Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi...

53
1 PENDAHULUAN Inspektorat Kota Salatiga adalah badan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dengan tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah daerah dan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Salah satu program pengawasan komperhensif yang dilaksanakan adalah melaksanakan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah aktivitas analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan untuk membantu Instansi Pemerintah untuk mengukur dan mengevaluasi capaian kinerjanya, serta mempermudah atasan instansi untuk melakukan evaluasi (Menpan Deputi Akuntabilitas Aparatur,2005). Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan memberikan saran perbaikan dalam meningkatkan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah dan unit kerja sesuai dengan prioritas program pemerintah saat ini (Menpan dan RB,2012). Dilihat dari beberapa fenomena yang dipaparkan oleh media cetak dan artikel ditemukan bahwa kementerian atau lembaga atau pemerintah daerah masih mendapatkan hasil penilaian evaluasi LAKIP dari Kementerian PAN-RB dengan hasil yang tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa realita yang tercantum di media cetak atau artikel dibawah ini: Manajemen Kinerja:Peningkatan Kualitas Penyusunan LAKIP”. Tulisan karya Suhartanto, Ak.MM yaitu: Hasil evaluasi SAKIP yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan Reformasi Birokrasi masih tetap menunjukkan hasil nilai CC (nilai 50 65) yang mengindikasikan nilai Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar”. Penyebabnya

Transcript of Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi...

Page 1: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

1

PENDAHULUAN

Inspektorat Kota Salatiga adalah badan yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah dengan tugas pokok melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintah daerah dan pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintah daerah. Salah satu program pengawasan

komperhensif yang dilaksanakan adalah melaksanakan evaluasi Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga.

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah

aktivitas analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan

permasalahan serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan

Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan untuk membantu Instansi Pemerintah untuk

mengukur dan mengevaluasi capaian kinerjanya, serta mempermudah atasan

instansi untuk melakukan evaluasi (Menpan Deputi Akuntabilitas Aparatur,2005).

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan memberikan saran

perbaikan dalam meningkatkan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi

pemerintah dan unit kerja sesuai dengan prioritas program pemerintah saat ini

(Menpan dan RB,2012).

Dilihat dari beberapa fenomena yang dipaparkan oleh media cetak dan

artikel ditemukan bahwa kementerian atau lembaga atau pemerintah daerah masih

mendapatkan hasil penilaian evaluasi LAKIP dari Kementerian PAN-RB dengan

hasil yang tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa realita yang

tercantum di media cetak atau artikel dibawah ini:

“Manajemen Kinerja:Peningkatan Kualitas Penyusunan LAKIP”. Tulisan karya

Suhartanto, Ak.MM yaitu: Hasil evaluasi SAKIP yang dilakukan oleh

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan Reformasi Birokrasi masih

tetap menunjukkan hasil nilai CC (nilai 50 – 65) yang mengindikasikan nilai “

Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar”. Penyebabnya

Page 2: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

2

hasil penilaian yang tidak memuaskan dari evaluasi AKIP yang dilakukan Kemen-

PAN RB masih terdapatnya pelaksanaan evaluasi yang belum tepat dan akurat,

seperti para evaluator AKIP yang belum menerapkan prinsip evaluasi “partisipasi

dan coevaluation dengan pihak yang dievaluasi dan pelaksanaan evaluasi yang

dilakukan lebih banyak melakukan evaluasi terhadap dokumen.

“Akuntabilitas Kinerja Jauh dari Target”. Nasional kompas (Sutisna, 2012) yaitu:

Jakarta, Kompas - Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah masih jauh dari

target. Sangat sedikit pemerintah daerah yang mendapat nilai memadai dalam

laporan evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah. Hasil evaluasi 11 pemprov dan

92 pemkab/pemkot mendapat nilai agak kurang dan perlu banyak perbaikan

mendasar (C). Adapun 65 pemkab/pemkot lain mendapat nilai kurang dan perlu

banyak sekali perbaikan mendasar (D). Hanya 17 pemprov dan 22

pemkab/pemkot yang mendapat nilai memadai dan dianggap perlu banyak

perbaikan tidak mendasar (CC). Nilai baik dan perlu sedikit perbaikan (B) diraih

dua pemprov, yaitu Jawa Tengah dan Kalimantan Timur, serta satu pemkot, yakni

Sukabumi. Tidak ada daerah yang mendapat nilai sangat baik (A), apalagi

memuaskan (AA).

Kondisi senada juga ditulis oleh Margaretha Hendriani Y, Peneliti Studi

Kasus Pada Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul serta Mahasiswa

Akuntansi UAJY, dalam tulisan “Evaluasi Penerapan Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah” yaitu penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Di dinas pendidikan dasar kabupaten bantul, dalam setiap elemen

SAKIP yaitu perencanaan strategis, pengukuran kinerja dan penyajian informasi

dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah sesuai dengan

kriteria yang disebutkan dalam pedoman umum evaluasi Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diterbitkan oleh Kementrian

Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.

Penelitian Supartini (2010) di Kabupaten Kotawaringin Barat

mengidentifikasi adanya beberapa kendala dalam penyusunan LAKIP SKPD yaitu

Kurangnya komitmen pimpinan instansi untuk pelaksanaan SAKIP disamping

Page 3: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

3

masalah fungsi pengawasan dan monitoring oleh Inspektorat Kabupaten yang

lemah, terbatasnya alokasi anggaran untuk pelaporan dan penyusunan laporan

kinerja instansi, terbatasnya SDM dan lemahnya koordinasi antar bidang pada

masing-masing SKPD.

Fenomena yang dipaparkan beberapa media cetak dan artikel diatas terjadi

juga di lingkungan Pemeritah Daerah Kota Salatiga. Hasil Evaluasi LAKIP oleh

Inspektorat berdasarkan MENPAN dan RB belum menunjukkan adanya perbaikan

yang signifikan. Hal ini dikarenakan hasil nilai yang diperoleh dari 23 SKPD

belum memuaskan, hasil perolehan nilainya yaitu B (>65-75) Baik, perlu sedikit

perbaikan dan C (>30-50) Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan

yang mendasar. Penyebabnya dikarenakan masih terdapat beberapa kriteria yang

tidak dapat dinilai di tingkat SKPD dan pelaksanaan evaluasi yang dilakukan

lebih banyak melakukan evaluasi terhadap dokumen.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik

untuk meneliti tentang proses evaluasi LAKIP terkait aktivitas serta kriteria

evaluasi yang ada dalam peraturan terkait serta bagaimana implementasinya oleh

inspektorat sebagai evaluator SAKIP pada pemerintah daerah. Adapun rumusan

persoalan penelitian adalah Apakah aktivitas dan kriteria Evaluasi LAKIP sudah

ditindak lanjuti oleh Inspektorat Kota Salatiga? Penelitian ini dimaksudkan untuk

menggambarkan proses evaluasi serta membandingkan proses tersebut dengan

panduan secara nasional yang terdapat dalam berbagai modul dan peraturan

terkait.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang proses Evaluasi Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dengan metode Criteria

Referenced Test. Sedangkan bagi Inspektorat Kota Salatiga dapat membantu

untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan proses evaluasi yang dilaksankan.

Page 4: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

4

TELAAH TEORITIS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Setiap instansi pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan

pencapaian tujuan dan sasaran strategi organisasi kepada para stakeholder, yang

dituangkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah media

akuntabilitas yang dapat di pakai oleh instansi pemerintah untuk melaksanakan

kewajiban menjawab pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Media

akuntabilitas yang dibuat secara periodik memuat informasi yang dibutuhkan oleh

pihak yang memberi amanah atau pihak yang memberi delegasi wewenang,

melalui media inilah secara formal dapat dilakukan pertanggungjawaban dan

bahan untuk menjawab berbagai permasalahan yang diminta. Oleh pihak-pihak

yang berkepentingan untuk menentukan fokus perbaikan kinerja yang

berkesinambungan. Penyusunan LAKIP, dalam SAKIP dilakukan melalui proses

penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja, serta pengukuran

kinerja dan evaluasi kinerja. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) di bangun dan dikembangkan dalam rangka perwujudan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan

sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang di percayakan kepada

setiap instansi pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai

(Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2006).

Lingkup pelaporan AKIP yang dituangkan dalam laporan akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah (LAKIP) adalah kinerja instansi pemerintah dalam arti

keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran dan tujuan instansi pemerintah.

laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) secara lebih lengkap

meliputi pengungkapan mengenai apa yang diemban instansi, perencanaan

strategi,perencanaan kinerja,pengukuran kinerja instansi, evaluasi kinerja, dan

analisis akuntabilitas kinerja. Dalam rencana strategi disajikan gambaran singkat

mengenai visi,misi,tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, cara mencapai tujuan

dan sasaran, serta kebijakan dan program. Sedangkan dalam rencana kinerja

diungkapkan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan

Page 5: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

5

program untuk tahun yang bersangkutan. Dalam pengungkapan akuntabilitas

kinerja instansi, selain dipaparkan hasil pengukuran kinerja evaluasi kinerja dan

analisis akuntabilitas kinerja, juga diuraikan secara sistematis keberhasilan atau

kegagalan, hambatan atau kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta

langkah-langkah antisipasif yang akan diambil oleh instansi. Selain itu, lingkup

pelaporan AKIP juga meliputi akuntabilitas keuangan yang menyajikan alokasi

dan realisasi anggaran bagi pelaksana tupoksi atau tugas-tugas lainya, termasuk

analisis mengenai capaian indikator kinerja instansi. untuk lebih memfokuskan

pelaporan AKIP ini maka substansi yang dilaporkan hendaknya lebih ditekankan

pada kinerja unit utama atau program-program utama dari organisasi. Dengan

tidak mengurangi pentingnya unit-unit yang bersifat penunjang dan program-

program penunjang maupun aktivitas penunjang, pelaporan kinerja unit utama dan

program utama hendaknya mendapat perhatian yang lebih besar dari pimpinan

instansi yang menyusun Laporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) (Pusdiklatwas BPKP-2007).

