perlu mengerahkan seluruh sumber daya yang ada

yaitu sumber daya manusia (SDM), dana, sarana dan prasarana secara optimal, efisien

dan efektif. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, wajib meningkatkan peran dalam mendukung BPKP melaksanakan

misinya untuk mencapai visi yang dicita-citakan.

D. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan pengawasan

intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP dengan produk layanan meliputi:

1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektor

2. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara

3. Pengawasan atas penugasan presiden

Page 12: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

4Bab I Pendahuluan

4. Pendampingan Reviu LKPP/LKPD

5. Pengawasan penerimaan negara

6. Pengawasan PHLN

7. Assessment, Evaluasi GCG, KPI, Manajemen Risiko

8. Pengawasan Investigatif

9. Bimbingan teknis dan pengembangan sistem pelaporan keuangan

10. Sosialisasi SPIP

11. Diklat SPIP

12. Bimbingan teknis SPIP

E. STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA

1. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Kepala BPKP

Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Perwakilan

BPKP yang berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi :

Bagian Tata Usaha

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Bidang Akuntan Negara

Bidang Investigasi

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang tersedia per 31 Desember 2013 sebanyak 146 orang,

berdasarkan jenis jabatannya dapat dirinci sebagai berikut:

Jenis Jabatan Jumlah

Struktural 10 orang

Fungsional Auditor 96 orang

Fungsional Arsiparis - orang

Fungsional Analis Kepegawaian 1 orang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

4Bab I Pendahuluan

4. Pendampingan Reviu LKPP/LKPD

5. Pengawasan penerimaan negara

6. Pengawasan PHLN

7. Assessment, Evaluasi GCG, KPI, Manajemen Risiko

8. Pengawasan Investigatif

9. Bimbingan teknis dan pengembangan sistem pelaporan keuangan

10. Sosialisasi SPIP

11. Diklat SPIP

12. Bimbingan teknis SPIP

E. STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA

1. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Kepala BPKP

Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Perwakilan

BPKP yang berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi :

Bagian Tata Usaha

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Bidang Akuntan Negara

Bidang Investigasi

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang tersedia per 31 Desember 2013 sebanyak 146 orang,

berdasarkan jenis jabatannya dapat dirinci sebagai berikut:

Jenis Jabatan Jumlah

Struktural 10 orang

Fungsional Auditor 96 orang

Fungsional Arsiparis - orang

Fungsional Analis Kepegawaian 1 orang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

4Bab I Pendahuluan

4. Pendampingan Reviu LKPP/LKPD

5. Pengawasan penerimaan negara

6. Pengawasan PHLN

7. Assessment, Evaluasi GCG, KPI, Manajemen Risiko

8. Pengawasan Investigatif

9. Bimbingan teknis dan pengembangan sistem pelaporan keuangan

10. Sosialisasi SPIP

11. Diklat SPIP

12. Bimbingan teknis SPIP

E. STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA

1. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Kepala BPKP

Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Perwakilan

BPKP yang berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi :

Bagian Tata Usaha

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Bidang Akuntan Negara

Bidang Investigasi

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang tersedia per 31 Desember 2013 sebanyak 146 orang,

berdasarkan jenis jabatannya dapat dirinci sebagai berikut:

Jenis Jabatan Jumlah

Struktural 10 orang

Fungsional Auditor 96 orang

Fungsional Arsiparis - orang

Fungsional Analis Kepegawaian 1 orang

Page 13: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

5Bab I Pendahuluan

Jenis Jabatan Jumlah

Fungsional Umum 37 orang

Pranata Komputer 2 orang

Total 146 orang

Berdasarkan jenjang pendidikan, dari jumlah pegawai tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Jenjang Pendidikan Jumlah

Pasca Sarjana 9 orang

Sarjana/Diploma IV 64 orang

Diploma III 46 orang

Diploma I - orang

SLTA 25 orang

SLTP 1 orang

SD 2 orang

Total 146 orang

Dibandingkan dengan jumlah pegawai per 31 Desember 2012 sebanyak 152 orang,

jumlah pegawai per 31 Desember 2013 berkurang sebanyak 6 orang disebabkan adanya

pegawai yang pensiun selama tahun 2013 sebanyak 10 orang, mutasi

keluar/dipindahkan ke unit lain sebanyak 19 orang, dan mutasi masuk dari unit lain

sebanyak 22 orang, serta aktif kembali sebagai PNS sebanyak 1 orang.

3. Sumber Daya Keuangan

Pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun anggaran

2013 dibiayai dari DIPA Tahun 2013 dan dari dana yang disediakan oleh pihak ketiga.

Jumlah anggaran selama tahun 2013 seluruhnya sebesar Rp18.685.873.700,00 sedangkan

realisasinya mencapai Rp18.426.886.112,00 atau 98,61% dari anggaran.

Rincian anggaran dan realisasi keuangan tersebut nampak dalam tabel berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

5Bab I Pendahuluan

Jenis Jabatan Jumlah

Fungsional Umum 37 orang

Pranata Komputer 2 orang

Total 146 orang

Berdasarkan jenjang pendidikan, dari jumlah pegawai tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Jenjang Pendidikan Jumlah

Pasca Sarjana 9 orang

Sarjana/Diploma IV 64 orang

Diploma III 46 orang

Diploma I - orang

SLTA 25 orang

SLTP 1 orang

SD 2 orang

Total 146 orang

Dibandingkan dengan jumlah pegawai per 31 Desember 2012 sebanyak 152 orang,

jumlah pegawai per 31 Desember 2013 berkurang sebanyak 6 orang disebabkan adanya

pegawai yang pensiun selama tahun 2013 sebanyak 10 orang, mutasi

keluar/dipindahkan ke unit lain sebanyak 19 orang, dan mutasi masuk dari unit lain

sebanyak 22 orang, serta aktif kembali sebagai PNS sebanyak 1 orang.

3. Sumber Daya Keuangan

Pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun anggaran

2013 dibiayai dari DIPA Tahun 2013 dan dari dana yang disediakan oleh pihak ketiga.

Jumlah anggaran selama tahun 2013 seluruhnya sebesar Rp18.685.873.700,00 sedangkan

realisasinya mencapai Rp18.426.886.112,00 atau 98,61% dari anggaran.

Rincian anggaran dan realisasi keuangan tersebut nampak dalam tabel berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

5Bab I Pendahuluan

Jenis Jabatan Jumlah

Fungsional Umum 37 orang

Pranata Komputer 2 orang

Total 146 orang

Berdasarkan jenjang pendidikan, dari jumlah pegawai tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Jenjang Pendidikan Jumlah

Pasca Sarjana 9 orang

Sarjana/Diploma IV 64 orang

Diploma III 46 orang

Diploma I - orang

SLTA 25 orang

SLTP 1 orang

SD 2 orang

Total 146 orang

Dibandingkan dengan jumlah pegawai per 31 Desember 2012 sebanyak 152 orang,

jumlah pegawai per 31 Desember 2013 berkurang sebanyak 6 orang disebabkan adanya

pegawai yang pensiun selama tahun 2013 sebanyak 10 orang, mutasi

keluar/dipindahkan ke unit lain sebanyak 19 orang, dan mutasi masuk dari unit lain

sebanyak 22 orang, serta aktif kembali sebagai PNS sebanyak 1 orang.

3. Sumber Daya Keuangan

Pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun anggaran

2013 dibiayai dari DIPA Tahun 2013 dan dari dana yang disediakan oleh pihak ketiga.

Jumlah anggaran selama tahun 2013 seluruhnya sebesar Rp18.685.873.700,00 sedangkan

realisasinya mencapai Rp18.426.886.112,00 atau 98,61% dari anggaran.

Rincian anggaran dan realisasi keuangan tersebut nampak dalam tabel berikut:

Page 14: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

6Bab I Pendahuluan

URAIANAnggaran Realisasi

%(Rp) (Rp)

Bagian Anggaran BPKP (DIPA) 17.500.000.000,00 17.240.992.412,00 98,51

Di luar Bagian Anggaran BPKP 1.185.873.700,00 1.185.873.700,00 100,00

Jumlah 18.685.873.700,00 18.426.886.112,00 98,61

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana berupa aset tetap yang ada di Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2013 sebagai berikut :

NO URAIANPer 31 Des 2013

(Rp)Per 31 Des 2012

(Rp)

%Naik/

(Turun)

1 Tanah 30.030.260.000 30.030.260.000 -

2 Peralatan dan Mesin 11.845.907.374,00 11.620.041.272 1,94

3 Gedung dan Bangunan 20.970.330.188,00 20.448.905.888 2,54

4 Aset tetap lainnya 141.001.981 141.001.981 -

5 Konstruksi Dlm Pengerjaan - - -

6 Akum Penyusutan (15.455.522.388,00) - -

Jumlah 47.531.522.388,00 62.240.209.141 (23,57)

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 terdiri dari empat bab.

Bab I Pendahuluan memuat informasi tentang latar belakang penyusunan LAKIP/’, tugas

dan fungsi, aspek strategis, gambaran kegiatan dan produk layanan, serta struktur organisasi

dan sumber daya.

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja memuat informasi tentang Rencana Strategis tahun

2010 - 2014 dan perjanjian kinerja. Dalam uraian tentang rencana strategis dijelaskan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

6Bab I Pendahuluan

URAIANAnggaran Realisasi

%(Rp) (Rp)

Bagian Anggaran BPKP (DIPA) 17.500.000.000,00 17.240.992.412,00 98,51

Di luar Bagian Anggaran BPKP 1.185.873.700,00 1.185.873.700,00 100,00

Jumlah 18.685.873.700,00 18.426.886.112,00 98,61

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana berupa aset tetap yang ada di Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2013 sebagai berikut :

NO URAIANPer 31 Des 2013

(Rp)Per 31 Des 2012

(Rp)

%Naik/

(Turun)

1 Tanah 30.030.260.000 30.030.260.000 -

2 Peralatan dan Mesin 11.845.907.374,00 11.620.041.272 1,94

3 Gedung dan Bangunan 20.970.330.188,00 20.448.905.888 2,54

4 Aset tetap lainnya 141.001.981 141.001.981 -

5 Konstruksi Dlm Pengerjaan - - -

6 Akum Penyusutan (15.455.522.388,00) - -

Jumlah 47.531.522.388,00 62.240.209.141 (23,57)

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 terdiri dari empat bab.

Bab I Pendahuluan memuat informasi tentang latar belakang penyusunan LAKIP/’, tugas

dan fungsi, aspek strategis, gambaran kegiatan dan produk layanan, serta struktur organisasi

dan sumber daya.

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja memuat informasi tentang Rencana Strategis tahun

2010 - 2014 dan perjanjian kinerja. Dalam uraian tentang rencana strategis dijelaskan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

6Bab I Pendahuluan

URAIANAnggaran Realisasi

%(Rp) (Rp)

Bagian Anggaran BPKP (DIPA) 17.500.000.000,00 17.240.992.412,00 98,51

Di luar Bagian Anggaran BPKP 1.185.873.700,00 1.185.873.700,00 100,00

Jumlah 18.685.873.700,00 18.426.886.112,00 98,61

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana berupa aset tetap yang ada di Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2013 sebagai berikut :

NO URAIANPer 31 Des 2013

(Rp)Per 31 Des 2012

(Rp)

%Naik/

(Turun)

1 Tanah 30.030.260.000 30.030.260.000 -

2 Peralatan dan Mesin 11.845.907.374,00 11.620.041.272 1,94

3 Gedung dan Bangunan 20.970.330.188,00 20.448.905.888 2,54

4 Aset tetap lainnya 141.001.981 141.001.981 -

5 Konstruksi Dlm Pengerjaan - - -

6 Akum Penyusutan (15.455.522.388,00) - -

Jumlah 47.531.522.388,00 62.240.209.141 (23,57)

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 terdiri dari empat bab.

Bab I Pendahuluan memuat informasi tentang latar belakang penyusunan LAKIP/’, tugas

dan fungsi, aspek strategis, gambaran kegiatan dan produk layanan, serta struktur organisasi

dan sumber daya.

Bab II Rencana dan Perjanjian Kinerja memuat informasi tentang Rencana Strategis tahun

2010 - 2014 dan perjanjian kinerja. Dalam uraian tentang rencana strategis dijelaskan

Page 15: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

7Bab I Pendahuluan

tentang pernyataan visi, misi, tujuan strategis, indikator kinerja utama, serta program dan

kegiatan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja menguraikan capaian kinerja setiap sasaran strategis dan

indikator kinerja utama beserta analisisnya. Dalam uraian analisis capaian kinerja dijelaskan

mengenai gambaran umum setiap indikator kinerja utama, realisasi capaian, hambatan tidak

tercapainya atau dukungan tercapainya target, perbandingan realisasi indikator kinerja

utama tahun 2013 dengan tahun 2012, dan perbandingan realisasi indikator kinerja utama

tahun 2013 dengan target indikator kinerja utama pada akhir periode Renstra tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

7Bab I Pendahuluan

tentang pernyataan visi, misi, tujuan strategis, indikator kinerja utama, serta program dan

kegiatan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja menguraikan capaian kinerja setiap sasaran strategis dan

indikator kinerja utama beserta analisisnya. Dalam uraian analisis capaian kinerja dijelaskan

mengenai gambaran umum setiap indikator kinerja utama, realisasi capaian, hambatan tidak

tercapainya atau dukungan tercapainya target, perbandingan realisasi indikator kinerja

utama tahun 2013 dengan tahun 2012, dan perbandingan realisasi indikator kinerja utama

tahun 2013 dengan target indikator kinerja utama pada akhir periode Renstra tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

7Bab I Pendahuluan

tentang pernyataan visi, misi, tujuan strategis, indikator kinerja utama, serta program dan

kegiatan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja menguraikan capaian kinerja setiap sasaran strategis dan

indikator kinerja utama beserta analisisnya. Dalam uraian analisis capaian kinerja dijelaskan

mengenai gambaran umum setiap indikator kinerja utama, realisasi capaian, hambatan tidak

tercapainya atau dukungan tercapainya target, perbandingan realisasi indikator kinerja

utama tahun 2013 dengan tahun 2012, dan perbandingan realisasi indikator kinerja utama

tahun 2013 dengan target indikator kinerja utama pada akhir periode Renstra tahun 2014.

Page 16: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

8Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

BAB II

RENCANA DAN PERJANJIAN KINERJA

ebagai salah satu unit kerja BPKP yang berada di daerah, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta melaksanakan program-program yang ditetapkan oleh BPKP.

Program pada Renstra BPKP periode 2010-1014 telah diselaraskan dengan program

yang direstrukturisasi oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut,

program-program BPKP meliputi satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara BPKP.

Berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan

penajaman tujuan dan sasaran strategis, serta merekonstruksi Indikator Kinerja Utama. Hal

yang sama juga dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga

sejak tahun 2012 dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan

tersebut sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit

jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud

agar dapat dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014

Penyusunan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra merupakan dokumen perencanaan

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan

Kementerian/Lembaga dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra-KL

S

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

8Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

BAB II

RENCANA DAN PERJANJIAN KINERJA

ebagai salah satu unit kerja BPKP yang berada di daerah, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta melaksanakan program-program yang ditetapkan oleh BPKP.

Program pada Renstra BPKP periode 2010-1014 telah diselaraskan dengan program

yang direstrukturisasi oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut,

program-program BPKP meliputi satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara BPKP.

Berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan

penajaman tujuan dan sasaran strategis, serta merekonstruksi Indikator Kinerja Utama. Hal

yang sama juga dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga

sejak tahun 2012 dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan

tersebut sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit

jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud

agar dapat dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014

Penyusunan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra merupakan dokumen perencanaan

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan

Kementerian/Lembaga dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra-KL

S

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

8Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

BAB II

RENCANA DAN PERJANJIAN KINERJA

ebagai salah satu unit kerja BPKP yang berada di daerah, Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta melaksanakan program-program yang ditetapkan oleh BPKP.

Program pada Renstra BPKP periode 2010-1014 telah diselaraskan dengan program

yang direstrukturisasi oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut,

program-program BPKP meliputi satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara BPKP.

Berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan

penajaman tujuan dan sasaran strategis, serta merekonstruksi Indikator Kinerja Utama. Hal

yang sama juga dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga

sejak tahun 2012 dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan

tersebut sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit

jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud

agar dapat dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014

Penyusunan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra merupakan dokumen perencanaan

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan

Kementerian/Lembaga dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra-KL

S

Page 17: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

9Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian

program-program prioritas pemerintah.

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Visi :

Auditor Presiden yang responsif, interaktif dan terpercaya untuk

mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas

Visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden

merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact

maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan

pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh

pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.

Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan

perannya, Auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tanggap terhadap

permasalahan yang dihadapi kementerian, lembaga dan pemerintah daerah di wilayah

kerjanya dan segera memberikan respon/ masukan kepada pengambil kebijakan.

Bersifat interaktif yang mengandung makna bahwa Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta memperhatikan/ mendengarkan kepentingan/ kebutuhan stakeholders

di wilayah kerjanya. Dengan pengertian tersebut maka komunikasi antara Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholders haruslah selalu terjalin dengan baik dan

efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta harus membuka

saluran-saluran komunikasi yang efektif, menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP

lain dalam menjalankan perannya di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi

para auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berperan sebagai guru,

expert, maupun tempat bertanya yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

9Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian

program-program prioritas pemerintah.

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Visi :

Auditor Presiden yang responsif, interaktif dan terpercaya untuk

mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas

Visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden

merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact

maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan

pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh

pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.

Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan

perannya, Auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tanggap terhadap

permasalahan yang dihadapi kementerian, lembaga dan pemerintah daerah di wilayah

kerjanya dan segera memberikan respon/ masukan kepada pengambil kebijakan.

Bersifat interaktif yang mengandung makna bahwa Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta memperhatikan/ mendengarkan kepentingan/ kebutuhan stakeholders

di wilayah kerjanya. Dengan pengertian tersebut maka komunikasi antara Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholders haruslah selalu terjalin dengan baik dan

efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta harus membuka

saluran-saluran komunikasi yang efektif, menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP

lain dalam menjalankan perannya di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi

para auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berperan sebagai guru,

expert, maupun tempat bertanya yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

9Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan mendukung pencapaian

program-program prioritas pemerintah.

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Visi :

Auditor Presiden yang responsif, interaktif dan terpercaya untuk

mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas

Visi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden

merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact

maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan

pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh

pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.

Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan

perannya, Auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tanggap terhadap

permasalahan yang dihadapi kementerian, lembaga dan pemerintah daerah di wilayah

kerjanya dan segera memberikan respon/ masukan kepada pengambil kebijakan.

Bersifat interaktif yang mengandung makna bahwa Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta memperhatikan/ mendengarkan kepentingan/ kebutuhan stakeholders

di wilayah kerjanya. Dengan pengertian tersebut maka komunikasi antara Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholders haruslah selalu terjalin dengan baik dan

efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta harus membuka

saluran-saluran komunikasi yang efektif, menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP

lain dalam menjalankan perannya di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi

para auditor Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berperan sebagai guru,

expert, maupun tempat bertanya yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.

Page 18: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

10Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyatakan dalam visinya

sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta memiliki integritas yang tinggi yang didukung profesionalisme yang tinggi

sehingga dapat diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan bermanfaat

bagi shareholders dan stakeholders di wilayah kerjanya.

Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan

keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Selain itu,

pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai ke bukti

dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis (reasonableness). Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden, berperan membantu pengawasan

dalam bidang keuangan negara di wilayah kerjanya agar akuntabilitas Presiden dapat

memuaskan seluruh rakyat Indonesia, khususnya rakyat di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu

akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban

keuangan negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang

material dan relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak

terkait. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden

sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa

yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.

Misi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang

mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

10Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyatakan dalam visinya

sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta memiliki integritas yang tinggi yang didukung profesionalisme yang tinggi

sehingga dapat diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan bermanfaat

bagi shareholders dan stakeholders di wilayah kerjanya.

Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan

keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Selain itu,

pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai ke bukti

dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis (reasonableness). Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden, berperan membantu pengawasan

dalam bidang keuangan negara di wilayah kerjanya agar akuntabilitas Presiden dapat

memuaskan seluruh rakyat Indonesia, khususnya rakyat di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu

akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban

keuangan negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang

material dan relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak

terkait. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden

sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa

yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.

Misi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang

mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

10Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyatakan dalam visinya

sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta memiliki integritas yang tinggi yang didukung profesionalisme yang tinggi

sehingga dapat diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan bermanfaat

bagi shareholders dan stakeholders di wilayah kerjanya.

Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan

keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Selain itu,

pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai ke bukti

dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis (reasonableness). Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Auditor Presiden, berperan membantu pengawasan

dalam bidang keuangan negara di wilayah kerjanya agar akuntabilitas Presiden dapat

memuaskan seluruh rakyat Indonesia, khususnya rakyat di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu

akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban

keuangan negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang

material dan relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak

terkait. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden

sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa

yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.

Misi Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang

mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/pemerintah.

Page 19: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

11Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Misi pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden yang melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan enam

kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah, sekaligus menegaskan bahwa misi ini

dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong

terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini

terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan

memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance

dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi

Presiden/ Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan

pengelolaan keuangan negara di wilayah kerjanya dan memberikan rekomendasi perbaikan

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam

mencapai tujuannya.

Dalam misi pertama ini juga tercakup kegiatan dalam rangka membantu aparat

penegak hukum dan pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk

pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.

Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

memperkuat dan menunjang efektivitas SPI atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat, Inspektorat

Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan

pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh

instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60

Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP

yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu

kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga

Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada

seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

11Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Misi pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden yang melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan enam

kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah, sekaligus menegaskan bahwa misi ini

dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong

terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini

terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan

memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance

dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi

Presiden/ Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan

pengelolaan keuangan negara di wilayah kerjanya dan memberikan rekomendasi perbaikan

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam

mencapai tujuannya.

Dalam misi pertama ini juga tercakup kegiatan dalam rangka membantu aparat

penegak hukum dan pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk

pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.

Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

memperkuat dan menunjang efektivitas SPI atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat, Inspektorat

Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan

pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh

instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60

Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP

yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu

kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga

Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada

seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

11Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Misi pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden yang melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan enam

kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah, sekaligus menegaskan bahwa misi ini

dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong

terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini

terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan

memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance

dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi

Presiden/ Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan

pengelolaan keuangan negara di wilayah kerjanya dan memberikan rekomendasi perbaikan

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam

mencapai tujuannya.

Dalam misi pertama ini juga tercakup kegiatan dalam rangka membantu aparat

penegak hukum dan pemerintah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk

pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.

Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

memperkuat dan menunjang efektivitas SPI atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat, Inspektorat

Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan

pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh

instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60

Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP

yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu

kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga

Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada

seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Page 20: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

12Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Misi ketiga adalah misi pengimbang bahwa kinerja yang berorientasi ke luar tak

mungkin terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik maupun proses kerja

sesama APIP yang sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis

diharapkan akan menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban

atas arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi

nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan

kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan

pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas

Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat

kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam

pengelolaan keuangan negara di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, yang berbasis web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang

menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas

Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian

kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang

cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

3. Tujuan Strategis

Penetapan tujuan organisasi merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah

ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan-tujuan strategis dikaitkan dengan misinya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara

b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan negara

d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

12Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Misi ketiga adalah misi pengimbang bahwa kinerja yang berorientasi ke luar tak

mungkin terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik maupun proses kerja

sesama APIP yang sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis

diharapkan akan menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban

atas arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi

nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan

kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan

pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas

Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat

kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam

pengelolaan keuangan negara di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, yang berbasis web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang

menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas

Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian

kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang

cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

3. Tujuan Strategis

Penetapan tujuan organisasi merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah

ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan-tujuan strategis dikaitkan dengan misinya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara

b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan negara

d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

12Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Misi ketiga adalah misi pengimbang bahwa kinerja yang berorientasi ke luar tak

mungkin terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik maupun proses kerja

sesama APIP yang sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis

diharapkan akan menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban

atas arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi

nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan

kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi keempat merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan

pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas

Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat

kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam

pengelolaan keuangan negara di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, yang berbasis web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang

menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas

Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian

kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang

cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

3. Tujuan Strategis

Penetapan tujuan organisasi merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah

ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan-tujuan strategis dikaitkan dengan misinya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara

b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan negara

d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten

Page 21: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

13Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah.

4. Sasaran Strategis

Sasaran Strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan

berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran merupakan

penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang periode capaiannya lebih pendek yaitu paling lama

satu tahun. Adapun sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;

b. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%;

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan

terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD;

d. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;

e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda;

f. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% Pemda;

g. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%; dan

h. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan

sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. IKU Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta diletakkan pada perspektif manfaat, baik yang bersifat

outward looking maupun inward looking. Perspektif pertama, outward looking yaitu

perpektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal. Sedangkan perspektif kedua, inward

looking yaitu perspektif manfaat bagi stakeholders internal BPKP.

Penetapan indikator kinerja utama dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan

sasaran strategis serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

13Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah.

4. Sasaran Strategis

Sasaran Strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan

berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran merupakan

penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang periode capaiannya lebih pendek yaitu paling lama

satu tahun. Adapun sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;

b. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%;

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan

terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD;

d. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;

e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda;

f. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% Pemda;

g. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%; dan

h. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan

sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. IKU Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta diletakkan pada perspektif manfaat, baik yang bersifat

outward looking maupun inward looking. Perspektif pertama, outward looking yaitu

perpektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal. Sedangkan perspektif kedua, inward

looking yaitu perspektif manfaat bagi stakeholders internal BPKP.

Penetapan indikator kinerja utama dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan

sasaran strategis serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

13Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah.

4. Sasaran Strategis

Sasaran Strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan

berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran merupakan

penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang periode capaiannya lebih pendek yaitu paling lama

satu tahun. Adapun sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;

b. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,50%;

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan

terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD;

d. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;

e. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda;

f. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten pada 80% Pemda;

g. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%; dan

h. Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan

sasaran strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. IKU Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta diletakkan pada perspektif manfaat, baik yang bersifat

outward looking maupun inward looking. Perspektif pertama, outward looking yaitu

perpektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal. Sedangkan perspektif kedua, inward

looking yaitu perspektif manfaat bagi stakeholders internal BPKP.

Penetapan indikator kinerja utama dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan

sasaran strategis serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator kinerja

Page 22: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

14Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

utama digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output).

Tabel 2.1. di bawah ini menyajikan indikator-indikator kinerja utama Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014.

Tabel 2.1.Indikator Kinerja Utama

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

1. Meningkatnyakualitasakuntabilitaskeuangannegara

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunanLaporan Keuangan

90

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP

100

Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukunganWajar

100

Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke BPKP Pusat

100

Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke BPKPPusat

100

Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

90

Persentase BUMD yangmendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

50

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Persentase temuan hasilpengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerahyang ditindaklanjuti

90

Persentase laporanpengawasan BUN yangdisampaikan tepat waktu

90

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

14Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

utama digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output).

Tabel 2.1. di bawah ini menyajikan indikator-indikator kinerja utama Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014.

Tabel 2.1.Indikator Kinerja Utama

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

1. Meningkatnyakualitasakuntabilitaskeuangannegara

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunanLaporan Keuangan

90

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP

100

Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukunganWajar

100

Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke BPKP Pusat

100

Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke BPKPPusat

100

Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

90

Persentase BUMD yangmendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

50

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Persentase temuan hasilpengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerahyang ditindaklanjuti

90

Persentase laporanpengawasan BUN yangdisampaikan tepat waktu

90

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

14Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

utama digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output).

Tabel 2.1. di bawah ini menyajikan indikator-indikator kinerja utama Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014.

