BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan...

127
Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), fungsi perencanaan (Planning) yang sudah berjalan mulai dari Rencana Strategis (renstra) yang mengacu pada RPJMD, RKPD maupun Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Penetapan Kinerja hingga pelaksanaan pembangunan kesehatan itu sendiri sebagai fungsi actuating dan kemudian pertanggungJawaban atas pelaksanaan pembangunan sebagai fungsi controlling. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Didalam prosesnya pengukuran dilakukan pada aspek kegiatan, program dan sasaran. Pada prinsipnya pengukuran dilakukan untuk melihat/mengevaluasi sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan sesuai dengan arah yang diinginkan; dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. Piranti pengukurannya berupa Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) untuk mengukur sasaran. A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013. Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk

Transcript of BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan...

Page 1: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), fungsi perencanaan

(Planning) yang sudah berjalan mulai dari Rencana Strategis (renstra) yang

mengacu pada RPJMD, RKPD maupun Rencana Kinerja Tahunan, Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA), Penetapan Kinerja hingga pelaksanaan

pembangunan kesehatan itu sendiri sebagai fungsi actuating dan kemudian

pertanggungJawaban atas pelaksanaan pembangunan sebagai fungsi

controlling.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya

terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti

pengukurannya. Didalam prosesnya pengukuran dilakukan pada aspek

kegiatan, program dan sasaran. Pada prinsipnya pengukuran dilakukan untuk

melihat/mengevaluasi sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran

dilaksanakan sesuai dengan arah yang diinginkan; dengan berbagai piranti

perencanaan yang telah dibuat. Piranti pengukurannya berupa Pengukuran

Pencapaian Sasaran (PPS) untuk mengukur sasaran.

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013.

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara

membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan

realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau

celah Kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja

tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk

Page 2: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 31

peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance

improvement).

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap

sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai

berikut :

TABEL : 3.0. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013

Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran :

a. Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka

skala yang digunakan sebagai berikut :

Skor Rentang Capaian Kategori Capaian

4 Lebih dari 100 % Sangat baik

3 75 % sampai 100 % Baik

2 55 % sampai 75 % Cukup

1 Kurang dari 55 % Kurang

b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres

negatif, maka skala yang digunakan sebagai berikut :

Skor Rentang Capaian Kategori Capaian

1 Lebih dari 100 % Kurang

2 75 % sampai 100 % Cukup

3 55 % sampai 75 % Baik

4 Kurang dari 55 % Sangat Baik

Persentase dari hasil bagi antara capaian dengan target yang

dimasukkan ke dalam skala penilaian tersebut menghasilkan besaran Skor

Indikator.

Page 3: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 32

Penjumlahan beberapa besaran Skor Indikator dan dibagi dengan

jumlah Indikator dalam satu Sasaran, menghasilkan besaran Skor Sasaran ;

seterusnya penjumlahan beberapa besaran Skor Sasaran dan dibagi

dengan jumlah Sasaran dalam satu Tujuan, menghasilkan besaran Skor

Tujuan.

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun

2013 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29

tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 disajikan sebagai

berikut :

B.1. TUJUAN 1:

Terwujudnya Mutu Lingkungan yang Lebih Sehat, berkembangnya

Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan, serta menggerakkan

Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Tujuan : Terwujudnya Mutu Lingkungan yang Lebih Sehat ,dan

berkembangnya Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan , serta

menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan dijabarkan ke

dalam Sasaran yaitu : Meningkatnya akses terhadap Kualitas air bersih,

Sanitasi Dasar , Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas

Kesehatan Lingkungan

Sasaran: Meningkatnya Akses terhadap Kualitas Air Bersih, serta

Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas

Page 4: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 33

Kesehatan Lingkungan, dengan indikator keberhasilan pencapaian

sasaran sebagai berikut :

a. Persentase Akses Sanitasi dasar yang memenuhi standar

b. Persentase Akses terhadap kualitas Air Bersih yang memenuhi

standar

Tabel 3.1. TUJUAN 1 dan SASARAN 1.1.

TUJUAN 1 SASARAN 1.1.

Terwujudnya Mutu Lingkungan yang Lebih Sehat , berkembangnya Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan , serta menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Meningkatnya Kualitas Air Bersih, serta Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas Kesehatan Lingkungan

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan

dalam Tabel 3.2. sebagai berikut :

TABEL : 3.2. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Air Bersih, serta Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas Kesehatan Lingkungan

Page 5: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 34

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1

Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi standar

69 % 70,6% 101,4

2 Persentase akses terhadap kulaitas air bersih yang memenuhi standar

74 % 80,6 % 108,9

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

105,1

KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT

a. Program Lingkungan Sehat ini didukung oleh 4 ( empat) kegiatan yaitu:

a.1. Pengembangaan Sarana Sapl Melalui Participatory

a.2. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

a.3. Penyehatan Lingkungan

a.4. Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat

b. Program Lingkungan Sehat dengan pagu sebesar Rp. 2.500.000.000,00

terealisasi sebesar 98.57.%, atau Rp. 2.464.258.092,00 secara rinci masing-

masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya

dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom (Evaluasi Internal UKGP3)

c. Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut:

c.1.Pengembangan Sarana SAPL melalui Partisipatori

Tujuan Program

Untuk meningkatkan akses jamban sehat pada masyarakat di

Jawa Timur dan menambah jumlah Desa dan Kec. ODF (open

defecation free/bebas buang tinja disembarang tempat).

Sasaran Program

b.1. Desa/Kecamatan yg belum ODF

Page 6: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 35

b.2. Komunitas masyarakat yg masih belum ODF

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sarana SAPL melalui

Partisipatori diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan akses jamban sehat (STBM Pilar -1)

2. Monitoring dan evaluasi peningkatan akses jamban

(STBM pilar-1)

3. Pertemuan Pembekalan Calon Fasilitator STBM.

4. Pemicuan di sekolah

Hasil Kegiatan Pembangunan :

Tabel

Capaian Kinerja Pelaksanaan Program STBM Jawa Timur

NO KEGIATAN

Target

RPJMDKumulatif

Thn

2014

Thn

2012

Thn

2013

Progres

s

%

progres

s

1 Desa/Kel Dipicu 850 2.878 3.576 698 24,25

2 Desa /Kel ODF 560 846 1.186 340 40,2

3 Tambahan akses ke

jamban sehat di

masyarakat (jiwa)

570.0701.724.8

70

1.963.1

09 238.239 13,8

Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013

c.2. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar

Tujuan Program

a. Umum

Meningkatkan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat.

b. Khusus

Terlaksana pengawasan sarana air minum ( Inspeksi Sanitasi )

Page 7: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 36

Terlaksana pengawasan kualitas minum (DAM, PDAM dan Non

PP) dengan uji petik pemeriksaan secara laboratorium untuk

parameter mikrobiologi.

Terlaksana pertemuan Jejaring sector terkait, Peningkatan

Pengetahuan Pengawasan Kualitas Air Minum dan Pertemuan

Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM RT)

Sasaran Program (berisi sasaran dari setiap Program berdasarkan

Renstra SKPD)

Akses air minum yang berkualitas

Kualitas air minum memenuhi syarat

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air minum tingkat

rumah tangga.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Terlaksana Inspeksi Sanitasi di 3800 buah Sarana Air Minum, di 38

Kab/Kota. Sumber air minum yang mempunyai resiko pencemaran

rendah dan sedang syarat fisik sebanyak 86,6% (katagori pencemaran

rendah dan sedang

2) Terlaksana pengawasan kualitas minum dengan uji petik pemeriksaan

sampel air minum secara laboratorium, sebanyak 570 sampel air

minum (Perpipaan/PDAM) diperiksa. Hasil pemeriksaan yang

memenuhi syarat 69,05 %.

3) Terlaksana pengawasan kualitas minum dengan uji petik pemeriksaan

sampel air minum Non perpipaan secara laboratorium, sebanyak 120

sampel diperiksa, hasilnya yang memenuhi syarat air bersih 66,52 %

4) Terlaksana pengawasan kualitas minum dengan uji petik pemeriksaan

sampel air minum DAM secara laboratorium, sebanyak 228 sampel

diperiksa. Hasilnya yang memenuhi syarat 76,32 %

5) Terbentuknya Jejaring di 8 (delapan) Kab./Kota dalam pengawasan

kualitas air minum

Page 8: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 37

6) Terlatihnya 250 petugas sanitarian Kab./Kota dalam pengawasan

kualitas air minum

7) Sebanyak 150 orang kader mengikuti pertemuan Pengelolaan Air

Minum Rumah Tangga ( PAM RT).

Tabel Capaian kinerja program Penyehatan Air

NO KEGIATAN TAHUN 2012 TAHUN 2013

% Kinerja % Kinerja

1 Akses Air Minum Layak Berkualitas

70,50% 86,6%

2 Hasil Pengawasan Kualitas Air PDAM

45,79 %(Permenkes 492

Th.2010)

69,05 %(Permenkes 492 Th.2010)

3 Hasil Pengawasan Kualitas Air Produk DAM

73,16 % 76,32 %

Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013

c.3. Penyehatan lingkungan

Tujuan Program

Untuk meningkatkan jumlah Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat

Pengolahan Makanan (TPM) laik sehat, meningkatnya jumlah rumah sehat

dan meningkatkan jumlah Kab./Kota yang mengadopsi pendekatan

program Kab./Kota Sehat.

Sasaran Program

TTU Laik Sehat

TPM Laik Sehat

Rumah memenuhi syarat kesehatan

Kab./Kota mengadopsi program Kab./Kota Sehat.

Page 9: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 38

Hasil Pelaksanaan Pembangunan

Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan hygiene sanitasi TTU pada 5 Kabupaten.

2. Food security berbasis masyarakat dengan dan Industri Rumah

Tangga Peningkatan sanitasi perumahan dengan pendekatan klinik

sanitasi pada 7 Kabupaten/Kota.

3. Peningkatan sanitasi perumahan pada keluarga risiko tinggi penyakit

berbasis lingkungan di 10 Kabupaten

4. Peningkatan Sanitasi Kota Sehat pada 14 Kab./Kota

5. Penguatan kelembagaan program Kab./Kota Sehat pada 10

Kabupaten

6. Terbentuknya kelembagaan Kab./Kota Sehat yang baru pada 6

Kab./Kota

7. Terbinanya 18 Kab./Kota yang mengadopsi Kab./Kota Sehat

Tabel

Capaian kinerja program Penyehatan Lingkungan

NO KEGIATAN TAHUN 2012 TAHUN 2013

KETERANGANABSOLUT % ABSOLUT %

1 TPM memenuhi syarat

49.587 79.3 49.837 79.7 Naik

2 TTU memenuhi syarat

26.458 78,2 26.661 78,8 Naik

3 Rumah Sehat 7.145.910 73.2 7.165.434 73.4 Naik

4 Kab/Kota Sehat (Program)

18 47,4 18 47,4 tetap

Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013

Page 10: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 39

Tabel

Capaian kinerja program Kab/Kota Sehat

NO

KAB/KOTA

TAHUN 2012 TAHUN 2013 JUML

AH TATANAN

PENGHARGAAN

JUMLAH TATANA

N

PENGHARGAAN DARI

MENKES

1 Kota Probolinggo

6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA

WISTARA

2 Kota Pasuruan 4 Gub. Prov Jatim

4 SWASTISABA

WIWERDA

3 Kab. Lumajang 8 Gub. Prov Jatim

8 SWASTISABA

WISTARA

4 Kota Kediri 6 Gub. Prov Jatim

6 SWASTISABA

WISTARA

5 Kota Malang 6 Gub. Prov Jatim

6 SWASTISABA

WISTARA

6 Kab. Ngawi 6 Gub. Prov Jatim

6 SWASTISABA

PADAPA

7 Kab. Tulungagung

7 Gub. Prov Jatim

7 SWASTISABA

WISTARA

8 Kab. Pacitan 6 Gub. Prov Jatim

6 SWASTISABA

WIWERDA

9 Kab. Lamongan 4 Gub. Prov Jatim

4 SWASTISABA

PADAPA

10 Kab. Sampang 2 Gub. Prov Jatim

2 SWASTISABA

PADAPA

11 Kab. Magetan 5 Gub. Prov Jatim

5 SWASTISABA

WIWERDA 12 Kab. Madiun 2 Gub. Prov Jatim 2

13 Kota Blitar 4 Gub. Prov Jatim

4 SWASTISABA

PADAPA

14 Kota Surabaya 8

SWASTISABA

PADAPA

15 Kab. Malang 2 Gub Jatim SWASTISABA

PADAPA 16 Kab. Sidoarjo 2

17 Kab. Pamekasan

2

18 Kab. Trenggalek 2 Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013

Page 11: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 40

c.4. Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat

Tujuan Program (berisi tujuan dari setiap Program berdasarkan Renstra

SKPD)

Untuk meningkatkan Kab/Kota melakukan pengelolaan limbah cair dan

padat serta melakukan pengawasan terhadap keracunan pestisida.

Sasaran Program (berisi sasaran dari setiap Program berdasarkan

Renstra SKPD)

Kab/Kota melakukan program pengelolaan limbah cair dan padat

Kab/Kota melakukan pengawasan terhadap keracunan pestisida

Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pengelolaan limbah padat (sampah) rumah tangga pada

10 Kabupaten/Kota.

2. Peningkatan Pengetahuan SDM (petugas laboratorium) tentang

Pemantauan pajanan pestisida pada penjamah pestisida.

3. Pemantauan dampak kualitas lingkungan dan kualitas lingkungan

udara pada 10 Kab/Kota

d. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

d.1Permasalahan :

1. Pengembangan Sarana SAPL melalui Partisipatori

- Belum semua Kepala Daerah mengeluarkan Kebijakan tentang STBM.

- Dukungan anggaran dari Pemkab/Pemkot untuk STBM sangat terbatas.

- Efektifitas pemicuan belum maksimal.

- Keterlibatan peran swasta masih rendah khususnya dalam pemasaran

sanitasi.

Page 12: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 41

2. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar

Program Kesehatan Lingkungan, dituntut untuk mendukung pencapain

Goals 7 MDGs. tetapi dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Kota

untuk program Penyehatan Lingkungan sangat kurang , bahkan ada

beberapa Kabupaten dananya tidak ada ( Nol).

Kualitas air minum perpipaan (PDAM) masih rendah berdasarkan hasil

uji petik pemeriksaaan air PDAM th 2013 dari 570 sampel yang

memenuhi syarat baru 69,05% sesuai dengan Permenkes 492 tahun

2010 yang mensyaratkan bakteri e-coli = 0, air DAM dari 228 sampel

yang memenuhi syarat 76,32 %. Sedangkan target yang harus dicapai

tahun 2015 adalah 90 %

Komitmen bahwa semua PDAM Kabupaten/Kota menjadi air minum

masih sulit untuk diwujudkan karena membutuhkan biaya yang sangat

besar sedangkan untuk saat ini hampir seluruh PDAM Kab./Kota baru

menghasilkan produk kualitas sebagai air bersih belum air siap minum

3. Penyehatan lingkungan

Belum semua Kab./Kota mengadopsi program Kab./Kota Sehat

Kabupaten/Kota yang telah mengadopsi program Kab./Kota Sehat tidak

semua aktif

Penyakit berbasis Lingkungan masih menjadi masalah utama penyakit

yang ada dimasyarakat, dan belum semua Kab./Kota melakukan

pendekatan klinik sanitasi.

Belum semua TTU memenuhi syarat kesehatan

Belum semua TPM memenuhi syarat kesehatan dan masih adanya

keracunan makanan akibat pengelolaan makanan yang tidak hygienis

Page 13: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 42

4. Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat

Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan praktik

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Masih terbatasnya sarana pengolahan limbah yang layak terutama di

lokasi industri rumah tangga.

Masih terbatasnya kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota untuk

menangani sektor pengawasan dampak kualitas lingkungan terhadap

kesehatan, padahal pengawasan dampak kualitas lingkungan terhadap

kesehatan menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/Kota.

Sangat variatifnya kebijakan masing-masing daerah, mengakibatkan

beberapa program Penyehatan Lingkungan seperti Pembinaan dan

Pengawasan Kualitas Limbah Cair dan Padat Sarana Pelayanan

Kesehatan tidak masuk program prioritas sehingga kegiatan ini

terabaikan.

Pengolahan limbah industri benlum menjadi prioritas program dari

penyelenggara industri.

d.2Upaya Pemecahannya :

1. Pengembangan Sarana SAPL melalui Partisipatori

- Advokasi kebijakan dan anggaran untuk STBM secara berjenjang dan

berkesinambungan.

- Peningkatan kapasitas fasilitator pemicuan melalui workshop, training,

pendampingan,refresh pemicuan.

- Membuat rencana kerja yang terintegrasi secara berjenjang.

- Melibatkan sumber dana lain untuk kegiatan STBM ( CSR, Lembaga

Donor, Project Lainnya).

- Monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan yang melibatkan

semua stakeholder

Page 14: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 43

2. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar

Proporsi rumah tangga akses berkelanjutan terhadap air minum yang

layak upaya upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan :

1. Pembangunan /perbaikan sarana air minum,

2. Pemeriksaan kualitas air minum perpipaan (PDAM) maupun non

perpipaan

3. Mendorong Pemerintah Kab/kota untuk mengaktifkan kembali

Laboratorium kesehatan Daerah,

4. Melatih SDM yang berkualitas yang dapat mendukung

pelakasanaan pemeriksaan air.

5. Mendorong penyediaan Water test Kit untuk kemudahan

pemeriksaan kualitas air di Lapangan

3.Penyehatan lingkungan

Memfasilitasi Kab./Kota untuk terbentuknya/mengadopsi Program

Kab./Kota Sehat

Sosialisasi Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan kepada semua masyarakat

pengelola TPM dengan pemanfaatan CTPS dan PHBS

4. Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat

e.Penghargaan Yang Pernah Diterima

Penghargaan Swasti Saba untuk 15 Kab./Kota yang telah mengadopsi dan

mengikuti verifikasi (tahun 2013) program Kab./Kota Sehat dari Kementrian

Kesehatan RI, dan 15 Kab/Kota mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa

Timur untuk tahun 2012

Secara umum sasaran Meningkatkan kualitas air bersih, sanitasi dasar,

higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan dan

pengendalian faktor resiko dampak pencemaran lingkungan di masyarakat pada

tahun 2013 : SANGAT BAIK.

Page 15: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 44

B.2. TUJUAN 2 :

Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu

menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta

Berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Tujuan: Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu

Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta

Berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

dijabarkan ke dalam

Sasaran yaitu : Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran untuk

Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Pemberdayaan

Masyarakat melalui UKBM ke arah Kemandirian.

Sasaran: Meningkatnya Meningkatkan Pengetahuan dan Kesadaran

untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Keberdayaan

Masyarakat melalui UKBM ke arah Kemandirian.,

dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sebagai berikut :

a. . Persentase RT ber- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

b. Persentase Posyandu dengan Strata Purnama Mandiri (PURI)

b. Persentase Desa Siaga Aktif

.Tabel 3.2. TUJUAN 2 dan SASARAN 2.1.

TUJUAN 2 SASARAN 2.1.

Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Keberdayaan Masyarakat melalui UKBM ke arah Kemandirian.

Page 16: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 45

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini

disajikan dalam Tabel 3.3. sebagai berikut :

TABEL : 3.3. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Keberdayaan Masyarakat melalui UKBM ke arah Kemandirian.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5 1 Persentase RT ber PHBS 65 % 47,48 % 73,04

2 Persentase Posyandu dengan Strata Purnama Mandiri (PURI)

50 % 62,73 % 124,7

3

Persentase Desa Siaga Aktif 70 % 96,4% 137.7

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

111,8

KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Page 17: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 46

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ini didukung

oleh 3 (tiga) kegiatan yaitu:

a.1. Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

a.2. Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat)

a.3. Pengembangan Posyandu dan Desa Siaga

b. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan pagu

sebesar Rp. 5.684.926.500,00 terealisasi sebesar 91.15%, atau Rp.

5.181.597.847,00 secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan

serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik

16 Kolom (Evaluasi Internal UKGP3)

c. Hasil / Outcome Pelaksanaan Pembangunan

Promosi Kesehatan merupakan kegiatan promotif dan preventif

disamping sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga

mewujudkan kemandirian masyarakat dengan memberdayakan dan

menggerakkan masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Msyarakat (UKBM) yaitu utamanya Posyandu, Poskestren

dan Saka Bakti Husada. Sebagai bentuk nyata masyarakat yang mandiri

dalam masalah kesehatannya yaitu terbentuknya Desa/Kelurahan Siaga.

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

dimaksudkan untuk merubah perilaku dan memandirikan masyarakat

dengan berPHBS dan pengembangan UKBM. Sasarannya adalah ;

individu, Keluarga dan masyarakat.

Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, capaian Posyandu Purnama

Mandiri terus meningkat. Posyandu PURI sebanyak 22.930 (52,68%) pada

Page 18: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 47

tahun 2011 menjadi 24.040 (56,79%) pada tahun 2012 dan pada tahun

2013 meningkat lagi menjadi 27.680 (60,28%) tahun 2013. Hal ini

menunjukkan bahwa secara kuantitatif jumlah posyandu sudah memenuhi

target, sehingga arah/upaya berikutnya adalah peningkatan kualitas

posyandu dengan cara meningkatkan layanan terhadap sasarannya.

Desa Siaga Aktif dimaksudkan untuk percepatanterwujudnya

masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap, dan mampu

mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang

dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat. Secara

kuantitatif capaian Desa Siaga Aktif mulai tahun 2009 sampai dengan 2013

mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 sebanyak 5.060 desa (59,97%),

tahun 2010 sebanyak 5.103 desa (60,15%), tahun 2011 sebanyak 6.842

desa (80,53%), tahun 2012 sebanyak 7.635 desa (89,77%) dan tahun 2013

sebanyak 8.113 desa (95,4%). Namun Desa Siaga Aktif ini masih

didominasi aktif “Tumbuh” sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya.

Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program

tersebut dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program sebagai

berikut:

Page 19: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 48

Tabel 3.1

Hasil Capaian Kinerja Program Promosi Kesehatan 2009 – 2013

Indikator Kinerja

Capaian Kinerja Program

Sat 2009 2010 2011 2012 2013 Tersusunnya pengembangan Media Promosi & Informasi Sadar Hidup Sehat sesuai target

Kab 100 100 100 100 100

Persentase Kab/Kota menyusun profil kegiatan promkes & pengembangan UKBM sesuai pedoman

% 100 100 100 100 100

Persentase Posyandu berstrata PURI di semua Kab/Kota

% 43,3 43,3 52,68 56,79 60,28

Persentase Desa Siaga pada tahap Tumbuh, Kembang dan Paripurna

% 59,97 60,15 80,53 76,33 95,4

Persentase Pondok pesantren dengan Poskestren sesuai standard

% 15,36 17,32 19,12 20,18 19,38

Persentase Kecamatan yang membentuk & membina Kwarran SBH

% 41,08 42,30 43,05 44 46,56

Page 20: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 49

Sumber : Data Kegiatan Program Promosi Kesehatan , 2013

d.Permasalahan dan Upaya Pemecahanya

d.1.Permasalahan

d.1.1.Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.