Pusdiklatwas BPKP-2007, Laporan Akutabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) yang disampaikan oleh pemerintah antara lain bermanfaat

untuk:

Meningkatkan akuntabilitas, kredibilitas instansi yang lebih tinggi dan

akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi.

Umpan balik untuk peningkatan kinerja instansi pemerintah, antara lain

melalui perbaikan penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar, mulai

dari perencanaan kinerja hingga kepada evaluasi kinerja, serta pengembangan

nilai-nilai akuntabilitas di lingkungan instansi tersebut.

Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab instansi.

Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum

pemerintah dan pembangunan secara baik, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Page 6: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

6

Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel, sehingga dapat beroperasi

secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masarakat dan

lingkungan.

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Pelaksanaan evaluasi atas kegiatan atau program suatu instansi pemerintah

merupakan tugas para pejabat publik yang diberikan wewenang, untuk itu

evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu

perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan

pengendalian. Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara

sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, (GAO, 1992:4).

Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas pelaksanaan

kegiatan organisasi. Pengertian lain dikemukakan oleh Peter H, Rossi (1993:5)

menyebutkan bahwa evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis

terhadap konsep, desain, implementasi dan manfaat aktivitas dan program dari

suatu instansi pemerintah. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menilai dan

meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi instansi pemerintah yang

pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.

Fungsi dari evaluasi atau penilaian kinerja di antaranya:

a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan kinerja organisasi.

b. Untuk memberikan masukan dalam mengatasi masalah yang ada, dengan kata

lain penilaian kinerja mempunyai dua fungsi utama yaitu:

Untuk mengetahui apakah kinerja organisasi berhasil atau gagal dalam

mencapai target atau tujuan yang telah ditemukan sebelumnya.

Penilaian kinerja berfungsi untuk memberikan masukan dalam mengatasi

masalah yang dapat menyebabkan kinerja organisasi gagal dalam mengatasi

masalah yang dapat menyebabkan kinerja organisasi gagal dalam mencapai

tujuannya (BPKP dan LAN,2000).

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

adalah aktivitas penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan

permasalahan serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan

Page 7: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

7

akuntabilitas instansi pemerintah. Evaluasi LAKIP ini bermanfaat dalam

mengarahkan instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerja dan mencapai visi

dan misi instansi pemerintah. Menurut Pusdiklatwas BPKP 2010, Dalam

pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP), tujuan pelaksanaan evaluasinya adalah :

1. Mendapatkan informasi mengenai implementasi sistem AKIP pada

evaluatan meliputi: gambaran tentang implementasi SAKIP, identifikasi

kendala atau hambatan dan kelemahan implementasi SAKIP dan informasi

mengenai keterkaitan antara resentra dan LAKIP.

2. Untuk memberikan penilaian terhadap implementasi sitem AKIP.

3. Untuk memberikan saran perbaikan terhadap implementasi sistem AKIP

yang digunakan untuk peningkatan kinerja organisasi instansi dan

peningkatan akuntabilitasnya.

Menurut Pusdiklatwas BPKP 2010, Alasan perlunya evaluasi dalam suatu

proses implementasi akuntabilitas adalah:

1. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pengolaan aktivitas organisasi

yang lebih baik.

2. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja organisasi.

3. Untuk memberikan informasi yang lebih memadai dalam menunjang

proses pengambilan keputusan.

4. Meningkatkan pemanfaatan alokasi sumber daya yang tersedia.

5. Sebagai dasar peningkatan mutu informasi mengenai pelaksanaan kegiatan

organisasi.

6. Mengarah pada sasaran dan memberikan informasi kinerja.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004 fokus evaluasi LAKIP dapat diarahkan sesuai

tujuan evaluasi,yaitu:

Evaluasi atas proses atau penerapan Sistem AKIP.

Evaluasi atas keluaran (output).

Evaluasi atas hasil dan manfaat keluaran (Outcome).

Evaluasi atas dampak (Impact)

Page 8: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

8

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/135/M.PAN/9/2004 menetapkan bahwa evaluasi atas penerapan sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan dengan meneliti setiap

elemen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu:

Evaluasi atas Perencanaan Strategis.

Evaluasi yang dilakukan atas perencanaan strategis meliputi evaluasi

perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran

serta pemanfaatan rencana strategis.

Evaluasi atas Sistem Pengukuran Kinerja.

Evaluasi yang dilakukan terhadap sistem pengukuran kinerja meliputi

evaluasi atas indikator kinerja, perencanaan kinerja dan cara

pengukuran kinerja.

Evaluasi atas Penyajian Informasi dalam LAKIP.

Evaluasi atas penyajian informasi dalam LAKIP dapat dilakukan

dengan menelaah dokumen LAKIP dan menggali informasi mengenai

penggunaan informasi dalam LAKIP. Evaluasi ini menitik beratkan

pada format penyajian laporan dan isi informasi yang dilaporkan dalam

LAKIP.

Metode Evaluasi LAKIP

Metode adalah suatu cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menentukan baik

tidaknya penggunaan suatu metode. Metode yang dipakai dalam evaluasi Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disesuaikan dengan tujuan

evaluasi dan mempertimbangkan kendala yang ada.oleh karena itu metode yang

dipakai dalam evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) lebih merupakan metode yang pragmatis. Langkah pragmatis ini di

ambil agar dapat lebih cepat menghasilkan rekomendasi hasil evaluasi yang

memberikan petunjuk untuk perbaikan implementasi SAKIP dan peningkatan

akuntabilitas kinerja instansi. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) pada dasarnya adalah evaluasi yang dilakukan baik secara

Page 9: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

9

pragmatis maupun secara ilmiah terapan yang dilakukan secara mendalam (

Menpan Deputi Akuntabilitas Aparatur,2005).

Berdasarkan Menpan Deputi Akuntabilitas Aparatur (2005), evaluasi atas

implementasi SAKIP merupakan salah satu hal yang dilaksankan dalam

mengevaluasi LAKIP dapat menggunakan beberapa metode yaitu logic model

atau program dan criteria referenced test. Dua metode ini dapat dilaksankan

dalam rangka mengidentifikasi apa yang ada dan kemudian membandingkannya

dengan yang seharusnya.

Mengevaluasi LAKIP baik isi substansi maupun bentuk atau format

penyajian dan pengungkapannya dapat dilakukan dengan metode Criteria

Referenced Test. Metode ini merupakan metode yang banyak digunakan dan

mudah digunakan dalam melakukan evaluasi diberbagai bidang. Metode criteria

refrenced test merupakan metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

evaluasi LAKIP. Dalam penerapannya metode ini harus dilaksankan dengan tepat

sehingga kesalahan metodelogi dalam evaluasi dapat dihindarkan. Adapun

beberapa kelebihan dari metode ini adalah dapat membantu proses evaluasi

menjadi lebih cepat karena menggunakan penilaian acuan patokan (PAP), dari

segi biaya lebih murah dan metode ini lebih banyak digunakan jika yang akan

dievaluasi oleh pihak evaluator tidak hanya satu jenis kategori LAKIP. Evaluasi

LAKIP dengan metode ini dapat dikategorikan kedalam kelompok besar

berdasarkan apa yang akan dievaluasi,yaitu evaluasi atas penyajian dan

pengungkapan informasi dalam LAKIP, evaluasi tas sistem AKIP dan evaluasi

kinerja instansi dari kebijakan, program dan kegiatannya (Menpan Deputi

Akuntabilitas Aparatur ,2005).

Pemakaian metode ini dapat dilakukan dari yang sederhana dengan kriteria

yang sedikit sampai pada yang rumit dan bertingkat-tingkat. Metode ini dapat

digunakan untuk menilai secara bertahap langkah demi langkah (Step by step

assessment) setiap komponen AKIP ataupun penilaian secara keseluruhan

(Overall assessment) dengan kriteria masing-masing komponen yang telah

ditetapkan sebelumnya. Kriteria evaluasi sebagaimana tertuang dalam Lembar

Kriteria Evaluasi (LKE) akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Page 10: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

10

Evaluasi dengan metode ini mencakup 2 (dua)yaitu perancangan dan

penilian SAKIP, langkah-langkah atau tahap-tahap ini sebagai berikut :

1) Perancangan penilaian SAKIP.

Dalam langkah perancangan struktur yang harus diperhatikan adalah apa

yang dinilai, apa kriterianya, bagaimana penghitungan, pembobotan setiap

kriteria, dan petunjuk atau uraian setiap kriteria. Pada tahap perancangan terdapat

4 (empat) langkah yaitu sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi apa yang harus dinilai atau diukur.

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi yang akan

dinilai atau diukur yaitu:

Dalam Evaluasi LAKIP yang dinilai atau di ukur adalah komponen-

komponen sistem AKIP, kegiatan, program dan kebijakan.

Menentukan struktur yang akan dinilai dari yang terkecil (paling rinci)

yaitu Sub komponen sampai komponen besar.

b. Menetapkan nilai (score) untuk setiap hal yang dinilai.

Pada tahap menetapkan nilai terdapat 2 tahap yang dilaksankan yaitu:

Pemilihan continumn nilai tertentu.

Pemilihan score ini juga harus dikaitkan dengan klasifikasi hasil penilaian.