Tabel 2.1.Indikator Kinerja Utama

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

1. Meningkatnyakualitasakuntabilitaskeuangannegara

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunanLaporan Keuangan

90

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP

100

Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukunganWajar

100

Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke BPKP Pusat

100

Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke BPKPPusat

100

Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

90

Persentase BUMD yangmendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

50

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Persentase temuan hasilpengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerahyang ditindaklanjuti

90

Persentase laporanpengawasan BUN yangdisampaikan tepat waktu

90

Page 23: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

15Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

2. Meningkatnyatatapemerintahanyang baik

1. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Persentase IPD yangmelaksanakan pelayanansesuai Standar PelayananMinimal

60

Persentase BUMN/D/BLU/Dyang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

100

Persentase BUMD yangdilakukan audit kinerja

100

3. Terciptanyaiklim yangmencegahkecurangandanmemudahkanpengungkapankasus yangmerugikankeuangannegara

1. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan danpemberantasankorupsi menjadi80%

Kelompok masyarakat yangmendapat sosialisasi ProgramAnti Korupsi

9

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkansosialisai/DA/asistensi/evaluasiFCP

8

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensiTPK

1

Persentase pelaksanaanpenugasan audit HKP,Eskalasi, dan Klaim

90

Persentase pelaksanaan auditinvestigasi, perhitungankerugian negara, danpemberian keterangan ahli

90

Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK olehinstansi berwenang

80

Persentase laporankeinvestigasian yang sesuaistandar

100

Persentase hasil telaahanpengaduan masyarakat

100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

15Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

2. Meningkatnyatatapemerintahanyang baik

1. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Persentase IPD yangmelaksanakan pelayanansesuai Standar PelayananMinimal

60

Persentase BUMN/D/BLU/Dyang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

100

Persentase BUMD yangdilakukan audit kinerja

100

3. Terciptanyaiklim yangmencegahkecurangandanmemudahkanpengungkapankasus yangmerugikankeuangannegara

1. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan danpemberantasankorupsi menjadi80%

Kelompok masyarakat yangmendapat sosialisasi ProgramAnti Korupsi

9

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkansosialisai/DA/asistensi/evaluasiFCP

8

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensiTPK

1

Persentase pelaksanaanpenugasan audit HKP,Eskalasi, dan Klaim

90

Persentase pelaksanaan auditinvestigasi, perhitungankerugian negara, danpemberian keterangan ahli

90

Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK olehinstansi berwenang

80

Persentase laporankeinvestigasian yang sesuaistandar

100

Persentase hasil telaahanpengaduan masyarakat

100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

15Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

2. Meningkatnyatatapemerintahanyang baik

1. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Persentase IPD yangmelaksanakan pelayanansesuai Standar PelayananMinimal

60

Persentase BUMN/D/BLU/Dyang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

100

Persentase BUMD yangdilakukan audit kinerja

100

3. Terciptanyaiklim yangmencegahkecurangandanmemudahkanpengungkapankasus yangmerugikankeuangannegara

1. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan danpemberantasankorupsi menjadi80%

Kelompok masyarakat yangmendapat sosialisasi ProgramAnti Korupsi

9

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkansosialisai/DA/asistensi/evaluasiFCP

8

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensiTPK

1

Persentase pelaksanaanpenugasan audit HKP,Eskalasi, dan Klaim

90

Persentase pelaksanaan auditinvestigasi, perhitungankerugian negara, danpemberian keterangan ahli

90

Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK olehinstansi berwenang

80

Persentase laporankeinvestigasian yang sesuaistandar

100

Persentase hasil telaahanpengaduan masyarakat

100

Page 24: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

16Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

4. Terciptanyaefektivitaspenyelenggaraan SPIP

1. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIP di70% K/L/Pemda

Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008

60

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP 60 Tahun 2008

6

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern

8

5. Meningkatnyakapasitasaparatpengawasaninternpemerintahyangprofesionaldan kompeten

1. Meningkatnyakapasitas aparatpengawasanintern pemerintahyang profesionaldan kompetenpada 80% Pemda

Persentase Pemda yangdilakukan asistensi penerapanJFA

70

2. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Persentase jumlah rencanapengawasan yang terealisasi

90

Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakartadengan SAP

100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta terhadaplayanan kepegawaian

7,40

Persentase Pagu Dana yangtidak diblokir dalam DIPA

100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta ataspencairan anggaran yangdiajukan sesuai prosedur

7,40

Jumlah publikasi kegiatanPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta di mediamassa

24

Persentase pemanfaatan asset 100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta terhadap

7,40

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

16Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

4. Terciptanyaefektivitaspenyelenggaraan SPIP

1. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIP di70% K/L/Pemda

Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008

60

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP 60 Tahun 2008

6

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern

8

5. Meningkatnyakapasitasaparatpengawasaninternpemerintahyangprofesionaldan kompeten

1. Meningkatnyakapasitas aparatpengawasanintern pemerintahyang profesionaldan kompetenpada 80% Pemda

Persentase Pemda yangdilakukan asistensi penerapanJFA

70

2. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Persentase jumlah rencanapengawasan yang terealisasi

90

Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakartadengan SAP

100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta terhadaplayanan kepegawaian

7,40

Persentase Pagu Dana yangtidak diblokir dalam DIPA

100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta ataspencairan anggaran yangdiajukan sesuai prosedur

7,40

Jumlah publikasi kegiatanPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta di mediamassa

24

Persentase pemanfaatan asset 100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta terhadap

7,40

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

16Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

4. Terciptanyaefektivitaspenyelenggaraan SPIP

1. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIP di70% K/L/Pemda

Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008

60

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP 60 Tahun 2008

6

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring SistemPengendalian Intern

8

5. Meningkatnyakapasitasaparatpengawasaninternpemerintahyangprofesionaldan kompeten

1. Meningkatnyakapasitas aparatpengawasanintern pemerintahyang profesionaldan kompetenpada 80% Pemda

Persentase Pemda yangdilakukan asistensi penerapanJFA

70

2. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Persentase jumlah rencanapengawasan yang terealisasi

90

Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakartadengan SAP

100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta terhadaplayanan kepegawaian

7,40

Persentase Pagu Dana yangtidak diblokir dalam DIPA

100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta ataspencairan anggaran yangdiajukan sesuai prosedur

7,40

Jumlah publikasi kegiatanPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta di mediamassa

24

Persentase pemanfaatan asset 100

Persepsi kepuasan pegawaiPerwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta terhadap

7,40

Page 25: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

17Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

layanan sarpras

Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

100

Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan ataudiassessment tata kelola APIP

9

6. Terselenggaranya sistemdukunganpengambilankeputusanyang andalbagipresiden/pemerintah

1. Terselenggaranya100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan secara efektif

10

6. Program dan Kegiatan

Kebijakan dan program serta kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada

mandat yang diperoleh dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan

perundangan lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Kebijakan dan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menggambarkan domain BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan

negara yang meliputi 4 C yaitu Capacity Building (expertise), Current Issues, Clearing

House, dan Check and Balance.

Penyusunan program dan kegiatan Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta 2010-2014 mengacu kepada program dan kegiatan Renstra BPKP 2010-2014

yang berpedoman pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan

dalam penyusunan RPJMN tahun 2010-2014. Program didefinisikan sebagai instrumen

kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh K/L. Terdapat dua jenis program, yaitu program teknis dan program

generik. Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

17Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

layanan sarpras

Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

100

Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan ataudiassessment tata kelola APIP

9

6. Terselenggaranya sistemdukunganpengambilankeputusanyang andalbagipresiden/pemerintah

1. Terselenggaranya100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan secara efektif

10

6. Program dan Kegiatan

Kebijakan dan program serta kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada

mandat yang diperoleh dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan

perundangan lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Kebijakan dan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menggambarkan domain BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan

negara yang meliputi 4 C yaitu Capacity Building (expertise), Current Issues, Clearing

House, dan Check and Balance.

Penyusunan program dan kegiatan Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta 2010-2014 mengacu kepada program dan kegiatan Renstra BPKP 2010-2014

yang berpedoman pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan

dalam penyusunan RPJMN tahun 2010-2014. Program didefinisikan sebagai instrumen

kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh K/L. Terdapat dua jenis program, yaitu program teknis dan program

generik. Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

17Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tujuan Strategis Sasaran StrategisUraian Indikator Kinerja

UtamaTarget2013

layanan sarpras

Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

100

Jumlah instansi APIP yangtelah disosialisasi dan ataudiassessment tata kelola APIP

9

6. Terselenggaranya sistemdukunganpengambilankeputusanyang andalbagipresiden/pemerintah

1. Terselenggaranya100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan secara efektif

10

6. Program dan Kegiatan

Kebijakan dan program serta kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada

mandat yang diperoleh dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan

perundangan lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Kebijakan dan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menggambarkan domain BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan

negara yang meliputi 4 C yaitu Capacity Building (expertise), Current Issues, Clearing

House, dan Check and Balance.

Penyusunan program dan kegiatan Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta 2010-2014 mengacu kepada program dan kegiatan Renstra BPKP 2010-2014

yang berpedoman pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan

dalam penyusunan RPJMN tahun 2010-2014. Program didefinisikan sebagai instrumen

kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh K/L. Terdapat dua jenis program, yaitu program teknis dan program

generik. Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan

Page 26: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

18Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik

merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi eselon I A yang

bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi

pemerintahan (pelayanan internal).

Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas

dan Renstra BPKP 2010-2014, Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-

2014 berisi tiga program sebagai berikut:

1. Program Teknis : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan

anggaran sebesar Rp3.745.746.000,00.

2. Program Generik

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP dengan

anggaran sebesar Rp13.070.946.000,00.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran

sebesar Rp683.308.000,00.

Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan

merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2

yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang

modal termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau

kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran

(output) dalam bentuk barang/jasa. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran strategis tahun 2013 disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2.Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

Program Sasaran Strategis Kegiatan

1. ProgramPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaan

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Pendampingan reviu terhadap LKKL/LKPD

Pendampingan penyusunan LKKL/LKPD

Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknispenyusunan APBD, asistensi SAKD, danasistensi SIMDA pada Pemda

Audit keuangan proyek PHLN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

18Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik

merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi eselon I A yang

bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi

pemerintahan (pelayanan internal).

Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas

dan Renstra BPKP 2010-2014, Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-

2014 berisi tiga program sebagai berikut:

1. Program Teknis : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan

anggaran sebesar Rp3.745.746.000,00.

2. Program Generik

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP dengan

anggaran sebesar Rp13.070.946.000,00.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran

sebesar Rp683.308.000,00.

Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan

merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2

yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang

modal termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau

kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran

(output) dalam bentuk barang/jasa. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran strategis tahun 2013 disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2.Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

Program Sasaran Strategis Kegiatan

1. ProgramPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaan

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Pendampingan reviu terhadap LKKL/LKPD

Pendampingan penyusunan LKKL/LKPD

Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknispenyusunan APBD, asistensi SAKD, danasistensi SIMDA pada Pemda

Audit keuangan proyek PHLN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

18Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik

merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi eselon I A yang

bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi

pemerintahan (pelayanan internal).

Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas

dan Renstra BPKP 2010-2014, Renstra Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-

2014 berisi tiga program sebagai berikut:

1. Program Teknis : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan

anggaran sebesar Rp3.745.746.000,00.

2. Program Generik

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP dengan

anggaran sebesar Rp13.070.946.000,00.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran

sebesar Rp683.308.000,00.

Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan

merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2

yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang

modal termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau

kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran

(output) dalam bentuk barang/jasa. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran strategis tahun 2013 disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2.Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

Program Sasaran Strategis Kegiatan

1. ProgramPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaan

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Pendampingan reviu terhadap LKKL/LKPD

Pendampingan penyusunan LKKL/LKPD

Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknispenyusunan APBD, asistensi SAKD, danasistensi SIMDA pada Pemda

Audit keuangan proyek PHLN

Page 27: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

19Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Program Sasaran Strategis Kegiatan

PenyelenggaraanSistemPengendalianInternPemerintah

Audit kinerja PPIP

Quality Assurance pelaksananaan AuditPNPM Mandiri

Evaluasi Penyerapan Anggaran

Verifikasi lokasi dan alokasi dana BLMPNPM Mandiri Perkotaan

Pendampingan penyelesaian tindak lanjuthasil audit BPK RI

Pendampingan penyusunan LK BUMD

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Audit PNBP

Evaluasi penyerapan anggaran

3. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Supervisi/pengamatan atas pelayananpublik

Audit kinerja pelayanan

Bimtek SAK ETAP pada PDAM

Asistensi implementasi SIA pada PDAM

Penyusunan profil BUMD

4. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan danpemberantasankorupsi menjadi80%

Sosialisasi Program Anti Korupsi

Sosialisasi/asistensi FCP

Audit Investigatif

Audit Perhitungan Kerugian KeuanganNegara

Pemberian Keterangan Ahli

Kajian peraturan yang berpotensi TPK

Audit penyesuaian harga dan klaim

Penyelesaian hambatan pembangunan

5. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIPdi 60%K/L/Pemda

Sosialisai SPIP

Bimtek perbaikan pelaksanaan SPIP

Monitoring perbaikan pelaksanaan SPIP

Pendampingan riviu pelaksanaan SPIP

2. ProgramDukungan

6. Meningkatnyakapasitas aparat

Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

19Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Program Sasaran Strategis Kegiatan

PenyelenggaraanSistemPengendalianInternPemerintah

Audit kinerja PPIP

Quality Assurance pelaksananaan AuditPNPM Mandiri

Evaluasi Penyerapan Anggaran

Verifikasi lokasi dan alokasi dana BLMPNPM Mandiri Perkotaan

Pendampingan penyelesaian tindak lanjuthasil audit BPK RI

Pendampingan penyusunan LK BUMD

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Audit PNBP

Evaluasi penyerapan anggaran

3. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Supervisi/pengamatan atas pelayananpublik

Audit kinerja pelayanan

Bimtek SAK ETAP pada PDAM

Asistensi implementasi SIA pada PDAM

Penyusunan profil BUMD

4. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan danpemberantasankorupsi menjadi80%

Sosialisasi Program Anti Korupsi

Sosialisasi/asistensi FCP

Audit Investigatif

Audit Perhitungan Kerugian KeuanganNegara

Pemberian Keterangan Ahli

Kajian peraturan yang berpotensi TPK

Audit penyesuaian harga dan klaim

Penyelesaian hambatan pembangunan

5. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIPdi 60%K/L/Pemda

Sosialisai SPIP

Bimtek perbaikan pelaksanaan SPIP

Monitoring perbaikan pelaksanaan SPIP

Pendampingan riviu pelaksanaan SPIP

2. ProgramDukungan

6. Meningkatnyakapasitas aparat

Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

19Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Program Sasaran Strategis Kegiatan

PenyelenggaraanSistemPengendalianInternPemerintah

Audit kinerja PPIP

Quality Assurance pelaksananaan AuditPNPM Mandiri

Evaluasi Penyerapan Anggaran

Verifikasi lokasi dan alokasi dana BLMPNPM Mandiri Perkotaan

Pendampingan penyelesaian tindak lanjuthasil audit BPK RI

Pendampingan penyusunan LK BUMD

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Audit PNBP

Evaluasi penyerapan anggaran

3. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Supervisi/pengamatan atas pelayananpublik

Audit kinerja pelayanan

Bimtek SAK ETAP pada PDAM

Asistensi implementasi SIA pada PDAM

Penyusunan profil BUMD

4. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan danpemberantasankorupsi menjadi80%

Sosialisasi Program Anti Korupsi

Sosialisasi/asistensi FCP

Audit Investigatif

Audit Perhitungan Kerugian KeuanganNegara

Pemberian Keterangan Ahli

Kajian peraturan yang berpotensi TPK

Audit penyesuaian harga dan klaim

Penyelesaian hambatan pembangunan

5. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIPdi 60%K/L/Pemda

Sosialisai SPIP

Bimtek perbaikan pelaksanaan SPIP

Monitoring perbaikan pelaksanaan SPIP

Pendampingan riviu pelaksanaan SPIP

2. ProgramDukungan

6. Meningkatnyakapasitas aparat

Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA

Page 28: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

20Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Program Sasaran Strategis Kegiatan

Manajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnya BPKPdan ProgramPeningkatanSarana danPrasaranaAparatur NegaraBPKP

pengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Sosialisasi dan bimtek penerapan APIP

Evaluasi penerapan tata kelola APIP

7. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Penyusunan rencana dan laporan hasilpengawasan

Pengelolaan kepegawaian

Pengelolaan anggaran dan sistemakuntansi pemerintah

Pengelolaan sarana dan prasarana

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2013

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Penetapan Kinerja (Tapkin) merupakan suatu dokumen

pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan

untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki

oleh instansi.

Penetapan Kinerja (Tapkin) dimanfaatkan oleh setiap pimpinan BPKP untuk

memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi

kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan menilai keberhasilan

atau kegagalan organisasi.

Penetapan kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013

memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, serta target dan anggaran. Target kinerja

merepresentasikan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai untuk mencapai hasil yang

diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang

memuat 35 indikator kinerja utama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

20Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Program Sasaran Strategis Kegiatan

Manajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnya BPKPdan ProgramPeningkatanSarana danPrasaranaAparatur NegaraBPKP

pengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Sosialisasi dan bimtek penerapan APIP

Evaluasi penerapan tata kelola APIP

7. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Penyusunan rencana dan laporan hasilpengawasan

Pengelolaan kepegawaian

Pengelolaan anggaran dan sistemakuntansi pemerintah

Pengelolaan sarana dan prasarana

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2013

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Penetapan Kinerja (Tapkin) merupakan suatu dokumen

pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan

untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki

oleh instansi.

Penetapan Kinerja (Tapkin) dimanfaatkan oleh setiap pimpinan BPKP untuk

memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi

kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan menilai keberhasilan

atau kegagalan organisasi.

Penetapan kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013

memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, serta target dan anggaran. Target kinerja

merepresentasikan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai untuk mencapai hasil yang

diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang

memuat 35 indikator kinerja utama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

20Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Program Sasaran Strategis Kegiatan

Manajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnya BPKPdan ProgramPeningkatanSarana danPrasaranaAparatur NegaraBPKP

pengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Sosialisasi dan bimtek penerapan APIP

Evaluasi penerapan tata kelola APIP

7. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Penyusunan rencana dan laporan hasilpengawasan

Pengelolaan kepegawaian

Pengelolaan anggaran dan sistemakuntansi pemerintah

Pengelolaan sarana dan prasarana

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2013

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Penetapan Kinerja (Tapkin) merupakan suatu dokumen

pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan

untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki

oleh instansi.

Penetapan Kinerja (Tapkin) dimanfaatkan oleh setiap pimpinan BPKP untuk

memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi

kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan menilai keberhasilan

atau kegagalan organisasi.

Penetapan kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013

memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, serta target dan anggaran. Target kinerja

merepresentasikan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai untuk mencapai hasil yang

diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yang

memuat 35 indikator kinerja utama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Page 29: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

21Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tabel 2.3.Penetapan Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2013

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan LaporanKeuangan

% 90

Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP

% 100

Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukunganWajar

% 100

Persentase hasil pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaanpresiden yang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders

% 90

Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 50

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Persentase hasil pengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

% 90

Persentase laporan pengawasan BUN yangdisampaikan tepat waktu

% 90

3. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 60

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100

Persentase BUMD yang dilakukan auditkinerja

% 100

4. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan dan

Kelompok masyarakat yang mendapatsosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 9

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDberisiko fraud yang mendapatkansosialisai/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD IPP/IPD/ 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

21Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tabel 2.3.Penetapan Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2013

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan LaporanKeuangan

% 90

Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP

% 100

Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukunganWajar

% 100

Persentase hasil pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaanpresiden yang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders

% 90

Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 50

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Persentase hasil pengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

% 90

Persentase laporan pengawasan BUN yangdisampaikan tepat waktu

% 90

3. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 60

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100

Persentase BUMD yang dilakukan auditkinerja

% 100

4. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan dan

Kelompok masyarakat yang mendapatsosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 9

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDberisiko fraud yang mendapatkansosialisai/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD IPP/IPD/ 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

21Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tabel 2.3.Penetapan Kinerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2013

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

1. Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan LaporanKeuangan

% 90

Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP

% 100

Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukunganWajar

% 100

Persentase hasil pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaanpresiden yang disampaikan ke BPKP Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders

% 90

Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 50

2. Tercapainyaoptimalisasipenerimaannegara sebesar87,50%

Persentase hasil pengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

% 90

Persentase laporan pengawasan BUN yangdisampaikan tepat waktu

% 90

3. TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 60

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100

Persentase BUMD yang dilakukan auditkinerja

% 100

4. Meningkatkankesadaran danketerlibatanK/L/Pemda,BUMN/BUMDdalam upayapencegahan dan

Kelompok masyarakat yang mendapatsosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 9

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDberisiko fraud yang mendapatkansosialisai/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD IPP/IPD/ 1

Page 30: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

22Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

pemberantasankorupsi menjadi80%

yang dilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

BUMD/BLUD

Persentase pelaksanaan penugasan auditHKP, Eskalasi, dan Klaim

% 90

Persentase pelaksanaan audit investigasi,perhitungan kerugian negara, danpemberian keterangan ahli

% 90

Persentase TL hasil audit investigasi non TPKoleh instansi berwenang

% 80

Persentase laporan keinvestigasian yangsesuai standar

% 100

Persentase hasil telaahan pengaduanmasyarakat

% 100

5. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIPdi 60%K/L/Pemda

Persentase Pemda yang menyelenggarakanSPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 60

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun2008

Pemda 6

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern

Pemda 8

6. Meningkatnyakapasitas aparatpengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA

% 70

7. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Persentase jumlah rencana pengawasan yangterealisasi

% 90

Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta dengan SAP

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta terhadaplayanan kepegawaian

SkalaLikert1 sd 10

7,40

Persentase Pagu Dana yang tidak diblokirdalam DIPA

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan

SkalaLikert

7,40

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

22Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

pemberantasankorupsi menjadi80%

yang dilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

BUMD/BLUD

Persentase pelaksanaan penugasan auditHKP, Eskalasi, dan Klaim

% 90

Persentase pelaksanaan audit investigasi,perhitungan kerugian negara, danpemberian keterangan ahli

% 90

Persentase TL hasil audit investigasi non TPKoleh instansi berwenang

% 80

Persentase laporan keinvestigasian yangsesuai standar

% 100

Persentase hasil telaahan pengaduanmasyarakat

% 100

5. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIPdi 60%K/L/Pemda

Persentase Pemda yang menyelenggarakanSPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 60

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun2008

Pemda 6

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern

Pemda 8

6. Meningkatnyakapasitas aparatpengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA

% 70

7. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Persentase jumlah rencana pengawasan yangterealisasi

% 90

Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta dengan SAP

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta terhadaplayanan kepegawaian

SkalaLikert1 sd 10

7,40

Persentase Pagu Dana yang tidak diblokirdalam DIPA

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan

SkalaLikert

7,40

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

22Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

pemberantasankorupsi menjadi80%

yang dilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

BUMD/BLUD

Persentase pelaksanaan penugasan auditHKP, Eskalasi, dan Klaim

% 90

Persentase pelaksanaan audit investigasi,perhitungan kerugian negara, danpemberian keterangan ahli

% 90

Persentase TL hasil audit investigasi non TPKoleh instansi berwenang

% 80

Persentase laporan keinvestigasian yangsesuai standar

% 100

Persentase hasil telaahan pengaduanmasyarakat

% 100

5. Meningkatnyakualitaspenerapan SPIPdi 60%K/L/Pemda

Persentase Pemda yang menyelenggarakanSPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 60

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP 60 Tahun2008

Pemda 6

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern

Pemda 8

6. Meningkatnyakapasitas aparatpengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA

% 70

7. Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaankeuangan sebesar100%

Persentase jumlah rencana pengawasan yangterealisasi

% 90

Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta dengan SAP

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta terhadaplayanan kepegawaian

SkalaLikert1 sd 10

7,40

Persentase Pagu Dana yang tidak diblokirdalam DIPA

% 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta atas pencairan

SkalaLikert

7,40

Page 31: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

23Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

anggaran yang diajukan sesuai prosedur 1 sd 10

Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta di media massa

Kali 24

Persentase pemanfaatan asset % 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta terhadaplayanan sarpras

SkalaLikert1 sd 10

7,40

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasilaudit Inspektorat

% 100

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasidan atau diassessment tata kelola APIP

Instansi 9

8. Terselenggaranya100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkansecara efektif

Sistem 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

23Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

anggaran yang diajukan sesuai prosedur 1 sd 10

Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta di media massa

Kali 24

Persentase pemanfaatan asset % 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta terhadaplayanan sarpras

SkalaLikert1 sd 10

7,40

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasilaudit Inspektorat

% 100

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasidan atau diassessment tata kelola APIP

Instansi 9

8. Terselenggaranya100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkansecara efektif

Sistem 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

23Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target

anggaran yang diajukan sesuai prosedur 1 sd 10

Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta di media massa

Kali 24

Persentase pemanfaatan asset % 100

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta terhadaplayanan sarpras

SkalaLikert1 sd 10

7,40

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasilaudit Inspektorat

% 100

Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasidan atau diassessment tata kelola APIP

Instansi 9

8. Terselenggaranya100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkansecara efektif

Sistem 10

Page 32: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

24Bab III Akuntabilitas Kinerja

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

kuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013diketahui berdasarkan hasil dari pengukuran capaian kinerja. Pengukuran

dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2013. Ketentuan dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP menitikberatkan pada pengukuran

pencapaian tujuan/sasaran strategis. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis

secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkannya dengan target yang ditetapkan. Selanjutnya dilakukananalisis yang lebih mendalam terhadap capaian yang di bawah target untuk mengetahui

faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja pada tahun 2014

dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Untuk menghindari distorsi perhitungan, pengukuran capaian sasaran strategisdihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKUdominan.

Hasil pengukuran terhadap 35 IKU Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2013 yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan

menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana tampak pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran Strategis 1.1 : Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunanLaporan Keuangan

% 90 266,67 120

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opiniminimal WDP

% 100 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 100

A

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

24Bab III Akuntabilitas Kinerja

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

kuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013diketahui berdasarkan hasil dari pengukuran capaian kinerja. Pengukuran

dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2013. Ketentuan dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP menitikberatkan pada pengukuran

pencapaian tujuan/sasaran strategis. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis

secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkannya dengan target yang ditetapkan. Selanjutnya dilakukananalisis yang lebih mendalam terhadap capaian yang di bawah target untuk mengetahui

faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja pada tahun 2014

dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Untuk menghindari distorsi perhitungan, pengukuran capaian sasaran strategisdihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKUdominan.

Hasil pengukuran terhadap 35 IKU Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2013 yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan

menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana tampak pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran Strategis 1.1 : Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunanLaporan Keuangan

% 90 266,67 120

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opiniminimal WDP

% 100 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 100

A

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

24Bab III Akuntabilitas Kinerja

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

kuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013diketahui berdasarkan hasil dari pengukuran capaian kinerja. Pengukuran

dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2013. Ketentuan dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP menitikberatkan pada pengukuran

pencapaian tujuan/sasaran strategis. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis

secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkannya dengan target yang ditetapkan. Selanjutnya dilakukananalisis yang lebih mendalam terhadap capaian yang di bawah target untuk mengetahui

faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja pada tahun 2014

dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Untuk menghindari distorsi perhitungan, pengukuran capaian sasaran strategisdihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKUdominan.