1. Inventarisasi program yang akan dipromosikan sudah berjalan

tetapi belum optimal.

2. Prosedur perencanaan dimana semua kegiatan media berada,

didalam satu nomer rekening sehingga kegiatan tidak sesuai

segmentasi sasaran, media dan waktu yang direncanakan.

d.1.2 Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM).

1. Pada pelatihan Kader/Santri Husada tidak semua Pondok

Pesantren menindak lanjuti dengan membentuk Poskestren sesuai

standar.

2. Kurangnya Koordinasi Lintas Sektor khususnya dengan

Kementrian Agama dalam pembinaan Poskestren.

‐10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 

100,000 

2012

2011

2010

2009

Page 21: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 50

3. Masih kurangnya pemahaman materi – materi program oleh

pembina dalam kegiatan Saka Bakti Husada (SBH), sehingga Saka

Bakti Husada belum menjadi kebutuhan program di

Kabupaten/Kota.

d.1.3.Pengembangan Posyandu dan Desa Siaga

1. Peran dan fungsi Tim Pokjanal Posyandu dan Tim Pokjanal Desa

Siaga Aktif belum optimal.

2. Pembinaan dalam bentuk monitoring dan evaluasi terpadu yang

dilaksanakan oleh Tim Pokjanal Posyandu belum terkoordinasi

dengan baik.

3. Kurangnya sosialisasi Desa Siaga Aktif di media massa.

d.2.Upaya Pemecahan Permasalahan

d.2.1.Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.

1. Mengoptimalkan inventarisasi semua substansi program yang

akan dipromosikan.

2. Membuat alokasi kegiatan yang lebih flexible untuk waktu

pelaksanaan.

3. Perencanaan untuk media akan melekat dalam kegiatan

d.2.2 Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM).

1. Pendataan yang lebih optimal terkait kegiatan Mapping UKBM &

Promosi Kesehatan.

2. Diberikan bantuan transport untuk Kader/Santri Husada dalam

proses pembentukan Poskestren yaitu kegiatan Survey Mawas Diri

(SMD) dengan pendampingan dari Dinkes Kab/Kota & Puskesmas

melalui APBD tahun depan.

Page 22: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 51

3. Meningkatkan koordinasi baik Lintas Program maaupun Lintas

Sektor dalam pembinaan program Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat.

4. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi Saka Bakti Husada yang

lebih intensif.

5. Meningkatkan upaya pembinaan terhadap Pangkalan Satuan

Karya Bakti Husada oleh Pimpinan Saka Bakti Husada dengan

memberikan motivasi dan reward melalui penilaian / seleksi

terhadap pangkalan Saka Bakti Husada Berprestasi yang

berkesinambungan.

d.2.3.Pengembangan Posyandu dan Desa Siaga

1. Pelaksanaan monev terpadu Tim Pokjanal Posyandu secara

berkala dibawah Koordinasi Bapemas.

2. Meningkatkan promosi Desa Siaga Aktif di media massa pada

tahun 2014.

Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta

pemberdayaan masyarakat kearah kemandirian pada tahun 2013 telah

tercapai dengan : SANGAT BAIK,

Page 23: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 52

B.3. TUJUAN 3 :

Meningkatnya Akses , Pemerataan dan Kualitas Pelayanan

Kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan

Jaringannya

Untuk mewujudkan tujuan ”Meningkatnya akses, pemerataan dan

kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan,

Puskesmas dan jaringannya”, maka ditetapkan sasaran:

3.1 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak,

remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, serta kesehatan dasar di

Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan

kesehatan penunjang dengan indikator sasaran :

a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%)

d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan (Linakes)

e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%)

f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%)

g. Persentase capaian peserta KB Aktif

h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas

Rawat Inap Standar

i. Persen Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadi Puskesmas

Rawat Inap PLUS

j. Persentase Puskesmas PONED sesuai standar

k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat

Darurat dan observasi

l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes

sesuai standar

Page 24: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 53

3.2) Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan

kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses

masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit

khusus, dan balai kesehatan dengan indikator keberhasilan

pencapaian sasaran:

c. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif

(PONEK) sesuai standar

d. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan

dasar

Tabel 3.4. TUJUAN 3 dan SASARAN 3.1

TUJUAN 3 SASARAN 3.1

Meningkatnys Akses , Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan

dalam Tabel 3.5. sebagai berikut :

TABEL : 3.5. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan.

Page 25: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 54

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

1 2 3 4 5 1 Angka Kematian Bayi per

1000 Kelahiran Hidup

23 25,95 88,6

2 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

102 97,43 95,5

3 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap

84% 97,06% 115,5

4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

90% 92,08% 102,3

5 Cakupan Kunjungan Bayi 65% 94,88% 145,9

6 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

70% 87,27% 124,6

7

Persentase Capaian Peserta KB Aktif

>50% 96,4% 132,04

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

114,92

KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Page 26: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 55

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5 8 Persentase Puskesmas

yang menjadi Puskesmas Standar

24% 22,22% 92,5

9 Persentase Puskesmas Rawat Inap yang menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS

24% 12,7% 52,91

10 Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan Observasi

10% 7,7% 77

11 Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes

78% 55,79% 71,52

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 73,4

KATEGORI PENILAIAN : BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) (Pada Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga/Kesga)

Capaian kinerja program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan

Kesehatan Keluarga adalah sebagai berikut :

Page 27: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 56

Tabel Capaian kinerja Program Peningkatan kesehatan anak remaja dan

usila

Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program

Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 Kab/Kota dengan minimal 2 Puskesmas mampu tata laksana penanganan KtP/A

Jumlah Kab/Kota

33 35 37 38 19

Kab/Kota dengan minimal 8 % Puskesmas Santun Lansia

Jumlah Kab/Kota

30 35 37 38 28

% Kab/Kota melaksanakan penjaringan kesehatan

% 100 100 100 100 100

% Kab/Kota melaksanakan penjaringan kesehatan SD/MI kelas 1 minimal 95 %

% 100 100 100 100 86.84

Kab/Kota dengan minimal 4 Puskesmas mampu tata laksana PKPR

% 34 36 37 38 94.74

Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013

Tabel Capaian kinerja Program Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah

Indikator Kinerja Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

% Cakupan Pertolongan

Persalinan oleh tenaga kesehatan

(PN)

% 92,96 95,04 95,95 97,13 94.4

% Cakupan Kunjungan Neonatal

Lengkap (KN Lengkap )

% 93,80 94,93 95,82 95,70 88,9

Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ( PN ) merupakan indikator

terpilih untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan ibu. Peningkatan cakupan

PN akan menyebabkan menurunnya Angka Kematian Ibu.

Kunjungan Neonatal lengkap merupakan indikator terpilih untuk menilai

kualitas pelayanan kesehatan anak khususnya bayi. Risiko terbesar terjadinya

Page 28: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 57

kematian bayi adalah pada masa neonatal. Dengan cakupan neonatal yang

tinggi diharapkan akan diikuti dengan penurunan Angka Kematian Bayi.

Tabel Capaian kinerja Program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan

reproduksi dan KB

Indikator Kinerja Satuan 2009 2010 2011 2012 2013.

% Cakupan KB Aktif % 65 66 68 69,7 71,91

Kab/Kota dengan minimal 2 Puskesmas mampu tata laksana penanganan KtP/A

Jumlah Kab/Kot

a

33 35 37 38 38

% Kab/Kota melakukan konseling

atau penyuluhan PMTCT pada ibu hamil yang ANC

Kabupaten/

Kota

100 100 100 100 100

Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013

Program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi dan KB

dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi reproduksi pada pasangan usia

subur. Cakupan KB aktif menunjukkan pengaturan jarak kehamilan sehingga

menjadi kehamilan yang aman dengan tetap memperhatikan fungsi reproduksi,

menunda terjadinya kehamilan pada pasangan dengan usia dibawah 20 tahun

dan mencegah terjadinya kehamilan pada pasangan diatas 35 tahun.

Tata laksana penanganan KtP/A ditunjukan untuk memberikan

perlindungan terhadap perempuan dan mencegah terjadinya kehamilan yang

tidak diinginkan, serta kesetaraan gender. Konseling PMTCT pada ibu hamil

yang ANC bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani kasus infeksi

menular seksual khususnya HIV/AIDS pada ibu hamil dan pasangan.

Ditinjau dari realisasi keuangan bahwa pogram ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan

dengan anggaran sebesar Rp 2.580.000.000,- dengan kegiatan meliputi ::

Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila ; Peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah ; Peningkatan Mutu Pelayanan

Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Secara rinci realisasi per

Page 29: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 58

kegiatan yang terdiri dari realisasi anggaran dan capaian ukuran keberhasilan

dapat diilihat pada Lampiran matriks 16 kolom (Evaluasi Internal UKGP3).

Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan Akses dan Mutu

Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi , Anak, Remaja dan Lanjut Usia serta

Kesehatan Reproduksi pada tahun 2013 telah tercapai dengan SANGAT

BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi pelaksanaan

Penetapan Kinerja Tahun 2013.

PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

(Pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Penunjang/Yankesdaspen)

Capaian kinerja program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan

Kesehatan Dasar dan Penunjang adalah sebagai berikut :

Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan pagu sebesar Rp.

6.363.312.500,00 terealisasi sebesar 92.39%, atau Rp. 5.879.274.608,00

secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran

keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom

Hasil Pelaksanaan Program

Program Upaya Kesehatan masyarakat dimaksudkan untuk mengoptimalkan

pelayanan kesehatan sesuai kapabilitas, kompetensi, dan mutu seluruh

Puskesmas dan jaringannya. Dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan

kualitas sumberdaya Puskesmas, dan jaringannya baik berupa sarana,

prasarana, ketrampilan Sumberdaya manusia, dan Penyusunan Standar

Puskesmas Rawat Inap Plus, Puskesmas Rawat Inap Standar, Pustu yang

mampu melayani kegawatdaruratan dan observasi di Jawa Timur.

Upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, maka harus

meningkatkan faktor kepuasan, dan Trust (kepercayaan masyarakat) agar

loyalitas pasien terhadap Puskesmas meningkat. Selain daripada itu, kerjasama

Page 30: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 59

Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

bersama-sama sharing dalam program Icon Gubernur. Pendekatan layanan

kesehatan berupa Ponkesdes, Puskesmas Plus, Puskesmas Standar, dan

Puskesmas Gadar dan Observasi ditingkatkan dalam kualitas dan kuantitasnya,

agar upaya promotif lebih berkembang. Hal ini menyebabkan meningkatnya

Puskesmas Rawat Inap Plus, Puskesmas Rawat Inap Standar dan Pustu Gadar

dan Observasi diharapkan akan mempermudah dimonitor kegiatannya dalam

memenuhi persyaratan operasional dan pemenuhan SDM yang berkompeten.

Dengan demikian, dapat meminimasi rujukan ke tempat lain, dan mempermudah

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan secara bermutu dan sesuai dengan

masing-masing Standar

Tabel 2.1. Capaian Kinerja Tahun 2009 - 2013

Indikator Kinerja

Capaian Kinerja Program 2009 target

2009 Capaian

2010 target

2010 capaian

2011 target

2011 capaian

2012 Target

2012 capaian

2013 Target

2013 capaian

Prosentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar

10% 0% 15% 20% 25% 40% 35% 48% 40% 49%

Prosentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan PONED

10% 99% 20% 110% 25% 105% 35% 143%

40% 125%

Prosentase Puskesmas mempunyai UGD 24 jam

15% 100% 20% 100% 30% 100% 40% 100%

50% 100%

Prosentase Puskesmas terlayani mobil bengkel servis alat kesehatan

5% 146% 10% 73% 10% 76% 15% 40% 20% 10%

Prosentase Unit transfusi darah (UTD) memenuhi standar mutu

5% 95% 10% 96% 10% 99% 15% 95% 20% 108%

Page 31: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 60

Prosentase Keluhan masyarakat miskin berobat gratis di puskesmas tertangani

50% 100% 60% 100% 70% 100% 75% 100%

80% 100%

Prosentase Puskesmas di daerah tertinggal dan terpencil melakukan pembinaan keluarga rawan

5% 100% 10% 100% 20% 100% 30% 100%

40% 100%

Posentase Puskesmas Kab/Kota menerapkan sistem keuangan di Puskesmas berdasarkan kapitasi berbasis kinerja

0% 0% 5% 0% 10% 0% 15% 0% 20% 0%

Prosentase Kab/Kota menerapkan standar pelayanan minimal berdasarkan Citizens Charter atau kontrak pelayanan

10% 0% 15% 0% 20% 0% 25% 0% 30 0%

Prosentase Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadi Puskesmas Plus

5% 0% 10% 20% 15% 41% 20% 46% 25% 41%

Prosentase Puskesmas pembantu yang ada menjadi Puskesmas pembantu layani Gawat Darurat dan Observasi

2% 0% 4% 111% 6% 142% 8% 90% 10% 88%

% Polindes 0% 0% 20% 139% 30% 134% 40% 123 50% 112%

Page 32: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 61

yang berkembang menjadi Ponkesdes

%

Sumber : Data Program UKM Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, 2013

Capaian kinerja program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan

Kesehatan Dasar selama tahun 2009 – 2013

1. Puskesmas Standar adalah program Icon yang sangat penting, untuk

mendorong lebih meningkatkan pelayanan Puskesmas lebih baik. Jumlah di

tahun 2009 masih 0, tahun 2010 menjadi 10 (20%), tahun 2011 sebanyak 29

(40%), tahun 2012 berjumlah 58 (48%), dan tahun 2013 sejumlah 83 (49%).

Meskipun terjadi peningkatan capaian dari target tiap tahun, tetapi masih

jauh dari harapan dikarenakan APBD yang terbatas. Puskesmas standar

hanya nama (brand) bukan berarti semua Puskesmas tidak memenuhi

standar.

2. Puskesmas PONED berjumlah 49 pada tahun 2009 (100%), 96 pada tahun

2010 (100%), 122 pada tahun 2011 (100%), 248 pada tahun 2012 (143%)

pada tahun 2013 (124%) 247. Puskesmas PONED ini diharapkan bisa

melayani pasien yang melahirkan dengan selamat, sehingga dapat

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

3. Puskesmas dengan UGD 24 jam mencapai 100% setiap tahun, karena

semua pelayanan puskesmas perawatan dilengkapi UGD 24 jam.

4. Pelayanan bengkel alkes yang melayani ke Puskesmas di Kabupaten dan

Kota, sangat bermanfaat bagi puskesmas, dan efisiensi terhadap pengadaan

alat dalam upaya perbaikan terus menerus. Di tahun 2009 melayani

sebanyak 24 puskesmas (70%), 47 Puskesmas 2010 (70%), 47 tahun

2011(36%), 57 tahun 2012 (40%), dan sebanyak 16 di tahun 2013 (10%).

Anggaran untuk Alat Kesehatan belum optimal, sehingga belum mampu

meningkatkan kinerja program ini.

5. Mutu pelayanan di Unit transfusi darah sangat berperan dalam menurunkan

AKI dan AKB. UTD sesuai standar mutu di Kabupaten Kota sebesar 2 (95%)

pada tahun 2009, 4 (96%) pada tahun 2010, 5 (99%) pada tahun 2011, 6

Page 33: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 62

(95%) pada tahun 2012,8 (108%) pada tahun 2013. Persoalan banyaknya

angka reaktif pada penyakit HIV, Hepatitis, dan Syphilis pada pedonor,

diharapkan kajian agar organisasi dibawah PMI ini dapat diubah menjadi

milik Pemerintah, sehingga dapat ditingkatkan sarana, SDM, dan teknik

pemeriksaannya.

6. Peningkatan pelayanan kesehatan miskin, dan terpencil melakukan

pembinaan keluarga rawan di Kabupaten Sampang, Pamekasan, Bangkalan,

Bondowosa, Situbondo, Sumenep, Probolinggo, Banyuwangi, Pacitan,

Ponorogo, Gresik. Hal ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di tahun

2009, 2010,2011,2012, 2013 masing- masing sebesar 100%. Perawatan

Kesehatan Masyarakat yang berbentuk kunjungan pada keluarga, juga dapat

meningkatkan upaya promosi kesehatan, yang diharapkan bisa

mengefisiensikan biaya kesehatan yang akan datang.

7. Keluhan masyarakat miskin berobat di Puskesmas tertangani sebesar 100%

masing-masing di tahun 2009 (946), 2010 (950), 2011 (952), 2012 (957),

2013 (960). Pada seluruh Puskesmas diberlakukan gratis bagi masyarakat

miskin di seluruh Puskesmas.

8. Pada Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 program Puskesmas Kab/Kota

menerapkan sistem keuangan di Puskesmas berdasarkan kapitasi berbasis

kinerja, tidak bisa dilaksanakan. Hal ini terjadi, dikarenakan rata-rata di

Kabupaten Kota mengetrapkan pelayanan gratis di Puskesmas.

9. Kab/Kota menerapkan standar pelayanan minimal berdasarkan Citizens

Charter atau kontrak pelayanan juga tidak dapat dilaksanakan pada tahun

2009, 2010, 2011, 2012, 2013, diakibatkan kebijakan yang sama seperti di

atas.

10. Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadi Puskesmas Plus, pada tahun

2009 sebanyak 0%, 2010 sebanyak 10 (20%), 2011 sebanyak 30 (41%) ,

2012 sebanyak 45(46%) , 2013 sebanyak 50 (41%) dalam proses.

11. Prosentase Puskesmas pembantu yang ada menjadi Puskesmas pembantu

layani Gawat Darurat dan Observasi pada tahun 2009 sebesar 0, 2010

sebesar 50 (111%), 2011 sebesar 130 (142%), 2012 sebesar 165 (90%),

Page 34: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 63

2013 sebanyak 200 (88%) dalam proses. Puskesmas ini kebanyakan di area

jalan raya, agar bisa memberikan penanganan kegawatdaruratan yang tinggi

angkanya.

12. Rekruitmen perawat pada tahun 2010 sebanyak 1608 yang ditugaskan pada

1608 Ponkesdes ( 139%), 2011 sebanyak 2334 (134%), 2012 sebanyak

2846 ( 123%), 2013 sebanyak 3222 (112%). Ponkesdes ini penting

keberadaannya dalam promosi kesehatan, lingkungan, dan tindakan

prefentif, tetapi belum ada kebijakan bagaimana nasib perawat selanjutnya.

Oleh sebab itu, besar harapan Para perawat yang ada untuk ditingkatkan

kesejahteraannya dengan mengangkatnya sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS).

13. Pembekalan pada 390 pada perawat yang akan bertugas di Ponkesdes dan

penempatan alkes dan mebeleir di Ponkesdes Sasaran Seluruh Ponkesdes

Kabupaten dan Kotamadya di wilayah Jawa timur

Secara umum pencapaian target sasaran Akses dan Mutu Pelayanan

Kesehatan Dasar di Puskesmas dan Jaringannya serta Pelayanan

Kesehatan Penunjang. pada tahun 2013 telah tercapai dengan BAIK, seperti

terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja

Tahun 2013.

c.Sasaran: Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana

Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan

dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sebagai berikut :

1. Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan PONEK

2. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 Pelayanan Dasar

Page 35: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 64

Tabel 3.8. TUJUAN 3 dan SASARAN 3

TUJUAN 3 SASARAN 3.3.

Meningkatnya Akses , Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya

Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan

dalam Tabel 3.9. sebagai berikut :

TABEL : 3.9. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan .

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5 1 Persentase Rumah Sakit

yang menyelenggarakan PONEK

75% 71% 96

2 Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5

70% 88% 122

Page 36: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 65

Pelayanan Dasar

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

110,5

KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

Program Upaya Kesehatan Perorangan ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan yaitu:

a.1. Pelayanan bagi penduduk miskin di Rumah Sakit dan atau rumah sakit

Khusus, serta pengembangan kesehatan rujukan

a.2. Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS

a.3. Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di

RSU dan RS khusus

Program Upaya Kesehatan Perorangan dengan pagu sebesar Rp.

2.087.431.800,- terealisasi sebesar 90.73% atau Rp. 1.893.934.930,- secara

rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran

keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom

Hasil Pelaksanaan Pembangunan

1. Pelayanan Bagi Penduduk Miskin di RS dan atau RS Khusus serta

Pengembangan Kesehatan Rujukan.

Bahwa dalam kinerja program didapatkan upaya – upaya yang dilakukan

dalam menghadapi pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

yaitu Tersusunnya model perencanaan perawatan pasien di RS (Clinical

Page 37: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 66

Pathway), tersusunnya instrumen pengukuran kepuasan pasien maskin di RS

serta buku pedoman sistem rujukan berdasarkan indikasi medis. Clinical

Pathway yang merupakan konsep perencanaan pelayanan terpadu yang

merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan

standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti

dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu di rumah sakit.

Pada Tahun 2012 semua 55 RS Pemerintah sudah tersosialisasi terkait

clinical pathway tetapi baru 9 RS di Provinsi Jawa Timur yang difasilitasi

untuk menyusun Clinical Pathways. Kemudian pada tahun 2013 dilakukan

juga kegiatan pelatihan di 3 RS Pemerintah dalam rangka penyusunan

Clinical Pathway. Adapun RS Pemerintah tersebut yaitu RS Kab. Kediri, RS

Paru Surabaya, dan RS Kusta Kediri. Sejak tahun 2012 telah tersusun Buku

Pedoman Sistem Rujukan berbasis Indikasi Medis yaitu penyelenggaraan

pelayanaan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung

jawab pelayaan kesehatan secara timbal balik, baik vertikal maupun

horizontal yang didasarkan pada kemampuan medis rumah sakit yang dalam

penyusunannya telah melibatkan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas,

Dinas Kesehatan dan IDI dan Organisasi Profesi dari masing-masing

pelayanan. Pedoman ini mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional

mengamanatkan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dan

berkualitas yang dilaksanakan dengan memperhatikan inovasi dan terobosan

dalam penyelengaraannya yang berkesinambungan, terus menerus, terpadu

dan paripurna melalui penguatan sistem rujukan.

2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit

Berdasarkan ukuran keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu terlaksananya

pembinaan peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah dengan

melihat pelaksanaan akreditasi di Rumah Sakit Pemerintah. Dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara

berkala minimal 3 tahun sekali. Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga

independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar

Page 38: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 67

akreditasi yang berlaku dan ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan

pada UU RS No 44 Tahun 2009 pasal 40. Akreditasi RS saat ini dilakukan

oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dengan pembagian penilaian

akreditasi RS meliputi Akreditasi RS 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16

pelayanan. Pada pertengahan 2012 adalah batas akhir penilaian akreditasi

versi tahun 2007 yang selanjutnya instrumen akreditasi menggunakan

akreditasi yang baru sesuai Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesheatan

Kemenkes RI Nomor : HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi RS.

