Akuntabilitas Kinerja

164
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014 Bab 3 - 56 56 Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas pemberi amanah adalah akuntabilitas kinerja. Pemerintah Kabupaten Bintan selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban membuat sajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dan masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2010-2015 maupun RKPD Tahun 2014, sesuai ketentuan tersebut. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. A A . . C CA A P P A A I I A A N N K K I I N NE E R RJ J A A O OR R G GA A N NI I S S A A S SI I Pengukuran tingkat capaian Kabupaten Bintan Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja /Perjanjian KinerjaPemerintah Kabupaten Tahun 2014 dengan realisasinya . Tingkat capaian kinerja Kabupaten Bintan Tahun 2014 berdasarkan hasil pengukurannya sebagai berikut :

Transcript of Akuntabilitas Kinerja

Page 1: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 56

56

Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan

kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam

melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima

pelaporan akuntabilitas pemberi amanah adalah akuntabilitas kinerja. Pemerintah

Kabupaten Bintan selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban

membuat sajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan yang

dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja dan tata

cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.Laporan tersebut memberikan

gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dan masing-masing

kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian sasaran dari

masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD

2010-2015 maupun RKPD Tahun 2014, sesuai ketentuan tersebut. Pengukuran

kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan

misi dan visi instansi pemerintah.

AA.. CCAAPPAAIIAANN KKIINNEERRJJAA OORRGGAANNIISSAASSII

Pengukuran tingkat capaian Kabupaten Bintan Tahun 2014 dilakukan dengan

cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah

ditetapkan dalam penetapan kinerja /Perjanjian KinerjaPemerintah Kabupaten

Tahun 2014 dengan realisasinya . Tingkat capaian kinerja Kabupaten Bintan Tahun

2014 berdasarkan hasil pengukurannya sebagai berikut :

Page 2: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 57

57

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya toleransi antar umat beragama yang ditandai dengan tidak adanya

kasus perselisihan antar umat beragama

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase kerukunan antar umat

beragama

100 100 100%

SASARAN STRATEGIS

Terpenuhinya standar aturan ketenagakerjaan

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase kecelakaan kerja yang

menyebabkan luka berat dan kematian

<1 0,08 8%

Persentase kasus perselisihan

pengusaha pekerja yang terselesaikan

90% 100% 111,11%

SASARAN STRATEGIS

Menurunnya angka pengangguran terbuka dari 9,94% menjadi 8,00%.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Tingkat pengangguran terbuka 8,50 5,18 60,94%

Persentase Pencari kerja yang

ditempatkan

56,62 56,87 100,44

Rasio Penduduk yang bekerja 0.95% 0.94% 98.94%

SASARAN STRATEGIS

Terpenuhinya standar/ketentuan nasional pendidikan anak usia dini serta

pendidikan dasar dan pendidikan menengah

Indikator kinerja Target Realisasi %

Indeks Pendidikan 83,21 85.3 102.51%

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,22 9,06 110,21%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SD/MI/Paket A 106,50% 105,63% 99,18%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMP/MTs/Paket B 93,50% 96,91% 103,64%

Page 3: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 58

58

Angka Partisipasi Murni

(APM) SD/MI/Paket A 93,50% 94,11% 100,38%

Angka Partisipasi Murni

(APM) SMP/MTs/Paket B 67,10% 71,18% 105,76%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMA/SMK/MA/Paket C 75,63% 94,73%

125,25,

%

Angka Partisipasi Murni

(APM) SMA/SMK/MA/ Paket C

60,00% 62,20% 103,66%

Angka Melek Huruf (AMH) 99,30% 97,68% 98,33%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian nilai seni dan budaya

daerah.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah penyelenggaraan festival seni

dan budaya 6 kali 12 kali 200%

SASARAN STRATEGIS

Terpenuhinya pelayanan kesehatan sesuai standar

Indikator kinerja Target Realisasi %

Angka Indeks Kesehatan 75,10 75,00 99,86%

Angka Usia Harapan Hidup 70,40 69,98 tahun 99,40%

Angka Kelangsungan hidup bayi 99,55 99,30 99,75

Persentase balita gizi buruk < 1% 0.21 35%

Cakupan balita Gizi Buruk mendapat

perawatan <100 126 100.00%

Cakupan Kunjungan Bayi 114 80,20 70,35

Cakupan ibu hamil dengan

komplikasi yang ditangani 80,00% 100,00% 125.00%

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 90 70 77,78%

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 < 100% 95.86% 108,73%

Cakupan Pelayanan Anak Balita (

Minimal 8 Kali ) 90 70% 77.78%

Cakupan Neonantal dengan

komplikasi yang ditangani 85 100.00 125%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya persentase koperasi aktif dari 79,15% menjadi 82,80% serta

pertumbuhan rata-rata UMKM sebesar 3,77% pertahun

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase koperasi aktif 87,38% 85,90% 98,30%

Persentase UMKM Aktif 1.7 unit 1.675 unit 108%

SASARAN STRATEGIS

Page 4: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 59

59

Meningkatnya kontribusi sektor perikanan dalam PDRB sebesar 8%.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Peningkatan

Pendapatan Per Kapita Nelayan 3,97 juta 4,17 juta 105,00%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB dari 20,19% menjadi

25,00%

Indikator kinerja Target Realisasi %

Kontribusi Sektor Pariwisata

terhadap PDRB 24,00 20,76% 86,5%

Jumlah Kunjungan Wisatawan 580.000 502.270 86,59

Lama Wisatawan (hari ) mancanegara

dan nusantara 4 hari 3 hari 75%

Pengeluaran wisatawan (harian )

mancanegara (USD) dan nusantara

USD900/Rp.

4000.000 Rp.8,4 juta 210%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari 7.21% menjadi

7.70% dan Nilai Tukar Petani dari 105% menjadi 114%.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase kontribusi pertanian

terhadap PDRB 7,60% 5,70% 75,00%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan

sipil dari 64,40% menjadi 85%

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rasio penduduk ber KTP per 1000

penduduk telah menikah 700

721

103

Kepemilikan KTP 96%

80.1 83,43%

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah

sudah 100%

Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi

Lahir 65 org

48

73,84%

Rasio pasangan berakte nikah per 1000

pasangan penduduk menikah 5 pasang

809 pasang

16180

Kepemilikan akta kelahiran penduduk 100%

56 56 %

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan awal

bencana

Indikator kinerja Target Realisasi %

Page 5: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 60

60

Cakupan Pelayanan Bencana

Kebakaran Kabupaten.

100 100 100%

Persentase kejadian bencana sosial

yang ditangani

100 100 100

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya penerimaan daerah sebesar 60,4% yaitu dari 429,63 miliar

menjadi 711,25 miliar

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Peningkatan Pendapatan

asli daerah 174,78 M 191,07 M 109,00%

SASARAN STRATEGIS

Menurunnya indeks kriminalitas dari 112 menjadi 105

Indikator kinerja Target Realisasi %

Angka kriminalitas yang tertangani 5,50 % 16,33% 296%

Cakupan petugas Perlindungan

Masyarakat linmas di Kabupaten /kota

149 % 100% 67,11%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya persentase kearsipan daerah dari 5% menjadi 80% dan

berkembangnya minat baca masyarakat

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah pengunjung perpustakaan

per tahun

17.600

orang 16.987 orang 95.51

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kuantitas dan kualitas jaringan jalan, jembatan, dan drainase

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase tingkat kemantapan jalan 95% 95% 100,00%

SASARAN STRATEGIS

Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan yang memenuhi standar

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rasio izin trayek per 1.000

Penduduk 3,80 4,00 105,00%

SASARAN STRATEGIS

Menurunnya persentase penduduk miskin dari 11% menjadi 8%

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase penduduk diatas garis

kemiskinan 94,50 93,68 99,13

Page 6: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 61

61

SASARAN STRATEGIS

Menurunnya persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial dari 6,98%

menjadi 6,21 %

Persentase penanganan penyandang

Masalah kesejahteraan sosial 34% 43,00% 120,00%

SASARAN STRATEGIS

Menurunnya jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera I dari 23,64% menjadi

22,49% Menurunnya jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera I dari 23,64%

menjadi 22,49%

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,45 2,45 orang 168%

Indikator kinerja Target Realisasi %

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup dari 51,65% menjadi 59,79%

Indikator kinerja Target Realisasi %

Cakupan pengawasan terhadap

pelaksanaan amdal 100% 100% 100%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya persentase sampah yang ditangani dari 83,33% menjadi 88%

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase penanganan sampah 87% 86% 99,71%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola dari 1.500 M2 menjadi

17.226 M2

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Luas ruang terbuka hijau

yang dikelola 100.00 133.81 m2 133,81%

SASARAN STRATEGIS

Menurunnya kerusakan hutan lindung dari 1658,8 Ha menjadi 9 Ha.

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rasio luas kawasan tertutup

pepohonan yang dilakukan dengan

program reboisasi atau hutan rakyat

73,50% 80,40% 109,38%

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan dokumen

lingkungan

Indikator kinerja Target Realisasi %

Page 7: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 62

62

Reklamasi Lahan pasca tambang 9000 3242 36%

Perusahaan pertambangan yang

diaudit

15

perusahaan 6 perusahaan 40%

BB.. EEvvaalluuaassii ddaann AAnnaalliissiiss PPeennccaappaaiiaann IInnddiikkaattoorr SSaassaarraann

Capaian Indikator sasaran terhadap Indikator Kinerja utama (IKU)

Kabupaten Bintan yang dituangkan didalam Penetapan Kinerja /Perjanjian Kinerja

Kabupaten 2014 selama Tahun 2014 cukup variatif, ada sasaran yang menunjukkan

persentase capaian cukup tinggi dan ada sasaran yang menunjukkan presentase

capaian sangat rendah.

Secara umum Pemerintah Kabupaten Bintan telah dapat melaksanakan tugas

dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Bintan Tahun 2010-2015. Sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Bintan tahun 2010-2015 berjumlah 46 (empat puluh enam) sasaran

sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Bupati Bintan Nomor 46 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Bintan. Berikut ini pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai

yang membanding antara target dan realisasi pada indikator sasaran beserta

evaluasi dan analisis capaiannya.

SASARAN STRATEGIS . Meningkatnya toleransi antar umat

beragama yang ditandai dengan tidak adanya kasus perselisihan

antar umat beragama

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase kerukunan antar umat

beragama

100 100 100%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase Kerukunan Antar Umat Beragama

Dari target indikator Persentase Kerukunan Antar Umat Beragama 100 %

Page 8: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 63

63

yang telah ditetapkan, terealisasi 100% atau 100%. Untuk mencapai indikator ini,

Pemerintah Kabupaten Bintan selalu melakukan sosialisasi pembauran bangsa yang

diikuti oleh tokoh agama, anggota masyarakat serta pemuda dan melakukan

sarasehan kerukunan antar umat beragama dan mengadakan rapat / sarasehan dan

pertemuan dengan para tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama. Rapat

koordinasi kerukunan antar umat beragama (FKUB) dan rapat koordinasi forum

kerukunan kewaspadaan dini masyarakat (FKDM) dilaksanakan di 10 Kecamatan.

Dengan adanya wadah forum kerukunan umat beragama meminimilisir konfik

antar pemeluk umat beragama sehingga tercipta kerukunan umat beragama, juga

dalam hal pendirian rumah ibadah di Kabupaten Bintan, melalui kegiatan diatas

pada waktu rapat/saresehan, FKUB dan FKBM para yang melibatkan Tokoh

Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh pemuda diajak bersilaturahmi melalui ini

para Tokoh tersebut menyampaikan tidak ada perselisihan antar umat beragama

sehingga persentase kerukunan antar umat beragama dapat tercapai 100% .

Berikut adalah rumah ibadah yang terdapat di Kabupaten Bintan Tahun 2014

Tabel 3.1

JUMLAH RUMAH IBADAH DIKABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

RUMAH IBADAH JUMLAH

MASJID 167

MUSHOLAH 175

GEREJA 16

GEREJA KATEDRAL 11

PURA 1

VIHARA 6

CETIYA 12

KLENTENG 12

JUMLAH 400

Sumber : Badan Kesbangpol tahun 2015

Disamping itu sikap hidup antar pemeluk agama yang saling menghormati

upacara perayaan keagamaan tanpa adanya gangguan keamanan setiap

pelaksanaanya. Hal ini terbukti dengan tidak adanya laporan keresahan warga

pemeluk agama lain pada setiap pelaksanaan upacara keagamaan di lingkungan

Page 9: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 64

64

masyarakat Kabupaten Bintan. Kondisi hubungan antar umat beragama yang

harmonis sangat membantu bagi pembangunan daerah, kondisi ini juga bermanfaat

bagi perkembangan wisata ritual yang ada di Kabupaten Bintan, hal ini

menciptakan kunjungan wisatawan lokal maupun asing dalam melaksanakan

kunjungan ritual keagamaan menjadi aman tanpa ada gangguan.

Pembangunan dibidang fisik harus diimbangi dan dilengkapi dengan pem-

bangunan dibidang mental spiritual, sehingga diharapkan akan ada keseim-bangan

dan keserasian antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Kehidupan beragama

yang harmonis antara umat beragama di daerah ini telah terjalin dengan kokoh.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, komposisi penduduk kabupaten

Bintan berdasarkan agama yang dipeluk yaitu 86,47 persen beragama Islam, 2,04

persen Khatolik, 3,74 persen Protestan, 0,27 persen Budha, 7,34 persen Hindu dan

0,15 persen beragama lainnya.

Data yang bersumber dari Kantor kementrian agama, menyebutkan bahwa

pada tahun 2013 presentase agama yang dipeluk yaitu, 85,74 persen memeluk

agama islam, 2,02 persen agama katholik, 5,73 persen agama protestan, 4,99

persen agama budha, 0,34 persen agama hindhu, 1,16 persen menganut kong hu

chu. Sedangkan Untuk tahun 2014 dapat dilihat di Tabel Berikut Jumlah Penduduk

Menurut Agama:

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan di Kabupaten Bintan, 2014

NO KECAMATAN ISLAM KRISTEN BUDHA KATOLIK KONGHUCU HINDU KEPERCAYAAN

1 GUNUNG KIJANG 10.149 171 649 507 39 2 -

2 BINTAN TIMUR 35.677 1.422 3.057 512 5 6 5

3 BINTAN UTARA 18.076 1.510 1.068 228 5 46 -

4 TELUK BINTAN 9.779 87 311 13 81 1 -

5 TAMBELAN 4.129 - 12 1 - - -

6 TELUK SEBONG 12.227 813 958 785 286 96 -

7 TOAPAYA 8.689 214 1.189 229 61 4 -

8 MANTANG 4.088 7 84 7 - - -

9 BINTAN PESISIR 7.412 75 340 16 2 - -

Page 10: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 65

65

10 SERI KUALA LOBAM 11.705 2.660 169 521 67 15 -

TOTAL 121.931 6.959 7.837 2.819 546 170 5

Sumber: Data SIAK Disduk dan Capil Bintan Tahun 2014

Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan

1. Terbatasnya jumlah maupun kualitas SDM aparatur dalam melaksanakan tugas-

tugas deteksi dini.

2. Terbatasnya dukungan dana operasional bagi komunitas intelijen yang

dikoordinir oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas Kabupaten Bintan

sehingga belum mendapatkan hasil yang optimal.

b. Solusi

1. Menambah jumlah pegawai pada Badan Kesbangpol Kabupaten Bintan yang

serta mengikutkan Pegawai berbagai diklat teknis dan fungsional baik yang

diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau

maupun di Pusat.

2. Mengusulkan peningkatan dukungan dana operasional dan peningkatan

sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan sistem koordinasi bagi

komunitas intelijen di Kabupaten Bintan.

SASARAN STRATEGIS Menurunnya angka pengangguran terbuka

dari 9,94% menjadi 8,00%.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Tingkat pengangguran terbuka 8,50 5,18 60,94%

Persentase Pencari kerja yang

ditempatkan

56,62 56,87 100,44

Rasio Penduduk yang bekerja 0.95% 0.94% 98.94%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Page 11: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 66

66

Tingkat pengangguran terbuka

Capaian indikator tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Sasaran stategis menurunnya angka

pengangguran terbuka dari 9,94% menjadi 8,00% belum tercapai, Angka

capaiannya sebesar 5,18%, lebih rendah dari target yang telah ditentukan. Indikator

Tingkat pengangguran terbuka dipengaruhi oleh jumlah penganggur dan jumlah

angkatan kerja. Semakin kecilnya tingkat pengangguran terbuka mengindikasikan

semakin rendahnya angka pengangguran. Angkatan kerja yang mendaftarkan

dirinya ke Dinas Tenga Kerja melalui Bidang Penempatan Tenaga Kerja yang

menggunakan pelaporan AK I cenderung menurun, Hal ini disebabkan lowongan

kerja disektor formal menurun sedangkan sektor informal meningkat sangat

signifikan dan tenaga kerja tersebut tidak mendaftarkan dirinya. Sehingga hal ini

berpengaruh positif terhadap angka pengangguran terbuka.

Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan

Persentase pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2011 dari target 33,54

% realisasi 36,39 %, tahun 2012 dari target 39,94 % menjadi 47,51 % sesuai

dengan pencapaian target yang ditetapkan pada prioritas RPJMD namun pada

tahun 2013 dari target 47,55 % realisasi 47,46 % terjadi penurunan yang tidak

signifikan, pada tahun 2014 capaian indikator sebesar 56,87% terjadi kenaikan dari

tahun sebelumnya dan sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu 56,62%.

Indikator ini berhubungan dengan jumlah pencari kerja yang ditempatkan

(kesempatan kerja) dibanding dengan jumlah pencari kerja yang terdaftar (melalui

Ak.I). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin terbukanya lapangan pekerjaan dan

semakin besarnya kesempatan pencari kerja untuk mengisi lowongan-lowongan

yang ada di perusahaan.

Perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan dari tahun 2011 -2014

Page 12: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 67

67

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.

Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2011-2014

Uraian 2011 2012 2013 2014

1. Penduduk Usia Kerja (orang)

131.559

132.551

103.272

101.253

2. Angkatan Kerja

73.428

73.783

73.662

78.134

3. Bekerja

65.186

66.399

65.998

73.547

4. Mencari Kerja

2.432

3.245

2.090

1.971

5. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (%) 55,81 54,06 71,33 77,17

6. Tingkat Pengangguran Terbuka

(%) 6,7 5,39 5,23 5,18

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Grafik 3.1

Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Bintan Tahun2011- 2014

Penduduk usia kerja cenderung menurun, hal ini disebabkan adanya

perpindahan penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja seperti

melanjutkan pendidikan, berumah tangga dan sebagainya. Hal ini berbanding

terbalik dengan angkatan kerja yang meningkat. Peningkatan angkatan kerja ini

Page 13: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 68

68

disebabkan oleh meningkatnya kesempatan kerja pada sektor informal, hal ini

diikuti oleh meningkatnya penduduk yang bekerja.

Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan berdasarkan Upah

Minimum dari Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.4

Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan berdasarkan Upah Minimum

Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah

Perusahaan 172 182 173 177 177

2 Upah Minimum

Provinsi

925.000

975.000

1.015.000

1.365.087

1.665.000

3 Upah Minimum

Kabupaten

925.000

975.000

1.225.000

1.900.000

2.283.000

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Jumlah perusahaan pada tabel 3.4 adalah jumlah perusahaan yang

melapor ke Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan Undang-undang nomor 7 tahun

1981 tentang Wajib Lapor Perusahaan.

Grafik 3.2

Perbandingan UMP dengan UMK Bintan Tahun 2010-2014

Page 14: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 69

69

Rasio Penduduk yang bekerja

Capaian indikator rasio penduduk yang bekerja mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Pada tahun 2014 capaiannya sebesar 0,94 hampir memenuhi target yang

ditetapkan yaitu 0,95. Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan antara

penduduk yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja yang ada. Angka capaian ini

mengindikasikan bahwa dari angkatan kerja yang ada sebanyak 94% sudah bekerja

dan hanya 6% yang belum bekerja, hal ini menunjukkan kecilnya angka

pengangguran.

Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang

bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja di

Kabupaten Bintan memiliki trend yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pada tahun

2005 rasio penduduk yang di Kabupaten Bintan sebesar 0,87 dan meningkat

menjadi 0,92 pada tahun 2010. Pada Tahun 2013 rasio penduduk yang bekerja

dengan target 0,94 dan realisasi 0,89 dengan persentase 94,68 %. Pada tahun 2012

Rasio penduduk yang bekerja dari target 0,93% (76.414 jumlah bekerja dibagi

81.890 jumlah angkatan kerja) dapat terealisasi 0,89% (66.399 jumlah bekerja

dibagi 73.783 jumlah angkatan kerja). Untuk tahun 2014 rasio penduduk yang

bekerja terjadi peningkatan dari taget tahun dan realisasi tahun 2013, tahun 2014

dengan target 0,95 terealisasi 0,94 % atau 98,94 %. Peningkatan ini disebabkan

tersedianya kesempatan kerja diperusahaan perusahaan di Kabupaten Bintan.

TTuujjuuaann PPeemmbbaanngguunnaann KKeetteennaaggaakkeerrjjaaaann KKaabbuuppaatteenn BBiinnttaann aaddaallaahh mmenciptakan

peluang kerja yang lebih luas, agar angka pengangguran dapat dikurangi dan

kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan serta meningkatkan kualitas tenaga

kerja dan calon tenaga agar mempunyai daya saing, maka Arah Kebijakan yang

diambil antara lain Perluasan Kesempatan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja

serta Penyelenggaraan Latihan Ketenagakerjaa, kebijakan ini diambil agar angka

pengangguran dapat diturunkan, yaitu dengan cara menyebarluaskan informasi

bursa kerja melalui media cetak maupun elektronik (Website Bursa Kerja On Line);

penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja sesuai ketentuan dunia kerja, serta melalui

pembinaan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan swasta.

Tenaga Kerja adalah modal dasar bagi geraknya roda pembangunan.

Page 15: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 70

70

Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan

berlangsungnya proses demogfrafi.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimabangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan meyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Namun

jumlah penduduk yang bekerja tidak sepenuhnya dapat dipandang sebagai jumlah

kesempatan kerja yang ada, hal ini dikarenakan sering terjadi mismatch dalam

pasar kerja.

Berdasarkan survei tenaga kerja ( SAKERNAS ) 2013 terdapat 63.726 jiwa

penduduk

Angkatan kerja dan sekitar 93,43 persen diantaranya telah bekerja, sebagian

besar, yaitu sekitar 32,27 persen pekerja sektor pertanian. Sektor-sektor berikutnya

yang cukup besar peranannya dalam ketenagakerjaan diantaranya sektor

perdagangan ( 17,92 persen ),jasa (14,14) dan industri pengolahan (13,42).

SASARAN STRATEGIS Terpenuhinya standar aturan ketenagakerjaan

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase kecelakaan kerja

yang menyebabkan luka berat

dan kematian

<1% 0,08% <1 %

Persentase kasus perselisihan pengusaha

pekerja yang terselesaikan 90% 100% 111,11

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan kematian

Masih adanya perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan disebabkan antara lain kurangnya intensitas

pemeriksaan Norma Umum dan Norma K3 yang dilakukan oleh pihak Disnaker

terhadap perusahaan, sehingga perusahaan kurang menerapkan norma tersebut dan

berakibat pada intensitas kecelakaan kerja.

Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan kematian

Page 16: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 71

71

cenderung meningkat dari tahun 2011 sampai dengan 2014 namun masih dibawah

angka 1 seperti yang ditargetkan. Pada tahun 2014 angka kecelakaan kerja yang

menyebabkan luka berat dan kematian sebesar 0,08% dengan rincian jumlah

kecelakaan yang menyebabkan luka berat dan kematian sebanyak 13 (tigabelas)

orang dari jumlah tenaga kerja 15.905 orang. Rendahnya angka kecelakaan kerja

mengindikasikan bahwa pengusaha dan pekerja telah mengerti dan menjalankan

peraturan tentang kecelakaan tenaga kerja UU No. 1 tahun 1970 tentang

keselamatan kerja dan kesehatan kerja dan dijabarkan dalam peraturan-peraturan

menteri tentang peraturan-peraturan terkait. Dengan demikian sasaran strateggis

RPJMD terpenuhinya standar aturan ketenagakerjaan telah tercapai dengun bidsa

ditekannya angka Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan

kematian di bawah angka <1.

Sedangkan Pada tahun 2013 jumlah perusahaan yang diperiksa tercatat 48

perusahaan dari 177 perusahaan yang ada. Pelanggaran Norma Kerja tercatat 7

(tujuh) perusahaan dan pelanggaran terhadap Norma K3 tercatat 4 (empat)

perusahaan. Jumlah kecelakaan yang terjadi tercatat 178 kasus, cidera ringan 145

kasus, cidera berat 27 kasus, cacat 5 kasus dan meninggal 1 kasus (sumber data : PT.

Jamsostek cabang Tanjungpinang) dan untuk Tahun 2013 jumlah kecelakaan yang

terjadi semakin meningkat yang terjadi tercatat 235 kasus, cidera ringan 231 kasus,

cidera berat 3 kasus dan meninggal 1 kasus.

Keberadaan lembaga yang mengurus ketenagakerjaan sangat penting dalam

membangun dunia kerja yang produktif dan kondusif. Lembaga tersebut selain

Dinas Tenaga kerja, juga ada PT. Jamsostek dan Pengadilan Hubungan Industrial.

PT. Jamsostek berperan untuk memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada

pekerja

Indikator Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat

dan kematian Pada Tahun 2013 terealisasi 0,02% dari Target < 1% atau terealisasi

<1% pada tahun 2012 terealisasi 0,15% dari <1% target yang ditetapkan atau 100%.

Jumlah Kecelakaan Kerja di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010-2014 dapat

dilihat pada tabel 3.5.

Page 17: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 72

72

Tabel 3.5.

Jumlah Kecelakaan Kerja di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010-2014

No Jenis Kecelakaan

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Kecelakaan ringan 282 133 145 231 132

2 Kecelakaan berat 4 0 27 3 11

3 Meninggal 0 5 1 1 2

Jumlah 286 138 173 235 145

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Bintan, Tahun 2014

Grafik 3.3

Jumlah Kecelakaan Kerja 2010-2014

Kebijakan Peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan yang diambil oleh

Pemerintah Kabupaten Bintan diambil agar pelaksanaan peraturan perundang-

undangan ketenagakerjaan di perusahaan dapat diterapkan dengan baik.

Hal ini dilaksanakan melalui pemeriksaan / pengawasan, sosialisasi dan

penyuluhan, pelaksanaan bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Di samping

itu yang tidak kalah pentingnya adalah penambahan pegawai pengawas

ketenagakerjaan dan PPNS (Penyidik Pengawas Negeri Sipil) serta peralatan

pengawasan ketenagakerjaan.

Page 18: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 73

73

Persentase Kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan

Capaian persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja setiap tahunnya

mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2014 capaiannya sebesar

100%, angka ini lebih besar dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 90%.

Hal ini mengindikasikan bahwa antara pihak yang berselisih yaitu pengusaha dan

pekerja memiliki kata sepakat dalam penyelesaian kasus. Dari 20 kasus yang

dicatatkan di Dinas Tenaga Kerja, kesemuanya dapat diselesaikan dengan rincian 11

kasus di Tingkat Perantara dan 9 kasus melalui Pengadilan Hubungan Industrial

(PHI).

Pada Tahun 2013 jumlah kasus perselisihan atau persengketaan tercatat

sebanyak 22 kasusyang melibatkan 434 tenaga kerja, 13 kasus dapat diselesaikan

tingkat perantara ( perjanjian bersama ) dan 8 kasus berlanjut ke Pengadilan

hubungan industrial, 1 kasus belum dapat diselesaikan dan penyelesaiannya masih

dirundingkan secara bipatrit. Hal ini disebabkan kasus yang terjadi ditingkat

perusahaan tidak dapat diselesaikan secara bipartit akibat kurangnya pemahaman

pengusaha dan pekerja terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

Dibandingkan Pada tahun 2012 jumlah kasus perselisihan atau persengketaan

tercatat sebanyak 41 kasus yang melibatkan 558 tenaga kerja, 2 kasus dapat

diselesaikan secara bipartit, 25 kasus dapat diselesaikan tingkat perantara (

Perjanjian Bersama) dan 8 kasus berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial, 6

kasus belum dapat diselesaikan dan akan diteruskan penyelesaiannya pada tahun

2013.

Penyelesaian PHI dan PHK di Kabupaten Bintan dari tahun 2010 – 2014

dapat dilihat pada tabel 3.6. sebagai berikut :

Tabel 3.6

Penyelesaian PHI dan PHK di Kabupaten Bintan dari tahun 2010 – 2014

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Penyelesaian Hubungan Industrial

(PHI)

Page 19: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 74

74

a. Jumlah Perselisihan Hubungan Kerja

(PHI) (kasus) 25 8 41 22 20

b. Jumlah Tenaga Kerja (org) 154 828 558 434 42

c. Diselesaikan Tk. Perantara (kasus) 12 7 25 13 11

d. Jumlah Tenaga Kerja (org) 114 822 531 409 30

e. Diteruskan ke PHI (Kasus/PHI) 13 3 8 8 9

f. Jumlah Tenaga Kerja (org) 40 698 27 18 12

2 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

a. Jumlah PHK (kasus) 22 8 8 14 15

b. Jumlah Tenaga Kerja (org) 110 828 546 402 32

c. Diselesaikan Tk. Perantara (kasus) 10 7 7 9 9

d. Jumlah Tenaga Kerja (org) 71 822 523 379 21

e. Diteruskan ke PHI (kasus/PHI) 12 3 3 4 6

f. Jumlah Tenaga Kerja (org) 39 698 23 16 11

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Grafik 3.4.

Jumlah Kasus di Kabupaten Bintan

Page 20: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 75

75

Grafik 3.5

Jumlah kasus PHK yang terjadi di Kabupaten Bintan

Pengawasan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010 –

2014 dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Pengawasan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010 – 2014

No Norma Kerja

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1

Pemeriksaan

Perusahaan

(perusahaan)

66 68 47 48 49

2 Pelanggaran Peraturan

(perusahaan) 27 18 13 11 6

3 Penyuluhan

Ketenagakerjaan (org) 200 200 140 140 140

4 Jamsostek Perusahaan 101 118 128 128 140

5 Jamsostek Peserta

17.254

16.111

16.716

15.224

15.657

6 Kecelakaan Kerja (org) 286 138 173 235 145

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Page 21: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 76

76

Grafik 3.7

Norma Kerja

Pemerintah Kabupaten Bintan selalu menciptakan hubungan industrial yang

harmonis, dinamis dan berkeadilan antara pelaku produksi melalui lembaga

ketenagakerjaan, agar terciptanya ketenangan bekerja dan berusaha. Pembentukan

lembaga ketenagakerjaan (LKS Bipartit/Dewan Pengupahan) adalah forum

komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan

industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan

unsur pekerja. Dinas Tenaga Kerja sebagai instansi penanggungjawab berperan

melakukan pembinaan yang meliputi :

1) Melakukan pembinaan meliputi :

- Sosialisasi kepada pengusaha dan Pekerja dalam rangka pembentukan LKS

Bipartit.

- Memberikan bimbingan dalam rangka pembentukan dan pengembangan LKS

Bipartit.

2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban pembentukan LKS

Bipartit bagi perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih

(UU No. 13 Tahun 2013 Pasal 106).

3) Menerima permohonan dan memberikan bukti pencatatan pembentukan LKS

Bipartit (Permenakertrans No. 32 Tahun 2008)

Page 22: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 77

77

Pemerintah Kabupaten Bintan juga melaksanakan kebijakan berkaitan

dengan Dewan Pengupahan diwujudkan melalui Surat Keputusan Bupati Bintan No.

477/X/2013. tanggal 16 Oktober 2013. Tugas Dewan Pengupahan Kabupaten

adalah :

a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati dalam rangka :

- Pengusulan Upah Minimum Kabupaten dan / atau Upah Minimum Sektoral

Kabupaten (UMSK)

- Penerapan sistem pengupahan di tingkat Kabupaten.

b. Menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan Kabupaten.

Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

Permasalahan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan antara

lain adalah :

1. Masih kurang harmonisnya hubungan industrial, karena kurangnya komunikasi

dan koordinasi antara pihak perusahaan dengan pekerja, sehingga terjadinya

perselisihan dan memungkinkan terjadinya unjuk rasa/mogok kerja.

2. Tingkat kompetensi dan daya saing tenaga kerja masih kerja.

3. Minimnya tenaga mediator yang khusus menangani perselisihan hubungan

industrial, yang ada sekarang hanya 2 orang sedangkan yang dibutuhkan 4

orang.

4. Tidak tersedianya tenaga khusus spesialis Keselamatan Kerja (K3),sedangkan

yang dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang.

5. Tidak tersedianya tenaga teknis pengantar kerja, sedangkan yang dibutuhkan

sebanyak 2 orang.

2 Solusi

Dari 5 (lima) permasalahan ketenagakerjaan sebagaimana yang telah dijelaskan

di atas, maka ada beberapa solusi / usaha yang perlu dilakukan dalam

pemecahan masalah tersebut, yaitu:

1. Meningkatkan pemahaman hubungan industrial yang harmonis dan dinamis

antara karyawan dan pengusaha dengan cara melaksanakan penyuluhan

Page 23: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 78

78

perundang - undangan ketenagakerjaan.

2. (a) Meningkatkan pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi bagi para

pencari kerja, agar dapat lebih bersaing di dunia kerja, serta upaya penyediaan

sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan yang dikhususkan bagi pencari

kerja (b) Meningkatkan pelaksanaan penempatan kerja yang lebih difokuskan

pada pencarian lowongan kerja. (c) Memotivasi terbentuknya usaha mandiri

dalam rangka membuka kesempatan kerja di sektor informal.

3. Mengusulkan pegawai untuk mengikuti diklat mediator yang dilakukan oleh

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI sebanyak 2 orang yang

tugasnya adalah menangani tentang perselisihan.

