BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf ·...

24
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaraan disini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. (Gunawan, 2012:585) 2. Golongan Antibiotik Ada beberapa besar golongan-golongan antibiotik, yaitu : a. Golongan penisilin Penisilin diklasifikasikan sebagai golongan β-laktam karena cincin laktam meraka yang unik. Mereka memiliki ciri-ciri kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi, efek klinis, dan karakteristik imunologi yang mirip dengan sefalosporin, monobactam, carbapenem, dan β-laktamase inhibitor, yang juga merupakan senyawa β-laktam. Penisilin dapat terbagi menjadi beberapa golongan : 1) Penisilin (misalnya, penisilin G) Jenis penisilin ini memiliki aktivitas terkuat terhadap organisme gram positif, kokus gram-negatif, dan mikroorganisme anaerob yang tidak menghasilkan β- laktamase. Akan tetapi jenis ini hanya sedikit efektif terhadap batang gram negatif dan rentang dihidrolisis oleh β-laktamase. 2) Penisilin antistafilokokus (misalnya, Nafsilin) Penisilin ini resisten terhadap stafilokokal β-laktamase, golongan ini aktif terhadap stapilokokus dan streptokokus tetapi tidak aktif terhadap enterokokus, bakteri anaerob, dan kokus gram negatif dan batang gram negatif.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antibiotik

1. Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang

merugikan manusia. Dalam pembicaraan disini, yang dimaksud dengan

mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang

dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik

dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. (Gunawan,

2012:585)

2. Golongan Antibiotik

Ada beberapa besar golongan-golongan antibiotik, yaitu :

a. Golongan penisilin

Penisilin diklasifikasikan sebagai golongan β-laktam karena cincin laktam

meraka yang unik. Mereka memiliki ciri-ciri kimiawi, mekanisme kerja,

farmakologi, efek klinis, dan karakteristik imunologi yang mirip dengan

sefalosporin, monobactam, carbapenem, dan β-laktamase inhibitor, yang juga

merupakan senyawa β-laktam.

Penisilin dapat terbagi menjadi beberapa golongan :

1) Penisilin (misalnya, penisilin G)

Jenis penisilin ini memiliki aktivitas terkuat terhadap organisme gram positif,

kokus gram-negatif, dan mikroorganisme anaerob yang tidak menghasilkan β-

laktamase. Akan tetapi jenis ini hanya sedikit efektif terhadap batang gram

negatif dan rentang dihidrolisis oleh β-laktamase.

2) Penisilin antistafilokokus (misalnya, Nafsilin)

Penisilin ini resisten terhadap stafilokokal β-laktamase, golongan ini aktif

terhadap stapilokokus dan streptokokus tetapi tidak aktif terhadap

enterokokus, bakteri anaerob, dan kokus gram negatif dan batang gram

negatif.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

7

3) Penisilin dengan spektrum yang diperluas (Ampisilin dan Penisilin

antipseudomonas)

Jenis penisilin ini tetap memiliki spektrum antibakteri seperti penisilin tetapi

efektivitasnya meningkat terhadap organisme gram-negatif. Namun seperti

penisilin, jenis ini rentan dihidrolisis oleh β-laktamase (Katzung, 2011:748)

b. Golongan Sefalosporin dan Sefamisin

Sefalosporin serupa dengan penisilin, tetapi lebih stabil terhadap banyak

β-laktamase bakteri sehingga memiliki aktivitas spektrum yang lebih luas.

Akan tetapi, galur E coli dan spesies Klibsiella mengekspresikan β-laktamase

berspektrum luas, yang dapat dihidrolisis sebagian besar sefalosporin, saat ini

menjadi masalah. Sefalosporin tidak aktif terhadap enterococcus L

monocytogenes. Sefalosporin terbagi dalam beberapa generasi, yaitu :

1) Sefalosporin generasi pertama

Sefalosporin generasi pertama meliputi sefadroksil, sefazolin, sefaleksin,

sefalotin, sefapirin, dan sefradin. Obat-obat ini sangat aktif terhadap kokus

gram positif seperti pneumokokus , streptokokus, dan stafilokukus.

Sefalosporin tidak aktif terhadap galur stafilokokus yang resisten terhadap

metisilin. E. coli, K. pneumonie, dan Proteus mirabilis seringkali sensitif

terhadap obat ini, tetapi aktifitas terhadap P. aeruginosa, proteus indol-

positif, enterobakter, Serratia mercescens, sitrobakter, dan asinetobakter

sangat kecil. Kokus anaerob (misalnya, peptococcus, peptostreptokokus)

biasanya sensitif, tetapi Bacteroites tidak demikian.

