BAB II Osteoarthritis

13
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087). Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997). Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan

Transcript of BAB II Osteoarthritis

Page 1: BAB II Osteoarthritis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau

osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang

paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan

(disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087).

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab

kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan

meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun

tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis

kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon,

1997).

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai

kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang

diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan

sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul

akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang

menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan

dengan faktor sistemik atau infeksi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi

degenaritif yang berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi. Lutut,

punggung, tangan, dan pergelangan kaki paling sering terkena.

B. Etiologi

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1. Usia/Umur

Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia

pembentukkan kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang

dan terjadi fibrosis tulang rawan.

Page 2: BAB II Osteoarthritis

2. Jenis Kelamin

Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan

lebih banyak pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer).

Osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan pada pria.

3.  Ras

Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan

Amerika daripada kulit hitam.

4. Faktor Keturunan

Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi

interfalang distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena

OA 2-3 kali lebih sering.

5. Faktor Metabolik/Endokrin

Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA.

Berat badan berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria

maupun wanita.

6.  Faktor Mekanis

a. Trauma dan Faktor Predisposisi

Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi

merupaan predisposisi OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang

menggunakan sendi berlebihan, dan gangguan kongruensi sendi akan

meningkatkan OA.

b. Cuaca dan Iklim

OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau

lembab.

7. Diet

Salah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit

Kashin-Beck yang mungkin disebabkan oleh menelan zat toksin yang

disebut fusaria.

Page 3: BAB II Osteoarthritis

C. Patofisiologi

Selama ini OA sering di pandang sebagai proses penuaan yang tidak

dapat dihindari. Ternyata OA merupakan penyakit gangguan hemeostasis

metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang

penyebabnya belum jelas diketahui.

Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi terjadi multifokal,antara

lain faktor usia, strees mekanis, atau penggunaan sendi yang berlebihan,

defek anatomis, obesitas, genetik, humoral, dan faktor kebudayaan.

Pemeriksaan biopsi sinovial klien OA menunjukkan adanya sinovitis. Pada

level seluler, terjadi peningkatan aktivitas sitokin yang menyebabkan

dikeluarkannya mediator inflamasi dan matriks metelloproteinase (MMP).

Akibatnaya, ada gangguan sintesis proteoglikan. Selain itu ditemukan

nitrogen monoksida yang berhubungan dengan transmisi neurogenik dari

mediator inflamsi yang menyebabkan kerusakan kartilago jauh dari lokasi

peradangan.

Proses OA terjadi karena adanya gangguan fungsi kondrosit.

Kondrosit merupakan satu-satunya sel hidup dalam tulang rawan sendi.

Kondrosit akan dipengaruhi oleh faktor anabolik dan katabolik dalam

mempertahankan keseimbangan sintesis dan degradasi. Faktor katabolik

utama diperankan oleh sitoksin interkoukin 1β (iL-β) dan tumor necrosis

factor α (TNF α), sedangkan faktor anabolik diperankan olehtransforming

growth factor (TNF β) dan insulin-like growth factor 1 (IGF 1).

Secara anatomi fisiologi, sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit, dan

osteoklas yang dalam aktivitasnya mengatur hemeostasis kalsium yang tidak

berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi. Homeostasis kalsium pada

tingkat seluler didahului penyerapan tulang oleh osteoklas yang memerlukan

waktu 40 hari, disusul fase istiraahat, dan kemudian disusul fase

pembentukkan tulang kembali oleh osteoblas yang memerlukan waktu 120

hari. Dalam penyerapannya, osteoklas melepaskan transforming growth

factor yang meransang aktivitas awal osteoklas. Dalam keadaan normal,

Page 4: BAB II Osteoarthritis

kuantitas dan kualitas pembentukkan tulang baru osteoblas. Pada

osteoporosis, penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukkan baru.

D. Klasifikasi

Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu:

1. Osteoartritis Primer

OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat

mengenai satu atau beberapa sendi. OA jenis ini terutama ditemukan pada

pada wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat poli-articular

dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalang, yang

selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).