Jika klasifikasi yang dibuat hanya perlu penggolongan (pengkatagorian) yang

sedikit maka pertimbangan yang dilakukan pihak penilai semakin berat. Akan

tetapi jika penggolongan itu banyak, dengan kata lain rentangnya panjang

maka akan lebih mudah untuk memberikan nilai. misalnya:

0,1

1,2,3

1,2,3,4 dst

Pemilihan rentang nilai.

Pemilihan rentang nilai ini juga harus dikaitkan dengan tujuan penilaian.

Adapun hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan rentang nilai

adalah :

Membahas rentang nilai diantara para perancang evaluasi.

Page 11: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

11

Mempertimbangkan perhitungan secara kuantitatif, sehingga dapat

ditentukan dan dipenuhi atau tidak suatu kriteria.

Penilaian ini juga harus mengarah kepada simpulan hasil assessment

terhadap yang dinilai. Pemberian nilai untuk setiap kriteria akan berbeda-beda

baik unsur bukti pemenuh kriteriannya maupun proses pengumpulan bukti

tersebut, kelengkapannya serta keyakinan penilai.

c. Merancang Agregasi untuk menyimpulkan hasil penilaian.

Dalam merancang agresi ini tersedia 2(dua) kemungkinan yaitu:

Dilakukan agresi secara rata-rata.

Pada kemungkinan pertama ini dilakukan secara menyeluruh yang dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu rata-rata sederhana (simple average) atau

rata-rata terimbang (weighted average). Jika menggunakan rata-rata

terimbang maka diperlukan pembobotan pada setiap kriteria yang dinilai.

Memberikan judgment berdasarkan unsur kriteria yang penting,

kemudian mengungkapkannya.

Berdasarkan setiap sub komponen akan dibagi kedalam beberapa

pertanyaan yang sebagai kriteria pemenuh sub-komponen tersebut. Untuk

pertanyaan-pertanyaan yang langsung dapat dijawab sesuai dengan

pemenuhan kriteria tidak memerlukan judgement seperti ya/tidak, sedangkan

untuk a/b/c/d/e merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan

judgement dari evaluator.

d. Memberikan interpretasi nilai.

Pada tahap memberikan interpretasi nilai, evaluator memberikan

interpretasi dari proses agregasi. Interpretasi ini menyangkut tafsir, sehingga

tafsiran berarti menilai obyek evaluasi dan menentukan dampak penilaian

tersebut. Interpretasi nilai dan penggunaannya harus diatur dalam sebuah petunjuk

evaluasi, sehingga evaluator dapat menarasikan dalam Laporan Hasil Evaluasi

(LHE). LHE di susun dengan tujuan mengungkapkan hal-hal penting bagi

perbaikan kinerja organisasi pemerintah yang dievaluasi. Permasalahan atau

temuan hasil evaluasi dan saran perbaikannya harus diungkapkan secara jelas dan

Page 12: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

12

dikomunikasikan kepada pihak yang dievaluasi untuk mendapatkan konfirmasi

ataupun tanggapan secukupnya.

2. Penilaian SAKIP Unit Kerja.

Evaluasi ini dapat dilakukan dengan riviu beberapa komponen yang

dianggap penting. terdapat 5 komponen penting dalam SAKIP yang di evaluasi

yaitu:

1. Perencanaan Kinerja.

2. Pengukuran Kinerja.

3. Evaluasi Kinerja.

4. Pelaporan Kinerja.

5. Capaian Kinerja.

Masing-masing kelompok dapat diteliti lebih mendalam lagi seperti,

evaluasi sub komponen,dokumen dan kriteria yang dipakai dalam menilai masing-

masing komponen yang perlu dievaluasi dan diambil dari berbagai sumber

(Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012). Adapun Langkah-

langkah penilaian sebagai berikut:

a. Memberi skor bobot pada setiap komponen dan sub-komponen.

b. Setiap sub-komponen dibagi kedalam beberapa pertanyaan sebagai criteria

pemenuh sub-komponen.

c. Setiap pertanyaan diberi nilai dengan memberikan jawaban yang sesuai

dengan kriteria pemenuh sub-komponen.

Dalam memberikan jawaban terdapat 2 tipe jawaban yang sesuai dengan

kriteria pemenuh sub-komponen,yaitu:

Setiap jawaban “YA” nilainya 1, sedangkan jawaban “Tidak” maka

nilainya 0.

Untuk jawaban a/b/c/d/e penilaian didasarkan judgment evaluator dengan

kriteria yang sudah titetapkan.

d. Penyimpulan atas hasil review terhadap AKIP yang dilakukan dengan angka

tertimbang.

e. Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka melakukan penyimpulan.

Page 13: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

13

Nilai hasil akhir dari penjumlahan komponen komponen akan disimpulkan

sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini merupakan sebuah penelitian

kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan

metode yang sesuai bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan apa,

mengapa atau bagaiman, bila penulis hanya memiliki sedikit peluang untuk

mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bila fokus penelitiannya

terletak pada fenomena masa kini dalam konteks kehidupan nyata (Yin 2006).

Oleh karena itu metode studi kasus sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini

karena penulis ingin mengetahui proses evaluasi LAKIP baik terkait aktivitas

serta kriteria evaluasi yang dilaksankan oleh Inspektorat Kota Salatiga.

Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Wawancara mendalam (indepth interview).

Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait langsung dalam

kegiatan evaluasi LAKIP oleh Inspektorat pada Bagian Auditor yakni:

a) Ketua tim audit Inspektorat .Wawancara terhadap Ketua tim audit Inspektorat dilakukan denganpertimbangan bahwa bagian Ketua tim audit inspektorat merupakanpenanggung jawab fungsi pelaksanaan evaluasi LAKIP yang bertugasmelakukan koordinasi dalam pelaksanaan dan pelaporan evaluasi LAKIPdi lingkungan Inspektorat Salatiga.

b) Anggota tim audit.Wawancara terhadap anggota tim audit dilakukan karena merupakanpihak yang secara teknis bertugas sebagai pelaksana evaluasi LAKIP yangdimulai dengan pengumpulan data dan pengolaan data, penyusunan datasampai dengan pelaporan LAKIP ke Bagian sekretariat InspektoratSalatiga.

2. Pengumpulan informasi melalui data atau arsip.

Penulis mengumpulkan informasi dengan cara membaca beberapa

dokumen atau data atau arsip yang terkait yaitu Peraturan Permenpan dan

Page 14: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

14

Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012, Kementrian Pendayagunaan

Aparatur Negara Deputi Akuntabilitas Aparatur 2005 tentang beberapa tehnik

evaluasi, Lembar kriteria evaluasi, Template kertas kerja evaluasi, Lembar kertas

kerja evaluasi sasaran (KKE2), Laporan Hasil Evaluasi LAKIP dengan tujuan

dapat membantu penulis dalam menarik kesimpulan dalam masalah penelitian

yang telah dirumuskan.

Adapun langkah analisis penelitian mencakup :

1. Identifikasi proses evaluasi LAKIP dengan metode criteria referenced test

berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012.

2. Identifikasi proses evaluasi LAKIP dengan metode criteria referenced test di

Inspektorat Salatiga.

3. Membandingkan Praktek evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Kota Salatiga

dengan Panduan dalam berbagai dokumen terkait.

4. Identifikasi penyimpangan dan penyebabnya.

ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS DATA

Gambaran Umum Objek Penelitian.

Inspektorat Kota Salatiga dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor

11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Salatiga, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun

2011. Sebagai lembaga pengawasan yang bertanggung jawab kepada Walikota,

Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintah daerah dan pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintah daerah.Inspektorat berperan dalam mewujudkan

Good Local Governance melalui pengawasan intern.

Struktur Organisasi Inspektorat.

Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, Pasal 26 disebutkan bahwa susunan organisasi

perangkat daerah inspektorat terdiri dari 1(satu) sekretariat yang terdiri dari

Page 15: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

15

3(tiga) subbagian, 4(empat) inspektur pembantu dan kelompok jabatan fungsional.

Sehubungan dengan hal tersebut, terhitung bulan September 2012, jabatan kasi

pengawas pemerintah (elsoen IV) dihapus dan dialihkan menjadi jabatan

fungsional yaitu pejabat pengawas pemerintah urusan pemerintah daerah

(P2UPD). Struktur Organisasi Inspektorat dapat dilihat pada gambaran berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Inspektorat Salatiga.

Sumber : Inspektorat Kota Salatiga.

Tugas Pokok Dan Fungsi Inspektorat.

Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 55 Tahun 2011 tentang

Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat Struktural pada Lembaga Teknis

Daerah dan Satuan dijabarkan sebagai berikut:

Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas pokoknya: melaksanakan kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas

pokok.

Fungsinya: sesuai dengan keahlian bidang masing-masing dari inspektorat.

Sumber Daya Manusia.

Sumber daya manusia yang dimiliki Inspektorat Kota Salatiga adalah 36

(tiga puluh enam) orang dengan rincian sebagai berikut:

Page 16: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

16

Tabel 4.1 SDM Inspektorat Salatiga.No Uraian Jumlah

1. Menurut Tingkat Pendidikan 492. Pegawai Berdasarkan Pangkat 353. Pejabat Fungsional 17

Sumber Inspektorat Kota Salatiga.

Manfaat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan

Laporan pertanggung jawaban yang diperoleh dari hasil pengukuran kinerja yang

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut hasil wawancara dengan ketua

tim audit inspektorat, mengatakan:

“Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini bentuklaporan pertanggung jawaban. Fungsinya bagi kami maupun SKPD tidakhanya alat ukur kinerja tetapi juga untuk hubungan kerja antar tim tiapbagian karenakan untuk menyusun LAKIP harus ada komunikasi tiapbagian untuk memperoleh informasi. Untuk tujuan dari LAKIP ini sendiritentunya untuk pertanggung jawaban dan untuk mewujudkan akuntabilitasserta perbaikan di kedepannya.”

