BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Proyek
Jaringan jalan saat ini merupakan salah satu prasarana sistem transportasi
untuk menunjang berbagai bidang pembangunan yang merupakan urat nadi
dalam pertumbuhan ekonomi yang menghubungkan antara kota dan desa,
bahkan antar kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Jawa Barat, yang
bertujuan untuk memudahkan sarana dan prasarana industri, politik,
keamanan dan sosial budaya. Untuk jangka panjang, pembangunan sarana
transportasi diharapkan akan memberikan pelayanan bagi setiap kegiatan
pembangunan bahkan pengembangan wilayah secara keseluruhan pada masa
yang akan datang.
Adanya keterpaduan antara struktur pengembangan wilayah dan bentuk
sistem jaringan jalan raya yang baik dapat mempercepat usaha – usaha
perwujudan dan keseimbangan pertumbuhan antara daerah/kabupaten yang
makmur dan daerah/kabupaten yang terbelakang.
Dengan melihat arti pentingnya jalan raya bagi pengembangan
pembangunan di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Sumedang maka
dewasa ini pemerintah secara berkala memberikan perhatian yang besar
terhadap pengembangan dan peningkatan jalan untuk transportasi antar
daerah di Jawa Barat. Salah - satunya adalah proyek Pemeliharaan
Periodik/Berkala Ruas Jalan Pamoyanan – Kadu yang dianggap sangat
bermanfaat untuk mangantisipasi peningkatan volume kendaraan dan
memperlancar arus lalulintas.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-6
Lokasi pelaksanaan proyek pemeliharaan Jalan Provinsi Jawa Barat ini
terletak di Ruas Jalan Pamoyanan - Kadu dengan efektif penanganan
sepanjang 12,450 km sedang yang ditinjau Sta. 5 + 200 s.d Sta. 6 + 200
dikerjakan oleh kontraktor PT. LINGKAR JATI UTAMA.
Proyek tersebut dengan nilai kontrak Rp.3.566.300.000,00 ( Tiga Milyar
Lima Ratus Enam puluh Enam Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah ) dengan waktu
pelaksanaan selama 120 ( Seratus Dua Puluh ) hari kalender berdasarkan
kontrak Nomor :602.1/1.67/SP/PPK/DPU - BM/VIII/2012
Dengan adanya proyek pemeliharaan periodik/berkala ruas jalan
Pamoyanan – Kadu ini, maka kapasitas tampung lalulintas semakin
meningkat sehingga akan memperlancar arus lalulintas dari arah Kabupaten
Sumedang yang menuju Kabupaten Majalengka dan daerah sekitarnya.
Pada pelaksanaan proyek pemeliharaan periodik/berkala ruas jalan
Pamoyanan – Kadu secara keselurahan meliputi :
1. Umum
2. Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Non Aspal
6. Perkerasan Aspal
7. Struktur
8. Pekerjaan Minor.
2.2. Pengertian dan Pengenalan Alat Berat
Sering kita melihat pada proyek – proyek pembuatan jalan berbagai jenis
alat berat, alat berat tersebut mempunyai bentuk yang berbeda – beda sesuai
dengan kegunaan alat tersebut. Selain bentuk yang berbeda, ukuran maupun
alat berat tersebut juga bervariasi, jenis alat berat yang ukurannya besar
biasanya digunakan pada pekerjaan yang mempuyai kapasitas besar,
sedangkan untuk pekerjaan yang kapasitasnya relatif kecil biasanya hanya
menggunakan alat berat yang ukurannya kecil.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-7
Alat berat merupakan salah satu faktor yang paling menentukan pada
pelaksanaan suatu konstruksi. Menentukan suatu kelompok dan jenis alat
berat yang paling tepat pada pelaksanaan pekerjaan agar dapat beroperasi
secara tepat dan efektif, bukanlah pekerjaan yang sederhana karena
pilihannya haruslah sesuai dengan kondisi medan dimana medan pelaksanaan
itupula dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping itu pula diperlukan suatu
keahlian khusus agar dapat diperoleh keserasian operasi setiap peralatan yang
ada dengan pengaturan medan yang memadai sehingga akan dicapai kapasitas
pelaksanaan konstruksi yang optimal. Hal tersebut hanya dapat diperoleh
dengan cara memilih setiap peralatan dengan seksama yang kemampuan
operasinya disesuaikan dengan kondisi lapangan serta hubungan kerjasama
antar masing – masing peralatan tersebut.
Berdasarkan1) jenis-jenis alat berat dapat diuraikan fungsi utama dari
masing-masing alat, yaitu sebagai berikut :
2.2.1. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang
harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan
masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat
dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah
paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan
permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
2.2.2. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat
digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline dan clamsell. Alat ini
juga digunakan untuk menggali dan memuat, dan bahkan juga untuk
mengangkut untuk jarak-jarak tertentu. Alat-alat yang digunakan untuk
pekerjaan ini adalah Excavator.
1) Ir. Susy Fatena Rostiyanti,M.Sc, Alat Berat Untuk Proyek Konsstruksi, Penerbit,
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal.1-3
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-8
2.2.3. Alat Pengangkutan Material
Crane termasuk didalam kategori alat pengangkut material karena alat
ini dapat mengangkut secara vertical dan kemudian memindahkannya
secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk
pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang
relatif jauh, alat yang digunakan berupa truck, belt, dan wagon. Alat-alat
ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material kedalamnya.