Hasil pengukuran terhadap 35 IKU Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2013 yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan

menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana tampak pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran Strategis 1.1 : Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunanLaporan Keuangan

% 90 266,67 120

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opiniminimal WDP

% 100 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 100

A

Page 33: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

25Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke

Pusat% 100 163,00 120,00

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yangdisampaikan ke Pusat

% 100 111,76 111,76

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 90 95,00 105,56

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

% 50 50,00 100,00

Sasaran Strategis 1.2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti

% 90 90,00 100,00

9 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu % 90 90,91 101,01

Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran Strategis 2.1 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai StandarPelayanan Minimal

% 60 100 120,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensiGCG/KPI

% 100 163 120,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 100 100

Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklaim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang MerugikanKeuangan NegaraSasaran Strategis 3.1 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan danPemberantasan Korupsi Menjadi 80%13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program

Anti KorupsiPokmas 9 21 120,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 120,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

1 6 120,00

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaianharga

% 90 100 111,11

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA % 90 92,31 102,56

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansiberwenang

% 80 28 35,00

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar % 100 100 100

20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 100 100 100

Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008

% 60 50 83,33

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 6 12 120,00

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

25Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke

Pusat% 100 163,00 120,00

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yangdisampaikan ke Pusat

% 100 111,76 111,76

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 90 95,00 105,56

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

% 50 50,00 100,00

Sasaran Strategis 1.2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti

% 90 90,00 100,00

9 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu % 90 90,91 101,01

Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran Strategis 2.1 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai StandarPelayanan Minimal

% 60 100 120,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensiGCG/KPI

% 100 163 120,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 100 100

Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklaim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang MerugikanKeuangan NegaraSasaran Strategis 3.1 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan danPemberantasan Korupsi Menjadi 80%13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program

Anti KorupsiPokmas 9 21 120,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 120,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

1 6 120,00

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaianharga

% 90 100 111,11

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA % 90 92,31 102,56

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansiberwenang

% 80 28 35,00

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar % 100 100 100

20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 100 100 100

Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008

% 60 50 83,33

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 6 12 120,00

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

25Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke

Pusat% 100 163,00 120,00

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yangdisampaikan ke Pusat

% 100 111,76 111,76

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 90 95,00 105,56

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

% 50 50,00 100,00

Sasaran Strategis 1.2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase temuan hasil pengawasan optimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti

% 90 90,00 100,00

9 Persentase laporan pengawasan BUN disampaikan tepat waktu % 90 90,91 101,01

Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran Strategis 2.1 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai StandarPelayanan Minimal

% 60 100 120,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensiGCG/KPI

% 100 163 120,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 100 100

Tujuan Strategis 3 : Terciptanya Iklaim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang MerugikanKeuangan NegaraSasaran Strategis 3.1 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan danPemberantasan Korupsi Menjadi 80%13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program

Anti KorupsiPokmas 9 21 120,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 120,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

1 6 120,00

16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaianharga

% 90 100 111,11

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA % 90 92,31 102,56

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansiberwenang

% 80 28 35,00

19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar % 100 100 100

20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 100 100 100

Tujuan 4 : Terciptanya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008

% 60 50 83,33

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 6 12 120,00

Page 34: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

26Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian

InternPemda 8 12 120,00

Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%Pemda24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 70 50 71,43

Sasaran Strategis 5.2 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangansebesar 100%25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang

terealisasi% 90 97,06 107,84

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKPdengan SAP

% 100 100 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanankepegawaian

Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,42 100,27

28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100 100 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaranyang diajukan sesuai prosedur

Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,80 105,41

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Kali 24 53 120,00

31 Persentase pemanfaatan asset % 100 100 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,70 104,05

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 100 100 100

34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi 9 10 111,11

Tujuan Strategis 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Sistem 10 10 100

Uraian lebih lengkap tentang capaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi anggarannya

dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,

khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran

strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung

capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

26Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian

InternPemda 8 12 120,00

Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%Pemda24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 70 50 71,43

Sasaran Strategis 5.2 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangansebesar 100%25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang

terealisasi% 90 97,06 107,84

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKPdengan SAP

% 100 100 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanankepegawaian

Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,42 100,27

28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100 100 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaranyang diajukan sesuai prosedur

Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,80 105,41

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Kali 24 53 120,00

31 Persentase pemanfaatan asset % 100 100 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,70 104,05

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 100 100 100

34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi 9 10 111,11

Tujuan Strategis 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Sistem 10 10 100

Uraian lebih lengkap tentang capaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi anggarannya

dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,

khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran

strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung

capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

26Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian

(%)23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian

InternPemda 8 12 120,00

Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%Pemda24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 70 50 71,43

Sasaran Strategis 5.2 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangansebesar 100%25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang

terealisasi% 90 97,06 107,84

26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKPdengan SAP

% 100 100 100

27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanankepegawaian

Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,42 100,27

28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100 100 100

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaranyang diajukan sesuai prosedur

Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,80 105,41

30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Kali 24 53 120,00

31 Persentase pemanfaatan asset % 100 100 100

32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skalalikert

1 sd 10

7,40 7,70 104,05

33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 100 100 100

34 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi 9 10 111,11

Tujuan Strategis 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Sistem 10 10 100

Uraian lebih lengkap tentang capaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi anggarannya

dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,

khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran

strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung

capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.

Page 35: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

27Bab III Akuntabilitas Kinerja

Analisis tentang enam sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir

masa Renstra, disajikan sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus

mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dengan berbagai upaya strategis yang dilaksanakan. Di antaranya dengankomunikasi yang intensif dengan para mitra kerja dalam rangka pelaksanaan pendampingan

penyusunan atau reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda.

Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat disusun sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal

WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” diindikasikanoleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan K/L/D.

Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2013 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampinganpenyusunan Laporan Keuangan

% 100 266,67 166,67 95 280,70

2 Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP

% 100 100 0 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 0 100 100

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke Pusat

% 88,24 163 74,76 95 171,58

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaanpresiden yang disampaikan ke Pusat

% 92,86 111,76 18,90 95 117,64

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders

% 52,00 95 43,00 95 100

7 Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 55,56 50 (5,56) 75 66,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana padaTabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

27Bab III Akuntabilitas Kinerja

Analisis tentang enam sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir

masa Renstra, disajikan sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus

mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dengan berbagai upaya strategis yang dilaksanakan. Di antaranya dengankomunikasi yang intensif dengan para mitra kerja dalam rangka pelaksanaan pendampingan

penyusunan atau reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda.

Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat disusun sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal

WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” diindikasikanoleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan K/L/D.

Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2013 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampinganpenyusunan Laporan Keuangan

% 100 266,67 166,67 95 280,70

2 Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP

% 100 100 0 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 0 100 100

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke Pusat

% 88,24 163 74,76 95 171,58

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaanpresiden yang disampaikan ke Pusat

% 92,86 111,76 18,90 95 117,64

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders

% 52,00 95 43,00 95 100

7 Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 55,56 50 (5,56) 75 66,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana padaTabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

27Bab III Akuntabilitas Kinerja

Analisis tentang enam sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir

masa Renstra, disajikan sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terus

mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dengan berbagai upaya strategis yang dilaksanakan. Di antaranya dengankomunikasi yang intensif dengan para mitra kerja dalam rangka pelaksanaan pendampingan

penyusunan atau reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda.

Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat disusun sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal

WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” diindikasikanoleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan K/L/D.

Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2013 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampinganpenyusunan Laporan Keuangan

% 100 266,67 166,67 95 280,70

2 Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP

% 100 100 0 100 100

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 100 100 0 100 100

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoralyang disampaikan ke Pusat

% 88,24 163 74,76 95 171,58

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaanpresiden yang disampaikan ke Pusat

% 92,86 111,76 18,90 95 117,64

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders

% 52,00 95 43,00 95 100

7 Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 55,56 50 (5,56) 75 66,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana padaTabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai

Page 36: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

28Bab III Akuntabilitas Kinerja

maksimal sebesar 120%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran108,19%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad mendorong peningkatan

kualitas laporan keuangan kementerian/lembaga. Hal tersebut ditunjukkan dengan

menetapkan salah satu IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa

“Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan

target sebesar 90%.” Penetapan IKU tersebut dimaksudkan agar dapat membantuterlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil pendampingan penyusunan

laporan keuangan berkontribusi menentukan kualitas dari laporan keuangan yang akan

diberikan opini oleh BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal

tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangandibandingkan dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2013 jumlah IPP tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan

dalam penyusunan laporan keuangan sebanyak 32 IPP atau tercapai maksimal sebesar

266,67% dari jumlah IPP yang ditargetkan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta sebanyak 12 IPP. Jika dibandingkan dengan target sebesar 90%,

maka IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan

dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL” dengan target tahun

2013 sebanyak 7 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 38 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp168.555.000,00 atau

94,40% dari anggarannya sebesar Rp178.555.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp94.715.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp73.840.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 941 OH atau 270,40% dari rencananya

sebanyak 348 OH.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Sama halnya dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta juga bertekad mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah dengan menetapkan IKU dominan kedua berupa “Persentase IPD

yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP”. Keberhasilan pencapaian

IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

28Bab III Akuntabilitas Kinerja

maksimal sebesar 120%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran108,19%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad mendorong peningkatan

kualitas laporan keuangan kementerian/lembaga. Hal tersebut ditunjukkan dengan

menetapkan salah satu IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa

“Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan

target sebesar 90%.” Penetapan IKU tersebut dimaksudkan agar dapat membantuterlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil pendampingan penyusunan

laporan keuangan berkontribusi menentukan kualitas dari laporan keuangan yang akan

diberikan opini oleh BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal

tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangandibandingkan dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2013 jumlah IPP tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan

dalam penyusunan laporan keuangan sebanyak 32 IPP atau tercapai maksimal sebesar

266,67% dari jumlah IPP yang ditargetkan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta sebanyak 12 IPP. Jika dibandingkan dengan target sebesar 90%,

maka IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan

dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL” dengan target tahun

2013 sebanyak 7 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 38 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp168.555.000,00 atau

94,40% dari anggarannya sebesar Rp178.555.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp94.715.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp73.840.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 941 OH atau 270,40% dari rencananya

sebanyak 348 OH.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Sama halnya dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta juga bertekad mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah dengan menetapkan IKU dominan kedua berupa “Persentase IPD

yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP”. Keberhasilan pencapaian

IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

28Bab III Akuntabilitas Kinerja

maksimal sebesar 120%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran108,19%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad mendorong peningkatan

kualitas laporan keuangan kementerian/lembaga. Hal tersebut ditunjukkan dengan

menetapkan salah satu IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa

“Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan

target sebesar 90%.” Penetapan IKU tersebut dimaksudkan agar dapat membantuterlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil pendampingan penyusunan

laporan keuangan berkontribusi menentukan kualitas dari laporan keuangan yang akan

diberikan opini oleh BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal

tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangandibandingkan dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2013 jumlah IPP tingkat wilayah (UAW) yang mendapat pendampingan

dalam penyusunan laporan keuangan sebanyak 32 IPP atau tercapai maksimal sebesar

266,67% dari jumlah IPP yang ditargetkan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta sebanyak 12 IPP. Jika dibandingkan dengan target sebesar 90%,

maka IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan

dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL” dengan target tahun

2013 sebanyak 7 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 38 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp168.555.000,00 atau

94,40% dari anggarannya sebesar Rp178.555.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp94.715.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp73.840.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 941 OH atau 270,40% dari rencananya

sebanyak 348 OH.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Sama halnya dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta juga bertekad mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah dengan menetapkan IKU dominan kedua berupa “Persentase IPD

yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP”. Keberhasilan pencapaian

IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini

Page 37: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

29Bab III Akuntabilitas Kinerja

minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2013 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini minimal

WDP sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda yang diasistensi oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%,

maka capaian IKU ini adalah sebesar 100%. Peroleh opini LKPD di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tampak pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3Perkembangan Opini LKPD

No OpiniJumlah LKPD

2012 2011

1 Wajar Tanpa Pengecualian 6 32 Wajar Dengan Pengecualian 6 93 Tidak Wajar - -4 Tidak Memberi Pendapat - -

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 dan telahmemenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD” dengan target

tahun 2013 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 172 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp657.216.000,00 atau101,55% dari anggarannya sebesar Rp647.216.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp290.491.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp366.725.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 3.001 OH atau

1.163,18% dari rencananya sebanyak 258 OH.

3. Persentase jumlah laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

IKU selanjutnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase jumlah laporan

keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar” dengan target sebesar100%. Keberhasilan IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang memperoleh simpulan Wajar dengan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN.

Pada tahun 2013 realisasi IKU ini sebanyak 50 laporan atau 100% dari seluruh laporan

keuangan proyek PHLN. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian

IKU ini adalah sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

29Bab III Akuntabilitas Kinerja

minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2013 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini minimal

WDP sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda yang diasistensi oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%,

maka capaian IKU ini adalah sebesar 100%. Peroleh opini LKPD di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tampak pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3Perkembangan Opini LKPD

No OpiniJumlah LKPD

2012 2011

1 Wajar Tanpa Pengecualian 6 32 Wajar Dengan Pengecualian 6 93 Tidak Wajar - -4 Tidak Memberi Pendapat - -

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 dan telahmemenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD” dengan target

tahun 2013 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 172 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp657.216.000,00 atau101,55% dari anggarannya sebesar Rp647.216.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp290.491.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp366.725.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 3.001 OH atau

1.163,18% dari rencananya sebanyak 258 OH.

3. Persentase jumlah laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

IKU selanjutnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase jumlah laporan

keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar” dengan target sebesar100%. Keberhasilan IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang memperoleh simpulan Wajar dengan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN.

Pada tahun 2013 realisasi IKU ini sebanyak 50 laporan atau 100% dari seluruh laporan

keuangan proyek PHLN. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian

IKU ini adalah sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

29Bab III Akuntabilitas Kinerja

minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2013 jumlah IPD yang laporan keuangannya mendapat opini minimal

WDP sebanyak 12 pemda atau 100% dari 12 pemda yang diasistensi oleh Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%,

maka capaian IKU ini adalah sebesar 100%. Peroleh opini LKPD di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tampak pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3Perkembangan Opini LKPD

No OpiniJumlah LKPD

2012 2011

1 Wajar Tanpa Pengecualian 6 32 Wajar Dengan Pengecualian 6 93 Tidak Wajar - -4 Tidak Memberi Pendapat - -

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 dan telahmemenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD” dengan target

tahun 2013 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 172 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp657.216.000,00 atau101,55% dari anggarannya sebesar Rp647.216.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp290.491.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp366.725.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 3.001 OH atau

1.163,18% dari rencananya sebanyak 258 OH.

3. Persentase jumlah laporan keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

IKU selanjutnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase jumlah laporan

keuangan PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar” dengan target sebesar100%. Keberhasilan IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang memperoleh simpulan Wajar dengan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN.

Pada tahun 2013 realisasi IKU ini sebanyak 50 laporan atau 100% dari seluruh laporan

keuangan proyek PHLN. Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian

IKU ini adalah sebesar 100%.

Page 38: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

30Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 danmemenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN” dengan target tahun

2013 sebanyak 39 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 50 laporan atau tercapai

maksimal yaitu 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp517.123.000,00 atau100% dari anggarannya sebesar Rp517.123.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp314.931.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp202.192.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.794 OH atau 131,24% dari

rencananya sebanyak 1.367 OH.

4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) memberikan mandat

kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangannegara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Untuk melaksanakan mandat tersebut

dan sekaligus mencapai sasaran strategis 1, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang

Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target sebesar 100%. IKU ini diukur dengan

membandingkan jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke BPKP

Pusat dengan jumlah target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Pada tahun 2013, realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektor yang diserahkan ke

BPKP Pusat sebanyak 99 laporan atau 163% dibandingkan target sebanyak 35 laporan.

Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka IKU ini tercapai maksimal sebesar

120%.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan cukup signifikan dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor” dengan target tahun 2013

sebanyak 35 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 99 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp747.862.000,00 atau

97,73% dari anggarannya sebesar Rp765.253.000,00. Realisasi dana tersebut terdiridari dana DIPA sebesar Rp547.426.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp200.436.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 2.553 OH atau

202,94% dari rencananya sebanyak 1.258 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

30Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 danmemenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN” dengan target tahun

2013 sebanyak 39 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 50 laporan atau tercapai

maksimal yaitu 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp517.123.000,00 atau100% dari anggarannya sebesar Rp517.123.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp314.931.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp202.192.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.794 OH atau 131,24% dari

rencananya sebanyak 1.367 OH.

4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) memberikan mandat

kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangannegara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Untuk melaksanakan mandat tersebut

dan sekaligus mencapai sasaran strategis 1, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang

Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target sebesar 100%. IKU ini diukur dengan

membandingkan jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke BPKP

Pusat dengan jumlah target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Pada tahun 2013, realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektor yang diserahkan ke

BPKP Pusat sebanyak 99 laporan atau 163% dibandingkan target sebanyak 35 laporan.

Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka IKU ini tercapai maksimal sebesar

120%.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan cukup signifikan dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor” dengan target tahun 2013

sebanyak 35 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 99 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp747.862.000,00 atau

97,73% dari anggarannya sebesar Rp765.253.000,00. Realisasi dana tersebut terdiridari dana DIPA sebesar Rp547.426.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp200.436.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 2.553 OH atau

202,94% dari rencananya sebanyak 1.258 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

30Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 danmemenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN” dengan target tahun

2013 sebanyak 39 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 50 laporan atau tercapai

maksimal yaitu 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp517.123.000,00 atau100% dari anggarannya sebesar Rp517.123.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp314.931.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp202.192.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.794 OH atau 131,24% dari

rencananya sebanyak 1.367 OH.

4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) memberikan mandat

kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangannegara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Untuk melaksanakan mandat tersebut

dan sekaligus mencapai sasaran strategis 1, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang

Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan target sebesar 100%. IKU ini diukur dengan

membandingkan jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke BPKP

Pusat dengan jumlah target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Pada tahun 2013, realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektor yang diserahkan ke

BPKP Pusat sebanyak 99 laporan atau 163% dibandingkan target sebanyak 35 laporan.

Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka IKU ini tercapai maksimal sebesar

120%.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan cukup signifikan dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor” dengan target tahun 2013

sebanyak 35 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 99 laporan atau tercapai

maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp747.862.000,00 atau

97,73% dari anggarannya sebesar Rp765.253.000,00. Realisasi dana tersebut terdiridari dana DIPA sebesar Rp547.426.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp200.436.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 2.553 OH atau

202,94% dari rencananya sebanyak 1.258 OH.

Page 39: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

31Bab III Akuntabilitas Kinerja

5. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) juga memberikan

mandat kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara atas permintaan Presiden. Dalam melaksanaan mandat tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase

Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan

target 100%. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah laporan yang

dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan dan dikirim laporan hasil pengawasan atas

permintaan presiden sebanyak 19 laporan atau 111,76% dari target sebanyak 9 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai adalah sebesar

111,76%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden” dengan target

tahun 2013 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 19 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp164.565.000,00 atau

96,54% dari anggarannya sebesar Rp170.466.000,00 yang seluruhnya merupakan danaDIPA dan menggunakan SDM sebanyak 588 OH atau 75,68% dari rencananya

sebanyak 777 OH.

6. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan BahanPengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase Hasil Pengawasan

atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh

Stakeholders” dengan target sebesar 90%. Pengukuran capaian IKU ini berupapersentase laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL dalam KM4.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

dan dikirim secara tepat waktu sebanyak 19 laporan atau 95% dari target sebanyak 20

laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

105,56%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders” dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

31Bab III Akuntabilitas Kinerja

5. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) juga memberikan

mandat kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara atas permintaan Presiden. Dalam melaksanaan mandat tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase

Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan

target 100%. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah laporan yang

dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan dan dikirim laporan hasil pengawasan atas

permintaan presiden sebanyak 19 laporan atau 111,76% dari target sebanyak 9 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai adalah sebesar

111,76%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden” dengan target

tahun 2013 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 19 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp164.565.000,00 atau

96,54% dari anggarannya sebesar Rp170.466.000,00 yang seluruhnya merupakan danaDIPA dan menggunakan SDM sebanyak 588 OH atau 75,68% dari rencananya

sebanyak 777 OH.

6. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan BahanPengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase Hasil Pengawasan

atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh

Stakeholders” dengan target sebesar 90%. Pengukuran capaian IKU ini berupapersentase laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL dalam KM4.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

dan dikirim secara tepat waktu sebanyak 19 laporan atau 95% dari target sebanyak 20

laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

105,56%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders” dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

31Bab III Akuntabilitas Kinerja

5. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 49 ayat (2) juga memberikan

mandat kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara atas permintaan Presiden. Dalam melaksanaan mandat tersebut,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Persentase

Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke BPKP Pusat” dengan

target 100%. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah laporan yang

dikirim ke BPKP Pusat dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan dan dikirim laporan hasil pengawasan atas

permintaan presiden sebanyak 19 laporan atau 111,76% dari target sebanyak 9 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka IKU ini tercapai adalah sebesar

111,76%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden” dengan target

tahun 2013 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 19 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp164.565.000,00 atau

96,54% dari anggarannya sebesar Rp170.466.000,00 yang seluruhnya merupakan danaDIPA dan menggunakan SDM sebanyak 588 OH atau 75,68% dari rencananya

sebanyak 777 OH.

6. Persentasi Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan BahanPengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 1 berupa “Persentase Hasil Pengawasan

atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh

Stakeholders” dengan target sebesar 90%. Pengukuran capaian IKU ini berupapersentase laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL dalam KM4.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

dan dikirim secara tepat waktu sebanyak 19 laporan atau 95% dari target sebanyak 20

laporan. Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU ini adalah sebesar

105,56%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders” dengan

Page 40: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

32Bab III Akuntabilitas Kinerja

target tahun 2013 sebanyak 1 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 20 laporan atautercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp45.372.000,00 atau

120,02% dari anggarannya sebesar Rp37.782.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp39.830.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp5.542.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 173 OH atau 617,86%

dari rencananya sebanyak 28 OH.

7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Secara periodik, Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri

dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Keterbatasan sumber daya

pada sebagian besar BUMD, mendorong Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

untuk berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Upaya pendampingan tersebutdianggap mendukung pencapaian sasaran strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD

yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi”.

IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja Perwakilan.

Dalam tahun 2013 sebanyak 8 BUMD telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan

akuntansi atau 50% dari jumlah BUMD yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 16 BUMD. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 50%, maka capaian kinerja IKU ini tercapai 100%.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya secara aktif meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan BUMD di wilayah kerja Perwakilan. Hasilnya terlihat dari

perolehan opini WTP atas Laporan Keuangan sebagian besar BUMD di wilayah kerja

Perwakilan sebagaimana disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4Perkembangan Opini LK BUMD

No OpiniJumlah BUMD

2013 2012

1 Wajar Tanpa Pengecualian 14 152 Wajar Dengan Pengecualian - -3 Tidak Wajar - -4 Tidak Memberi Pendapat - -

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

32Bab III Akuntabilitas Kinerja

target tahun 2013 sebanyak 1 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 20 laporan atautercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp45.372.000,00 atau

120,02% dari anggarannya sebesar Rp37.782.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp39.830.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp5.542.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 173 OH atau 617,86%

dari rencananya sebanyak 28 OH.

7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Secara periodik, Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri

dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Keterbatasan sumber daya

pada sebagian besar BUMD, mendorong Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

untuk berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Upaya pendampingan tersebutdianggap mendukung pencapaian sasaran strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD

yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi”.

IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja Perwakilan.

Dalam tahun 2013 sebanyak 8 BUMD telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan

akuntansi atau 50% dari jumlah BUMD yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 16 BUMD. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 50%, maka capaian kinerja IKU ini tercapai 100%.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya secara aktif meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan BUMD di wilayah kerja Perwakilan. Hasilnya terlihat dari

perolehan opini WTP atas Laporan Keuangan sebagian besar BUMD di wilayah kerja

Perwakilan sebagaimana disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4Perkembangan Opini LK BUMD

No OpiniJumlah BUMD

2013 2012

1 Wajar Tanpa Pengecualian 14 152 Wajar Dengan Pengecualian - -3 Tidak Wajar - -4 Tidak Memberi Pendapat - -

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

32Bab III Akuntabilitas Kinerja

target tahun 2013 sebanyak 1 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 20 laporan atautercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp45.372.000,00 atau

120,02% dari anggarannya sebesar Rp37.782.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp39.830.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp5.542.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 173 OH atau 617,86%

dari rencananya sebanyak 28 OH.

7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi

Secara periodik, Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri

dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Keterbatasan sumber daya

pada sebagian besar BUMD, mendorong Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

untuk berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Upaya pendampingan tersebutdianggap mendukung pencapaian sasaran strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD

yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi”.

IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja Perwakilan.

Dalam tahun 2013 sebanyak 8 BUMD telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan

akuntansi atau 50% dari jumlah BUMD yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 16 BUMD. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 50%, maka capaian kinerja IKU ini tercapai 100%.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya secara aktif meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan BUMD di wilayah kerja Perwakilan. Hasilnya terlihat dari

perolehan opini WTP atas Laporan Keuangan sebagian besar BUMD di wilayah kerja

Perwakilan sebagaimana disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4Perkembangan Opini LK BUMD

No OpiniJumlah BUMD

2013 2012

1 Wajar Tanpa Pengecualian 14 152 Wajar Dengan Pengecualian - -3 Tidak Wajar - -4 Tidak Memberi Pendapat - -

Page 41: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

33Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamipenurunan dan belum berhasil memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014

sebesar 75 %.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD” dengan target

tahun 2012 sebanyak 12 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 29 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp197.983.000,00 atau

100% dari anggarannya sebesar Rp197.983.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp121.853.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp76.130.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.148 OH atau 83,31% dari rencananya

sebanyak 1.378 OH.

Sasaran Strategis 2Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah

sebesar 87,50%

Untuk dapat menjalankan roda pemerintahan dengan efektif, pemerintah sangat

membutuhkan dukungan dana yang cukup. Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta turut mendorong peningkatan penerimaan negara/daerah.

Upaya yang dilaksanakan berupa pendampingan OPAD pada pemerintah daerah dan audit

operasional PNBP pada beberapa UPT PNBP.

Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi penerimaan

negara/daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase temuan hasil pengawasanoptimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

% 85,71 90,00 4,29 90 100

2 Persentase laporan pengawasan BUNdisampaikan tepat waktu

% 89,87 90,91 1,04 95 95,69

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 100%. Secara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

33Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamipenurunan dan belum berhasil memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014

sebesar 75 %.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD” dengan target

tahun 2012 sebanyak 12 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 29 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp197.983.000,00 atau

100% dari anggarannya sebesar Rp197.983.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp121.853.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp76.130.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.148 OH atau 83,31% dari rencananya

sebanyak 1.378 OH.

Sasaran Strategis 2Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah

sebesar 87,50%

Untuk dapat menjalankan roda pemerintahan dengan efektif, pemerintah sangat

membutuhkan dukungan dana yang cukup. Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta turut mendorong peningkatan penerimaan negara/daerah.

Upaya yang dilaksanakan berupa pendampingan OPAD pada pemerintah daerah dan audit

operasional PNBP pada beberapa UPT PNBP.

Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi penerimaan

negara/daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase temuan hasil pengawasanoptimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

% 85,71 90,00 4,29 90 100

2 Persentase laporan pengawasan BUNdisampaikan tepat waktu

% 89,87 90,91 1,04 95 95,69

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 100%. Secara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

33Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamipenurunan dan belum berhasil memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014

sebesar 75 %.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD” dengan target

tahun 2012 sebanyak 12 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 29 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp197.983.000,00 atau

100% dari anggarannya sebesar Rp197.983.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp121.853.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp76.130.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.148 OH atau 83,31% dari rencananya

sebanyak 1.378 OH.

Sasaran Strategis 2Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah

sebesar 87,50%

Untuk dapat menjalankan roda pemerintahan dengan efektif, pemerintah sangat

membutuhkan dukungan dana yang cukup. Melalui sasaran strategis ini, Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta turut mendorong peningkatan penerimaan negara/daerah.

