Standard Operating Procedure (SOP) -...

28
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Standard Operating Procedure (SOP) Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan kinerja. SOP merupakan sebuah instruksi yang tertulis untuk dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang efektif dan efisien guna menghindari terjadinya variasi atau penyimpangan dalam proses penyelesaian kegiatan oleh setiap orang yang akan mengganggu kinerja secara keseluruhan. 2.1.1 Pengertian Standard Operating Procedure (SOP) Kegiatan administratif perkantoran harus mempunyai pola kerja yang baik sehingga menunjang pencapaian tujuan organisasi dengan didukung oleh pencatatan tertulis mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Laksmi, dkk (2008:52) mendefinisikan Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir. Menurut Moekijat (2008), Standard Operating Procedure (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Di dalam EPA (2007) dijelaskan bahwa: “A standard operating procedure (SOP) is a set of written instruction that document a routine or repetitive activity followed by an organization.”

Transcript of Standard Operating Procedure (SOP) -...

Page 1: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Standard Operating Procedure (SOP)

Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) merupakan salah satu

cara yang bisa ditempuh oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan kinerja. SOP

merupakan sebuah instruksi yang tertulis untuk dijadikan pedoman dalam

menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang efektif dan efisien guna menghindari

terjadinya variasi atau penyimpangan dalam proses penyelesaian kegiatan oleh

setiap orang yang akan mengganggu kinerja secara keseluruhan.

2.1.1 Pengertian Standard Operating Procedure (SOP)

Kegiatan administratif perkantoran harus mempunyai pola kerja yang baik

sehingga menunjang pencapaian tujuan organisasi dengan didukung oleh

pencatatan tertulis mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Laksmi, dkk (2008:52) mendefinisikan

Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan

prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja

dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan

dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan

flowchart di bagian akhir.

Menurut Moekijat (2008), Standard Operating Procedure (SOP) adalah

urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana

pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan,

bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan

siapa yang melakukannya.

Di dalam EPA (2007) dijelaskan bahwa:

“A standard operating procedure (SOP) is a set of written instruction that

document a routine or repetitive activity followed by an organization.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

7

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa SOP adalah

sekumpulan petunjuk atau instruksi tertulis mengenai kegiatan yang rutin dan

berkala pada suatu organisasi dalam sebuah panduan yang berbentuk dokumen.

SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis dan dasar-dasar

operasional perusahaan yang dapat dijadikan panduan untuk suatu pekerjaan.

Tujuan dari pembuatan SOP secara keseluruhan adalah untuk menjelaskan

perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-

ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. Pedoman SOP merupakan

uraian yang sangat jelas dan rinci mengenai apa yang dipersyaratkan kepada

pegawai selama melaksanakan tugas serta standar pencapaian pada suatu unit

kerja dan menjaga pengawasan kualitas dan proses penjaminan kualitas serta

memastikan penerapan berbagai aturan.

Standard operating procedure adalah penting, SOP yang baik adalah SOP

yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk

karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta

mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam

perusahaan.

2.1.2 Prinsip-prinsip Standard Operating Procedure (SOP)

Prinsip-prinsip Standard Operating Procedure menurut Moekijat (2008)

hendaklah:

1. Sederhana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

2. Spesialisasi dipergunakan sebaik-baiknya.

3. Pencegahan penulisan, gerakan, atau kegiatan yang tidak perlu.

4. Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya dan

mencegah adanya rintangan-rintangan.

5. Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan (terutama formulir-

formulir).

6. Ada pengecualian yang seminimum-minimumnya terhadap peraturan.

7. Mencegah pemeriksaan yang tidak perlu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

8

8. SOP memberikan pengawasan yang terus-menerus terhadap pekerjaan

yang dilakukan.

9. Menggunakan mesin kantor yang sebaik-baiknya.

10. Menggunakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang sebaik-baiknya.

11. Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan

memperhatikan tujuan.

12. Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai seminimum

mungkin.

13. Pergunakan sebaik-baiknya prinsip pengecualian.

Prinsip-prinsip SOP dari penjelasan di atas hendaklah sederhana,

spesialisasi dipergunakan sebaik-baiknya, penghapusan atau pencegahan kegiatan

yang tidak perlu, dan memanfaatkan waktu, peralatan, urutan pekerjaan yang

sebaik-baiknya, serta memudahkan dalam pengawasan.

2.1.3 Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)

SOP tidak hanya bermanfaat bagi tingkat manajerial sebagai perancang

prosedur, tetapi juga bermanfaat bagi tingkat non manajerial sebagai pelaksana.

SOP juga membantu tingkat manajerial dan non manajerial untuk melaksanakan

fungsi manajemen pada setiap bagian/divisi. Manfaat SOP dalam melaksanakan

fungsi manajemen (Nuraida, 2008), adalah:

1. Planning-controlling

a. Mempermudah dalam pencapaian tujuan.

b. Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban kerja

yang optimal bagi masing-masing pegawai.

c. Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya.

d. Mempermudah pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang

seharusnya dilakukan dan yang sudah dilakukan. Menilai apakah

pelaksanaannya sudah sesuai dengan prosedur atau apabila

pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur maka perlu

diketahui penyebabnya. Hal ini dilakukan sebagai bahan masukan

dalam tindakan koreksi terhadap pelaksanaan atau revisi terhadap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

9

prosedur. Dengan adanya prosedur yang telah dibakukan maka

dapat disampaikan proses umpan balik yang konstruktif.

