BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU...

19
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Setiawati dan Saputro (2004) dalam Ifonie (2012) menyatakan bahwa manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (atau perusahaannya sendiri). Sedangkan menurut Schipper (1989) dalam Saiful (2004) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Copeland (1968) dalam Utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai some ability to increase or decrease reported net income at will, ini berarti kemampuan manajemen untuk memaksimalkan atau meminimkan laba sesuai keinginan manajemen. Menurut Scott (2006:374) dalam Rahman, Nadirsyah dan Yahya (2012) ada dua segi untuk memahami manajemen laba: Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik (opportunistic earnings) untuk memaksimumkan utilitas kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs. Kedua, memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba PENGARUH MANAJEMEN LABA …. DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Laba

2.1.1 Definisi Manajemen Laba

Setiawati dan Saputro (2004) dalam Ifonie (2012) menyatakan bahwa

manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses

penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu

dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (atau perusahaannya

sendiri). Sedangkan menurut Schipper (1989) dalam Saiful (2004)

mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud

tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja

memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Copeland (1968) dalam Utami

(2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai some ability to increase or

decrease reported net income at will, ini berarti kemampuan manajemen

untuk memaksimalkan atau meminimkan laba sesuai keinginan manajemen.

Menurut Scott (2006:374) dalam Rahman, Nadirsyah dan Yahya (2012)

ada dua segi untuk memahami manajemen laba: Pertama, melihatnya

sebagai perilaku oportunistik (opportunistic earnings) untuk

memaksimumkan utilitas kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political

costs. Kedua, memandang manajemen laba dari perspektif efficient

contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

10

memberikan manajer fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan

perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga.

Utami (2005) menjelaskan bahwa pengukuran atas akrual adalah hal

yang sangat penting untuk diperhatikan dalam mendeteksi ada tidaknya

manajamen laba. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang

berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua

bagian, yaitu: Pertama, bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam

proses penyusunan laporan keuangan, disebut normal accruals atau non

discretionary accruals. Kedua, bagian akrual yang merupakan manipulasi

data akuntansi yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary

accruals.

Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan

untuk menguji perilaku etis dalam mencatat transaksi dan menyusun laporan

keuangan yaitu: (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Aryani, 2011)

a. The Bonus Plan Hypothesis

Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa “managers of firms

with bonus plans are more likely to use accounting methods that

increase current period reported income”. Hipotesis ini menyatakan

bahwa rencana bonus atau kompensasi manajerial akan membuat

manajer cenderung memilih dan menggunakan metode-metode

akuntansi yang akan membuat laba yang dilaporkan menjadi lebih

tinggi. Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus,

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

11

manajer perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat

menggeser laba dari masa depan ke masa kini sehingga dapat

menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai

pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini.

b. The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis)

Debt to equity hypothesis yang menyatakan bahwa “the larger the

firms debt to equity ratio, the more likely managers use accounting

methods that increase income”. Dalam konteks perjanjian hutang

manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban

hutangnya yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat

ditunda untuk tahun berikutnya. Pada perusahaan yang mempunyai

rasio debt to equity tinggi, manajer perusahaan cenderung

menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan

atau laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan

mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak

kreditor bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian utang.

c. The Political Cost Hypothesis

Political cost hypothesis yang menyatakan bahwa “larger firms

rather than small firms are more likely to use accounting choices that

reduce reported profits”. Hipotesis ini menyatakan pada perusahaan

besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih memilih

metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

12

periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat

memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan

profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media

dan konsumen.

Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting

Theory (PAT) dan Agency Theory. Agency theory memiliki asumsi bahwa

masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri

sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan

agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk

memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu

meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan

pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal

memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi (Helen,

Meiden dan Tobing, 2005)

2.1.2 Model Manajemen Laba

Manajemen laba biasanya diteliti dengan cara peneliti membentuk

hipotesis dimana manajemen laba kemungkinan bisa muncul dan menguji

kemungkinan tersebut dengan metode yang tepat (Aryani, 2011).Beberapa

model empiris berbasis aggregate accrual untuk mendeteksi manajemen

laba ialah (Ariyani, 2011):

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

13

1. Model Healy

Model Healy mendeteksi manajemen laba dengan menghitung

nilai total akrual yaitu mengurangi laba akuntansi yang diperoleh

selama satu periode tertentu dengan arus kas operasi periode yang

bersangkutan. Perhitungan nondiscretionary accruals model Healy

dengan membagi rata-rata total akrual dengan total aktiva periode

sebelumnya. Ada kelemahan mendasar dalam model Healy yang

diindikasikan oleh Dechow dkk (1995) bahwa total akrual yang

digunakan manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia (BEI) sebagai proksi manajemen laba mengandung

nondiscretionary accruals. Padahal nondiscretionary accruals

merupakan komponen total akrual yang tidak bisa dikelola atau diatur

oleh manajer seperti halnya komponen discretionary accruals.