Jumlah RS pemerintah yang terakreditasi pada tahun 2012 sebanyak 58 RS

(95 %) pada tahun 2013 tetap 58 RS (88 %), terjadi penurunan persentase

capaian rumah sakit yang telah terakreditasi dikarenakan adanya

penambahan rumah sakit pada tahun 2013 dan tidak ada penambahan jumlah

RS yang terakreditasi karena adanya perubahan versi 2007 ke versi baru.

Indikator Renstra pada tahun 2013 adalah 70 %. Sehingga persentase

pencapaian sasaran adalah 127 %. Pencapaian ini telah didukung oleh Dana

APBD Provinsi Jatim dengan Berbagai kegiatan terkait peningkatan

pencapaian indikator renstra untuk akreditasi RS antara lain :

a. Workshop Akreditasi RS 5 Pelayanan bagi RSU dan RSK, dengan tujuan

agar RS dapat membuat dokumen sesuai standart dan parameter

penilaian akreditasi RS, sasaran adalah RS Pemerintah yang belum

terakreditasi

b. Monitoring dan Evaluasi Akreditasi RS

Page 39: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 68

Sumber : Data Program UKP, 2013

Gambar 5.1. Capaian Akreditasi RS Pemerintah di Jawa Timur Tahun 2013

Berdasarkan gambar 5.1 diatas, menunjukkan tahun 2013 tidak ada perubahan

rumah sakit pemerintah yang terakreditasi 5 pelayanan dasar karena adanya

perubahan versi akreditasi dari versi 2007 ke versi baru karena adanya

perubahan versi akreditasi.

Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam

maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan ditetapkan

oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun 2009 pasal

40. Akreditasi RS saat ini dilakukan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)

dengan pembagian penilaian akreditasi RS meliputi Akreditasi RS 5 pelayanan,

12 pelayanan dan 16 pelayanan. Pada pertengahan 2012 adalah batas akhir

penilaian akreditasi versi tahun 2007 yang selanjutnya instrumen akreditasi

menggunakan akreditasi versi baru.

88%

12%

Akreditasi RS Pemerintah Tahun 2013

sudah Belum

Page 40: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 69

Sumber : Data Program UKP, 2013

Gambar 5.2 Capaian Akreditasi Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2010- 2013

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan capaian akreditasi rumah sakit di

Jawa Timur sebanyak 66,38% dengan menggunakan instrument penilaian

akreditasi versi 2007. Hingga tahun 2013 terdapat 33,61% Rumah Sakit yang

belum terakreditasi dan terbanyak RS Swasta (89,91%). RSU pemerintah yang

belum terakreditasi terdapat 5 RSU Pemerintah (RS Ngimbang RS Besuki

Situbondo, RSUD Lawang, RSUD Ploso, RS Universitas Airlangga)

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi

RS dimana disebutkan pada pasal 3 bahwa RS wajib mengikuti akreditasi

nasional, dan pada pasal 4 untuk dalam upaya meningkatkan daya saing, RS

dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan. Sampai pada

Oktober 2013 RS di Jawa Timur yang sudah terakreditasi nasional adalah 2

(dua) RS swasta yaitu RS Panti Nirmala dan RS Khusus Mata Undaan dan RS

yang terakreditasi internasional adalah RS Premier Surabaya.

Pencapaian target indikator Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan

Program Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam.

87,03%RS Mampu PONEK 24 jam adalah RS yang mampu menyelenggarakan

pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan

3622

55

8

58

7

58

8818 21

724

3

24

39 311

112

112

1

36

174

73

151141

98

141

107

Sudah Belum Sudah Belum sudah Belum sudah Belum

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

RS Pemerintah RSTNI POLRI RS BUMN RS Swasta

Page 41: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 70

terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, yang dapat terukur

malalui Penilaian Kinerja Manjemen dan Penilaian Kinerja Klinis dan Buku Paket

Pelatihan PONEK Protokol bagi Tenaga Pelaksana .

Masih terdapat 8 RSUD yang masih belum terlatih PONEK yaitu: RSUD Dr R

Soedarsono Pasuruan, RSUD RA Basuni Mojokerto, RSUD Kertosono, RSUD

Ngimbang, RSUD Lawang, RSUD Dolopo, RSUD Ploso Jombang dan RSUD

Besuki Situbondo.

Keterbatasan SDM spesialistik khususnya dokter spesialis obgyn dan dokter

spesialis anak yang full timer masih menjadi permasalahan RS Pemerintah

belum mampu PONEK 24 jam.

3.Peningkatan Pelayanan Kesehatan Penunjang dan Kegawatdaruratan di RS

dan RS Khusus

Jumlah RS yang melaksanakan gawat darurat level 1 sesuai standar :

indikator renstra Tahun 2013 : 90 % Gadar Level I adalah standar minimal

untuk RS Kelas D (Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :

856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS.

Pada Tahun 2013, Dari 64 RSU yang sudah melaksanakan gawat darurat

level 1 sesuai standar sebanyak 60 RS (93,75%) ini berarti target terpenuhi

100%. Yang belum memenuhi standart IGD level I adalah RSUD Ploso

Jombang,RSUD Besuki Situbondo,RSUD Ngimbang, RSUD Lawang

khususnya terkait standarisasi SDM di IGD yang harus terlatih

kegawatdaruratan. (Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendral Bina Upaya

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : YM.01/II/1936/2011, tanggal

20 Juli 2011 dinyatakan bahwa Standart Kompetensi Minimal bagi dokter

yang bekerja di IGD harus sudah mengkuti pelatihan GELS/PPGD) .

Page 42: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 71

Permasalahan dan upaya pemecahannya

1. Adanya UU RS No.44 Tahun 2009 masih diperlukan peraturan teknis

diantaranya dalam bentuk Peraturan Permerintah, Kepres, Permenkes,

Kepmenkes, Perda Kab/Kota dan Perda Provinsi sebagai pendukung

pelaksanaan peraturan perundangan ini. Untuk itu Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur berinisiatif memberi masukan kepada pihak-pihak

terkait agar peraturan teknis yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan

UU RS bisa segera diterbitkan.

2. Berdasarkan UU RS No. 44 Tahun 2009 yang dijelaskan dalam Permenkes

RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi RS disebutkan

bahwa Peran Dinas Kesehatan Provinsi adalah memberikan Rekomendasi

Penetapan Kelas. Untuk RS Pemerintah sebanyak 58 RS sebelumnya

sudah ditetapkan klasifikasinya oleh Kemenkes RI, dan terkait RS

TNI/POLRI/BUMN dan Swasta yang belum terklasifikasi sampai saat ini

masih dalam proses klasifikasi karena yang menetapkan kelas RS adalah

Kementerian Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur akan

mengadvokasi kepada Kementerian Kesehatan RI untuk memprioritaskan

penetapan kelas Rumah Sakit di Jawa Timur mengingat jumlah RS di Jawa

Timur termasuk terbanyak di Indonesia.

3. Dengan standar akreditasi baru yang diberlakukan mulai tahun 2012, maka

maka rumah sakit harus menata ulang standarnya karena pada standar

akreditasi baru ada 4 (empat) kelompok standar yaitu : Kelompok standar

berfokus pada pasien, Kelompok standar manajemen rumah sakit,

Kelompok sasaran keselamatan pasien, Kelompok sasaran menuju

Milineum Development Goals.

4. Sistem Pelaporan RS masih belum berjalan optimal karena terkait

pelaporan RS dari 344 RS Kab/Kota yang mengirimkan laporan tahunan ke

Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 257 RS.

Page 43: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 72

Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan Jangkauan dan

Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses

Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit

Khusus dan Balai Kesehatan pada tahun 2013 telah tercapai dengan

SANGAT BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi

pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2013

.

B.4. TUJUAN 4 :

Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga dalam Upaya Meningkatkan

Status Gizi Masyarakat

Tujuan : Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga dalam Upaya

Meningkatkan Status Gizi Masyarakat dijabarkan ke dalam Sasaran yaitu

Meningkatnya Perbaikan Gizi Masyarakat

Sasaran: Meningkatnya Perbaikan Gizi Masyarakat ,dengan indikator

keberhasilan pencapaian sasaran sebagai berikut :

a. Persentase Balita yang dipantau Pertumbuhannya

b. Prevalensi Balita Dengan Gizi Buruk

c. Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang

Tabel 3.10. TUJUAN 4 dan SASARAN 4

TUJUAN 4 SASARAN 4.1

Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga Dalam Upaya Meningkatkan Status Gizi Masyarakat

Meningkatnya Perbaikan Gizi Masyarakat

Page 44: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 73

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan

dalam Tabel 3.11. sebagai berikut :

TABEL : 3.11. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Perbaikan Gizi Masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5 1 Partisipasi Balita Dipantau

pertumbuhannya

75 % 74, 7 % 99,6

2 Prevalensi Balita Dengan Gizi Buruk

3,6% 2.2% >100

3

Prevalensi Balita dengan Kurang Gizi

15% 12,1% >100

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

>100

KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

a. Program Perbaikan Gizi Masyarakat oleh 5 (lima) kegiatan yaitu:

a.1. Menyusun peta informasi masyarakat kurang gizi

a.2. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan

Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya

a.3. Pemberdayaan masyarakat Untuk pencapaian keluarga sadar gizi

a.4. Penyelidikan surveillans untuk kewaspadaan pangan dan gizi

a.5. Peningkatan pendidikan dan pengetahuan tentang penanganan

masalah gizi

Page 45: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 74

b. Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan pagu sebesar Rp.

5.075.000.000,00 terealisasi sebesar 91.15% atau Rp.

5.181.597.847,00secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan

serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran

Matrik 16 Kolom.

c. Hasil Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat pada Tahun 2013

adalah sebagai berikut :

Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya

meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi, dan balita

serta usia produktif, dengan sasaran program tenaga pelaksana gizi Kab/Kota,ibu

hamil, bayi dan balita serta usia produktif

Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Upaya penanggulangan masalah gizi (KEP, anemia gizi, GAKY, KVA) dan

kekurangan zat gizi mikro lainnya di 38 Kabupaten/Kota

2. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian kadarzi di 38 Kabupaten/Kota

3. Penyelidikan surveilans untuk kewaspadaan pangan dan gizi

Adapun hasil pencapaian indikator kinerja seksi gizi pada tahun 2010 - 2012,

seperti rincian tabel berikut :

Page 46: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 75

Tabel. 4.1.Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Gizi

Tahun 2013

NO INDIKATOR PENCAPAIAN

2012 2013

1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 % 100 %

2 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 66,1 % 70,3 %

3 Cakupan RT yg mengonsumsi garam beryodium - 86,9 %

4 Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 90,3 % 89,7 %

5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 71,2 % 81,6 %

6 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan

surveilans gizi 100% 100 %

7 Persentase balita ditimbang berat badannya 73,7% 72,0 %

8 Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk

daerah bencana 100%

100 %

Sumber : Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Pada tabel di atas, untuk 563 Balita gizi buruk sudah mendapat perawatan

100 % dan tertangani semua, penanggulangan kasus balita gizi buruk

dilaksanakan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu bagi balita gizi buruk yang

disertai dengan tanda-tanda komplikasi medis dilakukan penanganan rawat inap

di Puskesmas Perawatan, Theurapeutic Feeding Centre (TFC) maupun Rumah

Sakit. Sedangkan bagi balita gizi buruk tanpa komplikasi dilakukan melalui rawat

jalan dengan pembinaan oleh petugas kesehatan dan kader Posyandu.

Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif tahun 2013 sebesar

70,3% dari jumlah bayi diperiksa sebesar 461.440 dan yang mendapat ASI

Eksklusif sebanyak 324.550 bayi, meskipun belum mencapai target nasional

sebesar 75 % tetapi bila dibanding tahun 2012 persentase tahun 2013 meningkat

sebanyak 4,2%, ini di tunjang dengan semakin meningkatnya pemahaman

masyarakat tentang ASI Eksklusif serta semakin tanggapnya tenaga pelaksana

gizi di lapangan.

Page 47: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 76

Upaya terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI

eksklusif antara lain melalui :

- Pelatihan petugas kesehatan terkait dengan definisi operasional ASI

eksklusif untuk mendukung pelaporan ASI eksklusif yang benar

- Pelatihan Konselor Menyusui

- Pelatihan konselor MP-ASI

- Peringatan Pekan ASI Sedunia

- Lomba standing banner ASI Eksklusif

- Peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat melalui pembentukan

Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)

- Lomba KP-ASI

- Sosialisasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012

tentang Pemberian ASI eksklusif.

- Penyediaan ruang laktasi dalam rangka mendukung penjediaan fasilitas

menyusui di tempat kerja maupun di pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

Upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

dilakukan melalui pemanfaatan garam beriodium. Cakupan rumah tangga yang

mengkonsumsi garam beriodium di Jawa Timur tahun 2013 adalah sebesar 86,9

% dari sampel 112.701 kepala keluarga dan yang hasil uji garamnya cukup

sebesar 97.965 sampel. Jika dibandingkan dengan target nasional tahun 2013

sebesar 85 % berarti telah mencapai target. Upaya peningkatan cakupan rumah

tangga yang mengkonsumsi garam beriodium dilakukan antara lain melalui :

- Peningkatan koordinasi dengan petugas lintas program terkait

- Promosi Garam Beriodium melalui pengadaan sarana media penyuluhan

- Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang

Pedoman Penanggulangan GAKI di daerah, dan lain-lain.

Cakupan Balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A di Jawa Timur

tahun 2013 adalah sebesar 89,6 % dari sasaran Balita 3.072.582 yang

mendapatkan vitamin A sebanyak 2.753.846. Jika dibandingkan dengan capaian

Page 48: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 77

tahun 2012 sebesar 90,3% memang ada penurunan 0,7% ini disebabkan sarana

vitamin A pada bulan Pebruari di beberapa Kabupaten /Kota ada kekurangan

karena pengadaan vitamin A dari pusat belum selesai. Akan tetapi bila capaian

tahun 2013 dibandingkan dengan target nasional tahun 2013 sebesar 83 %

berarti telah mencapai target. Beberapa upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A, antara lain

melalui :

- Pelatihan manajemen kapsul vitamin A bagi petugas kesehatan di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota se Jawa Timur dan Puskesmas

- Pemenuhan kebutuhan kapsul vitamin A

- Pertemuan koordinasi penanggulangan Kurang Vitamin A bagi petugas

lintas sektor Kabupaten/Kota se Jawa Timur

- Promosi pemberian kapsul vitamin A melalui pengadaan media/sarana

penyuluhan, dan lain-lain.

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe (feros /tambah darah) 90 tablet

di Jawa Timur tahun 2013 adalah sebesar 81,6 % dari jumlah ibu hamil

sebanyak 679.460 orang yang mendapat Fe3 sebesar 554.139 orang. Jika

dibandingkan dengan target nasional sebesar 93 persen berarti belum mencapai

target. Masalah yang berkaitan dengan rendahnya cakupan ibu hamil yang

mendapatkan 90 tablet tambah darah tersebut antara lain berkaitan dengan

belum optimalnya koordinasi dengan lintas program terkait, serta belum

terlaporkannya dengan baik cakupan pemberian TTD pada ibu hamil. Upaya

peningkatan cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah

dilakukan antara lain melalui :

- Peningkatan koordinasi dengan petugas lintas program terkait

- Peningkatan pemahaman petugas kesehatan terkait dengan definisi

operasional pemberian TTD

- Promosi TTD melalui pengadaan sarana media penyuluhan

- Penyediaan tablet tambah darah untuk ibu hamil bagi Kabupaten/ Kota se

Jawa Timur, dan lain-lain.

Page 49: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 78

Surveilans gizi yang dimaksud dalam petunjuk pelaksanaan ini adalah suatu

proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan

data secara terus menerus dan teratur tentang indicator yang terkait dengan

kinerja pembinaan gizi masyarakat. Persentase kabupaten/kota yang

melaksanakan surveilans gizi dari tahun 2012 sampai dengan 2013 rata-rata

mencapai 100%, karena setiap Kab/Kota di Jawa Timur selalu melaksanakan

surveilans gizi, sehingga pencapaiannya sebesar 100%.

Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S) di Jawa Timur pada

tahun 2013 adalah sebesar 72,2 % dari jumlah Balita sebesar 3.072.582 yang

ditimbang sebanyak 2.217.533 Balita. Cakupan tersebut lebih rendah jika

dibandingkan dengan target nasional tahun 2013 sebesar 80 %. Rendahnya

cakupan D/S tersebut antara lain berkaitan dengan ;

- Banyak berdirinya PAUD (pendidikan anak usia dini) yang mana ada PAUD

yang belum terintegrasi dengan Posyandu

- Minimnya dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana untuk

menggerakkan kegiatan Posyandu

- Tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan

pertumbuhan dan konseling masih kurang karena banyaknya kader baru

(regenerasi)

- Tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat Posyandu

masih rendah

- Pembinaan kader yang kurang sehingga perlu diadakan refresing kader /

revitalisasi Posyandu.

Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana,

mengingat penyediaan sarana ini yang mempunyai tanggung jawab adalah

Direktorat Bina Gizi – Kemenkes R.I dan pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Timur maka dianggap pencapaiannya 100 %, karena tenaga gizi di wilayah

sasaran bencana tinggal melaksnakan apabila ada bencana.

Page 50: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 79

d. Permasalahan dan upaya pemecahan masalah

d.1.Permasalahan :

1. Validasi data gizi yang sering terlambat dari Kab/Kota ke Provinsi (seksi

gizi).

2. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang perilaku sadar gizi.

3. Belum adanya anggaran khusus untuk melaksanakan kegiatan pemetaan

Kadarzi di masyarakat.

4. Peran dan kerjasama petugas lintas program dan lintas sektor yang

tergabung dalam Tim Pangan dan Gizi masih rendah, sehingga

pembahasan tentang situasi pangan dan gizi untuk penanganan masalah

gizi sering terhambat.

d.2. Upaya Pemecahan Masalah

i. Meningkatkan upaya perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan

antara lain dengan ;

- Penggunaan alat bantu computer (software)

- Pembinaan petugas pengelola data

- Pertemuan koordinasi

i. Sosialisasi KADARZI ke masyarakat (forum pengajian, dasa wisma, PKK

dll) dan pembinaan kader setelah hari H Posyandu terutama dalam hal

yang berkaitan dengan penerapan KADARZI dalam kehidupan sehari-hari.

ii. Mengajukan dana khusus untuk kegiatan pemetaan Kadarzi di masyarakat

melalui dana APBD.

iii. Melakukan pendekatan secara khusus terhadap lintas program dan lintas

sector untuk memperlancar jalannya kerjasama serta mendorong agar

masing-masing sector mengadakan kegiatan secara bersama-sama.

Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan Keluarga Sadar

Gizi dan Perbaikan Gizi Masyarakat pada tahun 2013 telah tercapai

dengan SANGAT BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan

Realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2013.

Page 51: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 80

B.5. TUJUAN 5 :

Terjaminnya Ketersediaan , Pemerataan, Pemanfaatan, Mutu ,

Keterjangkauan Obat dan Perbekalan Kesehatan serta Pembinaan

Mutu Makanan

Tujuan: Terjaminnya Ketersediaan , Pemerataan, Pemanfaatan, Mutu ,

Keterjangkauan Obat dan Perbekalan Kesehatan serta Pembinaan Mutu

Makanan dijabarkan ke dalam Sasaran yaitu Meningkatnya Pengelolaan

Obat , Perbekalan Kesehatan dan Makanan

Sasaran: Meningkatnya Pengelolaan Obat , Perbekalan Kesehatan dan

Makanan dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sebagai

berikut :

a. Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia di Kabupaten/Kota

b. Persentase Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan

bencana dan KLB

c. Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerapkan

layanan kefarmasian sesuai standar

d. Persentase tanaman obat asli Indonesia di UPT Materia Medica Batu dapat

dimanfaatkan untuk menunjang pemeliharaan kesehatan.

Tabel 3.12. TUJUAN 5 dan SASARAN 5.1.

TUJUAN 5 SASARAN 5.1

Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan

Meningkatnya Pengelolaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Makanan

Page 52: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 81

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan

dalam Tabel 3.13. sebagai berikut :

TABEL : 3.13. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengelolaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Makanan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

1 2 3 4 5 1 Persentase obat sesuai

kebutuhan tersedia di kabupaten/kota

95 % 92 % 96,8

2 Persentase ketersediaan obat untuk penanggulangan bencana dan KLB

90% 80% 88,88

3

Persentase sarana pelayanan kesehatan yang diawasi menerapkan pelayanan kefarmasian sesuai standar

50% 35% 70

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

85,2

KATEGORI CAPAIAN BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

a).Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ini didukung oleh 9 (sembilan )

kegiatan yaitu:

a.1. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

a.2. Pengkataan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

a.3. Peningkatan mutu pelayanaan farmasi komunikasi dan rumah sakit

a.4. Peningkatan mutu Penggunaan obat dan perbekalan Kesehatan

Page 53: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 82

a.5. Pengembangan tanaman obat dan peningkatan promosi pemanfaatan

obat bahan alam Indonesia

a.6 Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium

a.7. Peningkatan mutu makanan dan minuman

a.8. Peningkatan dan Pengembangan Balai Materia Medika Batu

a.9. Pencegahan Penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif

Lainnya (Napza)

b) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan pagu sebesar Rp.

12.695.000.000,00 terealisasi sebesar 96.47% atau Rp. 12.247.397.158,00

secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian

ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom.

c) Hasil Pelaksanaan Pembangunan Capaian Kinerja Program Obat dan

Perbekalan Kesehatan

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan dimaksudkan untuk Menjamin

ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan

perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan dengan sasaran

Meningkatkan manajemen pengelolaan obat, pembinaan dan pengendalian,

pengawasan serta peningkatan kualitas perbekalan kesehatan dan makanan.

Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut

dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program sebagai berikut:

Tabel 1.1

Capaian kinerja Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

NO Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program

Satuan 200

9 2010 2011 2012 2013

1 Tersedia Obat Buffer Stock Dan Alat Kesehatan Habis Pakai Untuk Pelayanan Kesehatan Di UPT Dinas Kesehatan Propinsi.

% 20 20 30 30 35

Page 54: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 83

2 Tersedia Obat Dan Alat Kesehatan Habis Pakai Untuk Pelayanan Kesehatan Di UPT Dinas Kesehatan Provinsi.

% 85 80 80 90 95

3 Tersedia Obat Untuk Penanggulangan Bencana Dan KLB

% 90 90 87 80 90

4 Obat Sesuai Kebutuhan Tersedia Di Semua Kabupaten/Kota.

% 65 70 87 92 95

5 Sarana Pelayanan Kesehatan Yang Diawasi Menerapkan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

% 40 40 15 30 35

6 Kabupaten/Kota Melaksanakan Monitoring, Pembinaan Dan Pelaporan Secara Berkala Penggunaan Obat Secara Rasional Di Puskesmas Dengan Menerapkan Software Monitoring Penggunaan Obat Secara Rasional

% 0

40 65 74 74

7 Sarana Produksi Dan Distribusi Obat, Alat Kesehatan (ALKES), Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Dan Kosmetika Menerapkan Cara Produksi Dan Distribusi Sesuai Standar.