Upaya yang dilaksanakan berupa pendampingan OPAD pada pemerintah daerah dan audit

operasional PNBP pada beberapa UPT PNBP.

Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan optimalisasi penerimaan

negara/daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase temuan hasil pengawasanoptimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

% 85,71 90,00 4,29 90 100

2 Persentase laporan pengawasan BUNdisampaikan tepat waktu

% 89,87 90,91 1,04 95 95,69

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 100%. Secara

Page 42: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

34Bab III Akuntabilitas Kinerja

keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 2 sebesar 100,51%. Uraian masing-masingcapaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

8. Persentase Temuan Hasil Pengawasan Optimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

IKU ini merupakan IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 2 yang diukur

dengan membandingkan jumlah tindak lanjut atas saran/rekomendasi dengan jumlah

saran/rekomendasi hasil audit OPN/OPAD.

Dalam tahun 2013 sebanyak 19 saran/rekomendasi hasil pengawasan OPN/OPAD telahditindaklanjuti atau 90% dari total saran/rekomendasi. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 90%, maka capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 90%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara” dengan targettahun 2013 sebanyak 2 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp54.590.000,00 atau

100% dari anggarannya sebesar Rp54.590.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 161 OH atau 277,59% dari rencananya

sebanyak 58 OH.

9. Persentase laporan hasil pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 2 adalah “Persentase laporan hasil

pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu”. Indikator tepat waktu dirasa penting

untuk memberikan penekanan tentang nilai manfaat dari informasi yang disampaikan

dalam laporan hasil pengawasan tergantung pada ketepatannya dalam penyampaian

informasi kepada pihak-pihak berkepentingan. IKU ini diukur dengan membandingkan

realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu dengan jumlahjumlah laporan hasil pengawasan BUN.

Dalam tahun 2013 realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat

waktu sebanyak 40 laporan atau 90,91% dari total realisasi laporan hasil pengawasan

BUN sebanyak 44 laporan. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 90%, maka

capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 101,01%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan BUN” dengan target tahun 2013 sebanyak

80 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 158 laporan atau tercapai 197,50%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

34Bab III Akuntabilitas Kinerja

keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 2 sebesar 100,51%. Uraian masing-masingcapaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

8. Persentase Temuan Hasil Pengawasan Optimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

IKU ini merupakan IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 2 yang diukur

dengan membandingkan jumlah tindak lanjut atas saran/rekomendasi dengan jumlah

saran/rekomendasi hasil audit OPN/OPAD.

Dalam tahun 2013 sebanyak 19 saran/rekomendasi hasil pengawasan OPN/OPAD telahditindaklanjuti atau 90% dari total saran/rekomendasi. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 90%, maka capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 90%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara” dengan targettahun 2013 sebanyak 2 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp54.590.000,00 atau

100% dari anggarannya sebesar Rp54.590.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 161 OH atau 277,59% dari rencananya

sebanyak 58 OH.

9. Persentase laporan hasil pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 2 adalah “Persentase laporan hasil

pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu”. Indikator tepat waktu dirasa penting

untuk memberikan penekanan tentang nilai manfaat dari informasi yang disampaikan

dalam laporan hasil pengawasan tergantung pada ketepatannya dalam penyampaian

informasi kepada pihak-pihak berkepentingan. IKU ini diukur dengan membandingkan

realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu dengan jumlahjumlah laporan hasil pengawasan BUN.

Dalam tahun 2013 realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat

waktu sebanyak 40 laporan atau 90,91% dari total realisasi laporan hasil pengawasan

BUN sebanyak 44 laporan. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 90%, maka

capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 101,01%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan BUN” dengan target tahun 2013 sebanyak

80 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 158 laporan atau tercapai 197,50%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

34Bab III Akuntabilitas Kinerja

keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 2 sebesar 100,51%. Uraian masing-masingcapaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

8. Persentase Temuan Hasil Pengawasan Optimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti

IKU ini merupakan IKU dominan dalam mencapai sasaran strategis 2 yang diukur

dengan membandingkan jumlah tindak lanjut atas saran/rekomendasi dengan jumlah

saran/rekomendasi hasil audit OPN/OPAD.

Dalam tahun 2013 sebanyak 19 saran/rekomendasi hasil pengawasan OPN/OPAD telahditindaklanjuti atau 90% dari total saran/rekomendasi. Dibandingkan dengan target IKU

sebesar 90%, maka capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 90%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara” dengan targettahun 2013 sebanyak 2 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau

tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp54.590.000,00 atau

100% dari anggarannya sebesar Rp54.590.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 161 OH atau 277,59% dari rencananya

sebanyak 58 OH.

9. Persentase laporan hasil pengawasan BUN disampaikan tepat waktu

IKU lainnya dalam mencapai sasaran strategis 2 adalah “Persentase laporan hasil

pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu”. Indikator tepat waktu dirasa penting

untuk memberikan penekanan tentang nilai manfaat dari informasi yang disampaikan

dalam laporan hasil pengawasan tergantung pada ketepatannya dalam penyampaian

informasi kepada pihak-pihak berkepentingan. IKU ini diukur dengan membandingkan

realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat waktu dengan jumlahjumlah laporan hasil pengawasan BUN.

Dalam tahun 2013 realisasi laporan hasil pengawasan BUN yang disampaikan tepat

waktu sebanyak 40 laporan atau 90,91% dari total realisasi laporan hasil pengawasan

BUN sebanyak 44 laporan. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 90%, maka

capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 101,01%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan BUN” dengan target tahun 2013 sebanyak

80 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 158 laporan atau tercapai 197,50%.

Page 43: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

35Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp293.439.000,00 atau94,86% dari anggarannya sebesar Rp309.345.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp274.739.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp18.700.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 942 OH atau

36,50% dari rencananya sebanyak 2.581 OH.

Sasaran Strategis 3Terselenggaranya SPM pada 60% IPD

dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata

dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, pemerintah dan pemerintah daerah

menyusun suatu standar yang disebut Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sementara itu,

BUMN/BUMD wajib menyelenggarakan prinsip tata kelola yang baik (good governance)

dalam upaya mencapai sasaran usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagistakeholders. Sejalan dengan hal tersebut Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

terpanggil untuk mendorong segera terwujudnya pelaksanaan standar pelayanan minimal

pada pemerintah daerah dan good governance pada BUMN/BUMD dengan menetapkan

sasaran strategis 3 berupa “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG

pada 75% BUMN/BUMD”. Sasaran strategis 3 ini diindikasikan oleh dua IKU dominan

yang terkait langsung dengan pelaksanaan standar pelayanan minimal dan goodgovernance. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanansesuai Standar Pelayanan Minimal

% 88,89 100 11,11 60 166,67

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100 163 63 100 163

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 100 0 100 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai maksimal

sebesar 120%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 3 sebesar 113,33%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

35Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp293.439.000,00 atau94,86% dari anggarannya sebesar Rp309.345.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp274.739.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp18.700.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 942 OH atau

36,50% dari rencananya sebanyak 2.581 OH.

Sasaran Strategis 3Terselenggaranya SPM pada 60% IPD

dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata

dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, pemerintah dan pemerintah daerah

menyusun suatu standar yang disebut Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sementara itu,

BUMN/BUMD wajib menyelenggarakan prinsip tata kelola yang baik (good governance)

dalam upaya mencapai sasaran usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagistakeholders. Sejalan dengan hal tersebut Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

terpanggil untuk mendorong segera terwujudnya pelaksanaan standar pelayanan minimal

pada pemerintah daerah dan good governance pada BUMN/BUMD dengan menetapkan

sasaran strategis 3 berupa “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG

pada 75% BUMN/BUMD”. Sasaran strategis 3 ini diindikasikan oleh dua IKU dominan

yang terkait langsung dengan pelaksanaan standar pelayanan minimal dan goodgovernance. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanansesuai Standar Pelayanan Minimal

% 88,89 100 11,11 60 166,67

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100 163 63 100 163

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 100 0 100 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai maksimal

sebesar 120%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 3 sebesar 113,33%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

35Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp293.439.000,00 atau94,86% dari anggarannya sebesar Rp309.345.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp274.739.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp18.700.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 942 OH atau

36,50% dari rencananya sebanyak 2.581 OH.

Sasaran Strategis 3Terselenggaranya SPM pada 60% IPD

dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata

dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, pemerintah dan pemerintah daerah

menyusun suatu standar yang disebut Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sementara itu,

BUMN/BUMD wajib menyelenggarakan prinsip tata kelola yang baik (good governance)

dalam upaya mencapai sasaran usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagistakeholders. Sejalan dengan hal tersebut Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

terpanggil untuk mendorong segera terwujudnya pelaksanaan standar pelayanan minimal

pada pemerintah daerah dan good governance pada BUMN/BUMD dengan menetapkan

sasaran strategis 3 berupa “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG

pada 75% BUMN/BUMD”. Sasaran strategis 3 ini diindikasikan oleh dua IKU dominan

yang terkait langsung dengan pelaksanaan standar pelayanan minimal dan goodgovernance. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator KinerjaSatuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanansesuai Standar Pelayanan Minimal

% 88,89 100 11,11 60 166,67

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100 163 63 100 163

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100 100 0 100 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai maksimal

sebesar 120%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 3 sebesar 113,33%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

Page 44: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

36Bab III Akuntabilitas Kinerja

10. Persentase IPD yang melaksanaan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

IKU dominan pertama dalam mencapai sasaran strategis 3 ini mengukur sejauhmana

IPD telah menerapkan SPM dalam pelayanan kepada masyarakat. Penerapan SPM

tersebut dicerminkan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh auditor BPKP atas

capaian pelaksanaan SPM yang dilaporkan oleh IPD. Suatu IPD dikategorikan telah

melaksanakan SPM apabila capaian penerapan SPM sebesar 70% atau lebih.

Keberhasilan capaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah IPD yang telah

melaksanakan SPM dengan jumlah IPD yang dilakukan audit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2013 sebanyak 4 IPD telah melaksanakan SPM atau 100% dari 4 IPD yang

dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 60%, maka kinerja

IKU ini tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 60%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik”

dengan target tahun 2012 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 20

laporan atau tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp225.777.000,00 atau

95,76% dari anggarannya sebesar Rp235.777.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp220.737.000,00 dan dana mitra kerja sebesarRp5.040.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 949 OH atau

104,17% dari rencananya sebanyak 911 OH.

11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

IKU dominan berikutnya dalam rangka mencapai sasaran strategis 3 adalah “Persentase

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Semakin banyak

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI diharapkan semakin baik

penerapan prinsip good governance dalam pengelolaan BUMN/D/BLU/D.Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dengan target

PKPT.

Dalam tahun 2013 sebanyak 13 BUMN/D/BLU/D atau 163% dari target PKPT sebanyak

8 BUMN/D/BLU/D dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI. Dibandingkan

dengan target IKU sebesar 100%, maka kinerja IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

36Bab III Akuntabilitas Kinerja

10. Persentase IPD yang melaksanaan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

IKU dominan pertama dalam mencapai sasaran strategis 3 ini mengukur sejauhmana

IPD telah menerapkan SPM dalam pelayanan kepada masyarakat. Penerapan SPM

tersebut dicerminkan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh auditor BPKP atas

capaian pelaksanaan SPM yang dilaporkan oleh IPD. Suatu IPD dikategorikan telah

melaksanakan SPM apabila capaian penerapan SPM sebesar 70% atau lebih.

Keberhasilan capaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah IPD yang telah

melaksanakan SPM dengan jumlah IPD yang dilakukan audit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2013 sebanyak 4 IPD telah melaksanakan SPM atau 100% dari 4 IPD yang

dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 60%, maka kinerja

IKU ini tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 60%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik”

dengan target tahun 2012 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 20

laporan atau tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp225.777.000,00 atau

95,76% dari anggarannya sebesar Rp235.777.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp220.737.000,00 dan dana mitra kerja sebesarRp5.040.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 949 OH atau

104,17% dari rencananya sebanyak 911 OH.

11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

IKU dominan berikutnya dalam rangka mencapai sasaran strategis 3 adalah “Persentase

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Semakin banyak

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI diharapkan semakin baik

penerapan prinsip good governance dalam pengelolaan BUMN/D/BLU/D.Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dengan target

PKPT.

Dalam tahun 2013 sebanyak 13 BUMN/D/BLU/D atau 163% dari target PKPT sebanyak

8 BUMN/D/BLU/D dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI. Dibandingkan

dengan target IKU sebesar 100%, maka kinerja IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

36Bab III Akuntabilitas Kinerja

10. Persentase IPD yang melaksanaan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

IKU dominan pertama dalam mencapai sasaran strategis 3 ini mengukur sejauhmana

IPD telah menerapkan SPM dalam pelayanan kepada masyarakat. Penerapan SPM

tersebut dicerminkan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh auditor BPKP atas

capaian pelaksanaan SPM yang dilaporkan oleh IPD. Suatu IPD dikategorikan telah

melaksanakan SPM apabila capaian penerapan SPM sebesar 70% atau lebih.

Keberhasilan capaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah IPD yang telah

melaksanakan SPM dengan jumlah IPD yang dilakukan audit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2013 sebanyak 4 IPD telah melaksanakan SPM atau 100% dari 4 IPD yang

dilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 60%, maka kinerja

IKU ini tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 60%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik”

dengan target tahun 2012 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 20

laporan atau tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp225.777.000,00 atau

95,76% dari anggarannya sebesar Rp235.777.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp220.737.000,00 dan dana mitra kerja sebesarRp5.040.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 949 OH atau

104,17% dari rencananya sebanyak 911 OH.

11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

IKU dominan berikutnya dalam rangka mencapai sasaran strategis 3 adalah “Persentase

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. Semakin banyak

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI diharapkan semakin baik

penerapan prinsip good governance dalam pengelolaan BUMN/D/BLU/D.Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dengan target

PKPT.

Dalam tahun 2013 sebanyak 13 BUMN/D/BLU/D atau 163% dari target PKPT sebanyak

8 BUMN/D/BLU/D dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI. Dibandingkan

dengan target IKU sebesar 100%, maka kinerja IKU ini tercapai maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Page 45: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

37Bab III Akuntabilitas Kinerja

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat”

dengan target tahun 2013 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 28

laporan atau tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp196.975.000,00 atau

92,32% dari anggarannya sebesar Rp213.364.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp143.785.000,00 dan dana mitra kerja sebesarRp53.190.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 854 OH atau

63,64% dari rencananya sebanyak 1.342 OH.

12. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja” merupakan IKU lainnya dalam

mencapai sasaran strategis 3 yang capaiannya diukur dari jumlah BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan audit kinerja dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2013 sebanyak 13 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT telahdilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka capaian

kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 telah

memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD” dengantarget tahun 2012 sebanyak 31 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 54 laporan

atau tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp529.016.000,00 atau

99,92% dari anggarannya sebesar Rp498.234.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp412.877.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp116.139.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.899 OH atau77,89% dari rencananya sebanyak 2.438 OH.

Sasaran Strategis 4Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D

Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Instruksi Presiden Nomor 17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 mewajibkan para Menteri dan seluruh kepala lembagatinggi negara, termasuk lembaga pemerintah non kementerian untuk mengambil langkah-

langkah yang diperlukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi. Sejalan

dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

37Bab III Akuntabilitas Kinerja

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat”

dengan target tahun 2013 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 28

laporan atau tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp196.975.000,00 atau

92,32% dari anggarannya sebesar Rp213.364.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp143.785.000,00 dan dana mitra kerja sebesarRp53.190.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 854 OH atau

63,64% dari rencananya sebanyak 1.342 OH.

12. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja” merupakan IKU lainnya dalam

mencapai sasaran strategis 3 yang capaiannya diukur dari jumlah BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan audit kinerja dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2013 sebanyak 13 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT telahdilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka capaian

kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 telah

memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD” dengantarget tahun 2012 sebanyak 31 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 54 laporan

atau tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp529.016.000,00 atau

99,92% dari anggarannya sebesar Rp498.234.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp412.877.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp116.139.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.899 OH atau77,89% dari rencananya sebanyak 2.438 OH.

Sasaran Strategis 4Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D

Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Instruksi Presiden Nomor 17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 mewajibkan para Menteri dan seluruh kepala lembagatinggi negara, termasuk lembaga pemerintah non kementerian untuk mengambil langkah-

langkah yang diperlukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi. Sejalan

dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

37Bab III Akuntabilitas Kinerja

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor Korporat”

dengan target tahun 2013 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 28

laporan atau tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp196.975.000,00 atau

92,32% dari anggarannya sebesar Rp213.364.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp143.785.000,00 dan dana mitra kerja sebesarRp53.190.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 854 OH atau

63,64% dari rencananya sebanyak 1.342 OH.

12. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja” merupakan IKU lainnya dalam

mencapai sasaran strategis 3 yang capaiannya diukur dari jumlah BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan audit kinerja dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2013 sebanyak 13 BUMN/D/BLU/D atau 100% dari target PKPT telahdilakukan audit kinerja. Dibandingkan dengan target IKU sebesar 100%, maka capaian

kinerja IKU ini adalah sebesar 100%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 telah

memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD” dengantarget tahun 2012 sebanyak 31 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 54 laporan

atau tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp529.016.000,00 atau

99,92% dari anggarannya sebesar Rp498.234.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp412.877.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp116.139.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 1.899 OH atau77,89% dari rencananya sebanyak 2.438 OH.

Sasaran Strategis 4Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D

Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Instruksi Presiden Nomor 17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 mewajibkan para Menteri dan seluruh kepala lembagatinggi negara, termasuk lembaga pemerintah non kementerian untuk mengambil langkah-

langkah yang diperlukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi. Sejalan

dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan sasaran

Page 46: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

38Bab III Akuntabilitas Kinerja

strategis 4 yaitu “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalamUpaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”. Sasaran strategis 4 ini

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan

keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan

dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkanSosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 12 21 9 6 350

2 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisikofraud yang mendapatkanSosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 2 9 111,11

3 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisikofraud yang dilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

3 6 3 1 600

4 Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP,Klaim dan Penyesuaian Harga

% 100 100 0 100 100

5 Persentase Pelaksanaan AuditInvestigasi/PKKN/PKA

% 103,03 92,31 (10,72) 100 92,31

6 Persentase TL Hasil Audit Investigasi NonTPK oleh Instansi Berwenang

% 66,67 28,00 (38,67) 80 35,00

7 Persentase Laporan Keinvestigasian yangsesuai standar

% 100 100 0 100 100

8 Persentase Hasil Telaahan PengaduanMasyarakat

% 100 100 0 100 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai maksimalsebesar 120%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 4 sebesar 101,08%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan korupsi perlu

ditingkatkan mengingat upaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang

baik dan bersih memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka

meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tersebut Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi”. IKU ini diharapkan dapat mengukur

seberapa luas cakupan masyarakat yang telah memahami dan mempunyai kesadaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

38Bab III Akuntabilitas Kinerja

strategis 4 yaitu “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalamUpaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”. Sasaran strategis 4 ini

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan

keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan

dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkanSosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 12 21 9 6 350

2 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisikofraud yang mendapatkanSosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 2 9 111,11

3 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisikofraud yang dilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

3 6 3 1 600

4 Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP,Klaim dan Penyesuaian Harga

% 100 100 0 100 100

5 Persentase Pelaksanaan AuditInvestigasi/PKKN/PKA

% 103,03 92,31 (10,72) 100 92,31

6 Persentase TL Hasil Audit Investigasi NonTPK oleh Instansi Berwenang

% 66,67 28,00 (38,67) 80 35,00

7 Persentase Laporan Keinvestigasian yangsesuai standar

% 100 100 0 100 100

8 Persentase Hasil Telaahan PengaduanMasyarakat

% 100 100 0 100 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai maksimalsebesar 120%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 4 sebesar 101,08%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan korupsi perlu

ditingkatkan mengingat upaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang

baik dan bersih memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka

meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tersebut Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi”. IKU ini diharapkan dapat mengukur

seberapa luas cakupan masyarakat yang telah memahami dan mempunyai kesadaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

38Bab III Akuntabilitas Kinerja

strategis 4 yaitu “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalamUpaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”. Sasaran strategis 4 ini

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan

keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan

dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkanSosialisasi Program Anti Korupsi

Pokmas 12 21 9 6 350

2 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisikofraud yang mendapatkanSosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 2 9 111,11

3 Jumlah IPP/D, BUMN/D, BLU/D berisikofraud yang dilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

3 6 3 1 600

4 Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP,Klaim dan Penyesuaian Harga

% 100 100 0 100 100

5 Persentase Pelaksanaan AuditInvestigasi/PKKN/PKA

% 103,03 92,31 (10,72) 100 92,31

6 Persentase TL Hasil Audit Investigasi NonTPK oleh Instansi Berwenang

% 66,67 28,00 (38,67) 80 35,00

7 Persentase Laporan Keinvestigasian yangsesuai standar

% 100 100 0 100 100

8 Persentase Hasil Telaahan PengaduanMasyarakat

% 100 100 0 100 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai maksimalsebesar 120%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 4 sebesar 101,08%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan korupsi perlu

ditingkatkan mengingat upaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang

baik dan bersih memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka

meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tersebut Perwakilan BPKPDaerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU berupa “Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi”. IKU ini diharapkan dapat mengukur

seberapa luas cakupan masyarakat yang telah memahami dan mempunyai kesadaran

Page 47: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

39Bab III Akuntabilitas Kinerja

tentang bahaya yang timbul dari praktik korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari jumlahkelompok masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi program anti korupsi.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi program anti korupsi kepada 21 kelompok

masyarakat. Dibandingkan dengan target sebanyak 9 kelompok masyarakat, maka

kinerja IKU tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 6Pokmas.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi” dengan target

tahun 2013 sebanyak 10 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 52 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp198.763.000,00 atau

105,30% dari anggarannya sebesar Rp188.763.000,00 yang seluruhnya merupakandana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 544 OH atau 113,81% dari rencananya

sebanyak 478 OH.

14. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Selain kepada masyarakat luas, pemahaman dan kesadaran adanya risiko terjadi

kecurangan (fraud) maupun tindakan melawan hukum lainnya juga harus ditanamkankepada para pejabat dan pegawai IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Oleh karena itu,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta merasa perlu menetapkan IKU

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/

asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu pengendalian

yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan

pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP

terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, StrukturPertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggaran

dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada

pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang berisiko fraud yang

mendapatkan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP).

Dalam tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan(FCP) kepada 10 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target

sebanyak 8 kelompok masyarakat, maka IKU tercapai maksimal sebesar 120%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

39Bab III Akuntabilitas Kinerja

tentang bahaya yang timbul dari praktik korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari jumlahkelompok masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi program anti korupsi.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi program anti korupsi kepada 21 kelompok

masyarakat. Dibandingkan dengan target sebanyak 9 kelompok masyarakat, maka

kinerja IKU tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 6Pokmas.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi” dengan target

tahun 2013 sebanyak 10 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 52 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp198.763.000,00 atau

105,30% dari anggarannya sebesar Rp188.763.000,00 yang seluruhnya merupakandana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 544 OH atau 113,81% dari rencananya

sebanyak 478 OH.

14. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Selain kepada masyarakat luas, pemahaman dan kesadaran adanya risiko terjadi

kecurangan (fraud) maupun tindakan melawan hukum lainnya juga harus ditanamkankepada para pejabat dan pegawai IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Oleh karena itu,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta merasa perlu menetapkan IKU

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/

asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu pengendalian

yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan

pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP

terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, StrukturPertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggaran

dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada

pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang berisiko fraud yang

mendapatkan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP).

Dalam tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan(FCP) kepada 10 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target

sebanyak 8 kelompok masyarakat, maka IKU tercapai maksimal sebesar 120%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

39Bab III Akuntabilitas Kinerja

tentang bahaya yang timbul dari praktik korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari jumlahkelompok masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi program anti korupsi.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi program anti korupsi kepada 21 kelompok

masyarakat. Dibandingkan dengan target sebanyak 9 kelompok masyarakat, maka

kinerja IKU tercapai secara maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 6Pokmas.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi” dengan target

tahun 2013 sebanyak 10 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 52 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp198.763.000,00 atau

105,30% dari anggarannya sebesar Rp188.763.000,00 yang seluruhnya merupakandana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 544 OH atau 113,81% dari rencananya

sebanyak 478 OH.

14. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Selain kepada masyarakat luas, pemahaman dan kesadaran adanya risiko terjadi

kecurangan (fraud) maupun tindakan melawan hukum lainnya juga harus ditanamkankepada para pejabat dan pegawai IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Oleh karena itu,

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta merasa perlu menetapkan IKU

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/

asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu pengendalian

yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan

pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP

terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, StrukturPertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggaran

dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada

pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang berisiko fraud yang

mendapatkan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan (FCP).

Dalam tahun 2013 telah dilakukan sosialisasi/asistensi/DA/evaluasi Fraud Control Plan(FCP) kepada 10 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target

sebanyak 8 kelompok masyarakat, maka IKU tercapai maksimal sebesar 120%.

Page 48: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

40Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 9

instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control

Plan (FCP)” dengan target tahun 2013 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya

sebanyak 10 laporan atau tercapai 111,11%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp128.825.000,00 atau

107,87% dari anggarannya sebesar Rp119.421.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 416 OH atau 102,72% dari rencananya

sebanyak 405 OH.

15. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang BerpotensiTPK

Tindak pidana korupsi bisa terjadi akibat masih adanya celah atau kelemahan peraturanperundang-undangan yang menjadi dasar bagi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

dalam pelaksanaan kegiatan. Guna memberikan masukan terhadap peraturan yang

berpotensi TPK, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU

berupa IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang

Berpotensi TPK. Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang dilakukan

kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK terhadap 6

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target sebanyak 1

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maka IKU tercapai maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 1

instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Kajian Pengawasan” dengan target tahun 2013

sebanyak 1 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 12 laporan atau tercapai maksimal

sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp74.295.000,00 atau

100% dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan

SDM sebanyak 274 OH atau 652,38% dari rencananya sebanyak 42 OH.

16. Persentase Pelaksanaan Penugasan Audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Pelaksanaan Audit Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), Klaim dan

Penyesuaian Harga merupakan bagian dari upaya Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

40Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 9

instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control

Plan (FCP)” dengan target tahun 2013 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya

sebanyak 10 laporan atau tercapai 111,11%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp128.825.000,00 atau

107,87% dari anggarannya sebesar Rp119.421.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 416 OH atau 102,72% dari rencananya

sebanyak 405 OH.

15. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang BerpotensiTPK

Tindak pidana korupsi bisa terjadi akibat masih adanya celah atau kelemahan peraturanperundang-undangan yang menjadi dasar bagi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

dalam pelaksanaan kegiatan. Guna memberikan masukan terhadap peraturan yang

berpotensi TPK, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU

berupa IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang

Berpotensi TPK. Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang dilakukan

kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK terhadap 6

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target sebanyak 1

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maka IKU tercapai maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 1

instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Kajian Pengawasan” dengan target tahun 2013

sebanyak 1 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 12 laporan atau tercapai maksimal

sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp74.295.000,00 atau

100% dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan

SDM sebanyak 274 OH atau 652,38% dari rencananya sebanyak 42 OH.

16. Persentase Pelaksanaan Penugasan Audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Pelaksanaan Audit Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), Klaim dan

Penyesuaian Harga merupakan bagian dari upaya Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

40Bab III Akuntabilitas Kinerja

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 9

instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control

Plan (FCP)” dengan target tahun 2013 sebanyak 9 laporan. Sedangkan realisasinya

sebanyak 10 laporan atau tercapai 111,11%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp128.825.000,00 atau

107,87% dari anggarannya sebesar Rp119.421.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 416 OH atau 102,72% dari rencananya

sebanyak 405 OH.

15. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang BerpotensiTPK

Tindak pidana korupsi bisa terjadi akibat masih adanya celah atau kelemahan peraturanperundang-undangan yang menjadi dasar bagi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

dalam pelaksanaan kegiatan. Guna memberikan masukan terhadap peraturan yang

berpotensi TPK, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan IKU

berupa IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang

Berpotensi TPK. Keberhasilan IKU ini diukur dengan jumlah instansi yang dilakukan

kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK terhadap 6

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD. Dibandingkan dengan target sebanyak 1

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maka IKU tercapai maksimal sebesar 120%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

kenaikan dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 1

instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Kajian Pengawasan” dengan target tahun 2013

sebanyak 1 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 12 laporan atau tercapai maksimal

sebesar 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp74.295.000,00 atau

100% dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan

SDM sebanyak 274 OH atau 652,38% dari rencananya sebanyak 42 OH.

16. Persentase Pelaksanaan Penugasan Audit HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Pelaksanaan Audit Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), Klaim dan

Penyesuaian Harga merupakan bagian dari upaya Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Page 49: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

41Bab III Akuntabilitas Kinerja

Yogyakarta dalam mendorong tumbuhnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/D dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran IKU

dilakukan dengan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi

dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat dan

diterbitkan surat tugas.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 4 laporan hasil audit Kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP), Klaim dan Penyesuaian Harga atau 100% dari jumlah permintaansebanyak 4 permintaan. Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU

adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 dan telah

mencapai target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi, dan

Klaim” dengan target tahun 2013 sebanyak 5 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak4 laporan atau tercapai 80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau

103,67% dari anggarannya sebesar Rp118.127.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 62,61% dari rencananya

sebanyak 805 OH.

17. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Peningkatan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi antara lain dilakukan melalui audit

investigasi/PKKN/PKA. IKU ini mengukur seberapa besar tingkat pemenuhan Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap permintaan audit investigasi/PKKN/PKA

dari instansi penegak hukum.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 52 laporan hasil audit investigasi/PKKN/PKA atautercapai maksimal sebesar 100% dari jumlah permintaan sebanyak 52 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

penurunan namun telah mendekati pememenuhan target yang akan dicapai pada tahun

2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan KerugianKeuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik”

dengan target tahun 2012 sebanyak 43 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 52

laporan atau tercapai 120%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

41Bab III Akuntabilitas Kinerja

Yogyakarta dalam mendorong tumbuhnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/D dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran IKU

dilakukan dengan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi

dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat dan

diterbitkan surat tugas.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 4 laporan hasil audit Kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP), Klaim dan Penyesuaian Harga atau 100% dari jumlah permintaansebanyak 4 permintaan. Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU

adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 dan telah

mencapai target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi, dan

Klaim” dengan target tahun 2013 sebanyak 5 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak4 laporan atau tercapai 80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau

103,67% dari anggarannya sebesar Rp118.127.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 62,61% dari rencananya

sebanyak 805 OH.

17. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Peningkatan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi antara lain dilakukan melalui audit

investigasi/PKKN/PKA. IKU ini mengukur seberapa besar tingkat pemenuhan Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap permintaan audit investigasi/PKKN/PKA

dari instansi penegak hukum.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 52 laporan hasil audit investigasi/PKKN/PKA atautercapai maksimal sebesar 100% dari jumlah permintaan sebanyak 52 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

penurunan namun telah mendekati pememenuhan target yang akan dicapai pada tahun

2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan KerugianKeuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik”

dengan target tahun 2012 sebanyak 43 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 52

laporan atau tercapai 120%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

41Bab III Akuntabilitas Kinerja

Yogyakarta dalam mendorong tumbuhnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/D dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pengukuran IKU

dilakukan dengan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi

dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat dan

diterbitkan surat tugas.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 4 laporan hasil audit Kasus Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP), Klaim dan Penyesuaian Harga atau 100% dari jumlah permintaansebanyak 4 permintaan. Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU

adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012 dan telah

mencapai target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi, dan

Klaim” dengan target tahun 2013 sebanyak 5 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak4 laporan atau tercapai 80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau

103,67% dari anggarannya sebesar Rp118.127.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 62,61% dari rencananya

sebanyak 805 OH.

17. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Peningkatan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi antara lain dilakukan melalui audit

investigasi/PKKN/PKA. IKU ini mengukur seberapa besar tingkat pemenuhan Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap permintaan audit investigasi/PKKN/PKA

dari instansi penegak hukum.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 52 laporan hasil audit investigasi/PKKN/PKA atautercapai maksimal sebesar 100% dari jumlah permintaan sebanyak 52 laporan.

Dibandingkan dengan target sebesar 90%, maka capaian IKU adalah sebesar 111,11%.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

penurunan namun telah mendekati pememenuhan target yang akan dicapai pada tahun

2014 sebesar 100%.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan KerugianKeuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik”

dengan target tahun 2012 sebanyak 43 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 52

laporan atau tercapai 120%.

Page 50: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

42Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau82,77% dari anggarannya sebesar Rp147.952.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 43,26% dari rencananya

sebanyak 1.165 OH.

Sampai dengan 31 Desember 2013 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

melaksanakan tugas perbantuan kepada instansi penyidik berupa Bantuan Perhitungan

Kerugian Keuangan Negara sebanyak 64 laporan senilai Rp50.237.355.207,87 danAudit Investigasi sebanyak 80 laporan senilai Rp39.782.575.795,30 dengan rincian

sebagai berikut :

NoInstansiPenyidik

BPKN Audit Investgsi JumlahLaporan

Nilai KerugianLaporan

JumlahLaporan

Jumlah

1. Kejaksaan 37 16.318.511.589,48 33 22.499.224.959,11 70 38.817.736.548,59

2. Kepolisian 27 33.918.843.618,39 17 13.043.666.223,19 44 46.962.509.841,58

3. Instansi Lain 0 0 30 4.239.684.613,00 30 4.239.684.613,00

Jumlah 64 50.237.355.207,87 80 39.782.575.795,30 144 90.019.931.003,17

18. Persentase Tindak Lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh Instansi Berwenang

Indikator Kinerja Utama ini dimaksudkan untuk mengukur tindak lanjut hasil auditinvestigasi berupa rekomendasi non TPK pada suatu instansi pemerintah/BUMN/D.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan

kepada instansi berwenang.

Jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan sebanyak 25

rekomendasi, yang semuanya merupakan saldo rekomendasi yang belumditindaklanjuti tahun 2012. Dari jumlah tersebut sebanyak 7 rekomendasi telah

ditindaklanjuti dalam tahun 2013, sehingga realisasi IKU sebesar 28%. Saldo

rekomendasi yang belum ditindaklanjuti tahun 2013 sebanyak 18 rekomendasi.

Dibandingkan target sebesar 80%, capaian IKU tahun 2013 adalah sebesar 35%.

Lambatnya tindak lanjut atas hasil audit investigasi non TPK disebabkan karena para

pihak yang bertanggung jawab atas rekomendasi tersebut sudah tidak aktif pada instansi

obyek pemeriksaan dan pihak manajemen yang baru mengalami kesulitan untukmenghubungi para pihak tersebut.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

penurunan dan belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar

80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana maupun SDM.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

42Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau82,77% dari anggarannya sebesar Rp147.952.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 43,26% dari rencananya

sebanyak 1.165 OH.

Sampai dengan 31 Desember 2013 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

melaksanakan tugas perbantuan kepada instansi penyidik berupa Bantuan Perhitungan

Kerugian Keuangan Negara sebanyak 64 laporan senilai Rp50.237.355.207,87 danAudit Investigasi sebanyak 80 laporan senilai Rp39.782.575.795,30 dengan rincian

sebagai berikut :

NoInstansiPenyidik

BPKN Audit Investgsi JumlahLaporan

Nilai KerugianLaporan

JumlahLaporan

Jumlah

1. Kejaksaan 37 16.318.511.589,48 33 22.499.224.959,11 70 38.817.736.548,59

2. Kepolisian 27 33.918.843.618,39 17 13.043.666.223,19 44 46.962.509.841,58

3. Instansi Lain 0 0 30 4.239.684.613,00 30 4.239.684.613,00

Jumlah 64 50.237.355.207,87 80 39.782.575.795,30 144 90.019.931.003,17

18. Persentase Tindak Lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh Instansi Berwenang

Indikator Kinerja Utama ini dimaksudkan untuk mengukur tindak lanjut hasil auditinvestigasi berupa rekomendasi non TPK pada suatu instansi pemerintah/BUMN/D.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan

kepada instansi berwenang.

Jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan sebanyak 25

rekomendasi, yang semuanya merupakan saldo rekomendasi yang belumditindaklanjuti tahun 2012. Dari jumlah tersebut sebanyak 7 rekomendasi telah

ditindaklanjuti dalam tahun 2013, sehingga realisasi IKU sebesar 28%. Saldo

rekomendasi yang belum ditindaklanjuti tahun 2013 sebanyak 18 rekomendasi.

Dibandingkan target sebesar 80%, capaian IKU tahun 2013 adalah sebesar 35%.

Lambatnya tindak lanjut atas hasil audit investigasi non TPK disebabkan karena para

pihak yang bertanggung jawab atas rekomendasi tersebut sudah tidak aktif pada instansi

obyek pemeriksaan dan pihak manajemen yang baru mengalami kesulitan untukmenghubungi para pihak tersebut.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

penurunan dan belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar

80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana maupun SDM.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

42Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau82,77% dari anggarannya sebesar Rp147.952.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 43,26% dari rencananya

sebanyak 1.165 OH.

Sampai dengan 31 Desember 2013 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

melaksanakan tugas perbantuan kepada instansi penyidik berupa Bantuan Perhitungan

Kerugian Keuangan Negara sebanyak 64 laporan senilai Rp50.237.355.207,87 danAudit Investigasi sebanyak 80 laporan senilai Rp39.782.575.795,30 dengan rincian

sebagai berikut :

NoInstansiPenyidik

BPKN Audit Investgsi JumlahLaporan

Nilai KerugianLaporan

JumlahLaporan

Jumlah

1. Kejaksaan 37 16.318.511.589,48 33 22.499.224.959,11 70 38.817.736.548,59

2. Kepolisian 27 33.918.843.618,39 17 13.043.666.223,19 44 46.962.509.841,58

3. Instansi Lain 0 0 30 4.239.684.613,00 30 4.239.684.613,00

Jumlah 64 50.237.355.207,87 80 39.782.575.795,30 144 90.019.931.003,17

18. Persentase Tindak Lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh Instansi Berwenang

Indikator Kinerja Utama ini dimaksudkan untuk mengukur tindak lanjut hasil auditinvestigasi berupa rekomendasi non TPK pada suatu instansi pemerintah/BUMN/D.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan

kepada instansi berwenang.

Jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan sebanyak 25

rekomendasi, yang semuanya merupakan saldo rekomendasi yang belumditindaklanjuti tahun 2012. Dari jumlah tersebut sebanyak 7 rekomendasi telah

ditindaklanjuti dalam tahun 2013, sehingga realisasi IKU sebesar 28%. Saldo

rekomendasi yang belum ditindaklanjuti tahun 2013 sebanyak 18 rekomendasi.

Dibandingkan target sebesar 80%, capaian IKU tahun 2013 adalah sebesar 35%.

Lambatnya tindak lanjut atas hasil audit investigasi non TPK disebabkan karena para

pihak yang bertanggung jawab atas rekomendasi tersebut sudah tidak aktif pada instansi

obyek pemeriksaan dan pihak manajemen yang baru mengalami kesulitan untukmenghubungi para pihak tersebut.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami

penurunan dan belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar

80%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana maupun SDM.

Page 51: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

43Bab III Akuntabilitas Kinerja

19. Persentase Laporan Penugasan Investigasi yang Sesuai Standar

Kesesuaian dengan standar merupakan salah satu bentuk akuntabilitas dalam penugasan

investigatif yang berdampak pada efektivitas pengungkapan dan penanganan kasus

yang berindikasi KKN.

Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah laporan penugasan

investigatif yang tidak dikembalikan oleh Deputi Rendal dengan jumlah laporan

investigatif.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 52 laporan hasil penugasan investigasi/pemberianketerangan ahli/bantuan perhitungan kerugian keuangan negara yang tidak

dikembalikan oleh Deputi Rendal atau tercapai 100%. Dibandingkan dengan target

sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2013 sama

dengan realisasi tahun 2012, dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun

2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau103,67% dari anggarannya sebesar Rp118.127.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 62,61% dari rencananya

sebanyak 805 OH.

20. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi harus disambut

dengan pro aktif dengan melakukan telaah terhadap pengaduan masyarakat yangdisampaikan kepada Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Capaian IKU

diukur dengan membandingkan jumlah hasil telaahan dengan jumlah pengaduan yang

masuk.

Seluruh pengaduan yang masuk sebanyak 15 pengaduan telah dilakukan penelaahan

atau tercapai 100%. Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian IKU

adalah sebesar 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012, dan telah memenuhi targetyang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan hanya menggunakan

SDM sebanyak 153 OH yang tidak direncanakan dalam tahun 2013.

Sasaran Strategis 5Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan SPIP pada masing-masing kementerian, lembaga, pemerintah daerah.

Sedangkan BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

43Bab III Akuntabilitas Kinerja

19. Persentase Laporan Penugasan Investigasi yang Sesuai Standar

Kesesuaian dengan standar merupakan salah satu bentuk akuntabilitas dalam penugasan

investigatif yang berdampak pada efektivitas pengungkapan dan penanganan kasus

yang berindikasi KKN.

Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah laporan penugasan

investigatif yang tidak dikembalikan oleh Deputi Rendal dengan jumlah laporan

investigatif.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 52 laporan hasil penugasan investigasi/pemberianketerangan ahli/bantuan perhitungan kerugian keuangan negara yang tidak

dikembalikan oleh Deputi Rendal atau tercapai 100%. Dibandingkan dengan target

sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2013 sama

dengan realisasi tahun 2012, dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun

2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau103,67% dari anggarannya sebesar Rp118.127.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 62,61% dari rencananya

sebanyak 805 OH.

20. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi harus disambut

dengan pro aktif dengan melakukan telaah terhadap pengaduan masyarakat yangdisampaikan kepada Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Capaian IKU

diukur dengan membandingkan jumlah hasil telaahan dengan jumlah pengaduan yang

masuk.

Seluruh pengaduan yang masuk sebanyak 15 pengaduan telah dilakukan penelaahan

atau tercapai 100%. Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian IKU

adalah sebesar 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012, dan telah memenuhi targetyang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan hanya menggunakan

SDM sebanyak 153 OH yang tidak direncanakan dalam tahun 2013.

Sasaran Strategis 5Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan SPIP pada masing-masing kementerian, lembaga, pemerintah daerah.

Sedangkan BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

43Bab III Akuntabilitas Kinerja

19. Persentase Laporan Penugasan Investigasi yang Sesuai Standar

Kesesuaian dengan standar merupakan salah satu bentuk akuntabilitas dalam penugasan

investigatif yang berdampak pada efektivitas pengungkapan dan penanganan kasus

yang berindikasi KKN.

Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah laporan penugasan

investigatif yang tidak dikembalikan oleh Deputi Rendal dengan jumlah laporan

investigatif.

Dalam tahun 2013 telah diterbitkan 52 laporan hasil penugasan investigasi/pemberianketerangan ahli/bantuan perhitungan kerugian keuangan negara yang tidak

dikembalikan oleh Deputi Rendal atau tercapai 100%. Dibandingkan dengan target

sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2013 sama

dengan realisasi tahun 2012, dan telah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun

2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp122.459.000,00 atau103,67% dari anggarannya sebesar Rp118.127.000,00 yang seluruhnya merupakan

dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 504 OH atau 62,61% dari rencananya

sebanyak 805 OH.

20. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi harus disambut

dengan pro aktif dengan melakukan telaah terhadap pengaduan masyarakat yangdisampaikan kepada Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Capaian IKU

diukur dengan membandingkan jumlah hasil telaahan dengan jumlah pengaduan yang

masuk.

Seluruh pengaduan yang masuk sebanyak 15 pengaduan telah dilakukan penelaahan

atau tercapai 100%. Dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian IKU

adalah sebesar 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sama dengan realisasi tahun 2012, dan telah memenuhi targetyang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan hanya menggunakan

SDM sebanyak 153 OH yang tidak direncanakan dalam tahun 2013.

Sasaran Strategis 5Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan SPIP pada masing-masing kementerian, lembaga, pemerintah daerah.

Sedangkan BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan

Page 52: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

44Bab III Akuntabilitas Kinerja

pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sasaran strategis 5 ini diindikasikan oleh satu IKUdominan yang terkait langsung dengan meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada

K/L/Pemda. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakanSPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 33,33 50 16,67 70 71,43

2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60Tahun 2008

Pemda 6 12 6 8 150

3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern

Pemda 5 12 7 9 133,33

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai sebesar

83,33%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 4 sebesar 107,78%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

21. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Sebelum dapat dilaksanakan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP, IKU“Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”

diukur dengan membandingkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya mendapat

opini WTP dari BPK dengan jumlah seluruh laporan keuangan Pemda.

Dari dua belas Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, sebanyak enam Pemda yang LKPDnya mendapat opini WTP atau 50%.

Dibandingkan dengan target 60%, maka capaian IKU adalah sebesar 83,33%.Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan namun belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar70%.

Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP” dengan target

tahun 2013 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 63 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Upaya yang dilaksanakan Perwakilan BPKP DI Yogyakarta dalam mencapai target IKU

tersebut adalah dengan memberikan pendampingan dalam pengelolaan aset tetap dan

pendampingan penyusunan Laporan Keuangan pada beberapa Pemerintah Daerah yang

masih belum meraih opini WTP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

44Bab III Akuntabilitas Kinerja

pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sasaran strategis 5 ini diindikasikan oleh satu IKUdominan yang terkait langsung dengan meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada

K/L/Pemda. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakanSPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 33,33 50 16,67 70 71,43

2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60Tahun 2008

Pemda 6 12 6 8 150

3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern

Pemda 5 12 7 9 133,33

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai sebesar

83,33%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 4 sebesar 107,78%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

21. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Sebelum dapat dilaksanakan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP, IKU“Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”

diukur dengan membandingkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya mendapat

opini WTP dari BPK dengan jumlah seluruh laporan keuangan Pemda.

Dari dua belas Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, sebanyak enam Pemda yang LKPDnya mendapat opini WTP atau 50%.

Dibandingkan dengan target 60%, maka capaian IKU adalah sebesar 83,33%.Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan namun belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar70%.

Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP” dengan target

tahun 2013 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 63 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Upaya yang dilaksanakan Perwakilan BPKP DI Yogyakarta dalam mencapai target IKU

tersebut adalah dengan memberikan pendampingan dalam pengelolaan aset tetap dan

pendampingan penyusunan Laporan Keuangan pada beberapa Pemerintah Daerah yang

masih belum meraih opini WTP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

44Bab III Akuntabilitas Kinerja

pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sasaran strategis 5 ini diindikasikan oleh satu IKUdominan yang terkait langsung dengan meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada

K/L/Pemda. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakanSPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 33,33 50 16,67 70 71,43

2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60Tahun 2008

Pemda 6 12 6 8 150

3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoringSistem Pengendalian Intern

Pemda 5 12 7 9 133,33

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai sebesar

83,33%. Secara keseluruhan, rata-rata capaian sasaran strategis 4 sebesar 107,78%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

21. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Sebelum dapat dilaksanakan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP, IKU“Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”

diukur dengan membandingkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya mendapat

opini WTP dari BPK dengan jumlah seluruh laporan keuangan Pemda.

Dari dua belas Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta, sebanyak enam Pemda yang LKPDnya mendapat opini WTP atau 50%.

Dibandingkan dengan target 60%, maka capaian IKU adalah sebesar 83,33%.Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalamikenaikan namun belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar70%.

Upaya pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan

(output) berupa “Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP” dengan target

tahun 2013 sebanyak 13 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 63 laporan atau

tercapai maksimal sebesar 120%.

Upaya yang dilaksanakan Perwakilan BPKP DI Yogyakarta dalam mencapai target IKU

tersebut adalah dengan memberikan pendampingan dalam pengelolaan aset tetap dan

pendampingan penyusunan Laporan Keuangan pada beberapa Pemerintah Daerah yang

masih belum meraih opini WTP.

Page 53: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

45Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp64.587.000,00 atau98,56% dari anggarannya sebesar Rp65.530.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau 183,18% dari rencananya

sebanyak 220 OH.

22. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun2008

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan

amanah sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah(SPIP). Pelaksanaan pembinaan dalam Tahun 2013 merupakan kelanjutan dari tahapan

implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP. Kegiatan pembinaan

yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi,

workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta

monitoring penerapan SPIP. Sebagai pembina penyelenggaraan SPIP, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta memandang penting untuk menetapkan IKU “JumlahPemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008”. IKU tersebut harus dicapai untuk dapat merealisasikan sasaran strategis

meningkatnya kualitas penerapan SPIP. Capaian IKU dihitung dari jumlah Pemda yang

telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilakukan asistensi

penyelenggaraan SPIP atau tercapai secara maksimal sebesar 120% dari target sebanyakenam pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 8

pemda.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan

membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan

Satker Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP.Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan

Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan

Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa

Yogyakarta dan K/L.

Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic Assessment) kondisi

dan pembangunan infrastruktur Sistem Pengendalian Intern. Dari bimbingan dankonsultasi tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan

area perbaikan (area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan

dan konsultasi tersebut telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan

rencana aksi penerapan SPIP sesuai dengan tahapan dan kebutuhan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

45Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp64.587.000,00 atau98,56% dari anggarannya sebesar Rp65.530.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau 183,18% dari rencananya

sebanyak 220 OH.

22. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun2008

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan

amanah sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah(SPIP). Pelaksanaan pembinaan dalam Tahun 2013 merupakan kelanjutan dari tahapan

implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP. Kegiatan pembinaan

yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi,

workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta

monitoring penerapan SPIP. Sebagai pembina penyelenggaraan SPIP, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta memandang penting untuk menetapkan IKU “JumlahPemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008”. IKU tersebut harus dicapai untuk dapat merealisasikan sasaran strategis

meningkatnya kualitas penerapan SPIP. Capaian IKU dihitung dari jumlah Pemda yang

telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilakukan asistensi

penyelenggaraan SPIP atau tercapai secara maksimal sebesar 120% dari target sebanyakenam pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 8

pemda.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan

membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan

Satker Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP.Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan

Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan

Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa

Yogyakarta dan K/L.

Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic Assessment) kondisi

dan pembangunan infrastruktur Sistem Pengendalian Intern. Dari bimbingan dankonsultasi tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan

area perbaikan (area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan

dan konsultasi tersebut telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan

rencana aksi penerapan SPIP sesuai dengan tahapan dan kebutuhan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

45Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp64.587.000,00 atau98,56% dari anggarannya sebesar Rp65.530.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau 183,18% dari rencananya

sebanyak 220 OH.

22. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun2008

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan

amanah sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah(SPIP). Pelaksanaan pembinaan dalam Tahun 2013 merupakan kelanjutan dari tahapan

implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP. Kegiatan pembinaan

yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi,

workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta

monitoring penerapan SPIP. Sebagai pembina penyelenggaraan SPIP, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta memandang penting untuk menetapkan IKU “JumlahPemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008”. IKU tersebut harus dicapai untuk dapat merealisasikan sasaran strategis

meningkatnya kualitas penerapan SPIP. Capaian IKU dihitung dari jumlah Pemda yang

telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilakukan asistensi

penyelenggaraan SPIP atau tercapai secara maksimal sebesar 120% dari target sebanyakenam pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 8

pemda.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan

membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan

Satker Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP.Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan

Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan

Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa

Yogyakarta dan K/L.

Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic Assessment) kondisi

dan pembangunan infrastruktur Sistem Pengendalian Intern. Dari bimbingan dankonsultasi tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan

area perbaikan (area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan

dan konsultasi tersebut telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan

rencana aksi penerapan SPIP sesuai dengan tahapan dan kebutuhan.

Page 54: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

46Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp94.577.000,00 atau99,01% dari anggarannya sebesar Rp95.520.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp64.587.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp29.990.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau 183,18% dari rencananya

sebanyak 220 OH.

23. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

Selain dengan cara melakukan asistensi, upaya mendorong penerapan SPIP juga

dilakukan dengan monitoring terhadap penyelenggaraan SPI oleh Pemda. IKU “JumlahPemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern” diukur dengan

menghitung jumlah Pemda yang telah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPI

sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakartatelah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP atau tercapai maksimal sebanyak120% dari target sebanyak delapan pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 9

pemda.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp102.537.000,00 atau

99,09% dari anggarannya sebesar Rp103.480.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp64.587.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp37.950.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau183,18% dari rencananya sebanyak 220 OH.

Sasaran Strategis 6Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sangat dipengaruhi oleh seberapabaik kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh APIP.

SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku

umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang

mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlikan

tersebut perlu secara terus menerus diperbaharui dan ditingkatkan, baik melalui programpendidikan gelar maupun program pendidikan non gelar.

Untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta selaku instansi pembina JFA , dipandang perlu menetapkan sasaran

strategis berupa “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

46Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp94.577.000,00 atau99,01% dari anggarannya sebesar Rp95.520.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp64.587.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp29.990.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau 183,18% dari rencananya

sebanyak 220 OH.

23. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

Selain dengan cara melakukan asistensi, upaya mendorong penerapan SPIP juga

dilakukan dengan monitoring terhadap penyelenggaraan SPI oleh Pemda. IKU “JumlahPemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern” diukur dengan

menghitung jumlah Pemda yang telah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPI

sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakartatelah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP atau tercapai maksimal sebanyak120% dari target sebanyak delapan pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 9

pemda.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp102.537.000,00 atau

99,09% dari anggarannya sebesar Rp103.480.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp64.587.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp37.950.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau183,18% dari rencananya sebanyak 220 OH.

Sasaran Strategis 6Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sangat dipengaruhi oleh seberapabaik kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh APIP.

SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku

umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang

mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlikan

tersebut perlu secara terus menerus diperbaharui dan ditingkatkan, baik melalui programpendidikan gelar maupun program pendidikan non gelar.

Untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta selaku instansi pembina JFA , dipandang perlu menetapkan sasaran

strategis berupa “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

46Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp94.577.000,00 atau99,01% dari anggarannya sebesar Rp95.520.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri dari

dana DIPA sebesar Rp64.587.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp29.990.000,00.

Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau 183,18% dari rencananya

sebanyak 220 OH.

23. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

Selain dengan cara melakukan asistensi, upaya mendorong penerapan SPIP juga

dilakukan dengan monitoring terhadap penyelenggaraan SPI oleh Pemda. IKU “JumlahPemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern” diukur dengan

menghitung jumlah Pemda yang telah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPI

sampai dengan tahun berjalan.

Sebanyak 12 pemda di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakartatelah dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP atau tercapai maksimal sebanyak120% dari target sebanyak delapan pemda.

Jika dibandingkan, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dari realisasi tahun

2012 dan telah melampaui target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebanyak 9

pemda.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp102.537.000,00 atau

99,09% dari anggarannya sebesar Rp103.480.000,00. Realisasi dana tersebut terdiri

dari dana DIPA sebesar Rp64.587.000,00 dan dana mitra kerja sebesar

Rp37.950.000,00. Kegiatan tersebut menggunakan SDM sebanyak 403 OH atau183,18% dari rencananya sebanyak 220 OH.

Sasaran Strategis 6Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sangat dipengaruhi oleh seberapabaik kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh APIP.

SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku

umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang

mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlikan

tersebut perlu secara terus menerus diperbaharui dan ditingkatkan, baik melalui programpendidikan gelar maupun program pendidikan non gelar.

Untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta selaku instansi pembina JFA , dipandang perlu menetapkan sasaran

strategis berupa “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

Page 55: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

47Bab III Akuntabilitas Kinerja

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”. Sasaran strategis ini diindikasikan olehsatu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA. Realisasi IKU tahun 2013

dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA

% 41,67 50 8,33 80 62,50

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2013 hanya tercapai 71,43%.Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

24. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Peran APIP yang efektif sekurang-kurangnya harus : a. memberikan keyakinan yang

memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; b. memberikan peringatan dini

dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas danfungsi instansi pemerintah; c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Untuk dapat melaksanakan peran tersebut APIP harus didukung dengan SDM yang

memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor sekaligus sebagai konsekuensi

dari peran dan fungsi sebagai aparat pengawasan intern, maka setiap aparat

pengawasan mengimplementasikan jabatan fungsional auditor (JFA).

IKU “Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” diukur dengan

membandingkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dengan jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan asistensi terhadap enam pemda atau 50% dari dua

belas pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dibandingkan dengan target sebesar 70%, maka capaian IKU adalah

sebesar 71,43%.

Belum tercapainya target IKU tersebut akan menjadi perhatian Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta agar meningkatkan capaian kinerja pada tahun

berikutnya.

Realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 dan

belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 80%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

47Bab III Akuntabilitas Kinerja

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”. Sasaran strategis ini diindikasikan olehsatu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA. Realisasi IKU tahun 2013

dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA

% 41,67 50 8,33 80 62,50

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2013 hanya tercapai 71,43%.Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

24. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Peran APIP yang efektif sekurang-kurangnya harus : a. memberikan keyakinan yang

memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; b. memberikan peringatan dini

dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas danfungsi instansi pemerintah; c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Untuk dapat melaksanakan peran tersebut APIP harus didukung dengan SDM yang

memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor sekaligus sebagai konsekuensi

dari peran dan fungsi sebagai aparat pengawasan intern, maka setiap aparat

pengawasan mengimplementasikan jabatan fungsional auditor (JFA).

IKU “Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” diukur dengan

membandingkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dengan jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan asistensi terhadap enam pemda atau 50% dari dua

belas pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dibandingkan dengan target sebesar 70%, maka capaian IKU adalah

sebesar 71,43%.

Belum tercapainya target IKU tersebut akan menjadi perhatian Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta agar meningkatkan capaian kinerja pada tahun

berikutnya.

Realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 dan

belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 80%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

47Bab III Akuntabilitas Kinerja

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”. Sasaran strategis ini diindikasikan olehsatu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA. Realisasi IKU tahun 2013

dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA

% 41,67 50 8,33 80 62,50

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2013 hanya tercapai 71,43%.Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

24. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Peran APIP yang efektif sekurang-kurangnya harus : a. memberikan keyakinan yang

memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; b. memberikan peringatan dini

dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas danfungsi instansi pemerintah; c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Untuk dapat melaksanakan peran tersebut APIP harus didukung dengan SDM yang

memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor sekaligus sebagai konsekuensi

dari peran dan fungsi sebagai aparat pengawasan intern, maka setiap aparat

pengawasan mengimplementasikan jabatan fungsional auditor (JFA).

IKU “Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” diukur dengan

membandingkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dengan jumlah

Pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam tahun 2013 telah dilakukan asistensi terhadap enam pemda atau 50% dari dua

belas pemda yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dibandingkan dengan target sebesar 70%, maka capaian IKU adalah

sebesar 71,43%.

Belum tercapainya target IKU tersebut akan menjadi perhatian Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta agar meningkatkan capaian kinerja pada tahun

berikutnya.

Realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 dan

belum memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 80%.

Page 56: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

48Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah” dengan

target tahun 2013 sebanyak 4 laporan dan tercapai seluruhnya atau 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp43.498.000,00 atau

100% dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan

SDM sebanyak 123 OH atau 90,44% dari rencananya sebanyak 136 OH.

Sasaran Strategis 7Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%

dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Sebagai aparat

pengawasan, perencanaan pengawasan mempunyai fungsi untuk mengarahkan kegiatan

pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP. Perencanaan pengawasan juga

berfungsi sebagai media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja Perwakilan BPKP yangterkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan

penganggaran.

Selain itu, sebagai lembaga pemerintah, Perwakilan BPKP DIY mempunyai kewajiban

menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sasaran

“Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas PengelolaanKeuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung

dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama

delapan IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase jumlah rencana penugasanpengawasan yang terealisasi

% 90,43 97,06 6,63 90 107,84

2 Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP DIY dengan SAP

% 100 100 0 100 100

3 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY terhadap layanan kepegawaian

SkalaLikert1-10

7,41 7,42 0,01 7,50 98,93

4 Persentase pagu dana yang tidak diblokirdalam DIPA

% 100 100 0 100 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

48Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah” dengan

target tahun 2013 sebanyak 4 laporan dan tercapai seluruhnya atau 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp43.498.000,00 atau

100% dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan

SDM sebanyak 123 OH atau 90,44% dari rencananya sebanyak 136 OH.

Sasaran Strategis 7Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%

dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Sebagai aparat

pengawasan, perencanaan pengawasan mempunyai fungsi untuk mengarahkan kegiatan

pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP. Perencanaan pengawasan juga

berfungsi sebagai media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja Perwakilan BPKP yangterkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan

penganggaran.

Selain itu, sebagai lembaga pemerintah, Perwakilan BPKP DIY mempunyai kewajiban

menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sasaran

“Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas PengelolaanKeuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung

dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama

delapan IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase jumlah rencana penugasanpengawasan yang terealisasi

% 90,43 97,06 6,63 90 107,84

2 Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP DIY dengan SAP

% 100 100 0 100 100

3 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY terhadap layanan kepegawaian

SkalaLikert1-10

7,41 7,42 0,01 7,50 98,93

4 Persentase pagu dana yang tidak diblokirdalam DIPA

% 100 100 0 100 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

48Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja kegiatan (output)berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah” dengan

target tahun 2013 sebanyak 4 laporan dan tercapai seluruhnya atau 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp43.498.000,00 atau

100% dari anggarannya yang seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan

SDM sebanyak 123 OH atau 90,44% dari rencananya sebanyak 136 OH.

Sasaran Strategis 7Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%

dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Sebagai aparat

pengawasan, perencanaan pengawasan mempunyai fungsi untuk mengarahkan kegiatan

pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP. Perencanaan pengawasan juga

berfungsi sebagai media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja Perwakilan BPKP yangterkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan

penganggaran.

Selain itu, sebagai lembaga pemerintah, Perwakilan BPKP DIY mempunyai kewajiban

menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sasaran

“Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas PengelolaanKeuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung

dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama

delapan IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

1 Persentase jumlah rencana penugasanpengawasan yang terealisasi

% 90,43 97,06 6,63 90 107,84

2 Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP DIY dengan SAP

% 100 100 0 100 100

3 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY terhadap layanan kepegawaian

SkalaLikert1-10

7,41 7,42 0,01 7,50 98,93

4 Persentase pagu dana yang tidak diblokirdalam DIPA

% 100 100 0 100 100

Page 57: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

49Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

5 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY atas pencairan anggaran yangdiajukan sesuai prosedur

SkalaLikert1-10

7,38 7,77 0,39 7,50 103,60

6 Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKPDIY di media massa

Kali 33 53 20 30 176,67

7 Persentase pemanfaatan aset % 100 100 0 100 100

8 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY terhadap layanan sarpras

SkalaLikert1-10

7,68 7,70 (0,02) 7,50 102,67

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasilaudit inspektorat

% 100 100 0 100 100

10 Jumlah APIP yang telah disosialisasi danatau diassessment tata kelola APIP

Instansi 6 9 3 12 75

Dari Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai masing-sebesar 107,84% dan 100%. Secara keseluruhan, dengan sepuluh IKU, rata-rata capaian

sasaran 103,76%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

25. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Mempertimbangkan besarnya manfaat dari perencanaan yang baik dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi, dalam mencapai sasaran strategis 7, BPKP

menetapkan IKU berupa “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yangTerealisasi”. IKU ini diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan

terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013

sebesar 90%.

Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 97,06% atau mencapai 107,84% dari target,

dengan rincian realisasi penugasan sebanyak 331 PP dari 341 PP yang direncanakan.

Perkembangan target dan realisasi Indikator Kinerja Utama dari tahun 2011 sampaidengan 2013 dapat dilihat pada grafik berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

49Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

5 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY atas pencairan anggaran yangdiajukan sesuai prosedur

SkalaLikert1-10

7,38 7,77 0,39 7,50 103,60

6 Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKPDIY di media massa

Kali 33 53 20 30 176,67

7 Persentase pemanfaatan aset % 100 100 0 100 100

8 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY terhadap layanan sarpras

SkalaLikert1-10

7,68 7,70 (0,02) 7,50 102,67

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasilaudit inspektorat

% 100 100 0 100 100

10 Jumlah APIP yang telah disosialisasi danatau diassessment tata kelola APIP

Instansi 6 9 3 12 75

Dari Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai masing-sebesar 107,84% dan 100%. Secara keseluruhan, dengan sepuluh IKU, rata-rata capaian

sasaran 103,76%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

25. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Mempertimbangkan besarnya manfaat dari perencanaan yang baik dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi, dalam mencapai sasaran strategis 7, BPKP

menetapkan IKU berupa “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yangTerealisasi”. IKU ini diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan

terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013

sebesar 90%.

Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 97,06% atau mencapai 107,84% dari target,

dengan rincian realisasi penugasan sebanyak 331 PP dari 341 PP yang direncanakan.

Perkembangan target dan realisasi Indikator Kinerja Utama dari tahun 2011 sampaidengan 2013 dapat dilihat pada grafik berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

49Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2012 2013

5 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY atas pencairan anggaran yangdiajukan sesuai prosedur

SkalaLikert1-10

7,38 7,77 0,39 7,50 103,60

6 Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKPDIY di media massa

Kali 33 53 20 30 176,67

7 Persentase pemanfaatan aset % 100 100 0 100 100

8 Persepsi kepuasan pegawai PerwakilanBPKP DIY terhadap layanan sarpras

SkalaLikert1-10

7,68 7,70 (0,02) 7,50 102,67

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasilaudit inspektorat

% 100 100 0 100 100

10 Jumlah APIP yang telah disosialisasi danatau diassessment tata kelola APIP

Instansi 6 9 3 12 75

Dari Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai masing-sebesar 107,84% dan 100%. Secara keseluruhan, dengan sepuluh IKU, rata-rata capaian

sasaran 103,76%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

25. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Mempertimbangkan besarnya manfaat dari perencanaan yang baik dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi, dalam mencapai sasaran strategis 7, BPKP

menetapkan IKU berupa “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yangTerealisasi”. IKU ini diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan

terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013

sebesar 90%.

Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 97,06% atau mencapai 107,84% dari target,

dengan rincian realisasi penugasan sebanyak 331 PP dari 341 PP yang direncanakan.

Perkembangan target dan realisasi Indikator Kinerja Utama dari tahun 2011 sampaidengan 2013 dapat dilihat pada grafik berikut.

Page 58: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

50Bab III Akuntabilitas Kinerja

Grafik 3.1PerkembanganTarget dan Realisasi Indikator Kinerja Utama

Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang TerealisasiTahun 2011 – 2013

Dari grafik 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa realisasi sasaran mengalami naik turun.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 97,06% mengalami kenaikan sebesar 6,63%

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 90,43%, atau mencapai 107,84% dari target

akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 90%.

Selain itu, pada tahun 2013 Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan penugasan di luaryang direncanakan (non PKPT), khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholderssebanyak 506 PP atau 60,45% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2013 sebanyak

837 PP.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Penyusuan Rencana dan Laporan Hasil Pengawasan” dengan

target tahun 2013 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 21 laporanatau tercapai 100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

26. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah kesesuaian

laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP). IKU “Persentase

Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur

0,0050,00

100,00150,00200,00250,00300,00350,00400,00

2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

50Bab III Akuntabilitas Kinerja

Grafik 3.1PerkembanganTarget dan Realisasi Indikator Kinerja Utama

Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang TerealisasiTahun 2011 – 2013

Dari grafik 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa realisasi sasaran mengalami naik turun.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 97,06% mengalami kenaikan sebesar 6,63%

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 90,43%, atau mencapai 107,84% dari target

akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 90%.

Selain itu, pada tahun 2013 Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan penugasan di luaryang direncanakan (non PKPT), khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholderssebanyak 506 PP atau 60,45% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2013 sebanyak

837 PP.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Penyusuan Rencana dan Laporan Hasil Pengawasan” dengan

target tahun 2013 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 21 laporanatau tercapai 100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

26. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah kesesuaian

laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP). IKU “Persentase

Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur

20112012

2013

89,60 90,43 97,07

298

397

341267

359331

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

50Bab III Akuntabilitas Kinerja

Grafik 3.1PerkembanganTarget dan Realisasi Indikator Kinerja Utama

Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang TerealisasiTahun 2011 – 2013

Dari grafik 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa realisasi sasaran mengalami naik turun.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 97,06% mengalami kenaikan sebesar 6,63%

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 90,43%, atau mencapai 107,84% dari target

akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 90%.

Selain itu, pada tahun 2013 Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan penugasan di luaryang direncanakan (non PKPT), khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholderssebanyak 506 PP atau 60,45% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2013 sebanyak

837 PP.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Penyusuan Rencana dan Laporan Hasil Pengawasan” dengan

target tahun 2013 sebanyak 21 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 21 laporanatau tercapai 100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

26. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah kesesuaian

laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP). IKU “Persentase

Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur

Prosentase

Rencana

Realisasi

Page 59: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

51Bab III Akuntabilitas Kinerja

apakah penyusunan laporan keuangan pada tingkat perwakilan telah sesuai denganSAP.

Realisasi tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan sudah

memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,35% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak1.053 OH.

27. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

Layanan Kepegawaian

Keberhasilan pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP sebagai quality assurance dan

consulting di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh tingkat

kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bagian Tata Usaha sebagai

unit pendukung. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai Bagian TataUsaha yang dilakukan secara terus menerus merupakan sebuah keharusan agar

pelayanan yang diberikan betul-betul dapat mendukung pelaksanaan tugas utama

Perwakilan BPKP.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan

ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.

Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada parapenerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan

terhadap layanan kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner

kepada para pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP DIY.

Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian”

pada tahun 2013 adalah sebesar 7,40 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini

menunjukkan tingkat kepuasan pegawai perwakilan atas pelayanan kepegawaian,antara lain: (a) Pengusulan kenaikan pangkat dilaksanakan tepat waktu; (b) Pelayanan

pengajuan cuti dilaksanakan dengan baik; (c) Peraturan kepegawaian sudah diterapkan

secara konsisten; (d) Penerbitan PAK dilaksanakan tepat waktu; dan (e) Berkas pegawai

telah dikelola dengan baik.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,42 dari skala Likert 1-10 atau

mencapai 100,27%, mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012, dan mencapai

98,93% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Pengelolaan Kepegawaian” dengan target tahun 2013

sebanyak 18 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 18 laporan atau tercapai

100,00%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

51Bab III Akuntabilitas Kinerja

apakah penyusunan laporan keuangan pada tingkat perwakilan telah sesuai denganSAP.

Realisasi tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan sudah

memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,35% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak1.053 OH.

27. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

Layanan Kepegawaian

Keberhasilan pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP sebagai quality assurance dan

consulting di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh tingkat

kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bagian Tata Usaha sebagai

unit pendukung. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai Bagian TataUsaha yang dilakukan secara terus menerus merupakan sebuah keharusan agar

pelayanan yang diberikan betul-betul dapat mendukung pelaksanaan tugas utama

Perwakilan BPKP.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan

ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.

Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada parapenerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan

terhadap layanan kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner

kepada para pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP DIY.

Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian”

pada tahun 2013 adalah sebesar 7,40 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini

menunjukkan tingkat kepuasan pegawai perwakilan atas pelayanan kepegawaian,antara lain: (a) Pengusulan kenaikan pangkat dilaksanakan tepat waktu; (b) Pelayanan

pengajuan cuti dilaksanakan dengan baik; (c) Peraturan kepegawaian sudah diterapkan

secara konsisten; (d) Penerbitan PAK dilaksanakan tepat waktu; dan (e) Berkas pegawai

telah dikelola dengan baik.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,42 dari skala Likert 1-10 atau

mencapai 100,27%, mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012, dan mencapai

98,93% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Pengelolaan Kepegawaian” dengan target tahun 2013

sebanyak 18 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 18 laporan atau tercapai

100,00%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

51Bab III Akuntabilitas Kinerja

apakah penyusunan laporan keuangan pada tingkat perwakilan telah sesuai denganSAP.

Realisasi tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan sudah

memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,35% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak1.053 OH.

27. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

Layanan Kepegawaian

Keberhasilan pelaksanaan tugas utama Perwakilan BPKP sebagai quality assurance dan

consulting di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh tingkat

kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bagian Tata Usaha sebagai

unit pendukung. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai Bagian TataUsaha yang dilakukan secara terus menerus merupakan sebuah keharusan agar

pelayanan yang diberikan betul-betul dapat mendukung pelaksanaan tugas utama

Perwakilan BPKP.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan

ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.

Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada parapenerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan

terhadap layanan kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner

kepada para pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP DIY.

Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian”

pada tahun 2013 adalah sebesar 7,40 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini

menunjukkan tingkat kepuasan pegawai perwakilan atas pelayanan kepegawaian,antara lain: (a) Pengusulan kenaikan pangkat dilaksanakan tepat waktu; (b) Pelayanan

pengajuan cuti dilaksanakan dengan baik; (c) Peraturan kepegawaian sudah diterapkan

secara konsisten; (d) Penerbitan PAK dilaksanakan tepat waktu; dan (e) Berkas pegawai

telah dikelola dengan baik.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,42 dari skala Likert 1-10 atau

mencapai 100,27%, mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012, dan mencapai

98,93% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Pengelolaan Kepegawaian” dengan target tahun 2013

sebanyak 18 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 18 laporan atau tercapai

100,00%.

Page 60: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

52Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

28. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi Perwakilan BPKP DIY melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkandokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana

dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk

kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum

dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi IKU diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2013 sebesar Rp17.500.000.000,00, dengan jumlah dana

DIPA yang tidak diblokir sebesar Rp17.500.000.000,00, atau 100% dari total pagu

dana DIPA Tahun 2013.

Target IKU sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah

sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 tersebut sama dengan realisasi tahun 2012, dan

mencapai 100% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1452.327.000,00, yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

29. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secarakeseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang

harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, agar para pengguna layanan merasa puas dengan pelayanan keuangan yang

mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran

harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari pengguna dalam penyampaian berkas

permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas

pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang

telah dianggarkan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

52Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

28. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi Perwakilan BPKP DIY melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkandokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana

dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk

kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum

dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi IKU diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2013 sebesar Rp17.500.000.000,00, dengan jumlah dana

DIPA yang tidak diblokir sebesar Rp17.500.000.000,00, atau 100% dari total pagu

dana DIPA Tahun 2013.

Target IKU sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah

sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 tersebut sama dengan realisasi tahun 2012, dan

mencapai 100% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1452.327.000,00, yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

29. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secarakeseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang

harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, agar para pengguna layanan merasa puas dengan pelayanan keuangan yang

mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran

harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari pengguna dalam penyampaian berkas

permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas

pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang

telah dianggarkan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

52Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

28. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi Perwakilan BPKP DIY melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkandokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana

dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk

kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum

dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi IKU diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2013 sebesar Rp17.500.000.000,00, dengan jumlah dana

DIPA yang tidak diblokir sebesar Rp17.500.000.000,00, atau 100% dari total pagu

dana DIPA Tahun 2013.

Target IKU sebesar 100% dengan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah

sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 tersebut sama dengan realisasi tahun 2012, dan

mencapai 100% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1452.327.000,00, yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau 111,40% dari rencana sebanyak

1.053 OH.

29. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secarakeseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang

harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, agar para pengguna layanan merasa puas dengan pelayanan keuangan yang

mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran

harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari pengguna dalam penyampaian berkas

permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas

pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang

telah dianggarkan.

Page 61: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

53Bab III Akuntabilitas Kinerja

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2013 sebesar 7,80 dari skala likert 1-10 atau105,41% dari target sebesar 7,40 dari skala likert 1-10.

Realisasi sasaran tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun

2012, dan melampaui target yang ditetapkan pada akhir periode renstra tahun 2014

sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan,

antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukandalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan,

monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan

penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan

perbendaharaan anggaran.

Untuk meningkatkan layanan keuangan, pada tahun anggaran 2013 terdapat beberapa

peningkatan sistem dan administrasi serta output laporan yang dihasilkan oleh

subbagian keuangan yaitu:

1. Melanjutkan penggunaan sistem EXIS pada pengelolaan administrasi perjalanan dinas

mulai tanggal 1 Oktober 2012

2. Adanya kewajiban untuk menyusun disbursement plan/penyerapan anggaran dan

penggunaan aplikasi Monreal sebagai tool monitoring evaluasi penyerapan

anggaran secara realtime.

3. Kewajiban penyampaian laporan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaransecara berkala (bulanan) maupun insidental.

4. Kewajiban penyampaian laporan realisasi anggaran beban mitra kerja secara berkala

(bulanan).

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintahan”

dengan target tahun 2013 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17laporan atau tercapai 100,00%.

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp2.520.797.000,00 atau 98,35% dari

anggaran sebesar Rp2.563.000.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA. Dari

sisi SDM, pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 1.173 OH atau

111,40% dari rencana sebanyak 1.053 OH.

30. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di Media

Massa

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP perlu dikomunikasikan

dengan baik kepada para stakeholders dan para pimpinan BPKP. Oleh karena itu,

diperlukan adanya fungsi kehumasan yang profesional yang akan menjadi media untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

53Bab III Akuntabilitas Kinerja

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2013 sebesar 7,80 dari skala likert 1-10 atau105,41% dari target sebesar 7,40 dari skala likert 1-10.

Realisasi sasaran tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun

2012, dan melampaui target yang ditetapkan pada akhir periode renstra tahun 2014

sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan,

antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukandalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan,

monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan

penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan

perbendaharaan anggaran.

Untuk meningkatkan layanan keuangan, pada tahun anggaran 2013 terdapat beberapa

peningkatan sistem dan administrasi serta output laporan yang dihasilkan oleh

subbagian keuangan yaitu:

1. Melanjutkan penggunaan sistem EXIS pada pengelolaan administrasi perjalanan dinas

mulai tanggal 1 Oktober 2012

2. Adanya kewajiban untuk menyusun disbursement plan/penyerapan anggaran dan

penggunaan aplikasi Monreal sebagai tool monitoring evaluasi penyerapan

anggaran secara realtime.

3. Kewajiban penyampaian laporan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaransecara berkala (bulanan) maupun insidental.

4. Kewajiban penyampaian laporan realisasi anggaran beban mitra kerja secara berkala

(bulanan).

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintahan”

dengan target tahun 2013 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17laporan atau tercapai 100,00%.

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp2.520.797.000,00 atau 98,35% dari

anggaran sebesar Rp2.563.000.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA. Dari

sisi SDM, pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 1.173 OH atau

111,40% dari rencana sebanyak 1.053 OH.

30. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di Media

Massa

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP perlu dikomunikasikan

dengan baik kepada para stakeholders dan para pimpinan BPKP. Oleh karena itu,

diperlukan adanya fungsi kehumasan yang profesional yang akan menjadi media untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

53Bab III Akuntabilitas Kinerja

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2013 sebesar 7,80 dari skala likert 1-10 atau105,41% dari target sebesar 7,40 dari skala likert 1-10.

Realisasi sasaran tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun

2012, dan melampaui target yang ditetapkan pada akhir periode renstra tahun 2014

sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan,

antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukandalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan,

monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan

penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan

perbendaharaan anggaran.

Untuk meningkatkan layanan keuangan, pada tahun anggaran 2013 terdapat beberapa

peningkatan sistem dan administrasi serta output laporan yang dihasilkan oleh

subbagian keuangan yaitu:

1. Melanjutkan penggunaan sistem EXIS pada pengelolaan administrasi perjalanan dinas

mulai tanggal 1 Oktober 2012

2. Adanya kewajiban untuk menyusun disbursement plan/penyerapan anggaran dan

penggunaan aplikasi Monreal sebagai tool monitoring evaluasi penyerapan

anggaran secara realtime.

3. Kewajiban penyampaian laporan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaransecara berkala (bulanan) maupun insidental.

4. Kewajiban penyampaian laporan realisasi anggaran beban mitra kerja secara berkala

(bulanan).

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintahan”

dengan target tahun 2013 sebanyak 17 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 17laporan atau tercapai 100,00%.

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp2.520.797.000,00 atau 98,35% dari

anggaran sebesar Rp2.563.000.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA. Dari

sisi SDM, pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 1.173 OH atau

111,40% dari rencana sebanyak 1.053 OH.

30. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta di Media

Massa

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP perlu dikomunikasikan

dengan baik kepada para stakeholders dan para pimpinan BPKP. Oleh karena itu,

diperlukan adanya fungsi kehumasan yang profesional yang akan menjadi media untuk

Page 62: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

54Bab III Akuntabilitas Kinerja

menjembatani pertukaran informasi antara Perwakilan BPKP dengan pihak eksternal.Salah satu sub kegiatan kehumasan adalah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media

massa baik berupa media cetak maupun situs internet. Untuk itu, kinerja IKU kehumasan

pada Perwakilan BPKP DIY diukur dengan jumlah/banyaknya publikasi kegiatan BPKP

yang dimuat di media massa. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas

layanan tersebut adalah “Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media massa”.

Target IKU tahun 2013 sebanyak 24 kali publikasi kegiatan Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta dengan realisasi sebanyak 53 kali atau tercapai maksimal sebesar

120%. Dibandingkan dengan tahun 2012, capaian IKU ini mengalami kenaikan dan

mencapai 176,67% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 30 kali.

Selain itu, kegiatan-kegiatan Perwakilan juga dipublikasikan melalui media website BPKP

pusat maupun website Perwakilan. Dalam tahun 2013 telah dimuat berita sebanyak 72

kali dalam daily news Perwakilan dan 36 kali dalam website BPKP Pusat dengan rincian

perbulan sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.Grafik 3.2

Perkembangan Upload Berita Melalui WebsiteTahun 2013

0

10

20

30

40

Triwulan ITriwulan II

Pengelolaan kehumasan dan website pada Perwakilan BPKP D. I. Yogyakartatelah menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut terbukti dengan diraihnyagelar juara umum lomba kehumasan sejak tahun 2011 dan 2012. Sedangkanpada lomba kehumasan tahun 2013 Perwakilan BPKP D. I. Yogyakartaditetapkan sebagai juara II, setelah menyabet 3 kategori juara yaitu sebagaijuara terbaik 1 kategori majalah internal, juara terbaik 1 kategori upload dailynews, dan juara terbaik 3 kategori pengelolaan website.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

54Bab III Akuntabilitas Kinerja

menjembatani pertukaran informasi antara Perwakilan BPKP dengan pihak eksternal.Salah satu sub kegiatan kehumasan adalah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media

massa baik berupa media cetak maupun situs internet. Untuk itu, kinerja IKU kehumasan

pada Perwakilan BPKP DIY diukur dengan jumlah/banyaknya publikasi kegiatan BPKP

yang dimuat di media massa. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas

layanan tersebut adalah “Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media massa”.

Target IKU tahun 2013 sebanyak 24 kali publikasi kegiatan Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta dengan realisasi sebanyak 53 kali atau tercapai maksimal sebesar

120%. Dibandingkan dengan tahun 2012, capaian IKU ini mengalami kenaikan dan

mencapai 176,67% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 30 kali.