SASARAN STRATEGIS Terpenuhinya standar/ketentuan nasional

pendidikan anak usia dini serta pendidikan dasar dan pendidikan

menengah

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Indeks Pendidikan 83,21 85,3 102.51%

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,22 9,06 110,21%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SD/MI/Paket A 106,50% 105,63% 99,18%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMP/MTs/Paket B 93,50% 96,91% 103,64%

Angka Partisipasi Murni

(APM) SD/MI/Paket A 93,75% 94,11% 100,38%

Angka Partisipasi Murni

(APM) SMP/MTs/Paket B 67,30% 71,18% 105,76%

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMA/SMK/MA/Paket C 75,63% 94,73% 125,25%

Angka Partisipasi Murni

(APM) SMA/SMK/MA/ Paket C

60,00% 62,20% 103,66%

Angka Melek Huruf (AMH) 99,33% 97,68% 98,33%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indeks Pendidikan

Page 24: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 79

79

Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Menurut data BPS tahun 2010 capaian Indeks Pendidikan sebesar 82,6 poin dengan

rata-rata lama sekolah 9,51 tahun meningkat menjadi 83,9 poin dengan rata-rata

lama sekolah 9,61 di tahun 2011 atau naik sebesar 1,3 poin. Sementara itu ditahun

2012 angka rata-rata lama sekolah mencapai 8,95 tahun dan Indeks Pendidikan

sebesar 84,5. Pada tahun 2013 Indeks Pendidikan Kabupaten Bintan mencapai 84,9

dengan rata-rata lama sekolah 9,01 tahun. Sedangkan pada tahun 2014 Indeks

Pendidikan mencapai 85,3 dengan rata-rata lama sekolah 9,06. Dengan telah

dicapainya angka 9 tahun untuk rata-rata lama sekolah maka Kabupaten Bintan

telah berhasil melaksanakan Program Wajib Belajar 9 Tahun. Di sisi lain juga

menunjukkan bahwa penurunan angka drop out yang cukup signifikan dari tahun

ke tahun sehingga mampu menunjang pencapaian rata-rata lama sekolah yang

membanggakan.

Tabel 3.8

Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten

Bintan Tahun 2010-2014

No. Tahun Rata-Rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan

1. 2010 8,63 82,6

2. 2011 8,91 83,9

3. 2012 8,95 84,5

4. 2013 9,01 84,9

5. 2014 9,06 85,3

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Grafik 3.8

Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

I N D E

K S

Page 25: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 80

80

Angka Partisipasi Murni ( APM) SD/MI/Paket A

Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan yang dapat dilihat

dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Dari hasil evaluasi

kinerja Wajib Belajar Dikdas 9 tahun diketahui bahwa tahun 2010 sampai pada

tahun 2014 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan SD berfluktuatif. Pada tahun

2010 APM pendidikan SD tercatat 97,52%, pada tahun 2011 menurun menjadi

95,64% pada tahun 2012 meningkat menjadi 96,01 kemudian terus meningkat

menjadi 97,91 pada tahun 2013 dan 94,11% pada tahun 2014. Artinya pada tahun

2014 ada sebanyak 94,11% penduduk yang berusia 7-12 tahun telah tertampung di

SD. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan SD juga berfluktuasi,

pada tahun 2010 APK pendidikan SD sebesar 80.05%, meningkat pada tahun 2011

menjadi 107,70% meningkat pada tahun 2012 menjadi 121,94% menurun pada

tahun 2013 menjadi 105,48% menurun pada tahun 2014 menjadi sebesar 105,63%.

Hal ini membuktikan bahwa jumlah murid SD yang dapat ditampung pada sekolah-

sekolah SD yang ada sudah melebihi jumlah penduduk usia sekolah, namun

demikian masih banyak murid SD yang berumur kurang atau melebihi usia 7-12

tahun yang masih mengikuti pendidikan SD.

Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan Dasar) naik 0,68% menjadi 99,98%,

Rasio anak perempuan terhadap Anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar,lanjutan

dan tinggi yang diukur dari angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak

laki-laki juga naik sebesar 3,0% dari tahun 2013 menjadi 97%. Untuk Angka

Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A naik 0,15% menjadi 105,63% namun masih

belum mencapai target yang sudah ditetapkan karena untuk jenjang SD/MI masih

terdapat usia peserta didik dibawah 7 tahun dan diatas 12 tahun dengan berbagai

masalah seperti anak tidak naik kelas, telat masuk sekolah. Angka Partisipasi Kasar

(APK)SMP/MTs/Paket B mengalami kenaikan 6,1% menjadi 96,91% ini

menunjukkan bahwa partisipasi usia 13-15 tahun sudah cukup baik. Angka

Pendidikan yang ditamatkan SD/MI/Paket A dan Pendidikan yang ditamatkan

SMP/MTs/Paket B sudah memenuhi target yang sudah ditetapkan. Angka Partisipasi

Murni (APM)SD/MI/Paket A sudah memenuhi target yang ditetapkan namu

Page 26: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 81

81

mengalami penurunan dari tahun 2013 dikarenakan masih banyaknya usia peserta

didik di bawah 7 tahun yang bersekolah di SD/MI. Sama seperti di SD/MI untuk

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B juga mengakami penurunan, ini

dikarenakan banyak peserta didik usia 12 tahun sudah bersekolah di jenjang

SMP/MTs. Namun untuk target sebesar 67,30% sudah dipenuhi oleh Kabupaten

Bintan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sebesar

71,18%.

Pendidikan sesungguhnya adalah upaya sadar seseorang atau masyarakat

untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan,serta memperluas wawasan.

Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan

handal sesuai dengan kebutuhan zaman. Penduduk dengan kemampuannya sendiri

diharapkan dapat meningkatkan partisipasinya dalam berbagai kegiatan, sehingga

dimasa mendatang mereka dapat hidup lebih layak. Dalam konteks ini, pendidikan

adalah suatu sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Pendidikan merupakan elemen

penting pembangunan dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat, juga

pendidikan berperan dalam meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan

bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin baik kualitas sumber

dayanya.

Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bintan sudah semakin meningkat

dari tahun ketahun hal ini juga tercermin dengan tersedianya sarana dan

prasaranya nya yang sudah cukup memadai dan hampir tersebar merata disemua

desa di Kabupaten Bintan , berikut tabel ketersediaan sarana Pendidikan di

Kabupaten Bintan.

Ketersediaan sarana pendidikan setara SD/MI sudah cukup memadai dan

hampir tersebar merata di semua desa. Pada tahun 2013 terdapat 90 unit SD/MI

dan 8 kelas jauh yang berada di pulau terluar (pulau Pengikik dan Pulau Pejantan

Kecamatan Tambelan, Bebak Kecamatan Bintan Peisir, Telang Besar, Telang Kecil,

Pulau Sirai, Belakang Sidi dan Selat Limau Kecamatan Mantang). Jumlah murid yang

tertampung seluruhnya berjumlah 18.279 orang dan diasuh oleh 1.264 orang guru.

Dengan demikian rerata setiap sekolah sudah terdapat 14 orang guru pada setiap

sekolah. Secara umum perbandingan antara guru dengan murid atau ratio terhadap

guru sudah cukup baik yaitu 14, artinya 1 orang guru mengajar sekitar 14 orang

Page 27: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 82

82

murid dan perbedaan antar Kecamatan tidak terlalu menonjol.

Tabel 3.9

Banyaknya Sekolah Dasar, Murid dan Guru Menurut Kecamatan dan Status di

Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014

Kecamatan SD Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Teluk Bintan 14 - 1.068 - 135 -

Seri Kuala Lobam 7 - 1.961 - 82 -

Bintan Utara 9 1 2.696 245 132 19

Teluk Sebong 9 1 1.871 77 120 9

Bintan Timur 18 2 5.003 182 295 16

Bintan Pesisir 6 - 1.146 - 67 -

Mantang 4 - 555 - 67 -

Gunung Kijang 8 - 1.415 - 119 -

Toapaya 6 - 1.321 - 101 -

Tambelan 7 - 739 - 102 -

2014 88 4 17.775 504 1.220 44

2013 87 3 16.894 320 1.223 33

2012 87 3 16.548 268 1.258 27

2011 87 3 16.311 253 1.221 26

2010 87 2 15.969 189 1.161 19

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Bila dibandingkan dengan standar proses pendidikan dengan perbandingan

demikian maka dapat terlihat bahwa keadaan guru SD di Kabupaten Bintan sudah

mencukupi, namun masih terdapat beberapa sekolah dasar yang memiliki jumlah

murid di bawah 50 siswa terutama di beberpa daerah yang lokasinya relatif jauh

atau sebaran penduduknya tidak merata seperti SDN 004 Gunung Kijang, SDN 006

Tambelan, SDN 012 Teluk Bintan, SDN 013 Teluk Bintan, SDN 014 Teluk Bintan,

SDN 001 Teluk Sebong, SDN 003 Bintan Pesisir. Pada tahun 2014 secara

keseluruhan jumlah rombongan belajar untuk tingkat SD dan MI di Kabupaten

Bintan dijumpai sebanyak 793 rombongan belajar.

Tabel 3.10

Jumlah Rombongan Belajar SD se Kabupaten Bintan,

Tahun 2010-2014

Kecamatan Rombel Jumlah Guru

1. Bintan Timur 198 306

2. Bintan Pesisir 48 65

3. Mantang 44 64

4. Bintan Utara 97 144

5. Seri Kuala Lobam 65 78

Page 28: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 83

83

6. Teluk Sebong 86 128

7. Gunung Kijang 70 117

8. Teluk Bintan 84 142

9. Tambelan 43 105

10.Toapaya 58 98

2014 793 1247

2013 787 1.247

2012 787 1.259

2011 750 1.247

2010 729 1105

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Tabel 3.11

Jumlah Rombongan Belajar MI se Kabupaten Bintan,

Tahun 2010-2014

Kecamatan Rombel Jumlah Guru

1. Bintan Timur 13 25

2. Bintan Pesisir - -

3. Mantang - -

4. Bintan Utara - 6

5. Seri Kuala Lobam - -

6. Teluk Sebong 6 12

7. Gunung Kijang 6 14

8. Teluk Bintan 6 14

9. Tambelan - -

10.Toapaya - -

2014 31 71

2013 31 71

2012 31 69

2011 29 62

2010 30 54

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Penyebaran Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sudah merata di semua

kecamatan tetapi belum menjangkau semua desa. Hal ini berdampak pada

pelaksanaan program penuntasan wajib belajar 9 tahun. Karena belum semua

lulusan SD di pedesaan mampu meneruskan pendidikannya ke SLTP yang jaraknya

jauh dari tempat tinggalnya.

Pada tahun 2014 terdapat 36 unit SLTP/MTs dengan 7.263 siswa dan diasuh

oleh 589 orang tenaga pengajar. Ratio guru terhadap siswa tercatat 1 guru banding

12 siswa. Bila dibandingkan dengan standar proses pendidikan kondisi ini sudah

baik. Namun demikian masih terdapat permasalahan sebaran guru persekolah,

Page 29: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 84

84

kualifikasi pendidikan guru bidang studi dan minimnya peralatan/buku teks yang

digunakan dalam proses belajar dan mengajar.

Tabel 3.12

Banyaknya Sekolah Menengah Pertama (SMP), Murid dan Guru Menurut

Kecamatan dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun Ajaran Tahun 2010-2014

Kecamatan SMP Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Teluk Bintan 4 - 404 - 51 -

Seri Kuala Lobam 2 - 264 - 26 -

Bintan Utara 3 - 1.381 - 75 -

Teluk Sebong 4 - 750 - 63 -

Bintan Timur 5 - 1.967 - 122 -

Bintan Pesisir 3 - 363 - 36 -

Mantang 2 - 144 - 20 -

Gunung Kijang 3 - 447 - 42 -

Toapaya 1 - 452 - 27 -

Tambelan 1 - 275 - 18 -

2014 28 0 6447 0 480 0

2013 27 0 5.677 0 468 0

2012 25 0 5.556 0 464 0

2011 25 0 5.485 0 469 0

2010 24 0 5.404 0 398 0

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Tabel 3.13

Banyaknya Madrasah Tsanawiyah (MTs), Murid dan Guru Menurut Kecamatan

dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun Ajaran Tahun 2012-2014

Kecamatan MTs Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1. Bintan Timur 1 - 223 - 20 -

2. Bintan Pesisir - - - - - -

3. Mantang - - - - - -

4. Bintan Utara - 1 - 63 - 11

5. Seri Kuala Lobam - 1 - 67 - 10

6. Teluk Sebong - 1 - 43 - 10

7. Gunung Kijang - 1 - 199 - 20

8. Teluk Bintan - 1 - 61 - 9

9. Tambelan - 1 - 43 - 11

10.Toapaya - 1 - 117 - 18

2014 1 7 223 593 20 89

2013 1 7 174 468 18 83

2012 1 7 172 468 11 83

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Page 30: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 85

85

Program pendidikan menengah didorong untuk mengantisipasi

meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama secara signifikan sebagai dampak

positif pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, serta

penguatan pendidikan vokasional baik melalui sekolah/madrasah umum maupun

kejuruan dan pendidikan non-formal guna mempersiapkan lulusan yang tidak

melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk masuk ke dunia kerja.

Tabel 3.14

Banyaknya Sekolah Menengah Atas (SMA), Murid dan Guru Menurut Kecamatan

dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014

Kecamatan SMA Murid Guru

Neg Swt Neg Swt Neg Swt

Teluk Bintan 1 - 257 - 26 -

Seri Kuala Lobam - - - - - -

Bintan Utara 1 1 648 237 41 26

Teluk Sebong 1 - 411 - 31 -

Bintan Timur 1 1 887 13 53 7

Bintan Pesisir 1 - 90 - 14 -

Mantang 1 - 83 - 12 -

Gunung Kijang - - - - - -

Toapaya 1 - 468 - 32 -

Tambelan 1 - 236 - 25 -

2014 8 2 3080 250 234 33

2013 8 1 2.773 232 225 26

2012 7 1 2.734 249 228 26

2011 7 1 2.566 308 226 26

2010 7 1 2.436 263 186 20

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 201

Tabel 3.15

Banyaknya Madrasah Aliyah (MA), Murid dan Guru Menurut Kecamatan dan

Status di Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014

Kecamatan MA Murid Guru

Neg Swt Neg Swt Neg Swt

1. Bintan Timur 1 - 167 - 14 -

2. Bintan Pesisir - - - - - -

Page 31: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 86

86

3. Mantang - - - - - -

4. Bintan Utara - - - - - -

5. Seri Kuala Lobam - - - - - -

6. Teluk Sebong - - - - - -

7. Gunung Kijang - 1 - 6 - 4

8. Teluk Bintan - 1 - - - -

9. Tambelan - - - - - -

10.Toapaya - 1 - 69 - 17

2014 1 3 167 75 14 21

2013 1 2 75 80 15 28

2012 1 2 72 74 15 28

2011 1 1 69 46 18 14

2010 1 - 63 - 12 -

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Tabel 3.16

Banyaknya Sekolah Menengah kejuruan (SMK), Murid dan Guru Menurut

Kecamatan dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014

Kecamatan SMK Murid Guru

Neg Swt Neg Swt Neg Swt

1. Teluk Bintan - - - - - -

2. Seri Kuala Lobam 1 1 34 20 5 11

3. Bintan Utara 1 2 422 239 34 39

4. Teluk Sebong - - - - - -

5. Bintan Timur 1 1 531 35 48 15

6. Bintan Pesisir - - - - - -

7. Mantang - - - - - -

8. Gunung Kijang 1 - 140 - 21 -

9. Toapaya - - - - - -

10.Tambelan - - - - - -

2014 4 4 1127 294 108 65

2013 3 3 953 286 89 55

2012 2 3 751 262 70 50

Page 32: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 87

87

2011 2 3 565 262 68 51

2010 2 3 515 282 51 54

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Persentase 10 Tahun keatas menurut partisipasi sekolah dan jenis kelamin di

Kabupaten Bintan.

Tabel 3.17

Persentase 10 Tahun keatas menurut partisipasi sekolah dan jenis kelamin di

Kabupaten Bintan.

Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Tidak/belum pernah sekolah 3,32 2,41 2,88

2. Masih Sekolah

- SD

- SLTP

- SLTA

- Perguruan Tinggi

16,44

33,89

23,88

31,39

1,84

18,82

47,71

31,29

17,72

3,28

17,58

41,01

32,06

24,35

2,58

3. Tidak Sekolah Lagi 80,25 78,77 79,54

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber Data : diolah dari Susenas 2013, BPS Kabupaten Bintan

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2013 ditargetkan

93,75 % terealisasi 97,76 % atau 104,27 % sedangkan Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2012 ditargetkan Pemerintah Kabupaten Bintan

adalah 94,25 dan terealisasi 94,80 atau 100,58%, Sedangkan Untuk Tahun 2014

sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B terealisasi 96,91.

Tahun 2013 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B,

terealisasi 31,17 dari 20,00 yang ditetapkan atau 155,85%. Dibanding tahun 2012,

Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B ditetapkan 19,00, terealisasi

21,00 atau 110,52.

Berikut Tabel persentase penduduk 10 Tahun ke atas menurut ijazah tertinggi

Page 33: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 88

88

yang ditamatkan dan jenis kelamin diKabupaten Bintan Tahun 2012.

Tabel 3.18

Persentase penduduk 10 Tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang ditamatkan

dan jenis kelamin diKabupaten Bintan Tahun 2013.

Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Tdk/blm pernah sekolah 3.32 2.41 2.88

2. Tdk/ blm tamat SD/MI 13.51 21.30 17.26

3. SD/MI/sederajat 26.92 28.14 27,50

4. SLTP/MTs/Sederajat 2208 16.77 19,53

5. SMU/MA/sederajat 23.28 21.40 22,35

6. SMK 7.55 6.17 6,88

7. DI/II 0.42 0.08 0,26

8. DIII 0.37 1.78 1.05

9. D IV/SI/S2/S3 2.26 1.96 2.11

Jumlah 100.00 100.00 100.00

Sumber Data : diolah dari Susenas 2013, BPS Kabupaten Bintan

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2013 ditargetkan

70,31 % terealisasi 63,23 % atau 89,93 % , Sedangkan Untuk Tahun 2014

sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C terealisasi 94,73

dari target 75,63.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

Target awal pada tahun 2012 adalah 66,90 Angka partisipasi murni (APM)

SMP/MTs/Paket B dan terealisasi sebesar 88,31 atau 132%. Dibanding tahun 2013,

Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B ditetapkan 67,10 dan terealisasi

71,21 atau 106,12%.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

Target awal pada tahun 2014 adalah 60,00 Angka partisipasi murni (APM)

SMA/SMK/MA/Paket C dan terealisasi sebesar 62,20 atau 103,66%. Dibanding

Page 34: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 89

89

tahun 2013, Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C ditetapkan

55,57 dan terealisasi 53,26 atau 95,84%.

Angka Melek Huruf (AMH)

Upaya pembangunan di bidang pendidikan telah menunjukkan dampak yang baik

di masa sekarang dan diprediksi dapat berdampak lebih besar di masa mendatang.

Penuntasan buta huruf dan penurunan angka rawan drop out murid sekolah terus

digalakkan dan menjadi prioritas utama, dengan tidak mengabaikan upaya lain,

seperti melakukan pembangunan dan revitalisasi gedung-gedung sekolah, sebagai

upaya meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan. Dari data BPS

Kabupaten Bintan diperoleh gambaran capaian Persentase Melek Huruf (AMH)

penduduk 15 tahun ke atas mencapai 95,09 persen tahun 2010 dan meningkat

menjadi 96,14 persen di tahun 2011. Tahun 2012 meningkat cukup signifikan

menjadi 96,92 persen. Tahun 2013 Angka Melek Huruf mencapai 97,32 persen dan

kembali meningkat pada tahun 2014 pada angka 97,68 persen. Sehingga persentase

Buta Huruf juga dapat ditekan dari 4,91 persen di tahun 2010 menjadi 2,32 persen

ditahun 2014.

Tabel 3.19

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf dan Buta Huruf

di Kabupaten Bintan pada Tahun 2010-2014

No. Tahun Melek Huruf(%) Buta Huruf(%)

1. 2010 95,09 4,91

2. 2011 96,14 3,86

3. 2012 96,92 3,08

4. 2013 97,32 2,68

5. 2014 97,68 2,32

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2015

Page 35: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 90

90

Grafik 3.9

Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber :BPS Kabupaten Bintan, 2015

Permasalahan dan Solusi

Pendidikan di Kabupaten Bintan memiliki permasalahan yang terkait dengan

faktor-faktor di luar sektor pendidikan, factor-faktor tersebut antara lain

administrasi pemerintah daerah, demografi, sosial budaya, keagamaan, ilmu

pengetahuan dan teknologi serta akses transportasi dan komunikasi.

Dalam pencapaian kinerja tersebut terdapat beberapa permasalahan yang perlu

mendapat perhatian dalam Progam dibidang pendidikan yaitu :

A. Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak:

1. Tenaga pendidik PAUD lulusan SLTA sebanyak 99% atau 471 Orang.

Solusinya adalah melakukan pelatihan bagi tenaga pendidik.

2. Masih minimnya alat peraga edukatif Out Dor dan Indor bagi PAUD.

Solusinya adalah melengkapi alat Peraga.

B. Program Pengembangan Pendidikan Menengah:

1. Kebijakan Pendistribusian tenaga pendidik yang tidak merata.Solusi

Kebijakan pendistribusian tenaga pendidik perlu dikaji ulang.

2. Masih kurangnya tenaga untuk sekolah kejuruan baik untuk pelajaran umum

maupun mata pelajaran keahlian seperti, akuntansi,teknik komputer jaringan

dan lain-lain. Solusi perlu dilakukan kerjasama dengan PEMDA dan

Perguruan Tinggi bagi putra –putri Derah berprestasi dalam menghasilkan

tenaga pendidik sesuai Kebutuhan yang diperlukan.

I N

D E K S

Page 36: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 91

91

3. Kurangnya pengembangan potensi dan kreatifitas dalam bidang sains dan

seni. Solusi perlu diadakannya Lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia.

C. Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan:

1. Seluruh guru Non PNS/Guru Tidak Tetap yang bertugas di Sekolah Negeri

belum memenuhi persyaratan mengikuti proses serifikasi guru dan

jabatan.Solusi Peningkatan status dari Guru Tidak Tetap menjadi Guru

Honor Daerah.

D. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana Pendidikan Lain:

1. Masih Kurangnya Sarana Transportasi Darat , yang dibutuhkan 18 unit yang

tersedia hanya 17 unit yang digunakan untuk jemput dan antar anak sekolah

di 8 Kecamatan. Solusi Penambahan Transportasi Darat berupa 1 unit Bus

untuk Kecamatan Seri Kuala Lobam.

2. Masih Kurangnya Sarana Transportasi Laut ,berupa Pompong, yang sudah

ada 16 Unit yang melayani 5 Kecamatan. Solusi Perlu Penambahan

Pompong 1 unit di Desa Mantang, 2 unit Desa Numbing, dan Pangkil 1 Unit.

E. Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan/Pendidikan Tinggi

Penunjang Sektor-Sektor Unggulan:

1. Kurangnya Pengembangan Life Skill untuk warga belajar agar kualitas lulusan

dari paket A,B dan C setara dengan sekolah formal. Solusi perlu diadakannya

life skill untuk mendukung kecakapan dan kemampuan individu agar lebih

kompetitif.

2. Tidak adanya tutor yang berlatar belakang pendidikan keguruan khususnya

mata pelajaran IPA dan Bahasa Inggris. Solusi Peningkatan pelatihan bagi

Tutor yang belum mengikuti.

3. Belum tersedianyan Ruang Belajar oleh sebagian besar pusat kegiatan belajar

masyarakat. Solusi Perlu penekanan Kepada Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat yang menerima bantuan dana dari APBN untuk menyediakan

ruang belajar yang memadai.

4. Jumlah modul dan bahan ajar yang sangat minim. Solusi perlu penambahan

Page 37: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 92

92

modul dan bahan ajar untuk materi dalam proses belajar.

Secara Global dalam pencapaian kinerja tersebut terdapat beberapa

permasalahan yang perlu mendapat perhatian dibidang pendidikan yaitu :

1) Penyebaran guru masih belum merata dan kemampuan pengembangan

diri masih belum berjalan dengan baik.

2) Angka putus sekolah tingkat SD/MI sebesar 0,10 atau lebih kecil dari tahun

sebelumnya yaitu 0,26, Angka putus sekolah tingkat SMP/MTs sebesar

0,15 atau lebih kecil tahun sebelumnya yaitu 0,29, Angka putus sekolah

tingkat SMA/MMA/SMK sebesar 0,29 atau lebih kecil dari tahun

sebelumnya yaitu 0,59, walaupun masih ada yang putus sekolah namun

ada penurunan dari tahun sebelumnya disetiap satuan pendidikan.

Adapun faktor yang melatarbelakangi alasan putus sekolah cenderung

karena sosial budaya dan ekonomi atau dengan kata lain masih adanya

pemikiran yang tradisional terhadap pendidikan dan adanya masyarakat

miskin yang kesulitan yang menanggung biaya pendidikan, serta akses

layanan pendidikan, terkait terbatasnya fasilitas sarana prasarana.

3) Angka Melek Huruf sebesar 98,98 % atau belum memenuhi target MDGs

yakni 100, dan masih kurangnya minat baca masyarakat.

2. Solusi

1) Menempatkan guru sesuai dengan kebutuhan rasio guru murid serta

melaksanakan pembinaan dengan sistem in services trainning dan on services

tranning.

2) Peningktan kelembagaan PAUD agar daya serap terhadap anak usia kelompok

bermain meningkat dalam rangka mempersiapkan anak ke jenjang

pendidikan formal SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.

3) Peningkatan akses layanan pendidikan melalui penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan seperti penyediaan transportasi darat dan laut anak

sekolah, pembangunan sekolah kelas jauh dan sekolah satu atap khususnya

diwilayah-wilayah teencil seperti di Kecamatan Mantang, Bintan Pesisir, dan

Tambelan.

Page 38: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 93

93

4) Kebijakan jaminan pendidikan melalui KartuBintan Sejahtera dan SKTM.

Penyelenggaraan keaksaraan fungsional, Life Skill, Kelompok Usaha Mandiri

bagi warga belajar keaksaraan, Penyelenggaraan gebyar minat baca (GMB)

melalui peustakaan keliling ke sekolah, pondok pesantren dan masyarakat.

5) Terus diupayakan koordinasi program dengan Pemerintah Propinsi dan

Pemerintah Pusat untuk memperoleh optimalisasi program pengganggaran

yang terintegrasi dan sinergitas.

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam pelestarian nilai seni dan budaya daerah.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah Penyelenggaraan festival seni

dan budaya 6 festival

12

festival 200%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya

Indikator jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya ini bertujuan untuk

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian seni dan budaya daerah

oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bintan Melalui Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan pada tahun 2014 melaksanakan penyelenggaraan festival seni dan

budaya agar masyarakat lebih berpartisipasi dalam pelestarian nilai seni dan budaya

dan selain itu bertujuan untuk menarik wisatawan baik yang mancanegara maupun

dalam negeri guna meningkatkan Kontribusi Pariwisata untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah. Untuk tahun 2014 ada 12 festival dan pentas seni yang

diselenggarakan dari 6 yang ditargetkan untuk tahun 2014. Adapun peserta pestival

seni dan budaya ini didominasi oleh para pelajar juga masyarakat yang ingin

berpartisipasi dalam melestarikan nilai seni dan budaya dalam rangka melestarikan

budaya lokal sekaligus mempromosikan daerah tujuan wisata di Kabupaten Bintan.

Adapaun festival dan seni budaya sebagai berikut :

1. Festival tari

Page 39: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 94

94

2. Bintan Culture Festival

3. Pentas Kesenian Rakyat

4. Pentas Seni di Event Tour De Bintan

5. Panggung Seni dan Budaya Bintan di Kite Tour De Asia

6. Pentas Seni dievent Meta Man.

7. Pentas Seni Triatlond

8. Pentas Seni di Sail Indonesia

9. Panggung Seni dan Budaya Bintan di Event Lomba Mancing

10. Panggung Seni dan Budaya di Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2014

11. Panggung Seni dan Budaya Bintan di Winsurfing (Rsone )

12. Pentas Kesenian di Treking

Sasaran strategis meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian seni dan

budaya dapat tercapai dengan banyaknya jumlah peserta yang mengikuti festival

seni dan budaya yang dapat melestarikan seni dan budaya lokal.

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kontribusi sektor pariwisata

dalam PDRB dari 20,19 menjadi 25 %.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Kontribusi Sektor Pariwisata

terhadap PDRB 24,00 20,76% 86,5%

Jumlah Kunjungan Wisatawan 580.000 502.270 86,59

Lama Wisatawan (hari ) mancanegara

dan nusantara 4 hari 3 hari 75%

Pengeluaran wisatawan (harian )

mancanegara (USD) dan nusantara

USD900/Rp.4

000.000 Rp.8,4 juta 210%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB, Dari sisi makro ekonomi sektor

pariwisata memainkan peranan cukup signifikan terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan. Nilai PDRB sektor pariwisata (Pajak

Page 40: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 95

95

Hotel Restoran dan Hiburan) terus mengalami peningkatan, pada tahun 2010

tercatat 63,2 Miliar Rupiah dan terus meningkat sampai pada tahun 2014 mencapai

93,6 Miliar Rupiah dengan rata-rata kontribusi sebesar 54,64% dari total PAD

Kabupaten Bintan pada tahun 2010-2014. Sasaran strategis meningkatnya kontribusi

sektor pariwisata dalam PDRB dari 20,19 % menjadi 25 % hampir tercapai diangka

20,76 % sedangkan untuk kontribusi sektor pariwisata terhadap total PAD 54,64

%.Dalam perkembangan pembangunan yang begitu pesat Kabupaten Bintan

memiliki potensi kekayaan alam yang bisa di kembangkan dan kekayaan budaya

yang begitu kuat dengan nilai-nilai tradisi yang telah mengakar, seperti halnya

Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Bintan yang telah berhasil mengembangkan

beberapa objek wisata seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.20

Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Bintan

Potensi Wisata di Kabupaten Bintan

Kecamatan Objek Wisata Jenis Objek Wisata

Teluk Sebong Kawasan terpadu wisata Lagoi Khusus

Desa Wisata Sebong Pereh Budaya

Pantai Sakera Alam – Bahari Pantai

Desa Wisata Sri Bintan Budaya

Desa Wisata Pengudang Budaya

Desa Wisata Berakit Budaya

Makam Datok Panaon Budaya

Tour Mangrove Sei Kecil Alam – Hutan

Teluk Bintan Gunung Bintan Alam – Pegunungan

Hutan Mangrove Alam – Hutan

Makam Panjang Pengujan Budaya

Makam Bukit Batu Budaya

Tembeling Alam – Danau

Gunung Kijang Pantai Trikora Alam – Bahari Pantai

Perkampungan Nelayan Kawal Budaya

Hutan Mangrove Kawal Alam – Hutan

Tanjung Pesona Khusus

Bukit Kerang Budaya

Danau Biru Alam – Danau

Bintan Agro Resort KM.36 Khusus

Bintan Timur Gunung Lengkuas Alam – Pegunungan

Air Terjun Lengkuas Alam – Air Terjun

Kota Tua Kijang Budaya

Mini Zoo Khusus

Kawasan Tambang Bauksit Khusus

Kawasan Batu Licin Khusus

Taman Rekreasi Kota Khusus

Tambelan Makam Sultan Muhayat Syah Budaya

Habitat Penyu Khusus

Teluk Abik Alam – Bahari

Taman Laut Alam – Bahari

Pulau Bungin Alam – Bahari

Bintan Pesisir Pulau Mapur Alam – Bahari

Pulau Nikoi Alam – Bahari

Pulau Mangkil Alam – Bahari

Toapaya Perkebunan Buah Naga Khusus – Agrowisata

Perkebunan Nenas Khusus – Agrowisata

Page 41: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 96

96

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan 2015

Dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan sasaran yang telah ditetapkan maka

berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Bintan tahun 2010-2015 arah kebijakan pengembangan urusan pariwisata adalah:

1. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

2. Meningkatkan daerah tujuan wisata

Sementara itu untuk mendukung pencapaian tujuan pariwisata telah dilaksanakan

melalui program:

1. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata

2. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Jumlah kunjungan wisatawan, ke Kabupaten Bintan pada tahun 2014 mencapai

502.270 orang, terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 331.209 orang,

wisatawan nusantara sebanyak 49.161 orang dan Publik Area sebanyak 121.900

orang. Sedangkan pada tahun 2013 total jumlah wisatawan yang berkunjung

sebesar 451.580. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan

semakin membaiknya kondisi perekonomian regional dan situasi keamanan daerah

yang semakin kondusif

Tabel 3.21

Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bintan Tahun

2010– 2014

No Wisatawan

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Mancanegara 277,929 283,601 315,111 324,689 331,209

2 Nusantara 23,714 29,190 37,745 48,428 49,161

Bintan Utara Pantai Sakera Alam – Bahari Pantai

Pantai Sungai Lepah Alam – Bahari Pantai

Makam Hang Nadim Budaya

Mantang Kesenian Makyong Budaya

Tari Melemang Budaya

Budidaya Ikan Asin Khusus

Seri Kuala Lobam Even Kuliner Khusus

Kuliner Mangrove Budaya

Wisata Mangrove Pulau Empat Alam

Pulau Lobam Alam – Bahari

Seni Harkad Budaya

Page 42: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 97

97

3 Publik Area 85,714 99,395 81,606 78,463 121,900

Total 387,357 412,186 434,462 451,580 502,270

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan 2015

Lama Wisatawan (hari ) mancanegara dan nusantara

Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Bintan berasal dari

berbagai Negara. Negara-negara Asia merupakan pangsa pasar utama pariwisata

Kabupaten Bintan seperti Singapura, Malaysia, Jepang Korea, Cina dan negara-

negara Timur Tengah. Selain negara-negara asia negara-negara eropa juga

merupakan pangsa pasar pariwisata Kabupaten Bintan, pangsa pasar eropa juga

cukup besar menyumbang tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Bintan

seperti Inggris, Amerika serikat, Belanda dan juga negara tetangga Australia.

Peningkatan tingkat kunjungan wisatawan tidak terlepas dari pelaksanaan event-

event berskala internasional seperti yang disampaikan di atas. Target Tahun 2014

Lama wisawatan (hari ) mancanegara dan nusantara adalah mereka setidaknya

mengunjungi daerah wisata di Kabupaten Bintan adalah 4 hari, berdasarkan hasil

survey dilapangan wisatawan mancanegara dan nusantara lama mereka tinggal baru

mencapai 3 hari. Sedangkan tahun 2013 juga realisasimya 3 hari.