2. Model DeAngelo

Model DeAngelo mengukur manajemen laba dengan

nondiscretionary accrual, yaitu dihitung dengan menggunakan total

akrual akhir periode yang diskala dengan total aktiva periode

sebelumnya. Seandainya nondisdretionary accrual selalu konstan

setiap saat dan discretionary accruals mempunyai rata-rata sama

dengan nol selama periode estimasi, maka kedua model ini akan

mengukur discretionary accrual tanpa kesalahan. Namun, apabila

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

14

nondiscretionary accrual berubah dari periode ke periode, maka kedua

model ini akan mengukur discretionary accrual dengan kesalahan.

3. Model Jones

Model Jones tidak lagi menggunakan asumsi bahwa

nondiscretionary accrual adalah konstan. Model ini menggunakan dua

asumsi sebagai dasar pengembangan yaitu akrual periode berjalan

(current accruals) dan gross property, plant, and equipment. Secara

implisit model Jones mengasumsikan bahwa pendapatan merupakan

nondiscretionary. Apabila laba dikelola dengan menggunakan

pendapatan discretionary accrual, maka model ini akan menghapus

bagian laba yang dikelola untuk proksi discretionary accrual.

4. Model Jones Dimodifikasi (Dechow, Sloan dan Sweeney,1995)

Model Jones dimodifikasi merupakan modifikasi dari model Jones

yang didesain untuk mengeliminasi kecenderungan untuk

menggunakan perkiraan yang bisa salah dari model Jones untuk

menentukan discretionary accruals ketika discretion melebihi

pendapatan. Sama halnya dengan model manajemen laba berbasis

aggregate accrual yang lain, model ini menggunakan discretionary

accrual sebagai proksi manajemen laba. Kelebihannya, model ini

memecah total akrual menjadi empat komponen utama akrual, yaitu

discretionary current accrual, discretionary long term accrual, dan

nondiscretionary long term accruals. Discretionary current accrual

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

15

dan nondiscretionary current accrual merupakan akrual yang berasal

dari aktiva lancar. Sedangkan discretionary long term accrual dan

nondiscretionary long term accruals merupakan akrual dari aktiva tidak

lancar.

Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting

Theory (PAT) dan Agency Theory. Agency theory memiliki asumsi bahwa

masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri

sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan

agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk

memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu

meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan

pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal

memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi (Helen,

Meiden dan Tobing, 2005)

2.2 Voluntary Disclosure

Pengungkapan merupakan suatu informasi yang diberikan sebagai lampiran

atau pelengkap bagi laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau tambahan.

Informasi ini memberikan suatu penjelasan tentang posisi keuangan dan hasil

operasi suatu perusahaan (Wulandari dan Shanti, 2008). Menurut Meek, et. al.,

(1996) dalam Harmadi dan Anggraeeni (2010), pengungkapan sukarela

(Voluntary Disclosure) merupakan pengungkapan informasi melebihi yang

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

16

diwajibkan, karena di pandang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan

keuangan. Voluntary disclosure diungkapkan sesuai dengan kebijakan suatu

perusahaan untuk memberikan informasi yang lebih relevan serta meningkatkan

kinerja perusahaan di bursa saham.

Menurut Hendriksen (1997: 327) dalam Wulandari dan Shanti (2008)

terdapat tiga konsep pengungkapan yang umum diusulkan, antara lain:

1. Adequate Disclosure (pengungkapan cukup)

Pengungkapan cukup merupakan pengungkapan minimum yang

diisyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan

dapat diinterprestasikan dengan benar oleh investor.

2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

Pengungkapan yang wajar merupakan tujuan etis agar memberikan

perlakuan yang sama kepada semua pihak pemakai laporan keuangan.