Beliau juga menjelaskan:

“Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, untuk menyusun LAKIP ituada acuannya, jadi acuan atau pedomannya itu sesuai dengan PeraturanMenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 29 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja danPelaporan AKIP. Untuk menyusun LAKIP beberapa dokumen yangdibutuhkan seperti Dokumen Rencana Strategis, Dokumen PenetapanKinerja, Analisis Capaian Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan.”

Page 17: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

17

Sedangkan Untuk sistematika penyusunan LAKIP yang digunakan adalahsebagai berikut:

Gambar 4.2 Sistematika Penyusunan LAKIP

Sumber: Inspektorat Kota Salatiga.

Beliau berkata:

“Ya jadi dengan menyusun dan melaporkan LAKIP itu ada manfaat ya dek

bagi Instansi pemerintah. salah satunya untuk menilai kinerja program

Page 18: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

18

yang dilaksanakan setiap instansi. Tetapi balik lagi dari masing-masing

instansi itu sendiri apakah LAKIP sudah bermanfaat bagi mereka, jika

cuma dianggap sebagai bentuk laporan saja, ya bisa dibilang LAKIP

belum memiliki manfaat bagi Instansi tersebut.”

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Ruang Lingkup Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).

Mengevaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

baik isi substansi maupun bentuk atau format penyajian dan pengungkapan dapat

dilakukan dengan metode criteria refrenced test. Berdasarkan Menpan deputi

akuntabilitas aparatur tentang beberapa tehnik evaluasi evaluasi (2005) Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dengan metode ini dapat

dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yang akan di evaluasi yaitu: (1)

evaluasi atas penyajian dan pengungkapan infromasi, (2) evaluasi atas sistem

AKIP, dan (3) evaluasi kinerja instansi dilihat dari segi kebijakan, program dan

kegiatannya. Melihat luasnya lingkup evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP), maka evaluator harus menentukan prioritas sesuai

kelompok mana yang akan dievaluasi.

Dalam Pelaksanaannya, evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) unit kerja yang dilaksanakan oleh Audit Inspektorat Kota

Salatiga pada tahun 2013 masih seperti tahun sebelumnya, yaitu difokuskan

evaluasi atas SAKIP. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh ketua tim

audit inspektorat berikut ini,

“Fokus evaluasi yang kami laksanakan itu hanya evaluasi atas penerapan

SAKIP dan menyusun hasil pemeringkatan saja yang sudah ditetapkan

oleh Permenpan dan RB Nomor 25 tahun 2012.”

Page 19: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

19

Beliau menambahkan,

“ untuk evaluasi atas penyajian dan pengungkapan infromasi dan evaluasi

kinerja instansi dilihat dari segi kebijakan, program dan kegiatannya itu

tidak kami evaluasi karena tingkat kota.”

Pada prakteknya evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat

dilakukan secara mendalam dan rinci atau hanya merivew beberapa komponen

yang terkait. Beberapa komponen penting dalam SAKIP yang dievaluasi dapat

dibagi menjadi 5 (lima) kelompok yaitu: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja,

pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan pencapaian sasaran atau kinerja organisasi

(Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012).

Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa 5 (lima) komponen

tersebut tidak semuanya dievaluasi pada tingkat SKPD namun hanya 3 (tiga)

komponen saja yaitu Evaluasi Perencanaan kinerja, Evaluasi Pengukuran kinerja,

Evaluasi Pelaporan Kinerja. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh ketua

tim audit inspektorat berikut ini,

“ mengevaluasi 3 (tiga) komponen saja, karena yang dapat dinilai sesuai

dengan tingkat SKPD, sedangkan kalau tingkat kota memang menilai ke

5 (lima) komponen. Jadi disesuaikan dengan kondisi SKPD, kalau tidak

seusai kondisi SKPD jadi tidak bisa dinilai. Misalnya di peraturan harus

menilai IKU, tapi karena belum di berlakunya IKU di SKPD maka kami

tidak bisa menilai IKU. ”

Evaluasi LAKIP yang dilaksanakan Inspektorat hanya mencakup 3 (tiga)

komponen saja yaitu Evaluasi Perencanaan kinerja, Evaluasi Pengukuran kinerja

dan Evaluasi Pelaporan Kinerja. Karena disesuaikan dengan kondisi yang dapat

dinilai di tingkat SKPD.

Page 20: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

20

Langkah-langkah evaluasi SAKIP dengan criteria referenced test.

1. Perancangan penilaian SAKIP.

Mengevaluasi SAKIP dengan metode criteria referenced test

membutuhkan perancangan struktur yang akan dinilai dan kriterianya. Pada

langkah perancangan, terdapat 4 (empat) tahap yang perlu diperhatikan yaitu (1)

mengidentifikasi yang dinilai atau diukur, (2) menetapkan nilai (score) untuk yang

dinilai, (3) merancang agregasi untuk menyimpulkan hasil penilaian, dan (4)

memberikan interpretasi dari nilai yang didapat dari proses agregasi (Menpan

deputi akuntabilitas aparatur tentang beberapa tehnik evaluasi evaluasi 2005).

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tahap perancangan yang ada di

Inspektorat. hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara terkait dengan

langkah-langkah perancangan berikut ini:

a. Mengidentifikasi komponen yang akan dinilai atau di ukur.

Mengidentifikasi komponen yang akan dinilai atau di ukur adalah langkah

pertama dalam perancangan yang harus dilaksanakan. Pada tahap ini terdapat 3

(tiga) hal yang harus diperhatikan yaitu menetapkan komponen-komponen,

menetapkan struktur penilaian dari sub-komponen sampai komponen besar,

menetapkan bobot nilai dan menetapkan kriteria nilai (Kementrian

pendayagunaan aparatur negara deputi akuntabilitas aparatur,2005). Sedangkan

pada prakteknya, Inspektorat belum melaksankan tahap perancangan ini. Hal ini

diperjelas pada wawancara berikut ini,

“menetapkan komponen ya, itu belum terlaksana di Inspektorat. Karena

kan udah ada di Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun

2012 kriterianya dan komponen serta sub-komponen yang dinilai.

Kalaupun ada perubahan komponen di kertas kerja evaluasi ya yang

mengetahui BPKP.”

Beliau menambahkan,

“ya sebenarnya perlu mengidentifikasi komponen, tujuannya agar bisa

disesuaikan juga dengan kondisi SKPD. Kan tidak semua komponen bisa

Page 21: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

21

dinilai di SKPD salatiga. Salah satunya ya ketika belum berlakunya IKU,

padahal sesuai peraturan kan harus dinilai, otomatis tetap dinilai tapi

hasilnya jelek karena belum di berlakukan. Contoh lain ketika ada

perubahan komponen kami kurang tahu penyebab perubahan, karena

Cuma ikut peraturan saja, coba kalau merancang pasti hasinya akan

lebih berbeda. Ya karena ada beberapa kondisi-kondisi yang tidak

mendukung seperti tidak disahkannya peraturan yang menyangkut bahwa

kami juga ikut serta dalam pelaksanaan perancang atau modul

perancangan yang dapat kami gunakan. Sehingga yang kami harus

laksankan hanya pada penilaian saja.”

b. Menetapkan nilai (score) untuk yang dinilai.

Pada tahap ini untuk menyedikan nilai atau skor perlu menentukan

continium nilai dan pemilihan rentang nilai agar sesuai dengan tujuan dari

penilaian (Kementrian pendayagunaan aparatur negara deputi akuntabilitas

aparatur,2005). Pada prakteknya audit Inspektorat dalam tahap perancangan

melaksanakan tahap ini. hal tersebut dikarenakan continium nilai yang digunakan

baik dari segi rentang nilai dan opsi jawaban penilaian ditetapkan oleh audit

Inspektorat di KKE. Hal ini diperjelas dalam wawancara dengan Anggota tim

audit inspektorat berikut ini,

“ kami menetapkan tahap ini juga,tapi langsung pada proses perhitungan

yang kami laksankan pada kertas kerja evaluasi (KKE) yang digunakan.”

Dalam memberi nilai yang perlu diingat adalah range atau rentang

nilainya. Pemberian nilai setiap kriteria akan berbeda-beda baik unsur bukti

pemenuh kriterianya maupun proses pengumpulan bukti tersebut, kelengkapanya

serta keyakinan penilainya (Menpan deputi akuntabilitas aparatur tentang

beberapa tehnik evaluasi evaluasi 2005). Pada prakteknya, tahap perancangan ini

telah dilaksankan oleh audit Inspektorat baik dari segi pemberian nilai setiap

kriteria yang disesuaikan dengan unsur bukti pemenuh kriterianya maupun proses

pengumpulan bukti. Hal tersebut terungkap dalam wawancara dengan Anggota

tim audit inspektorat berikut ini,

Page 22: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

22

“Tahap ini kami lakukan, pemberian nilai setiap kriteria kami sesuaikan

dengan unsur bukti pemenuh kriterianya serta proses pengumpulan

buktinya, setelah itu kami sesuaikan dengan kriteria evaluasinya.”

Beliau menambahkan,

“misalnya, di dalam komponen perencanaan kinerja di sub komponen

pemenuh renstra, unsur bukti pemenuh kriteriannya adalah dokumen

renstra SKPD telah ada, dokumen renstra SKPD memuat visi,misi,tujuan

dkk. Proses pengumpulan buktinya dilihat dari apakah telah memuat

keseluruhan substansi komponen tersebut.kemudian hasil presentase yang

dihasilkan disesuaikan dengan rentang nilai yang telah ditetapkan

berdasarkan kriteria evaluasi.”

c. Merancang agregasi untuk menyimpulkan hasil penilaian secara

kuantitatif.