Selain itu, kegiatan-kegiatan Perwakilan juga dipublikasikan melalui media website BPKP

pusat maupun website Perwakilan. Dalam tahun 2013 telah dimuat berita sebanyak 72

kali dalam daily news Perwakilan dan 36 kali dalam website BPKP Pusat dengan rincian

perbulan sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.Grafik 3.2

Perkembangan Upload Berita Melalui WebsiteTahun 2013

Triwulan ITriwulan II

Triwulan IIITriwulan IV

Pengelolaan kehumasan dan website pada Perwakilan BPKP D. I. Yogyakartatelah menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut terbukti dengan diraihnyagelar juara umum lomba kehumasan sejak tahun 2011 dan 2012. Sedangkanpada lomba kehumasan tahun 2013 Perwakilan BPKP D. I. Yogyakartaditetapkan sebagai juara II, setelah menyabet 3 kategori juara yaitu sebagaijuara terbaik 1 kategori majalah internal, juara terbaik 1 kategori upload dailynews, dan juara terbaik 3 kategori pengelolaan website.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

54Bab III Akuntabilitas Kinerja

menjembatani pertukaran informasi antara Perwakilan BPKP dengan pihak eksternal.Salah satu sub kegiatan kehumasan adalah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media

massa baik berupa media cetak maupun situs internet. Untuk itu, kinerja IKU kehumasan

pada Perwakilan BPKP DIY diukur dengan jumlah/banyaknya publikasi kegiatan BPKP

yang dimuat di media massa. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas

layanan tersebut adalah “Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media massa”.

Target IKU tahun 2013 sebanyak 24 kali publikasi kegiatan Perwakilan BPKP DaerahIstimewa Yogyakarta dengan realisasi sebanyak 53 kali atau tercapai maksimal sebesar

120%. Dibandingkan dengan tahun 2012, capaian IKU ini mengalami kenaikan dan

mencapai 176,67% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 30 kali.

Selain itu, kegiatan-kegiatan Perwakilan juga dipublikasikan melalui media website BPKP

pusat maupun website Perwakilan. Dalam tahun 2013 telah dimuat berita sebanyak 72

kali dalam daily news Perwakilan dan 36 kali dalam website BPKP Pusat dengan rincian

perbulan sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.Grafik 3.2

Perkembangan Upload Berita Melalui WebsiteTahun 2013

Daily News

Website Perwakilan

Total

Pengelolaan kehumasan dan website pada Perwakilan BPKP D. I. Yogyakartatelah menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut terbukti dengan diraihnyagelar juara umum lomba kehumasan sejak tahun 2011 dan 2012. Sedangkanpada lomba kehumasan tahun 2013 Perwakilan BPKP D. I. Yogyakartaditetapkan sebagai juara II, setelah menyabet 3 kategori juara yaitu sebagaijuara terbaik 1 kategori majalah internal, juara terbaik 1 kategori upload dailynews, dan juara terbaik 3 kategori pengelolaan website.

Page 63: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

55Bab III Akuntabilitas Kinerja

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp340.053.000,00 atau 99,53% dari anggaransebesar Rp341.654.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA. Dari sisi SDM,

pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 86 OH atau 23,89%

dari rencana sebanyak 360 OH.

31. Persentase Pemanfaatan Aset

Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pemanfaatan

sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yangdilaksanakan melalui pengelolaan urusan Subbag Umum Bagian Tata Usaha.

Dalam tahun 2013, seluruh aset telah dikelola dan dimanfaatkan atau mencapai 100%

dari target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan pada Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tidak ada aset yang tidak dimanfaatkan meskipun beberapa aset

berada pada kondisi yang kurang baik.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan

perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset,inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan akan

terus dipertahankan hingga akhir periode renstra tahun 2014.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM 2.160 OH atau 123,71% dari rencana sebanyak 1.746OH.

32. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan

kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan

indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,40 dari

skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan

pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab

atas pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2013, capaian IKU atas

pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,77 dari skala likert 1-10 atau104,05% dari target sebesar 7,40.

Realisasi IKU tahun 2013 tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun

2012 sebesar 7,68 dari skala likert 1-10. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 102,67% dari target sebesar 7,50.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

55Bab III Akuntabilitas Kinerja

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp340.053.000,00 atau 99,53% dari anggaransebesar Rp341.654.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA. Dari sisi SDM,

pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 86 OH atau 23,89%

dari rencana sebanyak 360 OH.

31. Persentase Pemanfaatan Aset

Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pemanfaatan

sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yangdilaksanakan melalui pengelolaan urusan Subbag Umum Bagian Tata Usaha.

Dalam tahun 2013, seluruh aset telah dikelola dan dimanfaatkan atau mencapai 100%

dari target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan pada Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tidak ada aset yang tidak dimanfaatkan meskipun beberapa aset

berada pada kondisi yang kurang baik.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan

perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset,inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan akan

terus dipertahankan hingga akhir periode renstra tahun 2014.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM 2.160 OH atau 123,71% dari rencana sebanyak 1.746OH.

32. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan

kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan

indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,40 dari

skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan

pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab

atas pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2013, capaian IKU atas

pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,77 dari skala likert 1-10 atau104,05% dari target sebesar 7,40.

Realisasi IKU tahun 2013 tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun

2012 sebesar 7,68 dari skala likert 1-10. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 102,67% dari target sebesar 7,50.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

55Bab III Akuntabilitas Kinerja

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp340.053.000,00 atau 99,53% dari anggaransebesar Rp341.654.000,00 yang seluruhnya merupakan dana DIPA. Dari sisi SDM,

pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 86 OH atau 23,89%

dari rencana sebanyak 360 OH.

31. Persentase Pemanfaatan Aset

Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pemanfaatan

sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta yangdilaksanakan melalui pengelolaan urusan Subbag Umum Bagian Tata Usaha.

Dalam tahun 2013, seluruh aset telah dikelola dan dimanfaatkan atau mencapai 100%

dari target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan pada Perwakilan BPKP Daerah

Istimewa Yogyakarta tidak ada aset yang tidak dimanfaatkan meskipun beberapa aset

berada pada kondisi yang kurang baik.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan

perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset,inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan akan

terus dipertahankan hingga akhir periode renstra tahun 2014.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp1.430.425.000,00 atau

98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.327.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM 2.160 OH atau 123,71% dari rencana sebanyak 1.746OH.

32. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan

kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” merupakan

indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,40 dari

skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan

pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab

atas pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2013, capaian IKU atas

pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,77 dari skala likert 1-10 atau104,05% dari target sebesar 7,40.

Realisasi IKU tahun 2013 tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun

2012 sebesar 7,68 dari skala likert 1-10. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 102,67% dari target sebesar 7,50.

Page 64: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

56Bab III Akuntabilitas Kinerja

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Pengelolaan Sarana dan Prasarana” dengan target tahun

2012 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai

100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp1.430.425.000,00 atau 98,49% dari anggaran sebesar Rp1452.327.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau111,40% dari rencana sebanyak 1.053 OH.

33. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP

Salah satu upaya penguatan lingkungan pengendalian adalah melalui perwujudan peran

aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif. Kegiatan pengawasan internal yang

dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan

kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalampengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja

BPKP, termasuk pada Perwakilan BPKP DIY.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100%. IKU ini

diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh

satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasidari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil evaluasi/reviu/audit.

Dalam tahun 2013, seluruh rekomendasi telah ditindaklanjuti atau IKU tercapai 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sama dengan tahun 2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan

dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai target sebesar

100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp340.053.000,00 atau99,53% dari anggaran sebesar Rp341.654.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 86 OH atau 23,89% dari rencana sebanyak

360 OH.

34. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Diassessment Tata Kelola APIP

Berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN,

Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, BPKP

mempunyai peran sebagai Instansi Pembina JFA guna mewujudkan manajemen SDM

berbasis kompetensi dan kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

56Bab III Akuntabilitas Kinerja

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Pengelolaan Sarana dan Prasarana” dengan target tahun

2012 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai

100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp1.430.425.000,00 atau 98,49% dari anggaran sebesar Rp1452.327.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau111,40% dari rencana sebanyak 1.053 OH.

33. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP

Salah satu upaya penguatan lingkungan pengendalian adalah melalui perwujudan peran

aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif. Kegiatan pengawasan internal yang

dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan

kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalampengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja

BPKP, termasuk pada Perwakilan BPKP DIY.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100%. IKU ini

diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh

satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasidari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil evaluasi/reviu/audit.

Dalam tahun 2013, seluruh rekomendasi telah ditindaklanjuti atau IKU tercapai 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sama dengan tahun 2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan

dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai target sebesar

100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp340.053.000,00 atau99,53% dari anggaran sebesar Rp341.654.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 86 OH atau 23,89% dari rencana sebanyak

360 OH.

34. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Diassessment Tata Kelola APIP

Berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN,

Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, BPKP

mempunyai peran sebagai Instansi Pembina JFA guna mewujudkan manajemen SDM

berbasis kompetensi dan kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

56Bab III Akuntabilitas Kinerja

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerjakegiatan (output) berupa “Pengelolaan Sarana dan Prasarana” dengan target tahun

2012 sebanyak 4 laporan. Sedangkan realisasinya sebanyak 4 laporan atau tercapai

100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp1.430.425.000,00 atau 98,49% dari anggaran sebesar Rp1452.327.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.173 OH atau111,40% dari rencana sebanyak 1.053 OH.

33. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP

Salah satu upaya penguatan lingkungan pengendalian adalah melalui perwujudan peran

aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif. Kegiatan pengawasan internal yang

dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan

kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalampengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja

BPKP, termasuk pada Perwakilan BPKP DIY.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100%. IKU ini

diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh

satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasidari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil evaluasi/reviu/audit.

Dalam tahun 2013, seluruh rekomendasi telah ditindaklanjuti atau IKU tercapai 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sama dengan tahun 2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan

dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai target sebesar

100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp340.053.000,00 atau99,53% dari anggaran sebesar Rp341.654.000,00 yang seluruhnya merupakan dana

DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 86 OH atau 23,89% dari rencana sebanyak

360 OH.

34. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Diassessment Tata Kelola APIP

Berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN,

Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, BPKP

mempunyai peran sebagai Instansi Pembina JFA guna mewujudkan manajemen SDM

berbasis kompetensi dan kinerja.

Page 65: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

57Bab III Akuntabilitas Kinerja

Dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakanbahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah

dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan

langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi,

dan pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung

terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan

bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan denganbantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,

pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan

hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin

meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelolaAPIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebanyak 9 instansi. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang

dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta selaku instansi Pembina JFA

di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mewujudkan auditor yang profesional

dan kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakantata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah berdasarkan hasil assessment(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal AuditCapability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 instansi atau tercapai 111,11% dari target. Realisasi

IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapaitarget sebanyak 12 instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola

APIP Daerah” dengan target tahun 2013 sebanyak 2 laporan. Sedangkan realisasinya

sebanyak 3 laporan atau tercapai 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp340.053.000,00 atau 99,53% dari anggaran sebesar Rp341.654.000,00 yangseluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 186 OH atau

51,67% dari rencana sebanyak 360 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

57Bab III Akuntabilitas Kinerja

Dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakanbahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah

dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan

langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi,

dan pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung

terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan

bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan denganbantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,

pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan

hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin

meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelolaAPIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebanyak 9 instansi. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang

dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta selaku instansi Pembina JFA

di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mewujudkan auditor yang profesional

dan kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakantata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah berdasarkan hasil assessment(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal AuditCapability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 instansi atau tercapai 111,11% dari target. Realisasi

IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapaitarget sebanyak 12 instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola

APIP Daerah” dengan target tahun 2013 sebanyak 2 laporan. Sedangkan realisasinya

sebanyak 3 laporan atau tercapai 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp340.053.000,00 atau 99,53% dari anggaran sebesar Rp341.654.000,00 yangseluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 186 OH atau

51,67% dari rencana sebanyak 360 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

57Bab III Akuntabilitas Kinerja

Dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakanbahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah

dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan

langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi,

dan pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung

terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan

bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan denganbantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,

pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan

hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin

meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelolaAPIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebanyak 9 instansi. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang

dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta selaku instansi Pembina JFA

di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mewujudkan auditor yang profesional

dan kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakantata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah berdasarkan hasil assessment(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal AuditCapability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 instansi atau tercapai 111,11% dari target. Realisasi

IKU tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapaitarget sebanyak 12 instansi.

Keberhasilan pencapaian target IKU ini didukung oleh capaian indikator kinerja

kegiatan (output) berupa “Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola

APIP Daerah” dengan target tahun 2013 sebanyak 2 laporan. Sedangkan realisasinya

sebanyak 3 laporan atau tercapai 120%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp340.053.000,00 atau 99,53% dari anggaran sebesar Rp341.654.000,00 yangseluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 186 OH atau

51,67% dari rencana sebanyak 360 OH.

Page 66: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

58Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis 8Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusanbagi PimpinanKecepatan pemrosesan dan penyampaian laporan hasil pengawasan maupun

kegiatan Perwakilan dan penyampaian informasi secara cepat menjadi kebutuhan yang

tidak bisa ditunda pelaksanaannya. Untuk itu, dibutuhkan sistem informasi yang dapat

mendukung kelancaran pemrosesan dan penyampaian laporan maupun informasi tersebut.

Untuk mengukur sejauh mana Perwakilan BPKP memanfaatkan sistem aplikasi yang telahdibangun oleh BPKP, dipandang perlu menetapkan sasaran strategis “Terselenggaranya

100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”.

Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung

dengan terselenggaranya sistem dukungan. Realisasi IKU tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan target tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2011 2012

1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkansecara efektif

sistem 10 10 0 10 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai 100%. Uraiancapaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

35. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan secara Efektif

IKU ini dimaksudkan untuk mengukur pemanfaatan/implementasi sistem informasi yang

telah dibangun oleh BPKP dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh

pimpinan. Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah sistem informasi

yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta dengan jumlah sistem informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP.

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara

efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari

target. Realisasi tersebut sama dengan realisasi tahun 2012. Jika dibandingkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini juga telah mencapai 100% target

sebanyak 10 sistem informasi. Kesepuluh sistem informasi tersebut meliputi :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

58Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis 8Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusanbagi PimpinanKecepatan pemrosesan dan penyampaian laporan hasil pengawasan maupun

kegiatan Perwakilan dan penyampaian informasi secara cepat menjadi kebutuhan yang

tidak bisa ditunda pelaksanaannya. Untuk itu, dibutuhkan sistem informasi yang dapat

mendukung kelancaran pemrosesan dan penyampaian laporan maupun informasi tersebut.

Untuk mengukur sejauh mana Perwakilan BPKP memanfaatkan sistem aplikasi yang telahdibangun oleh BPKP, dipandang perlu menetapkan sasaran strategis “Terselenggaranya

100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”.

Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung

dengan terselenggaranya sistem dukungan. Realisasi IKU tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan target tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2011 2012

1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkansecara efektif

sistem 10 10 0 10 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai 100%. Uraiancapaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

35. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan secara Efektif

IKU ini dimaksudkan untuk mengukur pemanfaatan/implementasi sistem informasi yang

telah dibangun oleh BPKP dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh

pimpinan. Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah sistem informasi

yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta dengan jumlah sistem informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP.

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara

efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari

target. Realisasi tersebut sama dengan realisasi tahun 2012. Jika dibandingkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini juga telah mencapai 100% target

sebanyak 10 sistem informasi. Kesepuluh sistem informasi tersebut meliputi :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

58Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis 8Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusanbagi PimpinanKecepatan pemrosesan dan penyampaian laporan hasil pengawasan maupun

kegiatan Perwakilan dan penyampaian informasi secara cepat menjadi kebutuhan yang

tidak bisa ditunda pelaksanaannya. Untuk itu, dibutuhkan sistem informasi yang dapat

mendukung kelancaran pemrosesan dan penyampaian laporan maupun informasi tersebut.

Untuk mengukur sejauh mana Perwakilan BPKP memanfaatkan sistem aplikasi yang telahdibangun oleh BPKP, dipandang perlu menetapkan sasaran strategis “Terselenggaranya

100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”.

Sasaran strategis ini diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung

dengan terselenggaranya sistem dukungan. Realisasi IKU tahun 2013 dibandingkan dengan

tahun 2012 dan dikaitkan target tahun 2014 disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

No Indikator Kinerja Satuan

KinerjaKenaikan/(Penuru

nan)

TargetKinerja2014

Capaian2012 thdTarget2014

2011 2012

1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkansecara efektif

sistem 10 10 0 10 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU pada sasaran strategis tahun 2013 telah tercapai 100%. Uraiancapaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

35. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan secara Efektif

IKU ini dimaksudkan untuk mengukur pemanfaatan/implementasi sistem informasi yang

telah dibangun oleh BPKP dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh

pimpinan. Pengukuran IKU dilakukan dengan membandingkan jumlah sistem informasi

yang telah dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah IstimewaYogyakarta dengan jumlah sistem informasi yang telah dikembangkan oleh BPKP.

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak sepuluh sistem informasi telah dimanfaatkan secara

efektif oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atau mencapai 100% dari

target. Realisasi tersebut sama dengan realisasi tahun 2012. Jika dibandingkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini juga telah mencapai 100% target

sebanyak 10 sistem informasi. Kesepuluh sistem informasi tersebut meliputi :

Page 67: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

59Bab III Akuntabilitas Kinerja

Aplikasi SispedapAplikasi Sispeka

Aplikasi SIM RKT

Aplikasi Simonev RKT

Aplikasi Sim HP

Aplikasi PP 39

Aplikasi RKKL/DIPAAplikasi SAI

Aplikasi SIMAK BMN

Aplikasi SPM

Selain itu, sejak tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

mengembangkan aplikasi Paris Update, yaitu aplikasi berbasis web sebagai media

storing dan sharing knowledge untuk mengembangkan knowledge based management.Sejak akhir tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga telahmenerapkan aplikasi EXIS yang dikembangkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur. Aplikasi tersebut sangat bermanfaat pengelolaan perencanaan penugasan

maupun keuangan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp1.430.377.000,00 atau 98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.329.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.174 OH atau110,86% dari rencana sebanyak 1.059 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

59Bab III Akuntabilitas Kinerja

Aplikasi SispedapAplikasi Sispeka

Aplikasi SIM RKT

Aplikasi Simonev RKT

Aplikasi Sim HP

Aplikasi PP 39

Aplikasi RKKL/DIPAAplikasi SAI

Aplikasi SIMAK BMN

Aplikasi SPM

Selain itu, sejak tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

mengembangkan aplikasi Paris Update, yaitu aplikasi berbasis web sebagai media

storing dan sharing knowledge untuk mengembangkan knowledge based management.Sejak akhir tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga telahmenerapkan aplikasi EXIS yang dikembangkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur. Aplikasi tersebut sangat bermanfaat pengelolaan perencanaan penugasan

maupun keuangan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp1.430.377.000,00 atau 98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.329.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.174 OH atau110,86% dari rencana sebanyak 1.059 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

59Bab III Akuntabilitas Kinerja

Aplikasi SispedapAplikasi Sispeka

Aplikasi SIM RKT

Aplikasi Simonev RKT

Aplikasi Sim HP

Aplikasi PP 39

Aplikasi RKKL/DIPAAplikasi SAI

Aplikasi SIMAK BMN

Aplikasi SPM

Selain itu, sejak tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah

mengembangkan aplikasi Paris Update, yaitu aplikasi berbasis web sebagai media

storing dan sharing knowledge untuk mengembangkan knowledge based management.Sejak akhir tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga telahmenerapkan aplikasi EXIS yang dikembangkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur. Aplikasi tersebut sangat bermanfaat pengelolaan perencanaan penugasan

maupun keuangan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp1.430.377.000,00 atau 98,49% dari anggaran sebesar Rp1.452.329.000,00 yang

seluruhnya merupakan dana DIPA serta menggunakan SDM sebanyak 1.174 OH atau110,86% dari rencana sebanyak 1.059 OH.

Page 68: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

60Bab IV Penutup

BAB IV

PENUTUP

AKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 menyajikan informasi

kinerja yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan disertaianalisis yang memadai dalam rangka evaluasi guna perbaikan di masa yang akan

datang. Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013.

Laporan kinerja juga menggambarkan sejauh mana sistem akuntabilitas kinerja telah

diimplementasikan dalam penyelenggaraan kinerja. Beberapa perbaikan telah dilakukan

terhadap seluruh komponen sistem akuntabilitas kinerja yang meliputi perencanaan kinerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja meliputi perbaikan kualitas dokumen renstra,

rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Dalam Renstra

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-1014 telah ditambahkan sasaran

strategis, IKU dan target tahunan. Target kinerja jangka menengah dalam renstra telah

dirinci dalam target kinerja tahunan dalam penetapan kinerja tahunan yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan. Sasaran strategis diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki

hubungan kausalitas dengan sasaran.

Dalam hal pengukuran kinerja, perbaikan dilakukan pada mekanisme pengumpulan

data kinerja menggunakan sistem aplikasi dan melakukan pengukuran melalui

pembandingan realisasi dengan target tahun berjalan.

Perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan perkembangan pencapaiankinerja dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi, selanjutnya merumuskan tindakan

yang harus diambil untuk mengatasi hambatan tersebut.

Sebagian besar sasaran strategis telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan

dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan 35 IKU, telah ditetapkan 11 IKU

dominan sebagai ukuran untuk menilai capaian tujuan/sasaran. Dalam tahun 2013, enam

dari delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%, serta 9 dari 11 IKU dominan

telah tercapai dengan rincian sebagai berikut :

Sasaran 1 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 120%

Sasaran 2 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 3 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 120%

Sasaran 4 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 120%

L

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

60Bab IV Penutup

BAB IV

PENUTUP

AKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 menyajikan informasi

kinerja yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan disertaianalisis yang memadai dalam rangka evaluasi guna perbaikan di masa yang akan

datang. Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013.

Laporan kinerja juga menggambarkan sejauh mana sistem akuntabilitas kinerja telah

diimplementasikan dalam penyelenggaraan kinerja. Beberapa perbaikan telah dilakukan

terhadap seluruh komponen sistem akuntabilitas kinerja yang meliputi perencanaan kinerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja meliputi perbaikan kualitas dokumen renstra,

rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Dalam Renstra

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-1014 telah ditambahkan sasaran

strategis, IKU dan target tahunan. Target kinerja jangka menengah dalam renstra telah

dirinci dalam target kinerja tahunan dalam penetapan kinerja tahunan yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan. Sasaran strategis diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki

hubungan kausalitas dengan sasaran.

Dalam hal pengukuran kinerja, perbaikan dilakukan pada mekanisme pengumpulan

data kinerja menggunakan sistem aplikasi dan melakukan pengukuran melalui

pembandingan realisasi dengan target tahun berjalan.

Perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan perkembangan pencapaiankinerja dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi, selanjutnya merumuskan tindakan

yang harus diambil untuk mengatasi hambatan tersebut.

Sebagian besar sasaran strategis telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan

dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan 35 IKU, telah ditetapkan 11 IKU

dominan sebagai ukuran untuk menilai capaian tujuan/sasaran. Dalam tahun 2013, enam

dari delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%, serta 9 dari 11 IKU dominan

telah tercapai dengan rincian sebagai berikut :

Sasaran 1 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 120%

Sasaran 2 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 3 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 120%

Sasaran 4 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 120%

L

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

60Bab IV Penutup

BAB IV

PENUTUP

AKIP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 menyajikan informasi

kinerja yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan disertaianalisis yang memadai dalam rangka evaluasi guna perbaikan di masa yang akan

datang. Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan

BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013.

Laporan kinerja juga menggambarkan sejauh mana sistem akuntabilitas kinerja telah

diimplementasikan dalam penyelenggaraan kinerja. Beberapa perbaikan telah dilakukan

terhadap seluruh komponen sistem akuntabilitas kinerja yang meliputi perencanaan kinerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja meliputi perbaikan kualitas dokumen renstra,

rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Dalam Renstra

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-1014 telah ditambahkan sasaran

strategis, IKU dan target tahunan. Target kinerja jangka menengah dalam renstra telah

dirinci dalam target kinerja tahunan dalam penetapan kinerja tahunan yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan. Sasaran strategis diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki

hubungan kausalitas dengan sasaran.

Dalam hal pengukuran kinerja, perbaikan dilakukan pada mekanisme pengumpulan

data kinerja menggunakan sistem aplikasi dan melakukan pengukuran melalui

pembandingan realisasi dengan target tahun berjalan.

Perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan perkembangan pencapaiankinerja dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi, selanjutnya merumuskan tindakan

yang harus diambil untuk mengatasi hambatan tersebut.

Sebagian besar sasaran strategis telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan

dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan 35 IKU, telah ditetapkan 11 IKU

dominan sebagai ukuran untuk menilai capaian tujuan/sasaran. Dalam tahun 2013, enam

dari delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%, serta 9 dari 11 IKU dominan

telah tercapai dengan rincian sebagai berikut :

Sasaran 1 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 120%

Sasaran 2 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 3 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 120%

Sasaran 4 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 120%

L

Page 69: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

61Bab IV Penutup

Sasaran 5 : Dari 1 IKU dominan, belum tercapai, capaian 83,33%

Sasaran 6 : Dari 1 IKU dominan, belum tercapai, capaian 71,43%

Sasaran 7 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 104%

Sasaran 8 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Identifikasi terhadap beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 belumtercapai 100%, karena pada sebagian besar Pemda dalam mengimplementasikan SPIP

belum secara integral menyatu dengan kegiatan operasional instansi, melainkan baru

pada tahap pemetaan/penilaian risiko dan pengembangan infrastruktur pengendalian

berupa penetapan dan pengembangan kebijakan/SOP.

2. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA masih harus ditingkatkan

pada tahun-tahun berikutnya.

Informasi yang disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akandimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas kinerja di masa yang akan datang.

Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun

kegagalan dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untuk menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta

terwujudnya pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge basedmanagement dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam

melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis

(penunjang).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

61Bab IV Penutup

Sasaran 5 : Dari 1 IKU dominan, belum tercapai, capaian 83,33%

Sasaran 6 : Dari 1 IKU dominan, belum tercapai, capaian 71,43%

Sasaran 7 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 104%

Sasaran 8 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Identifikasi terhadap beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 belumtercapai 100%, karena pada sebagian besar Pemda dalam mengimplementasikan SPIP

belum secara integral menyatu dengan kegiatan operasional instansi, melainkan baru

pada tahap pemetaan/penilaian risiko dan pengembangan infrastruktur pengendalian

berupa penetapan dan pengembangan kebijakan/SOP.

2. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA masih harus ditingkatkan

pada tahun-tahun berikutnya.

Informasi yang disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akandimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas kinerja di masa yang akan datang.

Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun

kegagalan dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untuk menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta

terwujudnya pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge basedmanagement dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam

melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis

(penunjang).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

61Bab IV Penutup

Sasaran 5 : Dari 1 IKU dominan, belum tercapai, capaian 83,33%

Sasaran 6 : Dari 1 IKU dominan, belum tercapai, capaian 71,43%

Sasaran 7 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 104%

Sasaran 8 : Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Identifikasi terhadap beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 belumtercapai 100%, karena pada sebagian besar Pemda dalam mengimplementasikan SPIP

belum secara integral menyatu dengan kegiatan operasional instansi, melainkan baru

pada tahap pemetaan/penilaian risiko dan pengembangan infrastruktur pengendalian

berupa penetapan dan pengembangan kebijakan/SOP.

2. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA masih harus ditingkatkan

pada tahun-tahun berikutnya.

Informasi yang disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akandimanfaatkan oleh seluruh jajaran personil Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas kinerja di masa yang akan datang.