3. Full Disclosure (pengungkapan penuh)

Bagi beberapa pihak pengungkapan secara penuh diartikan sebagai

penyajian informasi yang berlebihan dan tidak bisa disebut layak. Terlalu

banyak informasi yang diungkap akan membahayakan perusahaan, karena

penyajian rinci dan informasi yang tidak penting justru menggambarkan

informasi yang signifikan.

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

17

2.3 Asimetri Informasi

Informasi yang akurat dalam sebuah lapporan keuangan sangat penting untuk

kelangsungan suatu perusahaan. Manajer mempunyai peranan penting dalam

memberikan informasi yang akurat dalam laporan keuangan yang sangat

berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibandingkan investor atau

pihak lain, hal ini dapat menyebabkan adanya asimeri informasi, dimana salah

satu pihak dalam hal ini manajer lebih mengetahui informasi dibanding pihak

lain. Ketika terdapat asimetri informasi, keputusan pengungkapan yang dibuat

oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham karena asimetri informasi antara

investor yang lebih informed dan kurang informed akan menimbulkan biaya

transaksi dan mengurangi likuiditas dalam pasar saham suatu perusahaan (Ifonie,

2012).

Sri (2008) dalam Ariyani (2011) menyatakan bahwa asimetri informasi

adalah kesenjangan informasi antara manajer dan pihak luar peusahaan (pemilik,

calon investor, kreditur, supplier, regulator, pemerintah, dan stakeholder lain)

yang mempunyai keterbatasan sumber dan akses untuk memperoleh informasi

mengenai perusahaan.

Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer

sebagai agen dan pemegang saham sebagai prinsipal. Adanya asimetri informasi

yang dapat merugikan para pemegang saham, maka pemegang saham perlu

menciptakan suatu sistem yang dapat memonitor perilaku agen supaya bertindak

seperti yang diharapkan. Aktivitas ini meliputi biaya untuk penciptaan standar,

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

18

biaya monitoring agen, penciptaan sistem informasi akuntansi dan lain­lain.

Aktivitas ini menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost (Armadi dan

Anggraeni, 2010).

Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer

sebagai agen dan pemegang saham sebagai prinsipal. Adanya asimetri informasi

yang dapat merugikan para pemegang saham, maka pemegang saham perlu

menciptakan suatu sistem yang dapat memonitor perilaku agen supaya bertindak

seperti yang diharapkan. Aktivitas ini meliputi biaya untuk penciptaan standar,

biaya monitoring agen, penciptaan sistem informasi akuntansi dan lain­lain.

Aktivitas ini menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost (Armadi dan

AnggraeniArmadi dan Anggraeni, 2010).

Menurut Rahmawati, et al. (2006) dalam Wulandari dan Shanti (2008)

Terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection

Adverse selectionya itu jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau

lebih yang melangsungkan transaksi usaha, memiliki informasi lebih atas

pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti

manajer perusahaan dan para pihak dalam perusahaan lainnya lebih

mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para

investor luar.

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

19

2. Moral hazard

Moral hazard yaitu jenis asimetri informasi apabila satu pihak atau lebih

yang melangsungkan transaksi usaha, dapat mengamati tindakan-tindakan

mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak

lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan

dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan

besar.

Bid-ask spread biasanya diproksikan untuk mengukur asimetri

informasi. Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price (harga beli)

tertinggi dengan ask price (harga jual) terendah saham trader. Pedagang

sekuritas menetapkan bid-ask spread sedemikian rupa sehingga keuntungan

yang diharapkan dari pedagang tidak terinformasi dapat menutup kerugian

dari pedagang terinformasi. Ketika pedagang sekuritas berdagang dengan

pedagang terinformasi maka biaya transaksi akan meningkat, dan adanya

asimetri informasi ini akan membawa pada bid-ask spread yang lebih besar

(Ifonie, 2012). Besarnya bid-ask spread berkaitan dengan biaya transaksi dan

efisiensi pasar.

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

20

2.4 Cost Of Equity Capital

2.4.1 Definisi Cost Of Equity Capital

Cost Of Equity Capital didefinisikan sebagai rate of return minimum

suatu perusahaan yang diukur berdasarkan proporsi ekuitas dari seluruh

inventasi agar dapat mempertahankan harga pasar sekuritasnya

(Harmadi,2011).