2. Organizing

a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan

mengenai bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-

masing bagian/divisi, terutama pada saat pelaksanaan kegiatan

yang berkaitan dengan bagian-bagian lain. Misalnya, bagian/divisi

yang terlibat dalam inventarisasi barang-barang kantor suatu

organisasi adalah bagian sarana dan prasarana serta bagian

keuangan.

b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor

serta dokumen kantor yang diperlukan.

c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih

lancar serta menciptakan konsistensi kerja.

3. Staffing-leading

a. Membantu atasan dalam memberikan training atau dasar-dasar

instruksi kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Prosedur

mempermudah orientasi bagi pegawai baru. Sedangkan bagi

pegawai lama, training juga diperlukan apabila pegawai lama harus

menyesuaikan diri dengan metode dan teknologi baru, atau

mendapat tugas baru yang masih asing sama sekali. Dengan

demikian pegawai akan terbiasa dengan prosedur-prosedur yang

baku dalam suatu pekerjaan rutin di kantor yang berisi tentang cara

kerja dan kaitannya dengan tugas lain.

b. Atasan perlu mengadakan counseling bagi bawahan yang bekerja

tidak sesuai dengan prosedur. Penyebab ketidaksesuaian harus

diketahui dan atasan dapat memberikan pengarahan yang dapat

memotivasi pegawai agar mau memberikan kontribusi yang

maksimal bagi kantor.

c. Mempermudah pemberian penilaian terhadap bawahan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

10

4. Coordination

a. Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen dan

antar departemen.

b. Menetapkan dan membedakan prosedur-prosedur rutin dan

prosedur-prosedur independen.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa SOP bermanfaat

banyak bagi manajer maupun bawahan. Manfaat SOP bagi manajer adalah untuk

mempermudah mencapai tujuan perusahaan, mempermudah pengawasan terhadap

karyawan, memudahkan dalam pembagian tugas, membantu saat training, dan

menciptakan koordinasi yang harmonis terhadap bawahan.

Sedangkan bagi karyawan, SOP bermanfaat untuk menjaga konsistensi

kerja, mengurangi beban kerja, memperlancar arus kerja, dan mengurangi

kesalahan komunikasi baik dengan sesama karyawan maupun dengan atasan. SOP

juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan kantor.

2.1.4 Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP)

a. Tahapan Penulisan Standard Operating Procedure (SOP)

Prosedur kerja kantor harus mendukung pencapaian tujuan yang hendak

diraih oleh setiap bagian, departemen, divisi, dan organisasi secara keseluruhan.

Prosedur kerja hendaknya mampu menciptakan arus kerja yang efisien sehingga

mempermudah dalam pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang dan

mempermudah pelaksanaan kegiatan operasional kantor. Berdasarkan hal ini, ada

beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:

1. Identifikasi terhadap pekerjaan/operasi yang akan dikerjakan dan

dianalisis dengan sistem yang ada.

2. Menyelaraskan logika prosedur yang akan dibuat dengan seluruh

prosedur yang ada di perusahaan.

3. Membuat urutan langkah yang paling cocok dan logis, yaitu:

Hindarkan penulisan panjang lebar.

Tiap langkah hendaknya ke arah penyelesaian pekerjaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

11

Hindarkan keterlambatan, pengulangan, dan back tracking. Dengan

demikian, pegawai harus kembali ke tahap awal prosedur apabila

terjadi hambatan pada saat melaksanakan suatu prosedur.

Duplikasi dokumen minimum, artinya dokumen jangan sampai

diberikan kepada orang yang tidak membutuhkan sehingga

menimbulkan ketidakefisienan.

Cantumkan dengan jelas, siapa yang terlibat sebagai penanggung

jawab pada setiap kegiatan dalam prosedur tersebut dan sesuaikan

dengan kemampuan individu.

Berdasarkan penjelasan di atas, hal yang perlu diperhatiakn dalam menulis

prosedur adalah prosedur tersebut harus dimengerti oleh karyawan. Karyawan

sebagai pelaksana operasional kegiatan kantor harus memahami tujuan dibuatnya

prosedur tersebut. Bila terdapat hal yang tidak dimengerti, karyawan tidak boleh

sungkan untuk bertanya kepada atasan agar tidak terjadi miscommunication.

Manajer pun harus efektif dalam membuat urutan langkah maupun penggunaan

kalimat dalam membuat prosedur.

b. Metode Penulisan Standard Operating Procedure (SOP)

Penulisan prosedur perlu diketahui guna mencari cara yang efektif dan

efisien setiap kantor dalam membuat pedoman kerja. Menurut Ida Nuraida (2008),

banyak cara atau metode yang dapat digunakan untuk menulis prosedur. Cara atau

prosedur yang dimaksud adalah:

1. Deskriptif

Deskriptif adalah cara yang paling sederhana sehingga prosedur yang

dituliskan juga merupakan prosedur yang sederhana dan tidak

memerlukan simbol-simbol khusus. Kontrak kerja sama dengan

supplier umumnya menggunakan prosedur deskriptif.

2. Chart

Jika perusahaan semakin berkembang, maka struktur organisasi

perusahaan dan prosedur kerja akan semakin rumit dan kompleks.