% 30 40 30 50 60

8 Permintaan Sertifikasi, Sarana Produksi Dan Distribusi Obat, Alat Kesehatan (ALKES), Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Dan Kosmetika Terlayani Sesuai Standar

% 50 60 90 100 100

9 Kabupaten/Kota Menerapkan Sistem Pelaporan Narkotika-Psikotropika.

% 40 60 52 70 79

10 Sarana Produksi Dan Distribusi Obat Tradisional Dan Kosmetika Menerapkan Cara Produksi Dan Distribusi Sesuai Standar.

% 15 15 70 100 100

11 Permintaan Sertifikasi, Sarana Produksi Dan Distribusi Obat Tradisional Dan Kosmetika Terlayani Sesuai Standar.

% 55 60 100 100

100

12 Dari Kebutuhan Tersedia Buffer Bahan Kimia Dan Laboratorium.

% 30 35 40

45 45

Page 55: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 84

13 Industri Makanan Rumah Tangga Yang Diawasi Tidak Menggunakan Bahan Tambahan Yang Dilarang Untuk Makanan.

% 55 60 45 60 80

14 Tanaman Obat Asli Indonesia Di UPT Materia Medica Batu Dapat Dimanfaatkan Untuk Menunjang Pemeliharaan Kesehatan.

% 100 100 100 100 100

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa telah :

1. Tersedia obat buffer stock dan alat kesehatan habis pakai untuk

pelayanan kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Propinsi sebesar 35 %.

2. Tersedia obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pelayanan kesehatan

di UPT Dinas Kesehatan Provinsi 95 %

3. Tersedia obat untuk penanggulangan bencana dan KLB 90 %

Capaian kinerja dari indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin

tersebut berkat upaya yang dilakukan, dicapai melalui pengelolaan obat yang

baik mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan

penggunaan yang tertuang dalam kegiatan pengadaan obat dan perbekalan

kesehatan yaitu pengadaan obat dan alkes habis pakai yang terdiri dari:

1. Pengadaan obat untuk pengobatan masal dan bakti sosial dan poli sebanyak

39 jenis.

2. Pengadaan obat untuk buffer tingkat Provinsi sebanyak 89 jenis.

3. Pengadaan obat untuk KLB dan penanggulangan bencana 6 jenis.

Mulai tahun 2013 pengadaan obat menggunakan e-katalog yang

merupakan daftar obat elektronik yang memuat informasi nama obat, spesifikasi

teknis, harga satuan terkecil dan penyedia dimana sudah termasuk pajak dan

biaya distribusi. Untuk mekanisme pengadaannya menggunakan e-purchasing

dari LKPP. diharapkan agar proses pengadaan obat di sektor pemerintah dapat

lebih transparan, akuntabel, efektif dan efisien dengan adanya sistem e-katalog

Page 56: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 85

obat, selain dapat meminimalisasi penyimpangan, juga dapat memudahkan

pihak pemerintah untuk lebih leluasa dalam memilih produk obat (generik) yang

dibutuhkan. Ada beberapa obat yang diadakan menggunakan e-katalog tidak

dapat terpenuhi karena kosong dari pabrikan, sehingga tidak diadakan.Untuk

obat-obat yang tidak tercantum dalam e-katalog menggunakan proses tender

sesuai Perpres No. 54.

Mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung kepada ketersediaan obat

dan alat kesehatan sebagai penunjang utama dalam pelayanan pengobatan

kepada masyarakat. Oleh karena itu jaminan ketersediaan obat baik secara

kualitas maupun kuantitas harus tetap terjaga di fasilitas pelayanan kesehatan.

Ketersediaan obat harus dipertahankan agar pelayanan kesehatan tidak

terganggu. Kegiatannya untuk mempertahankan ketersediaan obat meliputi

perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan dan penggunaannya yang

didukung dengan sarana pendukung termasuk sistem informasi dan SDM nya.

Obat dan Alkes habis pakai yang diadakan di tingkat provinsi adalah obat-obat

pengobatan masal, bakti sosial, buffer stok tingkat provinsi, obat untuk

penanggulangan KLB masih konsentrasi pada kasus Diphteri, yaitu pengadaan

ADS, Erythromycin dan vitamin-vitamin.

Hasil Pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan:

c.1. Fasilitasi kepada Petugas Pengelola Obat Puskesmas sebanyak 21 orang

dari Kabupaten Sampang dan 20 orang dari Kabupaten Pamekasan

Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Manajemen Pengelolaan Obat dan

Ketrampilan Petugas Obat di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar

Kab/Kota yang diselenggarakan di 2 kabupaten di Madura yaitu Kabupaten

Sampang dan Kabupaten Pamekasan. Kegiatan ini berupa pertemuan

untuk Petugas Pengelola Obat Puskesmas dengan memberikan materi

tentang bagaimana mengelola obat sesuai dengan standar yang ditetapkan

untuk menjaga mutu dan menunjang pelayanan. Diharapkan kegiatan ini,

ketrampilan Petugas dalam pengelolaan obat dapat lebih meningkat.

Page 57: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 86

c.2. Monitoring Aplikasi Software Puskesmas dan Kab/Kota dilakukan di 10

kabupaten/kota yaitu, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bojonegoro,

Kabupaten Tuban, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang,

Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya dan Kota

Probolinggo.

Pelaksanaan pada rentang bulan September dan Oktober. Dalam

pelaksanaan monitoring didapatkan beberapa temuan yang menghambat

terlaksananya aplikasi penggunaan software. Secara umum semua IFK

memiliki perangkat komputer untuk menunjang penggunaan software,

hanya saja software yang telah diinstall terdahulu tidak digunakan karena

beberapa masalah antara lain banyak terdapat entry data pada software

pada saat online sehingga apabila terputus harus mengulang lagi, susah

untuk akses operasional dan jaringan internet tidak stabil. Sehingga

kebanyakan pengelolaan obat di IFK masih manual menggunakan program

excel, jumlah item obat dalam software belum mengcover semua

kebutuhan Kab/Kota sehingga harus kerja ulang pada software lain.

Page 58: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 87

c.3.Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Upaya Penyediaan dan Pengelolaan

Obat untuk Pelayanan Kesehatan Dasar dan Program dengan 76 orang

Penanggungjawab atau Pengelola Obat Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota

dan Pemegang Program Kefarmasian Kab/Kota se Jawa Timur. Pertemuan

ini dilaksanakan untuk keterpaduan dan efektivitas penyediaan obat.

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.1. Persentase Obat Dengan Tingkat Kecukupan ≥ 12 Bulan

Diagram Tingkat Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

(%)

Page 59: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 88

Gambar 1.2. Diagram Tingkat Ketersediaan Obat Tahun 2013

Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa sarana pelayanan

kesehatan yang diawasi menerapkan pelayanan kefarmasian sesuai standar

sebesar 35 % hal ini merupakan permasalahan yang harus ditangani pada

kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunikasi Dan Rumah Sakit.

Harapan dari kegiatan tersebut, puskesmas yang menerapkan pelayanan

kefarmasian sesuai standar : 15 puskesmas dan rumah sakit yang menerapkan

pelayanan kefarmasian sesuai standar : 38 rumah sakit. Sarana Pelayanan

Kesehatan yang diawasi menerapkan pelayanan kefarmasian sesuai standar :

50%, sedang target dan realisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Target Nasional

% Puskesmas Perawatan dan Instalasi Farmasi Yang Melakukan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

No Uraian Target (%) Realisasi (%)

2012 Target (%)

Realisasi (%) 2013

1 % Puskesmas Perawatan Yang Melakukan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

25 35 30 37

2 % Instalasi Farmasi RS Yang Melakukan Pelayanan KefarmasianSesuai Standar

35 40 40 42

Sumber : Data Seksi Farkalkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Untuk mendukung peningkatan mutu pelayanan farmasi komunikasi dan

rumah sakit telah terlaksananya

1. Sebanyak empat Kabupaten: Kota Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten

Ngawi, Kabupaten Pacitan telah dilakukan Fasilitasi dan Joint Training

Pelayanan Kefarmasian untuk Tenaga Kefarmasian dan Nakes di Puskesmas

Perawatan dan Plus dalam Rangka Mendukung Program Pengendalian

Penyakit dan Penurunan AKI dan AKB. Pertimbangan pemilihan kab/kota

adalah yang telah mempunyai tenaga apoteker PNS yang ditempatkan di

Puskesmas dalam satu wilayah Kabupaten/kota lebih dari 5 (lima) orang,

Page 60: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 89

sehingga diharapkan menjadi role model untuk kolaborasi dengan jajaran

tenaga kesehatan lain untuk dapat dikembangkan di seluruh kabupaten/Kota

di Jawa Timur.

2. Advokasi dan Asistensi Sistem Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas pada 6

Kabupaten Kota Terpilih yaitu pada Kab. Probolinggo, Kota Probolingo, Kab

Ngawi, Kab Jember, Kab Ponorogo, Kab Madiun, Kota Madiun. Kegiatan ini

dilakukan oleh Petugas Dinas Kesehatan Provinsi kepada petugas Dinas

Kesehatan Kabupaten Kota terpilih untuk melakukan pemberlakukan sistem

Pelaporan pelayanan kefarmasian berjenjang di Rumah Sakit Pemerintah

dan Puskesmas sampai tingkat nasional.

3. Pertemuan Pelayanan Kefarmasian bagi 58 orang petugas Instalasi Farmasi

RS Pemerintah dalam rangka mendukung Universal Coverage. Pertemuan

tersebut bermaksud untuk memberikan pembekalan petugas farmasi Rumah

Sakit dalam menghadapi SJSN bidang Kesehatan, tata cara audit

kefarmasian sesuai dengan prisip Farmakoekonomi, Pelayanan Kefarmasian

yang berbasis Pengobatan rasional.

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013 Gambar 1.3.Tenaga Apoteker VS Tenaga Keseahatan Yang Lain Di Provinsi

Jawa TImur, 2013 (apoteker hanya 1%)

Berdasarkan Gambar 3.1 dilaporkan bahwa Capaian target pada tahun

2013 adalah sebesar 35 % dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 30 %

pencapaian ini belum optimal walaupun ada kenaikan prosentase dikarenakan

Page 61: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 90

tenaga kefarmasian khususnya apoteker belum menjadi tenaga kesehatan

strategis dan minim nya jumlah tenaga kefarmasian tidak sesuai dengan standar

yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c.4. Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa Sarana Produksi Dan

Distribusi Obat, Alat Kesehatan (ALKES), Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT) dan Kosmetika Menerapkan Cara Produksi Dan Distribusi

Sesuai Standar sebesar 60 % dan Permintaan Sertifikasi, Sarana Produksi

Dan Distribusi Obat, Alat Kesehatan (ALKES), Perbekalan Kesehatan

Rumah Tangga (PKRT), Terlayani Sesuai Standar 100 % Capaian ini

didukung dalam kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat Dan

Perbekalan Kesehatan dengan upaya yang dilakukan kepada :

1. 50 orang penangungjawab teknis dan pemilik sarana mengikuiti

Pembinaan Sarana Produksi Alkes dan PKRT dalam Rangka Penerapan

GMP di Bidang Alkes dan PKRT

2. 9 (sembilan) kab kota di wilayah Jawa Timur yang berada di Kabupaten /

Kota yaitu kab Jember, kab Kediri, Nganjuk, kab Madiun, kab Bojonegoro,

Malang kab kota, Kota Surabaya dan Kab Sidoarjo pada sarana distribusi

alkes dilakukan Pemetaan Sarana Distribusi Alkes di Jawa Timur Pasca

Penerapan Permenkes No. 1191 Tahun 2010 tentang Penyaluran Alat

Kesehatan bertujuan Untuk memastikan bahwa setiap distributor alat

kesehatan telah melaksanakan dan menerapkan CDAKB.

3. 38 petugas kab/kota ikut kegiatan Sinkronisasi Pelaksanaan Program

Pembinaan dan Pengendalian Alkes dan PKRT di Provinsi dan Kab/Kota

4. 40 orang Petugas Kab/Kota dan Puskesmas mengikuti Fasilitasi

Penyebarluasan Informasi Bahaya Penggunaan Produk Alkes dan PKRT.

Petugas Kabupaten/Kota dan Puskesmas selanjutnya secara berjenjang

meneruskan informasi kepada masyarakat di wilayah kerjanya masing-

masing. Pemahaman penggunaan produk Alkes dan PKRT yang

memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan dalam upaya

pencegahan kejadian akibat bahan berbahaya yang terdapat dalam

Page 62: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 91

produk Alkes dan PKRT untuk selanjutnya menyebarluaskan informasi

kepada masyarakat.

Pada indikator persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang

memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan manfaat pertahun dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1.3 Persentase Produk Alkes dan PKRT yang Beredar Memenuhi Persyaratan

Keamanan, Mutu dan Manfaat

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

70% 70% 75% 75% 78% 78% 80%

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Pada indikator persentase sarana produksi Alkes dan PKRT yang

memenuhi Cara Produksi yang Baik sebagai berikut :

Tabel 1.4

Persentase Sarana Produksi Alkes dan PKRT yang Memenuhi Cara Produksi yang baik

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 65% 63% 65% 60% 65% 65% 70%

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.4. Jumlah Sarana Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Tahun 2013

Page 63: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 92

Gambar 1.5. Jumlah Sarana Cabang Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Tahun

2013

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.6. Jumlah Sarana Industri Alat Kesehatan (PAK) Tahun 2013

Page 64: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 93

sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.7. Jumlah Sarana Industri Perbekalan Keseahatn Rumah Tangga

(PKRT) Tahun 2013

c.5. Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa sarana produksi dan

distribusi obat tradisional dan kosmetika menerapkan cara produksi dan

distribusi sesuai standar sebesar 100 % dan Permintaan sertifikasi, sarana

produksi dan distribusi obat tradisional dan kosmetika terlayani sesuai standar

sebesar 100 %.

Hal ini didukung pada kegiatan pengembangan tanaman obat dan

peningkatan promosi pemanfaatan obat bahan alam indonesia. Kegiatan ini

dilaksanakan sebagai upaya untuk mencapai target sarana produksi dan

distribusi obat tradisional dan kosmetika menerapkan cara produksi yang baik

dan produk yang diedarkan memenuhi syarat mutu dan keamanan, serta

sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatan obat tradisional terutama

untuk pengobatan mandiri dan untuk meningkatkan pembinaan pengendalian

dan pengawasan agar obat tradisional yang di produksi dan diedarkan di Jawa

Timur memenuhi persyaratan keamanan mutu dan kemanfaatan dengan upaya :

1. Sebanyak 60 orang penangungjawab teknis dan atau pemilik sarana produksi

kosmetika di Jawa Timur mengikuti Pembinaan dalam Rangka Peningkatan

Penerapan CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) pada Industri

Kosmetika di Jawa Timur. Sebagai upaya memberikan pembekalan teknis

Page 65: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 94

kepada pemilik sarana produksi kosmetika sesuai dengan Cara Pembuatan

Kosmetika yang Baik (CPKB), dimaksudkan agar sarana produksi kosmetika

mampu dan mau menerapkan CPKB dalam memproduksi kosmetika

sehingga produk yang dihasilkan memenuhi syarat keamanan, mutu dan

kemanfaatan

2. Sampling dan pengujian Produk obat tradisional / jamu di pasaran / sarana

distribusi di 13 kab/kota di Jawa Timur yaitu Kota Malang, Sumenep,

Pamekasan, Kota Kediri, Bojonegoro, Tuban, Kab Blitar, Kab Madiun,

Ponorogo , Kota Batu, Surabaya dan Sidoarjo untuk mengetahui

kemungkinan ditambahkannya bahan kimia obat (BKO) dalam produk jamu.

Sasaran Sampling dan Pengujian Produk Obat Tradisiona /Jamu di Pasaran

dalam Rangka Pencegahan Penambahan Bahan Kimia Obat (BKO) dalam

Produk Obat Tradisional. Terlaksananya sampling dan teridentifikasinya

kandungan sampel obat tradisional dilakukan dengan Metode Stratified

random sampling

3. 38 petugas kab kota yang mengikuti Review Pelaksanaan Program

Pembinaan dan Pengendalian Kosmetika dan Obat Tradisional di

Kabupaten/Kota agar pelaksanaan bindalwas di kabupaten/kota dan provinsi

tentang obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (BKO) bahkan

juga telah menarik beberapa obat tradisional dari peredaran, karena terbukti

mengandung bahan kimia obat antara lain : Metampiron , Fenilbutason,

Deksametason, Allupirinol , CTM , Sildenafil Sitrat, Parasetamol

Page 66: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 95

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.8. Jumlah Sarana Industri Kosmetika Tahun 2013

c.6. Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa Dari kebutuhan tersedia

buffer bahan kimia dan laboratorium sebesar 45 % hal ini didukung pada

kegiatan pengadaan bahan kimia dan laboratorium Berupa Reagen untuk

pemeriksaan HIV dengan metode Rapid Test jenis antigen Re combinnat

test satu paket @ 100 buah test. Reagen tersebut diserahkan ke program

untuk dimanfaatkan dalam menunjang kegiatannya.

c.7. Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa Peningkatan Mutu

Makanan Dan Minuman sebesar 80 % dilakukan sejumlah kegiatan

dengan sasaran :

1. Sejumlah 38 orang Petugas Kabupaten/Kota mengikuti Pertemuan

tentang Keamanan Makanan Minuman di Jawa Timur, dengan

tujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta kerjasama

lintas program dan sektor dalam rangka tersedianya pangan yang

memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi. Upaya

menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan pengaturan,

pembinaan dan pengawasan pangan dalam suatu sistem yang

membutuhkan kerja sama lintas program dan lintas sektor dari

Provinsi maupun Kabupaten/Kota

Page 67: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 96

2. Pada 7 Kabupaten/Kota yaitu Kota Batu, Kota Blitar, Kab Malang,

Kab Nganjuk, Kab Pasuruan, Kota Malang dilakukan Operasi Pasar

Peredaran Makanan Minuman menjelang Hari Raya, Natal dan

Tahun Baru. Pelaksanamya adalah petugas Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur dan Petugas Kabupaten/Kota dengan tujuan

untuk pembinaan kepada Distributor makanan minuman agar

menjual makmin yang sudah terdaftar, tidak rusak/kadaluarsa dan

tidak penyok yang dapat berbahaya bagi yang mengkonsumsi,

serta melakukan punishment terhadap distributor yang menjual

produk yang tidak memenuhi syarat.

3. Dari jumlah 52 sampel yang diuji terdapat 31 (60,78%) yang

memenuhi syarat dengan rincian yang mengandung Rhodamin B 3

(5,76%) , Borax 16 (30,76%) dan Formalin 2 (3,84%). Sampling dan

Pengujian Produk Makanan Jajanan Anak Sekolah dilakukan

Petugas Dinkes Provinsi dan Petugas Dinkes Kab/Kota.

Dilaksanakan di 4 Kab/Kota. Sampling Jajanan Anak Sekolah dan

Pengujian untuk mengetahui apakah Jajanan Anak Sekolah

mengandung bahan bahan yang dilarang ditambahkan di dalam

makanan. Tahapan pertama dilakukan sampling dan kemudian

dilakukan pengujian terhadap sampel produk guna mengetahui

apakah mengandung bahan yang dilarang atau tidak. Hasil

sampling diinformasikan kepada Kepala Sekolah di wilayah

sampling, sehingga Kepala Sekolah juga ikut melakukan

pengawasan terhadap makanan yang dijual di sekitar lingkungan

sekolah.

4. Dari 39 sampel terdapat 15 sampel tidak memenuhi syarat TMS

terdiri dari Boraks 11 sampel. Rhodamin B 1 sampel, Benzoat 2

sampel dan Siklamat 1 sampel .pada Monitoring Penggunaan

Bahan Tambahan yang Dilarang pada Produk Makanan Industri

Rumah Tangga. Hasil Monitoring menunjukkan bahwa banyak

produsen PIRT yang pada saat proses perizinan memenuhi syarat,

Page 68: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 97

tetapi setelah itu mulai melakukan pelanggaran terhadap peraturan

yang harus diterapkan terutama untuk Cara Produksi Makanan

yang Baik dan terdapat.

5. 3 (tiga) kabupaten terpilih yaitu Kabupaten Blitar, Kab Madiun dan

Kab Magetan yang terdiri dari Guru Sekolah Dasar dan Pedagang

Jajanan yang berjumlah 30 orang mengikuti Fasilitasi Bahaya

Makanan Minuman yang mengandung bahan yang dilarang dengan

tujuan meningkatkan pengetahuan kepada guru untuk diteruskan

kepada anak sekolah tentang makanan yang aman dan bermutu,

sehingga makanan yang dijual di sekolah adalah makanan yang

aman dan bermutu.

Data dari 3 kabupaten tersebut, 52 produk pangan yang disampling

terdapat 31 yang memnuhi syarat dan sisanya TMS yakni

mengandung Boraks, Rhodamin dan Formalin

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.9.Pemetaan Jumlah Sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

Tahun 2013

Page 69: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 98

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.9.Pemetaan Jumlah Sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

Tahun 2013

Terdapat kenaikan capaian indikator dari tahun 2011 PIRT yang tidak

menggunakan bahan berbahaya dalam makanan 65 % sedang tahun 2012

PIRT yang tidak menggunakan bahan berbahaya dalam makanan 68 %

c.7. Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa Kabupaten/kota

menerapkan sistem pelaporan narkotika-psikotropika sebesar 79% hal ini

didukung pada kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkotika,

psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza).

Upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat

adiktif lainnya (napza) antara lain berupa :

1. Petugas dari 38 Kab/Kota se Jawa Timur masing-masing 2 orang petugas

diundang pada Pertemuan Review dan Bindalwas Pengelolaan Obat

Narkotika dan Psikotropika. Pertemuan selain disosialisasikan

pengembangan SIPNAP terbaru juga dilakukan review kegiatan penerapan

software Obat Narkotika dan Psikotropika SIPNAP di Kabupaten/Kota. Selain

itu juga memberikan pembinaan kepada petugas Kabupaten/Kota melalui

pembekalan materi tentang Software SIPNAP dalam upaya melakukan

Page 70: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 99

pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pelaporan Narkotika dan

Psikotropika yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota.

2. Terhadap 15 kabupaten/kota dilakukan monitoring Penerapan Software

SIPNAP Online yaitu Kab Blitar, Kota Blitar, kota Malang, Kab Malang, Kab

sampan, Kab Pamekasan, Kota Kediri, Kab Kediri, Kab pasuruan, Kota

Pasuruan, Kota Madiun, Kab Madiun, Kab Sidoarjo, Kab Gresik, Kota

Surabaya menjadi sasaran Monitoring Penerapan Software SIPNAP Online di

Kabupaten/Kota.

