BAB-II Laporan ilmu usaha tani

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat pula didataran tinggi. Caisim tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Saat ini, kebutuhan akan caisim semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi bagi kesehatan (Zaliza, 2011). Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Manfaat caisim atau sawi bakso sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan (Syafri, 2009). Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai 3

description

Berisi tinjauan teori atau tinjauan pustaka mengenai ilmu usaha tani

Transcript of BAB-II Laporan ilmu usaha tani

Page 1: BAB-II Laporan ilmu usaha tani

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Tanaman

Caisim (Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran dengan iklim

sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim pada

umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat pula didataran tinggi.

Caisim tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Saat ini,

kebutuhan akan caisim semakin lama semakin meningkat seiring dengan

peningkatan populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi bagi kesehatan

(Zaliza, 2011).

Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung

berbagai khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah

protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.

Manfaat caisim atau sawi bakso sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di

tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih

darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar

pencernaan (Syafri, 2009).

Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Hal ini

dikarenakan Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya

sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di

tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan

dari dataran rendah maupun dataran tinggi (Karida, 2007).

Daerah penanaman sawi yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter

sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya

dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500

meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam

sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah

penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini

3

Page 2: BAB-II Laporan ilmu usaha tani

4

membutuhkan hawa yang sejuk, lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam

suasana lembab (Nurbaity et al, 2011).

Permintaan masyarakat terhadap caisim semakin lama semakin meningkat.

Dengan permintaan caisim yang semakin meningkat, maka untuk memenuhi

kebutuhan konsumen, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas, perlu dilakukan

peningkatan produksi. Salah satu upaya peningkatan hasil yang dapat dilakukan

adalah melalui pemupukan (Fahrudin, 2009).

2.2 Landasan Teori

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil.

Menurut kerangka waktu, biaya dapat dibedakan menjadi biaya jangka pendek

dan biaya jangka panjang. Biaya jangka pendek terdiri dari biaya tetap (fixed

cost) dan biaya variabel (variable cost), sedangkan dalam jangka panjang semua

biaya dianggap/diperhitungkan sebagai biaya variabel (Antasari, 2010).

Biaya usahatani akan dipengaruhi oleh jumlah pemakaian input

(pemasukan), harga dari input, tenaga kerja, upah tenaga kerja, dan intensitas

pengelolaan usaha tani. Menurut kerangka waktu, biaya dapat dibedakan menjadi

biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Biaya jangka pendek terdiri dari

biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) (Cahyono, 2004).

Penerimaan usahatani dapat diartikan sebagai keuntungan material yang

diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa petani maupun keluarganya

sebagai pengelola usahatani maupun akibat pemakaian barang modal yang

dimilikinya. Penerimaan usahatani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

penerimaan bersih usahatani dan penerimaan kotor usahatani (gross income).

Penerimaan bersih usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan kotor

usahatani dengan pengeluaran total usahatani (Samadi, 2002).

Penerimaan bersih usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan

kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Pengeluaran total usahatani

adalah nilai semua masukan yang habis terpakai dalam proses produksi, tidak

Page 3: BAB-II Laporan ilmu usaha tani

5

termasuk tenaga kerja dalam keluarga petani. Sedangkan penerimaan kotor

usahatani adalah nilai total produksi usahatani dalam jangka waktu tertentu baik

yang dijual maupun total nilai produksi yang tidak dijual (Hermanto, 2003).

R/C adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara

Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan

besaran nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Secara garis besar dapat dimengerti bahwa suatu usaha akan

mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan dengan

biaya usaha (Amstrong, 2004).

R/C menunjukkan perbandingan antara penerimaan usaha dengan total

biaya. Terdapat 3 (tiga) kemungkinan yang diperoleh dari perbandingan antara

Penerimaan (R) dengan Biaya (C), yaitu : R/C = 1; R/C > 1 dan R/C < 1. Namun

demikian oleh karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3 maka analisis

kelayakan dari R/C adalah R/C > 1,3 = Layak / Untung, R/C = 1,3 = BEP , R/C

< 1,3 = Tidak Layak / Rugi (Arifin, 2011).

B/C adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara Laba

Bersih (Benefit =B) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai

B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Oleh karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3 maka analisis

kelayakan dari B/C adalah B/C > 0,3 = Layak / Untung, B/C = 0,3 = BEP, B/C <

0,3 = Tidak Layak / Rugi (Kotler, 2008).

B/C menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang

diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek

atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula

sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan

didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. Net B/C merupakan manfaat bersih

tambahan yang diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yang dikeluarkan

(Suharyanto, 2010).

Page 4: BAB-II Laporan ilmu usaha tani

6

Jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan

dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Pertumbuhan pendapatan

merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa

perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dianggap penting

bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor

(Saltveit, 2002).

Usahatani merupakan upaya petani untuk menggunakan atau

memanfaatkan seluruh sumberdaya (tanah, pupuk, air, obat-obatan, uang, tenaga

dan lain-lain) dalam suatu usaha pertanian secara efisien sehingga dapat

diperoleh hasil berupa produksi maupun keuntungan finansial secara optimal.

Satu kata yang mengandung arti ‘bisnisnya petani’ dengan lahan garapan yang

dikelola dengan tanaman dan hewan/ternaknya. Usahatani dekat dengan

pengertian farm dalam bahasa Inggris yang bisa sebagai kata benda maupun kata

kerja yang diberi arti sebidang lahan dengan bisnis tanaman dan hewannya. Jadi

pada hakikatnya, usaha tani adalah proses industri. Memberdayakan usahatani

tidak ubahnya dengan memberdayakan industri (Tjakrawiralaksana, 2002).