Dalam pengembangan pariwisata, disamping objek dan daya tarik wisata,

industri Kepariwisataan memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan jumlah dan lama tinggal wisatawan pada Daerah Tujuan Wisata

tersebut. Bahkan sesungguhnya industri kepariwisataan inilah yang secara langsung

memberikan dampak bagi lajunya pertumbuhan ekonomi pada suatu Negara

ataupun daerah.

Pengeluaran wisatawan (hari ) mancanegara (USD) dan nusantara

Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pariwisata untuk menggalakkan

kegiatan ekonomi, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat serta

penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan

berbagai potensi kepariwisataan. Arus kunjungan wisatawan mancanegara ( wisman

) yang datang ke Kabupaten Bintan masih menunjukkan angka yang berfluktuasi.

Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bintan baik

Page 43: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 98

98

yang Mancanegara maupun Nusantara untuk pengeluaran wisatawan (hari)

mancanegara (USD) yaitu sebesar USD900/Rp.4.000.000 untuk realisasi Tahun

2014 dari target yang sama, untuk Tahun 2013 pun terealisasi sebesar

USD/Rp.4.000.000.

Sepanjang tahun perkembangan industri pariwisata cukup berkembang pesat

dan juga berpengaruh kepada jumlah angka kunjungan wisatawan yang datang ke

kabupaten Bintan terus menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari

bertambahnya jumlah winus dan wisman yang datang ke Kabupaten Bintan, di

tahun 2013 tingkat kunjungan sebesar 478.774 orang wisatawan yang terdiri dari

wisman sebesar 359.423 orang dan wisnus sebesar 37.745 orang dan Publik Area

sebesar 81.606 orang. Dimana pada tahun 2014 tingkat kunjungan mengalami

kenaikan, jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 502.270 orang .

Kenaikan jumlah tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :

Meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap sektor pariwisata yaitu

dengan tumbuhnya Desa wisata di beberapa kecamatan yang juga

merupakan Destinasi baru bagi wisatawan.

Membaiknya perekonomian dunia.

Stabilitas` keamanan di Kabupaten Bintan sangat kondusif dan tidak

terpengaruh dengan isu negatif berkait dengan teroris dan wabah.

Event-event yang dilaksanakan bekerjasama dengan pihak swasta (eo,

Lembaga-lembaga pariwisata) memberikan dampak positif didalam

memberikan dukungan terhadap semua kegiatan sehingga memberikan

nuansa positif pada kunjungan wisatawan.

Meningkatnya objek wisata yang dikemas oleh pihak pemerintah bekerja

sama dengan swasta sebagai objek wisata seperti mangrove dan pergelaran

kesenian dan budaya.

Meningkatnya Akses pendukung pariwisata di Kabupaten Bintan.

Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

Meskipun jumlah wisatawan yang terus meningkat, masih terdapat berbagai

kendala dan hambatan antara lain :

Page 44: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 99

99

1. Masih kurangnya promosi wisata melalui sarana dan prasarana informasi dan

media visual.

2. Masih terbatasnya infrastruktur penunjang pariwisata bagi kenyamanan

wisatawan.

3. Masih terbatasnya destinasi yang terbungkus dalam paket wisata sehingga

berdampak pada tidak lamanya kunjungan wisatawan di Bintan.

4. Pembangunan Pariwisata belum memberikan dampak yang signifikan terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wisata hal ini perlu di

tambah dengan pengembangan program kegiatan ekonomi kreatif bagi

masyarakat di sekitar objek wisata.

5. Terbatasnya alokasi dana pada sektor pariwisata sehingga belum optimalnya

program pariwisata yang telah di rencanakan.

2. Solusi

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan terus melakukan upaya-

upaya antara lain :

1. Melakukan perencanaan-perencanaan yang matang untuk pengembangan

objek wisata dan berusaha agar pendanaan untuk melakukan kegiatan

Pengembangan Objek wisata dan kegiatan promosi wisata dapat di

tingkatkan.

2. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk menambahkan destinasi

wisata melalui upaya-upaya promosi dalam dan luar negeri.

3. Berkoordinasi dengan kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata provinsi Kepri

dan Dinas Pekerjaan Umum untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah kawasan

wisata melalui program pengembangan desa wisata.

5. Menjalin kerjasama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kota dan pihak

swasta dalam penyelenggaraan event-event bertaraf internasional seperti

event Tour de Bintan, Kite Surfing, Metaman dan Triatlon.

6. Membentuk lembaga-lembaga pariwisata dan budaya untuk mendukung

kegiatan kepariwisataan.

7. Mengali potensi pariwisata yang dimiliki dengan menginventarisir dan

Page 45: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 100

100

merevitalisasi benda-benda sejarah, seni dan budaya yang di miliki Kabupaten

Bintan

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya persentase koperasi aktif

dari 79,15% menjadi 82,80% serta pertumbuhan rata-rata UMKM

sebesar 3,77% pertahun

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase koperasi aktif 87,38% 85,90%

98,30

%

Persentase UMKM Aktif 1.7 unit

1.675

unit 108%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase Koperasi Aktif

Jumlah koperasi yang aktif dan Persentase koperasi aktif pada tahun 2014,

mencapai 85,90% atau sebesar 195 unit Koperasi aktif dibagi dari 227 unit

koperasi yang ada di kali seratus . Tidak aktifnya koperasi yang sudah berdiri adalah

sebagian besar Koperasi yang ada di perusahaan yang sudah tidak beroperasi lagi

sehingga koperasi tidak aktif lagi. Dengan angka persentase koperasi aktif yang

mencapai 85,90% target sasaran RPJMD meningkatnya persentase koperasi aktif

dari 79,15% menjadi 82,80% tercapai bahkan melebihi target sebesar 3,10%.

Untuk tahun 2013 target koperasi 211 dan 170 koperasi aktif atau 136 %

dan 114 % sedangkan untuk tahun 2012 Target awal adalah 206 koperasi dan 160

unit koperasi aktif. Capaian pada tahun 2012 sebanyak 275 koperasi (133,50%)

dan 171 unit koperasi yang aktif atau 106,88% di Kabupaten Bintan. Sedangkan

untuk tahun 2014 Koperasi Aktif sebanyak 195 Koperasi dan tidak aktif sebanyak 32

koperasi dapat dilihat tabel 3.22. sebagai berikut :

Page 46: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 101

101

Tabel 3.22

Data Keragaan Koperasi di Kabupaten Bintan

Tahun 2010 – 2014

NO JENIS KOP AKTIF TIDAK

AKTIF

ANGGOTA/

ORANG

MODAL

SENDIRI

RP.JUTA

MODAL LUAR

RP.JUTA

VOLUME

USAHA

S H U

RP.JUTA

1 KPRI 30 5 3,105 19,980 3,224 16,213 3,389

2 KUD 3 5 1,660 851 343 195 143

3 KSU 40 21 5,171 1,075 220 442 145

4 KOPANTREN 1 1 65 110 0 56 4

5 SEKUNDER 1 0 48 0 5,449 450 0

6 KOP. LAINNYA 120 0 14,833 17,539 4,848 7,286 2,431

2014 195 32 24,882 39,555 14,084 24,642 6,112

2013 193 94 24,747 25,503 9,875 31,465 6,885

2012 171 104 24,362 21,831 8,875 30,381 5,767

2011 191 75 24,036 16,196 9,801 29,918 4,876

2010 133 98 22,952 11,526 7,049 3,365 3,853

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bintan Tahun 2014

Jumlah koperasi aktif meningkat dikarenakan meningkatnya jumlah koperasi

aktif sebesar 22 koperasi dibandingkan dengan tahun sebelumnya 171 dan 23

koperasi dari target 2013 (170) atau 114 dari target, ini memberikan gambaran

kepada kita bahwa masih banyaknya minat pengurus dan anggota untuk

memajukan dan meningkatkan usaha koperasinya. Sedangkan untuk Tahun 2014

Jumlah koperasi aktif 195 dan yang tidak aktif 32 koperasi.

Persentase koperasi aktif Tahun 2012 terealisasi 83,01% dari 77,67% yang

ditargetkan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan atau capaian kinerjanya 107%.

Sedangkan tahun 2013, persentase koperasi aktif terealisasi 136,00% dari 80,57%

target yang ditetapkan atau 169capaian kinerjanya lebih meningkat dibandingkan

dengan tahun 2012. Persentase koperasi aktif bertambah untuk tahun 2013

sedangkan jumlah koperasi tidak aktif menurun 10 koperasi menjadi 94 koperasi

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ( 104), Sedangkan untuk tahun 2014

Persentase koperasi aktif target 87,38 % dan terealisasi 85,90 % atau capaiannya

98,30 %. ini dikarenakan usaha Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha

semaksimal dan optimal mungkin untuk menekan jumlah ini denganpembinaan dan

pelatihan perkoperasian dengan program pengembangan kewirausahaan dan

keunggulan kompetitifnya serta program pemberdayaan koperasi.

Page 47: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 102

102

Uraian Target Tahun

2014

Realisasi Tahun

2014

%

Pencapaian

Kinerja

Koperasi Aktif 180 195 108

Koperasi Tidak aktif 26 32 123

Total 206 227 110

Jumlah Koperasi aktif meningkat

Meningkatnya jumlah Koperasi aktif sebanyak 15 Koperasi berdasarkan target

2014 (180) dibandingkan realisasi tahun 2014 (195) atau 108%, ini memberi

gambaran kepada kita bahwa masih banyaknya minat pengurus dan anggota

untuk memajukan dan meningkatkan usaha Koperasinya.

Jumlah Koperasi Tidak aktif meningkat sebesar 6 Koperasi berdasarkan target

2014 sebanyak 26 Koperasi tidak aktif menjadi 32 koperasi, hal ini disebabkan

adanya beberapa koperasi yang bergabung dan koperasi yang membubarkan

diri dikarenakan perusahaan tempat mereka bekerja telah tutup, seperti

perusahaan-perusahaan pasir, garmen serta kurangnya rasa memiliki (sense of

belonging) dari para pengurus dalam memajukan koperasi.

0

50

100

150

200

250

300

350

2014 2013 2012 2011 2010

Aktif

Tidak Aktif

Jumlah Koperasi

Persentase UMKM Aktif

Untuk tahun 2013 target jumlah UMKM aktif target 1.477 unit terealisasi

1.593 unit atau capaian kinerjanya 108% sedangkan Target awal pada tahun 2012

Page 48: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 103

103

adalah 1.427 unit dan terealisasi sebanyak 1.485 unit UMKM atau 104,06%.

Sedangkan untuk tahun 2014 persentase UMKM aktif adalah 109,69 % dari target

1527 unit terealisasi 1675 unit. Untuk Target sasaran stategis RPJMD Pertumbuhan

UMKM pertahun diperkirakan 3,77 % pertahun telah tercapai sebesar 8,71 %

angka pertumbuhan UMKM ini diperoleh dengan jumlah UMKM tahun n dikurangi

UMKN tahun n-1 dibagi UMKM n-1 dikali seratus kemudian dujumlahkan untuk

setiap tahunnyakemudian dibagi lagi.

Tabel 3.23

Jumlah Unit UMKM Berdasarkan Sektor Usaha di Kabupaten Bintan

Tahun 2010 – 2014

N

o Sektor Usaha

Kecamatan JUMLAH

Tambelan Bintim Binut G. Kijang T. Sebong T. Bintan UKM

1 Perdagangan 36 321 175 74 59 66 731

2 Industri 16 55 10 18 11 9 119

3 Pertanian/Perkebunan 9 57 27 59 20 18 190

4 Perikanan 32 79 56 71 48 57 343

5 Peternakan 8 26 33 46 9 12 134

6 Aneka Jasa 9 33 30 57 18 11 158

2014 110 571 331 325 165 173 1675

2013 98 554 319 313 150 159 1593

2012 97 548 317 310 149 158 1579

2011 96 541 317 303 146 158 1561

2010 72 395 237 246 127 146 1223

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bintan Tahun 2014

Page 49: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 104

104

Uraian Target Tahun

2014

Realisasi Tahun

2014

%

Pencapaian

Kinerja

Jumlah UMKM Aktif 1.527 1.675 109,69

Dari tabel diatas dapat kita lihat Pencapaian kinerja cukup memuaskan

dikarenakan :

Meningkatnya jumlah UMKM sebesar 82 UMKM dari realisasi tahun

sebelumnya (1.593) dan meningkat sebesar 198 dari target tahun 2014 (1.527)

atau sebesar 109,69%.

Meningkatnya unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebesar 150%

pada tahun 2015.

Dengan meningkatnya UMKM maka meningkat juga Industri Kecil dan

Menengah di Kabupaten Bintan yang mampu meningkatkan Nilai investasi di

Kabupaten Bintan Pencapaian sasaran ini melalui pelaksanaan program dan

kegiatan dengan hasil capaian indikator kinerja masing-masing program dan

kegiatan.

Tabel 3.34

Jumlah Industri Kecil Kabupaten Bintan Tahun 2010 s.d 2014

No. Kecamatan Jumlah Industri Nilai Investasi

(Rp.)

Jumlah

Tenaga Kerja

1 Teluk Bintan 20

32,340,000 65

2 Seri Kuala Lobam 44

75,460,000 20

3 Bintan Utara 66

80,118,000 101

4 Teluk Sebong 17

32,436,000 82

5 Bintan Timur 60

718,750,000 137

6 Bintan Pesisir 15

63,602,000 32

7 Mantang 26

106,722,000 37

8 Gunung Kijang 39

245,784,000 43

Page 50: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 105

105

9 Toapaya 46

69,818,400 78

2014 319 2,525,030,400 595

2013 200

2,525,030,400 595

2012 160

2,325,030,400 515

2011 108

2,156,800,000 448

2010 125

2,159,300,000 448

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bintan Tahun 2014

Uraian Target Tahun

2014

Realisasi Tahun

2014

%

Pencapaian

Kinerja

Jumlah IKM 220 319 145

Dari tabel diatas dapat kita lihat pencapaian kinerja cukup memuaskan

dikarenakan :

Meningkatnya jumlah IKM sebesar 99 IKM dari target tahun 2014 (220) atau

sebesar 145%.

Tidak terlepas dari peningkatan pembinaan dan pembekalan ilmu terhadap

Page 51: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 106

106

industri-industri kecil yang ada, maka ini memotifasi industri rumah tangga yang

ada untuk tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan usaha dan modal kerja

sehingga menjadi IKM yang dapat mandiri.

Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan:

a. Hampir semua proposal permohonan yang diajukan justru mengabaikan

prosedur yang berlaku, diantaranya tidak adanya rekomendasi dari intansi

terkait;

b. Terjadinya dilapangan adalah perubahan data misalnya adanya kelompok

anggota yang telah pindah namun data yang diverifikasi belum begitu

maksimal.

2. Solusi:

a. Dianjurkan kepada TIM Verifikasi bantuan sosial, harus betul-betul

menyeleksi untuk calon penerima bantuan terutama data yang menyangkut

tentang identitas koperasi dan kelompok.

b. Untuk meningkat akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan

kelompok yang menerima bantuan sosial perlu dilakukan kegiatan

monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai

dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha koperasi dan kelompok.

Permasalahan :

a. Kelompok yang sudah terbentuk rata-rata masih kekurangan modal

b. Kurangnya pengetahuan kelompok dalam mengelola keuangan, pamasaran

maupun kualitas dari produksi yang mereka hasilkan.

Solusi :

a. Perlu adanya dukungan untuk mendapatkan permodalan serta akses

pemasaaran.

b. Adanya pelatihan pembukuan keuangan/ akuntansi, pelatihan tentang

peningkatan mutu dan informasi pasar

Permasalahan :

Page 52: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 107

107

a. Dana yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan oleh koperasi/UKM untuk

kegiatan yang cukup beragam, tidak semuanya Koperasi/UKM menggunakan

dana sesuai tujuan program bantuan Pemerintah dan rencana awal

Koperasi/UKM bersangkutan.

b. Modal bukanlah satu-satunya faktor penghabat berkembangnya Koperasi/UKM,

faktor-faktor lain yang juga menjadi penghambat berkembangnya

Koperasi/UKM penerima bantuan adalah kualitas SDM, seleksi, perencanaan,

pengawasan serta kebijakan Pemerintah.

c. Semua Koperasi/UKM yang mendapatkan bantuan dana, khususnya pinjaman

dari Pemerintah ternyata belum mengembalikan dana tersebut secara total,

meski sudah ada yang mencicil, namun cicilan tersebut masih relatif kecil

dibandingkan dengan dana yang dipinjamkan

Solusi:

a. Pemerintah melakukan pembinaan berkesinambung agar koperasi/ UKM bisa

mengembangkan usahanya sesuai dengan tujuan Pemerintah. Bentuk

pembinaan yang dilakuak antara lain melalui pembinaan managemen,

adminstrasi, kelembagaan, dan kewirausahaan terutama kepada koperasi/ UKM

yang belum berhasil meningkatkan kinerjannya.

b. Perlu memperhatikan kondisi koperasi/UKM yang akan diberikan bantuan dan

memilah-milah jenis bantuan sesuai dengan kebutuhan koperasi/UKM

dilapangan. Pola Top Down sudah tidak lagi diterapkan. Tidak Semua

Koperasi/UKM membutuhkan bantuan yang sama. Oleh Karena itu, perlu

dilakukan iventarisasi kebutuhan koperasi/UKM. Dengan demikian, diharapkan

bantuan yang diberikan bisa tepat Sasaran.

c. Diharapkan juga harus memilah koperasi/ UKM yang perlu dibantu, tidak

semua koperasi/ UKM harus dibantu. Sebagai contoh, koperasi/ UKM yang

sudah maju dan memiliki managemen yang sudah baik lagi Dibantu secara

finansial. Koperasi/ UKM seperti ini harus di dorong untuk mentranfer

pengetahuan dan pengalamannya kepada koperasi yang belum maju.

Page 53: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 108

108

SASARAN STRATEGIS . Terpenuhinya Pelayanan Kesehatan Sesuai

Standar

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Angka Indeks Kesehatan 75.10 75.00 99,86

Angka Usia Harapan Hidup 70.40 69.98 99,40

Angka Kelangsungan Hidup Bayi 99.50 99.30 99.75

Persentase balita gizi buruk 1% 0.21 100

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat

Perawatan <100 126 100

Cakupan Kunjungan bayi 114 80.20 70.35

Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi

yang ditangani 80 100 125

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 90 97.86 108.73

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 100 95.20 95.20

Cakupan Pelayanan Anak Balita ( Minimal

8 ) kali 80 70 87.50

Cakupan Neonatal dengan komplikasi

yang ditangani 80 100 125

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar realisasi target telah tercapai seperti

Persentase Balita Gizi Buruk (100%), angka kematian ibu melahirkan per 100.000

kelahiran hidup (100%), persentase Pertolongan Persalinan oleh nakes (105.05%),

Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (100%), persentase Balita Gizi

kurang (100%), persentase anak balita yang pendek(stuning) (100%), cakupan

balita gizi buruk mendapat perawatan (100%), cakupan ibu hamil dengan

komplikasi ditangani (125%), angka kematian balita (100%), cakupan pelayanan

ibu nifas (108.73%), cakupan neonatal dengan komplikasi ditangani (100%).

Ada juga beberapa indikator yang belum tercapai target perdasarkan

persentase perhitungan antara lain, angka indeks kesehatan (99.47%) dan angka

usia harapan hidup (99.36%), berdasarkan perhitungan data pertahun terjadi

penurunan setiap tahunnya, hal ini belum dapat dipastikan karena data yang

dipakai masih menggunakan data tahun 2013 (data BPS). Untuk angka

kelangsungan hidup bayi masih belum tercapai 100%, tetapi bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan dari tahun 2013 (99.75%) menjadi

99.80% di tahun 2014. Cakupan kunjungan bayi (80.20) cenderung menurun dari

tahun tahun sebelumnya (2013 : 98.30%) hal ini dikarenakan adanya penerapan

Page 54: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 109

109

standar baru mengenai kunjungan bayi, yaitu 4 kali kunjungan. Cakupan ibu hamil

K4 (95.20%) belum mencapai target, tetapi bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya (2013: 90.90%) hal ini terjadi peningkatan karna meningkatnya

penjaringan ibu hamil dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

pemeriksaan kehamilan. Cakupan pelayanan anak balita (minimal 8 kali) sebesar

87.50% menurun signifikan bila dibandingkan data tahun 2013 (98.75%)

dikarenakan belum maksimalnya pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) hanya menerapka di puskesmas saja

belum melibatkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Posyandu. Persentase

anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak (93%) hal ini semakin menurun

bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (2012: 102.40%, 2013: 95.55%) hal ini

dikarenakan ada penetapan sasaran yang tidak sesuai dengan sasaran imunisasi

campak, bila ditelusuri kembali untuk capaian indicator campak sudah seluruh bayi

diimunisasi.

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Angka Indeks Kesehatan

Tabel IV.8 : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan

Tahun 2010-2014

No Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kesehatan

1. 2010 69,71 74,5

2. 2011 69,76 74,6

3. 2012 69,80 74,7

4. 2013 69,91 74,9

5. 2014 69,98 75,0

Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Page 55: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 110

110

Grafik 3.10

Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Pencapaian Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan dari tahun 2010-2014,

menunjukkan peningkatan capaian IK yang cendrung meningkat. Dimana pada

tahun 2010, capaian IK di Kabupaten Bintan baru sekitar 74,52 poin, terus

meningkat menjadi 74,6 poin di tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012, capaian

IK Kabupaten Bintan terus meningkat menjadi sebesar 74,7 poin. Pada tahun

capaian IK sebesar 74,75, sedangkan pada tahun 2014 IK Kabupaten Bintan

mencapai 75 dimana hanya terpaut 0,3 dari target RPJMD tahun 2014. Walaupun

pencapaian IK sampai dengan tahun 2014 belum memenuhi target sesuai yang

ditargetkan dalam RPJMD tetapi Kontribusi IK terhadap pembentukan IPM cukup

signifikan sehingga IPM Kabupaten Bintan terus meningkat.

No

Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Kecamatan Rumah

Sakit Puskesmas

Puskesmas

Pembantu

Puskesmas

Keliling

Balai

Pengobatan

Pos Pelayanan

Terpadu

Ada Aktif

1. Teluk Bintan - 1 3 - - 16 16

2. Seri Kuala

Lobam

1 1 2 - 2 12 12

3. Bintan Utara - 1 1 - 7 17 17

4. Telok Sebong - 3 7 1 3 27 27

5. Bintan Timur 1 1 3 - 2 33 33

6. Bintan Pesisir - 1 3 1 1 7 7

7. Mantang - 1 3 - - 4 4

8. Gunung Kijang - 1 2 1 - 13 13

9. Toapaya - 1 2 - - 14 14

10. Tambelan - 1 3 2 - 10 10

I

NDEK

S

Page 56: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 111

111

2013 2 12 29 5 15 153 153

2012 1 12 29 10 7 146 146

2011 1 12 29 10 7 140 140

2010 1 12 29 15 13 140 140

2009 2 10 30 14 24 134 134

Selain Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bintan Juga

memberikan pemenuhan hak –hak dasar terhadap masyarakat miskin yang

tertinggal berupa :

1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak (Bayi ) Keluarga Miskin

3. Perawatan Kasus Gizi Buruk bagi Penduduk Miskin.

4. Pengobatan Gratis Bagi penduduk Miskin/Desa yang Tertinggal (

JAMKESDA)

5. Pembangunan /Rehabilitasi Pustu

Angka Usia Harapan Hidup

Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila

pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan

kesejahteraan rakyat secara langsung. Selain itu pembangunan kesehatan juga

memuat mutu dan upaya kesehatan yang sanngat dipengaruhi oleh ketersediaan

fasilitas kesehatan dengan menciptakan akses pelayanan kesehatan dasar yang

didukung oleh sumber daya yang memadai seperti rumahsakit,puskesmas, tenaga

kesehatan, dan ketersediaan obat hal ini dapat meningkatkan Pencapaian angka

harapan hidup Kabupaten Bintan yang dewasa ini masih belum begitu

menggembirakan, walaupun terdapat peningkatan yang cukup signifikan, tetapi

belum mampu mencerminkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten

Bintan dapat dikatakan cukup baik.

Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan dari tahun 2010

sampai tahun 2014 menunjukkan peningkatan. Perkembangan positif ini sangat

mempengaruhi angka Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan. Menurut data BPS

Kabupaten Bintan capaian AHH Kabupaten Bintan tahun 2010 sebesar 69,71,

dengan IK sebesar 74,5. Pada tahun 2011 AHH meningkat hingga 69,76 dengan IK

sebesar 74,6. Tahun 2012, AHH telah mencapai 69,8 dengan IK sebesar 74,7. Tren

Page 57: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 112

112

peningkatan terus berlanjut di tahun 2013 dengan AHH mencapai 69,91 dengan IK

sebesar 74,9. Tahun 2014 AHH mencapai 69,98 dengan IK mencapai 75,0.

Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya secara komprehensif dan

berkoordinasi lintas sektoral secara intensif dalam rangka mewujudkan perbaikan

bidang kesehatan dengan capaian utama Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks

Kesehatan (IK).

Target tahun 2013 angka usia harapan hidup di Kabupaten Bintan 70,3 %

terealisasi 69,85%. Sedangkan Untuk Tahun 2014 Angka Usia Harapan Hidup

terealisasi 69,85 yang masih menggunakan Data Lama. Berikut Tabel 3.37.

No Tahun Angka Harapan Hidup

1. 2010 69,71

2. 2011 69,76

3. 2012 69,8

4 2013 69,85

5 2014 69,98

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Tabel 3.38 . Angka Kelangsungan Hidup Bayi

No Tahun Angka Kelangsungan Hidup Bayi

1 2013 99,25

2 2014 99,30

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

Page 58: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 113

113

Grafik 3.11

Angka Kelangsungan Hidup Bayi 2010-2014

Sumber: Seksi Kesehatan Ibu dan Anak dan Pelayanan Medik KB

Angka kelangsungan Hidup bayi di Kabupaten Bintan tahun 2014 yaitu 99,3 persen,

bila dibanding tahun sebelumnya terjadi peningkatan yaitu : 99,25 persen (2013)

namun angka ini masih belum mencapai target 2014 yaitu 99,6 persen.

Pada tahun 2011 terjadi penurunan angka kelangsungan hidup bayi disebabkan

adanya perubahan definisi operasional tentang angka kematian bayi dimana,

kematian bayi didalam rahim IUFD termasuk dalam Angka Kematian Bayi (AKB),

sejak tahun 2012 IUFD tidak dimasukkan dalam AKB.

Belum tercapainya target Angka Kelangsungan Hidup Bayi karena dipengaruhi oleh

Angka Kematian Bayi (AKB), makin kecil Angka Kematian Bayi (AKB) semakin tinggi

Angka Kelangsungan Hidup Bayi.

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Bayi

melalui peningkatan kompetensi Bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan

mulai dari masa kehamilan sampai masa persalinan melalui pelatihan dan review

program serta peningkatan koordinasi dengan program-program terkait dalam

pelayanan kesehatan bayi.

Persentase Balita Gizi Buruk

Pemerintah Kabupaten Bintan pada tahun 2012 dan tahun 2013 telah

Page 59: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 114

114

menetapkan indikator “persentase balita gizi buruk” dibawah 1% dan realisasi

tercapai dibawah 1% yaitu 0,53% untuk tahun 2013 terealisasi 0,44 % berarti

adalah 100% capaiannya . Untuk Tahun 2014 terealisasi 0,21 %

Tabel 3.24.

Tabel Persentase Balita Gizi Buruk

No Tahun Persentase Balita Gizi Buruk

1 2012 0,53 %

2 2013 0,44%

3 2014 0,21%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Grafik 3.12

Persentase Balita Gizi Buruk 2010-2014

Sumber: Seksi Gizi Kesehatan Masyarakat

Balita gizi buruk adalah status gizi balita sangat kurus berdasar standar

antropometri Berat badan dibanding tinggi badan atau panjang badan (BB/TB) nilai

ambang batas z score <-3 SD.

Prevalensi balita gizi buruk di Kabupaten Bintan tahun 2014 sebesar 0,21

persen (26 kasus dari 11.860 Balita yang ditimbang). Angka ini lebih rendah

dibanding angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional tahun 2013

(Riskesdas 2013) dimana angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau 6 persen dan

angka gizi buruk Nasional 5,3 persen, sedangkan target Nasional adalah < 10

(kurang dari sepuluh) persen. Kalau dilihat trend prevalensi gizi buruk Kabupaten

Bintan lima tahun terakhir terlihat peningkatan di tahun 2013 (57 kasus) dan

Page 60: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 115

115

terjadi penurunan sebesar 0,21 persen pada tahun 2014.

Kasus gizi buruk tahun 2014 ditemukan di 7 UPTD Puskesmas. Kasus terbanyak

ditemukan di wilayah UPTD Puskesmas Teluk sasah yaitu 12 kasus, UPTD Puskesmas

Kelong 4 kasus, UPTD Kuala Sempang 2 kasus, UPTD Tambelan 2 kasus, UPTD

Puskesmas Sei Lekop 2 kasus, UPTD Puskesmas Toapaya 2 kasus, UPTD Pusesmas

Tanjung Uban 1 kasus, dan UPTD Puskesmas Berakit 1 kasus. Kasus gizi buruk yang

ditemukan adalah non klinis dan sebagian besar disebabkan kurangnya asupan gizi

karena faktor pola asuh anak dan tradisi budaya setempat yang mempengaruhi

persepsi orang tua terhadap pola konsumsi.

Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan kinerja

surveilans gizi balita di masyarakat meningkat, (2) Pelaksanan Bulan Penimbangan

Balita yang mentargetkan seluruh balita ditimbang dan diukur tinggi/panjang badan

di posyandu pada bulan April dan November, (3) Melakukan sweeping bagi balita

yang tidak hadir di posyandu, dan (4) Melaksanakan penyuluhan tentang pola asuh

dan manfaat gizi pada balita.

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Cakupan balita Gizi buruk mendapat perawatan di Kabupaten Bintan Pada

Tahun 2014 adalah dari target 100 % terealisasi 100% sedangkan untuk Tahun

2013 terealisasi juga 100%.

Masalah gizi di masyarakat masih merupakan masalah yang serius di

Indonesia, hal ini terlihat masih tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang.

Berdasarkan data SUSENAS tahun 2005 prevalensi gizi kurang mencapai 28 persen

(%) dan gizi buruk 8,5 persen (%). Mencuatnya kembali pemberitaan media massa

akhir-akhir ini mengenai masalah gizi buruk yang ditemukan menunjukkan sistem

surveilans dan penanggulangan masalah gizi balita dari berbagai instansi terkait

masih belum optimal. Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya dari tahun ke

tahun untuk memberikan perhatian terhadap penanganan kasus balita gizi buruk,

perhatian tersebut baik berupa besarnya anggaran yang dialokasikan untuk

penangganan balita gizi kurang serta memberikan perhatian dengan terus

Page 61: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 116

116

mengintensifkan kinerja petugas kesehatan pada pusat-pusat pelayanan kesehatan.

Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan kasus balita gizi buruk dari tahun ke

tahun. Ada dua Indikator yang digunakan untuk menilai status gizi balita yaitu : (1)

Melakukan penimbangan berat badan kemudian dibandingkan dengan umur Balita

(BB/U). (2) Melakukan penimbangan berat badan kemudian dibandingkan dengan

tinggi badan Balita (BB/TB). Upaya yang dilakukan dalam penanganan gizi buruk

adalah penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak balita dan

penganekaragaman makanan di tingkat rumah tangga, serta memberikan makanan

tambahan selama 90 hari bagi tiap penderita gizi buruk. Seluruh balita yang

menderita gizi buruk pada tahun 2012 telah dilakukan penanganan dengan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta pengobatan penyakit pada pusat-pusat

pelayanan kesehatan.

Pemberian makanan tambahan bagi balita gizi buruk dan gizi kurang

penduduk miskin dan desa tertinggal bertujuan untuk :

1. Mengurangi masalah gizi KEP terutama pada bayi, balita dan wanita usia

subur.

2. Menurunkan jumlah penderita anemia zat gizi besi pada Ibu hamil, wanita

usia subur dan anak sekolah.

3. Mencegah kebutaan akibat kekurangan Vitamin A pada Balita.

4. Mencegah terjadinya kekurangan iodium (GAKY) dan mikro lainnya.

Cakupan Kunjungan Bayi

Tabel. 3.34

Cakupan Kunjungan Bayi

No Tahun Cakupan Kunjungan Bayi

1 2012 100,00 %

2 2013 98,30%

3 2014 80,20%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Page 62: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 117

117

Grafik 3.13

Cakupan Kunjungan Bayi, 2010 - 2014

Sumber: Seksi Kesehatan Ibu dan Anak dan Pelayanan Medik KB

Cakupan Kunjungan bayi adalah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan minimal

4 kali sesuai dengan standar pelayanan kesehatan bayi yaitu 1 kali pada usia 29 hari

sampai dengan 2 bulan, 1 kali pada usia 3 bulan, 1 kali pada usia 6 - 8 bulan, dan 1

kali pada usia 9 - 11 bulan. Presentase cakupan kunjungan Bayi di Kabupaten Bintan

pada tahun 2014 sebesar 80,2 persen, bila dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya terjadi penurunan yaitu : 95,2 persen (2012) dan 96 persen (2013), hal

ini disebabkan karena perubahan standar dalam pelayanan kesehatan bayi, awalnya

menggunakan cakupan imunisasi campak berubah menjadi pencatatan kohort bayi.

Berdasarkan target cakupan kunjungan bayi di RPJMD Kabupaten Bintan 2011-2015

yaitu 112% dan target Nasional sebesar 60% maka terjadi kesenjangan yang cukup

besar yaitu sebesar 52%, maka target RPJMD cakupan bayi di revisi menjadi 90%.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan bayi tersebut antara

lain melalui peningkatan cakupan pelayanan di Posyandu dan kelas ibu balita.

Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani

Tabel 3.35

Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang di Tangani.

No Tahun Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani

1 2012 80,56 %

2 2013 100,00%

3 2014 100,00%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Dari Tabel diatas dapat dilihat Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang

Page 63: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 118

118

ditangani Dari Tahun 2012 yaitu 80,56% kemudian Tahun 2013 Cakupan Ibu

Hamil dengan Komplikasi yang ditangani 100,00 % dan Tahun 2014 Cakupan Ibu

Hamil dengan Komplikasi yang ditangani 100.