2) Sefalosporin generasi kedua

Anggota dari sefalosporin generasi kedua, antara lain: sefaklor, sefamandol,

sefonisid, sefuroksim, sefprozil, lorakarbef, dan seforanid serta sefamisin

yang terkait secara struktural seperti sefoksitin, sefmetazol, dan sefotetan,

yang memiliki aktivitas terhadap bakteri anaerob. Kelompok obat ini tersusun

atas berbagai obat (heterogen) yang memiliki perbedaan nyata dalam hal

aktivitas, farmakokinetik, dan toksisitas pada setiap individu. Pada umumnya

obat ini aktif terhadap organisme yang dihambat oleh obat-obat generasi

pertama, tetapi selain itu obat ini memiliki cakupan gram-negatif yang lebih

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

8

luas. Sefaklor, sefuroksim aksetil, sefprozil, dan lorakarbef dapat diberikan

per oral

3) Sefalosporin generasi ketiga

Obat–obat sefalosporin generasi ketiga adalah sefoperazon, sefotaksim,

seftazidim, seftizoksim, seftriakson, sefiksim, seftibuten, moksalaktam, dll.

Obat generasi ketiga memiliki spektrum yang lebih diperluas kepada bakteri

gram negatif dan dapat menembus sawar darah otak. Waktu paruh dan

interval pemberian obat sangat bervariasi.

4) Sefalosporin generasi keempat

Sefepime merupakan contoh dari sefalosporin generasi keempat dan memiliki

spektrum yang luas. Obat ini lebis resisten terhadap hidrolisis oleh β-

laktamase kromosomal (yang diproduksi oleh enterobakter). Sefepim sangat

efektif terhadap homefilus dan naiseria serta cukup mempenetrasi cairan

serebrospinal (Katzung & Bertram, 2011:760).

c. Golongan Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan penghambat sintesis protein, dan golongan

antibiotik bakteriostatis berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri gram

negatif dan gram positif, baik anaerob maupun aerob (Katzung & Bertram,

2011). Kloramfenikol biasanya diberikan secara oral atau melalui suntikan

intravena. Kloramfenikol efektif melawan spektrum organisme yang luas,

namun efek sampingnya serius termasuk aplasia sumsum tulang atau

kegagalan berkembangnya sumsum tulang belakang dan berakibat fatal (Neal,

2006:85)

d. Golongan Tetrasiklin

Golongan tetrasiklin merupakan antibiotik bakteriostatis berspektrum luas

yang menghambat sintesis protein. Tertasiklin berkerja aktif terhadap banyak

bakteri gram positif dan gram negatif, termasuk bakteri anaerob, riketsia,

klamidia, mikoplasma, dan bentuk L, dan terhadap protozoa (Katzung &

Bertram, 2011:768).

e. Golongan Makrolida

Eritromisin merupakan bentuk prototype dari obat golongan makrolida

yang disintesis dari S.erythreus. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

9

positif terutama pneumokokus, streptokokus, stfilokokus, dan

korinebakterium. Aktifitas antibakterial eritromisin bersifat bakterisida dan

meningkat pada pH basa (katzung, 2011:771)

f. Golongan Aminoglikosida

Yang termasuk golongan Aminoglikosida, antara lalin: streptomisin,

neomisin, kanamisin, tobramisin, sisomisin, netilmisin, dan lain-lain.

Golongan aminoglikosida pada umumnya digunakan untuk mengobati infeksi

akibat bakteri gram negatif enterik, terutama pada bakteremia dan sepsis,

dalam kombinasi dengan vankomisin atau penisilin untuk mengobati

endokarditis, dan pengobatan tuberkulosis (Katzung, 2011:779).

g. Golongan Sulfonamida dan Trimetoprin

Sulfonamida dan trimetropim merupakan obat yang mekanisme kerjaya

menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung kepada tidak

terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi dari trimetoprin

dan sulfametoksazol merupakan pengobatan yang sangat efektif terhadap

pneumonia akibat P.jiroveci, sigellosis, infeksi salmonella sistemik, infeksi

saluran kemih, prostatitis, dan beberapa infeksi mikobakterium non

tuberkulosis (Katzung, 2011:788)

h. Golongan Florokuinolon

Golongan florokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidiksat,

siprofloksasin, norfloksasin, ofloksasin, levofloksasin, dan lain-lain. Golongan

fluorokuinolon aktif terhadap berbagai macam bakteri gram negatif dan gram

positif. Golongan fluorokuinolon efektif mengobati infeksi saluran kemih

yang disebabkan oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati diare

yang disebabkan oleh shigella, salmonella, E.coli, dan Campilobacter

(Katzung, 2011:792).

i. Golongan Klindamisin

Klindamisin merupakan turunan linkomisin yang tersubstitusi klorin, suatu

antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis. Klindamisin seperti

eritromisin, menghambat sintesis protein dengan mengganggu pembentukan

kompleks inisiasi serta reaksi translokasi aminoasil. (Katzung, 2011:774)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

10

3. Prinsip Penggunaan antibiotik

Secara prinsip, pemilihan antimikroba yang tepat harus

mempertimbangkan aktivitas mikrobiologik dan farmakodinamik masing-

masing terhadap pola sensitivitas kuman setempat. Dosis efektif antimikroba

merupakan fungsi dari kadar hambat minimal, kemampuan pertahanan tubuh

individu, dan profil farmakokinetika antimikroba (Dwiprahasto, 2005:179)

Prinsip penggunaan antibiotik bijak

a. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan

Spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat,

interval dan lama pemberian yang tepat.

b. Kebijakan penggunaan antibiotik (antibioticpolicy) ditandai dengan

pembatasan penggunaan antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik

lini pertama.