2. Osteoartritis Sekunder

OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan

kerusakan pada sinovia sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder.

Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan osteoartritis sekunder sebagai

berikut:

a. Trauma /instabilitas.

OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi,

setelah menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya

hipermobilitas, instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian

permukaan sendi.

b. Faktor Genetik/Perkembangan

Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh

(displasia epifisial, displasia asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes,

dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat

menyebabkan OA.

c. Penyakit Metabolik/Endokrin

OA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi

(penyakit okronosis, akromegali, mukopolisakarida, deposisi kristal,

Page 5: BAB II Osteoarthritis

atau setelah inflamasi pada sendi. (misalnya, OA atau artropati karena

inflamasi).

Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di

klafikasikan menjasi:

1. Grade 0     : Normal

2. Grade 1     : Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat

osteofit minim

3.  Grade 2     : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan

permukaan sendi menyempit asimetris.

4. Grade 3     : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa

tempat, permukaan sendi menyepit, dan tampak sklerosis

subkondral.

5. Grade 4     : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi

menyempit secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan

kerusakan permukaan sendi.

E. Manifestasi Klinis

1. Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah

apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau

saat memulai kegiatan fisik.

3. Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam

ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai

sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.

Page 6: BAB II Osteoarthritis

4. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan

akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan

keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.

Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar,

misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong

sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin,

akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan

cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

7. Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran rodiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoartritis ialah:

a) Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada

bagian sendi yang menanggung beban.

b) Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral

c) Kista tulang

d) Osteofit pada pinggir sendi

e) Perubahan struktur anatomi sendi

Page 7: BAB II Osteoarthritis

G. Penatalaksanaan

1. Terapi Non-Farmakologi

Ada beberapa cara dalam penanganan osteoarthritis non farmakologi,

diantaranya:

a. Olahraga

Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol

barat badan.Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan

jogging.

b. Menjaga sendi

Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan

stres pada sendi.

c. Panas/dingin

Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat

mengurangi rasa sakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah.

Dingin dapat mengurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi

rasa sakit. Dapat didapat dengan mengompres daerah yang sakit

dengan air dingin.

d. Viscosupple mentation

Merupakan perawatan dari Canada untuk orang yang terkena

osteoarthritis pada lutut, berbentuk gel.

e. Pembedahan

Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu

kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat

memperbaiki bagian dari tulang.

f. Akupuntur

Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendi.

g. Pijat

Pemijatan sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya.

Page 8: BAB II Osteoarthritis

h. vitamin D,C, E, dan beta karotin

untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

i. Teh hijau

Memiliki zat anti peradangan.

2. Terapi Farmakologi

Semua obat memiliki efeksamping yang berbeda, oleh karena itu,

penting bagi pasien untuk membicarakan dengan dokter untuk mengetahui

obat mana yang paling cocok untuk di konsumsi. Berikut adalah beberapa

obat pengontrol rasa sakit untuk penderita osteoarthritis.

a) Acetaminophen

Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena

relatif aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.

b) NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)

Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Mempunyai

efeksamping, yaitu menyebabkan sakit perut dangan gangguan fungsi

ginjal.

c) Topical pain

Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada

kulit yang terasa sakit.

d) Tramadol (Ultram)

Tidak mempuyai efeksamping seperti yang ada pada acetaminophen

dan NSAIDs.

e) Milk narcotic painkillers

Mengandung analgesic seperti codeinatau hydrocodone yang efektif

mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis.

f) Corticosteroids

Efektif mengurangi rasa sakit.

Page 9: BAB II Osteoarthritis

g)  Hyaluronic acid

Merupakan glycosamino glycan yang tersusun oleh disaccharides of

glucuronic aciddan N-acetygluosamine. Disebut jugavis

cosupplementation. Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan dengan

menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil

dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar

molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang

di rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.

h) Glucosamine dan chondroitin sulfate

Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

H. Pencegahan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari

osteoarthritis:

1. Menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka

2.  mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi

ringan

3. minum obat untuk mencegah osteoarthritis