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Tabel. 3.36

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas.

No Tahun Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

1 2012 92,58 %

2 2013 92,90%

3 2014 97,86%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Target Nasional cakupan pelayanan ibu nifas adalah 90, sementara

pencapain pelayanan ibu nifas di Kabupaten Bintan tahun 2013 diatas standar

nasional yakni 92,9.Sedangkan Untuk Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

97,86 % masih melebihi Target Nasional.

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Tabel.3.37

Cakuppan Kunjungan Ibu Hamil K4

No Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

1 2012 94,63 %

2 2013 90,90%

3 2014 95,20%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa 2 (dua) tahun terkahir cakupan kunjungan

ibu hamil K4 di Kabupaten Bintan dibawah target yakni 94,63 (2012) dan 90,90

(2013), sedangkan target K4 95 Untuk Tahun 2014 melebihi target nasioanl yaitu

95,20%

Cakupan Pelayanan Anak Balita ( minimal 8 Kali )

Tabel. 3.38

Cakupan Pelayanan Anak Balita

No Tahun Cakupan Pelayanan Anak Balita ( Minimal 8 Kali)

1 2012 67,95 %

2 2013 79,00%

3 2014 70,00%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Page 64: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 119

119

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan Anak Balita

(kunjungan minimal 8 kali ) belum stabil, masih terjadi trend naik dan turun pada

kedua capaian program.

Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani.

Tabel. 3.39

Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani

No Tahun Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani

1 2012 100,00 %

2 2013 100,00%

3 2014 100,00%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa 3 (tiga) tahun terkahir cakupan neonatal dengan

komplikasi yang ditangani adalah 100%.

Hal ini dilakukan oleh Kabupaten Bintan sesuai dengan paradigma sehat,

harus memberikan pengutamaan pada pelayanan kesehatan masyarakat yang

dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan dan

Upaya Kesehatan Masyarakat. Disamping itu upaya kesehatan bagi penduduk

miskin, penanggulangan masalah gizi kurang dan buruk pada balita dan ibu hamil,

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, promosi kesehatan dan

pendayagunaan tenaga kesehatan.

Permasalahan;

1. Masih kurangnya Tenaga Kesehatan dalam melayani kesehatan terutama di

Daerah terpencil yang susah dijangkau oleh transportasi.

Solusi;

1. Perlunya meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan profesionalisme Sumber Daya

Tenaga Kesehatan yaitu dengan pengembangan dan penambahan tenaga medis,

paramedis perawatan dan non perawatan serta tenaga kesehatan masyarakat

pada seleksi penerimaan CPNS baru, serta dengan mengikutsertakan dan

memberikan kesempatan kepada SDM tenaga kesehatan untuk mengikuti

Page 65: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 120

120

pendidikan baik berupa tugas belajar, pelatihan tehnis fungsional, pelatihan

peningkatan kemampuan manajerial dan lain sebagainya.

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kontribusi sektor pertanian

terhadap PDRB dari 7.21% menjadi 7.70% dan Nilai Tukar Petani

dari 105% menjadi 114%.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Kontribusi sektor

pertanian/

Perkebunan terhadap PDRB

7,60% 5,78% 75,05%

Nilai Tukar Petani 112 % 109 % 97,32%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase Kontribusi sektor pertanian/Perkebunan terhadap PDRB

Nilai Tukar Petani

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan Terhadap PDRB dan Nilai

Tukar Petani (NTP). Sasaran strategis meningkatnya kontribusi sektor pertanian

terhadap PDRB dari 7,21 menjadi 7,70 belum tercapai karena masih dilevel angka

5,78 % , sedangkan untuk nilai tukar petani hampir tercapai dicapaian 109 %

terpaut 5 %.Untuk melaksanakan sasaran strategis ini, terdapat 3 indikator kinerja

yang harus dicapai, yaitu: (1).Persentase kontribusi pertanian/perkebunan terhadap

PDRB (2). Persentase peningkatan produksi perkebunan dan (3). Persentase

peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan Hortikultura.

Page 66: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 121

121

Grafik. 3.14

Persentase Kontribusi Pertanian/Perkebunan Terhadap

PDRB Tahun 2011-2014

Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, Kontribusi Sektor

Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah

sebesar 7,21%, di targetkan pada tahun 2014 adalah sebesar 7,60% dan

pencapaian tahun 2014 adalah sebesar 5,78 %. Angka pencapaian tersebut

merupakan data yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kab. Bintan dan telah

dikonfirmasi keakuratannya. Akan tetapi berdasarkan hasil capaian tahun 2013

yakni sebesar 5,69%, maka capaian tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar

0,1%. Akan tetapi secara umum, capaian Kontribusi Pertanian/Perkebunan terhadap

PDRB tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena

konstribusi sektor lain (pariwisata) ternyata lebih meningkat dan mampu secara

dominan mempengaruhi PDRB kabupaten Bintan. meskipun dilihat dari hasil

capaian produksi, sektor pertanian mengalami peningkatan. Indikator kinerja

lainnya dalam meningkatnya kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap

PDRB dan Nilai Tukar Petani (NTP) adalah Persentase Peningkatan Produksi

Perkebunan. Seperti pada grafik berikut ini:

Page 67: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 122

122

Grafik 3.15

Grafik. Persentase Peningkatan Produksi Perkebunan

Tahun 2011-2014

Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, capaian produksi Komoditi

unggulan perkebunan sebesar 24.513,98 Ton, di targetkan pada tahun 2014 sebesar

25.298 Ton dan capaian pada tahun 2014 sebesar 112.157,50 Ton. Angka ini

merupakan angka akumulasi dari tahun sebelumnya, dimana Tahun 2013 tercatat

realisasinya adalah 107.195,50 Ton ditambahkan dengan capaian Tahun 2014

sebesar 4.962 Ton menjadi 112.157,50 Ton. Capaian prestasi yang melampaui

target ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah investasi dan

pembangunan sektor perkebunan berjalan sangat baik dan kondusif. Bahkan

beberapa kelompok tani masyarakat dan perusahaan melakukan pembukaan lahan

perkebunan baru. Selain itu, pertambahan luas Tanaman Menghasilkan (TM) dari

komoditi kelapa sawit, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar Swasta

(PT. Tirta Madu) dan perkebunan karet pada PT. Numbing yang melaksanakan

kegiatan perkebunannya di pulau tersendiri, yakni Pulau Mapur, Kecamatan Bintan

Pesisir dan PT. Pulau Bintan Djaya juga meningkat.

Di samping itu, Dalam upaya optimalisasi pembangunan perkebunan dan untuk

meminimalisir segala kelemahan yang dimiliki oleh petani dalam meningkatkan

pendapatan petani maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan pada

Tahun anggaran 2014 telah melaksanakan kegiatan pembangunan pertanian

diantaranya : 1). Perluasan areal dengan menggunakan jenis bibit unggul PB.260.

Page 68: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 123

123

2). Penyediaan sarana kerja petani dan bantuan penberantasan hama dan penyakit

tanaman. 3). Meningkatkan keterampilan petani dalam penyadapan dan

perlindungan tanaman, 4). Pengembangan komoditi alternatif bagi petani

khususnya tanaman kakao dan pemanfaatan alternatif tanaman karet dan 5).

Optimalisasi lahan karet dengan melakukan pola Poli Kulktur dengan tanaman

lainnya.

Selain itu, Jumlah produksi pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura juga

mengalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan. Sebagaimana pada grafik

berikut ini:

Grafik 3.16 : Persentase Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Tahun 2011-2014

Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, Capaian produksi komoditi

hortikultura adalah sebesar 12.811 Ton di targetkan pada tahun 2014 adalah

sebesar 15.571 Ton (80%) dan capaian pada tahun 2014 adalah 44.509 ton.

Dibandingkan dengan capaian tahun 2013, capaian tahun 2014 mengalami

penurunan sebesar 179.14%, hal ini disebabkan oleh factor cuaca berupa kemarau

cukup panjang yang melanda Kabupaten Bintan mulai dari Bulan Februari hingga

pertengahan tahun 2014, yang menyebabkan produksi Hortikultura, khususnya

tanaman sayuran dataran rendah mengalami penurunan produksi. Bahkan

dibeberapa tempat terjadi kebakaran lahan dan hutan yang menyebabkan turunnya

produksi komoditi Hortikultura di Bintan.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan target tahun 2014, capaian tahun 2014

Page 69: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 124

124

telah diatas target. Prestasi capaian melebihi target ini disebabkan oleh hal-hal

sebagai berikut diantaranya adalah: adanya peningkatan produksi hortikultura,

terutama komoditi buah-buahan. Pada tahun 2014, terutama komoditi buah-

buahan seperti durian, rambutan dan buah-buahan tahunan lainnya mengalami

peningkatan produksi (panen raya).

Gambar.3.1 Pengembangan Komoditi Perkebunan Karet di Bintan

Permasahan dan Solusi

Permasalahan

1. Sumber bibit /benih pertanian /peternakan dan perkebunan masih

ditingkatkan dari luar pulau Bintan.

Solusi

1. Perlu adanya balai benih khusus Bintan yang secara intensif menghasilkan

bibit benih di Kabupaten Bintan.

Page 70: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 125

125

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kontribusi sektor perikanan

dalam PDRB sebesar 8%.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Peningkatan Pendapatan

Perkapita Nelayan.

3,97 4,17 105,03%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase Peningkatan Pendapatan Perkapita Nelayan

Pemerintah Kabupaten Bintan telah menetapkan target indikator pendapatan

per kapita nelayan pada tahun 2012 sebesar 3,60 juta dengan realisasi 3,75 juta

atau 104,17%. Tahun 2013, target pendapatan per kapita nelayan adalah 3,78 juta

dan teralisasi 2,82 juta atau 74,60%. Pendapatan perkapita nelayan untuk Tahun

2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Hal ini juga dikarenakan secara

alamiah laut memang susah diprediksi, gelombang tinggi,angin kencang atau abadai

serta rusaknya alam membuat hasil tangkapan semakin sedikit yang mempengaruhi

pendapatan nelayan juga. Untuk Tahun 2014 meningkat 105,05% dari target 3,97

dan terealisasi 4,17%. Sasaran strategis meningkatnya kontribusi sektor perikanan

dalam PDRB sebesar 8% belum tercapai dan hanya tercapai 4,17 % . untuk tahun

2014 terjadi Peningkatan Pendapatan perkapita nelayan dipengaruhi Jumlah

Produksi Perikanan Tangkap (ton) Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bintan

yang besar adalah dari kelompok pelagis besar, kemudian krustase dan pelagis kecil.

Secara keseluruhan pemanfaatan ikan tangkapan di Kabupaten Bintan baru

mencapai 29,73%, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 3.40

Volume dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Bintan Tahun 2013 – 2014.

No Kecamatan Hasil produksi Tngkap (Ton)

Volume (Ton) Nilai (Rp)

1 Bintan Utara 1.574 23.616.000.000

2 Teluk Sebong 2.137 32.058.000.000

3 Teluk Bintan 6.694 100.416.000.000

4 Gunung Kijang 4.031 60.462.000.000

Page 71: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 126

126

5 Bintan Timur 12.883 193.248.000.000

6 Tambelan 4.556 68.346.000.000

7 Toapaya 0 0

8 Bintan Pesisir 11.449 171.738.000.000

9 Mantang 5.639 84.588.000.000

10 Seri Kuala Lobam 1.324 19.866.000.000

2014 50.289 754.338.000.000

2013 49.339 740.088.000.000

2012 41.228 618.420.000.000

Pertumbuhan (%) 16,44 % 16,44 %

Sumber Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan, tahun 2015

Dari Tabel di atas terlihat bahwa peluang pengembangan sumberdaya perikanan

tangkap di perairan Kabupaten Bintan masih bisa dikembangkan. Artinya

peningkatan upaya dan armada masih memungkinkan untuk terus dilakukan agar

pemanfaatan potensi bisa lebih optimal. Kelompok ikan yang masih berpotensi

dikembangkan adalah dari kelompok ikan demersal (ikan-ikan karang) dan pelagis

kecil. Lokasi pengembangan perikanan pelagis kecil dan demersal diantaranya

adalah di sekitar perairan Tambelan, Pulau Mapur (Bintan Pesisir) dan Mantang.

Pada lokasi ini sumberdaya masih cukup baik terutama dari kelompok ikan

demersal. Walaupun disinyalir stok demersal menurun karena aktivitas

penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang merusak seperti bom dan

racun, trawl dan pencurian ikan oleh kapal asing.

Dengan meningkatnya produksi perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Bintan

maka pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan di Kabupaten Bintan akan bertambah.

Produksi perikanan Kabupaten Bintan terus mengalami peningkatan sejak tahun

2010. Jumlah produksi perikanan Kabupaten Bintan selama periode 2010‐2014

rata‐rata sebesar 32.986,64 ton per tahun. Produksi paling tinggi selama periode

tersebut adalah pada tahun 2014 yaitu mencapai 50.289 ton.

Potensi serta pemanfaatan sumber daya melalui perikanan tangkap masih terus

dioptimalkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Capaian kinerja bidang kelautan dan perikanan tidak terlepas dari dukungan

berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bintan.

Permasalahan dan Solusi

Dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya penanganan urusan kelautan dan

perikanan di Pemerintah Kabupaten Bintan tidak terlepas dari permasalahan.

Page 72: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 127

127

Beberapa permasalahan yang dihadapi di bidang kelautan dan perikanan di

Kabupaten Bintan antara lain:

Permasalahan

1. Koordinasi antar pihak pengguna sumberdaya kelautan dan perikanan belum

berjalan dengan baik.

2. Penangkapan tidak ramah lingkungan.

3. Kondisi alam laut yang kurang bersahabat terkait perubahan iklim global.

4. Penanganan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan belum optimal.

5. Pelanggaran jalur penangkapan.

Solusi

1. Koordinasi antar pihak pengguna sumberdaya kelautan dan perikanan belum

berjalan dengan baik, hal ini perlu dilakukan penegasan terhadap tugas dan

fungsi dari masing-masing pihak sesuai dengan peraturan dan perundangan

yang berlaku. Selanjutnya juga akan dilakukan suatu forum koordinas antar

pihak pengguna perairan yang disejalankan dengan penyusunan Rencana

Zonasi dan Pengelolaan Wilayah Perairan. Dengan dibuatnya Rencana Zonasi

Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil nantinya juga disejalankan dengan

pembentukan Badan Koordinasi Zonasi Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau

kecil.

2. Masih adanya aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan di

perairan Bintan, maka perlu ditingkatkan penyadaran kepada masyarakat

nelayan dengan mengoptimalkan tenaga penyuluh yang ada.

3. Terjadinya pemanasan global mengakibatkan kondisi alam laut yang kurang

bersahabat terkait perubahan iklim global. Kondisi ini banyak mengakibatkan

menurunnya produktifitas perairan yang ditandai dengan menurunnya hasil

tangkapan nelayan.

4. Unit-unit Penanganan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan belum

optimal. Hal ini terjadi karena belum adanya akses masyarakat atau unit-unit

pengelola terhadap lembaga keuangan. Disamping itu juga aktifitas pemasaran

yang masing bersifat pasif atau bersifat menunggu, kedepan perlu dilakukan

bimbingan atau semacam pendampingan terhadap unit-unit pengengola dan

pemasaran dalam hal mengakses lembaga-lebaga keuangan yang sekarang

Page 73: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 128

128

sudah banyak di daerah kita. Selain itu juga perlu dilakukan promosi-promosi

produk olahan yang sudah baik hasil dan kemasannya agar dapat dicarikan

tempat-tempat pemasaran yang berkesinambungan.

5. Pelanggaran jalur penangkapan merupakan permasalahan kita dari tahun ke

tahun, hal ini sangat erat kaitannya dengan aktifitas pengawasan dan

penegakan hukum. Dengan adanya pemimpin yang tegas pada kementerian

Kelautan dan Perikanan, maka kita memiliki harapan yang besar bahwa

pengawan dan penegakan hokum di wilayah laut dapat dilakukan secara

maksimal.

Sasaran Strategis. Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen

kependudukan dan catatan sipil dari 64,40% menjadi 85%

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah 700

721

103

Kepemilikan KTP 96%

80.1 83,43%

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah

sudah 100%

Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi Lahir 65 org

48 73,84%

Rasio pasangan berakte nikah per 1000 pasangan penduduk menikah 5 pasang

809 pasang

16180

Kepemilikan akta kelahiran penduduk 100%

56 56 %

Untuk tercapainya sasaran pembangunan bidang kependudukan dan catatan sipil

maka program dan kegiatan yang telah ditempuh dalam Pembangunan

Kependudukan yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan. Tujuan

program ini untuk menata administrasi kependudukan dalam upaya mendorong

terakomodasinya hak-hak penduduk (untuk memperoleh hak dasar dalam

perlindungan hukum dan rasa aman), tertib administrasi penduduk, tersedianya

data dan informasi penduduk yang akurat dan terpadu dengan konsep Relation

Data Base Management System (RDBMS), perwujudan bank data kependudukan

Page 74: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 129

129

nasional dan reformasi pelayanan registrasi penduduk dan peran serta masyarakat,

dengan memperhatikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang

berkelanjutan, serta mendorong tertib pelayanan publik. Program‐program yang

dilaksanakan sejak tahun 2010–2014 terdiri dari :

1. Program Penataan Administrasi Kependudukan

2. Program Penataan Administrasi Catatan Sipil

3. Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

Keberhasilan dalam pelaksanaan program diatas dapat dilihat dari pencapaian

indikator dibawah :

Tabel 3.40

Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil,Tahun

2010‐2014

NO INDIKATOR KINERJA

KONDISI

KINERJA

AWAL

TAHUN

2010

CAPAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

1. Rasio penduduk ber

KTP per 1000 penduduk

telah menikah

601

Orang

633 645 805 721

2. Kepemilikan KTP 92,36% 90.34 92.42 81 80.1

3. Penerapan KTP

Nasional berbasis NIK

Belum 90.92 97.44 Sudah sudah

4. Rasio bayi berakte

kelahiran per 100 Bayi

Lahir

46

Orang

40.74 64 39 48

5. Rasio pasangan berakte

nikah per 1000

pasangan penduduk

menikah

1,75

pasang

1.85 1.15 1 809

6. Kepemilikan akta

kelahiran penduduk

59,81% 60.60 56,17 54,42 56

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2015

1) Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah, Dengan

memperhatikan data pencatatan yang dilakukan oleh Kantor Dinas

Page 75: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 130

130

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan pada tahun 2014 jumlah

penduduk telah menikah sebanyak 64.572 Jiwa, sementara data yang

penduduk ber KTP sebanyak 65.014 Jiwa maka didapat ratio penduduk ber

KTP per 1000 penduduk telah menikah sebesar 1.007 jiwa dari target sebesar

700 jiwa. Hal ini mengalami kenaikan yang sangat baik dikarenakan ratio

penduduk menikah cenderung memiliki KTP.

2) Kepemilikan KTP, Dari 95.186 orang wajib KTP, telah mencapai 80,1%, yang

sudah melakukan perekaman KTP baik menggunakan SIAK dan eKTP adalah

79.418 orang, yang sudah memiliki KTP (selesai disetak) sebanyak 65.014 orang

sedangkan sisanya belum memiliki KTP disebabkan oleh: (1) proses pencetakan

KTP pada tahun 2014 masih di pusatkan di Pemerintahan Pusat dalam hal ini

Kementerian Dalam Negeri, sehingga belum didistribusikan seluruhnya ke

daerah;(2) blanko pengisian KTP untuk saat ini hanya disediakan oleh pusat; (3)

sisanya setelah didata sebanyak 15.000.000 orang lebih penduduk Kabupaten

Bintan belum merekam KTP;

3) Penetapan KTP Nasional Berbasis NIK sudah dilaksanakan dengan baik sejak

tahun 2011 sehingga saat ini, dimana tahun 2014 ini yang melakukan

perekaman saja sudah mencapai 79.418 jiwa dari yang wajib KTP sebanyak

95.186jiwa yaitu 83%. Hal ini perkembangan perekaman berdasarkan dengan

pertumbuhan penduduk yang berkembang sesuai dengan demografis di

kabupaten bintan.

4) Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi Lahir, Perolehan akte kelahiran

adalah bayi yang lahir pada tahun 2014, dan lahir pada bulan november +

desember 2013 yang dilaporkan pada bulan Januari dan Februari 2014 (masuk

dalam <60 hari), namun tidak termasuk bayi yang lahir pada bulan November

dan Desember 2014 namun belum melaporkan dalam (<60 hari) usaha yang

dilakukan:

Insentif bagi ibu yang melaporkan kelahiran bayinya dalam <60 hari

Himbauan melalui media elektronik.

Pada periode tahun 2013 jumlah bayi yang telah memiliki akte kelahiran

seluruhnya tercatat sebanyak 3.933 jiwa sedangkan tahun 2014 jumlah bayi

yang telah memiliki akte kelahiran tercatat sebanyak 3.602 jiwa, ini dapat

Page 76: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 131

131

dilihat bahwa tahun 2014 jumlah bayi yang telah memiliki akte kelahiran ada

penurunan dibandingkan pada tahun 2013. Namun untuk Target capai

pertahun adalan 2.000 jiwa, dimana dalam pelaksanaan di tahun 2014 tercapai

3.602 jiwa, jadi ada peningkatan dalam target capaian yang telah ditetapkan.

5) Rasio pasangan berakte nikah per 1000 pasangan penduduk menikah,

Berdasarkan hasil pencatatan yang dilakukan oleh Kantor Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan bahwa pada periode tahun 2013 jumlah

pasangan nikah non muslim yang berakte nikah tercatat sebanyak 75 pasangan

dari jumlah sudah menikah sebanyak 70.953 pasang, sedangkan pada tahun

2014 jumlah pasangan nikah non muslim yang berakte nikah tercatat sebanyak

141 pasangan dari jumlah sudah menikah sebanyak 56.245 pasangan. Ini

adanya kenaikan pengurusan akta nikah di tahun 2014.

6) Kepemilikan akta kelahiran penduduk, Pada periode tahun 2014 jumlah

penduduk yang telah memiliki akte kelahiran seluruhnya tercatat sebanyak

78.204 jiwa dari jumlah penduduk sebanyak 140.267 Jiwa (56%), Hal ini perlu

adanya kerja keras dinas kependudukan khususnya bidang pencatatan sipil

dalam peran untuk membuat terobosan dalam kebijakan kebijakan bagi

masyara yang tidak memiliki dokumen, sehingga untuk dapat hak haknya

dalam kepemilikan dokumen kelahirannya.

Permasalahan dan Solusi

Adapun permasalahan dan solusi yang dihadapi dalam penanganan

administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipi adalah :

Permasalahan

1. Masih ada sebanyak 15.000.000 orang lebih penduduk Kabupaten Bintan

belum merekam maupun memiliki KTP;

2. Belum berfungsi maksimalnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK). Seperti proses pelayanan pencatatan sipil belum sepenuhnya

menggunakan program tersebut.

3. Faktor masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang arti

pentingnya administrasi kependudukan.

Page 77: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 132

132

4. Masih kurang aparatur dalam pelayanana administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

5. Penduduk pendatang tidak memiliki akte kelahiran

6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen

kependudukan dan catatan sipil

Solusi

1. Mengingat pentingnya dokumen pribadi seperti KTP dalam pengurusan

administrasi maka perlu dilakukan himbauan secara terkoordinasi melalui

RT/RW/Desa/Kecamatan dan Kelurahan maupun sosialisasi dalam bentuk

Baliho yang menekankan pentingnya memiliki KTP.

2. Peningkatan anggaran program kegiatan, baik itu sarana dan prasarana

pendukung dalam penertiban Administrasi kependudukan dan pencatatan

sipil yang berbasis tehnologi sesuai dengan persaingan global yang

berkembang.

3. Perlu upaya meningkatkan koordinasi dan persepsi terhadap penanganan

kependudukan dan pencatatan sipil bagi aparatur pemerintah baik pusat,

propinsi kabupaten/kota lainya, masyarakat, tokoh dan kepemudaan.

4. Tersedianya aparatur SDM pemerintah yang mempunyai kualitas dan

inovatif dalam perencanaan pembangunan di bidang kependudukan dan

pencatatan sipil sehingga dapat bersaing dengan daerah-daerah lainya

5. Kegiatan pengawasan yustisi dimana Tim yang terdiri dari pegawai Disduk,

Kecamatan, kelurahan/Desa dan Satpol PP serta kepolisian datang ke rumah

penduduk sebagai langkah untuk memotivasi dalam rangka mempercepat

kepelimikan dokumen kependudukan dan catatan sipil

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah

dan masyarakat dalam penanganan awal bencana

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Cakupan Pelayanan bencana

Kebakaran Kabupaten

100% 100% 100%

Page 78: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 133

133

Persentase Kejadian Bencana Sosial

Yang diTangani

100% 100% 100%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten.

Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten Bintan dapat ditangani

capaiannya 100 % untuk Tahun 2014 hal ini dapat dicapai dengan Kesiap siagaan

gaan Pemerintah dan Masyarakat didalam menangani awal Bencana, Untuk Kesiap

siagaan Pemerintah Kabupaten Bintan dapat terlihat dengan adanya Sarana berupa

mobil kebakaran dan tenaga profesional dalam penanggulangan Bencana

Kebakaran. Untuk Tahun 2014 Jumlah Kasus Bencana Kebakaran yang masuk 181

kasus dan dapat di tangani sebanyak 181 kasus hal ini menunjukkan kesiap-siagaan

Pemerintah Kabupaten Bintan dalam Menangani Bencana, khususnya Bencana

Kebakaran di Kabupaten Bintan dan merupakan kesiapsiagaan masyarakat

Kabupaten Bintan dengan bertindak cepat melaporkan kejadian bencana kebakaran

dengan cepat dan sigap sehingga kejadian bencana kebakaran dapat ditangani. Hal

didalam menangani bencana kebakaran memang harus ada kerjasama antara

masyarakat dan Pemerintah.

Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa bahwa

daerah Kabupaten Bintan tidak termasuk wilayah yang berpotensi mengalami

bencana-bencana besar dan masif, seperti Gempa Bumi, Tsunami, Kekeringan, atau

Air Bah. Namun kita sebaiknya harus tetap memiliki kewaspadaan tinggi terhadap

potensi bencana yang timbul. Berdasarkan kejadian maupun sejarah di Kabupaten

Bintan, beberapa potensi bencana yang ada seperti Angin Puting Beliung,

Kebakaran Hutan/Belukar/Lahan Perkebunan dan Kekeringan akibat kemarau,

masih dalam batas status regional artinya tidak berdampak luas dan masih bisa

diatasi ataupun ditanggulangi oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat dari

upaya-upaya pemerintah daerah dalam menanggulangi serta mengantisipasi segala

potensi bencana yang ada. Secara umum dapat dilaporkan bahwa jumlah bencana

yang terjadi selama tahun 2014 tercatat sebanyak 188 kejadian bencana yaitu

Kebakaran 181 kasus, puting beliung 7 kasus dan angin kencang 1 kasus, kejadian

Page 79: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 134

134

yang menyolok adalah kebakaran semak belukar dengan frekwensi yang cukup

tinggi terjadi pada bulan Januari dan Pebruari. Hal ini terjadi karena musim panas

yang membuat kebun ataupun semak belukar kering sehingga mudah terbakar

apabila orang melakukukan pembukaan lahan untuk kebun.

Tabel 3.41 Rekapitulasi Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Bintan Tahun 2014

TANGGAL/JAM KELURAHAN/ DESA JENIS BENCANA

11/01/14 Pkl. 13.30 - 15.10

Kawal, Jl. Bahari Km.27 Gunung Kijang Kebakaran hutan / semak belukar

14/01/14 Pkl. 11.00 - 13.08

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

15/01/14 Pkl. 08.15 -

16.15

Kawal Km. 28 Gunung Kijang Kebakaran

hutan / semak belukar

16/01/14 Pkl. 14.00 - 15.10

Toapaya Selatan, Gesek Km. 22

Toapaya Kebakaran hutan / semak belukar

18/01/14 Pkl. 18.30 - 20.35

Busung, Jl. Raya Busung, Kebun Lima

Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

19/01/14 Pkl. 16.30 -

02.00

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran

hutan / semak belukar

20/01/14 Pkl. 13.00 - 14.30

Sei Lekop Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar

21/01/14 Pkl. 12.00 -

16.16

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran

hutan / semak belukar

21/01/14 Pkl. 20.00 - 24.30

Gunung Kijang, Jl. Kalang Batang

Gunung Kijang Kebakaran hutan / semak belukar

22/01/14 Pkl. 12.00 - 14.30

Kijang Kota, Jl. Pelabuhan Kijang

Bintan Timur Kebakaran hutan / semak

belukar

22/01/14 Pkl. 19.30 - 21.00

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

22/01/14 Pkl. 14.00 - 19.20

Sebong Pereh, Jl. Tanjung Uban Km. 71

Teluk Sebong Kebakaran semak belukar

23/01/14 Pkl. 11.45 - 13.30

Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran lahan gambut

23/01/14 Pkl. 22.00 - 02.17

Busung, Jl. Raya Busung, Kebun Lima

Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

24/01/14 Pkl. 19.00 - 21.00

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

26/01/14 Pkl. 14.30 -

16.30

Kijang Kota, Jl. Alumina Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

26/01/14 Pkl. 12.00 - 14.50

Tembeling, Jl. Tembeling Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak belukar

27/01/14 Pkl. 12.00 - 15.27

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

27/01/14 Pkl. 14.30 -

17.00

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran

lahan gambut

Page 80: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 135

135

28/01/14 Pkl. 13.00 - 17.22

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar

28/01/14 Pkl. 21.00 - 23.15

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar

28/01/14 Toapaya Asri (Km. 23) Toapaya Kebakaran

hutan / semak belukar

29/01/14 Pkl. 14.15 - 16.30

Sei Lekop, Jl. Tirta Madu Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar

29/01/14 Pkl. 17.20 - 19.30

Kijang Kota, Jl. Kolong Enam Bintan Timur Kebakaran hutan / semak

belukar

29/01/14 Pkl. 15.00 - 20.09

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

29/01/14 Pkl. 10.45 - 11.30

Kawal, Jl. Kawal Km. 22 Gunung Kijang Kebakaran hutan / semak belukar

29/01/14 Pkl. 15.15 -

17.00

Kawal, Jl. Kawal Km. 23 Gunung Kijang Kebakaran

hutan / semak belukar

29/01/14 Pkl. 10.00 - 12.15

Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

29/01/14 Pkl. 11.00 - 18.26

Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

29/01/14 Pkl. 09.15 - 10.30

Bintan Buyu (Sampaing Ktr. Satpol PP)

Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak

belukar

30/01/14 Pkl. 11.30 -

12.15

Kijang Kota, Jl. Kp. Datuk Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

30/01/14 Pkl. 16.00 -

19.30

Sebong Pereh Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

31/01/14 Pkl. 09.45 - 11.45

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar

31/01/14 Pkl. 09.00 - 11.00

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar

31/01/14 Pkl. 12.30 -

17.05

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

31/01/14 Pkl. 14.00 -

18.30

Seri Bintan, Jl. Tanjung Uban

Km. 49

Teluk Bintan Kebakaran

hutan lindung

PEBRUARI 2014

01/02/14 Pkl. 15.20 -

16.00

Gunung Lengkuas Km. 20 Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

01/02/14 Pkl. 16.30 - 17.45

Kijang Kota (Pelabuhan Kijang)

Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar

01/02/14 Pkl.15.00 -

16.30

Kawal Km. 23 Gesek Gunung Kijang Kebakaran

hutan / semak belukar

01/02/14 Pkl. 08.30 - 11.30

Busung, Jl. Raya Busung, samping SD 003

Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

01/02/14 Pkl. 15.30 - 18.15

Ceruk Ijuk Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak belukar

02/02/14 Pkl. 18.30 -

19.30

Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

02/02/14 Pkl. 14.00 - 19.30

Sebong Pereh Teluk Sebong Kebakaran kebun / semak belukar

Page 81: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 136

136

02/02/14 Pkl. 13.20 - 16.20

Toapaya Selatan Toapaya Kebakaran hutan / semak

belukar

03/02/14 Pkl. 09.30 -

12.30

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

03/02/14 Pkl. 15.30 -16.45

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran hutan / semak

belukar

03/02/14 Pkl. 13.30 -

15.40

Kijang Km. 23 Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

03/02/14 Pkl. 09.30 - 11.40

Lancang Kuning (Jl. Datuk Laksamana)

Bintan Utara Kebakaran semak belukar

03/02/14 Pkl. 12.00 - 14.35

Lancang Kuning (Jl. Taman Sari)

Bintan Utara Kebakaran semak belukar

03/02/14 Pkl. 07.00 - 09.55

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar

03/02/14 Pkl. 13.00 -

17.48

Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran

semak belukar

03/02/14 Pkl. 18.30 -

21.00

Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran

semak belukar

04/02/14 Pkl. 15.30 -

16.15

Kijang Km. 20 Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

04/02/14 Pkl. 16.20 - 17.45

Sei Lekop Bintan Timur Kebakaran hutan / semak

belukar

04/02/14 Pkl. 09.00 -

12.50

Lancang Kuning (Jl. Taman

Sari)

Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

05/02/14 Pkl. 11.15 -

13.10

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

05/02/14 Pkl. 16.00 - 18.35

Busung, Jl. Raya Busung, Kp. Lepan

Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

05/02/14 Pkl. 14.40 - 16.30

Bandar Seri Bentan Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak

belukar

05/02/14 Pkl. 21.00 - 23.40

Sebong Pereh Teluk Sebong Kebakaran semak belukar

05/02/14 Pkl. 13.00 - 14.50

(Gesek Km. 23) Toapaya Kebakaran hutan / semak belukar

05/02/14 Pkl. 11.00 - 17.50

(Kp. Bukit Gajah Km. 24) Toapaya Kebakaran hutan / semak

belukar

06/02/14 Pkl. 11.50 - 13.15

Kijang Kota (PT. Antam Kijang)

Bintan Timur Kebakaran tangki minyak solar

06/02/14 Pkl. 12.00 - 17.00

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

07/02/14 Pkl. 12.30 -15.00

Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

08/02/14 Pkl. 11.50 -

13.00

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

08/02/14 Pkl. 15.00 -

17.28

Busung, Jl. Raya Busung, Kp.