Dengan demikian, struktur organisasi perusahaan dan prosedur kerja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

12

akan sulit dimengerti oleh para pelaksana jika semua prosedurnya

dibuat dalam bentuk tertulis. Prosedur kerja dalam bentuk gambar atau

simbol dibuat dengan tujuan agar terlihat lebih mudah untuk dipahami

dan diterapkan ke dalam pekerjaan. Prosedur kerja dapat juga dibuat

dengan mengkombinasikan bentuk tertulis yang disertai dengan

gambar atau simbol agar mudah dipahami dan diterapkan oleh

pelaksana prosedur. Informasi yang ada hendaknya disajikan secara

visual agar mempermudah analisis terhadap prosedur atau metode

kerja serta mempermudah komunikasi. Untuk keperluan tersebut, maka

disusun berbagai simbol bagi setiap kegiatan yang bersifat penting.

Simbol dapat dibuat dari gambar-gambar visual yang melukiskan

instruksi-instruksi, macam kegiatan, perpindahan satu kegiatan ke

kegiatan yang lain, dan sebagainya, menjadi tampak jelas sehubungan

dengan kaitan atau ketergantungan dari satu kegiatan terhadap kegiatan

yang lain. Menurut Winardi dalam Nuraida (2008), diagram dapat

meminimalisasikan tahap-tahap prosedur tertulis dan digantikan

dengan simbol atau kode yang menunjukkan seluruh aksi dalam

bentuk yang lebih singkat atau sederhana. Diagram merupakan alat

yang baik untuk digunakan dalam pekerjaan analisis. Di samping itu,

diagram melatih personel dalam bentuk visual display yang

mengungkapkan sejarah prosedur yang bersangkutan bagi seorang

pekerja. Chart dapat berarti peta, diagram, table, atau gambar.

Penulisan prosedur dengan chart adalah sebagai berikut:

a. Gambar/skema

Gambar/skema biasanya digunakan pada perusahaan assembling.

Pembuat knock down furniture, blender, kereta dorong bayi, dan

lain sebagainya, harus membuat gambar-gambar mengenai tahapan

cara memakai dan melepaskan alat tersebut sebagai panduan bagi

konsumen yang membeli.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

13

b. Arus pergerakan dokumen (document flow chart)

Di dalam document flow chart dapat diketauhi

bagian/departemen/divisi yang terlibat dalam prosedur untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, tanggung jawab setiap

bagian/departemen/divisi terhadap arus pergerakan dokumen dari

start sampai finish, selain itu untuk mengetahui apa dan berapa

rangkap/tembusan yang diperlukan dalam tiap arus pergerakan

dokumen. Dengan kata lain, document flow chart menunjukkan

perpindahan formulir kantor beserta salinan dokumen tersebut dari

satu bagian ke bagian lain.

c. Proses kegiatan (process chart)

Proses kegiatan perusahaan melewati satu atau beberapa

bagian/departemen. Dengan demikian dapat terjadi beberapa proses

dalam bagian/departemen yang sama. Jadi, yang menjadi perhatian

penting bukan dokumen dan bagian/departemen, melainkan proses

pelaksanaan suatu prosedur kerja. Hanya saja dalam proses kerja

ini belum jelas siapa penanggung jawab untuk setiap proses.

Simbol memperlihatkan segala proses yang berangkat di dalam

suatu prosedur dari awal hingga akhir.

Winardi dalam Nuraida (2008), mengatakan bahwa process chart

merupakan salah satu alat yang berguna untuk melakukan penyederhanaan kerja.

Tindakan-tindakan ditunjukkan oleh simbol-simbol yang diatur secara vertical

dengan urutan kronologis dimana tindakan terakhir dicantumkan pada bagian

bawah gambar.

Setiap perusahaan memiliki metode-metode prosedur yang berbeda.

Semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka semakin berkembang pula

prosedur kerja dimiliki. Perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan prosedur

deskriptif sebagai pedoman mereka. Sedangkan perusahaan besar memerlukan

prosedur yang rumit karena biasanya pekerjaan tersebut melibatkan beberapa

departemen. Prosedur tersebut dapat berupa gambar, document flow chart,

maupun process chart.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

14

c. Simbol Dalam Penulisan Prosedur

Dalam membuat peta prosedur banyak digunakan gambar atau simbol-

simbol. Beberapa simbol yang umumnya digunakan dalam peta prosedur menurut

Nuraida (2008) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Dalam Penulisan Prosedur

No. Simbol Fungsi

1.

Dimulai atau berakhirnya suatu kegiatan

2.

Pelaksanaan suatu operasi atau kegiatan

3.

Dokumen atau formulir atau lembaran kertas kerja

4.

Pengambilan keputusan

5. Tanda panah menunjukkan arah gerak dokumen/formulir/kertas kerja atau menunjukkan urutan operasi

6.

Dokumen/kertas kerja/formulir disimpan

7.

Berpindahnya suatu sistem prosedur ke sistem prosedur yang lain.

Sumber: Nuraida (2008)

Berdasarkan tabel simbol di atas, akan dibuat flowchart alur pengerjaan

yang dimulai dengan simbol lingkaran, kemudian simbol kotak untuk

menandakan adanya pengerjaan atau pengoperasian. Selain itu juga akan

digunakan simbol-simbol lain di atas agar dapat memudahkan memberikan

gambaran peta prosedur.

Adapun dalam praktik, menurut Tambunan (2008) ada beberapa teknik

bagan arus yang dikenal, yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

15

1) Teknik Bagan Arus

Teknik ini merupakan teknik bagan arus yang menggunakan simbol-simbol

dalam bagan atau diagram tertentu yang menggambarkan arus data, informasi

dan urutan-urutan operasi suatu sistem.