c. Pembatasan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan menerapkan

pedoman penggunaan antibiotik, penerapan penggunaan antibiotik secara

terbatas (restricted), dan penerapan kewenangan dalam penggunaan antibiotik

tertentu (reservedantibiotics)

d. Indikasi ketat penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis

penyakit infeksi, menggunakan informasi klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium seperti mikrobiologi, serologi, dan penunjang lainnya. Antibiotik

tidak diberikan pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau

penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limited). (Permenkes RI No:

2406/MENKES/PER/XII/2011 :13)

4. Resistensi Antibiotik

Resisten adalah keadaan dimana akan terjadi pengurangan dari suatu

khasiat antibiotik terhadap mikroorganisme tertentu. Resisten terjadi

dikarenakan adanya faktor yang sudah ada pada mikroorganisme sebelumnya.

Resistensi dapat terjadi pada beberapa obat merupakan suatu proses alamiah

karena organsime selalu melakukan pengembangan dan toleransi terhadap

lingkungan baru (Utami, 2011:192)

Penggunaan antibiotik yang kurang tepat, terlalu singkat, dosis yang tidak

efisien dan diagnosa yang salah merupakan faktor pendukung yang dapat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

11

menyebabkan resistensi terhadap antibiotik. Pemberian pemahaman terhadap

pasien untuk menggunakan antibiotik yang baik dapat mengurangi kejadian

resistensi agar tidak semua pasien menggunakan antibiotik disetiap penyakit

yang dialaminya. Pasien yang memiliki pemahaman yang salah terhadap

penggunaan antibiotik bahwa semua penyakit dapat diberikan pengobatan

antibiotik meskipun penyakit yang diderita disebabkan oleh virus contohnya,

batuk flu dan demam (Utami, 2011:193).

Beberapa faktor yang menunjang kejadian resisten ini, adalah :

a. Pemakaian antibiotik yang bebas oleh masyarakat (tanpa resep)

b. Pemakaian antibiotika oleh dokter yang tanpa pedoman dan tanpa kontrol

c. Dosis yang tidak tepat

d. Lama pemberian yang kurang tepat

e. Ada penyakit lain yang menurunkan imunitas, serta kelainan-kelainan yang

merupakan presdiposisi untuk typhoid. (Kemenkes, 2006:27)

B. Typhoid

1. Definisi Typhoid

Typhoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi,

biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit

akut ditandai dengan demam yang berkepanjangan, sakit kepala, mual,

kehilangan nafsu makan, dan sembelit atau kadang diare. Gejala sering tidak

spesifik dan secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya.

Namun, keparahan klinis bervariasi dan kasus yang parah dapat menyebabkan

komplikasi serius atau bahkan kematian. Ini terjadi terutama terkait dengan

sanitasi yang buruk dan kurangnya air minum bersih (WHO, 2011:1).

Demam typhoid sendiri dibagi menjadi 2 diantaranya demam typhoid dan

paratifoid. Demam Typhoid adalah salah satu penyakit infeksi sistemik

bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam paratifoid adalah

penyakit sejenis yang disebabkan oleh Salmonella Paratyphi A, B, C. Gejala

dan tanda kedua penyakit tersebut hamper sama, tetapi manifestasi klinis

paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit tersebut disebut Typhoid. Terminologi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

12

lain yang sering digunakan adalah typhoid fever, paratyphoid fever, typhus

dan paratyphus abdominalis atau demam enterik (Widoyono, 2011:41-42).

2. Patogenesis Typhoid

Patogenesis typhoid merupakan proses yang kompleks yang melalui

beberapa tahapan. Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut

dapat bertahan pada asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui

mukosa usus pada ileum terminalis. Bakteri melekat pada mikrovili, kemudian

melalui barier usus yang melibatkan mekanisme membrane ruffling, actin

rearrangement, dan internalisasi dalam vakuola intraseluler. Kemudian

Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid dan masuk ke dalam pembuluh

darah melalui sistem limfatik. Bakteremia primer terjadi pada tahap ini dan

biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya masih memberikan

hasil yang negatif (Bhutta ZA, 2006:266).

Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14 hari. Bakteri dalam pembuluh

darah ini akan menyebar ke seluruh tubuh dan berkolonisasi dalam organ-

organ sistem retikuloendotelial, yakni di hati, limpa, dan sumsum tulang.

Kuman juga dapat melakukan replikasi dalam makrofag. Setelah periode

replikasi, kuman akan disebarkan kembali ke dalam sistem peredaran darah

dan menyebabkan bakteremia sekunder sekaligus menandai berakhirnya

periode inkubasi. Bakteremia sekunder menimbulkan gejala klinis seperti

demam, sakit kepala, dan nyeri abdomen. Bakteremia dapat menetap selama

beberapa minggu bila tidak diobati dengan antibiotik (Surgery, 2011)

Komplikasi perdarahan dan perforasi usus dapat menyusul ulserasi.

Kekambuhan dapat terjadi bila kuman masih menetap dalam organ-organ

sistem retikuloendotelial dan berkesempatan untuk berproliferasi kembali.