Simp. Jembatan 1

Seri Kuala Lobam Kebakaran

semak belukar

09/02/14 Pkl. 12.00 - 17.00

Lancang Kuning, Kp. Bukit Senyum

Bintan Utara Kebakaran hutan

10/02/14 Pkl. 10.00 - 13.30

Sei Lekop (Jl. Korindo) Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar

Page 82: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 137

137

10/02/14 Pkl. 12.00 - 14.20

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar

10/02/14 Pkl. 11.00 - 19.13

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

10/02/14 Pkl. 13.00 -

14.30

(Topaya Km.23) Toapaya Kebakaran

hutan / semak belukar

10/02/14 Pkl. 11.00 - 18.00

Toapaya Selatan (Jl. Tanjung Uban Km. 28)

Toapaya Kebakaran hutan / semak belukar

11/02/14 Pkl. 03.30 - 05.33

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

11/02/14 Pkl. 18.45 -

20.06

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

11/02/14 Pkl. 20.15 -

22.02

Tanjung Uban Utara, Jl.

Perbatasan Kel. Tg. Uban Utara dan Ds. Lancang Kuning

Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

11/02/14 Pkl. 21.00 - 00.29

(Jl. Kp. Simpang Center) Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

11/02/14 Pkl. 13.20 -15.00

(Kp. Balai Rejo) Teluk Bintan Kebakaran semak belukar

12/02/14 Pkl. 11.40 - 13.15

Sei Lekop, Jl. Korindo Bintan Timur Kebakaran semak belukar

12/02/14 Pkl. 12.00 -

15.13

Sei Kecil, Perum Air molek

Km. 72 Sei Kecil

Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

12/02/14 Pkl. 05.00 -

10.35

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

13/02/14 Pkl. 11.00 - 14.30

Sei Lekop (Jl. Korindo, Kp. Jawa)

Bintan Timur Kebakaran semak belukar

13/02/14 Pkl. 14.30 - 17.07

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar

13/02/14 Pkl. 17.30 - 19.43

Teluk Sasa Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

13/02/14 Pkl. 13.20 -15.02

(Kp. Balai Rejo) Teluk Bintan Kebakaran semak belukar

13/02/14 Pkl. 15.00 - 18.20

(Jl. Tg. Uban Km. 17) Toapaya Kebakaran semak belukar

14/02/14 Pkl. 13.30 -

15.20

Sei Lekop, Jl. Korindo, Kp.

Jawa

Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

14/02/14 Pkl. 22.00 -

03.40

Kawal Km. 28 Gunung Kijang Kebakaran

hutan / semak belukar

14/02/14 Pkl. 09.15 - 11.30

bandar Seri Bentan (Ktr. Bupati)

Teluk Bintan Kebakaran semak belukar

14/02/14 Pkl. 15.30 - 20.00

(Pulau Ladi) Toapaya Kebakaran semak belukar

15/02/14 Pkl. 01.00 - 02.49

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar

15/02/14 Pkl. 18.00 -

19.35

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

15/02/14 Pkl. 22.45 -

02.10

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

16/02/14 Pkl. 08.00 -

15.20

(Km. 18 Tirta Madu, Kp.

Banjar)

Bintan Timur Kebakaran

hutan / semak belukar

16/02/14 Pkl. 12.00 - 15.25

(Jl. Taman Sari, Perbatasan Kel. Tg. Uban Timur dan Ds.

Lancang Kuning)

Bintan Utara Kebakaran semak belukar

17/02/14 Pkl. 20.10 -

21.20

Kijang Km. 25 (Depan SPBU) Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

17/02/14 Pkl. 11.00 -

20.30

Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran

Lahan gambut

Page 83: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 138

138

18/02/14 Pkl. 11.40 - 14.28

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

18/02/14 Pkl. 21.00 - 04.13

lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

19/02/14 Pkl. 13.30 -

15.50

Kijang Km. 23 Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

19/02/14 Pkl. 11.00 -

13.10

Kijang Km.18 (Perum. Al

Azhar)

Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

19/02/14 Pkl. 16.30 - 17.20

Kijang Km. 22 Bintan Timur Kebakaran semak belukar

19/02/14 Pkl. 09.00 - 12.21

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

20/02/14 Pkl. 20.30 - 22.20

(Kijang Km. 21) Bintan Timur Kebakaran semak belukar

20/02/14 Pkl. 20.00 - 23.40

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

20/02/14 Pkl. 10.00 - 12.20

Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran semak belukar

20/02/14 Pkl. 13.30 -

15.10

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

20/02/14 Pkl. 10.45 -

15.40

Toapaya Asri (Jl. Tanjung

Uban Km. 27)

Toapaya Kebakaran

semak belukar

21/02/14 Pkl. 21.45 -

23.20

(Kijang Km. 23) Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

21/02/14 Pkl. 22.45 - 00.25

(Jl. Taman Sari) Bintan Utara Kebakaran semak belukar

21/02/14 Pkl. 20.00 - 21.47

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar

21/02/14 Pkl. 16.00 - 20.20

(Toapaya Km. 27) Toapaya Kebakaran semak belukar

22/02/14 Pkl. 14.50 - 17.30

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar

22/02/14 Pkl. 10.00 - 12.20

Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran semak belukar

22/02/14 Pkl. 17.00 -

19.00

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

22/02/14 Pkl. 13.30 -

15.10

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

22/02/14 Pkl. 10.10 - 12.20

Teluk Bakau Km. 35 (Depan Lokasi MTQ)

Gunung Kijang Kebakaran semak belukar

22/02/14 Pkl. 15.20 - 19.40

(Jl. Cikolek) Toapaya Kebakaran semak belukar

22/02/14 Pkl. 12.00 - 14.20

(Jl. Tanjung uban Km.27) Topaya Kebakaran semak belukar

23/02/14 Pkl. 13.20 - 14.30

(Kijang Km. 20) Bintan Timur Kebakaran semak belukar

23/02/14 Pkl. 19.00 - 23.50

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan lindung

23/02/14 Pkl. 09.00 -

11.15

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

23/02/14 Pkl. 15.00 -

18.17

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

23/02/14 Pkl. 12.00 -

16.00

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

23/02/14 Pkl. 11.00 - 13.20

(Jl. Lintas Barat Km.27) Toapaya Kebakaran semak belukar

23/02/14 Pkl. 21.00 - 02.00

(Km. 21 Toapaya) Toapaya Kebakaran semak belukar

23/02/14 Pkl. 14.00 - 16.20

(Km. 25 Toapaya) Toapaya Kebakaran semak belukar

24/02/14 Pkl. 15.30 - 23.40

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan lindung

Page 84: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 139

139

24/02/14 Pkl. 15.00 - 17.30

(Km. 25 Toapaya) Toapaya Kebakaran semak belukar

24/02/14 Pkl. 17.40 - 18.10

(Jl. Lintas Barat Km. 16) Toapaya Kebakaran semak belukar

25/02/14 Pkl. 12.00 -

15.05

(Km. 18 Kijang) Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

25/02/14 Pkl. 12.00 -

13.10

Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran

semak belukar

25/02/14 Pkl. 21.15 - 23.00

Kijang Kota (Jl. Kolong Enam) Bintan Timur Kebakaran semak belukar

25/02/14 Pkl. 17.30 - 20.10

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan / semak belukar

25/02/14 Pkl. 12.00 - 16.40

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan lindung

25/02/14 Pkl. 16.00 -

17.47

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

25/02/14 Pkl. 13.00 -

18.00

(Km. 36 Cikolek) Toapaya Kebakaran

semak belukar

26/02/14 Pkl. 12.00 - 17.00

Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran hutan / semak belukar

26/02/14 Pkl. 02.00 - 09.00

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan / semak

belukar

26/02/14 Pkl. 09.00 -

14.02

Kuala Sempang Seri Kuala Lobam Kebakaran

semak belukar

27/02/14 Pkl. 21.00 - 01.05

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran semak belukar

27/02/14 Pkl. 13.00 - 14.49

(Jl. Indunsuri) Bintan Utara Kebakaran semak belukar

28/02/14 Pkl. 19.20 - 20.30

(Jl. Lumba-lumba) Bintan Timur Kebakaran semak belukar

28/02/14 Pkl. 23.15 - 01.30

(Km. 17 Sei Pulai) Bintan Timur Kebakaran semak belukar

28/02/14 Pkl. 16.25 - 18.30

Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran semak belukar

28/02/14 Pkl. 15.00 -

16.20

(Jl. Lintas Barat Km. 16) Toapaya Kebakaran

semak belukar

28/02/14 Pkl. 13.00 -

15.10

(Km. 36 Cikolek) Toapaya Kebakaran

semak belukar

MARET 2014

01/03/14 Pkl. 16.00 -

19.57

Kota Baru Teluk sebong Kebakaran

semak belukar

02/03/14 Pkl. 17.30 -

19.15

Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran

kebun

03/03/14 Pkl. 14.00 - 16.52

Teluk lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

04/03/14 Pkl. 12.00 -13.10

Tanjung Uban selatan Bintan Utara Kebakaran kebun

05/03/14 Pkl. 05.30 - 07.17

Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar

05/03/14 Pkl. 18.30 - 20.56

Tanjung uban selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar

06/03/14 Pkl. 11.00 - 18.45

Kuala Sempang Seri Kuala Lobam Kebakaran kebun sawit

07/03/14 Pkl. 14.30 -

15.45

Tanjung Permai Seri Kuala Lobam Kebakaran

semak belukar

08/03/14 Pkl. 18.00 -

22.43

Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran

hutan

09/03/14 Pkl. 16.30 -

18.55

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran

semak belukar

Page 85: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 140

140

10/03/14 Pkl. 22.00 - 23.40

Busung Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar

10/03/14 Pkl. 10.00 -14.00

Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran hutan

10/03/14 Pkl. 14.00 -

21.00

Sri Bintan (Kp. Senggiling, Kp.

Mekarsari, Kp. Manis Renggo)

Teluk Sebong kebakaran

kebun/hutan

11/03/14 Pkl. 06.00 -

08.54

Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran

semak belukar

APRIL 2014

02/04/14 Pkl. 15.30 -

18.00

Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran

Semak Belukar

03/04/14 Pkl. 13.40 -

14.00

Kawal Gunung Kijang Kebakaran

Semak Belukar

13/04/14 Pkl. 11.00 Toapaya Selatan Toapaya Angin Puting Beliung

15/04/14 Pkl. 11.00 - 12.30

Tanjung Uban Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar

22/04/14 Pkl. 14.30 Kel. Tembeling Tanjung Teluk Bintan Angin Puting Beliung

22/04/14 Pkl. 14.30 Desa Tembeling Teluk Bintan Angin Puting Beliung

MEI 2014

02/05/14 Pkl. 07.30 - 08.00

Bintan Buyu Teluk Bintan Kebakaran Rumah

23/05/14 Pkl. 18.30 -19.48

Lancang Kuning Sei Jeram Bintan Utara Kebakaran Rumah

JUNI 2014

10/06/14 Pkl. 18.30 - 20.00

Tanjung Uban Bintan Utara Kebakaran Rumah/Ruko

15/06/14 Pkl. 23.30 Tembeling Tanjung Teluk Bintan Angin Kencang

17/06/14 Pkl. 12.20 - 14.30

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran Semak Belukar

22/06/14 Pkl. 13.20 - 14.30

Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran Semak Belukar

JULI 2014

26/07/14 Pkl. 13.00 - 14.45

Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar

AGUSTUS 2014

09/08/14 14.00 s/d 16.00 Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran Rumah

22/08/14 13.30 s/d 15.00 Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar

30/08/14 10.00 s/d 15.00 Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran

Sepeda Motor

SEPTEMBER 2014

02/09/14 13.00 s/d 14.00 Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran

Semak Belukar

02/09/14 11.00 s/d 14.00 Tg. Permai SKL Kebakaran

Semak Belukar

17/09/14 12.50 s/d 14.00 Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar

20/09/14 10.00 s/d 10 30 Desa Busung Teluk Bintan Angin Puting Beliung

23/09/14 21.15 s/d 22.10 Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran Rumah/Ruko

OKTOBER 2014

13/10/14 10.25 s/d 13.00 Sei lekop Bintim Kebakaran Semak Belukar

20/10/14 18.30 s/d 20.40 Kijang Kota Bintim Kebakaran Kontainer

27/10/14 13.30 s/d 15.20 Desa SKL SKL Angin Puting Beliung

Page 86: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 141

141

28/10/14 13.30 s/d 15.20 Kijang Kota Bintim Kebakaran Semak Belukar

NOPEMBER 2014

04/11/14 20.30 s/d 22.24 Teluk Sasa SKL Kebakaran Rumah

05/11/14 12.30 s/d 13.00 Sei Lekop Bintim Angin Kencang

20/11/14 17.30 s/d 19.00 Desa Busung Teluk Bintan Kebakaran Mobil

DESEMBER 2014 Nihil

Secara teknis, Kabupaten Bintan termasuk wilayah yang relatif aman

terhadap bencana besar seperti gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi karena

berdasarkan SNI 03-1726-2002, tentang Wilayah Gempa Indonesia, Kabupaten

Bintan termasuk dalam Wilayah Gempa I dengan kemungkinan potensi gempa

paling rendah. Sedangkan wilayah gempa yang paling berpotensial berada pada

Wilayah Gempa VI. Meskipun demikian, bencana yang mungkin terjadi di

Kabupaten Bintan adalah rawan gelombang pasang, banjir, longsor, angin puting

beliung, dan abrasi pantai, dan bencana kebakaran . Kawasan rawan bencana ini

tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten Bintan, yaitu :

a. Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan yang berada di sekitar pantai sangat rawan terhadap gelombang pasang

dan angin kencang. Kawasan ini umumnya terletak di pulau-pulau kecil dan

daerah pesisir, seperti di Kecamatan Gunung Kijang, Bintan Utara, Sri Kuala

Lobam, dan pulau-pulau kecil di Kecamatan Bintan Pesisir, Mantang, Tambelan

dan Pulau Mapur.

b. Kawasan Rawan Banjir dan Longsor

Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasikan sering atau

berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Kawasan rawan banjir di

Kabupaten Bintan terdapat di Kecamatan Bintan Utara, Bintan Timur, Seri Kuala

Lobam dan Gunung Kijang memiliki kondisi geologi yang mendukung terjadinya

banjir serta kontur wilayah yang cenderung rata.

c. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung

Kawasan rawan bencana angin puting beliung terdapat di Pulau Bintan bagian

utara.

Page 87: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 142

142

d. Kawasan Rawan Abrasi

Kawasan yang rawan terhadap abrasi diantaranya adalah Pantai Trikora

sepanjang ± 10 Km, Pantai Tanjung Uban sepanjang ± 5 Km, Pantai Sei Kecil –

Sakera sepanjang ± 10 Km, dan Pantai Lobam sepanjang ± 4 Km.

Untuk Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran terealisasi 100 %

dan Untuk Tahun 2013 juga terealisasi 100 % .

Persentase Kejadian Bencana Sosial yang Ditangani

Tabel 3.42

Persentase Kejadian Bencana Sosial yang Ditangani

NO Tahun Capaian

1 2013 100%

2 2014 100%

Tabel diatas memperlihatkan kesiapan Pemerintah Kabupaten Bintan

didalam menangani kejadian bencana sosial yang terjadi di Kabupaten Bintan .

Untuk itu Pemerintah Kabupaten juga meningkatkan keterampilan bidang

kebencanaan agar kemampuan aparatur dalam penanganan bencana di Kabupaten

Bintan dapat lebih ditingkatkan lagi. Untuk Tahun 2014 Upaya yang dilakukan

Pemerintah Kabupaten Bintan Melalui Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten

Bintan untuk memenuhi indikator sasaran dapat dilihat melalui melaui kegiatan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana.

Tabel 3.43 Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

No Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian

1 Pembangunan

rekonstruksi dinding

pengaman pantai

441 M 441 M 100%

2 Pembangunan Box

Culvert

4,988 M 4,988 M 100%

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan lancarnya pembangunan serta arus orang

dan barang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,

disamping itu masyarakat juga tidak mengalami banjir sehingga dapat mengurangi

resiko kerugian masyarakat dan meningkatkan kesehatan masyarakat karena

Page 88: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 143

143

daerahnya tidak lagi tergenang air atau banjir.

Pada tahun 2014 secara umum dapat dicatat dampak kejadian bencana di

kabupaten Bintan sebagai berikut :

a. Jumlah korban yang tercatat, sebagai berikut:

1) Meninggal : 0 jiwa,

2) Luka : 0 jiwa

3) Mengungsi : 37 Jiwa

b. Kerusakan yang dialami

1) Rumah rusak berat : 18 Unit

2) Rumah rusak sedang : 6 Unit

3) Rumah rusak ringan : 51 Unit

4) Kebun/Hutan/Semak belukar : 388 Ha

Dengan taksiran total kerugian mencapai Rp. 1.239.260.000

Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

1. Masih kurangnya Tenaga Teknis Pemadam Kebakaran dibandingkan dengan luas

cakupan wilayah yang harus ditangani dan diawasi

2. Prasarana dan Sarana Pemadam Kebakaran perlu ditingkatkan. Khususnya

peralatan operasional Pemadam Kebakaran

2 Solusi

1. Perekrutan Tenaga Teknis Pemadam Kebakaran yang baru

2. Pengadaan prasarana dan sarana pemadam kebakaran

SASARAN STRATEGIS . Meningkatnya Penerimaan Daerah sebesar

60,4% yaitu dari 429,63 miliar menjadi 711,25 miliar

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Peningkatan Pendapatan

asli daerah 174,78 M 191,07 M 109,00%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Page 89: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 144

144

Jumlah Pendapatan asli daerah

Sebagaimana yang tertera dalam Kebijakan Umum Anggaran tahun 2014

terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 7,50% dari tahun anggaran yang

lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari gabungan atas peningkatan pendapatan asli

daerah sebesar 23,89%,dana perimbangan mengalami penurunan sebesar -0,12%

dan lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami peningkatan sebesar 34,40%

dibandingkan target penerimaan tahun 2013.

Adapun target penerimaan daerah tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 3.49

Target Penerimaan Daerah Tahun 2013-2014

NO KOMPONEN

TARGET

%

2013 2014

1 Pendapatan Asli Daerah 134.088.654.257,00 166.125.051.486,00 123,89

Pajak Daerah 103.221.100.000,00 123.972.215.479,00 120,10

Retribusi Daerah 7.499.000.000,00 11.683.000.000,00 155,79

Hasil Perusahaan Daerah dan

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan

7.489.334.257,00 10.888.801.932,00

145,39

Lain-lain PAD yang Sah 15.879.220.000,00 19.581.034.075,00 123,31

2 Dana Perimbangan 591.072.758.200,00 590.383.075.781,00 99,88

Bagi Hasil Pajak dan Bukan

Pajak 280.755.964.200,00 268.114.834.781,00

95,50

Dana Alokasi Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64

Dana Alokasi Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95

3

Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah 85.711.415.011,00 115.192.206.171,00

134,40

Jumlah

810.872.827.468,00 871.700.333.438,00

107,50

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,

Tahun 2014

Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan daerah tahun 2013, maka

realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -3,49%.

Realisasi tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) mengalami kenaikan

sebesar 40,41%, dana perimbangan mengalami penurunan sebesar 11,17%, dan

Page 90: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 145

145

lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan sebesar 11,00%.

Penurunan realisasi penerimaan dari dana perimbangan terutama disebabkan Dana

Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang hanya mencapai 75,91% dari target dan

Dana Alokasi Khusus yang hanya mencapai 79,95% dari target. Sedangkan lain-lain

pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan terutama disebabkan oleh

realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Kepulauan Riau yang hanya terealisasi

sebesar Rp.20.407.566.803,12 atau 52,46% dari targetnya sebesar

Rp.38.903.148.000,00.

Adapun Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013 dan 2014

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.54

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013-

2014 (dalam rupiah)

NO KOMPONEN

REALISASI

%

2013 2014

1 Pendapatan Asli Daerah 136.080.703.306,04 191.074.783.205,25 140,41

Pajak Daerah 103.498.450.682,70 146.315.996.740,77 141,37

Retribusi Daerah 7.529.058.472,91 12.980.176.973,09 172,40

Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang

dipisahkan

7.551.057.329,00 11.240.195.772,00 148,86

Lain-lain PAD yang Sah 17.502.136.821,43 20.538.413.719,39 117,35

2 Dana Perimbangan 671.229.402.784,00 596.250.029.822 88,83

Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak 360.912.608.784,00 273.981.788.822,00 75,91

Dana Alokasi Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64

Dana Alokasi Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95

3

Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah 108.642.615.724,57 96.696.624.974,12 89,00

Jumlah 915.952.721.814,61 884.021.438.001,37 96,51

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Untuk mengetahui penerimaan pendapatan asli daerah yang diperoleh melalui

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.55. : Realisasi pendapatan asli daerah pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) tahun 2014 (dalam rupiah)

N

O SKPD

PENDAPATAN ASLI DAERAH SELISIH

TARGET REALISASI LEBIH/(KURANG)

1 DPPKD 156.292.051.486,00 179.752.135.535,16 23.460.084.049,16

2 DINAS KESEHATAN 588.000.000,00 267.508.000,00 (320.492.000,00)

Page 91: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 146

146

3 RSUD 1.628.000.000,00 2.512.242.870,09 884.242.870,09

4 BPMPD 2.858.000.000,00 4.182.343.950,00 1.324.343.950,00

5 DINAS PERHUBUNGAN 4.699.000.000,00 4.233.107.850,00 (465.892.150,00)

6

DINAS PEKERJAAN

UMUM 60.000.000,00 127.445.000,00 67.445.000,00

Total

166.125.051.486,00 191.074.783.205,25 24.949.731.719,25

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan, Tahun 2014

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan paling tinggi

baik jumlah rupiah maupun prosentase pencapaian target adalah perolehan dari

pendapatan yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bintan melalui DPPKD,

yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan :

1. Belum tersedianya secara keseluruhan prosedur hukum yang mengatur tentang

pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Terdapat beberapa jenis pungutan pada sektor retribusi daerah yang belum

dapat diberdayakan, hal ini disebabkan tidak tersediaanya sarana dan prasarana

pelayanan kepada masyarakat.

3. Tidak terkosentrasinya wajib pajak dan wajib retribusi yang disebabkan karena

letak geografis Kabupaten Bintan yang cukup luas, sehingga terdapat hambatan

dalam mensosialisasikan Perda-Perda pungutan oleh dinas dan instansi tekait,

sehingga berakibat pada kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi

untuk melaksanakan kewajibannya.

Solusi :

1. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan pungutan

pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan dinas dan instansi terkait dalam

rangka penggalian potensi pendapatan daerah.

3. Melakukan pembenahan dan pengembangan internal kelembagaan secara terus

menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

Page 92: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 147

147

4. Melakukan Sosialisasi Peraturan Daerah dan Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk

Teknis pelaksanaan pungutan pajak daerah dan retribusi daerah secara intensif.

SASARAN STRATEGIS Menurunnya indeks kriminalitas dari 112 menjadi

105

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Angka kriminalitas yang tertangani 5,50 % 16,33% 296%

Cakupan petugas Perlindungan

Masyarakat linmas di Kabupaten /kota

149 % 100% 67,11%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Angka Kriminalitas yang tertangani

Angka kriminalitas yang tertangani di Kabupaten Bintan secara time series

menunjukkan trend yang menurun hingga Tahun 2013, yang menunjukan bahwa

terjadi penurunan tindak kriminalitas. Namun terjadi peningkatan yang cukup besar

pada Tahun 2014, hal ini terjadi karena ragam/jenis kriminalitas yang makin banyak

serta jumlah kasus kriminalitas yang juga bertambah banyak. Target dan capaian

selama 4 tahun berjalan antara lain:

Tahun 2011 : Target 7, capaian 7,62 (108,8%)

Tahun 2012 : Target 6.5, capaian 5,6 (86,1%)

Tahun 2013 : Target 6, capaian 5,6 (93,3%)

Tahun 2014 : Target 5,5 capaian 16,33 (296,91%)

Capaian tahun 2015 kemungkinan masih banyak ragam/jenis tindak kriminalitas

yang terjadi di Kabupaten Bintan mengingat makin berkembangnya wilayah

perkotaan dan permasalahan penduduk. Namun Sasaran strategis menurunnya

indeks kriminalitas dari 112 % menjadi 105 dapat terealisasi dengan dapat di

tanganinya angka kriminalitas sampai 296,91 %.

Catatan : bahwa dalam upaya penyelesaian perkara menyangkut keamanan,

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, tugas Satpol PP adalah dalam

rangka antisipasi kemungkinan terjadinya gangguan tersebut. Sementara proses

penyelidikan, penyidikan hingga pemutusan perkara tetap menjadi tanggung

jawab aparat penegak hukum

Page 93: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 148

148

Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Bintan

Keamanan dan ketertiban umum merupakan kebutuhan masyarakat

Kabupaten Bintan dan ini adalah salah satu tanggung jawab Satpol PP Kabupaten

Bintan untuk menjamin terkendalinya suasana yang kondusif dalam kehidupan

masyarakat secara merata dan menjangkau seluruh wilayah kabupaten, berkaitan

hal tersebut tentunya melalui pemberdayaan personil Satpol PP dalam upaya

penegakan dan pengawasan implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala

Daerah di Kabupaten Bintan, yang mencakup fasilitas umum/sosial, gedung milik

pemerintah daerah, lokasi kegiatan pejabat, acara-acara penting, sumber PAD dan

aset daerah lainnya, termasuk kawasan objek vital.

Jumlah petugas Linmas secara time series cukup fluktuatif, namun pada tahun

2014 jumlah tersebut sama dengan tahun sebelumnya namun belum mencapai

target yang direncanakan. Petugas Linmas tersebut merupakan petugas yang tercatat

sebagai anggota yang bertugas dalam pelaksanaan Pemilu.

Target dan pencapaian jumlah petugas Linmas dalam 4 tahun terakhir adalah sbb :

• Tahun 2011 : Target 909 orang, capaian 768 orang.

• Tahun 2012 : Target 909 orang, capaian 750 orang.

• Tahun 2013 : Target 909 orang, capaian 634 orang.

• Tahun 2014 : Target 1000 orang, capaian 634 orang.

Tahun 2015 Satpol PP fokus dengan melakukan pembinaan petugas yang

berorientasi pada peningkatan kompetensi petugas dalam menjalankan fungsinya

dan penyusunan database untuk mempermudah dalam pengelolaan administrasi

dan operasional serta penanganan bidang ketentraman dan ketertiban pada

pelaksanaan Pemilukada.

Tugas Linmas adalah dalam penanganan bencana dan ikut memelihara keamanan,

ketentraman dan ketertiban masyarakat serta kegiatan sosial kemasyarakatan

idealnya mencakup di seluruh TPS dan RT. Tahun 2014 jumlah TPS sebanyak 317

dan petugas jaga idealnya 2 org/TPS sedangkan jumlah RT sebanyak 608 RT.

Target dan pencapaian cakupan petugas Linmas dalam 4 tahun terakhir adalah sbb :

• Tahun 2011 : Target 149%, capaian 251,8%.

• Tahun 2012 : Target 149%, capaian 245,9%.

• Tahun 2013 : Target 149%, capaian 156,25%.

• Tahun 2014 : Target 149%, capaian 100%.

Page 94: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 149

149

Tahun 2015 Satpol PP akan tetap meneruskan pembinaan untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas petugas Linmas, dan melibatkan Linmas dalam tugas-tugas

terkait dengan kegiatan Pemilu Kepala Daerah.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Masih adanya peristiwa ganguan keamanan ketentraman dan ketertiban,

terkadang masih bersifat SARA, anarkis dan separatis, gangguan dimaksud lebih

dominan yang bersifat demonstrasi/ unjuk rasa atau penyampaian aspirasi.

Solusi

1. Satpol PP berperan mendukung tugas Polri dengan mengedepankan

pendekatan persuasif sehingga demonstrasi/unjuk rasa berjalan damai dan tidak

ada kendala dalam penanggulangannya.

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya persentase kearsipan daerah dari

5 % menjadi 80% dan berkembangnya minat baca masyarakat.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Pertahun 17,600 16,987 96,51%

Pengelolaan arsip secara baku

80% 50 %

62,5%

Peningkatan SDM pengelola kearsipan

3 3

100%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun

Pengelolaan Arsip Secara Baku

Peningkatan SDM pengelola kearsipan

Pada hakekatnya Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Kantor

Perpustakaan dan Arsip bertugas untuk berperan aktif melaksanakan tugas dan

fungsi Pemerintah Kabupaten Bintan dan masyarakat dengan cara menyediakan,

menyiapkan, mengolah dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai serta,

Page 95: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 150

150

sarana informasi lainnya yang sesuai dengan keperluan dan kepentingan Pemerintah

Kabupaten Bintan. Pengelolaan arsip setatis dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan

tersebut, terdiri dari Arsip Nasional R.I, Lembaga Kearsipan Propinsi dan Lembaga

Kearsipan Kabupaten/Kota. Pengelolaan Arsip Statis oleh Lembaga Kearsipan

meliputi pengumpulan, penyimpanan, perawatan, penyelamatan, penggunaan dan

pembinaan atas pelaksanaan serah arsip statis.

Tabel 3.44 Perkembangan Jumlah Taman Bacaan/Perpustakaan Kelurahan dan

Desa Dari Tahun 2010 s.d. 2014 :

No. Tahun Jumlah Taman

Bacaan

1 2014 35

2 2013 35

3 2012 36

4 2011 31

5 2010 25

Tabel 3.45. Perkembangan Jumlah Pengunjung Perpustakaan dari

Tahun 2010 s.d. 2014

No. Tahun Jumlah

Pegunjung

1 2014 16,987

2 2013 6,689

3 2012 6,250

4 2011 3,425

5 2010 3,410

Dari Tabel diatas dapat dilihat perkembangan jumlah pengunjung

perpustakaan diatas dari tahun ketahun semakin meningkat, untuk Tahun 2013

jumlah pengunjung 6,689 orang meningkat menjadi 16,987 diTahun 2014 hal ini

disebabkan karena kerja keras Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Kantor

Perpustakaan Arsip Kabupaten Bintan untuk Tahun 2014 yaitu ;

1. Meningkatnya Pelayanan dari Kantor Perpustakaan Arsip dalam melakukan

monitoring dan pengawasan khususnya untuk pengunjung perpustakaan.

2. Bertambahnya Armada Bus Perpustakaan menjadi 2 ( dua ) unit.

3. Tersedianya Perpustakaan daerah

4. Tersedianya Perpustakaan Sekolah

5. Tersedianya Perpustakaan Keliling

6. Tersedianya Perpustakaan Apung

Page 96: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 151

151

Pengelolaan arsip secara baku, Pengelolaan arsip di Kabupaten Bintan masih belum

memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dapat dilihat dari

pencapaian persentase pengelolaan arsip hingga tahun 2014 baru mencapai 50%.

Hal ini masih perlu peningkatan SDM kearsipan di SKPD melalui pelatihan dan

apresiasi kepada pimpinan.

Peningkatan SDM pengelola kearsipan, Pengelola Kearsipan di Kabupaten Bintan

masih belum memenuhi kompetensi dalam pengelolaan arsip dan perlu

ditingkatkan memalui Bimbingan teknis maupun pelatihan serta pengadaan tenaga

ahli arsip yaitu arsiparis hal ini terlihat dari prosentase kegiatan pelatihan/Bimtek.

Untukitu diperlukan lagi kegiatan bimtek/pelatihan dari tahun ke tahun.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

I.Program Pengembangan Kearsipan

1. Belum mempunyai Depo Arsip Representatif sebagai tempat penyimpanan

arsip statis Pemerintah Kabupaten Bintan.

2. Masih rendahnya dukungan pimpinan di SKPD terhadap pengelolaan Arsip.

3. Belum Bertambahnya SDM kearsipan di SKPD.

4. Belum Masuknya Anggaran Kearsipan dalam anggaran SKPD

5. Belum adanya reward dan punishment terhadap penyelenggaraan kearsipan

diLingkungan Satuan Kerja.

Solusi

1. Mengusulkan kepada Tim TPAD untuk membuat pengadaan Bangunan Depo

Arsip Kabupaten maupun disetiap SKPD.

2. Perlu secara intens Sosialisasi dan meningkatkan koordinasi dengan SKPD

tentang pentingnya peran baik berupa Bimtek ataupun Rapat Koordinasi.

3. Pengusulan kepada BKD membuat analisis kebutuhan arsiparis di setiap SKPD

dan di Lembaga kearsipan daerah Kabupaten Bintan.

4. Mengusulkan dan menyarankan kepada TPAD dan SKPD untuk menambah

anggaran peralatan kearsipan.

5. Perlu adanya bentuk penghargaan kepada pengelola arsip yang sudah

melaksanakan pengelolaan arsip dengan baik.

Page 97: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 152

152

II. Program Pengembangan Perpustakaan

Permasalahan

1. Belum mempunyai gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan yang

Representatif.

2. Belum adanya SDM perpustakaan yang handal.

3. Belum adanya dukungan pendanaan yang memadai perpustakaan di sekolah

dan perpustakaan Desa/Kelurahan.

Solusi

1. Mengusulkan kepada Tim TPAD pengadaan Gedung pelayanan

perpustakaan daerah yang Representatif.

2. Mengusulkan kepada BKD pengadaan tenaga Pustaka/Pustakawan

3. Mengusulkan kepada Tim TPAD untuk memberi tambahan anggaran kepada

Sekolah dan Pemerintah Desa/Kelurahan untuk pengelolaan perpustakaan.

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kuantitas dan kualitas jaringan

jalan, jembatan, dan drainase

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase tingkat kemantapan jalan (

persentase jalan dalam kondisi baik (

tidak berlubang/rusak )

95% 95% 100,00%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase tingkat kemantapan jalan( persentase jalan dalam kondisi baik(

tidak berlubang/rusak )

Persentase Tingkat Kemantapan Jalan, Persentase tingkat kemantapan jalan

pada kondisi kinerja awal pada tahun 2010 yaitu sebesar 80% dengan target kinerja

pada tahun 2011 sebesar 85%. Pada tahun 2011 capaian kinerja mencapai sebesar

85% sehingga telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2011

yaitu sebesar 85%. Pada tahun 2012 capaian kinerja mencapai sebesar 89%

sehingga telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012 yaitu

Page 98: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 153

153

sebesar 89%. Pada tahun 2013 capaian kinerja mencapai sebesar 93% sehingga

telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2013 yaitu sebesar

92%. Pada tahun 2014 capaian kinerja mencapai sebesar 95% sehingga telah

mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2014 yaitu sebesar 95%.