Pada aplikasi SIPNAP, sebagian Kabupaten/Kota belum mendapatkan

password dan username meski sudah mendaftar

Bagi yang sudah mendapatkan password dan username ada kendala

dalam upload laporan karena kapasitas server tidak mencukupi dan Binfar

Kemenkes RI sedang menambah kapasitas.

3. 25 Petugas dari RS , Dinas Kesehatan Kabupaten kota dan Apoteker

Puskesmas mendapatkan fasilitasi tentang Pengelolaan Logistik Metadon di

RS dan Puskesmas PTRM dengan tujuan untuk meningkatkan Pengetahuan

petugas dalam pengelolaan Metadon di Puskesmas dan Rumah Sakit.

Pengelolaan Metadon dalam menunjang PTRM (Program /Poli Terapi

Rumatan Metadon) pada prinsipnya sama dengan pengelolaan Narkotika dan

Psikotropika pada umumnya dan merupakan tanggung jawab Apoteker.

Dalam pengelolaan Metadon harus diperhatikan mulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpangan, distribusi/pelayanan, pencatatan dan pelaporan

bahkan pemusnahan apabila ada Metadon yang rusak atau kadaluarsa.

Diharapkan pengelolaan metadon bisa tertib dan benar dalam upaya

mencegah penyalahgunaan.

4. Sebanyak 40 orang Petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) diundang

pada sosialisasi dan aplikasi Buku Pedoman Pengelolaan Obat Narkotika,

Psikotropika di Rumah Sakit. Diharapkan dengan penyampaian materi dan

buku pedoman tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan

narkotika dan psikotropika di Rumah Sakit.

Page 71: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 100

5. Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan napza di instansi Dinas

Kesehatan, 100 orang kayawan Dinas diundang pada Pertemuan

Penyebarluasan Informasi Bahaya Penyalahgunaan Napza pada Perigatan

Hari Anti Narkoba Internasional. Diharapkan setelah mendapat informasi,

karyawan dapat memahami dan melakukan upaya untuk membentengi diri,

keluarga dan lingkungannya terhadap bahaya penyalahgunaan napza.

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Gambar 1.10. Jumlah Sarana Apotek Tahun 2013

Sumber : Laporan Program Farmasi dan perbekalan Kesehatan Tahun 2013

Page 72: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 101

d) Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah

d.1 Permasalahan

d.1.1.Belum optimalnya penggunaan sumber daya untuk post market surveilance

terhadap produk alat kesehatan dan PKRT yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan, mutu dan manfaat.(alkes PKRT)

d.1.2 Pada waktu operasi pasar makanan minuman menjelang Hari Raya Idul

Fitri, Natal, dan Tahun Baru, masih banyak ditemukan :

Makanan yang sudah berjamur

Makanan yang kemasan kaleng sudah penyok bahkan ada yang

berkarat

Makanan yang kemasannya sobek

Label makanan yang tidak sesuai ketentuan label

Makanan olahan yang dikemas tapi belum terdaftar dan tanpa label

Mencantumkan kata ” Halal” tanpa ada Persetujuan/Sertifikat Halal

dari MUI dan Badan POM

Pada waktu monitoring ke sarana Industri Rumah Tangga ditemukan:

Masih rendahnya higiene-sanitasi dalam pengolahan makanan

Sebagian besar lingkungan IRT-P tidak memperhatikan kebersihan

Hasil pengujian produk IRT-P terdapat yang positif mengandung

bahan yang dilarang dalam makanan, yaitu Rhodamin B pada terasi

dan Borax .

d.1.3 Permasalahan terkait kegiatan Pencegahan Penyalahgunaan Napza yang

dikumpulkan dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

Petugas yang sudah dilatih mengalami mutasi/promosi/alih tugas.

Kelemahan pada system informasi yang dibangun oleh Pusat

Page 73: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 102

d.2. Upaya Pemecahan :

d.2.1 Meningkatkan pembinaan secara rutin, sehingga dapat meningkatkan

kesadaran akan bahaya yang diakibatkan makanan yang tidak aman dan

berbahaya bagi kesehatan

d.2.2 Peningkatan frekuensi pembinaan cara pembuatan makanan yang baik,

pembinaan tata cara pendaftaran makanan,dan pelabelan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan kepada produsen

d.2.3 Menyusun Peraturan Gubernur untuk Keamanan Produk Makanan

Minuman yang Beredar di Masyarakat

d.2.4 Bersama Lintas Sekrtor terkait memperan aktifkan siswa sekolah dalam

ikut melaksanakan program keamanan pangan dengan membentuk ”tim

inspektor makanan kecil siswa sekolah dasar dan menengah”

d.2.4 Pendanaan untuk pembinaan makanan minuman di tingkat provinsi

ditingkatkan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

terkait dengan pembagian kewenangan tugas pokok dan fungsi antara

pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

d.2.5 Pendampingan dan pembinaan yang lebih intensif pada petugas kab/kota

dalam operasional software SIPNAP serta meningkatkan komitmen untuk

memasukkan data dari semua sarana pelayanan yang ada di wilayahnya.

Untuk petugas pengganti harus dilakukan pelatihan secara khusus.

d.2.6 Dilakukan pembinaan untuk memperbaiki administrasi penyimpanan

narkotika dan psikotrika serta diusulkan untuk pertemuan/pelatihan

pengelolaan logistik narkotika dan psikotropika bagi petugas.

d.2.7Konsultasi tehnis ke Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

beberapa permasalahan teknis software untuk mendapatkan solusi.

Page 74: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 103

Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan pengelolaan obat,

perbekalan kesehatan dan makanan pada tahun 2013 telah tercapai dengan

BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi pelaksanaan

Penetapan Kinerja Tahun 2013

B.6. TUJUAN 6 : Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan Tujuan: Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen

Pembangunan Kesehatan dijabarkan ke dalam Sasaran yaitu

Berkembangnya Kebijakan dan regulasi bidang Kesehatan, Sistem

Informasi Kesehatan dan Hukum Kesehatan serta Pembiayaan

Kesehatan

Sasaran: Berkembangnya Kebijakan dan regulasi bidang Kesehatan,

Sistem Informasi Kesehatan dan Hukum Kesehatan serta Pembiayaan

Kesehatan ,dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sbb :

a. Persentase penduduk miskin jatim yang berobat gratis melalui

Jamkesmas

b. . Persentase Penduduk yang memiliki Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan (tercover)

c. Persentase pengelolaan SIK sesuai standar

Tabel 3.14. TUJUAN 6 dan SASARAN 6.1.

TUJUAN 6 SASARAN 6.1

Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan

Berkembangnya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan dan Hukum Kesehatan serta Pembiayaan Kesehatan

Page 75: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 104

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan

dalam Tabel 3.15. sebagai berikut :

TABEL : 3.15. Pengukuran Kinerja Sasaran Berkembangnya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan dan Hukum Kesehatan serta Pembiayaan Kesehatan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5 2 Persentase Penduduk yang

memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

60 % 52,51 % 87,5

3 Persentase Sistem Informasi Kesehatan yg sesuai dengan standar

100% 100% 100

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

93,75

KATEGORI CAPAIAN : BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN

a. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan ini

didukung oleh 6 (enam) kegiatan yaitu:

a.1. Pengembangan sistem informasi kesehatan

a.2. Pengembangan dan Fasilitasi Program Kesehatan

a.3. Pengembangan manajemen perencanaan dalam bidang kesehatan

a.4. Kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam bidang

kesehatan

a.5. Peningkatan manajemen dan fungsi kelembagaan UPT

a.6. Pengembangan pembiayaan kesehatan secara pra upaya

Page 76: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 105

b. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

dengan pagu sebesar Rp. 61.572.622.500,00 terealisasi sebesar

62.89 .%, atau Rp. 38.724.820.990,00 secara rinci masing-masing

realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya

dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom

c. Hasil Pelaksanaan Pembangunan

Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan bertujuan

mengembangkan kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan

kesehatan; dengan sasaran program adalah mengembangkan kebijakan dan

regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan, pelayanan informasi,

penyusunan standar operasional prosedur dan hukum kesehatan serta

pembiayaan kesehatan

c.1. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan yang

dilaksanakan oleh Sub Bagian Penyusunan Program dengan capaian

kegiatan sbb :

Tabel 6.1 Indikator dan Tolok Ukur Kinerja

Program Manajemen Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pada Seksi Penyusunan Program Tahun 2013

Indikator Tolok Ukur Kinerja

Hasil

1 Dokumen usulan rencana kerja Dinkes Prov. Jatim tahun

2014

2 Kebijakan perencanaan bidang kesehatan berupa

tersusunnya konsep dan rekomendasi tindak lanjut penataan

tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Timur serta konsep

pelaksanaan Universal Coverage Jaminan Kesehatan

Semesta di Provinsi Jawa Timur

3 Dokumen Kesepakatan Perencanaan tahun 2014 antara

Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT

4 Dokumen kesepakatan pembangunan kesehatan dalam

rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan dalam

Page 77: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 106

persiapan SJSN 2014 dan AFTA 2015

5 Informasi tentang program – program kesehatan pada

tingkat Provinsi serta permasalahan yang ada di Kabupaten

/ Kota seperti Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

6 Laporan monitoring dan evaluasi berupa penyampaian

informasi perencanaan ke Kabupaten / Kota

7 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2013,

Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA)Tahun

2013

8 Kesepakatan pengalokasian dana Bantuan Keuangan

masing-masing kabupaten / kota tahun 2014

9 Adanya alat pengolah data (Laptop) di subag penyusunan

program

10 Dokumen draft rencana strategis Dinkes Prov. Jatim tahun

2015 s/d 2019

Sumber : LKPJ Sungram tahun 2013

Bahwa koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi perencanaan dalam

bidang kesehatan telah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan pada

tanggal 27 s/d 28 Pebruari 2013 dengan sasaran tim perencana kab / kota

dan sebagai narasumber dari Biro Perencanaan & Anggaran Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia. Hasil dari pertemuan tersebut adalah

tersinergisnya usulan anggaran tahun 2014 antara provinsi dan kabupaten

/ kota.

Untuk koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dalam bidang kesehatan

telah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan pada tanggal 14 s/d 16 Mei

2013 dengan sasaran Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Jawa Timur,

Direktur RSU baik Provinsi maupun Kabupaten / Kota se-Jawa Timur,

seluruh UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan seluruh struktural

dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dengan narasumber

dari Dirjen BUK Kemenkes RI, Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur,

Page 78: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 107

Kepala BKD Provinsi Jawa Timur, dan DR. Dr. Jack Roebijoso, MSc dari

Universitas Brawijaya. Rakorkesda Provinsi Jawa Timur ini bertujuan

untuk mengoptimalisasi pelayanan kesehatan dengan penataan tenaga

kesehatan untuk percepatan pencapaian MDGs dan kesiapan SJSN di

Provinsi Jawa Timur. Hasil Rakorkesda tersebut :

1. Tersusunnya konsep dan rekomendasi tindak lanjut penataan

tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Timur

2. Tersusunnya konsep pelaksanaan Universal Coverage Jaminan

Kesehatan Semesta di Provinsi Jawa Timur

Untuk koordinasi dan sinkronisasi perencanaan lintas program dan UPT

telah dilaksanakan berupa rapat dengan peserta lintas program dan UPT

lingkup Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Hasil rapat tersebut

terkoordinirnya perencanaan Lintas Program dan UPT lingkup Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Koordinasi kebijakan pembangunan kesehatan telah dilaksanakan di

Malang pada tanggal 09 – 11 September 2013. Tujuan dari pertemuan

tersebut adalah untuk meningkatkan koordinasi dan sinergisme

pelaksanaan pembangunan kesehatan antara Provinsi dan Kabupaten /

Kota dalam rangka persiapan SJSN 2014 dan AFTA 2015 di Jawa Timur.

Keluaran yang diharapkan pada pertemuan ini adalah peningkatan

pengetahuan dan wawasan dalam persiapan SJSN 2014 dan AFTA 2015

yang dapat ditindaklanjuti oleh provinsi dan Kabupaten / Kota.

Kegiatan monitoring dan evaluasi terpadu dilaksanakan dengan beberapa

bidang untuk melihat berbagai program / kegiatan serta memecahkan

masalah yang ada di Kabupaten / Kota sehingga terselesaikan masalah -

masalah yang ada di kabupaten / kota.

Untuk kegiatan monitoring dan evaluasi serta konsultasi teknis

perencanaan dalam bidang kesehatan telah dilaksanakan oleh subag

penyusunan program ke Biro Perencanaan Kementrian Kesehatan

Page 79: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 108

Republik Indonesia. Hasil kegiatan ini terselesainya berbagai masalah

perencanaan untuk kab/kota dan provinsi jawa timur.

Finalisasi dokumen anggaran berupa terdokumentasinya dokumen

anggaran berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2013 dan Dokumen

Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA) Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Timur Tahun Anggaran 2013.

Telah dilaksanakan koordinasi teknis perencanaan dan penganggaran

bantuan keuangan bidang kesehatan dengan berbagai lintas program

untuk membahas segala permasalahan Bantuan Keuangan baik yang ada

di Provinsi maupun di Kabupaten / Kota serta pengalokasian dana

bantuan keuangan masing-masing Kabupaten / Kota tahun 2014.

Telah dilaksanakan pengadaan alat pengolah data berupa laptop untuk

memperlancar pengolahan data perencanaan dan anggaran di subag

penyusunan program.

Pada kegiatan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Timur tahun 2015 – 2019 telah dilaksanakan pertemuan pada

tanggal 25 Juni 2013 dengan peserta seluruh struktural Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur dan UPT dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi.

Sebagai narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan

Dr. Budi Rahaju, MPH (Mantan Kadinkes Provinsi Jawa Timur). Hasil dari

pertemuan ini tersusunnya draft Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur tahun 2015 – 2019 sebagai masukan RPJMD baru. Selain itu juga

dilaksanakan beberapa kali sidang guna menyusun Rencana Strategis

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Page 80: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 109

Tabel 6.2 Indikator dan Tolok Ukur Kinerja

Program Manajemen Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pada Seksi Penyusunan Program Tahun 2013

Indikator Tolok Ukur Kinerja

Hasil 1. Informasi kegiatan sektor lain yang berkaitan dengan kesehatan seperti PKH, PNPM generasi sehat dan cerdas

2. Kesepakatan kerjasama MPU Bidang Kesehatan tentang Sistem Regulasi Penanggulangan HIV – AIDS dan Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Lainnya

Sumber : LKPJ Sungram tahun 2013

Koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas sektor dan antar daerah dalam

bidang kesehatan telah dilaksanakan berupa pertemuan pada tanggal 28 – 29

Oktober 2013 di Surabaya. Tujuan dari pertemuan ini adalah memberikan

informasi kepada peserta tentang program – program pemerintah Provinsi Jawa

Timur, kerjasama bidang kesehatan baik lintas sektor maupun dunia usaha

(Corporate Social Responsibility) sebagai peluang pembiayaan bidang

kesehatan di Provinsi Jawa Timur. Keluaran yang diharapkan adalah dapat

memahami program-program kerjasama dan dapat memanfaatkan peluang

kerjasama tersebut untuk meningkatkan program / kegiatan bidang kesehatan di

Provinsi maupun di Kabupaten / Kota.

Untuk kegiatan kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam

bidang kesehatan telah dilaksanakan pertemuan Mitra Praja Utama (MPU)

PraRaker Gubernur pada tanggal 25-27 April 2013 di Lampung. Pada pertemuan

tersebut telah disusun kesepakatan Bidang Kesehatan antara 10 Provinsi

anggota MPU

Page 81: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 110

Tabel 6.3 Indikator dan Tolok Ukur Kinerja

Program Manajemen Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pada Seksi Penyusunan Program Tahun 2013

Indikator Tolok Ukur Kinerja

Hasil

1. Laporan Kinerja masing-masing Dewan

Pengawas PPK-BLUD Provinsi Jawa Timur

Sumber : LKPJ Sungram tahun 2013

Pada kegiatan peningkatan pelayanan administrasi perkantoran telah

dilaksanakan sidang dan pertemuan koordinasi antar Tim Pembina dan

Ketua Dewan Pengawas PPK BLUD RS Provinsi. Tujuan dari pertemuan

ini adalah adanya pemahaman tentang konsepsi Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) dan evaluasi pelaksanaannya. Dipahaminya pengelolaan

BLUD meliputi tata kelola, SPM, RSB, Pengelolaan Keuangan. Selain itu,

dipahami bagaimana cara pelaporan kinerja BLUD dan bagaimana

mengukur kinerja BLUD.

c.2 Capaian Jamkesda (Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan

Kesehatan) yang dilaksanakan oleh Seksi Beakes :

Program Jamkesda dimaksudkan untuk meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di luar

kuota program Jamkesmas. Jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu

yang tercover dalam program Jamkesda sebanyak 1.411.742 jiwa

termasuk masyarakat miskin dan tidak mampu pengguna Surat

Pernyataan Miskin (SPM). Pemberlakuan SPM hanya berlangsung

sampai dengan 31 Agustus 2012 karena per 1 September 2012 dengan

dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor :

440/14771/031/2012 tanggal 29 Agustus 2012 pembiayaan pelayanan

kesehatan bagi pasien pengguna SKTM/SKM/SPM menjadi tanggung

jawab Pemerintah Kabupaten/Kota.

Page 82: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 111

Tabel 6.4

Jumlah Kunjungan Program Jamkesda Tahun 2009 – 2013

Uraian Satuan Capaian Kinerja Program

2009 2010 2011 2012 2013

Rawat Jalan Tingkat

Lanjutan Kunjungan - 122.966 131.928 130.056 90.779

Rawat Inap Tingkat

Lanjutan Kasus - 20.981 23.729 20.486 8.029

Sumber : LKPJ Seksi Beakes , 2013

Capaian kinerja program Jamkesda dapat dilihat dari pemanfaatan dana

pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu yang tercover

dalam program Jamkesda baik pelayanan kesehatan untuk rawat jalan maupun

rawat inap. Kunjungan peserta Jamkesda dari tahun 2010 – 2011 menunjukkan

peningkatan. Sedang untuk tahun 2009 tidak ada karena pada tahun tersebut

Jawa Timur baru pada persiapan pelaksanaan Jamkesda, program Jamkesda

baru dilaksanakan oleh seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi Jawa Timur pada

tahun 2010. Terdapat penurunan pemanfaatan pelayanan rawat jalan dan rawat

inap pada tahun 2012 dan 2013 dikarenakan per 1 September 2012 dengan

dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor :

440/14771/031/2012 tanggal 29 Agustus 2012 pembiayaan pelayanan

kesehatan bagi pasien pengguna SKTM/SKM/SPM menjadi tanggung jawab

Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga yang tercover dalam pembiayaan program

Jamkesda hanyalah pasien yang memiliki kartu Jamkesda. Pemberlakuan SE

Gubernur tersebut berdampak pada penurunan jumlah masyarakat yang

memanfaatkan pelayanan kesehatan program Jamkesda

Page 83: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 112

Persentase penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan

Masyarakat Jawa Timur yang sudah memiliki Jaminan Kesehatan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

1.

No KEPESERTAAN JUMLAH

JIWA 2010

JUMLAH

JIWA 2011

JUMLAH

JIWA 2012

JUMLAH

JIWA 2013

1 Jamkesmas ( Maskin

Kuota )

10.710.051 10.710.051 12.586.401 14.001.871

2 Dijamin Prov, Kab/Kota

(Maskin Non

Kuota/Jamkesda )

1.257.572 1.257.572 1.257.572 707.305

3 Askes PNS 2.950.395 3.042.829 2.176.478 2.163.139

5 Jamsostek 539.047 698.482 822.121 922.369

6 TNI/POLRI 60.207 60.427 62.333 243.389

7 Asuransi Komersial 1.635.763 1.572.112 2.083.939 2.083.939

Jumlah penduduk

yang tercover

17.098.163

(45%)

17.281.046

(46,1%)

18.988.844

(49,94%)

20.122.012

(52,51%)

Belum tercover

Jaminan Kesehatan 20.333.857

(55%)

20.194.965

(53,89%)

19.037.706

(50,06%)

18.196.779

(47,48%)

JUMLAH TOTAL

PENDUDUK 37.432.020 37.476.011

38.026.550 38.318.791

Dari data diatas bisa kita lihat bahwa dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi

peningkatan penduduk yang tercover jaminan kesehatan. Pencapaian tersebut

untuk tahun 2011 dan 2013 masih dibawah angka dari Rencana Strategis tahun

2009 s/d 2014, yaitu tahun 2011 50%, 2012 55% dan 2013 60%. Hal tersebut

disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya

asuransi kesehatan dan perusahaan asuransi komersial belum mau terbuka

Page 84: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 113

dengan keanggotaannya, sehingga masih sedikit sekali Perusahaan Asuransi

kesehatan swasta yang mau memberikan datanya. Kondisi tersebut masih terjadi

di Tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan penduduk yang mempunyai

jaminan kesehatan sebesar 9%, dengan bertambahnya sasaran Jamkesmas,

Jamsostek, TNI/POLRI dan Asuransi komersial, tetapi kondisi tersebut masih

belum bisa memenuhi target Renstra.

Dengan adanya program JKN oleh BPJS mulai 1 Januari 2014 target renstra

sebesar 70% diharapkan bisa terpenuhi. Oleh karena adanya kebijakan JKN

oleh Pemerintah Pusat yang bersifat wajib bagi semua masyarakat untuk

mempunyai jaminan kesehatan. Sosialisasi program JKN akan lebih banyak

diberikan kepada masyarakat baik melaluli media – media maupun pertemuan –

pertemuan.

c.3 Capaian Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang dilaksanakan

oleh Seksi Infolitbangkes

Pada kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

capaiannya adalah Terlaksananya e reporting di kab/kota dari 38 Kab/Kota,

sekitar 15 kab/Kota atau 39.47% sudah melaksanakan pelaporan berbasis

electronic ( E-Reporting); Terpeliharanya PC, Jaringan dan Server pendukung

Pengembangan Sistem informasi Kesehatan dengan capaian 100%,

Tersusunnya Profil Kesehatan Kab/Kota, Terintegrasinya SIKDA;

Terinformasikannya Data Dengan Cepat; Tersusunnya Buku Saku Kesehatan;

Tersusunnya Buku Data SPM Kab/Kota; Tersusunnya Evaluasi Program

Infolitbangkes dan Laporan dengan capaian 100%

d.Permasalahan dan Upaya Pemecahannya :

d.1 Permasalahan

1. Kegiatan yang direncanakan telah terlaksana namun beberapa hambatan

yang ditemui adalah sebagai berikut : Monitoring dan evaluasi terpadu

lintas program ke kabupaten / kota mengalami kesulitan. Bahkan

seringkali ditunda karena ada kegiatan lain yang lebih mendesak

Page 85: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 114

2 Masih terdapat masyarakat miskin yang tidak memiliki jaminan kesehatan

baik Jamkesmas maupun Jamkesda.