Untuk angkut jarak jauh menggunakan truck , jenis Dump Truck.
Untuk mempercepat unloading (bongkar muatan). Pada angkutan
material biasanya digunakan Dump Truck. Dump Truck dari cara
unloadingnya ada 3 jenis yaitu Rear Dump (membongkar muatan
kebelakang), Side Dump (membongkar muatan kesamping) dan Rear and
Side dump truck ( membongkar muatan kebelakang dan kesamping).
2.2.4. Alat Pemindah Material
Alat yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak
digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan
material dari suatu alat ke alat yang lain. Wheel Loader adalah alat
pemindahan material.
2.2.5. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut
perlu diadakan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan
jalan, baik jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun
perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah pneumatic
tired roller, compactor dan tandem roller.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-9
2.2.6. Alat Pemproses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi
suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya
adalah batuan bergradasi, semen, beton dan aspal. Yang termasuk didalam
alat adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas
juga dikategorikan kedalam alat pemroses material seperti contrete batch
plan dan asphalt mixing plant.
2.2.7. Alat Penempatan Akhir Material
Alat yang digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk
menempatkan material yang telah ditentukan. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah asphalt paver dan alat pemadat.
Namun secara umum yang akan dijelaskan adalah alat berat yang
digunakan pada proyek pemeliharaan periodik/berkala ruas jalan
Pamoyanan – Kadu Sta. 5+200 s.d Sta. 6+200 sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan ditinjau yaitu sebagai berikut :
2.2.7.1. Kerja Excavator
Excavator merupakan alat yang serba guna yang dapat dipergunakan
untuk menggali, mengangkat dan memuat material. Disamping itu pula
dapat digunakan untuk menggali saluran air dan saluran pipa. Konstruksi
bagian atas alat ini dapat berputar 360°, sehingga alat ini memungkinkan
untuk beroperasi pada tempat yang kurang luas sekalipun.
Excavator mula – mula adalah alat pekerjaan tanah saja, tetapi dalam
perkembangan selanjutnya dipergunakan dalam berbagai macam
pekerjaan. Jenis – jenis excavator dapat dibedakan menurut alat – alat
tambahan yang dapat diganti – ganti yaitu bachoe, power shovel dan
dragline.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-10
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar : 2.1 Excavator
2.2.7.2. Kerja Wheel Loader
Wheel Loader adalah alat yang umum dipakai di dalam proyek
konstruksi untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam
truk atau membuat timbunan material. Pada bagian depan loader terdapat
bucket sehingga alat ini umumnya disebut front-end loader. Fungsi loader
yang paling umum adalah untuk memuat material ke dalam alat
pengangkut. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali basement dan
fondasi dengan lebar yang sama dengan lebar bucket. Loader juga
digunakan untuk memuat material hasil peledakan ke dalam alat
pengangkut. Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut
material ke dalam hopper yang selanjutnya diangkut ke crusher plant.
Pada proses pembersihan lahan loader juga digunakan untuk
memindahkan semak, akar pohon, dan lain-lain.
Terdapat tiga metode pemuatan material dari loader ke dalam truk yaitu :
1. I shape loading, yaitu truk bergerak maju pada saat loader mengambil
material dari timbunan dan kemudian mundur pada saat loader telah
siap memindahkan material ke dalam truk
2. V shape loading, yaitu truk tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan
loader melakukan gerakan V dari timbunan ke arah truk
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-11
3. Pass loading, yaitu truk bergerak menuju beberapa loader yang
bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak dari satu loader ke loader
lainnya sampai bak truck terisi penuh.
Metode Pemuatan Material dari Loader ke Truck :
Sumber : (Alat Berat, Ir. Rochmanhadi)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas
loader adalah sbb:
1. Kondisi material
2. Tipe bucket dan kapasitasnya
3. Area untuk pergerakan loader
4. Waktu siklus loader
5. Waktu efisien loader
Sumber : Google alat berat Gambar : 2.2 Wheel Loader
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-12
2.2.7.3. Kerja Dump Truck
Kegunaan alat ini adalah mengangkut semua jenis-jenis material dan
bahan-bahan lain yang ada hubungannya dengan kebutuhan proyek guna
mempercepat proses penyelesaian secara efisien. Berdasarkan cara
penumpahannya dump truck dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Penumpahan kebelakang ( Rear dump truck)
Pengeluaran material dari rear-dump truck adalah dengan
pengangkatan bagian depan bak. Rear-dump truck dipakai untuk
mengangkut berbagai jenis material. Ukuran bak truck jenis ini
berkisar antara 25 sampai 250 ton.
2. Penumpahan kesamping (Side dump truck)
Side-dump truck mengeluarkan material yang diangkutnya dengan
menaikkan salah satu sisi bak. Pada kondisi pembongkaran muatan
dilakukan pada tempat yang sempit dan panjang maka pemakaian
truck jenis ini merupakan pilihan yang tepat.
3. Penumpahan kebelakang dan kesamping ( Rear and Side dump truck)
Merupakan jenis dump truck yang dapat melakukan pengeluaran
material dari bagian belakang dan samping.
Kapasitas dari bak penampung truck terdiri dari struck capacity
(kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung). Struck
capacity adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian rata
dengan bak penampung. Jenis material yang lepas dengan daya lekat
rendah seperti pasir dan kerikil umumnya tidak bisa menggunung jadi
pengangkutannya dalam kapasitas peres. Sedangkan heaped capacity
adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari ketinggian bak.