Pada tahun 2015 target kinerja akhir untuk tingkat kemantapan jalan sebesar

95%.Sasaran strategis RPJMD meningkatnya kuantitas dan kualitas jalan jaringan

jembatan dan drainase telah tercapai.

Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya melakukan peningkatan

Kuantitas Dan Kualitas Jaringan Jalan, Jembatan, Dan Drainase, dengan

menetapkan beberapa program untuk memudahkan dalam mencapai Sasaran

Strategis yang telah di tetapkan. Program pembangunan disesuaikan dengan

program yang ada pada RPJM Daerah Kabupaten Bintan tahun 2011 – 2015.

Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten

Bintan melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

- Persentase jalan tanah yang dibangun ( Lintas Timur dan jalan strategis lainnya)

yang pada tahun 2014 di targetkan atau direncanakan terbangun 88,68% dari

total 100% Atau 23,5 Kilometer, terealisasi 64,15% atau 17 Kilometer ,ini lebih

disebabkan karna pengalokasian anggaran yang tidak mencukupi, masalah

pembebasan lahan, rencana realisasi penggunaan jalan lintas timur.

- Persentase jalan aspal yang dibangun dan ditingkatkan pada tahun 2014

ditargetkan atau direncanakan 84,14% atau 53,05 Kilometer, terealisasi pada

tahun 2014 sebesar 140% atau 88,11 Kilometer melalui kegiatan pembangunan

jalan dan jembatan tahun 2012 dengan volume 62,35 Kilometer, dan di tahun

2013 dengan volume 12,85 Kilometer, kegiatan pembangunan jalan (DAK)

dengan volume 0,4 Kilometer, Melalui Kegiatan Pembangunan jalan dan

Jembatan dengan volume 8,886 Km dan Kegiatan Pembangunan Jalan ( DAK )

dengan volume 3,624 Km.Target tercapai.

- Persentase jembatan yang dibangun pada tahun anggaran 2014 Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bintan merencanakan pembangunan 3 unit jembatan,

namun yang dapat di relisasikan pada tahun 2014 adalah 2 unit jembatan, ini

disebabkan karna pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan

Page 99: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 154

154

perencanaan.

- Panjang jalan di Kabupaten Bintan dalam kondisi baik ( >40 Km/jam jalan

aspal) tahun 2011 adalah 230 Km, pada tahun 2012 mengalami peningkatan

sebesar 0,90% atau 2,071 Km, pada tahun 2013 meningkat sebesar 1,078%

atau 16 Km dan pada tahun 2014 bertambah 12,51 Km atau 5,212% sehingga

Persentase panjang jalan Kabupaten Bintan dalam kondisi baik sebesar 108,58

% ( 260,6 Km).

-

2. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

- Target persentase jalan aspal yang di pelihara, tahun 2013 adalah 76,62% atau

193,4 Km, realisasi pemeliharaan 48,56% atau 122,56 Km, Dari target

pemeliharaan jaringan jalan yang dipelihara tahun 2014 sepanjang 224,4 Km (

88,91%) baru dapat di realisasikan 122,93 Km ( 48,70%). tidak tercapainya

target 2014 di karenakan adanya beberapa event tingkat Internasional ( Bintan

Triathlon) dan Nasional (Tour de Bintan ) di Kabupaten Bintan yang

memerlukan perbaikan ruas jalan ( Daerah, Provinsi, Nasional) dan sarana

pendukung lainnya yang dipergunakan event tersebut

- Persentase jembatan yang dipelihara, dari 12 buah( 71,43%) jembatan yang

ditargetkan untuk dipelihara di tahun 2014 hanya 6 buah ( 42,86%) jembatan

yang dapat terealisasi, ini karena Team menilai kondisi jembatan masih dalam

kondisi baik dan belum memerlukan pemeliharaan.

- Persentase pembangunan drainase jalan, di kabupaten yang di rencanakan

sampai tahun 2015 adalah 12,5% atau 25,22 Km dan persentase kenaikan

pembangunan drainase jalan di rencanakan 0,5% per tahun atau 5,044 Km

Pembangunan drainase ini disesuaikan dengan kekuatan anggaran yang tersedia

dan pembangunan drainase jalan ini juga di sesuaikan dengan kebutuhan

dilapangan kegiatan peningkatan jalan tiap tahunnya dapat terpenuhi.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Masalah Pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan

2. Kurangnya Anggaran untuk Pembangunan Jalan

Page 100: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 155

155

3. Kondisi cuaca yang menyebabkan target fisik dilapangan mengalami

keterlambatan.

Solusi

1. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait ( Bagian Agraria,

Kecamatan )

2. Usulan Penambahan Anggaran pada APBD, APBD Provinsi dan APBN

SASARAN STRATEGIS Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan

yang memenuhi standar

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rasio izin trayek per 1000

penduduk 3,80 3,6% 94,73%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Rasio izin trayek per 1000 penduduk

Rasio izin trayek per 1000 penduduk pada tahun 2014 hanya 3 trayek

penduduk belum dapat mencapai target sesuai yang telah direncanakan dalam

RPJMD ini disebabkan antara lain :

a. Kemajuan Prekonomian dibeberapa Kecamatan belum dapat menciptakan

peluangan bagi industri-industri, usaha-usaha kecil/menengah,

pengembangan perumahan dan lain-lain sehingga tidak tersedianya peluang

bagi tenaga kerja.

b. Adanya kemudahan untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga

masyarakat lebih memiliki menggunakan kendaran pribadi dari pada

angkutan umum.

c. Dengan kondisi tersebut diatas pengusaha angkutan umum belum bisa

mengembangkan usahanya (membuka trayek-trayek baru) karena

minimnya penumpang.

Sedangkan untuk Tahun 2013 realisasi rasio izin trayek adalah 3,51 % atau

capaiannya 94,86 %. Terjadinya peningkatan dikarenakan meningkatnya prasarana

Page 101: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 156

156

dan sarana perhubungan yang memenuhi standar.

Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan atau mobil

penumpang umum pada jaringan trayek. Jaringan trayek terdiri atas:

a. Jaringan trayek lintas batas negara;

b. Jaringan trayek antarkota antar provinsi;

c. Jaringan trayek antarkota dalam provinsi;

d. Jaringan trayek perkotaan; dan

e. Jaringan trayek perdesaan.

Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang

dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap

dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan

jaringan pelayanan angkutan orang. Untuk lebi.h jelasnya dapat dilihat pada tabel

beriku. Indicator ini tercapai karena tugas pokok dan fungsi dari Dinas Perhubungan

Kabupaten Bintan dalam melakukan tugasnya berfungsi dengan baik adapun tugas

Dinas perhubungan untuk bidang perhubungan darat untuk angkutan adalah :

1. Pelaksanaan penyiapan penyusunan jaringan angkutan pedesaan /kota.

2. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin trayek angkutan pedesaan kota.

3. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin usaha angkutan barang.

4. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin usaha angkutan sewa, angkutan antar

jemput, angkutan karyawan, angkutan pemandu moda dan angkutan

lingkungan,

5. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin operasi taksi yang melayanai wilayah

Bintan.

6. Pelaksanaan Penyiapan Izin operasi mobil barang yang melayani wilayah

Bintan.

7. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin kartu pengawasan untuk mobil

barang, mobil penumpang dan mobil bus.

8. Penyiapan penyusunan dan penetapan tariff angkutan umum di wilayah

Kabupaten Bintan.

9. Pelaksanaan penyiapan pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan

Page 102: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 157

157

angkutan barang.

10. Pelaksanaan penyiapan dan survey standar batas maksimum berat kendaraan

pengankutan barang.

11. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin angkut orang dengan mobil barang

setelah mendapat persetujuan dari Kepala UPT pengujian kendaraan

bermotor.

12. Pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan pengankutan orang barang

dan angkutan khusus di daerah Kabupaten.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kemajuan Prekonomian dibeberapa Kecamatan belum dapat menciptakan

peluangan bagi industri-industri, usaha-usaha kecil/menengah,

pengembangan perumahan dan lain-lain sehingga tidak tersedianya peluang

bagi tenaga kerja.

2. Adanya kemudahan untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga masyarakat

lebih memiliki menggunakan kendaran pribadi dari pada angkutan umum,

3. Dengan kondisi tersebut diatas pengusaha angkutan umum belum bisa

mengembangkan usahanya (membuka trayek-trayek baru) karena minimnya

penumpang.

Solusi

1. Pemerintah dan Perusahaan Daerah atau badan usaha lainnya bekerja sama

untuk membuka pusat-pusat keramaian seperti pusat kota, perumahan

perdagangan, tempat-tempat rekreasi, begitu juga dengan trayek-trayek

baru serta menyediakan angkutan umum. (Subsidi pemerintah sebagai

perintis pengembangan usaha angkutan umum serta pengembangan usaha

lainnya bagi masyarakat).

Contoh Trayek baru :

- Tanjungpinang – Trikora (daerah wisata)

- Tanjung Uban - Trikora (daerah wisata)

- Kijang - Trikora (daerah wisata)

- Kijang – Tanjung Uban

Page 103: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 158

158

- Dan lain-lain

SASARAN STRATEGIS. Menurunnya persentase penduduk miskin dari

11% menjadi 8%

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase Penduduk diatas garis

kemiskinan 94,5% 93,68% 99,13%

Persentase Penanganan penyandang

masalah kesejahteraan sosial 34% 43% 126%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan

Persentase penduduk di atas garis kemiskinan, Kemiskinan secara asal

penyebabnya terbagi menjadi 2 macam. Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu

kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu

daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu

sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa

dihilangkan atau bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang

menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih

baik. Kedua adalah kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai

akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap

sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi

tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan

membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan

perkataan lain “seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena

mereka miskin”.

Penanggulangan kemiskinan secara sinergis dan sistematis harus dilakukan agar

seluruh masyarakat mampu menikmati kehidupan yang layak dan bermartabat.

Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya untuk

meningkatkan tarap hidup masyarakat agar keluar dari garis kemiskinan.

Page 104: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 159

159

Berdasarkan data statistik, tahun 2014 persentase Penduduk di atas garis kemiskinan

Kabupaten Bintan sebesar 93,68 persen, terjadi kenaikan sebesar 0,95 persen dari

kondisi awal tahun 2010 yaitu 92,73.

Tabel.3.46. Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan

N0 Tahun Target Capaian

1 2011 93,00 93,96

2 2012 93,50 93,96

3 2013 94,00 93,80

4 2014 94,50 93,68

Sumber Dinas sosial Kabupaten Bintan

Berdasarkan Tabel diatas Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dapat

dilihat ditabel atas untuk Tahun 2014 dari target 94,50 tercapai 93,68% atau

capaiannya 99,13 %, tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk yang diatas garis

kemiskinan meningkat hal ini disebabkan karena penduduk diatas garis kemiskinan

di Kabupaten Bintan meningkat menjadi 6,32 % . Sasaran strategis menurunnya

penduduk diatas garis kemiskinan dari 11 % menjadi 8 % telah melebihi target yaitu

6,32 % ( 100% - 93,68 %)Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial

Kabupaten Bintan melaksanakan misi untuk Penduduk di Kabupaten Bintan

Hal ini menunjukkan bahwa intervensi program-program penanggulangan

kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan dinilai mampu

meningkatkan persentase Penduduk di atas garis kemiskinan. Dari tahun 2011

hingga tahun 2014 Kabupaten Bintan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau melalui program pengentasan kemiskinan telah mengalokasikan

dana sebesar Rp. 165.550.359.066,-

Tabel 3.17

Jumlah Anggaran Penangulanggan Kemiskinan dirinci berdasarkan sumber Pembiayaan Tahun

2011-2014.

No Tahun

Sumber Dana

Jumlah APBD I APBD II

1 2014 25,255,668,171 12,627,834,085 37,883,502,256

Page 105: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 160

160

2 2013 22.804.823.011 11.653.473.231 34.458.296.242

3 2012 28.399.323.097 14.462.336.031 42.861.659.128

4 2011 32.042.718.480 17.169.196.840 49.211.915.320

Sumber : Bappeda Kabupaten Bintan Tahun 2014

Pelaksanaan program kemiskinan di Kabupaten Bintan pada tahun 2014 masih

tetap melaksanakan tiga agenda pokok program kemiskinan yaitu (1) Program

Pemenuhan Hak-hak Dasar Masyarakat Miskin / Tertinggal (2) Program Rumah

Layak Huni (3) Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin / Desa

Tertinggal.

Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial Kabupaten Bintan melaksanakan

misi untuk Penduduk di Kabupaten Bintan dalam hal :

1. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin pemenuhan

kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaan sosial, dan jaminan

kesejahteraan sosial bagi PMKS.

2. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS.

3. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan,

jaminan,pemberdayaan, rehabilitasi dan penanggulangan kemiskinan.

4. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial dalam perlindungan,

jaminan, pemberdayaan,rehabulitasi dan penanggulagan kemiskinan.

5. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan,keperintisan, dan

kesetiakawanan sosial untuk menjamin keberlanjutan peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial.

Upaya Program yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bintan untuk

menanggulangi masalah kemiskinan di Kabupaten Bintan :

1. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial melalui :

1) Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan ditujukan untuk penanggulangan

kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Page 106: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 161

161

pada kelompok masyarakat sangat miskin. Pada Tahun 2012 Jumlah

peserta PKH adalah 888 RTSM dan pada akhir tahun 2014 berkurang

menjadi 750 RTSM. Perubahan jumlah peserta diketahui karena

pendamping PKH secara berkala melaksanakan verifikasi dan

pemuktahiran data. Perubahan jumlah peserta ini disebabkan oleh

beberapa hal seperti pindah, meninggal, status keluarga berubah atau

tidak lagi komponen dalam RTSM sebagai syarat peserta PKH.

Tabel . 3.46 Jumlah RTSM dan bantuan yang dibayarkan pada Tahun 2014

No Uraian Kegiatan Jumlah

RTSM

Jumlah Dana

( Rp)

Ket

1 Pemuktahiran Tahap I 791 274.262.500

2 Pemuktahiran Tahap II 784 456.926.500

3 Pemuktahiran Tahap III 784 270.437.500

4 Pemuktahiran Tahap IV 750 250.812.500

Total 1.252.439.000

2) Jaminan Kesejahteraan Sosial Bagi Masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Gabungan Organisasi

Wanita (GOW) Kabupaten Bintan , bentuk kegiatannya adalah

pemberian sembako bagi keluarga kurang mampu yang ada di

Kecamatan Toapaya, Gunung Kijang dan Bintan Utara, jumlah

sasaranya adalah 200 orang.

3) Fasilitasi Pengembangan Program Keluarga Harapan.

Sasaran kegiatan ini adalah Rumah Tangga sangat miskin peserta PKH

yang mempunyai usaha, bentuk kegiatannya adalah pemberian

bantuan usaha ekonomi produktif bagi 75 RTSM yang ada di

Kecamatan Bintan Utara sebanyak 43 RTSM dan 32 RTSM di

Kecamatan Tambelan.

2. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan melalui :

1. Pemberdayaan Kelembagaan Sosial

Adalah upaya meningkatkan kapasitas potensi dan sumber

kesejahteraan sosial dalam mengatasi permasalahn kesejahteraan sosial

melalui sosialisasi wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (

WKSBM) yang tujuannya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat

Page 107: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 162

162

dalam penanganan kesejahteraan sosial melalui organisasi

kelembagaan sosial yang ada dan tumbuh di tengah-tengah

masyarakat.

2. Pemberdayaan Keluarga

Pemberdayaan keluarga ini dilakukan melalui : Bimbingan Teknis

pemantapan Familiy Care Unit ( FCU ) dan Pembekalan Pekerja Sosial

LK3 agar berperan aktif dalam menangani permasalahan sosial dalam

upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas, sejahtera dan

berketahanan sosial dan melalui Sosialisasi , Home Visit dan

Penjangkauan LK3 serta pemberian Bantuan Sembako bagi keluarga

kurang mampu.

3. Penanggulangan Kemiskinan ( pemberdayaan Sosial Fakir Miskin ).

Pemerintah Kabupaten Bintan beserta Pemerintah Provinsi Kepulauan

Riau melalui Program Pengentasan Kemiskinan Daerah telah

mengalokasikan bantuan dana permodalan bagi masyarakat melalui

KUBE sebanyak 23 KUBE dengan jumlah bantuan masing-masing

30.000.000 ( tiga puluh juta rupiah ). Setelah diverivikasi untuk

pencairan Tahap I maka yang memenuhi syarat hanya 17 Kube dan

Pencairan tahap 2 sebanyak 12 KUBE. Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.52 Jumlah KUBE yang mendapatkan Bantuan.

NO Kecamatan Jumlah KUBE

( realisasi 100%)

Jumlah KUBE

( realisasi

100%)

Ket

1 Bintan Utara 3 3

2 Seri Kuala Lobam 3 5

3 Teluk Sebong 2 2

4 Teluk Bintan

5 Bintan Timur 2 5

6 Gunung Kijang 1 1

7 Bintan Pesisir 1 1

12 KUBE

4. Peningkatan SDM KUBE

Sasaran ini adalah pengurus dan pengelola kelompok usaha bersama

50 orang peserta dg tujuan meningkatkan pengetahuan dan

Page 108: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 163

163

keterampilan dalam manajemen KUBE dan pengembangan usaha

untuk kualitas dan kuantitas.

5. Administrasi Kegiatan Kelembagaan Sosial Kabupaten

Kegiatan ini dilakukan melalui temu karya karang taruna yang dihadiri

oleh karang taruna Desa/Kelurahan se- Kabupaten Bintan untuk

pemilihan pengurus baru.

6. Penanggulangan Kemiskinan ( administrasi Kegiatan Bantuan Stimulan

perumahan swadaya ).

7. Penanggulangan Kemiskinan ( administrasi kegiatan rehabilitasi Sosial

rumah tidak layak huni )

Untuk Tahun 2014 RTLH yang direhabilitasi adalah 508 unit RTLH

yang bersumber dari Dana APBN. Melalui Kementrian Sosial sebanyak

60 unit dengan anggaran Rp. 600.000.000, dan 448 unit RTLH

bersumber dari dana APBD Provinsi Kepulauan Riau dan APBD

Kabupaten Bintan, masing-masing sebesar Rp. 6.000.000.000, dan

3.000.000.000. Daftar alokasi dan sasaran Bantuan RS RTLH di

Kabupaten Bintan Tahun 2014.

Tabel. 3.53. : Bantuan RS RTLH di Kabupaten Bintan Tahun 2014.

No Kecamatan

Jlh

Sasaran

(unit)

Ket

1 Gunung Kijang 66 Penataan Kawasan ada di

Desa Mapur Kec. Bintan

Pesisir sebanyak 58 unit,

Kelurahan tembeling

Tanjung Kec. Teluk Bintan

sebanyak 37 unit, 1 unit di

Kec. Bintan Timur dengan

2 Teluk Bintan 81

3 Mantang 24

4 Bintan Timur 78

5 Bintan Pesisir 90

6 Seri Kuala Lobam 13

7 Teluk Sebong 48

Page 109: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 164

164

8 Bintan Utara 24 biaya Rp. 32, juta tiap unit,

lokasi laut sebanyak 113 unit

dengan biaya Rp.

24.500,000 tiap unit, lokasi

laut panti sebanyak 1 unit

dengan biaya Rp.

24.000.000 dan untuk

lokasi darat sebanyak Rp.

Dengan biaya 229 Rp

19,000,000 tiap unit.

9 Tambelan 62

Total 508

8. Pelestarian, pendayagunaan nilai kepahlawanan,eperintisan dan

kesetiakawanan sosial.

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

khususnya generasi muda untuk menghormati dan menghargai jasa-

jasa pahlawannya serta menanamkan dan mengembangkan jiwa,

semangat serta cita-cita para pahlawan di kalangan masyarakat

khususnya pelajar.

9. Peningkatan Sumber Daya Pendamping sosial Rumah Tidak Layak

huni.

Bertujuan pemberian pembekalan bagi pendamping dalam

mendampingi para kelompok penerima bantuan rehabilitasi rumah

tidak layak huni sehingga pelaksanaan kegiatan rehabilitasi rumah

dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

10. Peningkatan Pelayanan sosial Bagi Lanjut Usia dalam Panti.

Bertujuan untuk operasional pengelolaan panti atau rumah bahagia

Bintan yang dialokasikan untuk penyediaan bhan

pangan,sandang,sosial dan insentif bagi pengurus panti.

11. Bimbingan Teknis jejaring LK3.

Lembaga ini memberikan pelayanan konseling,konsultasi, pemberian

/penyebarluasan informasi,penjangkauan, dan pemberdayaan bagi

keluarga secara profesional termasuk merujuk sasaran ke lembaga

pelayanan lain yang benar-benar mampu memecahkan masalahnya

secara lebih intensif.

Page 110: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 165

165

12. Peningkatan Kapasitas Sumber daya Manusia Koordinator Kegiatan

Kesejahteraan Sosial.

Kegiatan yang dilakukan secara terkoordinasi dengan K3S Kabupaten

Bintan sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial

merupakan mitra pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan

kesejahteraan sosial, dengan memberikan bantuan UEP bagi 20 orang

pekerja Sosial Masyarakat, UEP bagi 2 Karang taruna berupa peralatan

sablon dan perbengkelan, dan UEP bagi WKSBM yaitu peralatan

untuk usaha jasa katering.

13. Pembinaan bagi lanjut usia luar panti.

Sasaran kegiatan ini adalah lanjut usia yang berada ditengah-tengah

keluarga, untuk pemberian bantuan sembako bagi 270 orang lanjut

usia, pemberian alat bantu kursi roda sebanyak 5 unit untuk lanjut

usia yang mengalami kecacatan dan bantu jalan sebanyak 5 unit bagi

lanjut usia yang membutuhkan.

14. Sosialisasi dan Penumbuhan Family care Unit (FCU)

FCU adalah keluarga yang peduli terhadap permasalahan sosial yang

ada dilingkungan dan timbul dilingkungan dimana mereka berada.

Diharapakan keluarga yang termasuk FCU berupaya untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan

permasalahan yang ada dilingkungan masing-masing.

15. Bimbingan Teknis manajemen Karang Taruna.

Sasaran kegiatan ini adalah pengurus karang taruna untuk

meningkatkan partisipasinya dalam pengurusan kesejahteraan sosial di

Desa/Kelurahan.

Page 111: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 166

166

Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

7.54. : Daftar Jumlah dan Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di

Kabupaten Bintan Tahun 2013

No Kecamatan

Jenis PMKS

Penyandang

Disabilitas

(org)

Tuna

Susila

( Org)

Lanjut

Usia

( Orga)

BeKas

napi

(org)

Rumah

Tangga

Miskin

(org)

RTLH

(org)

1 Teluk Bintan 52 94 458 128

2 Bintan Pesisir 49 32 442 103

3 Teluk Sebong 59 39 744 75

4 Bintan Timur 65 76 3 1050 84

5 Bintan Utara 43 97 20 764 29

6 Toapaya 38 164 56 1 349 28

7 Seri Kuala

Lobam

39 30 530 152

8 Mantang 17 21 286 28

9 Gunung Kijang 47 17 506 140

10 Tambelan 62 39 602 98

Jumlah 481 263 424 4 5.731 865

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bintan Tahun 2014

Jumlah Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial PMKS di kabupaten Bintan

Tahun 2014 adalah 7,390 orang. Dari keseluruhan jumlah PMKS tersebut tidak

semuanya dapat ditangani melalui pemberian bantuan, tetapi ada yang harus

melalui rehabilitasi, perlindungan sosial atau jaminan sosial . Jumlah PMKS yang

mendapat bantuan sosial adalah sebanyak 3,199 orang . Target yang dicapai sangat

tergantung pada jumlah PMKS secara keseluruhan karena merupakan faktor

pembagi pada realisasi pencapaian target kinerja. Target pada indikator kinerja

Jumlah PMKS yang mendapat bantuan 95% dan pada Indicator persentase

penanganan PMKS mencapai 126 % dari target 34 % terealisasi 43 %

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan social( PMKS ) di Kabupaten Bintan

adalah 7.768 orang. Sedangkan Tahun 2013 Target pada indicator kinerja jumlah

PMKS yang mendapat bantuan hanya tercapai 91,52% pada indicator persentase

penanganan PMKS mencapai 117,12%, hal ini disebabkab karena pada tahun 2013

jumlah keluarga miskin berdasarkan data PPLS tahun 2011 berkurang menjadi 5.731

RTM dari 8.416 RTM pada tahun 2011 sehingga jumlah keseluruhan PMKS

berkurang.

Page 112: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 167

167

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Data Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) yang tidak lengkap

dan akurat sehingga menyulitkan dalam menyusun perencanaan program

dan kegiatan.

2. Pemuktahiran data PMKS khususnya RTSM dilaksanakan oleh BPS dalam

rentang waktu yang lama sehingga kondisi awal pendataan dengan saat

penyerahan bantuan sudah tidak sinkron lagi, khususnya pada data RTSM

yang menjadi sasaran kegiatanProgram Keluarga Harapan. Hal ini menjadi

salah satu penyebab banyaknya RTSM yang memenuhi syarat untuk menjadi

peserta PKH di Kabupaten Bintan.

3. Semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan social baik kualitas

maupun kuantitas sehingga menyulitkan dalam penangannya karena

petunjuk teknis belum ada, seperti penanganan orang yang mengalami

gangguan jiwa/mental penertiban lokalisasi WTS dan juga untuk pengelolaan

bantuan hibah yang diterima oleh masyarakat baik melalui KUBE maupun

langsung.

4. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan yang diterima dari

pemerintah membuat masyarakat cenderung menjadi manja dan malas

sehingga setiap bantuan yang diterima tidak dimanfaatkan secara maksimal.

5. Kurang maksimalnya pendampingan yang dilakukan oleh para pendamping

sehingga sangat mempengaruhi persepsi dan pengelolaan dana bantuan yang

diterima.

6. Pembangunan kesejahteraan social masih dititik beratkan pada penanganan

masyarakat miskin , sehingga alokasi dana untuk penyandang masalah

kesejahteraan social yang lain sangat kecil dan pemanfaatan potensi sumber

kesejahteraan sosial belum optimal.

7. Anggaran yang terbatas menyulitkan untuk melaksanakan pembinaan secara

kontiniu karena kondisi geografis daerah pada umumnya terpencar dan

harus ditempuh dengan menggunakan transportasi laut dengan biaya relatif

tinggi.

Page 113: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 168

168

Solusi

1. Melakukan pemuktahiran data dengan melibatkan potensi sumber

kesejahteraan sosial yang ada dan menyusun Rencana Kegiatan untuk

pemuktahiran data secara keseluruhan pada Tahun 2015.

2. Memberdayakan potensi dan sumber kesejahteraan yang ada dimasyarakat

untuk ikut berperan serta dalam menangani permasalahan sosial yang ada

dilingkungannya dengan melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Bintan maupun Lembaga pelayanan sosial yang ada di Kabupaten

Bintan.

3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia potensi dan sumber

kesejahteraan sosial melalui pemberian bimbingan teknis dan pelatihan

sehingga mampu menjadi mitra Dinas Sosial di wilayahnya masing-masing.

4. Mengembalikan fungsi pelayanan sosial kepada hakikatnya semula bahwa

yaitu “ Help People To Help Them Self” sehingga masyarakat sasaran

kegiatan tidak tergantung kepada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah.

5. Menyusun rencana kegiatan yang sasarannya adalah potensi dan sumber

kesejahteraan sosial sehingga PSKS yang ada di Kabupaten Bintan bisa

optimal dalam menjalankan tugas dan perannannya

SASARAN STRATEGIS Menurunnya jumlah keluarga prasejahtera

dan sejahtera I dari 23,64% menjadi 22,49%

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,45 2,45 orang 168%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Rata-rata jumlah anak per keluarga

Target rata-rata jumlah anak per keluarga tahun 2012 yaitu 1,45%, terealisasi rata-

rata jumlah anak per keluarga yang ada di kabupaten bintan 1,16% atau 80%.

Tahun 2013 target jumlah anak per keluarga sebesar 1,45% dan terealisasi 1,45%.

Page 114: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 169

169

Atau capainnya 100% Sedangkan untuk Tahun 2014 capaiannya juga 168 dari

target 1,45 terealisasi 2,45% % artinya rata-rata setiap keluarga di Kabupaten

Bintan memiliki anak 1 ( satu ) sampai 2 ( dua orang . Sasaran strategis menurunnya

jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera dari 23,64 % menjadi 22,49 % tercapai

dengan adanya indikator target rata rata jumlah anak perkeluarga yang rata rata

memiliki 1 (satu)sampai (2)anak dapat dipenuhi , dengan begitu kebutuhan

keluarga lebih sejahtera cukup sandang, pangan dan papan.

Dalam hal ini pencapaian indikator rata –rata jumlah anak perkeluarga menjadi

target Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Pemberdayaan

Masyarakat,Perempuan dan Keluarga Berencana dengan menetapkan (5 )lima

tujuan :

1. Meningkatkan kemampuan keluarga melalui program keluarga berencana

menuju terwujudnya keluarga berkualitas, sejahtera dan mandiri.

2. Meningkatnya pembangunan infrastuktur berbasis pemberdayaan

masyarakat.

3. Meningkatkan usaha ekonomis produktif perorangan maupun kelompok.

4. Meningkatkan partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan.

5. Meningkatkan kerjasama lintas sektor terkait dalam menunjang program

pemberdayaan masyarakat, perempuan dan KB.

Program Pemerintah adalah Keluarga Berencana , untuk menunjang percepatan

partisipasi masyarakat menjadi akseptor KB, ketersediaan alat kontrasepsi sangat

dibutuhkan , sehingga kebutuhan masyarakat akan alat kontrasepsi senantiasa

terpenuhi, untuk itu Pemerintah Kabupaten Bintan melalui BPMPKB

mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat kontrasepsi sebanyak empat jenis

yaitu :

1. IUD

2. IMPLANT

3. Suntik KB

4. Pil KB

Yang semunya didistribusikan ke Puskesmas yang ada di Kabupaten Bintan. Untuk

mempercepat pencapaian Program Keluarga Berncana secara komprehensif, untuk

itu mengingat keterbatasan tenaga penyuluh KB diLapangan sebanyak sepuluh

Page 115: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 170

170

orang sementara jumlah Desa /Kelurahan 51 , semestinya 1 orang penyuluh KB

melayani 2 Desa/Kelurahan, oleh karena itu untuk menutupi kekurangan tenaga

lapangan tersebut maka diberdayakanlah kader KB tingkat Desa dan Kelurahan

sebayak 51 orang kader.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kurangnya Tenaga Penyuluh KB di Desa /Kelurahan di Kabupaten Bintan.

2. Tenaga Penyuluh KB yang ada masih berstatus honorer.

Solusi

1. Mengusulkan Tenaga penyuluh KB dari Formasi Jabatan CPNS.

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup

dari 51,65% menjadi 59,79%

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Cakupan Pengawasan Terhadap

Pelaksanaan AMDAL 100% 100% 100%

Sasaran yang hendak dicapai dalam upaya pengendalian lingkungan hidup

adalah :

1. Melaksanakan standar Pelayanan minimal Lingkungan hidup melalui peningkatan

kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah pencemaran lingkungan

hidupbaik air,udara dan tanah sehingga masyarakat menperoleh kualitas lingkungan

hidup yang bersih dan sehat.

2. Melindungi sumber daya alam dari kerusakan dan mengelola kawasan konservasi

yang sudah ada.

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal, untuk Tahun 2014 tercapai

100% sedangkan untuk Tahun 2013 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan

Amdal juga 100 % . Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal ini dicapai

melalui :

1. Program Pengelolaan Sumber Daya Air

Page 116: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 171

171

2. Program Pengawasan Pemanfaatan SDA dengan Kegiatan Pengendalian dan

Pengawasan Pemanfaatan SDA.

Pengawasan yang dilakukan atas 62 perusahaan dengan kategori pengawasan pada

perusahaan yang melakukan pengelolaan limbah B3 yang telah menerapkan

AMDAL.

Hal ini dilakukan untuk pemenuhan misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Bintan adalah :

1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

hidup yang terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan

berkelanjutan , dengan menekankan pada ekonomi hijau.

2. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses

pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan

ekologi dalam pembangunan berkelanjutan.

3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaransumber

daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan

hidup.

4. Melaksanakan tata kelola pemerintah yang baik serta mengembangkan

sumber daya dan lingkungan hidup.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Minimnya SDM sebagai analis laboratorium lingkungan maupun peralatan

untuk pengujian pencemaran untuk mendukung kegiatan pengendalian

kualitas lingkungan hidup dan pengaduan masyarakat;

2. Belum tersedianya laboratorium lingkungan yang memadai;

3. Masih rendahnya kesadaran pengusaha industri/pemrakarsa kegiatan/badan

usaha dalam mengelola lingkungan dan penyampaian pelaporan;

4. Kurangnya sosialisasi tentang Lingkungan Hidup dimasyarakat.

5. Keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup sangat ditentukan oleh

komitmen bersama dan sinergisitas dalam pelaksanaan program pengelolaan

lingkungan dari seluruh pemangku kepentingan. Dalam kenyataan yang ada,

hal ini masih sangat kurang sehingga pengelolaan lingkungan masih berjalan

secara parsial dan kurang sinergi;

Page 117: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 172

172

6. Pelanggaran terhadap tata ruang dan tata guna lahan yang merupakan

pemicu awal timbulnya pencemaran/kerusakan lingkungan;

7. Pemahaman yang keliru tentang produksi ramah lingkungan. Bagi sebagian

besar para pelaku usaha, masyarakat dan para pengambil kebijakan masih

beranggapan bahwa melakukan proses produksi yang ramah lingkungan

memerlukan biaya yang mahal dan memperbesar ongkos produksi sehingga

memperkecil keuntungan atau menghambat investasi. Pemahaman yang

seperti ini merupakan tantangan dalam upaya pencegahan pencemaran dan

kerusakan lingkungan;

8. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap fungsi dan keberadaan

Bank Sampah di Kabupaten Bintan sehingga banyak masyarakat yang belum

mengerti tentang arti pentingnya 3R didalam kehidupan sehari-hari dan

lingkungan sekitar.

9. Kurangnya dukungan anggaran karena adanya keterbatasan kemampuan

anggaran daerah Kabupaten Bintan dalam mendukung operasional Bank

Sampah.