Utami (2005) mendefinisikan Biaya modal ekuitas (cost of equity

capital) merupakan tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan oleh

investor, yaitu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan oleh

penyedia dana (investor) untuk mau/bersedia menanamkan modalnya pada

perusahaan. Utami (2005), menjelaskan bahwa biaya modal merupakan

konsep yang dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi.

Struktur biaya modal didasarkan pada beberapa asumsi yang berkaitan

dengan risiko dan pajak. Asumsi dasar yang digunakan dalam estimasi biaya

modal adalah risiko bisnis dan risiko keuangan adalah tetap (relatif stabil).

Menurut Mardiyah (2002), Cost Of equity Capital adalah biaya yang

dikeluarkan untuk membiayai sumber pembelanjaan (source of financing).

Cost of equity capital merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan

oleh penyedia dana, baik investor maupun kreditur (Ifonie, 2012)

Didalam penelitian Utami (2005) menyebutkan bahwa biaya modal

dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi

perusahaan. Ada empat sumber dana jangka panjang yaitu:

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

21

1. Hutang jangka panjang,

Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang sesudah pajak saat ini

untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman.

2. Saham preferen

Biaya saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi

dengan hasil penjualan saham preferen.

3. Saham biasa

Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh

investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di

masa yang akan datang.

4. Laba ditahan

Laba ditahan merupakan bagian dari laba tahunan yang di investasikan

kembali dalam usaha selain dibayarkan dalam kas sebagai deviden.

Utami (2005) menyebutkan tiga model penilaian perusahaan:

1. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation

model).

Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham sama

dengan nilai tunai (present value) dari semua deviden yang akan

diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat

pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas (Model ini

dikenal dengan sebutan Gordon model)

2. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

22

Berdasarkan model CAPM, biaya modal saham biasa adalah

tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas

risiko yang tidak dapat dideversifikasi yang diukur dengan beta.

3. Model Ohlson

Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan

dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai

tunai dari laba abnormal. Dalam penelitian Utami (2005) menggunakan

model Ohlson untuk mengestimasi cost of equity capital.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Kajian Hasil

1 Wiwik

Utami

(2005)

Pengaruh Manajemen Laba

terhadap Biaya Modal Ekuitas

Manajemen laba

mempunyai pengaruh

positif dan signifikan

terhadap biaya modal

ekuitas

2 Regina

Reizky

Ifonie

(2012)

Pengaruh Asimetri Informasi Dan

Manajemen Laba Terhadap Cost

Of Equity Capital

Tidak ada pengaruh

positif signifikan antara

asimetri informasi dan

manajemen laba dengan

cost of equity capital.

3 Indayani

dan Dewi

Mutia

(2013)

Pengaruh Informasi Asimetri Dan

Voluntary Disclosure Terhadap

Cost Of Equity Capital

tingkat voluntary

disclosure berpengaruh

positif terhadap cost of

equity capital dan

informasi asimetri

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

23

secara individu

berpengaruh negatif

terhadap cost of equity

capital

4 I G A

Raka

Heriyanthi

(2013)

Pengaruh Pengungkapan Sukarela

Dan Manajemen Laba Pada Cost

Of Equity Capital Dengan

Variabel Asimetri Informasi

Sebagai Variabel Intervening

Manajemen laba dan

asimetri informasi

berpengaruh negatif dan

signifikan pada cost of

equity capital.

5 H. Armadi

dan

Mariska

Dewi

Anggraeni

(2010)

pengaruh pengungkapan sukarela

pada cost of equity capital dengan

asimerti informasi sebagai

variabel intervening

pengungkapan sukarela

berpengaruh negatif

signifikan terhadap cost

of equity capital.

2.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.6.1 Kerangka Pemikiran

.

Manajemen Laba

Voluntary Dislosure

Asimetri Informasi

Cost Of Equity

Capital

H1+

H2 +

H3 -

H4 +

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

24

2.6.2 Pengaruh Secara Silmutan Manajemen Laba, Voluntary Disclosure,

Asimetri Informasi Terhadap Cost Of Equity Capital.