Sebagai upaya peningkatan kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta akan melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi internal secara periodik mengenai keberhasilan maupun

kegagalan dalam melaksanakan program dan kegiatan serta mengambil langkah-langkah riil untuk menyelesaikan permasalahan yang dijumpai.

b. Mengembangkan manajemen perubahan dan memantapkan sinergitas Reformasi

Birokrasi, SPIP, dan Budaya Kerja terutama berkaitan dengan penyempurnaan proses

bisnis agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif serta

terwujudnya pengendalian risiko strategis dan risiko operasional.

c. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pemantapan pengembangan knowledge basedmanagement dalam berbagai aspek sehingga diharapkan lebih responsif dalam

melaksanakan tugas-tugas teknis (audit dan non audit) maupun non teknis

(penunjang).

Page 70: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 1 1/19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yangmendapatpendampinganpenyusunan LaporanKeuangan

% 90 266,67 120,00 104.715 73.840 178.555 94.715 73.840 168.555 94,40 348 941 270,40

Persentase IPD yanglaporan keuangannyamemperoleh opiniminimal WDP

% 100 100 100,00 280.491 366.725 647.216 290.491 366.725 657.216 101,55 258 3.001 1.163,18

Persentase jumlahlaporan keuanganproyek PHLN yangmemperoleh opinidukungan Wajar

% 100 100 100,00 314.931 202.192 517.123 314.931 202.192 517.123 100,00 1.367 1.794 131,24

Persentase hasilpengawasan lintassektoral yangdisampaikan ke Pusat

% 100 163 120,00 564.817 200.436 765.253 547.426 200.436 747.862 97,73 1.258 2.553 202,94

Persentase hasilpengawasan ataspermintaan presidenyang disampaikan kePusat

% 100 111,76 111,76 170.466 0 170.466 164.565 0 164.565 96,54 777 588 75,68

Persentase hasilpengawasan ataspermintaanstakeholders yangdijadikan bahanpengambilankeputusan olehstakeholders

% 90 95,00 105,56 32.240 5.542 37.782 39.830 5.542 45.372 120,09 28 173 617,86

Persentase BUMD yangmendapatpendampinganpenyelenggaraanakuntansi

% 50 50,00 100,00 121.853 76.130 197.983 121.853 76.130 197.983 100,00 1.378 1.148 83,31

KEUANGAN SDM (OH)

PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

ANGGARAN REALISASI RENCANA

REALISASI %

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA UTAMA

SATUAN

TARGET PROGRAM

%CAPAI

AN

REALISASI

Page 71: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 1 2/19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %

KEUANGAN SDM (OH)

ANGGARAN REALISASI RENCANA

REALISASI %

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA UTAMA

SATUAN

TARGET PROGRAM

%CAPAI

AN

REALISASI

TercapainyaOptimalisasiPenerimaanNegara sebesar87,50%

Persentase temuan hasilpengawasanoptimalisasi penerimaannegara/daerah yangditindaklanjuti

% 90 90 100,00 PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

54.590 0 54.590 54.590 0 54.590 100,00 58 161 277,59

Persentase laporanpengawasan BUNdisampaikan tepat waktu

% 90 90,91 101,01 290.645 18.700 309.345 274.739 18.700 293.439 94,86 2.581 942 36,50

Persentase IPD yangmelaksanakanpelayanan sesuaiStandar PelayananMinimal

% 60 100 120,00 230.737 5.040 235.777 220.737 5.040 225.777 95,76 911 949 104,17

PersentaseBUMN/D/BLU/D yangdilakukansosialisasi/asistensiGCG/KPI

% 100 163 120,00 160.174 53.190 213.364 143.785 53.190 196.975 92,32 1.342 854 63,64

Persentase BUMD yangdilakukan audit kinerja

% 100 100 100,00 413.315 116.139 529.454 412.877 116.139 529.016 99,92 2.438 1.899 77,89

Kelompok Masyarakatyang mendapatkanSosialisasi ProgramAnti Korupsi

Pokmas 9 21 120,00 188.763 0 188.763 198.763 0 198.763 105,30 478 544 113,81

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraudyang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

8 10 120,00 119.421 0 119.421 128.825 0 128.825 107,87 405 416 102,72

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukankajian peraturan yangberpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

1 6 120,00 74.295 0 74.295 74.295 0 74.295 100,00 42 274 652,38

PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

Terselenggaranya SPM pada60% IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

MeningkatkanKesadaran danKeterlibatan K/L,Pemda,BUMN/BUMDDalam UpayaPencegahan danPemberantasanKorupsi Menjadi80%

Page 72: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 1 3/19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %

KEUANGAN SDM (OH)

ANGGARAN REALISASI RENCANA

REALISASI %

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA UTAMA

SATUAN

TARGET PROGRAM

%CAPAI

AN

REALISASI

Persentase Pelaksanaanpenugasan HKP, klaimdan penyesuaian harga

% 90 100 111,11 118.127 0 118.127 122.459 0 122.459 103,67 805 504 62,61

Persentase pelaksanaanaudit investigasi/PKKN/PKA

% 90 100,00 111,11 147.952 0 147.952 122.459 0 122.459 82,77 1.165 504 43,26

Persentase TL hasilaudit investigasi nonTPK oleh instansiberwenang

% 80 28 35,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0,00

Persentase laporankeinvestigasian yangsesuai standar

% 100 100 100,00 118.127 0 118.127 122.459 0 122.459 103,67 805 504 62,61

Persentase hasiltelaahan pengaduanmasyarakat

% 100 100 100,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 153 100,00

MeningkatnyaKualitasPenerapan SPIPdi 70%K/L/Pemda

Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIPsesuai PP Nomor 60Tahun 2008

% 60 50 83,33 PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

65.530 0 65.530 64.587 0 64.587 98,56 220 403 183,18

Jumlah Pemda yangdilakukan asistensipenyelenggaraan SPIPsesuai PP No 60 Tahun2008

Pemda 6 12 120,00 65.530 29.990 95.520 64.587 29.990 94.577 99,01 220 403 183,18

Jumlah Pemda yangdilakukan monitoringSistem PengendalianIntern

Pemda 8 12 120,00 65.530 37.950 103.480 64.587 37.950 102.537 99,09 220 403 183,18

Meningkatnyakapasitas aparatpengawasaninternpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Persentase Pemda yangdilakukan asistensipenerapan JFA

% 70 50 71,43 PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

43.498 0 43.498 43.498 0 43.498 100,00 136 123 90,44

Page 73: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 1 4/19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH %

KEUANGAN SDM (OH)

ANGGARAN REALISASI RENCANA

REALISASI %

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJA UTAMA

SATUAN

TARGET PROGRAM

%CAPAI

AN

REALISASI

Persentase jumlahrencana penugasanpengawasan yangterealisasi

% 90 97,06 107,84 1.452.327 0 1.452.327 1.430.425 0 1.430.425 98,49 1.053 1.173 111,40

Persentase kesesuaianlaporan keuanganPerwakilan BPKPdengan SAP

% 100 100 100,00 1.452.327 0 1.452.327 1.430.425 0 1.430.425 98,49 1.053 1.173 111,40

Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanankepegawaian

SkalaLikert

1 sd 10

7,40 7,42 100,27 1.452.327 0 1.452.327 1.430.425 0 1.430.425 98,49 1.053 1.173 111,40

Persentase Pagu Danayang tidak Diblokir dalamDIPA

% 100 100 100,00 1.452.327 0 1.452.327 1.430.425 0 1.430.425 98,49 1.053 1.173 111,40

Persepsi kepuasanpegawai perwakilan ataspencairan anggaranyang diajukan sesuaiprosedur

SkalaLikert

1 sd 10

7,40 7,8 105,41 2.563.000 0 2.563.000 2.520.797 0 2.520.797 98,35 1.053 1.173 111,40

Jumlah publikasikegiatan perwakilanBPKP di media massa

Kali 24 53 120,00 341.654 0 341.654 340.053 0 340.053 99,53 360 86 23,89

Persentasepemanfaatan asset

% 100 100 100,00 1.452.327 0 1.452.327 1.430.425 0 1.430.425 98,49 1.746 2.160 123,71

Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanansarpras

SkalaLikert

1 sd 10

7,40 7,7 104,05 1.452.327 0 1.452.327 1.430.425 0 1.430.425 98,49 1.053 1.173 111,40

Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

% 100 100 100,00 341.654 0 341.654 340.053 0 340.053 99,53 360 86 23,89

Jumlah instansi APIPyang telah disosialisasidan atau di-assessmenttata kelola APIP

Instansi 9 10 111,11 341.654 0 341.654 340.053 0 340.053 99,53 360 186 51,67

Terselenggaranya 100% sistemdukunganpengambilankeputusan bagipimpinan

Jumlah SistemInformasi yangdimanfaatkan secaraefektif

Sistem 10 10 100,00 DukunganManajemenPengawasandanPelaksanaanTugas TeknisLainnya BPKP

1.452.329 0 1.452.329 1.430.377 0 1.430.377 98,49 1.059 1.174 110,86

Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90%dan kualitaspengelolaaankeuangansebesar 100%.

DukunganManajemenPengawasandanPelaksanaanTugas TeknisLainnya BPKPsertaPeningkatanSarana danPrasaranaAparaturNegara BPKP

Page 74: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 2 5/19

1 2 3 4 5 6 = 5-4 7 8 = 5/7

Meningkatnya kualitas95% LKKL dan 95%LKPD

Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan LaporanKeuangan

% 266,67 100 166,67 95 280,70

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Persentase jumlah laporan keuanganproyek PHLN yang memperoleh opinidukungan Wajar

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Persentase hasil pengawasan lintassektoral yang disampaikan ke Pusat

% 163,00 88,24 74,76 95 171,58

Persentase hasil pengawasan ataspermintaan presiden yangdisampaikan ke Pusat

% 111,76 92,86 18,90 95 117,64

Persentase hasil pengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders

% 95,00 52 43,00 95 100,00

Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraanakuntansi

% 50,00 55,56 (5,56) 75 66,67

TercapainyaOptimalisasi

Persentase temuan hasil pengawasanoptimalisasi penerimaan negara/daerahyang ditindaklanjuti

% 90,00 85,71 4,29 90 100,00

Persentase laporan pengawasan BUNdisampaikan tepat waktu

% 90,91 89,87 1,04 95 95,69

Terselenggaranya SPMpada 60% IPD danterselenggaranya GGpada 75% BUMN/BUMD

Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai Standar PelayananMinimal

% 100,00 88,89 11,11 60 166,67

% CAPAIAN TH 2013THD TARGET TH 2014

PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2012 DAN TARGET TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATU AN KINERJA TH

2013KINERJA TH

2012KENAIKAN/PENURUN AN

TARGETKINERJA TH

2014

Page 75: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 2 6/19

1 2 3 4 5 6 = 5-4 7 8 = 5/7

% CAPAIAN TH 2013THD TARGET TH 2014

SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATU AN KINERJA TH

2013KINERJA TH

2012KENAIKAN/PENURUN AN

TARGETKINERJA TH

2014

Persentase BUMN/D/BLU/D yangdilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 163,00 100 63,00 100 163,00

Persentase BUMD yang dilakukan auditkinerja

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Kelompok Masyarakat yangmendapatkan Sosialisasi ProgramAnti Korupsi

Pokmas 21,00 12 9,00 6 350,00

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDberisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

IPP/IPD/BUMD/BLUD

10,00 8 2,00 9 111,11

JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yangdilakukan kajian peraturan yangberpotensi TPK

IPP/IPD/BUMD/BLUD

6,00 3 3,00 1 600,00

Persentase Pelaksanaan penugasanHKP, klaim dan penyesuaian harga

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Persentase pelaksanaan auditinvestigasi/ PKKN/PKA

% 100,00 103,03 (3,03) 100 100,00

Persentase TL hasil audit investigasinon TPK oleh instansi berwenang

% 28,00 66,67 (38,67) 80 35,00

Persentase laporan keinvestigasianyang sesuai standar

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Persentase hasil telaahan pengaduanmasyarakat

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Meningkatnya KualitasPenerapan SPIP di 70%K/L/Pemda

Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008

% 50,00 33,33 16,67 70,00 71,43

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensipenyelenggaraan SPIP sesuai PP No60 Tahun 2008

Pemda 12,00 6 6,00 8 150,00

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem Pengendalian Intern

Pemda 12,00 5 7,00 9 133,33

MeningkatkanKesadaran danKeterlibatan K/L,Pemda, BUMN/BUMDDalam UpayaPencegahan danPemberantasan KorupsiMenjadi 80%

Page 76: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 2 7/19

1 2 3 4 5 6 = 5-4 7 8 = 5/7

% CAPAIAN TH 2013THD TARGET TH 2014

SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATU AN KINERJA TH

2013KINERJA TH

2012KENAIKAN/PENURUN AN

TARGETKINERJA TH

2014

Meningkatnya kapasitasaparat pengawasanintern pemerintah yangprofesional dankompeten pada 80%Pemda

Persentase Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA

% 50,00 41,67 8,33 80 62,50

Persentase jumlah rencana penugasanpengawasan yang terealisasi

% 97,06 90,43 6,63 90 107,84

Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKP denganSAP

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Persepsi kepuasan pegawai perwakilanterhadap layanan kepegawaian

SkalaLikert 1

sd 10

7,42 7,41 0,01 7,50 98,93

Persentase Pagu Dana yang tidakDiblokir dalam DIPA

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Persepsi kepuasan pegawai perwakilanatas pencairan anggaran yang diajukansesuai prosedur

SkalaLikert 1

sd 10

7,77 7,38 0,39 7,50 103,60

Jumlah publikasi kegiatan perwakilanBPKP di media massa

Kali 53,00 33 20,00 30 176,67

Persentase pemanfaatan asset % 100,00 100 0,00 100 100,00Persepsi kepuasan pegawai perwakilanterhadap layanan sarpras

SkalaLikert 1

sd 10

7,70 7,68 0,02 7,5 102,67

Persentase tindak lanjut rekomendasihasil audit Inspektorat

% 100,00 100 0,00 100 100,00

Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessmenttata kelola APIP

Instansi 9,00 6 3,00 12 75,00

Terselenggaranya 100%sistem dukunganpengambilan keputusanbagi pimpinan

Jumlah Sistem Informasi yangdimanfaatkan secara efektif

Sistem 10,00 10 0,00 10 100,00

Meningkatnya efektifitasperencanaanpengawasan sebesar90% dan kualitaspengelolaaan keuangansebesar 100%.

Page 77: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 3/8 - 19

1. Provinsi D. I. Yogyakarta WTP2. Kota Yogyakarta WTP3. Kabupaten Bantul WDP4. Kabupaten Sleman WTP5. Kabupaten Kulonprogo WDP6. Kabupaten Gunungkidul WDP7. Kabupaten Klaten WDP8. Kabupaten Purworejo WDP9. Kota Magelang WDP

10. Kabupaten Magelang WDP11. Kabupaten Kebumen WTP12. Kabupaten Cilacap WDP

OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2013DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

No Pemerintah Daerah Opini BPK

Page 78: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 4/9 - 19

1. PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta Sehat2. PDAM Kabupaten Sleman Kurang Sehat3. PDAM Kabupaten Gunungkidul Kurang Sehat4. PDAM Kabupaten Kulon Progo Sehat5. PDAM Kabupaten Bantul Sehat6. PDAM Kabupaten Purworejo Sehat7. PDAM Kabupaten Klaten Sehat8. PDAM Kabupaten Sragen Sehat9. PDAM Kabupaten Banyumas Sehat

10. PDAM Kabupaten Karanganyar Sehat

CAPAIAN KINERJA BUMD TAHUN BUKU 2013DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

No Nama BUMD Predikat Kinerja

Page 79: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 5/ 10 -19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH % RENCANA

REALISASI %

Meningkatnyakualitas 95%LKKL dan 95%LKPD

Laporan HasilBimtek/AsistensiPenyusunan LKKL

Lap 7 38 120,00 104.715 73.840 178.555 94.715 73.840 168.555 94,40 348 941 270,40

Laporan HasilBimtek/AsistensiPenyusunan LKPD

Lap 4 172 120,00 280.491 366.725 647.216 290.491 366.725 657.216 101,55 258 3.001 1.163,18

Laporan HasilPengawasan atasProyek PHLN

Lap 39 50 120,00 314.931 202.192 517.123 314.931 202.192 517.123 100,00 1.367 1.794 131,24

Laporan HasilPengawasan LintasSektor

Lap 35 99 120,00 564.817 200.436 765.253 547.426 200.436 747.862 97,73 1.258 2.553 202,94

Laporan HasilPengawasan ataspermintaan Presiden

Lap 9 19 120,00 170.466 0 170.466 164.565 0 164.565 96,54 777 588 75,68

Laporan HasilPengawasan ataspermintaanStakeholders

Lap 1 20 120,00 32.240 5.542 37.782 39.830 5.542 45.372 120,09 28 173 617,86

Laporan HasilBimtek/AsistensiPenyusunan LKBUMD

Lap 12 29 120,00 121.853 76.130 197.983 121.853 76.130 197.983 100,00 1.378 1.148 83,31

Laporan HasilPengawasan ataspenerimaan negara

Lap 2 4 120,00 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan Pembinaan SPIP

54.590 0 54.590 54.590 0 54.590 100,00 58 161 277,59

Laporan HasilPengawasan BUN

Lap 50 106 120,00 290.645 18.700 309.345 274.739 18.700 293.439 94,86 2.581 942 36,50

REALISASI

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT TAHUN 2013PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJAOUTPUT

SATUAN

TARGET

REALISASI PROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)

KEGIATAN%

CAPAIAN

ANGGARAN

Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan Pembinaan SPIP

TercapainyaOptimalisasiPenerimaanNegarasebesar87,50%

PelaksanaanPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

PelaksanaanPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

Page 80: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 5/ 11 -19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH % RENCANA

REALISASI %

REALISASISASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJAOUTPUT

SATUAN

TARGET

REALISASI PROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)

KEGIATAN%

CAPAIAN

ANGGARAN

Laporan HasilPengawasan atasKinerja PelayananPublik

Lap 9 20 120,00 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan Pembinaan SPIP

230.737 5.040 235.777 220.737 5.040 225.777 95,76 911 949 104,17

Laporan HasilBimtek/AsistensiGCG/KPI sektorKorporat

Lap 13 28 120,00 160.174 53.190 213.364 143.785 53.190 196.975 92,32 1.342 854 63,64

Laporan HasilPengawasan atasKinerja BUMD

Lap 31 54 120,00 413.315 116.139 529.454 412.877 116.139 529.016 99,92 2.438 1.899 77,89

Laporan Hasilsosialisasi masalahkorupsi

Lap 10 52 120,00 188.763 0 188.763 198.763 0 198.763 105,30 478 544 113,81

Laporan HasilBimtek/AsistensiImplementasi FraudControl Plan (FCP)

Lap 9 10 111,11 119.421 0 119.421 128.825 0 128.825 107,87 405 416 102,72

Laporan Hasil Kajianpengawasan

Lap 1 12 120,00 74.295 0 74.295 74.295 0 74.295 100,00 42 274 652,38

Laporan Hasil AuditInvestigasi atas HKP,Eskalasi, dan Klaim

Lap 5 4 80,00 68.400 0 68.400 61.570 0 61.570 90,01 404 344 85,15

Laporan Hasil AuditInvestigasi,Perhitungan kerugiankeuangan negara,dan pemberianketerangan ahli ataspermintaan instansipenyidik

Lap 43 52 120,00 315.806 0 315.806 305.806 0 305.806 96,83 2.370 1.332 56,20

MeningkatkanKesadaran danKeterlibatanK/L, Pemda,BUMN/BUMDDalam UpayaPencegahandanPemberantasan KorupsiMenjadi 80%

Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan Pembinaan SPIP

PelaksanaanPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

PelaksanaanPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

Terselenggaranya SPM pada60% IPD danterselenggaranya GG pada75%BUMN/BUMD

Page 81: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 5/ 12 -19

DIPA MITRA JUMLAH DIPA MITRA JUMLAH % RENCANA

REALISASI %

REALISASISASARANSTRATEGIS

INDIKATORKINERJAOUTPUT

SATUAN

TARGET

REALISASI PROGRAM

KEUANGAN SDM (OH)

KEGIATAN%

CAPAIAN

ANGGARAN

Laporan hasil reviuatas pengaduanmasyarakat

Lap 0 15 120,00 0 0 0 0 0 0 0,00 0 153 100,00

MeningkatnyaKualitasPenerapanSPIP di 70%K/L/Pemda

PelaksanaanPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

Laporan dukunganpembinaanpenyelenggaraanSPIP

Lap 3 63 120,00 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan Pembinaan SPIP

196.589 67.940 264.529 193.760 67.940 261.700 98,93 658 1.044 158,66

Laporan hasilsosialisasi danBimtek PenerapanJFA APIP Daerah

Lap 4 4 100,00 15.557 0 15.557 15.557 0 15.557 100,00 64 55 85,94

Laporan hasilsosialisasi danBimtek PenerapanTata Kelola APIPDaerah

Lap 2 3 120,00 18.936 0 18.936 18.936 0 18.936 100,00 57 53 92,98

Laporan hasilevaluasi penerapanJFA APIP Daerah

Lap 1 1 100,00 9.005 0 9.005 9.005 0 9.005 100,00 15 15 100,00

Penyusunan rencanadan laporan hasilpengawasan

Lap 21 21 100,00 4.901.605 0 4.901.605 4.827.686 0 4.827.686 98,49 3.554 3.960 111,43

Pengelolaankepegawaian

Lap 18 18 100,00 4.201.376 0 4.201.376 4.138.016 0 4.138.016 98,49 3.046 3.394 111,43

Pengelolaananggaran dan sistemakuntansipemerintahan

Lap 17 17 100,00 3.967.966 0 3.967.966 3.908.127 0 3.908.127 98,49 2.877 3.205 111,43

Pengelolaan saranadan prasarana

Lap 4 4 100,00 683.308 0 683.308 680.106 0 680.106 99,53 720 172 23,89

DukunganManajemenPengawasan danPelaksanaan TugasTeknis Lainnya BPKPserta PeningkatanSarana dan PrasaranaAparatur NegaraBPKP

Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan Pembinaan SPIP

PelaksanaanDukunganManajemenPengawasandan TugasTeknis lainnyaBPKP danPelaksanaanPengadaanSarana danPrasaranaAparaturNegara BPKP

PelaksanaanPengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanSPIP

Meningkatnyakapasitasaparatpengawasaninternpemerintahyangprofesional dankompeten pada80% Pemda

Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90%dan kualitaspengelolaaankeuangansebesar 100%.

Page 82: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 6/13 - 19

Laporan Hasil Bimtek/AsistensiPenyusunan LKKL

Lap 38 35 108,57 6 633,33

Laporan Hasil Bimtek/AsistensiPenyusunan LKPD

Lap 172 112 153,57 30 573,33

Laporan Hasil Pengawasanatas Proyek PHLN

Lap 50 47 106,38 35 142,86

Laporan Hasil PengawasanLintas Sektor

Lap 99 56 176,79 35 282,86

Laporan Hasil Pengawasanatas permintaan Presiden

Lap 19 15 126,67 1 1.900,00

Laporan Hasil Pengawasanatas permintaan Stakeholders

Lap 20 24 83,33 24 83,33

Laporan Hasil Bimtek/AsistensiPenyusunan LK BUMD

Lap 29 51 56,86 6 483,33

Laporan Hasil Pengawasanatas penerimaan negara

Lap 4 2 200,00 4 100,00 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaan SPIP

Laporan Hasil PengawasanBUN

Lap 106 158 67,09 33 321,21

TerselenggaranyaSPM pada 60%IPD danterselenggaranyaGG pada 75%BUMN/BUMD

PelaksanaanPengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan PembinaanSPIP

Laporan Hasil Pengawasanatas Kinerja Pelayanan Publik

Lap 20 16 125,00 13 153,85 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaan SPIP

PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT TAHUN 2013 DENGAN REALISASI 2012 DAN TARGET 2014PERWAKILAN BPKP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SASARANSTRATEGIS KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

OUTPUTSATU

ANREALI SASI

2012REALI SASI

2013KENAIKAN/PENURUN AN TARGET 2014

% REALISASI2012

DIBANDINGTARGET 2014

TercapainyaOptimalisasiPenerimaanNegara sebesar87,50%

Meningkatnyakualitas 95% LKKLdan 95% LKPD

PROGRAM

PelaksanaanPengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan PembinaanSPIP

Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaan SPIP

PelaksanaanPengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan PembinaanSPIP

Page 83: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 6/14 - 19

SASARANSTRATEGIS KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

OUTPUTSATU

ANREALI SASI

2012REALI SASI

2013KENAIKAN/PENURUN AN TARGET 2014

% REALISASI2012

DIBANDINGTARGET 2014

PROGRAM

Laporan Hasil Bimtek/AsistensiGCG/KPI sektor Korporat

Lap 28 9 311,11 15 186,67

Laporan Hasil Pengawasanatas Kinerja BUMD

Lap 54 21 257,14 26 207,69

Laporan Hasil sosialisasimasalah korupsi

Lap 52 28 185,71 5 1.040,00 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaan SPIP

Laporan Hasil Bimtek/AsistensiImplementasi Fraud ControlPlan (FCP)

Lap 10 16 62,50 7 142,86

Laporan Hasil Kajianpengawasan

Lap 27 30 90,00 1 2.700,00

Laporan Hasil Audit Investigasiatas HKP, Eskalasi, dan Klaim

Lap 4 13 30,77 8 50,00

Laporan Hasil AuditInvestigasi, Perhitungankerugian keuangan negara,dan pemberian keterangan ahliatas permintaan instansipenyidik

Lap 52 36 144,44 50 104,00

MeningkatnyaKualitasPenerapan SPIP di70% K/L/Pemda

PelaksanaanPengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan PembinaanSPIP

Laporan dukungan pembinaanpenyelenggaraan SPIP

Lap 63 47 134,04 29 217,24 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaan SPIP

MeningkatkanKesadaran danKeterlibatan K/L,Pemda,BUMN/BUMDDalam UpayaPencegahan danPemberantasanKorupsi Menjadi80%

PelaksanaanPengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan PembinaanSPIP

Page 84: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai

Lampiran 6/15 - 19

SASARANSTRATEGIS KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

OUTPUTSATU

ANREALI SASI

2012REALI SASI

2013KENAIKAN/PENURUN AN TARGET 2014

% REALISASI2012

DIBANDINGTARGET 2014

PROGRAM

Meningkatnyakapasitas aparatpengawasan internpemerintah yangprofesional dankompeten pada80% Pemda

PelaksanaanPengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negaradan PembinaanSPIP

Laporan hasil sosialisasi danBimtek Penerapan JFA APIPDaerah

Lap 4 5 100,00 5 80,00 Pengawasan InternAkuntabilitasKeuangan Negara danPembinaan SPIP

Laporan hasil sosialisasi danBimtek Penerapan Tata KelolaAPIP Daerah

Lap 3 10 100,00 5 60,00

Laporan hasil evaluasipenerapan JFA APIP Daerah

Lap 1 2 50,00 3 33,33

Penyusunan rencana danlaporan hasil pengawasan

Lap 21 19 110,53 19 110,53

Pengelolaan kepegawaian Lap 18 20 90,00 20 90,00Pengelolaan anggaran dansistem akuntansi pemerintahan

Lap 17 17 100,00 17 100,00

Pengelolaan sarana danprasarana

Lap 4 4 100,00 4 100,00

Dukungan ManajemenPengawasan danPelaksanaan TugasTeknis Lainnya BPKPserta PeningkatanSarana dan PrasaranaAparatur Negara BPKP

Meningkatnyaefektivitasperencanaanpengawasansebesar 90% dankualitaspengelolaaankeuangan sebesar100%.

PelaksanaanDukunganManajemenPengawasan danTugas Teknislainnya BPKP danPelaksanaanPengadaan Saranadan PrasaranaAparatur NegaraBPKP

Page 85: Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 2013.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif iii Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (L AKIP) disusun sebagai