Karena tanah liat mempunyai daya lekat antar butir yang cukup besar
maka kapasitas pengangkutan tanah liat dapat mencapai kapasitas
munjung.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-13
Ada beberapa keuntungan dan kerugian pemilihan ukuran truck yaitu :
1. Keuntungan truck kecil terhadap truck besar :
4. Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi
5. Kerugian di dalam produktivitas akan lebih kecil jika salah satu
truck tidak dapat beroperasi
6. Kemudahan di dalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap
alat pemuat.
2. Kerugian truck kecil terhadap truck besar
Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material
Jumlah truck yang banyak menyebabkan waktu antrian (ST) akan
besar
Memerlukan lebih banyak sopir
Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang besar
3. Keuntungan truck besar terhadap truck kecil
Jumlah truck yang sedikit menyebabkan investasi berkurang (bensin,
perbaikan, dan perawatan)
Kebutuhan sopir yang tidak banyak
Memudahkan alat pemuat di dalam memuat material
Waktu antri (ST) akan berkurang.
4. Kerugian truck besar terhadap truck kecil
Bila alat pemuat kecil maka akan memperbesar waktu muat (LT)
Beban yang besar dari truck dan muatannya akan mempercepat
kerusakan jalan
Jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit didapat
Larangan pengangkutan di jalan raya dapat diberlakukan pada truck
besar.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-14
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar : 2.3 Dump Truck
2.2.7.4. Kerja Vibratory Roller
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan urugan dengan alat 5 ton –
8 ton. Pemadatan ini dimaksudkan untuk memadatkan hamparan urugan
yang masih gembur, untuk mendapatkan pemadatan yang baik biasanya
dilakukan lintasan 4 – 8 lintasan dengan kecepatan kerja 1,5 km/jam.
Pemadatan di lakukan setelah penghamparan material, pemadatan
dilakukan dengan tebal ± 20 cm. Pemadatan dengan menggunakan getaran
dari Vibratory Roller mengakibatkan tanah menjadi padat dan susunan
yang lebih kompak. Banyaknya lintasan tiap lapis pemadatan (tebal 20 cm)
adalah 6 kali lintasan hal ini di sesuaikan hingga mencapai kepadatan yang
di isyaratkan. Alat ini juga sangat baik untuk memadatkan pasir, kerikil,
batuan pecah dan tanah karena memberikan tekanan dan getaran terhadap
material di bawahnya. Alat ini mempunyai roda depan besi dan roda
belakang karet, sangat baik untuk memadatkan tanah, kedalaman
pemadatan 7,5 – 15 cm
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-15
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar 2.4 Vibratory Roller
2.2.7.5. Kerja Tandem Roller
Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, misalnya untuk
penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata.
Alat ini juga dapat dipergunakan dalam perkerasan/pemadatan pada
pekerjaan lapis dasar dan lapis pondasi serta lapis atas. Alat ini memiliki
roda besi pada depan dan belakang. Jenis dari Tandem Roller ada dua
macam, yaitu
a. Two Axle Tandem Roller (dengan dua as).
b. Three Axle Tandem Roller (dengan tiga as).
Tandem ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing
rodanya, dan beratnya antara 5 – 8 ton dengan kecepatan kerja 2,5 km/jam,
bila diinginkan dapat diisi dengan air, sehingga akan menambah berat 25 –
60 %. Alat berat yang digunakan pada pekerjaan proyek pemeliharaan
periodik/berkala Ruas Jalan Pamoyanan - Kadu adalah Three Axle Tandem
Roller .
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-16
Sumber : Dokumentasi Proyek. Gambar 2.5 Tandem Roller (Three Wheel Roller)
2.2.7.6. Kerja Water Tank Truck
Alat ini digunakan untuk penyiraman pada lapisan perkerasan untuk
mencapai kepadatan maximum sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Untuk
selanjutnya di lakukan pemadatan dengan Vibratory Roller.
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar 2.6 Water Tank Truck
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-17
2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat
Secara garis besar produksi suatu alat berat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
2.3.1. Sifat – sifat dan jenis tanah (material)
Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen. Tetapi
merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material
yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan bervariasi seperti ini
maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di
dalam proyek konstruksi otomatis jenis material dilapangan dan material
yang akan dipakai merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Material di suatu tempat atau dapat dikatakan di tempat asalnya disebut
dengan material asli atau bank material. Bila suatu bagian dari material
yang akan dipindahkan maka volume material yang akan dipindahkan
tersebut akan berubah menjadi lebih besar dari pada volume material di
tempat asalnya.material yang dipindahkan tersebut disebut dengan material
lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah
dipindahkan kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut.
Material yang telah dipadatkan disebut material disebut sebagai material
padat atau compacted material. Hampir seluruh material yang telah
padatkan mempunyai volume yang lebih kecil dari pada volume asli atau
material di tempat asalnya. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat
menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori diantara butiran
material. Akan tetapi batuan pecah memmpunyai volume tanah asli (bank
volume) hamper sam dengan volume tanah yang dipadatkan (compacted
volume). Pasir dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted
volume lebih besar dari bank volume.
Volume tanah asli atau material yang masih ditempat aslinya biasanya
diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau atau bank cubic yards (bcy).