Dalam merancang agregasi ini tersedia dua kemungkinan yaitu, pertama,

dilakukan agregasi secara rata-rata dan kedua, memberikan judgment berdasarkan

unsur kriteria yang penting saja. Pada kemungkinan pertama, bisa dilakukan

dengan 2 (dua) cara yaitu rata-rata sederhana (simple average) atau rata-rata

tertimbang (weighted average). Untuk rata-rata tertimbang maka diperlukan

pembobotan pada setiap kriteria yang dinilai (Menpan deputi akuntabilitas

aparatur tentang beberapa tehnik evaluasi evaluasi 2005). Pada pelaksanaannya

untuk tahap merancang agregasi untuk menyimpulkan hasil penilaian secara

kuantitatif belum dilaksanakan oleh Inspektorat baik dari segi agregasi maupun

judgment. Hal tersebut dapat dilihat dari wawancara dengan Anggota tim audit

inspektorat berikut ini,

“ Kalau agregasi itu dapat dilihat di templet kertas kerja evaluasi (KKE)

itu sudah menggunakan rata-rata tertimbang untuk setiap bobot yang

Page 23: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

23

ditetapkan sesuai criteria. Karenakan juga penilaian yang digunakan

sederhana tidak terlalu mendalam, Cuma melihat ada tidaknya dokumen

sehingga tidak perlu pakai rumusan perhitungan lain. Kemudian untuk

judgment biasa kami gunakan untuk pertanyaan yang tidak dapat

langsung dijawab, contohnya ya jawaban untuk opsi a/b/c/d/e. Ini

dilakukan hanya untuk melihat keselarasan saja dengan dokumen.”

d. Memberikan interpretasi dari nilai yang didapat dari proses agregasi.

Interpretasi ini menyangkut tafsiran. Tafsiran berarti menilai obyek

evaluasi dan menentukan dampaknya (Menpan deputi akuntabilitas aparatur

tentang beberapa tehnik evaluasi evaluasi 2005). Pada tahap interpretasi yang

dilakukan oleh Inspektorat dilaksanakan setelah hasil perhitungan yang kemudian

di tulis dalam laporan hasil evaluasi. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil

wawancara dengan Anggota tim audit inspektorat berikut ini,

“ Interpretasi setelah penilaian semua komponen, kemudian dilihat

sekornya dan disesuaikan kriteria katagori range yang ditetapkan,

kemudian memberikan saran atau masukan yang kemudian dinarasikan di

laporan hasil evaluasi.”

Berdasarkan dari beberapa pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa

langkah perancangan di inspektorat belum seluruhnya terlaksana. Hal tersebut

dikarenakan adanya beberapa tahap yaitu mengidentifikasi komponen yang akan

dinilai atau di ukur dan merancang agregasi untuk menyimpulkan hasil penilaian

secara kuantitatif belum terlaksana. Sedangkan dua tahap lainnya seperti tahap

menetapkan nilai (score) untuk yang dinilai dan memberikan interpretasi dari nilai

yang didapat dari proses agregasi telah dapat terlaksana dan sesuai dengan kriteria

evaluasi yang telah ditetapkan dalam Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor

25 Tahun 2012. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Anggota

tim audit inspektorat berikut ini,

Page 24: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

24

“ jadi belum dapat terlaksana secara keseluruhan, karena sudah ada yang

ditetapkan atau dirancang oleh peraturan dan faktor tidak adanya

pedoman berupa modul perancangan sebagai acuan kami, sehingga yang

sudah terlaksana hanya ada dua saja. Pada tahap assessment dan

interpretasi nilai.”

2. Penilaian SAKIP Unit Kerja.

Tahap selanjutnya adalah penilaian. penilaian dengan menggunakan

metode ini memerlukan perhitungan, pembobotan setiap criteria dan petunjuk atau

uraian setiap kriteria. Pada tahap ini terdapat beberapa langkah yang harus

dilaksanakan baik secara step by step assessment maupun overall assessment yang

meliputi perhitungan, pembobotan setiap kriteria yang dapat dilihat dari lembar

kriteria evaluasi (LKE) (Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun

2012). Pada tahap penilaian yang dilaksankan oleh inspektorat dilaksanakan

secara step by step maupun overall assessment terhadap 5(lima) komponen yang

dinilai. Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota tim audit inspektorat berikut ini,

“ Step by step assesment dari dokumen-dokumen terkait, kemudian sub

komponen sampai komponen besarnya yang disesuaikan dengan criteria

evaluasi yang bersumber dari buku, modul dkk. Sedangkan yang overall

assessment dari komponen besarnya ketika sudah melaksankan

perhitungan keseluruhan.”

Pada tahap penilaian SAKIP terdapat 4 (empat) langkah penilaian yang

harus dilaksanankan yaitu memberi skor bobot pada setiap komponen dan sub-

komponen. Setiap sub-komponen dibagi kedalam beberapa pertanyaan sebagai

kriteria pemenuh sub-komponen, setiap pertanyaan diberi nilai dengan

memberikan jawaban yang sesuai dengan kriteria pemenuh sub-komponen dan

penyimpulan atas hasil review terhadap AKIP yang dilakukan dengan angka

tertimbang (Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012).

Page 25: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

25

a. Memberi skor bobot pada setiap komponen dan sub-komponen.

Komponen dan sub-komponen penilaian di beri skor. BerdasarkanPermenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 alokasi nilai yangdiberikan setiap komponen dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Komponen Penilai.No Komponen Bobot Sub-Komponen

1 PerencanaanKinerja 35%

Rencana Strategis (12,5%)

1. Pemenuh Renstra.

2. Kualitas Renstra.

3. Implementasi Renstra

Perencanaan Kinerja Tahunan (22,5%)

1. Pemenuh Perencanaan Kinerja Tahunan (4,5%)

2. Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan (11,25%)

3. Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan (6,75%)

2 PengukuranKinerja 20%

Pemenuhan Pengukuran (4%)

Kualitas Pengukuran (10%)

Implementasi Pengukuran (6%)

3 PelaporanKinerja 15%

Pemenuh Pelaporan (3%)

Penyajian Informasi Kinerja (8%)

Pemanfaatan Informasi Kinerja (4%)

4 EvaluasiKinerja 10%

Pemenuhan Evaluasi (2%)

Kualitas Evaluasi (5%)

Pemanfaatan Hasil Evaluasi (3%)

5 CapaianKinerja 20%

Kinerja yang di laporkan (output) (5%)

Kinerja yang di laporkan (Outcome) (5%)

Bencchmark kinerja (5%)

Kinerja Dari penilaian Stakeholder (5%)

Sumber: Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012.

Pada prakteknya pada tahap memberi skor bobot pada setiap komponendan sub-komponen belum dapat sesuai dengan Permenpan dan ReformasiBirokrasi Nomor 25 Tahun 2012, hal tersebut dikarenakan hanya memberi skorpada 3 (tiga) komponen yaitu perencanaan kinerja, pengukuran kinerja danpelaporan kinerja. Sedangkan komponen evaluasi kinerja dan pencapaian kinerjatidak diberi skor dikarenakan tidak sesuai dengan penilaian tingkat SKPD. Hal

Page 26: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

26

tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dari masing-masing komponen dansub-komponen penilaian anggota tim audit Inspektorat berikut ini,1) Komponen Perencanaan Kinerja.

Bobot komponen perencanan kinerja yang diberikan oleh audit Inspektoratuntuk masing-masing komponen dan sub-komponen masih terdapat perbedaandengan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012, hal tersebutdikarenakan sub-komponen yang dijabarkan berbeda dengan kertas kerja evaluasi(KKE) yang digunakan audit Inspektorat sehingga bobot yang digunakan disesuaikan penjabaran dari komponen tersebut. Hal tersebut diperjelas dari hasilwawancara dengan anggota tim audit Inspektorat berikut ini,

“ kami ini pakai format tahun lalu, jadi bobot sesuai format lama. Formatlama yang kami gunakan penjabaran sub-komponennya berbeda denganyang tahun 2012. Tapi total keseluruhan bobot komponen itu tetap sama.jadi menurut kami format tahun 2012 itu juga tidak berpengaruh bagipenilaian , mungkin bedanya format lebih ringkas penyusunannya, karenaada penggbungan sub komponen saja. Sehingga bobotnyapun berbeda,tapi tetap yang dokumen-dokumen yang dinilai didalamnya sama.”

2) Komponen Pengukuran kinerja.Bobot komponen pengukuran kinerja yang diberikan oleh audit

Inspektorat untuk masing-masing komponen dan sub-komponen penilai telahsesuai dengan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012. Haltersebut dapat dilihat dari kertas kerja evaluasi (KKE) yang digunakan auditInspektorat untuk kedua komponen ini bobot yang digunakan tidak berbeda.

3) Komponen Pelaporan Kinerja.Bobot komponen pengukuran kinerja yang diberikan oleh audit Inspektorat

untuk masing-masing komponen dan sub-komponen penilai telah sesuai denganPermenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012. Hal tersebut dapatdilihat dari kertas kerja evaluasi (KKE) yang digunakan audit Inspektorat untukkedua komponen ini bobot yang digunakan tidak berbeda.

4) Evaluasi Kinerja.Bobot komponen evaluasi kinerja dan komponen pelaporan kinerja yang

diberikan oleh audit Inspektorat untuk masing-masing komponen dan sub-komponen penilai belum sesuai dengan Permenpan dan Reformasi BirokrasiNomor 25 Tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan evaluasi kinerja tidak dapat

Page 27: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

27

digunakan untuk menilai pada tingkat SKPD sehingga tidak diberi bobot olehInspektorat.