2) Teknik Bagan Arus Analitis

Teknik ini merupakan teknik bagan arus yang menggunakan simbol-simbol

dalam bagan atau diagram tertentu yang menggambarkan aliran dokumen dari

proses yang terjadi diantara unit yang berbeda-beda dalam organisasi. Caranya

adalah dengan membuat kolom-kolom yang menjadi representasi setiap unit.

3) Teknik Bagan Arus Dokumen

Teknik ini merupakan teknik bagan arus yang hanya menggambarkan aliran

dokumen di dalam sistem sehingga simbol yang digunakan adalah dokumen

saja.

4) Teknik Bagan Arus Distribusi Dokumen

Agak berbeda dengan teknik bagan arus dokumen, maka dalam teknik ini

yang ditekankan adalah distribusi dokumen-dokumen yang memiliki banyak

kopi atau rangkapan.

5) Teknik Bagan IPO (Input Process Output)

Teknik ini merupakan teknik bagan arus yang menekankan kepada penjelasan

suatu proses, yang menunjukkan masukan dan keluaran sistem.

6) Teknik Bagan HIPO (Hierarchical Input Process Output)

Teknik bagan arus ini merupakan kumpulan teknik IPO, yang

menggambarkan tidak hanya satu proses, tetapi lebih dari satu proses. Bagan

HIPO ini membantu menunjukkan hubungan dan rangkaian dari berbagai

proses.

7) Teknik DFD (Data Flow Diagram)

Teknik bagan arus ini sangat khas baik penggunaan simbol dan alirannya.

Teknik DFD merupakan alat pembuatan model untuk menggambarkan sistem

sebagai suatu jaringan proses yang fungsional yang dihubungkan satu sama

lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

16

8) Teknik Bagan Arus Program

Teknik ini merupakan pendukung terbaik teknik DFD, yang menggambarkan

fungsi-fungsi pemrosesan dalam sistem.

9) Teknik Bagan Arus Blok

Teknik ini sama dengan teknik bagan arus program, dengan pemisahan

menurut masing-masing fungsi pemrosesan.

10) Teknik Bagan Arus Sistem

Teknik ini merupakan cara penggambaran yang khas, dengan grafis untuk

menunjukkan keseluruhan alur kerja yang meliputi aliran-aliran dokumen dan

operasi atau pemrosesan di dalam sistem aplikasi.

Menurut Tambunan (2008), dalam teknik bagan arus (flowchart) dikenal

berbagai kelompok simbol sesuai kegunaannya, dimana setiap simbolnya

mewakili makna kegiatan atau peran tertentu. Kelompok simbol yang dimaksud

dapat dilihar pada gambar-gambar berikut ini:

Sumber: Tambunan (2008)

Gambar 2.1 Simbol Bagan Arus Dasar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

17

Sumber: Tambunan (2008)

Gambar 2.2 Simbol Bagan Arus Penyimpanan

Sumber: Tambunan (2008)

Gambar 2.3 Simbol Bagan Arus Penghubung Prosedur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

18

Sumber: Tambunan (2008)

Gambar 2.4 Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur

Sumber: Tambunan (2008)

Gambar 2.5 Simbol Bagan Arus Alur/Garis Penghubung

d. Format Standard Operating Procedure (SOP)

SOP berdasarkan jumlahnya dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu

technical dan administrative SOP. Berbeda dengan Technical SOP,

Administrative SOP memiliki lima elemen berdasarkan Quality Manual,

Guidance For Preparing Standard Operating Procedure, EPA 2007, yaitu:

1. Title Page (halaman judul)

Bagian ini terdiri dari judul, pihak yang mengeluarkan SOP, pihak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

19

yang menyetujui/mengesahkan SOP dan tanggal pengesahan SOP

tersebut.

2. Table of Content (Daftar isi)

Bagian ini memuat daftar isi yang ada dalam buku panduan SOP.

3. Procedure (Administrative SOP)

Bagian ini terdiri dari:

a. Purpose (mengidentifikasi tujuan dari suatu proses)

b. Applicability/Scope (mengidentifikasi ruang lingkup prosedur yang

digunakan)

c. Summary of Procedure (rangkuman prosedur)

d. Definition (pengertian dari beberapa istilah)

e. Personnel Qualification/Responsibilities

f. Procedure (langkah-langkah prosedur kerja)

g. Criteria, checklist, or other standard (form yang digunakan)

4. Quality Control (Menjelaskan langkah-langkah prosedur kerja)

5. Reference Section (Daftar pustaka)

Bagian ini memuat sumber-sumber kutipan yang menunjang isi buku

pedoman/SOP

e. Komponen Standard Operating Procedure (SOP)

Pada tiap SOP per halaman dibuat header yang terdiri dari komponen-

komponen seperti yang ada pada gambar:

Logo Perusahaan Perusahaan “X”

Prosedur: Penulisan

Operasi Standar

No. Dokumen DCC/SOP/ADP/002

Revisi 0

Judul Tanggal 01 Juli 2000

Halaman 3 dari 28 Sumber: http://digilib.petra.ac.id

Gambar 2.6 Contoh Header SOP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

20

Berikut ini merupakan penjelasan dari Header SOP:

1. Logo Perusahaan

Merupakan gambar logo perusahaan.

2. Prosedur

Merupakan tipe penulisan dokumen. Pada dokumen SOP ditulis

Standard Operating Procedure.

3. Judul

Merupakan identitas SOP yang dibuat. Misalnya diisi “Prosedur

Penyimpanan Arsip”, berarti SOP tersebut merupakan prosedur cara

menyimpan arsip.