Material yang dipindahkan atau mengalami perubahan bentuk, seperti
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-18
WS
1
1
l
a
V
V
batuan yang diledakan, umumnya dinamakan loose material (tanah lepas).
Volume dari material lepas diberi satuan loose cubic meters (lcm) atau
loose cubic yards (lcy). Sedangakan material yang telah dipadatkan atau
disebut dengan compacted material, volumenya diberi satuan compacted
cubic meters (ccm) atau Compacted cubic yards (ccy).
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah lepas ditentukan oleh
faktor pemuatan atau load factor (LF) dan persentase pengembangan atau
Swell percentage (Sw). LF sangat bermanfaat dalam perhitungan volume
material yang akan diangkut dari suatu tempat, misalnya Quarry.
Rumus yang dipakai adalah:
LF atau LF ………………………………(1)
Dimana :
Vl = Volume lepas (lcm, lcy)
Va= Volume asli (bcm, bcy)
Sw = Persentase mengembang
LF = faktor pemuatan
Nilai persentase mengembang didapat dari :
Sw = - 1 x 100…….…….……………………………………(2)
Dimana :
Wa = Berat jenis tanah dalam kondisi asli
Wl = Berat jenis tanah dalam kondisi lepas
Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah
dipadatkan ditentukan oleh faktor penyusutan atau shrinkage factor (SF)
dan persentase penyusutan atau shrinkage percentage (Sh).
Wa Wl
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-19
Rumus yang menghubungkan kedua tersebut adalah:
SF = 1 - Sh atau SF = …………..……………………….(3)
Dimana :
Vp = Volume padat (ccm,ccy)
Va= Volume asli (bcm, bcy)
Nilai Sh = didapat dari :
Sh = 1 - x 100 ……………………………………(4)
Dimana :
Wp = Berat jenis tanah dalam kondisi padat
Wa = Berat jenis tanah dalam kondisi asli
Tabel. 2.1 Sw dan LF Untuk Beberapa Jenis Tanah
Jenis Tanah Pesentase mengembang
(%) Faktor pemuatan
Lempung kering Lempung basah Tanah kering Tanah basah Tanah dan kerikil Kerikil kering Kerikil basah Batu kapur Batu hasil peledakan Pasir kering Pasir basah Batuan sedimen
35 35 25 25 20 12 14 60 60 15 15 40
0,74 0,74 0,80 0,80 0,83 0,89 0,88 0,63 0,63 0,87 0,87 0,71
Sumber : (Alat berat untuk proyek konstruksi, Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc.)
Vp Va
Wa Wp
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-20
Tabel 2.2 Faktor Konversi Untuk Volume Tanah
Jenis Tanah Kondisi Tanah Kondisi Tanah Yang Akan Dikerjakan
Asli Lepas Padat
Pasir (A) (B) (C)
1,00 0,90 1,05
1,11 1,00 1,17
0,95 0,86 1,00
Tanah Liat Berpasir Tanah Biasa
(A) (B) (C)
1,00 0,80 1,11
1,25 1,00 1,39
0,90 0,72 1,00
Tanah Liat (A) (B) (C)
1,00 0,70 1,11
1,25 1,00 1,59
0,90 0,63 1,00
Tanah Campur Kerikil
(A) (B) (C)
1,00 0,85 0,93
1,18 1,00 1,09
1,08 0,91 1,00
Kerikil
(A) (B) (C)
1,00 0,85 0,93
1,13 1,00 1,10
1,03 0,91 1,00
Kerikil Kasar (A) (B) (C)
1,00 0,70 0,77
1,42 1,00 1,10
1,29 0,91 1,00
Pecahan Cadas Atau Batuan Lunak
(A) (B) (C)
1,00 0,61 0,82
1,65 1,00 1,35
0,22 0,71 1,00
Pecahan Granit Atau Batuan Keras
(A) (B) (C)
1,00 0,57 0,76
1,70 1,00 1,30
1,31 0,77 1,00
Pecahan Batu (A) (B) (C)
1,00 0,57 0,71
1,75 1,00 1,24
1,40 0,80 1,00
Batuan Hasil Ledakan
(A) (B) (C)
1,00 0,56 0,77
1,80 1,00 1,24
1,30 0,72 1,00
(A) = Tanah Asli ; (B) = Tanah Lepas ; (C) = Tanah Padat
Sumber :( Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat Berat, Ir. Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-21
2.3.2. Efisiensi Alat
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat
faktor yang mempengaruhi produktifitas alat yaitu efisiensi alat.
Bagaimana efektifitas alat tersebut bekerja tergantung beberapa hal yaitu:
1. Kemampuan Operator Pemakai Alat
Secanggih apapun suatu alat, akhirnya manusia dibelakang alat
itulah yang menentukan hasil kerja dari alat tesebut yaitu operator
pemakai alat. Bila kemampuan operator rendah, maka alat tidak dapat
dihasilkan secara optimal, sehingga produktifitasnya menurun.