5) Komponen Capaian Kinerja.Bobot komponen capaian kinerja dan komponen pelaporan kinerja yang

diberikan oleh audit Inspektorat untuk masing-masing komponen dan sub-

komponen penilai belum sesuai dengan Permenpan dan Reformasi Birokrasi

Nomor 25 Tahun 2012. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil wawancara dengan

anggota tim audit Inspektorat berikut ini,

“ karena penilaian kami Cuma 3 (tiga) komponen, maka bobot Cuma

70%. Sedangkan bobot yang harus dilaporkan itu 100%. Jika Cuma 70%

kan tidak bisa dilihat hasilnya, maka kami untuk menjadikan bobot 100%,

Kami memilih menilai komponen ke 5(lima) yaitu komponen capaian

kinerja.”

Beliau menambahkan,

“ Padahalkan komponen ke 4 dan 5(lima) seperti evaluasi kinerja dan

pencapaian kinerja tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat SKPD,

tetapi dari ke 2 (dua) komponen tersebut realnya masih ada yang bisa

dinilai buat tingkat SKPD yaitu komponen pencapain kinerja. Tapi tidak

semua sub-komponen, Cuma output dan outcome. Jadi bobotnyakan jadi

dibuat 15% buat output dan 15% buat outcome. Bobot keseluruhan buat

komponen ini 30%.”

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa

pada tahap pemberian bobot pada setiap komponen dan sub-komponen masih

terdapat perbedaan dengan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun

2012. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa kondisi seperti pertama,

penggunaan kertas kerja evaluasi (KKE) format lama yang mencantumkan bobot

yang berbeda dengan format tahun 2012 , hal ini dapat dilihat dari kertas kerja

evaluasi (KKE) yang digunakan Inspektorat di komponen perencanaan kinerja.

Page 28: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

28

Kedua, karena penilaian audit Inspektorat hanya meliputi 3 (tiga) komponen yaitu

perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, bobot yang dinilai

hanya sebesar 70%. Sehingga dilakukannya penambahan komponen penilaian

yaitu pencapaian kinerja dengan bobot yang tidak sesuai dengan format tahun

2012 yaitu 30%, hal ini dapat dilihat dari kertas kerja evaluasi (KKE) yang

digunakan Inspektorat di komponen pencapaian kinerja. Kedua, adanya beberapa

kriteria yang belum dapat dinilai di tingkat SKPD sehingga belum dapat dinilai

secara keseluruhan sesuai dengan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25

Tahun 2012.

b. Setiap sub-komponen dibagi kedalam beberapa pertanyaan sebagai

criteria pemenuh sub-komponen.

Pada parakteknya Inspektorat Salatiga membagi beberapa pertanyaan yang

disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang ditentukan sesuai dengan kriteria

masing-masing komponen di Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25

Tahun 2012. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 4.3 kriteria pemenuh sub-komponen

Sumber: Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012

Page 29: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

29

Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota tim audit juga menjelaskan

bahwa pertanyaan yang dibagi setiap sub-komponen di sesuaikan dengan kriteria

pada tabel diatas. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan anggota

tim audit Inspektorat berikut ini,

“ Pertanyaan ya dari kriteria tiap dokumen, jadi kami sesuaikan saja

tanpa harus membuat sendiri per sub-komponen. Dan pertanyaan tersebut

dengan cara wawawancara langsung dengan SKPD. Biasanyakan ada

yang membagi pertanyaan dalam bentuk kwesoner, nah kalau kami tidak

buat kwesioner karena menurut kami itu tidak terlalu efisien sehingga

kami memilih menggunakan tehnik wawancara langsung. Pertanyaannya

Cuma cakup keselarasan antar dokumen saja.”

c. Setiap pertanyaan diberi nilai dengan memberikan jawaban yang sesuai

dengan kriteria pemenuh sub-komponen.

Setiap pertanyaan akan dijawab dengan ya/tidak atau a/b/c/d/e. Jawaban

ya/tidak diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan yang langsung dapat dijawab

sesuai dengan pemenuh kriteria. Jawaban a/b/c/d/e diberikan untuk pertanyaan-

pertannyaan yang membutuhkan judgement dari evaluator yang terkait dengan sub

komponen tertentu (Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012).

Jawaban yang sesuai dengan kriteria tiap komponen tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Jawaban ya/tidak

Sumber: Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012

JAWABAN NILAI“Ya” 1

“Tidak” 0

Page 30: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

30

Tabel 4.4 Jawaban a/b/c/d/e/Jawaban Kriteria Nilai

A Memenuhi hampir semua criteria (lebih dari80% s/d 100%)

1

B Memenuhi sebagian besar kriteria (lebih dari60% s/d 80%)

0,75

C Memenuhi sebagian kriteria (lebih dari 40%s/d 60%)

0,50

D Memenuhi sebagian kecil kriteria (lebih dari20% s/d 40%)

0,25

E Sangat kurang memenuhi criteria (Kurang dariatau sama dengan 20%)

0

Sumber: Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012.

Dalam pelaksanaannya, tahap ini telah terlaksana sesuai dengan

Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 yaitu menggunakan

jawaban Ya/Tidak untuk pertanyaan yang dapat langsung dijawab dan jawaban

A/B/C/D/E dengan menggunakan adjustment. Menurut hasil wawancara dengan

Inspektorat dapat diketahui bahwa dalam memberi nilai sub-komponen dan

komponen besar dengan 2(dua) tipe jawaban ini dilakukan secara step by step

assessment ataupun dengan overall assessment. Hal ini dapat diketahui dari

wawancara dengan Anggota tim audit inspektorat berikut ini,

“ Pakai patokan perhitungan yang ada pada Permenpan dan Reformasi

Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012. Ada 2(dua) tipe jawaban yaitu

YA/TIDAK biasanya untuk kriteria yang mudah dijawab seperti Dokumen

Renstra SKPD telah ada. Jika ada jawabannya YA,nilai 1. Kalau

AB/C/D/E untuk jawaban dengan adjustment seperti di sub-komponen

kualitas Renstra pada kriteria tujuan dan sasaran telah berorientasi hasil

tidak bisa langsung dijawab dengan Ya/tidak, tapi dinilai di kertas kerja

evaluasi 2 (KKE 2) yang khusus mencangkup sasaran.”

Page 31: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

31

Beliau menambahkan kembali,

“ Jadi di KKE 2 sasaran yang meliputi renstra,rkt dan pk. Nah itu dinilai

dulu dilembar tersendiri dengan YA/TIDAK, karenakan banyak sasaran

yang dicapai jadi penilaian terpisah dahulu,setelah ketemu presentasenya

misal renstra 57,89% , kemudian di lihat di jawaban tipe A/B/C/D/E

kalau 57,89% masuk kriteria (lebih dari 40% sd 60%)dengan nilai 0,50 di

peroleh jawaban C.”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pada tahap ini

dalam pelaksanaannya telah terlaksana secara baik, hal tersebut dapat dilihat dari

pemberikan jawaban nilai baik secara step by step maupun overall pada kertas

kerja evaluasi (KKE) sesuai dengan 2 (dua) kriteria yang telah ditetapkan oleh

Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 .

d. Penyimpulan atas hasil review terhadap SAKIP yang dilakukan dengan

angka tertimbang.

Terdapat beberapa langkah yang dilaksankan dalam melaksanakan

penyimpulan yaitu melakukan penjumlahan setiap pertanyaan pada sub-

komponen sehingga ditemukan suatu angka kemudian melakukan penjumlahan

seluruh nilai sub-komponen yang ada sehingga ditemukan suatu angka tertentu

untuk total nilai dengan range nilai 0 s.d 100 (Permenpan dan Reformasi Birokrasi

Nomor 25 Tahun 2012). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Range nilai 0 s.d 100

No Kategori Nilai Angka Interpretasi1 AA >85-100 Memuaskan2 A >75-85 Sangat Baik3 B >66-75 Baik,perlu sedikit perbaikan4 CC >50-65 Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan

yang tidak mendasar.5 C >30-50 Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk

perubahan yang mendasar.6 D 0-30 Sangat kurang, perlu banyak sekali

perbaikan & perubahan yang sangatmendasar.

Sumber Sumber: Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012.

Page 32: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

32

Pada tahap terakhir ini Inspektorat melaksanakan penyimpulan setelah

melaksankan proses perhitungan baik secara step by step maupun over all yang

dituangkan pada laporan hasil evaluasi (LHE) LAKIP. Hal tersebut dapat dilihat

dari hasil wawancara dengan Anggota tim audit inspektorat berikut ini,

“ Setelah dirata-rata kemudian di hitung secara keseluruhan, nah baru di

simpulkan dengan menggunakan kategori range nilai 0 s.d 100. Sudah

tertera di petunjuk evaluasi. Kemudian dituangkan di laporan hasil

evaluasi (LHE) LAKIP yang sudah berisi sarana perbaikan untuk LAKIP

SKPD.”