Menetapnya Salmonella dalam tubuh manusia diistilahkan sebagai pembawa

kuman atau carrier (Parry CM, 2015:911).

3. Gejala Typhoid

Gejala klinis demam typhoid sangat bervariasi, dari ringan sampai dengan

berat sehingga memerlukan perawatan dirumah sakit. Variasi gejala tersebut

disebabkan faktor galur salmonella, status nutrisi, dan imunologik pejamu

serta lama sakit dirumah. Gejala klinis demam typhoid juga dapat dipengaruhi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

13

oleh penyakit penyerta dan pemberian antibiotik sebelumnya (Rampengan,

2013:274)

Kumpulan gejala-gejala klinis demam typhoid disebut dengan sindrom

demam typhoid. Beberapa gejala klinis yang sering pada typhoid diantaranya

adalah:

1) Demam

Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten

dan suhu tidak tingggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-

angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi

pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam

keadaan demam pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali

pada akhir minggu ketiga (Ngastiyah, 2005:237)

2) Gangguan Saluran Pencernaan

Pada mulut terdapat napas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah

(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan

tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan

keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai

nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi dapat juga diare

atau normal (Ngastiyah, 2005:237)

3) Gangguan Kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis

sampai somnolen, jarang terjadi spoor, koma atau gelisah (kecuali penyakitnya

berat dan terlambat mendapat pengobatan). Disamping gejala tersebut

mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat

ditemukan bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit

yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang

ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak besar (Ngastiyah,

2005:237)

4. Epidemiologi Penyakit

Demam typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang

disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit menular ini masih menjadi

masalah kesehatan dimasyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

14

tahun di dunia dan menyebabkan 216.000-600.000 kematian (Purba et

al.,2016). Studi yang dilakukan di daerah urban dibeberapa negara di asia

pada anak usia 5-15 tahun menunjukkan bahwa insidensi dengan hasil kultur

darah positif mencapai 180-194 per 100.000 anak, di Asia Selatan pada usia 5-

15 tahun sebesar 400-500 per 100.000 penduduk, dan di asia tenggara 100-200

per 100.000 penduduk (Ochiai et al., 2007:264)

Negara maju diperkirakan 5.700 kasus terjadi setiap tahunnya, juta

demam tifoid masih umum dinegara berkembang dimana hal iu

mempengaruhi sekitar 21,5 juta orang pertahun. Secara global diperkirakan

setiap tahunnya terjadi sekitar 21 juta kasus dan 222.000 menyebabkan

kematian. Demam typhoid menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas dan

morbidilitas di Negara-negara berpenghasilan dan menengah (WHO, 2016;

Batubuaya, 2017:2)

5. Diagnosis Typhoid

Diagnosis pasti demam typhoid atau bukan diperoleh dengan cara

indentifikasi Salmonella typhi. Penegakan diagnosis untuk typhoid didasarkan

dengan gejala klinis berupa demam, keluhan gastrointestinal dan dapat disertai

dengan penurunan kesadaran yang ditunjang dengan pemeriksaan

laboratorium, sebagai berikut :

a. Pemeriksaan darah tepi

Terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif dan aneosinofilia pada

permukaan sakit. Mungkin terdapat anemia trombositopenia ringan.

Pemeriksaan darah tepi ini sederhana, mudah dikerjakan di laboratorium yang

sederhana akan tetapi berguna untuk membantu diagnosis yang cepat

b. Pemeriksaan sumsum tulang

Dapat digunakan untuk menyokong diagnosis. Pemeriksaan ini tidak termasuk

permeriksaan rutin yang sederhana. Terdapat gambaran sum-sum tulang

berupa hiperaktif RES dengan adanya sel makrofag, sedangkan sistem

eritropoesis, granulopoesis dan trombopoesis berkurang.

c. Biakan empedu

Basil Salmonella typhi dapat ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam

minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih banyak ditemukan dalam urin dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

15

feses dan mungkin akan tetap positif untuk waktu yang lama. Oleh karena itu

pemeriksaan yang positif dari contoh darah digunakan utuk menegakkan

diagnosis, sedangkan pemeriksaan negatif dari contoh urin dan feses 2 kali

berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar

sembuh dan tidak menjadi pembawa kuman (karier)

d. Pemeriksaan Widal

Dasar pemeriksaan ialah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita

dicampur dengan suspensi antigen Salmonella typhi. Pemeriksaan yang positif

ialah bila terjadi reaksi aglutinasi. Dengan jalan mengencerkan serum, maka

kadar zat anti dapat ditentukan, yaitu pengenceran tertinggi yang masih

menimbulkan reaksi aglutinasi. Untuk membuat diagnosis yang diperlukan

ialah titer zat anti terhadap antigen O. Titer yang bernilai 1/200 atau lebih dan

atau menunjukkan kenaikan yang progresif digunakan untuk membuat

diagnosis. Titer tersebut mencapai puncaknya bersamaan dengan

penyembuhan penderita. (Nursallam, 2005:154)