4. Nomor Dokumen

Dalam pembuatan SOP, akan dibutuhkan sistem penomoran sebagai

nomor identitas dokumen dan untuk mengintegrasikan antar SOP.

5. Revisi

Menjelaskan SOP ini sudah mengalami pembenahan yang keberapa

kali.

6. Tanggal

Merupakan tanggal SOP diberlakukan efektif kepada unit terkait.

7. Halaman

Menunjukkan halaman ke berapa dari total keseluruhan halam SOP

tersebut. Misalnya 3 dari 28, berarti halaman ketiga dari total 28

halaman.

f. Buku Pedoman Standard Operating Procedure (SOP)

Buku Pedoman Standard Operating Procedure (SOP) menurut Moekijat

(2008) merupakan sebuah buku kecil yang memuat:

1. Garis besar organisasi (tugas-tugas tiap jabatan tanpa nama).

2. Sistem atau metode yang berhubungan dengan pekerjaan.

3. Formulir-formulir yang dipergunakan dan bagaimana

menggunakannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

21

4. Tanggal dikeluarkannya dan di bawah otoritas siapa buku pedoman

tersebut diterbitkan.

5. Instruksi tentang bagaimana menggunakan buku pedoman tersebut.

Buku pedoman prosedur mempunyai keuntungan yang sangat besar dalam

suatu organisasi yang besar, dimana buku pedoman tersebut membantu dalam

menstardarisasikan metode-metode dan dalam memberikan pengawasan terhadap

apa yang telah dikerjakan. Keuntungan buku pedoman prosedur menurut Moekijat

(2008) yaitu sebagai berikut:

a. Menulis prosedur mengakibatkan penelitian kembali sistem-sistem.

b. Buku pedoman kantor membantu pembagian pekerjaan yang adil.

c. Buku pedoman kantor meringankan (membantu, mempermudah)

pengawasan.

d. Buku pedoman kantor membantu dalam latihan pegawai.

Sedangkan, kerugian buku pedoman prosedur yaitu sebagai berikut:

a. Prosedur-prosedur tidak lebih baik ketimbang cara prosedur-prosedur

tersebut ditulis (dicatat).

b. Isi pekerjaan jabatan tidak selalu tetap (statis).

c. Menyiapkan suatu buku pedoman memakan waktu yang lama dan

sering menjadi tidak berlaku lagi (out of date).

d. Buku pedoman prosedur dapat mematikan inisiatif pegawai.

Buku pedoman prosedur dapat diartikan sebagai buku kecil yang berisi

tentang sistem, metode, dan formulir-formulir yang dipergunakan serta bagaimana

menggunakannya dalam suatu pekerjaan. Buku pedoman prosedur mempunyai

keuntungan yang sangat besar dalam suatu organisasi yang besar, di mana buku

pedoman tersebut membantu dalam menstardisasikan metode-metode dan dalam

memberikan pengawasan terhadap apa yang telah dikerjakan.

g. Memperbaiki Standard Operating Procedure (SOP)

Sebelum sebuah prosedur diperbaiki, sebaiknya diperiksa kembali

berkaitan kegiatan yang sedang dilakukan dalam prosedur tersebut. Langkah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

22

selanjutnya adalah memberikan atau menentukan tanda pada prosedur-prosedur

yang salah, sebelum memutuskan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki

prosedur tersebut (Nuraida, 2008). Sebuah prosedur perlu diperbaiki apabila

terjadi hal-hal seperti ini:

1. Personel, kelompok, dan bagian, departemen, atau divisi dalam suatu

organisasi mengalami kebingungan claim menjalankan langkah-

langkah kerja.

2. Prosedur yang berlaku saat ini ternyata tidak menggambarkan prosedur

yang asli.

3. Prosedur yang ada tidak efisien karena terlalu berbelit-belit, terjadi

back tracking, serta menyulitkan pegawai, konsumen, dan pegawai

lainnya.

4. Organisasi semakin tumbuh dan berkembang sehingga prosedur yang

ada tidak menunjang efektivitas organisasi.

5. Terjadi penyimpangan-penyimpangan kerja sehingga membutuhkan

pengendalian secara ketat. Misalnya, terdapat perbedaan penghitungan

antara barang fisik yang ada di gudang dengan pencatatan yang ada di

bagian pengendalian persediaan.

6. Banyaknya jumlah pegawai baru. Prosedur perlu diperbaiki apabila

pegawai baru belum mengetahui arus kerja di perusahaan sehingga

perlu dibuat prosedur yang lebih jelas dan detail. Namun apabila yang

direkrut adalah pegawai baru yang professional, maka besar

kemungkinan pegawai tersebut membawa ide baru ke dalam

perusahaan. Dengan demikian prosedur yang ada belum tentu cocok

untuk diterapkan ke pegawai baru. SOP yang ada, tidak selamanya

digunakan. SOP harus dievaluasi setiap tahun dan perlu direvisi.

Prosedur hendaknya selalu diperbaharui, artinya selalu up to date dengan

perkembangan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya suatu organisasi,

maka struktur organisasi maupun prosedur kerja semakin rumit pula. Sehingga

perusahaan dituntut untuk membuat SOP dengan baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

23

2.1.5 Pengujian Standard Operating Procedure (SOP)

Tahap pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah SOP yang dibuat

telah sesuai dengan standar yang ditetapkan atau yang dibutuhkan oleh

perusahaan dan kemudian hasil pengujian dapat dipergunakan sebagai bahan

evaluasi dalam melakukan perbaikan dan pengembangan.