10. Kurangnya armada pengangkutan sampah sehingga terdapat wilayah –

wilayah kecamatan di Kabupaten Bintan yang masih belum terlayani dalam

hal pengangkutan sampahnya.

11. Belum adanya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah di Kabupaten Bintan

wilayah utara yang meliputi Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Seri Kuala

Lobam dan Kecamatan Bintan Utara.

12. Dan beberapa potensi lain yang dapat di eksplor melalui utilitas sampah

seperti telah terbangun gudang pemilah sampah dan adanya mesin pencacah

sampah yang dapat digunakan untuk pengelolaan sampah tersebut.

Solusi

1. Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan kerjasama yang terus menerus

dengan seluruh pemangku kepentingan baik dengan melakukan pertemuan

koordinasi, melakukan pendekatan yang bersifat persuasif, memberikan

bantuan stimulan dan menciptakan kerjasama sesuai kapasitas dan

kewenangannya;

Page 118: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 173

173

2. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi terkait baik di Provinsi

maupun Kabupaten/kota dalam rangka pengawasan pelaksanaan peraturan

terkait dengan tata ruang;

3. Melakukan pendekatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dengan

menggunakan paradigma baru bahwa sampah dan limbah adalah merupakan

sumberdaya yang masih potensial untuk dimanfaatkan dan mempunyai nilai

ekonomis serta penekanan pendekatan nilai manfaat ekonomis dan sosial

yang akan diperoleh bagi berbagai pihak baik jangka pendek, menengah dan

panjang;

4. Perlunya penambahan SDM bidang analis laboratorium lingkungan untuk

mendukung kegiatan pokok yang ada di Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Bintan;

5. Perlunya laboratorium lingkungan yang memadai untuk menunjang kegiatan

pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup;

6. Memperkuat penegakan hukum bidang lingkungan hidup;

7. Perlu sosialisasi dan publikasi yang intensif kesemua Kecamatan di Kabupaten

Bintan mengenai pentingnya pengendalian dan pengelolaan lingkungan

hidup di masyarakat.

8. Perlunya sosialisasi 3R yang lebih intensif kepada masyarakat dan keberadaan

Bank Sampah.

9. Adanya TPA yang berbasis lingkungan dikelola dengan sistem Sanitary

Landfill.

10. Sudah terbentuk dan beroperasinya bank sampah di Kecamatan oleh BLH

Kabupaten Bintan (potensi sampah terkelola).

Sasaran Strategis Meningkatnya persentase sampah yang ditangani

dari 83,33% menjadi 88%

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase penanganan sampah 87% 86,8% 99,77%

Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau 143.000 M2

191.351

M2 133,81 %

Page 119: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 174

174

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persentase penanganan sampah

Rencana pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Bintan

diarahkan dikelola secara terpadu antara pemerintah dan masyarakat. Partisipasi

masyarakat terutama diarahkan untuk membuat bak-bak sampah baik yang

dilakukan secara individual maupun secara kelompok, dan pengangkutan sampah

dari bak-bak sampah melalui gerobak sampah yang disediakan ke lokasi tempat

pembuangan sementara (TPS). Dalam hal ini pengadaan bak amrol dan

penempatannya juga dapat diperhitungkan sebagai Tempat Pembuangan Sementara

(TPS). Rencana pelayanan pengelolaan sampah tersebut untuk melayani sampah-

sampah dari rumah tangga, kawasan komersil seperti pasar dan pertokoan,

perkantoran, serta pusat pemerintahan.

Sedangkan sistem pengolahan persampahan untuk daerah-daerah yang

belum terjangkau oleh sistem pelayanan ini, diarahkan penanganannya dilakukan

melalui pengolahan secara individu atau secara komunal setempat, melalui cara

pengomposan maupun melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) dengan

menggunakan sistem Bank Sampah. Dengan sistem pengelolaan persampahan

seperti ini diharapkan dapat dihindari terjadinya masalah-masalah lingkungan

seperti pencemaran lingkungan, timbulnya genangan, gangguan estetika dan

penyebaran penyakit.

Beberapa program yang akan dikembangkan dalam pengembangan sistem

pengelolaan persampahan di Kabupaten Bintan, yaitu:

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di masing-masing Kecamatan

di Kabupaten Bintan.

Pendataan Bank Sampah yang telah dikembangkan oleh instansi terkait.

Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) adalah tempat untuk memproses

dan mengembalikan sampah ke media lingksungan secara aman bagi

manusia dan lingkungan, dan telah dioperasikan seluas 5 hektar di

Kecamatan Bintan Timur sedangkan 5 Hektar untuk wilayah Kecamatan

Bagian Utara.

Page 120: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 175

175

Tabel 3.55 Persentase penanganan sampah

No. Tahun Indeks

1 2014 86,8 %

2 2013 86,2 %

3 2012 4,3 %

4 2011 4,3 %

Penanganan sampah di Kabupaten Bintan ditandai dengan pelayanan

pengangkutan sampah dari seluruh TPS di Kabupaten Bintan untuk dibawa ke TPA

Sei Enam untuk Kecamatan Bintan Timur dan TPA/lahan pertanian milik warga

yang terdekat untuk Kabupaten Bintan wilayah utara. Penanganan sampah di

Kabupaten Bintan masih belum mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun

2013 ke tahun 2014 yaitu sekitar 86,8 % dari jumlah timbulan sampah masyarakat

di Kabupaten Bintan. Penanganan sampah belum sepenuhnya sesuai dengan target

di rentra SKPD karena beberapa hal antara lain:

1. Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan dan

kebersihan seperti TPS permanen, TPST, Rumah Kompos dan TPA.

2. Sulitnya mendapatkan lahan atau lokasi guna ditempatkan TPS permanen

atau amrol dan TPA dikarenakan kurangnya pemahaman dan kepedulian

masyarakat terhadap pentingnya sarana dan prasarana tersebut dalam

pengelolaan persampahan yang aman terhadap lingkungan.

3. Banyak lahan-lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah

oleh masyarakat di Kabupaten Bintan.

4. Budaya masyakarat di Kabupaten Bintan yang masih membakar sampah

dan menimbun sampah di lingkungan rumah masing-masing dikarenakan

jarak yang jauh dengan TPS.

Tabel 3.56. Persentase sampah yang dikelola

No. Tahun Indeks

1 2014 43 %

2 2013 36,14 %

3 2012 21 %

4 2011 -

Page 121: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 176

176

Persentase sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman Kabupaten Bintan ditandai dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA

sebagai sarana prasarana pengelolaan persampahan yang dimiliki oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Bintan dibandingkan sampah yang ditimbulkan atau dihasilkan

oleh masyarakat di Kabupaten Bintan. Dengan demikian sampah yang dapat

dikelola oleh DKPP Kabupaten Bintan pada tahun 2014 belum berbeda jauh

terhadap pengelolaan sampah di tahun 2013 yaitu hanya sebesar 43 %. Kendala

yang dialami dalam pengelolaan sampah, antara lain:

1. Kurangnya armada pengangkutan sampah sehingga terdapat

wilayah – wilayah kecamatan di Kabupaten Bintan yang masih belum

terlayani dalam hal pengangkutan sampahnya.

2. Belum adanya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah di Kabupaten

Bintan wilayah utara yang meliputi Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan

Seri Kuala Lobam dan Kecamatan Bintan Utara.

Tabel 3.57. Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R

No. Tahun Indeks

1 2014 7 %

2 2013 4 %

3 2012 4 %

4 2011 -

Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R ditandai dengan

banyaknya jumlah sampah yang sudah dikelola oleh masyarakat melalui

pemberdayaan masyarakat dan pembentukan kelompok masyarakat yang peduli

terhadap lingkungan khususnya terhadap sampah.

Pemberdayaan masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang peduli

lingkungan tersebut dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.

Oleh karena itu Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan

hanya melakukan pendataan sekunder terhadap data yang dihasilkan dari hasil

pembinaan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan

Page 122: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 177

177

tersebut.

Adapun kelompok masyarakat yang peduli lingkungan hidup di Kabupaten

Bintan telah dibentuk sebanyak 6 kelompok yaitu Kecamatan Bintan Timur,

Kecamatan Toapaya, Kecamatan Gunung Kijang, Kecamatan Mantang, Kecamatan

Tambelan dan Kecamatan Bintan Utara. Dan dimasing-masing Kelompok

Masyarakat terdapat bagian khusus yang menangani persampahan melalui sistem

3R yang dikenal dengan Bank Sampah. Bank Sampah yang telah aktif melakukan

aktifitas pengelolaan sampah yaitu di Kecamatan Gunung Kijang dan Kecamatan

Bintan Timur sebanyak ±14 unit. Dari keseluruhan Bank Sampah yang ada di

Kabupaten Bintan diperoleh data sekunder jumlah sampah yang dikelola oleh

masyarakat adalah sebanyak sekitar 20.000 Kg (20 ton) selama setahun. Bila

dibandingkan dengan jumlah timbulan sampah, maka diperoleh persentase volume

pengurangan sampah melalui 3R di Kabupaten Bintan sekitar 7 %.

Adapun yang menjadi kendala terhadap proses 3R di Kabupaten Bintan,

antara lain:

1. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap fungsi dan

keberadaan Bank Sampah di Kabupaten Bintan sehingga banyak

masyarakat yang belum mengerti tentang arti pentingnya 3R didalam

kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar.

2. Kurangnya dukungan anggaran karena adanya keterbatasan

kemampuan anggaran daerah Kabupaten Bintan dalam mendukung

operasional Bank Sampah.

Tabel 3.58 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Persatuan Penduduk

No. Tahun Indeks

1 2014 62

2 2013 57

3 2012 57

4 2011 53

Kabupaten Bintan memiliki luas areal daratan 1.319,51 km2 dengan

sepuluh kecamatan. Persampahan manjadi salah satu masalah utama

Page 123: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 178

178

dikarenakan belum adanya suatu sistem pengelolaan yang terpadu.

Adapun sarana dan prasarana persampahan yang telah disediakan Dinas

Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan, antara lain :

TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sejumlah 62 unit ( 35 unit berada

di Kijang Kec. Bintan Timur, 5 unit berada di Kawal Kec. Gunung Kijang,

10 unit berada di Tanjung Uban Kec. Bintan Utara, 2 unit berada di Kec.

Teluk Bintan, 2 unit berada di Kec. Teluk Sebong, dan 3 unit berada di

Kec. Seri Kuala Lobam, 3 unit di Kel. Sei. Lekop dan 2 unit di Kelurahan

Kijang Kota di Kecamatan Bintan Timur). Truk pengangkut sampah (terdiri

atas Dump truck sampah sejumlah 15 unit, Motor kaisar sampah sejumlah

12 unit, sampan sampah sejumlah 1 unit), Gerobak sampah, dan sarana

pendukung lain untuk pengelolaan sampah.

Menurut hasil perhitungan terhadap jumlah timbulan sampah maka

diperoleh jumlah TPS yang dibutuhkan di Kabupaten Bintan adalah

sebanyak 115 unit, namun sampai dengan tahun 2014 hanya terdapat 62

unit TPS (termasuk amrol) di Kabupaten Bintan. Bila dibandingkan dengan

jumlah TPS pada tahun 2013 terjadi peningkatan beberapa unit

dikarenakan adanya penambahan pengadaan TPS permanen dan bak

amrol di Kabupaten Bintan.

Kendala yang dialami dalam pengadaan TPS di Kabupaten Bintan, antara

lain:

1. Adanya keterbatasan anggaran pemerintah daerah Kabupaten Bintan

dalam penganggaran TPS.

2. Adanya penolakan masyarakat terhadap lokasi penempatan TPS

maupun amrol yang direncanakan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan sehingga sangat sulit bagi pemerintah daerah untuk

mencari lokasi penempatan TPS tersebut.

Luas RTH yang di kelola

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian penting dari ekosistem

perkotaan. RTH adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas dalam

Page 124: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 179

179

bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di mana dalam

pengggunaannya lebih bersifat terbuka. RTH meliputi taman kota, taman wisata

alam, taman rekreasi, taman lingkungan pemukiman, taman gedung perkantoran

dan gedung komersial, lapangan olah raga, pemakaman umum, sepadan sungai,

pantai dan kawasan jalur hijau.

Untuk sarana ruang terbuka hijau di Kabupaten Bintan yang dikelola oleh

pemerintah daerah terdiri dari 3 (tiga) Taman umum besar yang berada di Kijang

Kota seluas 7, 4 ha, Taman Sakera seluas 2 ha dan Taman Seri Kuala Lobam seluas 3

ha. Serta beberapa taman kecil berupa pulau-pulau jalan yang tersebar di

kecamatan Kabupaten Bintan, Ruang Terbuka Hijau juga berada di fasilitas sosial

dan fasilitas umum diantaranya taman dan parkir gedung olah raga, taman mesjid

raya dan lapangan olah raga. Agregat / hasil yang telah dicapai pada TA 2014 dan 4

(empat) tahun terakhir adalah:

Tabel 3.59 Luas ruang terbuka hijau yang dikelola

No. Tahun Indeks

1 2014 191.351 m2

2 2013 186.126 m2

3 2012 129.865 m2

4 2011 -

Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Bintan sampai dengan tahun 2014 adalah:

1. Taman Kota Sakera (Kp. Bugis) Kec. Bintan Utara : 20.000 M2

2. Taman Kota Sekilo Kecamatan Seri Kuala Lobam : 30.000 M2

3. Taman Kota Kijang Kota Kec. Bintan Timur : 74.000 M2

4. Pulau-pulau jalan di Kabupaten Bintan : 21.440 M2

5. Taman Lain-lain : 45.911 M2

Sehingga total luas RTH yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Bintan adalah sebesar 191.351 M2. Dengan demikian persentase luas RTH yang

dikelola terhadap luas yang ditargetkan di renstra SKPD tahun 2014 (143.000 M2)

Page 125: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 180

180

yaitu sebesar 133,81 persen. Terjadi peningkatan dari luas RTH di tahun 2013

disebabkan oleh adanya penambahan pembangunan pulau-pulau jalan di beberapa

lokasi di Kabupaten Bintan.

Tabel 3.60. Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk

No. Tahun Indeks

1 2014 115

2 2013 120

3 2012 70,32

4 2011 -

Sementara ini pemakaman umum yang ada di Kabupaten Bintan ada

beberapa pemakaman yang berada di 7 Kecamatan, namun sampai saat ini belum

dikelola oleh pemerintah daerah dengan total luas makam 952.957,3 M2. Telah

terjadi penurunan daya dukung lahan pemakaman TPU karena adanya

pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya jumlah penggunaaan lahan

pemakaman di setiap tahunnya, sedangkan lahan pemakaman tetap. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sangat dibutuhkan adanya penambahan lahan

pemakaman di Kabupaten Bintan.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Adapun masalah yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran dengan

performance gap sebesar 0,72 %, antara lain:

1. Adanya penolakan masyarakat di lingkungan sekitar pembangunan lantai

amrol di Kecamatan Bintan Utara terhadap adanya pekerjaan tersebut,

sehingga sangat beresiko terhadap proses pembangunan dan pengelolaan

fasilitas tersebut di masa yang akan datang;

2. Adanya rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan yang

berisikan bahwa pekerjaan pembuatan dokumen Lingkungan TPA dan IPLT

yang telah disusun belum dapat diterima karena belum sesuai dengan

Permen LH No. 05 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau

Page 126: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 181

181

kegiatan yang wajib memiliki AMDAL;

3. Kurangnya SDM Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten

Bintan

Solusi

1. Adanya kepastian secara tertulis pada saat perencanaan penempatan TPS

dilakukan bahwa masyarakat di lingkungan sekitar lokasi TPS akan menerima

dan menyetujui adanya proses pembangunan tersebut.

2. Bahwa sebaiknya untuk penganggaran dokumen lingkungan untuk

pembangunan di Kabupaten Bintan terpusat kepada Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Bintan dikarenakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

nya terkait dokumen pengadaan dokumen lingkungan di lingkungan

pemerintah daerah.

3. Dengan semakin meningkatnya beban kerja SKPD dan kebutuhan yang tinggi

terhadap peningkatan kinerja SKPD, maka dianggap perlu untuk dilakukan

penambahan staf di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman

Kabupaten Bintan.

Sasaran Strategis Menurunnya Kerusakan Hutan Lindung dari 1658,8

ha menjadi 9 ha.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Persentase rasio luas kawasan tertutup

pepohonan yang dilakukan dengan

program reboisasi atau hutan rakyat.

73,50% 80,40% 109,38%

Kerusakan Kawasan Hutan 48% 48,11 100,22%

Persentase Rasio Luas Kawasan Tertutup pe[pohonan yang dilakukan dengan

program reboisasi atau hutan rakyat

Sasaran Strategis menurunnya kerusakan hutan lindung dari 1658,8 ha menjadi 9 ha

tercapai 80,40 % . Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, luas hutan

yang ditanam kembali 0 ha, dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 150 Ha,

Page 127: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 182

182

realisasi luas hutan yang ditanam tahun 2014 melebihi target, yakni sebesar 465,79

Ha. Peningkatan realisasi target tersebut dengan uraian penanaman hutan sebagai

berikut:

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan / Luas Lahan yang telah

direboisasi : 3.584,42 ha

Gerhan (Gerakan Hari Menanam

Nasional) Tahun 2007 s/d 2009 = 900.00 Ha

RHL (Rehabilitasi Hulan dan Lahan)

Tahun 2010 = 150.00 Ha

KBR (Kebun Bibit Rakyat) Tahun 2010

= 487.21 Ha

KBR Tahun 2011

= 510.00 Ha

KBR Tahun 2012

= 633.92 Ha

KBR Tahun 2013

= 437.50 Ha

KBR Tahun 2013 Tahap II = 151.50 Ha

KBR Tahun 2014 = 99.25 Ha

RHL (APBD 2014) = 6.29 Ha

RHL (APBN 2014) = 205.00 Ha

Penanaman Oleh Pihak Swasta Tahun

2014 = 3.75 ha

Selain itu, pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan lindung menjadi bagian

yang cukup penting untuk dilaksanakan. Pada tahun 2010 atau pada kondisi

kinerja awal, jumlah pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan lindung adalah

sebanyak 0 kali, dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 6 Kali, realisasi

pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan lindung tahun 2014 pada 6 Hutan

Lindung sebanyak 6 kali. Dengan semakin cepatnya penanganan dan pengendalian

kebakaran hutan, maka potensi kerusakan hutan dapat diminimalkan.

Disamping itu, penanaman Mangrove sebagai upaya mewujudkan peningkatan

program Konservasi juga telah dilaksanakan. Pada tahun 2010 atau pada kondisi

kinerja awal, luas tanaman mangrove yang ditanam kembali 470 Ha/ 1.938.600

batang, dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 970 Ha/ 2.671.600 batang.

Realisasi sampai dengan tahun 2014 adalah 986,19 Ha/3.646.100 batang. Realisasi

tahun 2014 ini melebihi dari target yang diharapkan. Hal ini dikarenakan dukungan

pemerintah, baik Pusat dan Daerah dalam penanaman hutan (mangrove) sangat

baik, dengan uraian penanaman sebagai berikut:

Page 128: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 183

183

- Penanaman Mangrove sumberdana APBN melalui BPDAS Kepri dengan

kegiatan KBR Mangrove Tahun 2014 = 114,4 Ha/375 batang

- Penanaman Mangrove sumberdana APBD melalui Kegiatan RHL Mangrove

tahun 2014 = 3,79 Ha/12.500 batang.

Upaya pelestarian hutan yang dilaksanakan melalui penanaman pohon dan

mangrove merupakan langkah-langkah strategis yang dilaksanakan untuk

mengurangi dampak kerusakan hutan. Kabupaten Bintan melalui BPDAS Kepri

melaksanakan kegiatan KBR dan RHL yang semuanya bertujuan untuk menekan

dan mengurangi kerusakan hutan.

Di samping itu, Pada tahun 2014 realisasi reboisasi pada kawasan hutan seluas

465,79 Ha. Sedangkan luas Hutan Lindung di Kabupaten Bintan adalah 4.490,6

Ha. Persentase kegiatan penanaman dibanding dengan luas Hutan Lindung adalah

10,37 % . Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal Persentase Rasio Luas

Kawasan Tertutup pepohonan yang dilakukan reboisasi adalah 71,53%. Sedangkan

pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 73,50% dan realisasinya adalah sebesar

80,40%. Sedangkan untuk Tahun 2013 realisasinya 72,5 %.Untuk mendapatkan

persentase ini adalah dengan cara Luas lahan hutan yang dilakukan Reboisasi

(465,79 ha) dibagi dengan Luas kerusakan hutan (579,27 ha) dikali seratus.

Meningkatnya Luas Hutan Lindung yang dirambah, Menunrunnya Jumlah

Penebangan Liar Hutan Lindung, Menurunnya jumlah kebakaran hutan, Luas Hutan

yang dilakukan Tata Batas dan Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan.

Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal jumlah hutan lindung (HL) yang

dikelola berjumlah 6 Hutan Lindung, kondisi ini harus terus dipertahankan

mengingat pentingnya keberadaan hutan lindung. Pada tahun 2014, ditargetkan

pengelolaan hutan lindung sebanyak 6 HL dan realisasinya adalah 6 HL. Secara

umum berikut adalah nama hutan lindung dan luas lahan hutan lindung di

Kabupaten Bintan sebagai berikut:

Tabel.3.61. Luas Hutan Lindung di Kabupaten Bintan Tahun 2014

No. Hutan Lindung Luas Lokasi

Keterangan ( Ha ) ( Kecamatan )

1

Sei Pulai

441,20

Bintan Timur

No. 424/Kpts-II/87

Page 129: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 184

184

Disamping itu, Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, luas kawasan hutan

yang dilakukan tata batas adalah sebesar 82.781,41 Ha. Ditargetkan pada tahun

2013 adalah seluas 10.703 Ha. Pelaksanaan capaian kinerja belum terlaksana, hal ini

disebabkan karena, tugas pokok dan fungsi pemantapan kawasan hutan telah

melekat pada BPKH (Balai Pemantapan Kawasan Hutan) Wilayah XII yang

beralamat di Kota Tanjungpinang. Pada TA.2014, melalui dana APBD Kabupaten

Bintan tersedia dana untuk kegiatan Tata Batas, namun kegiatan Tata Batas ini tidak

dapat dilaksanakan disebabkan tenaga teknis di BPKH terbatas karena harus

melaksanakan kegiatan yang sama di Kecamatan Mantang, Bintan Pesisir dan Bintan

Timur dengan luas 20.000 ha (200 Km²)

Berdasarkan Kepmenhut No.867/ Menhut-II/2014 jumlah luasan hutan (termasuk

didalamnya KSA/KPA, HL, HPT, HP, HPK dan APL) dikabupaten Bintan seluas

133.233 Ha, adapun luas Hutan Lindungnya adalah sebesar 32.286 Ha. namun

demikian jumlah luasan hutan ini sedang dalam tahap untuk dilakukan perubahan

fungsi.

Kerusakan Kawasan Hutan

Kerusakan Kawasan Hutan diwilayah Kabupaten Bintan dari tahun ketahun masih

bisa dikendalikan hal ini terlihat prosentase kerusakan hutan yang dapat ditekan

pada tahun 2014 hingga 48,11% sedangkan pada tahun 2010 mencapai 57%.

Secara umum kondisi hutan di Kabupaten Bintan masih terus mengalami tekanan

tekanan dan gangguan, deforestasi terus terjadi sementara kemampuan untuk

merehabilitasi hutan masih belum maksimal. Gangguan keamanan hutan di

Tanggal 28

Desember 1987

2 Gunung Lengkuas 1.071,80 Bintan Timur sda

3 Gunung Kijang 760 Gunung Kijang sda

4 Sei Jago 1.629,60 Bintan Utara No. 426/Kpts-II/87

Tanggal 28

Desember 1987

5 Gunung Bintan Besar 280 Teluk Bintan sda

6 Gunung Bintan Kecil 308 Teluk Sebong sda

7 Hutan Lindung 27.795,4 Bintan Utara,

Teluk Sebong,

Teluk Bintan

No. 867/Kpts-II/2014

Tanggal 29

September 2014

Jumlah 32.286

Page 130: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 185

185

Kabupaten Bintan setiap saat terus terjadi dengan berbagai modus operandi.

Terdapat beberapa gangguan keamanan hutan yang menonjol di Kabupaten

Bintan, antara lain :

1) Penjarahan dan perambahan hutan

Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum bidang kehutanan berdampak pada

semakin beraninya masyarakat untuk menduduki kawasan hutan. Penjarahan dan

perambahan sudah sangat mengkhawatirkan di seluruh Hutan Lindung yang ada di

Kabupaten Bintan. perambahan kawasan hutan diantaranya adalah pendudukan

kawasan hutan untuk pemukiman dan pembangunan illegal lainnya. Berbagai

upaya telah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan untuk

mencegah upaya perambahan hutan. Diperkirakan pada tahun 2014 penjarahan

dan perambahan hutan lindung yang dirambah adalah 123,85 Ha, target 220,2 Ha.

2) Illegal Logging

Penebangan kayu liar atau lebih dikenal dengan illegal logging masih terjadi, illegal

logging terjadi karena adanya permintaan kayu cukup tinggi sedangkan disisi lain

tidak terdapat produksi kayu legal di Kabupaten Bintan. diperkirakan jumlah

penebangan liar di Hutan Lindung Kab.Bintan Tahun 2014 seluas 45,32 Ha. Upaya

patroli kehutanan telah dilaksanakan, baik secara terpadu (melibatkan berbagai

unsur) maupun patroli rutin yang dilaksanakan oleh Polisi Kehutanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan.

3) Kebakaran hutan

Kebakaran merupakan gangguan keamanan hutan yang hebat dan cepat daya

rusaknya. Jika api sudah membakar hutan, maka sulit untuk dapat dipadamkan.

Diperkirakan kebakaran hutan lindung di Kabupaten Bintan tahun 2014 sebesar 125

Ha (2,78%). Jumlah hutan yang terbakar tahun 2014 lebih besar dari tahun – tahun

sebelumnya, karena kondisi cuaca kemarau panjang. Upaya pengendalian secepat

mungkin (early responsive) menjadi factor penting dalam penanganan kebakaran

hutan. Pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan telah dilaksanakan, baik melalui

media massa seperti RRI (Radio Republik Indonesia) berupa himbauan agar tidak

membakar hutan atau membuang punting rokok sembarangan, juga melalui

Page 131: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 186

186

spanduk dan papan peringatan yang dipasang disetiap hutan lindung di Kabupaten

Bintan.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum dilakukannya inventarisasi menyeluruh terhadap status hak lahan

masyarakat yang dilaksanakan melalui Instansi Vertikal (BPKH) /Balai

Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII.

Solusi

1. Meningkatkan Koordinasi dengan instansi vertikal Kementrian Kehutanan

dan melaksanakan inventarisasi dan pemetaan status lahan masyarakat.

Sasaran Strategis Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang

sesuai dengan dokumen lingkungan hidup.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja Target Realisasi %

Reklamasi Lahan Pasca Tambang 9.000 3.242

Perusahaan Pertambangan Yang

Diaudit

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Reklamasi Lahan Pasca Tambang

Tabel. 3.62. Tabel Reklamasi Lahan Pasca Tambang

No Tahun Capaian

1 2011 734 ha

2 2012 426 ha

3 2013 3.242 ha

4 2014 3.242 ha

Berdasarkan Tabel Diatas Pada Tahun 2013 Reklamasi Lahan Pasca Tambang

sebanyak 3.242 ha dari target 6.000 ha, sedangkan Tahun 2014 Reklamsi Lahan

Pasca Tambang adalah adalah 3,242 ha dari target 9.000 ha. Capaian yang sama

Page 132: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 187

187

pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 di karenakan Lahan yang sudah direklamasi

dipergunakan lagi untuk pertambangan.

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Persusahaan Pertambangan yang diaudit

Perusahan Pertambangan yang diaudit Tahun 2014 adalah 6 perusahaan yang

diaudit dari target 15 Perusahaan yang diaudit, Sedangkan Untuk Tahun 2013

Perusahaan Pertambangan yang diaudit tidak dilakukan karena sudah termasuk

proses Kegiatan di tahun 2013 ada 4 Perusahaan yang diaudit. Sebagaimana di

ketahui di Kabupaten Bintan Pertambangan tanpa ijin ditahun 2013 sebanyak 13

penambangan liar yang mayoritasnya tambang rakyat yang dikelola oleh

masyarakat setempat, ditahun 2012 Pertambangan tanpa ijin 4 perusahaan terjadi

peningkatan 9 perusahaan yang melakukan pertambangan tanpa ijin. Sepanjang

tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pertambangan dan Energi

melakukan pengawasan dilapangan untuk menimalisir pertambangan ilegal.

Beberapa hambatan yang dialami adalah letak lokasi –lokasi tambang yang tersebar

di wilayah Kabupaten Bintan masih menimbulkan kesulitan dalam pengawasan

serta proses penertiban tambang tanpa ijin yang kerap kali terkendali oleh

kepentingan pihak tertentu.

Sepanjang tahun 2005 sampai dengan 2008 ada beberapa perusahaan

pertambangan yang diaudit. Dimana perkembangan hasil audit oleh tim

optimalisasi penerimaan negara bukan pajak (OPN) untuk pembayaran iuran pajak

pada umumnya sudah dilaksanakan yaitu.

Pada Tahun 2005 s/d 2008 sebagian besar sudah dibayarkan perusahaan yang

diaudit adalah :

Perusahaan Granit ( Bina Riau Jaya dan Sindo Mandiri)

Perusahaan Bauksit

1. Harap Panjang

2. Bina Dompak Indah

3. Bintang Cahaya Terang

4. Gunung Kijang Jaya Lestari

Page 133: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 188

188

5. Gunung Bintan Abadi

6. Wahana Karya Suksesindo Utama

7. Tri Dinasti Mulia

8. Gunung Sion

9. Danpac Resources

Pada Tahun 2008 s/d 2010 sebagian besar sudah dibayarkan perusahaan yang

diaudit adalah :

PT.Bina Dompak Indah

PT. Gunung Kijang Jaya Lestari

PT.Gunung Bintan Abadi

PT.Gunung Sion

PT.Danpac Resources

Pada Tahun 2010 s/d 2013 kegiatan ini dalam proses kegiatan di Tahun 2013 dan

perusahaan yang akan diaudit :

PT.Wahana Karya Suksesindo Utama

PT.Tunggul Ulung Makmur

PT. Harap panjang

PT.Lobindo

Dikarenakan pada tahun 2011 perusahaan yang berproduksi 15 perusahaan

dan pada tahun 2012 yang beroperasi 9 perusahaan dan di tahun 2013 dimana

perusahaan tambang khususnya bauksit untuk penjualan atau produksinya disetop

dikarenakan penjualan harus dalam bentuk alumina dan bukan barang mentah lagi

sesuai dengan permen ASDM No.7 Tahun 2012 dan direvisi lagi dengan permen

ESDM no. 20 tahun 2012.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan :

1. Kurangnya fungsi koordinasi pelaksanaan tugas di bidang Pengawasan oleh

Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Solusi :

1. Diperlukan Komitmen dan dukungan semua pihak untuk memperteguh

Page 134: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 189

189

pelaksanaan pengawasan sehingga tidak hanya menjadi wacana dan

pergulatan pemikiran semata-mata, namun benar-benar dapat diaplikasikan

dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan yang baik.

BB..RREEAALLIISSAASSII AANNGGGGAARRAANN

Implementasi kebijakan pengelolaan keuangan daerah pada tahun 2014,

disesuaikan dengan Arah Kebijakan Umum Kabupaten Bintan yaitu meningkatkan

efektifitas dan optimalitas pengelolaan keuangan daerah. Realisasi kebijakan

tersebut dilakukan melalui program peningkatan dan pengembangan pengelolaan

keuangan daerah, program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan asli daerah, program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas

pemerintah daerah, program peningkatan pengembangan sistem perencanaan,

pelaporan dan capaian kinerja, dan program peningkatan kapasitas sumber daya

aparatur.

Dalam hal penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 senantiasa dianut sistem

kehati-hatian dalam mengalokasikan dana. Kehati-hatian ini senantiasa dijaga agar

program-program yang telah direncanakan tetap terpadu.

APBD Perubahan Kabupaten Bintan Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai

berikut:

1. Pendapatan Rp. 871.700.333.438.00

2. Belanja Rp.1.073.351.337.722,63

Defisit Rp(201.651.004.284,63)

3. Pembiayaan

a. Penerimaan Pembiayaan Rp. 208.451.004.284,63

b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. 6.800.000.000,00

Rp.201.651.004.284,63

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah

2. Intenfikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Guna memenuhi pencapaian target penerimaan pendapatan daerah,

tidak terlepas dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada

tahun 2014, baik itu menyangkut upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi

dan beberapa kegiatan lainnya, diantaranya:

Page 135: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 190

190

1. Melaksanakan penataan pengelolaan maupun potensi komponen

pendapatan;

2. Pendataan pada tempat-tempat usaha wajib pajak untuk meyakini

omzet yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;

3. Melaksanakan pendataaan administrasi pajak dan retribusi daerah;

4. Pembinaan wajib pajak yang meliputi cara pengisisan SPTPD yang

baik dan benar, kewajiban membayar pajak secara periodik,

perhitungan omzet yang kena pajak;

5. Pemeriksaan wajib pajak pada wajib pajak yang menghitung sendiri

(MPS) dan dilakukan secara rutin;

6. Sosialisasi peraturan perpajakan daerah;

7. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap administrasi

pengelolaan pungutan PBB sektor pedesaan dan perkotaan;

8. Melakukan monitoring atas pendapatan daerah secara periodik untuk

dilakukan evaluasi dan merumuskan rencana tindaknya;

9. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun Propinsi

dalam rangka perolehan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana

Alokasi Umum (DAU);

10. Melaksanakan rekonsiliasi dengan Pemerintah Pusat maupun Propinsi

tentang penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan

Pajak;

11. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait agar kegiatan

operasional dapat berlangsung dengan efektif baik secara horizontal

maupun vertikal antar level pemerintahan serta kalangan profesi yang

memiliki pengaruh terhadap upaya peningkatan penerimaan daerah;

3. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Sebagaimana yang tertera dalam Kebijakan Umum Anggaran tahun

2014 terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 7,50% dari tahun

anggaran yang lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari gabungan atas

peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 23,89%, dana perimbangan

mengalami penurunan sebesar -0,12% dan lain-lain pendapatan daerah

Page 136: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 191

191

yang sah mengalami peningkatan sebesar 34,40% dibandingkan target

penerimaan tahun 2013.