Bila positif ditemukan bakteri Salmonella typhi, maka penderita sudah

pasti mengidap demam typhoid. Kultur sumsum tulang belakang merupakan

tes yang paling sensitif untuk Salmonella typhi. Kultur sampel tinja dan urin

dimulai pada minggu ke-2 demam dilaksanakan setiap minggu. Bila pada

minggu ke-4 biakan tinja masih positif maka pasien tergolong carrier. (Aden

R, 2010:37)

6. Terapi Typhoid

Prinsip penatalaksanaan typhoid yang ada saat ini meliputi perawatan

umum dan nutrisi, kontrol dan monitor dalam perawatan serta pemberian

antimikroba (Kemenkes, 2006:14)

a. Perawatan umum dan nutrisi

Penderita demam typhoid, dengan gambaran klinik yang jelas sebaikanya

dirawat di rumah sakit atau sarana kesehatan lain yang memiliki fasilitas

perawatan.

Tujuan perawatan adalah:

1) Optimalisasi pengobatan dan mempercepat penyembuhan

2) Observasi terhadap perjalanan penyakit

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

16

3) Minimalisasi komplikasi

4) Isolasi untuk menjamin pencegahan terhadap pencemaran dan atau

kontaminasi

b. Nutrisi

1)Cairan

Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun

parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada komplikasi, penurunan

kesadaran serta yang sulit makan.

Dosis cairan parenteral adalah sesuai dengan kebutuhan harian. Bila ada

komplikasi dosis cairan disesuaikan dengan kebutuhan. Cairan harus

mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.

2)Diet

Penderita penyakit typhoid selama menjalani perawatan haruslah

mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk dikonsumsi, antara

lain :

a) Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.

b) Tidak mengandung banyak serat.

c) Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas

d) Makanan lunak diberikan selama istirahat.

3) Terapi simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan

keadaan umum penderita

a) Vitamin

b) Antipiretik, untuk kenyamanan penderita, terutama untuk anak-anak

c) Antiemetik, antiemetik diperlukan bila penderita muntah hebat

c. Kontrol dan monitor dalam perawatan

Kontrol dan monitor yang baik harus dilakukan untuk mengetahui

keberhasilan pengobatan. Hal-hal ini yang menjadi prioritas untuk dimonitor

adalah :

1) Suhu tubuh (status demam)

2) Keseimbangan cairan

3) Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi

4) Adanya koinfeksi dan atau komorbid dengan penyakit lain

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

17

5) Efek samping dan atau efek toksik obat

6) Resistensi anti mikroba

7) Kemajuan pegobatan secara umum (Kemenkes, 2006:16)

d. Pemberian terapi obat

Pada typhoid, obat pilihan yang digunakan dibagi menjadi lini pertama

dan lini kedua. Kloramfenikol, kotrimosazol, dan amoksisilin/ampisilin adalah

obat demam typhoid lini pertama. Lini kedua adalah kuinolon, sefiksim, dan

seftriakson. Kloramfenikol tidak lagi menjadi plihan utama untuk mengobati

penyakit tersebut karena telah tersedia obat-obat yang lebih aman seperti

siprofloksasin dan seftriakson (Santoso, 2009).

7. Obat-obat typhoid

a. Antibiotik

Kebijakan dasar pemberian antibiotik pada demam typhoid diberikan bila

diagnosis klinis demam typhoid telah dapat ditegakkan, baik dalam diagnosis

konfirmasi, probable, maupun suspek. Sebelum antibiotik diberikan, harus

diambil spesimen darah lebih dulu, untuk pemeriksaan biakan kuman

Salmonella (biagakan gaal). (Kemenskes, 2006:17)

Pilihan antibiotik untuk demam typhoid yang dikemukakan dalam tabel

dibawah ini adalah yang telah dikenal sensitif dan efektif untuk demam

typhoid serta merupakan pilihan dan dipilih dari hasil uji kepekaan.

Table 2.1 Pilihan Antibiotik untuk Demam Typhoid Menurut KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 364/menkes/SK/V/2006

Tentang Pengendalian Demam Typhoid

Antibiotika DosisKloramfenikol Dewasa : (4 x 500 mg (2 gr)

Selama 14 hariAnak : 50-100 mg/kg BB/hari

Max 2 gr selama 10-14 hrDibagi 4 dosis

Seftriakson Dewasa : (2-4) gr/hr. Selama 3-5 hariAnak : 80 mg/kg BB/hr

Dosis tunggal selama 6 hariAmpisilin & amoksisilin Dewasa : (3-4) gr/hr selama 14 hari

Anak : 100 mg/kg BB/hariSelama 10 hari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

18

Antibiotika DosisTMP-SMX(Kotrimoksasol)

Dewasa : 2 x (160-800)Selama 2 minggu

Anak : TMP 6-10 mg/kg BB/hr atauSMX 30-50 mg/kg BB/hrSelama 10 hari

Quinolone - siprofloksasin :2 x 500 mg 1 minggu

- ofloksasin2 x (200-400) 1 minggu

- pefloksasin1 x 400 selama 1 minggu

- Fleroksasin1 x 400 selama 1 minggu

Tiamfenikol Dewasa : 4x500 mgAnak : 50 mg/kg BB/hari selama (5-7) haribebas panas