Tabel 2.3 Faktor Efisiensi Operator
Faktor Keadaan Efisiensi
Ketermpilan operator
Sempurna
Rata-rata baik
kurang
0,90 -1,00
0,83
0,50 - 0,60
Sumber ; (Alat berat untuk proyek konstruksi, Andi Tenrisukki Tenriajeng)
2. Pemilihan dan Pemeliharaan Alat
3. Perencanaan dan Pengaturan Letak Alat
4. Topografi dan Volume Pekerjaan
5. Kondisi Cuaca
Tabel 2.4 Faktor efesiensi cuaca
Faktor Keadaan Efisiensi
Keadaaan
cuaca
Cerah
Debu/mendung/gerimis
1,00
0,80
Sumber: (Perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, Ir. Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-22
6. Metode Pelaksanaan Alat
Cara yang umum dipakai untuk menentukan efesiensi alat adalah
dengan menghitung beberapa menit alat tersebut bekerja secara efektif
dalam satu jam contohnya jika dalam satu jam waktu efektif alat
bekerja adalah 45 menit maka dapat dikatakan efesiensi alat adalah
45/60 atau 0,75.
2.3.3. Waktu siklus
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama dalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke
kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau
oleh beberapa alat. Waktu yang diperlukan didalam siklus kegiatan diatas
disebut waktu siklus atau Cycle Time (CT).
Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur :
1. Waktu muat atau Load Time (LT)
Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat
untuk memuat material kedalam alat angkut sesuai dengan kapasitas
alat tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis
tanah, ukuran unit pengangkut (blade bowl, bucked, dan lain-lain),
metode dalam pemuatan, dan efesiensi alat.
2. Waktu angkut atau Hauling Time (HT)
Waktu angkut merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat
untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembokaran. Waktu
angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan
lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-23
diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau return time
(RT). Waktu kembali lebih singkat dari pada waktu berangkat karena
kendaraan dalam keadaan kosong.
3. Waktu pembongkaran atau Dumping Time (DT)
Waktu pembongkaran atau dumping time merupakan unsur
penting dari waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis
alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan
bagian yang terkecil dari waktu siklus.
4. Waktu tunggu atau Spotting Time (ST)
Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan adakalanya alat tersebut
perlu antri dan menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantri
dan menunggu disebut waktu tunggu. Dengan demikian :
CT = LT + HT + DT + RT + ST..…………………...…………(5)
2.4. Produktivitas dan Durasi Pekerjaan
Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu
diketahui adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut.
Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat.
Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah :
Produktivitas = ……..……………………………...(6)
Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan
produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam. Jika faktor efisiensi alat
dimasukkan maka rumus di atas menjadi :
Produktivitas = kapasitas x x efisiensi…………….. (7)
Pada umunya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang
dipakai. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah.
Umumnya alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali, loader untuk
memindakan hasil galian ke dalam bak truck, dan truck digunakan untuk
kapasitas CT
60 CT
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-24
BFJMBCT
60
pemindahan tanah. Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai
produktivitas yang berbeda-beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masing –
masing alat. Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi
pekerjaan. Salah – satu cara menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut :
1) Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terbesar.
2) Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu.
3) Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat
dengan produktivitas terbesar.
Untuk mengetahui kapasitas produksi alat-alat berat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
2.4.1. Excavator
Kapasitas Produksi :
Q ................................................(8)
Dimana :
Q = Produksi (M3/Jam)
T = Cycle time (menit)
BC = Kapasitas bucket (M3)
JM = Kondisi manajemen dan medan kerja
BF = Faktor pengisian bucket
T = t1 + 2 t2 + t3 ............................................................... ..(9)
Dimana :
t1 = waktu untuk menggali (detik)
t2 = waktu swing (detik)
t3 = waktu membuang (detik)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-25
Tabel 2.5 Waktu Untuk Menggali (detik)
Kondisi penggalian
dalam galian Mudah Sedang
Agak
sulit Sulit
< 2
2 m – 4 m
> 4
6
7
8
9
11
13
15
17
19
26
28
30
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi)
Tabel 2.6 Waktu untuk Swing (detik)
Swing (derajat) waktu
450 - 900
900 - 400
4 – 7
5 - 8
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi) Tabel 2.7 Waktu untuk membuang atau memuatkan.
Tempat membuang atau memuat Waktu
(detik)
Tempat buang sempit, misalnya truck
Tempat buang longgar, misalnya stockpile
5 – 8
3 – 6
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-26
Tabel 2.8 Faktor efesiensi kerja
Pemeliharaan Mesin
Baik
sekali Baik sedang buruk
Buruk
sekali
Baik sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk sekali
0,83
0,78
0,72
0,63
0,52
0,81
0,75
0,69
0,61
0,50
0.76
0,71
0,65
0,59
0,47
0,70
0,65
0,60
0,52
0,42
0,63
0,60
0,54
045
032
Sumber; (Perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, Ir Rochmanhadi)
Table 2.9 Faktor Efisiensi Cara Kerja
Kondisi Kerja Efisiensi
Baik sekali
Sedang
buruk
1,00 - 0,83
1,00 - 0,65
1,00 – 0,32
Sumber ; (Alat berat untuk proyek konstruksi, Ir Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-27
Tabel 2.10 Jangkauan dan Kapasitas Bucket Backhoe komatsu
Model Tinggi
Buang (m)
Dalam
gali
(m)
Jangkauan
(m)
Kapasitas bucket
(m3)
Peres Munjung
PC 10 - 2
PC 20 - 2
PC 40 - 2
PC 60 - 1
PC 60L - 1
PC 100 - 1
PC 100L - 1
PC 120 - 1
PC 200 – 1
PC 220 – 1
PC 300 – 1
PC 400 - 1
2,26
2,345
3,13
3,41
3,46
4,98
5,19
5,22
6,24
6,54
7,00
7,51
2,1
2,455
3,17
3,80
3,75
4,60
4,40
5,00
5,84
6,64
6,54
7,55
3,375
4,345
5,48
6,01
5,99
7,17
7,12
7,54
9,19
10,00
10,42
11,55
0,05
0,06
0,11
0,25
0,25
0,40
0,40
0,45
0,70
0,90
1,20
1,60
0,06
0,07
0,12
0,28
0,28
0,44
0,44
0,50
0,75
1,00
1,30
1,80
PW 60 -1
PW 60N - 1
3
3,73
3,48
3,48
5,925
5,925
0,25
0,25
0,28
0,28
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi))
Tabel 2.11 Faktor Koreksi Keadaan Medan dan Keadaan Manajemen
Keadaan Medan
Keadaan Manajemen
Sangat
baik baik sedang Kurang/buruk
Sangat baik
Baik
Sedang
Kurang
0,84
0,78
0,72
0,63
0,81
0,75
0,69
0,61
0,76
0,71
0,65
0,57
0,70
0,65
0,60
0,52
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-28
Tabel 2.12 Faktor Pengisian Bucket Komatsu
Kondisi Muat Faktor
Mudah
Gali dan muat dari stock pile, atau
material yang sudah di gusur
dengan alat lain, sehingga tidak
diperlukan tenaga menggali yang
besar dan bucket dapat penuh.