Untuk menuangkan hasil penyimpulan maka diperlukan suatu format

laporan hasil evaluasi LAKIP. Adapun format yang digunakan untuk penyimpulan

penilaian adalah seperti gambar berikut ini:

Gambar 4.4 format Laporan Hasil Evaluasi LAKIP

Sumber: Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012

Page 33: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

33

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa langkah

penilaian yaitu memberi skor bobot pada setiap komponen dan sub-komponen

baik secara step by step assessment dan over all assessment masih ditemukan

beberapa komponen yang berubah bobotnya dan kriterianya. Hal tersebut

dikarenakan adanya komponen yang tidak dapat dinilai di tingkat SKPD sehingga

belum dapat dinilai secara keseluruhan sesuai dengan kriteria. Sedangkan untuk

tahap penilaian yang lainya telah dapat dilaksankan sesuai dengan Permenpan dan

Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Proses Evaluasi LAKIP SKPD oleh Inspektorat

Salatiga dengan metode criteria refrenced test dapat disimpulkan bahwa dari segi

aktivitas dan kriteria yang digunakan dalam evaluasi belum ditindak lanjuti oleh

Inspektorat hal tersebut dapat dilihat pada tahap perancangan terdapat 2(dua)

tahap belum dilaksankan, sedangkan di tahap penilaian baik step by step maupun

overall masih belum dinilai secara keseluruhan karena masih adanya kriteria yang

tidak dapat dinilai di tingkat SKPD sehingga masih ditemukan adanya perbedaan

di format kertas kerja evaluasi (KKE). Penyebab belum terlaksananya secara

keseluruhan di tahap perancangan dan penilaian dikarenakan acuan yang

digunakan sebagai Instrumen terbatas pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN dan RB). Oleh karena itu

penerapan instrumen bersifat wajib sehingga tidak dapat ditindak lanjuti dalam

pengembangannya oleh pihak Inspektorat.

Saran

Adapun saran yang dapat diajukan penulis sebagai hasil dari penelitian ini

dalam rangka lebih meningkatkan proses evaluasi LAKIP SKPD di Inspektorat

adalah perlu adanya tindak lanjut oleh Inspektorat terkait proses evaluasi yang

dilaksanakan baik aktivitas dan kriteria yang digunakan untuk penilaian agar hasil

evaluasinya lebih baik. Hal ini dikarenakan pemerintah kota salatiga sebagai salah

Page 34: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

34

satu daerah otonomi mempunyai hak, wewenang dan serta memiliki kebebasan

untuk berinisiatif sendiri sesuai dengan perundang-udangan yang berlaku.

Sehingga proses evaluasi LAKIP yang dilaksanakan tidak bersifat kaku dan lebih

fleksibel.

Keterbatasan Penelitian

Adapun Keterbatasan dalam penelitian yang telah dilaksankan peneliti

yaitu:

Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis hanya sebatas menggunakan dua

tehnik saja yaitu wawancara dan pengumpulan data sehingga tidak melihat

dari segi observasi. Untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat

menggunakan tehnik observasi agar dapat melihat dan membandingkan

secara langsung proses evaluasi LAKIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat

terkait 5 (lima) komponen yang dinilai.

Peneliti hanya melihat proses evalusi LAKIP terkait aktivitas dan kriteria

hanya dalam jangka satu tahun saja di Inspektorat Salatiga, sehingga untuk

peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dalam jangka

panjang dengan melihat perkembangan proses evaluasi dari setiap tahunnya.

IMPLIKASI

Penelitian ini menemukan bahwa eveluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh Inspektorat masih dapat dikatakan belum

terlaksana secara keseluruhan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang

menyebabkan belum terlaksananya beberapa langkah-langkah evaluasi dan juga

didominasi kondisi dari Inspektorat sendiri. Dengan diketahuinya beberapa

kondisi yang mempengaruhi langkah perancangan dan penilaian tersebut, ke

depannya perlu diperhatikan beberapa hal yang kemungkinan dapat memperbaiki

proses evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

SKPD oleh Inspektorat. Hal-hal tersebut dapat diimplementasikan agar proses

evaluasi LAKIP SKPD oleh Inspektorat dapat lebih maksimal, beberapa

diantaranya yaitu:

Page 35: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

35

1. Kebijakan yang jelas dari stakeholder mengenai tugas dan wewenang evaluasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang

dilaksankan oleh Inspektorat guna mempermudah Inspektorat dalam

melakukan penilaian.

2. Melaksankan perancangan dan disahkannya peraturan yang terkait

perancanagan penilaian atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).

3. Disahkannya sanksi peraturan untuk evaluasi yang dilaksankan.

4. Disahkan peraturan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) baik dari segi komponen, bobot dan kriteria sesuai

dengan kondisi wilayah Salatiga agar mempermudah penilaian yang

dilaksanakan oleh Inspektorat.

5. Perlu adanya komunikasi antar Inspektorat dengan BPKP untuk

mempermudah perolehan Informasi terkait peraturan evaluasi LAKIP.

Page 36: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

36

DAFTAR PUSTAKA

Hendriani, Y, Margaretha (2011)”Evaluasi Penerapan Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah” (Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten

Bantulg). S1 thesis, UAJY.

Inpres No 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Kementrian pendayagunaan aparatur negara deputi akuntabilitas aparatur modul

tetang beberapa tehnik evaluasi 2005.

Kementrian pendayagunaan aparatur negara deputi akuntabilitas aparatur modul

tetang pengantar dan perencanaan evaluasi LAKIP 2005.

MENPAN Nomor: KEP-135/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Modul Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 2010. Kedeputian

Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Moleong, Lexy J., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung, Edisi 28.

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang petunjuk pelaksanaan evaluasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Pusdiklatwas BPKP, Modul Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Edisi Kelima,

2007.

Pusdiklatwas BPKP, Modul Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Edisi Kelima,

2010.

Page 37: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

37

Supartini, Nunik (2012) “ Evaluasi Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP)” (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten

Kotawaringin Barat). S2 ThesisUniversitas Gadjah Mada.

Page 38: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

38

Lampiran 1

Narasumber : Sekretaris Inspektorat

Hari dan Tanggal Wawancara : 29 Agustus 2013

Waktu : 08.00-09.00

No Pertanyaan

1 Bagaimana gambaran umum dari Inspektorat?2 Bagaimana Misi ,tugas dan fungsi Inspektorat Salatiga?3 Bagaimana fungsi dan tugas pokok Inspektorat Salatiga?4 Berapa banyak jumlah anggota pada Inspektorat Salatiga?5 Bagaimana bentuk struktur organisasi pada Inspektorat Salatiga?6 Bagaimana gambaran umum LAKIP?7 Apakah manfaat dan tujuan dari LAKIP?8 Bagaimana format penyusunan LAKIP?9 Dokumen apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LAKIP?

Narasumber : Ketua Tim Audit Inspektorat

Hari dan Tanggal Wawancara : 3,12,26 September 2013

Waktu : 09.00-10.00

No Pertanyaan

1 Bagaimana gambaran evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Kota Salatiga?2 Berdasarkan ruang lingkupnya, termasuk kategori evaluasi apa yang dilaksanakan

oleh Inspektorat Kota Salatiga?3 Pedoman apa yang digunakan dalam mengevaluasi LAKIP SKPD?4 Apa tujuan dari pelaksanaan evaluasi LAKIP SKPD?5 Apa fungsi dan manfaat pelaksanaan evaluasi LAKIP SKPS?6 Langkah-langkah apa saja yang harus dilaksanakan dalam mengevaluasi LAKIP?7 Ada berapa komponen yang di evaluasi?apa saja komponen tersebut?8 Pedoman apa yang digunakan dalam mengevaluasi komponen-komponen

tersebut?

Page 39: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

39

Lampiran 2

Narasumber : Anggota 1 Tim Audit Inspektorat

Hari dan Tanggal Wawancara : 3,17,24 Oktober 2013

Waktu : 13.00-14.00

No Pertanyaan

1 Bagaimana langkah-langkah evaluasi di Inspektorat Salatiga?2 Apakah Inspektorat Kota Salatiga melaksanakan tahap perancangan?3 Bagaimana tahap perancangan yang dilaksankan di Inspektorat Kota Salatiga?4 Apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan?5 Terdapat berapa tahap perancangan yang ada di Inspektorat Kota Salatiga?6 Apakah Inspektorat Kota Salatiga telah melaksankan tahap mengidentifikasi

komponen yang akan dinilai atau diukur?7 Jika iya,seperti apa cara mengidentifikasi komponen yang dinilai atau diukur?8 Jika tidak,mengapa tidak melaksankan tahap ini?9 Apakah Inspektorat Salatiga telah melaksanakan tahap mengidentifikasi

komponen yang dinilai atau diukur?10 Jika iya,apa saja yang harus dilaksankan dalam tahap-tahap tersebut?11 Jika tidak, mengapa tidak melaksankan tahap-tahap tersebut?12 Apakah Inspektorat Kota Salatiga telah melaksanakan tahap menyediakan nilai

atau skor komponen?13 Apakah pada tahap menyediakan nilai atau skor komponen Inspektorat Kota

Salatiga menentukan continium nilai dan pemilihan rentang nilai?14 Jika iya,bagaiman caranya?15 Jika tidak, mengapa tidak melaksankan?

Narasumber : Anggota Tim Audit Inspektorat

Hari dan Tanggal Wawancara : 7,14,21,28 November 2013

Waktu : 13.00-14.00

No Pertanyaan

1 Dalam tahap perancangan apakah Inspektorat Kota Salatiga telah melaksankantahap Assessment dangan memberi score?

2 Jika iya, bagaimana cara melaksanakanya?3 Jika tidak, mengapa tidak melaksankan?4 Apakah Inspektorat Kota Salatiga telah merancang agresi?5 Jika iya, bagaimana cara melaksanakanya?

Page 40: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

40

6 Jika tidak, mengapa tidak melaksankan?7 Apakah Inspektorat Kota Salatiga telah memberikan interpretasi?8 Jika iya, bagaimana caranya?9 Jika tidak, mengapa tidak dilaksanakan?10 Apak penyebab tidak dilaksankannya tahap ini?