Cefixime Anak : 15-20 mg/kg BB/hr dibagi 2 dosisselama 10 hari

1) Antibiotik yang sering digunakan untuk diagnosa typhoid

a) Kloramfenikol

(1) Indikasi : Infeksi terhadap bakteri aerob gram positif dan beberapa bakteri

aerob gram negativ (BNFFC,2012:284)

(2) Farmokokinetik : Kadar puncak dalam darah tercapai dalam 2 jam. Masa

paruh eliminasinya pada orang dewasa ± 3 jam, pada bayi berumur kurang

dari 2 minggu sekitar 24 jam. Kira-kira 50% kloramfenikol dalam darah

terikat dalam albumin (Gunawan, 2012:700)

(3) Bentuk sediaan : Kapsul, suspensi, injeksi.

(4) Aturan pakai : anak dan bayi <2 minggu: sehari 25mg/kgBB dalam 4-6 dosis

b) Seftriakson

(1) indikasi : Infeksi karena Gram-positif dan Gram-negatif yang sensitif

(BNFFC, 2012:270)

(2) Farmakokinetik : Waktu paruh seftriakson mencapai 8 jam. Jumlah seftriakson

yang terikat pada protein plasma umumnya sekitar 83-96% (Gunawan,

2012:686)

(3) Bentuk sediaan : injeksi

(4) Aturan pakai : bayi dan anak-anak 20-80 mg/kgBB/hari. Diinjeksikan ke

gluteus maximus. Intravena atau per infus min. 10 ml aqua pro injection.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

19

c) Amoksisilin

(1) Indikasi : infeksi gram positif dan negatif pada saluran cerna, saluran kemih

(BNFFC, 2012:261)

(2) Farmakokinetik : Absorbsi amoksisilin dicaluran cerna jauh lebih baik dari

pada ampisilin. Amoksisilin mencapai kadar dalam darah yang tingginya kira-

kira lebih tinggi dari pada ampisilin, masa paruh eliminasi ampisilin dan

amoksisilin hampir sama. Distribusi ampisilin dan amoksisilin secara garis

besar sama (Gunawan, 2012:668)

(3) Bentuk Sediaan : kapsul, sirup, injeksi

(4) Aturan pakai : anak BB > 20kg: sehari 250-500 mg sebelum makan; anak BB

< 20kg: 20-40 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiga

d) Ampisilin

(1) Indikasi : infeksi gram positif dan negatif pada saluran cerna, saluran kemih

(BNFFC, 2012:262)

(2) Farmakokinetik : Ampisilin didistribusi luas didalam tubuh dan pengikatnya

dalam protein plasma hanya 20%. Ampisilin yang masuk kedalam empedu

mengalami sirkulasi enterohepatik, tetapi yang di ekskresi dalam tinja

jumlahnya cukup tinggi (Gunawan, 2012:667)

(3) Bentuk sediaan : Kapsul, sirup, injeksi

(4) Aturan pakai : Anak berat 20 kg sehari 3-4 x 250 mg, anak BB < 20 kg: 50-

100 mg/kg BB tiap 6 jam. Diberikan 1 jam sebelum makan.

e) Kotrimoksasol

(1) Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri (BNFFC, 2012:289)

(2) Farmakokinetik : Trimetropin cepat didistribusi kedalam jaringan dan kira-

kira 40% terikat pada protein plasma dengan adanya sulfametoksazol. Kira-

kira 65% sulfametoksozol terikat pada protein plasma. Sampai 60%

trimetoprin dan 25-50% sulfametoksazol diekskresi melalui urin dalam 24 jam

setelah pemberian (Gunawan, 2012)

(3) Bentuk sediaan : Tablet, sirup

(4) Aturan pakai : Anak 6-12 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis atau setiap 12

jam

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

20

f) Quinolone

(1) Indikasi : untuk bakteri gram positif dan gram negatif (BNFFC, 2012:297)

(2) Farmakokinetik : Kadar Puncak siprofloksasin 1,5-3 (Mg/L), volume

distribusi 2,5-5 (l/kg), masa paruh eliminasi 3-5 jam. Kadar puncak ofloksasin

3,5-5,5 (mg/L), volume distribusi 1,2 (l/L), masa paruh eliminasi 5-7 jam.

Kadar puncak Pefloksasin 4 (mg/L), masa paruh eliminasi 10 jam. (Gunawan,

2010)

(3) Bentuk sediaan : Tablet dan injeksi.

(4) Aturan pakai : untuk anak 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.

g) cefixime

(1) Indikasi : untuk bakteri gram positif dan gram negatif (BNFFC, 2012:268)

(2) Farmakokinetik : Absorbsi sefiksim melalui oral berjalan lambat dan tidak

lengkap. Bioavailabilitas absolut sekitar 40% sampai 50%. Sefiksim

diekskresi terutama di ginjal. Eksresi melalui empedu sekitar 10% dari dosis.