Utami (2005) mendefinisikan Biaya modal ekuitas (cost of equity

capital) merupakan tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan oleh

investor, yaitu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan oleh

penyedia dana (investor) untuk mau/bersedia menanamkan modalnya pada

perusahaan. Hasil penelitiann Utami (2005) menyebutkan bahwa biaya

modal dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi

perusahaan. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan informasi

melebihi yang diwajibkan, karena di pandang relevan dengan kebutuhan

pemakai laporan keuangan (Meek, et. al.,1996 dalam Armadi dan

Anggraeni, 2010). Pengungkapan Botosan (1997) dalam menetapkan suatu

penilaian terhadap pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan

menggunakan indeks pengungkapan dan menemukan bahwa semakin besar

tingkat pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan semakin

rendah cost of equity capital­nya. Dari Pengungkapan tersebut dapat

mempengaruhi asimetri informasi, penurunan informasi asimetri akan

menurunkan cost of capital (Indayani dan Mutia, 2013). Adanya Asimetri

Informasi dapat menyebabkan terjadinya praktik manajemen laba, yang

akan mempengaruhi cost of equity capital­nya.

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

25

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis ketiga:

H1 : Manajemen laba, voluntary disclosure dan asimetri informasi

secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap cost of

equity capital

2.6.3 Manajemen Laba dan Cost Of Equity Capital

Praktik manajemen laba yang dapat merugikan investor sehingga

resiko yang dihadapi investor pun semakin tinggi, yang akan menyebabkan

tingginya cost of equity capital. Utami (2005) membuktikan secara empiris

bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya

modal ekuitas dengan menggunakan model pengukuran Ohslon sebagai

proksi pengukuran biaya modal ekuitas. Semakin tinggi tingkat akrual,

maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Semakin tinggi tingkat

manajemen laba menunjukkan semakin tinggi resiko imbal hasil saham dan

konsekuensinya investor akan menaikkan rate biaya modal ekuitas.

Beberapa penelitian mengenai manajemen laba dan Cost of Equity

Capital menunjukkan bahwa terdapat hubungan diantara variabel-variabel

tersebut. Temuan diatas menunjukkan bahwa manajemen laba yang

diproksi dengan total akrual mempunyai hubungan positif dan signifikan

dengan Cost of Equity Capital.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis kedua:

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

26

H2 : Manajemen laba secara parsial berpengaruh positif terhadap cost

of equity capital.

2.6.4 Voluntary Disclosure dan Cost Of Equity Capital

Pengungkapan informasi melalui pengungkapan sukarela dibutuhkan

oleh investor dalam menilai perusahaan dan mengambil keputusan

berkaitan dengan ketidakpastian aliran kas sekarang dan masa mendatang

atas kualitas sekuritas perusahaan (Armadi dan Anggraeni, 2010).

Perusahaan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai

dianggap oleh sebagian investor sebagai laporan keuangan yang berisiko.

Hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi, karena

Investor mengharapkan return atas investasi mereka berupa deviden dan

akan mempengaruhi cost of equity capital yang dikeluarkan. Semakin

tinggi pengungkapan sukarela maka semakin rendah cost of equity capital

Menurut penelitian Armadi dan Anggraeni (2010). Apabila semakin

banyak informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan maka akan semakin

sedikit cost of equity capital yang dibayarkan kepada investor, karena

perusahaan mengeluarkan biaya untuk pengungkapapan tersebut yang akan

mengurangi cost of equity capital yang seharusnya dibayarkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis ketiga:

H3 : Voluntary disclosure secara parsial berpengaruh negatif signifikan

terhadap cost of equity capital.

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi ...repository.ump.ac.id/5599/3/DIAH AYU WULANDARI ....BAB II.pdf · 2.4 Cost Of Equity Capital 2.4.1 Definisi Cost Of Equity

27

2.6.5 Asimetri Informasi dan Cost Of Equity Capital

Asimetri informasi merupakan kondisi dimana terdapat kesenjangan

antara agen dan prinsipal. Kesenjangan informasi ini akan meningkatkan

resiko perusahaan. Resiko yang tinggi akan mengakibatkan tingkat return

yang diminta investor menjadi tinggi, sehingga tingkat cost of equity

capital yang dikeluarkan perussahaan juga tinggi (Heriyanthi, 2011).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis keempat:

H4 : Asimetri informasi secara parsial berpengaruh positf signifikan

terhadap cost of equity capital.

PENGARUH MANAJEMEN LABA ….

DIAH AYU WULANDARI, FAKULTAS EKONOMI UMP 2015