Lampiran 3

Narasumber : Anggota Tim Audit Inspektorat

Hari dan Tanggal Wawancara : 1 ,8,12 Desember 2013

Waktu : 13.00-14.00

No Pertanyaan

1 Apakah Inspektorat salatiga melaksankan tahap penilaian?2 Jika iya, bagaimana tahap penilainya?3 Jika tidak, mengapa tidak melaksankan?4 Tahap-tahap apa saja yang dilaksankan?5 apakah inspektorat memberikan skor pada setiap komponen?6 Bagaimana proses memberi skor tersebut?7 Komponen apa saja yang diberi skor?8 Apakah skor yang diberikan telah sesuai dengan kriteria?9 Jika tidak, mengapa?10 Jika iya,seperti apa bobot yang diberikan jika sesuai dengan kriteria tersebut?11 Apakah inspektorat telah melaksanakan tahap membagi pertanyaan sesuai sub-

komponen?12 Bagaimana membagi pertanyaannya?13 Jika tidak membagi kebebrapa pertanyaan,mengapa?14 Apakah ada pedoman pembagian pertanyaan?15 Jika ada, seperti apa pedoman yang digunakan?16 Apakah Inspektorat melaksankan tahap memberika nilai tiap pertanyaan?17 Bagaimana cara inspektorat memberi nilai setiap pertanyaan?

18 Terdapat berapa cara dalam memberikan jawaban penilai setiappertanyaan?

19 apakah inspektorat melaksankan tahap penyimpulan atas tahap hasilreview?

20 Bagaimana tahap penyimpulan yang dilaksankan?21 Apakah terdapat pedoman penyusunan penyimpulan?22 Bagaimana tahap penyimpulannya?

Page 41: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

41

Lampiran 4

Lembar Kriteria Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahDaerah

Page 42: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

42

Page 43: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

43

Page 44: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

44

Lampiran 5

TEMPLATE KERTAS KERJA EVALUASI

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOTASALATIGA

NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN SKPD REF

Y/T NILAI

1 2 5 6 8

A. PERENCANAAN KINERJA (35%) 70,36% 24,63

I. DOKUMEN RENSTRA (12.5%) 80% 10,00

a. PEMENUHAN RENSTRA (2.5%) 100% 2,50

1 Dokumen Renstra SKPD telah ada a 1

2 Dokumen Renstra SKPD telah memuat visi, misi, tujuan,sasaran, program, indikator kinerja sasaran, targettahunan, indikator kinerja tujuan dan target jangkamenengah

a 1

b. KUALITAS RENSTRA (6.25%) 75% 4,69

3 Tujuan dan sasaran telah berorientasi hasil c 0,5 KKE2

4 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapaitujuan/sasaran/hasil program/hasil kegiatan

a 1

5 Renstra SKPD telah menyajikan IKU b 0,75

6 Indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcomedan output) telah memenuhi kriteria indikator kinerjayang baik

c 0,5 KKE3

7 Target kinerja ditetapkan dengan baik a 1

8 Dokumen Renstra SKPD telah selaras dengan DokumenRPJMN/Dokumen RPJMD

a 1

9 Dokumen Renstra SKPD telah menetapkan hal-hal yangseharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugasfungsi)

c 0,5

c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3.75%) 75% 2,81

10 Dokumen Renstra SKPD digunakan sebagai acuan dalampenyusunan dokumen perencanaan tahunan

a 1

11 Dokumen Renstra SKPD digunakansebagai acuan penyusunan DokumenRencana Kerja dan Anggaran

a 1

12 Dokumen Renstra SKPD telah direviusecara berkala

d 0,25

II. DOKUMEN PERENCANAAN KINERJATAHUNAN (7.5%)

45% 3,38

a. PEMENUHAN PERENCANAAN KINERJATAHUNAN (1.5%)

75% 1,13

Page 45: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

45

1 Dokumen RKT SKPD telah ada a 1

2 Dokumen RKT disusun sebelum mengajukan RKA a 1

3 Dokumen RKT telah memuat sasaran, program,indikator kinerja sasaran, dan target kinerja tahunan

d 0,25

b. KUALITAS PERENCANAAN KINERJATAHUNAN (3.75%)

30% 1,13

4 Sasaran telah berorientasi hasil e 0 KKE2

5 Kegiatan dalam dokumen Renja merupakan cara untukmencapai sasaran

b 0,75

6 RKT telah menyajikan IKU b 0,75

7 Indikator kinerja sasaran dan kegiatan telah memenuhikriteria indikator kinerja yang baik

e 0 KKE3

8 Target kinerja ditetapkan dengan baik e 0

9 Dokumen RKT telah selaras dengan dokumenRPJMD/Renstra SKPD dan dengan DokumenRKPD/RKT atasannya

b 0,75

c. IMPLEMENTASI PERENCANAAN KINERJATAHUNAN (2.25%)

50% 1,13

10 Dokumen RKT telah digunakan sebagai acuan untukmenyusun penetapan kinerja (PK)

e 0

11 Dokumen RKT digunakan sebagai acuan dalampenyusunan RKT SKPD

b 0,75

12 Dokumen RKT telah digunakan sebagai acuan untukmenyusun anggaran (RKA) (a.l. Target kinerja RKT vsTarget kinerja RKA)

b 0,75

III. DOKUMEN PENETAPAN KINERJA (15%) 75% 11,25

a. PEMENUHAN PK (3%) 100% 3,00

1 Dokumen PK SKPD telah ada a 1

2 Dokumen PK disusun segera setelah anggaran disetujui a 1

3 Dokumen PK telah memuat sasaran, program, indikatorkinerja, dan target jangka pendek

a 1

b. KUALITAS PK (7.5%) 90% 6,75

4 Sasaran telah berorientasi hasil b 0,75 KKE2

5 PK telah menyajikan IKU a 1

6 Indikator kinerja sasaran telah memenuhi kriteriaindikator kinerja yang baik

b 0,75 KKE3

7 Target kinerja ditetapkan dengan baik a 1

8 Dokumen PK telah selaras dengan dokumen PKatasannya dan Dokumen RKT

a 1

c. IMPLEMENTASI PK (4.5%) 33,33% 1,50

9 Dokumen PK telah dimonitor pencapaiannya secaraberkala

e 0

10 Dokumen PK telah dimanfaatkan dalam pengarahan danpengorganisasian kegiatan

e 0

11 Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untukmengukur keberhasilan

a 1

Page 46: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

46

B. PENGUKURAN KINERJA (20%) 68,63% 13,73

I. PEMENUHAN PENGUKURAN (4%) 50% 2,00

1 IKU SKPD telah ada a 1

2 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja e 0

II. KUALITAS PENGUKURAN (10%) 81,25% 8,13

3 IKU telah dapat diukur secara obyektif a 1 KKE3

4 IKU telah menggambarkan hasil a 1 KKE3

5 IKU telah relevan dengan kondisi yang akan diukur a 1 KKE3

6 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja a 1

7 IKU telah diukur realisasinya a 1 KKE3

8 Indikator kinerja sasaran dapat diukur secara obyektif b 0,75 KKE3

9 Indikator kinerja sasaran menggambarkan hasil b 0,75 KKE3

10 Indikator kinerja sasaran relevan dengan sasaran yangakan diukur

b 0,75 KKE3

11 Indikator kinerja sasaran cukup untuk mengukursasarannya

b 0,75

12 Indikator kinerja sasaran telah diukur realisasinya b 0,75 KKE3

13 Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan e 0

14 Pengumpulan data kinerja dilakukan secara berkala(bulanan/triwulanan/semester)

a 1

III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (6%) 60% 3,60

15 IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumenperencanaan dan penganggaran

b 0,75

16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja b 0,75

17 IKU telah direviu secara berkala e 0

18 Hasil pengukuran kinerja telah digunakan untukpenyusunan laporan kinerja

b 0,75

19 Pengukuran kinerja digunakan untuk pengendalian danpemantauan kinerja secara berkala

b 0,75

C. PELAPORAN KINERJA (15%) 86,67% 13,00

I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%) 100% 3,00

1 LAKIP SKPD telah disusun a 1

2 LAKIP SKPD telah disampaikan tepat waktu a 1

II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (8%) 90,63% 7,25

3 LAKIP bukan merupakan kompilasi dari SKPD dibawahnya

a 1

4 LAKIP menyajikan informasi pencapaian sasaran yangberorientasi outcome

b 0,75

5 LAKIP menyajikan informasi mengenai pencapaianIKU

a 1

6 LAKIP menyajikan informasi mengenai kinerja yangtelah diperjanjikan

a 1

7 LAKIP menyajikan evaluasi dan analisis mengenaicapaian kinerja

a 1

Page 47: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

47

8 LAKIP menyajikan pembandingan data kinerja yangmemadai antara realisasi tahun ini dengan realisasitahun sebelumnya dan pembandingan lain yangdiperlukan

a 1

9 LAKIP menyajikan informasi keuangan yang terkaitdengan pencapaian kinerja

a 1

10 Informasi kinerja dalam LAKIP dapat diandalkan c 0,5

III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (4%) 68,75% 2,75

11 Informasi yang disajikan telah digunakan dalamperbaikan perencanaan

b 0,75

12 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilaidan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatanorganisasi

b 0,75

13 Informasi yang disajikan telah digunakan untukpeningkatan kinerja

b 0,75

14 Informasi yang disajikan telah digunakan untukpenilaian kinerja

c 0,5

D. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (30%) 70,83% 21,25

I. KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT)(15%)

91,67% 13,75

1 Target dapat dicapai a 1

2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya a 1

3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan b 0,75

II. KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME)(15%)

50% 7,50

4 Target dapat dicapai c 0,5 KKE1-II

5 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya c 0,5 KKE1-II

6 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan c 0,5 KKE1-II

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA (100%) 72,60

Page 48: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

48

Lampiran 6

Laporan Hasil Evaluasi LAKIP

Page 49: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

49

Lampiran 7

Page 50: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

50

Page 51: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

51

Page 52: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

52

Page 53: Proses Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ...€¦ · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan kota Salatiga. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja

53