Adapun target penerimaan daerah tahun 2013 dan tahun 2014 dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.63 : Target Penerimaan Daerah Tahun 2013-2014

NO KOMPONEN

TARGET

%

2013 2014

1

Pendapatan Asli

Daerah 134.088.654.257,00 166.125.051.486,00

123,89

Pajak Daerah 103.221.100.000,00 123.972.215.479,00 120,10

Retribusi Daerah 7.499.000.000,00 11.683.000.000,00 155,79

Hasil Perusahaan

Daerah dan Hasil

Pengelolaan

Kekayaan Daerah

yang dipisahkan

7.489.334.257,00 10.888.801.932,00

145,39

Lain-lain PAD yang

Sah 15.879.220.000,00 19.581.034.075,00

123,31

2 Dana Perimbangan 591.072.758.200,00 590.383.075.781,00 99,88

Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak 280.755.964.200,00 268.114.834.781,00

95,50

Dana Alokasi Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64

Dana Alokasi Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95

3

Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah 85.711.415.011,00 115.192.206.171,00

134,40

Jumlah

810.872.827.468,00 871.700.333.438,00

107,50

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Bintan, Tahun 2014

Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan daerah tahun 2013, maka

realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -

3,49%. Realisasi tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD)

mengalami kenaikan sebesar 40,41%, dana perimbangan mengalami

penurunan sebesar 11,17%, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah

mengalami penurunan sebesar 11,00%. Penurunan realisasi penerimaan

dari dana perimbangan terutama disebabkan Dana Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak yang hanya mencapai 75,91% dari target dan Dana Alokasi

Khusus yang hanya mencapai 79,95% dari target. Sedangkan lain-lain

Page 137: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 192

192

pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan terutama disebabkan

oleh realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Kepulauan Riau yang

hanya terealisasi sebesar Rp.20.407.566.803,12 atau 52,46% dari

targetnya sebesar Rp.38.903.148.000,00.

Adapun Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013 dan

2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.64 : Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun

2013-2014 (dalam rupiah)

NO KOMPONEN REALISASI

% 2013 2014

1

Pendapatan

Asli Daerah 136.080.703.306,04 191.074.783.205,25

140,41

Pajak Daerah 103.498.450.682,70 146.315.996.740,77 141,37

Retribusi

Daerah 7.529.058.472,91 12.980.176.973,09 172,40

Hasil

Pengelolaan

Kekayaan

Daerah yang

dipisahkan

7.551.057.329,00 11.240.195.772,00 148,86

Lain-lain PAD

yang Sah 17.502.136.821,43 20.538.413.719,39 117,35

2

Dana

Perimbangan 671.229.402.784,00 596.250.029.822 88,83

Bagi Hasil

Pajak dan

Bukan Pajak

360.912.608.784,00 273.981.788.822,00 75,91

Dana Alokasi

Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64

Dana Alokasi

Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95

3

Lain-lain

Pendapatan

Daerah yang

Sah

108.642.615.724,57 96.696.624.974,12 89,00

Jumlah 915.952.721.814,61 884.021.438.001,37 96,51

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Bintan, Tahun 2014

Untuk mengetahui penerimaan pendapatan asli daerah yang

Page 138: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 193

193

diperoleh melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.65 : Realisasi pendapatan asli daerah pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) tahun 2014 (dalam rupiah)

N

O SKPD

PENDAPATAN ASLI DAERAH SELISIH

TARGET REALISASI LEBIH/(KURAN

G)

1 DPPKD

156.292.051.4

86,00

179.752.135.53

5,16

23.460.084.049

,16

2

DINAS

KESEHATA

N

588.000.000,0

0

267.508.000,0

0

(320.492.000,0

0)

3 RSUD

1.628.000.000,

00

2.512.242.870,

09 884.242.870,09

4 BPMPD

2.858.000.000

,00

4.182.343.950,

00

1.324.343.950,0

0

5

DINAS

PERHUBUN

GAN

4.699.000.000

,00

4.233.107.850,

00

(465.892.150,00

)

6

DINAS

PEKERJAAN

UMUM

60.000.000,00 127.445.000,0

0 67.445.000,00

Total

166.125.051.48

6,00

191.074.783.2

05,25

24.949.731.719,

25

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Bintan, Tahun 2014

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan paling

tinggi baik jumlah rupiah maupun prosentase pencapaian target adalah

perolehan dari pendapatan yang dikelola oleh DPPKD, yang meliputi

pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah.

4. Pemasalahan dan Solusi

Permasalahan-permasalahan pendapatan daerah yang dihadapi

Pemerintah Kabupaten Bintan pada saat ini antara lain sebagai berikut:

4. Belum tersedianya secara keseluruhan prosedur hukum yang mengatur

tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

5. Terdapat beberapa jenis pungutan pada sektor retribusi daerah yang

Page 139: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 194

194

belum dapat diberdayakan, hal ini disebabkan tidak tersediaanya

sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat.

6. Tidak terkosentrasinya wajib pajak dan wajib retribusi yang

disebabkan karena letak geografis Kabupaten Bintan yang cukup luas,

sehingga terdapat hambatan dalam mensosialisasikan Perda-Perda

pungutan oleh dinas dan instansi tekait, sehingga berakibat pada

kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi untuk

melaksanakan kewajibannya.

Adapun solusi untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, serta

untuk tetap menjaga konsistensi dalam pemenuhan target penerimaan

yang telah ditetapkan, maka dilakukan beberapa upaya sebagai berikut:

1. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan

pungutan pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan dinas dan instansi

terkait dalam rangka penggalian potensi pendapatan daerah.

3. Melakukan pembenahan dan pengembangan internal kelembagaan

secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

4. Melakukan Sosialisasi Peraturan Daerah dan Petunjuk Pelaksanaan/

Petunjuk Teknis pelaksanaan pungutan pajak daerah dan retribusi

daerah secara intensif.

B. Pengelolaan Belanja Daerah

1. Kebijakan Umum Pengelolaan Belanja Daerah

Kebijakan Umum Belanja Daerah diprioritaskan untuk menunjang

efektivas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja

perangkat daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran sesuai

dengan prioritas yang ditetapkan.

Dengan mempertimbangkan keberhasilan pembangunan yang telah

dicapai pada tahun sebelumnya serta permasalahan dan tantangan yang

akan dihadapi, maka pada tahun 2014 kebijakan yang dilaksanakan

melalui peningkatan belanja prioritas untuk:

Page 140: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 195

195

1. peningkatkan aksesabilitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat

miskin dan masyarakat berpendapatan rendah;

2. pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat usaha

ekonomi lemah seperti pedagang, usaha kecil dan menengah, petani,

serta nelayan;

3. pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, sanitasi, air

bersih, serta listrik di wilayah kantong-kantong kemiskinan, desa-desa

dan pulau terpencil;

4. peningkatan kapasitas, kompetensi, dan kinerja aparatur pemerintah

daerah khususnya dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan

berwibawa;

Keempat prioritas di atas menjadi sasaran utama dalam pembangunan

Kabupaten Bintan tahun 2014. Disamping prioritas tersebut pemerintah

daerah juga memperhatikan beberapa prioritas yang perlu menjadi

perhatian daerah sejalan dengan prioritas nasional, prioritas dimaksud

adalah:

a. penanggulangan kemiskinan;

b. Peningkatan ketahanan pangan;

c. perbaikan iklim investasi dan iklim usaha;

d. peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanggulangan bencana;

e. pembangunan daerah tertinggal, terluar, terdepan dan pasca konflik;

f. Pengembangan kebudayaan, kualitas dan inovasi teknologi;

Berbagai prioritas tersebut merupakan upaya untuk mengarahkan

program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun

anggaran 2014 dalam rangka pencapaian visi, misi tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan didalam RPJMD tahun 2011-2015 serta RKPD tahun

2014 yang selanjutnya diformulasikan kedalam Kebijakan Umum APBD.

Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efektif dan efisien serta

harus memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam rangka

peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka

Page 141: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 196

196

mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah, pengelolaan keuangan daerah diselenggarakan secara

profesional, partisipatif, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang

partisipatif, transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan

daerah telah ditetapkan arah dan kebijakan umum anggaran pendapatan

dan belanja daerah. Arah dan kebijakan umum belanja daerah adalah

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja daerah dalam rangka

menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah.

Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dari sisi perencanaan belanja,

ditunjukan dari alokasi belanja berdasarkan bidang urusan pemerintahan

maupun kelompok belanja.

Tabel 3.66 : Alokasi anggaran belanja berdasarkan urusan Pemerintahan

Daerah Tahun 2014

URAIAN TAHUN 2014

ANGGARAN (Rp) %

URUSAN WAJIB 1.011.244.635.072,63 94,21

PENDIDIKAN 245.900.488.237,00 22,91

Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga 230.797.433.450,00

Dinas Pekerjaan Umum 15.103.054.787,00

KESEHATAN 130.540.942.420,00 12,16

Dinas Kesehatan 88.422.866.908,00

Rumah Sakit Umum Daerah 20.106.327.250,00

Dinas Pekerjaan Umum 22.011.748.262,00

PEKERJAAN UMUM 99.707.183.463,00 9,29

Dinas Pekerjaan Umum 99.707.183.463,00

PERUMAHAN RAKYAT 27.472.978.691,00 2,56

Dinas Pekerjaan Umum 27.472.978.691,00

PERENCANAAN PEMBANGUNAN 18.946.520.950,00 1,77

Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah 18.946.520.950,00

PERHUBUNGAN 18.832.366.800,00 1,75

Dinas Perhubungan 18.832.366.800,00

LINGKUNGAN HIDUP 36.881.543.150,00 3,44

Page 142: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 197

197

Badan Lingkungan Hidup 7.286.173.900,00

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan

Pemakaman 29.595.369.250,00

KEPENDUDUKAN DAN CATATAN

SIPIL 6.370.391.050,00 0,59

Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil 6.370.391.050,00

SOSIAL 1.782.860.000,00 0,17

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK 1.782.860.000,00

Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan Keluarga Berencana 1.463.261.000,00 0,14

Dinas Sosial 1.463.261.000,00

KETENAGAKERJAAN 7.332.511.800,00 0,68

Dinas Tenaga Kerja 7.332.511.800,00

KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

MENENGAH 7.846.192.550,00 0,73

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan 7.846.192.550,00

PENANAMAN MODAL 9.922.002.250,00 0,92

Badan Penanaman Modal dan Promosi

Daerah 9.922.002.250,00

KEBUDAYAAN 8.716.017.150,00 0,81

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 8.716.017.150,00

KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

DALAM NEGERI 9.267.609.200,00 0,86

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 9.267.609.200,00

Satuan Polisi Pamong Praja 3.150.724.300,00 0,29

Badan Penanggulangan Bencana

Daerah 3.150.724.300,00

OTONOMI DAERAH,

PEMERINTAHAN UMUM,

ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,

PERANGKAT DAERAH,

KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

33.061.303.750,00 3,08

DPRD 7.463.396.800,00

Kepala Daerah dan Wakil 18.016.346.100,00

Sekretariat Daerah 7.581.560.850,00

Sekretariat DPRD 322.251.144.250,63 30,02

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah 7.378.724.652,00

Badan Kepegawaian Daerah 777.850.000,00

Inspektorat Daerah 25.690.804.300,00

Kecamatan Bintan Timur 72.254.199.400,00

Kecamatan Gunung Kijang 152.228.138.748,63

Kecamatan Teluk Bintan 10.825.999.500,00

Kecamatan Bintan Utara 7.544.291.900,00

Page 143: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 198

198

Kecamatan Teluk Sebong 7.286.565.250,00

Kecamatan Tambelan 4.517.056.850,00

Kecamatan Seri Kuala Lobam 4.199.390.750,00

Kecamatan Toapaya 7.217.816.550,00

Kecamatan Bintan Pesisir 4.439.599.950,00

Kecamatan Mantang 3.780.204.300,00

KETAHANAN PANGAN 4.005.328.650,00

Badan Pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan 3.967.831.450,00

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

DESA 2.888.004.600,00

Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan Keluarga Berencana 3.249.337.400,00

KEARSIPAN 8.341.346.532,00 0,78

Kantor Perpustakaan dan Arsip 8.341.346.532,00

URUSAN PILIHAN 10.563.593.879,00 0,98

PERTANIAN 10.563.593.879,00

Dinas Pertanian dan Kehutanan 2.893.653.650,00 0,27

KEHUTANAN 2.893.653.650,00

Dinas Pertanian dan Kehutanan 62.106.702.650,00

ENERGI DAN SUMBER DAYA

MINERAL 11.725.153.800,00 1,09

Dinas Pertambangan dan Energi 11.725.153.800,00

PARIWISATA 1.647.319.600,00 0,15

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1.647.319.600,00

KELAUTAN DAN PERIKANAN 13.988.865.150,00 1,30

Dinas Kelautan dan Perikanan 13.988.865.150,00

PERDAGANGAN 9.098.799.200,00 0,85

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan 9.098.799.200,00

JUMLAH 1.073.351.337.722,63

100,0

0

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,

Tahun 2014

Pengalokasian Belanja Daerah Tahun 2014 terdiri atas:

a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung

dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung

dianggarkan untuk membiayai belanja pegawai, subsidi, hibah,

bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak

terduga.

Pengalokasian belanja pegawai mengalami peningkatan, kebijakan ini

Page 144: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 199

199

lebih disebabkan karena penambahan jumlah pegawai dan perhatian

pemerintah daerah untuk mengoptimalkan kinerja pegawai dengan

memberikan insentif ataupun tambahan penghasilan atas beban

kerjanya.

Terhadap komponen belanja bunga tidak dialokasikan anggaran

tersebut pada tahun 2014, sedangkan untuk bantuan sosial dan hibah

pemerintah daerah mengambil kebijakan tetap mengalokasikan

anggarannya hal ini diupayakan guna memberikan perhatian kepada

masyarakat kurang mampu atas beban ekonomi yang terus bertambah

akibat kenaikan harga-harga serta perbaikan strata sosial dalam

masyarakat.

Untuk belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa pada tahun

2014 juga mengalami peningkatan hal ini diupayakan guna membantu

proses demokratisasi dan otonomi pemerintahan desa yang mana

pada tahun yang bersangkutan sebagian desa mengalami pergantian

kepemimpinannya dan telah mulai dilaksanakan Anggaran dan

Pendapatan Belanja Desa (APBDesa). Sedangkan pada belanja tidak

terduga pemerintah daerah tetap mengalokasikan anggaran sesuai

dengan kondisi dan pengembalian pendapatan tahun-tahun

sebelumnya.

b. Kebijakan Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung

dianggarkan untuk belanja pegawai dalam bentuk honoraium/upah

kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal.

Page 145: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 200

200

Tabel 3.67 : Prosentase Alokasi Anggaran Belanja berdasarkan bagian

belanja APBD tahun 2014

URAIAN

PERSENTASE

TERHADAP TOTAL

% Belanja

Tidak

Langsung

Belanja

Langsung

Pendidikan

17,25 5,66

22,91

Kesehatan 3,98 8,18 12,16

Pekerjaan Umum

0,50 8,79

9,29

Perumahan Rakyat

- 2,56

2,56

Perencanaan Pembangunan

0,44 1,33

1,77

Perhubungan

0,44 1,31

1,75

Lingkungan Hidup

0,49 2,94

3,44

Kependudukan dan Catatan Sipil

0,30 0,30

0,59

Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

0,17 -

0,17

Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera

0,14 -

0,14

Sosial

0,20 0,48

0,68

Ketenagakerjaan

0,29 0,45

0,73

Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah

0,32 0,60

0,92

Penanaman Modal

0,30 0,51

0,81

Kebudayaan

0,31 0,56

0,86

Kepemudaan dan Olahraga

- 0,29

0,29

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri

1,77 1,31

3,08

Pemerintahan Umum

16,42 13,60

30,02

Ketahanan Pangan

0,37 0,41

0,78

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

0,25 0,73

0,98

Page 146: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 201

201

URAIAN PERSENTASE

TERHADAP TOTAL

%

Kearsipan

0,10 0,17

0,27

Pertanian

0,45 0,65

1,09

Kehutanan

- 0,15

0,15

Energi dan Sumber Daya Mineral

0,29 1,01

1,30

Pariwisata

- 0,85

0,85

Kelautan dan Perikanan

0,47 1,83

2,30

Perdagangan

- 0,09

0,09

45,24 54,76

100,00

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Bintan, Tahun 2014

Alokasi tersebut di atas dapat dilihat dari kebijakan belanja dari urusan

pemerintahan daerah dan satuan kerja perangkat daerah yang dituangkan

dalam program dan kegiatan.

Tabel 3.68 : Kebijakan program dan kegiatan belanja APBD

tahun 2014 berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan

KODE

URAIAN

1. Urusan Wajib

1.01. Pendidikan

1.01.01. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

15. Program Pendidikan Pra Sekolah (Usia Dini - TK )

16. Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Page 147: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 202

202

17. Program Pendidikan Menengah

20. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

28. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan

Prasarana Pendidikan Lain

30. Program Kejar Paket

16. Program Pelayanan Kepemudaan

20. Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga

1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum

28. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan

Prasarana Pendidikan Lain

1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

17. Program Pendidikan Menengah

1.02. Kesehatan

1.02.01. Dinas Kesehatan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

20. Program Peningkatan Gizi Keluarga

33. Program Upaya Peningkatan Kesehatan Perorangan

37. Program Peengendalian Penyakit

38. Program Penyehatan Lingkungan

39. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan

40. Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi

Masyarakat Miskin

41. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

42. Program Kefarmasian dan alat kesehatan

43. Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaransediaan

farmasi pada sarana distribusi

44. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan

45. Program Manajemen Kesehatan

1.02.02 Rumah Sakit Umum Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapastas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

Page 148: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 203

203

39. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan

42. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

44. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan

45. Program Manajemen Kesehatan

17. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum

39. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan

1.03. Pekerjaan Umum

1.03.01. Dinas Pekerjaan Umum

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

16. Program Pendidikan Dasar

17. Program Pendidikan Menengah

15. Program Peningkatan / Pembangunan Jalan dan Jembatan

18. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

24. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,

Rawa dan jaringan Pengairan Lainnya

27. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

dan Air Limbah

28. Program Pengendalian Banjir dan Penanganan Pantai

30. Program Pembangunan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana)

Perdesaan

39. Program Pembangunan Sarana Kantor Pemerintahan

Ibukota

21. Program Pengembangan Permukiman

21. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

1.04. PERUMAHAN

1.03.01. Dinas Pekerjaan Umum

22. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman

23 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perumahan

dan Pemukiman

1.06. Perencanaan Pembangunan

1.06.01. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Page 149: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 204

204

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

21. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

26. Program Peningkatan Kemampuan Data Daerah

29. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi

Informasi

30. Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

31. Program Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Perencanaan

Daerah

34. Program Pengembangan Data dan Informasi

35. Program Perencanaan dan Tata Ruang

36. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

37. Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan SDA

38. Program Inventarisasi SDA

40. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

41. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

1.07. Perhubungan

1.07.01. Dinas Perhubungan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

17. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

19. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

22. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

23. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

24. Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan

Bidang Perhubungan

26. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan

Telekomunikasi

1.08. Lingkungan Hidup

1.08.02. Badan Lingkungan Hidup

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

16. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup

Page 150: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 205

205

19. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan Hidup

20. Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

21. Program Pengelolaan Sumber Daya Alam

27. Program Pengendalian Sarana dan Prasarana Pengendalian

Pencemaran Lingkungan Hidup

1.08.04. Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Pemakaman

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

24. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

26. Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum

1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil

1.10.01. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

15. Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Catatan

Sipil

16. Program Penataan Administrasi Catatan Sipil

17. Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan

Catatan Sipil

1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1.12.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga

Berencana

16. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender

dan Anak

18. Program Kesetaraan Gender dan Anak

1.12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1.12.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga

Berencana

15. Program Keluarga Berencana

26. Program Ketahanan Pemberdayaan Keluarga

Page 151: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 206

206

1.13. Sosial

1.13.01. Dinas Sosial

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

16. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

24. Program Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Jaminan Sosial

Bagi Masyarakat Miskin

26. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan

Kemiskinan

28. Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan

Pengembangan Kesejahteraan sosial

1.14. Ketenagakerjaan

1.14.01. Dinas Tenaga Kerja

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

20. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan

Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan

21. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan

Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

22. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

23. Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga

Kerja

1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1.15.01. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

16. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif Usaha Kecil Menengah

19. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil

Menengah

20. Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

21. Program Peningkatan Wirausaha dan UKM

Page 152: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 207

207

22. Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan

Dalam Negeri

1.16. Penanaman Modal

1.16.02. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

16. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

19. Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi

Monitoring dan evaluasi kegiatan Perusahaan

20. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi

21. Program Pelayanan Perizinan Non Investasi

1.17. Kebudayaan

1.17.01. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

15. Program Pengembangan Nilai-nilai Budaya, Seni dan

perfilman

16. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

19. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan

Pariwisata

1.18. KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

1.18. Dinas Pendidikan dan Olah Raga

16. Program Pelayanan Kepemudaan

20. Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga

1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negri

1.19.01. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

18. Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik

Page 153: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 208

208

19. Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat

Beragama

20. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat

(Pekat)

23. Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan

Nasional

1.19.03. Satuan Polisi Pamong Praja

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

16. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan

Tindak Kriminal

30. Program Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan

Bupati

31. Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan

Masyarakat

1.20. Pemerintahan Umum

1.20.03. Sekretariat Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

26. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

28. Program Pembebasan Lahan

30. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

31. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

32. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik

43. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah

54. Program Pembinaan dan fasilitasi pengeolaan keuangan

kabupaten/kota

56. Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan

57. Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan

Kapasitas Kelembagaan Daerah

58. Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum

dan Daerah Bawahan

59. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomia

61. Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah

Page 154: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 209

209

1.20.04. Sekretariat DPRD

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

15. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Daerah

1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

17. Program Pendidikan Menengah

17. Program Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan

Keuangan Daerah

39. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan

Keuangan Daerah

55. Program Manajemen Aset Daerah

1.20.07. Inspektorat Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

46. Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan

eksternal

47. Program Pembinaan dan Pngawasan serta Peningkatan

Akuntabilitas Pembangunan Daerah

48. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Aparatur

1.20.09. Kecamatan Bintan Timur

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

Page 155: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 210

210

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.10. Kecamatan Gunung Kijang

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.11. Kecamatan Teluk Bintan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.12. Kecamatan Bintan Utara

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.13. Kecamatan Teluk Sebong

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.14. Kecamatan Tambelan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Page 156: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 211

211

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.15. Kecamatan Sri Kuala Lobam

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.16. Kecamatan Toapaya

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.17. Kecamatan Bintan Pesisir

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.20.18. Kecamatan Mantang

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

1.21. Kepegawaian

1.21.01. Badan Kepegawaian Daerah

Page 157: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 212

212

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

44. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

49. Program Pendidikan Kedinasan

50. Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian

Daerah

1.22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1.22.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

20. Program Pengembangan Potensi Wilayah Miskin Perdesaan

25. Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi

Masyarakat dalam Pembangunan

1.24. Kearsipan

1.24.01. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

22. Program Penyelenggaraan Kearspan Daerah

23. Program Pengembangan Perpustakaan

2. Urusan Pilihan

2.01. Pertanian

2.01.01. Dinas Pertanian dan Kehutanan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

27. Program Peningkatan Produksi, roduktifitas dan Mutu

Produk Tanaman Holtikultura

28. Program Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Page 158: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 213

213

29. Program Peningkatan Penyediaaan Pangan Hewani Yang

Aman, Sehat Utuh dan Halal

30. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

31. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan

Sarana Pertanian

33. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu

Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

2.02. KEHUTANAN

2.02. Dinas Pertanian Kehutanan

23 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan

Perlindungan Hutan

24. Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya Hutan

2.03. Energi dan Sumber Daya Mineral

2.03.01. Dinas Pertambangan dan Energi

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

17. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang

Ketenagalistrikan

20. Program Pembinaan Usaha Pertambangan Umum dan

Sumberdaya Mineral

23. Program Pembinaan dan Pengawasan Distribusi Bahan Bakar

dan Gas Bumi

2.04. PARIWISATA

2.04. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

15. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

16. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

19. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan

Priwisata

2.05. Kelautan dan Perikanan

2.05.01. Dinas Kelautan dan Perikanan

01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

Page 159: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 214

214

25. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya

Kelautan

27. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

28. Program Peningkatan daya saing produk perikanan

30. Program Pengelolaan sumber daya laut , pesisir dan pulau-

pulau kecil

32. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan

Tangkap

33. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budi

Daya

34. Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Bintan, Tahun 2014

Tabel 3.70 : Anggaran belanja pelayanan dasar tahun 2014

URAIAN TAHUN 2014 %

Pendidikan 245.900.488.237 22.91%

Dinas Pendidikan 230.797.433.450

Dinas Pekerjaan Umum 15.103.054.787

Kesehatan 130.540.942.420 12.16%

Dinas Kesehatan 88.422.866.908

RSUD 20.106.327.250

Dinas Pekerjaan Umum 22.011.748.262

Pekerjaan Umum 99.707.183.463 9.29%

Dinas Pekerjaan Umum 99.707.183.463

Perumahan 27.472.978.691 2.56%

Dinas Pekerjaan Umum 27.472.978.691

Lingkungan Hidup 36.881.543.150 3.44%

Badan Lingkungan Hidup 7.286.173.900

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 29.595.369.250

Kependudukan dan Catatan Sipil 6.370.391.050 0.59%

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 6.370.391.050

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1.463.261.000 0.14%

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan

KB 1.463.261.000

Sosial 7.332.511.800 0.68%

Dinas Sosial 7.332.511.800

Ketenagakerjaan 7.846.192.550 0.73%

Dinas Tenaga Kerja 7.846.192.550

Koperasi dan Usaha Kecil 9.922.002.250 0.92%

Dinas Koperasi, UKM dan Perindag 9.922.002.250

Pemuda dan Olahraga 3.150.724.300 0.29%

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 3.150.724.300

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 33.061.303.750 3.08%

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Perlindungan

Masyarakat 7.463.396.800

Kantor Satpol PP 18.016.346.100

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7.581.560.850

609.649.522.661 56.80%

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,

Tahun 2014

Page 160: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 215

215

Dari program kegiatan tersebut diketahui bahwa program yang termasuk

pelayanan dasar Pemerintah Kabupaten Bintan tahun 2014 penganggarannya

telah mencapai 35,06% dari total anggaran.

2. Target dan Realisasi Belanja Daerah

Target anggaran belanja daerah tahun anggaran 2014 sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 11 Tahun 2013

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

dan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran

dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, bahwa belanja

daerah sebesar Rp.1.073.351.337.722.63 mengalami peningkatan sebesar

4,82% dari tahun sebelumnya. Sedangkan dari sisi realisasi belanja

berdasarkan laporan realisasi anggaran 2014 (unaudited) adalah sebesar

Rp.964.834.851.815,00. Dengan demikian perbandingan antara target

anggaran belanja dan realisasi belanja menunjukkan penyerapan APBD tahun

anggaran 2014 sebesar 89,89%.

Tabel 3.71 : Anggaran dan Realisasi belanja APBD tahun 2014

(dalam rupiah)

No Uraian Anggaran Setelah

Perubahan Realisasi %

5 BELANJA

DAERAH

5.1 Belanja Tidak

Langsung

482.293.886.050,63 416.600.086.371,00 86,38

5.1.1 Belanja Pegawai

388.414.072.930,63 336.308.649.512,00 86,59

5.1.3 Belanja Subsidi 500.000.000,00 372.700.000,00 74,54

5.1.4 Belanja Hibah 21.107.075.000,00 15.425.743.000,00 73,08

5.1.5 Belanja Bantuan

Sosial

18.073.580.127,00 14.013.782.855,00 77,54

5.1.7 Belanja Bantuan

Keuangan kepada

Propinsi/

Kabupaten/Kota

dan Pemerintahan

Desa

52.199.157.993,00 50.479.211.004,00 96,71

5.1.8 Belanja tidak

terduga

2.000.000.000,00 0 0

5.2 Belanja Langsung 591.057.451.672,00 548.234.765.444,00 92,75

5.2.1 Belanja Pegawai 77.542.571.722,00 67.685.428.292,00 87,29

5.2.2 Belanja Barang

dan Jasa

286.253.629.576,00 261.801.963.961,00 91,46

5.2.3 Belanja Modal

227.261.250.374,00

218.747.373.191,00

96,25

Jumlah Belanja 1.073.351.337.722,63 964.834.851.815,00 89,89

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Bintan, Tahun 2014

Page 161: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 216

216

3. Pemasalahan dan Solusi

Kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam kebijakan umum APBD

diharapkan tetap konsisten dengan kebijakan yang ditetapkan dalam

rangka untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang ada dan

senantiasa dinamis dalam rangka mengakomodir dinamika masyarakat

serta dapat dipertanggungjawabkan penggunaanya.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja

daerah tahun anggaran 2014 adalah:

1. Dengan diberlakukannya pengelolaan keuangan yang terdesentralisasi

di setiap SKPD maka dituntut kesiapan sumber daya manusia untuk

melaksanakan anggaran pada setiap SKPD.

2. Regulasi atau peraturan dari pusat yang satu sama lainnya saling tidak

sinkron akan dapat menimbulkan pemahaman yang multitafsir

terutama dengan aparat pemeriksa. Solusi yang ditempuh adalah

dengan senantiasa melakukan koordinasi dan konsultasi dengan

pemerintah pusat dan dilakukannya pendampingan oleh pihak

berkompeten.

3. Sistem dan prosedur yang dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten

Bintan masih perlu perbaikan-perbaikan untuk masa yang akan datang

terhadap pengelolaan keuangan baik dari segi perencanaan,

penatausahaan maupun pelaporan. Kondisi ini mengingat masih

kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengelolaan

keuangan daerah.

Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, solusinya yang dapat

diberikan adalah:

1. Penatausahaan penyediaan informasi sebagai bahan dasar

perencanaan anggaran belanja dengan meningkatkan pendataan dan

kemampuan penyusunan database.

2. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal

pengelolaan keuangan daerah dengan pelaksanaan asistensi,

Page 162: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 217

217

bimbingan teknis, pendidikan dan latihan, workshop dan sosialisasi

berkaitan dengan penganggaran.

3. Meningkatkan koordinasi dalam bentuk forum diskusi dan studi

banding dengan daerah lain untuk berbagi pengalaman dalam hal

pengelolaan keuangan daerah.

4. Penyempurnaan peraturan dan regulasi daerah tentang tata

pengelolaan keuangan daerah.

C. Pengelolaan Pembiayaan Daerah

1. Kebijakan Umum Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

berikutnya. Anggaran pembiayaan neto yang merupakan selisih antara

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, dimaksud untuk

menutupi selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran

belanja daerah.

Arah kebijakan umum pembiayaan daerah tahun 2014 dimaksudkan

untuk menutupi defisit angggaran dan membiayai program yang

direncanakan pada tahun 2014 melalui peningkatan manajemen

pembiayaan daerah yang mengarah pada akurasi, efektifitas, efesiensi dan

akuntabilitas, serta digunakan untuk penyertaan modal dalam usaha-usaha

produktif yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan

berusaha sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian

masyarakat.

2. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah

Realisasi SILPA merupakan sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2014

sebesar Rp. 208.451.004.284,63 (setelah audit/audited). Sedangkan

pengeluaran pembiayaan tahun 2014 berupa penyertaan modal

pemerintah daerah sejumlah Rp.6.800.000.000,00 diperuntukkan

penyertaan modal di PT. Bank Riau sebesar Rp.4.000.000.000,00. dan

BPR Bintan sebesar Rp.2.800.000.000,00 Jika dibandingkan dengan

Page 163: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 218

218

target anggaran penyertaan modal pemerintah daerah sebesar

Rp.6.800.000.000,00 maka realisasinya mencapai 100%.

Tabel 3.72 : Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014

(dalam rupiah)

NO

URAIAN ANGGARAN REALISASI

6 PEMBIAYAAN DAERAH

6.1 Penerimaan Pembiayaan

6.1.1

Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

(SiLPA)

208.451.004.284,63 208.451.004.284,63

6.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -

6.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan - -

6.1.4 Penerimaan Pinjaman

Daerah - -

6.1.5 Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman - -

6.1.6 Penerimaan Piutang

Daerah - -

Jumlah Penerimaan

Pembiayaan 208.451.004.284,63 208.451.004.284,63

6.2 Pengeluaran Pembiayaan

6.2.1 Pembentukan Dana

Cadangan - -

6.2.2

Penyertaan Modal

(Investasi) Pemerintah

Daerah

6.2.2

Penyertaan Modal

(Investasi) Pemerintah

Daerah

6.800.000.000.00 6.800.000.000.00

6.2.3 Pembayaran Pokok Utang - -

6.2.4 Pemberian Pinjaman

Daerah - -

Jumlah Pengeluaran

Pembiayaan 6.800.000.000.00 6.800.000.000.00

Pembiayaan Neto 201.651.004.284,63 201.651.004.284,63

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Bintan, Tahun 2014

Page 164: Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014

Bab 3 - 219

219

3. Permasalahan dan Solusi

Dibandingkan dengan realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun

2013 sebesar Rp. 208.451.004.284,63 maka SILPA tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 41,85% atau menjadi Rp.121.216.866.921,50

(unaudited). Penurunan jumlah SILPA tersebut disebabkan oleh

penggunaan SILPA untuk menutup defisit belanja atas pendapatan pada

APBD Perubahan tahun anggaran 2014 yang mencapai

Rp.201.651.004.284,63.

Solusi atas permasalahan pembiayaan tersebut akan dilakukan

optimalisasi penggunaan dana dan sebagai bahan pengkajian yang lebih

lanjut berkaitan dengan penggunaan SILPA yang tidak hanya untuk

menutupi defisit anggaran namun juga dapat dimanfaatkan untuk

peningkatan manajamen kas/investasi jangka pendek maupun investasi

jangka panjang bagi kepentingan pembangunan Kabupaten Bintan.

Sebagai gambaran, optimalisasi penggunaan SILPA berupa Manajemen

Kas yaitu menempatkan sebagian dana Kas Daerah ke beberapa Bank

dalam simpanan deposito bulanan. Pada tahun 2014 pendapatan berupa

deposito tersebut mancapai Rp. 15.991.312.543,22 atau mencapai 111,91%

dari targetnya sebesar Rp. 14.290.000.000,00.