3 Mudahnya masyarakat mengurus SPM/SKTM/SKM menjadikan

kepesertaan dalam Jamkesda tidak terkendali

4 Sistem rujukan terstruktur dan berjenjang belum berjalan secara optimal.

5 Sistem pengelolaan keuangan daerah sering menjadi kendala dalam

pelaksanaan program, seperti pelaksanaan sharing dana program

Jamkesda dimana dana Jamkesda tidak dapat dipooling tetapi masih ada

di Provinsi atau Kabupaten/Kota masing-masing.

6 Masih banyak Kabupaten/Kota yang tidak mengirim laporan pelaksanaan

program Jamkesda secara rutin, lengkap dan tepat waktu ke Provinsi.

7 Laporan pelaksanaan verifikasi klaim Jamkesda oleh BPJKD belum rutin

diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi tetapi tergantung pada permintaan

dan lambat.

d.2. Upaya Pemecahannya

1. Telah berkoordinasi dengan lintas program untuk menentukan jadwal

monitoring dan evaluasi.

2 Merencanakan kebutuhan berdasarkan program berkaitan dengan

monitoring dan evaluasi program icon yang saat ini belum seluruhnya

dapat dievaluasi

3 Update data kepesertaan secara berkala oleh instansi yang berwenang.

4 Pelaksanaan Jamkesda Provinsi berlaku untuk pemegang kartu

Jamkesda dengan perbaikan dan sinkronisasi data kepesertaan

Jamkesda dengan kepesertaan Jamkesmas baru selanjutnya

mengintegrasikan Jamkesda ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) yang dikelola oleh Badan Pengelola Jaminan Kesehatan (BPJS)

paling lambat tahun 2015.

5 Menerapkan regionalisasi sistem rujukan dengan meningkatkan sarana

prasarana dan sumber daya manusia secara merata di seluruh wilayah

provinsi Jawa Timur.

Page 86: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 115

6 Regulasi sistem pengelolaan keuangan program jaminan kesehatan.

7 Meningkatkan kesadaran puskesmas, rumah sakit PPK Jamkesda dan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengirim laporan pelaksanaan

program Jamkesda secara rutin, lengkap dan tepat waktu ke Provinsi.

8 Meminta laporan pelaksanaan verifikasi klaim Jamkesda oleh BPJKD

secara rutin, lengkap dan tepat waktu meliputi data kepesertaan,

pelayanan kesehatan dan pendanaan

Secara umum pencapaian target sasaran Mengembangkan kebijakan dan

regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum

kesehatan serta pembiayaan kesehatan pada tahun 2013 telah tercapai

dengan BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi

pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2013

B.7. TUJUAN 7 :

Terwujudnya pencegahan , penurunan dan pengendalian Penyakit

Menular dan Tidak Menular serta masalah Kesehatan lainnya

Tujuan : Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pengendalian

Penyakit Menular dan Tidak menular serta Masalah Kesehatan Lainnya;

maka ditetapkan Sasaran sebagai berikut : Menurunnya Angka Kesakitan

dan Kematian Penyakit Menular dan Tidak Menular dan Penyakit-

Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi serta Pengamatan

penyakit dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan

KLB/Wabah, ancaman epidemi serta Bencana.

Sasaran: Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular

dan Tidak Menular dan Penyakit-Penyakit yang dapat dicegah dengan

Imunisasi serta Pengamatan penyakit dalam rangka Sistem

Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB/Wabah, ancaman epidemi

Page 87: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 116

serta Bencana.,dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran

sebagai berikut :

a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk

b. Persentase korban bencana skala provinsi yang tertangani sesuai standar

c. Angka keberhasilan Pengobatan Penyakit TB

d. Persentase pelaksanaan program pemberantasan Diare sesuai standar

e. Persentase Capaian UCI desa

f. Persentase penderita Kusta telah menyelesaikan pengobatan sesuai standar

g. Persentase ODHA yang mendapatkan ARV

h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria 1 permill (1

‰)

Tabel 3.16 TUJUAN 7 dan SASARAN 7.1.

.TUJUAN 7 SASARAN 7.1

Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya

Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit2 yg dapat dicegah dengan Imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB/Wabah, ancaman epidemi serta bencana

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.17. sebagai berikut :

TABEL : 3.17. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit2 yg dapat dicegah dengan Imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB/Wabah, ancaman epidemi serta bencana

Page 88: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 117

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALIS

ASI (%)

1 2 3 4 51 Angka Kesakitan DBD (Incidence

Rate) per 100.000 penduduk <51 39,07

76,6

2 Persen Korban Bencana Skala Provinsi Tertangani Sesuai Standar

100% 100% 100

3 Angka Keberhasilan Pengobatan TB 90% 90% 100

4 Persen Cakupan Pelayanan Diare 100% 95% 95

5 Persen capaian UCI Desa 80% 86,06% 108

6 Persen Penderita Kusta Telah Menyelesaikan Pengobatan Sesuai Standar

90% 88% 98,8

7 Presentase ODHA yang mendapat ARV

75% 72% 95

8 Angka API ( Annual Parasite Index ) Malaria

<1%0 0,02%0 50

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran >100

CAPAIAN KINERJA : SANGAT BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

a. Program Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ini didukung oleh 13

( tiga belas) kegiatan yaitu:

a.1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata Laksana

Penderita

a.2. Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Pengamatan Penyakit

serta Penanggulangan KLB

a.3. Pengendalian Penyakit Kusta

a.4. Pengendalian Hiv/Aids

a.5. Pengendalian Penyakit Malaria

a.6. Pengendalian Penyakit PES

a.7. Pencegahan DBD (Demam Berdarah)

Page 89: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 118

a.8. Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah

a.9. Peningkatan Imunisasi

a.10 Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

a.11 Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)

a.12 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana

a.13 Pendampingan Pengendalian penyakit TBC (Tubercullosis)

b. Program Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit dengan pagu

sebesar Rp. 13.688.786.700,- terealisasi sebesar 89.73 %, atau Rp.

12.283.410.992,- secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan

serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik

16 Kolom

c. Hasil pelaksanaan program adalah sebagai berikut:

c.1 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata laksana Penderita

Kegiatan bertujuan untuk mencegah dan menurunkan kejadian

penyakit tidak menular serta masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan

Penyakit Tidak Menular dengan cara mendeteksi secara dini munculnya Penyakit

Tidak Menular .

Sasaran dari kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian Penyakit Tidak Menular dengan penemuan secara dini dan surveilans

faktor risiko Penyakit Tidak Menular pada kelompok penduduk risiko tinggi

terhadap Penyakit Tidak Menular termasuk penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus

(DM) dan Kanker Leher Rahim mapun payudara.

Hasil Pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a) Pencegahan dan pemberantasan Penyakit serta tata laksana penderita

ditekankan pada penemuan penderita baru penyakit tidak menular serta

beberapa hal yang berkaitan faktor risiko PTM dan kewaspadaan terjadinya

masalah kesehatan sehingga didirikan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)

di Puskesmas terpilih dalam rangka membantu masyarakat memeriksa

Page 90: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 119

kesehatannya secara rutin untuk dapat mendeteksi secara dini Penyakit

Tidak Menular yang muncul pada dirinya seperti Hipertensi, Diabetes maupun

Kanker. Hasil kegiatan ini sangat bermanfaat dalam keberhasilan pengobatan

karena gejala awal penyakit tersebut tidak dirasakan.

b) Saat ini PTM sudah dilaksanakan di 19 kabupaten/Kota di Jawa Timur yang

sesuai dengan petunjuk Teknis PTM

c) Untuk mendukung kegiatan Penyakit Tidak Menular juga mengadakan

pemeriksaan pada supir bis saat kegiatan mudik bersama diperiksa tekanan

darah, gula darah, dan kandungan alkohol sehingga diharapkan pelaksanaan

mudik dapat berjalan lancar dengan pengemudi yang sehat

c.2 Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Pengamatan Penyakit Serta

Penanggulangan KLB

Bertujuan untuk mendorong dan mendukung terselenggaranya

Surveilans Epidemiologi yang berkesinambungan di Jawa Timur untuk

mewujudkan SKD KLB di seluruh Kabupaten Kota dan penanggulangan KLB

sesegera mungkin yaitu < 24 jam sudah ditanggulangi oleh Kabupaten Kota dan

KLB skala provinsi dapat ditanggulangi oleh provinsi dalam waktu , 48 jam sejak

laporan diterima. Respon cepat ini diharapkan dapat mencegah terjadinya KLB

yang lebih besar atau wabah dan ditindak lanjuti dengan penanggulangan oleh

Provinsi dalam rangka memutus rantai penularan dan mencegah jumlah kasus

maupun lokasi kasus yang meluas

Sedangkan sasarannya adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian penyakit menular dengan penemuan secara dini dan surveilans faktor

risiko penyakit tidak menular pada kelompok penduduk risiko tinggi terhadap

penyakit tidak menular termasuk cedera karena kecelakaan dan kewaspadaan

terjadinya masalah kesehatan pada saat mudik Lebaran Idul Fitri, Natal dan

Tahun Baru.

Page 91: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 120

Hasil Pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Provinsi memberikan dukungan terhadap terselenggaranya Surveilans

Epidemiologi di seluruh Kabupaten/Kota Jawa Timur untuk membantu

terselenggarakan SKD KLB (Sistem Kewaspadaan Dini terhadap Kejadian Luar

Biasa) adanya penyakit yang berpotensi KLB maupun wabah yang terjadi

maupun kemungkinan adanya penyakit baru yang mungkin muncul dan aktif

memberikan petunjuk pelaksanaan sesuai pedoman teknis serta prosedur dalam

penanggulangan KLB sehingga KLB dapat segera ditanggulangi dan tidak

menjadi masalah kesehatan masyarakat lebih berkepanjangan.

Kejadian KLB terutama KLB Difteri di Jawa Timur tahun 2013 sejumlah

648 kasus meninggal 27 orang , hal ini menurun dibanding kejadian pada tahun

2012 yaitu 955 kasus meninggal 37 orang.

Kejadian KLB lainnya seperti AFP diare, campak, Hepatitis dan keracunan

makanan maka jumlah KLB yang harus diintervensi sejumlah 1500 kejadian,

akan tetapi dana APBD yang tersedia untuk penanggulangan KLB tersebut

hanya 200 kejadian. Dengan dasar tersebut intervensi yang dilakukan Dinas

Kesehatan Provinsi diprioritaskan pada KLB yang potensi bisa mengarah pada

KLB skala Provinsi.

Kejadian penyakit Difteri di Jawa Timur tahun 2013 sejumlah 369

kasus,hal ini menurun dibanding kejadian pada tahun 2012 yaitu 955 kasus

meninggal 37 orang.

Termasuk kegiatan pengamatan Flu Burung yang saat ini muncul type

baru yaitu H7N9 yang muncul di China mulai februari 2013, akan tetapi di Jawa

Timur masih belum muncul type virus tersebut dan belum adanya kasus

tersangka Flu Burung pada manusia. Disamping munculnya Mediterania Corona

Virus yang muncul di negara mediteranian termasuk Arab Saudi yang

merupakan kunjungan jamaah Haji maupun Umrah sehingga hal ini perlu

diwaspadai penularannya pada jamaah.

Dari laporan yang suspect MedCov jamaah Haji yang pulang dari ibadah

haji sejumlah 3 orang ( Bojonegoro, Gresik dan Surabaya)dan hasilnya negatif

semua.

Page 92: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 121

c.3. Pengendalian Penyakit Kusta

Penyakit kusta masih ditakuti oleh sebagian besar masyarakat dan

petugas kesehatan pada umumnya, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan

serta pengertian yang salah, dan kepercayaan yang keliru tentang penyakit

kusta yang disebabkan kecacatan yang ditimbulkan. Sehingga masalah penyakit

kusta sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis tetapi meluas pada

masalah sosial dan ekonomi. Untuk mengurangi hal itu diperlukan kemitraan

lintas program dan lintas sektor dalam pemberantasan, rehabilitasi medis,

rehabilitasi sosial dan ekonomi serta mendorong penderita kusta yang sudah

sembuh menjalani kehidupannya yang berkualitas dan berkeadilan di dalam

masyarakat secara luas.

Penderita kusta merupakan penyakit kulit biasa yang sulit dideteksi secara

dini karena pada tahap awal penyakit ini sangat mirip dengan penyakit kulit

sehingga cenderung diabaikan atau berusaha diobati sendiri. Faktor penyulit lain

adalah adanya stigma dari masyarakat sehingga penderita atau keluarganya

cenderung tertutup. Semakin lama penyakit ini tidak diobati maka resiko

terjadinya kecacatan akan semakin tinggi.

Penyakit kusta yang diobati di Jawa Timur tersebar di semua

Kabupaten/Kota yang terutama di Pulau Madura dan Pantai Utara Pulau Jawa.

Jumlah penderita terdaftar yang ada di Pulau Madura adalah 32% dari total

penderita yang ada di Jawa Timur. Sedangkan di tingkat Nasional 1/3 dari jumlah

penderita kusta di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Sedangkan di tingkat

Dunia, Indonesia merupakan ranking ke 3 setelah India dan Brazil.

Rata-rata penemuan penderita baru kusta dalam kurun waktu 6 tahun

terakhir berkisar 5.000 s/d 6.000, penemuan penderita baru kusta tertinggi

adalah dari tahun 2009 yaitu 6.040 orang karena pada tahun tersebut ada

kegiatan Intensified Case Finding dana dari WHO sebesar 750 juta di Kab.

Jember dan Kab. Lamongan dengan penemuan penderita baru sebanyak 788

kasus dalam waktu 4 bulan. Pada tahun 2010 dilaksanakan kegiatan Rapid

Village Survey (RVS) di 8 Kabupaten dengan total penemuan penderita baru

Page 93: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 122

sebanyak 851 orang. Sedangkan pada tahun 2012, kegiatan RVS hanya

dilakukan di 6 Kabupaten dengan total penemuan penderita baru banyak 632

orang.

Untuk tahun 2013 laporan penemuan kasus baru (s/d September 2013)

sejumlah 2.745 orang dengan perincian untuk tipe PB : 341 orang dan MB :

2.404 orang. Dari total penderita baru tersebut, 225 penderita baru merupakan

usia anak (8%), 341 penderita baru yang ditemukan dalam kondisi cacat II (12%)

dan ada 408 orang (15%) mengalami cacat tingkat I (cacat yang tidak kelihatan)

yang potensial untuk menjadi cacat tingkat II. Untuk cakupan pelayanan

pengobatan kusta sesuai dengan regimen WHO (MDT) adalah 100% di Unit

Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit yang sudah ada kerjasama dan

Puskesmas). Dari 989 Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) yang ada di di Jawa

Timur, yang sampai dengan saat ini melayani penderita kusta sebanyak 678

UPK. tabel 11.1

Pencapaian Program P2 Kusta Tahun 2009 s/d 2013

No Indikator Target 2009 2010 2011 2012 2013*1 Penderita Terdaftar 6.392 5.496 6.157 5.570 7.4062 Prev. Rate per 10.000 < 1 1,69 1,48 1,63 1,46 1,93 3 a. Penderita Baru 6.040 4.653 5.284 4.807 3.391 b. C D R per 10.000 < 5 16,00 12,50 13,99 12,63 -

c. Proporsi Cacat II (%)

5% 11% 13% 13% 14% 12%

e. Proporsi anak (%) 5% 12% 11% 11% 9% 8% 4 RFT Rate

PB 90% 91% 93% 97% 94%

MB 90% 94% 90% 90% 89%

5 % Kab/Kota mencapai RFT rate 90%

Target 70% 75% 75% 80%

PB 82% 82% 97% 84% MB 58% 68% 76% 58%

*) : s/d Sept 2013

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

Page 94: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 123

c.4.Pengendalian Hiv/Aids

Program P2 IMS dan HIV/AIDS dimaksudkan untuk mengendalikan

penyebaran Infeksi HIV dan IMS dan meningkatkan Kualitas Hidup Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA). Program Pengendalian penyebaran infeksi HIV, PMS

dan dampak HIV & AIDS dilakukan melalui upaya pencegahan, meningkatkan

kualitas pelayanan serta jangkauan ODHA dan masyarakat.

Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut

dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program baik sebagai berikut:

Tabel 11.2

Capaian kinerja Program P2 IMS dan HIV/AIDS

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

c.5.Pengendalian Penyakit Malaria

Malaria disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan

nyamuk anopheles betina, malaria dapat menyerang semua umur, dan masih

menjadi beban di Jawa Timur. Mobilitas penduduk Jawa Timur yang tinggi dari

dan ke daerah endemis mempunyai risiko untuk tertular malaria, bila mereka

yang tertular tidak ditemukan akan berakibat turunnya kualitas hidup dan

selanjutnya bisa menimbulkan kematian.

Hasil surveilans rutin malaria tahun 2013 menginformasikan ada 29

kabupaten/kota dengan kasus malaria. Kasus malaria terbanyak adalah malaria

import sebesar 99,9%. Tingginya malaria import yang tidak ditemukan dan

diobati sangat berisiko untuk menularkan malaria di daerah reseptif. Adapun

daerah reseptif malaria di Jawa Timur tersebar di pantai selatan Jawa Timur dan

sekitar Pegunungan Wilis serta di daerah Kepulauan Sumenep

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1 % Kab/Kota yang memiliki layanan 

komprehensif

38 45 17 45 50 19 50 55 27 71 65 32 84 75 34 89

2 % RS Pemerintah yang 

menyelenggarakan rujukan ODHA

48 0 21 44 0 24 50 30 27 56 40 30 63 70 35 80

Des 2013

Target 

(%)

CapaianNo Uraian

2011

Target 

(%)

Capaian

2012

Target 

(%)

CapaianCapaian

2009

Jml Target 

(%)

2010

Target 

(%)

Capaian

Page 95: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 124

Kegiatan pada pengendalian malaria bersumber anggaran APBD I tahun

2013 adalah sebagai berikut :

1) Pos Malaria Desa

2) Pemantauan mutu lab. Malaria

3) Pengendalian malaria di daerah kepulauan

4) Monitoring program & persiapan eliminasi malaria

5) Pertemuan evaluasi validasi data

6) Surveilans migrasi penguatan sistem surveilans malaria

7) Pelacakan penderita malaria import dan indigenous

8) Koordinasi lintas sektor penemuan penderita malaria\

9) Penguatan malaria centre

Kegiatan – kegiatan tersebut diharapkan dapat menunjang pencapaian

indikator malaria dan pencapaian traget Rencana Strategi Malaria 2013 yang

tertuang dlam Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun

2009 s/d 2014.

Tabel 11.3 Capaian Kegiatan Program Malaria Tahun 2009 - 2013

No INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 (Data sementara)

1 Jumlah Sediaan Darah diperiksa (ribuan)

50,4 56,1 23,6 33,02 30,72

2 ABER 1,1 1.06 0,46 1,8 0,1 3 SPR 3,3 3,4 4 Penderita Malaria 1489 947 1222 1074 1033 5 API (‰) 0,33 0,18 0,24 0,034 0,024 6 Proporsi

Plasmodium falsiparum (%)

35,1 46,5 50,7 35,7 34,1

7 Proporsi Kasus Indigenous (%)

28,3 8,2 10,8 0,7 0,1

8 Proporsi Malaria Import (%)

71,7 91,8 89,2 99,3 99,9

9 Desa HCI 12 2 2 2 0 Sumber : LKPJ Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

Page 96: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 125

c.6.Pengendalian Penyakit PES

Kegiatan pengendalian penyakit Pes ini bertujuan untuk meningkatkan

kegiatan kewaspadaan dini, menemukan, mengobati penderita, mencegah

terjadinya KLB, mempertahankan angka kematian kasus pes pada manusia

tetap nol ( CFR = 0 % ), dan dusun fokus dan terancam tidak bertambah atau

menyebar.

Tujuan pengendalian penyakit PES berdasarkan Renstra Jawa Timur

adalah 100 % kabupaten/Kota yang ditemukan penderita pes telah

melaksanakan program pemberantasan pes mencapai indikator utama. Sasaran

Program Daerah rawan penyakit pes di Jawa Timur ada di Kabupaten Pasuruan

Hasil Pelaksanaan

1) Pemasangan trap tikus pada 42 dusun wilayah pengamatan pes sebanyak

160.000 trap. Pemeriksaan spesimen serologi sebanyak 1.535 specimen

dan mikrobiologi sebanyak 1 specimen. Hasil pemeriksaan semua negatif.

2) Pencarian penderita secara aktip pencarian ini dilakukan oleh petugas

Human Surveillance dengan cara berkeliling dari rumah kerumah setiap hari

pada 42 dusun Fokus dan terancam di wilayah pengamatan pes. Semua

penderita klinis yang ditemukan telah memperoleh pengobatan (100 %)

Tabel 11.4

Hasil Pengamatan penyakit Pes di Provinsi Jawa Timur 2009-2013

No Indikator Hasil Kegiatan 2009 2010 2011 2012 2013

1 Trap Sukses % 3.7% 2.96 % 2.68 % 2.58% 2.60% 2 Indek Pinjal (IP):

1. IP Umum:

2. IP.Khusus

0.90 0.60

1.24 0.66

0.88 0.59

0.97 0.69

1.12% 0.75

3 Penderita Klinis 5 2 3 3 1 4 Penderita Positip

Laboratorium 0 0 0 0 0

Standar Nasional 1. Indek Pinjal Umum: ≤ 2 % 2. Indek Pinjal khusus ≤1 % 3. Trap sukses ≥ 3 %

Sumber : LKPJ Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

Page 97: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 126

Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan

penyakit pes tahun tahun 2009 sampai dengan 2013 menunjukkan tidak adanya

kejadian luar biasa. Pada tahun 2013 hanya ada 1 suspek yang diketemukan

dan hasil pemeriksaan serum (serologi) dan mikrobilogi didapatkan hasil negatif.

Trap sukses masih dibawah standart hal ini harus ditingkatkan untuk mencapai

batas diatas 3. Indek pinjal umum dan khusus masih dibawah standart

.

c.7. Pencegahan DBD (Demam Berdarah)

Penyakit DBD mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya

dan Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan

semakin meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering

menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial dan ekonomi.

Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan

keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan

penduduk.

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah

kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh Kab/ Kota di Jawa Timur.

Demam Berdarah Dengue juga sudah menjadi masalah yang rutin dihadapi pada

setiap musim hujan. Angka kesakitan di Jawa Timur cukup tinggi, meskipun

jumlah kematian yang terjadi dapat ditekan.