misal: tanah pasir, tanah gembur
0,8 – 1,0
Sedang
Gali dan muat dari stockpile yang
memerlukan tekanan yang cukup,
kapasitas bucket kurang dari
munjung.Misal: pasir kering,
tanah lempung lunak, kerikil.
0,6 – 0,8
Agak sulit
Sulit untuk mengisi bucket pada
jenis material yang digali. Misal:
batu-batuan, lempung keras,
kerikil berpasir, tanah berpasir,
lumpur.
0,5 - 0,6
Sulit
Menggali pada batu-batuan yang
tidak beraturan bentuknya yang
sulit diambil dengan bucket.
Misal: batu pecah dengan gradasi
jelek
0,4 – 0,5
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-29
T
EBC
60
2.4.2. Dump Truck
Kapasitas Produksi :
Q ……………………………….. (10)
Dimana :
Q = Produksi ( M3/Jam)
BC = Kapasitas Bucket (M3)
E = Faktor efisiensi
T = Cycle time (menit)
Tabel 2.13 Batas Kecepatan Truck DATAR MENANJAK MENURUN
Dengan
beban
Tanpa
beban
Dengan
beban
Tanpa
beban
Dengan
beban
Tanpa
beban
Kecepatan 30
Km/jam
50
Km/jam
20
Km/jam
40
Km/jam
20
Km/jam
40
Km/jam
Sumber : (Perhitungan Biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, Ir Rochmanhadi)
Tabel 2.14 Waktu t1 dan t2
Kondisi Operasi Kerja t1 ( Menit ) t2 (Menit )
Baik
Sedang
Buruk
0,5 – 0,7
1,0 – 1,3
1,5 – 2,0
0,10 – 0,20
0,25 – 0,35
0,40 – 0,50
Sumber : (Perhitungan Biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, Ir Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-30
BFJMBCT
60
2.4.3. Wheel Loader
Kapasitas Produksi :
Q ............................................. (11)
Dimana :
Q = Produksi (M3/Jam)
T = Cycle time (menit)
BC = Kapasitas bucket (M3)
JM = Kondisi manajemen dan medan kerja
BF = Faktor pengisian bucket
Tabel 2.15 Waktu Tetap untuk Wheel Loader Komatsu (menit)
Cara Muat Loading Cross Loading Load & Carry
Direct drive
Hydraulic Shift Driver
Torqlow Drive
0,25
0,20
0,20
0,35
0,30
0,30
-
-
0,35
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi)
Tabel 2.16 Kemampuan Wheel Loader Komatsu
Model Kapasitas
Bucket (M3)
Static Tipping Load (kg)
Kecepatan (km/jam)
Lurus Membelok Maju Mundur
W.20 W.30 W.40 W.60 W.70 W.90 W.120 W.170 W.260
0,60 0,80 1,20 1,40 1,70 2,30 3,30 3,50 5,70
2.400 2.940 4.350 5.170 6.690 9.670 13.150 14.300 27.200
2.150 2.635 3.800 4.240 6.080 8.700 11.840 12.900 24.450
7,5 – 25 7,5 – 25
7,2 – 34,5 7,6 – 38,1 7,1 – 34,5 7,5 – 30,4 7,1 – 30 7 – 40
7,2 – 32,6
5 – 10 5 – 10
7,2 – 35 7,6 – 38,3 7,1 – 34,5 8,0 – 32,3 7,5 – 32,3
7 – 40 7,2 – 32,6
Sumber : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Rochmanhadi)
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-31
N
JMVLF
N
JMVLF
2.4.4. Vibratory Roller
Kapasitas Produksi :
Q = 0,10 X F ........................................................... (13)
...................................................... (14)
Keterangan :
Q = Produksi (M3/Jam)
F = Luas Permukaan lapisan yang dipadatkan (m2/lapis/jam)
L = Lebar efektif roda gilas (meter)
JM = Kondisi manajemen dan medan kerja
N = Jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai
kepadatan yang dikehendaki
V = Kecepatan kerja
2.4.5. Tandem Roller
Kapasitas Produksi :
Q = 0,10 X F ........................................................... (15)
………………………………….. (16)
Dimana :
Q = Produksi (M3/Jam)
F = Luas Permukaan yang dipadatkan (m2/lapis/jam)
L = Lebar efektif roda gilas (meter)
JM = Kondisi manajemen dan medan kerja
N = Jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai
kepadatan yang dikehendaki
V = Kecepatan kerja.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-32
Tabel 2.17 Jumlah Pass Untuk Pemadatan
Jenis alat Pemadatan Jumlah Pass
Mesin Gilas Roda Ban
Mesin Gilas Roda Besi
Mesin Gilas getar
Kompaktor tanah
3 – 5
4 – 8
4 – 8
4 - 10
Sumber : (Perhitungan Biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, Ir Rochmanhadi)
Tabel 2.18 Kecepatan Kerja
Jenis alat Pemadatan V
Mesin Gilas Roda Ban
Mesin Gilas Roda Besi