Obat ini tidak dimetabolisme. Waktu paruh eliminasi dalam serum antara 3

sampai 4 jam. (Gunawan, 2012:686)

(3) Bentuk sediaan :Tablet, suspensi dan sirup kering

(4) Aturan pakai : Anak dengan BB>30 kg 50-100 mg 2x/hr. sir kering Anak 1,5-

3mg/kg/2 x / hr

h) Tiamfenikol

(1) Indikasi : Infeksi bakteri salmonella penyebab typhoid (BNFFC, 2012)

(2) Farmakokinetik : Obat ini diserap dengan baik pada pemberian peroral dan

penetrasinya baik ke cairan serebrospinal. Obat ini sebagian besar diekskresi

utuh dalam urin (Gunawan, 2012:702)

(3) Bentuk sediaan : oral, injeksi

(4) Aturan pakai : Anak dan bayi diatas 2 minggu: sehari 50 mg/kgBB dalam

dosis tunggal terbagi 3-4 kali

b. Antipiretik

Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan

temperatur tubuh saat panas dan tidak berefektif pada orang normal. Dapat

menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada Susunan

Saraf Pusat. (Zeenot, 2012:24 )

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

21

Contoh obat antipiretik yang sering digunakan untuk menurunkan

demam

1) Parasetamol

(1) Indikasi : Demam, nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut

gigi, pireksia (BNFFC, 2012:200)

(2) Farmakokinetik : Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalu saluran

pencernaan. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah

jam dan masa paruh plama antara satu sampai tiga jam. Obat ini tersebar

keseluruh cairan tubuh. Dalam plasma, 25% paracetamol terika protein

plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian

asetaminopen (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil

lainnya dengan asam sulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami

hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi dapat menimbulkan

methemoglobinemia dan hemolysis eritrosit. Obat ini diekresi melalui ginjal,

sebagian kecil sebagai paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk

terkonjugasi (Gunawan, 2012:238).

(3) Bentuk sediaan : sirup, dry sirup, infus, tablet

(4) Aturan pakai : anak 1-5 tahun 125-250 mg setiap 4-6 jam, anak5-12 tahun

250-500 mg setiap 4-6 jam, anak 12-18 tahun 500mg setiap 4-6 jam

2) Ibuprofen

(1) Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau

pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid,

gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid, menurunkan demam

pada anak(BNFFC, 2012:503).

(2) Farmakokinetik : Ibuprofen diabsorpsi cepat melalui lambung dan kadar

maksimum dalam plasma dicapai setelah sati sampai dua jam. Waktu paruh

dengan plasma sekitar dua jam. Ibuprofen 90% terikat dalam plasma.

Ekresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira–kira 90% dari dosis yang

absorpsi akan diekresi melalui urin sebagai metabolit atau konjungiatnya.

Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi (Gunawan,

2012:240)

(3) Bentuk sediaan :sirup, tablet, injeksi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

22

(4) Aturan pakai :1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari. 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali

sehari. 8-12 tahun, 200 -250 mg 3-4 kali sehari.

C. Anak

Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa

yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus

memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan

dan perkembangan fisik, mental, social secara utuh, serasi, selaras dan

simbang. Sedangkan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan

perkembangan perdefinisinya sebagai berikut:

1. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat diukur

dengan ukuran berat, ukuran panjang cm atau meter, umur keseimbangan

metabolik.

2. Perkembangan adalah bertumbuhnya kemampuan dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai proses

pematangan (Ngastiyah, 2005:1-2:Sinurat 2016)

Untuk menentukan dosis obat, The British Pediatric Association (BPA)

mengusulkan rentang waktu berikut yang didasrkan pada saat terjadinya

perubahan-perubahan biologis.

1. Neonatus : Awal kelahiran sampai usia 1 bulan

2. Bayi : 1 bulan sampai 2 bulan

3. Anak : 2 sampai 12 tahun

4. Remaja : 12 sampai 18 tahun

Menurut Undang-Undang Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tetang

perlindungan anak pasal 1 ayat 1, anak adalah seseorang yang belum berusia

18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang dalam kandungan (UU RI No

23, 2002:2)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

23

D. Formularium Rumah Sakit

Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf

medis, disusun oleh tim farmasi dan terapi (TFT) yang ditetapkan oleh

Pimpinan Rumah Sakit yang ditujukan untuk digunakan oleh pasien selain

pasien Asuransi Kesehatan (JKN). Formularium Rumah Sakit harus tersedia

untuk semua penulis resep, pemberian obat, dan penyedia obat di rumah sakit.

Evaluasi terhadap Formularium Rumah Sakit harus secara rutin dan dilakukan

revisi Formularium Rumah Sakit dikembangkan berdasarkan pertimbangan

terapetik dan ekonomi dari penggunaan obat agar dihasilkan Formularium

Rumah Sakit yang selalu Mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan

pengobatan yang rasional. Formularium Rumah Sakit disusun mengacu

kepada Formularium Nasional (Kemenkes N0. 58, 2014:12)

Formularium Nasional disusun oleh Komite Nasional (Komas).