Tujuan Program DBD:

Menurunkan angka kesakitan DBD

1) Menurunkan angka kematian DBD

2) Mencegah KLB DBD

Sasaran Program DBD:

1) Minimal 20% Kabupaten/ Kota dengan angka kesakitan DBD maksimal

53/100.000 penduduk

2) Minimal 20% Kabupaten/ Kota dengan angka kematian DBD maksimal 1%

Page 98: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 127

Tabel 11.5 Capaian Program DBD di Jatim

NO TAHUN PENDERITA KEMATIAN INSIDEN CFR 1 2008 16.929 166 45,28 0,98 %2 2009 18.631 185 50,03 0,99 %3 2010 25.762 230 69,14 0,89 %4 2011 5.374 65 14,19 1,21 %5 2012 8.266 119 21,72 1,44 %6 2013 14.414 139 37,87 0,96 %

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

c.8. Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah

Program Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang di Provinsi Jawa Timur

dengan hasil capaian sebagai berikut :

Pemberantasan Penyakit Leptospirosis.

Hasil Pengamatan penyakit Leptospirosis di Prov. Jawa Timur Tahun 2009 -

2013 sampai dengan bulan Desember 2013 adalah :

Tabel 11.6 Capaian Program DBD di Jatim

Indikator Hasil Kegiatan 2009 2010 2011 2012 2013

Kasus Klinis 32 29 55 79 229 Meninggal 10 16 12 7 25 CFR % 31,25% 55,17

% 21,81% 8,86 % 10,91 %

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

Tingginya angka kematian pada penderita Leptosiprosis pada tahun 2009-

2013 disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

1. Kasus Leptospirosis sering tidak terdiagnosis karena gejala klinis tidak spesifik

dan sulit dilakukan konfirmasi diagnose tanpa uji laboratorium.

2. Belum semua petugas kesehatan mengetahui tatalakasana kasus

Leptospirosis.

3. Kuman yang menyerang penderita termasuk serovar ganas.

4. Diagnose sebab kematiannya karena gagal ginjal akut.

Adapun untuk penyakit rabies sampai dengan bulan Juni 2013 tidak

ditemukan kasus Rabies dari kasus- kasus gigitan hewan penular rabies.

Page 99: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 128

c.9. Peningkatan Imunisasi

Tujuannya adalah mendukung dan membantu pelaksanaan imunisasi di

Jawa Timur, sehingga membantu Kabupaten/Kota mencapai target minimal

Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan.

Mulai tahun 2013 indikator keberhasilan program imunisasi tidak dihitung

berdasarkan cakupan imunisasi secara agregat (polulasi) tetapi berdasarkan

individu (bayi) yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Yang

dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah bayi yang telah menerima imunisasi

BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT-Hb 3 kali dan campak 1 kali.

Diharapkan pada tahun 2013 ini cakupan UCI Desa sebesar minimal 95%.

Desa dikategorikan UCI apabila minimal 80% bayinya telah mendapatkan

imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun. Sasaran imunisasi rutin adalah

bayi, anak sekolah dasar/ibtidaiyah kelas 1, 2 dan 3, serta wanita usia subur (15-

39 tahun). Tujuan imunisasi adalah agar seluruh masyarakat kebal terhadap

penyakit berbahaya yaitu penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PD3I).

Jumlah sasaran bayi tahun 2013 sebanyak 591.597 bayi, anak SD/MI

kelas 1, 2 dan 3 sebanyak 1.804.353 anak dan WUS (hamil dan tidak hamil)

14.960.016 jiwa serta WUS Hamil sebanyak 679.460 orang.

Sejak tanggal 10 Oktober 2011 di Jawa Timur telah dinyatakan

mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Untuk penanggulangannya Jawa

Timur sejak 2012 – 2013 telah melaksanakan berbagai upaya penanggulangan,

yaitu :

a) Terhadap kasus difteri, diberikan tata-laksana sesuai standat di RSU

1. Terhadap kontak erat, dilakukan sweb tenggorokan dan hidung,diberikan

profilaksis dan di imunisasi

2. Terhadap kontak yang berdomisili atau berhubungan dengan kasus

diberikan suntikan imunisasi komponen difteri.

3. Pemberian imunisasi tambahan (Sub PIN Difteri) bagi anak usia 2 bulan s/d

15 tahun di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur sebanyak 3 kali putaran.

Putaran pertama dilaksanakan pada bulan Oktober – Nopember 2012 dan

Page 100: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 129

putaran kedua pada bulan Mei- Juni 2013, serta putaran ketiga akan

dilaksanakan pada bulan Nopember –Desember 2013.

Hasil Pelaksanaan Program Imunisasi 2013

a. Imunisasi Rutin Bayi

1. Pencapaian UCI Desa

Tabel 11.7 Target dan Capaian UCI Desa/Kel (%)

Tahun 2009 - 2013

NO TAHUN UCI DESA/KEL (%)

TARGET PENCAPAIAN

1 2009 ≥80 79,9 2 2010 ≥80 81,2 3 2011 ≥85 87,4

4 2012 ≥90 91,5 5 2013 ≥95 95,8

Sumber : LKPJ P3PMK, 2013

2. Pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap

Tabel 11.7 Target dan Capaian Imunisasi Dasar Lengak (%)

Tahun 2012 - 2013

NO TAHUN

IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)

TARGET (%) PENCAPAIAN

JATIM NASIONAL

1 2012 ≥85 84,5 86,8

2 2013 ≥88 94,43 79,4

Sumber : LKPJ P3PMK, 2013

Page 101: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 130

b. Cakupan Imunisasi Anak Sekolah SD/MI

Tabel 11.8

Jumlah Sasaran, Target Minimal dan Cakupan Imunisasi Anak Sekolah SD/MI

Tahun 2008 - 2013

NO

THN

JUMLAH SASARAN TARGET

MINIMAL

CAKUPAN (%)

KELAS 1

KELAS 2

KELAS 3

KELAS I KELAS II KELAS III

CAMPAK

DT TT / Td * TT / Td *

1 2008 697.677 685.464 666.355 ≥95 97,44 94,56 95,18 96,33

3 2009 682.412 660.596 667.094 ≥95 95,40 97,45 97,82 97,75

4 2010 676.896 662.714 658.368 ≥95 92,57 92,77 93,26 92,39

5 2011 631.825 635.615 632.451 ≥95 96,10 96,35 97,15 96,65

6 2012 639.166 630.568 658.312 ≥95 97,61 97,63 97,47 97,31

7 2013 640.124 631.532 659.357 ≥95 96,52 97,22 96,25 96,49

Sumber : LKPJ P3PMK, 2013

c. Cakupan Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS) Hamil

Tabel 11.9

Target dan Pencapaian Cakupan Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS) Hamil

Tahun 2009 - 2013

NO TAHUN TT2 Plus BUMIL

TARGET PENCAPAIAN

1 2009 ≥75 75,9 2 2010 ≥75 83,2 3 2011 ≥80 85,4

4 2012 ≥80 83,7 5 2013 ≥85 85,04

Sumber : LKPJ P3PMK, 2013

Page 102: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 131

d. Imunisasi Tambahan (Sub PIN Difteri)

Tujuannya menghentikan transmisi difteri di Jawa Timur, direncanakan

tiga (3) kali putaran di 19 Kabupaten/Kota Prioritas. Target pencapaian Sub PIN

Difteri minimal 95%, cakupan Putaran 1 s/d 3 sebagai berikut :

Tabel 11.10 Pencapaian Imunisasi Tahun 2012 - 2013

No Putaran Pelaksaan

Umur dan Antigen

≥2 s/d 36 bulan

(DPT-HB)

>3 s/d 7 tahun (DT)

>7 s/d 15 tahun (Td)

1. Pertama Nop – Des 2012

98,26% 98,64% 96,96%

2. Kedua Mei – Juni 2013

100% 97,31% 97,62%

3. Ketiga Nop – Des 2013

100% 96,38% 97,98%

Sumber : LKPJ P3PMK, 2013

c.10. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

Program P2ML terdiri dari P2 Diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA) dan Frambusia, tetapi pada tahun 2013 P2ML hanya terdiri dari P2 Diare

dan ISPA karena P2 Frambusia sudah masuk ke dalam Program P2 Kusta

P2 DIARE

Program pengendalian diare bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan

dan kematian karena diare bersama lintas program dan lintas sektor terkait.

Sedangkan tujuan dari tatalaksana diare adalah mencegah dehidrasi, mengobati

dehidrasi, mencegah gangguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan

sesudah diare, memperpendek lamanya diare dan mencegah diare menjadi

berat.

Prinsip tatalaksana diare adalah Lintas Diare (Lima Langkah Tuntaskan

Diare) yang terdiri dari oralit osmolaritas rendah, zinc, pemberian ASI/makanan,

pemberian antibioka hanya atas indikasi dan pemberian nasihat,

Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut

dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program sebagai berikut:

Page 103: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 132

Tabel 11.11

Capaian Kinerja Program Diare

Indikator Kinerja

Capaian Kinerja Program Diare

Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 Cakupan pelayanan diare

% 43,48 66,7 70,09 72,43 97,59

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

P2 ISPA

Program pengendalian ISPA bertujuan untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian karena pneumonia. Sasaran dari program P2 ISPA

adalah pengendalian pneumonia balita, kesiapsiagaan dan respon terhadap

pandemi influenza serta penyakit saluran pernafasan lain yang berpotensi

wabah, pengendalian ISPA umur > 5 tahun, dan faktor risiko ISPA. Untuk

mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut dapat dilihat

dari perkembangan capaian kinerja program yaitu cakupan penemuan

pneumonia balita sebagai berikut :

Tabel 11.12.

Capaian Kinerja Program ISPA

Indikator Kinerja

Capaian Kinerja Program ISPA

Satuan

2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan penemuan pneumonia balita

% 23,60 21,70 25,69 22,80 18,95

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

c.11. Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)

Pogram Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)

Page 104: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 133

Di Jawa Timur kasus kaki gajah 100 % penderita ditemukan dalam kondisi

kronis/menahun dan cacat permanen. Tercatat sampai dengan 31 Desember

2013 kasus klinis kaki gajah yang telah ditemukan dan diobati sejumlah 358

penderita yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota pada 190 kecamatan di 270

desa/kelurahan. Adapun perkembangan penemuan kasus Kaki Gajah dari tahun

ke tahun sebagai berikut :

Tabel 11.13. Capaian Hasil Kegiatan Tahun 2009 sd Juni 2013

No

Capaian hasil kegiatan

2009

2010

2011

2012

2013

Kab/Kota melaksanakan program P2 Filariasis (dg kasus

30 32 32 32 33

% Kab/Kota melaksanakan program P2 Filariasis

80 84 84 84 94

Rekapitulasi kasus Klinis Limfadema kronis

263 293 319 341 358

Kasus Klinis Limfadema kronis yang baru ditemukan

20 30 26 22 17

Mikrofilaria Rate 0% 0% 0% 0% Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

Penderita terbanyak ditemukan di Kabupaten Lamongan dengan 56

kasus, Kabupaten Malang dengan 39 kasus kemudian Kabupaten Ponorogo

dengan 30 Kasus dan Kabupaten Trenggalek 24 kasus). Namun sampai dengan

saat ini belum ada penderita yang ditemukan secara laboratoris positif

mikrofilaria (ditemukan anak cacing dalam darah penderita).

Untuk memberantas penyakit ini sampai tidak menjadi masalah kesehatan

masyarakat lagi, pada tahun 2000 WHO telah menetapkan kesepakatan global

untuk melakukan Eliminasi Filariasis pada tahun 2020. Indonesia sepakat untuk

melaksanakan Eliminasi Filariasis (Pemberantasan Penyakit Kaki Gajah) secara

bertahap dimulai pada tahun 2002 dan Program Eliminasi Filariasis ini

dinyatakan sebagai salah satu program prioritas di Kementerian Kesehatan RI.

Page 105: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 134

c.12. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana

Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana secara komprehensif

bersama Pusat (Kemenkes RI) dan Kabupaten Kota, yang kegiatannya meliputi

tahapan pra bencana (kesiapsiagaan), tahap saat bencana (tanggap darurat)

dan tahap pasca bencana (pemulihan) serta mengupayakan setiap terjadi

kejadian bencana tidak diikuti oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular.

Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh Kabupaten Kota di Jawa Timur

serta setiap kejadian bencana yang terjadi di seluruh Kabupaten Kota di Jawa

Timur.

Hasil Pelaksanaan Program/Kegiatan

Pada tahun 2013 di Jawa Timur sesuai dengan laporan yang dikirimkan

oleh Kabupaten Kota yang mengalami kejadian bencana terakumulasi sebanyak

86 kejadian bencana dari berbagai jenis bencana yang terjadi. Bencana

terbanyak adalah banjir (28%) kemudian disusul dengan angin puting beliung

(23%). Semua bencana dapat ditanggulangi dengan baik pada saat bencana

(tanggap darurat) hanya ada Kejadian Luar Biasa (KLB) pasca banjir yaitu

penyakit Leptospirosis di Kabupaten Sampang yang merupakan kejadian ikutan

pasca banjir.

c.13.Pendampingan Pengendalian penyakit TBC (Tuber Culoses)

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Indonesia

merupakan salah satu negara dengan beban TB yang cukup besar (selalu dalam

kelompok 5 besar). Penderita tersebut menyebar di semua provinsi, namun dengan

prevalensi yang berbeda di beberapa wilayah. Indonesia bagian timur memiliki

prevalensi yang terbesar. Angka insidens TB nasional pada tahun 2012

berdasarkan survei prevalensi pada tahun 2004, adalah 107/100.000 penduduk

(untuk TB paru BTA positif baru) dan menurut WHO (2011), angka insiden seluruh

kasus adalah 185/100.000 penduduk.

Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi dengan jumlah kasus TB

yang besar. Provinsi ini telah menjalankan strategi Directly Observed treatment

Short course (DOTS) sudah sejak tahun 1995. Sejak tahun 2004, setelah semua

Page 106: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 135

Puskesmas terlatih, program ini dikembangkan ke rumah sakit dan unit pelayanan

kesehatan lainnya. Jumlah kasu TB di Jawa Timur menempati urutan kedua setelah

Jawa Barat. Jumlah kasus baru pada tahun 2012 tidak kurang dari 42 ribu. Kasus

anak sekitar 5% dari toal kasus TB yang diobati.

Program pengendalian TB dengan strategi DOTS dimulai pada tahun

2005 dan sampai sekarang telah melibatkan 100% Puskesmas dan 100% RS

pemerintah. Diupayakan untuk melibatkan sektor swasta melalui kegiatan

kemitraan yang disebut dengan Public Private Mix DOTS :

Tabel 11.14

Pencapaian Program P2 TB

Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013

d. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah

d.1 Permasalahan :

d.1.1.Pengendalian Penyakit Kusta

1) Penderita baru kusta masih terus ditemukan.

2) Prosentase Kab/Kota yang mencapai RFT (Release from Treatment) Rate

/ angka kesembuhan untuk tipe MB (Multi Basiler) rendah

3) Perhatian dari pemerintah kab/kota masih kurang.

4) Masih adanya stigma di masyarakat dan petugas kesehatan.

5) Belum semua Kabupaten/Kota memasukkan penderita kusta dalam

Jamkesmas.

6) Belum semua penderita yang diobati dilakukan pemeriksaan POD

(Prevention of Disability) secara rutin

No Indikator Program Target Nasio

nal

Pencapaian 2009 2010 2011 2012 2013

1 CDR 70 54 58 65 64 57 2 CNR Naik

5% 102 100 111 113 109

3 Succes Rate 85 90 90 91 90,1 NA

Page 107: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 136

d.1.2. Pengendalian Hiv/Aids

1) Tinggal 4 kabupaten/kota (Ngawi, Bangkalan, Sumenep, Kota Blitar) yang

belum memiliki layanan komprehensif HIV karena pengambil kebijakan di

kab/kota tersebut belum memiliki komitmen.

2) RS Rujukan ODHA dan Layanan terkait HIV sudah meningkat namun

masih terbatas, sehingga akses layanan masih terbatas.

3) Besarnya populasi berisiko tinggi yang susah dijangkau.

4) Masih kuatnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA

d.1.3 Pengendalian Penyakit Malaria

1) Surveilans migrasi malaria belum maksimal.

2) Masih ditemukan kasus indigenous malaria

3) Banyaknya Breeding place vektor malaria yang tidak tertangani (vektor

host definitife)

4) Kelambunisasi desa endemis masih dibawah 80%

5) Minimnya tenaga entomologi di daerah reseptif dan endemis.

6) Kurangnya penguatan pada sumber daya manusia yaitu tidak ada

pelatihan pengelola program malaria, petugas laboratorium, petugas

entomologi malaria dan petugas dokter untuk tatalaksana malaria.

7) Keterlambatan diagnosis dan kurangnya pengetahuan tatalaksana

pengobatan malaria pada petugas

8) Koordinasi lintas sektor masih rendah pada penangan malaria tenaga

kerja musiman

d.1.4.Pengendalian Penyakit PES

1) Penyakit Pes mempunyai kekhasan pengendalian karena hulu penyakit

Page 108: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 137

ini berada di hewan, dan kalau terlambat menangani akan berakibat fatal

pada manusia, pertanian dan pariwisata.

2) Terbatasnya tenaga dalam pengendalian penyakit Pes

3) Mobilitas penduduk dari daerah/wilayah yang berisiko penyakit ke daerah

bebas.

4) Merupakan penyakit yang sangat rentan dengan adanya perubahan

lingkungan/ekologi.

5) Kurangnya sosialisasi tatalaksana dan pengendalian penyakit Pes

d.1.5.Pencegahan DBD (Demam Berdarah)

1) Belum ada obat anti virus dan vaksin untuk mencegah DBD, maka untuk

memutus rantai penularan, pengendalian vektor dianggap yang paling

memadai saat ini.

2) Partisipasi masyarakat dalam PSN DBD masih rendah, meskipun pada

umumnya pengetahuan tentang DBD dan cara-cara pencegahannya

sudah cukup tinggi.

3) Banyak faktor yang berhubungan dengan peningkatan kejadian DBD dan

KLB yang sulit atau tidak dapat dikendalikan seperti kepadatan penduduk,

mobilitas, lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), pergantian

musim dan perubahan iklim dunia, kebersihan lingkungan dan perilaku

hidup sehat, serta jenis dan keganasan virusnya.

4) Keterlambatan respon untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE)

karena keterlambatan info dari RS/ Klinik.

5) Sebagian masyarakat masih minat dengan foging.

6) Tim Pokjanal DBD Kab/ Kota kurang aktif

d.1.6.Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah

1) Terbatasnya tenaga dalam pengendalian penyakit Rabies

2) Mobilitas HPR dari daerah/wilayah yang berisiko penyakit ke daerah

Page 109: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 138

bebas.

3) Merupakan penyakit yang sangat rentan dengan adanya lalulintas hewan

yang tidak terkontrol

4) Kurangnya sosialisasi tatalaksana dan pengendalian penyakit Rabies.

5) Terbatasnya tenaga dalam pengendalian penyakit Leptospirosis.

6) Ketersediaan Rapid Diagnosa Test untuk diagnosa cepat kasus

Leptospirosis.

7) Banyaknya daerah rawan banjir

8) Merupakan penyakit yang sangat rentan dengan adanya musim hujan dan

daeran banjir

d.1.7 Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

Diare

1) Ketepatan dan kelengkapan laporan dari Kabupaten/Kota sangat

rendah;

2) P2 Diare bukan merupakan program prioritas di daerah, sehingga

pendanaan minim bahkan nihil;

3) Petugas Kabupaten/Kota mempunyai tugas rangkap lebih dari dua,

sehingga kesulitan dalam memprioritaskan penanganan program

ISPA

1) Ketepatan dan kelengkapan laporan dari Kabupaten/Kota sangat

rendah;

2) P2 ISPA bukan merupakan program prioritas di daerah, sehingga

pendanaan minim bahkan nihil;

3) Petugas Kabupaten/Kota mempunyai tugas rangkap lebih dari dua,

sehingga kesulitan dalam memprioritaskan penanganan program;

4) Masih banyak petugas puskesmas yang belum memahami

tatalaksana pneumonia dan deteksi dini dalam penemuan penderita

pneumonia balita

d.1.8.Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)

Page 110: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 139

1) Kasus Filariasis sebagian besar ditemukan terlambat /cacat

permanen (80%). Hal ini disebabkan karena kurangnya Informasi

tentang penyakit Filariasis bagi petugas kesehatan dan masyarakat .

2) Bukan merupakan program prioritas sehingga program ini tidak

terdanai di Kabupaten/Kota .

3) Penanganan Rehabilitasi Medis bagi penderita Filariasis baik di

tingkat provinsi maupun di Kabupaten/kota belum dapat dilaksanakan

secara optimal karena tidak tersedianya dana

d.1.9. Pendampingan Pengendalian penyakit TBC (Tuber Culoses)

1) Penemuan kasus TB yang masih di bawah target nasional, yaitu masih

mencapai 109 per 100.000 penduduk pada tahun 2013 dengan Case

notification rate turun jika dibandingkan tahun 2012 (4 kabupaten masih

belum melaporkan).

2) Hanya 29 kabupaten kota yang mencapai target keberhasilan pengobatan

minimal 90%

3) Masalah TB HIV masih belum tertangani dengan optimal, khususnya dari

sisi surveilans dan akses layanan untuk tes HIV

4) Masih banyak layanan swasta yang belum mau melaksanakan

pengobatan TB dengan strategi DOTS, sehingga pasien yang ditangani

oleh sektor swasta tidak tercatat dalam sistem surveilans program

nasional

5) Kasus kebal obat yang semakin meluas dan sudah 34 kab/ko yang

melaporkan

d.2. Upaya Pemecahan Masalah

d.2.1.. Pengendalian Penyakit Kusta

Page 111: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 140

1) Mengintensifkan penemuan penderita baru melalui kegiatan pencarian

secara aktif (RVS, pemeriksaan kontak serumah dan tetangga) dengan

melibatkan peran dari lintas sektor dan lintas program.

2) Menekankan pentingnya penyuluhan saat sebelum pemberian MDT untuk

menghindari terjadinya kasus DO (Drop out) / Default, defaulter tracing

jika ada kasus DO / default,

3) Jika ada kasus dari luar wilayah, maka cross notification kepada petugas

kusta setempat sangat penting untuk pelacakan kasus DO / default.

4) Penyuluhan secara aktif untuk mengurangi stigma kusta di masyarakat

maupun petugas kesehatan. dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada (BOK, DAU, APBD I maupun BLN).

5) On the job training bagi petugas yang sudah dilatih untuk

mempertahankan ketrampilan yang sudah ada.

6) Meningkatkan kepedulian para pemegang kebijakan (Bupati/Walikota,

anggota DPRD, Kepala Dinas maupun Kepala Puskesmas) di tingkat

Kabupaten/Kota melalui advokasi yang berkesinambungan.