Menurut Stup (2001) dalam melakukan uji coba, untuk mengetahui apakah

sebuah prosedur yang dibuat sudah efektif, salah satu cara adalah menjalankan

prosedur tersebut pada unit yang terkait. Dengan menjalankan prosedur tersebut

pada unit yang sesuai, maka akan dapat diketahui apakah penulisan SOP tersebut

sudah benar dan berfungsi sebagaimana mestinya, sesuai dengan tujuan yang

sudah ditentukan. Selain itu, dapat dilihat apakah semua langkah yang ada dalam

prosedur sudah sesuai dengan apa yang diamati oleh orang yang membuat SOP

tersebut. Atau apakah orang-orang yang menjadi bagian dari lingkup SOP tersebut

benar-benar dapat memahami setiap langkah yang tertulis. Dengan demikian,

setiap langkah yang membingungkan dalam SOP tersebut harus segera dilakukan

perbaikan.

Adapun menurut Darmono (2007) langkah pengujian dan review bisa

dilakukan dengan mengirimkan kepada pihak-pihak yang secara langsung terlibat

(calon pengguna) dalam prosedur SOP yang dimaksud untuk memperoleh

masukan. Masukan dari calon pengguna ini sangat penting untuk dilakukan.

Selain itu, dapat juga dilakukan simulasi untuk melihat sejauh mana SOP dapat

berjalan sesuai dengan kondisi yang nyata. Dengan simulasi dapat diketahui

berbagai kelemahan dan prosedur-prosedur yang perlu diperbaiki sesuai dengan

kondisi lapangan.

2.2 Tinjauan Efisiensi dan Efektivitas Kerja

Tata usaha sebagai suatu bidang kerja hendaknya direncanakan, dibina,

dikendalikan, disempurnakan atau pendeknya ditata dengan sebaik-baiknya.

Apabila tidak ditata sebaik-baiknya akan menjadi kumpulan aktivitas yang tak

keruan. Akibatnya mungkin kesimpang-siuran dalam penyediaan keterangan-

keterangan yang diperlukan dalam suatu organisasi, mungkin bukannya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

24

membantu berhasilnya pekerjaan-pekerjaan operatif, melainkan sebaliknya malah

merintangi, mungkin pula menyebabkan lambatnya pelaksanaan unsur-unsur

administrasi lainnya, tapi yang pasti ialah mengakibatkan penghamburan berbagai

sumber kerja.

Penataan terhadap tatausaha dan pelaksanaan bidang kerja itu sendiri harus

selalu berkiblat pada efisiensi. Efisiensi perlu sekali dijadikan satu-satunya dasar

pemikiran, ukuran baku, dan tujuan pokok bagi semua pelaksanaan kerja

ketatausahaan. Misalnya dalam menulis surat hendaknya diutamakan pokok

soalnya yang jelas daripada bahasanya dengan kata-kata yang indah.

2.2.1 Pengertian Efisiensi dan Efektivitas Kerja

Dikutip dari modul Audit Operasional (1995) “Efektifitas berkenaan

dengan seberapa jauh suatu program telah mencapai tujuan yang diinginkan.

Penilaian efektifitas didasarkan atas tujuan program sesuai dengan keinginan

pembuat peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dengan demikian

pelaksanaan kegiatan dinyatakan efektif jika hasil yang dicapai sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Efisiensi berkenaan hubungan antara produk yang dihasilkan dengan

sumber daya yang digunakan. Penilaian diarahkan pada kecocokan, kelayakan,

kataatan atas peraturan yang berlaku. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan

dinyatakan efisien jika pencapaian hasil kegiatan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan kegiatan dinyatakan efektif dan

efisien jika hasil yang dicapai dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Menurut Drs. Soekarno K. (2005) dalam bukunya yang berjudul Dasar-

Dasar Manajemen, bahwa yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan

yang terbaik antara masukan (“input”) dan keluaran (“output”), atau antara daya

usaha dan hasil, atau antara “pengeluaran” dan “pendapatan.” Dalam pengertian

manajemen yang sehat sudah tersimpul pengertian efisiensi dan efektifitas, dalam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

25

arti bahwa segala sesuatu dikerjakan dengan berdaya-guna : artinya dengan tepat,

cepat, hemat, dan selamat.

1. Tepat : kena sasaran, apa yang dikehendaki tercapai, atau apa yang dicita-

citakan menjadi kenyataan.

2. Cepat : tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu, selesai tepat pada

waktunya atau sebelum waktu yang ditetapkan.

3. Hemat : dengan biaya yang sekecil-kecilnya, tanpa terjadi pemborosan

dalam bidang apapun.

4. Selamat : segala sesuatu sampai pada tujuan yang dimaksud tanpa

mengalami hambatan-hambatan, keterlambatan, ataupun kemacetan-

kemacetan.

Selanjutnya menurut The Liang Gie (2000), dalam bukunya yang berjudul

Administrasi Perkantoran Modern, bahwa pengertian efisiensi kerja adalah

perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu.