Penyusunan Fornas yang disahkan oleh Menteri Kesehatan, beranggotakan

pakar dalam bidang kedokteran dan dokter gigi, baik umum maupun spesialis,

farmakologi klinik, apoteker dan penanggung jawab Obat dan Makanan

(BPOM) (Kemenkes RI,2014). pelayanan obat untuk peserta asuransi

kesehatan. Jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan mengacu pada

daftar obat yang tercantum pada fornas dan harga obat tercantum pada e-

katalog obat yang ditujukan untuk pasien BPJS (PMK N0.28, 2014:25)

E. Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

kepada pasien. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana

pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat (Permenkes RI No:

269/MENKES/PER/III/2008: I : 1 (1)):

1. Identitas pasien

2. Tanggal dan waktu

3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat

penyakit.

4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

24

5. Diagnosis

6. Rencana penatalaksanaan

7. Pengobatan dan/atau tindakan

8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

9. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik, dan

10. Persetujuan tindakan bila perlu dilakukan

F. Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Permenkes, No.56, 2014).

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung adalah Rumah

Sakit swasta tipe C. Rumah Sakit ini mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis terbatas. Rumah Sakit ini juga menampung pelayanan

rujukan dari puskesmas. Rumah Sakit ini menyelenggarakan pelayanan

pengobatan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap.

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan

pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dana pelayanan kesehatan

lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya,

pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname). Dalam

pelayanan pasien rawat jalan terdapat pasien rawat jalan terdapat pasien dari

IGD dan poliklinik dengan pembiayaan dan BPJS (JKN).

Pasien umum adalah pasien yang pembiayaannya ditanggung sendiri,

sedangkan pasien BPJS adalah yang pembiayaannya ditanggung oleh

BPJS/asuransi.

2. Tugas dan fungsi Rumah Sakit

Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, tugas dan

fungsi Rumah Sakit adalah:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

25

a. Tugas Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna.

b. Fungsi Rumah Sakit

Untuk menjalani tugas secara benar, Rumah Sakit memiliki beberapa

fungsi yaitu:

1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningktan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

4) Penyelengaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengtahuan bidang kesehatan.

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Dalam rangka penyelengaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan

fungsi rujukan, Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus diklasifikasikan

berdasarkan fasilitas pelayana Rumah Sakit. Menurut UU RI No. 44 tahun

2009 tetang Rumah Sakit yaitu :

a. Rumah Sakit Umum tipe A

Rumah Sakit umum tipe A adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5

(lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain, dan 13 (tiga

belas) subspesialis.

b. Rumah Sakit umum tipe B

Rumah Sakit umum tipe B adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4

(empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain, dan 2 (dua)

subspesialis dasar.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

26

c. Rumah Sakit Umum tipe C

Rumah Sakit umum tipe C adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar,

dan 4 (empat) spesialis penunjang medic

d. Rumah Sakit Umum tipe D

Rumah Sakit umum tipe D adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemamuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

27

F. Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka penulis

menggambarkan dalam bentuk kerangka teori sebagai berikut :

(sumber : Depkes, 2006 ; BNFFC, 2012 ; Gunawan, 2012)

Gambar 2.2 Kerangka Teori

1.Kloramfenikol2. Seftriakson3. Cefixime4. Tiamfenikol

Kesesuaian dengan formulariumRSPBA Bandar Lampung

Farmakologi Non Farmakologi

Antibiotik Antipiretikk

1. Perawatan/tirahbaring

2. Nutrisi (Cairandan diet)

3. Kontrol danmonitor dalamperawatan

Antiemetik Vitaminn

Typhoid

Rumah Sakit

PengobatanTyphoid pada anak

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

28

G. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Pemberian antibiotikpada pasien anak dengan

diagnosa typhoid

1. Karateristik sosio-demografi

2. Pemilihan antibiotik3. Pemberian berdasarkan

ketepatan dosis4. Lama pemberian obat5. Kesesuaian dengan

formularium RumahSakit Pertamina BintangAmin Bandar Lampung

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/680/2/6. BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Definisi Antibiotik Antibiotik adalah obat pembasmi

29

F. Definisi Operasional

Tabel 2.2 Definisi Operasional

No Variabel DefinisiOperasional Cara Ukur Alat

Ukur Hasil Ukur SkalaUkur

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Usia

JenisKelamin

PemilihanAntibiotik

Tepat Dosis

Lamapemberianobat

KesesuaiandenganFormularimRumah sakit

Lama hiduppasien yangdihitung sejaklahir sampaiulang tahunterahir

Identitas gender

Antibiotik yangdigunakanselamamenderitaTyphoid

Dosis Antibiotikyang diberikansesuai dengandosis lazim

Lama hari obatyang harusdihabiskan

Resep antibiotik(jenis obat dankekuatansediaan) sesuaiformulariumRSPBA Tahun2018

PenelitianDokumen

ObsevasiDokumen

ObservasiDokumen

ObservasiDokumen

ObservasiDokumen

ObservasiDokumen

Checklist

Checklist

Checklist

Checklist

Checklist

Checklist

2-5 Tahun>5-12 Tahun

1. Laki-laki2.Perempuan

1.Kloramfenikol2.Seftriakson3. Cefixime4. thiampenkol

1. Tepat2. Tidak Tepat

1. Tepat2. Tidak tepat

1. Tepat2. Tidak tepat

Ordinal

Nominal

Nominal

Ordinal

Ordinal

Ordinal