Mesin Gilas getar
Kompaktor tanah
Tamper
2,0 Km/jam
2,5 Km/jam
1,5 Km/jam
4-10 Km/jam
1,0 Km/jam
Sumber : Perhitungan Biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, Ir Rochmanhadi)
Tabel 2.19 Lebar pemadatan Efektif
Jenis alat Pemadatan L
Tipe Gilas Macandam
Tipe Gilas Tandaran
Kompaktor Tanah
Mesin Gilas Roda Ban
Roda Gilas Getar
Roda Gilas biasa
Lebar roda Gerak 0,2 m
Lebar roda Gerak 0,2 m
(Lebar Roda gerak x2) = 0,2 m
Jarak antara bagian yang paling luar
dari ban paling luar = 0,3 m
Lebar Roller = 1,20 m
Lebar Roller = 1,20 m
Sumber : Perhitungan Biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-33
Wc
FanV
2.4.6. Water Tank Truck
Kapasitas Produksi :
Q ……………………………...... (17)
Dimana :
Q = Produksi (M3/Jam)
V = Volume tangki air
Wc = Kebutuhan air/M³ permukaan padat
n = Pengisian tangki/jam
Fa = Faktor efisiensi alat
2.5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Alat Berat
Pengoperasian dan pemeliharaan alat tidak dapat dipisahkan, karena
waktu prosesnya dapat bersamaan. Artinya alat yang sedang dioperasikan
harus selalu dilakukan pemeliharaan, sehingga perlu diatur waktu
pengoperasian dan waktu pemeliharaan.
Pengoperasian dan pemeliharaan alat meliputi semua kegiatan dalam
rangka mendayagunakan alat agar dapat menghasilkan pengembalian
investasi yang memadai.
Dalam kegiatan yang melibatkan banyak jenis dan jumlah alat,
pengoperasian dan pemeliharaannya harus diatur sebaik-baiknya. Agar
seluruh alat dapat mencapai produktifitas yang kita inginkan.
Jadi intinya ada 2 hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain yaitu :
1. Utilitas yaitu alat selalu diupayakan agar tetap dapat beroperasi sehingga
mengurangi idle time.
2. Produktifitas yaitu kuantitas yang dihasilkan oleh alat persatuan waktu
cukup tinggi sehingga dapat menekan realisasi harga satuan pekerjaan.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-34
Dengan mengelola 2 hal tersebut diatas dapat dipastikan bahwa alat
dapat menghasilkan pengembalian investasi yang cukup memadai, sesuai
dengan tujuan dari investasi itu sendiri.
2.5.1 Pengoperasian Alat
Dalam rangka mencapai 2 hal tersebut diatas, maka
penggunaan alat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Cara pelaksanaan harus sesuai dengan metode yang telah
ditetapkan, kecuali bila ada pemikiran baru untuk peningkatan
efisiensi dilapangan, meliputi posisi alat, urutan kerja dan cara
kerjanya.
2. Setiap alat harus dioperasikan secara benar sesuai petunjuk dari alat
yang bersangkutan.
3. Operator yang mengoperasikan alat harus mampu (sebaiknya
bersertifikat).
4. Dipikirkan hambatan dari cuaca dan hambatan lain untuk dapat
menekan idle time sekecil mungkin.
5. Hindari penggunaan alat yang mungkin dapat menggangu kepada
lingkungan sekitar.
6. Perlu dibuat jadwal kerja dari masing-masing alat dengan
mempertimbangkan saling keterkaitannya.
7. Melakukan pemeliharaan rutin sesuai aturan.
2.5.2 Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan alat adalah suatu usaha atau tindakan yang
dilaksanakan untuk merancang, mengorganisasikan, melaksanakan dan
mengontrol sistem pemeliharaan alat-alat berat, secara teratur dan
konsisten untuk dapat memenuhi target kesiapan mekanis yang
ditentukan, dengan biaya yang serendah-rendahnya dan seefisien
mungkin.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-35
Yang menjadi masalah dalam pemeliharaan alat berat adalah
pengertian mengenai biaya yang serendah-rendahnya atau seefisien
mungkin. Kebanyakan orang melihat masalah pemeliharaan ini secara
sepotong-sepotong atau hanya melihat biaya awal atau biaya sesaat
yang timbul pada saat pemeliharaan akan dilakukan, tidak melihatnya
secara keseluruhan dan tidak mempertimbangkan seluruh biaya yang
dibutuhkan, baik untuk pemeliharaan maupun perbaikan selama alat-
alat berat tersebut dioperasikan.