Selanjutnya bilamana suatu kerja dianalisis, dapatlah dibedakan dalam 2 segi,

yaitu intinya dan susunannya. Intinya ialah rangkaian aktivitas-aktifitasnya itu

sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai, sedang yang

dimaksud dengan susunannya ialah cara-caranya rangkaian aktivitas-aktivitas itu

dilakukan. Jadi, setiap kerja tentu mencakup sesuatu cara tertentu dalam

melakukan tiap-tiap aktivitas, apapun tujuan dan hasil yang ingin dicapai dengan

kerja itu.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang

dikemukakan oleh Richard M. Steers (1980:9), yaitu:

1. Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi

organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas

dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang

relatif sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan

susunan sumber daya manusia struktur meliputi bagaimana cara organisasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

26

menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan

yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk

mengubah masukan mentah menjadi keluaran.

2. Karakteristik Lingkungan

Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan

berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan

tampaknya amat tergantung pada tingkat variable kunci yaitu tingkat

keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan

lingkungan tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini

mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan

lingkungan.

3. Karakteristik Pekerja

Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor

pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam

jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan

organisasi. Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan

dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi.

Oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian

tujuan organisasi.

Pekerjan merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan

berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun teknologi yang

digunakan merupakan teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya

struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja semua itu tidak ada

gunanya.

4. Karakteristik Kebijaksanaan dan Praktik Manajemen

Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya

lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan

proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

27

2.2.3 Alat Ukur Efektivitas Kerja

Menurut Richard M. Steers (1980:192) meliputi unsur kemampuan

menyesuaikan diri, prestasi kerja dan kepuasan kerja:

1. Kemampuan menyesuaikan diri

Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal, sehingga dengan

keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat mencapai

pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain.

Hal ini sesuai pendapat Richard M. Steers yang menyatakan bahwa

kunci keberhasilan organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian

tujuan. Setiap organisasi yang masuk dalam organisasi dituntut untuk

dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja di dalamnya

maupun dengan pekerjaan dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan

menyesuaikan diri tersebut dapat berjalan maka tujuan organisasi dapat

tercapai.

2. Prestasi kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kecakapan,

pengalaman, kesungguhan waktu yang dimiliki oleh pegawai maka

tugas yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung

jawab yang dibebankan kepadanya.

3. Kepuasan kerja

Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau

pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa

mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam

aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

2.3 Tinjauan Dana Pensiun

Dalam perkembangan ekonomi saat ini diharapkan dana Non APBN lebih

berperan dalam membiayai pembangunan. Salah satu sumber pendanaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

28

pembangunan Non APBN yang cukup penting berasal dari akumulasi dana

peserta program pensiun yang diproduksikan akan terus meningkat dari tahun ke

tahun. Di samping merupakan prasarana penting dan sistem pengakumulasian dan

penyaluran dana masyarakat untuk pembangunan, program pensiun juga

merupakan suatu sistem jaminan kesejahteraan sosial khususnya bagi pensiunan.

Suatu program pensiun lebih memberikan kepastian tentang kesejahteraan hidup

pribadi selama masa pensiun.

Dengan berlandaskan Undang-undang Dana Pensiun Nomor 11 tahun

1992, Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 1992 tentang Dana pensiun pemberi

Kerja dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 510 tentang Pendanaan dan

Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja serta Nomor 511 tentang Investasi Dana

pensiun, pengelolaan kekayaan DAPENBUN dilaksanakan Pengurus sesuai

arahan investasi yang digariskan Pendiri dan ketentuan tentang investasi yang

ditetapkan dalam Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.

Prinsip dalam berinvestasi dilakukan dengan berpedoman pada Undang undang

Dana Pensiun perolehan hasil yang optimal dengan risiko yang minimal.

2.3.1 Pengertian Dana Pensiun

Berdasarkan Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun,

Dana Pensiun bertugas menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun,

artinya Dana Pensiun hanya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

program pensiun sehingga kegiatan tidak terkait dengan program pensiun tidak

diperbolehkan.

Jadi, dana pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan

setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain

sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa

uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat

seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan yang

terdapat dalam suatu perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

29

2.3.2 Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun

a. Bagi Pemberi Kerja

Tujuan penyelenggaraan dana pensiun bagi pemberi kerja adalah

sebagai berikut:

1. Kewajiban moral

Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa

aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga

kerja tidak dapat dipandang sebelah mata sebagai faktor produksi.

Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan

jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya. Karyawan

yang sudah memasuki masa pensiun tidak dapat dilepas begitu

saja. Perusahaan masih memiliki tanggung jawab moral terhadap

mereka. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban perusahaan

untuk mengikuti atau membentuk sendiri dana pensiun untuk para

karyawannya.

2. Loyalitas

Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak

positif pada perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja

lebih baik dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Loyalitas

tersebut akan semakin besar dengan jaminan keamanan yang

diterima oleh karyawan.

3. Kompetisi pasar tenaga kerja

Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari

total kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan

perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha

mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional di

pasaran tenaga kerja. Dengan tawaran manfaat yang kompetitif

bagi para karyawan, perusahaan akan dapat mempertahankan

karyawan yang berkualitas. Persaingan yang semakin ketat

membuat perusahaan berusaha untuk mendapatkan tenaga yang

professional. Salah satu alat pengikat bagi karyawan yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

30

berkualitas adalah tawaran manfaat pensiun pada karyawan

tersebut.

b. Bagi Karyawan

Tujuan penyelenggaraan dana pensiun bagi karyawan adalah sebagai

berikut:

1. Rasa aman terhadap masa yang akan datang

Karyawan mengharapkan mendapatkan jaminan ekonomis karena

penghasilan yang ia terima memasuki masa pensiun. Harapan ini

akan mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia masih produktif.