7) Meningkatkan mutu pelayanan pada penderita kusta dengan melakukan

POD setiap bulan dan case holding

8) Mengembangkan research operasional

d.2.1.Pengendalian Hiv/Aids

1) Koordinasi dalam wadah Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa

Timur untuk :

meningkatkan komitmen pengambilan kebijakan tingkat Provinsi

Kab dan Kota

meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya pengendalian HIV

meningkatkan upaya edukasi kepada masayarakat

sosialisasi dan penjangkauan kepada populasi risiko tinggi

2) Dinas Kesehatan Provinsi Jatim memfasilitasi layanan melalui

pendampingan program, pelatihan SDM, pemenuhan buffer logistik

reagen IMS dan HIV serta obat Anti-retroviral (ARV).

Page 112: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 141

3) Upaya peningkatan capaian kinerja melalui :

komunikasi massa terkait dengan layanan HIV yang tersedia.

Cakupan kunjungan layanan pencegahan penularan melalui harm

reduction, Pemeriksaan dan Pengobatan IMS Terpadu Berkala di

Lokalisasi, Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak,

Kewaspadaan Standar.

4) Pengembangan klinik IMS, Klinik Konseling dan Testing HIV dan RS

rujukan ODHA di kab/kota di Jawa Timur untuk memudahkan akses

layanan kesehatan yang merata di Jawa Timur melalui layanan tanpa

stigma dan diskriminasi.

d.2.3.Pengendalian Penyakit Malaria

1) Revitalisasi Pos Malaria Desa

2) Pemantauan mutu laboratorium Malaria

3) Monitoring program & persiapan eliminasi malaria

4) Pertemuan evaluasi validasi data

5) Surveilans migrasi penguatan sistem surveilans malaria

6) Penunjang kegiatan Eliminasi Malaria

7) Koordinasi lintas sektor penemuan penderita malaria

8) Penguatan Malaria Center

9) Kelambunisasi desa dengan malaria indogenous sebesar 80%

d.2.4.Pengendalian Penyakit PES

1) Memberikan pembinaan dan advokasi ke semua level administrasi

pemerintahan

2) Kab/Kota mengusulkan anggaran untuk sosialisasi dan pelaksanaan

kegiatan program zoonosis

3) Penggandaan pedoman

4) Meningkatkan peransera masyarakat dan PHBS

5) Mengusulkan pertemuan review petugas pengendalian dan tatalaksanan

kasus penyakit zoonosis

Page 113: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 142

d.2.5. Pencegahan DBD (Demam Berdarah)

1) Memberikan edaran Gubernur Jatim kepada seluruh Bupati/ Walikota

untuk melakukan upaya pencegahan dengan meningkatkan sosialisasi

DBD ke masyarakat melalui media massa dan media cetak,

mengintensifkan gerakan PSN dan larvasidasi yang dimotori oleh kader

jumantik (juru pemantau jentik) dan melakukan antisipasi terjadinya

Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.

2) Memfasilitasi kegiatan pengasapan yang difokuskan pada tempat-tempat

terjadinya penularan.

3) Mempedomani Pergub Jatim No. 20 tahun 2011 tentang Pengendalian

DBD di Jawa Timur.

4) Menyiapkan buffer stock insektisida maupun larvasida yang siap

didistribusikan bila ada Kab/ Kota yang memerlukan.

5) Melakukan sosialisasi program DBD melalui media massa dan media

elektronik.

6) Bimbingan Tekhnis Program DBD ke 38 Kab/ Kota di Jawa Timur.

7) Advokasi kepada para stakeholder

d.2.6.Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah

1) Memberikan pembinaan dan advokasi ke semua level administrasi

pemerintahan

2) Meningkatkan Koordinasi dengan Dinas yang membidangi peternakan

dan Kesehatan Hewan, serta meningkatkan pengawasan lalulintas hewan

di tempat check point

3) Kab/Kota mengusulkan anggaran untuk sosialisasi dan pelaksanaan

kegiatan program zoonosis dan aggaran untuk pembelian Rapid Diagnosa

Test untuk Penyakit Leptospirosis, untuk diagnosa dini

d.2.7. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

Diare

Page 114: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 143

1) Memberikan umpan balik laporan secara rutin ke Kabupaten/Kota,

dan Kabupaten/Kota ke Puskesmas;

2) Advokasi ke stake holder (pemegang kebijakan) tentang usulan

anggaran kegiatan;

3) Memberikan saran dalam membagi beban tugas pada staf

ISPA

1) Memberikan umpan balik laporan secara rutin ke Kabupaten/Kota,

dan Kabupaten/Kota ke Puskesmas;

2) Advokasi ke stake holder (pemegang kebijakan) tentang usulan

anggaran kegiatan;

3) Memberikan saran dalam membagi beban tugas pada staf;

4) Mengusulkan peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana

pneumonia di puskesmas

d.2.8.Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)

4) Sosialisasi kepada masyarakat dan peningkatan kapabilitas petugas

kesehatan tentang tanda-tanda dini dan Penataalaksanaan kasus

Filariasis secara standar.

5) Mengunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) dalam menunjang kegiatan

diagnostik dan surveilans aktif dalam upaya penemuan kasus Filariasis

secara dini untuk mencegah kecacatan.

6) Integritas program Filariasis dengan program lain misalnya dengan

program Kusta dalam penemuan kasus dan pengobatanpenderita,

dengan program Malaria dalam penatalaksanaan laboratorium dan

program Kecacingan untuk upaya pencegahan.

7) Pengembangan program bekerjasama dengan Departemen Parasitologi

Universitas Airlangga untuk kegiatan crosscheck specimen dan

penelituan tentang Filariasis

d.2.9. Pendampingan Pengendalian penyakit TBC (Tuber Culoses)

Page 115: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 144

1) Meningkatkan AKMS (Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial) untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dan pengambil kebijakan dalam

pengendalian TB

2) Memperkuat jejaring eksternal di 5 regional dan kabupaten kota untuk

menurunkan angka drop out yang pada akhirnya akan meningkatkan

angka keberhasilan pengobatan

3) Penguatan kolaborasi TB-HIV melalui Tim Kolaborasi TB HIV yang

melibatkan KPA.

4) Memperkuat Public Private Mix sebagai pendekatan untuk memperkuat

jaringan pelayanan TB (pengembangan di Kab. Pasuruan dan Kota

Malang)

Penguatan jejaring layanan untuk TB kebal obat melalui kegiatan pengendalian

terpadu TB kebal obat dengan menambah layanan sub rujukan di 5 wilayah

regional dengan didukung layanan laboratorium yang bermutu

Secara umum untuk sasaran A.9 dalam kegiatan pemberantasan penyakit

menular sudah memenuhi target indikator dan menurut skala Likert mendapat

nilai BAIK - SANGAT BAIK.

B.8. TUJUAN 8 :

Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan

sesuai standar

Tujuan : Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga

kesehatan sesuai standar maka ditetapkan Sasaran sebagai berikut :

Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan

sesuai standar.

Sasaran: Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga

kesehatan sesuai standar.

,dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sebagai berikut :

a. Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi

Page 116: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 145

b. Persentase Posnkesdes memiliki Perawat

c. Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di desa

d. Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi ber-izin

Tabel 3.1. TUJUAN 8 dan SASARAN 8.1.

TUJUAN 7 SASARAN 7.1

Meningkatnya Jumlah, jenis,

mutu dan penyebaran tenaga

kesehatan sesuai standar.

Meningkatnya Jumlah, jenis,

mutu dan penyebaran tenaga

kesehatan sesuai standar.

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.2. sebagai berikut :

TABEL : 3.2. Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5

1 Persentase Bidan PTT mendapatkan sertifikasi

100 % 100% 100

2 Persentase Ponkesdes memiliki Perawat

>10% 15% 150

3 Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa

80% 100% 125

4 Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi ber-izin

80% 100% 125

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran

125

KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

Page 117: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 146

PROGRAM PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA KESEHATAN

a. Program Sumber Daya Kesehatan ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan yaitu:

a.1. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan

jaringannya serta Rumah Sakit

a.2. Peningkatan profesionalisme dan pengembangan karir tenaga

kesehatan

a.3. Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga

Kesehatan di Tempat Pelayanan (Puskesmas, Rumah Sakit dan

Jaringnya)

b. Program Sumber Daya Kesehatan dengan pagu sebesar

Rp. 2.554.372.500,00 terealisasi sebesar 75.58.%, atau Rp.

1.930.485.081,00 secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan

serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik

19 Kolom

c. Hasil pelaksanaan program sebagai berikut:

c.1 Perencanaan kebutuhan Nakes di Puskesmas dan jaringannya serta

RS Telah terlaksana dengan dibuatnya pemetaan kebutuhan Nakes di

Kab Dan Kota yaitu antara lain :

Tabel 7.1 Hasil Dari Kegiatan Pemetaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di

Kab/Kota Tahun 2013 Uraian Target Capaian

Pertemuan penyusunan dokumen dan review perencanaan kebutuhan

30 orang 100 %

Pelatihan perencanaan kebutuhan Nakes

- 6 Kab/Kota Banyuwangi,Pamekasan, Ngawi, Trenggalek, Gresik, Sidoarjo

- 30 orang

100 %

Monitoring dan evaluasi kebutuhan Nakes di Dinkes dan RS

30 orang 100 %

Perencanaan kebutuhan Nakes di Puskesmas dan jaringannya serta RS telah terlaksana dengan dibuatnya pemetaan kebutuhan Nakes di Kab Dan Kota Pertemuan penyusunan 64 orang 87,38 %

Page 118: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 147

dokumen dan review perencanaan kebutuhan

Pelatihan perencanaan kebutuhan Nakes

target 6 Kab/Kota dengan 32 orang Kab Bojonegoro,Pacitan,Lumajang, Jember , Sumenep dan lamongan

97,30 %

Monitoring dan evaluasi kebutuhan Nakes di Dinkes dan RS

target 58 orang 99,91 %

Sumber : Data Program Pengembangan SDM Kesehatan, 2013

c.2. Peningkatan Profesionalisme dan Pengembangan karier tenaga

kesehatan

Tabel 7.2 Hasil Dari Kegiatan Peningkatan Profesionalisme dan

Pengembangan Karir Tenaga Kesehatan Tahun 2013

Tujuan Program Upaya Pencapaian Sasaran Program Peningkatan Profesionalisme dan pengembangan karier Nakes

1. Melaksanakan kegiatan persiapan Pemilihan Nakes Teladan

2. Melakukan Seleksi pemilihan Nakes teladan Tingkat Propinsi

3. Melakukan Nominasi nakes teladan dari 38 Kab/Kota

4. Menentukan juara I, II dan III dari 4 kategori Nakes Teladan

5. Melaksanakan pembentukan Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan Teladan

6. Rapat keputusan Penilaian angka kredit bagi Tim Penilai Provinsi

7. Koordinasi dengan institusi Diknakes dalam rangka perencanaan

Tenaga Kesehatan

Kabupaten / Kota

yang bekerja di

sarana Pemerintah

di Propinsi Jawa

timur

Page 119: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 148

Sumber : Data Program Pengembangan SDM Kesehatan, 2013

Tabel 7.3 Hasil Penilaian Tenaga Kesehatan Tahun 2013

pelaksanaan uju kompetensi

8. Melakukan pelatihan Jafung Nutrisionis

9. Melakukan koordinasi perijinan Tenaga Kesehatan

No Uraian Nominaasi Instansi

I Katagori Tenaga Medis

1. dr. Rahmat Suudi Puskesmas Gundih , Kota.Surabaya

2. drg. Wulan Sri Wahyuni Puskesmas Panji Kota Situbondo

3. dr. Diyan Eka Puspitasari

Puskesmas Sukomulyo Kab. Gresik

4.dr. Nurhayati Triasih Puskesmas Ngawi

5.drg. Erwan Budi Santoso Puskesmas Gucialit Kab. Lumajang

II Katagori tenaga Perawat / Bidan

1.Sri Ningsih Puskesmas Kalirungkut Kota Surabaya

2.Hafsatun , SST Puskesmas Omben, Kab. Sampang

3.Enny Ruslikawati, SST Puskesmas Sukomulyo,.Kab.Gresik

4.Deddy Ilham Nurdiana , Amd.Kep

Puskesmas Pare Kab. Kediri

5.Uswatun Kasanah

Puskesmas Maron Kab Probolinggo

Page 120: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 149

Sumber : Data Program Pengembangan SDM Kesehatan, 2013

III Katagori Nutrisionis

1.Cahyani Setiya Rahayu, Amd

PKM Sukorejo,Kota Blitar

2.Fitria Eko Cahyani , Amd.Gz

PKM Besuki Kab Situbondo

3. Me ‘ in Yulianai, Amd.Gizi

Puskemas Pulorejo,Kab.Jombang

4.Sri Handayani ,Amd Gizi Puskesmas Lembeyan, Kab Magetan

5.Sylvia Agustin

Puskesmas Pasrujambe , Kab Lumajang

IV Katagori Kesehatan Masyarakat

1.Tri Wahyuning Novitasari , SKM

PKM Mangunharjo ,Kota.Madiun

2. Hendri Suhono, ST PKM Wonosari Kab.

Bondowoso

3.Meihindra Cahyo Suci Wardoyo, SKM

Puskesmas Jelakombo Kab. Jombang

4.Siti Ambarwati Puskesmas Donorejo Kab. Pacitan)

5.Esti Mumpuni , Amd AK Puskesmas Kejayan

Kab.Pasuruan

Penerbitan PAK untuk kenaikan pangkat / kenaikan jabatan fungsional sebanyak

: 1281 orang

pelatihan jabatan fungsional Nutrsionis Tenaga Kesehatan kabupaten / Kota

: 30 orang

Page 121: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 150

c.3.Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga Kesehatan di tempat

Pelayanan ( Puskesmas, Rumah sakit dan jaringannya )

Tabel 7.4 Hasil dari Kegiatan Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga

Kesehatan di tempat Pelayanan Tahun 2013

Sumber : Data Program Pengembangan SDM Kesehatan, 2013

Tujuan Program Upaya Pencapaian Sasaran Program Memenuhi kebutuhan ternaga kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya

1. Rekruitmen peserta PPDS / DGS-BK

2. kunjungan dr Spesialis di Puskesmas

3. Penempatan dan perpanjangan dokter umum di puskesmas plus dan Di Puskesmas rawat inap standart

4. Puskesmas memiliki jadwal kunjungan dokter spesialis tertentu dari RS Kab / Kota

5. Pengangkatan & Perpanjangan bidan PTT Bidan di ponkesdes

6. Penempatan Perawat dan Perpanjangan Perawat Ponkesdes

7. evaluasi pelaksanaan penempatan dokter interenship

- Calon Peserta PPDS/DGS- BK

- Dokter Spesialis - Dokter Umum - Dokter Interenship - Bidan PTT Ponkesdes - Perawat Ponkesdes

Page 122: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 151

Tabel 7.5

Hasil dari Kegiatan Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga Kesehatan di tempat Pelayanan Tahun 2013

Sumber : Data Program Pengembangan SDM Kesehatan, 2013

Uraian Keterangan Peserta PDSBK / PPDS-BK yang di recruit sampai tahun 2013

126 orang dokter dan 29 orang dokter Gigi

yang diterima sampai tahun 2012 sebanyak : 271 orang Target kunjungan dr spesialis di Puskesmas Rawat Inap Plus sampai Tahun 2013 di 50 Puskesmas Rawat Inap Plus,

terealisasi44 Puskesmas Rawat Inap Plus ( 88 % )

Puskesmas Rawat Inap Plus dan Puskesmas Rawat Inap Standar sampai tahun 2013 sebanyak 83 Puskesmas Rawat Inap standar, Realisasi Puskesmas Rawat Inap standar sebanyak 78

Pengangkatan bidan baru tidak ada & Perpanjangan Bidan PTT Sebanyak

793 orang

realisasi jumlah Perawat ponkesdes 5198 orang Dokter lulusan dengan Program KBK tahun 2013 yang sedang melaksanakan interenship di RS dan Puskesmas kabupaten /Kota

601 peserta ( FK Unair, UHT, UNEJ, UM MalangUnibraw,UII Jogyakarta , UNS, UGM , UMJ dan Univ. Tri Sakti

PK Mahasiwa selama Tahun 2013 untuk F. Kedokteran 6 Angkatan Dan Fakultas Kedoteran sebanyak 8 Angkatan ( Unair, UHT, Widya Mandala dan Ubaya )

Page 123: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 152

Tabel 7.6 Tabel Analisa Hasil Capaian Program Sumber Daya Keseahatan Tahun 2013

Sumber : Data Program Pengembangan SDM Kesehatan, 2013

a. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

d.1.Permasalahan

i. Kunjungan dokter spesialis ke Puskesmas di Kabupaten Situbondo,

Bondowoso hanya spesialis obgyn sedangkan dokter spesialis anak masih

kurang , sehingga kunjungan ke Puskesmas tidak ada

ii. Penandatangan PKS oleh bupati / walikota terlambat sehingga

pelaksanaannya pembayaran perawat pelaksanaannya mundur dan lamanya

spesialis ditempatkan di Dinkes

Uraian Keterangan Kabupaten yang mengelola Dokumen Perencanaan sampai dengan tahun 2013 , 15 % (dari target 20 %)

Memenuhi target Renstra

Pelatihan di Bidang Kesehatan di Propinsi dan Kabupaten Kota sampai tahun 2013 adalah 20 % target Realisasi 18,42 % ( Propinsi Jawa Timur, Kab Jember, Sidoarjo, Situbondo, Kota Blitar dan Kota Kediri ) Jumlah Pelatihan di bidan kesehatan tahun 2013 sebanyak : 97 Pelatihan terakreditasi dengan jumlah sertifikat 2856 buah

Memenuhi target Renstra

target RS klas C tahun 2013 sebanyak 25 % yang mempunyai Spesialis : Obgyn, anak, Interna, Bedah, anesthesia, Radiologi dan Patologi Klinik

Memenuhi target Renstra

100% tenaga kesehatan yang telah lulus uji kompetensi berijin Realisasi tahun 2013 yang mengajukan STR sebanyak 8.675 orang dan yang mendapatkan STR menunggu dari MTKI Pusat

Memenuhi target Renstra

Sesuai renstra semua desa dan kelurahan mempunyai bidan desaasi : jumlah desa / kelurahan 8507 desa, jumlah bidan 8922 orang realisasi = 102 %

Memenuhi target Renstra

Sesuai renstra target Nakes Teladan terpilih tahun 2013 : 100 % , Realisasi : 100 %

Memenuhi target Renstra

Page 124: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 153

iii. Pengangkatan Perawat Ponkesdes masih di pertanyakan dasar Hukumnya (

Honor relatif kecil hanya Rp 500.000,- )

iv. Sampai sekarang Rumah sakit klas C yang belum mempunyai standart 4

Spesialis dasar dan 3 spesialis penunjang 16 Rumah Sakit

v. Sesuai pedoman penempatan dokter Interenship di Puskesmas masih

mengelompok di satu Puskesmas , belum bisa disebut sesuai dengan

Puskesmas yg membutuhkan dokter

d.2.Upaya Pemecahan Permasalahan

1. Segera menempatkan Dokter Spesialis anak , kunjungan Kab Sampang dan

Situbondo ,melalui pengangkatan residen senior

2. Penandatangan PKS / MOU untuk program ICON tahun 2013 dilakukan

bulan lebih awal

3. Pengiriman peserta PPDS BK yang dari Rumah Sakit klas C yang belum

mempunyai Spesialis 4 dasar dan 3 penunjang

4. Pedoman yang digunakan dalam penilaian Nakes teladan disatukan dengan

pemilihan Puskesmas yang berprestasi

5. penempatan dokter Interenship disebar ke beberapa Puskesmas yang

membutuhkan

6. Honor Perawat Ponkesdes diharapkan sama dengan UMR

Secara umum untuk sasaran B.8 dalam kegiatan pemberantasan penyakit

menular sudah memenuhi target indikator dan menurut skala Likert mendapat

nilai 4 (SANGAT BAIK).

Page 125: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 154

Pembangunan serta berbagai upaya di bidang kesehatan yang telah

disebutkan diatas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan

nasional Indonesia. Pembangunan ini ditujukan untuk menciptakan bangsa yang

maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin sesuai yang diamanatkan dalam

uraian Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) demi

memajukan kesejahteraan umum serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

rakyat Indonesia.1 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.36

Tahun 2009 tentang Kesehatan dijelaskan bahwa upaya kesehatan merupakan

serangkaian kegiatan yang terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat oleh pemerintah

dan atau masyarakat. Upaya kesehatan ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan

pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan

penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).2 Upaya-upaya

kesehatan bagi masyarakat ini merupakan perwujudan penyelenggaraan

pembangunan di bidang kesehatan.

Dalam aspek global, pembangunan nasional berkomitmen untuk mencapai

tujuan-tujuan pembangunan milenium di tahun 2015 yang tersusun dalam MDGs

di berbagai bidang pembangunan nasional termasuk bidang kesehatan.4

Untuk melihat gambaran secara riil dari capaian MDGs bidang Kesehatan di

Provinsi Jawa Timur , maka angka-angka capaian program yang telah dicapai

sebaiknya dibandingkan dengan angka Nasional dan juga dengan Provinsi

terbesar lain di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar Provinsi Jawa Timur dapat

mempertahankan atau meningkatkan capaian yang telah dicapai sebagai dasar

untuk perencanaan program berikutnya. Capaian program sangat berpengaruh

terhadap capaian kinerja yang ingin dicapai. Tabel berikut merupakan gambaran

dari capaian MDGs di Jawa Timur dibandingkan dengan angka Nasional,

Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Barat.

Page 126: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 155

GO

AL

INDIKATOR TARGET 2015 PROV

JATIM

PROV JATENG

PROV JABAR

1 2 3 4 5 6

1 Prevalensi

Gizi Kurang

< 15 % 12,6 % 12,9 % 13,5%

4 AKB < 23/1000 KH 25,95 /

1000 KH

10,41/1000 KH

41,08 / 1000 KH

5 AKI < 102 / 100.000

KH

97,43 /

100.000

KH

118,62/ 100.000 KH

6 Prevalensi

pengidap

HIV

< 0,5 % 0,24 % < 0,5 % < 0,5 %

6 API < 1 per 1000

penduduk

0,2 per

1000

penduduk

0,06/ 1000 Penddk

0,57/ 1000 penddk

7 Jangkauan

akses air

bersih

(berkualitas)

> 68,87 % 80,60% 78,55% 83,70%

7 Jangkauan

akses

sanitasi

dasar

(jamban

sehat)*

> 62,51 % 70,6 % 76,11 % 74,10%

Page 127: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - dinkes.jatimprov.go.id Laporan... · Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dalam format

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 156

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa secara umum capaian MDGs

(Millenium Development Globals) di bidang Kesehatan di ke 3 (tiga )

Provinsi dibandingkan angka Nasional mengalami kemajuan yang cukup

significan (bermakna). Jika dibandingkan antar Provinsi , maka Capaian

Program MDGs di ke tiga Provinsi terbesar di Indonesia ini hampir sama.