Akibat biaya pemelihraan ditekan serendah – rendahnya jauh
dibawah biaya minimal yang dibutuhkan untuk pemeliharaan, dan
mereka menganggap hal ini sebagai langkah yang baik untuk efisiensi,
padahal yang akan terjadi adalah kebalikannya. Dengan menekan biaya
pemeliharaan sampai dibawah titik minimal, maka kondisi alat berat
tersebut menjadi sangat rentan terhadap kerusakan dan akan membuat
alat berat tersebut rusak sebelum waktunya. Sehingga mengakibatkan
biaya perbaikan yang tinggi, dan tentunya secara secara keseluruhan
mngakibatkan biaya yang besar, biaya operasi dan biaya kepemilikan
alat berat tersebut akan menjadi sangat tinggi.
Melihat biaya pemeliharaan dan biaya perbaikan, sebenarnya
seperti melihat gunung es dilautan, dimana biaya pemeliharaan berada
dibagian atas permukaan yang biasa terlihat dengan mudah, sedangkan
biaya perbaikan berada dibawah permukaan dan sulit untuk dilihat.
Bila kita melihat biaya pemeliharaan tersebut sebagai komponen biaya
sajadan kita cenderung untuk menekan atau memperkecil biaya
pemeliharaan tersebut, maka kita akan kecewa besar karena dengan
memperkecil biaya perawatan maka biaya perbaikan yang berada
dibawah permukaan justru akan berubah menjadi sangat besar. Hal ini
terjadi karena dengan memperkecil biaya pemeliharaan maka berarti
kita mengabaikan pemeliharaan, dengan kita mengabaikan
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-36
pemeliharaan maka alat berat akan mudah dan cepat rusak, sehingga
biaya perbaikan yang ditimbulkan akan sangat besar.
2.5.3 Kelayakan Alat
Sebelum alat dioperasikan, harus dapat diyakinkan bahwa alat
yang akan digunakan memang sudah layak untuk dioperasikan.
Ditinjau dari keselamatan kerja, maka semua alat, terutama alat angkat,
harus dinyatakan kelayakan pakainya. Hal ini sering diabaikan,
sehingga alat yang sebenarnya tidak layak untuk dioperasikan, tetapi
digunakan juga tanpa suatu pengawasan yang ketat,sehingga sering
menimbulkan kecelakaan kerja. Di dalam safety management semua
alat berat yang akan digunakan harus ada surat keterangan tentang
kelayakan pakai dari setiap alat yang digunakan. Didalam kegiatan
safety control, alat yang tidak memiliki surat keterangan layak pakai,
tidak diperbolehkan untuk digunakan.
Yang sering menjadi pertanyaan adalah siapa ataubadan apa
yang mempunyai hak untuk mengeluarkan surat keterangan kelayakan
pakai dari suatu alat. Didalam praktik sering kita temui alat
angkut/angkat yang sebenarnya sudah tidak layak digunakan, tetapi
karena berbagai alasan lolos juga untuk digunakan, sekalipun sering
terjadi kecelakaan.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-37
2.6. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Menjadi Dasar Perhitungan :
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini didasarkan asumsi-asumsi sebagai
mana tercantum didalam spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak. Adapun urutan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut :
2.6.1. Pekerjaan Galian Biasa
Metode Pelaksanaannya yaitu :
1. Tanah yang dipotong (digali) umumnya berada disisi jalan.
2. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
3. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam
dump truck dengan kapasitas 4,00 M3
4. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi
pekerjaan sejauh 1,00 km (1000 m).
2.6.2. Pekerjaan Timbunan Biasa
Metode Pelaksanaannya yaitu :
1. Excavator menggali dan memuat ke dalam Dump Truck.
2. Dump Truck mengangkut ke lapangan dengan jarak kelapangan
sejauh 1,00 km ( 1000 m ).
3. Material dipadatkan menggunakan Vibrator Roller
4. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
2.6.3. Pekerjaan Lapis Pondasi Klas C
Metode Pelaksanaannya yaitu :
1. Wheel Loader mencampur dan memuat agregat kedalam Dump
Truck dengan kapasitas 4,00 M3 di quary.
2. Dump Truck mengangkut agregat ke lokasi pekerjaan sejauh
1,00 km dan dihampar dengan tenaga buruh.
TINJAUAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN PERIODIK/BERKALA RUAS JALAN
PAMOYANAN – KADU STA. 5 + 200 s.d STA. 6 + 200 KABUPATEN SUMEDANG
TUGAS AKHIR DIPLOMA III LA ODE SAMAI ( 101123005 ) II-38
3. Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck dengan
volume tangki air 4,00 M3 sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller.
4. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
2.6.4. Pekerjaan Lapis Pondasi Klas B
Metode Pelaksanaannya yaitu :
1. Wheel Loader mencampur dan memuat agregat kedalam Dump
Truck dengan kapasitas 4,00 M3 di quary.
2. Dump Truck mengangkut agregat ke lokasi pekerjaan sejauh
1,00 km dan dihampar dengan tenaga buruh .
3. Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck dengan
volume tangki air 4,00 M3 sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller.
4. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.