2. Kompensasi yang lebih baik

Karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru dapat

dinikmati pada saat ia masih produktif.

2.3.3 Azas Dana Pensiun

Dalam pembentukan Dana Pensiun harus memperhatikan Perundang-

undangan yang mengandung azas-azas yaitu :

1. Azas Penyelenggaraan (voluntary)

Bahwa pembentukan Dana Pensiun bukan merupakan hal yang wajib

bagi pemberi kerja, tetapi hanya anggaran pemerintah dalam menuju

terciptanya hubungan yang harmonis antara pemberi kerja dan karyawan.

Akan tetapi sekali sudah membentuk Dana Pensiun maka berlaku

kewajiban terhadap aturan yang telah ditetapkan.

2. Azas Keterpisahan (Segregated Assets)

Harus ada keterpisahan Dana Pensiun dengan kekayaan Pemberi Kerja

mengingat Dana Pensiun sudah merupakan badan hukum tersendiri.

Sehingga terlihat perkembangan kekayaan dari waktu ke waktu.

3. Azas Pendanaan (Funded System)

Dana Pensiun dalam menyelenggarakan program pensiun harus

dilakukan dengan cara pemupukan dana sebagaimana ditetapkan oleh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

31

pemerintah sehingga sistem pembentukan cadangan di perusahaan tidak

diperkenankan menurut peraturan perundangan di bidang Dana Pensiun.

4. Azas Hak atas Manfaat Pensiun (Locking In)

Bahwa setiap peserta Dana Pensiun tidak dapat menuntut haknya

apabila masih memenuhi syarat kepesertaan.

Hak atas manfaat hanya dapat dibayarkan apabila :

Peserta pensiun normal

Peserta pensiun dipercepat

Pensiun ditunda

Peserta pensiun cacat

Peserta pensiun meninggal dunia

Iuran Peserta (kurang dari tiga tahun)

5. Azas Hak atas Dana (Vesting Right)

Peserta mempunyai hak atas dana, jika memenuhi persyaratan yang

diatur dalam Dana Pensiun. Hal ini berarti bahwa setiap iuran yang

dibayarkan, Peserta akan terlindungi dengan hak atas dana.

2.3.4 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun

Dana yang dikumpulkan pemberi kerja untuk keperluan pembayaran

manfaat pensiun harus dipisahkan dari kekayaan kerja. Oleh karena itu,

berdasarkan UU No. 11 tahun 1992 dibentuk badan hukum baru yaitu Dana

Pensiun yang berfungsi mengelola dana untuk manfaat pensiun. Dana pensiun

dapat berupa:

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

Dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,

selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan PPMP atau PPIP bagi

kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta dan

yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Peserta program

pensiun adalah karyawan pendiri atau mitra pendiri yang telah

memenuhi syarat tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

32

DPPK dapat menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan

Keuntungan (PPBK), Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), maupun

Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Dibentuk oleh Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang

menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi

perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari

Dana Pensiun Pemberi Kerja pesertanya (UU No. 11 tahun 1992).

Pengurus adalah pendirinya, jadi organisasi kepengurusan DPLK tidak

terpisah dari pendirinya melainkan merupakan bagian dari organisasi

kepengurusan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang mendirikan

DPLK tersebut.

Umumnya Dana Pensiun dibentuk oleh perusahaan sendiri. Hal ini

mudah dimengerti karena banyak faktor keuntungan yang dapat

diterima oleh perusahaan, diantaranya adalah:

Agar dana disa disisihkan dari operasional perusahaan sehingga

keamanannya lebih terjamin.

Hasil pengembangan dana tersebut bisa digunakan untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawannya.

Adanya fasilitas kelonggaran pajak yaitu penundaan pendanaan

pembayaran pajak bagi dana pensiun.

2.3.5 Jenis Program Pensiun

Program pensiun yang diselenggarakan oleh dana pensiun terbagi menjadi

tiga jenis, yaitu:

a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Program pensiun iuran pasti (defined contribution plan) adalah

program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana

Pensiun dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannya dibukukan

pada rekening masing-masing sebagai manfaat pensiun. Manfaat

pensiun yang diterima oleh peserta tergantung pada besarnya iuran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: Standard Operating Procedure (SOP) - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/83/jbptppolban-gdl-ekafausial... · SOP menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan teknis

33

pasti, hasil pengembangan dana tersebut diinvestasikan serta lamanya

menjadi peserta.

Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun

tergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan

hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran

sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan

aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasihat aktuaris kadang-

kadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang

diterima peserta pada saat pensiun, berdasarkan jumlah iuran saat ini

dan di masa datang serta estimasi hasil investasi dana pensiun.

b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)

Program pensiun manfaat pasti (defined benefit plan) adalah

program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana

pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program

Pensiun Iuran Pasti.

Dalam PPMP, besarnya pembayaran manfaat pensiun yang

dijanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus manfaat pensiun

yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut

dipengaruhi oleh masa kerja dan penghasilan dasar pensiun.

PPMP membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik untuk

menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali

asumsi actuarial yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran

yang seharusnya.

c. Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan (PPBK)

Pembiayaan program pensiun berdasarkan keuntungan ini

merupakan pembiayaan yang paling ringan. Biasanya karyawan tidak

perlu ikut membayar iuran sedangkan perusahaan membayar iuran

dalam batas prosentase dari keuntungan dalam tahun yang

bersangkutan. Resiko kegagalan pengeluaran dana ada pada peserta.